SlideShare a Scribd company logo
Rev 00
PENGENALAN KRITERIA
SISTEM JAMINAN HALAL
HAS 23000:1
Pelatihan Penyelia Halal Berbasis Kompetensi (SKKNI 215-2016)
2021
TUJUAN :
❖ Peserta memahami definisi, ruang lingkup dan
manfaat penerapan SJH
❖ Peserta memahami Kriteria Sistem Jaminan Halal
(HAS 23000 : 1)
Definisi Sistem Jaminan Halal (SJH)
Sistem Jaminan
Halal (SJH)
Untuk meyakinkan masyarakat bahwa
produk konsisten halal selama masa
berlaku sertifikat halal
Alasan Pentingnya Penerapan SJH
Kenali Ruang
Lingkup &
Proses Bisnis
Pahami Kriteria
SJH
Buat Manual &
Dokumen SJH sesuai
Ruang Lingkup
Implementasikan
SJH
Kontrol, Monitor
serta Evaluasi
Proses Bisnis
Ruang LiNGKUP
Penerapan &
AKTivitas kritis
SJH
Perusahaan A
Kantor Pusat : aktivitas seleksi
bahan, pembelian bahan
tertentu, pengembangan produk
Pabrik : aktivitas lainnya
termasuk pembelian bahan
Proses Bisnis Ruang Lingkup SJH
Kantor Pusat : seleksi bahan baru, pembelian
bahan, pengembangan produk, pelatihan, audit
internal, kaji ulang manajemen
Pabrik : pembelian bahan, penerimaan
bahan, produksi, pencucian,
penyimpanan, transportasi,
kemampuan telusur, penanganan
produk yang tidak sesuai, audit internal
Ruang Lingkup SJH & Proses Bisnis
Contoh Penentuan Ruang Lingkup SJH berdasarkan Proses Bisnis
Perusahaan A : aktivitas
pengembangan produk, seleksi
bahan baku dan pembelian bahan
Perusahaan B : aktivitas
menerima bahan dari
supplier, melakukan produksi
sampai pengiriman produk
Proses Bisnis Ruang Lingkup SJH
Perusahaan A : seleksi bahan baru,
pembelian bahan, pengembangan
produk, pelatihan, audit internal, kaji
ulang manajemen
Perusahaan B : penerimaan bahan,
penyimpanan, produksi, pencucian,
transportasi, kemampuan telusur,
penanganan produk yang tidak sesuai
MAKLON DI
Ruang Lingkup SJH & Proses Bisnis
Contoh Penentuan Ruang Lingkup SJH berdasarkan Proses Bisnis
Restoran
Gudang Pusat,
Kantor/Dapur Pusat →
seluruh proses kecuali
penyajian
Kantor/Dapur Pusat : seleksi bahan baru, pembelian
bahan, penerimaan bahan, produksi, pencucian,
penyimpanan, transportasi, kemampuan telusur,
penanganan produk yang tidak sesuai, pengembangan
menu, pengembangan fasilitas, pelatihan, audit internal,
kaji ulang manajemen
Proses Bisnis Ruang Lingkup SJH
Dapur cabang/outlet : pengadaan bahan, penerimaan
bahan, produksi, pencucian, penyimpanan, penyajian,
aturan pengunjung, aturan karyawan, penanganan
produk yang tidak sesuai, audit internal
Dapur cabang/Outlet →
proses pembelian bahan
tertentu sampai
penyajian
Ruang Lingkup SJH & Proses Bisnis
Contoh Penentuan Ruang Lingkup SJH berdasarkan Proses Bisnis
Jasa Logistik
Proses Bisnis Ruang Lingkup SJH
Aktivitas penyewaan gudang
dan pengiriman/transporter
Kantor/gudang : seleksi produk, penerimaan
produk, penyimpanan, kemampuan telusur,
penanganan produk yang tidak sesuai, audit
internal, kaji ulang manajemen
Jasa transportasi : transportasi, pelatihan, audit
internal
Ruang Lingkup SJH & Proses Bisnis
Contoh Penentuan Ruang Lingkup SJH berdasarkan Proses Bisnis
Kriteria SJH
Kriteria SJH : persyaratan
yang harus dipenuhi
perusahaan dalam rangka
menerapkan SJH hingga
dihasilkan produk halal
secara konsisten
M
E
L
I
B
A
T
K
A
N
Bukti : Catatan/rekaman atau hasil yang
dicapai dari pelaksanaan prosedur →
dapat berupa formulir, checklist, daftar,
logbook, planning, report
→ yang sudah terisi
Prosedur Tertulis : Tata cara
pelaksanaan suatu aktivitas yang
dibakukan → dapat berupa
prosedur/SOP (Standard Operating
Procedure), instruksi kerja, spesifikasi,
standar, jadwal, internal memo atau
bentuk panduan kerja yang lain
1. Kebijakan Halal
2. Tim Manajemen Halal
3. Pelatihan
4. Bahan
5. Produk
6. Fasilitas Produksi
7. Prosedur Tertulis Aktifitas Kritis
8. Kemampuan Telusur
9. Penanganan Produk Tidak Memenuhi Kriteria
10. Audit Internal
11. Kaji Ulang Manajemen
Kriteria SJH
Komitmen tertulis untuk menghasilkan produk halal secara
konsisten, sesuai dengan proses bisnis perusahaan
Penetapan Kebijakan Halal
oleh manajemen puncak
Diseminasi kebijakan halal
kepada seluruh
stakeholder
Bukti diseminasi
dipelihara
Stakeholder: manajemen, seluruh
karyawan dan pihak ketiga (pemasok,
gudang bahan eksternal)
Contoh: daftar hadir pelatihan, notulen
briefing, pemasangan poster, banner,
buku saku, daftar email yang dikirim
Dapat ditulis terintegrasi dengan
kebijakan sistem yang lain, seperti
kebijakan mutu atau keamanan pangan
Contoh cara diseminasi kebijakan Halal
Sekelompok orang yang bertanggung jawab
terhadap perencanaan, implementasi, evaluasi dan
perbaikan SJH di perusahaan
Manajemen Puncak harus menetapkan tim manajemen
halal dengan disertai bukti tertulis
Mencakup semua bagian yang terlibat dalam aktivitas kritis
Dapat digabungkan dengan tim implementasi sistem lain
Tim manajemen halal harus merupakan karyawan tetap
perusahaan dan diutamakan seorang muslim
Tanggung jawab tim manajemen halal harus diuraikan dengan jelas
Ketua Tim
AHI
Mengoordinasikan diseminasi kebijakan halal, penunjukkan tim halal,
penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria
R&D Melakukan seleksi bahan baru, pengembangan produk baru
Purchasing Pembelian bahan, memintakan dokumen bahan ke supplier, terlibat
dalam seleksi bahan baru
QC Melakukan pemeriksaan bahan datang
Produksi Memastikan fasilitas produksi memenuhi kriteria, proses produksi
halal, pencucian, kemampuan telusur
Gudang Melakukan penyimpanan dan transportasi
QA Mengoordinasikan audit internal, pelatihan dan kaji ulang manajemen
Tim manajemen halal harus kompeten dalam menerapkan persyaratan
sertifikasi halal HAS 23000 sesuai dengan ruang lingkup tanggung
jawabnya masing-masing
Manajemen puncak harus menyediakan sumber daya yang diperlukan
oleh tim manajemen halal
Contoh bukti kompeten : sertifikat kompetensi, sertifikat kelulusan pelatihan
HAS 23000 (eksternal/internal), hasil evaluasi kerja
Contoh sumber daya : penyiapan sumberdaya manusia, penyiapan budget
pelatihan SJH, penyiapan fasilitas produksi bebas babi
Contoh Surat
Penunjukkan Tim
Manajemen Halal
Kegiatan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap untuk mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan
Pelatihan internal : Pelatihan HAS 23000 yang
diselenggarakan oleh internal perusahaan
Pelatihan eksternal : Pelatihan HAS 23000 yang
diselenggarakan oleh lembaga eksternal yang
berbasis SKKNI & HAS 23000
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis pelaksanaan
pelatihan untuk semua personel yang terlibat dalam aktifitas kritis,
termasuk karyawan baru
Prosedur dapat berisi tujuan/target, jadwal, peserta, metode, pemberi
materi, materi, dokumentasi, dan evaluasi kelulusan dan dapat
digabungkan dengan system lain
Materi pelatihan meliputi HAS 23000 (Kriteria, Kebijakan dan
Prosedur) atau teknis penerapan prosedur aktivitas kritis atau materi
lainnya disesuaikan dengan sasaran pelatihan
Pelatihan eksternal harus diikuti oleh salah satu tim
manajemen halal setidaknya sekali dalam dua tahun
Penyelenggara pelatihan: Indonesia Halal Training and Education
Center (IHATEC)
Jenis pelatihan: SJH reguler (di tempat yang ditentukan IHATEC)
dan SJH inhouse (di perusahaan atau di tempat yang ditentukan
perusahaan)
Informasi mengenai pelatihan eksternal dapat dilihat di
website www.ihatec.com atau email ke info@ihatec.com
Dilaksanakan minimal 1 tahun sekali
Trainer harus telah lulus pelatihan
HAS 23000 (eksternal/ internal)
Hasil pelatihan internal harus dievaluasi
Bukti pelaksanaan pelatihan baik internal/eksternal dipelihara
Jadwal dapat dibuat
tersendiri atau digabungkan
dengan sistem lain
Bisa berupa test tertulis,
lisan atau sesuai kebutuhan
perusahaan
Materi pelatihan disesuaikan dengan
proses bisnis dan ruang lingkup
Contoh Jadwal &
Rencana Pelatihan
Halal
4. Bahan
Bahan baku (raw material) dan
bahan tambahan (additive)
Bahan penolong (processing aid)
Memenuhi kriteria
terkait asal usul atau
penggunaannya
Persyaratan
kecukupan
dokumen bahan
Tersedia mekanisme untuk
monitoring masa berlaku
dokumen bahan
Kriteria bahan
Kemasan, pelumas, grease, sanitizer,
media validasi hasil pencucian (kontak
dengan bahan atau produk)
❖ Babi & Produk Turunannya
❖ Bulu, rambut dan anggota tubuh manusia
❖ Khamr (minuman beralkohol) → rhum, angciu, wine, mirin
❖ Hasil samping khamr dengan proses pemisahan fisik
❖ Darah
❖ Bangkai atau hewan yang disembelih tidak sesuai hukum
islam
❖ Hewan lain yang diharamkan seperti hewan buas atau
bertaring, hewan menjijikan, hewan hidup di 2 alam
Bahan tidak
boleh berasal
dari bahan
haram/najis
Catatan : Pengecualian untuk bahan pada produk
mikrobial (akan dijelaskan pada slide berikutnya)
Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
Fatwa MUI: Bahan yang Halal
Semua binatang yang hidup
di laut/air termasuk ikan
yang buas
Pewarna dari serangga
cochineal → selama hanya
menggunakan bahan halal
dalam proses produksi
Shellac → resin dari
hasil sekresi kutu Lak
(serangga Laccifer lacca
Kerr)
Bulu, rambut dan tanduk
dari hewan halal yang
masih hidup
Kopi luwak → selama kulit
bagian dalam kopi masih utuh
dan biji kopi dicuci dengan air
mengalir sehingga bersih dari
feses luwak
GMO → selama gen bukan
berasal dari hewan haram
dan manusia
Sarang burung wallet
→ dicuci sebelum
dikonsumsi
Bahan yang diproduksi lebah
: madu, royal jelly, bee pollen,
propolis, bees wax, apitoxin,
dll
Kepiting dan jangkrik →
selama tidak berbahaya
Vinegar/cuka yang
hanya menggunakan
bahan tambahan yang
halal
Bajing, Bulus, Kelinci dan kanguru
yang disembelih berdasarkan Hukum
Islam
Fatwa MUI: Bahan yang Halal
Bahan Bebas dari
Kontaminasi
Bahan
Haram/najis
❖ Bahan tidak boleh bercampur dengan bahan haram/najis →
berasal dari bahan tambahan, penolong dan fasilitas produksi
❖ Bahan tidak boleh dihasilkan dari fasilitas produksi yang
juga digunakan untuk produk yang menggunakan babi atau
turunannya sebagai salah satunya
Contoh bahan yang memiliki potensi diproduksi di fasilitas
yang sama dengan bahan dari babi/turunannya adalah
minyak dan seasoning
→ perlu pernyataan pork free facility dari produsennya
Pork Free
Facility
Statement
Pernyataan dari produsen bahwa seluruh fasilitas produksi,
peralatan pembantu juga personel untuk proses produksi
halal tidak digunakan bergantian dengan produk babi dan
turunannya
Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
Persyaratan
Bahan yang
Merupakan
Produk Mikrobial
❖ Kultur/starter mikroba:
✓ Bukan hasil rekayasa genetika dengan gen babi atau manusia
✓ Tidak pernah bersentuhan dengan bahan babi
❖ Bahan media pertumbuhan harus halal, pengecualian jika
produk diperoleh dengan pemisahan (fisik/kimiawi) dari
media pertumbuhannya dan proses berikutnya ada pencucian
syar’i maka media pertumbuhan boleh berasal dari bahan
najis/haram selain babi (misalnya darah, pepton sapi yang
tidak halal namun bebas babi)
❖ Bahan aditif yang ditambahkan setelah produk mikrobial
diperoleh harus halal. Contoh: flavor pada yoghurt, gula pada
nata de coco
❖ Produk mikrobial tidak berbahaya bagi manusia
Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
Persyaratan
Alkohol/Etanol
dan Hasil
Sampingnya
❖ Etanol tidak berasal dari industri khamr (minuman beralkohol)
❖ Produk cair dari hasil samping industri khamr yang diperoleh
hanya dengan pemisahan secara fisik tidak boleh digunakan.
Contoh : fusel oil & turunannya (butanol, isoamil alkohol, air dan
alkohol sekunder)
❖ Produk cair dari hasil samping industri khamr kemudian
direaksikan dengan bahan lain atau dilakukan proses
biotransformasi (oleh enzim/mikroba) menghasilkan produk
baru, maka produk baru ini dapat digunakan
Contoh: isoamyl acetate, isovaleric acid, ethyl isovalerate, amyl
isovalerate
❖ Produk padat yang berasal dari hasil samping industri khamr
dapat digunakan setelah dicuci dengan air hingga hilang bau
dan warna minuman beralkoholnya. Contoh: ragi dari industri
bir (brewer yeast)
Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
Persyaratan
Bahan untuk
Produk Luar
Produk luar : produk digunakan di luar dan tidak
dikonsumsi, baik berupa kosmetik, obat dan jamu. Contoh:
krim wajah, salep, sabun.
Bahan berikut dapat digunakan di produk luar :
a. Plasenta hewan halal
b. Bulu, rambut dan tanduk dari bangkai hewan halal,
termasuk yang tidak disembelih secara syar’i → haram
tapi tidak najis
c. Bekicot
d. Kokon/kepompong ulat sutra
e. Partikel emas untuk laki-laki → dimaksudkan untuk
kepentingan yang dibolehkan secara syar’i, ada
kemanfaatan dan tidak membahayakan
Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
Persyaratan
Bahan untuk
Produk Obat
Produk obat adalah produk digunakan untuk obat, baik
dikonsumsi maupun tidak dikonsumsi (produk luar).
Bahan berikut dapat digunakan di produk obat :
a. Plasma darah → berasal dari darah hewan halal, tidak berasal
dari darah manusia
b. Cacing
c. Telur ayam yang berembrio (embryonated chicken eggs) →
boleh digunakan sebagai media pertumbuhan pada proses
mikrobial selama produk yang dihasilkan dapat dipisahkan
dari media pertumbuhannya dan dalam tahapan proses
selanjutnya ada pencucian produk yang tathir syar’i
Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
Persyaratan
Bahan untuk
Barang Gunaan
Barang gunaan adalah barang yang diperuntukkan sebagai
perlengkapan atau perhiasan seseorang seperti tas, ikat pinggang,
sepatu, jaket dll
Bahan berikut dapat digunakan di barang gunaan:
a. Kulit dari bangkai hewan setelah dilakukan penyamakan*, baik dari
hewan halal maupun hewan tidak halal selain anjing dan babi
b. Bulu, rambut dan tanduk dari bangkai hewan halal, termasuk yang
tidak disembelih secara syar’i
*) Penyamakan → proses pensucian terhadap kulit hewan dengan ketentuan :
▪ Menggunakan bahan halal untuk menghilangkan lendir dan bau anyir yang
menempel pada kulit, misalnya bahan kimia atau enzimatis
▪ Menghilangkan kotoran yang menempel di permukaan kulit
▪ Membilas kulit yang telah dibersihkan untuk mensucikan dari najis
Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
1. Bahan Tidak
Kritis
2. Bahan Kritis
yang Wajib SH
3. Bahan Kritis
yang Tidak
Wajib SH
Tidak perlu dokumen SK LPPOM MUI Positif List *
Contoh : bahan herbal kering, air murni, madu, bahan
kimia
SH MUI atau lembaga
yang diakui MUI *
(SH MUI dapat diganti
dengan printscreen dari
database LPPOM MUI)
➢ Bahan turunan hewan sembelihan
Contoh : gelatin, kolagen , beef powder, gliserol sapi
➢ Bahan dengan proses rumit atau bahan yang banyak
Contoh : flavor, premix vitamin, seasoning, fragrance
➢ Bahan yang sulit ditelusuri kehalalannya
Contoh : whey, laktosa
Dokumen diterbitkan
oleh produsen dan ada
informasi sumber
semua bahan kritis
Selain bahan kategori diatas.
Contoh : flavor/fragrance dari campuran essensial oil,
emulsifier nabati, gelatin ikan, vitamin kimia, produk
mikrobial sederhana
*) Dapat dilihat di www.halalmui.org pada menu sertifikasi halal
Kriteria Bahan Terkait Persyaratan Dokumen Bahan
➢ Tersedia mekanisme pemutakhiran dokumen bahan → untuk memastikan
dokumen bahan selalu masih berlaku dan diterbitkan oleh lembaga yang diakui
➢ Mekanisme dapat berupa pemeriksaan secara berkala masa berlaku SH yang ada
di Daftar Bahan Halal atau sistem peringatan dini (early warning system) yang
memberitahukan jika masa berlaku dokumen bahan akan segera berakhir
Ketentuan
SH Expired
Bahan diproduksi
dalam masa berlaku SH
Jika SH MUI, memiliki Surat
Keterangan Proses
Perpanjangan (SKPP)
Bisa
digunakan
jika
Kriteria Bahan Terkait Mekanisme Monitoring Masa
Berlaku Dokumen Pendukung Bahan
Produk Industri Pengolahan : produk yang didaftarkan
untuk sertifikasi halal, baik berupa produk retail, non
retail, produk akhir, produk antara (intermediet)
Produk Restoran/katering : semua menu yang disajikan,
baik dibuat sendiri oleh perusahaan maupun menu yang
dibeli dari pihak lain, termasuk menu titipan/rekanan,
menu musiman dan menu ekstra
Nama produk
Karakteristik/profil sensori produk
Bentuk produk
Merk/Brand pada produk retail
Kadar ethanol
Produk kosmetik
Produk yang dikemas ulang/diberi
label ulang
Tidak menggunakan nama minuman beralkohol
Tidak menggunakan nama babi dan anjing serta turunannya
Tidak menggunakan nama setan
Tidak mengarah pada hal yang menimbulkan kekufuran/kebatilan
Tidak menggunakan kata yang berkonotasi erotis/vulgar/porno
Contoh : rootbeer, es krim rasa rhum raisin, bir 0% alkohol
Contoh : babi panggang, beef bacon dan hot dog
Contoh : rawon setan, es pocong, mi ayam kuntilanak
Contoh : coklat valentine, biskuit natal, mie Gong Xi Fa Cai
Kecuali Nama produk yang telah dikenal luas dan tidak mengandung
bahan haram → Contoh : bir pletok, bakpia, bakso, bakmi, bakpao
Tidak memiliki rasa/bau yang mengarah pada produk haram /
beralkohol
Contoh : minuman yang memiliki bau/rasa bir tidak dapat disertifikasi
meskipun dibuat dari bahan halal
Tidak menggunakan bentuk babi atau anjing
Tidak menggunakan bentuk produk, bentuk kemasan
atau label yang menggambarkan sifat erotis, vulgar
atau porno
Semua varian atau produk lain harus
didaftarkan halalnya
Produk retail
dengan merk/brand
yang sama
Produk non retail atau intermediet, aplikasi sertifikasi dapat
dilakukan sebagian atau seluruh produk
Produk akhir minuman kurang dari 0.5 %
Produk selain minuman tidak dibatasi selama secara medis tidak
membahayakan kesehatan, contoh : kosmetik, jamu, obat
Harus memperoleh sertifikasi halal sebelum
dipasarkan
Jika klaim tidak tembus air (waterproof)
→ harus lulus uji laboratorium daya
tembus air
Jika tidak tembus air (waterproof) dapat
disertifikasi dengan syarat :
✓Produk dengan penggunaan terbatas
waktunya, contoh : sunblock
✓Memberikan catatan yang jelas pada
kemasan atau leaflet khusus bagi
pengguna yang akan beribadah
Pewarna rambut dapat disertifikasi
untuk semua warna
Dapat disertifikasi
dengan syarat :
Produk berSH MUI
Produk kategori tidak kritis (no risk)
Dapat disertifikasi bersamaan dengan
produk asalnya
Jika diluar kondisi diatas, maka :
1. Produk yang berasal dari bahan positif list yang diproses dengan bahan
penolong yang kritis dan dilengkapi dengan dokumen yang cukup.
Meliputi :
a. Produk yang berasal dari bahan positif list yang dimurnikan dengan karbon
aktif dengan dokumen bahan : SH MUI Pusat/ Provinsi, HCB Approved,
maupun dokumen lain
b. Produk yang berasal dari RBDPO/minyak nabati yang didegumming
dengan asam sitrat dengan dokumen pendukung bahan : SH MUI Pusat/
Provinsi, HCB Approved, maupun dokumen lain
c. Produk yang berasal dari tanaman yang diektrak dengan etanol dengan
dokumen pendukung bahan : dokumen lain.
Ketentuan Baru : Penambahan Daftar Produk Repacking/Relabelled
(Kondisi case by case)
*Ketentuan tambahan yang harus dilengkapi, yaitu :
➢ Surat Konsistensi penggunaan bahan penolong dari produsen produk.
➢ Tersedia prosedur yang menjamin bahwa setiap perubahan bahan penolong,
produsen produk harus menginformasikan (perubahan produsen, bukan
perubahan jenis bahan penolong)
2. Produk Daging yang mengalami proses fisik. Contoh: Daging yang digiling, Lemak
yang diperoleh dari daging yang diproses secara fisik, daging yang dikecilkan
ukurannya. Dokumen pendukung bahan daging yang digunakan adalah berupa SH
MUI /Provinsi/Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui MUI.
3. Produk Industri Olahan di luar positif list dan bersertifikat halal dari lembaga
sertifikasi yang diakui MUI. Contoh : gula, kismis, diperlukan dokumen pendukung
bahan : SH MUI/Provinsi/Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui MUI.
Produk Flavor/Seasoning/Fragrance
Semua nama dagang (fantasy name) harus didaftarkan untuk disertifikasi
walaupun memiliki formula yang sama. Contoh flavor apel memiliki 3
fantasy name yaitu apel AL00, apel GF200 dan apel MU101
Produk Non Retail dengan Banyak Nama/Kode/Varian
✓ Produk ditulis rinci untuk semua nama/kode/varian produk; atau
✓ Produk dituliskan secara umum, misal produk series (khusus untuk produk
non retail) → dengan syarat: (i) Akad biaya dengan sistem kontrak, (ii)
Semua varian produk series yang sama harus disertifikasi halal
Menu Catering & Restoran
✓ Menu Catering boleh dituliskan kelompok menu secara umum, contoh
menu sayur olahan, ayam olahan, nasi olahan
✓ Paket menu restoran tidak harus disertifikasi → cukup menu satuannya
Semua lini produksi dan peralatan
pembantu yang digunakan untuk
menghasilkan produk, baik milik
sendiri atau menyewa.
→ mencakup bangunan, ruangan,
mesin, peralatan utama, peralatan
pembantu sejak penyiapan bahan,
proses utama, hingga penyimpanan
produk
6. Fasilitas Produksi
Menjamin Fasilitas Bebas Najis
Pastikan personel mengerti potensi kontaminasi najis
Periksa apakah pencucian dan sterilisasi alat di lab mikro bisa
mengkontaminasi peralatan sampling? Jika ya, pastikan
media/reagen di lab mikro bebas babi
Pastikan metode validasi/verifikasi sanitasi tidak
mengkontaminasi peralatan.
Jika tidak ada kontak langsung dengan media, maka boleh
menggunakan media dari bahan najis/haram seperti pada :
swab kering/basah kemudian dikultur di lab, metode
bilasan terakhir.
Mereview SOP
Menambah ruang lingkup audit internal .
7. Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis
Aktivitas Kritis : Aktivitas pada rantai proses produksi yang
dapat mempengaruhi status kehalalan suatu produk
Seleksi Bahan
Pembelian Bahan
Pengembangan Produk Baru
Pemeriksaan Bahan Datang
Produksi
Pencucian Fasilitas Produksi
Penyimpanan dan Penanganan Bahan & Produk
Transportasi
Pemajangan dan penyajian
Pengembangan dapur/outlet baru
Aturan Pengunjung
Aturan Karyawan
Khusus
Restoran/Katering
Ada Prosedur & Bukti
Pembuktian bahwa produk yang disertifikasi
berasal dari bahan yang disetujui dan
diproduksi di fasilitas yang memenuhi kriteria
Harus tersedia prosedur yang menjamin
ketertelusuran produk yang disertifikasi
Bukti ketertelusuran produk/menu harus
dibuat dan dipelihara
Produk Tidak Memenuhi Kriteria :
(i) Produk yang sudah disertifikasi namun
terlanjur diproduksi dari bahan yang tidak
disetujui dan/atau diproduksi di fasilitas yang
tidak bebas dari bahan haram/najis
(ii) Produk yang terkontaminasi oleh unsur
haram dan/atau najis pada lingkup
penyimpanan dan pendistribusian produk
Prosedur harus dibuat untuk menangani produk
yang tidak memenuhi kriteria → bersifat
antisipatif
Produk yang tidak memenuhi kriteria dapat
diidentifikasi dari audit internal, audit pemasok,
pemeriksaan produk rutin atau analisis
laboratorium
9.
Penanganan
Produk yang
Tidak
Memenuhi
Kriteria
Pembuatan
SOP Audit
Internal
Penjadwalan
(6 bulan sekali)
Proses Audit
(11 kriteria
SJH)
Pelaporan
Evaluasi dan
Tindak Lanjut
Hasil Audit
Evaluasi efektifitas pelaksanaan SJH oleh
Manajemen Puncak
Harus tersedia prosedur kaji ulang manajemen
Harus dilakukan minimal 1 tahun sekali
Dapat diintegrasikan dengan sistem lain
Bahan kaji ulang manajemen : hasil audit internal,
audit eksternal, hasil kaji ulang sebelumnya, dan
adanya perubahan dalam perusahaan yang
mempengaruhi pelaksanaan SJH
Hasil kaji ulang harus disampaikan kepada pihak yang
bertanggungjawab terhadap implementasi SJH
Bukti kaji ulang manajemen harus dipelihara
Contoh: notulen dan daftar hadir kaji ulang
Contoh Notulen kaji
ulang manajemen
Manfaat Penerapan SJH
1. Menjamin kehalalan produk selama
berlakunya Sertifikat Halal MUI
2. Timbul kesadaran internal dan perusahaan
memiliki pedoman kesinambungan proses
produksi halal
3. Memberikan jaminan dan ketentraman bagi
masyarakat
4. Mencegah kasus ketidakhalalan produk
bersertifikat halal
5. Mendapatkan Reward
Modul 2. Pengenalan 11 Kriteria SJH_2021 Rev.00 (Video Streaming).pdf

More Related Content

What's hot

ISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - AwarenessISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
Ali Fuad R
 
INTERNAL AUDIT ISO 9001
INTERNAL AUDIT ISO 9001INTERNAL AUDIT ISO 9001
INTERNAL AUDIT ISO 9001
satriyo wibowo
 
Industri Halal di Era Perdagangan Bebas
Industri Halal di Era Perdagangan BebasIndustri Halal di Era Perdagangan Bebas
Industri Halal di Era Perdagangan Bebas
Universitas Djuanda Bogor
 
Manajemen kualitas qms
Manajemen kualitas qmsManajemen kualitas qms
Manajemen kualitas qms
astanajava
 
pengendalian proses
pengendalian prosespengendalian proses
pengendalian proses
Atal Tamara Setiawan
 
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit  _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" TrainingBukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit  _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
Kanaidi ken
 
Awareness ISO 9001 2015 SAP Express - Ali Panca.pptx
Awareness ISO 9001 2015 SAP Express - Ali Panca.pptxAwareness ISO 9001 2015 SAP Express - Ali Panca.pptx
Awareness ISO 9001 2015 SAP Express - Ali Panca.pptx
alpan8
 
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISOMengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
UNESA
 
Freelance trainer auditor iso 9001 14001 45001 danang suryo wardhono
Freelance  trainer auditor iso 9001 14001 45001 danang suryo wardhonoFreelance  trainer auditor iso 9001 14001 45001 danang suryo wardhono
Freelance trainer auditor iso 9001 14001 45001 danang suryo wardhono
Danang suryo Wardhono
 
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdfEVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
AkhmadFattah1
 
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.pptMateri-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
MTaufik23
 
Dokumen wajib dalam iso 13485
Dokumen wajib dalam iso 13485Dokumen wajib dalam iso 13485
Dokumen wajib dalam iso 13485
WQA APAC
 
Proses Audit 6-Internal Audit.ppt
Proses Audit 6-Internal Audit.pptProses Audit 6-Internal Audit.ppt
Proses Audit 6-Internal Audit.ppt
sofyanhelmi2
 
Pengukuran produktivitas perusahaan janu
Pengukuran produktivitas perusahaan januPengukuran produktivitas perusahaan janu
Pengukuran produktivitas perusahaan janu
Direktorat Produktivitas -Kemnakertrans
 
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptxAWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AliFRizaldi1
 
lab menuju akreditasi.pdf
lab menuju akreditasi.pdflab menuju akreditasi.pdf
lab menuju akreditasi.pdf
mul yono
 
Klausul 8 iso 9001 2015
Klausul 8 iso 9001 2015Klausul 8 iso 9001 2015
Klausul 8 iso 9001 2015
Istiana Hidayatus Solikhah
 

What's hot (20)

ISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - AwarenessISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
 
INTERNAL AUDIT ISO 9001
INTERNAL AUDIT ISO 9001INTERNAL AUDIT ISO 9001
INTERNAL AUDIT ISO 9001
 
Industri Halal di Era Perdagangan Bebas
Industri Halal di Era Perdagangan BebasIndustri Halal di Era Perdagangan Bebas
Industri Halal di Era Perdagangan Bebas
 
Manajemen kualitas qms
Manajemen kualitas qmsManajemen kualitas qms
Manajemen kualitas qms
 
pengendalian proses
pengendalian prosespengendalian proses
pengendalian proses
 
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit  _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" TrainingBukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit  _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
 
Awareness ISO 9001 2015 SAP Express - Ali Panca.pptx
Awareness ISO 9001 2015 SAP Express - Ali Panca.pptxAwareness ISO 9001 2015 SAP Express - Ali Panca.pptx
Awareness ISO 9001 2015 SAP Express - Ali Panca.pptx
 
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISOMengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
 
Freelance trainer auditor iso 9001 14001 45001 danang suryo wardhono
Freelance  trainer auditor iso 9001 14001 45001 danang suryo wardhonoFreelance  trainer auditor iso 9001 14001 45001 danang suryo wardhono
Freelance trainer auditor iso 9001 14001 45001 danang suryo wardhono
 
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdfEVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
 
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.pptMateri-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
 
Dokumen wajib dalam iso 13485
Dokumen wajib dalam iso 13485Dokumen wajib dalam iso 13485
Dokumen wajib dalam iso 13485
 
Manual haccp iso 22000
Manual haccp iso 22000Manual haccp iso 22000
Manual haccp iso 22000
 
Proses Audit 6-Internal Audit.ppt
Proses Audit 6-Internal Audit.pptProses Audit 6-Internal Audit.ppt
Proses Audit 6-Internal Audit.ppt
 
Pengukuran produktivitas perusahaan janu
Pengukuran produktivitas perusahaan januPengukuran produktivitas perusahaan janu
Pengukuran produktivitas perusahaan janu
 
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptxAWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
 
lab menuju akreditasi.pdf
lab menuju akreditasi.pdflab menuju akreditasi.pdf
lab menuju akreditasi.pdf
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Klausul 8 iso 9001 2015
Klausul 8 iso 9001 2015Klausul 8 iso 9001 2015
Klausul 8 iso 9001 2015
 

Similar to Modul 2. Pengenalan 11 Kriteria SJH_2021 Rev.00 (Video Streaming).pdf

SISTEM JAMINAN HALAL
SISTEM JAMINAN HALALSISTEM JAMINAN HALAL
SISTEM JAMINAN HALAL
MrAsh8
 
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdfUK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
ssuser296a8e
 
KEBIJAKAN SERTIFIKASI HALAL HAS 23000-2.pdf
KEBIJAKAN SERTIFIKASI HALAL HAS 23000-2.pdfKEBIJAKAN SERTIFIKASI HALAL HAS 23000-2.pdf
KEBIJAKAN SERTIFIKASI HALAL HAS 23000-2.pdf
Marita Rahmawati
 
Industri halal untuk indonesia menuju industri hijau
Industri halal untuk indonesia menuju industri hijauIndustri halal untuk indonesia menuju industri hijau
Industri halal untuk indonesia menuju industri hijau
pnsbeneran
 
Menyusun Dokumen Penerapan SJPH dan Kelengkapannya.pptx
Menyusun Dokumen Penerapan SJPH dan Kelengkapannya.pptxMenyusun Dokumen Penerapan SJPH dan Kelengkapannya.pptx
Menyusun Dokumen Penerapan SJPH dan Kelengkapannya.pptx
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptxPengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
belatikodr4t
 
PERSYARATAN-AKREDITASI-LABORATORIUMM.pdf
PERSYARATAN-AKREDITASI-LABORATORIUMM.pdfPERSYARATAN-AKREDITASI-LABORATORIUMM.pdf
PERSYARATAN-AKREDITASI-LABORATORIUMM.pdf
aulianabilaputri2803
 
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptxMateri Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
qaqcsakara
 
Kriteria SJH.pdf
Kriteria SJH.pdfKriteria SJH.pdf
Kriteria SJH.pdf
FaysaUtba1
 
Panduan umum sistem jaminan halal lppom mui
Panduan umum  sistem jaminan halal lppom muiPanduan umum  sistem jaminan halal lppom mui
Panduan umum sistem jaminan halal lppom mui
Guide_Consulting
 
Quality assurance
Quality assuranceQuality assurance
Quality assurance
Happy Daitra Manurung
 
Pengenalan Iso 22000:2005
Pengenalan Iso 22000:2005Pengenalan Iso 22000:2005
Pengenalan Iso 22000:2005
TRiP Consultant
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
UNESA
 
Panduan audit sistem informasi
Panduan audit sistem informasiPanduan audit sistem informasi
Panduan audit sistem informasiKecebong Kenyot
 
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
Hanum Salsa Saufika
 
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdfSOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
juliangums
 
Materi Pelatihan Halal rEV 01 EDIT 7 MEI 21.pptx
Materi Pelatihan Halal rEV 01 EDIT 7 MEI 21.pptxMateri Pelatihan Halal rEV 01 EDIT 7 MEI 21.pptx
Materi Pelatihan Halal rEV 01 EDIT 7 MEI 21.pptx
putra474516
 
Apa itu cpkb
Apa itu cpkbApa itu cpkb
Iso prinsip qualitas management pdca new
Iso prinsip qualitas management pdca newIso prinsip qualitas management pdca new
Iso prinsip qualitas management pdca new
Danang suryo Wardhono
 
SELECTIVE MONITORING AND ASSESSMENTSS
SELECTIVE   MONITORING AND  ASSESSMENTSSSELECTIVE   MONITORING AND  ASSESSMENTSS
SELECTIVE MONITORING AND ASSESSMENTSS
AcengRohmana1
 

Similar to Modul 2. Pengenalan 11 Kriteria SJH_2021 Rev.00 (Video Streaming).pdf (20)

SISTEM JAMINAN HALAL
SISTEM JAMINAN HALALSISTEM JAMINAN HALAL
SISTEM JAMINAN HALAL
 
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdfUK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
 
KEBIJAKAN SERTIFIKASI HALAL HAS 23000-2.pdf
KEBIJAKAN SERTIFIKASI HALAL HAS 23000-2.pdfKEBIJAKAN SERTIFIKASI HALAL HAS 23000-2.pdf
KEBIJAKAN SERTIFIKASI HALAL HAS 23000-2.pdf
 
Industri halal untuk indonesia menuju industri hijau
Industri halal untuk indonesia menuju industri hijauIndustri halal untuk indonesia menuju industri hijau
Industri halal untuk indonesia menuju industri hijau
 
Menyusun Dokumen Penerapan SJPH dan Kelengkapannya.pptx
Menyusun Dokumen Penerapan SJPH dan Kelengkapannya.pptxMenyusun Dokumen Penerapan SJPH dan Kelengkapannya.pptx
Menyusun Dokumen Penerapan SJPH dan Kelengkapannya.pptx
 
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptxPengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
 
PERSYARATAN-AKREDITASI-LABORATORIUMM.pdf
PERSYARATAN-AKREDITASI-LABORATORIUMM.pdfPERSYARATAN-AKREDITASI-LABORATORIUMM.pdf
PERSYARATAN-AKREDITASI-LABORATORIUMM.pdf
 
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptxMateri Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
 
Kriteria SJH.pdf
Kriteria SJH.pdfKriteria SJH.pdf
Kriteria SJH.pdf
 
Panduan umum sistem jaminan halal lppom mui
Panduan umum  sistem jaminan halal lppom muiPanduan umum  sistem jaminan halal lppom mui
Panduan umum sistem jaminan halal lppom mui
 
Quality assurance
Quality assuranceQuality assurance
Quality assurance
 
Pengenalan Iso 22000:2005
Pengenalan Iso 22000:2005Pengenalan Iso 22000:2005
Pengenalan Iso 22000:2005
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
 
Panduan audit sistem informasi
Panduan audit sistem informasiPanduan audit sistem informasi
Panduan audit sistem informasi
 
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
 
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdfSOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
SOSIALISASI PROSES PRODUK HALAL (PPH) BAGI PELAKU UMKM.pdf
 
Materi Pelatihan Halal rEV 01 EDIT 7 MEI 21.pptx
Materi Pelatihan Halal rEV 01 EDIT 7 MEI 21.pptxMateri Pelatihan Halal rEV 01 EDIT 7 MEI 21.pptx
Materi Pelatihan Halal rEV 01 EDIT 7 MEI 21.pptx
 
Apa itu cpkb
Apa itu cpkbApa itu cpkb
Apa itu cpkb
 
Iso prinsip qualitas management pdca new
Iso prinsip qualitas management pdca newIso prinsip qualitas management pdca new
Iso prinsip qualitas management pdca new
 
SELECTIVE MONITORING AND ASSESSMENTSS
SELECTIVE   MONITORING AND  ASSESSMENTSSSELECTIVE   MONITORING AND  ASSESSMENTSS
SELECTIVE MONITORING AND ASSESSMENTSS
 

Modul 2. Pengenalan 11 Kriteria SJH_2021 Rev.00 (Video Streaming).pdf

  • 1. Rev 00 PENGENALAN KRITERIA SISTEM JAMINAN HALAL HAS 23000:1 Pelatihan Penyelia Halal Berbasis Kompetensi (SKKNI 215-2016) 2021
  • 2. TUJUAN : ❖ Peserta memahami definisi, ruang lingkup dan manfaat penerapan SJH ❖ Peserta memahami Kriteria Sistem Jaminan Halal (HAS 23000 : 1)
  • 3. Definisi Sistem Jaminan Halal (SJH) Sistem Jaminan Halal (SJH) Untuk meyakinkan masyarakat bahwa produk konsisten halal selama masa berlaku sertifikat halal
  • 5. Kenali Ruang Lingkup & Proses Bisnis Pahami Kriteria SJH Buat Manual & Dokumen SJH sesuai Ruang Lingkup Implementasikan SJH Kontrol, Monitor serta Evaluasi
  • 6. Proses Bisnis Ruang LiNGKUP Penerapan & AKTivitas kritis SJH
  • 7. Perusahaan A Kantor Pusat : aktivitas seleksi bahan, pembelian bahan tertentu, pengembangan produk Pabrik : aktivitas lainnya termasuk pembelian bahan Proses Bisnis Ruang Lingkup SJH Kantor Pusat : seleksi bahan baru, pembelian bahan, pengembangan produk, pelatihan, audit internal, kaji ulang manajemen Pabrik : pembelian bahan, penerimaan bahan, produksi, pencucian, penyimpanan, transportasi, kemampuan telusur, penanganan produk yang tidak sesuai, audit internal Ruang Lingkup SJH & Proses Bisnis Contoh Penentuan Ruang Lingkup SJH berdasarkan Proses Bisnis
  • 8. Perusahaan A : aktivitas pengembangan produk, seleksi bahan baku dan pembelian bahan Perusahaan B : aktivitas menerima bahan dari supplier, melakukan produksi sampai pengiriman produk Proses Bisnis Ruang Lingkup SJH Perusahaan A : seleksi bahan baru, pembelian bahan, pengembangan produk, pelatihan, audit internal, kaji ulang manajemen Perusahaan B : penerimaan bahan, penyimpanan, produksi, pencucian, transportasi, kemampuan telusur, penanganan produk yang tidak sesuai MAKLON DI Ruang Lingkup SJH & Proses Bisnis Contoh Penentuan Ruang Lingkup SJH berdasarkan Proses Bisnis
  • 9. Restoran Gudang Pusat, Kantor/Dapur Pusat → seluruh proses kecuali penyajian Kantor/Dapur Pusat : seleksi bahan baru, pembelian bahan, penerimaan bahan, produksi, pencucian, penyimpanan, transportasi, kemampuan telusur, penanganan produk yang tidak sesuai, pengembangan menu, pengembangan fasilitas, pelatihan, audit internal, kaji ulang manajemen Proses Bisnis Ruang Lingkup SJH Dapur cabang/outlet : pengadaan bahan, penerimaan bahan, produksi, pencucian, penyimpanan, penyajian, aturan pengunjung, aturan karyawan, penanganan produk yang tidak sesuai, audit internal Dapur cabang/Outlet → proses pembelian bahan tertentu sampai penyajian Ruang Lingkup SJH & Proses Bisnis Contoh Penentuan Ruang Lingkup SJH berdasarkan Proses Bisnis
  • 10. Jasa Logistik Proses Bisnis Ruang Lingkup SJH Aktivitas penyewaan gudang dan pengiriman/transporter Kantor/gudang : seleksi produk, penerimaan produk, penyimpanan, kemampuan telusur, penanganan produk yang tidak sesuai, audit internal, kaji ulang manajemen Jasa transportasi : transportasi, pelatihan, audit internal Ruang Lingkup SJH & Proses Bisnis Contoh Penentuan Ruang Lingkup SJH berdasarkan Proses Bisnis
  • 11. Kriteria SJH Kriteria SJH : persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan dalam rangka menerapkan SJH hingga dihasilkan produk halal secara konsisten M E L I B A T K A N Bukti : Catatan/rekaman atau hasil yang dicapai dari pelaksanaan prosedur → dapat berupa formulir, checklist, daftar, logbook, planning, report → yang sudah terisi Prosedur Tertulis : Tata cara pelaksanaan suatu aktivitas yang dibakukan → dapat berupa prosedur/SOP (Standard Operating Procedure), instruksi kerja, spesifikasi, standar, jadwal, internal memo atau bentuk panduan kerja yang lain
  • 12. 1. Kebijakan Halal 2. Tim Manajemen Halal 3. Pelatihan 4. Bahan 5. Produk 6. Fasilitas Produksi 7. Prosedur Tertulis Aktifitas Kritis 8. Kemampuan Telusur 9. Penanganan Produk Tidak Memenuhi Kriteria 10. Audit Internal 11. Kaji Ulang Manajemen Kriteria SJH
  • 13. Komitmen tertulis untuk menghasilkan produk halal secara konsisten, sesuai dengan proses bisnis perusahaan Penetapan Kebijakan Halal oleh manajemen puncak Diseminasi kebijakan halal kepada seluruh stakeholder Bukti diseminasi dipelihara Stakeholder: manajemen, seluruh karyawan dan pihak ketiga (pemasok, gudang bahan eksternal) Contoh: daftar hadir pelatihan, notulen briefing, pemasangan poster, banner, buku saku, daftar email yang dikirim Dapat ditulis terintegrasi dengan kebijakan sistem yang lain, seperti kebijakan mutu atau keamanan pangan
  • 14. Contoh cara diseminasi kebijakan Halal
  • 15. Sekelompok orang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, implementasi, evaluasi dan perbaikan SJH di perusahaan Manajemen Puncak harus menetapkan tim manajemen halal dengan disertai bukti tertulis Mencakup semua bagian yang terlibat dalam aktivitas kritis Dapat digabungkan dengan tim implementasi sistem lain
  • 16. Tim manajemen halal harus merupakan karyawan tetap perusahaan dan diutamakan seorang muslim Tanggung jawab tim manajemen halal harus diuraikan dengan jelas Ketua Tim AHI Mengoordinasikan diseminasi kebijakan halal, penunjukkan tim halal, penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria R&D Melakukan seleksi bahan baru, pengembangan produk baru Purchasing Pembelian bahan, memintakan dokumen bahan ke supplier, terlibat dalam seleksi bahan baru QC Melakukan pemeriksaan bahan datang Produksi Memastikan fasilitas produksi memenuhi kriteria, proses produksi halal, pencucian, kemampuan telusur Gudang Melakukan penyimpanan dan transportasi QA Mengoordinasikan audit internal, pelatihan dan kaji ulang manajemen
  • 17. Tim manajemen halal harus kompeten dalam menerapkan persyaratan sertifikasi halal HAS 23000 sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya masing-masing Manajemen puncak harus menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh tim manajemen halal Contoh bukti kompeten : sertifikat kompetensi, sertifikat kelulusan pelatihan HAS 23000 (eksternal/internal), hasil evaluasi kerja Contoh sumber daya : penyiapan sumberdaya manusia, penyiapan budget pelatihan SJH, penyiapan fasilitas produksi bebas babi
  • 19. Kegiatan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan Pelatihan internal : Pelatihan HAS 23000 yang diselenggarakan oleh internal perusahaan Pelatihan eksternal : Pelatihan HAS 23000 yang diselenggarakan oleh lembaga eksternal yang berbasis SKKNI & HAS 23000
  • 20. Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis pelaksanaan pelatihan untuk semua personel yang terlibat dalam aktifitas kritis, termasuk karyawan baru Prosedur dapat berisi tujuan/target, jadwal, peserta, metode, pemberi materi, materi, dokumentasi, dan evaluasi kelulusan dan dapat digabungkan dengan system lain Materi pelatihan meliputi HAS 23000 (Kriteria, Kebijakan dan Prosedur) atau teknis penerapan prosedur aktivitas kritis atau materi lainnya disesuaikan dengan sasaran pelatihan
  • 21. Pelatihan eksternal harus diikuti oleh salah satu tim manajemen halal setidaknya sekali dalam dua tahun Penyelenggara pelatihan: Indonesia Halal Training and Education Center (IHATEC) Jenis pelatihan: SJH reguler (di tempat yang ditentukan IHATEC) dan SJH inhouse (di perusahaan atau di tempat yang ditentukan perusahaan) Informasi mengenai pelatihan eksternal dapat dilihat di website www.ihatec.com atau email ke info@ihatec.com
  • 22. Dilaksanakan minimal 1 tahun sekali Trainer harus telah lulus pelatihan HAS 23000 (eksternal/ internal) Hasil pelatihan internal harus dievaluasi Bukti pelaksanaan pelatihan baik internal/eksternal dipelihara Jadwal dapat dibuat tersendiri atau digabungkan dengan sistem lain Bisa berupa test tertulis, lisan atau sesuai kebutuhan perusahaan Materi pelatihan disesuaikan dengan proses bisnis dan ruang lingkup
  • 23. Contoh Jadwal & Rencana Pelatihan Halal
  • 24. 4. Bahan Bahan baku (raw material) dan bahan tambahan (additive) Bahan penolong (processing aid) Memenuhi kriteria terkait asal usul atau penggunaannya Persyaratan kecukupan dokumen bahan Tersedia mekanisme untuk monitoring masa berlaku dokumen bahan Kriteria bahan Kemasan, pelumas, grease, sanitizer, media validasi hasil pencucian (kontak dengan bahan atau produk)
  • 25. ❖ Babi & Produk Turunannya ❖ Bulu, rambut dan anggota tubuh manusia ❖ Khamr (minuman beralkohol) → rhum, angciu, wine, mirin ❖ Hasil samping khamr dengan proses pemisahan fisik ❖ Darah ❖ Bangkai atau hewan yang disembelih tidak sesuai hukum islam ❖ Hewan lain yang diharamkan seperti hewan buas atau bertaring, hewan menjijikan, hewan hidup di 2 alam Bahan tidak boleh berasal dari bahan haram/najis Catatan : Pengecualian untuk bahan pada produk mikrobial (akan dijelaskan pada slide berikutnya) Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
  • 26. Fatwa MUI: Bahan yang Halal Semua binatang yang hidup di laut/air termasuk ikan yang buas Pewarna dari serangga cochineal → selama hanya menggunakan bahan halal dalam proses produksi Shellac → resin dari hasil sekresi kutu Lak (serangga Laccifer lacca Kerr) Bulu, rambut dan tanduk dari hewan halal yang masih hidup Kopi luwak → selama kulit bagian dalam kopi masih utuh dan biji kopi dicuci dengan air mengalir sehingga bersih dari feses luwak GMO → selama gen bukan berasal dari hewan haram dan manusia
  • 27. Sarang burung wallet → dicuci sebelum dikonsumsi Bahan yang diproduksi lebah : madu, royal jelly, bee pollen, propolis, bees wax, apitoxin, dll Kepiting dan jangkrik → selama tidak berbahaya Vinegar/cuka yang hanya menggunakan bahan tambahan yang halal Bajing, Bulus, Kelinci dan kanguru yang disembelih berdasarkan Hukum Islam Fatwa MUI: Bahan yang Halal
  • 28. Bahan Bebas dari Kontaminasi Bahan Haram/najis ❖ Bahan tidak boleh bercampur dengan bahan haram/najis → berasal dari bahan tambahan, penolong dan fasilitas produksi ❖ Bahan tidak boleh dihasilkan dari fasilitas produksi yang juga digunakan untuk produk yang menggunakan babi atau turunannya sebagai salah satunya Contoh bahan yang memiliki potensi diproduksi di fasilitas yang sama dengan bahan dari babi/turunannya adalah minyak dan seasoning → perlu pernyataan pork free facility dari produsennya Pork Free Facility Statement Pernyataan dari produsen bahwa seluruh fasilitas produksi, peralatan pembantu juga personel untuk proses produksi halal tidak digunakan bergantian dengan produk babi dan turunannya Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
  • 29. Persyaratan Bahan yang Merupakan Produk Mikrobial ❖ Kultur/starter mikroba: ✓ Bukan hasil rekayasa genetika dengan gen babi atau manusia ✓ Tidak pernah bersentuhan dengan bahan babi ❖ Bahan media pertumbuhan harus halal, pengecualian jika produk diperoleh dengan pemisahan (fisik/kimiawi) dari media pertumbuhannya dan proses berikutnya ada pencucian syar’i maka media pertumbuhan boleh berasal dari bahan najis/haram selain babi (misalnya darah, pepton sapi yang tidak halal namun bebas babi) ❖ Bahan aditif yang ditambahkan setelah produk mikrobial diperoleh harus halal. Contoh: flavor pada yoghurt, gula pada nata de coco ❖ Produk mikrobial tidak berbahaya bagi manusia Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
  • 30. Persyaratan Alkohol/Etanol dan Hasil Sampingnya ❖ Etanol tidak berasal dari industri khamr (minuman beralkohol) ❖ Produk cair dari hasil samping industri khamr yang diperoleh hanya dengan pemisahan secara fisik tidak boleh digunakan. Contoh : fusel oil & turunannya (butanol, isoamil alkohol, air dan alkohol sekunder) ❖ Produk cair dari hasil samping industri khamr kemudian direaksikan dengan bahan lain atau dilakukan proses biotransformasi (oleh enzim/mikroba) menghasilkan produk baru, maka produk baru ini dapat digunakan Contoh: isoamyl acetate, isovaleric acid, ethyl isovalerate, amyl isovalerate ❖ Produk padat yang berasal dari hasil samping industri khamr dapat digunakan setelah dicuci dengan air hingga hilang bau dan warna minuman beralkoholnya. Contoh: ragi dari industri bir (brewer yeast) Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
  • 31. Persyaratan Bahan untuk Produk Luar Produk luar : produk digunakan di luar dan tidak dikonsumsi, baik berupa kosmetik, obat dan jamu. Contoh: krim wajah, salep, sabun. Bahan berikut dapat digunakan di produk luar : a. Plasenta hewan halal b. Bulu, rambut dan tanduk dari bangkai hewan halal, termasuk yang tidak disembelih secara syar’i → haram tapi tidak najis c. Bekicot d. Kokon/kepompong ulat sutra e. Partikel emas untuk laki-laki → dimaksudkan untuk kepentingan yang dibolehkan secara syar’i, ada kemanfaatan dan tidak membahayakan Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
  • 32. Persyaratan Bahan untuk Produk Obat Produk obat adalah produk digunakan untuk obat, baik dikonsumsi maupun tidak dikonsumsi (produk luar). Bahan berikut dapat digunakan di produk obat : a. Plasma darah → berasal dari darah hewan halal, tidak berasal dari darah manusia b. Cacing c. Telur ayam yang berembrio (embryonated chicken eggs) → boleh digunakan sebagai media pertumbuhan pada proses mikrobial selama produk yang dihasilkan dapat dipisahkan dari media pertumbuhannya dan dalam tahapan proses selanjutnya ada pencucian produk yang tathir syar’i Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
  • 33. Persyaratan Bahan untuk Barang Gunaan Barang gunaan adalah barang yang diperuntukkan sebagai perlengkapan atau perhiasan seseorang seperti tas, ikat pinggang, sepatu, jaket dll Bahan berikut dapat digunakan di barang gunaan: a. Kulit dari bangkai hewan setelah dilakukan penyamakan*, baik dari hewan halal maupun hewan tidak halal selain anjing dan babi b. Bulu, rambut dan tanduk dari bangkai hewan halal, termasuk yang tidak disembelih secara syar’i *) Penyamakan → proses pensucian terhadap kulit hewan dengan ketentuan : ▪ Menggunakan bahan halal untuk menghilangkan lendir dan bau anyir yang menempel pada kulit, misalnya bahan kimia atau enzimatis ▪ Menghilangkan kotoran yang menempel di permukaan kulit ▪ Membilas kulit yang telah dibersihkan untuk mensucikan dari najis Kriteria Bahan Terkait Asal Usul atau Penggunaannya
  • 34. 1. Bahan Tidak Kritis 2. Bahan Kritis yang Wajib SH 3. Bahan Kritis yang Tidak Wajib SH Tidak perlu dokumen SK LPPOM MUI Positif List * Contoh : bahan herbal kering, air murni, madu, bahan kimia SH MUI atau lembaga yang diakui MUI * (SH MUI dapat diganti dengan printscreen dari database LPPOM MUI) ➢ Bahan turunan hewan sembelihan Contoh : gelatin, kolagen , beef powder, gliserol sapi ➢ Bahan dengan proses rumit atau bahan yang banyak Contoh : flavor, premix vitamin, seasoning, fragrance ➢ Bahan yang sulit ditelusuri kehalalannya Contoh : whey, laktosa Dokumen diterbitkan oleh produsen dan ada informasi sumber semua bahan kritis Selain bahan kategori diatas. Contoh : flavor/fragrance dari campuran essensial oil, emulsifier nabati, gelatin ikan, vitamin kimia, produk mikrobial sederhana *) Dapat dilihat di www.halalmui.org pada menu sertifikasi halal Kriteria Bahan Terkait Persyaratan Dokumen Bahan
  • 35. ➢ Tersedia mekanisme pemutakhiran dokumen bahan → untuk memastikan dokumen bahan selalu masih berlaku dan diterbitkan oleh lembaga yang diakui ➢ Mekanisme dapat berupa pemeriksaan secara berkala masa berlaku SH yang ada di Daftar Bahan Halal atau sistem peringatan dini (early warning system) yang memberitahukan jika masa berlaku dokumen bahan akan segera berakhir Ketentuan SH Expired Bahan diproduksi dalam masa berlaku SH Jika SH MUI, memiliki Surat Keterangan Proses Perpanjangan (SKPP) Bisa digunakan jika Kriteria Bahan Terkait Mekanisme Monitoring Masa Berlaku Dokumen Pendukung Bahan
  • 36. Produk Industri Pengolahan : produk yang didaftarkan untuk sertifikasi halal, baik berupa produk retail, non retail, produk akhir, produk antara (intermediet) Produk Restoran/katering : semua menu yang disajikan, baik dibuat sendiri oleh perusahaan maupun menu yang dibeli dari pihak lain, termasuk menu titipan/rekanan, menu musiman dan menu ekstra
  • 37. Nama produk Karakteristik/profil sensori produk Bentuk produk Merk/Brand pada produk retail Kadar ethanol Produk kosmetik Produk yang dikemas ulang/diberi label ulang
  • 38. Tidak menggunakan nama minuman beralkohol Tidak menggunakan nama babi dan anjing serta turunannya Tidak menggunakan nama setan Tidak mengarah pada hal yang menimbulkan kekufuran/kebatilan Tidak menggunakan kata yang berkonotasi erotis/vulgar/porno Contoh : rootbeer, es krim rasa rhum raisin, bir 0% alkohol Contoh : babi panggang, beef bacon dan hot dog Contoh : rawon setan, es pocong, mi ayam kuntilanak Contoh : coklat valentine, biskuit natal, mie Gong Xi Fa Cai Kecuali Nama produk yang telah dikenal luas dan tidak mengandung bahan haram → Contoh : bir pletok, bakpia, bakso, bakmi, bakpao
  • 39. Tidak memiliki rasa/bau yang mengarah pada produk haram / beralkohol Contoh : minuman yang memiliki bau/rasa bir tidak dapat disertifikasi meskipun dibuat dari bahan halal Tidak menggunakan bentuk babi atau anjing Tidak menggunakan bentuk produk, bentuk kemasan atau label yang menggambarkan sifat erotis, vulgar atau porno
  • 40. Semua varian atau produk lain harus didaftarkan halalnya Produk retail dengan merk/brand yang sama Produk non retail atau intermediet, aplikasi sertifikasi dapat dilakukan sebagian atau seluruh produk Produk akhir minuman kurang dari 0.5 % Produk selain minuman tidak dibatasi selama secara medis tidak membahayakan kesehatan, contoh : kosmetik, jamu, obat Harus memperoleh sertifikasi halal sebelum dipasarkan
  • 41. Jika klaim tidak tembus air (waterproof) → harus lulus uji laboratorium daya tembus air Jika tidak tembus air (waterproof) dapat disertifikasi dengan syarat : ✓Produk dengan penggunaan terbatas waktunya, contoh : sunblock ✓Memberikan catatan yang jelas pada kemasan atau leaflet khusus bagi pengguna yang akan beribadah Pewarna rambut dapat disertifikasi untuk semua warna
  • 42. Dapat disertifikasi dengan syarat : Produk berSH MUI Produk kategori tidak kritis (no risk) Dapat disertifikasi bersamaan dengan produk asalnya Jika diluar kondisi diatas, maka :
  • 43. 1. Produk yang berasal dari bahan positif list yang diproses dengan bahan penolong yang kritis dan dilengkapi dengan dokumen yang cukup. Meliputi : a. Produk yang berasal dari bahan positif list yang dimurnikan dengan karbon aktif dengan dokumen bahan : SH MUI Pusat/ Provinsi, HCB Approved, maupun dokumen lain b. Produk yang berasal dari RBDPO/minyak nabati yang didegumming dengan asam sitrat dengan dokumen pendukung bahan : SH MUI Pusat/ Provinsi, HCB Approved, maupun dokumen lain c. Produk yang berasal dari tanaman yang diektrak dengan etanol dengan dokumen pendukung bahan : dokumen lain. Ketentuan Baru : Penambahan Daftar Produk Repacking/Relabelled (Kondisi case by case)
  • 44. *Ketentuan tambahan yang harus dilengkapi, yaitu : ➢ Surat Konsistensi penggunaan bahan penolong dari produsen produk. ➢ Tersedia prosedur yang menjamin bahwa setiap perubahan bahan penolong, produsen produk harus menginformasikan (perubahan produsen, bukan perubahan jenis bahan penolong) 2. Produk Daging yang mengalami proses fisik. Contoh: Daging yang digiling, Lemak yang diperoleh dari daging yang diproses secara fisik, daging yang dikecilkan ukurannya. Dokumen pendukung bahan daging yang digunakan adalah berupa SH MUI /Provinsi/Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui MUI. 3. Produk Industri Olahan di luar positif list dan bersertifikat halal dari lembaga sertifikasi yang diakui MUI. Contoh : gula, kismis, diperlukan dokumen pendukung bahan : SH MUI/Provinsi/Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui MUI.
  • 45. Produk Flavor/Seasoning/Fragrance Semua nama dagang (fantasy name) harus didaftarkan untuk disertifikasi walaupun memiliki formula yang sama. Contoh flavor apel memiliki 3 fantasy name yaitu apel AL00, apel GF200 dan apel MU101 Produk Non Retail dengan Banyak Nama/Kode/Varian ✓ Produk ditulis rinci untuk semua nama/kode/varian produk; atau ✓ Produk dituliskan secara umum, misal produk series (khusus untuk produk non retail) → dengan syarat: (i) Akad biaya dengan sistem kontrak, (ii) Semua varian produk series yang sama harus disertifikasi halal Menu Catering & Restoran ✓ Menu Catering boleh dituliskan kelompok menu secara umum, contoh menu sayur olahan, ayam olahan, nasi olahan ✓ Paket menu restoran tidak harus disertifikasi → cukup menu satuannya
  • 46. Semua lini produksi dan peralatan pembantu yang digunakan untuk menghasilkan produk, baik milik sendiri atau menyewa. → mencakup bangunan, ruangan, mesin, peralatan utama, peralatan pembantu sejak penyiapan bahan, proses utama, hingga penyimpanan produk 6. Fasilitas Produksi
  • 47. Menjamin Fasilitas Bebas Najis Pastikan personel mengerti potensi kontaminasi najis Periksa apakah pencucian dan sterilisasi alat di lab mikro bisa mengkontaminasi peralatan sampling? Jika ya, pastikan media/reagen di lab mikro bebas babi Pastikan metode validasi/verifikasi sanitasi tidak mengkontaminasi peralatan. Jika tidak ada kontak langsung dengan media, maka boleh menggunakan media dari bahan najis/haram seperti pada : swab kering/basah kemudian dikultur di lab, metode bilasan terakhir. Mereview SOP Menambah ruang lingkup audit internal .
  • 48. 7. Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis Aktivitas Kritis : Aktivitas pada rantai proses produksi yang dapat mempengaruhi status kehalalan suatu produk Seleksi Bahan Pembelian Bahan Pengembangan Produk Baru Pemeriksaan Bahan Datang Produksi Pencucian Fasilitas Produksi Penyimpanan dan Penanganan Bahan & Produk Transportasi Pemajangan dan penyajian Pengembangan dapur/outlet baru Aturan Pengunjung Aturan Karyawan Khusus Restoran/Katering Ada Prosedur & Bukti
  • 49. Pembuktian bahwa produk yang disertifikasi berasal dari bahan yang disetujui dan diproduksi di fasilitas yang memenuhi kriteria Harus tersedia prosedur yang menjamin ketertelusuran produk yang disertifikasi Bukti ketertelusuran produk/menu harus dibuat dan dipelihara
  • 50. Produk Tidak Memenuhi Kriteria : (i) Produk yang sudah disertifikasi namun terlanjur diproduksi dari bahan yang tidak disetujui dan/atau diproduksi di fasilitas yang tidak bebas dari bahan haram/najis (ii) Produk yang terkontaminasi oleh unsur haram dan/atau najis pada lingkup penyimpanan dan pendistribusian produk Prosedur harus dibuat untuk menangani produk yang tidak memenuhi kriteria → bersifat antisipatif Produk yang tidak memenuhi kriteria dapat diidentifikasi dari audit internal, audit pemasok, pemeriksaan produk rutin atau analisis laboratorium 9. Penanganan Produk yang Tidak Memenuhi Kriteria
  • 51. Pembuatan SOP Audit Internal Penjadwalan (6 bulan sekali) Proses Audit (11 kriteria SJH) Pelaporan Evaluasi dan Tindak Lanjut Hasil Audit
  • 52. Evaluasi efektifitas pelaksanaan SJH oleh Manajemen Puncak Harus tersedia prosedur kaji ulang manajemen Harus dilakukan minimal 1 tahun sekali Dapat diintegrasikan dengan sistem lain Bahan kaji ulang manajemen : hasil audit internal, audit eksternal, hasil kaji ulang sebelumnya, dan adanya perubahan dalam perusahaan yang mempengaruhi pelaksanaan SJH Hasil kaji ulang harus disampaikan kepada pihak yang bertanggungjawab terhadap implementasi SJH Bukti kaji ulang manajemen harus dipelihara Contoh: notulen dan daftar hadir kaji ulang
  • 54. Manfaat Penerapan SJH 1. Menjamin kehalalan produk selama berlakunya Sertifikat Halal MUI 2. Timbul kesadaran internal dan perusahaan memiliki pedoman kesinambungan proses produksi halal 3. Memberikan jaminan dan ketentraman bagi masyarakat 4. Mencegah kasus ketidakhalalan produk bersertifikat halal 5. Mendapatkan Reward