Dalam slide presentasi ini dijelaskan tentang Pendekatan Inovatif Active Leaning dari Buku Teori Belajar dan Pembelajaran yang ditulis oleh Cecep Kustandi
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahDesy Aryanti
Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dunia nyata dalam kelompok kecil. PBL terdiri dari lima fase: orientasi masalah, pendefinisian masalah, penyelidikan mandiri, pengembangan hasil, dan penilaian. Penilaian PBL mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta dilakukan secara autentik seperti portofolio dan penilaian peer.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran berbasis kontekstual (PBC) dengan menjelaskan beberapa poin pentingnya, yaitu: (1) PBC bertujuan membantu siswa memahami materi pelajaran dengan menghubungkannya dengan konteks kehidupan nyata, (2) PBC menerapkan pendekatan seperti pembelajaran berbasis masalah dan proyek, serta penilaian autentik, dan (3) implementasi PBC memerlukan duk
Dokumen tersebut membahas tentang kaedah pembelajaran kontekstual dan pelaksanaannya di kelas. Kaedah ini menghubungkan pengajaran dengan konteks kehidupan nyata untuk memberi makna bagi pelajar. Ia menekankan pengalaman, aplikasi, dan kerjasama untuk meningkatkan pemahaman pelajar.
Dokumen tersebut membahas konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa secara terpadu dan bermakna.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran penemuan (discovery learning) dimana siswa belajar dengan menemukan konsep atau prinsip secara mandiri tanpa disajikan secara langsung oleh guru. Metode ini memiliki 6 tahapan yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berfikir siswa
Dalam slide presentasi ini dijelaskan tentang Pendekatan Inovatif Active Leaning dari Buku Teori Belajar dan Pembelajaran yang ditulis oleh Cecep Kustandi
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahDesy Aryanti
Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dunia nyata dalam kelompok kecil. PBL terdiri dari lima fase: orientasi masalah, pendefinisian masalah, penyelidikan mandiri, pengembangan hasil, dan penilaian. Penilaian PBL mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta dilakukan secara autentik seperti portofolio dan penilaian peer.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran berbasis kontekstual (PBC) dengan menjelaskan beberapa poin pentingnya, yaitu: (1) PBC bertujuan membantu siswa memahami materi pelajaran dengan menghubungkannya dengan konteks kehidupan nyata, (2) PBC menerapkan pendekatan seperti pembelajaran berbasis masalah dan proyek, serta penilaian autentik, dan (3) implementasi PBC memerlukan duk
Dokumen tersebut membahas tentang kaedah pembelajaran kontekstual dan pelaksanaannya di kelas. Kaedah ini menghubungkan pengajaran dengan konteks kehidupan nyata untuk memberi makna bagi pelajar. Ia menekankan pengalaman, aplikasi, dan kerjasama untuk meningkatkan pemahaman pelajar.
Dokumen tersebut membahas konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa secara terpadu dan bermakna.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran penemuan (discovery learning) dimana siswa belajar dengan menemukan konsep atau prinsip secara mandiri tanpa disajikan secara langsung oleh guru. Metode ini memiliki 6 tahapan yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berfikir siswa
Teori Belajar dan Pembelajaran (10 - 12)--kegiatan_pembelajaranjayamartha
Dokumen tersebut membahas tentang teori pembelajaran dan pemilihan media pembelajaran. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran efektif, peran guru dan siswa dalam pembelajaran, variabel yang mempengaruhi pemilihan bentuk pembelajaran, dan klasifikasi serta pertimbangan dalam memilih media pembelajaran.
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal pembelajaran untuk mendorong siswa mencari solusi secara mandiri maupun kelompok. PBL memiliki keunggulan seperti meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, namun juga memiliki tantangan seperti membutuhkan waktu dan sumber daya lebih.
Dokumen tersebut merangkum pengertian dan karakteristik pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Model pembelajaran ini berfokus pada penyajian masalah nyata yang memecahkan masalah tersebut membutuhkan kerja sama antar siswa. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah secara mandiri.
Pembelajaran kontekstual dalam matematik sekolah rendah melibatkan pengintegrasian konsep matematik ke dalam konteks kehidupan nyata murid untuk meningkatkan minat dan pemahaman mereka. Pendekatan ini membantu murid melihat relevansi matematik melalui pengalaman, penerokaan, kerjasama, dan penggunaan pengetahuan dalam berbagai situasi. Pembelajaran kontekstual memberi manfaat kepada murid, guru, dan industri dengan menghubung
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran berbasis kontekstual yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dengan menghubungkannya dengan konteks kehidupan nyata.
2. Metode pembelajaran kontekstual mencakup tujuh komponen yaitu konstruktivisme, inquiry, questioning, learning community, modeling, reflection, dan authentic assessment untuk memotivasi siswa belajar secara aktif dan bekerja sama.
3
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) yang merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. PjBL menggunakan masalah sebagai awal untuk mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah operasional PjBL dan manfaat serta tantangan d
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan pembelajaran kontekstual, termasuk definisi pembelajaran kontekstual, teori yang mendasarinya, bentuk-bentuk pembelajaran kontekstual, dan manfaat pendekatan ini bagi murid, guru, dan industri."
Teori pembelajaran konstruktivisme menekankan bahwa murid membina sendiri pengetahuan melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, daripada hanya menerima pengetahuan secara pasif. Terdapat enam model pembelajaran konstruktivisme yang menggalakkan proses inkuiri, pembelajaran koperatif, dan penglibatan murid dengan situasi nyata.
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yang menyajikan masalah kontekstual untuk merangsang peserta didik belajar. Model ini memiliki kelebihan seperti pembelajaran menjadi lebih bermakna, peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajarannya meliputi orientasi masalah, pengorganisasian tugas, penyel
Metode pembelajaran discovery learning menekankan pada proses siswa menemukan konsep atau prinsip secara mandiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah untuk dipecahkan siswa melalui kegiatan seperti mengumpulkan informasi, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Penilaian dalam model ini dapat berupa tes tertulis maupun pengamatan terhadap proses siswa.
Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kurikulum 2013, yaitu inquiry, discovery, project based, dan problem based learning. Model-model tersebut menekankan pada pendekatan saintifik dan aktifitas peserta didik dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran berbasis penemuan (inquiry/discovery learning), dan pembelajaran saintifik. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, langkah-langkah, dan contoh kegiatan untuk menerapkan masing-masing model pembelajaran tersebut. Peserta didik diminta untuk menganalisis model-model pembelaj
Teori Belajar dan Pembelajaran (10 - 12)--kegiatan_pembelajaranjayamartha
Dokumen tersebut membahas tentang teori pembelajaran dan pemilihan media pembelajaran. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran efektif, peran guru dan siswa dalam pembelajaran, variabel yang mempengaruhi pemilihan bentuk pembelajaran, dan klasifikasi serta pertimbangan dalam memilih media pembelajaran.
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal pembelajaran untuk mendorong siswa mencari solusi secara mandiri maupun kelompok. PBL memiliki keunggulan seperti meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, namun juga memiliki tantangan seperti membutuhkan waktu dan sumber daya lebih.
Dokumen tersebut merangkum pengertian dan karakteristik pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Model pembelajaran ini berfokus pada penyajian masalah nyata yang memecahkan masalah tersebut membutuhkan kerja sama antar siswa. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah secara mandiri.
Pembelajaran kontekstual dalam matematik sekolah rendah melibatkan pengintegrasian konsep matematik ke dalam konteks kehidupan nyata murid untuk meningkatkan minat dan pemahaman mereka. Pendekatan ini membantu murid melihat relevansi matematik melalui pengalaman, penerokaan, kerjasama, dan penggunaan pengetahuan dalam berbagai situasi. Pembelajaran kontekstual memberi manfaat kepada murid, guru, dan industri dengan menghubung
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran berbasis kontekstual yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dengan menghubungkannya dengan konteks kehidupan nyata.
2. Metode pembelajaran kontekstual mencakup tujuh komponen yaitu konstruktivisme, inquiry, questioning, learning community, modeling, reflection, dan authentic assessment untuk memotivasi siswa belajar secara aktif dan bekerja sama.
3
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) yang merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. PjBL menggunakan masalah sebagai awal untuk mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah operasional PjBL dan manfaat serta tantangan d
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan pembelajaran kontekstual, termasuk definisi pembelajaran kontekstual, teori yang mendasarinya, bentuk-bentuk pembelajaran kontekstual, dan manfaat pendekatan ini bagi murid, guru, dan industri."
Teori pembelajaran konstruktivisme menekankan bahwa murid membina sendiri pengetahuan melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, daripada hanya menerima pengetahuan secara pasif. Terdapat enam model pembelajaran konstruktivisme yang menggalakkan proses inkuiri, pembelajaran koperatif, dan penglibatan murid dengan situasi nyata.
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yang menyajikan masalah kontekstual untuk merangsang peserta didik belajar. Model ini memiliki kelebihan seperti pembelajaran menjadi lebih bermakna, peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajarannya meliputi orientasi masalah, pengorganisasian tugas, penyel
Metode pembelajaran discovery learning menekankan pada proses siswa menemukan konsep atau prinsip secara mandiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah untuk dipecahkan siswa melalui kegiatan seperti mengumpulkan informasi, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Penilaian dalam model ini dapat berupa tes tertulis maupun pengamatan terhadap proses siswa.
Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kurikulum 2013, yaitu inquiry, discovery, project based, dan problem based learning. Model-model tersebut menekankan pada pendekatan saintifik dan aktifitas peserta didik dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran berbasis penemuan (inquiry/discovery learning), dan pembelajaran saintifik. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, langkah-langkah, dan contoh kegiatan untuk menerapkan masing-masing model pembelajaran tersebut. Peserta didik diminta untuk menganalisis model-model pembelaj
Teks tersebut membahas model pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) yang melibatkan empat prinsip utama yaitu interaksi, komunikasi, refleksi, dan eksplorasi serta peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran tersebut.
Dokumen tersebut membahas konsep kurikulum 2013 yang mencakup pendekatan pembelajaran saintifik, model-model pembelajaran seperti PBL dan PJBL, serta penilaian autentik. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran kurikulum 2013 seperti berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas, dan pembelajaran harus bergeser dari diberitahu menjadi aktif mencari tahu. Lima tahapan pembelajaran
PEMBELAJARAN_pendekatan saintifik pada dunia pendidikan.pptDessiAstharina2
Menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan dan model-model pembelajaran seperti discovery learning, project-based learning, problem-based learning, dan inquiry learning.
Masalah: gap of knowledge and/or skill – pengetahuan dan/atau keterampilan yang belum dimiliki oleh peserta didik.
CONTOH:
Bahasa Inggris: makna kosakata, tatabahasa, struktur teks, fungsi sosial teks
Matematika: cara menghitung luas segitiga
Kimia: mengapa larutan X menghantarkan listrik
Fisika: mengapa lampu X lebih hemat dibandingkan Y
IPS: apa penyebab banyaknya begal
…
Pengetahuan yang belum dimiliki dapat mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
Peserta didik:
menggunakan pengetahuan untuk menginovasi, mencipta, mendesain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang dipelajari.
3. Analisis Model Pembelajaran SMP.pptxHeniAstuti18
Dokumen tersebut membahas penjelasan dan langkah-langkah beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan inquiry/discovery learning. Peserta didik diminta untuk mempelajari model-model tersebut dan membuat skenario pembelajaran berdasarkan KD tertentu dengan menerapkan salah satu atau lebih model pembelajaran.
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah suatu pendekatan pendidikan yang diperkenalkan dalam kerangka Kurikulum Merdeka Belajar. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan kebebasan yang lebih besar kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka, siswa diarahkan untuk aktif berpartisipasi dalam mengatur dan mengelola pembelajarannya sendiri.
Deskripsi dari Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka mencakup beberapa poin penting:
Kemandirian Siswa: Model ini menekankan pada pengembangan kemandirian siswa dalam mengelola pembelajarannya sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk menentukan jalannya pembelajaran sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing.
Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa diundang untuk terlibat dalam proyek-proyek pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Melalui proyek-proyek ini, mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran serta keterampilan praktis yang diperlukan di dunia nyata.
Kolaborasi dan Komunikasi: Pembelajaran dalam model ini juga mendorong kolaborasi antar siswa dan komunikasi yang efektif. Siswa didorong untuk bekerja sama dalam tim, berbagi pengetahuan, dan memecahkan masalah bersama.
Penilaian Formatif: Penilaian dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada penilaian formatif daripada penilaian sumatif. Siswa diberikan umpan balik secara terus-menerus sehingga mereka dapat terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.
Fleksibilitas: Model ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal waktu, tempat, dan cara pembelajaran. Siswa dapat belajar secara mandiri, dalam kelompok kecil, atau dalam kelas secara keseluruhan, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Teknologi digunakan untuk mendukung pembelajaran yang interaktif, akses sumber daya pembelajaran yang beragam, serta memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antar siswa.
Dengan mengadopsi Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka, diharapkan siswa dapat menjadi pembelajar yang lebih aktif, kreatif, dan mandiri, serta siap menghadapi tantangan di era yang terus berkembang dengan cepat.
Dokumen ini memberikan panduan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagi guru. RPP harus dikembangkan sesuai dengan standar proses, komponen kurikulum 2013, dan mekanisme pengembangan yang meliputi acuan, format, model pembelajaran, dan penilaian. Tujuannya adalah memfasilitasi guru dalam menyusun RPP secara mandiri atau kelompok sesuai pedoman yang ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas pengertian dan langkah-langkah penerapan beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis saintifik, problem-based learning, project-based learning, inquiry, dan discovery learning dalam kurikulum 2013.
PPt Penyusunan Perangkat Pembelajaran.pptEriArdianto5
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan RPP abad 21 dengan menekankan pada penerapan model pembelajaran, literasi, keterampilan berfikir tingkat tinggi, dan muatan suplemen seperti kemampuan berfikir kritis, komunikasi, kreativitas, kolaborasi, dan literasi yang dibutuhkan peserta didik."
Teori dan model pengajaran dan pembelajaran dapat diklasifikasikan kepada empat mazhab utama iaitu behaviorisme, kognitif, sosial dan humanis. Setiap mazhab mempunyai penekanan tersendiri dalam proses pembelajaran. Beberapa model pengajaran seperti model Robert Glaser, Sim, Taba, Latihan Terus dan Inkuiri juga dibincangkan dalam dokumen ini.
Teori dan model pengajaran dan pembelajaran dapat diklasifikasikan kepada empat mazhab utama iaitu behaviorisme, kognitif, sosial dan humanis. Setiap mazhab mempunyai penekanan tersendiri dalam proses pembelajaran. Beberapa model pengajaran seperti model Robert Glaser, Sim, Taba, Latihan Terus dan Inkuiri juga dibincangkan dalam dokumen ini.
(1) Model pembelajaran discovery melibatkan peserta didik dalam menemukan konsep dan prinsip melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, dan eksperimen. (2) Model pembelajaran berbasis masalah memulai pembelajaran dari masalah nyata yang dianalisis dan dipecahkan oleh peserta didik secara kolaboratif. (3) Dokumen menjelaskan langkah-langkah dan contoh penerapan kedua model tersebut dalam pembel
Model pembelajaran berbasis portofolio melibatkan siswa secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran melalui kegiatan kelompok, pengumpulan informasi, dan penyajian hasil karya. Metode ini bertujuan meningkatkan keterampilan siswa dan pemahaman tentang masalah di lingkungan sekitar melalui pengalaman belajar nyata. Model ini memiliki kelebihan seperti mendorong kolaborasi antarsiswa dan meningkatkan keterampilan ber
Similar to Model pembelajaran SMA Karanu Waikabubak (20)
Panduan Penyusunan KOSP. okumen kurikulum operasional di satuan pendidikan pe...HardyantoHinda
okumen kurikulum operasional di satuan pendidikan perlu menjadi dokumen yang dinamis, yang diperbarui secara berkesinambungan, menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan.
okumen kurikulum operasional di satuan pendidikan perlu menjadi dokumen yang dinamis, yang diperbarui secara berkesinambungan, menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan
Panduan Teknis Fitur Pengelolaan Kinerja Guru - Untuk Guru.pdfHardyantoHinda
Panduan Teknis Fitur Pengelolaan Kinerja Guru - Untuk Guru melalui Platform Merdeka Mengajar. Panduan Teknis Fitur Pengelolaan Kinerja Guru - Untuk Guru melalui Platform Merdeka Mengajar.
Panduan Teknis Fitur Pengelolaan Kinerja Guru - Untuk Guru melalui Platform Merdeka Mengajar.
Panduan Teknis Fitur Pengelolaan Kinerja Guru - Untuk Guru melalui Platform Merdeka Mengajar.
Panduan Teknis Fitur Pengelolaan Kinerja Guru - Untuk Guru melalui Platform Merdeka Mengajar.
Panduan Teknis Fitur Pengelolaan Kinerja Guru - Untuk Guru melalui Platform Merdeka Mengajar
Keberhasilan penguatan fungsi guru BK dalam implementasi Kurikulum 2013 tahun 2017 sangat dipengaruhi oleh kualitas keseluruhan proses pengelolaan, mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai dengan evalusi dan pelaporan. Perlu adanya dukungan dan kolaborasi dari pihak terkait, sehingga tujuan pendidikan tercapai.
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran baru bernama "Kirim Salam dan Soal" yang dilakukan secara kooperatif untuk pendidikan kesetaraan paket C guna meningkatkan kreativitas siswa dan tutor. Model ini memiliki dampak positif seperti meningkatnya keterlibatan siswa dan kreativitas tutor serta proses pembelajaran yang lebih efektif.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
2. DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN
Saling Berinteraksi Saling membantu
Semua saling
berbicara
Asyik dengan
apa yang
dikerjakan
Berbagi materi
Saling bertanya/
menjawab
6. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
6 - 54
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif ,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
(Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 19)
7. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
7 - 54
Guru perlu menguasai dan dapat
menerapkan berbagai strategi pembelajaran
yang meliputi pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran secara spesifik.
Penguasaan model pembelajaran akan
mempengaruhi keberhasilan peserta didik
dalam pembelajaran
8. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
8 - 54
Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang menggambarkan
kegiatan dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru
Dalam model pembelajaran
terdapat strategi pencapaian
kompetensi peserta didik dengan
pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran tertentu
11. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
11 - 54
Tidak ada model pembelajaran yang paling efektif
untuk semua mata pelajaran atau untuk semua
materi
Pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan
guru di dalam kelas mempertimbangkan beberapa
hal:
1. tujuan pembelajaran
2. sifat materi pelajaran
3. ketersediaan fasilitas
4. kondisi peserta didik
5. alokasi waktu yang tersedia
( Drs. H.Muhamad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar )
13. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
13 - 54
Adanya keterlibatan intelektual – emosional
peserta didik melalui kegiatan mengalami,
menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap
Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif
dan kreatif selama pelaksanaan model
pembelajaran
Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator,
mediator dan motivator kegiatan belajar peserta
didik
Penggunaan berbagai metode, alat dan media
pembelajaran
15. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013
Tentang Standar Proses DIKDASMEN
Model Pembelajaran yg diutamakan dalam K-13
1. Inquiry Based Learning
2. Discovery Learning
3. Project Based Learning
4. Problem Based Learning
15 - 54
Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar
peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),
mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information),
mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).
16. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Model Pembelajaran
• Bukan satu-satunya pendekatan
pembelajaran.
• Bukan urutan langkah-langkah baku
• Bukan satu-satunya pendekatan
pembelajaran.
• Bukan urutan langkah-langkah baku
• Bukan berbasis ceramah
• Bukan berbasis hafalan
• Bukan berbasis ceramah
• Bukan berbasis hafalan
• Memberikan pengalaman
• Mengembangkan sikap ilmiah
• Mendorong ekosistem sekolah berbasis
aktivitas ilmiah
• Menantang
• Memotivasi
• Memberikan pengalaman
• Mengembangkan sikap ilmiah
• Mendorong ekosistem sekolah berbasis
aktivitas ilmiah
• Menantang
• Memotivasi
• Berbasis aktivitas dan kreativitas
• Menginspirasi
• Meyenangkan
• Berprakarsa
• Berbasis aktivitas dan kreativitas
• Menginspirasi
• Meyenangkan
• Berprakarsa
KOMPETENSI
PENILAIAN
PENDAMPINGAN
MONEV
PENGANTAR
MATERI
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
17. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Discovery/Inquiry Learning
Karakteristik pembelajaran: peserta didik secara aktif menemukan ide
dan mendapatkan makna
Komponen
KOMPETENSI
PENILAIAN
PENDAMPINGAN
MONEV
PENGANTAR
MATERI
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
18. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning)
Karakteristik: peserta didik secara aktif memecahkan masalah kontekstual
Komponen
KOMPETENSI
PENILAIAN
PENDAMPINGAN
MONEV
PENGANTAR
MATERI
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
19. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)
Karakteristik: peserta didik secara aktif menyelesaikan suatu project,
penyelesaian memerlukan waktu penyelesaian relatif lama
Komponen
KOMPETENSI
PENILAIAN
PENDAMPINGAN
MONEV
PENGANTAR
MATERI
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
20. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Cooperatif Learning
Karakteristik: kerjasama tim dalam melaksanakan pembelajaran
KomponenKOMPETENSI
PENILAIAN
PENDAMPINGAN
MONEV
PENGANTAR
MATERI
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
21. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Model Inquiry Learning
Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran
matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut
asal sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-
langkah dalam model inkuiri terdiri atas:
Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta
atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih
peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik
terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan,
sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau
yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik
dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban
dari pertanyaan yang diajukan.
Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya. 21 - 54
22. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Model Discovery Learning.
Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa
bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan
dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan
konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta didik
diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini
peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan
masalah.
Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan pengalaman
mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi
pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan
kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai
alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk
mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan
pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis
dan aplikatif.
Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek
kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain
bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau
media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk
menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa,
sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.22 - 54
23. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Problem Based Learning
Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta
didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah
satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau
menanya) terhadap malasalah kajian.
Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik
melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab
atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang
ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat
jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
23 - 54
24. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Project Based Learning
Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang
memfokuskan pada permasalahan komplek yang diperlukan
peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahami
pembelajaran melalui investigasi, membimbing peserta didik
dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi) dalam kurikulum, memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten
(materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna
bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
24 - 54
25. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah
sebagai berikut:
Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal
agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari
fenomena yang ada.
Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan
yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat
penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai
dengan target.
Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi
proyek yang sedang dikerjakan.
Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan
berbagai data lain dari berbagai sumber.
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi
kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang
sama atau mata pelajaran lain.
25 - 54
26. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
26 - 54
No KTSP Kurikulum 2013
1 Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap,
Keteampilan, Pengetahuan)
2 Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki
kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan
memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap
kelas
3 Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan
keterampilan berbahasa)
4 Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan
berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama
(saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar…
5 Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu
satu sama lainKonten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan
dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya
6 Tematik untuk kelas I-III (belum integratif) Tematik integratif untuk kelas I-III
7 TIK mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media
pembelajaran mata pelajaran lain
8 Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge
9 Untuk SMA ada penjurusan sejak kelas XI Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan,
antar minat, dan pendalaman minat
10 SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait
dasar-dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.
11 Penjurusan di SMK sangat detil Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidang studi,
didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman
Perbedaan esensial dari KTSP dan kurikulum 2013
29. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
29 - 54
(PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH)
Langkah-langkah :
1.Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menyebutkan
sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi peserta
didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih.
2.Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3.Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, pengumpulan
data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
4.Guru membantu peserta didik dalam merencanakan/menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi
tugas dengan temannya
5.Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan
30. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
30 - 54
CONTOH DAPAT DARI KASUS / GAMBAR YANG
RELEVAN DENGAN KD
Langkah-langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik
untuk memperhatikan/menganalisis gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi
dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan
31. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
31 - 54
Langkah-langkah :
1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.Menyajikan materi sebagai pengantar
3.Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
4.Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis
5.Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar
tersebut
6.Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7.Kesimpulan/rangkuman
32. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
32 - 54
KEPALA BERNOMOR (SPENCER KAGAN, 1992)
Langkah-langkah :
1.Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam
setiap kelompok mendapat nomor
2.Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya
3.Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya
4.Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta didik
yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi
kelompoknya.
5.Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor
yang lain, dst
6.Kesimpulan
33. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
33 - 54
(DANSEREAU CS., 1985)
Langkah-langkah :
1. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi untuk dibaca dan dibuat
ringkasannya
3. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Peserta didik yang
lain:
- Menyimak/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar
dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Kesimpulan peserta didik bersama-sama dengan Guru
7. Penutup
34. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
34 - 54
(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam
setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomor
terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal.
Peserta didik nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor
tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Peserta
didik disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama
beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam
kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling
membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
35. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
35 - 54
TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN,
1995)
Langkah-langkah :
1.Membentuk kelompok yang anggotanya + 4 orang secara
heterogen (prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2.Guru menyajikan pelajaran
3.Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota-anggota kelompok
4.Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta
didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling
membantu
5.Memberi evaluasi
6.Kesimpulan
36. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
36 - 54
(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah :
1.Peserta didik dikelompokkan ke dalam + 4 anggota tim
2.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub
bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli)
untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian menjelaskan kepada teman satu tim
mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota
lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.Guru memberi evaluasi
8.Penutup
37. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
37 - 54
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap peserta didik, dibentuklah kelompok
berpasangan dua orang
4. Menugaskan salah satu peserta didik dari pasangan itu menceritakan
materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar
sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu
juga kelompok lainnya
5. Menugaskan peserta didik secara bergiliran/diacak menyampaikan
penjelasan teman pasangannya. Sampai sebagian peserta didik sudah
menyampaikan penjelasannya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
dipahami peserta didik
7. Kesimpulan/penutup
38. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
38 - 54
Langkah-langkah :
1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan
ditanggapi oleh peserta didik dan sebaiknya
permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3.Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4.Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif
jawaban hasil diskusi
5.Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca
hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan
mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6.Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat
kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai
konsep yang disediakan guru
39. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
39 - 54
MENCARI PASANGAN (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap peserta didik mendapat satu kartu
3. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang
dipegang
4. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu
yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup
40. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
40 - 54
(FRANK LYMAN, 1985)
Langkah-langkah :
1.Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai
2.Peserta didik diminta untuk berfikir tentang materi/
permasalahan yang disampaikan guru
3.Peserta didik diminta berpasangan dengan teman
sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil
pemikiran masing-masing
4.Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
5.Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diungkapkan para peserta didik
6.Guru memberi kesimpulan
7.Penutup
41. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
41 - 54
Langkah-langkah :
1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh
kedua kelompok di atas
3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok
pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra.
Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan
pendapatnya.
4. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide
dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak peserta didik
membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
42. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
42 - 54
Langkah-langkah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dalam
waktu beberapa hari sebelum KBM
3. Guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati
skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan
lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
43. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
43 - 54
(SHARAN, 1992)
Langkah-langkah :
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat
tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada
secara kooperatif yang bersifat penemuan
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan
hasil pembahasan kelompok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi
kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup
44. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
44 - 54
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membaca dan mempelajari materi.
3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan
mempelajarinya, peserta didik menutup bukunya.
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta
didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta
didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya,
demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup
45. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
45 - 54
Langkah-langkah :
1. Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk
pasangannya atau peserta didik memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas
dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan
yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan
yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban
mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian
dibagikan kepada pasangan semula.
6. Penutup
46. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
46 - 54
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya
4. Masing-masing peserta didik diberi satu lembar kertas, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola
dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ±
15 menit
6. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Penutup
47. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
47 - 54
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan peserta didik untuk
menjelaskan kepada peserta didik lainnya misalnya
melalui bagan/peta konsep.
4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik.
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan
saat itu.
6. Penutup
48. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
48 - 54
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan peserta didik tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, peserta didik disuruh membuat kotak
9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai
dengan selera masing-masing peserta didik
5. Guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban
di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda
silang (x)
6. Peserta didik yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horisontal,
atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang
diperoleh
8. Penutup
49. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
49 - 54
(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau
percobaan misalnya Gussen)
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan
disampaikan
3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjuk salah seorang peserta didik untuk mendemontrasikan
sesuai skenario yang telah disiapkan.
5. Seluruh peserta didik memperhatikan demontrasi dan
menganalisisnya.
6. Tiap peserta didik mengemukakan hasil analisisnya dan juga
pengalaman peserta didik didemontrasikan.
7. Guru membuat kesimpulan.
50. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
50 - 54
PEMBELAJARAN LANGSUNG (ROSENSHINA & STEVENS,
1986)
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan
cara belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola
selangkah demi selangkah
51. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
51 - 54
KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS (STEVEN & SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara
heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik
pembelajaran
3. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan
menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap
wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
52. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
52 - 54
(SPENCER KAGAN)
Langkah-langkah :
1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama,
menghadap ke dalam
3. Dua orang peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar
berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu yang bersamaan
4. Kemudian peserta didik yang berada di lingkaran kecil diam di tempat,
sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu
atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran peserta didik yang berada di lingkaran besar yang
membagi informasi. Demikian seterusnya
“Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan
pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”
53. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
53 - 54
MEDIA :
Buat kartu ukuran 10 X 10 cm dan isilah ciri-
ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah
pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin
ditebak.
Buat kartu ukuran 5 X 2 cm untuk menulis kata-
kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini
nanti dilipat dan ditempel pada dahi atau
diselipkan di telinga).
54. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
54 - 54
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45
menit.
2. Guru menyuruh peserta didik berdiri berpasangan di depan kelas
4. Seorang peserta didik diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm
yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang peserta didik
yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya
tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau
diselipkan ditelinga. Peserta didik yang membawa kartu 10 x 10
cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara
pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10
cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan
tsb.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka
pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang
telah ditetapkan, peserta didik boleh mengarahkan dengan kata-
kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
6. Dan seterusnya
55. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
55 - 54
CONTOH KARTU - 1
Aku sebuah perusahaan
Tanggung-jawabku tidak terbatas
Aku dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasiku tidak resmi
Bila untung dimiliki, diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWAB : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
56. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
56 - 54
LATAR BELAKANG TIMBULNYA KOPERASI INDONESIA
KATA KONSEP
Penjajahan UU Kep/stb NO 91 Tahun 1992
Penderitaan Asas Demokrasi
Kemiskinan Ekonomi Rakyat
Solidaritas Alat Distribusi
Organisasi Koperasi Asas Pancasila
Aria Wirya Atmaja UUD 1945 Pasal 23
Bank Penolong & tabungan UU No 12 Tahun 1997
Koperasi Simpan Pinjam UU No 25 Tahun 1992
Budi Utomo Serikat Dagang Islam
Koperasi Konsumsi
CONTOH KARTU - 2
57. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
57 - 54
Tugas :
a. Buatlah sekurang-kurangnya lima kalimat menurut
pendapatmu sendiri. Secara ringkas harus
mencakup paling sedikit 4 kata dari daftar di atas
dan setiap kata dapat dipakai berulang-ulang
b. Kerja kelompok : Diskusikanlah kalimat-kalimat
anda apabila kalimat anda sudah benar
c. Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan kembali
untuk mendapatkan kesimpulan
58. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
58 - 54
MEDIA :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai kompetensi yang ingin
dicapai
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang
ingin dicapai.
2. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3. Peserta didik menjawab soal kemudian mengarsir
huruf dalam kotak sesuai jawaban
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
59. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
59 - 54
Contoh Kotak JawabanContoh Kotak Jawaban
T Y E N I O K N
R A U A N K U O
A B A R T E R M
N A N I R R S I
S D G I I T G N
A O N L S A I A
K L A A I S R L
S A C E K B O S
I R I N G G I T
60. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
60 - 54
CONTOH SOAL
1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan
cara ….
2. … digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang … saat ini banyak di palsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut ….
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau
jasa disebut nilai ….
6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang
asing disebut ….
7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai ….
8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual
beli disebut motif ….
9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke
bank untuk membayar sejumlah uang disebut ….
61. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
61 - 54
MEDIA :
1. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai
2. Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah-langkah :
1. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi
yang ingin dicapai
2. Membagikan lembar kerja sesuai contoh
62. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
62 - 54
Contoh :
Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban)
dari pertanyaan kolom A.
A
1. Sebelum mengenal uang orang melakukan
pertukaran dengan cara …
2. ... digunakan sebagai alat pembayaran yang
sah
3. Uang ... saat ini banyak dipalsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai ...
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan
sejumlah barang atau jasa disebut nilai ...
6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan
mata uang asing disebut ...
7. Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai ...
8. dorongan seseorang menyimpan uang untuk
keperluan jual beli disebut ...
9. perintah tertulis dari seseorang yang
mempunyai rekening di bank untuk
membayar sejumlah uang disebut ...
B
1. TARREB .............
2. GANU ................
3. TRASEK ............
4. KISTRINI ...........
5. LIRI ...................
6. SRUK ................
7. MINALON ..........
8. SAKSITRAN .......
9. KEC ..................
63. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
63 - 54
MEDIA :
1. Kartu ukuran ± 10 x 15 cm sejumlah peserta. Tiap kartu
berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang
lainnya), materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai
2. Kartu contoh sejumlah peserta didik
3. CONTOH Kartu :
NAMA PESERTA DIDIK :
SUB MATERI :
NAMA YANG DIBERI
1.
2
3.
4. dst.
64. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
64 - 54
Langkah-langkah :
1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
2. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap peserta didik diberi
masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5
menit
4. Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk
saling memberi informasi. Tiap peserta didik harus mencatat nama
pasangannya pada kartu contoh.
5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi
dan menerima materi masing-masing (take and give).
6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan peserta didik
pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
8. Kesimpulan
Lanjutan
65. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
65 - 54
Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
Guru menyajikan materi secukupnya.
Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang
secara heterogen.
Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang
disajikan.
Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat
dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap
kalimat.
Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara
pleno yang dipandu oleh Guru.
Kesimpulan.
66. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
66 - 54
Media : Siapkan blangko isian berupa paragraf yang
kalimatnya belum lengkap
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyampaikan materi secukupnya atau peserta didik disuruh
membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya
belum lengkap (lihat contoh).
5. Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci
jawaban yang tersedia.
6. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok
7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap
peserta didik membaca sampai mengerti atau hapal
8. Kesimpulan
67. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
67 - 54
Langkah-langkah :
1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative
learning / CL)
2. Tiap peserta didik diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik.
Tiap peserta didik diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang
digunakan.
3. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang peserta didik
diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.
4. Peserta didik yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi.
Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
5. Dan seterusnya
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan
keterampilan sosial, untuk menghindari peserta didik
mendominasi pembicaraan atau peserta didik diam sama
sekali
(ARENDS 1998)
68. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
68 - 54
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok
mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi
mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran
anggota lainnya
Caranya ….?
1. Salah satu peserta didik dalam masing-masing
kelompok menilai dengan memberikan pandangan
dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang
mereka kerjakan
2. Peserta didik berikutnya juga ikut memberikan
kontribusi-nya
3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan
arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan
69. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
69 - 54
Caranya ….?
Agar peserta didik saling berbagi informasi pada saat
yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda
dalam waktu singkat secara teratur. Strategi ini
cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran
pengalaman pikiran dan informasi antar peserta didik
70. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
70 - 54
Caranya?
1. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah peserta didik
terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang
mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain
adalah peserta didik berjajar di sela-sela deretan bangku.
Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan
kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
2. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran
yang pertama
3. Dua orang peserta didik yang berpasangan dari kedua
jajaran berbagi informasi.
4. Kemudian satu atau dua peserta didik yang berdiri di ujung
salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya.
Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-
masing peserta didik mendapat pasangan yang baru untuk
berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan
kebutuhan
71. HALAMAN
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA
71 - 54
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
membagikan hasil dan informasi dengan kelompok
lainnya.
Caranya :
1. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah
4 (empat) orang
2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi
tamu kedua kelompok yang lain
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri
dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
(SPENCER KAGAN 1992)