SlideShare a Scribd company logo
B I O D I V E R S I T A S ISSN: 1412-033X
Volume 7, Nomor 1 Januari 2006
Halaman: 15-17
♥ Alamat korespondensi:
Jl.Ir. H.Juanda 18 Bogor 16002
Tel. +62-251-324006. Fax.: +62-251-325854
e-mail: noviknur@yahoo.com
Isolasi dan Uji Resistensi Beberapa Isolat Lactobacillus pada pH Rendah
Isolation and resistance test of several isolates of Lactobacillus in low pH
RIANI HARDININGSIH♥
, ROSTIATI NONTA REFINA NAPITUPULU, TITIN YULINERY
Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor 16002.
Diterima: 15 Juli 2005. Disetujui: 4 Desember 2005.
ABSTRACT
Several isolates of Lactobacillus had been isolated from Indonesian fermented foods. Four isolates where isolated from tongcai (TT2),
saguer drink (Sg.Mnd.N2), pindang ikan selar (PSl1) and sawi asin (S5) had been used in this research. The aim of the research was to get
Lactobacillus isolates as probiotic candidate and to know its resistance to low pH. The treatment were several concentration of low pH of
MRS broth medium, i.e. 2; 2.5; 3; and 6.5 (optimal pH). The optical density (OD) was measured after 24, 48, 72, and 96 hours respectively,
with three replication by using spectrophotometer (λ = 600 nm). The results showed that all Lactobacillus isolates (i.e. TT2, Sg.Mnd.N2,
PSl1, and S5) could been used as probiotic candidate because they were resistant to all of low pH used.
© 2006 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
Key words: low pH, Lactobacillus, probiotic.
PENDAHULUAN
Lactobacillus termasuk golongan bakteri asam laktat
yang sering dijumpai pada makanan fermentasi, produk
olahan ikan, daging, susu, dan buah-buahan (Napitupulu et
al., 1997). Sejauh ini telah diketahui bahwa keberadaan
bakteri ini tidak bersifat patogen dan aman bagi kesehatan
sehingga sering digunakan dalam industri pengawetan
makanan, minuman dan berpotensi sebagai produk pro-
biotik. Sifat yang menguntungkan dari bakteri Lactobacillus
dalam bentuk probiotik adalah dapat digunakan untuk
mendukung peningkatan kesehatan. Bakteri tersebut
berperan sebagai flora normal dalam sistem pencernaan.
Fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan asam dan
basa sehingga pH dalam kolon konstan.
Cartney (1997) melaporkan bahwa bakteri probiotik
menjaga kesehatan usus, membantu penyerapan
makanan, produksi vitamin, dan mencegah pertumbuhan
bakteri patogen. Selain itu dapat meningkatkan fungsi
sistem kekebalan tubuh, metabolisme kolesterol,
karsinogenesis, dan menghambat penuaan. Heprer et al.,
(1979) menyatakan bahwa pemberian suplemen yoghurt
selama satu minggu, dapat menurunkan serum kolesterol
pada manusia. Yoghurt dan susu menurunkan kolesterol
setelah menginduksi hypercholesterolemia kelinci. Yoghurt
lebih besar memberi pengaruh dari pada susu.
Lactobacillus mempunyai potensi yang besar sebagai
produk probiotik karena keunggulannya dibanding bakteri
asam laktat lainnya (Davis dan Gasson. 1981; Muriana dan
Klaenhammer, 1987). Selanjutnya Annonym (2000)
mengatakan bahwa Lactobacillus plantarum dan L. casei
dapat aktif pada pH rendah dan menghasilkan asam laktat
dalam jumlah banyak sehingga pada makanan ternak dapat
membantu menyimpan energi. Napitupulu et al. (2000)
melaporkan bahwa Lactobacillus menghasilkan anti bakteri.
Filtrat Lactobacillus dapat menghambat pertumbuhan
bakteri patogen Streptococcus, Staphylococcus aureus,
dan Escerichia coli, bahkan filtrat yang sudah disimpan
selama 6 bulan memiliki kemampuan sama. Lactobacillus
juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri lain yang
merugikan atau patogen (Tagg et al., 1976; Chassy, 1987).
Goldin dan Gorbach (1992) mengatakan bahwa beberapa
substansi antimikroba yang dihasilkan bakteri probiotik,
misalnya L. acidophilus menghasilkan acidotin, acidophilin,
bacteriocin, lactocidin, L. bulgaricus (bulgarican), L.
plantarum (lactolin), L. brevis (lactobullin, lactobrevin), dan
L. reuteri (rauterin).
Beberapa kriteria penting untuk karakter fisiologi yang
merupakan seleksi kelayakan bakteri sebagai produk
probiotik antara lain uji pertumbuhan/resistensi bakteri
probiotik pada pH rendah. Fetlinski dan Stepaniak (1994)
menyebutkan bahwa dapat tidaknya suatu bakteri sebagai
probiotik tergantung resistensi atau ketahanan probiotik
terhadap pH rendah, garam empedu, dan kemampuan
untuk hidup dalam sistem pencernaan. Berdasarkan hal di
atas dilakukan penelitian ini, yang bertujuan untuk menda-
patkan isolat Lactobacillus terseleksi sebagai kandidat
probiotik dengan mengetahui resistensi/ketahanan hidup
beberapa isolat bakteri Lactobacillus pada pH rendah.
BAHAN DAN METODE
Sampel makanan fermentasi
Sampel makanan fermentasi berasal dari beberapa
daerah di Indonesia, yaitu tongcai, minuman saguer,
pindang ikan selar, dan sawi asin. Pada sampel-sampel
makanan ini dilakukan isolasi menggunakan media GYP
(Glucose Yeast Peptone) dengan komposisi dalam 1 L
DOI: 10.13057/biodiv/d070105
BIODIVERSITAS Vol. 7, No. 1, Januari 2006, hal. 15-1716
sebagai berikut: glukosa 10 g, yeast ekstrak 10 g, pepton 5
g, beef ekstrak 2 g, Na-acetat.H2O 1.4 g, salt solution 5 mL
(salt solution: MgSO4.7H2O 0,1 g; MnSO4.4H2O 0,1 g;
FeSO4.7H2O 0,1 g; NaCl 0,1 g; dH2O 50 mL) Tween 80 0,5
g, agar 20 g CaCO3 0,075 g/mL medium, dH2O 1 L. Media
pemeliharaan isolat Lactobacillus adalah media MRS (de
Man Rogosa Sharpe) agar (Oxoid), sedangkan media pre-
culture dan pertumbuhan bakteri uji adalah media MRS
Broth (Oxoid).
Isolasi dan karakterisasi bakteri Lactobacillus
Isolasi dilakukan dengan mengencerkan 1 g sampel
dengan larutan saline (0,85% NaCl) secara duplo pada
media GYP. Inkubasi dilakukan pada suhu 30
o
C selama 2-3
hari. Zona jernih yang terbentuk diduga bakteri asam laktat.
Selanjutnya dilakukan pewarnaaan gram dan uji katalase
untuk mendapatkan bakteri Lactobacillus. Pewarnaan gram
dilakukan menurut metode Hucker dan Conn dan uji
aktivitas katalase dengan H2O2 3%. Reaksi katalase negatif
apabila diteteskan pada sel bakteri namun tidak
menunjukkan adanya busa atau buih setelah 1 menit.
Karakter fisiologi: Resistensi Lactobacillus pada pH rendah
Beberapa Lactobacillus yang diperoleh dari isolasi di
atas ditanam pada media MRS Broth untuk digunakan
sebagai starter dan diinkubasi pada suhu 30o
C selama 2-3
hari. Selanjutnya media MRS broth dimasukkan masing-
masing ke dalam tabung sebanyak 20 mL. pH media diatur
menurut perlakuan yaitu pH 2; pH 2,5; pH 3 dan pH 6,5
menggunakan pH-meter. Masing masing perlakuan diinoku-
lasi dengan 10% starter. Sebagai kontrol adalah media
MRS broth tanpa penambahan starter. Setelah diinkubasi
selama 24, 48, 72, dan 96 jam dilakukan pengukuran OD
(Optical Density) dengan Spektrofotometer (λ = 600 nm).
Pengukuran dilakukan dengan tiga ulangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil isolasi dan karakterisasi serta identifikasi pada
sampel-sampel makanan fermentasi diperoleh empat isolat
Lactobacillus, yaitu: TT2 (tongcai), Sg.Mnd.N2 (saguer),
PSl1 (pindang ikan selar), dan S5 (sawi asin). Pengamatan
terhadap bentuk morfologi dan fisiologi biak Lactobacillus
uji disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Morfologi dan fisiologi bakteri Lactobacillus spp.
Kode biak Asal Gram Bentuk sel
Reaksi
katalase
S5 Sawi asin + Rod -
Sg.Mnd.N2 Saguer + Rod -
PSl1 Pindang selar + Rod -
TT2 Tongcai + Rod -
Empat isolat yang diisolasi merupakan bakteri Lacto-
bacillus. Anguirre dan Colins (1993) menyatakan bahwa
bakteri asam laktat terdiri atas 4 genus, yaitu Lactobacillus,
Streptococcus, Leuconostoc, dan Pediococcus. Genus
Lactobacillus mempunyai ciri-ciri: bakteri berbentuk
batang/rod, gram positif, dan uji katalase negatif. Hasil uji
resistensi isolat bakteri Lactobacillus yang diisolasi dari
masing-masing makanan fermentasi pada beberapa taraf
pH rendah disajikan pada Gambar 1-4.
Pada Gambar 1, hasil pengamatan menunjukkan
bahwa pengukuran OD terhadap isolat Lactobacillus TT2
dengan perlakuan pH rendah (pH 2, pH 2,5 dan pH 3), nilai
0
0.5
1
1.5
24 48 72 96
Waktu inkubasi (jam)
Absorbansi
kontrol
pH 6.5
pH 2.0
pH 2.5
pH 3.0
Gambar 1. Uji resistensi isolat bakteri Lactobacillus sp. yang
diisolasi dari tongcai (TT2) pada pH rendah.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
24 48 72 96
Waktu inkubasi (jam)
Absorbansi
Kontrol
pH 6.5
pH 2
pH 2,5
pH 3
Gambar 2. Uji resistensi isolat bakteri Lactobacillus sp. yang
diisolasi dari minuman Saguer (Sg.Mnd.N2).
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
24 48 72 96
Waktu inkubasi (jam)
Absorbansi
Kontrol
pH 6.5
pH 2
pH 2,5
pH 3
Gambar 3. Uji resistensi isolat Lactobacillus sp. yang diisolasi dari
pindang selar (PSL1) pada pH rendah.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
24 48 72 96
Waktu inkubasi (jam)
Absorbansi
Kontrol
pH 6.5
pH 2
pH 2,5
pH 3
Gambar 4. Uji resistensi isolat bakteri Lactobacillus sp. yang
diisolasi dari sawi asin (S5) pada pH rendah.
absorbansinya relatif stabil, sehingga dapat dikatakan bahwa
Lactobacillus ini resisten dan mampu mempertahankan
hidupnya pada kondisi pH rendah. Kerapatan optik (OD)
rata-rata berkisar antara 0,66-0,71. Conway et al. (1987)
mengatakan bahwa bakteri asam laktat lebih toleran
terhadap asam. Penelitiannya menggunakan L. acidiphillus
mempunyai toleransi yang tinggi terhadap asam lambung
dari pada L. delbrueckii subsp. Bulgaricus, yang lebih
resisten terhadap S. salivarius subsp. Thermophillus.
Secara in vitro ketahanan terhadap pH rendah tergantung
HARDININGSIH dkk. – Kandidat probiotik Lactobacillus pada pH rendah 17
pada tipe buffer (Hood dan Zottola, 1988) dan keberadaan
makanan atau pakan yang digunakan (Conway et al.,
1987). Jika individu dalam keadaan berpuasa, pH lambung
dapat mencapai 1 atau 2 dan banyak mikroorganisme
termasuk Lactobacillus dapat bertahan hidup dari 30 detik
sampai beberapa menit (Conway et al., 1987).
Bila dibandingkan dengan isolat yang diinokulasi pada
pH 6,5 dengan inkubasi selama 24 sampai 96 jam, terlihat
kenaikan nilai absorbansinya. Pada pH 6,5 menunjukkan
pertumbuhan isolat-isolat Lactobacillus yang paling tinggi,
karena pH 6,5 merupakan pH optimum untuk pertumbuhan
bakteri Lactobacillus. Tagg (1976) melaporkan bahwa
bakteri asam laktat mempunyai toleransi pH dengan
rentang yang luas. Bakteri asam laktat juga mampu
mempertahankan pH sitoplasma lebih alkali dari pada pH
ekstraseluler (Hutkins dan Nannen, 1993). Gilliland (1990)
menyatakan bahwa bakteri gram positif lebih sensitif
terhadap lisozim tetapi Lactobacillus dan Streptococcus
lebih resisten terhadap bakteri gram positif lainnya.
Pada Gambar 2 dan 3 perlakuan pH rendah isolat
Sg.Mnd.N2 dan PSl1 menunjukkan kecenderungan yang
sama seperti pada Gambar 1. Optical density rata-rata
stabil setelah inkubasi 24 jam sampai 96 jam. Dari hasil
pengamatan tersebut diatas, mengindikasikan bahwa
kedua isolat bakteri Lactobacillus yang diuji juga
mempunyai ketahanan/resistensi terhadap pH rendah.
Dengan kata lain, isolat isolat tersebut mempunyai potensi
sebagai bakteri probiotik.
Pada Gambar 4 tampak bahwa Lactobacillus S5
mempunyai nilai absorbansi lebih tinggi pada pH 6,5, 2,5
dan 3, dari pada pH 2. Lactobacillus dari asinan sawi lebih
resisten dari pada isolat isolat uji yang lain. Hal ini
disebabkan karena karakter fisiologis dari masing-masing
Lactobacillus berbeda-beda. Perbedaan ketahanan
membran sel bakteri terhadap kerusakan akibat terjadinya
penurunan pH ekstraseluler menyebabkan keragaman
ketahanan sel pada pH rendah. Beberapa peneliti
memperkuat pernyataan tersebut seperti Robins-Browne
dan Levine (1981) dalam penelitiannya mengatakan bahwa
Lactobacillus delbruekii dan S. salivarius tidak dapat hidup
pada usus halus akibat pH rendah pada lambung. Tannock
et al. (1982) mengindikasikan bahwa strain bakteri yang
diisolasi dari indigenous mikroflora dari satu spesies tidak
sama dengan spesies lain, meskipun Lactobacillus dan
Bifidobacterium sama-sama diisolasi dari host yang sama
tetapi bakteri-bakteri tersebut mempunyai variasi biotypes
yang berbeda. Hood dan Zottola (1988) menunjukkan
bahwa sel L. acidophilus tidak dapat tumbuh pada pH
rendah tanpa pengaruh lapisan polisakarida yang bersifat
asam. Di bawah kondisi in vitro menghasilkan asam organik
dan menurunkan pH lambung, dalam kondisi asam
menghambat pertumbuhan E.coli dan beberapa strain
Lactobacilli dan streptococci yang menghasilkan asam
laktat dalam jumlah besar (Holdeman et al., 1977).
Selanjutnya Fox (1988) menjelaskan bahwa bakteri ini
dapat menurunkan pH intestin dan menurunkan
pertumbuhan yang cepat dari E. coli.
Dari hasil-hasil penelitian yang telah tersaji pada
Gambar 1-4 tersebut di atas, terlihat bahwa peluang
Lactobacillus yang berasal dari makanan fermentasi
Indonesia, dalam pemanfaatannya sebagai bakteri probiotik
adalah cukup besar. Empat isolat Lactobacillus uji yang
berasal dari makanan fermentasi tersebut tahan/resisten
pada pH rendah. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan
oleh Conway et al (1987) bahwa probiotik efektif jika strain
telah terseleksi tahan terhadap pH asam dan dapat
dikembangkan pada sistem buffer seperti susu, yoghurt
atau makanan. Mikroorganisme probiotik yang digunakan
secara oral lebih tahan terhadap enzim dalam mulut
(amilase, lisozim) terhadap enzim pepsin atau lipase dan
pH rendah (konsentrasi HCL tinggi) pada lambung,
konsentrasi asam empedu, getah pankreas dan mucus
pada usus halus. Untuk itu perlu kriteria seleksi strain
mikroba.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini diperoleh empat isolat bakteri
Lactobacillus yang diisolasi dari makanan fermentasi
Indonesia, yaitu dari tongcai (TT2), minuman saguer
(Sg.Mnd.N2), pindang ikan selar (PSL1) dan sawi asin (S5).
Empat isolat Lactobacillus tersebut berpotensi sebagai
bakteri probiotik, karena mampu mempertahankan
hidupnya/resisten pada pH yang rendah. Diantara empat
isolat Lactobacillus yang diuji yang terbaik adalah yang
berasal dari sawi asin (S5).
DAFTAR PUSTAKA
Anguirre, M and M. Colins. 1993. Lactic acid bacteria and human clinical
infection. Journal of Applied Bacteriology 75: 95-107.
Annonym. 2000. Pro-Store AT. Wisconsin: Agri-Nutrion consulting,Inc.
Cartney, M.M. 1997. Enzymes, Probiotics and Antioksidan. New York:
Mediterranean Synergy TM. Awarenness Corporation.USA
Chassy, B., M. 1987. Prospect for the genetic manipulation of lactobacilli.
FEMS Microbiology Review 46:297-312.
Conway, P.L., S.L. Gorbach, and B.R. Goldin. 1987. Survival of Lactic acid
bacteria in the human stomach and adhesion to internal cell. Journal of
Diary Science 70:1-12
Davis, F.L. and Gasson. 1981. Reviews of the progress of dairy science:
Genetics of lactic acid bacteria. Journal of Diary Review 48:363-376.
Fetlinski, A. and L. Stepaniak. 1994. BIOLACTA-TEXEL sarl. Warszawska
111,Olsztin, Poland.
Fox, S.M. 1988. Probiotics: Intestinal imoculants for production animals.
Veterinary Medicine. August 1988: 806-830.
Gilliland, S.E. 1990. Health and Nutritional benefits from lactic acid bacteria.
FEMS Microbiology Reviews 87:175-188.
Goldin, B.R. and S.L.Gorbach. 1992. Probiotic for humans. In Fuller, R.
Probiotic the Scientific Basis. London: Chapman & Hall.
Heprer, G. Fried, R. St Jean. 1979. Hypocholesterolemic effect of yoghurt
and milk. American Journals of Clinical Nutrition 32:19-24.
Holdeman, L.U., Gato, E.P. and Moore. W.E.C. 1977. Anaerobe Laboratory
Manual. 4th ed. Virginia: Virginia Polytechnic Institute and State
University.
Hood, S.K. and E.A. Zottola. 1988. Effect of low on the ability of
Lactobacillus acidophilus to survive and adhere tohuman intedtinal
intestinal cells. Journal of Food Science 53: 1514-1516.
Hutkins, R.W., Nannen, N.L. 1993. pH homeostatis in lactic acid bacteria.
Journal of Diary Science 76: 2354-2365.
Muriana, P.M. and T.R. Klaenhammer. 1987. Conjugal transfer of plasmid
encended determinants for bacteriocin production and immunity in
Lactobacillus acidophillus 88. Aplied and Enviromental Microbiology
53: 552-560.
Napitupulu N.R., A. Kanti, T. Yulinery, R. Hardiningsih, dan Julistiono, H.
1997. DNA plasmid Lactobacillus asal makanan fermentasi tradisional
yang berpotensi dalam pengembangan sistem inang vektor untuk
bioteknologi pangan. Jurnal Mikrobiologi Tropis 1: 91-96.
Napitupulu, N., T. Yulinery, dan R. Hardiningsih. 2000. Pengaruh Lama
Penyimpanan, Suhu dan Media terhadap Kemampuan Antibakteri yang
Dihasilkan Lactobacillus dalam Menghambat pertumbuhan Beberapa
Bakteri Patogen. [Laporan Teknik]. Bogor: Proyek penelitian
Pengembangan dan Pendayagunaan Biota Darat, Pusat Penelitian
Biologi LIPI.
Robins-Browne, R.M. and M. Levine. 1981. The fase of ingested Lactobacilli
in the proximal small intestine. American Journals of Clinical Nutrition
34: 514-519.
Schafasma, G. 1996. State of the art concerning probiotic strains in milk
products. IDF Nutrition Newsletters 5: 23-24.
Tagg, J.R. 1976. Bacteriocins of gram positive bacteria. Bacteriology Review
40: 722-756.
Tannock, G.W., O. Szylit, and P. Raibaud. 1982. Colonization of tissue
surfaces in the gastrointestinal tract of gnotobiotic animal by
Lactobacillus strains. Canadian Journal of Microbiology 28:1196-1198.

More Related Content

What's hot

Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
brawijaya university
 
Aktivitas antioksidan antosianin_beras_k
Aktivitas antioksidan antosianin_beras_kAktivitas antioksidan antosianin_beras_k
Aktivitas antioksidan antosianin_beras_k
Hellna Tehubijuluw
 
Lap.yeast
Lap.yeastLap.yeast
Lap.yeast
Fitria_fauziah
 
Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010f' yagami
 
Enzim 2
Enzim 2Enzim 2
polifenol
polifenolpolifenol
polifenol
Fitria Suri W
 
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang Hijau
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang HijauArtikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang Hijau
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang Hijau
UNESA
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
Repository Ipb
 
Mengatasi Depot Air Minum Bermasalah
Mengatasi Depot Air Minum BermasalahMengatasi Depot Air Minum Bermasalah
Mengatasi Depot Air Minum Bermasalah
Said Muhammad
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi Gas
Salsabila Azzahra
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
Syahrir Ghibran
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
シズカ 近松
 
Isolasi Bakteri
Isolasi Bakteri Isolasi Bakteri
Isolasi Bakteri
aril anwar
 
Hygiene dan Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang
Hygiene dan Sanitasi Depot Air Minum Isi UlangHygiene dan Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang
Hygiene dan Sanitasi Depot Air Minum Isi UlangSaid Muhammad
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropisguestbbed0b
 
Depot air isi ulang
Depot air isi ulangDepot air isi ulang
Depot air isi ulang
habib fahmi
 
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Dede Safitri
 
Potensi manfaat bakteri asam laktat pada pembuatan biokoagulan protein kedelai
Potensi manfaat bakteri asam laktat pada pembuatan biokoagulan protein kedelaiPotensi manfaat bakteri asam laktat pada pembuatan biokoagulan protein kedelai
Potensi manfaat bakteri asam laktat pada pembuatan biokoagulan protein kedelai
Septian Putra
 
Sk07.i.2013 daftar bahan tidak kritis (halal positive list of materials)
Sk07.i.2013   daftar bahan tidak kritis (halal positive list of materials)Sk07.i.2013   daftar bahan tidak kritis (halal positive list of materials)
Sk07.i.2013 daftar bahan tidak kritis (halal positive list of materials)
suaidah2
 
Presentasi bahan alam
Presentasi bahan alamPresentasi bahan alam
Presentasi bahan alam
Dafid Bryant Mewengkang
 

What's hot (20)

Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
 
Aktivitas antioksidan antosianin_beras_k
Aktivitas antioksidan antosianin_beras_kAktivitas antioksidan antosianin_beras_k
Aktivitas antioksidan antosianin_beras_k
 
Lap.yeast
Lap.yeastLap.yeast
Lap.yeast
 
Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010
 
Enzim 2
Enzim 2Enzim 2
Enzim 2
 
polifenol
polifenolpolifenol
polifenol
 
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang Hijau
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang HijauArtikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang Hijau
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang Hijau
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
 
Mengatasi Depot Air Minum Bermasalah
Mengatasi Depot Air Minum BermasalahMengatasi Depot Air Minum Bermasalah
Mengatasi Depot Air Minum Bermasalah
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi Gas
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
Isolasi Bakteri
Isolasi Bakteri Isolasi Bakteri
Isolasi Bakteri
 
Hygiene dan Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang
Hygiene dan Sanitasi Depot Air Minum Isi UlangHygiene dan Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang
Hygiene dan Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
 
Depot air isi ulang
Depot air isi ulangDepot air isi ulang
Depot air isi ulang
 
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
 
Potensi manfaat bakteri asam laktat pada pembuatan biokoagulan protein kedelai
Potensi manfaat bakteri asam laktat pada pembuatan biokoagulan protein kedelaiPotensi manfaat bakteri asam laktat pada pembuatan biokoagulan protein kedelai
Potensi manfaat bakteri asam laktat pada pembuatan biokoagulan protein kedelai
 
Sk07.i.2013 daftar bahan tidak kritis (halal positive list of materials)
Sk07.i.2013   daftar bahan tidak kritis (halal positive list of materials)Sk07.i.2013   daftar bahan tidak kritis (halal positive list of materials)
Sk07.i.2013 daftar bahan tidak kritis (halal positive list of materials)
 
Presentasi bahan alam
Presentasi bahan alamPresentasi bahan alam
Presentasi bahan alam
 

Viewers also liked

Learning outcome
Learning outcomeLearning outcome
Learning outcome
navuto
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
Stkip Labuhanbatu
 
Changes in communication due to smartphones and social
Changes in communication due to smartphones and socialChanges in communication due to smartphones and social
Changes in communication due to smartphones and social
Hleiss
 
Jurnal mikro air
Jurnal mikro airJurnal mikro air
Jurnal mikro air
Stkip Labuhanbatu
 
How to Use AirTransfer in Noteshelf
How to Use AirTransfer in NoteshelfHow to Use AirTransfer in Noteshelf
How to Use AirTransfer in Noteshelf
Singapore
 
201502061618391839
201502061618391839201502061618391839
201502061618391839
Anna Sun
 
Google Search Engine Result Page History:
Google Search Engine Result Page History: Google Search Engine Result Page History:
Google Search Engine Result Page History:
e Intelligence
 
Profile STKIP Labuhan Batu
Profile STKIP Labuhan BatuProfile STKIP Labuhan Batu
Profile STKIP Labuhan Batu
Stkip Labuhanbatu
 
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologiJurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
Stkip Labuhanbatu
 
Modern Anatomi̇ni̇n Doğuşu ‘Andreas Vesali̇us’
Modern Anatomi̇ni̇n Doğuşu ‘Andreas Vesali̇us’Modern Anatomi̇ni̇n Doğuşu ‘Andreas Vesali̇us’
Modern Anatomi̇ni̇n Doğuşu ‘Andreas Vesali̇us’
--About Human Anatomy--
 
Automated acceptance test
Automated acceptance testAutomated acceptance test
Automated acceptance test
Bryan Liu
 

Viewers also liked (11)

Learning outcome
Learning outcomeLearning outcome
Learning outcome
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 
Changes in communication due to smartphones and social
Changes in communication due to smartphones and socialChanges in communication due to smartphones and social
Changes in communication due to smartphones and social
 
Jurnal mikro air
Jurnal mikro airJurnal mikro air
Jurnal mikro air
 
How to Use AirTransfer in Noteshelf
How to Use AirTransfer in NoteshelfHow to Use AirTransfer in Noteshelf
How to Use AirTransfer in Noteshelf
 
201502061618391839
201502061618391839201502061618391839
201502061618391839
 
Google Search Engine Result Page History:
Google Search Engine Result Page History: Google Search Engine Result Page History:
Google Search Engine Result Page History:
 
Profile STKIP Labuhan Batu
Profile STKIP Labuhan BatuProfile STKIP Labuhan Batu
Profile STKIP Labuhan Batu
 
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologiJurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
 
Modern Anatomi̇ni̇n Doğuşu ‘Andreas Vesali̇us’
Modern Anatomi̇ni̇n Doğuşu ‘Andreas Vesali̇us’Modern Anatomi̇ni̇n Doğuşu ‘Andreas Vesali̇us’
Modern Anatomi̇ni̇n Doğuşu ‘Andreas Vesali̇us’
 
Automated acceptance test
Automated acceptance testAutomated acceptance test
Automated acceptance test
 

Similar to Mikro ok

In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
Mochamad Nurcholis
 
Yuli
YuliYuli
Pascapanen TM 12.pdf
Pascapanen TM 12.pdfPascapanen TM 12.pdf
Pascapanen TM 12.pdf
MochVicky2
 
makalah probiotik
makalah probiotikmakalah probiotik
makalah probiotik
say ahmad
 
4. sesi pangan
4. sesi pangan4. sesi pangan
4. sesi pangan
Henny Wijaya
 
Pengawet Makanan
Pengawet MakananPengawet Makanan
Pengawet Makanan
Agung Nugraha
 
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptxPPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
Arif Prashadi
 
Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe
Anisa Mu'asomah
 
Pembuatan Tempe
Pembuatan TempePembuatan Tempe
Pembuatan Tempe
Adhea Tanlar
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
Ernalia Rosita
 
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANTUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
Diah Octarinie
 
PPT PEMBUATAN ACAR KUBIS KELOMPOK 10_5J.pptx
PPT PEMBUATAN ACAR KUBIS KELOMPOK 10_5J.pptxPPT PEMBUATAN ACAR KUBIS KELOMPOK 10_5J.pptx
PPT PEMBUATAN ACAR KUBIS KELOMPOK 10_5J.pptx
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
03a fish protein isolate
03a fish protein isolate 03a fish protein isolate
03a fish protein isolate
Bambang Riyanto
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
kumala11
 
Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3
BBPP_Batu
 
Powerpoint daging abang
Powerpoint daging abangPowerpoint daging abang
Powerpoint daging abang
sepha20
 
Sistem Pencernaan Unggas Ayam Broiller
Sistem Pencernaan Unggas Ayam BroillerSistem Pencernaan Unggas Ayam Broiller
Sistem Pencernaan Unggas Ayam Broiller
supri mawar jayanti
 
Iad ppt fermentasi
Iad ppt fermentasiIad ppt fermentasi
Iad ppt fermentasi
Jáfàr Södık
 
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananKeamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
pembiayaanjaminankes
 

Similar to Mikro ok (20)

In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
 
Yuli
YuliYuli
Yuli
 
Pascapanen TM 12.pdf
Pascapanen TM 12.pdfPascapanen TM 12.pdf
Pascapanen TM 12.pdf
 
makalah probiotik
makalah probiotikmakalah probiotik
makalah probiotik
 
4. sesi pangan
4. sesi pangan4. sesi pangan
4. sesi pangan
 
Pengawet Makanan
Pengawet MakananPengawet Makanan
Pengawet Makanan
 
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptxPPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
 
Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe
 
Pembuatan Tempe
Pembuatan TempePembuatan Tempe
Pembuatan Tempe
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANTUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
 
PPT PEMBUATAN ACAR KUBIS KELOMPOK 10_5J.pptx
PPT PEMBUATAN ACAR KUBIS KELOMPOK 10_5J.pptxPPT PEMBUATAN ACAR KUBIS KELOMPOK 10_5J.pptx
PPT PEMBUATAN ACAR KUBIS KELOMPOK 10_5J.pptx
 
Laporan pht
Laporan phtLaporan pht
Laporan pht
 
03a fish protein isolate
03a fish protein isolate 03a fish protein isolate
03a fish protein isolate
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3
 
Powerpoint daging abang
Powerpoint daging abangPowerpoint daging abang
Powerpoint daging abang
 
Sistem Pencernaan Unggas Ayam Broiller
Sistem Pencernaan Unggas Ayam BroillerSistem Pencernaan Unggas Ayam Broiller
Sistem Pencernaan Unggas Ayam Broiller
 
Iad ppt fermentasi
Iad ppt fermentasiIad ppt fermentasi
Iad ppt fermentasi
 
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananKeamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
 

Recently uploaded

Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 

Recently uploaded (17)

Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 

Mikro ok

  • 1. B I O D I V E R S I T A S ISSN: 1412-033X Volume 7, Nomor 1 Januari 2006 Halaman: 15-17 ♥ Alamat korespondensi: Jl.Ir. H.Juanda 18 Bogor 16002 Tel. +62-251-324006. Fax.: +62-251-325854 e-mail: noviknur@yahoo.com Isolasi dan Uji Resistensi Beberapa Isolat Lactobacillus pada pH Rendah Isolation and resistance test of several isolates of Lactobacillus in low pH RIANI HARDININGSIH♥ , ROSTIATI NONTA REFINA NAPITUPULU, TITIN YULINERY Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor 16002. Diterima: 15 Juli 2005. Disetujui: 4 Desember 2005. ABSTRACT Several isolates of Lactobacillus had been isolated from Indonesian fermented foods. Four isolates where isolated from tongcai (TT2), saguer drink (Sg.Mnd.N2), pindang ikan selar (PSl1) and sawi asin (S5) had been used in this research. The aim of the research was to get Lactobacillus isolates as probiotic candidate and to know its resistance to low pH. The treatment were several concentration of low pH of MRS broth medium, i.e. 2; 2.5; 3; and 6.5 (optimal pH). The optical density (OD) was measured after 24, 48, 72, and 96 hours respectively, with three replication by using spectrophotometer (λ = 600 nm). The results showed that all Lactobacillus isolates (i.e. TT2, Sg.Mnd.N2, PSl1, and S5) could been used as probiotic candidate because they were resistant to all of low pH used. © 2006 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta Key words: low pH, Lactobacillus, probiotic. PENDAHULUAN Lactobacillus termasuk golongan bakteri asam laktat yang sering dijumpai pada makanan fermentasi, produk olahan ikan, daging, susu, dan buah-buahan (Napitupulu et al., 1997). Sejauh ini telah diketahui bahwa keberadaan bakteri ini tidak bersifat patogen dan aman bagi kesehatan sehingga sering digunakan dalam industri pengawetan makanan, minuman dan berpotensi sebagai produk pro- biotik. Sifat yang menguntungkan dari bakteri Lactobacillus dalam bentuk probiotik adalah dapat digunakan untuk mendukung peningkatan kesehatan. Bakteri tersebut berperan sebagai flora normal dalam sistem pencernaan. Fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan asam dan basa sehingga pH dalam kolon konstan. Cartney (1997) melaporkan bahwa bakteri probiotik menjaga kesehatan usus, membantu penyerapan makanan, produksi vitamin, dan mencegah pertumbuhan bakteri patogen. Selain itu dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, metabolisme kolesterol, karsinogenesis, dan menghambat penuaan. Heprer et al., (1979) menyatakan bahwa pemberian suplemen yoghurt selama satu minggu, dapat menurunkan serum kolesterol pada manusia. Yoghurt dan susu menurunkan kolesterol setelah menginduksi hypercholesterolemia kelinci. Yoghurt lebih besar memberi pengaruh dari pada susu. Lactobacillus mempunyai potensi yang besar sebagai produk probiotik karena keunggulannya dibanding bakteri asam laktat lainnya (Davis dan Gasson. 1981; Muriana dan Klaenhammer, 1987). Selanjutnya Annonym (2000) mengatakan bahwa Lactobacillus plantarum dan L. casei dapat aktif pada pH rendah dan menghasilkan asam laktat dalam jumlah banyak sehingga pada makanan ternak dapat membantu menyimpan energi. Napitupulu et al. (2000) melaporkan bahwa Lactobacillus menghasilkan anti bakteri. Filtrat Lactobacillus dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Streptococcus, Staphylococcus aureus, dan Escerichia coli, bahkan filtrat yang sudah disimpan selama 6 bulan memiliki kemampuan sama. Lactobacillus juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri lain yang merugikan atau patogen (Tagg et al., 1976; Chassy, 1987). Goldin dan Gorbach (1992) mengatakan bahwa beberapa substansi antimikroba yang dihasilkan bakteri probiotik, misalnya L. acidophilus menghasilkan acidotin, acidophilin, bacteriocin, lactocidin, L. bulgaricus (bulgarican), L. plantarum (lactolin), L. brevis (lactobullin, lactobrevin), dan L. reuteri (rauterin). Beberapa kriteria penting untuk karakter fisiologi yang merupakan seleksi kelayakan bakteri sebagai produk probiotik antara lain uji pertumbuhan/resistensi bakteri probiotik pada pH rendah. Fetlinski dan Stepaniak (1994) menyebutkan bahwa dapat tidaknya suatu bakteri sebagai probiotik tergantung resistensi atau ketahanan probiotik terhadap pH rendah, garam empedu, dan kemampuan untuk hidup dalam sistem pencernaan. Berdasarkan hal di atas dilakukan penelitian ini, yang bertujuan untuk menda- patkan isolat Lactobacillus terseleksi sebagai kandidat probiotik dengan mengetahui resistensi/ketahanan hidup beberapa isolat bakteri Lactobacillus pada pH rendah. BAHAN DAN METODE Sampel makanan fermentasi Sampel makanan fermentasi berasal dari beberapa daerah di Indonesia, yaitu tongcai, minuman saguer, pindang ikan selar, dan sawi asin. Pada sampel-sampel makanan ini dilakukan isolasi menggunakan media GYP (Glucose Yeast Peptone) dengan komposisi dalam 1 L DOI: 10.13057/biodiv/d070105
  • 2. BIODIVERSITAS Vol. 7, No. 1, Januari 2006, hal. 15-1716 sebagai berikut: glukosa 10 g, yeast ekstrak 10 g, pepton 5 g, beef ekstrak 2 g, Na-acetat.H2O 1.4 g, salt solution 5 mL (salt solution: MgSO4.7H2O 0,1 g; MnSO4.4H2O 0,1 g; FeSO4.7H2O 0,1 g; NaCl 0,1 g; dH2O 50 mL) Tween 80 0,5 g, agar 20 g CaCO3 0,075 g/mL medium, dH2O 1 L. Media pemeliharaan isolat Lactobacillus adalah media MRS (de Man Rogosa Sharpe) agar (Oxoid), sedangkan media pre- culture dan pertumbuhan bakteri uji adalah media MRS Broth (Oxoid). Isolasi dan karakterisasi bakteri Lactobacillus Isolasi dilakukan dengan mengencerkan 1 g sampel dengan larutan saline (0,85% NaCl) secara duplo pada media GYP. Inkubasi dilakukan pada suhu 30 o C selama 2-3 hari. Zona jernih yang terbentuk diduga bakteri asam laktat. Selanjutnya dilakukan pewarnaaan gram dan uji katalase untuk mendapatkan bakteri Lactobacillus. Pewarnaan gram dilakukan menurut metode Hucker dan Conn dan uji aktivitas katalase dengan H2O2 3%. Reaksi katalase negatif apabila diteteskan pada sel bakteri namun tidak menunjukkan adanya busa atau buih setelah 1 menit. Karakter fisiologi: Resistensi Lactobacillus pada pH rendah Beberapa Lactobacillus yang diperoleh dari isolasi di atas ditanam pada media MRS Broth untuk digunakan sebagai starter dan diinkubasi pada suhu 30o C selama 2-3 hari. Selanjutnya media MRS broth dimasukkan masing- masing ke dalam tabung sebanyak 20 mL. pH media diatur menurut perlakuan yaitu pH 2; pH 2,5; pH 3 dan pH 6,5 menggunakan pH-meter. Masing masing perlakuan diinoku- lasi dengan 10% starter. Sebagai kontrol adalah media MRS broth tanpa penambahan starter. Setelah diinkubasi selama 24, 48, 72, dan 96 jam dilakukan pengukuran OD (Optical Density) dengan Spektrofotometer (λ = 600 nm). Pengukuran dilakukan dengan tiga ulangan HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil isolasi dan karakterisasi serta identifikasi pada sampel-sampel makanan fermentasi diperoleh empat isolat Lactobacillus, yaitu: TT2 (tongcai), Sg.Mnd.N2 (saguer), PSl1 (pindang ikan selar), dan S5 (sawi asin). Pengamatan terhadap bentuk morfologi dan fisiologi biak Lactobacillus uji disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Morfologi dan fisiologi bakteri Lactobacillus spp. Kode biak Asal Gram Bentuk sel Reaksi katalase S5 Sawi asin + Rod - Sg.Mnd.N2 Saguer + Rod - PSl1 Pindang selar + Rod - TT2 Tongcai + Rod - Empat isolat yang diisolasi merupakan bakteri Lacto- bacillus. Anguirre dan Colins (1993) menyatakan bahwa bakteri asam laktat terdiri atas 4 genus, yaitu Lactobacillus, Streptococcus, Leuconostoc, dan Pediococcus. Genus Lactobacillus mempunyai ciri-ciri: bakteri berbentuk batang/rod, gram positif, dan uji katalase negatif. Hasil uji resistensi isolat bakteri Lactobacillus yang diisolasi dari masing-masing makanan fermentasi pada beberapa taraf pH rendah disajikan pada Gambar 1-4. Pada Gambar 1, hasil pengamatan menunjukkan bahwa pengukuran OD terhadap isolat Lactobacillus TT2 dengan perlakuan pH rendah (pH 2, pH 2,5 dan pH 3), nilai 0 0.5 1 1.5 24 48 72 96 Waktu inkubasi (jam) Absorbansi kontrol pH 6.5 pH 2.0 pH 2.5 pH 3.0 Gambar 1. Uji resistensi isolat bakteri Lactobacillus sp. yang diisolasi dari tongcai (TT2) pada pH rendah. 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 24 48 72 96 Waktu inkubasi (jam) Absorbansi Kontrol pH 6.5 pH 2 pH 2,5 pH 3 Gambar 2. Uji resistensi isolat bakteri Lactobacillus sp. yang diisolasi dari minuman Saguer (Sg.Mnd.N2). 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 24 48 72 96 Waktu inkubasi (jam) Absorbansi Kontrol pH 6.5 pH 2 pH 2,5 pH 3 Gambar 3. Uji resistensi isolat Lactobacillus sp. yang diisolasi dari pindang selar (PSL1) pada pH rendah. 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 24 48 72 96 Waktu inkubasi (jam) Absorbansi Kontrol pH 6.5 pH 2 pH 2,5 pH 3 Gambar 4. Uji resistensi isolat bakteri Lactobacillus sp. yang diisolasi dari sawi asin (S5) pada pH rendah. absorbansinya relatif stabil, sehingga dapat dikatakan bahwa Lactobacillus ini resisten dan mampu mempertahankan hidupnya pada kondisi pH rendah. Kerapatan optik (OD) rata-rata berkisar antara 0,66-0,71. Conway et al. (1987) mengatakan bahwa bakteri asam laktat lebih toleran terhadap asam. Penelitiannya menggunakan L. acidiphillus mempunyai toleransi yang tinggi terhadap asam lambung dari pada L. delbrueckii subsp. Bulgaricus, yang lebih resisten terhadap S. salivarius subsp. Thermophillus. Secara in vitro ketahanan terhadap pH rendah tergantung
  • 3. HARDININGSIH dkk. – Kandidat probiotik Lactobacillus pada pH rendah 17 pada tipe buffer (Hood dan Zottola, 1988) dan keberadaan makanan atau pakan yang digunakan (Conway et al., 1987). Jika individu dalam keadaan berpuasa, pH lambung dapat mencapai 1 atau 2 dan banyak mikroorganisme termasuk Lactobacillus dapat bertahan hidup dari 30 detik sampai beberapa menit (Conway et al., 1987). Bila dibandingkan dengan isolat yang diinokulasi pada pH 6,5 dengan inkubasi selama 24 sampai 96 jam, terlihat kenaikan nilai absorbansinya. Pada pH 6,5 menunjukkan pertumbuhan isolat-isolat Lactobacillus yang paling tinggi, karena pH 6,5 merupakan pH optimum untuk pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Tagg (1976) melaporkan bahwa bakteri asam laktat mempunyai toleransi pH dengan rentang yang luas. Bakteri asam laktat juga mampu mempertahankan pH sitoplasma lebih alkali dari pada pH ekstraseluler (Hutkins dan Nannen, 1993). Gilliland (1990) menyatakan bahwa bakteri gram positif lebih sensitif terhadap lisozim tetapi Lactobacillus dan Streptococcus lebih resisten terhadap bakteri gram positif lainnya. Pada Gambar 2 dan 3 perlakuan pH rendah isolat Sg.Mnd.N2 dan PSl1 menunjukkan kecenderungan yang sama seperti pada Gambar 1. Optical density rata-rata stabil setelah inkubasi 24 jam sampai 96 jam. Dari hasil pengamatan tersebut diatas, mengindikasikan bahwa kedua isolat bakteri Lactobacillus yang diuji juga mempunyai ketahanan/resistensi terhadap pH rendah. Dengan kata lain, isolat isolat tersebut mempunyai potensi sebagai bakteri probiotik. Pada Gambar 4 tampak bahwa Lactobacillus S5 mempunyai nilai absorbansi lebih tinggi pada pH 6,5, 2,5 dan 3, dari pada pH 2. Lactobacillus dari asinan sawi lebih resisten dari pada isolat isolat uji yang lain. Hal ini disebabkan karena karakter fisiologis dari masing-masing Lactobacillus berbeda-beda. Perbedaan ketahanan membran sel bakteri terhadap kerusakan akibat terjadinya penurunan pH ekstraseluler menyebabkan keragaman ketahanan sel pada pH rendah. Beberapa peneliti memperkuat pernyataan tersebut seperti Robins-Browne dan Levine (1981) dalam penelitiannya mengatakan bahwa Lactobacillus delbruekii dan S. salivarius tidak dapat hidup pada usus halus akibat pH rendah pada lambung. Tannock et al. (1982) mengindikasikan bahwa strain bakteri yang diisolasi dari indigenous mikroflora dari satu spesies tidak sama dengan spesies lain, meskipun Lactobacillus dan Bifidobacterium sama-sama diisolasi dari host yang sama tetapi bakteri-bakteri tersebut mempunyai variasi biotypes yang berbeda. Hood dan Zottola (1988) menunjukkan bahwa sel L. acidophilus tidak dapat tumbuh pada pH rendah tanpa pengaruh lapisan polisakarida yang bersifat asam. Di bawah kondisi in vitro menghasilkan asam organik dan menurunkan pH lambung, dalam kondisi asam menghambat pertumbuhan E.coli dan beberapa strain Lactobacilli dan streptococci yang menghasilkan asam laktat dalam jumlah besar (Holdeman et al., 1977). Selanjutnya Fox (1988) menjelaskan bahwa bakteri ini dapat menurunkan pH intestin dan menurunkan pertumbuhan yang cepat dari E. coli. Dari hasil-hasil penelitian yang telah tersaji pada Gambar 1-4 tersebut di atas, terlihat bahwa peluang Lactobacillus yang berasal dari makanan fermentasi Indonesia, dalam pemanfaatannya sebagai bakteri probiotik adalah cukup besar. Empat isolat Lactobacillus uji yang berasal dari makanan fermentasi tersebut tahan/resisten pada pH rendah. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Conway et al (1987) bahwa probiotik efektif jika strain telah terseleksi tahan terhadap pH asam dan dapat dikembangkan pada sistem buffer seperti susu, yoghurt atau makanan. Mikroorganisme probiotik yang digunakan secara oral lebih tahan terhadap enzim dalam mulut (amilase, lisozim) terhadap enzim pepsin atau lipase dan pH rendah (konsentrasi HCL tinggi) pada lambung, konsentrasi asam empedu, getah pankreas dan mucus pada usus halus. Untuk itu perlu kriteria seleksi strain mikroba. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini diperoleh empat isolat bakteri Lactobacillus yang diisolasi dari makanan fermentasi Indonesia, yaitu dari tongcai (TT2), minuman saguer (Sg.Mnd.N2), pindang ikan selar (PSL1) dan sawi asin (S5). Empat isolat Lactobacillus tersebut berpotensi sebagai bakteri probiotik, karena mampu mempertahankan hidupnya/resisten pada pH yang rendah. Diantara empat isolat Lactobacillus yang diuji yang terbaik adalah yang berasal dari sawi asin (S5). DAFTAR PUSTAKA Anguirre, M and M. Colins. 1993. Lactic acid bacteria and human clinical infection. Journal of Applied Bacteriology 75: 95-107. Annonym. 2000. Pro-Store AT. Wisconsin: Agri-Nutrion consulting,Inc. Cartney, M.M. 1997. Enzymes, Probiotics and Antioksidan. New York: Mediterranean Synergy TM. Awarenness Corporation.USA Chassy, B., M. 1987. Prospect for the genetic manipulation of lactobacilli. FEMS Microbiology Review 46:297-312. Conway, P.L., S.L. Gorbach, and B.R. Goldin. 1987. Survival of Lactic acid bacteria in the human stomach and adhesion to internal cell. Journal of Diary Science 70:1-12 Davis, F.L. and Gasson. 1981. Reviews of the progress of dairy science: Genetics of lactic acid bacteria. Journal of Diary Review 48:363-376. Fetlinski, A. and L. Stepaniak. 1994. BIOLACTA-TEXEL sarl. Warszawska 111,Olsztin, Poland. Fox, S.M. 1988. Probiotics: Intestinal imoculants for production animals. Veterinary Medicine. August 1988: 806-830. Gilliland, S.E. 1990. Health and Nutritional benefits from lactic acid bacteria. FEMS Microbiology Reviews 87:175-188. Goldin, B.R. and S.L.Gorbach. 1992. Probiotic for humans. In Fuller, R. Probiotic the Scientific Basis. London: Chapman & Hall. Heprer, G. Fried, R. St Jean. 1979. Hypocholesterolemic effect of yoghurt and milk. American Journals of Clinical Nutrition 32:19-24. Holdeman, L.U., Gato, E.P. and Moore. W.E.C. 1977. Anaerobe Laboratory Manual. 4th ed. Virginia: Virginia Polytechnic Institute and State University. Hood, S.K. and E.A. Zottola. 1988. Effect of low on the ability of Lactobacillus acidophilus to survive and adhere tohuman intedtinal intestinal cells. Journal of Food Science 53: 1514-1516. Hutkins, R.W., Nannen, N.L. 1993. pH homeostatis in lactic acid bacteria. Journal of Diary Science 76: 2354-2365. Muriana, P.M. and T.R. Klaenhammer. 1987. Conjugal transfer of plasmid encended determinants for bacteriocin production and immunity in Lactobacillus acidophillus 88. Aplied and Enviromental Microbiology 53: 552-560. Napitupulu N.R., A. Kanti, T. Yulinery, R. Hardiningsih, dan Julistiono, H. 1997. DNA plasmid Lactobacillus asal makanan fermentasi tradisional yang berpotensi dalam pengembangan sistem inang vektor untuk bioteknologi pangan. Jurnal Mikrobiologi Tropis 1: 91-96. Napitupulu, N., T. Yulinery, dan R. Hardiningsih. 2000. Pengaruh Lama Penyimpanan, Suhu dan Media terhadap Kemampuan Antibakteri yang Dihasilkan Lactobacillus dalam Menghambat pertumbuhan Beberapa Bakteri Patogen. [Laporan Teknik]. Bogor: Proyek penelitian Pengembangan dan Pendayagunaan Biota Darat, Pusat Penelitian Biologi LIPI. Robins-Browne, R.M. and M. Levine. 1981. The fase of ingested Lactobacilli in the proximal small intestine. American Journals of Clinical Nutrition 34: 514-519. Schafasma, G. 1996. State of the art concerning probiotic strains in milk products. IDF Nutrition Newsletters 5: 23-24. Tagg, J.R. 1976. Bacteriocins of gram positive bacteria. Bacteriology Review 40: 722-756. Tannock, G.W., O. Szylit, and P. Raibaud. 1982. Colonization of tissue surfaces in the gastrointestinal tract of gnotobiotic animal by Lactobacillus strains. Canadian Journal of Microbiology 28:1196-1198.