SlideShare a Scribd company logo
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 1
MODUL MATERI INTI. 5
PERIJINAN INSTITUSI DAN PEMBERI JASA DI BIDANG
KESEHATAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Salah satu fungsi instansi pemerintah bidang kesehatan baik di
Pusat, Propinsi dan Kabupaten, adalah membina berjalannya
institusi kesehatan dibawahnya, baik pemerintah maupun swasta
serta para pemberi jasa dibidang kesehatan baik perorangan
maupun kelompok. Bentuk pembinaannya antara lain dengan
pemberian ijin yaitu harus memenuhi syarat tertentu yang telah
ditetapkan.
Modul ini menjelaskan pengertian serta prinsip perijinan untuk
suatu institusi pelayanan kesehatan, serta pemberi jasa dibidang
kesehatan. Contoh persyaratan dan proses perijinan yang
dipaparkan pada modul ini adalah perijinan untuk institusi
pendidikan diploma bidang kesehatan dan apotik, sedangkan
pemberi jasa bidang kesehatan adalah praktek dokter dan bidan.
Dengan mempelajari modul ini diharapkan tenaga jabfung
Adminkes dapat mengetahui peran apa saja yang dapat dikerjakan
dalam proses suatu perijinan, apabila diberi tugas oleh atasannya
untuk membantu proses perijinan.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
prosedur perijinan institusi dan pemberi jasa di bidang
kesehatan
B. Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian perijinan institusi dan pemberi jasa
di bidang kesehatan.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 2
2. Menjelaskan persyaratan dan prosedur perijinan institusi
dibidang kesehatan.
3. Menjelaskan persyaratan dan prosedur perijinan pemberi
jasa dibidang kesehatan.
III. POKOK BAHASAN
Pokok bahasan materi ini meliputi:
Pokok bahasan 1. Pengertian perijinan institusi dan pemberi jasa di
bidang kesehatan.
Pokok bahasan 2. Persyaratan dan prosedur perijinan institusi
dibidang kesehatan.
Pokok bahasan 3. Persyaratan dan prosedur perijinan pemberi jasa
dibidang kesehatan.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berikut merupakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjajagi tingkat
pengetahuan peserta.
b. Fasilitator menjelaskan mengenai Pengertian Perijinan serta
menanyakan pada beberapa peserta beberapa pengertian
lainnya.
c. Fasilitator bertanya dan mendiskusikan tentang Persyaratan dan
Prosedur Perijinan Institusi dan Pemberi Jasa dibidang
Kesehatan.
d. Fasilitator membagi peserta dalam beberapa kelompok untuk
melakukan penugasan simulasi dalam prosedur perijinan.
e. Setelah simulasi, dilanjutkan dengan diskusi tentang hal-hal
yang perlu diklarifikasi sesuai dengan prosedur yang benar.
f. Sebelum menutup sesi, fasilitator memberikan apresiasi kepada
semua peserta yang telah terlibat aktif dalam proses
pembelajaran ini.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 3
V. URAIAN MATERI
Pokok Bahasan 1.
PENGERTIAN PERIJINAN INSTITUSI DAN PEMBERI JASA DI
BIDANG KESEHATAN.
Perijinan adalah keterangan atau surat yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan suatu institusi atau pemberi
jasa di bidang kesehatan, setelah dinilai dan memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan.
Beberapa contoh institusi dan pemberi jasa di bidang kesehatan.
Contoh: institusi di bidang Kesehatan
1. Pendidikan Diploma bidang kesehatan
2. Apotik
Contoh: pemberi jasa di bidang kesehatan
1. Praktik dokter
2. Praktik bidan
Pokok Bahasan 2.
PERSYARATAN DAN PROSEDUR PERIJINAN INSTITUSI
DIBIDANG KESEHATAN.
1. Pendidikan Diploma bidang Kesehatan
Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan adalah pendidikan
tinggi di bidang kesehatan, yang mempersiapkan peserta didik,
untuk memiliki keahlian tertentu maksimal setara dengan
program sarjana.
Jenis Pendidikan Diploma di Bidang Kesehatan antara lain:
 Keperawatan
 Kebidanan
 Keperawatan Gigi
 Kesehatan Lingkungan
 Gizi
 Fisioterapi
 Okupasi Terapi
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 4
 Terapi Wicara
 Ortotetik Prostetik
 Farmasi
 Analis Farmasi dan Makanan
 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
 Analis Kesehatan
 Teknik Gigi
 Teknik Elektromedik
 Refraksi Optisi
 Perekam dan Informasi Kesehatan Teknologi Transfusi
Darah
 Akupunktur
 Teknik Kardiovasculer
PERSYARATAN
Untuk menyelenggarakan pendidikan diploma bidang
kesehatan, izinnya dari Menteri Pendidikan Nasional dengan
surat persetujuan untuk menyelenggarakan pendidikan
(rekomendasi) dari Menteri Kesehatan atau pejabat yang
ditunjuk dengan melampirkan:
a. Surat permohonan dari Menteri Pendidikan Nasional.
b. Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
TAHAPAN PEMBERIAN REKOMENDASI YAITU:
1. Permohonan rekomendasi penyelenggaraan oleh
pemrakasa kepada Menteri melalui Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi.
2. Penilaian Lapangan oleh Tim Penilai Propinsi yang terdiri
dari unsur Dinas Kesehatan dan Organisasi Profesi terkait
(selambat-lambatnya 3 bulan permohonan diterima ).
3. Pemberian pertimbangan (berdasarkan kelengkapan
persyaratan yang ditetapkan).
4. Penetapan nilai (selambat-lambatnya 3 bulan setelah
pertimbangan diterima).
5. Penetapan rekomendasi penyelenggaraan berdasarkan
hasil penilaian.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 5
c. Studi kelayakan mencakup:
 Latar belakang dan tujuan penyelenggaraan pendidikan
diploma.
 Bentuk dan nama pendidikan diploma.
 Bidang ilmu yang diselenggarakan.
 Kurikulum yang diabarkan dalam Garis Besar Program
Pengajaran.
 Lembaga penunjang kegiatan pendidikan, penelitian,
pengabdian masyarakat, administrasi dan perangkat
teknis lainnya seperti laboratorium dan perpustakaan.
 Dosen biasa dan luar biasa:
Dosen biasa pada pendidikan diploma yang baru
didirikan untuk setiap program studi sekurang-
kurangnya 6 (enam) orang dengan latar belakang
pendidikan sesuai dengan jenis pendidikan, kualifikasi
pendidikan setingkat lebih tinggi dari pendidikan
diploma dan mempunyai pengalaman kerja dibidangnya
minimal 1 tahun.
Dosen luar biasa pada pendidikan diploma dapat
diangkat oleh Direktur berdasarkan kebutuhan
kurikulum.
 Tenaga administrasi.
 Tanah/bangunan yang digunakan untuk kampus.
Tanah dan bangunan/gedung yang dimiliki sendiri
dibuktikan dengan Sertifikat.
Tanah dan bangunan/gedung bila yang disewa/kontrak
sekurang-kurangnya dalam waktu 5 (lima) tahun
terhitung sejak pengajuan izin dan dibuktikan dengan
surat perjanjian.
 Fasilitas fisik yang dimiliki antara lain ruang kuliah,
ruang dosen, ruang laboratorium, studio, ruang unit
pelaksana teknis, ruang instalasi dan ruang kantor.
 Lahan praktek yang sesuai dengan jenis pendidikan.
Lahan praktek ini dibuktikan dengan perjanjian
kerjasama dengan institusi lahan praktek (misalnya: RS,
Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, dll).
 Sumber pembiayaan dan proyeksi keuangan.
Sumber pembiayaan yang dapat menjamin kelancaran
penyelenggaraan pendidikan berupa deposit minimal
25% dari jumlah keseluruhan pembiayaan pendidikan
selama 1 (satu) tahun.
Rencana cash flow pembiayaan selama 5 (lima) tahun.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 6
Biaya visitasi Tim Ahli pada waktu melakukan penilaian
lapangan ditanggung oleh perakasa.
 Daya tampung mahasiswa dalam lima tahun mendatang.
d. Rencana Induk Pengembangan merupakan pedoman dasar
pengembangan untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun.
e. Status tanah.
f. Akte pendirian badan hukum perguruan tinggi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Apotik
Apotik adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyalur sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Persyaratan Apoteker Pengelola Apotik:
a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
b. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki Surat Izin kerja dari Menteri Kesehatan.
d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk
melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker.
e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi
Apoteker Pengelola Apotik di apotik lain.
Untuk mendapatkan izin apotik, Apoteker atau Apoteker yang
bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi
persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk
sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang merupakan milik
sendiri atau milik pihak lain.
Sarana Apotik dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan
kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi.
Pengawasan terhadap pelaksanaan institusi yang telah memperoleh
rekomendasi penyelenggaraan pendidikan diploma, dilakukan
secara periodik oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan dan atau
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 7
Apotik dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya
di luar sediaan farmasi.
Tata cara pemberian izin Apotik:
1. Permohonan Izin Apotik diajukan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh
Formulir Model APT-1. (terlampir)
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-
lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima
permohonan, melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan
Apotik untuk melakukan kegiatan. Dalam pemeriksaan
dapat meminta bantuan Kepala Balai POM, dengan
menggunakan Formulir APT-2. (terlampir)
3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai
POM selambat-lambatnya (enam) hari kerja setelah
permintaan bantuan teknis, melaporkan hasil pemeriksaan
setempat dengan menggunakan contoh Formulir APT-3.
(terlampir)
4. Apabila tidak dilakukan pemeriksaan, Apoteker Pemohon
dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi,
dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-4.
(terlampir)
5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelam
menerima laporan hasil pemeriksaan, atau surat pernyataan
siap melakukan kegiatan dari Apoteker, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat
Izin Apotik dengan menggunakan contoh Formulir Model
APT- 5. (terlampir)
6. Apabila dari hasil pemeriksaan masih belum memenuhi
syarat, dalam waktu 12 hari kerja Kepala Dinas Kesehatan
 Izin Apotik diberikan oleh Menteri Kesehatan.
 Menteri Kesehatan melimpahkan izin apotik kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melapor
pelaksanaan izin, pembakuan izin, dan pencabutan izin apotik
sekali setahun kepada Menteri dan tembusan disampaikan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 8
Kabupaten /Kota setempat, mengeluarkan Surat Penundaan
dengan menggunakan contoh Formulir Model APT- 6.
(terlampir)
7. Surat Penundaan untuk melengkapi persyaratan yang belum
dipenuhi, diberi kesempatan selambat-lambatnya dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal Surat Penundaan.
8. Permohonan izin Apotik yang tidak memenuhi persyaratan,
atau lokasi Apotik tidak sesuai dengan permohonan, dalam
jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib
mengeluarkan Surat Penolakan disertai dengan alasan-
alasannya dengan mempergunakan contoh Formulir Model
APT- 7. (terlampir)
9. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut
surat izin Apotik apabila:
a. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan.
b. Apoteker tidak memenuhi kewajiban.
c. Apoteker Pengelola Apotik berhalangan melakukan
tugasnya lebih dari 2 (dua) tahun secara terus-menerus.
d. Terjadi pelanggaran terhadap Undang-undang obat keras
Nomor. St. 1937 No. 541, Undang-undang No.23 tahun
1992 tentang Kesehatan, Undang-undang No. 5 tahun
1997 tentang Psikotropika, Undang-undang N0. 22 tahun
1997 tentang Narkotika, serta ketentuan peraturan
perundangan-undangan lain yang berlaku.
e. Surat Izin kerja Apoteker Pengelola Apotik dicabut dan
atau;
f. Pemilik sarana Apotik terbukti terlibat dalam
pelanggaran Perundang-undangan di bidang obat, dan
atau;
g. Apotik tidak lagi memenuhi persyaratan.
Pokok Bahasan 3.
PERSYARATAN DAN PROSEDUR PERIJINAN PEMBERI JASA
DIBIDANG KESEHATAN
1. Praktik Kedokteran
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 9
 Surat izin praktik dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang
berwenang di Kabupaten/Kota tempat praktik kedokteran
atau kedokteran gigi dilaksanakan.
 Surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat.
Persyaratan untuk mendapatkan surat izin praktik kedokteran
yaitu:
1. Memiliki surat tanda registrasi kedokteran atau surat tanda
registrasii dokter gigi yang dikeluarkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia, yang masih berlaku.
2. Mempunyai tempat praktik.
3. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.
Surat izin praktik masih tetap berlaku sepanjang:
1. Surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi
dokter gigi masih berlaku.
2. Tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam
surat izin praktik.
Setelah mempunyai surat izin praktik dan
menyelenggarakan praktik kedokteran, wajib memasang
papan nama praktik kedokteran.
Dokter dan dokter gigi yang berpraktik di sarana pelayanan
kesehatan, pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib
membuat daftar dokter atau dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran.
Persyaratan untuk memperoleh surat tanda registrasi:
Memiliki ijasah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau
dokter gigi spesialis.
Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan
sumpah/janji dokter atau dokter gigi.
Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental.
Memiliki sertifikat kompetensi.
Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 10
2. Praktik Bidan
Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki Surat Izin
Praktik Bidan (SIPB). Bidan dapat menjalankan praktik pada
sarana kesehatan dan/atau perorangan.
Untuk mendapat SIPB, Bidan mengajukan permohonan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan
melampirkan :
1. Fotocopy Surat Izin Bidan (SIB) yang masih berlaku.
2. Fotocopy ijasah bidan.
3. Surat persetujuan atasan, bila dalam pelaksanaan masa bakti
atau sebagai pegawai negeri atau pegawai pada sarana
kesehatan.
4. Surat keterangan sehat dari dokter.
5. Rekomendasi dari organisasi profesi.
6. Pas foto 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar.
Penyelenggaraan Praktik Bidan
1. Bidan dalam menjalankan praktiknya harus:
Memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
Menyediakan tempat tidur untuk persalinan 1 (satu),
maksimal 5 (lima) tempat tidur.
Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
SIB adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan pelayanan asuhan kebidanan di seluruh
wilayah RI, yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
Propinsi dimana institusi pendidikan berada.
Rekomendasi diberikan setelah dilakukan penilaian
kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan kode
etik profesi serta kesanggupan melakukan praktik bidan.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 11
Menyediakan obat-obatan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
2. Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan Surat
Izin Praktik Bidan atau fotocopy Izin Praktiknya di ruang
praktik, atau tempat yang mudah dilihat.
3. Bidan yang dalam praktiknya menyediakan lebih dari 5
(lima) tempat tidur, harus mempekerjakan tenaga bidan yang
lain yang memiliki SIPB untuk membantu tugas
pelayanannya.
4. Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, bidan harus
melaksanakan pencatatan hasil pelayanan, baik berupa
rekam medis kebidanan untuk setiap pasien maupun
rekapitulasi hasil pelayanan dasar untuk pembuatan laporan.
5. Pelaporan yang dilakukan dengan mengikuti ketentuan
program Pemerintah, khususnya dalam pelayanan KIA dan
KB, Pelaporan ditujukan kepada Puskesmas setempat.
Registrasi Dan Praktik Bidan
Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan
pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi
minimal kompetensi inti atau standar penampilan minimal yang
ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu
melaksanakan praktik profesinya.
 Pimpinan penyelenggara pendidikan Bidan wajib
menyampaikan laporan secara tertulis kepada Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi mengenai peserta didik yang baru lulus,
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dinyatakan lulus.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 12
Bentuk dan isi laporan sebagai berikut:
Nomor :
Lampiran :
Perihal : laporan Lulusan Pendidikan Bidan
Kepada Yth,
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ……………………….
di
..................................................
Bersama ini kami laporkan lulusan pendidikan bidan Tahun Ajaran .........
semester ....... sebagai berikut:
No Nama
lulusan
L/P Tempat,
tgl lahir
Lulus Alamat Keterangan
............................. 200....
Pimpinan .....................
(..............................)
Tembusan :
1. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Kesehatan Depkes RI
2. Kepala Biro Kepegawaian Sekretaris Jenderal Depkes R.I.
3. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 13
 Bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan
mengirimkan kelengkapan registrasi kepada Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi dimana institusi pendidikan berada,
guna memperoleh SIB selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
setelah menerima ijasah bidan.
contoh bentuk surat:
Perihal : Permohonan Surat Izin Bidan
Kepada Yth,
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ……………………….
di
..................................................
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama Lengkap : ..........................................................
Alamat : ..........................................................
Tempat Tanggal Lahir : ........................................................
Tahun Lulusan : ..........................................................
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin
Bidan (SIB).
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan :
a. Fotocopy ijasah Bidan;
b. Fotocopy Transkrip Nilai Akademik;
c. Surat Keterangan sehat dari dokter;
d. Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih
................................. 200....
Yang memohon
(..............................)
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 14
VI. REFERENSI
Depkes RI, Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran, Jakarta.
Depkes RI, Kepmenkes No. 245 Tahun 1990 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi,
Jakarta.
Depkes RI, Peraturan Menteri Kesehatan No. 246 Tahun 246 Tahun 1990
tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran
Obat Tradisional, Jakarta.
Depkes RI, Kepmenkes No. 992 Tahun 1993 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotik, Jakarta.
Depkes RI, Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat, Jakarta.
Depkes RI, Kepmenkes No. 900 Tahun 2002 tentang Registrasi dan
Praktik Bidan, Jakarta.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 15
L A M P I R A N
FORM APT-1
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Izin Apotik Kepada Yth. :
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
.....................................
.......................
di –
--------------------
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotik
dengan data-data sebagai berikut:
1. Pemohon :
Nama Pemohon :
Nomor Surat Izin Kerja/Surat Penugasan :
Nomor Kartu Tanda Penduduk :
Alamat dan Nomor Telepon :
NPWP :
2. Apotik :
Nama Apoptik :
A l a m a t :
Nomor Telepon :
Kecamatan :
Propinsi :
3. Dengan menggunakan sarana : Milik sendiri/milik pihak
lain
Nama Pemilik Sarana :
Alamat :
NPWP :
Bersama Permohonan ini kami lampirkan:
1. Salinan / Foto copy Surat Izin Kerja Apoteker
2. Salinan / Foto copy Kartu Tanda Penduduk
3. Salinan / Foto copy denah bangunan
4. Surat yang mengatakan status bangunan dalam bentuk akte hak
milik/sewa/kontrak
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 16
5. Daftar Asisten Apoteker dengan mencantumkan nama alamat, tanggal
lulus dan nomor surat izin kerja.
6. Asli dan salinan/foto copy daftar terperinci alat perlengkapan apotik
7. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotik bahwa tidak bekerja
tetap pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi apoteker pengelola
di apotik lain.
8. Asli dan salinan/foto copy surat izin atasan bagi pemohon Pegawai
Negeri, Anggota ABRI, dan Pegawai Instansi Pemerintah lainnya.
9. Akte perjanjian Kerja sama Apoteker Pengelola Apotik dengan Pemilik
Sarana Apotik.
10. Surat Pernyataan Pemilik Sarana tidak terlibat pelanggaran peraturan
perundang-undangan dibidang obat.
Demikianlah permohonan kami, atas perhatian dan persetujuan Bapak kami
sampaikan terima kasih.
...................................,
....................................200....
.....................................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 17
FORM APT-2
R A L A T
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA ............................
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Izin Apotik Kepada Yth. :
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota/Ba
lai POM
.....................................
.......................
di –
--------------------
Sehubungan dengan surat permohonan dari Apoteker ................................Nomor
............... Tanggal ........................... Perihal permohonan izin Apotik, maka dengan ini
kami tugaskan Saudara segera melaksanakan pemeriksaan terhadap permohonan
Apotik ..................................... di alamat ......................................... hasil pelaksanaan
pemeriksaan terseut supaya disampaikan kepada kami dalam bentuk Berita Acara
(Form APT-3) selambat-lambatnya dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak surat ini
diterima.
Demikianlah untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota
........................................
NIP. ............................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta,
2. Arsip
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 18
FORM APT-3
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN APOTIK
BERITA ACARA PEMERIKSAAN APOTIK
Pada hari ini …………….. tanggal ……………….. bulan …………….. tahun
…………. Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama :
Pangkat :
Jabatan :
NIP :
2. Nama :
Pangkat :
Jabatan :
NIP :
Berdasarkan surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
............................ Nomor ...................... tanggal ....................... tahun ........................ telah
melakukan pemeriksaan setempat terhadap :
Nama Apotik :
Alamat :
Kecamatan :
Kabupaten/Kotamadya :
Propinsi :
HASIL PEMERIKSAAN
NO PERINCIAN PERSYARATAN KENYATAAN PENILAIAN
TMS MS
I. BANGUNAN
1. Sarana Apotik Sarana Apotik dapat
didirikan pada lokasi
yang sama dengan
kegiatan pelayanan
dan komoditi lainnya
diluar sediaan
farmasi
2. Bangunan Apotik
sekurang-
kurangnya me-
miliki ruangan
khusus untuk:
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 19
a. Ruang
peracikan dan
penyerahan
resep
b. Ruangan
Administrasi
dan kamar kerja
apoteker
c. WC
- ada sesuai
kebutuhan
- ada sesuai
kebutuhan
- ada sesuai
kebutuhan
3. Kelengkapan
Bangunan calon
Apotik:
a. Sumber air
b. Penerangan
c. Alat pemadam
kebakaran
d. Ventilasi
e. Sanitasi
Harus memenuhi
persyaratan
kesehatan
Harus cukup terang
sehingga dapat
menjamin
pelaksanaan tugas
dan fungsi apotik
Harus berfungsi
dengan baik
sekurang-kurangnya
dua buah.
Yang baik serta
memenuhi
persyaratan Hygiene
lainnya.
Harus baik serta
memenuhi
persyaratan Hygiene
lainnya.
Sumur/PAM/
Sumur Pompa
dll.
PLN/generator
/petromak dll
................buah
dengan ukuran
.......... lb, ...........
lb
jendela ...... bh
ventilasi
........bh
Saluran
pembuangan
limbah :
ada/tidak
Bak-bak
tempat
pembuangan
sampah :
ada/tidak
4. Papan Nama Berukuran minimal :
Panjang : 60 cm
Lebar : 40 cm
Dengan tulisan :
- Hitam diatas
dasar putih
Berukuran :
Panjang : .....cm
Lebar : .........cm
Dengan tulisan
.......... ............
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 20
- Tinggi huruf
minimal : 5 cm
- Tebal : 5 cm
II PERLENGKAPAN :
1. Alat Pembuatan
pengo-lahan
dan peracikan
a. Timbangan
miligram
dengan anak
timbangan
yang sudah
ditera.
b. Timbangan
gram dengan
anak
timbangan
yang sudah
ditera
c. Perlengkapan
lain
disesuaikan
dengan
kebutuhan.
2. Perlengkapan
dan alat
perbekalan
Farmasi:
a. Lemari dan
Rak untuk
penyimpanan
obat.
b. Lemari
pendingin
c. Lemari untuk
penyimpanan
narkotik dan
psikotropika.
3. Wadah
Pengemas dan
Pembungkus.
a. Etiket.
- minimal 1 set
- minimal 1 set
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- minimal 1 buah
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- ada/tidak
- ada/tidak
- ada/tidak
- ada/tidak
..................
buah
- ada/tidak
..................
buah
- ada/tidak
..................
buah
- ada / tidak
..................
buah
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 21
b. Wadah
pengemas
dan
pembung-
kus untuk
penyera-
han obat.
4. Alat
Administrasi :
a. Blanko
pesanan
obat
b. Blanko
kartu stok
obat
c. Blanko
salinan
resep
d. Blanko
faktur dan
blanko
nota
penjualan.
e. Buku
pencatatan
Narkotika
f. Buku
pesanan
obat
Narkotika
g. Form
laporan
obat
narkotika
5.1. Buku standar
yang
diwajibkan.
2. Kumpulan
peraturan
perundang-
undangan yang
berhubungan
dengan apotik.
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
Farmakope Indonesia
Edisi terbaru 1 buah
- ada dengan
jumlah sesuai
kebutuhan
- ada/tidak
..................
buah
- ada/tidak
.......... buah
- ada/tidak
........... buah
- ada / tidak
........... buah
- ada/tidak
........... buah
- ada/tidak
........... buah
- ada/tidak
........... buah
- ada/tidak
- ada/tidak
III. TENAGA
KESEHATAN
1. Apoteker
Pengelola
- Ada ............... orang
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 22
Apotik
2. Apoteker
Pendamping
3. Asisten
Apoteker.
............... orang
................ orang
Demikian Berita Acara kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab
Berita Acara dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan dikirim kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Permohonan satu rangkap
3. Satu rangkap arsip
Mengetahui
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang membuat berita acara ini,
1. ...............................................
NIP.
2. .....................................................
...................................................
NIP.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 23
FORM APT - 4
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Pernyataan siap melakukan Kepada Yth. :
Kegiatan. Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/
Kota
.....................................
.......................
di –
--------------------
Menunjuk Surat Permohonan kami nomor : ......................................... tanggal
..................
Dan menunjuk ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
1332/MENKES/SK/X/ 2002 Pasal 7 ayat (4) dan (5), dengan ini kami laporkan
bahwa Apotik ............................. yang beralamat di jalan ............................................
Kecamatan ......................................... Kabupaten ............................................. telah siap
untuk melaksanakan kegiatan.
Demikian untuk diketahui dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Apoteker Pengelola Apotik
...........................................
SIK. ..................................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ....................................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 24
FORM APT - 5
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
SURAT IZIN APOTIK
Nomor : ..................................
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
MEMBACA : Surat Permohonan ........................................................ tanggal
.................................. tentang permohonan untuk
memperoleh izin Apotik.
MENIMBANG : bahwa permohonan untuk memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan dan permohonan dapat disetujui, oleh
karena itu menganggap perlu menetapkan dengan suatu
Surat Keputusan.
MENGINGAT : 1. Undang-undang Obat Keras (St. 1937 No. 541) ;
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaga Negara tahun 1992 No. 100,
Tambahan Lembaran Negara No. 3495);
3. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10,
Tambahan Lembaran Negara No. 3671);
4. Undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika
(Lembaran Negara tahun 1997 No. 67, Tambahan
Lembaran Negara No. 3698);
5. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999
No. 60, Tambahan Lembaran Negara No. 378);
6. Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
1999 No. 72, Tambahan Lembaran Negara No. 3848);
7. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor, 26
tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3169);
8. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3637);
9. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 25
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3781);
10. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri KesehatanNo.
922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotik, Jo. Peraturan Menteri
Kesehatan RI. No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik.
M E M U T U S K A N
MENETAPKAN :
Pertama : Memberi izin Apotik kepada:
N a m a : .............................................
Alamat : .............................................
Surat Izin Kerja Nomor : .............................................
Nama Apotik : .............................................
Alamat Apotik : ............................................
Kecamatan : .............................................
Kabupaten/Kotamadya : .............................................
Propinsi : .............................................
Dengan menggunakan sarana : Milik sendiri/milik
pihak lain
Nama Pemilik Sarana : .............................................
Atas Perjanjian Kerja sama –
Nomor : .............................................
Tanggal : .............................................
Yang dibuat dihadapan Notaris : ............................................
Di : ............................................
Dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Izin Apotik ini berlaku untuk apoteker atau Apoteker
bekerja sama dengan Pemilik Sarana Aporik, di lokasi
dan sarana sebagaimana tersebut diatas.
2. Penyelenggaraan Apotik, harus selalu mematuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 26
Kedua : Surat Keputusan ini dicabut kembali apabila terjadi hal-
hal dimaksud dalam pasal 7 ayat (3) Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor: 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang
Ketentuan dan tata cara Pemberian Izin Apotik.
Ditetapkan di : .................................
Pada tanggal : .................................
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota
.................................................................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 27
FORM APT - 6
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Penundaan Pemberian Izin Apotik
Kepada Yth. :
Apoteker
.....................................
.....................................
di –
--------------------
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : ............................................ tanggal
............................
Perihal permohonan izin Apotik, maka dengan ini kami beritahukan bahwa kami
belum dapat menyetujui permohonan izin tersebut karena :
1. ....... .............................................................................................................................
2. ....... .............................................................................................................................
3. .....................................................................................................................................
Selanjutnya kepada Saudara kami minta melengkapi kekurangan tersebut selambat-
lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat ini.
Demikianlah untuk dimaklumi.
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten /
Kota
.............................................
.............................................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 28
FORM APT - 7
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Penolakan Izin Apotik
Kepada Yth. :
Apoteker
.....................................
.....................................
di –
----------------
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor: ............................ tanggal ............................
Perihal permohonan izin Apotik, maka dengan ini kami beritahukan bahwa kami
tidak dapat menyetujui permohonan izin tersebut karena :
1. ....... .............................................................................................................................
2. ....... .............................................................................................................................
3. .....................................................................................................................................
Selanjutnya kepada Saudara kami minta melengkapi kekurangan tersebut selambat-
lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat ini.
Demikianlah untuk dimaklumi.
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten /
Kota
.............................................
.............................................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 29
FORM APT - 8
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
BERITA ACARA PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI
Pada hari ini .................................... tanggal ............... bulan ............... tahun ....................
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1332/Menkes/SK/X/2002,
tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotik, Kami yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama Apoteker Pengelola Apotik :
SIK Nomor :
Nama Apotik :
Alamat Apotik :
Telah melakukan pemusnahan : Perbekalan Farmasi sebagaimana tercantum
dalam Daftar terlampir.
Telah melakukan pemusnahan :
Berita Acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan dikirim kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
Karyawan yang membantu, Yang membuat Berita Acara,
........................................... ...............................................
SIK. ..................................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 30
LAMPIRAN DAFTAR PERBEKALAN FARMASI YANG DIMUSNAHKAN
No.
Urut
N a m a Jumlah Alasan Pemusnahan
................................................
Yang membuat Berita Acara
..............................................
SIK. ...................................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 31
FORM APT - 9
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Lampiran Penunjukkan Apoteker
Pendamping/Apoteker Pengganti
Kepada Yth. :
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
............................................................
di
----------------------------------------------
Dengan homat,
Menunjuk pada pasal 19 Peraturan Menteri Kesehatan No. :
1332/Menkes/SK/X/2002, tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotik,
maka dengan ini kami laporkan bahwa kami telah menunjuk Apoteker
Pendamping/Apoteker Pengganti pada Apotik ................................ sebagai berikut:
Nama :
Alamat :
Nomor SIK :
Jangka waktu penunjukkan
Untuk Apoteker Pengganti :
Yang kami pastikan bahwa yang bersangkutan tidak bekerja pada usaha farmasi
dan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola, Apoteker Pendamping atau
Apoteker Pengganti pada Apotik lain. Bersama ini kami lampirkan:
1. Salinan/foto copy Surat Izin Kerja Apoteker
2. Salinan/foto copy Kartu Tanda Penduduk
3. Surat Pernyataan kesediaan bekerjsa sebagai Apoteker
Pendamping/pengganti.
Demikianlah laporan kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Apoteker Pengelola Apotik.
...........................................
SIK. ..................................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ....................................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 32
FORM APT - 10
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN APOTIK
BERITA ACARA SERAH TERIMA PERALIHAN TANGGUNG JAWAB
PELAYANAN KEFARMASIAN
Pada hari ini ………….. tanggal ……………….. bulan …………….. tahun ………….
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. : 1332/Menkes/SK/X/2002,
tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotik, Kami yang bertanda tangan
dibawah ini :
1. Apoteker Pengelola Apotik yang lama
Nama :
Nomor SIK :
A l a m a t :
Nama Apotik :
Alamat Apotik :
2. Apoteker Pengelola Apotik yang baru/pengganti :
Nama :
Nomor SIK :
A l a m a t :
3. Dengan disaksikan oleh :
Nama :
Jabatan :
Nomor SIK :
Telah melakukan melakukan penyerahan :
1. Resep-resep. Dari tanggal ......................................... s/d tanggal
............................... berjumlah ............ lembar.
2. Obat-obat narkotika sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.
Kunci-kunci lemari penyimpanan terdiri dari ...................... buah.
3. Obat keras tertentu/bahan berbahaya dan obat lainnya sebagaimana daftar
terlampir. Kunci-kunci lemari penyimpanan obat keras tertentu/bahan
berbahaya dan obat lainnya terdiri dari ...................... buah.
4. Lain-lain yang dianggap perlu.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 33
Demikianlah Berita Acara Serah Terima ini kami buat sesungguhnya dengan penuh
tanggung jawab. Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan dikirim
kepada :
1. Direktur Jenderal Yanfar dan Alkes Departemen Kesehatan RI
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ..........................
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ...............
4. Satu sebagai arsip.
...................................................
Yang menerima, Yang menyerahkan,
Apoteker Pengeloala Apotik Apoteker Pengelola Apotik yang lama,
............................................ ......................................................
SIK. .................................. SIK. ......................................
Saksi-Saksi :
1. .....................................
............................................
SIK. ..................................
2. .....................................
............................................
SIK. ..................................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 34
FORM APT - 11
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN APOTIK
BERITA ACARA PENYERAHAN UNTUK PENGAMANAN RESEP
NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
KARENA APOTEKER MENINGGAL DUNIA
Pada hari ini ………….. tanggal ……………….. bulan …………….. tahun ………….
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.: 1332/Menkes/SK/X/2002,
tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotik, Kami yang bertanda tangan
dibawah ini :
A. Ahli Waris Apoteker Pengelola Apotik :
Nama :
A l a m a t :
Nama Apotik :
Alamat Apotik :
B. 1. Dengan disaksikan oleh :
Nama :
Jabatan :
Nomor SIK :
2. Dengan disaksikan oleh :
Nama :
abatan :
Nomor SIK :
Telah melakukan melakukan penyerahan untuk pengamanan :
1. Resep-resep. Dari tanggal ......................................... s/d tanggal ...............................
berjumlah ............ lembar.
2. Narkotika sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.
3. Obat keras tertentu/bahan berbahaya dan obat lainnya sebagaimana daftar
terlampir.
4. Kunci-kunci lemari tempat penyimpanan narkotika sebanyak .................buah.
5. Kunci-kunci lemari tempat penyimpanan obat keras tertentu/bahan berbahaya
dan obat lainnya sebanyak ...................... buah.
6. Lain-lain yang dianggap perlu.
Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ..............................................
Nama :
NIP :
Serah terima dilakukan :
Alasan serah terima : Karena Apoteker Pengelola Apotik
meninggal dunia dan pada Apotik tidak
terdapat Apoteker Pendamping.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 35
Demikianlah Berita Acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung
jawab. Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan dikirim kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ..........................
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ...............
3. Satu sebagai arsip.
...................................................
Yang menerima, Yang menyerahkan,
Ahli Waris Apoteker Pengelola Apotik
............................................ ......................................................
SIK. .................................. SIK. ......................................
Saksi-Saksi :
1. .....................................
............................................
SIK. ..................................
2. .....................................
............................................
SIK. ..................................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 36
DAFTAR PERINCIAN NARKOTIKA YANG DISERAHTERIMAKAN
NO. NAMA NARKOTIKA JUMLAH KETERANGAN
DAFTAR PERINCIAN OBAT KERAS TERTENTU/BAHAN BERBAHAYA
DAN OBAT LAINNYA YANG DISERAHTERIMAKAN
NO.
URUT
NAMA OBAT KERAS
TERTENTU/BAHAN
BERBAHAYA LAINNYA
JUMLAH KETERANGAN
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 37
FORM APT - 12
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN / KOTA ..........................
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Peringatan Ke .................
Tentang Pelaksanaan Ketentuan
Perizinan Apotik.
Kepada Yth. :
.....................................
.....................................
di –
--------------------
Sesuai dengan izin Apotik Nomor: ............................................ tanggal
......................................... atas nama ...................................................... dengan lokasi
.............................................................. setelah kami mengadakan pemeriksaan ternyata
Apotik Saudara tidak memenuhi ketentuan perizinan yang berlaku, antara lain:
1. ....... .............................................................................................................................
2. ....... .............................................................................................................................
3. .....................................................................................................................................
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami minta Saudara untuk memenuhi
ketentuan perizinan yang berlaku.
Demikianlah untuk kiranya menjadi perhatian Saudara..
Kepala Dinas
KesehatanKabupaten/Kota
..................................................
.............................................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 38
FORM APT - 13
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
Nomor : ..................................
SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
MEMBACA : Surat Peringatan tertulis Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota
Nomor: .................................. tanggal .........................................
Perihal pengaturan ke 3 pelaksanaan ketentuan perizinan
Apotik atas nama ..................................................
MENIMBANG : bahwa Apotik ............................... telah melaksanakan
pelanggaran-pelanggaran:
1. ..................................................................................
2. ..................................................................................
3. ..................................................................................
MENGINGAT : 1. Undang-undang Obat Keras (St. 1937 No. 541);
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaga Negara tahun 1992 No. 100,
Tambahan Lembaran Negara No. 3495);
3. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10,
Tambahan Lembaran Negara No. 3671);
4. Undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika
(Lembaran Negara tahun 1997 No. 67, Tambahan
Lembaran Negara No. 3698);
5. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999
No. 60, Tambahan Lembaran Negara No. 378);
6. Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
1999 No. 72, Tambahan Lembaran Negara No. 3848);
7. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor, 26
tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3169);
8. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3637);
9. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 39
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3781);
10. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan No.
922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotik, Jo. Peraturan Menteri
Kesehatan RI. No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik.
M E M U T U S K A N
MENETAPKAN :
Pertama : Membekukan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota ............................ Nomor .............................
Tanggal ........................ tentang pemberian izin
Apotik.........................
Kedua : Surat Keputusan ini berlaku selama-lamanya 6 (enam)
bulan sejak tanggal ditetapkan.
Ketiga : Pencairan Suarat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dimaksud dalam Diktum Pertama akan
dilakukan dengan penerbitan Surat Keputusan Kepala
Kantor Dinas Kesehatan apabila Apotik telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Keempat : Pencabutan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dimaksud dalam Diktum Pertama akan
dilakukan bila setelah 6 (enam) bulan sejak tanggal
ditetapkannya Surat Keputusan ini Apotik masih belum
memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Ditetapkan di : .................................
Pada tanggal : .................................
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
.................................................................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 40
FORM APT - 14
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
Nomor : ..................................
SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA
..................
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
MEMBACA : Berita Acara Hasil Pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota Nomor: .................................. tanggal
......................................... Perihal usul pencairan Apotik atas
nama .................................................
MENIMBANG : bahwa Apoteker Pengelola Apotik telah memenuhi
kembali persyaratan Apotik .......................................... yaitu:
1. ..................................................................................
2. ..................................................................................
3. ..................................................................................
4. ..................................................................................
MENGINGAT : 1. Undang-undang Obat Keras (St. 1937 No. 541) ;
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaga Negara tahun 1992 No. 100,
Tambahan Lembaran Negara No. 3495);
3. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10,
Tambahan Lembaran Negara No. 3671);
4. Undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika
(Lembaran Negara tahun 1997 No. 67, Tambahan
Lembaran Negara No. 3698);
5. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999
No. 60, Tambahan Lembaran Negara No. 378);
6. Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
1999 No. 72, Tambahan Lembaran Negara No. 3848);
7. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor, 26
tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3169);
8. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 41
Indonesia tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3637);
9. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3781);
10. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri KesehatanNo.
922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotik, Jo. Peraturan Menteri
Kesehatan RI. No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik.
M E M U T U S K A N
MENETAPKAN :
Pertama : Mencabut kembali Surat Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota ................ Nomor
...................... Tanggal .......................... tentang pembekuan
izin Apotik........................
Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : .................................
Pada tanggal : .................................
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
.................................................................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 42
FORM APT - 15
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
Nomor : ..................................
SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA
..................
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
MEMBACA : Berita Acara Hasil Pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota Nomor: .................................. tanggal
......................................... Perihal usul pembekuan izin
Apotik atas nama .......................................
MENIMBANG : bahwa Apotik telah melakukan pelanggaran-pelanggaran:
1. ..................................................................................
2. ..................................................................................
3. ..................................................................................
MENGINGAT : 1. Undang-undang Obat Keras (St. 1937 No. 541);
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaga Negara tahun 1992 No. 100,
Tambahan Lembaran Negara No. 3495);
3. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10,
Tambahan Lembaran Negara No. 3671);
4. Undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika
(Lembaran Negara tahun 1997 No. 67, Tambahan
Lembaran Negara No. 3698);
5. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999
No. 60, Tambahan Lembaran Negara No. 378);
6. Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
1999 No. 72, Tambahan Lembaran Negara No. 3848);
7. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor, 26
tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3169);
8. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3637);
9. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 43
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3781);
10. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri KesehatanNo.
922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotik, Jo. Peraturan Menteri
Kesehatan RI. No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik.
M E M U T U S K A N
MENETAPKAN :
Pertama : Mencabut Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.............................Nomor ...........................
Tanggal ............. tentang pemberian izin Apotik
......................
Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : .................................
Pada tanggal : .................................
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
.................................................................
Tembusan Kepada Yth. :
1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta
2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 44
FORM APT- 16
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
APOTIK
BERITA ACARA PEMERIKSAAN APOTIK
Pada hari ini …………….. tanggal ……………….. bulan …………….. tahun
…………. Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama :
Pangkat :
Jabatan :
NIP :
2. Nama :
Pangkat :
Jabatan :
NIP :
3. Nama :
Pangkat :
Jabatan :
NIP :
Berdasarkan surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
............................ Nomor ...................... tanggal ....................... tahun ........................ telah
melakukan pemeriksaan setempat terhadap:
Nama Apotik :
Alamat :
Kecamatan :
Kabupaten/Kotamadya :
Propinsi :
Dalam rangka :
NO PERINCIAN KEADAAN
PADA SAAT
PEMERIKSAAN
TERAKHIR
KENYATAAN
PADA SAAT
INI
KETERANGAN
I. BANGUNAN
1. Alamat Apotik
2. Luas bangunan
Apotik seluruhnya.
3. Bangunan terdiri
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 45
dari:
a. Ruang tunggu
b. Ruang Peracikan
dan penyerahan
obat
c. Ruang
Administrasi dan
kamar kerja
apoteker
d. Ruang tempat
pencucian alat
e. W.C
4. Keadaan bangunan:
a. Dinding
b. Langit-langit
c. Atap
d. Lantai
5. Kelengkapan
bangunan calon
Apotik:
a. Sumber air
b. Penerangan
c. Alat Pemadam
Kebakaran
d. Ventilasi
e. Sanitasi
6. Papan nama
II. PERLENGKAPAN
1. Alat pembuatan,
pengolahan dan
peracikan.
a. Gelas ukur, 10 ml,
100 ml, 250 ml.
b. Labu Erlenmeyer
100 ml, 500 ml, 1
ltr.
c. Gelas Piala 100
ml, 500 ml, 1 ltr.
d. Panci pengukur 1
liter
e. Corong berbagai
ukuran
f. Timbangan
miligram dengan
anak timbangan
yang sudah
ditera.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 46
g. Timabangan
gram dengan
anak timbangan
yang sudah
ditera.
h. Thermometer
berskala 100
i. Mortir garis
tengah 5 sampai
dengan 10 cm
dan 10 sampai 15
beserta alu.
j. Spatel
logam/tanduk
plastik dan
porselen.
k. Cawan penguap
porselen garis
tengah 5 sampai
dengan 15 cm
l. Batang pengaduk
m. Penangas air
n. Kompor atau alat
pemansas yang
sesuai
o. Panci
p. Rak tempat
pengering alat
2. Perlengkapan dan
alat perbekalan
Farmasi
a. Botol
b. Lemari dan rak
untuk
penyimpan-an
obat
c. Lemari pendingin
d. Lemari untuk
penyimpan-an
racun, narkotika
dan bahan obat
berbahaya
lainnya.
3. Wadah Pengemas
dan pembungkus:
a. Etiket
b. Wadah pengemas
dan pembungkus
untuk
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 47
penyerahan obat
4. Alat administrasi:
a. Blanko pesanan
obat
b. Blanko kartu stok
obat
c. Blanko salinan
resep
d. Blanko faktur dan
blanko nota
penjualan
e. Buku pembelian
f. Buku penerimaan
g. Buku pengiriman
h. Buku pembukuan
keuangan
i. Buku pencatatan
narkotika
j. Buku pesanan
obat Narkotika
k. Form laporan
obat Narkotika
l. Buku pencatatan
penyerahan racun
m. Alat-alat tulis dan
kertas.
5. 1. Buku Standar
yang
diwajibkan
2. Kumpulan
peraturan per-
undang-undangan
yang berhubungan
dengan Apotik.
6. Tempat
Penyimpanan khusus
Narkotika.
III. PERSONALIA
1. Nama Apoteker Pengelola :
A l a m a t :
Nomor SIK :
2. Apoteker Pendamping :
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 48
A l a m a t :
Nomor SIK :
3. Nama Pemilik Sarana Apotik :
A l a m a t :
4. Asisten Apoteker :
a. Nama :
Nomor SIK :
b. Nama :
Nomor SIK :
c. Nama :
Nomor SIK :
d. Nama :
Nomor SIK :
5. Tenaga Lain:
a. Nama :
b. Juru Resik :
c. Keamanan :
d. Lain-lain :
6. Apakah Apoteker Apotik bekerja penuh di Apotik ?
Ya / Tidak
7. Jika tidak, apakah Apoteker tersebut bekerja pada perusahaan lain ?
Ya / Tidak
8. Jika Apoteker bekerja sebagai Apoteker Pengganti/Pendamping apakah sudah
dilaporkan kepada Kantor Dinas Kesehatan Depkes setempat ?
Ya / Tidak
9. Apakah Apoteker pengelola Apotik/Apoteker Pengganti /Apoteker
Pendaping selalu berada di Apotik selama Apotik buka ?
Ya / Tidak
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 49
IV. PENGELOLAAN DAN PELAYANAN
1. Apakah ruang dalam bangunan Apotik berada dalam keadaan bersih?
Ya / Tidak
2. Apakah Apotik hanya melakukan kegiatan yang sesuai dengan tugas dan
fungsi Apotik (yang ada hubungannya dengan pelayanan kesehatan)?
Ya / Tidak
3. Apakah Apotik pernah menerima resep dengan obat Generik dan
menggantinya dengan obat paten ?
Ya / Tidak
4. Apakah Apotik pernah melayani resep dengan mengganti obat tanpa
konsultasi dengan dokter penulis resep ?
Ya / Tidak
5. Apakah Apotik hanya melaksanakan pengadaan, penyimpan dan penyaluran
obat-obat yang terdaftar pada Departemen Kesehatan RI ?
Ya / Tidak
6. Apakah obat-obat yang tersedia di Apotik bersumber dari Pabrik, PBF, atau
sumber lain yang sah (cek dari bukti faktur) ?
Ya / Tidak
7. Apakah tersedia obat-obat Generik sesuai dengan DCEN untuk Rumah Sakit
tipe C-D ?
Ya / Tidak
8. Apakah surat pesanan selalu ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotik
atau Apoteker Pendamping/Pengganti ?
Ya / Tidak
9. Apakah surat pesanan selalu memakai blanko surat pesanan dari Apotik ?
Ya / Tidak
10. Apakah surat pesanan mempunyai nomor yang berurut ?
Ya / Tidak
11. Apakah faKtor penerimaan obat selalu ditanda tangani oleh Apoteker/Aisten
Apoteker/Ahli Madya Farmasi yang sesuai dengan mencantumkan nama
terang dan nomor S.P ?
Ya / Tidak
12. Apakah Apotik hanya menyerahkan obat/bahan obat keras di luar daftar obat
wajib Apotik dengan resep dokter ?
Ya / Tidak
13. Jika obat/bahan obat keras diserahkan tanpa resep dokter apakah diserahkan
kepada yang berhak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku ?
Ya / Tidak
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 50
14. Apakah dipergunakan kartu stock ditempat penyimpanan obat ?
Ya / Tidak
15. Apakah dalam kartu stok tercantum ?
a. Nama obat
Ya / Tidak
b. Sumber Obat
Ya / Tidak
c. Sumber Pembelian
Ya / Tidak
d. Jumlah pemasukan obat
Ya / Tidak
e. Jumlah pengeluaran obat
Ya / Tidak
f. Sisa obat
Ya / Tidak
g. Nomor batch
Ya / Tidak
h. Tanggal kedaluarsa
Ya / Tidak
16. Apakah jumlah obat dalam kartu stok sesuai dengan jumlah yang ada ?
Ya / Tidak
17. Apakah ditemukan obat-obat lama, rusak atau kedaluarsa ?
Ya / Tidak
18. Jika ya, apakah penyimpanannya terpisah dari obat lain ?
Ya / Tidak
19. Apakah ada tempat penyimpanan khusus untuk obat yang peka (ruangan ber -
AC/lemari pendingin) ?
Ya / Tidak
20. Apakah semua obat yang dipesan di Apotik dimasukkan dalam buku
penerimaan ?
Ya / Tidak
21. Apakah semua obat yang dipesan di Apotik dimasukkan dalam buku
pembelian ?
Ya / Tidak
22. Apakah setiap penjualan dilengkapi dengan faktur / nota penjualan?
Ya / Tidak
23. Apakah setiap penjualan dicatat dalam buku penjualan?
Ya / Tidak
24. Apakah Apotik melayani /menerima resep/salinan resep yang jelas dan
lengkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku?
Ya / Tidak
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 51
25. Apakah salinan resep difaraf/ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola
Apotik/Apoteker Pendamping/Pengganti?
Ya / Tidak
26. Apakah resep disimpan menurut urutan tanggal dan nomor urut resep?
Ya / Tidak
27. Apakah resep yang mengandung narkotika disimpan terpisah dari resep
lainnya?
Ya / Tidak
28. Apakah setiap pengeluaran narkotika dicatat dalam buku pencatatan
narkotika?
Ya / Tidak
29. Apakah pernah melakukan pemusnahan resep?
Ya / Tidak
30. Jika Ya, apakah pemusnahan resep tersebut dilakukan dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku?
Ya / Tidak
31. Apakah narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku?
Ya / Tidak
V. LAIN-LAIN
1. Jumlah rata-rata lembar resep sehari : ......................... lembar
2. Harga rata-rata perlembar resep : Rp........................
......................, ......................
Apoteker Pengelola Apotik Petugas Pemeriksa :
( ........................................) 1. .............................. ...........
2. ........................... ..............
3. ........................... ..............
Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat rangkap 4 (empat)
Disampaikan kepada :
1. Menteri Kesehatan RI
2. Dinas Kesehatan Propinsi ..............................
3. Apoteker Pengelola Apotik ...........................
4. Kepala Badan POM
5. Kepala Balai Pom Setempat.
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 52
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI No.
900/MENKES/SK/VII/2002
Standar Daftar Peralatan Praktik Bidan
NO JENIS ALAT Jmlh Keterangan
ada/tdk ada
A Peralatan Tidak Steril
1. Tensimeter 1
2. Stetoskop bioculer 1
3. Stetoskop monoculer 1
4. Timbangan dewasa 1
5. Timbangan bayi 1
6. Pengukur panjang bayi 1
7. Termometer 1
8. Oksigen dengan regulator 1
9. Ambu bag dengan masker resusitasi (ibu + bayi) 1
10. Penghisap lendir 1
11. Lampu/sorot 1
12. Penghitung nadi 1
13. Sterisator 1
14. Bank instrumen dengan tutup 1
15. Reflek hamer 1
16. Alat pemeriksaan HB (sahi) 1
17. Set pemeriksaan urine (protein + reduksi) 1
18. Pita pengukur 1
19. Plastik penutup instrumen steril 1
20. Sarung tangan karet untuk mencuci alat 1
21. Apron/celemek 1
22. Masker 1
23. Pengaman mata 1
24. Sarung kaki plastik 1
25. Infus set 1
26. Standar infus 1
27. Semprit disposible 1
28. Tempat kotoran/sampah 1
29. Tempat kain kotor 1
30. Tempat plasenta 1
31. Pot 1
32. Piala Ginjal/bengkok 1
33. Sikat, sabun ditempatnya 1
34. Kertas lakmus 1
35. Vacum ekstrator set 1
36. Semprit glyserin 1
37. Gunting ferban 1
38. Kan pengukur darah 1
39. Spatel lidah 1
40. IUD Kit 1
42. Implant Kit 1
43. Gergaji Obat 1
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 53
B. PERALATAN STERIL
1. Klem Pean 2
2. ½ Klem Kocher 1
3. Korentang 1
4. Gunting tali pusat 1
5. Gunting benang 1
6. Gunting episiotomi 1
7. Kateter karet/metal 1/1
8. Pincet anatomi 1
9. Pincet chirurgi 1
10. Spekulum Vagina 1
11. Mangkok metal kecil 1
12. Pengikat tali pusat 1
13. Penghisap lendir 1
14. Tampon tang dan tampon vagina 1/1
15. Pemegang jarum 1
16. Jarum kulit dan otot 1/1
17. Sarung tangan 6 psng
18. Benang sutera + catgut 1
19. Doek steril 1
C. BAHAN HABIS PAKAI
1. Kapas
2. Kain Kasa
3. Plester
4. Handuk
5. Pembalut wanita
D FORMULIR YANG DISEDIAKAN
1 Formulir Informed Conser
2 Formulir ANC
3 Formulir Partograp
4 Formulir persalinan/nifas dan KB
5 Buku rigister: ibu, bayi, anak, KB
6 Formulir laporan
7 Formulir Rujukan
8 Formulir surat rujukan
9 Formulir permintaan darah
10 Formulir kematian
E OBAT-OBATAN
1. Roborantia
2. Vaksin
3. Syock Anafilaktik
- Adrenalin 1 : 100 5 Ampul
- Antihistamin 2 Ampul
- Hidrokortison 5 Ampul
- Aminophilin 240 mg/10 ml 2 Ampul
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes
Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 54
- Dopamin 5 Ampul
4. Sedativa
5. Antibiotika
6. Uterotonika
7. Antiperitika
8. Koagulantia
9. Anti Kejang
10. Glyserin
11. Cairan infus
12. Obat luka
13. Cairan disenfektan (termasuk Chlorine)
14. Obat penanganan asphiksia pada bayi baru lahir

More Related Content

What's hot

Adminkes penyusunan kebjk prog
Adminkes penyusunan kebjk progAdminkes penyusunan kebjk prog
Adminkes penyusunan kebjk prog
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Paparan dasar dan jabfung adminkes
Paparan dasar dan jabfung adminkesPaparan dasar dan jabfung adminkes
Paparan dasar dan jabfung adminkes
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatanPenyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Persiapan pelayanan adminkes
Persiapan pelayanan adminkes Persiapan pelayanan adminkes
Persiapan pelayanan adminkes
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Paparan kebijakan pelatihan adminkes
Paparan kebijakan pelatihan adminkesPaparan kebijakan pelatihan adminkes
Paparan kebijakan pelatihan adminkes
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
WiandhariEsaBBPKCilo
 
BAB 1 ADMEN.pptx
BAB 1 ADMEN.pptxBAB 1 ADMEN.pptx
BAB 1 ADMEN.pptx
IndahPuspitasari83
 
Buku Juknis Kredensial.pdf
Buku Juknis Kredensial.pdfBuku Juknis Kredensial.pdf
Buku Juknis Kredensial.pdf
azkar4
 
Manual mutu puskesmas
Manual mutu puskesmasManual mutu puskesmas
Manual mutu puskesmas
Trisfariani Cotto
 
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_danPedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
yuli anggraeni
 
PPT KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)
PPT KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)PPT KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)
PPT KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)
IndiSusanti
 
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptxBAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
kkyazidannabhani
 
Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022) VERSI UJICOBA.pdf
Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022) VERSI UJICOBA.pdfBuku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022) VERSI UJICOBA.pdf
Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022) VERSI UJICOBA.pdf
MokhamadSuyonoYahya1
 
Uraian jabatan gizi
Uraian jabatan giziUraian jabatan gizi
Uraian jabatan gizi
dodyarisandi1
 
Evaluasi TPCB oleh Dinkes Kota Semarang.pdf
Evaluasi TPCB oleh Dinkes Kota Semarang.pdfEvaluasi TPCB oleh Dinkes Kota Semarang.pdf
Evaluasi TPCB oleh Dinkes Kota Semarang.pdf
ArmandoBimo
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Ulfah Hanum
 
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widyaPenilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
BidangTFBBPKCiloto
 
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
WiandhariEsaBBPKCilo
 
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docxSK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
MufidanaAzis1
 

What's hot (20)

Adminkes penyusunan kebjk prog
Adminkes penyusunan kebjk progAdminkes penyusunan kebjk prog
Adminkes penyusunan kebjk prog
 
Paparan dasar dan jabfung adminkes
Paparan dasar dan jabfung adminkesPaparan dasar dan jabfung adminkes
Paparan dasar dan jabfung adminkes
 
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatanPenyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
 
Persiapan pelayanan adminkes
Persiapan pelayanan adminkes Persiapan pelayanan adminkes
Persiapan pelayanan adminkes
 
Paparan kebijakan pelatihan adminkes
Paparan kebijakan pelatihan adminkesPaparan kebijakan pelatihan adminkes
Paparan kebijakan pelatihan adminkes
 
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
 
BAB 1 ADMEN.pptx
BAB 1 ADMEN.pptxBAB 1 ADMEN.pptx
BAB 1 ADMEN.pptx
 
Buku Juknis Kredensial.pdf
Buku Juknis Kredensial.pdfBuku Juknis Kredensial.pdf
Buku Juknis Kredensial.pdf
 
Manual mutu puskesmas
Manual mutu puskesmasManual mutu puskesmas
Manual mutu puskesmas
 
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_danPedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
 
PPT KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)
PPT KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)PPT KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)
PPT KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)
 
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptxBAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
 
Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022) VERSI UJICOBA.pdf
Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022) VERSI UJICOBA.pdfBuku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022) VERSI UJICOBA.pdf
Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022) VERSI UJICOBA.pdf
 
Uraian jabatan gizi
Uraian jabatan giziUraian jabatan gizi
Uraian jabatan gizi
 
Evaluasi TPCB oleh Dinkes Kota Semarang.pdf
Evaluasi TPCB oleh Dinkes Kota Semarang.pdfEvaluasi TPCB oleh Dinkes Kota Semarang.pdf
Evaluasi TPCB oleh Dinkes Kota Semarang.pdf
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
 
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widyaPenilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
 
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
 
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docxSK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
 

Similar to Mi 5 Materi perijinan

Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
pjj_kemenkes
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
pjj_kemenkes
 
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
yumiibeaar
 
Bahan sosialisasi permenkes 67 tahun 2013 (1)
Bahan sosialisasi permenkes 67 tahun 2013 (1)Bahan sosialisasi permenkes 67 tahun 2013 (1)
Bahan sosialisasi permenkes 67 tahun 2013 (1)
RS JMC
 
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatSistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
pjj_kemenkes
 
Instrumen LAFKI (1).pdf
Instrumen LAFKI (1).pdfInstrumen LAFKI (1).pdf
Instrumen LAFKI (1).pdf
windyarlin
 
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kesprofessional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
Puskesmas palasa
 
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Penyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptxPenyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptx
SilvianaHendrawati
 
Akreditasi puskesmas-dan-klinik-ihqn-2013
Akreditasi puskesmas-dan-klinik-ihqn-2013Akreditasi puskesmas-dan-klinik-ihqn-2013
Akreditasi puskesmas-dan-klinik-ihqn-2013
SUKMADINI WIRATNAWATI
 
Majelis Pertimbangan Etik Profesi
Majelis Pertimbangan Etik Profesi Majelis Pertimbangan Etik Profesi
Majelis Pertimbangan Etik Profesi
pjj_kemenkes
 
Organisasi RM.ppt
Organisasi RM.pptOrganisasi RM.ppt
Organisasi RM.ppt
DadanHendri
 
MPI 1 Regulasi JF TGM ed 2021-edit fix ok yes.pptx
MPI 1 Regulasi JF TGM ed 2021-edit fix ok yes.pptxMPI 1 Regulasi JF TGM ed 2021-edit fix ok yes.pptx
MPI 1 Regulasi JF TGM ed 2021-edit fix ok yes.pptx
agus997845
 
Program internsip-dokter-indonesia-landasan-hukum-org-prof-mul
Program internsip-dokter-indonesia-landasan-hukum-org-prof-mulProgram internsip-dokter-indonesia-landasan-hukum-org-prof-mul
Program internsip-dokter-indonesia-landasan-hukum-org-prof-mulMoch Jasin
 
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdfMODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
PromIt5
 
Word
WordWord
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGMModul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Kebijakan ppi-kemenkes
Kebijakan ppi-kemenkesKebijakan ppi-kemenkes
Kebijakan ppi-kemenkes
Fikri Jafar
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
pjj_kemenkes
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
pjj_kemenkes
 

Similar to Mi 5 Materi perijinan (20)

Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
 
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
 
Bahan sosialisasi permenkes 67 tahun 2013 (1)
Bahan sosialisasi permenkes 67 tahun 2013 (1)Bahan sosialisasi permenkes 67 tahun 2013 (1)
Bahan sosialisasi permenkes 67 tahun 2013 (1)
 
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatSistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
 
Instrumen LAFKI (1).pdf
Instrumen LAFKI (1).pdfInstrumen LAFKI (1).pdf
Instrumen LAFKI (1).pdf
 
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kesprofessional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
 
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
 
Penyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptxPenyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptx
 
Akreditasi puskesmas-dan-klinik-ihqn-2013
Akreditasi puskesmas-dan-klinik-ihqn-2013Akreditasi puskesmas-dan-klinik-ihqn-2013
Akreditasi puskesmas-dan-klinik-ihqn-2013
 
Majelis Pertimbangan Etik Profesi
Majelis Pertimbangan Etik Profesi Majelis Pertimbangan Etik Profesi
Majelis Pertimbangan Etik Profesi
 
Organisasi RM.ppt
Organisasi RM.pptOrganisasi RM.ppt
Organisasi RM.ppt
 
MPI 1 Regulasi JF TGM ed 2021-edit fix ok yes.pptx
MPI 1 Regulasi JF TGM ed 2021-edit fix ok yes.pptxMPI 1 Regulasi JF TGM ed 2021-edit fix ok yes.pptx
MPI 1 Regulasi JF TGM ed 2021-edit fix ok yes.pptx
 
Program internsip-dokter-indonesia-landasan-hukum-org-prof-mul
Program internsip-dokter-indonesia-landasan-hukum-org-prof-mulProgram internsip-dokter-indonesia-landasan-hukum-org-prof-mul
Program internsip-dokter-indonesia-landasan-hukum-org-prof-mul
 
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdfMODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
 
Word
WordWord
Word
 
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGMModul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
 
Kebijakan ppi-kemenkes
Kebijakan ppi-kemenkesKebijakan ppi-kemenkes
Kebijakan ppi-kemenkes
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
 

More from WiandhariEsaBBPKCilo

Modul ljj mpi 7 4 april 21 (1)
Modul ljj mpi 7  4 april 21 (1)Modul ljj mpi 7  4 april 21 (1)
Modul ljj mpi 7 4 april 21 (1)
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21 edit ciloto (1)
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21  edit  ciloto (1)Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21  edit  ciloto (1)
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21 edit ciloto (1)
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGMModul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 3 Etika Profesi TGM
Modul mpi 3 Etika Profesi TGMModul mpi 3 Etika Profesi TGM
Modul mpi 3 Etika Profesi TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGMModul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 1
Modul mpi 1Modul mpi 1
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANModul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGMModul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Bt fasilitasi adminkes 1 2020
Bt fasilitasi adminkes 1 2020Bt fasilitasi adminkes 1 2020
Bt fasilitasi adminkes 1 2020
WiandhariEsaBBPKCilo
 

More from WiandhariEsaBBPKCilo (12)

Modul ljj mpi 7 4 april 21 (1)
Modul ljj mpi 7  4 april 21 (1)Modul ljj mpi 7  4 april 21 (1)
Modul ljj mpi 7 4 april 21 (1)
 
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21 edit ciloto (1)
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21  edit  ciloto (1)Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21  edit  ciloto (1)
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21 edit ciloto (1)
 
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
 
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGMModul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
 
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
 
Modul mpi 3 Etika Profesi TGM
Modul mpi 3 Etika Profesi TGMModul mpi 3 Etika Profesi TGM
Modul mpi 3 Etika Profesi TGM
 
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
 
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGMModul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
 
Modul mpi 1
Modul mpi 1Modul mpi 1
Modul mpi 1
 
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANModul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
 
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGMModul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
 
Bt fasilitasi adminkes 1 2020
Bt fasilitasi adminkes 1 2020Bt fasilitasi adminkes 1 2020
Bt fasilitasi adminkes 1 2020
 

Recently uploaded

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 

Mi 5 Materi perijinan

  • 1. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 1 MODUL MATERI INTI. 5 PERIJINAN INSTITUSI DAN PEMBERI JASA DI BIDANG KESEHATAN I. DESKRIPSI SINGKAT Salah satu fungsi instansi pemerintah bidang kesehatan baik di Pusat, Propinsi dan Kabupaten, adalah membina berjalannya institusi kesehatan dibawahnya, baik pemerintah maupun swasta serta para pemberi jasa dibidang kesehatan baik perorangan maupun kelompok. Bentuk pembinaannya antara lain dengan pemberian ijin yaitu harus memenuhi syarat tertentu yang telah ditetapkan. Modul ini menjelaskan pengertian serta prinsip perijinan untuk suatu institusi pelayanan kesehatan, serta pemberi jasa dibidang kesehatan. Contoh persyaratan dan proses perijinan yang dipaparkan pada modul ini adalah perijinan untuk institusi pendidikan diploma bidang kesehatan dan apotik, sedangkan pemberi jasa bidang kesehatan adalah praktek dokter dan bidan. Dengan mempelajari modul ini diharapkan tenaga jabfung Adminkes dapat mengetahui peran apa saja yang dapat dikerjakan dalam proses suatu perijinan, apabila diberi tugas oleh atasannya untuk membantu proses perijinan. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami prosedur perijinan institusi dan pemberi jasa di bidang kesehatan B. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan pengertian perijinan institusi dan pemberi jasa di bidang kesehatan.
  • 2. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 2 2. Menjelaskan persyaratan dan prosedur perijinan institusi dibidang kesehatan. 3. Menjelaskan persyaratan dan prosedur perijinan pemberi jasa dibidang kesehatan. III. POKOK BAHASAN Pokok bahasan materi ini meliputi: Pokok bahasan 1. Pengertian perijinan institusi dan pemberi jasa di bidang kesehatan. Pokok bahasan 2. Persyaratan dan prosedur perijinan institusi dibidang kesehatan. Pokok bahasan 3. Persyaratan dan prosedur perijinan pemberi jasa dibidang kesehatan. IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Berikut merupakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjajagi tingkat pengetahuan peserta. b. Fasilitator menjelaskan mengenai Pengertian Perijinan serta menanyakan pada beberapa peserta beberapa pengertian lainnya. c. Fasilitator bertanya dan mendiskusikan tentang Persyaratan dan Prosedur Perijinan Institusi dan Pemberi Jasa dibidang Kesehatan. d. Fasilitator membagi peserta dalam beberapa kelompok untuk melakukan penugasan simulasi dalam prosedur perijinan. e. Setelah simulasi, dilanjutkan dengan diskusi tentang hal-hal yang perlu diklarifikasi sesuai dengan prosedur yang benar. f. Sebelum menutup sesi, fasilitator memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah terlibat aktif dalam proses pembelajaran ini.
  • 3. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 3 V. URAIAN MATERI Pokok Bahasan 1. PENGERTIAN PERIJINAN INSTITUSI DAN PEMBERI JASA DI BIDANG KESEHATAN. Perijinan adalah keterangan atau surat yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan suatu institusi atau pemberi jasa di bidang kesehatan, setelah dinilai dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Beberapa contoh institusi dan pemberi jasa di bidang kesehatan. Contoh: institusi di bidang Kesehatan 1. Pendidikan Diploma bidang kesehatan 2. Apotik Contoh: pemberi jasa di bidang kesehatan 1. Praktik dokter 2. Praktik bidan Pokok Bahasan 2. PERSYARATAN DAN PROSEDUR PERIJINAN INSTITUSI DIBIDANG KESEHATAN. 1. Pendidikan Diploma bidang Kesehatan Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan adalah pendidikan tinggi di bidang kesehatan, yang mempersiapkan peserta didik, untuk memiliki keahlian tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Jenis Pendidikan Diploma di Bidang Kesehatan antara lain:  Keperawatan  Kebidanan  Keperawatan Gigi  Kesehatan Lingkungan  Gizi  Fisioterapi  Okupasi Terapi
  • 4. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 4  Terapi Wicara  Ortotetik Prostetik  Farmasi  Analis Farmasi dan Makanan  Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi  Analis Kesehatan  Teknik Gigi  Teknik Elektromedik  Refraksi Optisi  Perekam dan Informasi Kesehatan Teknologi Transfusi Darah  Akupunktur  Teknik Kardiovasculer PERSYARATAN Untuk menyelenggarakan pendidikan diploma bidang kesehatan, izinnya dari Menteri Pendidikan Nasional dengan surat persetujuan untuk menyelenggarakan pendidikan (rekomendasi) dari Menteri Kesehatan atau pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan: a. Surat permohonan dari Menteri Pendidikan Nasional. b. Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan Propinsi. TAHAPAN PEMBERIAN REKOMENDASI YAITU: 1. Permohonan rekomendasi penyelenggaraan oleh pemrakasa kepada Menteri melalui Kepala Dinas Kesehatan Propinsi. 2. Penilaian Lapangan oleh Tim Penilai Propinsi yang terdiri dari unsur Dinas Kesehatan dan Organisasi Profesi terkait (selambat-lambatnya 3 bulan permohonan diterima ). 3. Pemberian pertimbangan (berdasarkan kelengkapan persyaratan yang ditetapkan). 4. Penetapan nilai (selambat-lambatnya 3 bulan setelah pertimbangan diterima). 5. Penetapan rekomendasi penyelenggaraan berdasarkan hasil penilaian.
  • 5. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 5 c. Studi kelayakan mencakup:  Latar belakang dan tujuan penyelenggaraan pendidikan diploma.  Bentuk dan nama pendidikan diploma.  Bidang ilmu yang diselenggarakan.  Kurikulum yang diabarkan dalam Garis Besar Program Pengajaran.  Lembaga penunjang kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, administrasi dan perangkat teknis lainnya seperti laboratorium dan perpustakaan.  Dosen biasa dan luar biasa: Dosen biasa pada pendidikan diploma yang baru didirikan untuk setiap program studi sekurang- kurangnya 6 (enam) orang dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan jenis pendidikan, kualifikasi pendidikan setingkat lebih tinggi dari pendidikan diploma dan mempunyai pengalaman kerja dibidangnya minimal 1 tahun. Dosen luar biasa pada pendidikan diploma dapat diangkat oleh Direktur berdasarkan kebutuhan kurikulum.  Tenaga administrasi.  Tanah/bangunan yang digunakan untuk kampus. Tanah dan bangunan/gedung yang dimiliki sendiri dibuktikan dengan Sertifikat. Tanah dan bangunan/gedung bila yang disewa/kontrak sekurang-kurangnya dalam waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak pengajuan izin dan dibuktikan dengan surat perjanjian.  Fasilitas fisik yang dimiliki antara lain ruang kuliah, ruang dosen, ruang laboratorium, studio, ruang unit pelaksana teknis, ruang instalasi dan ruang kantor.  Lahan praktek yang sesuai dengan jenis pendidikan. Lahan praktek ini dibuktikan dengan perjanjian kerjasama dengan institusi lahan praktek (misalnya: RS, Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, dll).  Sumber pembiayaan dan proyeksi keuangan. Sumber pembiayaan yang dapat menjamin kelancaran penyelenggaraan pendidikan berupa deposit minimal 25% dari jumlah keseluruhan pembiayaan pendidikan selama 1 (satu) tahun. Rencana cash flow pembiayaan selama 5 (lima) tahun.
  • 6. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 6 Biaya visitasi Tim Ahli pada waktu melakukan penilaian lapangan ditanggung oleh perakasa.  Daya tampung mahasiswa dalam lima tahun mendatang. d. Rencana Induk Pengembangan merupakan pedoman dasar pengembangan untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. e. Status tanah. f. Akte pendirian badan hukum perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Apotik Apotik adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyalur sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Persyaratan Apoteker Pengelola Apotik: a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan. b. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker. c. Memiliki Surat Izin kerja dari Menteri Kesehatan. d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker. e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotik di apotik lain. Untuk mendapatkan izin apotik, Apoteker atau Apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain. Sarana Apotik dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi. Pengawasan terhadap pelaksanaan institusi yang telah memperoleh rekomendasi penyelenggaraan pendidikan diploma, dilakukan secara periodik oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan dan atau Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
  • 7. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 7 Apotik dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi. Tata cara pemberian izin Apotik: 1. Permohonan Izin Apotik diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-1. (terlampir) 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat- lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima permohonan, melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan Apotik untuk melakukan kegiatan. Dalam pemeriksaan dapat meminta bantuan Kepala Balai POM, dengan menggunakan Formulir APT-2. (terlampir) 3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-lambatnya (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis, melaporkan hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh Formulir APT-3. (terlampir) 4. Apabila tidak dilakukan pemeriksaan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-4. (terlampir) 5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelam menerima laporan hasil pemeriksaan, atau surat pernyataan siap melakukan kegiatan dari Apoteker, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotik dengan menggunakan contoh Formulir Model APT- 5. (terlampir) 6. Apabila dari hasil pemeriksaan masih belum memenuhi syarat, dalam waktu 12 hari kerja Kepala Dinas Kesehatan  Izin Apotik diberikan oleh Menteri Kesehatan.  Menteri Kesehatan melimpahkan izin apotik kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melapor pelaksanaan izin, pembakuan izin, dan pencabutan izin apotik sekali setahun kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
  • 8. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 8 Kabupaten /Kota setempat, mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh Formulir Model APT- 6. (terlampir) 7. Surat Penundaan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi, diberi kesempatan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal Surat Penundaan. 8. Permohonan izin Apotik yang tidak memenuhi persyaratan, atau lokasi Apotik tidak sesuai dengan permohonan, dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib mengeluarkan Surat Penolakan disertai dengan alasan- alasannya dengan mempergunakan contoh Formulir Model APT- 7. (terlampir) 9. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut surat izin Apotik apabila: a. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan. b. Apoteker tidak memenuhi kewajiban. c. Apoteker Pengelola Apotik berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 (dua) tahun secara terus-menerus. d. Terjadi pelanggaran terhadap Undang-undang obat keras Nomor. St. 1937 No. 541, Undang-undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, Undang-undang N0. 22 tahun 1997 tentang Narkotika, serta ketentuan peraturan perundangan-undangan lain yang berlaku. e. Surat Izin kerja Apoteker Pengelola Apotik dicabut dan atau; f. Pemilik sarana Apotik terbukti terlibat dalam pelanggaran Perundang-undangan di bidang obat, dan atau; g. Apotik tidak lagi memenuhi persyaratan. Pokok Bahasan 3. PERSYARATAN DAN PROSEDUR PERIJINAN PEMBERI JASA DIBIDANG KESEHATAN 1. Praktik Kedokteran Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.
  • 9. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 9  Surat izin praktik dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di Kabupaten/Kota tempat praktik kedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan.  Surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat. Persyaratan untuk mendapatkan surat izin praktik kedokteran yaitu: 1. Memiliki surat tanda registrasi kedokteran atau surat tanda registrasii dokter gigi yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia, yang masih berlaku. 2. Mempunyai tempat praktik. 3. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi. Surat izin praktik masih tetap berlaku sepanjang: 1. Surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi masih berlaku. 2. Tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin praktik. Setelah mempunyai surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik kedokteran, wajib memasang papan nama praktik kedokteran. Dokter dan dokter gigi yang berpraktik di sarana pelayanan kesehatan, pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib membuat daftar dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran. Persyaratan untuk memperoleh surat tanda registrasi: Memiliki ijasah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigi spesialis. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter atau dokter gigi. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental. Memiliki sertifikat kompetensi. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
  • 10. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 10 2. Praktik Bidan Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki Surat Izin Praktik Bidan (SIPB). Bidan dapat menjalankan praktik pada sarana kesehatan dan/atau perorangan. Untuk mendapat SIPB, Bidan mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan : 1. Fotocopy Surat Izin Bidan (SIB) yang masih berlaku. 2. Fotocopy ijasah bidan. 3. Surat persetujuan atasan, bila dalam pelaksanaan masa bakti atau sebagai pegawai negeri atau pegawai pada sarana kesehatan. 4. Surat keterangan sehat dari dokter. 5. Rekomendasi dari organisasi profesi. 6. Pas foto 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar. Penyelenggaraan Praktik Bidan 1. Bidan dalam menjalankan praktiknya harus: Memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan 1 (satu), maksimal 5 (lima) tempat tidur. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku. SIB adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pelayanan asuhan kebidanan di seluruh wilayah RI, yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi dimana institusi pendidikan berada. Rekomendasi diberikan setelah dilakukan penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan kode etik profesi serta kesanggupan melakukan praktik bidan.
  • 11. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 11 Menyediakan obat-obatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan Surat Izin Praktik Bidan atau fotocopy Izin Praktiknya di ruang praktik, atau tempat yang mudah dilihat. 3. Bidan yang dalam praktiknya menyediakan lebih dari 5 (lima) tempat tidur, harus mempekerjakan tenaga bidan yang lain yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya. 4. Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, bidan harus melaksanakan pencatatan hasil pelayanan, baik berupa rekam medis kebidanan untuk setiap pasien maupun rekapitulasi hasil pelayanan dasar untuk pembuatan laporan. 5. Pelaporan yang dilakukan dengan mengikuti ketentuan program Pemerintah, khususnya dalam pelayanan KIA dan KB, Pelaporan ditujukan kepada Puskesmas setempat. Registrasi Dan Praktik Bidan Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya.  Pimpinan penyelenggara pendidikan Bidan wajib menyampaikan laporan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi mengenai peserta didik yang baru lulus, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dinyatakan lulus.
  • 12. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 12 Bentuk dan isi laporan sebagai berikut: Nomor : Lampiran : Perihal : laporan Lulusan Pendidikan Bidan Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ………………………. di .................................................. Bersama ini kami laporkan lulusan pendidikan bidan Tahun Ajaran ......... semester ....... sebagai berikut: No Nama lulusan L/P Tempat, tgl lahir Lulus Alamat Keterangan ............................. 200.... Pimpinan ..................... (..............................) Tembusan : 1. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan Depkes RI 2. Kepala Biro Kepegawaian Sekretaris Jenderal Depkes R.I. 3. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
  • 13. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 13  Bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana institusi pendidikan berada, guna memperoleh SIB selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah menerima ijasah bidan. contoh bentuk surat: Perihal : Permohonan Surat Izin Bidan Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ………………………. di .................................................. Dengan Hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama Lengkap : .......................................................... Alamat : .......................................................... Tempat Tanggal Lahir : ........................................................ Tahun Lulusan : .......................................................... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Bidan (SIB). Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : a. Fotocopy ijasah Bidan; b. Fotocopy Transkrip Nilai Akademik; c. Surat Keterangan sehat dari dokter; d. Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar. Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih ................................. 200.... Yang memohon (..............................)
  • 14. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 14 VI. REFERENSI Depkes RI, Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, Jakarta. Depkes RI, Kepmenkes No. 245 Tahun 1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi, Jakarta. Depkes RI, Peraturan Menteri Kesehatan No. 246 Tahun 246 Tahun 1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional, Jakarta. Depkes RI, Kepmenkes No. 992 Tahun 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik, Jakarta. Depkes RI, Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat, Jakarta. Depkes RI, Kepmenkes No. 900 Tahun 2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan, Jakarta.
  • 15. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 15 L A M P I R A N FORM APT-1 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Apotik Kepada Yth. : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ..................................... ....................... di – -------------------- Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotik dengan data-data sebagai berikut: 1. Pemohon : Nama Pemohon : Nomor Surat Izin Kerja/Surat Penugasan : Nomor Kartu Tanda Penduduk : Alamat dan Nomor Telepon : NPWP : 2. Apotik : Nama Apoptik : A l a m a t : Nomor Telepon : Kecamatan : Propinsi : 3. Dengan menggunakan sarana : Milik sendiri/milik pihak lain Nama Pemilik Sarana : Alamat : NPWP : Bersama Permohonan ini kami lampirkan: 1. Salinan / Foto copy Surat Izin Kerja Apoteker 2. Salinan / Foto copy Kartu Tanda Penduduk 3. Salinan / Foto copy denah bangunan 4. Surat yang mengatakan status bangunan dalam bentuk akte hak milik/sewa/kontrak
  • 16. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 16 5. Daftar Asisten Apoteker dengan mencantumkan nama alamat, tanggal lulus dan nomor surat izin kerja. 6. Asli dan salinan/foto copy daftar terperinci alat perlengkapan apotik 7. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotik bahwa tidak bekerja tetap pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi apoteker pengelola di apotik lain. 8. Asli dan salinan/foto copy surat izin atasan bagi pemohon Pegawai Negeri, Anggota ABRI, dan Pegawai Instansi Pemerintah lainnya. 9. Akte perjanjian Kerja sama Apoteker Pengelola Apotik dengan Pemilik Sarana Apotik. 10. Surat Pernyataan Pemilik Sarana tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang obat. Demikianlah permohonan kami, atas perhatian dan persetujuan Bapak kami sampaikan terima kasih. ..................................., ....................................200.... .....................................
  • 17. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 17 FORM APT-2 R A L A T LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA ............................ Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Apotik Kepada Yth. : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Ba lai POM ..................................... ....................... di – -------------------- Sehubungan dengan surat permohonan dari Apoteker ................................Nomor ............... Tanggal ........................... Perihal permohonan izin Apotik, maka dengan ini kami tugaskan Saudara segera melaksanakan pemeriksaan terhadap permohonan Apotik ..................................... di alamat ......................................... hasil pelaksanaan pemeriksaan terseut supaya disampaikan kepada kami dalam bentuk Berita Acara (Form APT-3) selambat-lambatnya dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak surat ini diterima. Demikianlah untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ........................................ NIP. ............................ Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta, 2. Arsip
  • 18. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 18 FORM APT-3 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN APOTIK BERITA ACARA PEMERIKSAAN APOTIK Pada hari ini …………….. tanggal ……………….. bulan …………….. tahun …………. Kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : Pangkat : Jabatan : NIP : 2. Nama : Pangkat : Jabatan : NIP : Berdasarkan surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ............................ Nomor ...................... tanggal ....................... tahun ........................ telah melakukan pemeriksaan setempat terhadap : Nama Apotik : Alamat : Kecamatan : Kabupaten/Kotamadya : Propinsi : HASIL PEMERIKSAAN NO PERINCIAN PERSYARATAN KENYATAAN PENILAIAN TMS MS I. BANGUNAN 1. Sarana Apotik Sarana Apotik dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan dan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi 2. Bangunan Apotik sekurang- kurangnya me- miliki ruangan khusus untuk:
  • 19. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 19 a. Ruang peracikan dan penyerahan resep b. Ruangan Administrasi dan kamar kerja apoteker c. WC - ada sesuai kebutuhan - ada sesuai kebutuhan - ada sesuai kebutuhan 3. Kelengkapan Bangunan calon Apotik: a. Sumber air b. Penerangan c. Alat pemadam kebakaran d. Ventilasi e. Sanitasi Harus memenuhi persyaratan kesehatan Harus cukup terang sehingga dapat menjamin pelaksanaan tugas dan fungsi apotik Harus berfungsi dengan baik sekurang-kurangnya dua buah. Yang baik serta memenuhi persyaratan Hygiene lainnya. Harus baik serta memenuhi persyaratan Hygiene lainnya. Sumur/PAM/ Sumur Pompa dll. PLN/generator /petromak dll ................buah dengan ukuran .......... lb, ........... lb jendela ...... bh ventilasi ........bh Saluran pembuangan limbah : ada/tidak Bak-bak tempat pembuangan sampah : ada/tidak 4. Papan Nama Berukuran minimal : Panjang : 60 cm Lebar : 40 cm Dengan tulisan : - Hitam diatas dasar putih Berukuran : Panjang : .....cm Lebar : .........cm Dengan tulisan .......... ............
  • 20. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 20 - Tinggi huruf minimal : 5 cm - Tebal : 5 cm II PERLENGKAPAN : 1. Alat Pembuatan pengo-lahan dan peracikan a. Timbangan miligram dengan anak timbangan yang sudah ditera. b. Timbangan gram dengan anak timbangan yang sudah ditera c. Perlengkapan lain disesuaikan dengan kebutuhan. 2. Perlengkapan dan alat perbekalan Farmasi: a. Lemari dan Rak untuk penyimpanan obat. b. Lemari pendingin c. Lemari untuk penyimpanan narkotik dan psikotropika. 3. Wadah Pengemas dan Pembungkus. a. Etiket. - minimal 1 set - minimal 1 set - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - minimal 1 buah - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - ada/tidak - ada/tidak - ada/tidak - ada/tidak .................. buah - ada/tidak .................. buah - ada/tidak .................. buah - ada / tidak .................. buah
  • 21. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 21 b. Wadah pengemas dan pembung- kus untuk penyera- han obat. 4. Alat Administrasi : a. Blanko pesanan obat b. Blanko kartu stok obat c. Blanko salinan resep d. Blanko faktur dan blanko nota penjualan. e. Buku pencatatan Narkotika f. Buku pesanan obat Narkotika g. Form laporan obat narkotika 5.1. Buku standar yang diwajibkan. 2. Kumpulan peraturan perundang- undangan yang berhubungan dengan apotik. - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan Farmakope Indonesia Edisi terbaru 1 buah - ada dengan jumlah sesuai kebutuhan - ada/tidak .................. buah - ada/tidak .......... buah - ada/tidak ........... buah - ada / tidak ........... buah - ada/tidak ........... buah - ada/tidak ........... buah - ada/tidak ........... buah - ada/tidak - ada/tidak III. TENAGA KESEHATAN 1. Apoteker Pengelola - Ada ............... orang
  • 22. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 22 Apotik 2. Apoteker Pendamping 3. Asisten Apoteker. ............... orang ................ orang Demikian Berita Acara kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab Berita Acara dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan dikirim kepada : 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi 2. Permohonan satu rangkap 3. Satu rangkap arsip Mengetahui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang membuat berita acara ini, 1. ............................................... NIP. 2. ..................................................... ................................................... NIP.
  • 23. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 23 FORM APT - 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK Nomor : Lampiran : Perihal : Pernyataan siap melakukan Kepada Yth. : Kegiatan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota ..................................... ....................... di – -------------------- Menunjuk Surat Permohonan kami nomor : ......................................... tanggal .................. Dan menunjuk ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1332/MENKES/SK/X/ 2002 Pasal 7 ayat (4) dan (5), dengan ini kami laporkan bahwa Apotik ............................. yang beralamat di jalan ............................................ Kecamatan ......................................... Kabupaten ............................................. telah siap untuk melaksanakan kegiatan. Demikian untuk diketahui dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Apoteker Pengelola Apotik ........................................... SIK. .................................. Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ....................................
  • 24. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 24 FORM APT - 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK SURAT IZIN APOTIK Nomor : .................................. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA MEMBACA : Surat Permohonan ........................................................ tanggal .................................. tentang permohonan untuk memperoleh izin Apotik. MENIMBANG : bahwa permohonan untuk memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dan permohonan dapat disetujui, oleh karena itu menganggap perlu menetapkan dengan suatu Surat Keputusan. MENGINGAT : 1. Undang-undang Obat Keras (St. 1937 No. 541) ; 2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaga Negara tahun 1992 No. 100, Tambahan Lembaran Negara No. 3495); 3. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10, Tambahan Lembaran Negara No. 3671); 4. Undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 67, Tambahan Lembaran Negara No. 3698); 5. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999 No. 60, Tambahan Lembaran Negara No. 378); 6. Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 72, Tambahan Lembaran Negara No. 3848); 7. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor, 26 tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3169); 8. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 9. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998
  • 25. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 25 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3781); 10. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri KesehatanNo. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik, Jo. Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. M E M U T U S K A N MENETAPKAN : Pertama : Memberi izin Apotik kepada: N a m a : ............................................. Alamat : ............................................. Surat Izin Kerja Nomor : ............................................. Nama Apotik : ............................................. Alamat Apotik : ............................................ Kecamatan : ............................................. Kabupaten/Kotamadya : ............................................. Propinsi : ............................................. Dengan menggunakan sarana : Milik sendiri/milik pihak lain Nama Pemilik Sarana : ............................................. Atas Perjanjian Kerja sama – Nomor : ............................................. Tanggal : ............................................. Yang dibuat dihadapan Notaris : ............................................ Di : ............................................ Dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Izin Apotik ini berlaku untuk apoteker atau Apoteker bekerja sama dengan Pemilik Sarana Aporik, di lokasi dan sarana sebagaimana tersebut diatas. 2. Penyelenggaraan Apotik, harus selalu mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 26. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 26 Kedua : Surat Keputusan ini dicabut kembali apabila terjadi hal- hal dimaksud dalam pasal 7 ayat (3) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan tata cara Pemberian Izin Apotik. Ditetapkan di : ................................. Pada tanggal : ................................. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ................................................................. Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
  • 27. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 27 FORM APT - 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK Nomor : Lampiran : Perihal : Penundaan Pemberian Izin Apotik Kepada Yth. : Apoteker ..................................... ..................................... di – -------------------- Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : ............................................ tanggal ............................ Perihal permohonan izin Apotik, maka dengan ini kami beritahukan bahwa kami belum dapat menyetujui permohonan izin tersebut karena : 1. ....... ............................................................................................................................. 2. ....... ............................................................................................................................. 3. ..................................................................................................................................... Selanjutnya kepada Saudara kami minta melengkapi kekurangan tersebut selambat- lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat ini. Demikianlah untuk dimaklumi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ............................................. ............................................. Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
  • 28. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 28 FORM APT - 7 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK Nomor : Lampiran : Perihal : Penolakan Izin Apotik Kepada Yth. : Apoteker ..................................... ..................................... di – ---------------- Sehubungan dengan surat Saudara Nomor: ............................ tanggal ............................ Perihal permohonan izin Apotik, maka dengan ini kami beritahukan bahwa kami tidak dapat menyetujui permohonan izin tersebut karena : 1. ....... ............................................................................................................................. 2. ....... ............................................................................................................................. 3. ..................................................................................................................................... Selanjutnya kepada Saudara kami minta melengkapi kekurangan tersebut selambat- lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat ini. Demikianlah untuk dimaklumi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ............................................. ............................................. Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
  • 29. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 29 FORM APT - 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK BERITA ACARA PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI Pada hari ini .................................... tanggal ............... bulan ............... tahun .................... Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1332/Menkes/SK/X/2002, tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotik, Kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Apoteker Pengelola Apotik : SIK Nomor : Nama Apotik : Alamat Apotik : Telah melakukan pemusnahan : Perbekalan Farmasi sebagaimana tercantum dalam Daftar terlampir. Telah melakukan pemusnahan : Berita Acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan dikirim kepada : 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/kota 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ............................. Karyawan yang membantu, Yang membuat Berita Acara, ........................................... ............................................... SIK. ..................................
  • 30. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 30 LAMPIRAN DAFTAR PERBEKALAN FARMASI YANG DIMUSNAHKAN No. Urut N a m a Jumlah Alasan Pemusnahan ................................................ Yang membuat Berita Acara .............................................. SIK. ...................................
  • 31. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 31 FORM APT - 9 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK Nomor : Lampiran : Perihal : Lampiran Penunjukkan Apoteker Pendamping/Apoteker Pengganti Kepada Yth. : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............................................................ di ---------------------------------------------- Dengan homat, Menunjuk pada pasal 19 Peraturan Menteri Kesehatan No. : 1332/Menkes/SK/X/2002, tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotik, maka dengan ini kami laporkan bahwa kami telah menunjuk Apoteker Pendamping/Apoteker Pengganti pada Apotik ................................ sebagai berikut: Nama : Alamat : Nomor SIK : Jangka waktu penunjukkan Untuk Apoteker Pengganti : Yang kami pastikan bahwa yang bersangkutan tidak bekerja pada usaha farmasi dan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola, Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti pada Apotik lain. Bersama ini kami lampirkan: 1. Salinan/foto copy Surat Izin Kerja Apoteker 2. Salinan/foto copy Kartu Tanda Penduduk 3. Surat Pernyataan kesediaan bekerjsa sebagai Apoteker Pendamping/pengganti. Demikianlah laporan kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Apoteker Pengelola Apotik. ........................................... SIK. .................................. Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ....................................
  • 32. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 32 FORM APT - 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN APOTIK BERITA ACARA SERAH TERIMA PERALIHAN TANGGUNG JAWAB PELAYANAN KEFARMASIAN Pada hari ini ………….. tanggal ……………….. bulan …………….. tahun …………. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. : 1332/Menkes/SK/X/2002, tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotik, Kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Apoteker Pengelola Apotik yang lama Nama : Nomor SIK : A l a m a t : Nama Apotik : Alamat Apotik : 2. Apoteker Pengelola Apotik yang baru/pengganti : Nama : Nomor SIK : A l a m a t : 3. Dengan disaksikan oleh : Nama : Jabatan : Nomor SIK : Telah melakukan melakukan penyerahan : 1. Resep-resep. Dari tanggal ......................................... s/d tanggal ............................... berjumlah ............ lembar. 2. Obat-obat narkotika sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir. Kunci-kunci lemari penyimpanan terdiri dari ...................... buah. 3. Obat keras tertentu/bahan berbahaya dan obat lainnya sebagaimana daftar terlampir. Kunci-kunci lemari penyimpanan obat keras tertentu/bahan berbahaya dan obat lainnya terdiri dari ...................... buah. 4. Lain-lain yang dianggap perlu.
  • 33. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 33 Demikianlah Berita Acara Serah Terima ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada : 1. Direktur Jenderal Yanfar dan Alkes Departemen Kesehatan RI 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .......................... 3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............... 4. Satu sebagai arsip. ................................................... Yang menerima, Yang menyerahkan, Apoteker Pengeloala Apotik Apoteker Pengelola Apotik yang lama, ............................................ ...................................................... SIK. .................................. SIK. ...................................... Saksi-Saksi : 1. ..................................... ............................................ SIK. .................................. 2. ..................................... ............................................ SIK. ..................................
  • 34. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 34 FORM APT - 11 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN APOTIK BERITA ACARA PENYERAHAN UNTUK PENGAMANAN RESEP NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA KARENA APOTEKER MENINGGAL DUNIA Pada hari ini ………….. tanggal ……………….. bulan …………….. tahun …………. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.: 1332/Menkes/SK/X/2002, tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotik, Kami yang bertanda tangan dibawah ini : A. Ahli Waris Apoteker Pengelola Apotik : Nama : A l a m a t : Nama Apotik : Alamat Apotik : B. 1. Dengan disaksikan oleh : Nama : Jabatan : Nomor SIK : 2. Dengan disaksikan oleh : Nama : abatan : Nomor SIK : Telah melakukan melakukan penyerahan untuk pengamanan : 1. Resep-resep. Dari tanggal ......................................... s/d tanggal ............................... berjumlah ............ lembar. 2. Narkotika sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir. 3. Obat keras tertentu/bahan berbahaya dan obat lainnya sebagaimana daftar terlampir. 4. Kunci-kunci lemari tempat penyimpanan narkotika sebanyak .................buah. 5. Kunci-kunci lemari tempat penyimpanan obat keras tertentu/bahan berbahaya dan obat lainnya sebanyak ...................... buah. 6. Lain-lain yang dianggap perlu. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota .............................................. Nama : NIP : Serah terima dilakukan : Alasan serah terima : Karena Apoteker Pengelola Apotik meninggal dunia dan pada Apotik tidak terdapat Apoteker Pendamping.
  • 35. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 35 Demikianlah Berita Acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan dikirim kepada : 1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .......................... 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............... 3. Satu sebagai arsip. ................................................... Yang menerima, Yang menyerahkan, Ahli Waris Apoteker Pengelola Apotik ............................................ ...................................................... SIK. .................................. SIK. ...................................... Saksi-Saksi : 1. ..................................... ............................................ SIK. .................................. 2. ..................................... ............................................ SIK. ..................................
  • 36. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 36 DAFTAR PERINCIAN NARKOTIKA YANG DISERAHTERIMAKAN NO. NAMA NARKOTIKA JUMLAH KETERANGAN DAFTAR PERINCIAN OBAT KERAS TERTENTU/BAHAN BERBAHAYA DAN OBAT LAINNYA YANG DISERAHTERIMAKAN NO. URUT NAMA OBAT KERAS TERTENTU/BAHAN BERBAHAYA LAINNYA JUMLAH KETERANGAN
  • 37. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 37 FORM APT - 12 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA .......................... Nomor : Lampiran : Perihal : Peringatan Ke ................. Tentang Pelaksanaan Ketentuan Perizinan Apotik. Kepada Yth. : ..................................... ..................................... di – -------------------- Sesuai dengan izin Apotik Nomor: ............................................ tanggal ......................................... atas nama ...................................................... dengan lokasi .............................................................. setelah kami mengadakan pemeriksaan ternyata Apotik Saudara tidak memenuhi ketentuan perizinan yang berlaku, antara lain: 1. ....... ............................................................................................................................. 2. ....... ............................................................................................................................. 3. ..................................................................................................................................... Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami minta Saudara untuk memenuhi ketentuan perizinan yang berlaku. Demikianlah untuk kiranya menjadi perhatian Saudara.. Kepala Dinas KesehatanKabupaten/Kota .................................................. ............................................. Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
  • 38. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 38 FORM APT - 13 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK Nomor : .................................. SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA MEMBACA : Surat Peringatan tertulis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota Nomor: .................................. tanggal ......................................... Perihal pengaturan ke 3 pelaksanaan ketentuan perizinan Apotik atas nama .................................................. MENIMBANG : bahwa Apotik ............................... telah melaksanakan pelanggaran-pelanggaran: 1. .................................................................................. 2. .................................................................................. 3. .................................................................................. MENGINGAT : 1. Undang-undang Obat Keras (St. 1937 No. 541); 2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaga Negara tahun 1992 No. 100, Tambahan Lembaran Negara No. 3495); 3. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10, Tambahan Lembaran Negara No. 3671); 4. Undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 67, Tambahan Lembaran Negara No. 3698); 5. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999 No. 60, Tambahan Lembaran Negara No. 378); 6. Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 72, Tambahan Lembaran Negara No. 3848); 7. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor, 26 tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3169); 8. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 9. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
  • 39. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 39 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3781); 10. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik, Jo. Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. M E M U T U S K A N MENETAPKAN : Pertama : Membekukan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............................ Nomor ............................. Tanggal ........................ tentang pemberian izin Apotik......................... Kedua : Surat Keputusan ini berlaku selama-lamanya 6 (enam) bulan sejak tanggal ditetapkan. Ketiga : Pencairan Suarat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimaksud dalam Diktum Pertama akan dilakukan dengan penerbitan Surat Keputusan Kepala Kantor Dinas Kesehatan apabila Apotik telah memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Keempat : Pencabutan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimaksud dalam Diktum Pertama akan dilakukan bila setelah 6 (enam) bulan sejak tanggal ditetapkannya Surat Keputusan ini Apotik masih belum memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Ditetapkan di : ................................. Pada tanggal : ................................. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ................................................................. Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
  • 40. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 40 FORM APT - 14 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK Nomor : .................................. SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA .................. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA MEMBACA : Berita Acara Hasil Pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Nomor: .................................. tanggal ......................................... Perihal usul pencairan Apotik atas nama ................................................. MENIMBANG : bahwa Apoteker Pengelola Apotik telah memenuhi kembali persyaratan Apotik .......................................... yaitu: 1. .................................................................................. 2. .................................................................................. 3. .................................................................................. 4. .................................................................................. MENGINGAT : 1. Undang-undang Obat Keras (St. 1937 No. 541) ; 2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaga Negara tahun 1992 No. 100, Tambahan Lembaran Negara No. 3495); 3. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10, Tambahan Lembaran Negara No. 3671); 4. Undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 67, Tambahan Lembaran Negara No. 3698); 5. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999 No. 60, Tambahan Lembaran Negara No. 378); 6. Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 72, Tambahan Lembaran Negara No. 3848); 7. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor, 26 tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3169); 8. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
  • 41. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 41 Indonesia tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 9. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3781); 10. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri KesehatanNo. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik, Jo. Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. M E M U T U S K A N MENETAPKAN : Pertama : Mencabut kembali Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ................ Nomor ...................... Tanggal .......................... tentang pembekuan izin Apotik........................ Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : ................................. Pada tanggal : ................................. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ................................................................. Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
  • 42. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 42 FORM APT - 15 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK Nomor : .................................. SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA .................. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA MEMBACA : Berita Acara Hasil Pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Nomor: .................................. tanggal ......................................... Perihal usul pembekuan izin Apotik atas nama ....................................... MENIMBANG : bahwa Apotik telah melakukan pelanggaran-pelanggaran: 1. .................................................................................. 2. .................................................................................. 3. .................................................................................. MENGINGAT : 1. Undang-undang Obat Keras (St. 1937 No. 541); 2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaga Negara tahun 1992 No. 100, Tambahan Lembaran Negara No. 3495); 3. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10, Tambahan Lembaran Negara No. 3671); 4. Undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 67, Tambahan Lembaran Negara No. 3698); 5. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999 No. 60, Tambahan Lembaran Negara No. 378); 6. Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 72, Tambahan Lembaran Negara No. 3848); 7. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor, 26 tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3169); 8. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 9. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
  • 43. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 43 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3781); 10. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri KesehatanNo. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik, Jo. Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. M E M U T U S K A N MENETAPKAN : Pertama : Mencabut Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.............................Nomor ........................... Tanggal ............. tentang pemberian izin Apotik ...................... Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : ................................. Pada tanggal : ................................. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ................................................................. Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................
  • 44. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 44 FORM APT- 16 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK BERITA ACARA PEMERIKSAAN APOTIK Pada hari ini …………….. tanggal ……………….. bulan …………….. tahun …………. Kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : Pangkat : Jabatan : NIP : 2. Nama : Pangkat : Jabatan : NIP : 3. Nama : Pangkat : Jabatan : NIP : Berdasarkan surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............................ Nomor ...................... tanggal ....................... tahun ........................ telah melakukan pemeriksaan setempat terhadap: Nama Apotik : Alamat : Kecamatan : Kabupaten/Kotamadya : Propinsi : Dalam rangka : NO PERINCIAN KEADAAN PADA SAAT PEMERIKSAAN TERAKHIR KENYATAAN PADA SAAT INI KETERANGAN I. BANGUNAN 1. Alamat Apotik 2. Luas bangunan Apotik seluruhnya. 3. Bangunan terdiri
  • 45. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 45 dari: a. Ruang tunggu b. Ruang Peracikan dan penyerahan obat c. Ruang Administrasi dan kamar kerja apoteker d. Ruang tempat pencucian alat e. W.C 4. Keadaan bangunan: a. Dinding b. Langit-langit c. Atap d. Lantai 5. Kelengkapan bangunan calon Apotik: a. Sumber air b. Penerangan c. Alat Pemadam Kebakaran d. Ventilasi e. Sanitasi 6. Papan nama II. PERLENGKAPAN 1. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan. a. Gelas ukur, 10 ml, 100 ml, 250 ml. b. Labu Erlenmeyer 100 ml, 500 ml, 1 ltr. c. Gelas Piala 100 ml, 500 ml, 1 ltr. d. Panci pengukur 1 liter e. Corong berbagai ukuran f. Timbangan miligram dengan anak timbangan yang sudah ditera.
  • 46. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 46 g. Timabangan gram dengan anak timbangan yang sudah ditera. h. Thermometer berskala 100 i. Mortir garis tengah 5 sampai dengan 10 cm dan 10 sampai 15 beserta alu. j. Spatel logam/tanduk plastik dan porselen. k. Cawan penguap porselen garis tengah 5 sampai dengan 15 cm l. Batang pengaduk m. Penangas air n. Kompor atau alat pemansas yang sesuai o. Panci p. Rak tempat pengering alat 2. Perlengkapan dan alat perbekalan Farmasi a. Botol b. Lemari dan rak untuk penyimpan-an obat c. Lemari pendingin d. Lemari untuk penyimpan-an racun, narkotika dan bahan obat berbahaya lainnya. 3. Wadah Pengemas dan pembungkus: a. Etiket b. Wadah pengemas dan pembungkus untuk
  • 47. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 47 penyerahan obat 4. Alat administrasi: a. Blanko pesanan obat b. Blanko kartu stok obat c. Blanko salinan resep d. Blanko faktur dan blanko nota penjualan e. Buku pembelian f. Buku penerimaan g. Buku pengiriman h. Buku pembukuan keuangan i. Buku pencatatan narkotika j. Buku pesanan obat Narkotika k. Form laporan obat Narkotika l. Buku pencatatan penyerahan racun m. Alat-alat tulis dan kertas. 5. 1. Buku Standar yang diwajibkan 2. Kumpulan peraturan per- undang-undangan yang berhubungan dengan Apotik. 6. Tempat Penyimpanan khusus Narkotika. III. PERSONALIA 1. Nama Apoteker Pengelola : A l a m a t : Nomor SIK : 2. Apoteker Pendamping :
  • 48. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 48 A l a m a t : Nomor SIK : 3. Nama Pemilik Sarana Apotik : A l a m a t : 4. Asisten Apoteker : a. Nama : Nomor SIK : b. Nama : Nomor SIK : c. Nama : Nomor SIK : d. Nama : Nomor SIK : 5. Tenaga Lain: a. Nama : b. Juru Resik : c. Keamanan : d. Lain-lain : 6. Apakah Apoteker Apotik bekerja penuh di Apotik ? Ya / Tidak 7. Jika tidak, apakah Apoteker tersebut bekerja pada perusahaan lain ? Ya / Tidak 8. Jika Apoteker bekerja sebagai Apoteker Pengganti/Pendamping apakah sudah dilaporkan kepada Kantor Dinas Kesehatan Depkes setempat ? Ya / Tidak 9. Apakah Apoteker pengelola Apotik/Apoteker Pengganti /Apoteker Pendaping selalu berada di Apotik selama Apotik buka ? Ya / Tidak
  • 49. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 49 IV. PENGELOLAAN DAN PELAYANAN 1. Apakah ruang dalam bangunan Apotik berada dalam keadaan bersih? Ya / Tidak 2. Apakah Apotik hanya melakukan kegiatan yang sesuai dengan tugas dan fungsi Apotik (yang ada hubungannya dengan pelayanan kesehatan)? Ya / Tidak 3. Apakah Apotik pernah menerima resep dengan obat Generik dan menggantinya dengan obat paten ? Ya / Tidak 4. Apakah Apotik pernah melayani resep dengan mengganti obat tanpa konsultasi dengan dokter penulis resep ? Ya / Tidak 5. Apakah Apotik hanya melaksanakan pengadaan, penyimpan dan penyaluran obat-obat yang terdaftar pada Departemen Kesehatan RI ? Ya / Tidak 6. Apakah obat-obat yang tersedia di Apotik bersumber dari Pabrik, PBF, atau sumber lain yang sah (cek dari bukti faktur) ? Ya / Tidak 7. Apakah tersedia obat-obat Generik sesuai dengan DCEN untuk Rumah Sakit tipe C-D ? Ya / Tidak 8. Apakah surat pesanan selalu ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotik atau Apoteker Pendamping/Pengganti ? Ya / Tidak 9. Apakah surat pesanan selalu memakai blanko surat pesanan dari Apotik ? Ya / Tidak 10. Apakah surat pesanan mempunyai nomor yang berurut ? Ya / Tidak 11. Apakah faKtor penerimaan obat selalu ditanda tangani oleh Apoteker/Aisten Apoteker/Ahli Madya Farmasi yang sesuai dengan mencantumkan nama terang dan nomor S.P ? Ya / Tidak 12. Apakah Apotik hanya menyerahkan obat/bahan obat keras di luar daftar obat wajib Apotik dengan resep dokter ? Ya / Tidak 13. Jika obat/bahan obat keras diserahkan tanpa resep dokter apakah diserahkan kepada yang berhak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ? Ya / Tidak
  • 50. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 50 14. Apakah dipergunakan kartu stock ditempat penyimpanan obat ? Ya / Tidak 15. Apakah dalam kartu stok tercantum ? a. Nama obat Ya / Tidak b. Sumber Obat Ya / Tidak c. Sumber Pembelian Ya / Tidak d. Jumlah pemasukan obat Ya / Tidak e. Jumlah pengeluaran obat Ya / Tidak f. Sisa obat Ya / Tidak g. Nomor batch Ya / Tidak h. Tanggal kedaluarsa Ya / Tidak 16. Apakah jumlah obat dalam kartu stok sesuai dengan jumlah yang ada ? Ya / Tidak 17. Apakah ditemukan obat-obat lama, rusak atau kedaluarsa ? Ya / Tidak 18. Jika ya, apakah penyimpanannya terpisah dari obat lain ? Ya / Tidak 19. Apakah ada tempat penyimpanan khusus untuk obat yang peka (ruangan ber - AC/lemari pendingin) ? Ya / Tidak 20. Apakah semua obat yang dipesan di Apotik dimasukkan dalam buku penerimaan ? Ya / Tidak 21. Apakah semua obat yang dipesan di Apotik dimasukkan dalam buku pembelian ? Ya / Tidak 22. Apakah setiap penjualan dilengkapi dengan faktur / nota penjualan? Ya / Tidak 23. Apakah setiap penjualan dicatat dalam buku penjualan? Ya / Tidak 24. Apakah Apotik melayani /menerima resep/salinan resep yang jelas dan lengkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku? Ya / Tidak
  • 51. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 51 25. Apakah salinan resep difaraf/ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotik/Apoteker Pendamping/Pengganti? Ya / Tidak 26. Apakah resep disimpan menurut urutan tanggal dan nomor urut resep? Ya / Tidak 27. Apakah resep yang mengandung narkotika disimpan terpisah dari resep lainnya? Ya / Tidak 28. Apakah setiap pengeluaran narkotika dicatat dalam buku pencatatan narkotika? Ya / Tidak 29. Apakah pernah melakukan pemusnahan resep? Ya / Tidak 30. Jika Ya, apakah pemusnahan resep tersebut dilakukan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku? Ya / Tidak 31. Apakah narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku? Ya / Tidak V. LAIN-LAIN 1. Jumlah rata-rata lembar resep sehari : ......................... lembar 2. Harga rata-rata perlembar resep : Rp........................ ......................, ...................... Apoteker Pengelola Apotik Petugas Pemeriksa : ( ........................................) 1. .............................. ........... 2. ........................... .............. 3. ........................... .............. Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat rangkap 4 (empat) Disampaikan kepada : 1. Menteri Kesehatan RI 2. Dinas Kesehatan Propinsi .............................. 3. Apoteker Pengelola Apotik ........................... 4. Kepala Badan POM 5. Kepala Balai Pom Setempat.
  • 52. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 52 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI No. 900/MENKES/SK/VII/2002 Standar Daftar Peralatan Praktik Bidan NO JENIS ALAT Jmlh Keterangan ada/tdk ada A Peralatan Tidak Steril 1. Tensimeter 1 2. Stetoskop bioculer 1 3. Stetoskop monoculer 1 4. Timbangan dewasa 1 5. Timbangan bayi 1 6. Pengukur panjang bayi 1 7. Termometer 1 8. Oksigen dengan regulator 1 9. Ambu bag dengan masker resusitasi (ibu + bayi) 1 10. Penghisap lendir 1 11. Lampu/sorot 1 12. Penghitung nadi 1 13. Sterisator 1 14. Bank instrumen dengan tutup 1 15. Reflek hamer 1 16. Alat pemeriksaan HB (sahi) 1 17. Set pemeriksaan urine (protein + reduksi) 1 18. Pita pengukur 1 19. Plastik penutup instrumen steril 1 20. Sarung tangan karet untuk mencuci alat 1 21. Apron/celemek 1 22. Masker 1 23. Pengaman mata 1 24. Sarung kaki plastik 1 25. Infus set 1 26. Standar infus 1 27. Semprit disposible 1 28. Tempat kotoran/sampah 1 29. Tempat kain kotor 1 30. Tempat plasenta 1 31. Pot 1 32. Piala Ginjal/bengkok 1 33. Sikat, sabun ditempatnya 1 34. Kertas lakmus 1 35. Vacum ekstrator set 1 36. Semprit glyserin 1 37. Gunting ferban 1 38. Kan pengukur darah 1 39. Spatel lidah 1 40. IUD Kit 1 42. Implant Kit 1 43. Gergaji Obat 1
  • 53. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 53 B. PERALATAN STERIL 1. Klem Pean 2 2. ½ Klem Kocher 1 3. Korentang 1 4. Gunting tali pusat 1 5. Gunting benang 1 6. Gunting episiotomi 1 7. Kateter karet/metal 1/1 8. Pincet anatomi 1 9. Pincet chirurgi 1 10. Spekulum Vagina 1 11. Mangkok metal kecil 1 12. Pengikat tali pusat 1 13. Penghisap lendir 1 14. Tampon tang dan tampon vagina 1/1 15. Pemegang jarum 1 16. Jarum kulit dan otot 1/1 17. Sarung tangan 6 psng 18. Benang sutera + catgut 1 19. Doek steril 1 C. BAHAN HABIS PAKAI 1. Kapas 2. Kain Kasa 3. Plester 4. Handuk 5. Pembalut wanita D FORMULIR YANG DISEDIAKAN 1 Formulir Informed Conser 2 Formulir ANC 3 Formulir Partograp 4 Formulir persalinan/nifas dan KB 5 Buku rigister: ibu, bayi, anak, KB 6 Formulir laporan 7 Formulir Rujukan 8 Formulir surat rujukan 9 Formulir permintaan darah 10 Formulir kematian E OBAT-OBATAN 1. Roborantia 2. Vaksin 3. Syock Anafilaktik - Adrenalin 1 : 100 5 Ampul - Antihistamin 2 Ampul - Hidrokortison 5 Ampul - Aminophilin 240 mg/10 ml 2 Ampul
  • 54. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes Pusdiklat SDM Kesehatan – Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 54 - Dopamin 5 Ampul 4. Sedativa 5. Antibiotika 6. Uterotonika 7. Antiperitika 8. Koagulantia 9. Anti Kejang 10. Glyserin 11. Cairan infus 12. Obat luka 13. Cairan disenfektan (termasuk Chlorine) 14. Obat penanganan asphiksia pada bayi baru lahir