SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
MEWUJUDKAN AGRIBISNIS DI DESA SESUAI DENGAN KOMODITI
SPESIFIK LOKALITA
Oleh :
Dwita Indrarosa, ST., MP.
Widyaiswara BBPP batu

Dalam upaya mengembangkan pemberdayaan masyarakat pedesaan dihadapkan
pada masalah berupa profil usahatani petani. Karakteristik agribisnis petani menambah
fakta bahwa perlu pendekatan baru dalam pembinaan dan pengembangan agribisnis di
pedesaan. Beberapa kombinasi skala agribisnis dengan profil bisnis dan status petaninya
yang sekarang ini berkembang dikalangan masyarakat masih beraneka ragam
diantaranya adalah sebagai berikut :
 Skala kecil – tidak terorganisasi, dimana memiliki karakteristik :
-Kesadaran agribisnis petani masih awal (pemula);
-Ada kelompok tani, tetapi masih berstatus pemula;
-Hasil pertanian dijual di pasar lokal.
 Skala kecil sampai menengah, dimana memiliki karakteristik :
(1) Skala kecil yang terorganisasi;
-Kelompok Tani berstatus madya;
-Kesadaran agribisnisnya menengah;
-Hasil pertanian dijual di pasar lokal atau melalui pengumpul.
(2) Skala menengah yang terorganisasi;
-Kelompok Tani yang berstatus madya atau maju,
-Dominasi oleh petani bermodal;
-Pemasaran bersama langsung ke pedagang besar di kota kabupaten atau
provinsi.
 Skala besar – petani bermodal bergabung dalam Kelompok Tani/Gapoktan yang
telah maju, dimana memiliki karakteristik :

1
-Hasil pertanian dijual ke pengusaha maju atau industri pertanian dengan
kontrak;
-Kesadaran beragribisnis maju sampai sangat maju.
Di dalam sistem agribisnis terdiri atas : (a) subsistem pengadaan dan penyaluran
sarana produksi, (b) subsistem produksi atau usahatani, dan (c) subsistem pengolahan
(agroindustri) dan tataniaga hasil pertanian (agroniaga) (Deptan, 2000). Subsistem
agribisnis dan factor penunjangnya diilustrasikan dalam gambar klaster-klaster
agribisnis.
Keputusan petani untuk mengadopsi sangat ditentukan oleh keyakinan mereka
terhadap inovasi teknologi tersebut. Adapun skala bisnis dan status petani yang telah
berkembang di perdesaan seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Tiga skala bisnis dan status petani di pedesaan
Profil
Bisnis

Dana BLM

Kredit Program

Kredit Komersial

A

B



Orientasi pasar
Tujuan petani



Sumber
masukan(input)







Usahatani
Tidak feasible
Tidak bankable




Usahatani
Feasible
Tidak bankable

Subsistem
Swasembada pangan




Semi komersial
Penambahan kelebihan
hasil
Dari hasil rumahtangga Campuran
yang
(tidak diperdagangkan) diperdagangkan
dan
tidak diperdagangkan
Beraneka ragam
Agak spesifik

Produk
Sumber pendapatan Utamanya pertanian
rumah tangga

Pertanian
pertanian

dan

Feasible
bankable

Komersial
Maksimal keuntungan
Utamanya
diperdagangkan

Sangat spesifik

non- Utamanya
pertanian
komersial)

non(pertanian

2



Awal
Kesadaran
beragribisnis
Tingkat
kemajuan Pemula (merpati)
Kelompok Tani

Menengah

Tinggi – sangat tinggi
Utama (sejati)

Lanjutan sampai madya
(pedati)

Perluasan
Dan modifikasi
Implementasi

Adopsi
berlanjut
adopsi

(pilot produksi)

Adopsi lambat

Pengambilan
Keputusan

Adopsi

Persuasi

berhenti
penolakan

Inovasi teknologi

Penolakan

berlanjut
Gambar 1. Proses pengambilan keputusan oleh petani untuk mengadopsi atau menolak
teknologi (Roger, 1983)
Uraian diatas menunjukkan bahwa perlu ada perubahan paradigma dalam
pembinaan dan pengembangan agribisnis di desa-desa. Secara rinci perubahan
paradigma ditunjukkan dalam tabel 2. Ada beberapa perbedaan mendasar antara
paradigma lama dan paradigma baru dalam pembinaan dan pengembangan agribisnis :
 Paradigma lama
(1) Asumsinya adalah bahwa dengan pelatihan, petani akan mampu mencari sendiri
obyek agribisnis dan mengembangkannya,
(2) Sasaran dan metode pemberdayaan petani digeneralisasi atau sama bagi petani
skala kecil dengan kesadaran agribisnis awal, dan bagi petani skala sedang dan

3
skala besar dengan kesadaran agribisnis berturut-turut menengah dan tinggisangat tinggi.
(3) Teknik pelatihan (kurikulum, pengajar),
(4) Sasaran akhir adalah model agribisnis yang bankable.

 Paradigma baru
(1) Asumsinya adalah seeing is believing, petani harus melihat contoh-contoh inovasi
teknologi (obyek agribisnis yang mampu meningkatkan produktivitas lahan, hasil,
kualitas hasil dan pendapatan,
(2) Sasaran dan metode pemberdayaan petani disesuaikan dengan kemampuan
nalar dan modal petani; jadi, berbeda antara agribisnis skala kecil, sedang dan
besar yang berturut-turut terkait dengan petani yang nalar agribisnisnya awal,
sedang/moderat dan tinggi sampai sangat tinggi,
(3) Teknik pelatihannya (kurikulum, pengajar) berbeda antara tingkat kemajuan
beragribisnis petani,
(4) Sasaran akhirnya pun berbeda
o Petani dengan agribisnis skala kecil : kenaikan kemantapan dan
keberlanjutan hasil; tujuan berkelompok adalah untuk pemerataan,
o Petani dengan agribisnis skala sedang : kenaikan hasil dan seterusnya
diikuti oleh peningkatan posisi tawar dalam pemasaran.

4
Tabel 2. Pergeseran Paradigma Pembinaan dan Pengembangan Agribisnis diPerdesaan



Asumsi

-

-

Paradigma lama
(2007-2009)
Dengan pembelajaran petani akan mampu mencari dan
mengembangkan agribisnis
Perubahan
perilaku
berlangsung cepat
-

-



Sasaran dan metode Diberlakukan umum ke semua tingkat
kemajuan
pemberdayaan
petani/Poktan/Gapoktan,
dan
semua skala agribisnis



Metode pembinaan Teknik pelatihan sama bagi semua tingkat
kemajuan
melalui pelatihan
petani/Poktan/Gapoktan
-



Bentuk agribisnis

Model
enterprise
dengan tataniaga sesuai dengan kriteria
agribisnis maju

-

Paradigma baru
(2010-2011)
Obyek agribisnis (komoditas
unggulan
dan
teknologi
inovatif) adalah daya tarik
bagi pengembangan agribisnis
(dem-farm)
Secara
paralel
diselenggarakan
pembelajaran petani
Perubahan
perilaku
berlangsung secara bertahap
tergantung
dari
obyek
agribisnis dan pemasarannya
Diberlakukan
berbeda
tergantung
pada
tingkat
kemajuan
petani/Poktan/Gopoktan,
skala agribisnis dan kesadaran
berbisnis petani
Teknik pelatihan berbeda
tergantung
pada
tingkat
kemajuan
petani/Poktan/Gopoktan
Dem-farm adalah penarik
minat
petani
terhadap
agribisnis
Untuk petani skala kecil
dengan kesadaran agribisnis
awal, perhatian difokuskan
kepada : kenaikan hasil dan
kualitas hasil, kemantapan
dan keberlanjutan hasil serta
kemerataan
Untuk petani skala sedang
adalah model enterprise yang
memenuhi enterpeise ideal,
sehingga bankable

5
Pemilihan Strategi Program Pembinaan Dan Pengembangan Agribisnis
Ada 5 prinsip dalam menempatkan pembinaan petani sebagai prime mover dari
pengembangan agribisnis pedesaan seperti terlihat dalam gambar 2. Komoditas
unggulan prioritas yang diberi perlakuan pra atau pasca-panen yang sederhana dan
mudah diimplementasikan di derm-farm akan mencapai keberhasilan dini berupa
kenaikan hasil atau perbaikan kualitas. Pengaruh perluasan diciptakan melalui temu
lapang dan sarasehan antar petani yang difasilitasi oleh Badan Penyuluhan setempat.
Setiap periode dem-plot harus mulai diiniasi bersamaan dengan revitalisasi BPP.
Lokasi demplot bisa di lahan BPP untuk tanaman semusim, untuk tanaman setahun dan
tanaman tahunan. Lokasi demplot adalah di lahan petani dengan memanfaatkan
tanaman yang telah lama dibudidayakan oleh petani.
Capai Keberhasilan Dini
yang Dapat Dikenali
Petani

1

(Poktan/Gopoktan)

2
Mulai dari yang

Mampu Mengatasi

4

Masalah Secara

Sederhana dan
Bertahap

Mandiri

3
5
6

Batasi Komoditas dan

Petani

Teknologinya

(Poktan/Gopoktan)
7

9

Memahami dan
Mengadopsi Inovasi

Gunakan Experimentasi

8

Teknologi/Kelembagaan

Pada Skala Kecil
10
12
11

Tujuan dan Sasaran
Tercapai Secara

Ciptakan Pengaruh
Perluasan

13

Efektif/Efisien
6
Gambar 2. Dengan prinsip-prinsip program yang benar dan perencanaan serta
pelaksanaan yang baik, tujuan dan sasaran akan tercapai
Periode yang terlalu singkat sulit untuk mengubah perilaku petani dari tradisional
ke modern. Perilaku itu akan lebih cepat berubah kalau lokasi sasaran ada obyek
agribisnis, dari komoditas pertanian unggulan di desa tersebut akan menarik perhatian
karena prospeknya besar dan berpeluang meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
mereka.
Maka kegiatan dibagi menjadi beberapa langkah berikut :
Langkah 1 : Inventarisasi dan Pemetaan Dominansi Status Kelompok Petani dan Skala
Agribisnis
-

Kritetia penentuan status Poktan/Gapoktan telah dibuat, perlu disempurnakan;

-

Kriteria yang telah diisi dan disempurnakan akan digunakan untuk pemetaan status
Poktan/Gapoktan; peta ini digunakan untuk melokalisasi pendekatan spesifik bagi
pembinaan Poktan/Gapoktan untuk pengembangan agribisnis yang secara
agronomis sesuai, secara sosial-budaya diterima, secara ekonomi menguntungkan,
dan ramah lingkungan

Langkah 2 : Pemetaan ZAE Desa
-

Desa-desa sasaran PMT diposisikan pada peta ZAE oleh BPTP / Instansi yang
berkompeten (peta ZAE skala 1 ; 100.000 atau 1 : 50.000)

-

Komoditas unggulan (tanaman, ternak) dinilai potensinya berdasarkan tingkat
kesesuaian marjinal.

Langkah 3 : Penyeleksian Desa
-

Petani/Gapoktan di desa-desa yang sering menjadi obyek proyek-proyek perbantuan
dengan pendekatan top-down yang bersifat paternalistik perbantuan umumnya
“manja”, artinya mereka akan berpartisipasi kalau dibantu dana, Desa-desa seperti
tersebut diatas, supaya dieliminasi.

7
Langkah 4 : Seleksi Obyek Agribisnis yang Prospektif dari kegiatan sebelumnya
-

Langkah ini menentukan dalam menunjukkan contoh keberhasilan program.

Gambar 3 adalah ilustrasi proses bagaimana agribisnis diinisiasi dan dikembangkan yang
diawali oleh penerapan inovasi teknologi terhadap komoditas pertanian yang telah
diusulkan dan diwujudkan.

DHA
DEMONSTRASI HASIL AGRIBISNIS
TOMT
TOT

“TEACHING BY SHOWING”

TOF

BAGUS TEKNOLOGI + PETANI ORGANISASI MANAJEMEN = UNTUNG

PETANI

“LEARNING BY DOING”
- Lapangan/desa

-skala ekonomik

Gambar 3. Proses untuk menginisiasi dan mengembangkan agribisnis diawali oleh
penerapan inovasi teknologi terhadap komoditas pertanian yang dipilih dalam tahun
sebelumnya
-

Komoditas pertanian yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan dan menelan biaya
sangat besar, harus dinilai potensi agribisnisnya :
(1) Jumlah petani yang terlibat (skala ekonomi),
(2) Status Poktan (pemula, menengah, utama),
(3)Potensi pasar (pasar lokal, pasar kabupaten atau pasar luar kabupaten),
ketersediaan modal.
8
(4)Mitra usaha, dsb.
-

Komoditas pertanian yang tidak memenuhi syarat, dapat dinilai sebagai objek yang
tidak masuk prioritas.

Langkah 5 : Penerapan Inovasi Teknologi pada Komoditas Pertanian Unggulan
(eksperimentasi)
-

Inovasi teknologi yang tepat guna harus dibuktikan di lapang, petani (kelompok tani)
menerapkan inovasi teknologi itu pada pertanamannya atau peliharaannya,

-

BPP yang telah berfungsi memfasilitasi dalam verifikasi inovasi teknologi tersebut,
didukung oleh Balai Diklat / BPTP,

-

Dalam verifikasi inovasi teknologi tersebut, diamati :
(1) Penerapan inovasi teknologi,
(2) Ketersediaan sarana produksi untuk menerapkan inovasi teknologi,
(3) Pencacatan kegiatan harian (farm record keeping) oleh petani sendiri,
(4) Analisis financial/keuntungan akibat dari penerapan inovasi teknologi.

Langkah 6 : Upaya Pengembangan dan Perluasan Agribisnis
-

Posisi lokasi desa dengan penerapan inovasi teknologi yang berhasil di lokalisasi
dalam peta ZEA untuk perluasan ekoregional, artinya lokasi inilah yang dapat
dijadikan sample dalam penerapan inovasi teknologi tersebut.

-

Temu lapang dan sarasehan diselenggarakan oleh Poktan/Gapoktan; peserta temu
lapang dan sarasehan ialah Dinas-Dinas terkait, Pemda dan mitra (pelaku agribisnis),
dan Bank,

-

Pengembangan industri pedesaan dijajagi dalam sarasehan dan dalam pertemuanpertemuan berikutnya.

7

Dulker, S.W. 1996. Research in An Ecoregional Framework for Sustainable Landuse and Food Production : Report

of Symposium. ISNAR (International Service National Agriculturan Research, Briefing Paper 26, February

9

More Related Content

Similar to KOMODITAS

Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------Imo Priyanto
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------Imo Priyanto
 
strategidankebijakanpemberdayaanusahaekonomimasyarakat-110709104010-phpapp02.pdf
strategidankebijakanpemberdayaanusahaekonomimasyarakat-110709104010-phpapp02.pdfstrategidankebijakanpemberdayaanusahaekonomimasyarakat-110709104010-phpapp02.pdf
strategidankebijakanpemberdayaanusahaekonomimasyarakat-110709104010-phpapp02.pdfmuhzi2
 
Pedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanPedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanWarnet Raha
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisBBPP_Batu
 
Perbaikan sistem tataniaga
Perbaikan sistem tataniagaPerbaikan sistem tataniaga
Perbaikan sistem tataniagaEkal Kurniawan
 
Selayang pandang
Selayang pandangSelayang pandang
Selayang pandangreadnsu
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxMANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxnelvameyriani1
 
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesia
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesiaKendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesia
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesiaRahma Rizky
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatPekerja Sosial Masyarakat
 
Agropolitan sibima pangandaran
Agropolitan sibima pangandaranAgropolitan sibima pangandaran
Agropolitan sibima pangandaranWarino Sikepis
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]LAZISMU
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]LAZISMU
 
TANI BANGKIT [farmers empowerment]
TANI BANGKIT  [farmers empowerment]TANI BANGKIT  [farmers empowerment]
TANI BANGKIT [farmers empowerment]LAZISMU
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]LAZISMU
 
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS MELALUI SIAR...
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS  MELALUI SIAR...MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS  MELALUI SIAR...
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS MELALUI SIAR...Simon Raharjo
 
Revolusi hijau pada masa Orba
Revolusi hijau pada masa OrbaRevolusi hijau pada masa Orba
Revolusi hijau pada masa Orbaaswansetiawan
 
Lumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.pptLumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.pptbenyukhalalkand
 

Similar to KOMODITAS (20)

Bawang
BawangBawang
Bawang
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
 
strategidankebijakanpemberdayaanusahaekonomimasyarakat-110709104010-phpapp02.pdf
strategidankebijakanpemberdayaanusahaekonomimasyarakat-110709104010-phpapp02.pdfstrategidankebijakanpemberdayaanusahaekonomimasyarakat-110709104010-phpapp02.pdf
strategidankebijakanpemberdayaanusahaekonomimasyarakat-110709104010-phpapp02.pdf
 
Pedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanPedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunan
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Perbaikan sistem tataniaga
Perbaikan sistem tataniagaPerbaikan sistem tataniaga
Perbaikan sistem tataniaga
 
Selayang pandang
Selayang pandangSelayang pandang
Selayang pandang
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxMANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
 
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesia
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesiaKendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesia
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesia
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
 
Agropolitan sibima pangandaran
Agropolitan sibima pangandaranAgropolitan sibima pangandaran
Agropolitan sibima pangandaran
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
 
TANI BANGKIT [farmers empowerment]
TANI BANGKIT  [farmers empowerment]TANI BANGKIT  [farmers empowerment]
TANI BANGKIT [farmers empowerment]
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
 
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS MELALUI SIAR...
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS  MELALUI SIAR...MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS  MELALUI SIAR...
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS MELALUI SIAR...
 
Revolusi hijau pada masa Orba
Revolusi hijau pada masa OrbaRevolusi hijau pada masa Orba
Revolusi hijau pada masa Orba
 
Lumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.pptLumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.ppt
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

KOMODITAS

  • 1. MEWUJUDKAN AGRIBISNIS DI DESA SESUAI DENGAN KOMODITI SPESIFIK LOKALITA Oleh : Dwita Indrarosa, ST., MP. Widyaiswara BBPP batu Dalam upaya mengembangkan pemberdayaan masyarakat pedesaan dihadapkan pada masalah berupa profil usahatani petani. Karakteristik agribisnis petani menambah fakta bahwa perlu pendekatan baru dalam pembinaan dan pengembangan agribisnis di pedesaan. Beberapa kombinasi skala agribisnis dengan profil bisnis dan status petaninya yang sekarang ini berkembang dikalangan masyarakat masih beraneka ragam diantaranya adalah sebagai berikut :  Skala kecil – tidak terorganisasi, dimana memiliki karakteristik : -Kesadaran agribisnis petani masih awal (pemula); -Ada kelompok tani, tetapi masih berstatus pemula; -Hasil pertanian dijual di pasar lokal.  Skala kecil sampai menengah, dimana memiliki karakteristik : (1) Skala kecil yang terorganisasi; -Kelompok Tani berstatus madya; -Kesadaran agribisnisnya menengah; -Hasil pertanian dijual di pasar lokal atau melalui pengumpul. (2) Skala menengah yang terorganisasi; -Kelompok Tani yang berstatus madya atau maju, -Dominasi oleh petani bermodal; -Pemasaran bersama langsung ke pedagang besar di kota kabupaten atau provinsi.  Skala besar – petani bermodal bergabung dalam Kelompok Tani/Gapoktan yang telah maju, dimana memiliki karakteristik : 1
  • 2. -Hasil pertanian dijual ke pengusaha maju atau industri pertanian dengan kontrak; -Kesadaran beragribisnis maju sampai sangat maju. Di dalam sistem agribisnis terdiri atas : (a) subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, (b) subsistem produksi atau usahatani, dan (c) subsistem pengolahan (agroindustri) dan tataniaga hasil pertanian (agroniaga) (Deptan, 2000). Subsistem agribisnis dan factor penunjangnya diilustrasikan dalam gambar klaster-klaster agribisnis. Keputusan petani untuk mengadopsi sangat ditentukan oleh keyakinan mereka terhadap inovasi teknologi tersebut. Adapun skala bisnis dan status petani yang telah berkembang di perdesaan seperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Tiga skala bisnis dan status petani di pedesaan Profil Bisnis Dana BLM Kredit Program Kredit Komersial A B   Orientasi pasar Tujuan petani  Sumber masukan(input)     Usahatani Tidak feasible Tidak bankable   Usahatani Feasible Tidak bankable Subsistem Swasembada pangan   Semi komersial Penambahan kelebihan hasil Dari hasil rumahtangga Campuran yang (tidak diperdagangkan) diperdagangkan dan tidak diperdagangkan Beraneka ragam Agak spesifik Produk Sumber pendapatan Utamanya pertanian rumah tangga Pertanian pertanian dan Feasible bankable Komersial Maksimal keuntungan Utamanya diperdagangkan Sangat spesifik non- Utamanya pertanian komersial) non(pertanian 2
  • 3.   Awal Kesadaran beragribisnis Tingkat kemajuan Pemula (merpati) Kelompok Tani Menengah Tinggi – sangat tinggi Utama (sejati) Lanjutan sampai madya (pedati) Perluasan Dan modifikasi Implementasi Adopsi berlanjut adopsi (pilot produksi) Adopsi lambat Pengambilan Keputusan Adopsi Persuasi berhenti penolakan Inovasi teknologi Penolakan berlanjut Gambar 1. Proses pengambilan keputusan oleh petani untuk mengadopsi atau menolak teknologi (Roger, 1983) Uraian diatas menunjukkan bahwa perlu ada perubahan paradigma dalam pembinaan dan pengembangan agribisnis di desa-desa. Secara rinci perubahan paradigma ditunjukkan dalam tabel 2. Ada beberapa perbedaan mendasar antara paradigma lama dan paradigma baru dalam pembinaan dan pengembangan agribisnis :  Paradigma lama (1) Asumsinya adalah bahwa dengan pelatihan, petani akan mampu mencari sendiri obyek agribisnis dan mengembangkannya, (2) Sasaran dan metode pemberdayaan petani digeneralisasi atau sama bagi petani skala kecil dengan kesadaran agribisnis awal, dan bagi petani skala sedang dan 3
  • 4. skala besar dengan kesadaran agribisnis berturut-turut menengah dan tinggisangat tinggi. (3) Teknik pelatihan (kurikulum, pengajar), (4) Sasaran akhir adalah model agribisnis yang bankable.  Paradigma baru (1) Asumsinya adalah seeing is believing, petani harus melihat contoh-contoh inovasi teknologi (obyek agribisnis yang mampu meningkatkan produktivitas lahan, hasil, kualitas hasil dan pendapatan, (2) Sasaran dan metode pemberdayaan petani disesuaikan dengan kemampuan nalar dan modal petani; jadi, berbeda antara agribisnis skala kecil, sedang dan besar yang berturut-turut terkait dengan petani yang nalar agribisnisnya awal, sedang/moderat dan tinggi sampai sangat tinggi, (3) Teknik pelatihannya (kurikulum, pengajar) berbeda antara tingkat kemajuan beragribisnis petani, (4) Sasaran akhirnya pun berbeda o Petani dengan agribisnis skala kecil : kenaikan kemantapan dan keberlanjutan hasil; tujuan berkelompok adalah untuk pemerataan, o Petani dengan agribisnis skala sedang : kenaikan hasil dan seterusnya diikuti oleh peningkatan posisi tawar dalam pemasaran. 4
  • 5. Tabel 2. Pergeseran Paradigma Pembinaan dan Pengembangan Agribisnis diPerdesaan  Asumsi - - Paradigma lama (2007-2009) Dengan pembelajaran petani akan mampu mencari dan mengembangkan agribisnis Perubahan perilaku berlangsung cepat - -  Sasaran dan metode Diberlakukan umum ke semua tingkat kemajuan pemberdayaan petani/Poktan/Gapoktan, dan semua skala agribisnis  Metode pembinaan Teknik pelatihan sama bagi semua tingkat kemajuan melalui pelatihan petani/Poktan/Gapoktan -  Bentuk agribisnis Model enterprise dengan tataniaga sesuai dengan kriteria agribisnis maju - Paradigma baru (2010-2011) Obyek agribisnis (komoditas unggulan dan teknologi inovatif) adalah daya tarik bagi pengembangan agribisnis (dem-farm) Secara paralel diselenggarakan pembelajaran petani Perubahan perilaku berlangsung secara bertahap tergantung dari obyek agribisnis dan pemasarannya Diberlakukan berbeda tergantung pada tingkat kemajuan petani/Poktan/Gopoktan, skala agribisnis dan kesadaran berbisnis petani Teknik pelatihan berbeda tergantung pada tingkat kemajuan petani/Poktan/Gopoktan Dem-farm adalah penarik minat petani terhadap agribisnis Untuk petani skala kecil dengan kesadaran agribisnis awal, perhatian difokuskan kepada : kenaikan hasil dan kualitas hasil, kemantapan dan keberlanjutan hasil serta kemerataan Untuk petani skala sedang adalah model enterprise yang memenuhi enterpeise ideal, sehingga bankable 5
  • 6. Pemilihan Strategi Program Pembinaan Dan Pengembangan Agribisnis Ada 5 prinsip dalam menempatkan pembinaan petani sebagai prime mover dari pengembangan agribisnis pedesaan seperti terlihat dalam gambar 2. Komoditas unggulan prioritas yang diberi perlakuan pra atau pasca-panen yang sederhana dan mudah diimplementasikan di derm-farm akan mencapai keberhasilan dini berupa kenaikan hasil atau perbaikan kualitas. Pengaruh perluasan diciptakan melalui temu lapang dan sarasehan antar petani yang difasilitasi oleh Badan Penyuluhan setempat. Setiap periode dem-plot harus mulai diiniasi bersamaan dengan revitalisasi BPP. Lokasi demplot bisa di lahan BPP untuk tanaman semusim, untuk tanaman setahun dan tanaman tahunan. Lokasi demplot adalah di lahan petani dengan memanfaatkan tanaman yang telah lama dibudidayakan oleh petani. Capai Keberhasilan Dini yang Dapat Dikenali Petani 1 (Poktan/Gopoktan) 2 Mulai dari yang Mampu Mengatasi 4 Masalah Secara Sederhana dan Bertahap Mandiri 3 5 6 Batasi Komoditas dan Petani Teknologinya (Poktan/Gopoktan) 7 9 Memahami dan Mengadopsi Inovasi Gunakan Experimentasi 8 Teknologi/Kelembagaan Pada Skala Kecil 10 12 11 Tujuan dan Sasaran Tercapai Secara Ciptakan Pengaruh Perluasan 13 Efektif/Efisien 6
  • 7. Gambar 2. Dengan prinsip-prinsip program yang benar dan perencanaan serta pelaksanaan yang baik, tujuan dan sasaran akan tercapai Periode yang terlalu singkat sulit untuk mengubah perilaku petani dari tradisional ke modern. Perilaku itu akan lebih cepat berubah kalau lokasi sasaran ada obyek agribisnis, dari komoditas pertanian unggulan di desa tersebut akan menarik perhatian karena prospeknya besar dan berpeluang meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Maka kegiatan dibagi menjadi beberapa langkah berikut : Langkah 1 : Inventarisasi dan Pemetaan Dominansi Status Kelompok Petani dan Skala Agribisnis - Kritetia penentuan status Poktan/Gapoktan telah dibuat, perlu disempurnakan; - Kriteria yang telah diisi dan disempurnakan akan digunakan untuk pemetaan status Poktan/Gapoktan; peta ini digunakan untuk melokalisasi pendekatan spesifik bagi pembinaan Poktan/Gapoktan untuk pengembangan agribisnis yang secara agronomis sesuai, secara sosial-budaya diterima, secara ekonomi menguntungkan, dan ramah lingkungan Langkah 2 : Pemetaan ZAE Desa - Desa-desa sasaran PMT diposisikan pada peta ZAE oleh BPTP / Instansi yang berkompeten (peta ZAE skala 1 ; 100.000 atau 1 : 50.000) - Komoditas unggulan (tanaman, ternak) dinilai potensinya berdasarkan tingkat kesesuaian marjinal. Langkah 3 : Penyeleksian Desa - Petani/Gapoktan di desa-desa yang sering menjadi obyek proyek-proyek perbantuan dengan pendekatan top-down yang bersifat paternalistik perbantuan umumnya “manja”, artinya mereka akan berpartisipasi kalau dibantu dana, Desa-desa seperti tersebut diatas, supaya dieliminasi. 7
  • 8. Langkah 4 : Seleksi Obyek Agribisnis yang Prospektif dari kegiatan sebelumnya - Langkah ini menentukan dalam menunjukkan contoh keberhasilan program. Gambar 3 adalah ilustrasi proses bagaimana agribisnis diinisiasi dan dikembangkan yang diawali oleh penerapan inovasi teknologi terhadap komoditas pertanian yang telah diusulkan dan diwujudkan. DHA DEMONSTRASI HASIL AGRIBISNIS TOMT TOT “TEACHING BY SHOWING” TOF BAGUS TEKNOLOGI + PETANI ORGANISASI MANAJEMEN = UNTUNG PETANI “LEARNING BY DOING” - Lapangan/desa -skala ekonomik Gambar 3. Proses untuk menginisiasi dan mengembangkan agribisnis diawali oleh penerapan inovasi teknologi terhadap komoditas pertanian yang dipilih dalam tahun sebelumnya - Komoditas pertanian yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan dan menelan biaya sangat besar, harus dinilai potensi agribisnisnya : (1) Jumlah petani yang terlibat (skala ekonomi), (2) Status Poktan (pemula, menengah, utama), (3)Potensi pasar (pasar lokal, pasar kabupaten atau pasar luar kabupaten), ketersediaan modal. 8
  • 9. (4)Mitra usaha, dsb. - Komoditas pertanian yang tidak memenuhi syarat, dapat dinilai sebagai objek yang tidak masuk prioritas. Langkah 5 : Penerapan Inovasi Teknologi pada Komoditas Pertanian Unggulan (eksperimentasi) - Inovasi teknologi yang tepat guna harus dibuktikan di lapang, petani (kelompok tani) menerapkan inovasi teknologi itu pada pertanamannya atau peliharaannya, - BPP yang telah berfungsi memfasilitasi dalam verifikasi inovasi teknologi tersebut, didukung oleh Balai Diklat / BPTP, - Dalam verifikasi inovasi teknologi tersebut, diamati : (1) Penerapan inovasi teknologi, (2) Ketersediaan sarana produksi untuk menerapkan inovasi teknologi, (3) Pencacatan kegiatan harian (farm record keeping) oleh petani sendiri, (4) Analisis financial/keuntungan akibat dari penerapan inovasi teknologi. Langkah 6 : Upaya Pengembangan dan Perluasan Agribisnis - Posisi lokasi desa dengan penerapan inovasi teknologi yang berhasil di lokalisasi dalam peta ZEA untuk perluasan ekoregional, artinya lokasi inilah yang dapat dijadikan sample dalam penerapan inovasi teknologi tersebut. - Temu lapang dan sarasehan diselenggarakan oleh Poktan/Gapoktan; peserta temu lapang dan sarasehan ialah Dinas-Dinas terkait, Pemda dan mitra (pelaku agribisnis), dan Bank, - Pengembangan industri pedesaan dijajagi dalam sarasehan dan dalam pertemuanpertemuan berikutnya. 7 Dulker, S.W. 1996. Research in An Ecoregional Framework for Sustainable Landuse and Food Production : Report of Symposium. ISNAR (International Service National Agriculturan Research, Briefing Paper 26, February 9