SlideShare a Scribd company logo
BAB I 
MENGATASI RINTANGAN-RINTANGAN UTAMA ORGANISASI 
A. Rintangan Utama Organisasi 
Setelah merumuskan strategi samudra biru, perusahaan harus 
mengimplementasikan strategi tersebut. Tentu saja, setiap strategi memiliki 
kesulitan tersendiri untuk diimplementasikan. Banyak manajer meyakini bahwa 
tantangan yang ada sangat berat. Mereka menghadapi empat rintangan. 
Rintangan pertama yaitu rintangan kognitif: menyadarkan karyawan akan 
pentingnya perpindahan strategis. Samudra merah mungkin bukan jalan menuju 
pertumbuhan menguntungkan masa depan, tapi samudra merah itu terasa nyaman 
bagi orang-orang dan bahkan terbukti masih berguna bagi organisasi. Jadi untuk 
apa mengubah kondisi ini ? 
Rintangan kedua adalah keterbatasan sumber daya. Semakin besar 
pergeseran dalam strategi, semakin besar sumber daya yang yang dibutuhkan 
untuk mengimplementasikan strategi tersebut. 
Rintangan ketiga adalah motivasi. Bagaimana anda memotivasi pemain-pemain 
kunci untuk bergerak cepat dan dengan tangkas meninggalkan status quo? 
Ini membutuhkan waktu bertahun-tahun dan manajer tidak punya waktu selama 
itu. 
Rintangan terakhir adalah rintangan politis. Sebagaimana dikemukakan 
seorang manajer, ”Dalam organisasi kami, anda ditembak dulu sebelum berdiri.”
Untuk mengatasi rintangan ini secara efektif, perusahaan harus membuang 
pengetahuan lama mengenai cara melakukan perubahan. Pengetahuan lama 
menyatakan, semakin besar perubahan, semakin banyak sumber daya dan waktu 
yang dibutuhkan untuk membuahkan hasil. Jadi, anda perlu menantang 
pengetahuan umum ini dengan menggunakan apa yang disebut kepemimpinan 
tipping point. Kepemimpian ini memungkinkan anda mengatasi hambatan dengan 
cepat dan dengan biaya rendah, sembari juga mendapatkan dukungan karyawan 
dalam mengeksekusi perpindahan dari status quo. 
B. Mendobrak Rintangan Kognitif 
Dalam banyak transformasi perusahaan dan upaya turnaround 
(penjungkir-balikan keadaan), pertempuran tersulit adalah membuat orang 
menyadari perlunya pergeseran strategis dan perlunya menyepakati tujuan 
pergeseran tersebut. Kebanyakan CEO akan berusaha menekankan pentingnya 
perubahan hanya dengan menunjuk angka-angka dan bersikeras bahwa 
perusahaan sudah siap untuk mencapai hasil yang lebih baik. Namun, 
kepemimpinan tipping point tidak mengandalkan angka-angka untuk mendobrak 
rintangan kognitif organisasi, para pemimpin harus memberi perhatian pada aksi 
dari pengaruh tak proporsional. 
Kepemimpinan tipping point melandaskan diri pada pengetahuan seeing is 
believing untuk mengilhami perubahan cepat pada kerangka berpikir, yang 
didorong secara internal oleh pikiran orang itu sendiri. Alih-alih mengandalkan
angka untuk merobohkan rintangan kognitif, pata pemimpin tipping point 
membuat orang merasakan perlunya perubahan 
C. Melompati Rintangan Sumber Daya 
Daripada berfokus pada untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya, 
para pemimpin tipping point berkosentrasi melipatgandakan nilai dari sumber 
daya yang mereka miliki. Berkenaan dengan kelngkaan sumber daya, ada tiga 
faktor pengaruh tak professional yang bisa ditingkatkan eksekutifuntuk 
melepaskan sumber daya secara dramatis, di satu sisi, dan melipatgandakan nilai 
sumber daya di sisi lain. Tiga faktor itu adalah titik panas, titik dingin dan dagang-sapi. 
Titik panas adalah kegiatan-kegiatan yang memiliki input sumber daya 
rendah, tapi keuntungan kinerja potensial yang tinggi. Sebaliknya titik dingin 
adalah kegiatan-kegiatan yang memiliki input sumber daya yang tinggi, tapi 
dampak kinerja yang rendah. Dalam setiap organisasi, biasanya banyak terdapat 
titik panas dan titik dingin. Dagang-sapi adaalah mentransaksikan atau 
menukarkan kelbihan sumber daya unit di suatu area dengan kelebihan sumber 
daya unit lain demi mengisi celah sumber yang ada. Dengan belajar menggunakan 
sumber daya yang ada secara tepat, perusahaan kerap mendapati bahwa mereka 
bisa langsung merobohkan rintangan sumber daya. 
D. Melompati Rintangan Emosional 
Untuk mencapai titik keberhasilan (tipping point) organisasi dan 
mengeksekusi strategi samudra biru, anda harus menyadarkan pegawai akan 
perlunya perubahan strategis dan mengidentifikasi bagaimana perubahan itu bisa
dicapai dengan sumber daya yang terbatas. Supaya suatu strategi baru bisa 
menjadi gerakan, orang tidak hanya harus menyadari apa yang harus dilakukan, 
tetapi juga menindaklanjuti kesadaran itu dalam cara lestari dan bermakna. 
Alih-alih mendifusikan secara luas upaya menuju perubahan, para 
pemimpin tipping point menapaki jalan berbeda dan berusaha mencapai 
pemusatan yang masif. Mereka berfokus pada tiga faktor pengaruh tak 
proporsional dalam memotivasi pegawai, yaitu faktor pemain kunci (kingpin), 
manajemen kolam ikan (fishbowl management), dan atomisasi. 
Supaya perubahan strategis menghasilkan dampak yang riil, pegawai 
disetiap tingkatan harus bergerak bersama-sama. Namun, untuk memicu 
terjadinya gerakan energi positif yang menyeluruh, jangan terlalu menyebarkan 
upaya sendiri. Justru harus mengosentrasikan upaya pada kingpin yaitu para 
pemberi pengaruh kunci dalam organisasi. 
Inti upaya memotivasi para kingpin secara lestari dan bermakna adalah 
berusaha menyoroti tindakan-tindakan mereka secara berulang-ulang dan tampak 
jelas. Inilah yang kami sebut dengan manajemen kolam ikan, dimana tindakan dan 
kepastian (inaction) para kingpin ditampakkan setransparan mungkin kepada satu 
sama lain sebagaimana ikan transparan dalam kolam air. Dengan menempatkan 
para kingpin dlam kolam ikan seperti ini, anda meningkatkan konsekuensi yang 
akan diterima kingpin jika mereka bersikap pasif. Cahaya disorotkan kepada 
orang-orang yang tertinggal dan panggung yang layak dibuat untuk merayakan 
para agen perubahan. Supaya manajemen kolam ikan bisa bekerja, manajemen ini 
harus didasarkan pada transparansi, inklusi, dan proses yang adil.
Faktir pengaruh tak proporsional adalah atomisasi. Atomisasi berkaitan 
dengan pembingkaian tantangan strategis salah satu tugas paling sensitive dan 
subtil bagi pemimpin tipping point. Jika orang tidak yakin bahwa tantangan 
strategis bisa ditaklukkan, perubahan cenderung tidak berhasil. Supaya tantangan 
bisa ditaklukkan, tantangan tersebut dipecah mebjadi atom-atom kecil yang bisa 
ditangani oleh para petugas dalam berbagai tingkatan. 
E. Merobohkan Rintangan Politis 
Untuk mengatasi kekuatan-kekuatan politik ini, pemimpin tipping point 
berfokus pada tiga faktor pemberi pengaruh tak proporsional: memanfaatkan 
malaikat, membungkam iblis, dan merekrut seorang consiglie pada tim 
manajemen atas Anda. Malaikat adalah orang yang paling mendapatkan manfaat 
dengan adanya perubahan strategis. Iblis adalah orang-orang yang paling 
mendapat kerugian dari perubahan strategis. Dan, consigliere adalah orang yang 
piawai secara politis, tapi sangat dihormati, yang sudah tahu mengenai jebakan 
yang ada, termasuk orang-orang yang akan menentang dan orang-orng yang 
mendukung anda. 
F. Menentang Pengetahuan Umum 
Kepemimpinan tipping point mengambil jalan berbeda. Untuk mengubah 
massa, kepemimpinan ini berfokus mentransformasikan kubu-kubu ekstreem: 
orang-orang, tindakan, dan kegiatan yang memberikan pengaruh tak proporsional 
kepada kinerja. Dengan mentransformasikan kubu-kubu ekstreem, para pemimpin 
tipping point mampu mengubah kondisi inti dengan cepat dengan biaya rendah 
demi mengeksekusi strategi baru mereka.
Tidaklah pernah mudah untuk mengeksekusi perubahan strategis, dan 
melakukannya secara cepat dengan sumber daya terbatas bahkan lebih sulit lagi. 
Tetapi hal ini bisa dicapai dengan meningkatkan kepemimpinan tipping point. 
Dengan secara sadar menangani rintangan atau hambatan-hambatan terhadap 
pengeksekusian strategi dan berfokus
BAB II 
MENGINTEGRASIKAN EKSEKUSI KE DALAM STRATEGI 
A. Proses yang Buruk bisa Merusak Eksekusi Strategi 
Karena tidak dilibatkan dalam proses pembuatan strategi ataupun 
diberutahu mengenai alasan bagi perubahan strategi, pandangan karyawan 
terhadap sistem ahli sangat berbeda dengan pandangan tim desain atau 
manajemen. Bagi karyawan, itu adalah ancaman langsung bagi apa yang mereka 
sebut dengan kontribusi mereka yang paling berharga. 
Karena karyawan merasa terancam dan seiring menentang sistem ahli 
dengan meragukan keefektifan sistem itu terhadap pelanggan, penjualan pun tidak 
meningkat. Setelah mengutuk kepercayaan dirinya dan belajar dengan pahit 
mengenai pentingnya resiko manajerial berdasarkan proses yang baik, manajemen 
terpaksa menarik sistem ahli dari pasar dan berusaha membangun kepercayaan 
tenaga wiraniaganya. 
B. Kekuatan Proses yang Adil 
Proses yang adil mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi dengan 
menciptakan penerimaan orang terlebih dahulu. Ketika proses yang adil 
diterapkan dalam proses pembuatan strategi, orang percaya bahwa ada medan 
permainan yang setara. Ini mengilhami mereka untuk bekerja sama secara 
sukarela dalam mengeksekusi keputusan-keputusan strategis yang dihasilkan. 
Kerja sama sukarela lebih dari eksekusi mekanis, dimana orang hanya 
melakukan apa yang diperlukan untuk bertahan. Kerja sama sukarela melibatkan 
kegiatan yang melebihi kewajiban yang digariskan, dimana individu mengerahkan
energy dan inisiatif mereka sebaik mungkin bahkan menundukkan kepentigan 
pribadi demi mengeksekusi strategi yang dihasilkan. 
C. Tiga Prinsip E dari Proses yang Adil 
Engagement atau emosi keterlibatan berarti melibatkan individu dalam 
keputusan-keputusan strategis yang memengaruhi mereka dengan meminta 
masukan dari mereka dan member kesempatan bagi mereka untuk saling menolak 
ide dan asumsi satu sama lain. Engagement mengkomunikasikan rasa hormat 
manajemen terhadap individu dan ide-ide mereka. Mendorong penolakan akan 
mempertajam pemikiran semua orang dan membangun kebijaksanaan kolektif 
yang lebih baik. 
Eksplanasi atau penjelasan berarti bahwa setiap orang yang terlibat dan 
terpengaruh harus memahami kenapa keputusan strategis dibuat. Penjelasan 
terhadap pemikiran yang mendasari keputusan menjadikan orang yakin bahwa 
manajer telah mempertimbangkan opini mereka dan telah membuat keputusan 
secara netral demi kepentingan perusahaan secara keseluruhan. 
Expectation clarity atau ekspektasi yang jelas menuntut bahwa setelah 
sebuah strategi siap, manajer menyatakan aturan-aturan permainan dengan jelas. 
Meskipun ekspektasi yang ada mungkin berat, pegawai harus tahu sedari awal 
standar apa yang akan digunakan untuk menilai mereka dan sanksi apa yang 
dijatuhkan untuk kegagalan. Apa saja tujuan strategi baru? Apa saja target dan 
tonggak penting yang baru? Siapa yang bertanggungjawab untuk sesuatu hal? 
Untuk mencapai proses yang adil, tujuan, ekspektasi dan tanggungjawab baru 
menjadi kurang penting dibandingkan pemahaman terhadap tujuan, ekspektasi,
dan tanggung jawab baru tersebut. Ketika orang dengan jelas memahami apa yang 
diharapkan dari mereka, permainan politik dan favoritism diminimalkan dan 
orang bisa berfokus pada mengeksekusi strategi secara cepat. 
Digabungkan bersama, ketiga kriteria ini secara kolektif berujung pada 
apakah suatu proses adil ataukah tidak. Ini penting karena kurangnya salah satu 
dari ketiga elemen itu tidak bisa menentukan apakah suatu proses adil ataukah 
tidak. 
Kenapa proses yang adil itu penting dalam membentuk sikap dan perilaku 
seseorang? Secara khusus, kenapa kepatuhan atau pelanggaran terhadap proses 
yang adil dalam perumusan strategi memiliki kekuatan mewujudkan atau 
menggagalkan eksekusi suatu strategi? Ini semua karena pengakuan emosional 
dan intelektual. 
Secara emosional, individu mencari pengakuan terhadap nilai mereka, 
bukan sebagai buruh, personalia, atau sumber daya manusia, melainkan sebagai 
manusia yang diperlakukan dengan rasa hormat. Individu juga ingin nilai individu 
mereka dihargai dimanapun level mereka dalam organisasi. 
D. Teori Pengakuan Emosional dan Intelektual 
Menggunakan proses yang adil dalam perumusan strategi sangat terkait 
dengan pengakuan emosional dan intelektual. Dalam praktik terbukti bahw ada 
semangat untuk mempercayai dan menghargai individu, sebagaimana juga ada 
kepercayaan mendalam kepada pengetahuan, bakat dan keahlian individu. 
Ketika individu merasa nilai inteektual mereka diakui, mereka bersedia 
berbagi pengetahuan. Malahan, mereka meras terinspirasi untuk meneguhkan dan
membuktikan ekspektasyang diminta dari nilai intelektual mereka, sehingga 
mereka terdorong mencetuskan ide-ide kreatif dan berbagi pengetahuan.
BAB III 
KELANGGENGAN DAN PEMBARUAN STRATEGI SAMUDRA BIRU 
A. Hambatan terhadap Peniruan 
Strategi samudra biru memiliki hambatan-hambatan cukup besar untuk 
bisa ditiru. Sejumlah hambatan ini bersifat operasional, dan sejumlah yang lain 
bersifat kognif, sering kali, suatu strategi samudra biru akan berjalan tanpa 
tantangan-tantangan berarti selama 10-15 tahun. 
Adapun hambatan untuk meniru strategi samudra biru: 
1. Inovasi nilai tidak masuk akal bagi logika konvensional suatu 
perusahaan 
2. Strategi samudra biru bisa berkonflik dengan citra merek perusahaan 
lain. 
3. Moopoli alamiah: pasar kerap tidak bisa mendukung pemain kedua. 
4. Paten atau izin hukum menghalangi peniruan. 
5. Volume tinggi menghasilkan eunggulan biaya yang cepat bagi sang 
innovator nilai, dan menciutkan nyali pengekor untuk memasuki pasar. 
6. Eksternalitas jaringan menghambat perusahaan untuk melakukan 
peniruan. 
7. Peniruan kerap menuntut perubahan politik, operasional, dan cultural 
yang signifikan. 
8. Perusahaan melakukan inovasi nialai mendapatkan popularitas dari 
mulut - ke mulut dan konsumen loyal yang cenderung menciutkan 
pengekor.
B. Waktu yang Tepat untuk Inovasi Selanjutnya 
Akan tetapi, akhirnya, hampir setiap strategi samudra biru pasti akan 
ditiru. Ketika para pengekor berusaha merebut pangsa pasar dari samudra biru, 
perusahaan yang sudah menerapkan strategi samudra biru biasanya melancarkan 
serangan untuk mempertahankan basis konsumen yang sudah didapatkan dengan 
susah payah. Tetapi para pengekor seringkali melawan. 
Untuk menghindari jebakan, perusahaan perlu memonitor kurva-kurva 
nilai dalam kanvas strategi. Memonitor kurva nilai member sinyal kapan harus 
melakukan inovasi nilai dan kapan tidak. Kegiatan memonitor ini memberi 
peringatan untuk menciptakan samudra biru lain ketika kurva nilai mulai menyatu 
dengan kurva para pesaing.

More Related Content

What's hot

Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategik
ju haeri
 
proposal msdm kinerja karyawan
proposal msdm kinerja karyawanproposal msdm kinerja karyawan
proposal msdm kinerja karyawan
nurul huda
 
Perilaku biaya
Perilaku biayaPerilaku biaya
Perilaku biaya
Ahmad Marulloh
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemenanggibert
 
Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategik
Fiki Ramdan
 
EMPAT KEBIJAKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN - DJOKO AW
EMPAT KEBIJAKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN - DJOKO AW EMPAT KEBIJAKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN - DJOKO AW
EMPAT KEBIJAKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN - DJOKO AW
Kafe Buku Pak Aw
 
Change manajemen perubahan dan harapan resensi
Change manajemen perubahan dan harapan resensiChange manajemen perubahan dan harapan resensi
Change manajemen perubahan dan harapan resensi
National Research and Innovation Agency
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Modul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaanModul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaan
Ahmad Faisal Sumar
 
Laporan bisnis
Laporan bisnisLaporan bisnis
Laporan bisnis
Muhamad Fierza Hazmi
 
Manajemen Perubahan
Manajemen PerubahanManajemen Perubahan
Manajemen Perubahan
Yodhia Antariksa
 
Mengelola Proyek dan Sistem Global
Mengelola Proyek dan Sistem GlobalMengelola Proyek dan Sistem Global
Mengelola Proyek dan Sistem Global
AnggitaWulansari
 
Penyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran KonvensionalPenyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran Konvensional
9elevenStarUnila
 
Tantangan kompetitif msdm
Tantangan kompetitif msdmTantangan kompetitif msdm
Tantangan kompetitif msdm
AyuAgustini
 
Bab 5 jeff madura
Bab 5 jeff maduraBab 5 jeff madura
Bab 5 jeff madura
Ilham Rahman
 
Komunikasi Tentang Pekerjaan
Komunikasi Tentang PekerjaanKomunikasi Tentang Pekerjaan
Komunikasi Tentang Pekerjaan
Afrizna Kurnia Putri
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran Penjualan
Marieska L
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
hasril ariel
 
Bab 4 Persamaan Dasar Akuntansi Dan Transaksi Perusahaan (Pengantar Akuntansi)
Bab 4 Persamaan Dasar Akuntansi Dan Transaksi Perusahaan (Pengantar Akuntansi)Bab 4 Persamaan Dasar Akuntansi Dan Transaksi Perusahaan (Pengantar Akuntansi)
Bab 4 Persamaan Dasar Akuntansi Dan Transaksi Perusahaan (Pengantar Akuntansi)
Fajar Sandy
 

What's hot (20)

Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategik
 
proposal msdm kinerja karyawan
proposal msdm kinerja karyawanproposal msdm kinerja karyawan
proposal msdm kinerja karyawan
 
Perilaku biaya
Perilaku biayaPerilaku biaya
Perilaku biaya
 
Akuntansi mjm bab xiii
Akuntansi mjm bab xiiiAkuntansi mjm bab xiii
Akuntansi mjm bab xiii
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategik
 
EMPAT KEBIJAKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN - DJOKO AW
EMPAT KEBIJAKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN - DJOKO AW EMPAT KEBIJAKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN - DJOKO AW
EMPAT KEBIJAKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN - DJOKO AW
 
Change manajemen perubahan dan harapan resensi
Change manajemen perubahan dan harapan resensiChange manajemen perubahan dan harapan resensi
Change manajemen perubahan dan harapan resensi
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Modul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaanModul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaan
 
Laporan bisnis
Laporan bisnisLaporan bisnis
Laporan bisnis
 
Manajemen Perubahan
Manajemen PerubahanManajemen Perubahan
Manajemen Perubahan
 
Mengelola Proyek dan Sistem Global
Mengelola Proyek dan Sistem GlobalMengelola Proyek dan Sistem Global
Mengelola Proyek dan Sistem Global
 
Penyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran KonvensionalPenyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran Konvensional
 
Tantangan kompetitif msdm
Tantangan kompetitif msdmTantangan kompetitif msdm
Tantangan kompetitif msdm
 
Bab 5 jeff madura
Bab 5 jeff maduraBab 5 jeff madura
Bab 5 jeff madura
 
Komunikasi Tentang Pekerjaan
Komunikasi Tentang PekerjaanKomunikasi Tentang Pekerjaan
Komunikasi Tentang Pekerjaan
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran Penjualan
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
 
Bab 4 Persamaan Dasar Akuntansi Dan Transaksi Perusahaan (Pengantar Akuntansi)
Bab 4 Persamaan Dasar Akuntansi Dan Transaksi Perusahaan (Pengantar Akuntansi)Bab 4 Persamaan Dasar Akuntansi Dan Transaksi Perusahaan (Pengantar Akuntansi)
Bab 4 Persamaan Dasar Akuntansi Dan Transaksi Perusahaan (Pengantar Akuntansi)
 

Similar to Mengimplementasikan strategi samudra biru

Analisis Turnaround Komunikasi Bisnis PPT pdf
Analisis Turnaround Komunikasi Bisnis PPT pdfAnalisis Turnaround Komunikasi Bisnis PPT pdf
Analisis Turnaround Komunikasi Bisnis PPT pdf
Ira Chumairoh
 
Alat bantu mengampu mata kuliah : Manajemen Perubahan - 2
Alat bantu mengampu mata kuliah : Manajemen Perubahan - 2Alat bantu mengampu mata kuliah : Manajemen Perubahan - 2
Alat bantu mengampu mata kuliah : Manajemen Perubahan - 2
Judianto Nugroho
 
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptxPerubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Mira Veranita
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Power point po bab 7 gabungan
Power point po bab 7 gabunganPower point po bab 7 gabungan
Power point po bab 7 gabungan
thahrina
 
turnaround.ppt
 turnaround.ppt turnaround.ppt
turnaround.ppt
rudihermawan34
 
Fred_R_David_Manajemen_Strategik_pdf.pdf
Fred_R_David_Manajemen_Strategik_pdf.pdfFred_R_David_Manajemen_Strategik_pdf.pdf
Fred_R_David_Manajemen_Strategik_pdf.pdf
hilman39
 
Perkembangan Dan Perubahan Organisasi
Perkembangan Dan Perubahan OrganisasiPerkembangan Dan Perubahan Organisasi
Perkembangan Dan Perubahan Organisasi
Akadusyifa .
 
Perilaku Organisasi
Perilaku OrganisasiPerilaku Organisasi
Perilaku Organisasi
Akadusyifa .
 
Managing resistance to change
Managing resistance to changeManaging resistance to change
Managing resistance to change
Muhammad Iranda
 
Manajemen Perubahan Organisasi.pptx
Manajemen Perubahan Organisasi.pptxManajemen Perubahan Organisasi.pptx
Manajemen Perubahan Organisasi.pptx
silviyachaniago
 
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik MunkidahMakalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Munkidah ida
 
1649556275104_MANAJEMEN+PERUBAHAN+PERTEMUAN+6++dan+7+GENAP+2021.pptx
1649556275104_MANAJEMEN+PERUBAHAN+PERTEMUAN+6++dan+7+GENAP+2021.pptx1649556275104_MANAJEMEN+PERUBAHAN+PERTEMUAN+6++dan+7+GENAP+2021.pptx
1649556275104_MANAJEMEN+PERUBAHAN+PERTEMUAN+6++dan+7+GENAP+2021.pptx
Ranugiri89
 
1. mnc004 modul- mnj. strategi - sesi 1 - 2020
1. mnc004   modul- mnj. strategi - sesi 1 - 20201. mnc004   modul- mnj. strategi - sesi 1 - 2020
1. mnc004 modul- mnj. strategi - sesi 1 - 2020
Yoyo Sudaryo
 
Power point po bab 7 gabungan
Power point po bab 7 gabunganPower point po bab 7 gabungan
Power point po bab 7 gabungan
thahrina
 
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, strategic implemen...
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, strategic implemen...Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, strategic implemen...
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, strategic implemen...
Muh Agus Priyetno
 
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik MunkidahMakalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Munkidah ida
 
Tm 8 implementasi strategi bag 1
Tm 8 implementasi strategi bag 1Tm 8 implementasi strategi bag 1
Tm 8 implementasi strategi bag 1
Martyn Rizal
 

Similar to Mengimplementasikan strategi samudra biru (20)

Analisis Turnaround Komunikasi Bisnis PPT pdf
Analisis Turnaround Komunikasi Bisnis PPT pdfAnalisis Turnaround Komunikasi Bisnis PPT pdf
Analisis Turnaround Komunikasi Bisnis PPT pdf
 
Alat bantu mengampu mata kuliah : Manajemen Perubahan - 2
Alat bantu mengampu mata kuliah : Manajemen Perubahan - 2Alat bantu mengampu mata kuliah : Manajemen Perubahan - 2
Alat bantu mengampu mata kuliah : Manajemen Perubahan - 2
 
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptxPerubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Power point po bab 7 gabungan
Power point po bab 7 gabunganPower point po bab 7 gabungan
Power point po bab 7 gabungan
 
9.docx
9.docx9.docx
9.docx
 
turnaround.ppt
 turnaround.ppt turnaround.ppt
turnaround.ppt
 
Fred_R_David_Manajemen_Strategik_pdf.pdf
Fred_R_David_Manajemen_Strategik_pdf.pdfFred_R_David_Manajemen_Strategik_pdf.pdf
Fred_R_David_Manajemen_Strategik_pdf.pdf
 
Perkembangan Dan Perubahan Organisasi
Perkembangan Dan Perubahan OrganisasiPerkembangan Dan Perubahan Organisasi
Perkembangan Dan Perubahan Organisasi
 
Perilaku Organisasi
Perilaku OrganisasiPerilaku Organisasi
Perilaku Organisasi
 
Managing resistance to change
Managing resistance to changeManaging resistance to change
Managing resistance to change
 
Manajemen Perubahan Organisasi.pptx
Manajemen Perubahan Organisasi.pptxManajemen Perubahan Organisasi.pptx
Manajemen Perubahan Organisasi.pptx
 
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik MunkidahMakalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
 
1649556275104_MANAJEMEN+PERUBAHAN+PERTEMUAN+6++dan+7+GENAP+2021.pptx
1649556275104_MANAJEMEN+PERUBAHAN+PERTEMUAN+6++dan+7+GENAP+2021.pptx1649556275104_MANAJEMEN+PERUBAHAN+PERTEMUAN+6++dan+7+GENAP+2021.pptx
1649556275104_MANAJEMEN+PERUBAHAN+PERTEMUAN+6++dan+7+GENAP+2021.pptx
 
1. mnc004 modul- mnj. strategi - sesi 1 - 2020
1. mnc004   modul- mnj. strategi - sesi 1 - 20201. mnc004   modul- mnj. strategi - sesi 1 - 2020
1. mnc004 modul- mnj. strategi - sesi 1 - 2020
 
Power point po bab 7 gabungan
Power point po bab 7 gabunganPower point po bab 7 gabungan
Power point po bab 7 gabungan
 
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, strategic implemen...
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, strategic implemen...Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, strategic implemen...
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, strategic implemen...
 
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik MunkidahMakalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Tm 8 implementasi strategi bag 1
Tm 8 implementasi strategi bag 1Tm 8 implementasi strategi bag 1
Tm 8 implementasi strategi bag 1
 

More from Sigit Sanjaya

The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
Sigit Sanjaya
 
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)Sigit Sanjaya
 
Segmenting, Targeting and Positioning
Segmenting, Targeting and PositioningSegmenting, Targeting and Positioning
Segmenting, Targeting and Positioning
Sigit Sanjaya
 
Pricing decisions
Pricing decisionsPricing decisions
Pricing decisions
Sigit Sanjaya
 
Global marketing information systems and research
Global marketing information systems and researchGlobal marketing information systems and research
Global marketing information systems and research
Sigit Sanjaya
 
Social and Culture Environment
Social and Culture EnvironmentSocial and Culture Environment
Social and Culture Environment
Sigit Sanjaya
 
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintahAlternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Sigit Sanjaya
 
Database dan manajemen database
Database dan manajemen databaseDatabase dan manajemen database
Database dan manajemen database
Sigit Sanjaya
 
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
Sigit Sanjaya
 
Berperilaku menurut adat minang
Berperilaku menurut adat minangBerperilaku menurut adat minang
Berperilaku menurut adat minangSigit Sanjaya
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modalSigit Sanjaya
 
Manajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks globalManajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks globalSigit Sanjaya
 
Antitrust, ekonomi, hukum dan politik
Antitrust, ekonomi, hukum dan politikAntitrust, ekonomi, hukum dan politik
Antitrust, ekonomi, hukum dan politik
Sigit Sanjaya
 

More from Sigit Sanjaya (13)

The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
 
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)
 
Segmenting, Targeting and Positioning
Segmenting, Targeting and PositioningSegmenting, Targeting and Positioning
Segmenting, Targeting and Positioning
 
Pricing decisions
Pricing decisionsPricing decisions
Pricing decisions
 
Global marketing information systems and research
Global marketing information systems and researchGlobal marketing information systems and research
Global marketing information systems and research
 
Social and Culture Environment
Social and Culture EnvironmentSocial and Culture Environment
Social and Culture Environment
 
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintahAlternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
 
Database dan manajemen database
Database dan manajemen databaseDatabase dan manajemen database
Database dan manajemen database
 
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
 
Berperilaku menurut adat minang
Berperilaku menurut adat minangBerperilaku menurut adat minang
Berperilaku menurut adat minang
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
 
Manajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks globalManajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks global
 
Antitrust, ekonomi, hukum dan politik
Antitrust, ekonomi, hukum dan politikAntitrust, ekonomi, hukum dan politik
Antitrust, ekonomi, hukum dan politik
 

Mengimplementasikan strategi samudra biru

  • 1. BAB I MENGATASI RINTANGAN-RINTANGAN UTAMA ORGANISASI A. Rintangan Utama Organisasi Setelah merumuskan strategi samudra biru, perusahaan harus mengimplementasikan strategi tersebut. Tentu saja, setiap strategi memiliki kesulitan tersendiri untuk diimplementasikan. Banyak manajer meyakini bahwa tantangan yang ada sangat berat. Mereka menghadapi empat rintangan. Rintangan pertama yaitu rintangan kognitif: menyadarkan karyawan akan pentingnya perpindahan strategis. Samudra merah mungkin bukan jalan menuju pertumbuhan menguntungkan masa depan, tapi samudra merah itu terasa nyaman bagi orang-orang dan bahkan terbukti masih berguna bagi organisasi. Jadi untuk apa mengubah kondisi ini ? Rintangan kedua adalah keterbatasan sumber daya. Semakin besar pergeseran dalam strategi, semakin besar sumber daya yang yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Rintangan ketiga adalah motivasi. Bagaimana anda memotivasi pemain-pemain kunci untuk bergerak cepat dan dengan tangkas meninggalkan status quo? Ini membutuhkan waktu bertahun-tahun dan manajer tidak punya waktu selama itu. Rintangan terakhir adalah rintangan politis. Sebagaimana dikemukakan seorang manajer, ”Dalam organisasi kami, anda ditembak dulu sebelum berdiri.”
  • 2. Untuk mengatasi rintangan ini secara efektif, perusahaan harus membuang pengetahuan lama mengenai cara melakukan perubahan. Pengetahuan lama menyatakan, semakin besar perubahan, semakin banyak sumber daya dan waktu yang dibutuhkan untuk membuahkan hasil. Jadi, anda perlu menantang pengetahuan umum ini dengan menggunakan apa yang disebut kepemimpinan tipping point. Kepemimpian ini memungkinkan anda mengatasi hambatan dengan cepat dan dengan biaya rendah, sembari juga mendapatkan dukungan karyawan dalam mengeksekusi perpindahan dari status quo. B. Mendobrak Rintangan Kognitif Dalam banyak transformasi perusahaan dan upaya turnaround (penjungkir-balikan keadaan), pertempuran tersulit adalah membuat orang menyadari perlunya pergeseran strategis dan perlunya menyepakati tujuan pergeseran tersebut. Kebanyakan CEO akan berusaha menekankan pentingnya perubahan hanya dengan menunjuk angka-angka dan bersikeras bahwa perusahaan sudah siap untuk mencapai hasil yang lebih baik. Namun, kepemimpinan tipping point tidak mengandalkan angka-angka untuk mendobrak rintangan kognitif organisasi, para pemimpin harus memberi perhatian pada aksi dari pengaruh tak proporsional. Kepemimpinan tipping point melandaskan diri pada pengetahuan seeing is believing untuk mengilhami perubahan cepat pada kerangka berpikir, yang didorong secara internal oleh pikiran orang itu sendiri. Alih-alih mengandalkan
  • 3. angka untuk merobohkan rintangan kognitif, pata pemimpin tipping point membuat orang merasakan perlunya perubahan C. Melompati Rintangan Sumber Daya Daripada berfokus pada untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya, para pemimpin tipping point berkosentrasi melipatgandakan nilai dari sumber daya yang mereka miliki. Berkenaan dengan kelngkaan sumber daya, ada tiga faktor pengaruh tak professional yang bisa ditingkatkan eksekutifuntuk melepaskan sumber daya secara dramatis, di satu sisi, dan melipatgandakan nilai sumber daya di sisi lain. Tiga faktor itu adalah titik panas, titik dingin dan dagang-sapi. Titik panas adalah kegiatan-kegiatan yang memiliki input sumber daya rendah, tapi keuntungan kinerja potensial yang tinggi. Sebaliknya titik dingin adalah kegiatan-kegiatan yang memiliki input sumber daya yang tinggi, tapi dampak kinerja yang rendah. Dalam setiap organisasi, biasanya banyak terdapat titik panas dan titik dingin. Dagang-sapi adaalah mentransaksikan atau menukarkan kelbihan sumber daya unit di suatu area dengan kelebihan sumber daya unit lain demi mengisi celah sumber yang ada. Dengan belajar menggunakan sumber daya yang ada secara tepat, perusahaan kerap mendapati bahwa mereka bisa langsung merobohkan rintangan sumber daya. D. Melompati Rintangan Emosional Untuk mencapai titik keberhasilan (tipping point) organisasi dan mengeksekusi strategi samudra biru, anda harus menyadarkan pegawai akan perlunya perubahan strategis dan mengidentifikasi bagaimana perubahan itu bisa
  • 4. dicapai dengan sumber daya yang terbatas. Supaya suatu strategi baru bisa menjadi gerakan, orang tidak hanya harus menyadari apa yang harus dilakukan, tetapi juga menindaklanjuti kesadaran itu dalam cara lestari dan bermakna. Alih-alih mendifusikan secara luas upaya menuju perubahan, para pemimpin tipping point menapaki jalan berbeda dan berusaha mencapai pemusatan yang masif. Mereka berfokus pada tiga faktor pengaruh tak proporsional dalam memotivasi pegawai, yaitu faktor pemain kunci (kingpin), manajemen kolam ikan (fishbowl management), dan atomisasi. Supaya perubahan strategis menghasilkan dampak yang riil, pegawai disetiap tingkatan harus bergerak bersama-sama. Namun, untuk memicu terjadinya gerakan energi positif yang menyeluruh, jangan terlalu menyebarkan upaya sendiri. Justru harus mengosentrasikan upaya pada kingpin yaitu para pemberi pengaruh kunci dalam organisasi. Inti upaya memotivasi para kingpin secara lestari dan bermakna adalah berusaha menyoroti tindakan-tindakan mereka secara berulang-ulang dan tampak jelas. Inilah yang kami sebut dengan manajemen kolam ikan, dimana tindakan dan kepastian (inaction) para kingpin ditampakkan setransparan mungkin kepada satu sama lain sebagaimana ikan transparan dalam kolam air. Dengan menempatkan para kingpin dlam kolam ikan seperti ini, anda meningkatkan konsekuensi yang akan diterima kingpin jika mereka bersikap pasif. Cahaya disorotkan kepada orang-orang yang tertinggal dan panggung yang layak dibuat untuk merayakan para agen perubahan. Supaya manajemen kolam ikan bisa bekerja, manajemen ini harus didasarkan pada transparansi, inklusi, dan proses yang adil.
  • 5. Faktir pengaruh tak proporsional adalah atomisasi. Atomisasi berkaitan dengan pembingkaian tantangan strategis salah satu tugas paling sensitive dan subtil bagi pemimpin tipping point. Jika orang tidak yakin bahwa tantangan strategis bisa ditaklukkan, perubahan cenderung tidak berhasil. Supaya tantangan bisa ditaklukkan, tantangan tersebut dipecah mebjadi atom-atom kecil yang bisa ditangani oleh para petugas dalam berbagai tingkatan. E. Merobohkan Rintangan Politis Untuk mengatasi kekuatan-kekuatan politik ini, pemimpin tipping point berfokus pada tiga faktor pemberi pengaruh tak proporsional: memanfaatkan malaikat, membungkam iblis, dan merekrut seorang consiglie pada tim manajemen atas Anda. Malaikat adalah orang yang paling mendapatkan manfaat dengan adanya perubahan strategis. Iblis adalah orang-orang yang paling mendapat kerugian dari perubahan strategis. Dan, consigliere adalah orang yang piawai secara politis, tapi sangat dihormati, yang sudah tahu mengenai jebakan yang ada, termasuk orang-orang yang akan menentang dan orang-orng yang mendukung anda. F. Menentang Pengetahuan Umum Kepemimpinan tipping point mengambil jalan berbeda. Untuk mengubah massa, kepemimpinan ini berfokus mentransformasikan kubu-kubu ekstreem: orang-orang, tindakan, dan kegiatan yang memberikan pengaruh tak proporsional kepada kinerja. Dengan mentransformasikan kubu-kubu ekstreem, para pemimpin tipping point mampu mengubah kondisi inti dengan cepat dengan biaya rendah demi mengeksekusi strategi baru mereka.
  • 6. Tidaklah pernah mudah untuk mengeksekusi perubahan strategis, dan melakukannya secara cepat dengan sumber daya terbatas bahkan lebih sulit lagi. Tetapi hal ini bisa dicapai dengan meningkatkan kepemimpinan tipping point. Dengan secara sadar menangani rintangan atau hambatan-hambatan terhadap pengeksekusian strategi dan berfokus
  • 7. BAB II MENGINTEGRASIKAN EKSEKUSI KE DALAM STRATEGI A. Proses yang Buruk bisa Merusak Eksekusi Strategi Karena tidak dilibatkan dalam proses pembuatan strategi ataupun diberutahu mengenai alasan bagi perubahan strategi, pandangan karyawan terhadap sistem ahli sangat berbeda dengan pandangan tim desain atau manajemen. Bagi karyawan, itu adalah ancaman langsung bagi apa yang mereka sebut dengan kontribusi mereka yang paling berharga. Karena karyawan merasa terancam dan seiring menentang sistem ahli dengan meragukan keefektifan sistem itu terhadap pelanggan, penjualan pun tidak meningkat. Setelah mengutuk kepercayaan dirinya dan belajar dengan pahit mengenai pentingnya resiko manajerial berdasarkan proses yang baik, manajemen terpaksa menarik sistem ahli dari pasar dan berusaha membangun kepercayaan tenaga wiraniaganya. B. Kekuatan Proses yang Adil Proses yang adil mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi dengan menciptakan penerimaan orang terlebih dahulu. Ketika proses yang adil diterapkan dalam proses pembuatan strategi, orang percaya bahwa ada medan permainan yang setara. Ini mengilhami mereka untuk bekerja sama secara sukarela dalam mengeksekusi keputusan-keputusan strategis yang dihasilkan. Kerja sama sukarela lebih dari eksekusi mekanis, dimana orang hanya melakukan apa yang diperlukan untuk bertahan. Kerja sama sukarela melibatkan kegiatan yang melebihi kewajiban yang digariskan, dimana individu mengerahkan
  • 8. energy dan inisiatif mereka sebaik mungkin bahkan menundukkan kepentigan pribadi demi mengeksekusi strategi yang dihasilkan. C. Tiga Prinsip E dari Proses yang Adil Engagement atau emosi keterlibatan berarti melibatkan individu dalam keputusan-keputusan strategis yang memengaruhi mereka dengan meminta masukan dari mereka dan member kesempatan bagi mereka untuk saling menolak ide dan asumsi satu sama lain. Engagement mengkomunikasikan rasa hormat manajemen terhadap individu dan ide-ide mereka. Mendorong penolakan akan mempertajam pemikiran semua orang dan membangun kebijaksanaan kolektif yang lebih baik. Eksplanasi atau penjelasan berarti bahwa setiap orang yang terlibat dan terpengaruh harus memahami kenapa keputusan strategis dibuat. Penjelasan terhadap pemikiran yang mendasari keputusan menjadikan orang yakin bahwa manajer telah mempertimbangkan opini mereka dan telah membuat keputusan secara netral demi kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Expectation clarity atau ekspektasi yang jelas menuntut bahwa setelah sebuah strategi siap, manajer menyatakan aturan-aturan permainan dengan jelas. Meskipun ekspektasi yang ada mungkin berat, pegawai harus tahu sedari awal standar apa yang akan digunakan untuk menilai mereka dan sanksi apa yang dijatuhkan untuk kegagalan. Apa saja tujuan strategi baru? Apa saja target dan tonggak penting yang baru? Siapa yang bertanggungjawab untuk sesuatu hal? Untuk mencapai proses yang adil, tujuan, ekspektasi dan tanggungjawab baru menjadi kurang penting dibandingkan pemahaman terhadap tujuan, ekspektasi,
  • 9. dan tanggung jawab baru tersebut. Ketika orang dengan jelas memahami apa yang diharapkan dari mereka, permainan politik dan favoritism diminimalkan dan orang bisa berfokus pada mengeksekusi strategi secara cepat. Digabungkan bersama, ketiga kriteria ini secara kolektif berujung pada apakah suatu proses adil ataukah tidak. Ini penting karena kurangnya salah satu dari ketiga elemen itu tidak bisa menentukan apakah suatu proses adil ataukah tidak. Kenapa proses yang adil itu penting dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang? Secara khusus, kenapa kepatuhan atau pelanggaran terhadap proses yang adil dalam perumusan strategi memiliki kekuatan mewujudkan atau menggagalkan eksekusi suatu strategi? Ini semua karena pengakuan emosional dan intelektual. Secara emosional, individu mencari pengakuan terhadap nilai mereka, bukan sebagai buruh, personalia, atau sumber daya manusia, melainkan sebagai manusia yang diperlakukan dengan rasa hormat. Individu juga ingin nilai individu mereka dihargai dimanapun level mereka dalam organisasi. D. Teori Pengakuan Emosional dan Intelektual Menggunakan proses yang adil dalam perumusan strategi sangat terkait dengan pengakuan emosional dan intelektual. Dalam praktik terbukti bahw ada semangat untuk mempercayai dan menghargai individu, sebagaimana juga ada kepercayaan mendalam kepada pengetahuan, bakat dan keahlian individu. Ketika individu merasa nilai inteektual mereka diakui, mereka bersedia berbagi pengetahuan. Malahan, mereka meras terinspirasi untuk meneguhkan dan
  • 10. membuktikan ekspektasyang diminta dari nilai intelektual mereka, sehingga mereka terdorong mencetuskan ide-ide kreatif dan berbagi pengetahuan.
  • 11. BAB III KELANGGENGAN DAN PEMBARUAN STRATEGI SAMUDRA BIRU A. Hambatan terhadap Peniruan Strategi samudra biru memiliki hambatan-hambatan cukup besar untuk bisa ditiru. Sejumlah hambatan ini bersifat operasional, dan sejumlah yang lain bersifat kognif, sering kali, suatu strategi samudra biru akan berjalan tanpa tantangan-tantangan berarti selama 10-15 tahun. Adapun hambatan untuk meniru strategi samudra biru: 1. Inovasi nilai tidak masuk akal bagi logika konvensional suatu perusahaan 2. Strategi samudra biru bisa berkonflik dengan citra merek perusahaan lain. 3. Moopoli alamiah: pasar kerap tidak bisa mendukung pemain kedua. 4. Paten atau izin hukum menghalangi peniruan. 5. Volume tinggi menghasilkan eunggulan biaya yang cepat bagi sang innovator nilai, dan menciutkan nyali pengekor untuk memasuki pasar. 6. Eksternalitas jaringan menghambat perusahaan untuk melakukan peniruan. 7. Peniruan kerap menuntut perubahan politik, operasional, dan cultural yang signifikan. 8. Perusahaan melakukan inovasi nialai mendapatkan popularitas dari mulut - ke mulut dan konsumen loyal yang cenderung menciutkan pengekor.
  • 12. B. Waktu yang Tepat untuk Inovasi Selanjutnya Akan tetapi, akhirnya, hampir setiap strategi samudra biru pasti akan ditiru. Ketika para pengekor berusaha merebut pangsa pasar dari samudra biru, perusahaan yang sudah menerapkan strategi samudra biru biasanya melancarkan serangan untuk mempertahankan basis konsumen yang sudah didapatkan dengan susah payah. Tetapi para pengekor seringkali melawan. Untuk menghindari jebakan, perusahaan perlu memonitor kurva-kurva nilai dalam kanvas strategi. Memonitor kurva nilai member sinyal kapan harus melakukan inovasi nilai dan kapan tidak. Kegiatan memonitor ini memberi peringatan untuk menciptakan samudra biru lain ketika kurva nilai mulai menyatu dengan kurva para pesaing.