SlideShare a Scribd company logo
MENENTUKAN JENIS
KELAMIN DARI KERANGKA
PENDAHULUAN
Antropologi
Fisik
Paleoantropologi
Osteologi
Primatologi
Paleopatologi
Antropologi
Forensik
Budaya
Idris Mun’im.1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta : Binarupa Aksara.
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
 Antropologi fisik adalah studi antropologi tentang 2 aspek dasar biologis
manusia, yaitu : evolusi manusia dan variasi manusia
 Antropologi forensik adalah penerapan teknik antropologi fisik dalam bidang
hukum.
 Pada akhir abad ke-19, seorang kriminolog Perancis, Alphonse Bertillon pertama
kali merancang sistem klasifikasi dan identifikasi untuk mengidentifikasi penjahat
berdasarkan antropometri.
Idris Mun’im.1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta : Binarupa Aksara.
PEMBAHASAN
 Identifikasi adalah metode membedakan individu dengan
individu lainnya berdasarkan ciri-ciri karakteristiknya untuk
dibedakan dengan individu lain. Obyek
Identifikasi
Orang
hidup
Jenazah/
mayat
Metode
Identifikasi
Primer
Sekunder
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
 Identifikasi Primer merupakan identifikasi yang dapat berdiri
sendiri tanpa perlu dibantu oleh kriteria identifikasi lain.
 Pemeriksaan dengan menggunakan data identifikasi sekunder tidak
dapat berdiri sendiri dan perlu didukung kriteria identifikasi yang lain.
 Identitas seseorang dapat dipastikan bila paling sedikit dua metode
yang digunakan memberikan hasil positif (tidak meragukan).
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
METODE IDENTIFIKASI
Primer
Pemeriksaan DNA
Pemeriksaan Sidik Jari
Pemeriksaan gigi geligi
Sekunder
Pemeriksaan visual
Pemeriksaan dokumen identitas
Pemeriksaan properti (pakaian atau
perhiasan
Pemeriksaan serologis (Gol. Darah)
Identifikasi kerangka
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
IDENTIFIKASI KERANGKA
Apakah yang ditemukan betul-betul tulang?
Apakah merupakan bagian dari kerangka manusia?
Apakah satu orang atau lebih?
Apa jenis kelamin dari kerangka?
Berapa usia orang tersebut?
Berapa tinggi badan orang tersebut?
Apa jenis ras atau etnik dari penampakan kerangka yang diamati?
Dapatkan identitas personalnya terungkap?
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
MENENTUKAN JENIS
KELAMIN DARI KERANGKA
 Metode identifikasi jenis kelamin dari kerangka secara umum dibagi atas non
metrik dan metrik.
1. Non Metrik
 Penentuan jenis kelamin didasarkan pada ciri yang mudah dikenali pada tulang-
tulang seperti tulang panggul, tulang panjang dan tengkorak. Yang mempunyai nilai
tinggi adalah tulang pangul dan baru kemudian tulang tengkorak.
Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
IDENTIFIKASI JENIS
KELAMIN DARI TULANG
PANGGUL
Ciri-ciri Pria Wanita
Pelvis Keseluruhan Berat, kasar, bekas otot jelas Tidak berat, bekas otot tidak
prominent, halus
Bentuk tepi Jantung Circular
True pelvis Relatif kecil Luas, dangkal
Ilium Tinggi tegak Rendah, divergen ke lateral
Sendi Sacroiliaca Besar Kecil,oblique
Sulcus preauricular Tidak sering Sering
Greater sciatic notch Kecil, dalam Besar, lebar
Acetabulum Besar Kecil
Ichiopubic rami Bagian atas convex Bagian atas concave
Foramen obturator Besar, oval Kecil, triangular
Os. Pubis corpus Trianguler Quadrangular
Symphisis Tinggi Rendah
Sudut sub pubic Sempit, Vshape Lebar, u shape
Sacrum Panjang, sempit, dapat terdiri ≥5 segmean Pendek,lebar, S1,S2,S3 dan S5 melengkung, 5
segmen
Promontorium Lebih menonjol Kurang menonjol
Pelvic outlet Tidak dapat dilewati kepalan tangan Dapat dilewati kepalan tangan
Ciri Bobot
W
Hiperfeminim -2 Feminim
-1
Netral
0
Maskulin
+1
Hipermaskulin
+2
Sulcus preauricularis 3 Dalam, batas jelas Dangkal, tapi jelas Hanya bekas Hampir tak
kentara
Tidak ada
Incisura ischiadica mayor 3 Sangat terbuka, bentuk V Terbuka, bentuk v Bentuk peralihan Bentuk U Sempit, jelas berbentuk U
Angulus subpubicus 2 >100 90-100 60-90 45-60 < 45
Os coxae 2 Rendah lebar, sayap luas, relief
otot kurang jelas
Ciri feminism, kurang
jelas
Bentuk peralihan Cirri maskulin
kurang jelas
Tinggi sempit relief otot sangat
kentara
Arc compose 2 Dua lengkung Dua lengkung Satu lengkung Satu lengkung
Foramen obturator 2 Segitiga sudut runcing Segitiga Tidak jelas Oval Oval dengan sudut bulat
Corpus ossis ischia 2 Sempit, tuber ischiadicum
kurang jelas
Sempit Sedang Lebar Sangat lebar dengan tuber
ischiadicum sangat kuat
Crista iliaca 1 Bentuk s nya sangat dangkal Bentuk s nya dangkal Sedang Jelas, berbentuk
s
Sangat jelas berbentuk S
Fossa iliaca 1 Sangat rendah, lebar Rendah, lebar Tinggi, lebarnya
sedang
Tinggi, sempit Sangat tinggi
Pelvis mayor 1 Sangat lebar Lebar Sedang Sempit Sangat sempit
Pelvis minor 1 Sangat lebar, oval Lebar, oval Lebarnya
sedang, bulat
Sempit, Sangat sempit berbentuk harten
 Keterangan : nilai bobot dikalikan dengan nilai dimorfis (-2 s/d +2
) ; hasil perkalian ditambah, kemudian dibagi dengan jumlah cirri yang
dipergunakan. Jika hasilnya > 0, maka panggul dianggap maskulin,
jika < 0 maka panggul bercorak feminism.
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
IDENTIFIKASI JENIS
KELAMIN DARI TULANG
TENGKORAK
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
No Tanda Pria Wanita
1 Ukuran, volume endokranial Besar Kecil
2 Arsitektur Kasar Halus
3 Tonjolan supraorbital Sedang-besar Kecil-sedang
4 Prosesus mastoideus Sedang-besar Kecil-sedang
5 Daerah oksipital, linea muskulares
dan protuberensia
Tidak jelas Jelas/menonjol
6 Eminensia frontalis Kecil Besar
7 Eminensia partetalis Kecil Besar
8 Orbita Persegi, rendah relatif kecil tepi tumpul Bundar, tinggi relatif besar tepi tajam
9 Dahi Curam kurang membundar Membundar, penuh, infantil
10 Tulang pipi Berat, arkus lebih ke lateral Ringan, lebih memusat
11 Mandibula Besar, simfisisnya tinggi, ramus asendingnya
lebar
Kecil, dengan ukuran korpus dan ramus lebih kecil
12 Palatum Besar dan lebar, cenderung seperti huruf U Kecil, cenderung seperti parabola
13 Kondilus oksipitalis Besar Kecil
14 Gigi geligi Besar, M1 bawah sering 5 kuspid Kecil, molar biasanya 4 kuspid
No Yang membedakan Laki – laki Perempuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Ukuran
Sudut anatomis
Dagu
Bentuk tulang
Mental tubercle
Myelohyoid line
Tinggi pada simphisis mentii
Ramus ascending
Condylar facet
Berat dan permukaan
Gigi
Lebih besar
Everted
Berbentuk persegi empat
Berbentuk seperti huruf “V”
Besar dan menonjol
Menonjol dan dalam
Lebih
Lebih lebar
Lebih besar
Lebih berat,permukaannya kasar dengan tempat
perlengketan otot yang menonjol
Lebih besar
Lebih kecil
Inverted
Agak bulat
Berbentuk seperti huruf “U”
Tidak signifikan
Kurang menonjol dan dangkal
Kurang
Lebih sempit
Lebih kecil
Lebih ringan dengan permukaan yang halus
Lebih kecil
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
I D E N T I F I K A S I J E N I S K E L A M I N DA R I T U L A N G
F E M U R
No Yang membedakan Laki – laki Perempuan
1
2
3
4
5
6
7
8
Caput
Collum dan corpus
Kecenderungan corpus bagian bawah
ke arah dalam
Diameter vertikal caput
Panjang oblik trochanter
Garis popliteal
Lebar bicondylar
Ciri – ciri umum
Permukaan persendian Lebih dari 2/3 dari bulatan
Membentuk sudut lancip
Kurang
Sekitar 4 – 5 cm
Sekitar 45 cm
Sekitar 14 cm
Sekitar 7 – 5 cm
Berat,permukaan kasar dengan tempat perlekatan otot
yang nonjol
Permukaan persendian kurang dari 2/3 dari
bulatan
Membentuk sudut tumpul
Lebih
Sekitar 4.15 cm
Sekitar39 cm
Sekitar 10 cm
Sekitar 7 cm
Ringan dengan permukaan yang halus
Ciri-ciri Pria Wanita
Panjang Lebih panjang Lebih pendek
Tempat perlekatan otot Prominen Kurang prominen
Diameter caput femur Lebih lebar Lebih kecil
Diameter caput humerus Lebih lebar Lebih kecil
Condylus humerus Lebih lebar Lebih kecil
2. Metrik
- Os Pubis
 Perbandingan panjang tulang pubis terhadap tulang panjang, tulang ischium dengan mengukur
titik titik pertemuan tulang tulang tersebut di asetabulum. Perbandingan ini disebut Ischia Pubic
Index(IP) dengan rumus :
 IP = panjang tulang ischium (mm) x 100
Panjang tulang pubis (mm)
 Keterangan: Index IP Pria 72-94 dan wanita 91- 115
Apabila ditarik garis sejajar dengan ramus superior dan inferior, maka sudut yang dibentuk dari
perpotongan dua garis tersebut pada pria lebih besar.
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
 - Os Sacrum
 Pasa pria relatif lebih sempit yang bila dibandingkan antara lebar dan panjang didapatkan
nilai indeks pada pria kurang dari 112 pada wanita lebih dari 116.
 - Os Ileum
 Bentuk arcus compose pada pria, lengkung dari pinggir cranial ventral- facies auricularis
dapat dilanjutkan pada pinggir cranial dari ventral ischiadica mayor, sedangkan pada wanita
terdapat dua lengkungan yang terpisah.
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
 Identifikasi jenis kelamin dari kriteria morfologis bergantung pada ketahanan baik
tengkorak maupun panggul dan diasumsikan bahwa morfologinya belum dipengaruhi
oleh kejadian patologis apapun.
 Namun, sisa kerangka seringnya tidak lengkap atau ambigu antara juvenile atau janin.
Analisa DNA memberikan suatu metode yang akurat dan dapat dipercaya untuk
penentuan jenis kelamin dari sisa kerangka manusia.
 Investigasi molekuler ini berdasarkan penggandaan PCR dari sekuensi DNA repetitive
dari kromosom X dan Y
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
T E K N I K T E R B A R U D A L A M M E N E N T U K A N J E N I S K E L A M I N
1. Menentukan jenis kelamin dari jaringan pulpa gigi
 (Veeraraghavan G, Lingappa A, Shankara SP, Mamatha GP, Sebastian BT, Mujib A;
Meenakshi Ammal Dental College and Hospital, Chennai, India ; 10/5/2010)
2. Cara baru menentukan jenis kelamin berdasarkan deteksi region Y yang
menentukan jenis kelamin, steroid sulfatase dan region gen amelogenin
dengan penggandaan simultan dari sekuensi homolog dengan reaksi rantai
polymerase multipleks.
 (Morikawa T, Yamamoto Y, Miyaishi S ; Acta Medical Okayama, Japan 2011;65:113-22)
Alkass K, Buchholz BA, Ohtani S, Yamamoto T, Druid H, Spalding KL. 2013. Journal review : Forensic Dental Science.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidahsuhendrina
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Aulia Amani
 
Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)fikri asyura
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPuteri Mentira
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)fikri asyura
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)dr. Bobby Ahmad
 

What's hot (20)

Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Muskuloskeletal
MuskuloskeletalMuskuloskeletal
Muskuloskeletal
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
 
Anatomi fisiologi kelenjar parotis
Anatomi fisiologi kelenjar parotis Anatomi fisiologi kelenjar parotis
Anatomi fisiologi kelenjar parotis
 
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by GabriellaGangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by Gabriella
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Tumor parotis ppt
Tumor parotis pptTumor parotis ppt
Tumor parotis ppt
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Referat Meningitis Word
Referat Meningitis WordReferat Meningitis Word
Referat Meningitis Word
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 

Viewers also liked

Identifikasi forensik
Identifikasi forensikIdentifikasi forensik
Identifikasi forensikAmirul Hadi
 
Odontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras KorbanOdontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras KorbanFirda Fauzian
 
Menentukan jenis kelamin calon bayi
Menentukan jenis kelamin calon bayiMenentukan jenis kelamin calon bayi
Menentukan jenis kelamin calon bayiyulia pratika
 
forensik
forensikforensik
forensikblofoma
 
Forensic Anthropology
Forensic AnthropologyForensic Anthropology
Forensic AnthropologyTom McLean
 
Odontologi Forensik
Odontologi ForensikOdontologi Forensik
Odontologi Forensikdentalid
 

Viewers also liked (9)

Identifikasi forensik
Identifikasi forensikIdentifikasi forensik
Identifikasi forensik
 
Odontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras KorbanOdontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras Korban
 
Menentukan jenis kelamin calon bayi
Menentukan jenis kelamin calon bayiMenentukan jenis kelamin calon bayi
Menentukan jenis kelamin calon bayi
 
Presentasi medtek
Presentasi medtekPresentasi medtek
Presentasi medtek
 
forensik
forensikforensik
forensik
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
Forensic Anthropology
Forensic AnthropologyForensic Anthropology
Forensic Anthropology
 
Odontologi Forensik
Odontologi ForensikOdontologi Forensik
Odontologi Forensik
 
Anthropology
AnthropologyAnthropology
Anthropology
 

Similar to Menentukan jenis kelamin dari kerangka

Similar to Menentukan jenis kelamin dari kerangka (20)

Anfis tulang
Anfis tulangAnfis tulang
Anfis tulang
 
AKBID PARAMATA MUNA
AKBID PARAMATA MUNA AKBID PARAMATA MUNA
AKBID PARAMATA MUNA
 
KKPMT I PRODI D3 RMIK FK UAP.pptx
KKPMT I PRODI D3 RMIK FK UAP.pptxKKPMT I PRODI D3 RMIK FK UAP.pptx
KKPMT I PRODI D3 RMIK FK UAP.pptx
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
 
SISTEM GERAK(3).ppt
SISTEM GERAK(3).pptSISTEM GERAK(3).ppt
SISTEM GERAK(3).ppt
 
SISTEM GERAK(1).ppt
SISTEM GERAK(1).pptSISTEM GERAK(1).ppt
SISTEM GERAK(1).ppt
 
Terminologi anatomi
Terminologi anatomiTerminologi anatomi
Terminologi anatomi
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Iridologi
IridologiIridologi
Iridologi
 
2.1.2 tlg panggul baru copy
2.1.2 tlg panggul baru   copy2.1.2 tlg panggul baru   copy
2.1.2 tlg panggul baru copy
 
1. ANFIS DASAR.ppt
1. ANFIS DASAR.ppt1. ANFIS DASAR.ppt
1. ANFIS DASAR.ppt
 
4006818.ppt
4006818.ppt4006818.ppt
4006818.ppt
 
Gerak, sendi dan otot
Gerak, sendi dan ototGerak, sendi dan otot
Gerak, sendi dan otot
 
Bab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusiaBab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusia
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi ManusiaAnatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
Anatomi panggul
Anatomi panggulAnatomi panggul
Anatomi panggul
 
Pengkajian fisik new
Pengkajian fisik newPengkajian fisik new
Pengkajian fisik new
 
Sistem Lokomotor Lumbar
Sistem Lokomotor LumbarSistem Lokomotor Lumbar
Sistem Lokomotor Lumbar
 
Sistem gerak manusia (Tulang) Pondok Pesantren Al-As'Adiyah Balikeran Kertosa...
Sistem gerak manusia (Tulang) Pondok Pesantren Al-As'Adiyah Balikeran Kertosa...Sistem gerak manusia (Tulang) Pondok Pesantren Al-As'Adiyah Balikeran Kertosa...
Sistem gerak manusia (Tulang) Pondok Pesantren Al-As'Adiyah Balikeran Kertosa...
 
Anatomi MEMBRUM Sup et Inf _Blok 2 2020_10 30.pptx
Anatomi MEMBRUM Sup et Inf _Blok 2 2020_10 30.pptxAnatomi MEMBRUM Sup et Inf _Blok 2 2020_10 30.pptx
Anatomi MEMBRUM Sup et Inf _Blok 2 2020_10 30.pptx
 

Recently uploaded

JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfgraceduma3
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasihanifatunfajria
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxrifdahatikah1
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptxWirataShiju
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKAshriNurIstiqomah1
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahtien148950
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptxJonathanIngram16
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptagussudarmanto9
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxNickyRhuum
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptxYernimaDaeli1
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxMuhammadMazlan12
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantulviagrajogja
 

Recently uploaded (17)

JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 

Menentukan jenis kelamin dari kerangka

  • 2. PENDAHULUAN Antropologi Fisik Paleoantropologi Osteologi Primatologi Paleopatologi Antropologi Forensik Budaya Idris Mun’im.1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta : Binarupa Aksara. Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press
  • 3.  Antropologi fisik adalah studi antropologi tentang 2 aspek dasar biologis manusia, yaitu : evolusi manusia dan variasi manusia  Antropologi forensik adalah penerapan teknik antropologi fisik dalam bidang hukum.  Pada akhir abad ke-19, seorang kriminolog Perancis, Alphonse Bertillon pertama kali merancang sistem klasifikasi dan identifikasi untuk mengidentifikasi penjahat berdasarkan antropometri. Idris Mun’im.1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta : Binarupa Aksara.
  • 4. PEMBAHASAN  Identifikasi adalah metode membedakan individu dengan individu lainnya berdasarkan ciri-ciri karakteristiknya untuk dibedakan dengan individu lain. Obyek Identifikasi Orang hidup Jenazah/ mayat Metode Identifikasi Primer Sekunder Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
  • 5.  Identifikasi Primer merupakan identifikasi yang dapat berdiri sendiri tanpa perlu dibantu oleh kriteria identifikasi lain.  Pemeriksaan dengan menggunakan data identifikasi sekunder tidak dapat berdiri sendiri dan perlu didukung kriteria identifikasi yang lain.  Identitas seseorang dapat dipastikan bila paling sedikit dua metode yang digunakan memberikan hasil positif (tidak meragukan). Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
  • 6. METODE IDENTIFIKASI Primer Pemeriksaan DNA Pemeriksaan Sidik Jari Pemeriksaan gigi geligi Sekunder Pemeriksaan visual Pemeriksaan dokumen identitas Pemeriksaan properti (pakaian atau perhiasan Pemeriksaan serologis (Gol. Darah) Identifikasi kerangka Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
  • 7. IDENTIFIKASI KERANGKA Apakah yang ditemukan betul-betul tulang? Apakah merupakan bagian dari kerangka manusia? Apakah satu orang atau lebih? Apa jenis kelamin dari kerangka? Berapa usia orang tersebut? Berapa tinggi badan orang tersebut? Apa jenis ras atau etnik dari penampakan kerangka yang diamati? Dapatkan identitas personalnya terungkap? Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
  • 8. MENENTUKAN JENIS KELAMIN DARI KERANGKA  Metode identifikasi jenis kelamin dari kerangka secara umum dibagi atas non metrik dan metrik. 1. Non Metrik  Penentuan jenis kelamin didasarkan pada ciri yang mudah dikenali pada tulang- tulang seperti tulang panggul, tulang panjang dan tengkorak. Yang mempunyai nilai tinggi adalah tulang pangul dan baru kemudian tulang tengkorak. Jason Payne, James. 2005. Encyclopedia of Forensic and legal medicine. 1st ed. Massachussets : academic press Jason Payne James, Jones R, Karch SB. 2011. Simpson’s forensic medicine. 13th ed. London: Hodder arnold
  • 10.
  • 11.
  • 12. Ciri-ciri Pria Wanita Pelvis Keseluruhan Berat, kasar, bekas otot jelas Tidak berat, bekas otot tidak prominent, halus Bentuk tepi Jantung Circular True pelvis Relatif kecil Luas, dangkal Ilium Tinggi tegak Rendah, divergen ke lateral Sendi Sacroiliaca Besar Kecil,oblique Sulcus preauricular Tidak sering Sering Greater sciatic notch Kecil, dalam Besar, lebar Acetabulum Besar Kecil Ichiopubic rami Bagian atas convex Bagian atas concave Foramen obturator Besar, oval Kecil, triangular Os. Pubis corpus Trianguler Quadrangular Symphisis Tinggi Rendah Sudut sub pubic Sempit, Vshape Lebar, u shape Sacrum Panjang, sempit, dapat terdiri ≥5 segmean Pendek,lebar, S1,S2,S3 dan S5 melengkung, 5 segmen Promontorium Lebih menonjol Kurang menonjol Pelvic outlet Tidak dapat dilewati kepalan tangan Dapat dilewati kepalan tangan
  • 13. Ciri Bobot W Hiperfeminim -2 Feminim -1 Netral 0 Maskulin +1 Hipermaskulin +2 Sulcus preauricularis 3 Dalam, batas jelas Dangkal, tapi jelas Hanya bekas Hampir tak kentara Tidak ada Incisura ischiadica mayor 3 Sangat terbuka, bentuk V Terbuka, bentuk v Bentuk peralihan Bentuk U Sempit, jelas berbentuk U Angulus subpubicus 2 >100 90-100 60-90 45-60 < 45 Os coxae 2 Rendah lebar, sayap luas, relief otot kurang jelas Ciri feminism, kurang jelas Bentuk peralihan Cirri maskulin kurang jelas Tinggi sempit relief otot sangat kentara Arc compose 2 Dua lengkung Dua lengkung Satu lengkung Satu lengkung Foramen obturator 2 Segitiga sudut runcing Segitiga Tidak jelas Oval Oval dengan sudut bulat Corpus ossis ischia 2 Sempit, tuber ischiadicum kurang jelas Sempit Sedang Lebar Sangat lebar dengan tuber ischiadicum sangat kuat Crista iliaca 1 Bentuk s nya sangat dangkal Bentuk s nya dangkal Sedang Jelas, berbentuk s Sangat jelas berbentuk S Fossa iliaca 1 Sangat rendah, lebar Rendah, lebar Tinggi, lebarnya sedang Tinggi, sempit Sangat tinggi Pelvis mayor 1 Sangat lebar Lebar Sedang Sempit Sangat sempit Pelvis minor 1 Sangat lebar, oval Lebar, oval Lebarnya sedang, bulat Sempit, Sangat sempit berbentuk harten
  • 14.  Keterangan : nilai bobot dikalikan dengan nilai dimorfis (-2 s/d +2 ) ; hasil perkalian ditambah, kemudian dibagi dengan jumlah cirri yang dipergunakan. Jika hasilnya > 0, maka panggul dianggap maskulin, jika < 0 maka panggul bercorak feminism. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
  • 15. IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN DARI TULANG TENGKORAK Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
  • 16. No Tanda Pria Wanita 1 Ukuran, volume endokranial Besar Kecil 2 Arsitektur Kasar Halus 3 Tonjolan supraorbital Sedang-besar Kecil-sedang 4 Prosesus mastoideus Sedang-besar Kecil-sedang 5 Daerah oksipital, linea muskulares dan protuberensia Tidak jelas Jelas/menonjol 6 Eminensia frontalis Kecil Besar 7 Eminensia partetalis Kecil Besar 8 Orbita Persegi, rendah relatif kecil tepi tumpul Bundar, tinggi relatif besar tepi tajam 9 Dahi Curam kurang membundar Membundar, penuh, infantil 10 Tulang pipi Berat, arkus lebih ke lateral Ringan, lebih memusat 11 Mandibula Besar, simfisisnya tinggi, ramus asendingnya lebar Kecil, dengan ukuran korpus dan ramus lebih kecil 12 Palatum Besar dan lebar, cenderung seperti huruf U Kecil, cenderung seperti parabola 13 Kondilus oksipitalis Besar Kecil 14 Gigi geligi Besar, M1 bawah sering 5 kuspid Kecil, molar biasanya 4 kuspid
  • 17. No Yang membedakan Laki – laki Perempuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Ukuran Sudut anatomis Dagu Bentuk tulang Mental tubercle Myelohyoid line Tinggi pada simphisis mentii Ramus ascending Condylar facet Berat dan permukaan Gigi Lebih besar Everted Berbentuk persegi empat Berbentuk seperti huruf “V” Besar dan menonjol Menonjol dan dalam Lebih Lebih lebar Lebih besar Lebih berat,permukaannya kasar dengan tempat perlengketan otot yang menonjol Lebih besar Lebih kecil Inverted Agak bulat Berbentuk seperti huruf “U” Tidak signifikan Kurang menonjol dan dangkal Kurang Lebih sempit Lebih kecil Lebih ringan dengan permukaan yang halus Lebih kecil
  • 18. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
  • 19. I D E N T I F I K A S I J E N I S K E L A M I N DA R I T U L A N G F E M U R No Yang membedakan Laki – laki Perempuan 1 2 3 4 5 6 7 8 Caput Collum dan corpus Kecenderungan corpus bagian bawah ke arah dalam Diameter vertikal caput Panjang oblik trochanter Garis popliteal Lebar bicondylar Ciri – ciri umum Permukaan persendian Lebih dari 2/3 dari bulatan Membentuk sudut lancip Kurang Sekitar 4 – 5 cm Sekitar 45 cm Sekitar 14 cm Sekitar 7 – 5 cm Berat,permukaan kasar dengan tempat perlekatan otot yang nonjol Permukaan persendian kurang dari 2/3 dari bulatan Membentuk sudut tumpul Lebih Sekitar 4.15 cm Sekitar39 cm Sekitar 10 cm Sekitar 7 cm Ringan dengan permukaan yang halus
  • 20. Ciri-ciri Pria Wanita Panjang Lebih panjang Lebih pendek Tempat perlekatan otot Prominen Kurang prominen Diameter caput femur Lebih lebar Lebih kecil Diameter caput humerus Lebih lebar Lebih kecil Condylus humerus Lebih lebar Lebih kecil
  • 21. 2. Metrik - Os Pubis  Perbandingan panjang tulang pubis terhadap tulang panjang, tulang ischium dengan mengukur titik titik pertemuan tulang tulang tersebut di asetabulum. Perbandingan ini disebut Ischia Pubic Index(IP) dengan rumus :  IP = panjang tulang ischium (mm) x 100 Panjang tulang pubis (mm)  Keterangan: Index IP Pria 72-94 dan wanita 91- 115 Apabila ditarik garis sejajar dengan ramus superior dan inferior, maka sudut yang dibentuk dari perpotongan dua garis tersebut pada pria lebih besar. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
  • 22.  - Os Sacrum  Pasa pria relatif lebih sempit yang bila dibandingkan antara lebar dan panjang didapatkan nilai indeks pada pria kurang dari 112 pada wanita lebih dari 116.  - Os Ileum  Bentuk arcus compose pada pria, lengkung dari pinggir cranial ventral- facies auricularis dapat dilanjutkan pada pinggir cranial dari ventral ischiadica mayor, sedangkan pada wanita terdapat dua lengkungan yang terpisah. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
  • 23.  Identifikasi jenis kelamin dari kriteria morfologis bergantung pada ketahanan baik tengkorak maupun panggul dan diasumsikan bahwa morfologinya belum dipengaruhi oleh kejadian patologis apapun.  Namun, sisa kerangka seringnya tidak lengkap atau ambigu antara juvenile atau janin. Analisa DNA memberikan suatu metode yang akurat dan dapat dipercaya untuk penentuan jenis kelamin dari sisa kerangka manusia.  Investigasi molekuler ini berdasarkan penggandaan PCR dari sekuensi DNA repetitive dari kromosom X dan Y Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Sriwijaya. 2013. Identifikasi Kerangka.
  • 24. T E K N I K T E R B A R U D A L A M M E N E N T U K A N J E N I S K E L A M I N 1. Menentukan jenis kelamin dari jaringan pulpa gigi  (Veeraraghavan G, Lingappa A, Shankara SP, Mamatha GP, Sebastian BT, Mujib A; Meenakshi Ammal Dental College and Hospital, Chennai, India ; 10/5/2010) 2. Cara baru menentukan jenis kelamin berdasarkan deteksi region Y yang menentukan jenis kelamin, steroid sulfatase dan region gen amelogenin dengan penggandaan simultan dari sekuensi homolog dengan reaksi rantai polymerase multipleks.  (Morikawa T, Yamamoto Y, Miyaishi S ; Acta Medical Okayama, Japan 2011;65:113-22) Alkass K, Buchholz BA, Ohtani S, Yamamoto T, Druid H, Spalding KL. 2013. Journal review : Forensic Dental Science.