AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
Materi-Seminar-71.pdf pengajuan klaim dan revisi klsim dispute
1. PENGAJUAN KLAIM
DAN REVISI KLAIM
DISPUTE PELAYANAN
COVID-19
Kalsum Komaryani
Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Kementerian Kesehatan
2. Lampiran I
Lampiran II
28 Januari 2020 – 14 Agustus 2020 15 Agustus 2020
PENGATURAN KLAIM COVID 2 PERIODE
• Periode 15 Agustus 2020 dan seterusnya mengacu pada lampiran I
Kriteria pasien Suspek, Probabel dan Konfirmasi, tujuannya untuk mengatur supaya sejalan dg KMK 413/2020
• Periode 28 Januari 2020 s/d 14 Agustus 2010 mengacu pada lampiran II
Kriteria pasien ODP, PDP dan Konfirmasi, tujuannya untuk mengatur untuk penyelesaian dispute klaim
4. COST PER DAY (BIAYA PER HARI) YANG MELIPUTI PENGGANTIAN BIAYA:
Administrasi, akomodasi (ruang isolasi biasa/ruang isolasi tekanan
negatif/ruang ICU), jasa konsultasi dokter, tindakan, pemakaian
ventilator, obat, BHP, pemeriksaan penunjang, APD diruangan.
NO KRITERIA COST PER DAY NO KRITERIA COST PER DAY
1 ICU dengan ventilator 15,5 juta 1 ICU dengan ventilator 16,5 juta
2 ICU tanpa ventilator 12 juta 2 ICU tanpa ventilator 12,5 juta
3 Isolasi tek negatif dg ventilator 10,5 juta 3 Isolasi tek negatif dg ventilator 14,5 juta
4 Isolasi tek negatif tanpa ventilator 7,5 juta 4 Isolasi tek negatif tanpa ventilator 9,5 juta
5 Isolasi non tek negatif dg ventilator 10,5 juta 5 Isolasi non tek negatif dg ventilator 14,5 juta
6 Isolasi non tek negatif tanpa ventilator 7,5 juta 6 Isolasi non tek negatif tanpa ventilator 9,5 juta
ODP/PDP/SUSPEK/PROBABLE/CONFIRMED TANPA KOMORBID/KOMPLIKASI DP/PDP/SUSPEK/PROBABLE/CONFIRMED DENGAN KOMORBID/KOMPLIKASI
COST PER DAY PENGGANTIAN RAWAT INAP
5. PENGGANTIAN BIAYA PEMULASARAN JENAZAH YANG TERDIRI DARI:
NO KRITERIA BESARAN
1 Pemulasaran Jenazah 550.000
2 Kantong Jenazah 100.000
3 Peti Jenazah 1.750.000
4 Plastik Erat 260.000
5 Desinfektan Jenazah 100.000
6 Transport Mobil Jenazah 500.000
7 Desinfektan Mobil Jenazah 100.000
BIAYA PEMULASARAN JENAZAH
6. NORMA
PENGKODINGAN
WHO telah mengeluarkan petunjuk
Coding untuk covid-19 dengan
berdasarkan ICD XI yaitu pada
Kode U.07.1, namun karena klaim
covid masih menggunakan aplikasi
Ina CBG maka dilakukan
penyetaraan.
NORMA PENGKODINGAN PADA APLIKASI E-
KLAIM
ODP/PDP SUSPEK/PROBABLE
9. PENGGANTIAN BIAYA PERAWATAN COVID
1. Pasien Rawat Jalan
Menggunakan Tarif INA-CBG kelas A Pemerintah regional I.
2. Pasien Rawat Inap
a = Tarif INA-CBG
n = Lama perawatan (LOS)
b = Top Up per Hari (Cost per Day)
c = APD dan obat-obatan dari bantuan Pemerintah
Jika pasien meninggal, maka RS akan mendapatkan lagi penggantian biaya pemulasaran jenazah.
Menggunakan Formula = a+ ((n.b)-a)-c
PENGGANTIAN BIAYA PERAWATAN COVID-19
PERIODE 28 JAN – 14 AGUSTUS
10. Kriteria Pasien yang Dapat Diklaim Biaya Pelayanannya
1. Kriteria Pasien Rawat Jalan
a. Pasien ODP/PDP dengan atau tanpa komorbid/penyakit penyerta, melampirkan bukti
pemeriksaan laboratorium darah rutin dan X-ray foto thorax, Bukti x-ray foto thorax dikecualikan
bagi ibu hamil dan pasien dengan kondisi medis tertentu yaitu kondisi tidak dapat dilakukan
pemeriksaan x-ray foto thorax seperti pasien gangguan jiwa, gaduh gelisah, yang dibuktikan
dengan surat keterangan dari DPJP.
b. Pasien konfirmasi COVID-19 dengan atau tanpa komorbid, melampirkan bukti hasil pemeriksaan
laboratorium PCR dari Rumah Sakit atau dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
2. Kriteria Pasien Rawat Inap
a. ODP
• ODP usia ≥60 (enam puluh) tahun dengan atau tanpa komorbid.
• ODP usia kurang dari 60 (enam puluh) tahun dengan komorbid.
b. PDP dengan atau tanpa komorbid.
c. Pasien konfirmasi COVID-19 dengan atau tanpa komorbid
d. Pasien dengan kondisi tertentu
Pasien dengan koinsidens
11. Identitas Pasien
Kriteria pasien rawat jalan dan rawat inap berlaku bagi WNI dan WNA termasuk tenaga kesehatan
dan pekerja yang mengalami COVID-19 akibat kerja, yang dirawat pada rumah sakit di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Identitas pasien dibuktikan dengan:
1. Untuk WNA: passport, KITAS atau nomor identitas UNHCR.
2. Untuk WNI: Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Keluarga, atau surat keterangan dari
kelurahan.
3. Orang terlantar: surat keterangan dari dinas sosial.
4. Apabila semua identitas sebagaimana dimaksud pada 1 s/d 3 tidak dapat ditunjukkan, bukti
identitas menggunakan surat keterangan data pasien yang ditandatangani oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota dan diberi stempel dinas kesehatan kabupaten/kota. Surat keterangan
data pasien tersebut diajukan oleh rumah sakit kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
5. Apabila semua identitas sebagaimana dimaksud pada 1 s/d 4 juga tidak dapat ditunjukan, maka
bukti identitas menggunakan Surat Keterangan/Surat Jaminan Pelayanan (SJP) dari pimpinan
rumah sakit.
12. Batasan Berakhirnya Penjaminan (1)
1. ODP dengan usia <60 tahun dengan komorbid/penyakit penyerta atau usia ≥60
tahun dengan atau tanpa komorbid/penyakit penyerta, setelah masuk rawat inap
dalam waktu 1x24 jam harus dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Apabila
hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR negatif 1 (satu) kali, maka pasien dapat
dipulangkan.
2. PDP/pasien konfirmasi COVID-19:
Pasien yang belum/telah dilakukan follow up pemeriksaan laboratorium RT-
PCR/Rapid Test, maka pasien dapat dipulangkan, dengan bukti:
a. Hasil follow up pemeriksaan laboratorium RT-PCR/Rapid Test sebagai berikut:
1) Tanpa bukti tertulis hasil laboratorium RT-PCR, bukti pelayanan tersebut
dapat memakai resume medis; atau
2) Dengan bukti tertulis, hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR dapat
positif/negatif atau Rapid Test dapat reaktif/non reaktif, dengan
melampirkan hasil radiologi yang mengalami perbaikan.
13. Batasan Berakhirnya Penjaminan (2)
b. Jika rumah sakit tidak dapat melakukan follow up pemeriksaan laboratorium RT-
PCR/Rapid Test, dibutikan dengan perbaikan klinis yang dituangkan dalam resume
medis, dan/atau perbaikan gambaran hasil pemeriksaan radiologi.
c. Dalam hal tidak terdapat bukti sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, dapat
menggunakan Data Penyelidikan Epidemiologi (PE) dari dinas kesehatan
kabupaten/kota.
3. Pelayanan pada ODP/PDP/pasien konfirmasi COVID-19 dengan komorbid/penyakit
penyerta:
a. Secara klinis komorbid/penyakit penyertanya sudah stabil, secara radiologis
menunjukkan perbaikan, dan/atau laboratorium RT-PCR positif/negatif atau Rapid
Test reaktif/non reaktif, pasien dapat dipulangkan. Lama perawatan pasien
dimaksud maksimal ditambah 1 (satu) hari setelah dinyatakan boleh pulang.
b. Secara klinis komorbid/penyakit penyertanya belum stabil, maka pasien dapat
dilanjutkan perawatan komorbid/penyakit penyertanya dengan menggunakan ruang
perawatan non-isolasi dengan syarat hasil laboratorium PCR negatif atau Rapid Test
harus non-reaktif. Pembiayaanya dijamin oleh JKN/asuransi kesehatan lain/mandiri
(pasien/keluarga).
14. Batasan Berakhirnya Penjaminan (3)
4. Pelayanan pada ODP/PDP/pasien konfirmasi COVID-19 dengan komplikasi:
a. Secara klinis komplikasi dapat teratasi, dan/atau radiologis menunjukkan perbaikan
dan/atau laboratorium RT-PCR positif/negatif atau Rapid Test reaktif/non-reaktif)
pasien dapat dipulangkan. Lama perawatan pasien dimaksud maksimal ditambah
1 (satu) hari setelah dinyatakan boleh pulang.
b. Secara klinis komplikasi belum teratasi, maka pasien dapat dilanjutkan perawatan
komplikasi dengan menggunakan ruang perawatan non-isolasi dengan syarat hasil
laboratorium RT-PCR negatif atau Rapid Test non reaktif. Pembiayaanya dijamin
oleh JKN/asuransi kesehatan lain/mandiri (pasien/keluarga).
5. Pelayanan pada ODP/PDP/pasien konfirmasi dengan co-insidens:
a. Secara klinis penyakit co-insidens dapat teratasi dan/atau tindakan medik sudah
dilakukan, meskipun pelayanan COVID-19 ditandai dengan laboratorium RT-PCR
positif/negatif atau Rapid Test reaktif/non reaktif, kondisi klinis stabil atau tanpa
gejala, pasien dapat dipulangkan, dilanjutkan dengan isolasi mandiri. Lama
perawatan pasien dimaksud maksimal ditambah 1 (satu) hari setelah dinyatakan
boleh pulang.
15. Batasan Berakhirnya Penjaminan (4)
b. Secara klinis penyakit co-insidens belum teratasi, maka pasien dapat
dilanjutkan perawatan menggunakan ruang perawatan non-isolasi dengan
syarat hasil laboratorium RT-PCR negatif atau Rapid Test non-reaktif.
Pembiayaanya dijamin oleh JKN/asuransi kesehatan lain/mandiri
(pasien/keluarga).
c. Secara klinis penyakit co-insidens sudah teratasi dan/atau tidak memerlukan
lagi tindakan medik, namun hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR masih
positif atau Rapid Test reaktif, apabila kondisi klinis COVID-19 belum stabil
dengan kriteria sedang sampai berat maka dibutuhkan perawatan COVID-19
menggunakan ruang perawatan isolasi.
6. PDP/konfirmasi COVID-19 yang meninggal baik selama dalam perawatan COVID-19
maupun meninggal dengan Death on Arrival (DOA) dan tidak sempat dilakukan
pemeriksaan laboratorium RT-PCR maka pemulasaran jenazah sesuai dengan tata
laksana COVID-19, dibuktikan dengan melampirkan bukti pelayanan pemulasaran
jenazah sebagai jenazah COVID-19 atau list data Penyelidikan Epidemiologi (PE) dari
dinas kesehatan kabupaten/kota.
16. • Dalam hal klaim yang diajukan oleh rumah sakit telah dilakukan verifikasi
oleh BPJS Kesehatan namun terdapat ketidaksesuaian/klaim dispute, akan
diselesaikan terlebih dahulu oleh RS dan BPJS Kesehatan dengan mengacu
kepada Lampiran II KMK 446/2020
• Apabila tidak dapat diselesaikan, maka disampaikan kepada Tim
Penyelesaian Klaim Dispute Kementerian Kesehatan menyelesaikan
dengan menggunakan data yang berasal dari surat keberatan pimpinan RS
dan/atau dari BA verifikasi dalam sistem informasi
• RS dapat mengajukan surat keberatan atas klaim dispute kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan cq Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan
Kementerian Kesehatan secara online melalui alamat email
disputeklaimcovid2020@gmail.com.
• Penyelesaian klaim dispute oleh Tim Penyelesaian Klaim Dispute bersifat
final.
PENYELESAIAN DISPUTE PERIODE 28 JAN – 14 AGT
17. • Penyelesaian dispute dengan mengacu pada KMK 446 lampiran II dan
pengajuan klaim reguler
• Telah tersedia aplikasi klaim jaminan covid yg updated di website
inacbg.kemkes.go.id
• Pelayanan di RS lapangan sdh mulai dapat diklaimkan (60% dari cost
per day)
• Pelayanan pasien covid dengan komorbid dan komplikasi yang tdk
dapat diterbitkan SEP nya dan pasien non JKN dapat diklaimkan ke
Kemenkes
PENGAJUAN KLAIM PERIODE 28 JAN – 14 AGT
19. KRITERIA RUMAH SAKIT
Kriteria RS
Periode
28 Jan – 14 Agt
RS
RS
lapangan/darurat
Periode
15 Agt - dst
RS
RS
lapangan/darurat
20. PENGGANTIAN BIAYA PERAWATAN COVID
1. Pasien Rawat Jalan
Menggunakan Tarif INA-CBG kelas A Pemerintah regional I.
2. Pasien Rawat Inap
a = Tarif INA-CBG
n = Lama perawatan (LOS)
b = Top Up per Hari (Cost per Day)
c = APD dan obat-obatan dari bantuan Pemerintah
d = Layanan penunjang yang tidak dilakukan
Jika pasien meninggal, maka RS akan mendapatkan lagi penggantian biaya pemulasaran jenazah.
Pengurangan cost perday pada pasien covid dengan coincidence (200 ribu per hari).
Pengurangan pemeriksaan penunjang yang tidak dilakukan (1 kali per episode)
Menggunakan Formula = {a+ ((n.b)-a)-c}-d
PENGGANTIAN BIAYA PERAWATAN COVID-19
PERIODE 15 AGUSTUS -DST
21. Kriteria Pasien yang Dapat Diklaim Biaya Pelayanannya
1. Kriteria Pasien Rawat Jalan
a. Pasien suspek dengan atau tanpa komorbid/penyakit penyerta, melampirkan bukti pemeriksaan
laboratorium darah rutin dan X-ray foto thorax. Bukti x-ray foto thorax dikecualikan bagi ibu hamil dan
pasien dengan kondisi medis tertentu yaitu kondisi tidak dapat dilakukan pemeriksaan x-ray foto thorax
seperti pasien gangguan jiwa, gaduh gelisah, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari DPJP.
b. Pasien konfirmasi COVID-19 dengan atau tanpa komorbid/penyakit penyerta, melampirkan bukti hasil
pemeriksaan laboratorium RT-PCR dari Rumah Sakit atau dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2. Kriteria Pasien Rawat Inap
a. Pasien Suspek
• usia ≥60 (enam puluh) tahun dengan atau tanpa komorbid.
• Usia < 60 (enam puluh) tahun dengan komorbid.
• ISPA berat/peneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab
lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
b. Pasien Probable.
c. Pasien Konfirmasi
• Pasien konfirmasi tanpa gejala, yang tidak memiliki fasilitas untuk isolasi mandiri di tempat tinggal atau
fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala
Pukesmas.
• Pasien konfirmasi tanpa gejala dengan komorbid/penyakit penyerta.
• Pasien konfirmasi dengan gejala ringan, sedang, berat/kritis.
d. Pasien suspek/probable/konfirmasi dengan co-insidens
22. Identittas pasien
Kriteria pasien rawat jalan dan rawat inap berlaku bagi WNI dan WNA termasuk tenaga kesehatan
dan pekerja yang mengalami COVID-19 akibat kerja, yang dirawat pada rumah sakit di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Identitas pasien dibuktikan dengan:
1. Untuk WNA: passport, KITAS atau nomor identitas UNHCR.
2. Untuk WNI: Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Keluarga, atau surat keterangan dari
kelurahan.
3. Orang terlantar: surat keterangan dari dinas sosial.
4. Apabila semua identitas sebagaimana dimaksud pada 1 s/d 3 tidak dapat ditunjukkan, bukti
identitas menggunakan surat keterangan data pasien yang ditandatangani oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota dan diberi stempel dinas kesehatan kabupaten/kota. Surat keterangan
data pasien tersebut diajukan oleh rumah sakit kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
5. Apabila semua identitas sebagaimana dimaksud pada 1 s/d 4 juga tidak dapat ditunjukan, maka
bukti identitas menggunakan Surat Keterangan/Surat Jaminan Pelayanan (SJP) dari pimpinan
rumah sakit.
23. BATAS BERAKHIRNYA PENJAMINAN (1)
1. Pasien suspek dapat dipulangkan dari perawatan di rumah sakit dibuktikan dengan hasil assesmen klinis yang
dituangkan dalam resume medis, termasuk diantaranya gambaran radiologis menunjukkan perbaikan dan/atau
pemeriksaan darah menunjukan perbaikan, yang dilakukan oleh DPJP.
2. Pasien probable/konfirmasi COVID-19 yang tanpa gejala, dengan gejala ringan, dan gejala sedang, dapat
dipulangkan dari perawatan di rumah sakit dibuktikan dengan hasil assesmen klinis yang dituangkan dalam
resume medis, termasuk diantaranya gambaran radiologis menunjukkan perbaikan dan/atau pemeriksaan darah
menunjukan perbaikan, yang dilakukan oleh DPJP.
3. Pasien probable/konfirmasi COVID-19 dengan gejala berat/kritis dapat dipulangkan dari perawatan di rumah
sakit, dibuktikan dengan:
a. Hasil assesmen klinis yang dituangkan dalam resume medis, termasuk diantaranya gambaran radiologis
menunjukkan perbaikan dan/atau pemeriksaan darah menunjukan perbaikan, yang dilakukan oleh DPJP.
b. Bagi pasien konfirmasi gejala berat, harus melampirkan hasil follow up pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dapat dilakukan, dibuktikan dengan gambaran hasil
pemeriksaan radiologi (x-ray foto thorax) dan/atau pemeriksaan darah menunjukkan perbaikan. Bukti x-ray
foto thorax dikecualikan bagi ibu hamil dan pasien dengan kondisi medis tertentu yaitu kondisi tidak dapat
dilakukan pemeriksaan x-ray foto thorax seperti pasien gangguan jiwa, gaduh gelisah, yang dibuktikan
dengan surat keterangan dari DPJP.
24. BATAS BERAKHIRNYA PENJAMINAN (2)
4. Pasien Suspek/Probable/konfirmasi COVID-19 dapat dilakukan alih rawat non isolasi dengan kondisi sudah
memenuhi kriteria selesai isolasi tetapi masih memerlukan perawatan lanjutan untuk kondisi tertentu yang
terkait dengan komorbid/penyakit penyerta, co-insidens dan komplikasi dengan pembiayaanya dijamin oleh
JKN/asuransi kesehatan lain/mandiri (pasien/keluarga). Proses alih rawat diputuskan berdasarkan hasil
assesmen klinis oleh DPJP dengan bukti:
a. Hasil assesmen klinis yang dituangkan dalam resume medis, termasuk diantaranya gambaran radiologis
menunjukkan perbaikan dan/atau pemeriksaan darah menunjukan perbaikan, yang dilakukan oleh DPJP.
b. Bagi pasien konfirmasi gejala berat/kritis, harus melampirkan hasil follow up pemeriksaan laboratorium RT-
PCR. Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dapat dilakukan, dibuktikan dengan gambaran hasil
pemeriksaan radiologi (x-ray foto thorax) dan/atau pemeriksaan darah menunjukkan perbaikan. Bukti x-ray
foto thorax dikecualikan bagi ibu hamil dan pasien dengan kondisi medis tertentu yaitu kondisi tidak dapat
dilakukan pemeriksaan x-ray foto thorax seperti pasien gangguan jiwa, gaduh gelisah, yang dibuktikan
dengan surat keterangan dari DPJP.
5. Pasien Suspek/Probable/konfirmasi COVID-19 yang meninggal baik selama dalam perawatan COVID-19 maupun
meninggal dengan Death on Arrival (DOA) dan tidak sempat dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR maka
pemulasaran jenazah sesuai dengan tata laksana COVID-19, dibuktikan dengan melampirkan bukti pelayanan
pemulasaran jenazah sebagai jenazah COVID-19 atau list data Penyelidikan Epidemiologi (PE) dari dinas
kesehatan kabupaten/kota.
25. • Dalam hal klaim yang diajukan oleh rumah sakit telah dilakukan verifikasi
oleh BPJS Kesehatan namun terdapat ketidaksesuaian/klaim dispute, maka
Tim Penyelesaian Klaim Dispute Kementerian Kesehatan menyelesaikan
dengan menggunakan data yang berasal dari surat keberatan pimpinan RS
dan/atau dari BA verifikasi dalam sistem informasi
• RS dapat mengajukan surat keberatan atas klaim dispute kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan cq Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan
Kementerian Kesehatan secara online melalui alamat email
disputeklaimcovid2020@gmail.com.
• Penyelesaian klaim dispute oleh Tim Penyelesaian Klaim Dispute bersifat
final.
PENYELESAIAN DISPUTE PERIODE 15 AGT -DST
26. PENGAJUAN KLAIM PERIODE 15 AGT -DST
• Pengajuan klaim mengacu pada KMK 446 lampiran I
• Telah tersedia aplikasi klaim jaminan covid yg updated
• Pelayanan di RS lapangan diklaimkan
• Pengurangan covid dengan coinsidens sudah berlaku
• Pengurangan pemeriksaan penunjang sudah berlaku
• Pelayanan pasien covid dengan komorbid, komplikasi yg
membutuhkan perpanjangan waktu perawatan dan koinsidens tidak
dijamin dalam jaminan covid.
29. Variable Input baru
Status pasien :
Suspek
Probable
Terkonfirmasi
Untuk Pasien Mulai
Tanggal Masuk 15
Agustus
30. Variable RS Darurat/ Lapangan : Mulai Pasien Masuk 28 Januari 2020 --> Cost
perday 60 %
Proses input Klaim dilakukan oleh Rumah Sakit Induk ( satu aplikasi dengan
aplikasi eklaim rumah sakit induk)
Co-Insidens : Mulai Pasien Masuk 15 Agsutus 2020 dengan melakukan
checklist ini akan ada pengurangan biaya akomodasi 200 rb per day
31. Variable Pemeriksaan Penunjang Checklist “TIDAK
DILAKUKAN” : Mulai 15 Agustus 2020 , 1 Kali
Pemeriksaan selama episode perawatan, terdapat
pengurangan nilai untuk setiap pemeriksaan yang tidak
dilakukan
33. REVISI DISPUTE KLAIM (1)
Pada Menu Pengajuan Klaim COVID-19
Pilih Nomer Pengajuan
Klaim yang pernah
diajukan
34. REVISI DISPUTE KLAIM (2)
Pada Menu Pengajuan Klaim COVID-19
Pilih Nomer Pengajuan
Klaim yang pernah
diajukan
35. REVISI DISPUTE KLAIM (2)
• Tekan “ Check Status Klaim” kemudian liat pada kolom “revisi” keterangan “bpjs” artinya data klaim sudah
bisa di edit oleh rumah sakit untuk direvisi, apabila belum ada keterangan silahkan menghubungi KC BPJS
setempat untuk klaim-2 klaim yang belum terdapat status nya.
• Selanjutnya silahkan rs melakukan edit terhadap oasien yang sudah mendapat izin dilakukan revisi mengikuti
alur dalam sistem
• Status revisi “kemkes” menandakan klaim dispute sudah dieskalasi ke kementerian kesehatan
36. PENGAJUAN KLAIM REVISI
• Untuk Klaim revisi dispute yang masih ditangani oleh BPJS Kesehatan menggunakan
pilihan menu regular “rawat inap” atau Rawat Jalan” dan alurnya sama seperti proses
klaim regular
• Untuk revisi dispute yang sudah ditangani oleh Kementerian Kesehatan (ditandai
dengan status revisi “Kemkes” ) menggunakan pilihan menu ‘Rawat Inap (revisi
Kemkes) atau Rawat Jalan (revisi Kemkes)