Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan Multi Month Dispensing (MMD) dalam penanggulangan HIV di Indonesia. MMD merupakan metode pemberian obat antiretroviral secara berkala untuk jangka waktu 3-6 bulan sekaligus kepada pasien HIV/AIDS guna meningkatkan kepatuhan dan retensi pasien dalam perawatan. Dokumen tersebut menjelaskan tujuan, sasaran, tahapan implementasi, dan pemantauan evaluasi program MMD di Indonesia
2. SITUASI HIV DI INDONESIA
531,947* Orang
dengan HIV di
Indonesia pada Tahun
2023
Infeksi baru HIV pada
tahun 2023 sebesar
22,254*
23,728* ODHIV
diperkirakan
meninggal di Tahun
2022 dimana 6.012
terlaporkan pada
bulan Sep. 2022
179,659** ODHIV
terdistribusi di 502
Kabupaten/Kota
mendapatkan ARV
968,170* kasus HIV sejak
Epidemi HIV, dimana
diperkirakan 46% telah
meninggal sejak Epidemi
tersebut
Situasi HIV di Indonesia
3. Tujuan Ending AIDS 2030
2020 Target:
14,000
54%
decline
HIV New Infection AIDS-related death
Terjadi penurunan infeksi baru HIV namun tidak pada kematian yang berkaitan dengan AIDS (2010 – 2022)
4. CAPAIAN ODHA DITEMUKAN
BERDASARKAN UMUR, JENIS KELAMIN, dan KELOMPOK POPULASI
59%
41%
Laki-laki Perempuan
1.2%
0.8%
3.9%
17.5%
67.4%
9.3%
≤4
5-14
15-19
20-24
25-49
≥50
WPS, 3%
LSL, 27%
Waria, 0.9%
Penasun, 0.5%
WBP, 1.2%
Bumil, 14%
Pasien TB, 13%
Pasien IMS, 0.8%
Pasangan Risti, 6%
Pelanggan PS, 4%
PPS, 0.2%
Lain2, 31%
Kelompok Umur Jenis Kelamin Kelompok populasi
6. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
TES DAN PENGOBATAN HIV DI INDONESIA
FASYANKES YANG MEMBERIKAN
PENGOBATAN ARV
3.654
LAYANAN PDP
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
13.408
TOTAL FASYANKES
10.292
RUMAH SAKIT
(PEMERINTAH
DAN SWASTA)
163 -
39
PUSKESMAS (PKM)
3.116
LABORATORIUM TES VIRAL LOAD
TCM ROCHE
ABBOTT
505 KK (DARI 514 KK)
KAB/KOTA YANG PERNAH
MELAPOR KASUS HIV
FASYANKES YANG MELAPORKAN
KASUS HIV
KAB/KOTA YANG MELAPOR
KASUS HIV JAN – DES 2022
489 KK (DARI 514 KK)
PUSKESMAS
(PKM)
LAINNYA
(LAPAS/RUTAN/
BALAI KESEHATAN
/KKP/UTD)
LAYANAN YANG PERNAH
MELAPOR KASUS HIV
RUMAH SAKIT
(PEMERINTAH
&
SWASTA)
9.091 1.843 365
11.299
FASYANKES YANG MEMBERIKAN
KONSELING DAN TES HIV
1. LAB RS KANKER DHARMAIS, JAKARTA
2. LAB RSHS, BANDUNG
3. LAB RSU DR. SOETOMO, SURABAYA
4. BLK PAPUA, JAYAPURA
RUJUKAN EID
2.590
RUMAH
SAKIT
1.017
LAIN-LAIN
(BALAI/
KLINIK)
47
PUSKESMAS
(PKM)
7. Latar Belakang
2030
95%
Orang dengan HIV (ODHIV) di
Indonesia mendapatkan pengobatan
ARV (PMK 23/2022).
Cara untuk meningkatkan dan mempertahankan
jumlah ODHIV yang mendapatkan pengobatan ARV:
a. Memperluas akses pengobatan ARV
b. Melakukan pengobatan ARV sedini mungkin
c. Mempertahankan ODHIV terus dalam pengobatan ARV.
DSD (Differentiated
Service Delivery)
Multi Month
Dispensing Hingga 3
Bulan / 6 Bulan
untuk situasi khusus
8. Definisi dan Manfaat MMD
Manfaat
MMD
Manfaat bagi layanan
Mengurangi beban kerja
Tenaga kesehatan mempunyai
waktu dan perhatian lebih baik bagi
pasien baru, pasien dengan
kepatuhan dan retensi rendah
Manfaat bagi pasien
Sesuai dengan kebutuhan mereka
yang sedang berada jauh dari
Fasyankes
Berkontribusi dalam
mempertahankan kepatuhan dan
retensi pasien
Definisi MMD:
Metode Pemberian
ARV Multibulan
untuk 3-6 bulan
sekaligus dalam
sekali kunjungan
9. Retensi intervensi MMD di DKI Jakarta
Berdasarkan data pasien MMD di DKI
Jakarta tahun 2020
ODHIV on ART 17.084
MMD 2 Bulan 8. 265 Orang
MMD 3 Bulan 328 Orang
Tidak MMD : 8.491 orang
Sumber: ARK
Data ini telah dipresentasikan oleh Dinkes Provinsi DKI Jakarta dalam Fast Track City Conference 2022
17084
8265
328
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
on ART MMD 2 bulan MMD 3 bulan
Data pasien MMD tahun 2020
on ART MMD 2 bulan MMD 3 bulan
50,4%
2%
10. Tujuan : Sebagai acuan penyelenggaraan dan tata
cara teknis pelaksanaan MMD di INdonesia
Sasaran :
• Dinas Kesehatan Provinsi
• Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan baik pemerintah
maupun swasta, terutama dokter dan tenaga
kesehatan lain yang mengelola layanan PDP seperti
perawat, konselor, petugas RR, petugas farmasi, dan
petugas laboratorium.
• Komunitas/LSM pendamping/pendukung ODHIV.
• Mitra lain yang melaksanakan kegiatan
Penanggulangan HIV, AIDS, dan IMS.
11. 7 Tahapan
Implementasi
MMD
Memberikan edukasi
pemanfaatan MMD
(demand creation)
Mengidentifikasi
pasien yang
memenuhi syarat
untuk MMD
Menawarkan MMD
kepada pasien
yang memenuhi
syarat
Pasien menerima
MMD
Pemantauan
bulanan pasien
MMD
Pencatatan dan
pelaporan pasien
MMD
Analisis data kohort
pasien MMD
1
2
3
4
5
6
7
12. Tahapan Implementasi MMD
• Peran Komunitas pendamping ODHIV dapat memberikan
dukungan bagi ODHIV melalui sosialisasi, edukasi dan pemberian
motivasi agar ODHIV yang memenuhi syarat dapat mengakses
MMD sebagai bagian dari proses perawatan dan pengobatan ARV
rutin.
• Disisi lain, tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi akan MMD
di antara pasien, tujuannya, dan konten utama promosi dan edukasi
MMD.
Tahap 1:
Memberikan
edukasi
pemanfaatan
MMD (demand
creation)
1
13. Syarat pemberian MMD:
• Telah mengkonsumsi obat ARV selama 6 bulan atau lebih, dengan
kepatuhan yang baik, dan memiliki Viral Load HIV (HIV-RNA) tidak
terdeteksi (≤50 copies/ml).
• Jika tidak ada pemeriksaan VL, pemeriksaan CD4 >200 sel/ml (pada anak
3-5 tahun >350 sel/mm)
• Tidak ada tanda dan gejala dari infeksi oportunsitik.
o Seluruh layanan PDP yang menjalani pengobatan ARV perlu
menjalankan MMD
o Inti dari bagian ini adalah mempromosikan ketersediaan MMD di
fasyankes dan bagaimana cara pasien dapat mengaksesnya.
Mengidentifikasi
pasien yang
memenuhi
syarat untuk
MMD
2
Tahapan Implementasi MMD
14. Tahapan Implementasi MMD
Hal yang perlu dilakukan pasien selama menerima MMD
• Melaporkan kepada petugas kesehatan terkait status kesehatan
selama mendapat MMD
• Mengunjungi layanan kesehatan sesuai dengan waktu
kunjungan yang sudah disepakati bersama
• Mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter
Metode MMD adalah reward pasien dan dapat dicabut bila pasien
tidak komitmen dan terindikasi tidak patuh dengan pengobatan.
Keputusan untuk pemberian MMD terpusat pada penilaian klinis
dokter. Dokter dapat mencabut MMD bila pasien tidak komitmen
dan indikasi tidak patuh dengan pengobatan.
Menawarkan
MMD kepada
pasien yang
memenuhi
syarat
3
15. Tahapan Implementasi MMD
o Pasien WBP dengan kriteria yang memenuhi syarat dapat
mengakses MMD hingga 3 bulan
o Pada keadaan khusus pemberian MMD dapat diberikan lebih
dari 3 bulan sesuai kebutuhan pasien. Keadaan khusus yang
dimaksud adalah pasien ditugaskan/bekerja ke luar negeri
dan pasien menempuh Pendidikan di luar negeri.
• Harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang diberikan
kepada dokter layanan
• Pasien dengan keadaan khusus diwajibkan melakukan kontak
telemedicine sebelum permintaan MMD yang berikutnya
• Pasien yang bekerja atau menempuh pendidikan ke luar daerah
di wilayah Indonesia lebih dari 6 bulan disarankan untuk
rujuk keluar
o Pasien MMD dapat diberikan TPT sebanyak bulan MMD yang
dia terima.
Pasien
Menerima
MMD 4
16. Tahapan Implementasi MMD
o Untuk pasien yang baru pertama kali menerima Multi Month Dispensing
(MMD) dapat dipantau melalui virtual untuk bulan ke-2 dan seterusnya
(Telemedicine, pesan singkat)
o Pemantauan melalui telemedicine ini bisa fleksibel sesuai mekanisme dari
fasilitas Kesehatan masing-masing.
o Untuk pasien rutin yang menerima MMD dapat dilakukan seperti pasien
yang baru menerima MMD atau pasien dapat menghubungi petugas
kesehatan jika terdapat keluhan.
o Setelah pemberian MMD pertama selesai diharapkan pasien dapat datang
ke layanan untuk pemantauan klinis dan mendapatkan MMD selanjutnya.
o Pemberian MMD harus memperhatikan ketersediaan ARV di layanan
kesehatan, sehingga perencanaan kebutuhan logistik harus benar-benar
diperhitungkan.
Pemantauan
Bulanan
Pasien MMD
5
17. Tahapan Implementasi MMD
o Setelah pasien diberikan MMD (termasuk pemberian MMD pada keadaan
khusus), catat di ikhtisar keperawatan dan register ART; pasien ditulis hadir
dan dicatat kode TD (berapa bulan). Contohnya bila memberikan MMD 3
bulan dicatat sebagai TD3. MMD 6 bulan dicatat sebagai TD6.
o Pasien MMD dapat diberikan TPT sebanyak bulan MMD yang dia terima dan
dicatat di ikhtisar keperawatan pada bagian pengobatan pencegahan dan
ARK (data tambahan)
o Pemberian obat oleh farmasi dicatat di register pemberian obat sesuai
dengan obat yang diberikan pada bulan pemberiannya.
o Pelaporan di LBPHA lembar 2 SIHA 1.7, pada tabel 08 "rejimen ART pasien
dewasa dan anak sampai dengan akhir bulan" pasien tetap dihitung sebagai
satu pasien sampai dengan bulan terakhir diberikan MMD. Untuk tabel 09
"stok obat", obat yang dikeluarkan dicatat pada bulan pemberian nya.
o Bagi layanan dengan SIHA 2.1, MMD catat di ikhtisar keperawatan
o *Penjelasan lebih lanjut akan dibahas di bab 5
Pencatatan
dan
Pelaporan
Pasien MMD
6
18. Tahapan Implementasi MMD
o Dengan adanya MMD dapat melihat analisa retensi dan
penurunan angka LTFU diantara pasien yang menggunakan
MMD. Analisa ini baru dapat dilakukan setelah pasien
mendapatkan minimal 12 bulan pengobatan.
o *Analisis dan Monitoring akan dibahas lebih detail di bab 6
Analisis
Data Kohort
Pasien
MMD
7
19. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan menekankan perlunya
pemberian MMD hingga 3 bulan.
Pada keadaan khusus dapat diberikan hingga 6 bulan, misalnya
pasien yang bertugas ke luar domisili, sekolah ke luar negeri,
pelaut, dsb.
20. PEMANTAUAN
& EVALUASI
Tujuan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan MMD
adalah untuk:
1. Memantau capaian pelaksanaan MMD.
2. Memberikan tindakan perbaikan secara cepat jika diperlukan.
3. Menilai efektivitas pelaksanaan MMD yang terlaksana.
4. Memberikan rekomendasi perbaikan pelaksanaan MMD di
masa yang akan datang.
Penanggung Jawab :
Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota, fasilitas kesehatan, CSO
perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi.
Faskes bertugas untuk implementasi MMD bekerjasama dengan
CSO yang ada diwilayahnya masing-masing.