3. Materi yang Akan Dibahas
Ciri- Ciri
Protozoa
Habitat
Protozoa
Cara Hidup
Protozoa
Reproduksi
Protozoa
Klasifikasi
Protozoa
Protista
4. Protista dari Bahasa Yunani, protos =
pertama, merupakan eukariot pertama
atau paling sederhana. Protista memiliki
membran inti sel.
Sebagian besar Protista uniseluler,
tetapi ada pula yang berkoloni dan
multiseluler.
7. Cara Hidup
Protozoa merupakan organisme heterotrof yang
memperoleh makanannya dengan cara fagitosis , yaitu
menelan dan mencerna mangsanya. Protozoa memangsa
anggota Protista lain, jamur dan ganggang mikropis,
bakteri, maupun sisa-sisa organisme.
8. Protozoa yang hidup di alam maupun dapat ditemukan di
perairan atau di tempat basah yang banyak mengandung
sampah atau zat organik misalnya, Amoeba proteus dan
Paramecium caudatum. Protozo yang hidup di dalam tubuh
organism multiseluler pada umumnya bersifat parasitik
(menyebabkan penyakit), misalnya Plasmodium malariae
penyebab penyakit malaria dan Entamoeba histolytica
penyebab diare.
Ada juga yang bersimbiosis mutualisme, misalnya Ciliata
yang hidup di usus hewan pemakan rumput yang dapat
membantu mencerna selulosa. Pada lingkungan yang kurang
menguntungkan (misalnya saat kekeringan), Protozoa jenis
tertentu dapat bertahan hidup dengan cara berubah
menjadi kista. Kista merupakan seltidak aktif dan memiliki
dinding yang tebal berupa kapsul polisakarida.
9. Dari satu sel menjadi dua
sel, dari dua sel menjadi
empat sel, dan seterusnya.
Pembelahan biner diawali
dengan pembelahan inti
(kariokinesis), kemudian
diikuti pembelahan
sitoplasma (sitokinesis).
10. Reproduksi seksual dengan cara konjugasi
Namun ada pula Protozoa yang tidak
melakukan reproduksi seksual, misalnya
Amoeba sp.
11. Klasifikasi
Protozoa diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya. Terdapat 4
filum Protozoa , yaitu sebagai berikut.
1. Ciliata (Ciliata/Infusoria), alat geraknya dengan menggunakan
silia (rambut getar). Contohnya Paramecium sp.
16. Di dalam sitplasma terdapat organel sel, yaitu
mitokondria, ribosom, lisosom, nukleus, vakuola makana,
dan vakuola kontrakil (vakuola berdenyut).
Alat pencernaan makanan terdiri atas bagian corong
mulut atau celah mulut (oral groove), sitostoma (mulut
sel), sitofaring (gullet atau kerongkongan sel), vakuola
makanan, danlubang anus pada bagian tertentu dari
membrane sel. Vakuola kontrakil berbentuk mirip
kantong, berfungsi untuk osmoregulasi, yaitu mengatur
tekanan osmotic cairan di dalam tubuh.
17. b. Cara Ciliata menangkap dan mencerna makanan
Makanan ciliata berupa bakteri dan serpihan bahan organik.
Ciliata mengunakan rambut getar disekitar corong mulut
untuk mendorong makanan agar masuk kedalam sitostomo
lalu makanan masuk ke sitofaring dan membentuk vakuola
makanan yang akan bergabung dengan lisosom yang
menghasilkan enzim pencernaan. saat dicerna vakuola
makanan bergerak dari bagian anterior kebagian posterior
sari makanan hasil pencernaan masu kesitoplasma secara
difusi dan sisa makanan yang tidak tercerna dilepaskan
keluar sel melalui lubang anus atau pori-pori membran.
19. d. Habitat Ciliata
Sebagian besar ciliata hidup sebagai sel soliter di air tawar
maupun air laut. Ciliata banyak ditemukan di air sawah, air sungai,
air kolam, dan air selokan, terutama yang banyak mengandung
sisa-sisa tumbuhan dan hewan, atau sampah organik. Ciliata yang
hidup bebas di lingkungan berair contohnya Paramecium caudatum,
Vorticella, Stentor, Didinium, dan Stylonychia. Namun beberapaa
jenis ada pula yang hidup di tubuh hewan, baik sebagai parasit
maupun bersimbiosis muatualisme. Contoh ciliata yang hidup
parasit, yaitu Balantidium coli. Sementara ciliata yang hidup
bersimbiosis, yaitu yang hidup di usus hewan pemakan rumput dan
dapat membantu mencerna selulosa.
20. e. Contoh Cliata
• Paramecium caudatum berbentuk seperti sandal, dengan
silia berjumlah ribuan yang menutupi permukaan tubuh
dan disekitar celah mulut. Paramecium caudatum hidup
bebas di air tawar sebagai pemangsa bakteri.
• Balantidium coli hidup parasit diusus besar (kolon)
hewan ternak dan manusia, menyebabkan diare
bantidiasis.
• Stentor roeseli, berbentuk seperti terompet, dengan
barisan silia yang rapat disekeliling mulutnya, memiliki
tangkai yang melekat pada suatu tempat. Hidup diair
sawah atau air yang menggenang yang banyak mengandung
bahan organik.
21. Lanjutan….
• Didinium, merupakan predator uniseluler diperairan, sebagai
pemangsa Paramecium.
• Vorticella, berbentuk seperti lonceng dengan tangkai yang
panjang berbentuk lurus atau spiral, memiliki silia disekitar
corong mulutnya, dan tangkai melekat pada suatu tempat.
• Stylonychia, silia hanya terdapat disisi mulut dan dibagian
tertentu permukaan tubuhnya, dapat bergerak dengan cepat
dan berputar pada suatu tempat, dan memakan serpihan atau
potongan bahan organic. Stylonychia banyak ditemukan pada
permukaan daun yang terendam air.
22. Menurut bahasa yunani, rhizopoda berasal dari kata (rhizo
= akar , pod = kaki) atau sarcodina dan menurut bahasa
yunani yang berarti (sarco=daging), adalah protozoa yang
bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu),
sitoskeleton yang terdiri atas mikrotubul dan
mikrofilamen yang berperan dalam pergerakan
pseudopodia.
Bentuk pseudopodia ada yang tebal membulat atau tipis
meruncing. Pada rhizopoda bercangkang, missal :
Foraminifera (Globigerina) dan arcella, Pseudopodia
menjulur keluar mellui suatu lubang yang terdapat pada
cangkang.cangkang tersebut berukuran sekitar 0,5 mm
hingga beberapa cm yang tersusun dari campuran protein
& kalsium atau silikat.
26. Pada umumnya hidup di alam bebas, namun ada pula
hidup sebagai parasit di hewan & manusia.
Rhizopoda yang hidup di alam bebas dapat ditemukan di
air laut, tawar, tanah yang basah & lembab.
27. Amoeba proteus : hidup di tanah basah dan telanjang.
Entamoeba gingivalis : hidup pada gusi & gigi manusia
dan dapat menyebabbkan kerusakan gigi & radang gusi.
Entamoeba coli : hidup di usus besar (kolon),
menyebabkan diare.
Entamoeba histolytica : hidup parasit di usus
manusia, menyebabkan penyakit disentri.
28. Difflugia : hidup di air tawar yang menyebabkan
butir butir pasir halus dapat melekat.
Arcella : hidup di air tawar.
Foraminifera : hidup di tumpukan pasir, atau
melekat pada plankton, ganggang, dan batuan.
Radiolaria : hidup di laut, sebagai bahan peledak
dan bahan penggosok.
Heliozoa (hewan matahari) : hidup di air tawar.
29.
30. Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau
cambuk getar, yang juga merupakan ciri
khasnya, sehingga disebut Flagellata
(flagellum = cambuk). Letak flagel berada
pada ujung depan sel (anterior), sehingga
saat bergerak seperti mendorong sel
tubuhnya, namun ada juga letak flagel di
bagian belakang sel (posterior). Selain
berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga
dapat digunakan untuk mengetahui keadaan
lingkungannya atau dapat juga digunakan
sebagai alat indera karena mengandung sel-
sel reseptor di permukaan flagel dan alat
bantu untuk menangkap makanan.
31. a) Bentuk Tubuh Flagellata
Flagellata memiliki bentuk tubuh yang tetap karena
terdapat partikel yang menyokong membran sel.
Bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang
berbentuk lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan
polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi). Hidup
secara soliter dan ada yang berkoloni. Pada umumnya
tubuh flagellata berbentuk oval memanjang. Flagela
pada flagellata terletak dibagian tubuh depan atau
belakang yang berfungsi untuk mendorong tubuhnya
sehingga terjadi pergerakan. Jumlah flagella pada
flagellata pun beragam, ada yang berjumlah satu, dua,
tiga atau lebih.
Flagellata berdiameter 0,25 mikron dan berukuran
lebih panjang daripada silia, yaitu 10-200 mikron.
32. b) Struktur Tubuh
Flagellata
1. Flagel
Flagel terbentuk dari
mikrotubula yang diselimuti
oleh membran. Flagel
berfungsi sebagai alat
gerak.
2. Bintik Mata
Bintik mata dalam flagellata
berfungsi sebagai alat
penglihatan, dapat
membedakan gelap
terangnya cahaya saja.
3. Vakuola Kontraktil
Fungsinya sebagai tempat
pembuangan zat sisa yang
berupa cairan.
4. Kloroplas
Berfungsi sebagai tempat
pembuatan makanan
33. b) Struktur Tubuh
Flagellata
5. Stigma
Stigma adalah alat pernafasan
pada flagellata dan juga
berfungsi sebagai pembakar
nitrogen dalam tubuhnya.
6. Nukleus
Berfungsi untuk mengatur
seluruh kegiatan dalam sel.
7. Vakuola Makanan
Berfungsi sebagai ‘mulut’ pada
flagellata yaitu sebagai jalan
masuknya makanan.
8. Mitokondria
Berfungsi untuk respirasi sel
dan menghasilkan energi.
9. Pelikel
Pelikel adalah suatu lapisan
luar flagellata yang terbentuk
dari protein.
34. d) Cara Hidup Flagellata
Pada umumnya flagellata hidup sebagai parasit di tubuh
hewan vertebrata, termasuk manusia. Beberapa flagellata
membutuhkan perantara untuk masuk ke tubuh inang.
Namun ada beberapa jenis flagellata yang hidup
bersimbiosis mutualisme di tubuh hewan , dan hidup bebas
d air tawar maupun air laut.
Pada umumnya Flagellata membutuhkan suhu optimum
antara 16-25°C, sedangkan pH antara pH 6-8. Flagellata
memperoleh nutrisi dengan beberapa cara yaitu
bersifat holozoik (heterotrof), apabila makanannya berupa
organisme lain yang berukuran lebih kecil, bersifat holofilik
(autotrof), dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat
organik yang berasal dari lingkungan karena memiliki
kloroplas, dan bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa
bahan organic dari organisme yang telah mati dan bersifat
parasitik dengan cara menempel pada inang untuk
mendapat nutrisi.
35. e) Reproduksi Flagellata
Flagellata bereproduksi secara Asexual dengan
pembelahan biner dengan arah membujur.
Pembelahan biner dapat terjadi di jaringan
darah tubuh inang.
Siklus hidup Trypanosoma brucei
gambiense
36.
37. f) Contoh Flagellata
1. Trypanosoma
brucei gambiense,
penyebab penyakit
tidur pada manusia di
Afrika Barat dan
Tengah melalui
perantaraan lalat
Tsetse Glossina
palpalis.
43. Pengertian Sporozoa (Apicomplexa)
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok
protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan
dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa
hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus
hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu
inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam
tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup juga terjadi sporulasi,
yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang–ulang sehingga
dihasilkan banyak inti yang masing–masing dikelilingi oleh
sitoplasma dan terbentuklah individu baru.
44. A. Morfologi Sporozoa
1. Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga
gerakannya dilakukan dengan mengubah-ubah kedudukan
tubuhnya.
2. Mempunyai spora berbentuk lonjong.
3. Ukuran spora : 8 – 11 mikron pada dinding kitin.
4. Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan
bentuk labu, berukuran sama, terletak pada sudut sumbu
longitudinal dengan ujung posterior.
5. Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior.
6. Dinding katub tidak jelas.
45. B. CARA HIDUP SPOROZOA
Seluruh sprozoa hidup sebagai parasit di tubuh manusia dan
hewan lainnya, misalnya burung, reptile, dan rodentia (hewan
pengerat). Sporozoa masuk kedalam tubuh inang dan ditularkan
melalui hewan perantara. Contohnya plasmodium sp. Penyebab
penyakit malaria yang ditularkan dari gigitan nyamuk anopheles
betina, kemudian hidup di dalam jaringan darah dan hati
manusia.
46. c. SistemReproduksi
Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan
seksual. Pergiliran reproduksi aseksual dan seksualnya
komplek, dengan beberapa perubahan bentuk serta
membutuhkan dua atau lebih inang. Reproduksi
aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Reprodusi
seksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan
dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.
Berikut akan diuraikan pergiliran reproduksi aseksual
dan seksual dalam siklus hidup plasmodium sp.
Reproduksi
Sporozoa
47. D. Contoh sporozoa
a. Plasmodium
Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit
malaria. Penularannya terjadi melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium
langsung menyebar di dalam darah dan berkembang
biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga
menyebabkan kematian.
Ada 4 jenis species Plasmodium yang dapat
menyebabkan penyakit malaria. Masing-masing jenis
Plasmodium menimbulkan gejala-gejala tersendiri pada
tubuh penderitanya.
48. 1) Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria
tersiana yang bersifat tidak ganas, gejalanya adalah
suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari
sekali (48 jam).
2) Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria
tersiana yang ganas, gejalanya sama dengan pada
malaria tersiana.
3) Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana
yang bersifat tak ganas, gejalanya suhu badan panas
dingin setiap 3 hari sekali (72 jam).
4) Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana
yang bersifat ganas, gejalanya suhu badan panas dingin
tak beraturan.
49. b. Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
penyebab toksoplasmosis.
Toksoplamosis pada ibu
hamil dapat menyebabkan
cacat atau kematian janin
yang dikandung nya.