Mata kuliah Bahasa Indonesia membahas tentang jati diri bahasa, diksi, kalimat, paragraf, karya ilmiah, dan teknis ejaan. Mata kuliah ini juga membahas fungsi dan ragam bahasa serta strategi pemilihan kata yang efektif. Metode perkuliahan meliputi ceramah, diskusi kelompok, dan latihan.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Mata Kuliah Bahasa Indonesia_UB.pptx
1. BAHASA INDONESIA
2 SKS
• JATI DIRI BAHASA (arti bahasa, fungsi
bahasa, ragam bahasa)
• DIKSI (pilihan kata)
• KALIMAT (kata, frasa, klausa, kalimat)
• PARAGRAF
• KARYA ILMIAH (artikel, makalah,
proposal, dan skripsi)
• TEKNIS EJAAN (tanda baca dan
penulisan kata)
2. RUJUKAN
• Arifin, Zaenal dan Amran Tasai, 2004. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akapres
• Badudu, J.S, 2005. Kamus Kata-kata Asing dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: Kompas
• Keraf, Gorys, 2000. Diksi dan Gaya Bahasa, Ende: Nusa Indah
• ----------------, 2000. Argumentasi dan Narasi, Ende: Nusa Indah
• ----------------, 2000. Eksposisi dan Deskripsi, Ende: Nusa Indah
• Pusat Bahasa Depdiknas, 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
• ---------------- , 2003. Petunjuk Praktis Bahasa Indonesia, jakarta: Balai Pustaka
• -----------------, 2003. Bentuk dan Pilihan Kata, Jakarta: Balai Pustaka
• Ramlan, M, 1993. Paragraf, Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia,
Yogyakarta: Andi Offset
• Rahadi, Kunjana, 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Erlangga
• Rozak, Abdul, 1985. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasinya, Jakarta: Gramedia
• Samsuri, 2001. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga
• Sudjito, 2002, Kalimat Efektif, Malang: IKIP Malang
3. SKENARIO PERKULIAHAN
• Perkuliahan sebanyak 14 kali pertemuan
• Evaluasi : ujian tengah semester, ujian akhir
semester, tugas, dan kehadiran
• Metode Perkuliahan: ceramah, kooperatif,
kolaboratif, kontekstual
• Pendalaman, Latihan, dan Refleksi
• Rencana Tindak Lanjut (RTL)
4. ARTI BAHASA
• MERUPAKAN KEBIASAAN
• BERSIFAT BERUBAH-UBAH
• BERHUBUNGAN DENGAN BUDAYA
• MERUPAKAN ALAT KOMUNIKASI
• BERSIFAT UNIK DAN KHAS
• MERUPAKAN LAMBANG ARBITRER
• BERSIFAT VOKAL
• MERUPAKAN SISTEM
(BROWN DALAM RAHARDI, 2009:4)
5. FUNGSI BAHASA
• FUNGSI UTAMA : ALAT KOMUNIKASI DAN
INTERAKSI
• FUNGSI UMUM: INSTRUMENTAL, REGULASI,
REPRESENTASIONAL, INTERAKSIONAL,
PERSONAL, HEURISTIK, IMAGINATIF
(Halliday dalam Rahardi, 2009:6)
6. FUNGSI INSTRUMENTAL
• DAPAT MELAYANI LINGKUNGAN
• MENYEBABKAN TERJADINYA
PERISTIWA TERTENTU
• MENGHASILKAN KONDISI
KOMUNIKASI TERTENTU
7. FUNGSI REGULATIF
• MENGAWASI DAN MENGENDALIKAN
PERISTIWA-PERISTIWA TERTENTU
• MENGATUR ORANG-ORANG SEBAGAI
MASYARAKAT
8. FUNGSI REPRESENTASIONAL
• MEMBUAT PERNYATAAN-PERNYATAAN
• MENYAMPAIKAN FAKTA-FAKTA DAN
PENGETAHUAN
• MENJELASKAN PERISTIWA
• MELAPORKAN SESUATU
13. KEDUDUKAN DAN FUNGSI
BAHASA INDONESIA
• KEDUDUKAN SEBAGAI BAHASA NASIONAL
(SUMPAH PEMUDA, 28 OKTOBER 1928)
BAHASA INDONESIA BERFUNGSI:
Lambang Kebanggaan Nasional
Lambang identitas nasional
Alat Pemersatu Berbagai Masyarakat yang Berlatar
belakang Sosial Budaya dan Bahasanya
Alat Perhubungan Antarbudaya dan Antardaerah
14. KEDUDUKAN SEBAGAI BAHASA
NEGARA (Pasal 36 UUD 1945)
Berfungsi:
• Bahasa Resmi Kenegaraan
• Bahasa Pengantar Resmi di Lembaga-lembaga
Pendidikan
• Bahasa Resmi di dalam Perhubungan Tingkat
Nasional untuk Kepentingan Perencanaan
Pembangunan serta Pemerintahan
• Bahasa Resmi dalam Pengembangan Kebudayaan
dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
15. RAGAM BAHASA
• PENYEBAB TERJADINYA RAGAM BAHASA
• RAGAM BAHASA BERDASARKAN DAERAH
DAN PENUTURNYA
• RAGAM BAHASA BERDASARKAN
WAKTUNYA
• RAGAM BAHASA BERDASARKAN
MEDIANYA
• RAGAM BAHASA BERDASARKAN PESAN
KOMUNIKASINYA
17. RAGAM BAHASA BERDASARKAN
DAERAH DAN PENUTURNYA
• DIALEK ATAU LOGAT (CIRI BAHASA
KEDAERAHAN)
• IDIOLEK (CIRI BAHASA
INDIVIDU/PENUTUR BAHASA)
• PROKEM (CIRI BAHASA KELOMPOK/
KOMUNITAS)
18. RAGAM BAHASA BERDASARKAN
WAKTU
• BAHASA RAGAM LAMA ATAU RAGAM KUNO
(penggunaan kata, istilah dari dokumen-
dokumen kuno yang dipengaruhi bahasa Kawi,
Sansekerta, dsb)
• BAHASA RAGAM BARU ATAU RAGAM
MODERN (penyempurnaan ejaan, pemakaian
kata, penggunaan kata serapan,
ketatabahasaan, dsb)
• BAHASA RAGAM KONTEMPORER (pemakaian
bahasa yang cenderung tidak peduli dengan
kedudukan bahasa)
19. RAGAM BAHASA BERDASARKAN MEDIA
• BAHASA RAGAM LISAN ATAU TUTURAN
Ragam lisan baku, misalnya dalam berpidato,
berceramah, berdiskusi, berseminar, berwawancara, dan
aktivitas berbahasa lisan lainnya dalam situasi dan
kondisi formal
Ragam lisan tidak baku, misalnya mengobrol santai di
warung, di tepi jalan, di tempat kamling, dan di tempat
yang tidak formal.
• BAHASA RAGAM TULIS
Syarat: harus sangat cermat dalam pemakaian tanda
baca, pemakaian ejaan, kata, frasa, klausa, kalimat,
paragraf, dan wacana.
20. RAGAM TULIS
(lanjutan)
Ketentuan yang lazim ditemukan dalam ragam
bahasa baku, terlebih ragam tulis baku, (1) memakai
ucapan baku, (2) memakai ejaan resmi, (3)
menghindari unsur kedaerahan, (4) memakai unsur
gramatikal secara eksplisit, (5) pemakaian kata
depat secara tepat, (6) menghindari unsur leksikal
yang terpengaruh bahasa daerah.
Ciri-ciri ragam tulis baku dalam karya ilmiah
akademis, (1) jelas struktur bahasa, susunan kalimat,
jelas dan runtut, (2) mengemban konsep makna yang
jelas, (3) cermat diksi dan tata bahasa, (4) bersifat
objektif, (5) memiliki daya nalar, dan (6) rasional dan
sistematis.
21. RAGAM BAHASA BERDASARKAN
PESAN KOMUNIKASI
• BAHASA RAGAM ILMIAH (ragam ilmiah
akademis dan ragam ilmiah populer)
• BAHASA RAGAM SASTRA ( diksi, gaya
bahasa, dan imajinasi)
• BAHASA RAGAM PIDATO (tujuan, topik,
dan audien)
• BAHASA RAGAM BERITA (mengikuti
ketentuan bahasa baku dan mengikuti
perkembangan)
22. DIKSI (PILIHAN KATA)
• KATA MERUPAKAN UNSUR PEMBENTUK KALIMAT
• KATA ADALAH UNSUR BEBAS TERKECIL DAN
BERMAKNA
• SEBAGAI UNSUR BEBAS TERKECIL KARENA KATA
DAPAT BERDIRI SENDIRI, YAKNI DIUCAPKAN ATAU
DITULISKAN TERPISAH DARI KATA-KATA YANG LAIN
• SEBAGAI UNSUR KALIMAT YANG BERMAKNA, KATA
DIGUNAKAN UNTUK MEWADAHI DAN MEYAMPAIKAN
PESAN
• KATA MENJADI SALAH SATU UNSUR PEMBENTUK
KALIMAT YANG SANGAT MENENTUKAN TINGKAT
KEEFEKTIFAN KALIMAT
23. 1. Kalau ada yang ditanyakan, silakan!
2. Kalau ada yang bertanya, silakan!
• Kalimat (1) adalah kalimat yang tidak efektif.
Berdasarkan logika, dalam kalimat itu
terkandung pengertian bahwa yang disilakan
adalah yang ditanyakan.
• Kalimat (2) adalah kalimat efektif. Dalam
kalimat itu terkandung pengertian bahwa
yang disilakan adalah yang bertanya.
24. PEMBIASAAN YANG PERLU
DILATIHKAN DALAM MEMILIH
KATA
• MENCERMATI DAN MELATIH
MENGGUNAKAN KATA-KATA YANG
BERSINONIM
• MEMBIASAKAN DIRI MENGGUNAKAN
KATA-KATA SECARA HEMAT
• MEMBIASAKAN DIRI MENGGUNAKAN
KATA-KATA SECARA KONSISTEN
25. PENGGUNAAN KATA-KATA
YANG BERSINONIM
BERMAKNA UMUM
• Buku
• Pemberian
• Besenang-senang
• Bersekolah
• Ujian
• Guru
• Pelajar/siswa
BERMAKNA KHUSUS
• Kitab
• Sedekah
• Berpesta
• Berkuliah
• Tentamen
• Dosen
• mahasiswa
26. LANJUTAN SINONIM
LEBIH INTENSIF
• Meneliti
• Memeriksa
• Melihat
• Menjenguk
• Mengganggu
KURANG INTENSIF
• Memeriksa,
mempelajari
• Melihat
• Melirik
• Menengok
• mengacau
28. LANJUTAN SINONIM
UMUM
• Dubur
• Urine
• Nomina
• Verba
• Mutasi
• Renovasi
TEKNIS
• Anus
• Air kencing
• Kata benda
• Kata kerja
• Perpindahan
• perbaikan
29. LANJUTAN SINONIM
LEKSIKON BAKU
• Berkata
• Membuat
• Hanya
• Tetapi
• Karena
• Beri
• Sudah
• Tidak
• Lepas
LEKSIKON TIDAK BAKU
• Bilang
• Membikin
• Cumak, cuman
• Tapi
• Lantaran
• Kasi, kasih
• Udah
• Nggak, ndak
• Copot
30. LANJUTAN SINONIM
BENTUKAN BAKU
• Bercerita
• Berdagang
• Bernyanyi
• Berpindah
• Membantah
• Mendapatkan
• Mengapa
• Mengelola
• Tertabrak
BENTUKAN TIDAK BAKU
• Cerita
• Dagang
• Nyanyi
• Pindah
• Mbantah
• Dapat
• Ngapain
• Ngelola
• ketabrak
31. PENGGUNAAN KATA SECARA
HEMAT
• Sepanjang pengetahuan saya masalah ini
pernah dikaji dalam seminar minggu lalu.
(tidak hemat)
• Setahu saya masalah ini pernah dikaji dalam
seminar minggu lalu. (hemat)
• Nilai etis tersebut di atas menjadi pedoman
dan dasar pegangan hidup bagi setiap warga
negara Indonesia. (tidak hemat)
• Nilai etis tersebut menjadi pedoman hidup
bagi setiap warga negara Indonesia. ( hemat)
32. PENGGUNAAN KATA SECARA
KONSISTEN
• Perluncuran senjata di wilayah Bosnia itu tidak terpenting bagi
muslim Bosnia. Bagi mereka, yang terpenting adalah pencabutan
embargo persenjataan.
• Perluncuran senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi
muslim Bosnia. Untuk mereka, yang terpenting adalah
pencabutan embargo persenjataan
• Pemerintah setempat sudah memukimkan para pengungsi akibat
bencana alam di kawasan yang aman. Di tempat pemukiman itu
mereka disambut baik oleh masyarakat sekitar.
• Para pengungsi akibat bencana alam merasa senang bermukim di
kawasan yang aman yang disediakan oleh pemerintah. Di tempat
permukiman itu mereka disambut baik oleh masyarakat sekitar.
33. LANJUTAN KATA KONSISTEN
• Pemerintah setempat sudah memukimkan para
pengungsi akibat bencana alam di kawasan yang
aman. Di tempat permukiman itu mereka
disambut baik oleh masyarakat sekitar. (tidak
konsisten)
• Para pengungsi akibat bencana alam merasa
senang bermukim di kawasan yang aman yang
disediakan oleh pemerintah. Di tempat
pemukiman itu mereka disambut baik oleh
masyarakat sekitar. (tidak konsisten)
34. KALIMAT EFEKTIF
KONSEP DASAR KALIMAT EFEKTIF
• Kalimat yang harus memenuhi 2 persyaratan,
yakni persyaratan kebenaran dan persyaratan
kecocokan
FUNGSI KALIMAT EFEKTIF
• Sebagai pengungkap dan penangkap pesan
agar komunikasi terjadi secara efektif
35. PERSYARATAN KALIMAT EFEKTIF
PERSYARATAN KEBENARAN
STRUKTUR
• Kalimat yang berstruktur benar adalah kalimat yang
unsur-unsurnya memiliki hubungan yang jelas
Contoh:
• Saya sudah sarankan agar rapat ditunda pelaksanaannya
agar anggota semuanya dapat hadir. (mengandung
kesalahan struktur)
• Sudah saya sarankan agar pelaksanaan rapat ditunda agar
semua anggota dapat hadir. (mengandung kebenaran
struktur)
36. LANJUTAN…
• Dengan memperingati Sumpah Pemuda, menggalang rasa
persatuan dan nasionalisme ‘45. (kesalahan struktur)
• Dengan memperingati Sumpah Pemuda, kita galang rasa
persatuan dan nasionalisme ‘45. (kebenaran struktur)
• Peringatan Sumpah Pemuda dapat kita gunakan untuk
menggalang rasa persatuan dan nasionalisme ‘45.
(kebenaran struktur)
• Barang siapa yang kehilangan kunci sepeda motor, dapat
diambil di kantor Satpam. (kesalahan struktur)
• Barang siapa yang kehilangan kunci sepeda motor, dapat
mengambilnya di kantor Satpam. (kebenaran struktur)
37. PERSYARATAN KECOCOKAN
Konsep Dasar
• Persyaratan kecocokan adalah persyaratan yang mengatur
ketepatan kalimat dalam konteks.
Contoh
• Belum ada hujan di daerah yang mengalami kekurangan air
itu. Gerimis pun tak pernah ada. (mengandung kecocokan)
• Sudah lama tidak hujan. Gerimis pun tak pernah ada.
(mengandung kecocokan)
• Pada musim kemarau hanya satu atau dua kali hujan.
Gerimis pun tak pernah ada. (tidak mengandung kecocokan)
39. PENGULANGAN
• Untuk menguasai kemahiran menulis diperlukan latihan,
latihan dan sekali lagi latihan.
• John Davy menuntut maskapai Malaysian Airlines System
(MAS) agar membayar ongkos tes darahnya. Selasa pekan
lalu. Tentara Australia ini takut ketularan penyakit menular.
Pasalnya, dalam penerbangan menuju Sydney, Australia,
awal September, tiba-tiba seorang penumpang bernama
Louis Helen Wardan jatuh pingsan. Davy yang cekatan,
langsung menolong wanita berusia 29 tahun itu. Ia
melakukan pernafasanbuatan dengan menyedotdan
menghembuskan lewat mulut si korban.
40. PENGEDEPANAN
• Konidin melenyapkan batuk dengan
melegakan tenggorokan Anda. Konidin,
tablet batuk dengan formula khusus dari
Konimex untuk meredakan batuk dengan
cepat. Konidin telah terbukti
kemanjurannya.
41. PENYEJAJARAN
• Yang dilakukannya selama ini di kampung
adalah mengurus harta pusaka, memelihara
sawah, menengok sanak famili, dan
membersihkan kuburan nenek.
• Penelitian dilakukan dengan tiga tahap, yakni
penyusunan proposal, pelaksanaan
penelitian, dan pembuatan pelaporan.
42. PELATIHAN
Mengapa kalimat-kalimat berikut tidak efektif
dan bagaimana pengefektifannya?
• Setelah diberikan penjelasan secara mendalam, mereka tidak
melakukan pengrusakan terhadap toko-toko itu.
• Untuk memungkinkan kami memberikan penilaian secara
tepat, kami sangat memerlukan data dari saudara.
• Siapa yang menemukan dompet berisi surat-surat penting
yang hilang di jalan Brawijaya diharap segera diserahkan
kepada polisi setempat.
43. ALTERNATIF JAWABAN PELATIHAN
• Setelah dijelaskan secara mendalam, mereka
tidak merusak toko-toko itu.
• Agar kami dapat menilai secara tepat, kami
sangat memerlukan data dari saudara.
• Yang menemukan dompet berisi surat-surat
penting yang hilang di jalan Brawijaya diharap
menyerahkannya kepada polisi setempat.
44. PARAGRAF
PENGERTIAN PARAGRAF
• Untaian kalimat yang berisi sebuah gagasan
dalam karangan.
PERSYARATAN PARAGRAF
• Kesatuan
• Pengembangan
• Kepaduan atau koherensi
• Kekompakan atau kohesi
45. PERSYARATAN KESATUAN
• Pada hakikatnya, paragraf adalah satu kesatuan atau
keutuhan pikiran yang lebih luas daripada kalimat
CONTOH
• Indonesia masih dapat disebut sebagai negara agraris. Lebih
dari 80% penduduk Indonesia sebagai petani di pedesaan.
Sebagian besar di antara petani itu adalah petani tradisional.
Sebagian kecil telah menjadi petani modern yang ditandai
dengan rekayasa teknologi pertanian. Kelompok yang terakhir
itu telah mendapatkan dan memanfaatkan pengembangan
teknologi pertanian.
46. PERSYARATAN PENGEMBANGAN
• Paragraf yang baik adalah paragraf yang terdiri atas satu
gagasan yang dikembangkan ke dalam beberapa kalimat
pengembang.
CONTOH
• Dengan penuh kepuasan Pak Marto mendatangi hamparan
padi yang tumbuh dengan subur. Jerih payahnya tidak sia-sia.
Bebrapa bulan lagi ia akan memetik hasilnya. Sudah
terbayang di matanya, orang sibuk memotong, memanggul
padi berkarung-karung, dan menimbunnya di halaman rumah.
Tentu anaknya Sumi dan calon menantunya Acep akan ikut
bergembira. Hasil panen yang berlimpah ini tentu dapat
mengantarkan mereka ke mahligai perkawinan.
47. PERSYARATAN KEPADUAN ATAU KOHERENSI
• Keserasian hubungan antargagasan dalam paragraf yang
berarti juga keserasian hubungan antarkalimat dalam
paragraf.
CONTOH
• Pada waktu itu tenaga manusia merupakan sumbangan
utama yang sangat dibutuhkan dalam program pembangunan
Kerajaan Romawi. Tenaga manusia yang puluhan ribu
jumlahnya diorganisasi secara rapi untuk membuat jalan,
saluran irigasi, ataupun gedung-gedung yang penting. Dengan
tenaga manusia, dijalankanlah mesin-mesin pengangkut
barang dan benda-benda berat, pemompaan air, penggerak
perahu, dan sebagainya. Pendek kata, tenaga manusia
menjadi sumber energi utama
48. PERSYARATAN KEKOMPAKAN ATAU KOHESI
• Persyaratan kepaduan dinyatakan oleh adanya hubungan
antargagasan yang serasi.
CONTOH
• Perkuliahan bahasa Indonesia sering kali sangat membosankan,
sehingga tidak mendapat perhatian sama sekali dari mahasiswa.
Hal ini disebabkan oleh bahan kuliah yang disajikan dosen
sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui oleh
mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan
mahasiswa. Di samping itu, mahasiswa yang sudah mempelajari
bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar atau
sekurang-kurangnya sudah mampu menggunakan bahasa
Indonesia. Akibatnya, memilih atau menentukan bahan kuliah yang
akan diberikan kepada mahasiswa, merupakan kesulitan tersendiri
bagi para dosen bahasa Indonesia
49. JENIS-JENIS PARAGRAF
PARAGRAF DEDUKTIF
• Paragraf yang memiliki kalimat topIk pada bagian awal
paragraf.
CONTOH
• Semangat serta kesungguhan hati guru dalam mengajar
dirasakan makin pudar karena kesejahteraan terabaikan.
Imbalan yang mereka terima rendah. Gaji mereka sering
terlambat dan banyak potongan untuk keperluan yang
kadang-kadang tidak jelas. Mereka juga tidak memiliki status
sosial-ekonomi yang bergengsi.
50. PARAGRAF INDUKTIF
• Paragraf yang memiliki kalimat topik pada bagian akhir kalimat.
CONTOH
• Pada waktu anak didik memasuki dunia pendidikan, pembelajaran bahasa
Indonesia secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan
halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa
daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali
mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-
temannya atau dengan orang tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa
daerah. Jam sekolah berlangsung hanya beberapa jam. Baik pada waktu
istirahat ataupun di antara jam-jam pelajaran, unsur-unsur daerah
tetaplah menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan
gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang
menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan
melaju terus dengan cepat.
51. PARAGRAF CAMPURAN
• Paragraf yang memiliki dua kalimat topik yang ditempatkan pada
bagian awal bagian akhir.
CONTOH
• Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan sama
pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka.
Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem
pertanian tradisional misalnya bercocok tanam hanya memenuhi
kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani
yang berpendidikan cukup, mampu menunjang pembangunan
secara posistif. Mereka dapat memberikan umpan palik yang
setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana
pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Itulah sebabnya, peningkatan traf pendidikan para petani
dirasakan sangat mendesak.
53. PENULISAN KARYA ILMIAH
• PENDAHULUAN
• ISI SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
• ARTIKEL, MAKALAH, TUGAS AKHIR, DAN
LAPORAN PENELITIAN
• TEKNIK PENULISAN
54. PENDAHULUAN
RUANG LINGKUP PEDOMAN PENULISAN KARYA
ILMIAH
• Konsep Dasar Karya Ilmiah
• Skripsi, Tesis, dan Disertasi
• Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
• Artikel, Makalah, Tugas Akhir, dan Laporan
penelitian
KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH
55. KONSEP DASAR KARYA ILMIAH
• Salah satu ciri pokok kegiatan perguruan
tinggi.
• Karya ilmiah adalah karya tulis atau bentuk
lainnya yang telah diakui dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, atau seni yang
ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata
cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau
konvensi ilmiah yang telah disepakati atau
ditetapkan.
56. SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
• Skripsi, Tesis, dan Disertasi merupakan karya
ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis
oleh mahasiswa Sarjana (S1), program Magister
(S2), dan program Doktor (S3) pada akhir
studinya.
• Karya tulis ini merupakan salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan program studi mereka,
yang dapat ditulis berdasarkan penelitian
lapangan, hasil kajian pustaka, atau hasil
penelitian dan pengembangan (proyek)
57. Lanjutan…
• Yang dimaksud dengan skripsi, tesis, dan disertasi hasil
penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi
kepada pengumpulan data empiris di lapangan.
• Yang dimaksud dengan kajian pustaka adalah telaah yang
dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada
dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam
terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.
• Yang dimaksud dengan penelitian dan pengembangan adalah
kegiatan penelitian yang menghasilkan rancangan atau produk
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
aktual.
58. PERBEDAAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
ASPEK PERMASALAHAN
• Penulis disertasi dituntut mengarahkan
permasalahan yang dibahas dalam disertasi
agar temuan dapat memberikan sumbangan
“asli” bagi ilmu pengetahuan, sedangkan
penulis tesis diharapkan dapat menghasilkan
sesuatu yang memberikan sumbangan bagi
ilmu pengetahuan. Sumbangan yang demikian
tidak dituntut dari penulis skripsi.
59. ASPEK KAJIAN PUSTAKA
• Pustaka yang dijadikan sumber acuan dalam
kajian pustaka pada skripsi seyogyanya
merupakan sumber primer dan dapat juga
merupakan sumber sekunder, namun pustaka
yang menjadi bahan acuan dalam tesis
diharapkan berasal dari sumber-sumber primer
(hasil-hasil penelitian dalam laporan penelitian,
seminar hasil penelitian, dan jurnal-jurnal
penelitian). Dalam disertasi, penggunaan
sumber primer merupakan keharusan
60. ASPEK METODOLOGI PENELITIAN
• Penulis skripsi dituntut untuk menyebutkan
apakah sudah ada upaya untuk memperoleh
data penelitian secara akurat dengan
menggunakan instrumen yang valid. Bagi
penulis tesis, penyebutan adanya upaya saja
tidak cukup, harus menyertakan bukti-bukti
yang dapat dijadikan pegangan untuk
menyatakan bahwa instrumen pengumpulan
data yang digunakan cukup valid. Bagi penulis
disertasi, bukti-bukti validitas instrumen
pengumpul data harus dapat diterima sebagai
bukti-bukti yang tepat
61. ASPEK HASIL PENELITIAN
• Hasil penelitian yang dipaparkan dalam
kesimpulan skripsi harus didukung oleh data
yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.
Dalam tesis dan disertasi, hasil penelitian yang
dikemukakan, selain didukung oleh data yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan , juga
harus dibandingkan dengan hasil penelitian
lain yang sejenis.
62. ASPEK KEMANDIRIAN
• Secara umum dapat dinyatakan bahwa
proses penelitian dan penulisan disertasi
lebih mandiri daripada tesis, dan proses
penelitian dan penulisan tesis lebih mandiri
daripada skripsi.
63. ARTIKEL, MAKALAH, TUGAS AKHIR, DAN
LAPORAN PENELITIAN
• Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat
dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata
cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang
telah disepakati atau ditetapkan.
• Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu
masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan
runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif.
• Tugas akhir adalah bentuk karya tulis ilmiah akhir mahasiswa
dalam menyelesaikan program studi yang ditempuh pada program
diploma III (D III).
• Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang
proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan
penelitian
64. KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH
• Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu
diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah.
• Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan,
perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan
menyebutkan sumber data atau informan
• Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari
tindak kecurangan yang lazim disebut plagiasi
• Peraturan Mendiknas Nomor 17 Tahun 2010 mengenai
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi dan cara menghindari tindak penjiplakan.