Manajemen Berbasis Sekolah, Studi Implementasi di Aceh Utara, Jalaluddin, S.Pd, M.Pd, Universitas Serambi Mekkah, Azwir, M.Pd, Munawar, M, Pd, Zainal Abidin Suarja, M.Pd Natural Aceh, Lembaga Riset Pelatihan dan Publikasi Publik
Manajemen Berbasis Sekolah, Studi Implementasi di Aceh Utara, Jalaluddin, S.Pd, M.Pd, Universitas Serambi Mekkah, Azwir, M.Pd, Munawar, M, Pd, Zainal Abidin Suarja, M.Pd Natural Aceh, Lembaga Riset Pelatihan dan Publikasi Publik
PPT ini berisi tentang perencanaan dan pengorganisasian dalam pendidikan.
bismillah sebelum membaca, bisa sdijadikan sebagai sumber bacaan dan ingat plagiasi itu haram hukumnya :)
semoga bermanfaat :) aamiin
PPT ini berisi tentang perencanaan dan pengorganisasian dalam pendidikan.
bismillah sebelum membaca, bisa sdijadikan sebagai sumber bacaan dan ingat plagiasi itu haram hukumnya :)
semoga bermanfaat :) aamiin
On March 16th, Luke O'Kelley presented to the Atlanta HubSpot User's Group on the importance of evergreen content, and how to make your blog content more evergreen. These are his slides.
Similar to Manajemen Berbasis Sekolah, Studi Implementasi di Aceh Utara, Jalaluddin, S.Pd, M.Pd, Universitas Serambi Mekkah, Azwir, M.Pd, Munawar, M, Pd, Zainal Abidin Suarja, M.Pd Natural Aceh, Lembaga Riset Pelatihan dan Publikasi Publik
Memenuhi tugas mata kuliah teknologi informasi dan komunikasi
Similar to Manajemen Berbasis Sekolah, Studi Implementasi di Aceh Utara, Jalaluddin, S.Pd, M.Pd, Universitas Serambi Mekkah, Azwir, M.Pd, Munawar, M, Pd, Zainal Abidin Suarja, M.Pd Natural Aceh, Lembaga Riset Pelatihan dan Publikasi Publik (20)
Afdhalul Yusfira, MAN 2 Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menul...Konsultan Pendidikan
Afdhalul Yusfira, MAN 2 Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis Artikel Demokrasi, Dinas Pendidikan, Kemitraan, Partnership, Kedutaan Kerajaan Belanda, zainal abidin suarja, natural aceh, lembaga riset, pelatihan dan publikasi publik
Nuraiyan, SMAN 9 Tunas Bangsa Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara...Konsultan Pendidikan
Nuraiyan, SMAN 9 Tunas Bangsa Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis Artikel Demokrasi, Dinas Pendidikan, Kemitraan, Partnership, Kedutaan Kerajaan Belanda, zainal abidin suarja, natural aceh, lembaga riset, pelatihan dan publikasi publik
Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Men...Konsultan Pendidikan
Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis Artikel Demokrasi, Dinas Pendidikan, Kemitraan, Partnership, Kedutaan Kerajaan Belanda, zainal abidin suarja, natural aceh, lembaga riset, pelatihan dan publikasi publik
Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Men...Konsultan Pendidikan
Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis Artikel Demokrasi, Dinas Pendidikan, Kemitraan, Partnership, Kedutaan Kerajaan Belanda, zainal abidin suarja, natural aceh, lembaga riset, pelatihan dan publikasi publik
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Manajemen Berbasis Sekolah, Studi Implementasi di Aceh Utara, Jalaluddin, S.Pd, M.Pd, Universitas Serambi Mekkah, Azwir, M.Pd, Munawar, M, Pd, Zainal Abidin Suarja, M.Pd Natural Aceh, Lembaga Riset Pelatihan dan Publikasi Publik
3. KATA PENGANTAR
Manajeman adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-
maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaanya adalah “menaging”-
pengeloaan sedangkan pelaksanaanya disebut manager atau pengelolah. Dan juga
manajemen adalah ilmu pengetahuan maupun seni. Ada suatu pertumbuhan yang teratur
mengenai manajemen -suatu ilmu pengetahuan yang menjelaskan manajemen dengan
pengacuan kepada kebenaran-kebenaran umum. Hubungan-hubungan sebab mushabab
antar “variabel” dalam manajemen sesudah ditentukan dan diungkapkan sebagai
generalisasi takluk kepada penelitian selanjutnya dan sesuai dengan pengetahuan baru.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau School Berbasis Manajemen merupakan
strategi untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan produkif. Hal ini disebabkan dalam
konsep MBS, pengambilan keputusan diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan
pembelajaran yaitu sekolah, meskipun standar pelayanan minimnya ditetapkan oleh
pemerintah, akan tetapi sekolah lebih leluasa dalam mengelola sumber daya, sumber dana,
sumber belajar dalam mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di sekolah.
Seni adalah pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang dihasilkan dan yang
diinginkan. Ia adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan
pelajaran serta menggunakan pengetahuan manajemen. Pada hakikatnya, tugas seorang
manager adalah menggunakan usaha para bawahan secara berdayaguna. Namun seorang
manager menghabiskan waktunya dengan pengelolahan, biasanya mereka melaksanakan
suatu pekerja non-manajemen. Dan manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat
diraba. Ia berusaha mencapai hasil-hasil tertentu, biasanya diungkapkan dengan istilah-
istilah “objective” atau dengan hal-hal yang nyata. Kelompok-kelompok itu memberi
sumbangannya kapada pencapaian khusus itu. Mungkin manajemen dapat digambarkan
sebagai tidak nyata, karena tidak bisa dilihat, tapi hanya terbukti oleh hasil-hasil kerja yang
ditimbulkanya “output” atau hasil kerja yang menadai.
Produk pendidikan persekolahan selama ini dianggap tumpul dan tidak mampu
menjembatani kebutuhan masyarakat (stakeholders). Masyarakat membutuhkan sesuatu
yang memungkinkan dapat merealisisr masa depanya menuju kearah yang lebih cerah.
Oleh karenanya, pendidikan persekolahan dituntut untukdapat merealisir keinginan itu.
4. Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, bahwa Allah SWT tetap.
menberikan hidayahNya kepada penulis, sehingga dapat melaksanakan berbagai
amanahyang menjadi kewajiban sebagai makhluk ciptaaNya. Penyelesaan buku ini, adalah
bentuk rasa sytukur atas rahmat dan karunia yang diberikan Allah kepada Penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan buku ini, masih jauh dari kesempurnaan
serta masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Sungguh pun demikian harapan penulis
bahan ajar ini dapat memenuhi persyaratan akademis dan juga dapat memberikan manfaat
bagi dunia pendidikan khususnya dan khasanah keilmuan pada umumnya.
Banda Aceh, Agustus 2014
Jalaluddin
5. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iii
BAB 1 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ....................................... 1
A. Pengertian Manajemen Pendidikan ............................................... 1
B. Pengertian Kepemimpinan............................................................. 1
C. Kepala Sekolah Sebagai Administrator......................................... 6
D. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan dan Pendidik...... 9
E. Upaya Kepala Sekolah Terhadap Pembinaan Kinerja Guru.......... 13
BAB II KINERJA GURU DAN PENGEMBANGANNYA
DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH........................ 18
A. Pengertian Kinerja ....................................................................... 18
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru........................ 21
C. Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Kinerja ....................... 24
D. Kinerja Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.............................. 26
E. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia ........................... 26
BAB III MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH ............ 29
A. Pengertian Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah .................. 29
B. Komponen- Komponen Manajemen Berbasis Sekolah................. 31
BAB IV STRATEGI IMPLEMENTASI MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH .................................................................. 41
A. Perubahan Paradikma Pendidikan ................................................. 42
B. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan .......................................... 44
C. Karakteristik Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah .............. 46
D. Pihak-Pihak Yang Berperan Dalam Manajemen
Berbasis Sekolah ......................................................................... 52
BAB V PERUBAHAN POLA MANAJEMEN PENDIDIKAN
KEDEPAN.......................................................................................... 60
A. Perubahan Sebagai Tuntunan ........................................................ 60
B. Karakteristik Sekolah Yang Melakukan MBS .............................. 61
C. Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah.................................. 62
D. Sosialisasi Peningkatan Kualitas Pendidikan ................................ 66
BAB VI KOMUNIKASI DAN SUVERVISI
DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH....................... 69
A. Pengertian Komunikasi ............................................................... 69
B. Hakikat Komunikasi...................................................................... 69
C. Pembelajaran Sebagai Proses Komunikasi ................................... 71
D. Peranan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Bagi
Dunia Pendidikan...........................................................................75
6. E. Komunikasi Dalam Pendidikan ................................................... 76
F. Supervisi Pendidikan .................................................................... 78
BAB VII EFEKTIVITAS MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (JALALUDDIN) ...... 85
BAB I ................................................................................................. 85
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 85
B. Tujuan dan Manfaat....................................................................... 86
BAB II Rencana Pengembangan........................................................ 87
A. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah................................ 87
BAB III .............................................................................................. 90
A. Analisis Lingkungan Internal dan Analisis Lingkungan
Eksternal ........................................................................................90
BAB IV............................................................................................... 96
A. Kesimpulan dan Implikasi............................................................ 96
DAFTAR KEPUSTAKAAN..........................................................................107