Dokumen tersebut membahas strategi Indonesia dalam merevitalisasi industri manufaktur melalui penerapan Revolusi Industri 4.0 (4IR). Indonesia akan berfokus pada lima sektor utama yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronik untuk mencapai aspirasi menjadi 10 ekonomi terbesar dan meningkatkan rasio produktivitas terhadap biaya, ekspor bersih, serta belanja penelitian dan pen
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apakah Indonesia siap dalam melakukan penerapan Industri 4.0. semoga makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan bahan pengetahuan akan persiapan INdonesia saat ini dalam penerapan Industri 4.0.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apakah Indonesia siap dalam melakukan penerapan Industri 4.0. semoga makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan bahan pengetahuan akan persiapan INdonesia saat ini dalam penerapan Industri 4.0.
URAIAN SINGKAT ORGANISASI
RENCANA DAN TARGET KINERJA YANG DITETAPKAN
PENGUKURAN KINERJA
EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA UNTUK SETIAP SASARAN STRATEGIS ATAU HASIL PROGRAM/KEGIATAN & KONDISI TERAKHIR YANG SEHARUSNYA TERWUJUD (MENCAKUP PULA ANALISIS TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA)
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...LSP3I
Pola industri baru ini membawa dampak terciptanya pekerjaan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa pekerjaan. Revolusi industri 4.0 menyentuh seluruh aspek hidup masyarakat. Mulai dari transformasi sistem manajemen administrasi, tata kelola dan informasi. Bahkan, perlahan peran manusia mulai digantikan oleh robot.
Perubahan yang terjadi berpengaruh pada karakter pekerjaan. Sehingga keterampilan yang diperlukan juga akan berubah. Tantangan tersebut, harus dapat diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan pekerjaan dan kebutuhan ketrampilan.
Tantangan yang hadapi pemerintah dan perguruan tinggi adalah bagaimana mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dari lulusan pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kurikulum dan metode pendidikan harus menyesuaikan perubahan iklim bisnis, industri yang semakin kompetitif dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan sains.
Bahan Kuliah Umum 231120 ttg Kebijakan Industri Nasional.pptxFSPSPSEndraKusuma
kebijkan industri nasional mendukung pertahanan negara dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dalam negeri guna memenuhi visi negara untuk pemenuhan alutsista pertahanan berbasis industri nasional
URAIAN SINGKAT ORGANISASI
RENCANA DAN TARGET KINERJA YANG DITETAPKAN
PENGUKURAN KINERJA
EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA UNTUK SETIAP SASARAN STRATEGIS ATAU HASIL PROGRAM/KEGIATAN & KONDISI TERAKHIR YANG SEHARUSNYA TERWUJUD (MENCAKUP PULA ANALISIS TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA)
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...LSP3I
Pola industri baru ini membawa dampak terciptanya pekerjaan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa pekerjaan. Revolusi industri 4.0 menyentuh seluruh aspek hidup masyarakat. Mulai dari transformasi sistem manajemen administrasi, tata kelola dan informasi. Bahkan, perlahan peran manusia mulai digantikan oleh robot.
Perubahan yang terjadi berpengaruh pada karakter pekerjaan. Sehingga keterampilan yang diperlukan juga akan berubah. Tantangan tersebut, harus dapat diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan pekerjaan dan kebutuhan ketrampilan.
Tantangan yang hadapi pemerintah dan perguruan tinggi adalah bagaimana mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dari lulusan pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kurikulum dan metode pendidikan harus menyesuaikan perubahan iklim bisnis, industri yang semakin kompetitif dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan sains.
Bahan Kuliah Umum 231120 ttg Kebijakan Industri Nasional.pptxFSPSPSEndraKusuma
kebijkan industri nasional mendukung pertahanan negara dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dalam negeri guna memenuhi visi negara untuk pemenuhan alutsista pertahanan berbasis industri nasional
Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015W.R. Putra
Bagaimana Peluang Indonesia dalam menuju AEC ?
Apa saja tantangan Indonesia dalam menuju AEC ?
Apa saja strategi-strategi yang harus dilakukan Indonesia?
Program secondment (detasering) bagi organisasi asal dan tuan rumah dia terdapat tiga temuan yang strategis antara lain:
1. How do secondments affect the different parties?
a. Benefits to secondees
meningkatkan pengetahuan dan motivasi
meningkatkan keterlibatan pekerjaan menuju tujuan organsiasi yang sama
b. Career Development
mentransfer informasi terkini
memperoleh pengalaman kerja dengan ragam lingkungan
c. General/Specifik Skills Development
media berbagi pengetahuan dan pengalaman
mengembangkan jalur karir
d. Knowledge Increment
meningkatkan kepercayaan diri
mempelajari peran baru yang berbeda
e. Motivation and Engagement
memotivasi berlajar lebih giat
mendorong pertumbuhan antar pegawai
f. Network Development
menciptakan hubungan dan koneksi
membawa pengalaman dan wawasan
2. Benefits to the host organizations
a. Diverse Skills coming from Secondees
mengembangkan kemampuan kolektorat
memperoleh informasi langsung kebutuhan organisasi
b. Expertise Borrowing
membawa keahlian pegawai ke organisasi tuan rumah
memacu kedua belah pihak (organisasi) melakukan evaluasi untuk mengembangan pengetahuan dan peningkatan kualitas
3. Benefits to the home organizations
a. Kowledge transfer
solusi pemecahan transfer knowledge yang sulit
alternatif dalam menggabungkan pengetahuan baru
b. Relationships/Collaborations
berkembangnya hubungan kelembagaan
memberikan peluang berharga bagi pegawai
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdfDr. Zar Rdj
IMPELEMENTASI MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA BERDASARKAN NPSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) MELALUI 18 ELEMEN PENGUKURAN DARI
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN ASN
PENGADAAN ASN
PENGANGKATAN ASNSEP
PANGKAT
MUTASI
JABATAN
PENGEMBANGAN KARIER ASN
POLA KARIER
PENGGAJIAN, TUNJANGAN, DAN FASILITAS
PENGHARGAAN
JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA
PERLINDUNGAN
PENILAIAN KINERJA
CUTI
KODE ETIK
DISIPLIN
PEMBERHENTIAN
PENSIUN
ANGKA KREDIT
STANDAR KOMPETENSI JABATAN
WASDAL IMPLEMENTASI NSPK MANAJEMEN ASN DI INSTANSI PEMERINTAH
Dengan siklus perubahan yang begitu radikal dan gelombang digitalisasi yang melipatgandakan kecepatan secara eksponensial, maka kehidupan manusia di berbagai bidang mengalami goncangan, Dunia mengalami perubahan di mana perkembangan teknologi tidak lagi mengikuti pertumbuhan linear namun pertumbuhan eksponensial. Perubahan ini memungkinkan invansi teknologi yang transformatif menjadi lebih cepat dibandingkan proses inovasi yang sudah ada sehingga menimbulkan tantangan drastis bagi dunia bisnis, pemerintah dan perilaku masyarakat.
Oleh karena itu dalam mengatasi disrupsi segala aspek diperlukan Fungsi Audit Internal yang Agile atau lincah yang dapat mempersiapkan dalam membangun kemungkinan ada gangguan fenomena disrupsi dalam siklus perencanaan dan penilaian risiko dan Fungsi Auditor Internal yang Adaptif, fleksibel dalam menciptakan mekanisme proses dan pelaporan
Sebagai Auditor Internal, apakah kita sudah siap….?
Prinsip yang harus dimiliki Audit Internal saat ini antara lain:
1. Agility (Kelincahan)
2. Real-time risks & controls monitoring (Pemantauan risiko & kontrol waktu nyata)
3. Dynamic risk assessments (Penilaian risiko dinamis)
4. Effective leveraging of data & advanced technology (Memanfaatkan data & teknologi canggih secara efektif)
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...Dr. Zar Rdj
1. Indikator kualitas laporan hasil audit pada variabel efektivitas kerja memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan karena auditor dalam melaksanakan audit kurang memahami bisnis proses yang ada pada auditan sehingga tingkat responsifitas auditor dalam membaca kebutuhan auditan kurang maksimal, dimana auditor lebih fokus kepada aspek kepatuhan saja. Maka disarankan agar auditor dapat mengeskplorasi lebih secara holistik proses bisnis yang dimiliki auditan serta perlu didukungnya peran lebih dari manajemen terhadap auditor untuk dapat terlibat dalam berbagai rangkaian proses bisnis auditan, sehingga auditor dapat memberikan informasi secara oversight, insight dan foresight.
2. Indikator sikap bijaksana & tanggung jawab pada variabel integritas memiliki nilai terendah 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena banyaknya pertimbangan yang dimiliki auditor dalam mengungkap permasalahan secara seksama dan kurangnya tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang diberikan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki sumber yang cukup sebelum menentukan keputusan serta diperlukannya dukungan dari manajemen atas sikap independen auditor dalam menjalankan tugas.
3. Indikator keahlian khusus pada variabel kompetensi memiliki nilai terendah di 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena kepemilikan auditor terhadap kampuan atau keterampilan yang dimiliki secara pribadi atau spesifik masih berlum merata sebaranya di masing-masing tim audit. Maka disarankan agar auditor secara inisiatif memiliki keahlian khusus yang biasanya dibutuhkan dalam penugasan serta perlu dilakukannya training needs analysis oleh manajemen, sehingga pembangunan kompetensi auditor sejalan dengan kebutuhan yang diperlukan.
4. Indikator perhatian terhadap bawahan pada variabel leadership memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan dimana perhatian terhadap penyelesaian tugas, tingkat kesejahteraan, bagaimana pola mendiskusikan masalah dan tanggapan atas keluhan yang dirasakan auditor masih belum memadai. Maka disarankan perlunya peran dan keterlibatan nyata dari manajemen terhadap auditor dalam penyelesaian tugas, peningkatan kesejahteraan dan penjaminan karir atas sikap indenpensi yang dilakukan dalam menerima tugas.
5. Indikator idea exploration pada variabel perilaku kerja inovatif memiliki nilai terendah di 2.05 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan dimana auditor belum maksimal dalam memberikan informasi foresight atas sebuah kesempatan atau masalah yang akan dihadapi auditan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki inovasi lebih atau alternatif lain dalam mencari cara mengembangkan output yang berkaitan dengan kinerjanya.
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal AuditDr. Zar Rdj
Novelty pada penelitian ini dengan menghasilkan bukti-bukti empiris sebagai berikut:
1. Integritas, kompetensi dan leadership berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja dan peran perilaku kerja inovatif dalam memediasi integritas, kompetensi dan leadership berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja.
2. Integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kerja inovatif dan peran perilaku kerja inovatif dalam memediasi integritas juga tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja.
3. Faktor terbesar yang berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja adalah perilaku kerja inovatif dengan indikator tertingginya yaitu idea generation
4. Faktor terbesar yang berpengaruh langsung terhadap perilaku kerja inovatif adalah leadership dengan indikator tertingginya yaitu perhatian terhadap tugas.
5. Faktor terbesar yang berpengaruh tidak langsung terhadap efektivitas kerja adalah leadership yang dimediasi oleh perilaku kerja inovatif dengan indikator tertingginya yaitu perhatian terhadap tugas.
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021Dr. Zar Rdj
KINERJA INDIVIDU: Getting employees involved in the planning process will help them understand the goals of the rganization, what needs to be done, why it needs to be done, and how well it should be done
SKP ADALAH SASARAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS HASIL
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target yang SMART
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target
Change it today birokrasi is modern modelDr. Zar Rdj
ORGANISASI PADA MASA DATANG akan menciptakan suatu kombinasi dari gejala-gejala adaptasi, pemecahan persoalan, sistem temporer, aneka ragam spesialisasi, evaluasi staf yang fleksibel, TIDAK DIDASARKAN PADA NORMA HIRARKI VERTIKAL ATAS PERBEDAAN POSISI-POSISI DAN PANGKATNYA.
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...Dr. Zar Rdj
Semakin Cepat Kita Mendeteksi Risiko maka Semakin Cepat Kita Mengetahui Starategi Penanganannya
Semakin Cepat Kita Menyiapkan Obat maka Semakin Cepat Kita Mengambil Tindakan Perbaikan
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baruDr. Zar Rdj
Mewujudkan Sistem Kerja dan Manajemen SDM yang Efektif, Efisien, Transparan, dan Akuntabel Berbasis IT
TATANAN BARU BIROKRASI
Paradigm
• Dynamic
• Network
• Collaborative
Institution and Process
• Digital Organization
• Flexible Arrangement
Personnel
• Millennials
• Baby Boomers
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risikoDr. Zar Rdj
UPDATE The Three Lines Model membantu organisasi mengidentifikasi struktur dan proses yang terbaik membantu mencapai tujuan dan memudahkan pemerintahan kuat dan manajemen risiko.
• Mengadopsi pendekatan berdasarkan prinsip dan menyesuaikan model untuk sesuai dengan tujuan organisasi dan keadaan.
• Fokus pada konsekuensi manajemen risiko membuat untuk mencapai tujuan dan menciptakan nilai, serta pada masalah "pertahanan" dan melindungi nilai.
• Memahami dengan jelas peran dan tanggung jawab yang diwakili dalam model dan hubungan antara mereka.
• Tindakan implementasi untuk memastikan aktivitas dan tujuan disesuaikan dengan kepentingan prioritas dari stakeholders.
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publikDr. Zar Rdj
METODE COMPUTABLE GENERAL EQUILIBRUM (CGE)
• Baik secara teoritis maupun studi empiris terdahulu membuktikan bahwa infrastruktur, khususnya infrastruktur trasportasi memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, ketimpangan, serta meningkatkan kualitas hidup
• Namun dampak investasi infrastruktur transportasi yang berbeda perlu untuk dianilisis.
• Hasil simulai menggunakan CGE menunjukkan bahwa investasi pada jalan dan jembatan memberikan dampak pada riil PDB, konsumsi rumah tangga, serta pendapatan pajak lebih tinggi dari infrastruktur transportasi lainnya.
• Investasi pada jalan dan jembatan juga relatif memberikan dampak lebih pada peningkatan tenaga kerja serta penurunan kemiskinan.
• Untuk perdagangan, investasi jalan dan jembatan memberikan dampak pada ekspor lebih tinggi dibanding infrastruktur lainnya. Di sisi lain, investasi pada Bendungan/Rel Kereta/Bandara relatif memberikan dampak lebih tinggi daripada investasi jalan dan jembatan.
METODE RANTAI HASIL
• Digunakan untuk mengidentifikasi ultimate outcome dari proyek
• Bahan penyusunan dokumen monitoring dan evaluasi sebelum dan sesudah proyek dibangun
• Ketika telah dimanfaatkan oleh pengguna, evaluasi dampak perlu dilakukan menggunakan metode yang lebih robust misalnya:
– randomized experiment
– causal inference
– instrumental variable
– different-in-different
– regression discontinuity
– dll.
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Dr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Mengurangi tumpang tindih kegiatan (efektivitas dan efisiensi)
2. Meningkatkan konvergensi kegiatan pembangunan antar K/L (Lintas K/L)
3. Mengurangi cost of bureaucracy karena satu program bisa digunakan oleh beberapa UKE I
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaDr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Implementasi kebijakan money follow program;
2. Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja;
3. Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan antar Kementerian/Lembaga
4. Keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran;
5. Informasi kinerja yang mudah dipahami oleh publik;
6. Mendorong K/L menerapkan value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya;
7. Sinkronisasi Rumusan Program Belanja K/L dengan Belanja Daerah.
8. Menyelaraskan Visi Misi Presiden, Fokus Pembangunan (arahan Presiden), serta 7 Agenda
9. Pembangunan, Tusi K/L dan Daerah;
10. Rumusan nomenklatur Program, Kegiatan, Keluaran (Output) yang mencerminkan “real work” (konkret)
MANFAAT
1. Adanya hubungan yang jelas antara program, kegiatan, output dan outcome.
2. Meningkatkan Sinergi antar Unit Kerja Eselon I atau antar K/L dalam mencapai sasaran pembangunan.
3. Meningkatkan efisiensi belanja
4. Integrasi Sistem IT perencanaan dan penganggaran.
5. Efisieni organisasi
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...Dr. Zar Rdj
https://itjen.dephub.go.id/2019/12/11/bravo-kemenhub-lompatan-besar-zona-integritas-di-tahun-2019-dalam-mengakselerasi-implementasi-reformasi-birokrasi/
DYNAMIC GOVERNANCE 2025: Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
1. tidak ada korupsi;
2. tidak ada pelanggaran;
3. APBN dan APBD baik;
4. semua program selesai dengan baik
5. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
6. komunikasi dengan publik baik;
7. penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
8. penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan;
9. hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)
ZONA INTEGRITAS adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan public
WILAYAH BEBAS dari KORUPSI (WBK) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria dalam manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja.
WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19Dr. Zar Rdj
Berkembangnya COVID-19 serta adanya pembatasan perjalanan di seluruh dunia, bersamaan dengan adanya kebutuhan untuk melakukan audit sesuai dengan peraturan/ hukum atau adanya keperluan mendesak untuk melakukan audit telah memunculkan kembali pembicaraan serta perhatian terhadap upaya audit internal untuk menemukan alternatif lain sebagai pengganti proses audit tradisional - yang menggunakan metode tatap muka – untuk sesegera mungkin diimplementasikan. Proses audit jarak jauh mungkin merupakan alternatif terbaik yang dapat dilaksanakan, hal ini terutama karena sebagian besar perusahaan telah membatasi perjalanan hanya untuk fungsi-fungsi bisnis yang kritis, dan banyak negara di dunia telah melakukan penutupan sementara perbatasannya.
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...Dr. Zar Rdj
Pada tahun 2025, Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
1. tidak ada korupsi;
2. tidak ada pelanggaran;
3. APBN dan APBD baik;
4. semua program selesai dengan baik;
5. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
6. komunikasi dengan publik baik;
7. penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan;
8. hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal AuditDr. Zar Rdj
Nilai dasar Internal Audit
Metodologi di mana auditor internal melakukan layanan audit internal yang berwawasan ke depan untuk menawarkan pemahaman dan secara aktif mencari inovasi untuk meningkatkan organisasi, berupaya melakukan hal ini dari perspektif klien audit.
Audit berbasis nilai adalah tempat profesi audit internal menuju. Tidak banyak fungsi audit internal yang belum terlihat, tetapi merupakan tren yang muncul. Elemen kunci dari audit berbasis nilai ditunjukkan dalam diagram di dimaksd, kemudian diperluas pada komentar terkini.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
2. 2
Kata Sambutan oleh Airlangga Hartarto
Menteri Perindustrian Republik Indonesia
Fourth Industrial Revolution (“4IR”) atau Revolusi Industri 4.0 tidak
hanya berpotensi luar biasa dalam merombak industri, tapi juga
mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Kita telah melihat
banyak negara, baik negara maju maupun negara berkembang,
yang telah memasukkan gerakan ini ke dalam agenda nasional
mereka sebagai salah satu cara untuk meningkatkan daya saing di
kancah pasar global. 4IR sudah pasti akan menuju Indonesia dan
kita siap untuk mengimplementasikannya.
Bagi Indonesia, fenomena 4IR memberikan peluang untuk merevi-
talisasi sektor manufaktur Indonesia dan menjadi salah satu cara untuk mempercepat penca-
paian visi Indonesia untuk menjadi 10 ekonomi terbesar di dunia. Hingga tahun 2016, industri
manufaktur berkontribusi sebesar 20 persen PDB Indonesia dan membuka lebih dari 14 juta
lapangan pekerjaan. Berkat belanja konsumen kita yang kuat, yang berkontribusi hingga 50
persen dari PDB, ekonomi Indonesia telah bertumbuh enam kali lipat dalam kurun waktu 17
tahun dan mencapai angka lebih dari US$ 1 triliun pada tahun 2017 serta telah berhasil berubah
dari ekonomi berbasis sumber daya alam menjadi ekonomi yang berbasis sektor yang lebih
bernilai tambah. Indonesia juga sedang menikmati periode bonus demografi, berkat banyaknya
populasi penduduk berusia muda dan masuk dalam rentang produktif.
Dengan adanya perubahan menuju ekonomi berbasis jasa, kontribusi industri manufaktur
Indonesia menurun menjadi 22 persen pada tahun 2016 setelah sebelumnya mencapai titik
tertinggi sebesar 26 persen pada tahun 2001, dan ini diperkirakan akan terus menurun pada
tahun 2030 jika tidak dilakukan intervensi apapun. Di lain pihak, populasi usia produktif diperki-
rakan akan bertambah sebanyak 30 juta orang pada tahun 2030, sehingga akan menjadi
penting bagi pemerintah untuk membuka lahan pekerjaan bagi mereka. Penerapan 4IR
membuka peluang untuk merevitalisasi kembali industri manufaktur kita, meningkatkan produk-
tifitas pekerja, mendorong ekspor netto, serta membuka sekitar 10 juta lapangan pekerjaan
tambahan yang akan menjadi landasan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk menuju 10
ekonomi terbesar di dunia.
Kementerian Perindustrian telah menyusun inisiatif “Making Indonesia 4.0” untuk mengimple-
mentasikan strategi dan Peta Jalan 4IR di Indonesia. Peta Jalan ini melibatkan berbagai
pemangku kepentingan, mulai dari institusi pemerintah, asosiasi industri, pelaku usaha,
penyedia teknologi, maupun lembaga riset dan pendidikan. Peta Jalan Making Indonesia 4.0
memberikan arah dan strategi yang jelas bagi pergerakan industri Indonesia di masa yang akan
datang, termasuk di lima sektor yang menjadi fokus dan 10 prioritas nasional dalam upaya
memperkuat struktur perindustrian Indonesia. Melalui komitmen serta partisipasi aktif dari
berbagai pemangku kepentingan, termasuk di dalamnya kementerian dan lembaga pemerintah
lainnya, kemitraan dengan pihak swasta dan pelaku industri terkemuka, investor, institusi pendi-
dikan lembaga riset, kami yakin cetak biru Making Indonesia 4.0 dapat dijalankan dengan
sukses.
3. 3
Indonesia berkomitmen untuk membangun
industri manufaktur yang kokoh
Untuk merevitalisasi industri manufaktur, Indonesia berkomitmen untuk mempercepat imple-
mentasi 4IR. Inisiatif Making Indonesia 4.0 ini memberikan potensi besar untuk melipatgan-
dakan produktifitas tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan daya saing global dan
mengangkat pangsa pasar ekspor global. Ekspor yang lebih tinggi akan membuka lebih
banyak lapangan pekerjaan, sehingga konsumsi domestik menjadi lebih kuat dan Indonesia
dapat menjadi salah satu dari 10 besar ekonomi dunia.
Menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia berdasarkan PDB
Indonesia berencana untuk menjadi salah satu dari 10 kekuatan ekonomi terbesar di dunia
berdasarkan PDB pada tahun 2030. Sejauh ini Indonesia telah merasakan pertumbuhan
ekonomi yang sehat, dengan PDB yang terus menanjak sebanyak 11 tingkat, dari posisi 27 di
tahun 2000 sampai posisi 16 di tahun 2016, berkat konsumsi dan investasi domestik yang kuat.
Ke depan, Indonesia akan menggali potensi ekspor netto-nya sebagai pendorong ekonomi,
dengan memperbaiki produktifitas dan penerapan inovasi dalam industri.
Menggandakan rasio produktifitas-terhadap-biaya
Untuk meningkatkan daya saing di pasar global, Indonesia harus berfokus pada penggandaan
output dari biaya dasar buruh saat ini, sehingga dihasilkan produktifitas dan profitabilitas yang
berdaya saing. Situasi kondusif ini akan mendorong pelaku industri untuk menginvestasikan
kembali keuntungan yang mereka peroleh ke dalam bentuk aset produktif, sehingga mencip-
takan siklus ekonomi yang bermanfaat.
Mendorong ekspor netto menjadi 10 persen dari PDB
Indonesia pernah menjadi salah satu negara dengan ekspor netto tertinggi di ASEAN. Namun,
keunggulan tersebut terlihat menurun dalam kurun waktu terakhir dengan berkurangnya angka
ekspor netto (sebagai persentase PDB) dari 10 persen di tahun 2000 menjadi 1 persen di tahun
2016. Dengan inisiatif Making Indonesia 4.0, Indonesia berkeinginan untuk mengangkat pangsa
pasar ekspor globalnya, untuk mewujudkan lebih banyak lapangan pekerjaan dan meraih kembali
kejayaan ekspor netto, melalui pencapaian ekspor netto 10 persen dari PDB pada tahun 2030.
Menganggarkan 2 persen dari PDB untuk penelitian dan pengembangan
Aktivitas penelitian, pengembangan, desain dan inovasi diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan suatu bangsa dalam penguasaan teknologi. Melalui Making Indonesia 4.0, Indonesia
berkomitmen agar porsi penelitian, pengembangan, desain dan inovasi dapat mencapai 2 persen
dari PDB untuk mendorong inisiatif penguasaan dan pengembangan teknologi di masa datang.
10% net export
contribution to
GDP
Top 10 global economyNational
Aspiration:
2x productivity-cost
ratio
2% R&D spending
to GDP
Making
Indonesia
4.0
4. 4
Indonesia akan membangun lima sektor
manufaktur dengan daya saing regional
4IR mencakup beragam teknologi
canggih, seperti kecerdasan buatan
(AI), Internet of Things (IoT),
wearables, robotika canggih, dan 3D
printing. Indonesia akan berfokus
pada lima sektor utama untuk
penerapan awal dari teknologi ini,
yaitu (i) makanan dan minuman, (ii)
tekstil dan pakaian, (iii) otomotif, (iv)
kimia, dan (v) elektonik. Sektor ini
dipilih menjadi fokus setelah melalui
evaluasi dampak ekonomi dan
kriteria kelayakan implementasi yang
mencakup ukuran PDB, perda-
gangan, potensi dampak terhadap
industri lain, besaran investasi, dan
kecepatan penetrasi pasar. Indonesia
akan mengevaluasi strategi dari
setiap fokus sektor setiap tiga sampai
empat tahun untuk meninjau
kemajuannya dan mengatasi
tantangan pelaksanaannya.
Pada tahun 2016, sektor ini
mengkontribusikan 29 persen dari
PDB manufaktur, 24 persen ekspor
manufaktur, dan menyerap 33
persen tenaga kerja sektor
manufaktur. Jika dibandingkan
dengan negara lain, sektor
makanan dan minuman Indonesia
memiliki potensi pertumbuhan
yang besar karena didukung oleh
sumber daya pertanian yang
berlimpah dan permintaan
domestik yang besar.
Strategi untuk makanan dan
minuman 4.0 diantaranya:
(1) Mendorong produktifitas di
sektor hulu yaitu pertanian, peter-
nakan, dan perikanan, melalui
penerapan dan investasi teknologi
canggih seperti sistem monitoring otomatis dan autopilot drones. (2) Karena lebih dari 80%
tenaga kerja di industri ini bekerja di UMKM, termasuk petani dan produsen skala kecil, Indonesia
akan membantu UMKM di sepanjang rantai nilai untuk mengadopsi teknologi yang dapat menin-
gkatkan hasil produksi dan pangsa pasar mereka. (3) Berkomitmen untuk berinvestasi pada
produk makanan kemasan untuk menangkap seluruh permintaan domestik di masa datang
seiring dengan semakin meningkatnya permintaan konsumen. (4) Meningkatkan ekspor dengan
memanfaatkan akses terhadap sumber daya pertanian dan skala ekonomi domestik.
Makanan dan minuman: Membangun industri F&B powerhouse di ASEAN
Highly productive
agricultural sector
and predictable yield
1
Regional F&B
export hub
4
2
Leading packaged
food producer
Strong SME
support along
the value chain
3
TOWARDS 2030
Food and
beverage
4.0
Food and
beverage Chemical
Textile and
apparel
Automotive
Electronics
The five sectors account for:
• 60% of manufacturing GDP
• 65% of manufacturing exports
• 60% of manufacturing workers
IOT
AI
(Logical Layer)
(Connectivity
Layer)
1
2
3
4
5. 5
Pada tahun 2016, sektor ini
mengkontribusikan 7 persen dari
PDB manufaktur, 15 persen dari
ekspor manufaktur, dan 20 persen
dari tenaga kerja manufaktur.
Secara historis, sektor ini
merupakan kontributor ekspor
manufaktur terbesar kedua di
Indonesia. Adopsi 4IR di sektor ini
akan membuat Indonesia mampu
mempertahankan dan mening-
katkan daya saingnya di pangsa
pasar global.
Strategi tekstil dan pakaian 4.0
termasuk: (1) Meningkatkan ke-
mampuan di sektor hulu, fokus
pada produksi serat kimiawi dan
bahan pakaian dengan biaya yang
lebih rendah dan berkualitas
tinggi untuk meningkatkan daya saing di pasar global. (2) Meningkatkan produktifitas
manufaktur dan buruh melalui penerapan teknologi, optimalisasi lokasi pabrik serta pening-
katan ketrampilan. Lebih lanjut, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pergeseran
permintaan dari pakaian dasar (basic clothing) menjadi pakaian fungsional, seperti baju
olahraga, Indonesia harus mampu untuk (3) membangun kemampuan produksi functional
clothing dan (4) meningkatkan skala ekonomi untuk memenuhi permintaan functional clothing
yang terus berkembang, baik di pasar domestik maupun ekspor.
Didukung pasar domestik serta
investasi yang kuat dari berbagai
perusahaan otomotif terkemuka,
Indonesia ingin menjadi produsen
mobil terbesar di ASEAN. Indonesia
saat ini sudah menjadi eksportir
otomotif kedua terbesar di wilayah
ini, walaupun produksi kendaraan
masih tergantung impor bahan
baku mentah (logam dan kimia)
maupun komponen elektronik
penting lainnya. Selain itu, seiring
penetrasi kendaraan listrik (EV)
dunia yang diperkirakan akan
meningkat tajam pada tahun 2020,
Indonesia akan fokus dalam
mendukung pengembangan EV.
Strategi otomotif 4.0 termasuk:
Menaikkan produksi lokal, dalam
hal (1) volume dan (2) efisiensi produksi bahan baku dan komponen penting melalui adopsi
teknologi dan pengembangan infrastruktur, seperti pembangunan zona industri terpadu dan
platform logistik yang lebih efisien. (3) Bekerjasama dengan perusahaan OEM dunia untuk
meningkatkan ekspor, dengan fokus pada multi-purpose vehicles (MPV), kendaraan murah
ramah lingkungan, dan sport utility vehicles (SUV). (4) Membangun ekosistem untuk industri
EV, dimulai dengan kemampuan manufaktur sepeda motor listrik, kemudian mengembangkan
kemampuan mobil listrik berdasarkan adopsi EV yang tak terelakkan di masa mendatang.
Tekstil dan pakaian: Menuju produsen functional clothing terkemuka
Otomotif: Menjadi pemain terkemuka dalam ekspor ICE dan EV
Building upstream
capabilities in
high-quality materials
1
Scaling up to meet
demand from both
domestic and
export markets
4
2
Leader in functional
clothing production
and innovation
Improved cost-com-
petitiveness through
increased labor pro-
ductivity and effective
industrial zoning
3
TOWARDS 2030
Textile and
apparel
4.0
Self-sufficient local
production of raw
materials and key
components
1
Regional leader in
EV production
4
2
Leading automotive
export hub
Optimized sectoral
productivity along
the value chain
3
TOWARDS 2030
Automotive
4.0
1
2
3
4
1 2
3
4
6. 6
Sektor industri kimia adalah dasar
dari industri manufaktur karena
produknya digunakan secara luas
oleh sektor manufaktur lainnya,
seperti elektronika, farmasi, dan
otomotif.
Perkuatan sektor industri kimia
sangat penting untuk dapat
membangun industri manufaktur
yang dapat bersaing secara global.
Indonesia saat ini masih berada
pada tahap pengimpor bahan
kimia dasar, namun ingin
memperluas kapasitas dan
membangun kemampuannya
untuk menjadi net eksportir dan
produsen bahan kimia spesialis.
Indonesia akan memakai sumber
daya pertaniannya yang melimpah
sebagai salah satu modal untuk membangun keunggulan produksi produk biokimia yang
berdaya saing.
Strategi industri kimia 4.0 termasuk: (1) Mendorong pembangunan kapasitas pasokan petro-
kimia dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor. (2) Membangun industri kimia
dengan biaya kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya migas dan optimalisasi lokasi
zona industri, termasuk pembangunan lokasi produksi kimia yang lebih dekat dengan lokasi
ekstraksi gas alam. Selain itu, mengadopsi teknologi 4IR dan mempercepat kegiatan penelitian
dan pengembangan untuk (3) mendorong produktifitas dan (4) mengembangkan kemampuan
produksi kimia generasi berikut dalam produksi biofuel dan bioplastik.
Industri elektronik Indonesia masih
berkembang dan bergantung pada
impor komponen dan produksi
lokal dari pemain-pemain global.
Produksi lokal masih terkonsentrasi
pada perakitan sederhana dan
belum banyak terlibat dalam
proses yang bernilai tambah.
Strategi elektronik 4.0 adalah:
(1) Menarik pemain global ter-
kemuka dengan paket insentif
yang menarik dan (2) mengem-
bangkan kemampuan dalam
memproduksi komponen elektro-
nik bernilai tambah. (3) Mengem-
bangkan kemampuan tenaga kerja
dalam negeri melalui pelatihan
intensif dan menarik tenaga kerja
asing di bidang tertentu yang
dibutuhkan dan (4) mengembangkan pelaku industri unggulan dalam negeri yang berkompeten
untuk mendorong inovasi lanjutan dan mempercepat transfer teknologi.
Kimia: Menjadi pemain terkemuka di industri biokimia
Elektronik: Mengembangkan kemampuan pelaku industri domestik
Enhanced basic
chemical production
1
Leading biochem-
ical manufacturer
4
2
Improved productivity
across the value chain
Optimized use of
raw materials and
industrial zoning
3
TOWARDS 2030
Chemical
4.0
Attracting leading
global manufacturers
1
Highly capable
domestic cham-
pions
4
2
Highly skilled and
innovative workforce
Advanced manufac-
turing capabilities
beyond assembly
3
TOWARDS 2030
Electronics
4.0
1
2
3 4
1
2
3
4
7. 7
Indonesia akan mendorong 10 prioritas
nasional dalam inisiatif “Making Indonesia 4.0”
Hampir seluruh sektor manufaktur Indonesia menghadapi tantangan yang serupa, mulai dari
ketersediaan bahan baku domestik hingga kebijakan industri. Beberapa faktor yang
menghambat industri Indonesia seringkali bersifat lintas sektoral. Oleh karenanya, Making
Indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat
perkembangan industri manufaktur di Indonesia.
1.Perbaikanaluraliranbarangdanmaterial
Indonesia bergantung pada impor bahan baku maupun komponen bernilai tinggi, khususnya di
sektor kimia, logam dasar, otomotif, dan elektronik. Indonesia akan memperkuat produksi lokal
pada sektor hulu dan menengah melalui peningkatan kapasitas produksi dan percepatan adopsi
teknologi. Indonesia akan mengembangkan rancangan jangka panjang untuk perbaikan alur
aliran barang dan material secara nasional dan menyusun strategi sumber material.
2.Desainulangzonaindustri
Indonesia telah membangun beberapa zona industri di penjuru negeri. Indonesia akan mengop-
timalkan kebijakan zona-zona industri ini termasuk menyelaraskan peta jalan sektor sektor yang
menjadi fokus dalam Making Indonesia 4.0 secara geografis, serta peta jalan untuk transportasi
dan infrastruktur. Untuk mengoptimalkan penggunaan lahan, Indonesia akan mengevaluasi
zona-zona industri yang ada dan akan membangun satu peta jalan zona industri yang kompre-
hensif dan lintas industri.
3.Mengakomodasistandar-standarkeberlanjutan(sustainability)
Komunitas global telah menyuarakan kekhawatiran terkait keberlanjutan di berbagai sektor.
Indonesia melihat tantangan keberlanjutan sebagai peluang untuk membangun kemampuan
keberlanjutan berbasis teknologi bersih, EV, biokimia, dan energi terbarukan. Oleh karenanya,
Indonesia akan berusaha memenuhi persyaratan keberlanjutan di masa mendatang, mengidenti-
fikasi aplikasi teknologi dan peluang pertumbuhan ramah lingkungan, serta mempromosikan
lingkungan yang kondusif (termasuk peraturan, pajak dan subsidi) untuk investasi yang ramah
lingkungan.
4.MemberdayakanUMKM
Hampir 70 persen tenaga kerja Indonesia bekerja untuk usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha UMKM dengan
membangun platform e-commerce untuk UMKM, petani dan pengrajin, membangun sentra
sentra teknologi (technology bank) dalam rangka meningkatkan akses UMKM terhadap akuisisi
teknologi, dan memberikan dukungan mentoring untuk mendorong inovasi.
5.Membanguninfrastrukturdigitalnasional
Untuk mendukung Peta Jalan Making Indonesia 4.0, Indonesia akan melakukan percepatan
pembangunan infrastruktur digital, termasuk internet dengan kecepatan tinggi dan digital
capabilities dengan kerjasama pemerintah, publik dan swasta untuk dapat berinvestasi di
teknologi digital seperti cloud, data center, security management dan infrastruktur broadband.
Indonesia juga akan menyelaraskan standar digital, sesuai dengan norma-norma global, untuk
mendorong kolaborasi antar pelaku industri sehingga dapat mempercepat transformasi digital.
6.Menarikminatinvestasiasing
Indonesia perlu melibatkan lebih banyak pelaku industri manufaktur terkemuka untuk menutup
kesenjangan teknologi dan mendorong transfer teknologi ke perusahaan lokal. Untuk mening-
katkan FDI, Indonesia akan secara aktif melibatkan perusahaan manufaktur global, memilih 100
perusahaan manufaktur teratas dunia sebagai kandidat utama dan menawarkan insentif yang
menarik, dan berdialog dengan pemerintah asing untuk kolaborasi tingkat nasional.
8. 8
7.PeningkatankualitasSDM
SDM adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan Making Indonesia 4.0.
Indonesia berencana untuk merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada
STEAM (Science, Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics), menyelaraskan
kurikulum pendidikan nasional dengan kebutuhan industri di masa mendatang. Indonesia akan
bekerja sama dengan pelaku industri dan pemerintah asing untuk meningkatkan kualitas sekolah
kejuruan, sekaligus memperbaiki program mobilitas tenaga kerja global untuk memanfaatkan
ketersediaan SDM dalam mempercepat transfer kemampuan.
8.Pembangunanekosisteminovasi
Ekosistem inovasi adalah hal yang penting untuk memastikan keberhasilan Making Indonesia 4.0.
Pemerintah Indonesia akan mengembangkan cetak biru pusat inovasi nasional, mempersiapkan
percontohan pusat inovasi dan mengoptimalkan regulasi terkait, termasuk diantaranya yaitu
perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan insentif fiskal untuk mempercepat kolaborasi
lintas sektor diantara pelaku usaha swasta/BUMN dengan universitas.
9.Insentifuntukinvestasiteknologi
Insentif memiliki potensi untuk menggerakkan inovasi dan adopsi teknologi. Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia akan mendesain ulang rencana insentif adopsi teknologi, seperti subsidi,
potongan pajak perusahaan, dan pengecualian bea pajak impor bagi perusahaan yang
berkomitmen untuk menerapkan teknologi 4IR. Selain itu, Indonesia akan meluncurkan dana
investasi negara untuk dukungan pendanaan tambahan bagi kegiatan investasi dan inovasi di
bidang teknologi canggih.
10.Harmonisasiaturandankebijakan
Indonesia berkomitmen melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan untuk mendukung daya
saing industri dan memastikan kordinasi pembuat kebijakan yang erat antara kementerian dan
lembaga terkait dengan pemerintah daerah.
Dampak ekonomi dan pembukaan peluang
kerja di luar industri manufaktur
“Making Indonesia 4.0” membawa dampak ekonomi dan peluang kerja positif1
Implementasi Making Indonesia 4.0 yang sukses diperkirakan akan mendorong pertumbuhan
PDB riil sebesar 1-2 persen per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari
baseline sebesar 5 persen sampai 6-7 persen pada periode 2018-2030, di mana industri
manufaktur berkontribusi sebesar 21-26 persen PDB pada tahun 2030. Pertumbuhan PDB ini
digerakkan oleh kenaikan signifikan pada ekspor netto, di mana Indonesia diperkirakan akan
mencapai 5-10 persen rasio ekspor netto-terhadap-PDB pada tahun 2030. Selain kenaikan pada
produktifitas, Making Indonesia 4.0 menjanjikan pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak 7-19
juta, baik di sektor manufaktur maupun non-manufaktur, pada tahun 2030 sebagai akibat dari
permintaan ekspor yang lebih besar.
Komitmen yang diharapkan dalam implementasi “Making Indonesia 4.0”
Dengan adanya manfaat nyata, Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan Making
Indonesia 4.0 dan menjadikannya sebagai agenda nasional. Pada semester pertama 2018,
Indonesia akan mulai menyusun satuan tugas untuk lima fokus sektor (makanan dan minuman,
tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronik) dan 10 prioritas lintas sektor. Setiap satuan
tugas akan memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas. Pada semester kedua 2018, satuan
tugas ini akan menyusun rencana utama, merinci rencana aksi, dan mulai menjalankan setiap
inisiatif serta berkoordinasi dengan satu sama lain untuk memastikan agar implementasi Making
Indonesia 4.0 dapat berjalan dengan lancar.
1. Untuk kisaran angka, angka rendah mengasumsikan skenario konservatif sementara angka tinggi mengasumsikan
skenario aspirasional