1. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRITAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRITAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRITAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI
Makalah Umum
Makalah ini membahas tentang tahapan-tahapan
dalam pendirian suatu industri yang dibahas secara
komprehensif mulai dari tahap konsep pengembangan
produk hingga tahap operasional dari suatu industri itu
hingga menghasilkan suatu output produk yang
memenuhi kebutuhan dan harapan dari pelanggan.
Aspek-aspek perencanaan pendirian industri
dijelaskan sebagai gambaran atau garis besarnya saja,
namun dapat dijadikan sebagai kerangka dasar dari
pendirian suatu industri.
Alens Guna Ganda
1/18/2006
2. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 2
TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRITAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRITAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRITAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI
Alens Guna Ganda
1
(0170031073)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Krisnadwipayana, Jakarta
ABSTRAKSI
Makalah ini membahas tentang tahapan-tahapan dalam pendirian suatu industri yang
dibahas secara komprehensif mulai dari tahap konsep pengembangan produk hingga
tahap operasional dari suatu industri itu hingga menghasilkan suatu output produk yang
memenuhi kebutuhan dan harapan dari pelanggan. Aspek-aspek perencanaan pendirian
industri dijelaskan sebagai gambaran atau garis besarnya saja, namun dapat dijadikan
sebagai kerangka dasar dari pendirian suatu industri.
Kata kunci: spesifikasi produk dan kapasitas terpasang, proses, peralatan, tenaga kerja
dan fasilitas, plant layout, pembangunan pabrik, operasi pabrik.
PENDAHULUAN
Saat ini, inti teknologi suatu produk secara umum tidak cukup untuk
menjamin sukses komersial. Globalisasi pasar telah menghasilkan produk
konsumen yang bervariasi dalam desain dan manufaktur. Kompetisi yang ketat
tidak memungkinkan suatu perusahaan untuk menikmati keuntungan kompetisi
dari teknologinya sendiri. Dalam makalah ini para ahli dan manager
diperkenalkan terhadap tahapan pendirian suatu industri serta bagaimana proses
tersebut mengambil tempat dalam hubungannya dengan kegiatan
pengembangan industri. Secara garis besarnya tahap-tahap mendirikan suatu
industri dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:
1
Mahasiswa jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Krisnadwipayana, 2001.
3. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 3
Spesifikasi Produk Kapasitas Terpasang
Tenaga Kerja Langsung
Proses
FasilitasTenaga Kerja Tidak Langsung
Operasi Pabrik
Pembangunan Pabrik
Plant Lay Out
Peralatan
Gbr 1. Skema Proses Tahapan Pendirian Industri
Berdasarkan dari gambar 1 di atas, tahapan pendirian suatu industri
dapat di bagi dalam beberapa tahapan-tahapan antara lain :
1) Adanya konsep spesifikasi produk dan kapasitas terpasang yang
tersedia.
2) Pemilihan proses yang berguna untuk meningkatkan efisiensi serta
efektifitas dari aktivitas manufaktur suatu industri.
3) Peralatan-peralatan yang menjadi kebutuhan pokok dalam proses
manufaktur.
4) Tenaga Kerja langsung dan tidak langsung serta adanya dukungan
Fasilitas
5) Plant Lay Out untuk memaksimalkan kemampuan setiap peralatan, aliran
barang, dan lain-lain.
6) Pembangunan Pabrik, perencanaan dalam membangun kontruksi pabrik
yang sesuai sebagai tempat terjadinya aktifitas manufaktur dan kegiatan
lainnya yang berhubungan pelaksanaan industri.
7) Operasi Pabrik, tahap akhir dari realisasi perencanaan pendirian suatu
industri.
Dengan demikian dalam tahapan pendirian suatu industri perlu dilakukan
studi dan analisis serta perencanaan yang sistematis sehingga nantinya dalam
4. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 4
tahap akhir yaitu tahap operasi pabrik menghasilkan produk-produk yang sesuai
dengan konsep awal dari spesifikasi produk yang telah di identifikasi dari
kebutuhan-kebutuhan pelanggan.
1. SPESIFIKASI PRODUK DAN KAPASITAS TERPASANG
Kebutuhan pelanggan umumnya diekspresikan dalam “bahasa
Pelanggan” 2
. Untuk dapat menerjemahkan bahasa pelanggan ini perusahaan
melakukan suatu identifikasi dan analisa terhadap kebutuhan pelanggan. Hasil
dari proses mengidentifikasi kebutuhan pelanggan ini adalah suatu daftar
kebutuhan pelanggan. Tantangan yang dihadapi tahap berikutnya adalah :
• Bagaimana menerjemahkan kebutuhan pelanggan yang subjektif menjadi
target yang tepat untuk langkah pengembangan selanjutnya?
• Bagaimana tim dan manajemen senior memahami apa yang menentukan
keberhasilan dan kegagalan desain produk yang dihasilkan?
• Bagaimana tim mengembangkan keyakinan bahwa produk akan
memperoleh pangsa pasar yang berarti dalam segmen pasar produk
yang dihasilkan?
• Bagaimana tim menyelesaikan pertentangan (trade-offs) yang tidak
terelakkan di antara karakteristik produk seperti biaya dan faktor-faktor
lainnya?
Spesifikasi produk tidak memberitahukan bagaimana memenuhi
kebutuhan pelanggan, tetapi mereka menampilkan pernyataan yang tidak
mendua mengenai apa yang harus di usahakan oleh tim dalam upaya
memuaskan kebutuhan pelanggan. Maksud spesifikasi produk adalah
menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah produk.
Beberapa perusahaan menggunakan istilah “kebutuhan produk” atau
“karakteristik engineering” untuk hal ini.
Kapan spesifikasi dibuat? Pada kondisi ideal proses pengembangan
produk, terlebih dahulu di buat spesifikasi produk, lalu mendesain, dan membuat
2
Eppinger Steven D., Ulrich Karl T., Perancangan dan Pengembangan Produk. Penerbit Salemba
Teknika, 2001.
5. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 5
produk yang memenuhi spesifikasi tersebut. Setelah mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, lalu di buat target spesikasi oleh tim pengembangan produk. Usaha
tim dapat gagal memenuhi beberapa spesifikasi ini atau melebihinya tergantung
pada konsep produk yang dipilih. Oleh sebab itu target spesifikasi harus
diperbarui setelah konsep produk dipilih. Spesifikasi tersebut kemudian di amati
kembali sambil memperkirakan batasan teknologi dan ongkos produksi yang
diharapkan.
Dua tahap pembuatan spesifikasi yang merupakan bagian dari proses
pengembangan produk dapat dilihat pada Gambar 2. Perhatikan “Menetapkan
Spesifikasi Akhir” adalah salah satu tahapan rencana pengembangan, yang
biasanya didokumentasikan dalam buku kontrak proyek.
Gbr. 2. Proses Pengembangan Konsep
Sebenarnya upaya memenuhi spesifikasi yang dibuat pada tahap ini
tergantung pada detail dari konsep produk yang dipilih. Karena itu spesifikasi
awal di namakan “Target Spesifikasi”. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri
dari 4 langkah :
1. Menyiapkan gambar metrik, dan menggunakan metrik-metrik kebutuhan,
jika diperlukan.
2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing.
3. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat di capai untuk tiap
metrik.
4. Merefleksikan hasil dan proses.
Karena kebutuhan untuk menggunakan pengetahuan yang terbaik
mengenai pasar, pelanggan, teknologi produk inti dan implikasi biaya dari
berbagai alternatif desain, maka proses spesifikasi memerlukan partisipasi aktif
dari anggota tim yang mewakili fungsi-fungsi pasaran, desain, dan manufaktur
dari perusahaan. Kebutuhan tersebut merupakan representasi dari kapasitas-
6. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 6
kapasitas yang terpasang lainnya yang akan menjadi bagian dari sumber
keberhasilan (goals) bagi produk yang akan di buat.
2. PROSES
Proses adalah beberapa kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi
yang mengubah input menjadi output3
. Aspek kunci dari keberhasilan suatu
proses adalah adanya faktor-faktor pendukung dari proses tersebut yaitu:
• Input
• Metode
• Transformasi
• Pemantauan/Pengukuran
• Output
Aspek kunci dari proses digambarkan sebagai suatu bentuk sistem
pemetaan proses bisnis, hal ini diperlihatkan oleh gambar 3.
TRANSFORMASIINPUT OUTPUT
PEMANTAUAN/
PENGUKURAN
METODE
Gbr. 3. Pemetaan Proses Bisnis
Proses itu sendri mempunyai tingkatan-tingkatan dimana setiap tingkat
memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat berpengaruh dalam
menjalankan industri yang akan di bangun. Melalui gambar 4, dapat dilihat
tingkatan dari setiap proses.
3
, Materi Pelatihan Pemetaan Proses Bisnis. Quality Management Consultant, 2001
7. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 7
Proses
Makro
Tugas
Aktifitas
SubProses
Gbr. 4. Tingkatan proses
Tingkatan-tingkatan proses tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Proses makro adalah proses-proses yang merupakan kegiatan utama
untuk mengelola/menjalakan perusahaan. Contohnya : proses
pengadaan, proses maintenance.
SubProses adalah proses-proses yang saling terkait serta memberikan
kontribusi terhadap tujuan proses makro. Contohnya : proses permintaan
material, proses pembelian material, proses penerimaan material.
Aktifitas adalah proses-proses yang membentuk suatu subproses.
Contohnya : proses mengisi formulir permintaan material, meninjau dan
menyetujui permintaan material.
Tugas adalah proses-proses tunggal yang membentuk suatu aktifitas.
Contohnya : mengambil formulir, menuliskan jumlah dan spesifikasi
material, menuliskan nomor permintaan.
Dalam memahami setiap tingkatan proses perlu adanya suatu
pendekatan sistem sebagai peta perjalanan untuk menjalankan industri hingga
menghasilkan kepuasan pelanggan sebagai hasil dari proses. Pendekatan
Sistem adalah mengetahui, memahami, dan mengelola proses yang saling terkait
sebagai sistem yang memberi sumbangan pada efektifitas dan efisiensi
organisasi dalam mencapai tujuannya. Gambar 5 memperlihatkan bagaimana
suatu proses makro dilakukan melalui pendekatan sistem.
8. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 8
Gbr. 5. Proses Makro & PendekatanSistem
Setiap organisasi menginginkan hasil terbaik dari setiap investasi yang
mereka keluarkan hingga apa yang menjadi tujuan akhir dapat tercapai dan
organisasi semakin berkembang dan maju seiring dengan perkembangan zaman
dan tuntutan konsumen. Hal ini di ilustrasikan oleh gambar 6.
Organisasi Organisasi
Gbr. 6. Mencapai hasil kepuasan pelanggan
Setelah spesifikasi produk dan kapasitas terpasang telah di tentukan,
untuk tahap selanjutnya kita akan melakukan pemilihan proses. Biaya
manufaktur merupakan penentu utama dalam keberhasilan ekonomis dari
produk. Dalam istilah sederhana, keberhasilan ekonomis tergantung dari marjin
keuntungan dari tiap penjualan produk dan berapa banyak yang dapat di jual
oleh perusahaan. Secara ekonomis, rancangan yang berhasil tergantung dari
jaminan kualitas produk yang tinggi, sambil meminimasi biaya manufaktur.
Proses manufaktur merupakan salah satu dari pelaksanaan yang paling
terintegrasi yang terlibat dalam pendirian suatu industri. Gambar 7 menunjukkan
suatu model input-output sistem manufaktur sederhana dari suatu sistem
manufaktur.
9. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 9
SISTEM MANUFAKTUR
Energi Pasokan Servis
Perlengkapan
(peralatan) Informasi Alat Bantu
Produk/
Barang Jadi
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Komponen-
komponen yang
di beli
Buangan
Gbr. 7. Model Input Output sederhana dari suatu sistem manufaktur
Konsep sederhana ini dapat menjadi rumit dikarenakan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
• Apa batasan-batasan dari sistem manufaktur? Haruskah bagian
operasional jasa di libatkan? Apakah mengenai kegiatan-kegiatan
pengembangan produk?
• Bagaimana kita menentukan biaya produk untuk penggunaan peralatan
mahal yang berfungsi umum selama beberapa tahun?
• Bagaimana biaya-biaya dialokasikan di antara lebih dari satu lini produk
dalam sistem manufaktur yang banyak produk?
Proses produksi/manufaktur merupakan suatu kegiatan yang di lakukan
untuk mengolah suatu bahan atau sumber-sumber ekonomi yang ada agar
tercipta suatu produk yang mempunyai nilai guna yang lebih tinggi (menaikkan
faedahnya) 4
. Pada dasarnya produksi bisa di bagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Produksi Langsung, terbagi lagi menjadi dua bagian:
a. Produksi Primer (ekstratif)
Yaitu suatu usaha aktiifitas produksi yang bisa menghasilkan suatu
produk dengan menggunakan bahan langsung dari alam. Misalnya :
hasil pertanian, perkebunan dan perikanan.
b. Produksi Sekunder
4
Widyatmini, Pengantar Bisnis. Penerbit Gunadarma, 1995
10. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 10
Usaha dengan menggunakan bahan yang sudah diolah untuk kembali
di olah lagi menjadi barang yang lebih bermanfaat. Misalnya :
pembuatan mobil, sepeda, baju dan sebagainya.
2. Produksi Tak Langsung,
Yaitu produksi yang tidak menaikkan nilai penggunaan dan bukan dari
alam tetapi memberikan sumbangan jasa yang sangat bermanfaat bagi
perusahaan. Misalnya : akuntan, ilmuwan, satpam dan sebagainya.
Dalam mendirikan suatu industri, kita harus tahu bagaimana memanage
setiap inti dari proses di dalam perusahaan dengan melakukan pemetaan proses
di perusahaan. Tujuan dari pemetaan proses di perusahaan adalah
mendapatkan gambaran keterkaitan dan hubungan antar proses (makro) dari
suatu sistem perusahaan. Penggambaran dapat dilakukan dalam beberapa cara,
yaitu :
Berupa uraian (narasi)
Berupa blok diagram
Langkah-langkah pemetaan proses antara lain :
1) Identifikasi seluruh proses makro
2) Tentukan batasan proses (awal – akhir)
3) Tentukan objective proses
4) Tentukan pemilik proses
5) Tentukan input – output proses
6) Tentukan pengguna dari setiap output proses
7) Petakan urutan prosesnya berdasarkan hubungan input - output
3. PERALATAN
Peralatan dalam suatu industri mutlak di perlukan sebagai sarana utama
penunjang kegiatan proses produksi yang telah direncanakan. Karena tanpa
adanya peralatan, maka roda kegiatan industri yang akan dibangun tidak akan
berjalan seperti yang telah di rencanakan. Tentunya hal ini akan berakibat tidak
akan tercapai sasaran-sasaran dalam tahapan pendirian industri yang akan kita
bicarakan selanjutnya seperti tenaga kerja dan fasilitas, perencanaan plant
layout, pembangunan pabrik dan operasi pabrik pun tidak akan berjalan.
11. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 11
Dalam hal melakukan pemilihan peralatan-peralatan perlu disesuaikan
dengan jenis industri yang akan dijalankan. Aturan pemilihan peralatan-peralatan
produksi yang sesuai didasarkan kepada hal berikut:
1. Ukuran dari peralatan (Size of the Equipment)
2. Waktu setup yang sedikit (Less Setup Time)
3. Menggunakan jumlah energi yang sedikit
4. Kemudahan penggunaan (Easy to Use)
5. kemudahan pemeliharaan (Maintenance)
6. Spare part mudah didapatkan (Sparepart Anywhere)
7. Biaya perbaikan yang tidak mahal (Minimum Corrective Cost)
8. Tingkat keselamatan peralatan (Safety First)
4. TENAGA KERJA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG SERTA
ADANYA DUKUNGAN FASILITAS
Setelah selesai dalam perencanaan, baik dalam perencanaan proses dan
manajemen maupun dalam pemilihan peralatan/teknologi, tahap selanjutnya
dalalm mendirikan suatu industri adalah menentukan dan menyeleksi rencana
kebutuhan jumlah tenaga kerja yang diperlukan serta dukungan fasilitas untuk
menjalankan operasional perusahaan/industri5
. Aset yang paling penting dalam
organisasi adalah manusia (tenaga kerja). Tenaga kerja dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Tenaga Kerja Langsung
2. Tenaga Kerja Tidak Langsung
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja adalah suatu aktifitas yang
dilakukan untuk menyeleksi dan menentukan berapa banyak kebutuhan tenaga
kerja yang diperlukan dan berapa nilai kompensasi yang akan diberikan kepada
setiap pekerja untuk setiap jabatan yang akan dipegangnya sehingga nantinya
output yang dicapai oleh perusahaan akan seimbang dengan apa yang telah
dihasilkan oleh tenaga kerja tersebut.
5
Harmaizar Z. , Rozalina Rosidayati. Pedoman Lengkap Pendirian dan Pengembangan Usaha.
Penerbit Dian Anugrah Perkasa CV., 2003.
12. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 12
Fasilitas adalah sesuatu yang dibuat untuk melayani suatu tujuan.
Fasilitas pabrik (manufacturing) tidak hanya mesin-mesin tetapi juga service
area, termasuk tempat penerimaan dan pengiriman barang, tempat maintenance,
gudang dan sebagainya.
5. PLANT LAY OUT
Didalam suatu pabrik, peletakan mesin-mesin, tempat kerja atau
peralatan kerja lainnya perlu disusun menurut aturan-aturan tertentu. Demikian
juga tempat penyimpanan bahan baku, produk jadi atau produk yang sedang di
kerjakan/diproses. Penataan tempat kerja ini sangat berpengaruh terhadap waktu
penyelesaian, keselamatan produk yang pada akhirnya mempengaruhi harga
dari produk tersebut.
Plant LayOut (tata letak pabrik) merupakan suatu perencanaan mengenai
tata letak tempat untuk fasilitas-fasilitas fisik (mesin, peralatan, meja dan lain-
lain), ruang aktifitas dengan mempertimbangkan hubungan kedekatan aktifitas
dan aliran masuk-keluar barang, manusia dan informasi. Penataan yang kurang
baik akan menyebabkan aliran barang-barang bertambah panjang atau berbelit-
belit, keselamatan kerja mungkin terganggu dan ini tentu mengakibatkan waktu
penyelesaian lebih lama sehingga banyak waktu yang terbuang secara cuma-
cuma. Secara umum dalam merencanakan tata letak 5 aspek utama yang selalu
dipertimbangkan, yaitu :6
)
1. Tata letak untuk mengoptimalkan barang
2. Tata letak untuk mengoptimalkan administrasi
3. Tata letak untuk meminimalkan biaya bangunan
4. Tata letak untuk meminimalkan biaya untuk perluasan
5. Tata letak untuk memaksimalkan keamanan
Layout yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan
efisiensi semua fasilitas-fasilitas pabrik dan buruh (personel) yang ada didalam
pabrik. Plat layout yang baik dapat membantu kita dalam produksi, dimana
dengan penempatan fasilitas yang baik, maka material handling dan material
movement ditekan sedikit mungkin sehingga menurunkan cost yang berarti
6
Burbigde L. John, Production Planning, William Heinemann. London, 1971
13. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 13
perubahan lebih efisien dan efektif. Oleh karena itu dalam mengatur layout
ruangan baik ruangan kantor maupun ruangan pabrik, faktor-faktor yang harus
diperhatikan adalah ruangan gerak bagi material dan ruangan para pekerja untuk
service dan repair equipment, maupun pabriknya sendiri.
Terdapat tiga jenis layout yang sangat penting yaitu:
1. Layout Aliran produk, yang sangat berguna untuk sistem produksi massal.
2. Layout Proses, sangat baik digunakan untuk kondisi sebaliknya yaitu
sistem produksi job-lot.
3. Layout Posisi tetap, sangat berguna untuk sistem ketika produk yang
diproduksi berukuran sangat besar, sehingga lebih mudah untuk
membawa fasilitas produksi ke benda kerja dibandingkan dengan
membawa benda kerja ke fasilitas produksi.
Kerugian tata letak yang jelek dan buruk dapat menghalangi operasi yang
efisien, karena :
1. Bahan-bahan dalam pabrik bergerak lambat sekali, dimana urutan proses
berliku-liku karena susunan mesin dan ruangan yang ada.
2. Biaya penanganan (Handling cost) yang tinggi, karena makin banyak
perpindahan/pengangkutan bahan.
3. Gedung dan tempat produksi selalu penuh dengan bahan-bahan atau
hasil produki yang sedang di kerjakan.
4. Ruangan (tempat) produksi, mesin-mesin dan fasilitas lainnya disusun
secara tidak teratur (berserakan), sehingga mengganggu kelancaran
produksi.
5. Service area sempit sekali dan letaknya tidak memuaskan. Misalnya:
service area untuk mesin-mesin tempatnya jauh dari mesin-mesinnya
sehingga kesukaran pengangkutan.
6. Bahan-bahan dalam proses sering rusak atau hilang.
7. Sering ditemui kegagalan dalam menyelesaikan produksi tepat pada
waktu yang ditentukan.
8. Tempat penerimaan barang-barang tidak dapat segera dikosongkan,
sehingga memperlambat pembongkaran barang-barang yang tiba di
pabrik.
14. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 14
Semua kerugian ini akan menimbulkan cost yang tinggi. Kerugian ini bisa
terjadi di suatu bagian pabrik atau di seluruh pabrik.
Pekerjaan layout tidak dapat dikerjakan sendiri oleh satu orang.
Pekerjaan ini membutuhkan suatu usaha dan pemikiran bersama dan terkoordinir
baik diantara semua bagian-bagian di dalam pabrik. Faktor-faktor penting yang
harus diperhatikan dalam pekerjaan layout adalah:
1. Flow Material (aliran bahan baku)
2. Produk/jumlah yang akan diproduksi
3. Peralatan/mesin-mesin (equipment)
4. Minimum movement
5. Sequence (urutan) dari operasi produksi
Tahapan yang akan dilalui dalam melakukan Plant Lay Out antara lain :
a. Plant Inventory
b. Group Outline
c. Alat-alat Pembantu
d. Methode Investigation
e. Daerah Mesin
f. Machine Blok Plan
g. Shop Floor LayOut
Idealnya tujuan dari permasalahan layout adalah untuk meminimasi total
biaya, tapi untuk mendapatkan total biaya adalah hal yang sangat sulit dilakukan.
Untuk itu kita dapat beramsumsi bahwa tujuan dari pengaturan tata letak ini
adalah untuk meminimasi biaya material handling dengan meletakkan
departemen atau bagian yang saling berinteraksi sedekat mungkin.
Perencanaan Layout Sistematis (Sistematic Layout Planning) merupakan
salah satu pendekatan terorganisir dalam perencanaan layout. Seperti terlihat
dalam gambar 8, semua data harus didapatkan dari proses produksi yang
sedang dilakukan dan dari data hasil peramalan. Setelah semua data
didapatkan, langkah-langkah dalam prosedur perencanaan layout sistematis
(SLP) adalah7
:
7
Turner Wayne C., Mize Joe H., Nazemetz John W., Pengantar Teknik dan sistem Industri Jilid I.
Penerbit Guna Widya dan Pearson Education Asia, 2000.
15. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 15
1. Mempersiakan Grafik Proses yang mengambarkan aliran material di
pabrik.
2. Mempersiapkan Activity Relationship Diagram yang menunjukkan
pentingnya kedekatan suatu departemen dengan departemen lainnya
dalam satu pabrik.
3. Menggunakan informasi yang didapatkan dari langkah 1 dan 2 untuk
mempersiapkan String Diagram yang menunjukkan kedekatan letak dari
fasilitas tanpa memperhatikan besarnya ruangan yang dibutuhkan.
4. Penyesuaian kebutuhan akan luas area dengan ketersedian lahan, untuk
itu kebutuhan akan kebutuhan luas lahan harus ditentukan terlebih dahulu
dengan melakukan perhitungan, penyesuaian dengan area-area yang
sebelumnya atau dengan cuma melakukan estimasi dengan baik.
5. Jika langkah 4 telah dilakukan dan kebutuhan luas area telah diketahui,
maka selanjutnya adalah perhatian terhadap area yang tersedia.
6. Pada langkah ini, luas area yang dibutuhkan ditambahkan pada string
diagram yang telah dibuat pada langkah 3 kemudian dibuat Diagram
Hubungan Antar Ruangan (Space Relationship Diagram).
7. Memperhatikan hal langkah-langkah sebelumnya untuk melakukan
pertimbangan modifikasi pada setiap langkah.
8. Memperhatikan batasan-batasan praktik untuk mempertimbangkan
ukuran-ukuran atau adanya allowance (kelonggaran) untuk masing-
masing ruang.
9. Memperhatikan kembali alternatif-alternatif yang telah dibuat sebelumnya
dan untuk itu langkah 1 sampai dengan langkah 5 perlu diulang kembali
untuk mendapatkan layout detail untuk masing-masing area.
10. Merupakan langkah yang paling penting, yaitu menjual layout bukan
hanya kepada pihak manajemen tetapi kepada semua pekerja.
Setelah keseluruhan layout telah selesai dan pihak manajemen telah
setuju dengan layout yang dikembangkan, kita harus mengatur kembali masing-
masing departemen/area secara mendetail. Untuk melakukan hal ini kita harus
mengulang kembali langkah 10 prosedur SLP untuk masing-masing layout yang
harus diatur secara mendetail. Tentu saja beberapa langkah akan menjadi lebih
sederhana karena semua data telah didapatkan.
16. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 16
Data Masukan dan
Aktifitas
1. Aliran Material 2. Hubungan Aktifitas
4. Kebutuhan Luas
Area
5. Luas Area Tersedia
9. Perencanaan
Alternatif TataLetak
6. Space Relationship
Diagram
3. String Diagram
10. EVALUASI
8. Batasan-batasan
Praktis
7. Pertimbangan
Modifikasi
Gbr. 8. Prosedur Perencanaan Lay Out Sistematik
6. PEMBANGUNAN PABRIK
Pembangunan gedung-gedung dan pabrik-pabrik yang bertebaran di
berbagai lokasi, baik di dalam atau di luar kota maupun di lokasi kawasan
perkantoran atau industri, bukanlah suatu pembangunan yang dapat dibuat
dalam waktu yang singkat. Tetapi merupakan akumulasi perencanaan
pembangunan bertahun-tahun dan banyak menghabiskan dana, waktu serta
sebagai keputusan yang tidak terhitung dalam menetapkan perencanaan
pembangunan. Seperti kita ketahui bahwa maksud dari bangunan (building) yang
dapat didirikan adalah untuk melindungi bahan-bahan, peralatan dan karyawan
dari kerusakan akibat panas dan hujan, serta kehilangan. Oleh karena itu
bangunan yang didirikan harus direncanakan terlebih dahulu agar dapat
memenuhi maksud/tujuan dari bangunan tersebut.
Pada dasar pendirian bangunan baik untuk pabrik maupun bangunan
lainnya mengacu pada peraturan tentang pendirian bangunan yang dikeluarkan
oleh pemerintah daerah. Peraturan-peraturan tersebut akan berbeda di setiap
daerah atau kota di mana bangunan tersebut akan di bangun. Hal ini tergantung
Master Plan Kota, kekuatan daya dukung tanah dan sebagainya. Peraturan di
17. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 17
keluarkan bertujuan untuk menata kota agar terlihat rapi, bersih, lalu lintas lancar,
di samping untuk kepentingan bangunan itu sendiri, juga untuk keselamatan
pemakai bangunan dan masyarakat.
Beberapa peraturan dan rasio bangunan yang perlu di ketahui sebelum
perencanaan di mulai, yaitu8
:
1. Peruntukan lokasi, yakni suatu lokasi yang boleh digunakan untuk suatu
usaha tertentu, sesuai dengan perencanaan tata kota (Master Plan Kota).
2. KDB (Koefisien Dasar Bangunan), yakni ketentuan tentang batas
persentasi luas tanah yang boleh di bangun, disebut juga dengan
kepadatan bangunan.
3. KLB (Koefisien Lantai Bangunan), yakni rasio total luas lantai terhadap
total luas tanah. Hal ini menyangkut ketinggian bangunan yang di ijinkan.
4. Garis Spadan, yakni jarak antara dinding bangunan yang terdekat
terhadap pinggir jalan. Hal ini di pertimbangkan kemungkinan adanya
pelebaran jalan.
5. Rasio Parkir, yakni rasio 1 mobil terhadap luas lantai atau jumlah parkir,
tergantung peruntukan bangunan tersebut. Rasio ini bertujuan agar parkir
kendaraan tidak sampai ke jalan yang mengakibatkan kemacetan.
6. Keamanan bangunan, yakni fasilitas-fasilitas keselamatan yang harus di
sediakan, misalnya : alat pemadam kebakaran, smoke detektor, alarm,
hydran, springkler, tangga darurat, power supply (Standby Genset).
7. Dan sebagainya
Dalam perencanaan bangunan ini harus ditentukan bagaimana
bangunan/gedung itu dibuat, antara lain :
Apakah bangunan tersebut dibuat bertingkat atau tidak, hal ini
disesuaikan dengan keadaan mesin-mesin atau peralatan yang akan
digunakan oleh perusahaan/pabrik tersebut.
Bahan-bahan bangunan apa yang digunakan, hal ini tergantung dari
pertimbangan-pertimbangan bahaya kebakaran, keadaan
mesin/peralatan dan bahan-bahan yang diolah.
8
Harmaizar Z., Rozalina Rosidayati. Pedoman Lengkap Pendirian dan Pengembangan Usaha.
Penerbit Dian Anugrah Perkasa CV., 2003.
18. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 18
Tipe Biasa Tipe Monitor Tipe Bertingkat
Bagaimana bentuk bangunannya yang sebaiknya, sehingga biaya dapat
lebih murah/rendah dan dapat sesuai dengan kekuatan yang diharapkan
serta dapat sesuai dengan operasi perusahaan/pabrik yang
direncanakan. Contoh bentuk bangunan pabrik diperlihatkan pada
gambar 9 dibawah ini:
Gbr. 9. Bentuk Bangunan Pabrik
7. OPERASI PABRIK
Operasi pabrik merupakan tahap akhir dari keseluruhan rencana
pendirian industri. Tahap ini merupakan akumulasi dan implementasi dari
kegiatan studi tahapan perencanaan industri. Dalam operasional pabrik tentunya
diperlukan alat pengontrol guna menjamin standar-standar yang telah di tentukan
berjalan dengan baik. Kemampuan manajemen sangat diperlukan dalam tahap
operasional pabrik.
Sistem pengendalian manajemen dalam sebuah organisasi terdiri dari
beberapa elemen yang dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis sistem, yaitu:
1. Sistem Perencanaan Manajemen (Management Planning System)
2. Prosedur peramalan (Forecast Prosedur)
3. Analisa ekonomi dan anggaran (Budgeting & Economic Analysis)
4. Rencana upah dan gaji (Kompensasi Financial)
5. Rencana pemberian insentif dan sistem hubungan antar karyawan
6. Rekruitmen, pelatihan dan penempatan tenaga kerja
7. Perencanaan Pengadaan Material (MRP)
8. Pengurutan dan Penjadwalan (Scheduling & Sequencing)
9. Laporan Status dan Kemajuan (Progresif & Achievement Status Report)
10. Sistem informasi secara keseluruhan (Total Information System)
19. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 19
11. Pengaturan dan pengendalian biaya (Cost Controlling)
12. Alokasi sumber daya (Resources Alocation)
13. Desain Organisasi (Organization Design)
14. Sistem pendukung pengambilan keputusan (Decision Making Support
System)
PENUTUP
Merancang pabrik merupakan sebuah tantangan sekaligus permasalahan
kompleks yang membutuhkan ilmu pengetahuan dasar, ilmu teknik, ilmu sosial,
ilmu komputer dan informasi, ekonomi dan topik-topik lain yang berhubungan
dengan prinsip dasar sistem produksi. Agar pendirian suatu industri dapat
terlaksana dengan baik, maka tahapan-tahapan pendirian suatu industri harus di
dilakukan secara bertahap melalui perencanaan dan analisa-analisa dengan
menggunakan metode-metode yang tepat. Teknik Industri adalah merupakan
keilmuan yang akan diperhitungkan dalam pemecahan masalah yang kompleks
dalam dunia dengan tingkat teknologi yang tinggi.
Suatu perusahaan adalah rantai proses yang bekerja secara harmonis,
dan jika terganggunya (putus) suatu mata rantai maka akan mengakibatkan
rusaknya rantai. Karena kekuatan suatu rantai hanya sekuat mata rantai
terlemahnya”.9
9
, Materi Pelatihan Pemetaan Proses Bisnis. Quality Management Consultant, 2001
20. TAHAPAN PENDIRIAN INDUSTRI (Alens Guna Ganda)
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik - Universitas Krisnadwipayana 20
DAFTAR PUSTAKA
Burbigde L. John, Production Planning, William Heinemann. London, 1971.
Eppinger Steven D., Ulrich Karl T., Perancangan dan Pengembangan Produk.
Penerbit Salemba Teknika, 2001.
Harmaizar Z., Rozalina Rosidayati. Pedoman Lengkap Pendirian dan
Pengembangan Usaha. Penerbit Dian Anugrah Perkasa CV., 2003.
James M. Apple, Tata letak Pabrik dan Pemidahan Bahan (edisi ketiga).
Penerbit ITB Bandung, 1990.
Pande Peter S., Neuman Robert P., Cavangh Roland R., The Six Sigma Way
(Bagaimana GE, Motorola, dan Perusahaan Terkenal Lainnya
Mengasah Kinerja Mereka). Penerbit Andi Yogyakarta, 2002.
Turner Wayne C., Mize Joe H., Nazemetz John W., Pengantar Teknik dan
sistem Industri Jilid I. Penerbit Guna Widya dan Pearson Education
Asia, 2000.
Turner Wayne C., Mize Joe H., Nazemetz John W., Pengantar Teknik dan
sistem Industri Jilid II. Penerbit Guna Widya dan Pearson Education
Asia, 2000.
Widyatmini, Pengantar Bisnis. Penerbit Gunadarma, 1995.
, Materi Pelatihan Pemetaan Proses Bisnis. Quality Management
Consultant, 2001.