Dokumen tersebut membahas tentang penelitian kandungan radioaktif dalam rokok di Indonesia dan hubungannya dengan kanker. Ia menjelaskan latar belakang masalah tentang jumlah konsumsi rokok di Indonesia yang tinggi dan kaitannya dengan kanker. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan radioaktif dan dosis efektifnya serta melihat potensi penyebab kanker akibat radioaktif dalam rokok di Indonesia.
1. A. JUDUL PROGRAM: Penentuan Kandungan Radioaktif dalam
Rokok di Indonesia dan Potensinya sebagai
Penyebab Kanker
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000)
diketahui bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan 217 milyar batang rokok
selama setahun. Pada tahun 2007 dilaporkan bahwa jumlah perokok di Indonesia
mencapai 65,2 juta perokok dengan 60,4 juta perokok laki-laki dan 4,8 juta
perokok perempuan (Ariwibowo, 2011). Bahkan karena banyaknya jumlah rokok
yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, rokok menjadi salah satu penyumbang
cukai terbesar di negara ini yaitu mencapai 62,759 triliyun rupiah (Ferri, 2011).
Namun dibalik kesuksesan penjualan rokok di Indonesia berbagai penelitian
menyimpulkan bahwa rokok adalah penyebab terbesar kanker paru-paru (Zen,
2011). Rokok juga menyebabkan sekitar 5,6 juta orang meninggal setiap tahunnya
(MetroNews, 4 April 2011).
Salah satu penyebab rokok dapat menyebabkan kanker adalah adanya
radioaktif Pb-210 dan Po-210 dalam tembakau yang dosis efektif totalnya
mencapai 0,6 mSv/tahun (Colangelo, 1992). Pb-210 dan Po-210 adalah radioaktif
yang merupakan anak luruh dari Rn-222 (Akhadi, 1997). Rn-222 dan anak
luruhnya merupakan radioaktif yang ditengarai sebagai radioaktif penyebab
kanker paru-paru apabila dosis efektif totalnya mencapai 0,2 mSv/tahun
(Siscawati, 2011).
Meskipun beberapa penelitian menyatakan bahwa kadar radioaktif dalam
tembakau berpotensi menyebabkan kanker paru-paru namun penentuan radioaktif
ini belum pernah dilakukan untuk rokok-rokok di Indonesia. Sehingga penelitian
mengenai penentuan radioaktivitas dan dosis efektif radioaktif dalam rokok di
Indonesia sangat penting untuk dilakukan.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan maka
dapat dibuat rumusan masalah secara lebih rinci sebagai berikut,
1. Radioaktif apa saja yang terdapat di dalam rokok di Indonesia?
2. Berapa kandungan dan dosis efektif dari rokok di Indonesia?
2. 2
3. Bagaimanakah potensi kanker dari radioaktif yang ada di dalam rokok
di Indonesia?
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan penulis melakukan program penelitian tentang penentuan kandungan
radioaktif dan dosis efektif Rn-222 beserta anak luruhnya antara lain:
1. Mengetahui kandungan radioaktif dan dosis efektif radioaktif dalam
rokok di Indonesia.
2. Melihat potensi penyebab kanker dari radioaktif dalam rokok di
Indonesia
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah sumber referensi ilmiah
yang dapat menjelaskan tentang radioaktivitas di dalam rokok di Indonesia dan
potensinya sebagai penyebab kanker.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai sumber informasi yang menjelaskan kandungan radioaktif dan
dosis efektif dalam rokok di Indonesia.
2. Sebagai sumber informasi yang menjelaskan hubungan antara rokok dan
kesehatan manusia.
3. Sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan referensi dalam perizinan
dagang rokok di Indonesia.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Rokok
Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia (2008), rokok adalah gulungan
tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus dengan daun nipah atau
kertas. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi dibedakan menjadi berikut:
1. Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3. 3
2. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
3. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu (Wikipedia, 2012).
Menurut BahayaRokok.net (2007), rokok telah cukup lama ditengarai
sebagai penyebab berbagai penyakit terutama kanker paru-paru. Secara
konvensional tar dianggap sebagai zat utama yang bertangggung jawab atas
insiden tersebut. Tar adalah substansi tebal lengket, dan ketika dihirup ia melekat
pada rambut-rambut kecil di paru-paru.
Namun selain tar beberapa penelitian menyatakan bahwa dalam rokok
terkandung zat radioaktif Po-210 yang berpotensi menyebabkan kanker.
Radioaktif ini dinyatakan lebih berbahaya daripada tar (Levine, 2002). Hal ini
disebabkan radioaktif yang merupakan anak luruh Rn-222 terkandung cukup
tinggi dalam rokok. Untuk perokok yang menghabiskan 10 batang rokok per hari
berarti ia menghisap rokok dengan dosis berkisar antara 0,033-0,075 Sv/tahun.
Suatu angka yang lebih tinggi dari standar ambang batas maksimal yang boleh
diterima pekerja radiasi menurut standar Badan Tenaga Atom Internasional
(IAEA), yakni sebesar 0,02 Sv/tahun (Kandagalante, 2011).
2. Data Penjualan Rokok di Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002) dan BAT News (2009)
menyatakan bahwa Indonesia merupakan konsumen tembakau peringkat kelima
terbesar di dunia. Bahkan penjualan rokok di Indonesia setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Pada 1988 penjualan rokok mencapai 132,6 milyar
batang kemudian pada 2002 mencapai 217 milyar batang. Pada tahun 1995 jumlah
perokok sebanyak 34,7 juta perokok dan menjadi 65,2 juta perokok pada tahun
2011 (Ariwibowo, 2011).
Di Indonesia rokok yang paling digemari adalah rokok kretek yang
menguasai 92% pasar rokok di Indonesia dan sisanya baru dikuasai oleh rokok
putih (Brinson, 2008). merek dagang rokok beserta tipe dan peringkat penjualan
4. 4
rokok di Indonesia adalah. Tabel 1 menunjukkan merek dagang rokok beserta tipe
dan peringkat penjualannya.
Tabel 1. Merek dagang rokok berdasarkan pabrik, tipe, dan peringkatnya
(Euromonitor International, 2009).
Pabrik Kretek-Gulung Kretek-Gulung Rokok Putih
Tangan Mesin
PMI/Sampoerna Sampoerna A A Mild (2), U Marlboro (4),
Hijau, Dji Sam Mild (9), Philip Morris
Soe, Panamas Avolution,
Kuning Marlboro Mix 9,
Dji Sam Soe Filter
BAT/Bentoel Rawit, Prinsip X Mild (7), Club Country (10),
Internasional Sejati Mild (8), Star Lucky Strike, Pall
Investama Milds, Benthoel Mall, Ardath,
Biru, One Milds, Dunhill, Kansas,
Tali Jagat Filter Commfil
and Ray
Gudang Garam GG Merah King GG Filter
Size, GG Special International
de Luxw, GG Merah (1), GG
Djaja, Kretek Filter Surya, GG
Klobot Manis Filter International
Coklat
Djarum Djarum 76, Djarum Djarum Super (3),
Coklat, Djarum Djarum Black,
Istimewa Tea and
Cappucino, LA
Lights (6)
Keterangan: angka dalam kurung menandakan peringakt penjualan rokok di
Indonesia
3. Pengertian dan Jenis Radioaktivitas
Radioaktif adalah suatu fenomena perubahan suatu nuklida menjadi nuklida
lain untuk mencapai nuklida stabil dengan cara mengemisikan partikel atau
memancarkan sinar gamma secara spontan (U.S. Department of Energi, 1993).
Dua variabel yang sangat terkait dengan radioaktif adalah aktivitas dan waktu
paruh. Aktivitas adalah jumlah disintegrasi nuklida tiap satuan waktu atau secara
matematis:
(1)
dengan A adalah aktivitas (Bq), dN adalah jumlah nuklida yang terdisintegrasi dan
dt adalah waktu.
5. 5
Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan supaya jumlah nuklida yang
terdisintegrasi tersebut menjadi setengah dari nuklida awal yang dapat dihitung
dengan:
(2)
(3)
dengan adalah waktu paruh dan λ adalah konstanta peluruhan (Roy,1967).
Berdasarkan jenis partikel yang diemisikan oleh radioaktif, radioaktivitas
dibagi menjadi 3:
1. Peluruhan alfa, yaitu peluruhan dimana nuklida induk mengemisikan
partikel alfa (inti Helium) untuk mencapai nuklida yang lebih stabil..
Partikel alfa merupakan partikel bermuatan positif, bermassa tinggi, dan
memiliki kecepatan yang rendah sehingga partikel ini dapat mudah
terhenti, misal dengan lembaran aluminium setebal 0,1 mm.
2. Peluruhan beta, yaitu peluruhan dimana nuklida induk mengemisikan
elektron atau positron dari dalam intinya. Partikel beta merupakan partikel
yang bermuatan, bermassa lebih ringan dari alfa, dan memiliki penetrasi
yang lebih dalam dari partikel alfa. Partikel beta dapat terhenti dengan
suatu pelat setebal 1 mm.
3. Peluruhan gamma, yaitu peluruhan dimana nuklida induk mengemisikan
foton untuk menstabilkan intinya. Biasanya peluruhan gamma ini terjadi
pada setiap proses nuklir yaitu dimana inti dalam keadaan terkesitasi
(Crosby, 2009).
Dalam rokok, peluruhan alfa contohnya dilakukan oleh Po-210 dan Rn-222.
Sedangkan peluruhan beta contohnya dilakukan oleh Pb-210.
4. Cara Masuk Radioaktif dalam Tembakau
Beberapa penelitian menyatakan bahwa radioaktif dapat masuk dalam
tembakau karena penggunaan pupuk fosfat yang banyak dipakai untuk
pemupukan tembakau (Syarbaini, 2008). Pembuatan pupuk fosfat digunakan
batuan fosfat yang dalam penambangannya mengandung U-238 dan Ra-226 yang
merupakan induk dari Rn-222 (Kant, 2006). Bahkan kandungan U-238 dalam
6. 6
batuan fosfat menurut UNSCEAR berkisar antara 1300-1850 Bq/kg. Setelah
diproses menjadi pupuk kandungan U-238 berkisar antara 312-936 Bq/kg dan Ra-
226 berkisar antara 18,7-1130 Bq/kg.
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa merokok
menjadi penyebab kanker secara aktif sejak 1930-an. Pada 1930 tingkat kematian
kanker paru-paru untuk laki-laki Amerika Serikat adalah 3,8 per 100.000 orang.
Pada 1956 peningkatan mencapai 10 kali lipat menjadi 31 per 100.000 orang.
Antara 1938 sampai 1960 tingkat Po-210 di tembakau Amerika meningkat 3 kali
lipat dan itu sepadan dengan penggunaan pupuk fosfat di negara tersebut
(Marmorstein, 1986).
5. Radioaktif dalam Rokok
Radioaktif dapat masuk ke dalam tembakau karena penggunaan pupuk
fosfat yang mengandung U-238 dan Ra-226 yang merupakan induk dari Rn-222.
Sehingga radioaktif yang terdapat dalam rokok akan didominasi oleh Rn-222 dan
anak luruhnya. Rn-222 atau Radon-222 adalah radioaktif dengan nomor atom 86
dan massa atom 222,017571 u. Radioaktif ini akan meluruh dengan cara
mengemisikan partikel alfa dengan waktu paruh 3,82 hari (Krane, 1988). Rn-222
merupakan radioaktif deret uranium pola A=4n+2. Rn-222 akan meluruh menjadi
atom yang stabil berupa Pb-206, namun sebelum menjadi atom stabil tersebut Rn-
222 akan bertransformasi seperti pada Gambar 1 (Beisser,1981).
Gambar 1. Deret peluruhan uranium (A=4n+2) beserta waktu paruhnya.
Urutan peluruhan dari atas ke bawah
7. 7
Dalam CAS No. 10043-92-2 dinyatakan bahwa secara fisik radon adalah
gas yang memiliki sifat tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau.
International Agency for Research on Cancer (IARC) menggolongkan radon dan
anak luruhnya sebagai golongan 1 dalam penyebab kanker paru-paru.
Anak luruh Rn-222 yang sangat berpotensi menyebabkan kanker paru-paru
dalam rokok adalah Pb-210 dan Po-210. Hal ini dikarenakan Pb-210 dan Po-210
merupakan radioaktif yang paling banyak terdapat dalam rokok. Penelitian yang
dilakukan Takizawa dkk (1994). melaporkan bahwa rokok di Jepang mengandung
Po-210 sekitar 13 sampai 20,1 Bq/kg. Sedangkan di Brazil rokok mengandung
sekitar 10,9 sampai 27,4 Bq/kg Po-210 (Peres, 2002). Colangelo dkk (1992).
melaporkan bahwa tembakau Argentina mengandung Po-210 sekitar 10 hingga 80
Bq/kg dan dosis untuk paru-paru dari penggunaan tembakau tersebut berkisar dari
75 hingga 600 μSv/tahun. Papastefanou (2009) melaporkan bahwa tembakau
Yunani mengandung Pb-210 sekitar 47 Bq/kg hingga 134,9 μSv/tahun namun
dosis ekuivalen dari seluruh radioaktif dalam rokok berkisar antara 151,9 hingga
401,3 μSv/tahun.
Penelitian mengenai jumlah radioaktif yang masuk dalam paru-paru
menyimpulkan bahwa ketika seseorang merokok maka isotop radioaktif yang
tersimpan dalam jaringan paru-paru adalah 75% dari kandungan radioaktif total
dalam rokok. Sedangkan untuk 25% lainnya terbuang bersama abu dan asap yang
kembali dikeluarkan oleh perokok (Khater, 2004).
6. Dosis Efektif
Sebelum mengenal dosis efektif dalam radioaktivitas dikenal adanya dosis
ekuivalen. Dalam Glosarium Batan dinyatakan bahwa dosis ekuivalen adalah
besaran dosis radiasi yang khusus digunakan dalam proteksi radiasi untuk
menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya
sejumlah energi radiasi dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhinya
seperti dosis dan jenis radiasi. Adapun satuan dari dosis ekuivalen adalah Sievert
(Sv) yang setara dengan J/kg (Young, 2000). Dosis ekuivalen dirumuskan dengan:
H = DT × WR (4)
dengan H adalah dosis ekuivalen, DT dosis terserap, dan WR adalah faktor bobot
radiasi.
8. 8
Selain bergantung pada jenis radiasi, setiap organ atau jaringan tubuh juga
mempunyai kepekaan masing-masing terhadap radiasi. Karena itu, setiap organ
juga mempunyai faktor bobot organ. Untuk memudahkan, biasanya kita hanya
memperhatikan berapa dosis radiasi yang mengenai seluruh tubuh. Besaran dosis
radiasi ini disebut dosis efektif yang biasanya juga disebut dengan dosis radiasi.
Dosis efektif menyatakan penjumlahan dari dosis ekivalen yang diterima oleh
setiap organ utama tubuh dikalikan dengan faktor bobot organnya (Pos
Radiografer, 2009). Selain itu dosis efektif juga dapat dirumuskan dengan:
HE = Presentase terhisap × MT × Ci × F (5)
Dengan HE adalah dosis efektif, MT adalah jumlah massa radioaktif, Ci adalah
aktivitas/kg, dan F adalah faktor konversi dosis. Untuk zat-zat radioaktif yang
telah ditemukan dalam rokok beberapa negara faktor konversinya menurut ICRP
adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Faktor konversi beberapa radioaktif dalam rokok (ICRP, 1996)
Nuklida SvBq-1
Ra-226 3,50×10-6
Ra-228 2,60×10-6
Pb-210 1,10×10-6
Po-210 3,30×10-6
7. Spektormeter γ-ray dengan Detektor HPGe
Spektrometer γ-ray adalah suatu alat yang digunakan untuk menghitung
spektrum energi suatu sampel dengan sumber sinar γ. Energi yang dapat dihitung
spektrometer ini berkisar antara beberapa keV hingga 10 MeV. Untuk dapat
bekerja spektrometer harus dihubungakan dengan suatu detektor yang berguna
untuk menerima sumber radiasi. Detektor HPGe atau High Purity Germanium
merupakan detektor jenis detektor semikonduktor. Detektor HPGe merupakan
detektor yang terbaik dengan sensitifitas dan efisiensi tertinggi pada saat ini.
Spektrometer γ-ray dengan detektor HPGe dapat menentukan jenis radioaktif yang
terkandung dalam suatu sampel beserta aktifitasnya (Wikipedia, 2010).
9. 9
H. Metode Pelaksanaan Program
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan. Pengambilan sampel
rokok dilakukan di toko-toko yang ada di Bandar Lampung yang dipilih secara
acak. Preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Fisika Inti Jurusan Fisika
Universitas Lampung. Karakterisasi sampel dilakukan di Pusat Aplikasi
Teknologi Isotop dan Radiasi Batan, Jakarta.
2. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sampel rokok yang
diambil dari 10 merek berbeda yang memiiliki peringkat penjualan tertinggi,
karbon aktif, dan aquades yang digunakan sebagai pembersih. Sedangkan untuk
alat yang digunakan antara lain, gelas beaker, aluminium foil, plastik press, tisu,
timbangan, pinset, blender, Marinelli’s beaker dan untuk karakterisasi digunakan
spektrometer γ-ray dengan detektor HPGe.
3. Prosedur Penelitian
Secara sederhana prosedur penelitian dilakukan seperti pada Gambar 2.
Preparasi sampel Karakterisasi
Pengambilan
1. Pengeringan dengan
sampel 10 merek
sampel spektrometer γ-
rokok di
2. Penghalusan
Indonesia ray detektor
3. Pembersihan
4. Penyeimbangan HPGe
radioaktif
Data kandungan
radioaktifitas
Gambar 2. Skema prosedur penelitian
a. Pengambilan Sampel
Sampel rokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis rokok
dengan peringkat 10 tertinggi dalam penjualan rokok di Indonesia. Hal ini
dilakukan agar sampel dapat mencangkup sebagian besar rokok yang digunakan
oleh perokok Indonesia. Adapun pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara
membeli rokok dari toko-toko di Bandar Lampung yang dipilih secara acak.
10. 10
Untuk satu merek rokok diambil dari 3 kotak rokok yang berbeda yang dibeli dari
toko yang berbeda pula.
b. Preparasi Sampel
Preparasi sampel yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada preparasi
sampel yang dilakukan oleh Papastefanou (2009), sampel rokok yang telah
didapatkan sebelumnya dikeringkan terlebih dahulu pada suhu sekitar 300C
selama 3-4 hari. Sampel kemudian di-blender supaya didapatkan potongan-
potongan yang halus lalu sampel dicampurkan arang aktif untuk diabsorpsi zat-zat
pengotornya. Setelah itu sampel disegel dengan plastik press dalam beaker selama
1 bulan. Perlakuan ini dilakukan agar didapatkan keseimbangan radioaktif dari
produk peluruhan radon yang terdiri dari, 8 waktu paruh Rn-222, produk
peluruhan Ra-226, dan prekursor Pb-214 dan Bi-214 yang membutuhkan waktu
selama 1 bulan.
c. Karakterisasi Sampel
Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan spektrometer gamma
dengan menggunakan detektor HPGe. Namun sebelum digunakan detektor telah
didinginkan dengan menggunakan nitrogen selama 7 jam lalu spektrometer
dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan sumber standar seperti Co-60,
Cs-137, dan Eu-152. Kalibrasi ini dilakukan untuk penyesuaian ketika terjadi
konversi fungsi nomor salur (dalam MCA) menjadi fungsi energi (dalam grafik
spektrum analisis spektrometer gamma) dengan cara membandingkan energi
sumber standar dengan nomor salurnya. Kalibrasi dapat dilakukan dengan
menggunakan software GENIE 2000 yang secara otomatis akan menerapkan hasil
persamaan kalibrasi untuk karakterisasi sampel selanjutnya (Rahayu, 2006).
Setelah kalibrasi spektrometer gamma selesai maka karakterisasi sampel
dapat dilakukan. Karakterisasi sampel dilakukan dengan cara meletakkan 40 gram
sampel pada Marinelli beaker berukuran volume 1 L kemudian dilakukan
pencacahan. Hasil dari proses karakterisasi sampel ini berupa spektrum energi dan
jumlah cacahannya. Untuk proses analisis nuklida radioaktif dapat dilakukan
dengan mencocokkan spektrum energi yang muncul dengan tabel energi isotop
standar seperti yang dikeluarkan oleh Ernest Orlando Lawrence Berkeley National
Laboratory.
11. 11
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4
1 Study literature X
2 Persiapan peralatan X X
3 Preparasi sampel X X
4 Analisis data X X
5 Penulisan laporan X
J. RANCANGAN BIAYA
Rekapitulasi Rancangan Biaya
No. Perincian Pengeluaran Uang Jumlah (Rp)
1 Barang habis pakai 810.000
2 Peralatan penunjang 1.090.000
3 Perjalanan 2.600.000
4 Lain-lain 5.500.000
Jumlah 10.000.000
Uraian lengkap rancangan biaya
No. Jenis Pengeluaran Jumlah Harga Jumlah
Barang Satuan (Rp) (Rp)
1. Barang Habis Pakai
Rokok 30 bungkus 15.000 450.000
Arang aktif 5 kg 10.000 50.000
Plastik press 3 gulung 30.000 90.000
Aluminium foil 1 gulung 30.000 30.000
Tisu 1 pack 20.000 20.000
Aquades 10 liter 5.000 50.000
Sarung tangan 6 pasang 15.000 90.000
Masker 3 buah 10.000 30.000
Jumlah 810.000
2 Peralatan Penunjang
Blender 1 buah 300.000 300.000
Timbangan 1 buah 70.000 70.000
Beaker glass 10 buah 70.000 700.000
Pinset 1 buah 20.000 20.000
Jumlah 1.090.000
3 Perjalanan
Pembelian peralatan dan 8 kali 100.000 800.000
bahan
Perjalanan untuk 3 orang 600.000 1.800.000
karakterisasi (Lampung- (PP)
Jakarta)
Jumlah 2.600.000
12. 12
4 Lain-Lain
Karakterisasi Spektrometer 10 sampel 460.000 4.600.000
γ-rays
Alat tulis kantor 200.000
Print, foto copy, penjilidan 500.000
dan pembuatan laporan
Dokumentasi 200.000
Jumlah 5.500.000
Jumlah Anggaran (1+2+3+4) 10.000.000
K. DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, M. 1997. Pengantar Teknologi Nuklir. Jakarta: Rineka Cipta.
Ariwibowo, AA (ed.). 2011. Jumlah Perokok di Indonesia Meroket. Antara News,
27 Juli. http://www.antaranews.com/berita/269015/jumlah-perokok-di-
indonesia-meroket. Diakses pada 20 September 2012 pukul 17.14 WIB.
BahayaMerokok.net. 2007. Kandungan Rokok Penyebab Penyakit Kronis.
http://bahayamerokok.net/kandungan-rokok.html. Diakses pada 20
September 2012 pukul 20.35 WIB.
BAT News. 2009. British American Tobacco acquires control of Indonesia’s
Bentoel.http://bat.com/group/sites/uk3mnfen.nsf/vwPagesWebLive.
Diakses pada 20 September 2012 pukul 16.45 WIB.
BATAN. 2011. Glosarium Teknologi Nuklir.
http://www.batan.go.id/Kamus/Kamus.html. Diakses pada 20 September
2012 pukul 17.21 WIB.
Beisser, A. 1981. Concepts of Modern Physics. New York: McGraw-Hill, Inc.
Brinson, B. 2008. A Good Match. Tobacco Reporter, 2008 November.
CAS No. 10043-92-2. Radon-222 & Its Decay Products. Canada: Carex.
Colangelo, C.H., Huguet, M.R., Palacios, M.A., dan Oliveira, A.A. 1992. Levels
of 210Po in Some Beverages and in Tobacco. J. Radioanal. Nucl. Chem.
Lett.1992, 166. Hal. 195-202.
Crosby, S. 2009. Nuclear Physics. New Delhi: Global Media.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Konsumsi Tembakau & Prevalensi Merokok di
Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Euromonitor International. Tobacco Industry Profile – Indonesia (August 2009).
London: Euromonitor Int.
Ferri. 2011. Cukai Rokok 2011 Capai Rp62 Triliun. Jurnas.com, 4 Oktober.
http://www.jurnas.com/news/41146/Cukai_Rokok_2011_Capai_Rp62_Tri
liun/1/Ekonomi/Ekonomi, Diakses pada 20 Spetember 2012 pukul 19.19
WIB.
IARC (International Agency for Research on Cancer). 2001. IARC Monographs
13. 13
on The Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans Ionizing Radiation,
Part 2:Some Internally Deposited Radionuclides Vol. 78.France: IARC
Press.
ICRP. 1996. Age-Dependent Doses to Members of The Public from Intake of
Radionuclides. Oxford: Pergamon Press.
Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.
Kandagalante. 2011. Asap Rokok Mengandung Polonium Radioaktif. http://fusion-
kandagalente.blogspot.com/2011/07/asap-rokok-mengandung-
polonium.html. Diakses pada 20 September 2012 pukul 20.18 WIB.
Kant, K., Upadhyay, S.B., Sonkawade, R.G., dan Chakarvarti, S.K. 2006.
Radiological Risk Assessment of Use of Phosphate Fertilizers in Soil.
Iran. J. Radiat. Res., 2006; 4 (2). Hal. 63-70.
Khater, A.E. 2004. Polonium-210 Budget in Cigarettes. J. Environ. Radioactivity
2004, 71. Hal. 33-41.
Krane, K.S. 1988. Introductory Nuclear Physics. New York: John-Wiley.
Levine, D.M. 2002. Radioactive Tobacco. ACSA.
http://www.acsa.net/Healthalert/radioactive_tobacco.html. Diakses pada
20 September 2012 pukul 20.09 WIB.
Maghi (ed.). 2010. Rokok Penyebab Kanker Tertinggi. Republika, 5 Februari.
Marmorstein, J. 1986. Lung cancer: is The Increasing Incidence Due to
Radioactive Polonium in Cigarettes. South Medical Journal February
1986, 79(2). Hal. 145-50
Metro News, 4 April 2011. Rokok Bunuh 1/2 Juta Orang Per Tahun, Lo.
http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/04/04/47535/Rokok-
Bunuh-1/2-Juta-Orang-Per-Tahun-Lo/. Diakses pada 20 September pukul
19.48 WIB.
Papastefanou, C. 2009. Radioactivity of Tobacco Leaves and Radiation Dose
Induced from Smoking. Int. J. Environ. Res. Public Health 2009, 6. Hal.
558-567.
Peres, A.C. dan Hiromoto, G. 2002. Evaluation of 210Pb and 210Po in Cigarette
Tobacco Produced in Brazil. J. Environ. Radioactivity 2002, 62. Hal 115-
119.
Pos Radiografer. 2009. Perhitungan Dosis.
http://posradiografer.com/index.php?option=com_content&view=article&i
d=163:perhitungan-dosis&catid=36:radiofotografi&Itemid=78. Diakses
pada 20 September pukul 16.24 WIB.
Wikipedia. 2010. Gamma Spectroscopy.
http://en.wikipedia.org/wiki/Gamma_spectroscopy. Diakses pada 20
September pukul 14.38 WIB.
Roy,R.R. dan Nigam, B.P. 1967. Nuclear Physics Theory and Experiment. New
14. 14
York: John Wiley and Sons Inc.
Siscawati, E. 2011. Dampak Radiasi Nuklir pada Kesehatan. Fakta Ilmiah.com.
http://www.faktailmiah.com/2011/03/22/dampak-radiasi-nuklir-pada-
kesehatan.html. Diakses pada 20 September pukul 18.58 WIB.
Syarbaini. 2008. Pupuk Fosfat Menambah Kandungan 210Pb dan 210
Po Dalam
Rokok. Buletin Alara Vol. 9 No. 3 April 2008. Hal 61-67.
Takizawa, Y. Zhang, L., dan Zhao, L. 1994. 210Pb and 210Po in Tobacco with A
Special Focus on Estimating The Doses to Man. J. Radioanal. Nucl. Chem.
Articles 1994, 182. Hal. 119-125.
U.S. Department of Energy. 1993. Doe Fundamentals Handbook Nuclear Physics
and Reactor Theory Vol. 1. Washington, D.C: U.S. Department of Energy.
UNSCEAR. 1982. Ionizing Radiation Source and Biological Effects. New York:
United Nations.
Wikipedia. 2012. Rokok. http://ms.wikipedia.org/wiki/Rokok. Diakses pada 20
September 2012. pukul 19.21 WIB.
Young, H.D. dan Freedman, R.A. 2002. Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Zen. 2011. Penyebab Kanker Paru-Paru. Zona Kesehatan.
http://zonakesehatan.wordpress.com/2011/02/24/penyebab-kanker-paru-
paru/. Diakses pada 20 September 2012 pukul 20.39 WIB.
L. LAMPIRAN
a. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
1. Ketua Pelaksana
Nama : Yuant Tiandho
NIM : 0817041062
Tempat tanggal lahir : Seputih Banyak, 06 Februari 1991
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Belum menikah
Alamat Rumah : Jl. Hayam Wuruk Gang Cemara No. 10 Bandar
Lampung 35125Telp.081532133123
Pendidikan : Jurusan Fisika FMIPA semester 7
2. Anggota Pelaksana
Nama : Fitri Afriani
NIM : 0857041002
Tempat Tanggal Lahir : Pangkal Pinang, 10 April 1990
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jl. KH. Hasyim Ashari Perum Buana Permai Blok
L No. 19 Tangerang 15148 Telp. 085768860343
15. 15
Pendidikan : Jurusan Fisika FMIPA Unila semester 7
3. Anggota Pelaksana
Nama : Meli Ratna Sari
Tempat tanggal lahir : Batu Raja, 05 Mei 1991
NPM : 0917041037
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jl. Kemala Indah No. 07 Desa Blambangan, kec.
Blambangan Pagar, kab. Lampung Utara 34581.
085658957065
Pendidikan : Jurusan Fisika FMIPA Unila semester 5
b. Biodata Dosen Pendamping
Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Yanti Yulianti, S.Si., M.Si.
Jenis Kelamin : Perempuan
NIP : 19751219 200012 2 003
Pangkat/Golongan : III B
Jurusan/Fakultas : Fisika/MIPA
Perguruan Tinggi : Universitas Lampung
E-mail : y_yanti@unila.ac.id
Tabel 5. Pendidikan Dosen Pendamping
Tahun Bidang
No Tempat Pendidikan Jenjang Negara
Lulus Studi
1 Institut Teknologi S1 Indonesia 1998 Fisika
Bandung
2 Institut Teknologi S2 Indonesia 2001 Fisika
Bandung
3 Institut Teknologi S3 Indonesia 2010 Fisika
Bandung
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
1. Yulianti, Yanti, Su’ud, Zaki, Takaki, Naoyuki (2011): Preliminary
Study of Accident Analysis of Heavy Water Cooled Thorium Breeder
Reactor, accepted on GLOBAL 2011.
2. Abdullah, Ade Gafar, Su’ud, Zaki, Kurniati, Rizal, Kurniasih, Neny,
and Yulianti, Yanti (2010): Natural Circulation Level Optimization
and the Effect during ULOF Accident in the SPINNOR Reactors, AIP
Proceeding for APS 2010, Vol. 1325. pp. 261-264.
16. 16
3. Yulianti, Y., Suud, Z., Waris, A., Khotimah, S.N. (2010): Solving
Two Dimensional Space-Time Dependent Multi-group Difussion
Equations with SOR Method, International Journal on Nuclear
Energy Science and Technology (IJNEST), Vol. 5 No. 4. Hal. 310-320.