SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
A.    JUDUL PROGRAM: Penentuan Kandungan Radioaktif dalam
                     Rokok di Indonesia dan Potensinya sebagai
                     Penyebab Kanker

B.    LATAR BELAKANG MASALAH
      Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000)
diketahui bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan 217 milyar batang rokok
selama setahun. Pada tahun 2007 dilaporkan bahwa jumlah perokok di Indonesia
mencapai 65,2 juta perokok dengan 60,4 juta perokok laki-laki dan 4,8 juta
perokok perempuan (Ariwibowo, 2011). Bahkan karena banyaknya jumlah rokok
yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, rokok menjadi salah satu penyumbang
cukai terbesar di negara ini yaitu mencapai 62,759 triliyun rupiah (Ferri, 2011).
      Namun dibalik kesuksesan penjualan rokok di Indonesia berbagai penelitian
menyimpulkan bahwa rokok adalah penyebab terbesar kanker paru-paru (Zen,
2011). Rokok juga menyebabkan sekitar 5,6 juta orang meninggal setiap tahunnya
(MetroNews, 4 April 2011).
      Salah satu penyebab rokok dapat menyebabkan kanker adalah adanya
radioaktif Pb-210 dan Po-210 dalam tembakau yang dosis efektif totalnya
mencapai 0,6 mSv/tahun (Colangelo, 1992). Pb-210 dan Po-210 adalah radioaktif
yang merupakan anak       luruh dari Rn-222 (Akhadi, 1997). Rn-222 dan anak
luruhnya merupakan radioaktif yang ditengarai sebagai radioaktif penyebab
kanker paru-paru apabila dosis efektif totalnya mencapai 0,2 mSv/tahun
(Siscawati, 2011).
      Meskipun beberapa penelitian menyatakan bahwa kadar radioaktif dalam
tembakau berpotensi menyebabkan kanker paru-paru namun penentuan radioaktif
ini belum pernah dilakukan untuk rokok-rokok di Indonesia. Sehingga penelitian
mengenai penentuan radioaktivitas dan dosis efektif radioaktif dalam rokok di
Indonesia sangat penting untuk dilakukan.

C.    RUMUSAN MASALAH
      Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan maka
dapat dibuat rumusan masalah secara lebih rinci sebagai berikut,
      1.   Radioaktif apa saja yang terdapat di dalam rokok di Indonesia?
      2.   Berapa kandungan dan dosis efektif dari rokok di Indonesia?
2



      3.    Bagaimanakah potensi kanker dari radioaktif yang ada di dalam rokok
            di Indonesia?

D.    TUJUAN PROGRAM
      Tujuan penulis melakukan program penelitian tentang penentuan kandungan
radioaktif dan dosis efektif Rn-222 beserta anak luruhnya antara lain:
      1.    Mengetahui kandungan radioaktif dan dosis efektif radioaktif dalam
            rokok di Indonesia.
      2.    Melihat potensi penyebab kanker dari radioaktif dalam rokok di
            Indonesia

E.    LUARAN YANG DIHARAPKAN
      Luaran yang diharapkan dari program ini adalah sumber referensi ilmiah
yang dapat menjelaskan tentang radioaktivitas di dalam rokok di Indonesia dan
potensinya sebagai penyebab kanker.

F.    KEGUNAAN PROGRAM
      Kegunaan dari penelitian ini adalah:
      1. Sebagai sumber informasi yang menjelaskan kandungan radioaktif dan
           dosis efektif dalam rokok di Indonesia.
      2. Sebagai sumber informasi yang menjelaskan hubungan antara rokok dan
           kesehatan manusia.
      3. Sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan referensi dalam perizinan
           dagang rokok di Indonesia.

G.    TINJAUAN PUSTAKA
1.    Rokok
      Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia (2008), rokok adalah gulungan
tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus dengan daun nipah atau
kertas. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
      Rokok berdasarkan bahan baku atau isi dibedakan menjadi berikut:
     1. Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
        yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3



     2. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
        dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
        tertentu.
     3. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
        tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan
        efek rasa dan aroma tertentu (Wikipedia, 2012).
      Menurut BahayaRokok.net (2007), rokok telah cukup lama ditengarai
sebagai penyebab berbagai penyakit terutama kanker paru-paru. Secara
konvensional tar dianggap sebagai zat utama yang bertangggung jawab atas
insiden tersebut. Tar adalah substansi tebal lengket, dan ketika dihirup ia melekat
pada rambut-rambut kecil di paru-paru.
      Namun selain tar beberapa penelitian menyatakan bahwa dalam rokok
terkandung zat radioaktif Po-210 yang berpotensi menyebabkan kanker.
Radioaktif ini dinyatakan lebih berbahaya daripada tar (Levine, 2002). Hal ini
disebabkan radioaktif yang merupakan anak luruh Rn-222 terkandung cukup
tinggi dalam rokok. Untuk perokok yang menghabiskan 10 batang rokok per hari
berarti ia menghisap rokok dengan dosis berkisar antara 0,033-0,075 Sv/tahun.
Suatu angka yang lebih tinggi dari standar ambang batas maksimal yang boleh
diterima pekerja radiasi menurut standar Badan Tenaga Atom Internasional
(IAEA), yakni sebesar 0,02 Sv/tahun (Kandagalante, 2011).
2.    Data Penjualan Rokok di Indonesia
      Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002) dan BAT News (2009)
menyatakan bahwa Indonesia merupakan konsumen tembakau peringkat kelima
terbesar di dunia. Bahkan penjualan rokok di Indonesia setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Pada 1988 penjualan rokok mencapai 132,6 milyar
batang kemudian pada 2002 mencapai 217 milyar batang. Pada tahun 1995 jumlah
perokok sebanyak 34,7 juta perokok dan menjadi 65,2 juta perokok pada tahun
2011 (Ariwibowo, 2011).
      Di Indonesia rokok yang paling digemari adalah rokok kretek yang
menguasai 92% pasar rokok di Indonesia dan sisanya baru dikuasai oleh rokok
putih (Brinson, 2008). merek dagang rokok beserta tipe dan peringkat penjualan
4



rokok di Indonesia adalah. Tabel 1 menunjukkan merek dagang rokok beserta tipe
dan peringkat penjualannya.
Tabel 1. Merek dagang rokok berdasarkan pabrik, tipe, dan peringkatnya
          (Euromonitor International, 2009).
Pabrik            Kretek-Gulung          Kretek-Gulung        Rokok Putih
                  Tangan                 Mesin
PMI/Sampoerna Sampoerna A                A Mild (2), U        Marlboro (4),
                  Hijau, Dji Sam         Mild (9),            Philip Morris
                  Soe, Panamas           Avolution,
                  Kuning                 Marlboro Mix 9,
                                         Dji Sam Soe Filter
BAT/Bentoel       Rawit, Prinsip         X Mild (7), Club     Country (10),
Internasional     Sejati                 Mild (8), Star       Lucky Strike, Pall
Investama                                Milds, Benthoel      Mall, Ardath,
                                         Biru, One Milds,     Dunhill, Kansas,
                                         Tali Jagat Filter    Commfil
                                         and Ray
Gudang Garam GG Merah King               GG Filter
                  Size, GG Special       International
                  de Luxw, GG            Merah (1), GG
                  Djaja, Kretek          Filter Surya, GG
                  Klobot Manis           Filter International
                                         Coklat
Djarum            Djarum 76, Djarum Djarum Super (3),
                  Coklat, Djarum         Djarum Black,
                  Istimewa               Tea and
                                         Cappucino, LA
                                         Lights (6)
Keterangan: angka dalam kurung menandakan peringakt penjualan rokok di
            Indonesia

3.   Pengertian dan Jenis Radioaktivitas
     Radioaktif adalah suatu fenomena perubahan suatu nuklida menjadi nuklida
lain untuk mencapai nuklida stabil dengan cara mengemisikan partikel atau
memancarkan sinar gamma secara spontan (U.S. Department of Energi, 1993).
Dua variabel yang sangat terkait dengan radioaktif adalah aktivitas dan waktu
paruh. Aktivitas adalah jumlah disintegrasi nuklida tiap satuan waktu atau secara
matematis:

                                                                         (1)

dengan A adalah aktivitas (Bq), dN adalah jumlah nuklida yang terdisintegrasi dan
dt adalah waktu.
5



      Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan supaya jumlah nuklida yang
terdisintegrasi tersebut menjadi setengah dari nuklida awal yang dapat dihitung
dengan:

                                                                             (2)



                                                                             (3)

dengan         adalah waktu paruh dan λ adalah konstanta peluruhan (Roy,1967).

      Berdasarkan jenis partikel yang diemisikan oleh radioaktif, radioaktivitas
dibagi menjadi 3:
     1. Peluruhan alfa, yaitu peluruhan dimana nuklida induk mengemisikan
          partikel alfa (inti Helium) untuk mencapai nuklida yang lebih stabil..
          Partikel alfa merupakan partikel bermuatan positif, bermassa tinggi, dan
          memiliki kecepatan yang rendah sehingga partikel ini dapat mudah
          terhenti, misal dengan lembaran aluminium setebal 0,1 mm.
     2. Peluruhan beta, yaitu peluruhan dimana nuklida induk mengemisikan
          elektron atau positron dari dalam intinya. Partikel beta merupakan partikel
          yang bermuatan, bermassa lebih ringan dari alfa, dan memiliki penetrasi
          yang lebih dalam dari partikel alfa. Partikel beta dapat terhenti dengan
          suatu pelat setebal 1 mm.
     3. Peluruhan gamma, yaitu peluruhan dimana nuklida induk mengemisikan
          foton untuk menstabilkan intinya. Biasanya peluruhan gamma ini terjadi
          pada setiap proses nuklir yaitu dimana inti dalam keadaan terkesitasi
          (Crosby, 2009).
      Dalam rokok, peluruhan alfa contohnya dilakukan oleh Po-210 dan Rn-222.
Sedangkan peluruhan beta contohnya dilakukan oleh Pb-210.
4.    Cara Masuk Radioaktif dalam Tembakau
      Beberapa penelitian menyatakan bahwa radioaktif dapat masuk dalam
tembakau karena penggunaan pupuk fosfat yang banyak dipakai untuk
pemupukan tembakau (Syarbaini, 2008). Pembuatan pupuk fosfat digunakan
batuan fosfat yang dalam penambangannya mengandung U-238 dan Ra-226 yang
merupakan induk dari Rn-222 (Kant, 2006). Bahkan kandungan U-238 dalam
6



batuan fosfat menurut UNSCEAR berkisar antara 1300-1850 Bq/kg. Setelah
diproses menjadi pupuk kandungan U-238 berkisar antara 312-936 Bq/kg dan Ra-
226 berkisar antara 18,7-1130 Bq/kg.
     Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa merokok
menjadi penyebab kanker secara aktif sejak 1930-an. Pada 1930 tingkat kematian
kanker paru-paru untuk laki-laki Amerika Serikat adalah 3,8 per 100.000 orang.
Pada 1956 peningkatan mencapai 10 kali lipat menjadi 31 per 100.000 orang.
Antara 1938 sampai 1960 tingkat Po-210 di tembakau Amerika meningkat 3 kali
lipat dan itu sepadan dengan penggunaan pupuk fosfat di negara tersebut
(Marmorstein, 1986).
5.   Radioaktif dalam Rokok
     Radioaktif dapat masuk ke dalam tembakau karena penggunaan pupuk
fosfat yang mengandung U-238 dan Ra-226 yang merupakan induk dari Rn-222.
Sehingga radioaktif yang terdapat dalam rokok akan didominasi oleh Rn-222 dan
anak luruhnya. Rn-222 atau Radon-222 adalah radioaktif dengan nomor atom 86
dan massa atom 222,017571 u. Radioaktif ini akan meluruh dengan cara
mengemisikan partikel alfa dengan waktu paruh 3,82 hari (Krane, 1988). Rn-222
merupakan radioaktif deret uranium pola A=4n+2. Rn-222 akan meluruh menjadi
atom yang stabil berupa Pb-206, namun sebelum menjadi atom stabil tersebut Rn-
222 akan bertransformasi seperti pada Gambar 1 (Beisser,1981).




     Gambar 1.    Deret peluruhan uranium (A=4n+2) beserta waktu paruhnya.
                  Urutan peluruhan dari atas ke bawah
7



      Dalam CAS No. 10043-92-2 dinyatakan bahwa secara fisik radon adalah
gas yang memiliki sifat tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau.
International Agency for Research on Cancer (IARC) menggolongkan radon dan
anak luruhnya sebagai golongan 1 dalam penyebab kanker paru-paru.
      Anak luruh Rn-222 yang sangat berpotensi menyebabkan kanker paru-paru
dalam rokok adalah Pb-210 dan Po-210. Hal ini dikarenakan Pb-210 dan Po-210
merupakan radioaktif yang paling banyak terdapat dalam rokok. Penelitian yang
dilakukan Takizawa dkk (1994). melaporkan bahwa rokok di Jepang mengandung
Po-210 sekitar 13 sampai 20,1 Bq/kg. Sedangkan di Brazil rokok mengandung
sekitar 10,9 sampai 27,4 Bq/kg Po-210 (Peres, 2002). Colangelo dkk (1992).
melaporkan bahwa tembakau Argentina mengandung Po-210 sekitar 10 hingga 80
Bq/kg dan dosis untuk paru-paru dari penggunaan tembakau tersebut berkisar dari
75 hingga 600 μSv/tahun. Papastefanou (2009) melaporkan bahwa tembakau
Yunani mengandung Pb-210 sekitar 47 Bq/kg hingga 134,9 μSv/tahun namun
dosis ekuivalen dari seluruh radioaktif dalam rokok berkisar antara 151,9 hingga
401,3 μSv/tahun.
      Penelitian mengenai jumlah radioaktif yang masuk dalam paru-paru
menyimpulkan bahwa ketika seseorang merokok maka isotop radioaktif yang
tersimpan dalam jaringan paru-paru adalah 75% dari kandungan radioaktif total
dalam rokok. Sedangkan untuk 25% lainnya terbuang bersama abu dan asap yang
kembali dikeluarkan oleh perokok (Khater, 2004).
6.    Dosis Efektif
      Sebelum mengenal dosis efektif dalam radioaktivitas dikenal adanya dosis
ekuivalen. Dalam Glosarium Batan dinyatakan bahwa dosis ekuivalen adalah
besaran dosis radiasi yang khusus digunakan dalam proteksi radiasi untuk
menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya
sejumlah energi radiasi dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhinya
seperti dosis dan jenis radiasi. Adapun satuan dari dosis ekuivalen adalah Sievert
(Sv) yang setara dengan J/kg (Young, 2000). Dosis ekuivalen dirumuskan dengan:
           H = DT × WR                                                    (4)
dengan H adalah dosis ekuivalen, DT dosis terserap, dan WR adalah faktor bobot
radiasi.
8



        Selain bergantung pada jenis radiasi, setiap organ atau jaringan tubuh juga
mempunyai kepekaan masing-masing terhadap radiasi. Karena itu, setiap organ
juga mempunyai faktor bobot organ. Untuk memudahkan, biasanya kita hanya
memperhatikan berapa dosis radiasi yang mengenai seluruh tubuh. Besaran dosis
radiasi ini disebut dosis efektif yang biasanya juga disebut dengan dosis radiasi.
Dosis efektif menyatakan penjumlahan dari dosis ekivalen yang diterima oleh
setiap organ utama tubuh dikalikan dengan faktor bobot organnya (Pos
Radiografer, 2009). Selain itu dosis efektif juga dapat dirumuskan dengan:
         HE = Presentase terhisap × MT × Ci × F                              (5)
Dengan HE adalah dosis efektif, MT adalah jumlah massa radioaktif, Ci adalah
aktivitas/kg, dan F adalah faktor konversi dosis. Untuk zat-zat radioaktif yang
telah ditemukan dalam rokok beberapa negara faktor konversinya menurut ICRP
adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Faktor konversi beberapa radioaktif dalam rokok (ICRP, 1996)
     Nuklida                                   SvBq-1
     Ra-226                                    3,50×10-6
     Ra-228                                    2,60×10-6
     Pb-210                                    1,10×10-6
     Po-210                                    3,30×10-6


7.     Spektormeter γ-ray dengan Detektor HPGe
       Spektrometer γ-ray adalah suatu alat yang digunakan untuk menghitung
spektrum energi suatu sampel dengan sumber sinar γ. Energi yang dapat dihitung
spektrometer ini berkisar antara beberapa keV hingga 10 MeV. Untuk dapat
bekerja spektrometer harus dihubungakan dengan suatu detektor yang berguna
untuk menerima sumber radiasi. Detektor HPGe atau High Purity Germanium
merupakan detektor jenis detektor semikonduktor. Detektor HPGe merupakan
detektor yang terbaik dengan sensitifitas dan efisiensi tertinggi pada saat ini.
Spektrometer γ-ray dengan detektor HPGe dapat menentukan jenis radioaktif yang
terkandung dalam suatu sampel beserta aktifitasnya (Wikipedia, 2010).
9



H.   Metode Pelaksanaan Program
1.   Waktu dan Tempat Penelitian
     Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan. Pengambilan sampel
rokok dilakukan di toko-toko yang ada di Bandar Lampung yang dipilih secara
acak. Preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Fisika Inti Jurusan Fisika
Universitas Lampung. Karakterisasi sampel dilakukan di Pusat Aplikasi
Teknologi Isotop dan Radiasi Batan, Jakarta.
2.   Alat dan Bahan
     Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sampel rokok yang
diambil dari 10 merek berbeda yang memiiliki peringkat penjualan tertinggi,
karbon aktif, dan aquades yang digunakan sebagai pembersih. Sedangkan untuk
alat yang digunakan antara lain, gelas beaker, aluminium foil, plastik press, tisu,
timbangan, pinset, blender, Marinelli’s beaker dan untuk karakterisasi digunakan
spektrometer γ-ray dengan detektor HPGe.
3.   Prosedur Penelitian
     Secara sederhana prosedur penelitian dilakukan seperti pada Gambar 2.

                                   Preparasi sampel              Karakterisasi
        Pengambilan
                                   1. Pengeringan                dengan
        sampel 10 merek
                                      sampel                     spektrometer γ-
        rokok di
                                   2. Penghalusan
        Indonesia                                                ray detektor
                                   3. Pembersihan
                                   4. Penyeimbangan              HPGe
                                      radioaktif

                                                                Data kandungan
                                                                radioaktifitas

                          Gambar 2. Skema prosedur penelitian

a.   Pengambilan Sampel
     Sampel rokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis rokok
dengan peringkat 10 tertinggi dalam penjualan rokok di Indonesia. Hal ini
dilakukan agar sampel dapat mencangkup sebagian besar rokok yang digunakan
oleh perokok Indonesia. Adapun pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara
membeli rokok dari toko-toko di Bandar Lampung yang dipilih secara acak.
10



Untuk satu merek rokok diambil dari 3 kotak rokok yang berbeda yang dibeli dari
toko yang berbeda pula.
b.   Preparasi Sampel
     Preparasi sampel yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada preparasi
sampel yang dilakukan oleh Papastefanou (2009), sampel rokok yang telah
didapatkan sebelumnya dikeringkan terlebih dahulu pada suhu sekitar 300C
selama 3-4 hari. Sampel kemudian di-blender supaya didapatkan potongan-
potongan yang halus lalu sampel dicampurkan arang aktif untuk diabsorpsi zat-zat
pengotornya. Setelah itu sampel disegel dengan plastik press dalam beaker selama
1 bulan. Perlakuan ini dilakukan agar didapatkan keseimbangan radioaktif dari
produk peluruhan radon yang terdiri dari, 8 waktu paruh Rn-222, produk
peluruhan Ra-226, dan prekursor Pb-214 dan Bi-214 yang membutuhkan waktu
selama 1 bulan.
c.   Karakterisasi Sampel
     Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan spektrometer gamma
dengan menggunakan detektor HPGe. Namun sebelum digunakan detektor telah
didinginkan dengan menggunakan nitrogen selama 7 jam lalu spektrometer
dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan sumber standar seperti Co-60,
Cs-137, dan Eu-152. Kalibrasi ini dilakukan untuk penyesuaian ketika terjadi
konversi fungsi nomor salur (dalam MCA) menjadi fungsi energi (dalam grafik
spektrum analisis spektrometer gamma) dengan cara membandingkan energi
sumber standar dengan nomor salurnya. Kalibrasi dapat dilakukan dengan
menggunakan software GENIE 2000 yang secara otomatis akan menerapkan hasil
persamaan kalibrasi untuk karakterisasi sampel selanjutnya (Rahayu, 2006).
     Setelah kalibrasi spektrometer gamma selesai maka karakterisasi sampel
dapat dilakukan. Karakterisasi sampel dilakukan dengan cara meletakkan 40 gram
sampel pada Marinelli beaker berukuran volume 1 L kemudian dilakukan
pencacahan. Hasil dari proses karakterisasi sampel ini berupa spektrum energi dan
jumlah cacahannya. Untuk proses analisis nuklida radioaktif dapat dilakukan
dengan mencocokkan spektrum energi yang muncul dengan tabel energi isotop
standar seperti yang dikeluarkan oleh Ernest Orlando Lawrence Berkeley National
Laboratory.
11



I.       JADWAL KEGIATAN PROGRAM
 No            Kegiatan                 Bulan ke-
                                   1     2      3       4
     1   Study literature          X
     2   Persiapan peralatan       X     X
     3   Preparasi sampel                X       X
     4   Analisis data                           X      X
     5   Penulisan laporan                              X

J.       RANCANGAN BIAYA
Rekapitulasi Rancangan Biaya
 No. Perincian Pengeluaran Uang              Jumlah (Rp)
  1 Barang habis pakai                             810.000
  2 Peralatan penunjang                          1.090.000
  3 Perjalanan                                   2.600.000
  4 Lain-lain                                    5.500.000
               Jumlah                           10.000.000

Uraian lengkap rancangan biaya
 No.      Jenis Pengeluaran             Jumlah           Harga        Jumlah
                                        Barang        Satuan (Rp)      (Rp)
 1.      Barang Habis Pakai
         Rokok                         30 bungkus            15.000    450.000
         Arang aktif                          5 kg           10.000     50.000
         Plastik press                   3 gulung            30.000     90.000
         Aluminium foil                  1 gulung            30.000     30.000
         Tisu                               1 pack           20.000     20.000
         Aquades                           10 liter           5.000     50.000
         Sarung tangan                   6 pasang            15.000     90.000
         Masker                            3 buah            10.000     30.000
         Jumlah                                                        810.000
 2       Peralatan Penunjang
         Blender                           1 buah           300.000     300.000
         Timbangan                         1 buah            70.000      70.000
         Beaker glass                     10 buah            70.000     700.000
         Pinset                            1 buah            20.000      20.000
         Jumlah                                                       1.090.000
 3       Perjalanan
         Pembelian peralatan dan             8 kali         100.000    800.000
         bahan
         Perjalanan untuk                  3 orang          600.000   1.800.000
         karakterisasi (Lampung-              (PP)
         Jakarta)
         Jumlah                                                       2.600.000
12



 4    Lain-Lain
      Karakterisasi Spektrometer   10 sampel            460.000        4.600.000
      γ-rays
      Alat tulis kantor                                                 200.000
      Print, foto copy, penjilidan                                      500.000
      dan pembuatan laporan
      Dokumentasi                                                        200.000
      Jumlah                                                           5.500.000
      Jumlah Anggaran (1+2+3+4)                                       10.000.000

K.   DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, M. 1997. Pengantar Teknologi Nuklir. Jakarta: Rineka Cipta.
Ariwibowo, AA (ed.). 2011. Jumlah Perokok di Indonesia Meroket. Antara News,
      27 Juli. http://www.antaranews.com/berita/269015/jumlah-perokok-di-
      indonesia-meroket. Diakses pada 20 September 2012 pukul 17.14 WIB.

BahayaMerokok.net. 2007. Kandungan Rokok Penyebab Penyakit Kronis.
      http://bahayamerokok.net/kandungan-rokok.html. Diakses pada 20
      September 2012 pukul 20.35 WIB.
BAT News. 2009. British American Tobacco acquires control of Indonesia’s
     Bentoel.http://bat.com/group/sites/uk3mnfen.nsf/vwPagesWebLive.
     Diakses pada 20 September 2012 pukul 16.45 WIB.
BATAN. 2011. Glosarium Teknologi Nuklir.
    http://www.batan.go.id/Kamus/Kamus.html. Diakses pada 20 September
    2012 pukul 17.21 WIB.
Beisser, A. 1981. Concepts of Modern Physics. New York: McGraw-Hill, Inc.
Brinson, B. 2008. A Good Match. Tobacco Reporter, 2008 November.
CAS No. 10043-92-2. Radon-222 & Its Decay Products. Canada: Carex.
Colangelo, C.H., Huguet, M.R., Palacios, M.A., dan Oliveira, A.A. 1992. Levels
      of 210Po in Some Beverages and in Tobacco. J. Radioanal. Nucl. Chem.
      Lett.1992, 166. Hal. 195-202.
Crosby, S. 2009. Nuclear Physics. New Delhi: Global Media.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Konsumsi Tembakau & Prevalensi Merokok di
       Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Euromonitor International. Tobacco Industry Profile – Indonesia (August 2009).
     London: Euromonitor Int.
Ferri. 2011. Cukai Rokok 2011 Capai Rp62 Triliun. Jurnas.com, 4 Oktober.
        http://www.jurnas.com/news/41146/Cukai_Rokok_2011_Capai_Rp62_Tri
        liun/1/Ekonomi/Ekonomi, Diakses pada 20 Spetember 2012 pukul 19.19
        WIB.
IARC (International Agency for Research on Cancer). 2001. IARC Monographs
13



       on The Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans Ionizing Radiation,
       Part 2:Some Internally Deposited Radionuclides Vol. 78.France: IARC
       Press.
ICRP. 1996. Age-Dependent Doses to Members of The Public from Intake of
      Radionuclides. Oxford: Pergamon Press.
Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Kandagalante. 2011. Asap Rokok Mengandung Polonium Radioaktif. http://fusion-
      kandagalente.blogspot.com/2011/07/asap-rokok-mengandung-
      polonium.html. Diakses pada 20 September 2012 pukul 20.18 WIB.
Kant, K., Upadhyay, S.B., Sonkawade, R.G., dan Chakarvarti, S.K. 2006.
      Radiological Risk Assessment of Use of Phosphate Fertilizers in Soil.
      Iran. J. Radiat. Res., 2006; 4 (2). Hal. 63-70.
Khater, A.E. 2004. Polonium-210 Budget in Cigarettes. J. Environ. Radioactivity
       2004, 71. Hal. 33-41.
Krane, K.S. 1988. Introductory Nuclear Physics. New York: John-Wiley.
Levine, D.M. 2002. Radioactive Tobacco. ACSA.
       http://www.acsa.net/Healthalert/radioactive_tobacco.html. Diakses pada
       20 September 2012 pukul 20.09 WIB.
Maghi (ed.). 2010. Rokok Penyebab Kanker Tertinggi. Republika, 5 Februari.
Marmorstein, J. 1986. Lung cancer: is The Increasing Incidence Due to
     Radioactive Polonium in Cigarettes. South Medical Journal February
     1986, 79(2). Hal. 145-50
Metro News, 4 April 2011. Rokok Bunuh 1/2 Juta Orang Per Tahun, Lo.
      http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/04/04/47535/Rokok-
      Bunuh-1/2-Juta-Orang-Per-Tahun-Lo/. Diakses pada 20 September pukul
      19.48 WIB.
Papastefanou, C. 2009. Radioactivity of Tobacco Leaves and Radiation Dose
       Induced from Smoking. Int. J. Environ. Res. Public Health 2009, 6. Hal.
       558-567.
Peres, A.C. dan Hiromoto, G. 2002. Evaluation of 210Pb and 210Po in Cigarette
       Tobacco Produced in Brazil. J. Environ. Radioactivity 2002, 62. Hal 115-
       119.
Pos Radiografer. 2009. Perhitungan Dosis.
      http://posradiografer.com/index.php?option=com_content&view=article&i
      d=163:perhitungan-dosis&catid=36:radiofotografi&Itemid=78. Diakses
      pada 20 September pukul 16.24 WIB.
Wikipedia. 2010. Gamma Spectroscopy.
      http://en.wikipedia.org/wiki/Gamma_spectroscopy. Diakses pada 20
      September pukul 14.38 WIB.
Roy,R.R. dan Nigam, B.P. 1967. Nuclear Physics Theory and Experiment. New
14



       York: John Wiley and Sons Inc.
Siscawati, E. 2011. Dampak Radiasi Nuklir pada Kesehatan. Fakta Ilmiah.com.
      http://www.faktailmiah.com/2011/03/22/dampak-radiasi-nuklir-pada-
      kesehatan.html. Diakses pada 20 September pukul 18.58 WIB.
Syarbaini. 2008. Pupuk Fosfat Menambah Kandungan 210Pb dan         210
                                                                      Po Dalam
       Rokok. Buletin Alara Vol. 9 No. 3 April 2008. Hal 61-67.
Takizawa, Y. Zhang, L., dan Zhao, L. 1994. 210Pb and 210Po in Tobacco with A
      Special Focus on Estimating The Doses to Man. J. Radioanal. Nucl. Chem.
      Articles 1994, 182. Hal. 119-125.
U.S. Department of Energy. 1993. Doe Fundamentals Handbook Nuclear Physics
       and Reactor Theory Vol. 1. Washington, D.C: U.S. Department of Energy.
UNSCEAR. 1982. Ionizing Radiation Source and Biological Effects. New York:
    United Nations.
Wikipedia. 2012. Rokok. http://ms.wikipedia.org/wiki/Rokok. Diakses pada 20
      September 2012. pukul 19.21 WIB.
Young, H.D. dan Freedman, R.A. 2002. Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta:
      Erlangga.
Zen. 2011. Penyebab Kanker Paru-Paru. Zona Kesehatan.
       http://zonakesehatan.wordpress.com/2011/02/24/penyebab-kanker-paru-
       paru/. Diakses pada 20 September 2012 pukul 20.39 WIB.

L.   LAMPIRAN
a.   Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
1.   Ketua Pelaksana
     Nama                   : Yuant Tiandho
     NIM                    : 0817041062
     Tempat tanggal lahir   : Seputih Banyak, 06 Februari 1991
     Agama                  : Islam
     Pekerjaan              : Mahasiswa
     Status                 : Belum menikah
     Alamat Rumah           : Jl. Hayam Wuruk Gang Cemara No. 10 Bandar
                              Lampung 35125Telp.081532133123
     Pendidikan             : Jurusan Fisika FMIPA semester 7
2.   Anggota Pelaksana
     Nama                   :   Fitri Afriani
     NIM                    :   0857041002
     Tempat Tanggal Lahir   :   Pangkal Pinang, 10 April 1990
     Agama                  :   Islam
     Pekerjaan              :   Mahasiswi
     Status                 :   Belum Menikah
     Alamat Rumah           :   Jl. KH. Hasyim Ashari Perum Buana Permai Blok
                                L No. 19 Tangerang 15148 Telp. 085768860343
15



     Pendidikan             : Jurusan Fisika FMIPA Unila semester 7
3.   Anggota Pelaksana
     Nama                   : Meli Ratna Sari
     Tempat tanggal lahir   : Batu Raja, 05 Mei 1991
     NPM                    : 0917041037
     Agama                  : Islam
     Pekerjaan              : Mahasiswi
     Status                 : Belum Menikah
     Alamat Rumah           : Jl. Kemala Indah No. 07 Desa Blambangan, kec.
                              Blambangan Pagar, kab. Lampung Utara 34581.
                              085658957065
     Pendidikan             : Jurusan Fisika FMIPA Unila semester 5
b.   Biodata Dosen Pendamping
       Nama Lengkap dan Gelar         : Dr. Yanti Yulianti, S.Si., M.Si.
       Jenis Kelamin                  : Perempuan
       NIP                            : 19751219 200012 2 003
       Pangkat/Golongan               : III B
       Jurusan/Fakultas               : Fisika/MIPA
       Perguruan Tinggi               : Universitas Lampung
       E-mail                         : y_yanti@unila.ac.id

       Tabel 5. Pendidikan Dosen Pendamping
                                                                    Tahun     Bidang
        No        Tempat Pendidikan       Jenjang      Negara
                                                                    Lulus      Studi
         1    Institut Teknologi                S1    Indonesia     1998      Fisika
              Bandung
         2    Institut Teknologi                S2    Indonesia      2001      Fisika
              Bandung
         3    Institut Teknologi                S3    Indonesia      2010      Fisika
              Bandung


       Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
       1. Yulianti, Yanti, Su’ud, Zaki, Takaki, Naoyuki (2011): Preliminary
          Study of Accident Analysis of Heavy Water Cooled Thorium Breeder
          Reactor, accepted on GLOBAL 2011.
       2. Abdullah, Ade Gafar, Su’ud, Zaki, Kurniati, Rizal, Kurniasih, Neny,
          and Yulianti, Yanti (2010): Natural Circulation Level Optimization
          and the Effect during ULOF Accident in the SPINNOR Reactors, AIP
          Proceeding for APS 2010, Vol. 1325. pp. 261-264.
16



3. Yulianti, Y., Suud, Z., Waris, A., Khotimah, S.N. (2010): Solving
  Two Dimensional Space-Time Dependent Multi-group Difussion
  Equations with SOR Method, International Journal on Nuclear
  Energy Science and Technology (IJNEST), Vol. 5 No. 4. Hal. 310-320.

More Related Content

Similar to Judul program

Similar to Judul program (20)

Dampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
Dampak Merokok Bagi Kesehatan ManusiaDampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
Dampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
 
IKM ROKOK ( Upaya Pencegahan Penyakit Kanker Akibat Merokok)
IKM ROKOK ( Upaya Pencegahan Penyakit Kanker Akibat Merokok)IKM ROKOK ( Upaya Pencegahan Penyakit Kanker Akibat Merokok)
IKM ROKOK ( Upaya Pencegahan Penyakit Kanker Akibat Merokok)
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Bab i bahaya rokok akhir
Bab i bahaya rokok akhirBab i bahaya rokok akhir
Bab i bahaya rokok akhir
 
Bahaya rokok dalam kehidupan
Bahaya rokok dalam kehidupan Bahaya rokok dalam kehidupan
Bahaya rokok dalam kehidupan
 
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - AnangContoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
 
Karyatulis
KaryatulisKaryatulis
Karyatulis
 
makalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokokmakalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokok
 
Tugas 1 plh adrian nugraha p. xi ipa 6
Tugas 1 plh adrian nugraha p. xi ipa 6Tugas 1 plh adrian nugraha p. xi ipa 6
Tugas 1 plh adrian nugraha p. xi ipa 6
 
PPT IPA ATOM.pptx
PPT IPA ATOM.pptxPPT IPA ATOM.pptx
PPT IPA ATOM.pptx
 
Bahaya rokok dalam tubuh
Bahaya rokok dalam tubuhBahaya rokok dalam tubuh
Bahaya rokok dalam tubuh
 
Tugas ti fisip
Tugas ti fisipTugas ti fisip
Tugas ti fisip
 
Karya ilmiah merokok
Karya ilmiah merokokKarya ilmiah merokok
Karya ilmiah merokok
 
bahaya merokok ppt.pptx
bahaya merokok ppt.pptxbahaya merokok ppt.pptx
bahaya merokok ppt.pptx
 
Unsur Radioaktif
Unsur RadioaktifUnsur Radioaktif
Unsur Radioaktif
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bahaya rokok
Bahaya rokokBahaya rokok
Bahaya rokok
 
Makalah bahasa indonesia : Bahaya Rokok Elektrik
Makalah bahasa indonesia : Bahaya Rokok ElektrikMakalah bahasa indonesia : Bahaya Rokok Elektrik
Makalah bahasa indonesia : Bahaya Rokok Elektrik
 
Penggunaan radionuklida dalam bidang kedokteran
Penggunaan radionuklida dalam bidang kedokteranPenggunaan radionuklida dalam bidang kedokteran
Penggunaan radionuklida dalam bidang kedokteran
 
Makalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokokMakalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokok
 

Judul program

  • 1. A. JUDUL PROGRAM: Penentuan Kandungan Radioaktif dalam Rokok di Indonesia dan Potensinya sebagai Penyebab Kanker B. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000) diketahui bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan 217 milyar batang rokok selama setahun. Pada tahun 2007 dilaporkan bahwa jumlah perokok di Indonesia mencapai 65,2 juta perokok dengan 60,4 juta perokok laki-laki dan 4,8 juta perokok perempuan (Ariwibowo, 2011). Bahkan karena banyaknya jumlah rokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, rokok menjadi salah satu penyumbang cukai terbesar di negara ini yaitu mencapai 62,759 triliyun rupiah (Ferri, 2011). Namun dibalik kesuksesan penjualan rokok di Indonesia berbagai penelitian menyimpulkan bahwa rokok adalah penyebab terbesar kanker paru-paru (Zen, 2011). Rokok juga menyebabkan sekitar 5,6 juta orang meninggal setiap tahunnya (MetroNews, 4 April 2011). Salah satu penyebab rokok dapat menyebabkan kanker adalah adanya radioaktif Pb-210 dan Po-210 dalam tembakau yang dosis efektif totalnya mencapai 0,6 mSv/tahun (Colangelo, 1992). Pb-210 dan Po-210 adalah radioaktif yang merupakan anak luruh dari Rn-222 (Akhadi, 1997). Rn-222 dan anak luruhnya merupakan radioaktif yang ditengarai sebagai radioaktif penyebab kanker paru-paru apabila dosis efektif totalnya mencapai 0,2 mSv/tahun (Siscawati, 2011). Meskipun beberapa penelitian menyatakan bahwa kadar radioaktif dalam tembakau berpotensi menyebabkan kanker paru-paru namun penentuan radioaktif ini belum pernah dilakukan untuk rokok-rokok di Indonesia. Sehingga penelitian mengenai penentuan radioaktivitas dan dosis efektif radioaktif dalam rokok di Indonesia sangat penting untuk dilakukan. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan maka dapat dibuat rumusan masalah secara lebih rinci sebagai berikut, 1. Radioaktif apa saja yang terdapat di dalam rokok di Indonesia? 2. Berapa kandungan dan dosis efektif dari rokok di Indonesia?
  • 2. 2 3. Bagaimanakah potensi kanker dari radioaktif yang ada di dalam rokok di Indonesia? D. TUJUAN PROGRAM Tujuan penulis melakukan program penelitian tentang penentuan kandungan radioaktif dan dosis efektif Rn-222 beserta anak luruhnya antara lain: 1. Mengetahui kandungan radioaktif dan dosis efektif radioaktif dalam rokok di Indonesia. 2. Melihat potensi penyebab kanker dari radioaktif dalam rokok di Indonesia E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari program ini adalah sumber referensi ilmiah yang dapat menjelaskan tentang radioaktivitas di dalam rokok di Indonesia dan potensinya sebagai penyebab kanker. F. KEGUNAAN PROGRAM Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai sumber informasi yang menjelaskan kandungan radioaktif dan dosis efektif dalam rokok di Indonesia. 2. Sebagai sumber informasi yang menjelaskan hubungan antara rokok dan kesehatan manusia. 3. Sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan referensi dalam perizinan dagang rokok di Indonesia. G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Rokok Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia (2008), rokok adalah gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus dengan daun nipah atau kertas. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi dibedakan menjadi berikut: 1. Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
  • 3. 3 2. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. 3. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Wikipedia, 2012). Menurut BahayaRokok.net (2007), rokok telah cukup lama ditengarai sebagai penyebab berbagai penyakit terutama kanker paru-paru. Secara konvensional tar dianggap sebagai zat utama yang bertangggung jawab atas insiden tersebut. Tar adalah substansi tebal lengket, dan ketika dihirup ia melekat pada rambut-rambut kecil di paru-paru. Namun selain tar beberapa penelitian menyatakan bahwa dalam rokok terkandung zat radioaktif Po-210 yang berpotensi menyebabkan kanker. Radioaktif ini dinyatakan lebih berbahaya daripada tar (Levine, 2002). Hal ini disebabkan radioaktif yang merupakan anak luruh Rn-222 terkandung cukup tinggi dalam rokok. Untuk perokok yang menghabiskan 10 batang rokok per hari berarti ia menghisap rokok dengan dosis berkisar antara 0,033-0,075 Sv/tahun. Suatu angka yang lebih tinggi dari standar ambang batas maksimal yang boleh diterima pekerja radiasi menurut standar Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yakni sebesar 0,02 Sv/tahun (Kandagalante, 2011). 2. Data Penjualan Rokok di Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002) dan BAT News (2009) menyatakan bahwa Indonesia merupakan konsumen tembakau peringkat kelima terbesar di dunia. Bahkan penjualan rokok di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada 1988 penjualan rokok mencapai 132,6 milyar batang kemudian pada 2002 mencapai 217 milyar batang. Pada tahun 1995 jumlah perokok sebanyak 34,7 juta perokok dan menjadi 65,2 juta perokok pada tahun 2011 (Ariwibowo, 2011). Di Indonesia rokok yang paling digemari adalah rokok kretek yang menguasai 92% pasar rokok di Indonesia dan sisanya baru dikuasai oleh rokok putih (Brinson, 2008). merek dagang rokok beserta tipe dan peringkat penjualan
  • 4. 4 rokok di Indonesia adalah. Tabel 1 menunjukkan merek dagang rokok beserta tipe dan peringkat penjualannya. Tabel 1. Merek dagang rokok berdasarkan pabrik, tipe, dan peringkatnya (Euromonitor International, 2009). Pabrik Kretek-Gulung Kretek-Gulung Rokok Putih Tangan Mesin PMI/Sampoerna Sampoerna A A Mild (2), U Marlboro (4), Hijau, Dji Sam Mild (9), Philip Morris Soe, Panamas Avolution, Kuning Marlboro Mix 9, Dji Sam Soe Filter BAT/Bentoel Rawit, Prinsip X Mild (7), Club Country (10), Internasional Sejati Mild (8), Star Lucky Strike, Pall Investama Milds, Benthoel Mall, Ardath, Biru, One Milds, Dunhill, Kansas, Tali Jagat Filter Commfil and Ray Gudang Garam GG Merah King GG Filter Size, GG Special International de Luxw, GG Merah (1), GG Djaja, Kretek Filter Surya, GG Klobot Manis Filter International Coklat Djarum Djarum 76, Djarum Djarum Super (3), Coklat, Djarum Djarum Black, Istimewa Tea and Cappucino, LA Lights (6) Keterangan: angka dalam kurung menandakan peringakt penjualan rokok di Indonesia 3. Pengertian dan Jenis Radioaktivitas Radioaktif adalah suatu fenomena perubahan suatu nuklida menjadi nuklida lain untuk mencapai nuklida stabil dengan cara mengemisikan partikel atau memancarkan sinar gamma secara spontan (U.S. Department of Energi, 1993). Dua variabel yang sangat terkait dengan radioaktif adalah aktivitas dan waktu paruh. Aktivitas adalah jumlah disintegrasi nuklida tiap satuan waktu atau secara matematis: (1) dengan A adalah aktivitas (Bq), dN adalah jumlah nuklida yang terdisintegrasi dan dt adalah waktu.
  • 5. 5 Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan supaya jumlah nuklida yang terdisintegrasi tersebut menjadi setengah dari nuklida awal yang dapat dihitung dengan: (2) (3) dengan adalah waktu paruh dan λ adalah konstanta peluruhan (Roy,1967). Berdasarkan jenis partikel yang diemisikan oleh radioaktif, radioaktivitas dibagi menjadi 3: 1. Peluruhan alfa, yaitu peluruhan dimana nuklida induk mengemisikan partikel alfa (inti Helium) untuk mencapai nuklida yang lebih stabil.. Partikel alfa merupakan partikel bermuatan positif, bermassa tinggi, dan memiliki kecepatan yang rendah sehingga partikel ini dapat mudah terhenti, misal dengan lembaran aluminium setebal 0,1 mm. 2. Peluruhan beta, yaitu peluruhan dimana nuklida induk mengemisikan elektron atau positron dari dalam intinya. Partikel beta merupakan partikel yang bermuatan, bermassa lebih ringan dari alfa, dan memiliki penetrasi yang lebih dalam dari partikel alfa. Partikel beta dapat terhenti dengan suatu pelat setebal 1 mm. 3. Peluruhan gamma, yaitu peluruhan dimana nuklida induk mengemisikan foton untuk menstabilkan intinya. Biasanya peluruhan gamma ini terjadi pada setiap proses nuklir yaitu dimana inti dalam keadaan terkesitasi (Crosby, 2009). Dalam rokok, peluruhan alfa contohnya dilakukan oleh Po-210 dan Rn-222. Sedangkan peluruhan beta contohnya dilakukan oleh Pb-210. 4. Cara Masuk Radioaktif dalam Tembakau Beberapa penelitian menyatakan bahwa radioaktif dapat masuk dalam tembakau karena penggunaan pupuk fosfat yang banyak dipakai untuk pemupukan tembakau (Syarbaini, 2008). Pembuatan pupuk fosfat digunakan batuan fosfat yang dalam penambangannya mengandung U-238 dan Ra-226 yang merupakan induk dari Rn-222 (Kant, 2006). Bahkan kandungan U-238 dalam
  • 6. 6 batuan fosfat menurut UNSCEAR berkisar antara 1300-1850 Bq/kg. Setelah diproses menjadi pupuk kandungan U-238 berkisar antara 312-936 Bq/kg dan Ra- 226 berkisar antara 18,7-1130 Bq/kg. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa merokok menjadi penyebab kanker secara aktif sejak 1930-an. Pada 1930 tingkat kematian kanker paru-paru untuk laki-laki Amerika Serikat adalah 3,8 per 100.000 orang. Pada 1956 peningkatan mencapai 10 kali lipat menjadi 31 per 100.000 orang. Antara 1938 sampai 1960 tingkat Po-210 di tembakau Amerika meningkat 3 kali lipat dan itu sepadan dengan penggunaan pupuk fosfat di negara tersebut (Marmorstein, 1986). 5. Radioaktif dalam Rokok Radioaktif dapat masuk ke dalam tembakau karena penggunaan pupuk fosfat yang mengandung U-238 dan Ra-226 yang merupakan induk dari Rn-222. Sehingga radioaktif yang terdapat dalam rokok akan didominasi oleh Rn-222 dan anak luruhnya. Rn-222 atau Radon-222 adalah radioaktif dengan nomor atom 86 dan massa atom 222,017571 u. Radioaktif ini akan meluruh dengan cara mengemisikan partikel alfa dengan waktu paruh 3,82 hari (Krane, 1988). Rn-222 merupakan radioaktif deret uranium pola A=4n+2. Rn-222 akan meluruh menjadi atom yang stabil berupa Pb-206, namun sebelum menjadi atom stabil tersebut Rn- 222 akan bertransformasi seperti pada Gambar 1 (Beisser,1981). Gambar 1. Deret peluruhan uranium (A=4n+2) beserta waktu paruhnya. Urutan peluruhan dari atas ke bawah
  • 7. 7 Dalam CAS No. 10043-92-2 dinyatakan bahwa secara fisik radon adalah gas yang memiliki sifat tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau. International Agency for Research on Cancer (IARC) menggolongkan radon dan anak luruhnya sebagai golongan 1 dalam penyebab kanker paru-paru. Anak luruh Rn-222 yang sangat berpotensi menyebabkan kanker paru-paru dalam rokok adalah Pb-210 dan Po-210. Hal ini dikarenakan Pb-210 dan Po-210 merupakan radioaktif yang paling banyak terdapat dalam rokok. Penelitian yang dilakukan Takizawa dkk (1994). melaporkan bahwa rokok di Jepang mengandung Po-210 sekitar 13 sampai 20,1 Bq/kg. Sedangkan di Brazil rokok mengandung sekitar 10,9 sampai 27,4 Bq/kg Po-210 (Peres, 2002). Colangelo dkk (1992). melaporkan bahwa tembakau Argentina mengandung Po-210 sekitar 10 hingga 80 Bq/kg dan dosis untuk paru-paru dari penggunaan tembakau tersebut berkisar dari 75 hingga 600 μSv/tahun. Papastefanou (2009) melaporkan bahwa tembakau Yunani mengandung Pb-210 sekitar 47 Bq/kg hingga 134,9 μSv/tahun namun dosis ekuivalen dari seluruh radioaktif dalam rokok berkisar antara 151,9 hingga 401,3 μSv/tahun. Penelitian mengenai jumlah radioaktif yang masuk dalam paru-paru menyimpulkan bahwa ketika seseorang merokok maka isotop radioaktif yang tersimpan dalam jaringan paru-paru adalah 75% dari kandungan radioaktif total dalam rokok. Sedangkan untuk 25% lainnya terbuang bersama abu dan asap yang kembali dikeluarkan oleh perokok (Khater, 2004). 6. Dosis Efektif Sebelum mengenal dosis efektif dalam radioaktivitas dikenal adanya dosis ekuivalen. Dalam Glosarium Batan dinyatakan bahwa dosis ekuivalen adalah besaran dosis radiasi yang khusus digunakan dalam proteksi radiasi untuk menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya sejumlah energi radiasi dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhinya seperti dosis dan jenis radiasi. Adapun satuan dari dosis ekuivalen adalah Sievert (Sv) yang setara dengan J/kg (Young, 2000). Dosis ekuivalen dirumuskan dengan: H = DT × WR (4) dengan H adalah dosis ekuivalen, DT dosis terserap, dan WR adalah faktor bobot radiasi.
  • 8. 8 Selain bergantung pada jenis radiasi, setiap organ atau jaringan tubuh juga mempunyai kepekaan masing-masing terhadap radiasi. Karena itu, setiap organ juga mempunyai faktor bobot organ. Untuk memudahkan, biasanya kita hanya memperhatikan berapa dosis radiasi yang mengenai seluruh tubuh. Besaran dosis radiasi ini disebut dosis efektif yang biasanya juga disebut dengan dosis radiasi. Dosis efektif menyatakan penjumlahan dari dosis ekivalen yang diterima oleh setiap organ utama tubuh dikalikan dengan faktor bobot organnya (Pos Radiografer, 2009). Selain itu dosis efektif juga dapat dirumuskan dengan: HE = Presentase terhisap × MT × Ci × F (5) Dengan HE adalah dosis efektif, MT adalah jumlah massa radioaktif, Ci adalah aktivitas/kg, dan F adalah faktor konversi dosis. Untuk zat-zat radioaktif yang telah ditemukan dalam rokok beberapa negara faktor konversinya menurut ICRP adalah sebagai berikut: Tabel 2. Faktor konversi beberapa radioaktif dalam rokok (ICRP, 1996) Nuklida SvBq-1 Ra-226 3,50×10-6 Ra-228 2,60×10-6 Pb-210 1,10×10-6 Po-210 3,30×10-6 7. Spektormeter γ-ray dengan Detektor HPGe Spektrometer γ-ray adalah suatu alat yang digunakan untuk menghitung spektrum energi suatu sampel dengan sumber sinar γ. Energi yang dapat dihitung spektrometer ini berkisar antara beberapa keV hingga 10 MeV. Untuk dapat bekerja spektrometer harus dihubungakan dengan suatu detektor yang berguna untuk menerima sumber radiasi. Detektor HPGe atau High Purity Germanium merupakan detektor jenis detektor semikonduktor. Detektor HPGe merupakan detektor yang terbaik dengan sensitifitas dan efisiensi tertinggi pada saat ini. Spektrometer γ-ray dengan detektor HPGe dapat menentukan jenis radioaktif yang terkandung dalam suatu sampel beserta aktifitasnya (Wikipedia, 2010).
  • 9. 9 H. Metode Pelaksanaan Program 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan. Pengambilan sampel rokok dilakukan di toko-toko yang ada di Bandar Lampung yang dipilih secara acak. Preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Fisika Inti Jurusan Fisika Universitas Lampung. Karakterisasi sampel dilakukan di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Batan, Jakarta. 2. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sampel rokok yang diambil dari 10 merek berbeda yang memiiliki peringkat penjualan tertinggi, karbon aktif, dan aquades yang digunakan sebagai pembersih. Sedangkan untuk alat yang digunakan antara lain, gelas beaker, aluminium foil, plastik press, tisu, timbangan, pinset, blender, Marinelli’s beaker dan untuk karakterisasi digunakan spektrometer γ-ray dengan detektor HPGe. 3. Prosedur Penelitian Secara sederhana prosedur penelitian dilakukan seperti pada Gambar 2. Preparasi sampel Karakterisasi Pengambilan 1. Pengeringan dengan sampel 10 merek sampel spektrometer γ- rokok di 2. Penghalusan Indonesia ray detektor 3. Pembersihan 4. Penyeimbangan HPGe radioaktif Data kandungan radioaktifitas Gambar 2. Skema prosedur penelitian a. Pengambilan Sampel Sampel rokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis rokok dengan peringkat 10 tertinggi dalam penjualan rokok di Indonesia. Hal ini dilakukan agar sampel dapat mencangkup sebagian besar rokok yang digunakan oleh perokok Indonesia. Adapun pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara membeli rokok dari toko-toko di Bandar Lampung yang dipilih secara acak.
  • 10. 10 Untuk satu merek rokok diambil dari 3 kotak rokok yang berbeda yang dibeli dari toko yang berbeda pula. b. Preparasi Sampel Preparasi sampel yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada preparasi sampel yang dilakukan oleh Papastefanou (2009), sampel rokok yang telah didapatkan sebelumnya dikeringkan terlebih dahulu pada suhu sekitar 300C selama 3-4 hari. Sampel kemudian di-blender supaya didapatkan potongan- potongan yang halus lalu sampel dicampurkan arang aktif untuk diabsorpsi zat-zat pengotornya. Setelah itu sampel disegel dengan plastik press dalam beaker selama 1 bulan. Perlakuan ini dilakukan agar didapatkan keseimbangan radioaktif dari produk peluruhan radon yang terdiri dari, 8 waktu paruh Rn-222, produk peluruhan Ra-226, dan prekursor Pb-214 dan Bi-214 yang membutuhkan waktu selama 1 bulan. c. Karakterisasi Sampel Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan spektrometer gamma dengan menggunakan detektor HPGe. Namun sebelum digunakan detektor telah didinginkan dengan menggunakan nitrogen selama 7 jam lalu spektrometer dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan sumber standar seperti Co-60, Cs-137, dan Eu-152. Kalibrasi ini dilakukan untuk penyesuaian ketika terjadi konversi fungsi nomor salur (dalam MCA) menjadi fungsi energi (dalam grafik spektrum analisis spektrometer gamma) dengan cara membandingkan energi sumber standar dengan nomor salurnya. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan software GENIE 2000 yang secara otomatis akan menerapkan hasil persamaan kalibrasi untuk karakterisasi sampel selanjutnya (Rahayu, 2006). Setelah kalibrasi spektrometer gamma selesai maka karakterisasi sampel dapat dilakukan. Karakterisasi sampel dilakukan dengan cara meletakkan 40 gram sampel pada Marinelli beaker berukuran volume 1 L kemudian dilakukan pencacahan. Hasil dari proses karakterisasi sampel ini berupa spektrum energi dan jumlah cacahannya. Untuk proses analisis nuklida radioaktif dapat dilakukan dengan mencocokkan spektrum energi yang muncul dengan tabel energi isotop standar seperti yang dikeluarkan oleh Ernest Orlando Lawrence Berkeley National Laboratory.
  • 11. 11 I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM No Kegiatan Bulan ke- 1 2 3 4 1 Study literature X 2 Persiapan peralatan X X 3 Preparasi sampel X X 4 Analisis data X X 5 Penulisan laporan X J. RANCANGAN BIAYA Rekapitulasi Rancangan Biaya No. Perincian Pengeluaran Uang Jumlah (Rp) 1 Barang habis pakai 810.000 2 Peralatan penunjang 1.090.000 3 Perjalanan 2.600.000 4 Lain-lain 5.500.000 Jumlah 10.000.000 Uraian lengkap rancangan biaya No. Jenis Pengeluaran Jumlah Harga Jumlah Barang Satuan (Rp) (Rp) 1. Barang Habis Pakai Rokok 30 bungkus 15.000 450.000 Arang aktif 5 kg 10.000 50.000 Plastik press 3 gulung 30.000 90.000 Aluminium foil 1 gulung 30.000 30.000 Tisu 1 pack 20.000 20.000 Aquades 10 liter 5.000 50.000 Sarung tangan 6 pasang 15.000 90.000 Masker 3 buah 10.000 30.000 Jumlah 810.000 2 Peralatan Penunjang Blender 1 buah 300.000 300.000 Timbangan 1 buah 70.000 70.000 Beaker glass 10 buah 70.000 700.000 Pinset 1 buah 20.000 20.000 Jumlah 1.090.000 3 Perjalanan Pembelian peralatan dan 8 kali 100.000 800.000 bahan Perjalanan untuk 3 orang 600.000 1.800.000 karakterisasi (Lampung- (PP) Jakarta) Jumlah 2.600.000
  • 12. 12 4 Lain-Lain Karakterisasi Spektrometer 10 sampel 460.000 4.600.000 γ-rays Alat tulis kantor 200.000 Print, foto copy, penjilidan 500.000 dan pembuatan laporan Dokumentasi 200.000 Jumlah 5.500.000 Jumlah Anggaran (1+2+3+4) 10.000.000 K. DAFTAR PUSTAKA Akhadi, M. 1997. Pengantar Teknologi Nuklir. Jakarta: Rineka Cipta. Ariwibowo, AA (ed.). 2011. Jumlah Perokok di Indonesia Meroket. Antara News, 27 Juli. http://www.antaranews.com/berita/269015/jumlah-perokok-di- indonesia-meroket. Diakses pada 20 September 2012 pukul 17.14 WIB. BahayaMerokok.net. 2007. Kandungan Rokok Penyebab Penyakit Kronis. http://bahayamerokok.net/kandungan-rokok.html. Diakses pada 20 September 2012 pukul 20.35 WIB. BAT News. 2009. British American Tobacco acquires control of Indonesia’s Bentoel.http://bat.com/group/sites/uk3mnfen.nsf/vwPagesWebLive. Diakses pada 20 September 2012 pukul 16.45 WIB. BATAN. 2011. Glosarium Teknologi Nuklir. http://www.batan.go.id/Kamus/Kamus.html. Diakses pada 20 September 2012 pukul 17.21 WIB. Beisser, A. 1981. Concepts of Modern Physics. New York: McGraw-Hill, Inc. Brinson, B. 2008. A Good Match. Tobacco Reporter, 2008 November. CAS No. 10043-92-2. Radon-222 & Its Decay Products. Canada: Carex. Colangelo, C.H., Huguet, M.R., Palacios, M.A., dan Oliveira, A.A. 1992. Levels of 210Po in Some Beverages and in Tobacco. J. Radioanal. Nucl. Chem. Lett.1992, 166. Hal. 195-202. Crosby, S. 2009. Nuclear Physics. New Delhi: Global Media. Departemen Kesehatan RI. 2008. Konsumsi Tembakau & Prevalensi Merokok di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Euromonitor International. Tobacco Industry Profile – Indonesia (August 2009). London: Euromonitor Int. Ferri. 2011. Cukai Rokok 2011 Capai Rp62 Triliun. Jurnas.com, 4 Oktober. http://www.jurnas.com/news/41146/Cukai_Rokok_2011_Capai_Rp62_Tri liun/1/Ekonomi/Ekonomi, Diakses pada 20 Spetember 2012 pukul 19.19 WIB. IARC (International Agency for Research on Cancer). 2001. IARC Monographs
  • 13. 13 on The Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans Ionizing Radiation, Part 2:Some Internally Deposited Radionuclides Vol. 78.France: IARC Press. ICRP. 1996. Age-Dependent Doses to Members of The Public from Intake of Radionuclides. Oxford: Pergamon Press. Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas. Kandagalante. 2011. Asap Rokok Mengandung Polonium Radioaktif. http://fusion- kandagalente.blogspot.com/2011/07/asap-rokok-mengandung- polonium.html. Diakses pada 20 September 2012 pukul 20.18 WIB. Kant, K., Upadhyay, S.B., Sonkawade, R.G., dan Chakarvarti, S.K. 2006. Radiological Risk Assessment of Use of Phosphate Fertilizers in Soil. Iran. J. Radiat. Res., 2006; 4 (2). Hal. 63-70. Khater, A.E. 2004. Polonium-210 Budget in Cigarettes. J. Environ. Radioactivity 2004, 71. Hal. 33-41. Krane, K.S. 1988. Introductory Nuclear Physics. New York: John-Wiley. Levine, D.M. 2002. Radioactive Tobacco. ACSA. http://www.acsa.net/Healthalert/radioactive_tobacco.html. Diakses pada 20 September 2012 pukul 20.09 WIB. Maghi (ed.). 2010. Rokok Penyebab Kanker Tertinggi. Republika, 5 Februari. Marmorstein, J. 1986. Lung cancer: is The Increasing Incidence Due to Radioactive Polonium in Cigarettes. South Medical Journal February 1986, 79(2). Hal. 145-50 Metro News, 4 April 2011. Rokok Bunuh 1/2 Juta Orang Per Tahun, Lo. http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/04/04/47535/Rokok- Bunuh-1/2-Juta-Orang-Per-Tahun-Lo/. Diakses pada 20 September pukul 19.48 WIB. Papastefanou, C. 2009. Radioactivity of Tobacco Leaves and Radiation Dose Induced from Smoking. Int. J. Environ. Res. Public Health 2009, 6. Hal. 558-567. Peres, A.C. dan Hiromoto, G. 2002. Evaluation of 210Pb and 210Po in Cigarette Tobacco Produced in Brazil. J. Environ. Radioactivity 2002, 62. Hal 115- 119. Pos Radiografer. 2009. Perhitungan Dosis. http://posradiografer.com/index.php?option=com_content&view=article&i d=163:perhitungan-dosis&catid=36:radiofotografi&Itemid=78. Diakses pada 20 September pukul 16.24 WIB. Wikipedia. 2010. Gamma Spectroscopy. http://en.wikipedia.org/wiki/Gamma_spectroscopy. Diakses pada 20 September pukul 14.38 WIB. Roy,R.R. dan Nigam, B.P. 1967. Nuclear Physics Theory and Experiment. New
  • 14. 14 York: John Wiley and Sons Inc. Siscawati, E. 2011. Dampak Radiasi Nuklir pada Kesehatan. Fakta Ilmiah.com. http://www.faktailmiah.com/2011/03/22/dampak-radiasi-nuklir-pada- kesehatan.html. Diakses pada 20 September pukul 18.58 WIB. Syarbaini. 2008. Pupuk Fosfat Menambah Kandungan 210Pb dan 210 Po Dalam Rokok. Buletin Alara Vol. 9 No. 3 April 2008. Hal 61-67. Takizawa, Y. Zhang, L., dan Zhao, L. 1994. 210Pb and 210Po in Tobacco with A Special Focus on Estimating The Doses to Man. J. Radioanal. Nucl. Chem. Articles 1994, 182. Hal. 119-125. U.S. Department of Energy. 1993. Doe Fundamentals Handbook Nuclear Physics and Reactor Theory Vol. 1. Washington, D.C: U.S. Department of Energy. UNSCEAR. 1982. Ionizing Radiation Source and Biological Effects. New York: United Nations. Wikipedia. 2012. Rokok. http://ms.wikipedia.org/wiki/Rokok. Diakses pada 20 September 2012. pukul 19.21 WIB. Young, H.D. dan Freedman, R.A. 2002. Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Zen. 2011. Penyebab Kanker Paru-Paru. Zona Kesehatan. http://zonakesehatan.wordpress.com/2011/02/24/penyebab-kanker-paru- paru/. Diakses pada 20 September 2012 pukul 20.39 WIB. L. LAMPIRAN a. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok 1. Ketua Pelaksana Nama : Yuant Tiandho NIM : 0817041062 Tempat tanggal lahir : Seputih Banyak, 06 Februari 1991 Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswa Status : Belum menikah Alamat Rumah : Jl. Hayam Wuruk Gang Cemara No. 10 Bandar Lampung 35125Telp.081532133123 Pendidikan : Jurusan Fisika FMIPA semester 7 2. Anggota Pelaksana Nama : Fitri Afriani NIM : 0857041002 Tempat Tanggal Lahir : Pangkal Pinang, 10 April 1990 Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswi Status : Belum Menikah Alamat Rumah : Jl. KH. Hasyim Ashari Perum Buana Permai Blok L No. 19 Tangerang 15148 Telp. 085768860343
  • 15. 15 Pendidikan : Jurusan Fisika FMIPA Unila semester 7 3. Anggota Pelaksana Nama : Meli Ratna Sari Tempat tanggal lahir : Batu Raja, 05 Mei 1991 NPM : 0917041037 Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswi Status : Belum Menikah Alamat Rumah : Jl. Kemala Indah No. 07 Desa Blambangan, kec. Blambangan Pagar, kab. Lampung Utara 34581. 085658957065 Pendidikan : Jurusan Fisika FMIPA Unila semester 5 b. Biodata Dosen Pendamping Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Yanti Yulianti, S.Si., M.Si. Jenis Kelamin : Perempuan NIP : 19751219 200012 2 003 Pangkat/Golongan : III B Jurusan/Fakultas : Fisika/MIPA Perguruan Tinggi : Universitas Lampung E-mail : y_yanti@unila.ac.id Tabel 5. Pendidikan Dosen Pendamping Tahun Bidang No Tempat Pendidikan Jenjang Negara Lulus Studi 1 Institut Teknologi S1 Indonesia 1998 Fisika Bandung 2 Institut Teknologi S2 Indonesia 2001 Fisika Bandung 3 Institut Teknologi S3 Indonesia 2010 Fisika Bandung Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat 1. Yulianti, Yanti, Su’ud, Zaki, Takaki, Naoyuki (2011): Preliminary Study of Accident Analysis of Heavy Water Cooled Thorium Breeder Reactor, accepted on GLOBAL 2011. 2. Abdullah, Ade Gafar, Su’ud, Zaki, Kurniati, Rizal, Kurniasih, Neny, and Yulianti, Yanti (2010): Natural Circulation Level Optimization and the Effect during ULOF Accident in the SPINNOR Reactors, AIP Proceeding for APS 2010, Vol. 1325. pp. 261-264.
  • 16. 16 3. Yulianti, Y., Suud, Z., Waris, A., Khotimah, S.N. (2010): Solving Two Dimensional Space-Time Dependent Multi-group Difussion Equations with SOR Method, International Journal on Nuclear Energy Science and Technology (IJNEST), Vol. 5 No. 4. Hal. 310-320.