Makalah ini membahas perkembangan hubungan masyarakat (humas) di Indonesia dalam peranannya sebagai pembentuk citra positif lembaga. Humas pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 1950-an di perusahaan minyak negara dan sejak itu terus berkembang dengan dibentuknya organisasi-organisasi humas di berbagai sektor. Makalah ini menjelaskan empat periode perkembangan humas di Indonesia mulai dari tahun 1962 hing
artikel ilmiah ini bercerita tentang pola hubungan masyarakat asimetris dan simetris. Idealnya, humas harus bertindak jujur dalam memberikan informasi internal dan eksternal. Humas memang menjadi corong bagi kepentingan perusahaan atau organisasi, namun kepentingan publik lebih utama. apalagi bila menyangkut hajat hidup orang banyak
bersama pak wisnu gtg
pas ini aku tidur di kelas haha --" tp pas menit terakhir aja kok dan tetep nyatet tapi ya gitu catetannya ga kebaca haha
ngerjainnya pas studio haha ~
artikel ilmiah ini bercerita tentang pola hubungan masyarakat asimetris dan simetris. Idealnya, humas harus bertindak jujur dalam memberikan informasi internal dan eksternal. Humas memang menjadi corong bagi kepentingan perusahaan atau organisasi, namun kepentingan publik lebih utama. apalagi bila menyangkut hajat hidup orang banyak
bersama pak wisnu gtg
pas ini aku tidur di kelas haha --" tp pas menit terakhir aja kok dan tetep nyatet tapi ya gitu catetannya ga kebaca haha
ngerjainnya pas studio haha ~
Peran, Fungsi dan Tugas PR di Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Dae...Dunia Pendidikan
Kedudukan Humas di Kanwil Depag DIY
Secara struktural, posisi humas di lingkungan: Departemen Agama tertinggi:
Biro hukum dan humas
Tingkat Kanwil
Posisi humas dilaksanakan oleh kasubag Humas/KUB
Kandepag Kabupaten/Kota
Pelaksanaan humas berada pad TU masing-masing bidang kerja tersebut.
Seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan sosial, untuk mengimbangi paradigma pembangunan ekonomi pada masa mendatang. Umumnya aktivitas pekerja sosial tidak terbatas sebagai institusi sosial dan profesi pelayanan kemanusiaan, tetapi juga sebagai profesi yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi pelayanan sosial sebagai dasar utama dalam menghadapi perkembangan permasalahan sosial semakin kompleks.
Pekerjaan sosial sendiri merupakan suatu profesi pertolongan untuk membantu individu, kelompok, dan masyarakat dalam keberfungsian sosialnya. Prinsip pertolongan pekerjaan sosial adalah setiap perubahan terjadi pada dasarnya dikarenakan oleh adanya usaha-usaha klien sendiri, dan peranan pekerja sosial adalah memfasilitasi atau memungkinkan klien mampu melakukan perubahan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan dari kesejahteraan sosial adalah memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber yang ada dengan menekankan adanya partisipasi sosial serta menciptakan kondisi kehidupan yang memungkinkan mereka mencapai tujuan. Proses dalam melakukan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat merupakan point penting bagaimana pelaku perubahan berkiprah ataupun membangun masyarakat untuk mandiri dan mampu berkembang menjadi masyarakat yang fungsional. Dengan demikian peran pekerja sosial sangat penting dalam proses pengembangan masyarakat. Oleh karena itu, perlunya pengetahuan dan pemahaman lebih mengenai peranan pekerja sosial dalam pengembangan masyarakat.
1. Makalah Perkembangan Public Relation | Humas
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah
Perkembangan Public Relation di Indonesia”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Public Relations di Universitas
Negeri Makassar.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Makassar, Mei 2013
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Asal Mula Istilah Humas
B. Perkembangan Humas di Dunia
C. Perkembangan Humas di Indonesia
D. Humas Sebagai Pembentuk Citra Positif Lembaga
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan masyarakat (Humas) atau dikenal dengan istilah Public Relation (PR)
merupakan suatu profesi yang menghubungkan antara lembaga atau organisasi baik
2. perusahaan profit maupun non profit dengan publiknya. Dalam hal ini masyarakat
merupakan sasaran utama humas karena memiliki penanan menentukan
kelangsungan hidup sebuah lembaga.
Edward L. Berneys dalam buku Public Relations menyatakan PR memiliki tiga
macam arti dan fungsi:
1) Memberi informasi kepada masyarakat secara persuasif.
2) Mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat terhadap lembaga demi
kepentingan kedua belah pihak.
3) Sebagai usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan antar lembaga
dengan sikap perbuatan masyarakat dan sebaliknya.
Humas dalam perananannya juga berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara
segenap komponen, memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik. Humas pada dasarnya menciptakan kerjasama berdasarkan
hubungan baik dengan publik.
Penjelasan di atas menunjukkan Humas memiliki peranan yang penting dalam
upaya mengintegrasikan lembaga kepada publiknya dengan mengemas citra positif
lembaga. Hal ini dilakukan agar citra positif lembaga tetap terjaga di mata publik.
Humas memiliki empat unsur falsafah (Rumanti, 2002) yang menjadi pedoman kerja
di lembaga publik. Empat falsafah itu antara lain:
1. Humas sebagai upaya mempengaruhi kemauan individu, golongan, atau
masyarakat yang menjadi sasaran dengan maksud mengubah pikiran, pendapat
publik secara umum oleh pemerintah.
2. Humas ditujukan untuk mendorong atau memajukan usaha-usaha bidang
ekonomi. Falsafah ini dipakai oleh badan usaha ekonomi yang mencari keuntungan.
3. Humas dengan menggunakan pengetahuan yang luas dan bijaksana bisa
dipergunakan dalam pencapaian tujuan.
4. Misi Humas yang perlu disampaikan kepada masyarakat diintegrasikan dengan
kebutuhan publik.
Kegiatan Humas dapat digambarkan ke dalam dua hal :
1) Sebagai profesi yang memiliki sasaran kerja berupa publik internal dan publik
eksternal. Publik internal adalah orang-orang yang terintegrasi atau tercakup dalam
organisasi; seluruh pegawai mulai dari staff hingga jendral manager. Sementara
publik eksternal ialah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada
hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya; terutama pada publik, kantor
penyiaran, pemerintah, berbagai macam perusahaan, biro iklan, dan LSM.
2) Kegiatan Humas adalah komunikasi dua arah (reciprocal two ways traffic
communications). Artinya, dalam penyampaian informasi Humas diharapkan
menghasilkan umpan balik (feedback), sehingga dapat menjadi bahan evaluasi
lembaga agar menjadi lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam penyusunan makalah ini ialah bagaimana
perkembangan Humas di Indonesia dalam peranannya sebagai pembentuk citra
positif lembaga.
3. C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Humas di Indonesia.
2. Untuk mengetahui peranan Humas terhadap sebuah lembaga.
D. Manfaat penulisan
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi tentang perkembangan
kehumasan di Indonesia dalam peranannya sebagai pembentuk citra positif
lembaga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Mula Istilah Humas
Humas dalam Webster’s New World Dictionarydiartikan sebagai hubungan dengan
masyarakat luas baik melalui publisitas (penyiaran media) khususnya fungsi-fungsi
organisasi dan sebagainya terkait dengan usaha menciptakan opini publik dan citra
yang menyenangkan untuk dirinya sendiri (lembaga).
Humas juga diterjemahkan sebagai profesi yang memiliki fungsi manajemen untuk
mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanan dan prosedur seorang
individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan suatu
program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik (Public Relations
News). Sementara dalam (Moore, 2004: 6), Humas diartikan sebagai filsafat sosial
dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksaannya yang
melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada
komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian
dan itikad baik.
Humas mempunyai dua pengertian. Pertama, Humas sebagai teknik komunikasi
(technique of communication) dan kedua, Humas sebagai metode komunikasi
(method of communication) (Abdurrahman, 1993: 10). Humas menyangkut suatu
bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua organisasi (non profit – komersial,
publik- privat, pemerintah – swasta). Artinya Humas jauh lebih luas ketimbang
pemasaran dan periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal.
Secara umum konsep Humas sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan
muncul perubahan yang berdampak (Jefkins, 2004: 2).
B. Perkembangan Humas di Dunia
Humas muncul sebagai akibat dari adanya upaya menanggulangi kelumpuhan
industri batu bara di Amerika Serikat pada tahun 1906. Upaya ini berbuah sukses
hingga kemudian merujuk pada kinerja yang disebut public relation. Ivy Ledbetter
Lee adalah pelopornya waktu itu. Atas upayanya tersebut, ia kini diangkat menjadi
The Father of Public Relations.
4. Perkembangan Humas juga tak lepas dari keberadaan manusia yang tak lepas dari
proses komunikasi dan proses transformasi informasi. Manusia dalam hal ini
membutuhkan informasi dalam upaya mengintegrasikan kehidupan dalam
masyarakat.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan
yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode
perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik,
menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.
Gambaran kronologis PR di dunia :
Abad ke-19 : PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang mandiri
didasarkan pada perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
1865-1900 : Publik masih dianggap bodoh
1900-1918 : Publik diberi informasi dan dilayani
1918-1945 : Publik diberi pendidikan dan dihargai
1925 : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi
1928 : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di fakultas sebagai mata
kuliah wajib. Disamping itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu
1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui
1968 : Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena
penelitian yang rutin dan kontinyu. Di Amerika perkembangannya lebih ke arah
bisnis.
1968-1979 : Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu
aspek saja.
1979-1990 : Profesional / internasional memasuki globalisasi dalam perubahan
mental dan kualitas
1990-sekarang :
a) Perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan pola perilaku
secara nasioal/internasional
b) Membangun kerjasama secara lokal, nasional, internasional
c) saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, Iptek, sesuai dengan
kebutuhan era global / informasi
C. Perkembangan Humas di Indonesia
Sejarah perkembangan Humas di Indonesia secara konsepsional terjadi pada tahun
1950-an. Saat itu berdiri organisasi Humas pertama kali di perusahaan perminyakan
negara (Pertamina). Adanya divisi HUPMAS (Hubungan Pemerintah dan
Masyarakat) Pertamina ini sangat penting dalam upaya menjalin hubungan
komunikasi timbal balik dengan pihak klien, relasi bisnis, perusahaan
swasta/BUMN/Asing dan masyarakat.
Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan Humas di Indonesia dalam 4
periode sebagai berikut :
1. Periode 1 (Tahun 1962)
Secara resmi pembentukan Humas di Indonesia lahir melalui Presidium Kabinet
Perdana Menteri Juanda, yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah
harus membentuk bagian/divisi Humas. Dijelaskan pula garis besar tugas
kehumasan dinas pemerintah adalah : Tugas strategis yaitu ikut serta dalam proses
5. pembuatan keputusan oleh pimpinan hingga pelaksanaaannya. Dan tugas taktis
yaitu memberikan informasi, motivasi, pelaksanaaan komunikasi timbal balik dua
arah supaya tercipta citra atas lembaga/institusi yang diwakilinya.
2. Periode 2 (Tahun 1967 – 1971)
Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata
kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dalam
pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan
pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan.
Tahun 1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga Negara yang
disingkat “Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan pada setiap
departemen. Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan
Koordinasi Kehumasan Pemerintah) yang diatur melalui SK Menpen No.
31/Kep/Menpen/tahun 1971. Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut
menitikberatkan pada pemantapan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam
operasi penerangan dan kehumasan.
3. Periode 3 (Tahun 1972 – 1993)
Periode ini ditandai dengan munculnya Humaskalangan profesional pada lembaga
swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut:
a) Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan Hubungan Masyarakat
Indonesia (Perhumas) sebagai wadah profesi HUMAS oleh kalangan praktisi swasta
dan pemerintah. Seperti wardiman Djojonegoro (mantan mendikbud), Marah
Joenoes (mantan kahupmas Pertamina), dll. Pada konvensi Nasional HUMAS di
Bandung akhir tahun 1993 lahirlah Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEK).
Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public Relations Association
(IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).
b) Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu wadah profesi HUMAS
lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI).
Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi perusahaan –
perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa kehumasan).
4. Periode 4 (Tahun 1995 – Sekarang)
Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang profesional
khusus (spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan jasa). Dengan indikator
sebagai berikut:
a) Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel Berbintang (H-3).
Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi HUMAS bidang jasa
perhotelan, berkaitan erat dengan organisasi PHRI (Perhimpunan Hotel dan
Restoran di Indonesia).
b) Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar Humas
Perbankan (FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono. Forum ini
resmi bagi para pejabat HUMAS (Public Relations Officer), baik bank pemerintah
(HIMBARA), swasta (PERBANAS), dan asing yang beroperasi di bidang jasa
perbankan di Indonesia.
6. c) Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten
(perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary.
d) Berdirinya PRSI (Pulic Relations Society of Indonesia) pada tanggal 11 november
2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations Society of Amerika),
sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh serta mampu
memberikan sertifikasi akreditasi PR Profesional (APR) di Amerika yang diakui
secara internasional.
PRSI atau Masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali dipimpin oleh August
Parengkuan, seorang wartawan senior harian Kompas dan mantan ketua PerhumasIndonesia. Tujuan organisasi ini adalah meningkatkan kesadaran, kepedulian,
kebersamaan, pemberdayaan serta pastisipasi para anggotanya untuk berkiprah
sebagai PR professional dalam aktivitas secara nasional maupun internasional.
Wakil Ketua Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), Halim
Mahfudz, mengatakan Perusahaan yang bergerak di bidang pubilc relations (PR) di
Indonesia kini berkembang pesat, seiring bakal terjadinya perekonomian bebas pada
tahun 2010. Saat ini ada sekitar 50-60 perusahaan PR yang dikelola oleh
pengusaha Indonesia maupun asing yang berani mempublikasikan diri. Selain itu,
diprediksi ada puluhan perusahaan PR yang belum berani memunculkan diri.
D. Humas Sebagai Pembentuk Citra Positif Lembaga
Menurut Dozier (1992) peranan praktisi humas dalam organisasi merupakan salah
satu kunci penting untuk pemahaman akan fungsi public relations dan komunikasi
organisasi disamping sebagai sarana pengembangan pencapaian profesionalitas
dari praktisi humas.
Secara sederhana tugas praktisi kehumasan adalah menjadi penghubung antara
lembaga publik dengan masyarakat luas, agar tercapai saling pengertian, kerjasama
dan sinergi yang positif antara berbagai pihak yang ada. Dalam konteks lembaga
lembaga public, sejatinya peran melayani dan mengembangkan dukungan publik
guna mencapai tujuan organisasi-lah yang sangat penting dimainkan.
Pada konteks ini, praktisi humas harus bisa membentuk nilai, pemahaman, sikap,
hingga perilaku publik agar sejalan dengan kebutuhan organisasi. Melalui
pengemasan pesan-pesan komunikasi publik yang lebih banyak berisikan tentang
apa dan siapa serta apa manfaat keberadaan organisasi. Pesan-pesan ini dapat
dikomunikasikan melalui media massa atau media lain yang dipilih sesuai dengan
target sasaran.
Dewasa ini, Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya,
terlepas dari apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena
itu, PR dituntut mampu menjadikan public memahami suatu pesan yang dikemas,
demi menjaga reputasi atau citra positif lembaga. yang diwakilinya.
BAB III
PENUTUP
7. Kesimpulan
Edward L. Berneys dalam buku Public Relations menyatakan PR memiliki tiga
macam arti dan fungsi:
1) Memberi informasi kepada masyarakat secara persuasif.
2) Mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat terhadap lembaga demi
kepentingan kedua belah pihak.
3) Sebagai usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan antar lembaga
dengan sikap perbuatan masyarakat dan sebaliknya.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan
yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode
perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik,
menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.
Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan Humas di Indonesia dalam 4
periode :
1. Periode 1 (Tahun 1962)
2. Periode 2 (Tahun 1967 – 1971)
3. Periode 3 (Tahun 1972 – 1993)
4. Periode 4 (Tahun 1995 – Sekarang)
Menurut Dozier (1992) peranan praktisi humas dalam organisasi merupakan salah
satu kunci penting untuk pemahaman akan fungsi public relations dan komunikasi
organisasi disamping sebagai sarana pengembangan pencapaian profesionalitas
dari praktisi humas.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya
Bakti
Effendy, Onong Uchjana. 1999. Hubungan Masyarakat. Suatu Study Komunikologis.
Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti
Moore, Frazier. 2004. Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung:
Rosda.
Rachmadi. F. 1994. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia
Rumanti, Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations: Teori dan Praktek.
Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Ruslan Rosady. 1998. Manajemen PR & Media Komunikasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada