SlideShare a Scribd company logo
1 
MAKALAH POLIKLINIK GINEKOLOGI 
LEUKOREA 
Disusun oleh: 
RANAP HADIYANTO GULTOM 
(060100070) 
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR 
DEPARTEMEN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI 
FAKULTAS KEDOKTERAN USU 
RSUP HAJI ADAM MALIK 
MEDAN - 2011
2 
BAB I 
PENDAHULUAN 
Leukorea merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita mulai dari usia 
muda sampai usia tua. Lebih dari sepertiga penderita yang berobat ke klinik-klinik ginekologi 
di Indonesia mengeluh adanya leukorea (fluor albus) dan lebih dari 80% diantaranya adalah 
yang patologis. Leukorea yang patologis diakibatkan oleh infeksi pada alat reproduksi bagian 
bawah atau pada daerah yang lebih proksimal, yang bisa disebabkan oleh infeksi 
gonokokkus, trikomonas, kandida, klamidia, treponema, human papiloma virus, herpes 
genitalis. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual. Leukorea patologis dapat 
juga disebabkan oleh neoplasma/keganasan, benda asing, menopause, dan erosi. Leukorea 
fisiologis dapat terjadi pada bayi baru lahir, saat menars, saat ovulasi, karena rangsangan 
seksual, kehamilan, mood/stress, penggunaan kontrasepsi hormonal, pembilasan vagina yang 
rutin.1 
Penelitian secara epidemiologi, leukorea patologis dapat menyerang wanita mulai dari 
usia muda, usia reproduksi sehat maupun usia tua dan tidak mengenal tingkat pendidikan, 
ekonomi, dan sosial budaya, meskipun kasus ini lebih banyak dijumpai pada wanita dengan 
tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Dalam program keluarga berencana 
leukorea juga merupakan salah satu efek yang sering dikeluhkan oleh akseptor pemakai 
kontrasepsi hormonal dan IUD, namun masih dianggap steril (fisiologis). Leukorea juga 
sering merupakan komplikasi yang dikeluhkan oleh penderita diabetes mellitus dan pemakai 
kortikosteroid atau antibiotik dalam waktu lama.1 
Masalah leukorea ini bagi wanita terasa sangat mengganggu baik dalam kehidupannya 
sehari-hari maupun dalam hubungan dengan suami. Rasa tidak nyaman, ketidaktentraman 
bekerja, rasa rendah diri, cemas akan kemungkinan kanker, publikasi atau cerita tetangga atau 
teman di kantor tentang akibat adanya leukorea ini menyebabkan sebagian kecil wanita 
mencari pertolongan pada dokter tetapi sebagian lagi berusaha mencari kesembuhan dengan 
pengobatan tradisional seperti dibasuh dengan air sirih dan minum ramuan jamu. Kendala 
yang dihadapi oleh para wanita dan para dokter adalah seringnya dijumpai kasus yang kronis 
karena ketidaktahuan dari wanita dan terapinya tidak adekuat.1 
Leukorea atau keputihan merupakan keluhan dari alat kandungan yang banyak 
ditemukan di poliklinik KIA, Kebidanan dan Kulit Kelamin. Frekuensi leukorea di bagian 
Ginekologi RSCM Jakarta adalah 2,2% dan di RS Sutomo Surabaya adalah 5,3%. Keluhan
ini terutama banyak diderita oleh kaum wanita yang telah menikah, dari yang mengira bukan 
merupakan suatu penyakit sampai yang dapat berakibat ketidak-harmonisan rumah tangga, 
bahkan fatal. Umumnya mereka datang berobat bila disertai rasa gatal dan atau rasa sakit 
yang sangat, karena fluor albus dinilai merupakan sesuatu yang sangat pribadi atau 
memalukan.2 
Keputihan (fluor albus) merupakan masalah yang sangat besar bagi wanita. Sebagian 
besar keputihan disebabkan oleh golongan jamur kandida meskipun dapat disebabkan oleh 
mikroorganisme yang lain seperti kuman gonococus, herpes genitalis, dan sebagainya.3 
Sebelum pubertas, normalnya perempuan tidak memiliki keputihan, kecuali jika 
terjadi infeksi atau iritasi vagina. Setelah pubertas, estrogen (hormon wanita) menyebabkan 
vagina memproduksi sekret (cairan) yang menjaga tetap lembab dan bersih. Cairan ini keluar 
dari vagina sebagai duh tubuh vagina (leukorea). Setelah menopause, kadar estrogen 
menurun dan keputihan juga akan menurun.4 
3
4 
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1. Definisi 
Leukorea (fluor albus/white discharge/keputihan/vaginal discharge/duh tubuh vagina) adalah 
pengeluaran cairan dari alat genitalia yang tidak berupa darah. Cairan ini dalam keadaan 
normal tidak sampai keluar, sedangkan cairan yang keluar dari vagina tidak semua 
merupakan keadaan yang patologis. Gardner menyatakan bahwa leukorea adalah keluhan 
penderita berupa pengeluaran sekresi vulvovagina yang bervariasi baik dalam jumlah, bau, 
maupun konsistensinya.1 
Kebanyakan duh tubuh vagina adalah normal. Akan tetapi, jika duh tubuh yang keluar 
tidak seperti biasanya baik warna ataupun penampakannya, atau keluhannya disertai dengan 
nyeri, kemugkinan itu merupakan tanda adanya sesuatu yang salah. Duh tubuh vagina 
merupakan kombinasi dari cairan dan sel yang secara berkelanjutan melewati vagina. Fungsi 
dari duh tubuh vagina adalah untuk membersihkan dan melindungi vagina.5 
Gambar 2.1. Leukorea dan asalnya8
5 
2.2. Etiologi 
Etiologi leukorea sampai sekarang masih sangat bervariasi sehingga disebut multifaktorial. 1 
Beberapa etiologi dari leukorea antara lain:6 
1. Non infeksi (noninfective) 
 Fisiologis 
 Polip servikal dan ektopi 
 Benda asing seperti tampon yang tertinggal (retained tampon) 
 Dermatitis vulva 
 Lichen planus erosif 
 Keganasan traktus genitalia (kanker servik,kanker uterus, kanker ovarium) 
 Fistula 
2. Nonsexually transmitted infection: 
 Vaginosis bakteri, paling sering terjadi pada wanita seksual aktif yang 
memiliki riwayat penyakit menular seksual berulang. 
 Infeksi kandida, disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari candida 
albicans. 
3. Sexually transmitted infection: 
 Chlamydia trachomatis 
 Neisseria gonorrhoeae 
 Trichomonas vaginalis 
Gambar 2.2. Beberapa mikroorganisme penyebab keputihan
6 
2.3. Epidemiologi 
Penyebab tersering dari leukorea patologis pada wanita hamil adalah vaginosis bakterial yang 
kejadiannya dua kali lebih sering dari kandidiasis vaginal. 50% kasus vaginosis bakterial 
adalah asimtomatik sehingga prevalensi yang sebenarnya masih belum diketahui. Penyebab 
infeksi tersering adalah kandidiasis vulvovaginal yang menyerang sekitar 75% wanita selama 
masa reproduksi mereka.6 
Leukorea atau keputihan merupakan keluhan dari alat kandungan yang banyak 
ditemukan di poliklinik KIA, Kebidanan dan Kulit Kelamin. Frekuensi leukorea di bagian 
Ginekologi RSCM Jakarta adalah 2,2% dan di RS Sutomo Surabaya adalah 5,3%.2 
2.4. Klasifikasi 
2.4.1. Leukorea fisiologis 
Leukorea fisiologis adalah cairan yang keluar dari vagina yang bukan darah dengan sifat 
yang bermacam-macam baik warna, bau, maupun jumlahnya. Leukorea fisiologis terdapat 
pada bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, karena pengaruh estrogen dari 
plasenta terhadap uterus dan vagina janin; saat menars, karena pengaruh estrogen dan 
biasanya akan hilang dengan sendirinya; rangsangan seksual sebelum dan pada waktu koitus 
akibat transudasi dinding vagina; saat ovulasi, berasal dari sekret kelenjar serviks uteri yang 
menjadi lebih encer; saat kehamilan, mood (perasaan hati), stress; saat pemakaian kontrasepsi 
hormonal; pembilasan vagina secara rutin.1 
Vagina merupakan organ berbentuk tabung yang panjangnya berkisar antara 8 – 10 
cm, berdinding tipis dan elastis yang ditutupi epitel gepeng berlapis pada permukaan 
dalamnya. Lapisan epitel vagina tidak mempunyai kelenjar dan folikel rambut, dinding depan 
dan dinding belakang saling bersentuhan. Pada keadaan normal, cairan yang keluar dari 
vagina wanita dewasa sebelum menopause terdiri dari epitel vagina, cairan transudasi dari 
dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas 
dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama 
laktobasilus doderlein.1 
Basil doderlein mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga suasana 
vagina dengan menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis karena basil doderlein 
mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang terlepas menjadi asam 
laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam dengan pH 3,0 – 4,5 pada wanita dalam
masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah tumbuhnya mikroorganisme 
patologis.1 
Apabila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh 
beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil doderlein dengan berkurangnya jumlah 
glikogen karena fungsi proteksi basil doderlein berkurang maka terjadi aktivitas dari 
mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresivitas 
mikroorganisme patologis secara kinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah 
vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil doderlein sehingga 
terjadi pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah leukorea.1 
Sekret vagina secara normal mengandung: sel epitel vagina, terutama yang paling luar 
(superfisial) yang terkelupas dan dilepaskan ke dalam rongga vagina; beberapa sel darah 
putih (leukosit). Bakteri-bakteri yang normal terdapat dalam vagina antara lain basil 
doderlein yang berbentuk batang-batang gram positif dan merupakan flora vagina yang 
terbanyak, beberapa jenis kokus seperti streptokokus, stapilokokus, dan eschericia coli.1 
leukorea normal bisa merupakan kombinasi hasil sekresi dari vulva, vagina, tuba 
fallopi, uterus, dan serviks. Jumlah, konsistensi, dan warna dari leukorea berubah-ubah sesuai 
dengan perubahan hormon di dalam tubuh kita menurut siklus haid. Tabel di bawah ini 
menjelaskan leukorea normal.7 
7 
Tabel 2.1. leukorea berhubungan dengan siklus haid
8 
2.4.2. Leukorea patologis 
Leukorea patologis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus, benda asing, 
menopause, neoplasma/keganasan pada alat genitalia, dan erosi. Infeksi oleh bakteri 
diantaranya gonokokkus, klamidia trakomatis, gardnerella vaginalis, treponema pallidum. 
Leukorea patologis oleh jamur biasanya disebabkan oleh spesies kandida, cairan yang keluar 
dari vagina biasanya kental, berwarna putih susu, dan sering disertai rasa gatal, vagina 
tampak kemerahan akibat peradangan. Etiologi terbanyak leukorea karena parasit biasanya 
disebabkan trikomonas vaginalis. Cara penularan penyakit ini melalui senggama, walaupun 
jarang dapat juga ditularkan melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset. 
Cairan yang keluar dari vagina biasanya banyak, berbuih, menyerupai air sabun dan berbau. 
Leukorea oleh parasit ini tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan timbul rasa 
nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih. Leukorea akibat infeksi virus sering disebabkan 
oleh kondiloma akuminata dan herpes simpleks tipe 2. Cairan di vagina sering berbau, tanpa 
rasa gatal.1 
Gambar 2.3. Berbagai jenis duh tubuh vagina (vaginal discharge)9 
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai 
pada waktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita dengan prolapsus uteri 
dapat merangsang pengeluaran cairan vagina yang berlebihan. Jika rangsangan ini 
menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal yang 
berada di dalam vagina sehingga timbul keputihan.1
Kanker akan menyebabkan leukorea patologis akibat gangguan pertumbuhan sel 
normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat secara abnormal 
dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluh 
darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut. 
Pada keadaan seperti ini akan terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk 
akibat terjadinya proses pembusukan tadi dan seringkali disertai oleh adanya darah yang tidak 
segar.1 
Leukorea pada menopause tidak semua patologis. Pada saat menopause sel – sel pada 
serviks uteri dan vagina mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat tidak adanya 
hormon pemacu, yaitu estrogen. Vagina menjadi kering dan lapisan sel menjadi tipis, kadar 
glikogen menurun dan basil doderlein berkurang. Keadaan ini memudahkan terjadinya 
infeksi karena tipisnya lapisan sel epitel sehingga mudah menimbulkan luka dan akibatnya 
timbul leukorea.1 
Pada masa reproduksi wanita, umumnya epitel kolumnar endoserviks lebih keluar ke 
arah porsio sehingga tampak bagian merah mengelilingi ostium uteri internum. Bila daerah 
merah ini terkelupas akan memudahkan terjadinya infeksi penyerta dari flora normal di 
vagina sehingga timbul leukorea. Menurut Hamperl dan Kaufman (1959) penyebab erosi ini 
tidak diketahui, kemungkinan terjadi akibat kenaikan estrogen.1 
9 
2.5. Diagnosis 
Diagnosis ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam 
serta pemeriksaan laboratorium.1 
2.5.1. Anamnesis1 
Yang harus diperhatikan dalam anamnesis adalah: 
a. Usia. Harus dipikirkan kaitannya dengan pengaruh estrogen. Bayi wanita atau pada 
wanita dewasa, leukorea yang terjadi mungkin karena pengaruh estrogen yang tinggi 
dan merupakan leukorea yang fisiologis. Wanita dalam usia reproduksi harus 
dipikirkan kemungkinan suatu penyakit hubungan seksual (PHS) dan penyakit infeksi 
lainnya. Pada wanita dengan usia yang lebih tua harus dipikirkan kemungkinan 
terjadinya keganasan terutama kanker serviks. 
b. Metode kontrasepsi yang dipakai. Pada penggunaan kontrasepsi hormonal dapat 
meningkatkan sekresi kelenjar serviks. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya
infeksi jamur. Pemakaian IUD juga dapat menyebabkan infeksi atau iritasi pada 
serviks yang meragsang sekresi kelenjar serviks menjadi meningkat. 
c. Kontak seksual. Untuk mengantisipasi leukorea akibat PHS seperti gonorea, 
kondiloma akuminata, herpes genitalis, dan sebagainya. Hal yang perlu ditanyakan 
adalah kontak seksual terakhir dan dengan siapa dilakukan. 
d. Perilaku. Pasien yang tinggal di asrama atau bersama dengan teman-temannya 
kemungkinan tertular penyakit infeksi yang menyebabkan terjadinya leukorea cukup 
besar. Contoh kebiasaan yang kurang baik adalah tukar menukar peralatan mandi atau 
handuk. 
e. Sifat leukorea. Hal yang harus ditanyakan adalah jumlah, bau, warna, dan 
konsistensinya, keruh/jernih, ada/tidaknya darah, frekuensinya dan telah berapa lama 
kejadian tersebut berlangsung. Hal ini perlu ditanyakan secara detail karena dengan 
mengetahui hal – hal tersebut dapat diperkirakan kemungkinan etiologinya. 
f. Menanyakan kepada pasien kemungkinan hamil atau menstruasi. Pada kedua keadaan 
10 
ini leukorea yang terjadi biasanya merupakan hal yang fisiologis. 
g. Masa inkubasi. Bila leukorea timbulnya akut dapat diduga akibat infeksi atau 
pengaruh zat kimia ataupun pengaruh rangsangan fisik. 
2.5.2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dalam1 
Pemeriksaan fisik secara umum harus dilakukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan 
penyakit kronis, gagal ginjal, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya yang mungkin 
berkaitan dengan leukorea. Pemeriksaan yang kusus harus dilakukan adalah pemeriksaan 
genitalia yang meliputi: inspeksi dan palpasi genitalia eksterna; pemeriksaan spekulum untuk 
melihat vagina dan serviks; pemeriksaan pelvis bimanual. Untuk menilai cairan dinding 
vagina, hindari kontaminasi dengan lendir serviks. 
Pada infeksi karena gonokokkus, kelainan yang dapat ditemui adalah orifisium uretra 
eksternum merah, edema dan sekret yang mukopurulen, labio mayora dapat bengkak, merah, 
dan nyeri tekan. Kadang-kadang kelenjar Bartolini ikut meradang dan terasa nyeri waktu 
berjalan atau duduk. Pada pemeriksaan melalui spekulum terlihat serviks merah dengan erosi 
dan sekret mukopurulen. 
Pada trikomonas vaginalis dinding vagina tampak merah dan sembab. Kadang 
terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks yang tampak sebagai granulasi 
berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry appearance. Bila sekret banyak dikeluarkan 
dapat menimbulkan iritasi pada lipat paha atau sekitar genitalia eksterna.
Infeksi Gardnerella vaginalis memberikan gambaran vulva dan vagina yang berwarna 
hiperemis, sekret yang melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis atau 
berkilau. Pada pemeriksaan serviks dapat ditemukan erosi yang disertai lendir bercampur 
darah yang keluar dari ostium uteri internum. 
Pada kandidiasis vagina dapat ditemukan peradangan pada vulva dan vagina, pada 
dinding vagina sering terdapat membran-membran kecil berwarna putih, yang jika diangkat 
meninggalkan bekas yang agak berdarah. 
Pada kanker serviks awal akan terlihat bercak berwarna merah dengan permukaan 
yang tidak licin. Gambaran ini dapat berkembang menjadi granuler, berbenjol-benjol dan 
ulseratif disertai adanya jaringan nekrotik. Disamping itu tampak sekret yang kental berwarna 
coklat dan berbau busuk. Pada kanker serviks lanjut, serviks menjadi nekrosis, berbenjol-benjol, 
ulseratif dan permukaannya bergranuler, memberikan gambaran seperti bunga kol. 
Adanya benda asing dapat dilihat dengan adanya benda yang mengiritasi seperti IUD, 
11 
tampon vagina, pesarium, kondom yang tertinggal dan sebagainya. 
2.5.3. Pemeriksaan laboratorium1 
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah: 
a. Penentuan pH. Penentuan pH dengan indikator pH (3,0 – 4,5) 
b. Penilaian sediaan basah. Penilaian diambil untuk pemeriksaan sediaan basah dengan 
KOH 10%, dan pemeriksaan sediaan basah dengan garam fisiologis. Trikomonas 
vaginalis akan terlihat jelas dengan garam fisiologis sebagai parasit berbentuk lonjong 
dengan flagelanya dan gerakannya yang cepat. Sedangkan kandida albikans dapat 
dilihat jelas dengan KOH 10% tampak sel ragi (blastospora) atau hifa semu. Vaginitis 
nonspesifik yang disebabkan gardnerella vaginalis pada sediaan dapat ditemukan 
beberapa kelompok basil, lekosit yang tidak seberapa banyak, dan banyak sel-sel 
epitel yang sebagian besar permukaannya berbintik-bintik. Sel-sel ini disebut clue cell 
yang merupakan ciri khas infeksi gardnerella vaginalis. 
c. Pewarnaan gram. Neisseria gonorrhea memberikan gambaran adanya gonokokkus 
intra dan ekstraseluler. Gardnerella vaginalis memberikan gambaran batang-batang 
berukuran kecil gram negatif yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan banyak sel 
epitel dengan kokobasil, tanpa ditemukan laktobasil. 
d. Kultur. Dengan kultur akan dapat ditemukan kuman penyebab secara pasti, tetapi 
seringkali kuman tidak tumbuh sehingga harus hati-hati dalam penafsiran. 
e. Pemeriksaan serologis. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi herpes 
genitalis dan human papiloma virus dengan pemeriksaan ELISA.
f. Tes Pap Smear. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi adanya keganasan pada 
12 
serviks 
2.6. Penatalaksanaan 
2.6.1. Preventif1 
Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: 
a. Memakai alat pelindung. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan tertularnya 
penyakit karena hubungan seksual, salah satunya dengan menggunakan kondom. 
Kondom dinilai cukup efektif dalam mencegah penularan PHS. 
b. Pemakaian obat atau cara profilaksis. Pemakaian antiseptik cair untuk membersihkan 
vagina pada hubungan yang dicurigai menularkan penyakit kelamin relatif tidak ada 
manfaatnya jika tidak disertai dengan pengobatan terhadap mikroorganisme 
penyebab penyakitnya. Pemakaian obat antibiotik dengan dosis profilaksis atau dosis 
yang tidak tepat juga akan merugikan karena selain kuman tidak terbunuh juga 
terdapat kemungkinan kebal terhadap obat jenis tersebut. Pemakain obat 
mengandung estriol baik krem maupun obat minum bermanfaat pada pasien 
menopause dengan gejala yang berat. 
c. Pemeriksaan dini. Kanker serviks dapat dicegah secara dini dengan melakukan 
pemeriksaan pap smear secara berkala. Dengan pemeriksaan pap smear dapat diamati 
adanya perubahan sel-sel normal menjadi kanker yang terjadi secara berangsur-angsur, 
bukan secara mendadak. 
2.6.2. Kuratif1 
Terapi leukorea harus disesuaikan dengan etiologinya 
a. Parasit. Pada infeksi trikomonas vaginalis diberikan metronidazol 3x250 mg peroral 
selama 10 hari. Karena sering timbul rekurens, maka dalam terapi harus diperhatikan 
adanya infeksi kronis yang menyertainya, pemakaian kondom dan pengobatan 
pasangannya. Selain itu dapat juga digunakan sediaan klotrimazol 1x100 mg 
intravaginal selama 7 hari. 
b. Jamur. Pada infeksi kandida albikans dapat diberikan mikostatin 10.000 unit 
intravaginal selama 14 hari. Untuk mencegah timbulnya residif tablet vaginal 
mikostatin ini dapat diberikan seminggu sebelum haid selama beberapa bulan. Obat 
lainnya adalah itrakonazol 2x200 mg peroral dosis sehari.
13 
c. Bakteri. 
1. Untuk gonokokkus dapat diberikan: tetrasiklin 4x250 mg peroral/hari selama 
10 hari atau dengan kanamisin dosis 2 gram IM. Obat lainnya adalah 
sefalosporin dengan dosis awal 1 gram selanjutnya 2x500 mg/hari selama 2 
hari. Sedangkan pada wanita hamil dapat diberikan eritromisin 4x250 mg 
peroral/hari selama 10 hari atau spektinomisin dosis 4 gram IM. 
2. Gardnerella vaginalis dapat diberikan clindamycin 2x300 mg peroral/ hari 
selama 7 hari. Obat lainnya metronidazole 3x250 mg peroral/hari selama 7 
hari (untuk pasien dan suaminya). 
3. 3. Klamidia trakomatis diberikan tetrasiklin 4x500 mg peroral/hari selama 7 – 
10 hari. 
4. 4. Treponema pallidum diberikan Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit IM dosis 
tunggal atau Doksisiklin 2x200 mg peroral selama 2 minggu. 
d. Virus. 
1. Virus Herpes tipe 2: dapat diberikan obat anti virus dan simtomatis untuk 
mengurangi rasa nyeri dan gatal, serta pemberian obat topikal larutan neutral 
red 1% atau larutan proflavin 0,1%. 
2. Human papiloma virus: pemberian vaksinasi mungkin cara pengobatan yang 
rasional untuk virus ini, tetapi vaksin ini masih dalam penelitian. 
3. Kondiloma akuminata dapat diobati dengan menggunakan suntikan interferon 
suatu pengatur kekebalan. Dapat diberikan obat topikal podofilin 25% atau 
podofilotoksin 0,5% di tempat dimana kutil berada. Bila kondiloma 
berukuran besar dilakukan kauterisasi. 
e. Vaginitis lainnya. 
1. Vaginitis atropika. Pengobatan yang diberikan adalah pemberian krem 
estrogen dan obat peroral yaitu stilbestrol 0,5 mg/hari selama 25 hari 
persiklus atau etinil estradiol 0,01 mg/hari selama 21 hari persiklus. 
2. Vaginitis kronis/rekurens. Perlu diperhatikan semua faktor predisposisi 
timbulnya keluhan leukorea serta pengobatan pada pasangannya. Bila pada 
kultur ditemukan hasil positif sebaiknya diberikan pengobatan sebelum 
menstruasi selama 3 bulan berturut-turut dengan clotrimazole 1x100 mg 
intravaginal selama 5 hari atau ketokonazole 2x200 mg dimulai hari pertama 
haid.
3. Vaginitis alergika. Pengobatan pada kasus ini adalah dengan menghindari 
alergen penyebabnya, misalnya terhadap tissue, sabun, tampon, pembalut 
wanita. Pada kasus yang dicurigai vaginitis alergika tetapi tidak diketahui 
penyebabnya dapat diberikan antihistamin. 
4. Vaginitis psikosomatis. Untuk mengobati pasien ini perlu pendekatan 
psikologis bahwa ia sebenarnya tidak menderita kelainan yang berarti dan hal 
tersebut timbul akibat konflik emosional. Pendekatan yang memandang 
pasien sebagai manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya 
harus dipikirkan. 
14
15 
Gambar 2.4. Alur diagnosa dan tatalaksana leukorea10
16 
Gambar 2.5. Alur diagnosa dan tatalaksana vaginal discharge syndrome11
17 
2.7. Komplikasi 
 Pada kasus yang tidak diobati, infeksi vagina sederhana dapat menyebar ke traktus 
reproduksi bagian atas dan menybabkan penyakit lain yang lebih serius, dan dalam 
waktu yang lama dapat terjadi infertilitas6 
 Seperti halnya apabila benda asing bertahan di dalam tubuh dapat terjadi toxic shock 
syndrome6 
 Polip servikalis umumnya tidak membahayakan walaupun dapat menyebabkan 
infertilitas pada waktu berkembang sangat besar6 
 Adanya komplikasi yang spesifik berhubungan dengan leukorea pada kehamilan 
seperti kelahiran prematur, ruptur membrane yang prematur, berat badan bayi lahir 
rendah, dan endometritis paska kelahiran.6 
2.8. Prognosa 
 Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata-rata 70 – 80% dengan regimen 
pengobatan yang telah dibahas sebelumnya.6 
 Kandidiasis mengalami kesembuhan rata-rata 80 - 95%.6 
 Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata-rata 95%.6
18 
BAB III 
KESIMPULAN 
Leukorea merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita mulai dari usia 
muda sampai usia tua. Leukorea (fluor albus/white discharge/keputihan/vaginal 
discharge/duh tubuh vagina) adalah pengeluaran cairan dari alat genitalia yang tidak berupa 
darah. Kebanyakan duh tubuh vagina adalah normal. Akan tetapi, jika duh tubuh yang keluar 
tidak seperti biasanya baik warna ataupun penampakannya, atau keluhannya disertai dengan 
nyeri, kemugkinan itu merupakan tanda adanya sesuatu yang salah. Duh tubuh vagina 
merupakan kombinasi dari cairan dan sel yang secara berkelanjutan melewati vagina. Fungsi 
dari duh tubuh vagina adalah untuk membersihkan dan melindungi vagina. 
Etiologi leukorea sampai sekarang masih sangat bervariasi sehingga disebut 
multifaktorial. Leukorea fisiologis adalah cairan yang keluar dari vagina yang bukan darah 
dengan sifat yang bermacam-macam baik warna, bau, maupun jumlahnya. Leukorea 
fisiologis terdapat pada bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, karena pengaruh 
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin; saat menars, karena pengaruh 
estrogen dan biasanya akan hilang dengan sendirinya; rangsangan seksual sebelum dan pada 
waktu koitus akibat transudasi dinding vagina; saat ovulasi, berasal dari sekret kelenjar 
serviks uteri yang menjadi lebih encer; saat kehamilan, mood (perasaan hati), stress; saat 
pemakaian kontrasepsi hormonal; pembilasan vagina secara rutin. Leukorea patologis 
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus, benda asing, menopause, 
neoplasma/keganasan pada alat genitalia, dan erosi. Infeksi oleh bakteri diantaranya 
gonokokkus, klamidia trakomatis, gardnerella vaginalis, treponema pallidum. Leukorea 
patologis oleh jamur biasanya disebabkan oleh spesies kandida, cairan yang keluar dari 
vagina biasanya kental, berwarna putih susu, dan sering disertai rasa gatal, vagina tampak 
kemerahan akibat peradangan. 
Diagnosis ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan 
dalam serta pemeriksaan laboratorium. Yang harus diperhatikan dalam anamnesis adalah 
usia, metode kontrasepsi yang dipakai, kontak seksual, perilaku, sifat leukorea, menanyakan 
kepada pasien kemungkinan hamil atau menstruasi, masa inkubasi. Pada pemeriksaan fisik 
dan pemeriksaan dalam yang perlu diperhatikan adalah ciri-ciri duh tubuh di alat reproduksi 
wanita tersebut yang akan disesuaikan dengan penyebabnya. Sedangkan pemeriksaan
laboratorium yang perlu dilakukan adalah penentuan pH, penilaian sediaan basah, pewarnaan 
gram, kultur, pemeriksaan serologis, tes pap smear. 
Penatalaksanaan leukorea meliputi preventif dan kuratif. Preventif diantaranya 
memakai alat pelindung, pemakaian obat atau cara profilaksis, dan pemeriksaan dini. 
Sedangkan terapi kuratif harus disesuaikan dengan etiologinya. 
19
20 
DAFTAR PUSTAKA 
1. Ramayanti. Pola Mikroorganisme Fluor Albus Patologis Yang Disebabkan Oleh 
infeksi Pada Penderita Rawat Jalan Di Klinik Ginekologi Rumah Sakit Umum 
Dr.Kariadi Semarang. Semarang: Bagian Obstetri Dan Ginekologi Fakultas 
Kedokteran Universitas Diponegoro. 2004. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh 
dari: 
http://eprints.undip.ac.id/12387/1/2004PPDS3634.pdf. 
2. Tjitra E, Reny M, Dewi R M. Karakteristik Penderita Fluor Albus di Puskesmas 
Cempaka Putih Barat I Jakarta. Jakarta: Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan 
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen kesehatan RI. (Diakses tanggal 
8 Maret 2011). Diunduh dari: 
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_074_kulit_%28i%29.pdf 
3. Nasution M A. Mikologi Dan Mikologi Kedokteran Beberapa pandangan 
Dermatologis. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu 
Kesehatan Kulit Dan Kelamin Pada Fakultas Kedokteran, Diucapkan Di hadapan 
Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara. Medan: Gelanggang Mahasiswa, Kampus 
USU. 2005. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: 
http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2005/ppgb_2005_mansur_amirsyam_nasuti 
on.pdf. 
4. Anonim. Vaginal Discharge. Reviewed June 2010, Pubished October 2010. 
Pharmaceutical Society Of Australia. Self Care Health Advice For Live. (Diakses 
tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: 
http://www.nationalpharmacies.com.au/library/Vaginal_Discharge_Oct2011_V4.pdf 
5. Mayo clinic staff. Vaginal discharge. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: 
http://www.mayoclinic.com/health/vaginal-discharge/MY00097. 
6. Tidy C. vaginal discharge. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: 
http://www.patient.co.uk/doctor/Vaginal-Discharge.htm. 
7. Anonim. Vaginal Discharge: What’s Normal? What’s Not?. KFL & A Public Health. 
An Accredited Local Public Health Agency Affiliated With Queen’s University. 
(Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: 
http://www.kflapublichealth.ca/Files/Resources/224_vaginal_discharge.pdf. 
8. Anonim. Vaginal Discharge. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: 
http://www.groupeelva.org/uploads/Articles/Vaginal_Discharge%5B2%5D.pdf 
9. Anonim. Patient Advisories: Vaginal Discharge. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). 
Diunduh dari: 
http://www.rafflesmedicalgroup.com/ImgUpd/Vaginal_Discharge.pdf. 
10. Anonim. Vaginal Discharge (Speculum And Microscope). Advantage Health Care. 
(Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: 
http://www.advantagebiocare.com.au/documents/doctor/AdvantageBioCare_STI_Flo 
wchart.pdf. 
11. Anonim. Vaginal Discharge Syndrome (VDS). (Diakses tanggal 8 Maret 2011). 
Diunduh dari: 
http://familymedicine.ukzn.ac.za/Uploads/549aff83-6a6b-44f5-bb80- 
d224ed465d92/Vag%20Dis.pdf.

More Related Content

What's hot

Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
pjj_kemenkes
 
Penatalaksanaan kejang
Penatalaksanaan kejangPenatalaksanaan kejang
Penatalaksanaan kejang
hesti kusdianingrum
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
Veranica Widi
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iudOperator Warnet Vast Raha
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
elisa novi
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Dokter Tekno
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
Syscha Lumempouw
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
Mariza Mustika
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksia
Warnet Raha
 
SIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASISIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASIshelviaa
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
Dokter Tekno
 
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
Jalan lahir normal & kala  3 & 4Jalan lahir normal & kala  3 & 4
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
fikri asyura
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
warjoyo susilo
 
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaEvidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Annisa Rabbani
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
Septian Muna Barakati
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
dr. Rachel Sagrim
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
JudiEndjun Ultrasound
 

What's hot (20)

Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
 
Penatalaksanaan kejang
Penatalaksanaan kejangPenatalaksanaan kejang
Penatalaksanaan kejang
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksia
 
SIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASISIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASI
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
Jalan lahir normal & kala  3 & 4Jalan lahir normal & kala  3 & 4
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
06 partograf
06 partograf06 partograf
06 partograf
 
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaEvidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
 

Viewers also liked

Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
Operator Warnet Vast Raha
 
Keputihan Dalam Kehamilan by Tian Fatmawati
Keputihan Dalam Kehamilan by Tian FatmawatiKeputihan Dalam Kehamilan by Tian Fatmawati
Keputihan Dalam Kehamilan by Tian Fatmawatitianfatmawati
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAUKti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Operator Warnet Vast Raha
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
Warnet Raha
 
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAHLEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
Warnet Raha
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lain
Warnet Raha
 
Kti
KtiKti
Kti wahyu andriyani
Kti wahyu andriyaniKti wahyu andriyani
Kti wahyu andriyani
WAHYUANDRIYANI
 
Keputihan
KeputihanKeputihan
Keputihan
Keputihan
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
DINARIANTI
 
Rahmaningsih
RahmaningsihRahmaningsih
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
Warnet Raha
 
Kti setiya rahayu
Kti setiya rahayuKti setiya rahayu
Kti setiya rahayu
SETIYARAHAYU
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
Warnet Raha
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 

Viewers also liked (20)

Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Keputihan Dalam Kehamilan by Tian Fatmawati
Keputihan Dalam Kehamilan by Tian FatmawatiKeputihan Dalam Kehamilan by Tian Fatmawati
Keputihan Dalam Kehamilan by Tian Fatmawati
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
 
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAUKti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
 
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAHLEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
 
makalah Keputihan
makalah Keputihanmakalah Keputihan
makalah Keputihan
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lain
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti wahyu andriyani
Kti wahyu andriyaniKti wahyu andriyani
Kti wahyu andriyani
 
Keputihan
KeputihanKeputihan
Keputihan
 
Pengetahuan dan keputihan
Pengetahuan dan keputihanPengetahuan dan keputihan
Pengetahuan dan keputihan
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
 
Rahmaningsih
RahmaningsihRahmaningsih
Rahmaningsih
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
 
Kti setiya rahayu
Kti setiya rahayuKti setiya rahayu
Kti setiya rahayu
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 

Similar to Makalah leukorea akbid paramata

Makalah leukorea akbid paramata
Makalah leukorea akbid paramataMakalah leukorea akbid paramata
Makalah leukorea akbid paramata
Warnet Raha
 
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Adeline Dlin
 
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Isma Jihan
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitarayiputri
 
Kelainan pada sistem reproduksi ii copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii   copyKelainan pada sistem reproduksi ii   copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii copylorensiusjulio
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
RetnoWulan32
 
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_ppMasalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
martaagustinasirait
 
Biologi fertilisasi & perkembangan embrio(ppt1) copy
Biologi fertilisasi & perkembangan embrio(ppt1)   copyBiologi fertilisasi & perkembangan embrio(ppt1)   copy
Biologi fertilisasi & perkembangan embrio(ppt1) copy
yustikaokta
 
Askeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggulAskeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggul
Dokter Ginekologi
 
Riset keputihan fisiologis
Riset keputihan fisiologisRiset keputihan fisiologis
Riset keputihan fisiologis
Ella Ameliawati
 
Salpingitis
SalpingitisSalpingitis
Salpingitispie-pien
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
Annisa Nabila
 
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NN.pptx
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NN.pptxASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NN.pptx
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NN.pptx
IrmaTrisnawati
 
Referat infertilitas
Referat infertilitasReferat infertilitas
Referat infertilitas
Hasniar Hasdani
 
sistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyasistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyaMJM Networks
 

Similar to Makalah leukorea akbid paramata (20)

Makalah leukorea akbid paramata
Makalah leukorea akbid paramataMakalah leukorea akbid paramata
Makalah leukorea akbid paramata
 
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Leukore
LeukoreLeukore
Leukore
 
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
Kelainan pada sistem reproduksi ii copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii   copyKelainan pada sistem reproduksi ii   copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii copy
 
Sistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanitaSistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanita
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
 
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_ppMasalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
 
Biologi fertilisasi & perkembangan embrio(ppt1) copy
Biologi fertilisasi & perkembangan embrio(ppt1)   copyBiologi fertilisasi & perkembangan embrio(ppt1)   copy
Biologi fertilisasi & perkembangan embrio(ppt1) copy
 
Askeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggulAskeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggul
 
Riset keputihan fisiologis
Riset keputihan fisiologisRiset keputihan fisiologis
Riset keputihan fisiologis
 
Salpingitis
SalpingitisSalpingitis
Salpingitis
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
 
Penyakit reproduksi
Penyakit reproduksiPenyakit reproduksi
Penyakit reproduksi
 
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NN.pptx
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NN.pptxASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NN.pptx
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NN.pptx
 
Referat infertilitas
Referat infertilitasReferat infertilitas
Referat infertilitas
 
sistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyasistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannya
 

More from Septian Muna Barakati

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
Septian Muna Barakati
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
Septian Muna Barakati
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
Septian Muna Barakati
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
Septian Muna Barakati
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Septian Muna Barakati
 
Faktor
FaktorFaktor
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
Septian Muna Barakati
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
Septian Muna Barakati
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
Septian Muna Barakati
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
Septian Muna Barakati
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
Septian Muna Barakati
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
Septian Muna Barakati
 
555555555555555
555555555555555555555555555555
555555555555555
Septian Muna Barakati
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 
1
11
1
 
555555555555555
555555555555555555555555555555
555555555555555
 

Makalah leukorea akbid paramata

  • 1. 1 MAKALAH POLIKLINIK GINEKOLOGI LEUKOREA Disusun oleh: RANAP HADIYANTO GULTOM (060100070) KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DEPARTEMEN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN USU RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN - 2011
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN Leukorea merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita mulai dari usia muda sampai usia tua. Lebih dari sepertiga penderita yang berobat ke klinik-klinik ginekologi di Indonesia mengeluh adanya leukorea (fluor albus) dan lebih dari 80% diantaranya adalah yang patologis. Leukorea yang patologis diakibatkan oleh infeksi pada alat reproduksi bagian bawah atau pada daerah yang lebih proksimal, yang bisa disebabkan oleh infeksi gonokokkus, trikomonas, kandida, klamidia, treponema, human papiloma virus, herpes genitalis. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual. Leukorea patologis dapat juga disebabkan oleh neoplasma/keganasan, benda asing, menopause, dan erosi. Leukorea fisiologis dapat terjadi pada bayi baru lahir, saat menars, saat ovulasi, karena rangsangan seksual, kehamilan, mood/stress, penggunaan kontrasepsi hormonal, pembilasan vagina yang rutin.1 Penelitian secara epidemiologi, leukorea patologis dapat menyerang wanita mulai dari usia muda, usia reproduksi sehat maupun usia tua dan tidak mengenal tingkat pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya, meskipun kasus ini lebih banyak dijumpai pada wanita dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Dalam program keluarga berencana leukorea juga merupakan salah satu efek yang sering dikeluhkan oleh akseptor pemakai kontrasepsi hormonal dan IUD, namun masih dianggap steril (fisiologis). Leukorea juga sering merupakan komplikasi yang dikeluhkan oleh penderita diabetes mellitus dan pemakai kortikosteroid atau antibiotik dalam waktu lama.1 Masalah leukorea ini bagi wanita terasa sangat mengganggu baik dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam hubungan dengan suami. Rasa tidak nyaman, ketidaktentraman bekerja, rasa rendah diri, cemas akan kemungkinan kanker, publikasi atau cerita tetangga atau teman di kantor tentang akibat adanya leukorea ini menyebabkan sebagian kecil wanita mencari pertolongan pada dokter tetapi sebagian lagi berusaha mencari kesembuhan dengan pengobatan tradisional seperti dibasuh dengan air sirih dan minum ramuan jamu. Kendala yang dihadapi oleh para wanita dan para dokter adalah seringnya dijumpai kasus yang kronis karena ketidaktahuan dari wanita dan terapinya tidak adekuat.1 Leukorea atau keputihan merupakan keluhan dari alat kandungan yang banyak ditemukan di poliklinik KIA, Kebidanan dan Kulit Kelamin. Frekuensi leukorea di bagian Ginekologi RSCM Jakarta adalah 2,2% dan di RS Sutomo Surabaya adalah 5,3%. Keluhan
  • 3. ini terutama banyak diderita oleh kaum wanita yang telah menikah, dari yang mengira bukan merupakan suatu penyakit sampai yang dapat berakibat ketidak-harmonisan rumah tangga, bahkan fatal. Umumnya mereka datang berobat bila disertai rasa gatal dan atau rasa sakit yang sangat, karena fluor albus dinilai merupakan sesuatu yang sangat pribadi atau memalukan.2 Keputihan (fluor albus) merupakan masalah yang sangat besar bagi wanita. Sebagian besar keputihan disebabkan oleh golongan jamur kandida meskipun dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang lain seperti kuman gonococus, herpes genitalis, dan sebagainya.3 Sebelum pubertas, normalnya perempuan tidak memiliki keputihan, kecuali jika terjadi infeksi atau iritasi vagina. Setelah pubertas, estrogen (hormon wanita) menyebabkan vagina memproduksi sekret (cairan) yang menjaga tetap lembab dan bersih. Cairan ini keluar dari vagina sebagai duh tubuh vagina (leukorea). Setelah menopause, kadar estrogen menurun dan keputihan juga akan menurun.4 3
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi Leukorea (fluor albus/white discharge/keputihan/vaginal discharge/duh tubuh vagina) adalah pengeluaran cairan dari alat genitalia yang tidak berupa darah. Cairan ini dalam keadaan normal tidak sampai keluar, sedangkan cairan yang keluar dari vagina tidak semua merupakan keadaan yang patologis. Gardner menyatakan bahwa leukorea adalah keluhan penderita berupa pengeluaran sekresi vulvovagina yang bervariasi baik dalam jumlah, bau, maupun konsistensinya.1 Kebanyakan duh tubuh vagina adalah normal. Akan tetapi, jika duh tubuh yang keluar tidak seperti biasanya baik warna ataupun penampakannya, atau keluhannya disertai dengan nyeri, kemugkinan itu merupakan tanda adanya sesuatu yang salah. Duh tubuh vagina merupakan kombinasi dari cairan dan sel yang secara berkelanjutan melewati vagina. Fungsi dari duh tubuh vagina adalah untuk membersihkan dan melindungi vagina.5 Gambar 2.1. Leukorea dan asalnya8
  • 5. 5 2.2. Etiologi Etiologi leukorea sampai sekarang masih sangat bervariasi sehingga disebut multifaktorial. 1 Beberapa etiologi dari leukorea antara lain:6 1. Non infeksi (noninfective)  Fisiologis  Polip servikal dan ektopi  Benda asing seperti tampon yang tertinggal (retained tampon)  Dermatitis vulva  Lichen planus erosif  Keganasan traktus genitalia (kanker servik,kanker uterus, kanker ovarium)  Fistula 2. Nonsexually transmitted infection:  Vaginosis bakteri, paling sering terjadi pada wanita seksual aktif yang memiliki riwayat penyakit menular seksual berulang.  Infeksi kandida, disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari candida albicans. 3. Sexually transmitted infection:  Chlamydia trachomatis  Neisseria gonorrhoeae  Trichomonas vaginalis Gambar 2.2. Beberapa mikroorganisme penyebab keputihan
  • 6. 6 2.3. Epidemiologi Penyebab tersering dari leukorea patologis pada wanita hamil adalah vaginosis bakterial yang kejadiannya dua kali lebih sering dari kandidiasis vaginal. 50% kasus vaginosis bakterial adalah asimtomatik sehingga prevalensi yang sebenarnya masih belum diketahui. Penyebab infeksi tersering adalah kandidiasis vulvovaginal yang menyerang sekitar 75% wanita selama masa reproduksi mereka.6 Leukorea atau keputihan merupakan keluhan dari alat kandungan yang banyak ditemukan di poliklinik KIA, Kebidanan dan Kulit Kelamin. Frekuensi leukorea di bagian Ginekologi RSCM Jakarta adalah 2,2% dan di RS Sutomo Surabaya adalah 5,3%.2 2.4. Klasifikasi 2.4.1. Leukorea fisiologis Leukorea fisiologis adalah cairan yang keluar dari vagina yang bukan darah dengan sifat yang bermacam-macam baik warna, bau, maupun jumlahnya. Leukorea fisiologis terdapat pada bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, karena pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin; saat menars, karena pengaruh estrogen dan biasanya akan hilang dengan sendirinya; rangsangan seksual sebelum dan pada waktu koitus akibat transudasi dinding vagina; saat ovulasi, berasal dari sekret kelenjar serviks uteri yang menjadi lebih encer; saat kehamilan, mood (perasaan hati), stress; saat pemakaian kontrasepsi hormonal; pembilasan vagina secara rutin.1 Vagina merupakan organ berbentuk tabung yang panjangnya berkisar antara 8 – 10 cm, berdinding tipis dan elastis yang ditutupi epitel gepeng berlapis pada permukaan dalamnya. Lapisan epitel vagina tidak mempunyai kelenjar dan folikel rambut, dinding depan dan dinding belakang saling bersentuhan. Pada keadaan normal, cairan yang keluar dari vagina wanita dewasa sebelum menopause terdiri dari epitel vagina, cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama laktobasilus doderlein.1 Basil doderlein mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga suasana vagina dengan menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis karena basil doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang terlepas menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam dengan pH 3,0 – 4,5 pada wanita dalam
  • 7. masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah tumbuhnya mikroorganisme patologis.1 Apabila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil doderlein dengan berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi basil doderlein berkurang maka terjadi aktivitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresivitas mikroorganisme patologis secara kinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil doderlein sehingga terjadi pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah leukorea.1 Sekret vagina secara normal mengandung: sel epitel vagina, terutama yang paling luar (superfisial) yang terkelupas dan dilepaskan ke dalam rongga vagina; beberapa sel darah putih (leukosit). Bakteri-bakteri yang normal terdapat dalam vagina antara lain basil doderlein yang berbentuk batang-batang gram positif dan merupakan flora vagina yang terbanyak, beberapa jenis kokus seperti streptokokus, stapilokokus, dan eschericia coli.1 leukorea normal bisa merupakan kombinasi hasil sekresi dari vulva, vagina, tuba fallopi, uterus, dan serviks. Jumlah, konsistensi, dan warna dari leukorea berubah-ubah sesuai dengan perubahan hormon di dalam tubuh kita menurut siklus haid. Tabel di bawah ini menjelaskan leukorea normal.7 7 Tabel 2.1. leukorea berhubungan dengan siklus haid
  • 8. 8 2.4.2. Leukorea patologis Leukorea patologis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus, benda asing, menopause, neoplasma/keganasan pada alat genitalia, dan erosi. Infeksi oleh bakteri diantaranya gonokokkus, klamidia trakomatis, gardnerella vaginalis, treponema pallidum. Leukorea patologis oleh jamur biasanya disebabkan oleh spesies kandida, cairan yang keluar dari vagina biasanya kental, berwarna putih susu, dan sering disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan akibat peradangan. Etiologi terbanyak leukorea karena parasit biasanya disebabkan trikomonas vaginalis. Cara penularan penyakit ini melalui senggama, walaupun jarang dapat juga ditularkan melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset. Cairan yang keluar dari vagina biasanya banyak, berbuih, menyerupai air sabun dan berbau. Leukorea oleh parasit ini tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih. Leukorea akibat infeksi virus sering disebabkan oleh kondiloma akuminata dan herpes simpleks tipe 2. Cairan di vagina sering berbau, tanpa rasa gatal.1 Gambar 2.3. Berbagai jenis duh tubuh vagina (vaginal discharge)9 Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai pada waktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita dengan prolapsus uteri dapat merangsang pengeluaran cairan vagina yang berlebihan. Jika rangsangan ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal yang berada di dalam vagina sehingga timbul keputihan.1
  • 9. Kanker akan menyebabkan leukorea patologis akibat gangguan pertumbuhan sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut. Pada keadaan seperti ini akan terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat terjadinya proses pembusukan tadi dan seringkali disertai oleh adanya darah yang tidak segar.1 Leukorea pada menopause tidak semua patologis. Pada saat menopause sel – sel pada serviks uteri dan vagina mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat tidak adanya hormon pemacu, yaitu estrogen. Vagina menjadi kering dan lapisan sel menjadi tipis, kadar glikogen menurun dan basil doderlein berkurang. Keadaan ini memudahkan terjadinya infeksi karena tipisnya lapisan sel epitel sehingga mudah menimbulkan luka dan akibatnya timbul leukorea.1 Pada masa reproduksi wanita, umumnya epitel kolumnar endoserviks lebih keluar ke arah porsio sehingga tampak bagian merah mengelilingi ostium uteri internum. Bila daerah merah ini terkelupas akan memudahkan terjadinya infeksi penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul leukorea. Menurut Hamperl dan Kaufman (1959) penyebab erosi ini tidak diketahui, kemungkinan terjadi akibat kenaikan estrogen.1 9 2.5. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam serta pemeriksaan laboratorium.1 2.5.1. Anamnesis1 Yang harus diperhatikan dalam anamnesis adalah: a. Usia. Harus dipikirkan kaitannya dengan pengaruh estrogen. Bayi wanita atau pada wanita dewasa, leukorea yang terjadi mungkin karena pengaruh estrogen yang tinggi dan merupakan leukorea yang fisiologis. Wanita dalam usia reproduksi harus dipikirkan kemungkinan suatu penyakit hubungan seksual (PHS) dan penyakit infeksi lainnya. Pada wanita dengan usia yang lebih tua harus dipikirkan kemungkinan terjadinya keganasan terutama kanker serviks. b. Metode kontrasepsi yang dipakai. Pada penggunaan kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan sekresi kelenjar serviks. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya
  • 10. infeksi jamur. Pemakaian IUD juga dapat menyebabkan infeksi atau iritasi pada serviks yang meragsang sekresi kelenjar serviks menjadi meningkat. c. Kontak seksual. Untuk mengantisipasi leukorea akibat PHS seperti gonorea, kondiloma akuminata, herpes genitalis, dan sebagainya. Hal yang perlu ditanyakan adalah kontak seksual terakhir dan dengan siapa dilakukan. d. Perilaku. Pasien yang tinggal di asrama atau bersama dengan teman-temannya kemungkinan tertular penyakit infeksi yang menyebabkan terjadinya leukorea cukup besar. Contoh kebiasaan yang kurang baik adalah tukar menukar peralatan mandi atau handuk. e. Sifat leukorea. Hal yang harus ditanyakan adalah jumlah, bau, warna, dan konsistensinya, keruh/jernih, ada/tidaknya darah, frekuensinya dan telah berapa lama kejadian tersebut berlangsung. Hal ini perlu ditanyakan secara detail karena dengan mengetahui hal – hal tersebut dapat diperkirakan kemungkinan etiologinya. f. Menanyakan kepada pasien kemungkinan hamil atau menstruasi. Pada kedua keadaan 10 ini leukorea yang terjadi biasanya merupakan hal yang fisiologis. g. Masa inkubasi. Bila leukorea timbulnya akut dapat diduga akibat infeksi atau pengaruh zat kimia ataupun pengaruh rangsangan fisik. 2.5.2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dalam1 Pemeriksaan fisik secara umum harus dilakukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyakit kronis, gagal ginjal, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya yang mungkin berkaitan dengan leukorea. Pemeriksaan yang kusus harus dilakukan adalah pemeriksaan genitalia yang meliputi: inspeksi dan palpasi genitalia eksterna; pemeriksaan spekulum untuk melihat vagina dan serviks; pemeriksaan pelvis bimanual. Untuk menilai cairan dinding vagina, hindari kontaminasi dengan lendir serviks. Pada infeksi karena gonokokkus, kelainan yang dapat ditemui adalah orifisium uretra eksternum merah, edema dan sekret yang mukopurulen, labio mayora dapat bengkak, merah, dan nyeri tekan. Kadang-kadang kelenjar Bartolini ikut meradang dan terasa nyeri waktu berjalan atau duduk. Pada pemeriksaan melalui spekulum terlihat serviks merah dengan erosi dan sekret mukopurulen. Pada trikomonas vaginalis dinding vagina tampak merah dan sembab. Kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry appearance. Bila sekret banyak dikeluarkan dapat menimbulkan iritasi pada lipat paha atau sekitar genitalia eksterna.
  • 11. Infeksi Gardnerella vaginalis memberikan gambaran vulva dan vagina yang berwarna hiperemis, sekret yang melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis atau berkilau. Pada pemeriksaan serviks dapat ditemukan erosi yang disertai lendir bercampur darah yang keluar dari ostium uteri internum. Pada kandidiasis vagina dapat ditemukan peradangan pada vulva dan vagina, pada dinding vagina sering terdapat membran-membran kecil berwarna putih, yang jika diangkat meninggalkan bekas yang agak berdarah. Pada kanker serviks awal akan terlihat bercak berwarna merah dengan permukaan yang tidak licin. Gambaran ini dapat berkembang menjadi granuler, berbenjol-benjol dan ulseratif disertai adanya jaringan nekrotik. Disamping itu tampak sekret yang kental berwarna coklat dan berbau busuk. Pada kanker serviks lanjut, serviks menjadi nekrosis, berbenjol-benjol, ulseratif dan permukaannya bergranuler, memberikan gambaran seperti bunga kol. Adanya benda asing dapat dilihat dengan adanya benda yang mengiritasi seperti IUD, 11 tampon vagina, pesarium, kondom yang tertinggal dan sebagainya. 2.5.3. Pemeriksaan laboratorium1 Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah: a. Penentuan pH. Penentuan pH dengan indikator pH (3,0 – 4,5) b. Penilaian sediaan basah. Penilaian diambil untuk pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10%, dan pemeriksaan sediaan basah dengan garam fisiologis. Trikomonas vaginalis akan terlihat jelas dengan garam fisiologis sebagai parasit berbentuk lonjong dengan flagelanya dan gerakannya yang cepat. Sedangkan kandida albikans dapat dilihat jelas dengan KOH 10% tampak sel ragi (blastospora) atau hifa semu. Vaginitis nonspesifik yang disebabkan gardnerella vaginalis pada sediaan dapat ditemukan beberapa kelompok basil, lekosit yang tidak seberapa banyak, dan banyak sel-sel epitel yang sebagian besar permukaannya berbintik-bintik. Sel-sel ini disebut clue cell yang merupakan ciri khas infeksi gardnerella vaginalis. c. Pewarnaan gram. Neisseria gonorrhea memberikan gambaran adanya gonokokkus intra dan ekstraseluler. Gardnerella vaginalis memberikan gambaran batang-batang berukuran kecil gram negatif yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan banyak sel epitel dengan kokobasil, tanpa ditemukan laktobasil. d. Kultur. Dengan kultur akan dapat ditemukan kuman penyebab secara pasti, tetapi seringkali kuman tidak tumbuh sehingga harus hati-hati dalam penafsiran. e. Pemeriksaan serologis. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi herpes genitalis dan human papiloma virus dengan pemeriksaan ELISA.
  • 12. f. Tes Pap Smear. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi adanya keganasan pada 12 serviks 2.6. Penatalaksanaan 2.6.1. Preventif1 Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: a. Memakai alat pelindung. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan tertularnya penyakit karena hubungan seksual, salah satunya dengan menggunakan kondom. Kondom dinilai cukup efektif dalam mencegah penularan PHS. b. Pemakaian obat atau cara profilaksis. Pemakaian antiseptik cair untuk membersihkan vagina pada hubungan yang dicurigai menularkan penyakit kelamin relatif tidak ada manfaatnya jika tidak disertai dengan pengobatan terhadap mikroorganisme penyebab penyakitnya. Pemakaian obat antibiotik dengan dosis profilaksis atau dosis yang tidak tepat juga akan merugikan karena selain kuman tidak terbunuh juga terdapat kemungkinan kebal terhadap obat jenis tersebut. Pemakain obat mengandung estriol baik krem maupun obat minum bermanfaat pada pasien menopause dengan gejala yang berat. c. Pemeriksaan dini. Kanker serviks dapat dicegah secara dini dengan melakukan pemeriksaan pap smear secara berkala. Dengan pemeriksaan pap smear dapat diamati adanya perubahan sel-sel normal menjadi kanker yang terjadi secara berangsur-angsur, bukan secara mendadak. 2.6.2. Kuratif1 Terapi leukorea harus disesuaikan dengan etiologinya a. Parasit. Pada infeksi trikomonas vaginalis diberikan metronidazol 3x250 mg peroral selama 10 hari. Karena sering timbul rekurens, maka dalam terapi harus diperhatikan adanya infeksi kronis yang menyertainya, pemakaian kondom dan pengobatan pasangannya. Selain itu dapat juga digunakan sediaan klotrimazol 1x100 mg intravaginal selama 7 hari. b. Jamur. Pada infeksi kandida albikans dapat diberikan mikostatin 10.000 unit intravaginal selama 14 hari. Untuk mencegah timbulnya residif tablet vaginal mikostatin ini dapat diberikan seminggu sebelum haid selama beberapa bulan. Obat lainnya adalah itrakonazol 2x200 mg peroral dosis sehari.
  • 13. 13 c. Bakteri. 1. Untuk gonokokkus dapat diberikan: tetrasiklin 4x250 mg peroral/hari selama 10 hari atau dengan kanamisin dosis 2 gram IM. Obat lainnya adalah sefalosporin dengan dosis awal 1 gram selanjutnya 2x500 mg/hari selama 2 hari. Sedangkan pada wanita hamil dapat diberikan eritromisin 4x250 mg peroral/hari selama 10 hari atau spektinomisin dosis 4 gram IM. 2. Gardnerella vaginalis dapat diberikan clindamycin 2x300 mg peroral/ hari selama 7 hari. Obat lainnya metronidazole 3x250 mg peroral/hari selama 7 hari (untuk pasien dan suaminya). 3. 3. Klamidia trakomatis diberikan tetrasiklin 4x500 mg peroral/hari selama 7 – 10 hari. 4. 4. Treponema pallidum diberikan Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit IM dosis tunggal atau Doksisiklin 2x200 mg peroral selama 2 minggu. d. Virus. 1. Virus Herpes tipe 2: dapat diberikan obat anti virus dan simtomatis untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal, serta pemberian obat topikal larutan neutral red 1% atau larutan proflavin 0,1%. 2. Human papiloma virus: pemberian vaksinasi mungkin cara pengobatan yang rasional untuk virus ini, tetapi vaksin ini masih dalam penelitian. 3. Kondiloma akuminata dapat diobati dengan menggunakan suntikan interferon suatu pengatur kekebalan. Dapat diberikan obat topikal podofilin 25% atau podofilotoksin 0,5% di tempat dimana kutil berada. Bila kondiloma berukuran besar dilakukan kauterisasi. e. Vaginitis lainnya. 1. Vaginitis atropika. Pengobatan yang diberikan adalah pemberian krem estrogen dan obat peroral yaitu stilbestrol 0,5 mg/hari selama 25 hari persiklus atau etinil estradiol 0,01 mg/hari selama 21 hari persiklus. 2. Vaginitis kronis/rekurens. Perlu diperhatikan semua faktor predisposisi timbulnya keluhan leukorea serta pengobatan pada pasangannya. Bila pada kultur ditemukan hasil positif sebaiknya diberikan pengobatan sebelum menstruasi selama 3 bulan berturut-turut dengan clotrimazole 1x100 mg intravaginal selama 5 hari atau ketokonazole 2x200 mg dimulai hari pertama haid.
  • 14. 3. Vaginitis alergika. Pengobatan pada kasus ini adalah dengan menghindari alergen penyebabnya, misalnya terhadap tissue, sabun, tampon, pembalut wanita. Pada kasus yang dicurigai vaginitis alergika tetapi tidak diketahui penyebabnya dapat diberikan antihistamin. 4. Vaginitis psikosomatis. Untuk mengobati pasien ini perlu pendekatan psikologis bahwa ia sebenarnya tidak menderita kelainan yang berarti dan hal tersebut timbul akibat konflik emosional. Pendekatan yang memandang pasien sebagai manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya harus dipikirkan. 14
  • 15. 15 Gambar 2.4. Alur diagnosa dan tatalaksana leukorea10
  • 16. 16 Gambar 2.5. Alur diagnosa dan tatalaksana vaginal discharge syndrome11
  • 17. 17 2.7. Komplikasi  Pada kasus yang tidak diobati, infeksi vagina sederhana dapat menyebar ke traktus reproduksi bagian atas dan menybabkan penyakit lain yang lebih serius, dan dalam waktu yang lama dapat terjadi infertilitas6  Seperti halnya apabila benda asing bertahan di dalam tubuh dapat terjadi toxic shock syndrome6  Polip servikalis umumnya tidak membahayakan walaupun dapat menyebabkan infertilitas pada waktu berkembang sangat besar6  Adanya komplikasi yang spesifik berhubungan dengan leukorea pada kehamilan seperti kelahiran prematur, ruptur membrane yang prematur, berat badan bayi lahir rendah, dan endometritis paska kelahiran.6 2.8. Prognosa  Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata-rata 70 – 80% dengan regimen pengobatan yang telah dibahas sebelumnya.6  Kandidiasis mengalami kesembuhan rata-rata 80 - 95%.6  Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata-rata 95%.6
  • 18. 18 BAB III KESIMPULAN Leukorea merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita mulai dari usia muda sampai usia tua. Leukorea (fluor albus/white discharge/keputihan/vaginal discharge/duh tubuh vagina) adalah pengeluaran cairan dari alat genitalia yang tidak berupa darah. Kebanyakan duh tubuh vagina adalah normal. Akan tetapi, jika duh tubuh yang keluar tidak seperti biasanya baik warna ataupun penampakannya, atau keluhannya disertai dengan nyeri, kemugkinan itu merupakan tanda adanya sesuatu yang salah. Duh tubuh vagina merupakan kombinasi dari cairan dan sel yang secara berkelanjutan melewati vagina. Fungsi dari duh tubuh vagina adalah untuk membersihkan dan melindungi vagina. Etiologi leukorea sampai sekarang masih sangat bervariasi sehingga disebut multifaktorial. Leukorea fisiologis adalah cairan yang keluar dari vagina yang bukan darah dengan sifat yang bermacam-macam baik warna, bau, maupun jumlahnya. Leukorea fisiologis terdapat pada bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, karena pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin; saat menars, karena pengaruh estrogen dan biasanya akan hilang dengan sendirinya; rangsangan seksual sebelum dan pada waktu koitus akibat transudasi dinding vagina; saat ovulasi, berasal dari sekret kelenjar serviks uteri yang menjadi lebih encer; saat kehamilan, mood (perasaan hati), stress; saat pemakaian kontrasepsi hormonal; pembilasan vagina secara rutin. Leukorea patologis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus, benda asing, menopause, neoplasma/keganasan pada alat genitalia, dan erosi. Infeksi oleh bakteri diantaranya gonokokkus, klamidia trakomatis, gardnerella vaginalis, treponema pallidum. Leukorea patologis oleh jamur biasanya disebabkan oleh spesies kandida, cairan yang keluar dari vagina biasanya kental, berwarna putih susu, dan sering disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan akibat peradangan. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam serta pemeriksaan laboratorium. Yang harus diperhatikan dalam anamnesis adalah usia, metode kontrasepsi yang dipakai, kontak seksual, perilaku, sifat leukorea, menanyakan kepada pasien kemungkinan hamil atau menstruasi, masa inkubasi. Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dalam yang perlu diperhatikan adalah ciri-ciri duh tubuh di alat reproduksi wanita tersebut yang akan disesuaikan dengan penyebabnya. Sedangkan pemeriksaan
  • 19. laboratorium yang perlu dilakukan adalah penentuan pH, penilaian sediaan basah, pewarnaan gram, kultur, pemeriksaan serologis, tes pap smear. Penatalaksanaan leukorea meliputi preventif dan kuratif. Preventif diantaranya memakai alat pelindung, pemakaian obat atau cara profilaksis, dan pemeriksaan dini. Sedangkan terapi kuratif harus disesuaikan dengan etiologinya. 19
  • 20. 20 DAFTAR PUSTAKA 1. Ramayanti. Pola Mikroorganisme Fluor Albus Patologis Yang Disebabkan Oleh infeksi Pada Penderita Rawat Jalan Di Klinik Ginekologi Rumah Sakit Umum Dr.Kariadi Semarang. Semarang: Bagian Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2004. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://eprints.undip.ac.id/12387/1/2004PPDS3634.pdf. 2. Tjitra E, Reny M, Dewi R M. Karakteristik Penderita Fluor Albus di Puskesmas Cempaka Putih Barat I Jakarta. Jakarta: Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen kesehatan RI. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_074_kulit_%28i%29.pdf 3. Nasution M A. Mikologi Dan Mikologi Kedokteran Beberapa pandangan Dermatologis. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin Pada Fakultas Kedokteran, Diucapkan Di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara. Medan: Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU. 2005. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2005/ppgb_2005_mansur_amirsyam_nasuti on.pdf. 4. Anonim. Vaginal Discharge. Reviewed June 2010, Pubished October 2010. Pharmaceutical Society Of Australia. Self Care Health Advice For Live. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://www.nationalpharmacies.com.au/library/Vaginal_Discharge_Oct2011_V4.pdf 5. Mayo clinic staff. Vaginal discharge. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://www.mayoclinic.com/health/vaginal-discharge/MY00097. 6. Tidy C. vaginal discharge. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://www.patient.co.uk/doctor/Vaginal-Discharge.htm. 7. Anonim. Vaginal Discharge: What’s Normal? What’s Not?. KFL & A Public Health. An Accredited Local Public Health Agency Affiliated With Queen’s University. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://www.kflapublichealth.ca/Files/Resources/224_vaginal_discharge.pdf. 8. Anonim. Vaginal Discharge. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://www.groupeelva.org/uploads/Articles/Vaginal_Discharge%5B2%5D.pdf 9. Anonim. Patient Advisories: Vaginal Discharge. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://www.rafflesmedicalgroup.com/ImgUpd/Vaginal_Discharge.pdf. 10. Anonim. Vaginal Discharge (Speculum And Microscope). Advantage Health Care. (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://www.advantagebiocare.com.au/documents/doctor/AdvantageBioCare_STI_Flo wchart.pdf. 11. Anonim. Vaginal Discharge Syndrome (VDS). (Diakses tanggal 8 Maret 2011). Diunduh dari: http://familymedicine.ukzn.ac.za/Uploads/549aff83-6a6b-44f5-bb80- d224ed465d92/Vag%20Dis.pdf.