1. MAKALAH KIMIA
MAKROMOLEKUL
Di Susun Oleh: SITI KHOTIMATUS SURYANI
KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI PESANGGARAN
2. DAFTAR ISI
1.Cover ...........................................................
2. Daftar isi ....................................................
3.Pembahasan ...............................................
1. Berdasarkan jenis reaksi polimirase.
2.Berdasarkan jenis monomer penyusun.
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
bimbingannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
MAKROMOLEKUL ini .
Dalam rangka memenuhi tugas akhir sekolah khususnya bidang study kimia kami
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat.Sekalipun demikian penulis
menyadari proses penyusunan makalah ini merupakan pekerjaan yang tidak ringan
sehingga memungkinkan adanya kekurangan maupun kesalahan baik dalam hal
penulisan ,tata bahasa maupun isinya .Oleh karena itu demi penyempurnaan kritik
saran maupun masukan penulis harapkan.
Akhirnya rasa terimakasih kami sampaikan kepada Bpk Susanto yang telah
membimbing penulis. Semoga Allah SWT melindungi dan mencatat amal
kebaikannya. Amiiin...
Siliragung, 21 Februari 2012
Penulis
5. » Merupakan moleku besar yang terbentuk dari molekul-molekul kecil yang terangkai
secara berulang
» Molekul-molekul kecil penyusun polimer disebut monomer
» Reaksi pembentukan polimer disebut
1. reaksi polimerisasi
» Dua jenis polimerisasi:
» Polimerisasi adisi: polimer yang terbentuk melalui reaksi adisi dari berbagai
monomer
Contoh polimer adisi:
n CH2 = CH + n CH2 = CH – CH2 – CH – CH2 – CH –
Cl Cl Cl Cl
Vinil klorida Polivinil klorida (PVC)
(suatu monomer)
Yang termasuk ke dalam polimer adisi adalah polistirena (karet ban), polietena
(plastik), poliisoprena (karet alam), politetraflouroetena (teflon), PVC, dan
poliprepilena (plastik).
» Polimerisasi kondensasi: polimer yang terbentuk karena monomer-monomer
saling berikatan dengan melepaskan molekul kecil.
Contoh: pembentukan plastik stirofoam tersusun dari dua monomer berbeda yaitu
urea dan metanal. Dua molekul metanal bergabung dengan satu molekul urea
menjadi suatu molekul disebut dimer. Dimer-dimer ini selanjutnya
berpolimerisasi.
O O H O H
N–C–N + 2H–C–H – C – N – C – N – C – + H2O
H H H H H H
Urea Formaldehid Urea formaldehid
6. Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit, poliuretan,
poliamida, (melamin), poliester (nilon), teteron, dan protein.
» Perbedaan antara polimerisasi adisi dan kondensasi adalah bahwa pada
polimerisasi kondensasi terjadi pelepasan molekul kecil seperti H2O dan NH3,
sedangkan pada polimerisasi adisi tidak terjadi pelepasan molekul.
2Penggolongan polimer:
» Berdasarkan asal polimer:
» Polimer alam: polimer yang tersedia secara alami di alam. Contoh: karet alam
(dari monomer-monomer 2-metil-1,3-butadiena/isoprena), selulosa (dari
monomer-monomer glukosa), protein (dari monomer-monomer asam amino),
amilum
» Polimer sintetik: polimer buatan hasil sintetis indukstri/pabrikan. Contoh:
nilon (dari asam adipat dengan heksametilena), PVC (dari vinil klorida),
polietilena, poliester (dari diasil klorida dengan alkanadiol)
» Berdasarkan jenis monomer:
» Homopolimer: terbentuk dari monomer-monomer sejenis. Contoh:
polisterina, polipropilena, selulosa, PVC, teflon.
» Kopolimer: terbentuk dari monomer-monomer yang tak sejenis. Contoh:
nilon 66, tetoron, dakron, protein (dari berbagai macam asam amino), DNA
(dari pentosa, basa nitrogen, dan asam fosfat), bakelit (dari fenol dan
formaldehida), melamin (dari urea dan formaldehida)
» Berdasarkan penggunaan polimer:
» Serat: polimer yang dimanfaatkan sebagai serat. Misalnya: untuk kain dan
benang. Contoh: poliester, nilon, dan dakron.
» Plastik: polimer yang dimanfaatkan untuk plastik. Contoh: bakelit,
polietilena, PVC, polisterina, dan polipropilena.
» Berdasarkan sifatnya terhadap panas:
» Polimer termoplas/termoplastis: polimer yang melunak ketika dipanaskan
dan dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: PVC, polietilena, polipropilena
» Polimer termosetting: polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan
tidak dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: melamin, selulosa
7. » Beberapa polimer disajikan dalam tabel berikut:
POLIMER POLIMERISASI MONOMER KEGUNAAN
Polivinil clorida H2C = CH - Cl Pipa plastik,
Adisi
(PVC) Vinilklorida selang plastik
CF2 = CF2 Panci anti
Teflon Adisi
Politetraflouroetilena lengket
CH2 = CH2 Bungkus plastik,
Polietilena Adisi
Etena botol plastik
CH2 = CH – CH3 Tali plastik,
Polipropilena Adisi
Propena karung plastik
CH3
Poliisoprena
Adisi CH2 = C – CH2 – CH3 Ban mobil
(karet alam)
Isoprena
Serat kayu,
Selulosa Kondensasi Glukosa dinding sel
tumbuhan
Tepung, bahan
Pati/amilum Kondensasi Glukosa
makanan
Zat pembangun,
Protein Kondensasi Glukosa
bahan makanan.
8. Polimer Berdasarkan Jenis Monomernya
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan atas homopolimer dan kopolimer.
Homopolimer terbentuk dari sejenis monomer, sedangkan kopolimer terbentuk lebih dari
sejenis monomer. Uraian berikut menjelaskan perbedaan dua golongan polimer tersebut.
Homopolimer
Homopolimer merupakan polimer yang terdiri dari satu macam monomer, dengan
struktur polimer. . . – A – A – A – A – A – A -. . . Salah satu contoh pembentukan
homopolimer dari polivinil klorida adalah sebagai berikut.
Kopolimer
Kopolimer merupakan polimer yang tersusun dari dua macam atau lebih monomer.
Contoh: polimer SBS (polimer stirena-butadiena-stirena)
9. Jenis-jenis kopolimer
a) Kopolimer acak, yaitu kopolimer yang mempunyai sejumlah satuan berulang yang
berbeda tersusun secara acak dalam rantai polimer. Strukturnya: . . . – A – B – A – A – B
– B – A – A -. . . .
b) Kopolimer bergantian, yaitu kopolimer yang mempunyai beberapa kesatuan ulang
yang berbeda berselang-seling adanya dalam rantai polimer. Strukturnya:. . . – A – B – A
–B–A–B–A–B–...
c) Kopolimer balok (blok), yaitu kopolimer yang mempunyai suatu kesatuan
berulang berselang-seling dengan kesatuan berulang lainnya dalam rantai polimer.
Strukturnya: . . . – A – A – A – A – B – B – B – B – A – A – A – A -. . .
d) Kopolimer tempel/grafit, yaitu kopolimer yang mempunyai satu macam kesatuan
berulang menempel pada polimer tulang punggung lurus yang mengandung hanya satu
macam kesatuan berulang dari satu jenis monomer. Strukturnya
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIFAT-SIFAT POLIMER
Jejaring Kimia - Sebagian makromolekuL (termasuk diantaranya karbohidrat, protein,
dan lemak) mempunyai struktur yang lebih teratur, yakni tersusun dari unit-unit terkecil
dengan struktur yang karakteristik berulang, mulai dari 50 sampai ribuan unit.
Makromolekul yang dimekian disebut dengan polimer dan unit-unit terkecilnya disebut
10. dengan monomer. Berikut analogi suatu polimer beserta monomer-monomer
penyusunnya.
Contoh homopolimer adalah polietilena dengan 1 jenis monomer yaitu etena, sedangkan
contoh kopolimer adalah SBR dengan monomer stirena dan butadiene.
A. SIFAT-SIFAT POLIMER
Sebelum membahas tentang faktor yang mempengaruhi sifat-sifat polimer, berikut akan
dijelaskan terlebih dahulu tiga sifat polimer yang harus kita ketahui.
1. Termoplas
Termoplas bersifat lunak jika dipanaskan dan dapat dicetak kembali menjadi bentuk lain.
Hal ini dikarenakan termoplas memiliki banyak rantai panjang yang terikat oleh gaya
antar molekul yang lemah. Contoh polimer yang memiliki sifat termoplas adalah PVC,
polietena, nilon 6,6 dan polistirena
2. Termoset
Termoset mempunyai bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika dipanaskan.
Penyebabnya adalah termoset memiliki banyak ikatan kovalen yang sangat kuat diantara
rantai-rantainya. Ikatan kovalen akan terputus serta terbakar jika dilakukan pemanasan
yang tinggi. Polimer yang memiliki sifat termoset adalah bakelit
3. Elastomer
Elastomer merupakan polimer yang elastic atau dapat mulur jika ditarik, tetapi kembali ke
awal jika gaya tarik ditiadakan. Penyebabnya adalah tumpang tindih antara polimer yang
memungkinkan rantai-rantai ditarik, dan ikatan silang yang akan menarik kembali rantai-
rantai tersebut ke susunan tumpang tindihnya. Contoh elastomer adalah karet sintetis
SBR.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIFAT POLIMER
11. Sifat-sifat polimer seperti yang dipaparkan di atas ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut:
1. Panjang rantai/jumlah monomer
Kekuatan polimer akan bertambah dengan semakin panjangnya rantai/jumlah monomer
karena terdapat semakin banyak gaya antar molekul antara rantai-rantai penyusunnya.
2. Susunan rantai satu terhadap lainnya
Susunan rantai satu terhadap lainnya dapat bersifat teratur membentuk daerah kristalin
dan acak membentuk daerah amorf. Polimer yang membentuk daerah kristalin akan lebih
kuat karena rantai-rantainya tersusun rapat, meski kurang fleksibel. Sedangkan polimer
yang membentuk daerah amorf akan bersifat lemah dan lunak.
3. Tingkat percabangan pada rantai
Ketidakteraturan rantai-rantai polimer disebabkan oleh banyak cabang sehingga akan
mengurangi kerapatan dan kekerasan polimer itu sendiri, namun akan menaikkan
fleksibilitasnya. Terdapat dua contoh polimer yang dibedakan berdasarkan
fleksibilitasnya yaitu LDPE (low density polyethene) dan HDPE (high density
polyethene). Sesuai dengan namanya LDPE lebih fleksibel tapi kurang tahan panas
dengan titik didih 105oC, sendangkan HDPE lebih kaku, tetapi kuat dan tahan panas pada
kisaran suhu 135oC.
4. Gugus fungsi pada monomer
Adanya gugus fungsi polar seperti hidroksida - OH dan amina - NH2 pada monomer
dalam polimer akan mengakibatkan terbentuknya ikatan hydrogen. Akibatnya, kekuatan
gaya antar molekul polimer meningkat dan akan menaikkan kekerasan polimer.
5. Ikatan silang (cross linking) antar rantai polimer
Termoplas tidak memiliki cross linking, hanya gaya antar molekul yang lemah sehingga
bersifat lunak. Sebaliknya termoset memiliki cross linking yang kuat berupa ikatan
kovalen sehingga bersifat keras dan sulit meleleh. Sementara itu sifat elestomer
dipengaruhi selain oleh tumpang tindih rantai, juga cross linking yang lebih sedikit
disbanding termoset.
6. Penambahan zat aditif
Sangat sedikit polimer yang digunakan dalam bentuk murninya, kebanyakan ditambah zat
aditif untuk memperbaiki atau memperoleh sifat yang diinginkan. Zat plastis (plasticizer)
yang digunakan untuk melunakkan polimer pada jenis polimer termoset; zat
pengisi/penguat untuk menaikkan kekuatan polimer; stabilitator untuk menaikkan
ketahanan terhadap dekomposisi oleh panas, sinar UV, dan oksidator; pigmen untuk
12. pewarnaan; dan penghambat nyala api yang digunakan untuk mengurangi sifat mudah
terbakar dan materi.
Klasifikasi polimer
Berdasarkan sumbernya
1. Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
2. Polimer sintetis
1. Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
2. Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
3. Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya
dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga
kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
1. 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
2. 5 ~ 11 Cair (bensin)
3. 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
4. 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
5. 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
6. 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
Industri
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka
adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate,
polystyrene, dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan
plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
13. Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas,
cahaya, dan kimia.
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C
"alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan
sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam
pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam
amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling
banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu
sebagai penyusun protein.
Struktur asam amino
Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di
sebelah kanan.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus:
gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R,
dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam
amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa
bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh
karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-
amino.
14. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut
menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam
lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
Isomerisme pada asam amino
Dua model molekul isomer optis asam amino alanina
Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino—kecuali
glisina—memiliki isomer optik: L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri
ini dari gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca
(menjauhi pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan
karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran
berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam bahasa Inggris
dengan nama CLRN, dari singkatan COOH - R - NH2).
Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan tipe L meskipun
beberapa siput laut menghasilkan tipe D. Dinding sel bakteri banyak mengandung asam
amino tipe D.
Polimerisasi asam amino
Lihat juga artikel tentang ekspresi genetik.
15. Reaksi kondensasi dua asam amino membentuk ikatan peptida
Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya.
Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus
karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi
penyambungan ini (disebut translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan
ribosom dan tRNA.
Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu
asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya akan
terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi.
Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam bentuk
residu asam amino.
Zwitter-ion
Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat
dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi
oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina
pada asam amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus
karboksilnya menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik ini
spesifik bergantung pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino
tersebut dikatakan berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam
16. amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya.
Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun
pH fisiologis yang dekat netral.
Asam amino dasar (standar)
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan
ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun
dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku
atau asam amino penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang
disandi oleh DNA/RNA sebagai kode genetik.
Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam kurung
menunjukkan singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan dalam kajian
protein), dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:
Asam amino alifatik sederhana
Glisina (Gly, G)
Alanina (Ala, A)
Valina (Val, V)
Leusina (Leu, L)
Isoleusina (Ile, I)
Asam amino hidroksi-alifatik
Serina (Ser, S)
Treonina (Thr, T)
Asam amino dikarboksilat (asam)
Asam aspartat (Asp, D)
Asam glutamat (Glu, E)
Amida
Asparagina (Asn, N)
17. Glutamina (Gln, Q)
] Asam amino basa
Lisina (Lys, K)
Arginina (Arg, R)
Histidina (His, H) (memiliki gugus siklik)
Asam amino dengan sulfur
Sisteina (Cys, C)
Metionina (Met, M)
Prolin
Prolina (Pro, P) (memiliki gugus siklik)
Asam amino aromatik
Fenilalanina (Phe, F)
Tirosina (Tyr, Y)
Triptofan (Trp, W)
Kelompok ini memiliki cincin benzena dan menjadi bahan baku metabolit sekunder
aromatik.
Fungsi biologi asam amino
1. Penyusun protein, termasuk enzim.
2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin,
hormon dan asam nukleat).
3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik
(kofaktor).
Asam amino esensial
18. Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai
kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme
apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau
selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini,
spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah "asam amino esensial"
berlaku hanya bagi organisme heterotrof.
Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang
harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusina, leusina, lisina, metionina,
fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai
"setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi
kebutuhannya. Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial" dan sering
diberikan untuk kepentingan pengobatan.
Jenis2 asam amino essensial :
1. Leucine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai
bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
- Membantu pemulihan pada kulit dan tulang
2. Isoleucine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai
bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
- Membantu dalam pembentukan sel darah merah
3. Valine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai
bercabang)
- Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung diserap oleh otot
- Membantu dalam mengirimkan asam amino lain (tryptophan, phenylalanine, tyrosine)
ke otak
4. Lycine
- Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein pada otot dan jaringan
19. penghubugn lainnya
- Bersama dengan Vitamin C membentuk L-Carnitine
- Membantu dalam pembentukan kolagen maupun jaringan penghubung tubuh lainnya
(cartilage dan persendian)
5. Tyyptophan
- Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek relaksasi)
- Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan
6. Methionine
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup
dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang
dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan
juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein
ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA
ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan
ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
20. proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki
fungsi penuh secara biologi.[2][3]
Struktur
Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet dan
alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank
Data Protein (nomor 1EDH).
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu),
sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat): [4][5]
struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang
dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan
ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada
protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara
asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk
dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino
menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa
translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu
mutasi genetik.
21. struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
o alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam
amino berbentuk seperti spiral;
o beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar
yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat
melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
o beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
o gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").[4]
struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur
sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein
dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang
stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur
kuartener.
contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein
dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan
dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan
menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan
spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism
(CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).[6] Spektrum CD dari puntiran-alfa
menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta
menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur
sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita
amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta.
Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum
inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350
asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang
lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai
22. polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda
dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini
berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak
hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur
kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
Kekurangan Protein
Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein
menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa
harus sedikitnya mengonsumsi 1 g protein per kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein
bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.
Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan
protein.[7] Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari
yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh
darah sehingga menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah:
o hipotonus
o gangguan pertumbuhan
o hati lemak
Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.
Manfaat Protein
Manfaat protein bagi tubuh kita sangatlah banyak. Protein sangat mempengaruhi proses
pertumbuhan tubuh kita. Diantara manfaat protein tersebut adalah sebagai berikut:
Sebagai enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat reaksi
biologis.
23. Sebagai alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung dalam
hemoglobin dapat mengangkut oksigen dalam eritrosit. Protein yang terkandung
dalam mioglobin dapat mengangkut oksigen dalam otot.
Untuk Penunjang mekanis. Salah satu protein berbentuk serabut yang disebut
kolagen memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan daya tahan tulang dan
kulit.
Sebagau Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh. Protein ini biasa
digunakan dalam bentuk antibodi.
Sebagai Media perambatan impuls syaraf.
Sebagai Pengendalian pertumbuhan.
Sintese protein
Artikel utama: Proteinbiosynthese
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan
menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini
dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya
kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan
sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan
berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah.
Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak
esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian karena
hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut
sebagai translasi.
Sumber Protein
Daging
Ikan
Telur
Susu, dan produk sejenis Quark
24. Tumbuhan berbji
Suku polong-polongan
Kentang
Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk
biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan
kepada kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani,
sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa
kelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci
yang memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari
Universitas Berkeley menunjukkan how to get a six pack in a week bahwa kelinci yang
memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama.
Keuntungan Protein
Sumber energi
Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
Jenis-jenis protein bahan pangan
Berdasarkan kelarutannya, protein dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:
1. Albumin adalah protein yang larut dalam media air dan larutan garam yang
cukup pekat. Albumin terdapat dalam serum darah, putih telur, dan susu.
Albumin mempunyai sifat mudah terkoagulasi oleh panas.
2. Globulin adalah protein yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan
elektrolit encer. Globulin juga mudah terkoagulasi oleh panas.
3. Prolamin adalah protein yang mempunyai kandungan prolin yang tinggi.
Protein ini tidak larut dalam air maupun alkohol absolut tetapi larut dalam
ethanol 70-80%. Prolaminnya didapat dari biji-bijian seperti gandum dan
jagung.
25. 4. Glutenin adalah protein yang bersifat tidak larut dalam pelarut netral tetapi
larut dalam larutan asam atau basa encer. Contohnya adalah glutenin dalam
gandum dan orizenin dalam beras.
5. Histon adalah protein yang larut dalam air dan asam encer, tetapi tidak larut
dalam larutan NH4OH encer. Protein ini banyak mengandung arginin dan
karenanya bersifat basa. Histon umumnya berasosiasi dengan asam-asam
nukleat dan bersifat terkoagulasi karena pemanasan. Histon yang terkoagulasi
dapat larut kembali atau ter flokulasi dalam larutan asam encer.
6. Protamin adalah protein paling sederhana dibandingkan protein lain.
Larutan protamin encer dapat mengendapkan protein lain, bersifat basa kuat
dengan asam kuat membentuk garam kuat. Contohnya salonin dalam ikan
salmon. klupein pada ikan hering, scombrin pada ikan macarel, dan cyprimin
pada ikan karper.
Methode Pembuktian Protein
Tes UV-Absorbsi
Reaksi Xanthoprotein
Reaksi Millon
Reaksi Ninhydrin
Reaksi Biuret
Reaksi Bradford
Tes Protein berdasar Lowry
Tes BCA-
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari
wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut
adiposa.
Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang berperan
dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi antar sel.
Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon
26. adipokina, antara lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator inhibitor-1, retinol
binding protein 4 (RBP4), tumor necrosis factor-alpha (TNFα), visfatin, dan hormon
metabolik seperti adiponektin dan hormon adipokinetik (Akh).
Sifat dan Ciri ciri
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka
lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak
untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik
seperti: eter, Chloroform, atau benzol.
Fungsi
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
[1]
1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan
39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
2. Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel
yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion
dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada
prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan
melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang
membentuk membran semua jenis sel.
Sifat-Sifat Lemak
1.Sifat Fisis Lemak
27. a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari
tumbuhan berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan
lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh:
Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C,
sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur
–17 °C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak
yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air. (Mengapa?)
d. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut
lemak yang baik.
2. Sifat Kimia Lemak
a. Reaksi Penyabunan atau Saponifikasi (Latin, sapo = sabun)
Pada pembahasan terdahulu telah diketahui bahwa lemak dapat mengalami hidrolisis.
Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan
alkali disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang
disebut sabun
Reaksi umum:
Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan. Bilangan
penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan
untuk menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan penyabunan
tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat juga dikatakan
bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut.
28. Contoh soal:
b. Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak
mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya
Gambar:
Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap
pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak
dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat
ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan
yodium. Bilangan yodium adalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium
yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi dengan ikatan
rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium mengadakan reaksi adisi pada suatu
ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula
bilangan yodium.
Contoh soal:
29. c. Hidrogenasi
Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak tumbuhan menjadi
lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi
minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal dengan
proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen dengan
tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 °C) yang mengandung katalis nikel yang
terdispersi.
Membran
Sel eukariotik disekat-sekat menjadi organel ikatan-membran yang melaksanakan fungsi
biologis yang berbeda-beda. Gliserofosfolipid adalah komponen struktural utama dari
membran biologis, misalnya membran plasma selular dan membran organel intraselular;
di dalam sel-sel hewani membran plasma secara fisik memisahkan komponen intraselular
dari lingkungan ekstraselular. Gliserofosfolipid adalah molekul amfipatik (mengandung
wilayah hidrofobik dan hidrofilik) yang mengandung inti gliserol yang terkait dengan dua
"ekor" turunan asam lemak oleh ikatan-ikatan ester dan ke satu gugus "kepala" oleh suatu
30. ikatan ester fosfat. Sementara gliserofosfolipid adalah komponen utama membran
biologis, komponen lipid non-gliserida lainnya seperti sfingomielin dan sterol (terutama
kolesterol di dalam membran sel hewani) juga ditemukan di dalam membran biologis.[2]
Di dalam tumbuhan dan alga, galaktosildiasilgliserol,[3] dan sulfokinovosildiasilgliserol,[4]
yang kekurangan gugus fosfat, adalah komponen penting dari membran kloroplas dan
organel yang berhubungan dan merupakan lipid yang paling melimpah di dalam jaringan
fotosintesis, termasuk tumbuhan tinggi, alga, dan bakteri tertentu.
Dwilapis telah ditemukan untuk memamerkan tingkat-tingkat tinggi dari keterbiasan
ganda yang dapat digunakan untuk memeriksa derajat keterurutan (atau kekacauan) di
dalam dwilapis menggunakan teknik seperti interferometri polarisasi ganda.
Organisasi-mandiri fosfolipid: liposom bulat, misel, dan dwilapis lipid.
Cadangan energi
31. Triasilgliserol, tersimpan di dalam jaringan adiposa, adalah bentuk utama dari cadangan
energi di tubuh hewan. Adiposit, atau sel lemak, dirancang untuk sintesis dan pemecahan
sinambung dari triasilgliserol, dengan pemecahan terutama dikendalikan oleh aktivasi
enzim yang peka-hormon, lipase.[5] Oksidasi lengkap asam lemak memberikan materi
yang tinggi kalori, kira-kira 9 kkal/g, dibandingkan dengan 4 kkal/g untuk pemecahan
karbohidrat dan protein. Burung pehijrah yang harus terbang pada jarak jauh tanpa makan
menggunakan cadangan energi triasilgliserol untuk membahanbakari perjalanan
mereka.[6]
Pensinyalan
Di beberapa tahun terakhir, bukti telah mengemuka menunjukkan bahwa pensinyalan
lipid adalah bagian penting dari pensinyalan sel.[7] Pensinyalan lipid dapat muncul
melalui aktivasi reseptor protein G berpasangan atau reseptor nuklir, dan anggota-anggota
beberapa kategori lipid yang berbeda telah dikenali sebagai molekul-molekul pensinyalan
dan sistem kurir kedua.[8] Semua ini meliputi sfingosina-1-fosfat, sfingolipid yang
diturunkan dari seramida yaitu molekul kurir potensial yang terlibat di dalam pengaturan
pergerakan kalsium,[9] pertumbuhan sel, dan apoptosis;[10] diasilgliserol (DAG) dan
fosfatidilinositol fosfat (PIPs), yang terlibat di dalam aktivasi protein kinase C yang
dimediasi kalsium;[11] prostaglandin, yang merupakan satu jenis asam lemak yang
diturunkan dari eikosanoid yang terlibat di dalam radang and kekebalan;[12] hormon
steroid seperti estrogen, testosteron, dan kortisol, yang memodulasi fungsi reproduksi,
metabolisme, dan tekanan darah; dan oksisterol seperti 25-hidroksi-kolesterol yakni
agonis reseptor X hati.[13]
Fungsi lainnya
Vitamin-vitamin yang "larut di dalam lemak" (A, D, E, dan K1) – yang merupakan lipid
berbasis isoprena – gizi esensial yang tersimpan di dalam jaringan lemak dan hati, dengan
rentang fungsi yang berbeda-beda. Asil-karnitina terlibat di dalam pengangkutan dan
metabolisme asam lemak di dalam dan di luar mitokondria, di mana mereka mengalami
oksidasi beta.[14] Poliprenol dan turunan terfosforilasi juga memainkan peran
pengangkutan yang penting, di dalam kasus ini pengangkutan oligosakarida melalui
membran. Fungsi gula fosfat poliprenol dan gula difosfat poliprenol di dalam reaksi
32. glikosilasi ekstra-sitoplasmik, di dalam biosintesis polisakarida ekstraselular (misalnya,
polimerisasi peptidoglikan di dalam bakteri), dan di dalam protein eukariotik N-
glikosilasi.[15][16] Kardiolipin adalah sub-kelas gliserofosfolipid yang mengandung empat
rantai asil dan tiga gugus gliserol yang tersedia melimpah khususnya pada membran
mitokondria bagian dalam.[17] Mereka diyakini mengaktivasi enzim-enzim yang terlibat
dengan fosforilasi oksidatif.[18]
Metabolisme
Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol,
dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid
menyintesis dan mengurangi cadangan lipid dan menghasilkan karakteristik lipid
fungsional dan struktural pada jaringan individu.
Biosintesis
Karena irama laju asupan karbohidrat yang cukup tinggi bagi makhluk hidup, maka
asupan tersebut harus segera diolah oleh tubuh, menjadi energi maupun disimpan sebagai
glikogen. Asupan yang baik terjadi pada saat energi yang terkandung dalam karbohidrat
setara dengan energi yang diperlukan oleh tubuh, dan sangat sulit untuk menggapai
keseimbangan ini. Ketika asupan karbohidrat menjadi berlebih, maka kelebihan itu akan
diubah menjadi lemak. Metabolisme yang terjadi dimulai dari:
Asupan karbohidrat, antara lain berupa sakarida, fruktosa, galaktosa pada saluran
pencernaan diserap masuk ke dalam sirkulasi darah menjadi glukosa/gula darah.
Konsentrasi glukosa pada plasma darah diatur oleh tiga hormon, yaitu glukagon,
insulin dan adrenalin.
Insulin akan menaikkan laju sirkulasi glukosa ke seluruh jaringan tubuh. Pada
jaringan adiposa, adiposit akan mengubah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat dan
gliserol fosfat, masing-masing dengan bantuan satu molekul ATP.
o Jaringan adiposit ini yang sering dikonsumsi kita sebagai lemak.
Glukosa 6-fosfat kemudian dikonversi oleh hati dan jaringan otot menjadi
glikogen. Proses ini dikenal sebagai glikogenesis, dalam kewenangan insulin.
33. o Pada saat rasio glukosa dalam plasma darah turun, hormon glukagon dan
adrenalin akan dikeluarkan untuk memulai proses glikogenolisis yang
mengubah kembali glikogen menjadi glukosa.
Ketika tubuh memerlukan energi, glukosa akan dikonversi melalui proses
glikolisis untuk menjadi asam piruvat dan adenosin trifosfat.
Asam piruvat kemudian dikonversi menjadi asetil-KoA, kemudian menjadi asam
sitrat dan masuk ke dalam siklus asam sitrat.
o Pada saat otot berkontraksi, asam piruvat tidak dikonversi menjadi asetil-
KoA, melainkan menjadi asam laktat. Setelah otot beristirahat, proses
glukoneogenesis akan berlangsung guna mengkonversi asam laktat
kembali menjadi asam piruvat.
Sementara itu:
lemak yang terkandung di dalam bahan makanan juga dicerna dengan asam
empedu menjadi misel.
Misel akan diproses oleh enzim lipase yang disekresi pankreas menjadi asam
lemak, gliserol, kemudian masuk melewati celah membran intestin.
Setelah melewati dinding usus, asam lemak dan gliserol ditangkap oleh
kilomikron dan disimpan di dalam vesikel. Pada vesikel ini terjadi reaksi
esterifikasi dan konversi menjadi lipoprotein. Kelebihan lemak darah, akan
disimpan di dalam jaringan adiposa, sementara yang lain akan terkonversi
menjadi trigliserida, HDL dan LDL. Lemak darah adalah sebuah istilah
ambiguitas yang merujuk pada trigliserida sebagai lemak hasil proses
pencernaan, sama seperti penggunaan istilah gula darah walaupun:
o trigliserida terjadi karena proses ester di dalam vesikel kilomikron
o lemak yang dihasilkan oleh proses pencernaan adalah berbagai macam
asam lemak dan gliserol.
Ketika tubuh memerlukan energi, baik trigliserida, HDL dan LDL akan diurai
dalam sitoplasma melalui proses dehidrogenasi kembali menjadi gliserol dan
asam lemak. Reaksi yang terjadi mirip seperti reaksi redoks atau reaksi Brønsted–
Lowry; asam + basa --> garam + air; dan kebalikannya garam + air --> asam +
basa
34. o Proses ini terjadi di dalam hati dan disebut lipolisis. Sejumlah hormon
yang antagonis dengan insulin disekresi pada proses ini menuju ke dalam
hati, antara lain:
Glukagon, sekresi dari kelenjar pankreas
ACTH, GH, sekresi dari kelenjar hipofisis
Adrenalin, sekresi dari kelenjar adrenal
TH, sekresi dari kelenjar tiroid
o Lemak di dalam darah yang berlebih akan disimpan di dalam jaringan
adiposa.
Lebih lanjut gliserol dikonversi menjadi dihidroksiaketon, kemudian menjadi
dihidroksiaketon fosfat dan masuk ke dalam proses glikolisis.
Sedangkan asam lemak akan dikonversi di dalam mitokondria dengan proses
oksidasi, dengan bantuan asetil-KoA menjadi adenosin trifosfat, karbondioksida
dan air.
Kejadian ini melibatkan sintesis asam lemak dari asetil-KoA dan esterifikasi asam lemak
pada saat pembuatan triasilgliserol, suatu proses yang disebut lipogenesis atau sintesis
asam lemak.[19] Asam lemak dibuat oleh sintasa asam lemak yang mempolimerisasi dan
kemudian mereduksi satuan-satuan asetil-KoA. Rantai asil pada asam lemak diperluas
oleh suatu daur reaksi yang menambahkan gugus asetil, mereduksinya menjadi alkohol,
mendehidrasinya menjadi gugus alkena dan kemudian mereduksinya kembali menjadi
gugus alkana. Enzim-enzim biosintesis asam lemak dibagi ke dalam dua gugus, di dalam
hewan dan fungi, semua reaksi sintasa asam lemak ini ditangani oleh protein tunggal
multifungsi,[20] sedangkan di dalam tumbuhan, plastid dan bakteri memisahkan kinerja
enzim tiap-tiap langkah di dalam lintasannya.[21][22] Asam lemak dapat diubah menjadi
triasilgliserol yang terbungkus di dalam lipoprotein dan disekresi dari hati.
Sintesis asam lemak tak jenuh melibatkan reaksi desaturasa, di mana ikatan ganda
diintroduksi ke dalam rantai asil lemak. Misalnya, pada manusia, desaturasi asam stearat
oleh stearoil-KoA desaturasa-1 menghasilkan asam oleat. Asam lemak tak jenuh ganda-
dua (asam linoleat) juga asam lemak tak jenuh ganda-tiga (asam linolenat) tidak dapat
disintesis di dalam jaringan mamalia, dan oleh karena itu asam lemak esensial dan harus
diperoleh dari makanan.[23]
35. Sintesis triasilgliserol terjadi di dalam retikulum endoplasma oleh lintasan metabolisme di
mana gugus asil di dalam asil lemak-KoA dipindahkan ke gugus hidroksil dari gliserol-3-
fosfat dan diasilgliserol.[24]
Terpena dan terpenoid, termasuk karotenoid, dibuat oleh perakitan dan modifikasi satuan-
satuan isoprena yang disumbangkan dari prekursor reaktif isopentenil pirofosfat dan
dimetilalil pirofosfat.[25] Prekursor ini dapat dibuat dengan cara yang berbeda-beda. Pada
hewan dan archaea, lintasan mevalonat menghasilkan senyawa ini dari asetil-KoA,[26]
sedangkan pada tumbuhan dan bakteri lintasan non-mevalonat menggunakan piruvat dan
gliseraldehida 3-fosfat sebagai substratnya.[25][27] Satu reaksi penting yang menggunakan
donor isoprena aktif ini adalah biosintesis steroid. Di sini, satuan-satuan isoprena
digabungkan untuk membuat skualena dan kemudian dilipat dan dibentuk menjadi
sehimpunan cincin untuk membuat lanosterol.[28] Lanosterol kemudian dapat diubah
menjadi steroid, seperti kolesterol dan ergosterol.[28][29]
Degradasi
Oksidasi beta adalah proses metabolisme di mana asam lemak dipecah di dalam
mitokondria dan/atau di dalam peroksisoma untuk menghasilkan asetil-KoA. Sebagian
besar, asam lemak dioksidasi oleh suatu mekanisme yang sama, tetapi tidak serupa
dengan, kebalikan proses sintesis asam lemak. Yaitu, pecahan berkarbon dua dihilangkan
berturut-turut dari ujung karboksil dari asam itu setelah langkah-langkah dehidrogenasi,
hidrasi, dan oksidasi untuk membentuk asam keto-beta, yang dipecah dengan tiolisis.
Asetil-KoA kemudian diubah menjadi Adenosina trifosfat, CO2, dan H2O menggunakan
daur asam sitrat dan rantai pengangkutan elektron. Energi yang diperoleh dari oksidasi
sempurna asam lemak palmitat adalah 106 ATP.[30] Asam lemak rantai-ganjil dan tak
jenuh memerlukan langkah enzimatik tambahan untuk degradasi.
Gizi dan kesehatan
Sebagian besar lipid yang ditemukan di dalam makanan adalah berbentuk triasilgliserol,
kolesterol dan fosfolipid. Kadar rendah lemak makanan adalah penting untuk
memfasilitasi penyerapan vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (A, D, E, dan K)
dan karotenoid.[31] Manusia dan mamalia lainnya memerlukan makanan untuk memenuhi
36. kebutuhan asam lemak esensial tertentu, misalnya asam linoleat (asam lemak omega-6)
dan asam alfa-linolenat (sejenis asam lemak omega-3) karena mereka tidak dapat
disintesis dari prekursor sederhana di dalam makanan.[32] Kedua-dua asam lemak ini
memiliki 18 karbon per molekulnya, lemak majemuk tak jenuh berbeda di dalam jumlah
dan kedudukan ikatan gandanya. Sebagian besar minyak nabati adalah kaya akan asam
linoleat (safflower, bunga matahari, dan jagung). Asam alfa-linolenat ditemukan di dalam
daun hijau tumbuhan, dan di beberapa biji-bijian, kacang-kacangan, dan leguma
(khususnya flax, brassica napus, walnut, dan kedelai).[33] Minyak ikan kaya akan asam
lemak omega-3 berantai panjang asam eikosapentaenoat dan asam dokosaheksaenoat.[34]
Banyak pengkajian telah menunjukkan manfaat kesehatan yang baik yang berhubungan
dengan asupan asam lemak omega-3 pada perkembangan bayi, kanker, penyakit
kardiovaskular (gangguan jantung), dan berbagai penyakit kejiwaan, seperti depresi,
kelainan hiperaktif/kurang memperhatikan, dan demensia.[35][36] Sebaliknya, kini
dinyatakan bahwa asupan lemak trans, yaitu yang ada pada minyak nabati yang
dihidrogenasi sebagian, adalah faktor risiko bagi penyakit jantung.[37][38][39]
Beberapa pengkajian menunjukkan bahwa total asupan lemak yang dikonsumsi
berhubungan dengan menaiknya risiko kegemukan[40][41] and diabetes.[42][43] Tetapi,
pengkajian lain yang cukup banyak, termasuk Women's Health Initiative Dietary
Modification Trial (Percobaan Modifikasi Makanan Inisiatif Kesehatan Perempuan),
sebuah pengkajian selama delapan tahun terhadap 49.000 perempuan, Nurses' Health
Study (Pengkajian Kesehatan Perawat dan Health Professionals Follow-up Study
(Pengkajian Tindak-lanjut Profesional Kesehatan), mengungkapkan ketiadaan hubungan
itu.[44][45][46] Kedua-dua pengkajian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara
persentase kalori dari lemak dan risiko kanker, penyakit jantung, atau kelebihan bobot
badan. Nutrition Source, sebuah situs web yang dipelihara oleh Departemen Gizi di
Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard, mengikhtisarkan bukti-bukti terkini pada
dampak lemak makanan: "Sebagian besar rincian penelitian yang dilakukan di Harvard
ini menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan lemak di dalam makanan tidak berhubungan
dengan bobot badan atau penyakit tertentu."[47]
37. Daftar pustaka
Strong, A. Brent (2006). "Plastics: Materials and Processing". Pearson Prentice
Hall ISBN 0-13-114558-4
Odian, George (2004). "Priciples of Polymerization" John Wiley & Sons, Inc.
Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya