Aldehid dan keton adalah keluarga besar dari senyawa organik yang merasuk dalam kehidupan sehari- hari kita. Senyawa-senyawa ini menimbulkan bau wangi pada banyak buah-buahan dan parfum mahal.Senyawa aldehida dan keton yaitu atom karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh ikatan ganda dua (gugus karbonil). Aldehida adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hydrogen
Vanadium adalah salah satu unsure kimia dalam table periodic yang memiliki lambing V, dan termasuk dalam unsur transisi periode keempat, memiliki nomor atom 23.
File ini berisikan tugas Mahasiswa Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang,meliputi materi Struktur, Tata Nama, Sifat dan Sinstesis Ester dari berbagai Reagen, Perbedaan Alkohol dan Eter, serta Reaksi Substitusi Eter
Well, Biochemistry
Matakuliah yang rasa-rasanya paling rajin ane baca daripada matakuliah lain [especially Embryology] kekeke
#curcolan mahasiswa biologi yang galau
Aldehid dan keton adalah keluarga besar dari senyawa organik yang merasuk dalam kehidupan sehari- hari kita. Senyawa-senyawa ini menimbulkan bau wangi pada banyak buah-buahan dan parfum mahal.Senyawa aldehida dan keton yaitu atom karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh ikatan ganda dua (gugus karbonil). Aldehida adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hydrogen
Vanadium adalah salah satu unsure kimia dalam table periodic yang memiliki lambing V, dan termasuk dalam unsur transisi periode keempat, memiliki nomor atom 23.
File ini berisikan tugas Mahasiswa Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang,meliputi materi Struktur, Tata Nama, Sifat dan Sinstesis Ester dari berbagai Reagen, Perbedaan Alkohol dan Eter, serta Reaksi Substitusi Eter
Well, Biochemistry
Matakuliah yang rasa-rasanya paling rajin ane baca daripada matakuliah lain [especially Embryology] kekeke
#curcolan mahasiswa biologi yang galau
Degradation of Ethanolamine by Fluidized-bed Fenton ProcessOswar Mungkasa
prepared by J. Anotai*,**, C.M. Chen***, L. Bellotindos**** and M.C. Lu*** Department of Environmental Engineering, Faculty of Engineering, King Mongkut’s University of Technology Thonburi, Bangkok 10140, Thailand (E-mail: jin.ano@kmutt.ac.th) ** National Center of Excellence for Environmental and Hazardous Waste Management (NCE-EHWM), Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand *** Department of Environmental Resources Management, Chia-Nan Univer for Urban Environments in Asia, 25-28 May 2011, Manila, Philippines. organized by International Water Association (IWA).
2. Kompetensi
Subkompetensi
Tujuan
Pembelajaran
:
:
:
Memahami senyawa organik dan reaksinya,
benzena, dan turunannya, dan
makromolekul
Mendeskripsikan struktur, tata nama,
penggolongan, sifat, dan kegunaan
makromolekul (polimer, karbohidrat dan
protein)
1.Siswa dapat mengidentifikasikan polimer
alam dan polimer sintetik (karet,
karbohidrat, protein, plastik).
2.Siswa dapat menjelaskan sifat fisik dan
sifat kimia polimer.
3.Siswa dapat menuliskan reaksi
pembentukan polimer (adisi dan kondensasi)
dari monomernya.
4.Siswa dapat mendeskripsikan kegunaan
polimer dan mewaspadai dampaknya
terhadap lingkungan.
3. A. POLIMER DAN KEGUNAANNYA
Polimer berasal dari bahasa Yunani, poly dan
meros. Poly berarti banyak dan meros berarti unit
atau bagian.
Polimer diartikan sebagai senyawa yang besar dan
terbentuk dari hasil penggabungan sejumlah unit
atau molekul kecil yang disebut monomer. Polimer
seringkali disebut juga sebagai makromolekul.
Proses penggabungan monomer-monomer hingga
membentuk suatu polimer disebut sebagai reaksi
polimerisasi.
5. 1. Polimer Alam
Polimer alam yaitu polimer yang terbentuk secara
alami dalam tubuh jasad makhluk hidup.
Contoh :
a.Protein. b. Karet alam.
H H O H H O (– CH2– C = CH – CH2 )n
| | || | | || |
(– N – C – C – N – C – C –)n CH3
| |
R R
c. Sebagian molekul aluminium dan glikogen.
d. Sebagian molekul selulosa.
6. 2. Polimer Sintetis atau Buatan
Polimer sintetis atau buatan yaitu polimer yang
tidak terdapat di alam, tetapi disintesis dari
monomer-monomernya dalam reaktor.
Contoh :
a. Karet buatan (neopren) b. Polistirena (plastik)
(– CH2– C = CH – CH2 –)n (– CH– CH2 –)n
| |
Cℓ
7. c. PVC atau polyvinilcloride (plastik)
(– CH2– CH –)n
|
Cℓ
d. Nilon (serat sintetis)
H H O O
| | || ||
(-N-)CH2)6-N-C-(CH2)4-C-)n
8. Berdasarkan pada jenis reaksi
pembentukan polimer, maka
reaksi polimerisasi digolongkan
menjadi dua, yaitu :
1.polimerisasi adisi, dan
2.polimerisasi kondensasi.
9. 1. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi, terjadi dari monomer-
monomer yang mempunyai ikatan rangkap,
bergabung satu sama lain melalui reaksi adisi
membentuk molekul baru.
Molekul baru ini ikatannya tidak lagi rangkap,
melainkan tunggal, dan Mr-nya merupakan Mr
monomernya. Hal ini dikarenakan tidak ada molekul
yang hilang selama reaksi berlangsung.
Reaksi polimerisasi adisi dibedakan menjadi
dua yaitu polimerisasi adisi alami dan polimerisasi
adisi sintetis.
10. a. Polimerisasi Adisi Alami
Contoh: karet alam.
Karet alam merupakan hasil polimerisasi dari 2 – metil
– 1,3 – butadiena. Polimer ini secara alami terdapat
pada pohon karet (para).
Reaksinya:
n(H2C = C- CH = CH2) (- CH2– C = CH – CH2-)n
| |
CH3 CH3
2–metil–1,3–butadiena poli (2–metil–1,3–butadiena)
11. b. Polimerisasi Adisi Sintetis
1. Pembentukan PVC dari
Vinilklorida.
Reaksinya:
n(H2C = CH) ( - H➔ 2C – CH-)n
| |
Cℓ Cℓ
vinil klorida poli vinil klorida
2. Pembentukan polistirena dari
stirena.
Reaksinya:
n(CH = CH2) ( - CH - CH2 –)n➔
feniletena poli finiletena
3. Pembentukan polipropilena dari
propena.
Reaksinya:
n(CH = CH2) ( - CH – CH➔ 2 –-)n
| |
CH3 CH3
propena poli propena
4. Pembentukan teflon dari
tetrafluoroetana.
Reaksinya:
n(F2C = CF2 ) ( - F➔ 2C – CF2 –-)
tetrafluoroetana poli tetrafluorotana
12. 2. Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi kondensasi terjadi apabila dua
atau lebih monomer sejenis maupun berbeda
jenis bergabung membentuk molekul besar
sambil melepaskan molekul-molekul kecil
dan sederhana seperti H2O atau NH3.
Reaksi polimerisasi kondensasi dibedakan
menjadi dua, yaitu polimerisasi kondensasi
alami dan polimerisasi kondensasi sintetis.
13. a. Polimerisasi Kondensasi Alami
Contoh:
1. Selulosa terbentuk dari glukosa.
nC6H12O6 → (C6H10O5)n + nH2O
glukosa selulosa
2. Pembentukan protein dari asam amino.
O H O H O
|| | || | ||
n - (CH2– CH – C – OH) - → (- N – CH – C – N – CH – C -)n + (n + 1) H2O
| | |
R R R
Asam amino Protein
14. b. Polimerisasi Kondensasi Sintetis
Contoh:
1. Pembentukan nilon (serat sintetis) dari asam adipat dan
heksametilen diamin.
Reaksinya:
O O
| | | |
nHO – C – (CH2)4 – C – OH + n NH2 – (CH2)6
Asam adipat heksametilen diamin
O O H H
| | | | | |
(- C - (CH2)4 – C – N - (CH2)4 – N -)n + nH2O
nilon
15. 2. Pembentukan tetoron dari asam paraftalat dan
etandiol.
Reaksinya:
O O
| | | |
nHO – C - - C – OH + n HO – CH2 – CH2 – OH →
asam paraftalat 1,2-etanadiol
O O
| | | |
(- O – C - - C – O – CH2 – CH2 –) n + (n – 1) H2O
tetoron
16. 3. Pembentukan bakelit dari fenol dan metanal (formaldehid).
OH H H
| /
C
fenol | |
O
metanal (formaldehid)
Polimerisasi kondensasi bakelit:
H2O H2O H2O
↑ ↑ ↑
...O + H - OH - H + O + H - - H + ...
| | | |
C fenol C
// //
H H H↓H
Metanal OH
|
[ - H2C - - CH2 -]n Bakelit
17. 4. Pembentukan urea-metanal dari urea dan metanal.
Reaksinya: H2N – CO – NH2 HCHO
Urea metanal (formaldehid)
Polimerisasi kondensasi urea-metanal:
H2O H2O H2O
↑ ↑ ↑
...O + H - N – CO - N - H + O + H - N – CO - N - H + ...
| | | | | | | |
CH2 H urea H CH2 H H
↓ metanal
[- CH2 - NH CO – NH - CH2 – NH – CO – NH -]n
Urea-Metanal
18. Berdasarkan jenis-jenis monomer penyusun
polimer, polimer dibedakan menjadi dua, yaitu
homopolimer dan kopolimer.
1. Homopolimer
Homopolimer yaitu polimer yang terbentuk dari
monomer sejenis, baik melalui reaksi polimerisasi
adisi atau polimerisasi kondensasi.
Struktur homopolimer adalah
. . . – A – A – A – A – . . .
Contoh : PVC, karet alam, protein, polistirena, PVA.
19. 2. Kopolimer
Kopolimer adalah polimer yang terbentuk dari
monomer-monomer yang berbeda melalui proses
polimerisasi kondensasi atau polimerisasi adisi.
Struktur kopolomer adalah
. . . – A – B – A – B – . . .
Contoh : nilon, tetoron, dan karet SBR (Stirena
Butadiena Rubler).
Reaksi yang terjadi pada pembentukan karet SBR,
melalui polimerisasi adisi dari 1,2-butadiena dan
stirena.
20. Ditinjau dari sifat kekenyalannya,
1. Polimer termoplastik, yaitu polimer yang bersifat
kenyal (liat) apabila dipanaskan dan dapat dibentuk
menurut pola yang kita inginkan. Setelah
pendinginan, polimer kehilangan sifat
kekenyalannya dan mempertahankan bentuknya
yang baru. Proses ini dapat diulangi dan kita dapat
mengubahnya menjadi bentuk lain.
2. Polimer termoset, yaitu polimer yang pada
mulanya kenyal tatkala dipanaskan, tetapi setelah
didinginkan ia tidak dapat dilunakkan lagi,
sehingga tidak dapat diubah menjadi bentuk lain.
21. Ditinjau dari sifat polimer terhadap panas
1. Amorf yaitu polimer-polimer yang struktur
polimernya tidak teratur, memiliki sifat
kristalinitas yang rendah. Makin tidak teratur
struktur rantainya makin hilang sifat
kristalinitasnya, polimer ini bersifat kurang
kuat dan tidak tahan terhadap bahan kimia.
Contoh : Gelas, karet.
2. Serat yaitu polimer-polimer yang struktur
rantainya teratur memiliki sifat kristalinitas
yang tinggi. Polimer ini memiliki sifat lebih
kuat dan lebih tahan terhadap bahan-bahan
22. Sifat-sifat fisik polimer ini sangat ditentukan
oleh beberapa faktor, antara lain.
1.Panjang rata-rata rantai polimer.
Kekuatan dan titik leleh polimer naik dengan
bertambah panjangnya rantai polimer.
2.Gaya antarmolekul
Jika gaya antarmolekul pada rantai polimer besar,
polimer menjadi kuat dan sukar meleleh.
3.Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak mempunyai
daya tegang rendah dan lebih mudah meleleh.
23. 4. Ikatan silang antar rantai polimer.
Sifat ini menyebabkan terjadinya jaringan yang
kaku dan membentuk bahan yang keras. Semakin
banyak ikatan silang menyebabkan polimer
semakin kaku dan mudah patah.
5. Sifat kristalinitas rantai polimer.
Polimer yang mempunyai struktur tidak teratur
memiliki kristalinitas rendah dan bersifat amorf.
Sementara itu, polimer dengan struktur teratur
memiliki kristalinitas tinggi sehingga lebih kuat
dan lebih tahan terhadap bahan-bahan kimia dan
enzim.
24. Beberapa polimer yang banyak digunakan saat ini.
1. Plastik
Pembuatan plastik lembaran dilakukan dengan cara
“peniupan” lelehan polimer.
Plastik yang pertama kali diprosuksi secara besar-
besaran adalah polimer fenol-formaldehida, yang
dipatenkan oleh Leo Hendrik Baekeland (1863-
1944) di Amerika Serikat pada tahun 1909, dan
dikenal sebagai plastik jenis bakelit. Bakelit
merupakan kopolimer yang terbentuk dari
monomer-monomerfenol dan metanal
(formaldehida).
Plastik jenis ini merupakan homopolimer dan jenis
reaksinya adalah polimerisasi adisi sebab monomer-
monomernya memiliki ikatan rangkap C = C.
25. Plastik Monomer Rantai Polimer Sifat dan Kegunaannya
Polietilena
(polietena)
CH2 = CH2 ... -CH2 – CH2 – CH2 –... Tembus cahaya, buram,
fleksibel, berlilin, mudah
dipotong, melunak dalam
air panas, sangat mudah
terbakar, digunakan sebagai
pembungkus.
Polivinil
klorida (PVC)
CH2 = CHCℓ -CH2 - CH2 - CH2 - CH2...
I I
Cℓ Cℓ
Tembus cahaya: keras,
kaku, mudah dipotong,
sukar terbakar, digunakan
untuk pipa saluran dan
perabot rumah tangga.
Polipropilena
(polipropena)
CH2=CH-CH3 -CH2 – CH - CH2 - CH - ...
I I
CH3 CH3
Kuat, fleksibel, kerapatan
besar, dapat terbakar,
digunakan untuk serat, tali
dan bahan perahu.
Teflon
(politetra
fluoro etena)
CF2 = CF2 -CF2 - CF2 - CF2- ... Sangat keras, tahan asam,
tidak dapat terbakar, lentur,
gesekan kecil,digunakan
sebagai pengganti logam.
26. Akrilan
(polisiano
etena)
CH2-CH-CN .-CH2 - CH - CH2 – CH-...
I I
CN CN
Kuat, fleksibel, dapat
terbakar, digunakan
sebagai pengganti logam.
Polistirena
(polifenil
etena)
CH2 = CH .- CH2 - CH - CH2 – CH-... Putih, kenyal, sukar
dipotong, dapat terbakar,
digunakan untuk
pembungkus, isalator
listrik, sol sepatu, dan
berbagai peralatan.
Perspex
(polimetil
metakrilat)
CH3
I
CH2 = C
I
COOCH3
CH2 CH2
I I
...-CH2 – C - CH2 – C -..
I I
COOCH3 COOCH3
Permukaan halus, terang,
keras, kaku, mudah
dipotong, dapat terbakar,
digunakan sebagai
pengganti gelas, jendela
pesawat terbang,
peralatan bedah, kaca
mata debu, dan sebagai
reflektor di jalan raya.
27. 2. Karet
Karet alam belum diolah tidaklah elastis. Jika suhu
terlampaui dingin ia menjadi keras dan rapuh, sedangkan
jika suhu terlalu panas ia menjadi lunak dan lengket.
Tahun 1839 Charles Goodyear (1800 – 1860) dari Amerika
Serikat menemukan bahwa apabila karet dipanaskan
dengan sejumlah kecil belerang, ia menjadi elastis dan
kuat dalam segala cuaca. Proses ini dinamai vulkanisasi
oleh Brockedon, teman ilmuwan Inggris Tomas Hancock
yang menemukan proses tersebut, tahun 1843.
Kini kita mengetahui bahwa karet alam adalah polimer dari
isoprena (2-metil-1,3-butadiena).
29. Pada proses vulkanisasi, terbentuk “jembatan belerang” antara
rantai-rantai polimer. Apabila karet yang telah tervulkanisasi
direnggangkan, jembatan belerang menahan rantai-rantai polimer
sehingga tidak mudah putus, dan tatkala tenaga meregangnya
ditiadakan karet ini dengan cepat kembali ke bentuk semula.
CH3 CH3
| |
. . . CH - CH – CH - CH2 - CH – CH – CH – CH2 . . .
| | | |
S S S S
| | | |
S S S S
| | | |
. . . CH - CH – CH - CH2 - CH – CH – CH – CH2 . . .
| |
CH3 CH3
Karet tervulkanisasi
30. Beberapa Jenis Karet Sintetis dan Manfaatnya
Karet
Sintetis
Monomer Rantai Polimer Sifat dan
Kegunaannya
Neoprena
CH2–C–CH=CH2
|
Cℓ
Kloroprena
–CH2–C=CH–CH2–
| |
Cℓ Cℓ
Tahan terhadap oksidasi,
sinar matahari, minyak,
uap dan nyala api,
digunakan untuk selang
bensin, kemasan barang,
isolator kawat dan kabel
Polibutadiena
CH2=C–CH=CH2
1,3-butadiena
–CH2–C=CH–CH2–
Kurang elastis
dibandingkan karet alam,
digunakan sebagai
campuran dengan jenis
karet alam atau karet
sintetis lain.
31. Buna-S
(butadiena
stirena) atau
SBR (styrene
butadiena
rubber)
CH2 = CH – CH = CH2–
1,3-butadiena (70 %)
CH2 = CH -
Stirena (30 %)
– CH2 – CH = CH –
CH2 – CH2 – CH –
Kopolimer
Memiliki sifat seperti
neoprena, karet
sintesis yang
terbanyak diproduksi,
digunakan untuk
kendaraan bermotor.
Buna-N
(butadiena
nitril)
CH2 = CH – CH = CH2
1,3-butadiena (75 %)
CH2 = CH – CN
akrilonitril (25 %)
– CH2 – CH = CH – CH2 –
CH2 – CH –
|
CN
Tahan terhadap
minyak dan nyala api,
digunakan sebagai
selang bensin dan
saluran minyak-
minyak.
Thiokol Cℓ – CH2 – CH2 – Cℓ
etilen diklorida
S
||
Na = S – S = Na
||
S
natrium polisulfisa
S
||
– CH2 – CH2 – S – S –
||
S
kopolimer
polimerisasi kondensasi
melepaskan NaCℓ
Sangat tahan terhadap
minyak dan pelarut
apa pun, digunakan
untuk pembungkus
kabel, kemasan
barang, zat perekat,
dan lapisan
pelindung.
32. 3. Serat Sintesis
Serat-serat sintesis umunya merupakan kopolimer, dan terbentuk
melalui polimerisasi kondensasi. Di sini kita hanya akan
membahas dua jenis serat sintesis yang terkenal, yaitu nilon
(poliamida) dan tetoron (poester).
Nilon adalah senyawa polimer yang terbentuk dari asam adipat dan
1,6 diaminoheksana.
O O H – N- (CH2)6 – N –
H
|| || | |
HO – C - (CH2)4 - C – OH H H
asam lipat 1,6-
diaminoheksana
O O
. . . || ||
C - (CH2)4 - C – N - (CH2)6 - N - . . .
| |
H H
nilon
33. Rayon dibedakan menjadi dua, yaitu rayon viskosa
dan rayon kupromonium.
1. Rayon viskosa merupakan rayon yang
dihasilkan dari proses pelarutan selulosa ke dalam NaOH.
Selulosa ini berasal dari pulp sulfit.
2. Rayon kupromonium, merupakan rayon
yang dihasilkan dengan cara melarutkan selulosa ke
dalam larutan senyawa kompleks Cu (CH3)4 (CH)2
Kedua jenis rayon ini digunakan sebagai bahan
pembuat pakaian. Selain rayon, ada jenis polimer lain yang
berfungsi sebagai bahan pakaian, yaitu tetoron. Tetoron
dihasilkan elalui reaksi antara asam tereftalat dan 1,2-
etanadiol
34. O O
|| ||
n HO – C – C – OH + n HO – CH2 – CH2 - OH
asam tereflatat etanadiol
O
||
↦ . . .O = C - - CH2 - CH2 – O - ... n
tetoron
35. Penggunaan polimer yang berlebihan, dapat
menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan, seperti
pencemaran dan gangguan kesehatan. Penyebabnya adalah
gugus atom polimer yang terlarut dalam makanan dan
dalam tubuh bersifat karsinogen.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
meminimalkan dampak negatif penggunaan polimer antara
lain:
1.Mencari alternatif pemakaian polimer yang
berlebihan
2.Meendaur ulang plastik-plastik bekas (proses
pirolisis)
3.Mengurangi pemakaian polimer plastik
36. B. KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari unsur-unsur
C, H, dan O, serta memiliki rumus umum Cn(H2O)m. Harga n dan
m boleh sama boleh juga berbeda, tetapi jumlah atos H harus dua kali
jumlah atom O. Sifat-sifat karbohidrat sebagai berikut.
1.Banyak isomer ruang suatu karbohidrat 2n, dengan n menyatakan
jumlah atom C simetri.
2.Karbohidrat dapat mereduksi hidroksida-hidroksida logam dan
karbohidrat itu sendiri akan teroksidasi.
3.Oksidasi pada karbohidrat menghasilkan asam.
4.Karbohidrat umumnya dapat diragikan menjadi etanol dan CO2
(gas)
37. 1. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling
sederhana, karena molekulnya hanya terdiri atas
beberapa atom C dan tidak diuraikan dengan
cara hodrolisis karbohidrat yang lain.
Berdasarkan gugus fungsional yang dikandung,
monosakarida digolongkan sebagai berikut,
a. Aldosa, yaitu suatu monosakarida yang
mempunyai gugus fungsi aldehida, seperti
glukosa dan galaktosa.
b. Ketosa, yaitu suatu monosakarida yang
mempunyai gugus fungsi keton, misal fruktosa.
38. O H O
// | //
C Aldehida H – C – OH Keton C
H H
H – C – OH C = O H – C - OH
| | |
HO – C – H HO – C – H HO – C - H
| | |
H – C – OH H – C – OH HO - C - H
| | |
H – C – OH H – C – OH H – C – OH
| | |
CH2 – OH CH2 – OH CH2 – OH
D – glukosa D-fruktosa D-
galaktosa
39. Monosakarida yang memiliki 3 – 7
atom berturut-turut adalah triosa,
tetrosa, pentosa, heksosa, dan
heptosa. Monosakarida dengan
jumlah atom C sebanyak 5, 6, dan 7
biasanya membentuk struktur lingkar
yang disebut struktur Haworth.
42. Glukosa adalah aldoheksosa.
Glukosa mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Dapat larut dalam air dan berasa manis.
b. Jika direaksikan dengan larutan fehling
akan memberikan endapan merah
Cu2O.
c. Berisomer dengan galaktosa.
d. Sering juga disebut dekstrosa.
43. Fruktosa adalah suatu ketohektosa.
Fruktosa mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Berasa manis, lebih manis dari pada
glukosa.
b. Dapat dibedakan dari glukosa
dengan pereaksi seliwanoff.
45. 2. Disakarida
Disakarida terbentuk dari molekul
monosakarida yang berikatan melalui gugus
-OH dengan melepaskan molekul air.
Contoh:
a. Glukosa + Fruktosa → Sukrosa + H2O
b. Glukosa + Galaktosa → Laktosa + H2O
c. Glukosa + Glukosa → Maltosa + H2O
46. Senyawa-senyawa disakarida dapat
kembali menjadi monosakarida-
monosakaridanya melalui proses hidrolisis.
Ketiga jenis disakarida (sukrosa, laktosa,
dan maltosa) merupakan isomer karena
sama-sama memiliki rumus molekul
C12H22O11.
Disakarida banyak dijumpai pada gula
tebu (sukrosa), biji gandum bertunas
(maltosa), serta pada air susu (laktosa).
47. 3. Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer alam,
karena polisakarida terbentuk dari
banyak sakarida sebagai monomernya
dan mempunyai rumus umum
(C6H10O5)n. Polisakarida dapat berupa
selulosa, glikogen, dan amilum(pati).
48. Selulosa merupakan polisakarida alam
yang tidak dapat dihidrolisis di dalam tubuh
manusia.
Kegunaan selulosa sebagai berikut.
1.Bahan untuk membuat rayon.
2.Bahan untuk membuat selulosa nitrat
yang dapat dipakai untuk membuat seluloid,
bahan peledak, dan kolodion (bila dilarutkan
dalam campuran eter dan alkohol).
49. Glikogen mudah larut dalam air panas
dan dalam larutannya dapat mereduksi
Fehling. Pada hidrolisis dengan asam encer
terbentuk glukosa.
Amilum merupakan bahan pangan
cadangan bagi tumbuh-tumbuhan. Zat ini
terbentuk dalam butir-butir klorofil, CO2,
dan H2O dengan pengaruh sinar matahari.
Amilum sedikit larut dalam air dingin, tetapi
lebih mudah larut dalam air panas.
50. C. PROTEIN
Protein berasal dari bahasa Yunani, Proteios artinya
yang pertama atau yang utama.
• Protein merupakan senyawa polimer (polimerida)
dengan monomernya berupa asam amino.
• Protein terbentuk melalui reaksi polimerisasi
kondensasi dari macam-macam asam amino.
• Protein mempunyai molekul besar dengan bobot
molekul bervariasi antara 5.000 sampai jutaan.
• Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim,
protein akan menghasilkan asam-asam amino.
51. 1. Asam Amino
H
I O
R – C – C
I OH
NH2
Asam amino merupakan turunan asam karboksilat dengan gugus
asam amina. Oleh karena itu, dalam setiap molekul asam
amino terdapat sekurang-kurangnya dua buah gugus fungsi,
yaitu gugus karboksilat (-COOH) dan gugus asam amina (-
NH2).
Untuk asam amino alami yang merupakan hasil hidrolisis protein
memiliki gugus karboksil (-COOH) dan amino (-NH2) yang
melekat pada atom karbon .∝
53. Asam amino bersifat amfoter yaitu dapat bersifat asam
dan dapat bersifat basa. Hal ini karena asam amino
mempunyai gugus karboksil (bersifat asam) dan gugus
amina (bersifat basa).
a.Asam amino dapat membentuk ester apabila
direaksikan dengan alkohol (sifat asam kaboksilat).
O O
// //
R – CH – C + R'OH R – CH – C + H➙ 2O
| |
NH2 OH NH2 OR'
54. b. Asam amino dalam air melepaskan OH-
(sifat basa).
O O
// //
R – CH – C + H2 O R – CH – C + OH➙ -
| |
NH2 OH- NH3
+
O-
55. Amino dapat membentuk zwitter ion (ion
bermuatan ganda) karena terjadi pelepasan proton
pada gugus yang sekaligus ditangkap oleh molekul
bebas pada gugus amino. pH saat terbentuk zwitter
ion disebut titik isoelektrik atau isolistrik. Adanya
zwitter ion ini menyebabkan asam amino memiliki
kepolaran yang tinggi, dapat larut dengan baik
dalam air, dan tidak mudah menguap.
Asam amino bersifat optis aktif karena
mempunyai atom C asimetris atau atom C khiral
yang merupakan atom C yang mengikat empat buah
gugus yang berbeda (-H, -COOH, -NH2, dan R),
kecuali glisin.
56. Asam amino dapat dibedakan menjadi
1.Asam amino esensial, yaitu asam
amino yang tidak dapat disintesis di
dalam tubuh (harus disuplai dari
makanan).
2.Asam amino nonesensial, yaitu asam
amino yang dapat disintesis di dalam
tubuh
57. Berdasarkan struktur gugus R yang dikandung, asam-
asam amino dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.Asam amino yang gugus R-nya alifatik atau berupa
hidrogen.
H O O
| // //
H – C – C CH3 – CH – C
| |
NH2 OH NH2 OH
Glisin Alanin
58. b. Asam amino yang gugus R-nya mengandung gugus
hidroksil.
O O
// //
H2 C – CH - C CH3 – CH - CH – C
| | | |
HO NH2 OH OH NH2 OH
Serin Treonin
c. Asam amino yang gugus R-nya mengandung rantai benzena.
O O
// //
HO - - CH2 – CH - C - CH2 – CH – C
| |
NH2 OH NH2 OH
59. d. Asam amino dengan 2 gugus karboksilat.
O O O O
// //
C - CH2 – CH - C C - CH2 – CH2 – CH – C
/ | / |
HO NH2 OH HO NH2 OH
Asam asparat Asam glutamat
e. Asam amino yang mengandung belerang (S).
O O
// //
H- S - CH2 – CH - C CH3 – S - CH2 –CH2 – CH – C
| |
NH2 OH NH2 OH
Sistein Metionin
60. f. Asam amino dengan rantai heterosiklik.
O O
// //
CH2 – CH - C CH2 – CH – C
| |
NH2 OH NH2 OH
Triptofan Histidin
61. 2. Protein
Protein adalah senyawa polipeptida yang dihasilkan
dari polimerisasi asam-asam amino. struktur
pembentuk protein sebagai berikut.
Asam amino + asam amino∝ ∝ -H2O
senyawa
dipeptida asam amino∝
Senyawa tripeptida asam amino∝
senyawa polipeptida (protein).
62. Antarmolekul asam amino yang saling
berikatan membentuk protein terdapat ikatan
kovalen yang disebut sebagai ikatan peptida.
Ikatan peptida ini terjadi antara atom C dari gugus
-COOH dengan atom N dari gugus -NH2.
63. Protein dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk atau
konformasinya, fungsi, hasil hidrolisis, gugus alkil, dan
sumber asalnya.
a)Berdasarkan bentuk atau konformasinya, protein
dibedakan menjadi protein globular dan protein fibrous.
1.Protein globular adalah protein yang bentuknya
menggulung. Protein jenis ini dapat larut dalam air.
Contohnya albumin, globumin, histon, protamin, dan
mioglobin.
2.Protein fibrous adalah protein yang bentuknya
memanjang dan berupa serat atau serabut. Protein jenis ini
tidak dapat larut dalam air. Contohnya kolagen, kerotin,∝
kerotin.
64. b) Berdasarkan fungsinya, protein dibedakan sebagai berikut.
1. Enzim, berfungsi sebagai biokatalis, misalnya tripsin.
2. Protein transpor, berfungsi mengangkut O2 ke sel, misalnya
hemoglobin.
3. Protein cadangan, berfungsi sebagai cadangan makanan,
misalnya ovalbumin.
4. Protein kontraktil, berfungsi menggerakkan otot, misalnya
aktin.
5. Protein struktural, berfungsi melindungi jaringan
dibawahnya, misalnya kreatin.
6. Protein pelindung, berfungsi sebagai pelindung terhadap
mikroorganisme patogen, misalnya antibodi dan trombin.
7. Hormon, berfungsi mengatur reaksi dalam tubuh, misalnya
insulin.
65. c) Berdasarkan hasil hidrolisisnya, protein dibedakan
menjadi protein majemuk dan protein tunggal.
1. Protein majemuk, hasil hidrolisisnya berupa asam
amino dan zat-zat lain, seperti lemak dan karbohidrat.
Misalnya:
a. lipoprotein → asam amino + lipid
b. glikoprotein → asam amino + karbohidrat
c. kromoprotein → asam amino + zat warna
d. fosforprotein → asam amino + fosfor
2. Protein tunggal, hasil hidrolisisnya berupa asam
amino
66. d) Berdasarkan gugus alkil pada rantai protein serabut terdapat
bermacam-macam protein, misalnya keratin∝ (protein pada
tanduk, rambut, kulit), keratinɞ (serat yang dihasilkan
kepompong ulat sutra, jaring laba-laba, paruh burung atau
unggas, kuku), dan kolagen (pada kulit, urat, tulang, jaringan
penghubung).
e) Berdasarkan sumber asalnya, protein dibedakan menjadi
protein nabati dan protein hewani.
1. Protein nabati merupakan protein yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Protein jenis ini banyak terdapat dalam biji-bijian
dan kacang-kacangan.
2. Protein hewani merupakan protein yang berasal dari hewan.
Protein jenis ini banyak terdapat dalam daging, susu, dan ikan.
67. Untuk menunjukkan adanya protein dapat dilakukan dengan
reaksi uji protein melalui reaksi sebagai berikut.
a.Reaksi Biuret: untuk menguji adanya ikatan peptida.
Protein ditambah beberapa tetes CuSO4 dan ditambah NaOH
akan berwarna merah sampai ungu.
b.Reaksi Xantoprotein.
Protein ditambah asam nitrat pekat kemudian ditambah basa
akan menjadi warna kuning. Reaksi ini positif untuk protein yang
mengandung inti benzena.
c.Reaksi Millon: untuk menguji adanya asam amino dengan
gugus fenil.
Protein dipanaskan dengan merkuri nitrat (Hg(NO3)2) yang
ditambah dengan asam nitrit (HNO2) terjadi cincin yang berwarna
merah.
d.Reaksi uji belerang: untuk menguji adanya belerang
Protein direaksikan dengan NaOH panas dari Pb(CH3COOH)2 atau
Pb(NO3)2 akan terjadi endapan hitam yang berasal dari PbS.
68. Sifat-sifat protein seperti berikut.
a. Mr-nya besar.
b. Larutannya dalam air membentuk koloid hidrofil.
c. Tidak tahan suhu tinggi.
d. Dapat dihidrolisis menjadi amino.
Kegunaan protein seperti berikut.
a. Sumber gizi.
b. Biokatalis dalam sistem hidup yaitu enzim.
c. Pengangkut, misalnya hemoglobin dalam darah.
d. Bahan pembuat sikat gigi, serat, tekstil, lem, dan cat.
e. Sebagai pelindung pada beberapa binatang misalnya
bisa ular.
69. Protein dapat mengalami kerusakan struktur sehingga
kehilangan fungsinya. Proses ini disebut denaturasi protein.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya denaturasi protein
adalah:
1.Suhu tinggi (akibat pemanasan);
2.Keasaman (perubahan pH yang sangat ekstrim);
3.Adanya pelarut organik dan zat kimia tertentu (detergen,
urea); dan
4.Adanya pengaruh mekanik seperti guncangan.
Contoh peristiwa denaturasi protein adalah:
a)Proses pemanasan putih telur yaitu protein pada putih telur
akan mengalami koagulasi (menggumpal) pada suhu sekitar 60–70o
.
b)Pemanasan enzim di mana panas akan menyebankan enzin
menjadi tidak aktif dan tidak dapat berfungsi kembali menjadi
biokatalisator.