SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH 
MIKROBIOLOGI 
PERANAN MIKROBA PADA BIDANG PERTANIAN 
OLEH: 
FITRI WIRNAMASARI(F1D012007) 
UTARI(F1D012051) 
HARIYADI(F1D012008) 
DOSEN: 
WELLY DARWIS, Drs. H., MS 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
UNIVERSITAS BENGKULU 
2014
KATA PENGANTAR 
Bismillahhirahmanirahim… 
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuk 
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. 
Makalah dengan judul “Peranan Mikroba Pada Bidang Pertanian” ini diajukan untuk 
memenuhi salah satu syarat penilaian pada mata kuliah Mikrobiologi semester V. 
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada : 
1. Drs.Welly Darwis,MS selaku dosen dalam Mata Kuliah Mikrobiologi, yang telah 
membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini, sehingga hal tersebut dapat 
menjadikan sebuah wawasan baru bagi penulis. 
2. Teman-temanku seperjuangan dan sepenanggungan serta pihak-pihak lainnya yang 
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik dengan materil maupun non materil. 
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat kekurangan dan 
mungkin jauh dari kesempunaan, penulis pun sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah 
SWT. Namun sebagai manusia, kita pun harus berusaha mempersembahkan yang terbaik dalam 
hal apapun. Untuk itu, penulis sangat terbuka dalam menerima segala kritik maupun saran 
sebagai pembangun agar penulis dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi. 
Akhir kata penulis berharap makalah ini agar dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan 
juga bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah mencatat amal kita untuk memperoleh 
ilmu pengetahuan sebagai amal shaleh. Amin... 
Bengkulu, 6 September 2014 
Penulis 
i
DAFTAR ISI 
Halaman 
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i 
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii 
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................ 1 
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1 
1.2 Tujuan ................................................................................................................... 1 
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1 
1.4 Manfaat................................................................................................................. 2 
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3 
2.1 Pengertian Mikrobiologi ....................................................................................... 3 
BAB III. PEMBAHASAN ............................................................................................... 4 
3.1 Sejarah Mikroorganisme ....................................................................................... 4 
3.2 Bentuk dan Susunan Mikroorganisme .................................................................. 5 
3.3 Pertumbuhan dan Cara Hidup Mikroorganisme.................................................... 8 
3.4 Tempat Ditemukannya Mikroorganisme .............................................................. 9 
3.5 Peran Mikroorganisme Di Bidang Pertanian ........................................................ 9 
3.5.1 Peran Mikroba Tanah Dalam Penyediaan dan Penyerapan Unsur Hara ..... 10 
3.5.2 Mikroba Tanah yang Bermanfaat................................................................. 11 
3.5.3 Mikroba penambat N .................................................................................. 11 
3.5.4 Mikroba Pelarut Fosfat ................................................................................ 13 
3.5.5 Jamur Mikoriza Arbuskula (CMA) ............................................................. 14 
3.5.6 Strategi Keberhasilan Pemanfaatan Mikroba Tanah ................................... 15 
BAB IV. PENUTUP ......................................................................................................... 17 
Kesimpulan ............................................................................................................ 17 
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18 
ii
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Bumi adalah rumah (ekologi )bagi makhluk hidup. Makhluk hidup perlu melakukan 
adaptasi untuk sintas di bumi ini, sehingga terjadilah interaksi. Interaksi yang terjadi meliputi 
factor biotik dan abiotik. Makhluk hidup terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik 
(mikroorganisme). 
Mikroorganisme memberikan peranan penting bagi kelangsungan hidup di bumi ini. 
Contohnya, pada sebuah pohon, pohon tidak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan 
yang berarti jika tidak ada mikroba di akar-akarnya yang membantu dalam penyerapan air, 
perlindungan terhadap akar, dan sebagainya. Seperti yang kita ketahui jikalau pohon salah satu 
penghasil oksigen terbesar di bumi, oksigen sangat penting bagi manusia dari dulu hingga 
sekarang, beruntungnya oksigen tak pernah kurang untuk makhluk hidup di bumi ini. 
Jadi dapat disimpulkan mikroorganisme (jasad renik) penting untuk kehidupan di bumi 
ini. Maka dari itu marilah kita dalami lebih lanjut apa itu mikroorganisme dan apa perannya 
terutama di bidang pertanian. 
1.2 Tujuan 
Untuk mengetahui peranan mikrob dalam bidang pertanian 
1.3 Rumusan Masalah 
1. Bagaimana sejarah dari mikroorganisme ? 
2. Bagaiman bentuk dan susunan pada mikroorganisme? 
3. Bagaimana pertumbuhan dan cara hidup mikroorganisme? 
4. Dimana saja terdapat mikroorganisme ? 
5. Apa saja peran mikroorganisme di bidang pertanian ? 
1
1.4 Manfaat 
1. Mengetahui asal-muasal ditemukannya mikroorganisme 
2. Mengerti bentuk dan susunan mikroorganisme 
3. Mengetahui penyebaran mikroorganisme 
4. Mengetahui peran mikroorganisme di bidang pertanian dan berita terbarunya. 
2
BAB 11 
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1 Pengertian Mikrobiologi 
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan dan penyebaran 
jasad hidup yang termasuk mikroba (jasad renik, mikrobia, mikroorganisme). Mikroba berasal 
dari kata: micros: kecil/sangat kecil, bios= hidup/kehidupan. bidang ilmu biologi ini mencangkup 
salah satu kelompok besar jasah hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta 
sifat hidup yang berbeda dengan jasad lain umumnya(Suriawiria,1985). 
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme 
ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi 
yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan 
tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang 
telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam 
bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan 
akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak 
memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat 
pembiakannya relatif cepat (Darkuni,2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap 
mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang 
menguntungkan (Iqbal,2008). 
3
BAB III 
PEMBAHASAN 
3.1 Sejarah Mikroorganisme 
Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme : bakteri, protozoa, virus, 
algae, dan cendawan mikroskopis. Mikrobiologi dapat dikatakan ilmu yang masih muda. Dunia 
jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan makna sesungguhnya mengenai 
mikroorganisme itu barulah dipahami dan dihargai 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun 
terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang berarti. Kini mikroorganisme 
digunakan hamper semua peneliti dalam gejala biologis (Pelczar,1986). 
Dunia mikroba walaupun sudah lama dikenal peranannya didalam kehidupan, baru 
terbuka secara luas setelah Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723) menciptakan mikroskop 
sederhananya. Diaktakan sederhana karena mikroskop tersebut hanya terdiri dari satu lensa yang 
dapat mencapai perbesaran kurang dari 200 kali. Tetapi dengan adanya mikroskop sederhana 
tersebut maka rahasia besar tentang bentuk mikroba yang sebelumnya masih merupakan masalah 
misteri , mulai terbuka dan terungkap(Suriawiria,1986). 
Dunia mikroba mulai terbuka lagi ketika Louis Pasteur (1822-1895) seorang ahli kimia 
Prancis, menemukan prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan sifat hidup mikroba, antara lain 
dalam masalah fermentasi, sehingga banyak masalah dan pertanyaan yang tadinya belum 
terjawab setelah penemuan-penemuan Pasteur menjadi jelas(Suriawiria,1986). 
Tampil pula peranan penemu lainnya yang berjasa banyak didalam mikrobiologi seperti 
Robert Koch (1843-1910) seorang dokter Jerman. Atas penemuan dan hasil penelitiannya, 
kemudian kaitan dan peranan mikroba sebagai jasad penyebab penyakit dapat diterangkan secara 
jelas. Sehingga salah satu batasan (postulat) yang telah disusunnya saat itu, masih tetap berlaku 
sampai sekarang ini, yang umum dikenal dengan nama Postulat Koch(Suriawiria,1986). 
Dalam postulat-postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan organism sebagai suatu 
penyakit, maka organism tersebut harus memenuhi sejumlah syarat berikut. 
1. Mikroorganisme yang dicurigai haruslah segera diselidiki agar segera diketahui bila 
penyakit sedang berjangkit. 
2. Mikrorrganisme itu dapat diambil (diisolasi) dan ditumbuhkan menjadi biakan murni (pure 
culture) di laboratorium. 
4
3. Jika biakan murni itu disuntikan kepada binatang yang sehat, maka akan menimbulkan 
penyakit yang sama. 
4. Mikroorganisme yang disuntikkan pada binatang yang sehat tersebut dapat diperoleh 
kembali menggunakan prosedur laboratorium(Irianto,2012). 
Mengenai perkembangan mikrobiologi dapatlah disimpulkan bahwa mikrobiologi maju 
dengan pesat karena hal-hal berikut : 
1. Penemuan serta penyempurnaan mikroskop 
2. Jatuhnya teori abiogenesis 
3. Keyakinan orang bahwa pembusukan itu disebabkan oleh mikroorganisme 
4. Bukti yang menunjukkan bahwa penyakit itu disebabkan oleh bibit penyakit(Irianto, 2012). 
3.2 Bentuk dan susunan Mikroorganisme 
Bentuk umum mikroba terdiri dari satu sel (uniseluler) seperti yang umum didapatkan 
pada bacteria, ragi dan mikralge. Dapatt pula berbentuk filament atau serat, yaitu rangkaian sel 
yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang didapatkan pada fungi dan 
mikroalge. Bentuk filament pada kenyataannya dapat berupa filament semu kalau hubungan 
antar sel satu dengan lainnya tidak ada atau tidak nyata (missal pada beberapa jenis ragi dan 
fungi ), dan filament benar kalau hubungan satu dengan lainnya terdapat hubungan yang jelas, 
baik hubungan secara morfologis (bentuk) atau secara fisiologis ( fungsi sel), misalnya pada 
beberapa jenis fungi dan mikroalge. 
Bentuk lain yang perlu diketengahkan adalah koloni, yaitu gabungan dua sel atau lebih 
sidalam satu ruang seperti yang didapatkan pada mikroalge. Bentuk jaringan semu yaitu susunan 
serat membentuk jaringan seperti yang didapatkan pada fungi, tetapi jaringan tersebut tidak 
berfungsi seperti layaknya jaringan yang dimiliki tanaman tinggi atau hewan. Selintas perlu 
diketahui bahwa bakteri dan juga mikroalge biru-hijau tidak mempunyai inti yang jelas seperti 
halnya terdapat pada jasad hidup lainnya. Sebagai penggantinya ditemukan nukleo-protein. 
Bentuk sel mikroba, perlu menengetengahkannya adanya variasi bentuk pada sel bakteri. 
Bentuk umum bakteri adalah bulat (kokus), dan batang/bulat memanjang (basil). Dari kedua 
bentuk ini didapatkan variasi seperti , 
a. Bakteri berbentuk bulat (Bola) 
- Monokokus, pada Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah 
5
- Diplokokus, pada Diplococcus penumoniae, penyebab radang paru-paru 
- Sarkina 
- Streptokokus 
- Stafilokokus 
b. Bakteri berbentuk batang 
- Basilus tinggal, pada Salmonella typhi penyebab penyakit tipus 
- Diplobasil 
- Streptobasil, pada Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks. 
c. Bakteri berbentuk melilit 
- Spiral, pada Spirillum 
- Vibrio, pada Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera 
- Spirochaeta 
Bentuk umum (variasi bentuk) yang kemudian terjadi baik secara tetap ataupun sebagai 
bentuk kelainan karena pengaruh lingkungan, untuk tiap kelompok mikroba berbeda-beda. 
Bahkan akibat pengaruh lingkungan ini terdapat bentuk involusi yaitu bentuk sementara yang 
terjadi karena lingkungan yang berbeda. Missal bentuk bacteria Bacillus megaterium terhadap 
kehadiran senyawa karsinogen. Yang normal memiliki bentuk bulat lonjong, sedang yang 
terkena pengaruh senyawa tersebut terbentuk hampir bulat atau tidak beraturan. Tetapi bentuk 
yang terakhir tersebut adalah bentuk sementara, karena begitu lingkungannya kembali normal, 
bentuknya akan kembali ke asal lagi. 
Sel mikroba, sebagi contoh umum disini adalah sel bakteri, mempunyai ciri-ciri 
morfologis (bentuk luar) dan antomis(bentuk/kandungan dalam) yang unik kalau dibandingkan 
dengan sel jasad hidup lainnya. 
a. Susunan luar 
1. Kapsula 
Berupa lapisan mucus (lendir) yang melindungi sel, tersusun oleh hasil metabolism 
sel yang disekresikan. Umumnya lapisan ini terdiri dari senyawa kompleks yakni 
polisakarida, gula amina, asam gula dan campurannya. Bakteri berkapsul yang 
tumbuh dalam susu akan menyebabkan susu tersebut menjadi berlendir. 
Fungsi kapsul ialah melindungi sel terhadap kehadiran factor lingkungan yang 
merugikan, dan juga bertindak sebagi pengikat sel. Secara khusus, kapsula bagi 
6
bakteri punya arti yang penting karena erat hubungannya denga pathogenitas suatu 
jenis. Jenis pathogen (penyebab penyakit) misalnya, akan turun nilai keganasannya 
(virulensinya) kalau kapsul dihilangkan. 
2. Flagella/Trikha 
Berupa alat pergerakan bakteri yang ditemukan hampir pada semua jenis berbentuk 
lengkung dan sebagian yang berbentuk batang. Flagela terdiri dari tiga bagian : tubuh 
dasar, struktur seperti kait, dan sehelai filament panjang di luar dinding sel. Flagella 
terbuat dari subunit-subunit protein, protein ini yang disebut flagelin.Berukuran 
sangat kecil dan tidak terlihat dengan hanya menggunakan mikroskop biasa, rata-rata 
ketebalan 0,02-0,1 mikron dengan panjang tidak melebihi panjang selnya. Adapun 
prosedur warna khusus yang menggunakan mordan (substansi yang mengikat zat 
warna pada suatu permukaan), diameternya dapat diperbesar dengan cukup untuk 
membuatnya tampak dibawah mikroskop cahaya. Bukti tak langsung ada flagella 
dapat dilihat pada preparat basah adanya pergerakan. 
Berdasarkan letaknya flagella pada bakteri dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: 
- Monopolar-Monotrikha, flagella hanya satu buah terletak pada bagian ujung sel 
- Monopolar-Lofotrikha, flagella banyak, tetapi pada salah satu ujung sel saja 
- Bipolar-Amfitrikha, tiap-tiap ujung sel terletak satu buah atau satu berkas flagella 
- Peritrikha, jumlah flagella sangat banyak dan terletak di semua permukaan sel 
3. Dinding sel 
Bagian ini selain berperan dalam melindungi sel, juga berpegaruh terhadap bentuk 
sel. Sifatnya elastis, terletak di antara kapsula dan membran sitoplasma dengan 
susunan kimiawi yang kompleks. Pada umumnya makromolekul dinding sel terdiri 
dari bahan mukokompleks, yaitu bahan utama penyusun dinding sel, tersusun oleh 
heteropolomer zat gula amino (asetil glukosamin) dan asam asetil muramat dengan 
asam amino seperti glutamate, alanin, glisin, diaminopimelat atau lisin. 
Fungsi dinding sel yang paling menonjol antara lain : 
- Member perlindungan kepada protoplasma 
- Berperan didalam reproduksi sel 
- Turut mengatur pertukaran zat dari dalam dan luar sel (karena bersifat 
seemipermeabel) 7
- Mempengaruhi kegiatan metabolisme 
4. Pili 
Bagian ini sering disebut fimbria, adalah benang-benang halus yang keluar/menonjol 
dari dinding sel, yang hanya ditemukan pada bakteri berbentuk batang bersifat Gram 
negative. Susunan kimia pili terdiri dari protein yang dinamakan pilia, yaitu 
heteropolimer dari 18 asam amino yang bersifat antigenik. Baik pili, flagella/trikha 
ataupun kapsula, dapat terlepas dari sel secara mekanik tanpa harus merusak 
pertumbuhan ataupun kehidupan jasadnya. 
3.3 Pertumbuhan dan cara hidup mikroorganisme 
Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh 
faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang 
berbedadan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya. 
Sedangkan kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua 
kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat 
mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air, sumber 
karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh. 
Terdapat beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, antara 
lain: suhu, kelembapan, cahaya, pH, AW dan nutrisi. Apabila faktor-faktor abiotik tersebut 
memenuhi syarat, sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan 
berkembang biak. 
Bakteri juga memiliki batasan suhu tertentu dia bisa tetap bertahan hidup, ada tiga jenis 
bakteri berdasarkan tingkat toleransinya terhadap suhu lingkungannya: 
1. Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin, 
dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 20oC. 
2. Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada 
suhu yang sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20oC sampai 50oC 
3. Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada 
suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC, bakteri jenis 
ini dapat hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas 
8
bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri 
yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-94oC. 
3.4 Tempat ditemukaannya mikroorganisme 
Mikroorganisme dijumpai dimana-mana, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada 
dalam tanah; lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai pada lautan; dan atmosfer. 
Keadaan lingkungan setempat menentukan ciri-ciri populasi mikroba. Mereka dapat ada dalam 
jumlah yang luar biasa besarnya dan dalam keragaman yang luas. Pencarian mikroorganisme 
ekstraterestial (luar bumi) . para ilmuwan, ahli filsafat, dan penulis telah berspekulasi tentang 
kemungkinan adanya kehidupan ditempat lain dialam semesta ini. Ketika para astronot mendarat 
di bulan pada tahun 1969, disiapkan fasilitas yang teliti untuk pemeriksaan mikrobilogis contoh-contoh 
tanah bulan dibawa mereka kembali ke bumi. Akan tetapi , pada pemeriksaan yang 
ekstensif menyingkap bahwa tidak ditemukannya jasad renik. Dan begitu juga yang terjadi di 
planet Mars. 
3.5 Peran mikroorganisme di bidang pertanian 
Salah satu kriteria yang menjadi syarat pertanian organik adalah tidak menggunakan 
bahan artifisial seperti pupuk buatan, insektisida, herbisida, fungisida, hormon tumbuh pada 
tanah dan ekosistem(Sharma,2002). Dilain pihak untuk menghasilkan produktivitas tanaman 
yang tinggi sebagian besar petani masih menggantungkan harapannya pada pupuk buatan yang 
diketahui cepat menunjukkan respon seperti yang diharapkan. Walaupun pupuk buatan dan 
pestisida mampu meningkatkan produksi tanaman secara nyata tetapi juga berdampak negatif 
terhadap pencemaran lingkungan antara lain kesuburan tanah menurun dengan cepat, 
pencemaran air dan tanah, bahaya residu pestisida, penurunan keanekaragaman hayati 
(biodiversity), dan ketergantungan pada energy yang tidak dapat diperbaharui meningkat. 
Menurut Sharma (2002) upaya mengatasi masalah di atas dapat dilakukan dengan 
meningkatkan peran mikroba tanah yang bermanfaat melalui berbagai aktivitasnya yaitu: 
- Meningkatkan kandungan beberapa unsur hara di dalam tanah. 
- Meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Meningkatkan efisiensi penyerapan 
unsur hara. 
- Menekan mikroba tular tanah patogen melalui interaksi kompetisi. 
9
- Memproduksi zat pengatur tumbuh yang dapat meningkatkan perkembangan system 
perakaran tanaman. 
- Meningkatkan aktivitas mikroba tanah heterotrof yang bermanfaat melalui aplikasi bahan 
organik. 
3.5.1 Peran Mikroba Tanah Dalam Penyediaan dan Penyerapan Unsur Hara 
Tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar atau melalui daun. Sebagian besar 
unsur hara diserap dari dalam tanah, hanya sebagian kecil yaitu unsur C dan O diambil tanaman 
dari udara melalui stomata. Tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah umumnya dalam 
bentuk ion (NH4 
+, NO3-, H2PO4-, K+,Ca2 
+, dll). Unsur hara tersebut dapat tersedia di sekitar akar 
tanaman melalui aliran massa, difusi dan intersepsi akar. Sistem perakaran sangat penting dalam 
penyerapan unsur hara karena sistem perakaran yang baik akan memperpendek jarak yang 
ditempuh unsur hara untuk mendekati akar tanaman. Bagi tanaman yang sistem perakarannya 
kurang berkembang, peran akar dapat ditingkatkan dengan adanya interaksi simbiosis dengan 
Jamur mikoriza (Douds and Millner, 1999). Selain itu juga menurut Lugtenberg and Kravchenko 
(1999) mikroba tanah akan berkumpul di dekat perakaran tanaman (rhizosfer) yang 
menghasilkan eksudat akar dan serpihan tudung akar sebagai sumber makanan mikroba tanah. 
Bila populasi mikroba di sekitar rhizosfir didominasi oleh mikroba yang menguntungkan 
tanaman, maka tanaman akan memperoleh manfaat yang besar dengan hadirnya mikroba 
tersebut. Tujuan tersebut dapat tercapai hanya apabila kita menginokulasikan mikroba yang 
bermanfaat sebagai inokulan di sekitar perakaran tanaman. 
Sebagian besar penyebab kekurangan unsur hara didalam tanah adalah karena jumlah 
unsur hara (makro) sedikit atau dalam bentuk tidak tersedia yaitu diikat oleh mineral liat atau 
ion-ion yang terlarut dalam tanah. Untuk meningkatkan kuantitas unsur hara makro terutama N 
dapat dilakukan dengan meningkatkan peran mikroba penambat N simbiotik dan non simbiotik. 
Ketersediaan P dapat ditingkatkan dengan menanfaatkan mikroba pelarut P, karena 
masalah pertama P adalah sebagian besar P dalam tanah dalam bentuk tidak dapat diambil 
tanaman atau dalam bentuk mineral anorganik yang sukar larut seperti C32HPO4. Jamur mikoriza 
dapat pula meningkatkan penyerapan sebagian besar unsur hara makro dan mikro terutama unsur 
hara immobil yaitu P dan Cu(Sharma,2002). 
10
Mikroba tanah juga menghasilkan metabolit yang mempunyai efek sebagai zat pengatur 
tumbuh. Bakteri Azotobacter selain dapat menambat N juga menghasilkan thiamin, riboflavin, 
nicotin indol acetic acid dan giberelin yang dapat mempercepat perkecambahan bila 
diaplikasikan pada benih dan merangsang regenerasi bulu-bulu akar sehingga penyerapan unsur 
hara melalui akar menjadi optimal. Metabolit mikroba yang bersifat antagonis bagi mikroba 
lainnya seperti antibiotik dapat pula dimanfaatkan untuk menekan mikroba patogen tular tanah 
disekitar erakaran tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mikroba tanah melakukan 
immobilisasi berbagai unsur hara sehingga dapat mengurangi hilangnya unsur hara melalui 
pencucian. Unsur hara yang diimobilisasi diubah sebagai massa sel mikroba dan akan kembali 
lagi tersedia untuk tanaman setelah terjadi mineralisasi yaitu apabila mikroba mati. 
2.5.2 Mikroba Tanah yang Bermanfaat 
Peran mikroba tanah dalam siklus berbagai unsur hara di dalam tanah sangat penting, 
sehingga bila salah satu jenis mikroba tersebut tidak berfungsi maka akan terjadi ketimpangan 
dalam daur unsur hara di dalam tanah. Ketersediaan unsur hara sangat berkaitan dengan aktivitas 
mikroba yang terlibat di dalamnya. 
2.5.3 Mikroba penambat N 
Beberapa reaksi redox dari nitrogen terjadi secara alami hampir eksklusif oleh 
mikroorganisme, dan keterlibatan mikrobia di dalam siklus nitrogen mempunyai arti penting. 
Secara termodinamis, gas nitrogen, N2, adalah bentuk stabil dari nitrogen, dan itu akan menjadi 
bentuk bolak-balik dari nitrogen di bawah kondisi keseimbangan. Dijelaskan bahwa reservoir 
utama untuk nitrogen di atas bumi ini adalah di atmospir. Ini berbeda dengan karbon, di mana 
atmospir adalah suatu reservoir minor secara relatif (CO2, CH4). Hanya suatu jumlah relative 
kecil mikroorganisme bisa menggunakan N2, prosesnya disebut fiksasi nitrogen, pendauran ulang 
nitrogen di atas bumi melibatkan sejumlah perubahan bentuk, amoniak dan nitrat. 
Bagaimanapun, sebab N2 betul-betul reservoir nitrogen yang terbesar tersedia untuk 
mikroorganisme hidup, kemampuan untuk menggunakan N2 arti penting ekologis. Fiksasi 
nitrogen dapat juga terjadi secara kimiawi di dalam atmospir, melalui petir, dan suatu jumlah 
tertentu fiksasi nitrogen terjadi di dalam industry produksi pupuk nitrogen, sekitar 85% fiksasi 
11
nitrogen di atas bumi berasal dari proses biologi, sekitar 60% fiksasi nitrogen biologi terjadi di 
daratan, dan yang 40% fiksasi nitrogen biologi terjadi di samudra. 
Di bawah kebanyakan kondisi, hasil akhir dissimilatory reduksi nitrat adalah N2 atau 
N2O, dan konversi nitrat ke gas bahan campuran nitrogen disebut denitrifikasi. Proses ini 
dibentuk dari gas N2 secara biologi, dan sebab N2 sangat sedikit digunakan oleh mikroorganisme 
dibandingkan nitrat sebagai sumber nitrogen, denitrifikasi adalah suatu proses merugikan karena 
memindahkan fiksasi nitrogen dari lingkungan . 
Amoniak diproduksi selama dekomposisi dari bahan nitrogen organic (ammonifikasi) dan 
terjadi pada pH netral sebagai ion ammonium (NH4). Dibawah kondisi anaerob amoniak adalah 
stabil, dan itu bentuk nitrogen mendominasi di dalam sedimen paling anaerob. Di dalam tanah, 
sebagian besar amoniak yang dilepaskan oleh dekomposisi aerobik dengan cepat didaur ulang 
dan dikonversi ke asam amino didalam tumbuhan. Sebab amoniak mudah menguap, beberapa 
kehilangan dapat terjadi dari tanah (terutama tanah sangat bersifat alkali) dengan penguapan, dan 
hilangnya amoniak utama pada atmospir terjadi di dalam areal populasi binatang padat (sebagai 
contoh, peternakan lembu). Pada suatu basis global, amoniak hanya sekitar 15% nitrogen 
dilepaskan ke atmospir, kebanyakan nitrogen dalam wujud N2 atau N2O (berasal dari 
denitrifikasi). 
Di dalam lingkungan oxic, amoniak dapat dioksidasi ke nitrogen oksida dan nitrat, tetapi 
amoniak adalah suatu bahan campuran agak stabil dan katalisator atau agen mengoksidasi kuat 
pada umumnya diperlukan untuk reaksi kimia. Bagaimanapun, suatu kelompok khusus bakteri, 
bakteri nitrifikasi, adalah katalisator biologi, mengoksidasi amoniak ke nitrat di dalam suatu 
proses yang disebut nitrifikasi. Nitrifikasi adalah suatu proses aerobik utama yang terjadi dengan 
baik pada tanah pH netral; dapat dihambat oleh kondisi anaerob atau di dalam tanah sangat asam; 
bagaimanapun, nitrifikasi dapat terjadi kondisi anaerob jika tingkat nitrat tinggi. Jika material 
nitrogen tinggi dalam protein, seperti limbah atau pupuk, ditambahkan kedalam tanah, tingkat 
nitrifikasi menjadi meningkat. Walaupun nitrat siap berasimilasi dengan tumbuhan, tapi mudah 
larut dalam air dan dengan cepat tercuci dari tanah apabila curah hujan tinggi. Amoniak 
anhydrous digunakan secara ekstensif sebagai pupuk nitrogen , bahan kimia yang biasanya 
ditambahkan kedalam pupuk, menghalangi proses nitrifikasi. Salah satu penghambat nitrifikasi 
umum adalah suatu bahan campuran pengganti pyridine disebut nitrapyrin (2-chloro-6- 
trichloromethylpyridine). Nitrapyrin secara spesifik menghalangi langkah pertama dalam 
12
nitrifikasi, yaitu oksidasi NH3 ke NO2, secara efektif menghambat kedua langkah dalam proses 
nitrifikasi. Penambahan penghambat nitrifikasi dapat meningkatkan efisiensi pemupukan dan 
membantu mencegah polusi dari pelepasan nitrat dari tanah yang dipupuk. 
Komponen utama nitrogen di atas bumi adalah N2, yang mana dapat digunakan sebagai 
nitrogen sumber oleh bakteri pengfiksasi nitrogen. Amoniak yang dihasilkan oleh fiksasi 
nitrogen atau oleh ammonifikasi dari nitrogen bahan campuran organik dapat berasimilasi ke 
bahan organik atau dapat dioksidasi ke nitrat oleh bakteri nitrifikasi. Hilangnya nitrogen dari 
biosphere terjadi sebagai hasil denitrifikasi, di mana nitrat dikompersikan kembali ke N2 . 
(Madigan et al.2000). 
Di dalam tanah kandungan unsur N relatif kecil (<2%), sedangkan di udara kandungan N 
berlimpah. Hampir 80% kandungan gas di udara adalah gas N2. Sebagian besar tanaman tidak 
dapat memanfaatkan N langsung dari udara, hanya sebagian kecil tanaman legum yang 
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang dapat memanfaatkan sumber N yang berlimpah 
dari udara. Tanaman non legume masih dapat memanfaatkan N dari udara apabila diinokulasi 
dengan mikroba penambat N nonsimbiotik. Tabel di bawah ini merangkum jenis mikroba 
penambat N non simbiotik yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman non legum. 
Faktor yang mempengaruhi aktivitas bakteri penambat N : 
- Ketersediaan senyawa nitrogen : amonium, nitrat dan senyawa nitrogen organik dapat 
dimanfaatkan teiapi dapat menghambat fiksasi nitrogen. 
- Ketersediaan nutrisi anorganik : molibdenum, besi, kalsium, dan kobalt. 
- Sumber energi: heterotrof: gula sederhana, selulosa, jerami dan sisa tanaman. autotrof: 
cahaya matahari 
- pH : Azotobacter, Sianobakteri peka terhadap pH<6 Beijerinckia dapat tumbuh pada pH 
3-9. 
- Kelembaban : Kelembaban yang tinggi menjadi kondisi anaerob 
- Suhu : penambatan N optimum pada suhu sedang 
2.5.4. Mikroba Pelarut Fosfat 
Mikroba peiarut fosfat terdiri dari golongan bakteri dan Jamur. Kelompok bakteri pelarut 
fosfat adalah: Pseudomonas, Bacillus, Escherichia, Brevibacterium dan Seralia, sedangkan dari 
golongan Jamur adalah : Aspergillus, Penicillium, Culvularia, Humicola dan Phoma. Mikroba 
13
pelarut fosfat bersifat menguntungkan karena mengeluarkan berbagai macam asam organik 
seperti asam formiat, asetat, propional, laktat, glikolat, fumarat, dan suksinat. Asam-asam 
organik ini dapat membentuk khelat organik (kompleks stabil) dengan kation Al, Fe atau Ca 
yang mengikat P sehingga ion H2PO4 2-, menjadi bebas dari ikatannya dan tersedia bagi tanaman 
untuk diserap. 
Bakteri pengoksidasi sulfur (Thiobacillus) dan pengoksidasi ammonium (Nitrosomonas) 
dapat pula mengeluarkan asam anorganik (asam sulfat dan asam nitrit) yang dapat mengkhelat 
kation Ca dari Ca3(P04)2- menjadi HPO4 
2- yang dapat diserap tanaman. Beberapa spesies jamur 
dari genus Aspergillus mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam melarutkan fosfat terikat 
dibandingkan dengan bakteri. Hal ini memberi peluang yang baik untuk dikembangkan di daerah 
tropis yang tanahnya masam, karena jamur menyukai lingkungan pertumbuhan yang bersifat 
masam. 
2.5.5. Jamur Mikoriza Arbuskula (CMA) 
Mikoriza yang secara harfiah berarti "jamur akar" dan mengacu pada asosiasi yang 
simbiotik yang ada antara jamur dan akar tumbuhan. Mungkin akar dari mayoritas dari tumbuhan 
terestrial adalah mycorrhizal. Ada dua kelas umum mikoriza; ektomikoriza, di mana sel jamur 
membentuk suatu bungkus pelindung luas di sekitar bagian luar dari akar dengan hanya sedikit 
penetrasi ke dalam jaringan akar dan ericoid mikoriza, di mana miselium jamur ditempelkan di 
dalam jaringan akar. 
Ektomikoriza ditemukan sebagian besar di dalam pohon hutan terutama pohon jarum, 
pohon besar dan pohon oak yang banyak dikembangkan pada hutan daerah temperata. Di dalam 
suatu hutan, hampir setiap akar pohon memiliki mikoriza. Sistem perakaran dari suatu pohon 
yang ada mikorizanya dapat menginfeksi akar yang pendek dan akar yang panjang, Akar pendek 
memiliki karakteristik cabang dikotom, menunjukkan tipe pelindung jamur sedangkan akar 
panjang pada umumnya tidak terkena infeksi. Kebanyakan jamur mikoriza tidak menyerang 
selulosa dan serasah daun tetapi sebagai gantinya menggunakan karbohidrat sederhana untuk 
pertumbuhan dan pada umumnya mempunyai kebutuhan akan satu atau lebih vitamin, mereka 
memperoleh nutrisi dari sekresi akar. Mikoriza jamur tidak pernah ditemukan secara alami 
kecuali bersama-sama akar dan karenanya dapat dipertimbangkan symbiosis obligat. Jamur ini 
menghasilkan substansi pertumbuhan tanaman dengan induksi perubahan morfologi di dalam 
14
akar, menyebabkan dibentuk akar bercabang dikotom pendek. Di samping hubungan erat antara 
jamur dan akar, ada sedikit spesifik jenis dilibatkan, satu jenis cemara dapat membentuk 
mikoriza dengan lebih dari 40 jenis jamur. 
Efek yang diuntungkan pada tumbuhan dari jamur mikoriza, terbaik diamati pada lahan 
miskin, di mana pohon yang tumbuh dengan subur ada mikoriza, tetapi tidak ada mikroriza tidak 
ada pertumbuhan. Kapan pohon ditanam di padang rumput yang luas, yang mana biasanya 
kekurangan suatu inokulum jamur, pohon yang secara artifisial diinokulasi pada saat penanaman, 
tumbuh jauh lebih dengan cepat dibanding pohon yang tidak diinokulasi. Mikoriza tumbuhan 
bisa menyerap nutrisi dari lingkungannya lebih efisien di banding dengan pengerjaan non-mikoriza. 
Penyerapan nutrisi dapat ditingkatkan dengan semakin besar area permukaan yang 
disajikan oleh miselium jamur (Madigan et al., 2000). 
CMA menginfeksi hampir 95 % semua tanaman (crop plant). Simbiosis ini bersifat 
mutualistik, jamur mendapatkan karbohidrat dari tanaman dimana aliran nutrisi diregulasi oleh 
tanaman inang. Fotosintat tanaman inang diabsorpsi jamur, khususnya pada arbuskula yang 
mempunyai luas permukaan kontak yang besar antara jamur dengan tanaman inang. Fungsi 
CMA dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah : sebagai fasilitator dalam penyerapan 
berbagai unsur hara, pengendali hayati penyakit tular tanah, penekan stress abiotik (kekeringan, 
salinitas, logam berat) dan sebagai penstabil tanah (stabilator agregat tanah). 
CMA yang menginfeksi akar tanaman akan membentuk hifa internal di dalam sel 
epidermis dan korteks akar, arbuskula terbentuk di dalam korteks akar, dan hifa eksternal berada 
di luar akar tanaman. Genus Glomus dan Acaulospora membentuk vesikula yang terbentuk pada 
hifa interkalar atau apikal yang mengandung lemak dan berfungsi sebagai cadangan makanan. 
Jamur Gigaspora dan Scutellospora tidak membentuk vesikula. Hifa eksternal sangat penting 
dalam penyerapan unsur hara karena panjang hifa eksternal dapat mencapai beberapa kali 
panjang akar sehingga memperluas permukaan akar dalam menyerap larutan nutrisi dalam tanah 
(Douds and Millner, 1999). 
2.5.6. Strategi Keberhasilan Pemanfaatan Mikroba Tanah 
Keberhasilan peningkatan peran mikroba tanah yang bermanfaat untuk meningkatkan 
pertumbuhan dan hasil suatu tanaman perlu ditunjang langkah berikut: 
15
1. Seleksi isolat unggul. Isolat yang diperoleh harus diseleksi keunggulannya dengan menguji 
efektivitas terhadap pertumbuhan tanaman. Seleksi bakteri penambat N dapat melalui uji 
kuantitas N yang ditambatnya dengan metode reduksi asetilen. Mikroba pelarut fosfat 
diseleksi berdasarkan pelarutan P tidak larut secara kualitatif (zona bening) dan kuantitatif 
(jumlah P tersedia/terlarut). CMA diseleksi berdasarkan besarnya derajat infeksi pada akar 
atau peningkatan serapan P tanaman dibanding kontrol. 
2. Perbanyakan isolat yang unggul sebagai inokulan dalam carrier /pembawa yang cocok. 
Populasi mikroba yang akan digunakan sebagai produk inokulan harus tinggi (>108 CFU/ g 
media) atau inokulan mikoriza mengandung spora >50 buah/gram carrier. 
3. Viabilitas mikroba tetap tinggi pada saat diaplikasikan. Kontrol viabilitas perlu dilakukan 
selama masa penyimpanan produk inokulan. Pada umumnya kualitas inokulan yang sudah 
dikemas akan menurun setelah masa simpan 6 bulan. 
4. Aplikasi dilapangan harus tepat baik waktu, dosis dan caranya. Inokulasi mikroba yang 
bermanfaat akan lebih efektif bila dilakukan bersamaan dengan penanaman benih sehingga 
mikroba tersebut akan segera mengkolonisasi benih yang berkecambah. Dosis yang 
digunakan harus sesuai dengan anjuran pada kemasannya. Dosis yang tepat dapat mendukung 
keberhasilan dominasi mikroba introduksi di rhizosfer tanaman. Cara pemberian inokulan 
selain bersamaan dengan benih (seed inoculation) dapat pula dilakukan di pembibitan 
(seedling inoculation). 
16
BAB IV 
PENUTUP 
4.1 Kesimpulan 
1. Peran mikroba tanah yang bermanfaat pada bidang pertanian melalui berbagai 
aktivitasnya yaitu, meningkatkan kandungan beberapa unsur hara di dalam tanah, 
meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, meningkatkan efisiensi 
penyerapan unsur hara, menekan mikroba tular tanah patogen melalui interaksi 
kompetisi, memproduksi zat pengatur tumbuh yang dapat meningkatkan perkembangan 
system perakaran tanaman, meningkatkan aktivitas mikroba tanah heterotrof yang 
bermanfaat melalui aplikasi bahan organik. 
2. Mikroba tanah juga menghasilkan metabolit yang mempunyai efek sebagai zat pengatur 
tumbuh. Bakteri Azotobacter selain dapat menambat N juga menghasilkan thiamin, 
riboflavin, nicotin indol acetic acid dan giberelin yang dapat mempercepat 
perkecambahan bila diaplikasikan pada benih dan merangsang regenerasi bulu-bulu akar 
sehingga penyerapan unsur hara melalui akar menjadi optimal. 
3. Mikroba pelarut fosfat terdiri dari golongan bakteri dan Jamur. Mikroba pelarut fosfat 
bersifat menguntungkan karena mengeluarkan berbagai macam asam organik seperti 
asam formiat, asetat, propional, laktat, glikolat, fumarat, dan suksinat. 
4. Fungsi CMA dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah : sebagai fasilitator 
dalam penyerapan berbagai unsur hara, pengendali hayati penyakit tular tanah, penekan 
stress abiotik (kekeringan, salinitas, logam berat) dan sebagai penstabil tanah (stabilator 
agregat tanah). 
5. Mikroba tanah bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil suatu tanaman. 
17
DAFTAR PUSTAKA 
Douds D.D and Patricia D Millner. 1999. Biodiversity Of Arbuscular Mycorrhizal Fungi In 
Agroecosystems. Agriculture, Ecosystems and Environment. Vol 74. Hal 77-93 
Iqbal Ali, 2008. Peran Mikroorganisme Dalam Kehidupan. Penerbit Angkasa Bandung: 
Bandung 
Irianto, Koes. 2012. Menguak dunia mikroorganisme jilid I. Penerbit Yrama Widya. Bandung 
Lugtenberg B.J.J and Lev V Kravchenko. 1999. Tomato Seed And Root Exudate Sugars: 
Composition, Utilization By Pseudomonas Biocontrol Strains And Role In Rhizosphere 
Colonization. Enviromental Microbiology. Vol 1 (5). Hal 439-446. 
Madigan, M.T; J.M. Martinko and J. Parker.,2000. Biology of Microorganisms. Eighth edition. 
Prentice Hall. International. Inc. 
Sharma, A. K.2002. Organic farming. Central Arid Zone Research institute Jodhpur. Agrobios. 
India 
Suriawiria, Unus. 1985. Pengantar mikrobiologi umum. Penerbit Angkasa Bandung: Bandung 
18

More Related Content

What's hot

Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianPeranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianJoel mabes
 
Laporan mikrobiologi teknik pembuatan media
Laporan mikrobiologi teknik pembuatan mediaLaporan mikrobiologi teknik pembuatan media
Laporan mikrobiologi teknik pembuatan mediamalkasfchanell
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganJessy Damayanti
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Novia Tri Handayani S
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianf' yagami
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumJun Mahardika
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Biology Education
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Makalh jaringan pada tumbuhan
Makalh jaringan pada tumbuhanMakalh jaringan pada tumbuhan
Makalh jaringan pada tumbuhanRaden Sengkuni
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
Makalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganMakalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganRicky Ramadhan
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiHariyatunnisa Ahmad
 

What's hot (20)

3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
 
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianPeranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
 
Laporan mikrobiologi teknik pembuatan media
Laporan mikrobiologi teknik pembuatan mediaLaporan mikrobiologi teknik pembuatan media
Laporan mikrobiologi teknik pembuatan media
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Makalh jaringan pada tumbuhan
Makalh jaringan pada tumbuhanMakalh jaringan pada tumbuhan
Makalh jaringan pada tumbuhan
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniagaBab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
 
Makalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganMakalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkungan
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
 

Viewers also liked

PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK
PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIKPERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK
PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIKsumitrojait
 
Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Rubby Putra
 
Peranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelai
Peranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelaiPeranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelai
Peranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelaiAstri
 
Peranan bakteri dalam kehidupan
Peranan bakteri dalam kehidupanPeranan bakteri dalam kehidupan
Peranan bakteri dalam kehidupanSmansa Nur F
 
Slide tentang Virus, Mata kuliah Mikrobiologi Pertanian
Slide tentang Virus, Mata kuliah Mikrobiologi PertanianSlide tentang Virus, Mata kuliah Mikrobiologi Pertanian
Slide tentang Virus, Mata kuliah Mikrobiologi PertanianMidaalmakwa
 
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"Rizkyawan Wibawa
 
Makalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiMakalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiFirdika Arini
 
Ppt peranan protista putri yuliandari
Ppt peranan protista putri yuliandariPpt peranan protista putri yuliandari
Ppt peranan protista putri yuliandariPutriYuliandari
 
Paper mikrobiologi
Paper mikrobiologiPaper mikrobiologi
Paper mikrobiologiDwi Utama
 
Paper alasan pentingnya mempelajari mikropert
Paper alasan pentingnya mempelajari mikropert Paper alasan pentingnya mempelajari mikropert
Paper alasan pentingnya mempelajari mikropert azzumaru10
 
Peran jamur trichoderma dalam pertanian
Peran jamur trichoderma dalam pertanianPeran jamur trichoderma dalam pertanian
Peran jamur trichoderma dalam pertanianZack Ma Nangin
 
Peranan ilmu kimia dalam bidang pertanian
Peranan ilmu kimia dalam bidang pertanianPeranan ilmu kimia dalam bidang pertanian
Peranan ilmu kimia dalam bidang pertanianIhzaya
 
Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1Ahmad Azhari
 
Karakter dan siklus hidup mikroba
Karakter dan siklus hidup mikrobaKarakter dan siklus hidup mikroba
Karakter dan siklus hidup mikrobaRestu Zahroh
 

Viewers also liked (20)

PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK
PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIKPERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK
PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK
 
Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur.
 
Peranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelai
Peranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelaiPeranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelai
Peranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelai
 
Peranan bakteri dalam kehidupan
Peranan bakteri dalam kehidupanPeranan bakteri dalam kehidupan
Peranan bakteri dalam kehidupan
 
Slide tentang Virus, Mata kuliah Mikrobiologi Pertanian
Slide tentang Virus, Mata kuliah Mikrobiologi PertanianSlide tentang Virus, Mata kuliah Mikrobiologi Pertanian
Slide tentang Virus, Mata kuliah Mikrobiologi Pertanian
 
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"
 
Makalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiMakalah Bioteknologi
Makalah Bioteknologi
 
Peran protista
Peran protistaPeran protista
Peran protista
 
Ppt peranan protista putri yuliandari
Ppt peranan protista putri yuliandariPpt peranan protista putri yuliandari
Ppt peranan protista putri yuliandari
 
Paper mikrobiologi
Paper mikrobiologiPaper mikrobiologi
Paper mikrobiologi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Paper alasan pentingnya mempelajari mikropert
Paper alasan pentingnya mempelajari mikropert Paper alasan pentingnya mempelajari mikropert
Paper alasan pentingnya mempelajari mikropert
 
Peran jamur trichoderma dalam pertanian
Peran jamur trichoderma dalam pertanianPeran jamur trichoderma dalam pertanian
Peran jamur trichoderma dalam pertanian
 
Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian
Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian
Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian
 
Ekologi mikroba
Ekologi mikrobaEkologi mikroba
Ekologi mikroba
 
Peranan ilmu kimia dalam bidang pertanian
Peranan ilmu kimia dalam bidang pertanianPeranan ilmu kimia dalam bidang pertanian
Peranan ilmu kimia dalam bidang pertanian
 
budidaya Padi pasang surut
budidaya Padi pasang surut budidaya Padi pasang surut
budidaya Padi pasang surut
 
Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1
 
Makalah asam nukleat
Makalah asam nukleatMakalah asam nukleat
Makalah asam nukleat
 
Karakter dan siklus hidup mikroba
Karakter dan siklus hidup mikrobaKarakter dan siklus hidup mikroba
Karakter dan siklus hidup mikroba
 

Similar to Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)

IPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevIPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevPPGhybrid3
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropisguestbbed0b
 
Buku-Biokimia-Dasar-I.pdf
Buku-Biokimia-Dasar-I.pdfBuku-Biokimia-Dasar-I.pdf
Buku-Biokimia-Dasar-I.pdfdelasimbolon3
 
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdfWan Na
 
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi SelMakalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi SelAngga Oktyashari
 
MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN-MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN.pdf.pdf
MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN-MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN.pdf.pdfMAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN-MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN.pdf.pdf
MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN-MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN.pdf.pdfAgathaHaselvin
 
Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)Muh Qomari
 
Ekologi dan lingkungan
Ekologi dan lingkunganEkologi dan lingkungan
Ekologi dan lingkungandeviluluita
 
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSuria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSURIAPALOH1
 
Makalah Mikrobiologi: 1. Sejarah Mikrobiologi | Kelas: 1A | Dosen: Yayuk Putr...
Makalah Mikrobiologi: 1. Sejarah Mikrobiologi | Kelas: 1A | Dosen: Yayuk Putr...Makalah Mikrobiologi: 1. Sejarah Mikrobiologi | Kelas: 1A | Dosen: Yayuk Putr...
Makalah Mikrobiologi: 1. Sejarah Mikrobiologi | Kelas: 1A | Dosen: Yayuk Putr...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jktHandout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jktFajar Adinugraha
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemFatikah Rahma Dewi
 
Tugas 1 Mikrobiologi_Yustin Hasanah_A1J120082.docx
Tugas 1 Mikrobiologi_Yustin Hasanah_A1J120082.docxTugas 1 Mikrobiologi_Yustin Hasanah_A1J120082.docx
Tugas 1 Mikrobiologi_Yustin Hasanah_A1J120082.docxYustinHasanah
 
Sejarah perkembangan biokimua
Sejarah perkembangan biokimuaSejarah perkembangan biokimua
Sejarah perkembangan biokimuaBoy Ballo
 
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologiirmalawai
 

Similar to Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian) (20)

Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
MIKROBIOLOGI.pdf
MIKROBIOLOGI.pdfMIKROBIOLOGI.pdf
MIKROBIOLOGI.pdf
 
IPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevIPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 Rev
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
 
Makalah biologi, Farmasi.
Makalah biologi, Farmasi.Makalah biologi, Farmasi.
Makalah biologi, Farmasi.
 
Buku-Biokimia-Dasar-I.pdf
Buku-Biokimia-Dasar-I.pdfBuku-Biokimia-Dasar-I.pdf
Buku-Biokimia-Dasar-I.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
 
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi SelMakalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
 
MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN-MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN.pdf.pdf
MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN-MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN.pdf.pdfMAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN-MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN.pdf.pdf
MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN-MAKALAH_MIKROBIOLOGI_PANGAN.pdf.pdf
 
Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)
 
Ekologi dan lingkungan
Ekologi dan lingkunganEkologi dan lingkungan
Ekologi dan lingkungan
 
Teori abiogenesis
Teori abiogenesisTeori abiogenesis
Teori abiogenesis
 
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSuria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
 
Makalah Mikrobiologi: 1. Sejarah Mikrobiologi | Kelas: 1A | Dosen: Yayuk Putr...
Makalah Mikrobiologi: 1. Sejarah Mikrobiologi | Kelas: 1A | Dosen: Yayuk Putr...Makalah Mikrobiologi: 1. Sejarah Mikrobiologi | Kelas: 1A | Dosen: Yayuk Putr...
Makalah Mikrobiologi: 1. Sejarah Mikrobiologi | Kelas: 1A | Dosen: Yayuk Putr...
 
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jktHandout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
 
Tugas 1 Mikrobiologi_Yustin Hasanah_A1J120082.docx
Tugas 1 Mikrobiologi_Yustin Hasanah_A1J120082.docxTugas 1 Mikrobiologi_Yustin Hasanah_A1J120082.docx
Tugas 1 Mikrobiologi_Yustin Hasanah_A1J120082.docx
 
Sejarah perkembangan biokimua
Sejarah perkembangan biokimuaSejarah perkembangan biokimua
Sejarah perkembangan biokimua
 
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
 

Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)

  • 1. MAKALAH MIKROBIOLOGI PERANAN MIKROBA PADA BIDANG PERTANIAN OLEH: FITRI WIRNAMASARI(F1D012007) UTARI(F1D012051) HARIYADI(F1D012008) DOSEN: WELLY DARWIS, Drs. H., MS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BENGKULU 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Bismillahhirahmanirahim… Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuk dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah dengan judul “Peranan Mikroba Pada Bidang Pertanian” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penilaian pada mata kuliah Mikrobiologi semester V. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Drs.Welly Darwis,MS selaku dosen dalam Mata Kuliah Mikrobiologi, yang telah membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini, sehingga hal tersebut dapat menjadikan sebuah wawasan baru bagi penulis. 2. Teman-temanku seperjuangan dan sepenanggungan serta pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik dengan materil maupun non materil. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat kekurangan dan mungkin jauh dari kesempunaan, penulis pun sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Namun sebagai manusia, kita pun harus berusaha mempersembahkan yang terbaik dalam hal apapun. Untuk itu, penulis sangat terbuka dalam menerima segala kritik maupun saran sebagai pembangun agar penulis dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap makalah ini agar dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah mencatat amal kita untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebagai amal shaleh. Amin... Bengkulu, 6 September 2014 Penulis i
  • 3. DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................................... 1 1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1 1.4 Manfaat................................................................................................................. 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3 2.1 Pengertian Mikrobiologi ....................................................................................... 3 BAB III. PEMBAHASAN ............................................................................................... 4 3.1 Sejarah Mikroorganisme ....................................................................................... 4 3.2 Bentuk dan Susunan Mikroorganisme .................................................................. 5 3.3 Pertumbuhan dan Cara Hidup Mikroorganisme.................................................... 8 3.4 Tempat Ditemukannya Mikroorganisme .............................................................. 9 3.5 Peran Mikroorganisme Di Bidang Pertanian ........................................................ 9 3.5.1 Peran Mikroba Tanah Dalam Penyediaan dan Penyerapan Unsur Hara ..... 10 3.5.2 Mikroba Tanah yang Bermanfaat................................................................. 11 3.5.3 Mikroba penambat N .................................................................................. 11 3.5.4 Mikroba Pelarut Fosfat ................................................................................ 13 3.5.5 Jamur Mikoriza Arbuskula (CMA) ............................................................. 14 3.5.6 Strategi Keberhasilan Pemanfaatan Mikroba Tanah ................................... 15 BAB IV. PENUTUP ......................................................................................................... 17 Kesimpulan ............................................................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18 ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi adalah rumah (ekologi )bagi makhluk hidup. Makhluk hidup perlu melakukan adaptasi untuk sintas di bumi ini, sehingga terjadilah interaksi. Interaksi yang terjadi meliputi factor biotik dan abiotik. Makhluk hidup terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik (mikroorganisme). Mikroorganisme memberikan peranan penting bagi kelangsungan hidup di bumi ini. Contohnya, pada sebuah pohon, pohon tidak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berarti jika tidak ada mikroba di akar-akarnya yang membantu dalam penyerapan air, perlindungan terhadap akar, dan sebagainya. Seperti yang kita ketahui jikalau pohon salah satu penghasil oksigen terbesar di bumi, oksigen sangat penting bagi manusia dari dulu hingga sekarang, beruntungnya oksigen tak pernah kurang untuk makhluk hidup di bumi ini. Jadi dapat disimpulkan mikroorganisme (jasad renik) penting untuk kehidupan di bumi ini. Maka dari itu marilah kita dalami lebih lanjut apa itu mikroorganisme dan apa perannya terutama di bidang pertanian. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui peranan mikrob dalam bidang pertanian 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah dari mikroorganisme ? 2. Bagaiman bentuk dan susunan pada mikroorganisme? 3. Bagaimana pertumbuhan dan cara hidup mikroorganisme? 4. Dimana saja terdapat mikroorganisme ? 5. Apa saja peran mikroorganisme di bidang pertanian ? 1
  • 5. 1.4 Manfaat 1. Mengetahui asal-muasal ditemukannya mikroorganisme 2. Mengerti bentuk dan susunan mikroorganisme 3. Mengetahui penyebaran mikroorganisme 4. Mengetahui peran mikroorganisme di bidang pertanian dan berita terbarunya. 2
  • 6. BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mikrobiologi Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan dan penyebaran jasad hidup yang termasuk mikroba (jasad renik, mikrobia, mikroorganisme). Mikroba berasal dari kata: micros: kecil/sangat kecil, bios= hidup/kehidupan. bidang ilmu biologi ini mencangkup salah satu kelompok besar jasah hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta sifat hidup yang berbeda dengan jasad lain umumnya(Suriawiria,1985). Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relatif cepat (Darkuni,2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan (Iqbal,2008). 3
  • 7. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Mikroorganisme Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme : bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan mikroskopis. Mikrobiologi dapat dikatakan ilmu yang masih muda. Dunia jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan makna sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami dan dihargai 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang berarti. Kini mikroorganisme digunakan hamper semua peneliti dalam gejala biologis (Pelczar,1986). Dunia mikroba walaupun sudah lama dikenal peranannya didalam kehidupan, baru terbuka secara luas setelah Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723) menciptakan mikroskop sederhananya. Diaktakan sederhana karena mikroskop tersebut hanya terdiri dari satu lensa yang dapat mencapai perbesaran kurang dari 200 kali. Tetapi dengan adanya mikroskop sederhana tersebut maka rahasia besar tentang bentuk mikroba yang sebelumnya masih merupakan masalah misteri , mulai terbuka dan terungkap(Suriawiria,1986). Dunia mikroba mulai terbuka lagi ketika Louis Pasteur (1822-1895) seorang ahli kimia Prancis, menemukan prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan sifat hidup mikroba, antara lain dalam masalah fermentasi, sehingga banyak masalah dan pertanyaan yang tadinya belum terjawab setelah penemuan-penemuan Pasteur menjadi jelas(Suriawiria,1986). Tampil pula peranan penemu lainnya yang berjasa banyak didalam mikrobiologi seperti Robert Koch (1843-1910) seorang dokter Jerman. Atas penemuan dan hasil penelitiannya, kemudian kaitan dan peranan mikroba sebagai jasad penyebab penyakit dapat diterangkan secara jelas. Sehingga salah satu batasan (postulat) yang telah disusunnya saat itu, masih tetap berlaku sampai sekarang ini, yang umum dikenal dengan nama Postulat Koch(Suriawiria,1986). Dalam postulat-postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan organism sebagai suatu penyakit, maka organism tersebut harus memenuhi sejumlah syarat berikut. 1. Mikroorganisme yang dicurigai haruslah segera diselidiki agar segera diketahui bila penyakit sedang berjangkit. 2. Mikrorrganisme itu dapat diambil (diisolasi) dan ditumbuhkan menjadi biakan murni (pure culture) di laboratorium. 4
  • 8. 3. Jika biakan murni itu disuntikan kepada binatang yang sehat, maka akan menimbulkan penyakit yang sama. 4. Mikroorganisme yang disuntikkan pada binatang yang sehat tersebut dapat diperoleh kembali menggunakan prosedur laboratorium(Irianto,2012). Mengenai perkembangan mikrobiologi dapatlah disimpulkan bahwa mikrobiologi maju dengan pesat karena hal-hal berikut : 1. Penemuan serta penyempurnaan mikroskop 2. Jatuhnya teori abiogenesis 3. Keyakinan orang bahwa pembusukan itu disebabkan oleh mikroorganisme 4. Bukti yang menunjukkan bahwa penyakit itu disebabkan oleh bibit penyakit(Irianto, 2012). 3.2 Bentuk dan susunan Mikroorganisme Bentuk umum mikroba terdiri dari satu sel (uniseluler) seperti yang umum didapatkan pada bacteria, ragi dan mikralge. Dapatt pula berbentuk filament atau serat, yaitu rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang didapatkan pada fungi dan mikroalge. Bentuk filament pada kenyataannya dapat berupa filament semu kalau hubungan antar sel satu dengan lainnya tidak ada atau tidak nyata (missal pada beberapa jenis ragi dan fungi ), dan filament benar kalau hubungan satu dengan lainnya terdapat hubungan yang jelas, baik hubungan secara morfologis (bentuk) atau secara fisiologis ( fungsi sel), misalnya pada beberapa jenis fungi dan mikroalge. Bentuk lain yang perlu diketengahkan adalah koloni, yaitu gabungan dua sel atau lebih sidalam satu ruang seperti yang didapatkan pada mikroalge. Bentuk jaringan semu yaitu susunan serat membentuk jaringan seperti yang didapatkan pada fungi, tetapi jaringan tersebut tidak berfungsi seperti layaknya jaringan yang dimiliki tanaman tinggi atau hewan. Selintas perlu diketahui bahwa bakteri dan juga mikroalge biru-hijau tidak mempunyai inti yang jelas seperti halnya terdapat pada jasad hidup lainnya. Sebagai penggantinya ditemukan nukleo-protein. Bentuk sel mikroba, perlu menengetengahkannya adanya variasi bentuk pada sel bakteri. Bentuk umum bakteri adalah bulat (kokus), dan batang/bulat memanjang (basil). Dari kedua bentuk ini didapatkan variasi seperti , a. Bakteri berbentuk bulat (Bola) - Monokokus, pada Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah 5
  • 9. - Diplokokus, pada Diplococcus penumoniae, penyebab radang paru-paru - Sarkina - Streptokokus - Stafilokokus b. Bakteri berbentuk batang - Basilus tinggal, pada Salmonella typhi penyebab penyakit tipus - Diplobasil - Streptobasil, pada Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks. c. Bakteri berbentuk melilit - Spiral, pada Spirillum - Vibrio, pada Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera - Spirochaeta Bentuk umum (variasi bentuk) yang kemudian terjadi baik secara tetap ataupun sebagai bentuk kelainan karena pengaruh lingkungan, untuk tiap kelompok mikroba berbeda-beda. Bahkan akibat pengaruh lingkungan ini terdapat bentuk involusi yaitu bentuk sementara yang terjadi karena lingkungan yang berbeda. Missal bentuk bacteria Bacillus megaterium terhadap kehadiran senyawa karsinogen. Yang normal memiliki bentuk bulat lonjong, sedang yang terkena pengaruh senyawa tersebut terbentuk hampir bulat atau tidak beraturan. Tetapi bentuk yang terakhir tersebut adalah bentuk sementara, karena begitu lingkungannya kembali normal, bentuknya akan kembali ke asal lagi. Sel mikroba, sebagi contoh umum disini adalah sel bakteri, mempunyai ciri-ciri morfologis (bentuk luar) dan antomis(bentuk/kandungan dalam) yang unik kalau dibandingkan dengan sel jasad hidup lainnya. a. Susunan luar 1. Kapsula Berupa lapisan mucus (lendir) yang melindungi sel, tersusun oleh hasil metabolism sel yang disekresikan. Umumnya lapisan ini terdiri dari senyawa kompleks yakni polisakarida, gula amina, asam gula dan campurannya. Bakteri berkapsul yang tumbuh dalam susu akan menyebabkan susu tersebut menjadi berlendir. Fungsi kapsul ialah melindungi sel terhadap kehadiran factor lingkungan yang merugikan, dan juga bertindak sebagi pengikat sel. Secara khusus, kapsula bagi 6
  • 10. bakteri punya arti yang penting karena erat hubungannya denga pathogenitas suatu jenis. Jenis pathogen (penyebab penyakit) misalnya, akan turun nilai keganasannya (virulensinya) kalau kapsul dihilangkan. 2. Flagella/Trikha Berupa alat pergerakan bakteri yang ditemukan hampir pada semua jenis berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang. Flagela terdiri dari tiga bagian : tubuh dasar, struktur seperti kait, dan sehelai filament panjang di luar dinding sel. Flagella terbuat dari subunit-subunit protein, protein ini yang disebut flagelin.Berukuran sangat kecil dan tidak terlihat dengan hanya menggunakan mikroskop biasa, rata-rata ketebalan 0,02-0,1 mikron dengan panjang tidak melebihi panjang selnya. Adapun prosedur warna khusus yang menggunakan mordan (substansi yang mengikat zat warna pada suatu permukaan), diameternya dapat diperbesar dengan cukup untuk membuatnya tampak dibawah mikroskop cahaya. Bukti tak langsung ada flagella dapat dilihat pada preparat basah adanya pergerakan. Berdasarkan letaknya flagella pada bakteri dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: - Monopolar-Monotrikha, flagella hanya satu buah terletak pada bagian ujung sel - Monopolar-Lofotrikha, flagella banyak, tetapi pada salah satu ujung sel saja - Bipolar-Amfitrikha, tiap-tiap ujung sel terletak satu buah atau satu berkas flagella - Peritrikha, jumlah flagella sangat banyak dan terletak di semua permukaan sel 3. Dinding sel Bagian ini selain berperan dalam melindungi sel, juga berpegaruh terhadap bentuk sel. Sifatnya elastis, terletak di antara kapsula dan membran sitoplasma dengan susunan kimiawi yang kompleks. Pada umumnya makromolekul dinding sel terdiri dari bahan mukokompleks, yaitu bahan utama penyusun dinding sel, tersusun oleh heteropolomer zat gula amino (asetil glukosamin) dan asam asetil muramat dengan asam amino seperti glutamate, alanin, glisin, diaminopimelat atau lisin. Fungsi dinding sel yang paling menonjol antara lain : - Member perlindungan kepada protoplasma - Berperan didalam reproduksi sel - Turut mengatur pertukaran zat dari dalam dan luar sel (karena bersifat seemipermeabel) 7
  • 11. - Mempengaruhi kegiatan metabolisme 4. Pili Bagian ini sering disebut fimbria, adalah benang-benang halus yang keluar/menonjol dari dinding sel, yang hanya ditemukan pada bakteri berbentuk batang bersifat Gram negative. Susunan kimia pili terdiri dari protein yang dinamakan pilia, yaitu heteropolimer dari 18 asam amino yang bersifat antigenik. Baik pili, flagella/trikha ataupun kapsula, dapat terlepas dari sel secara mekanik tanpa harus merusak pertumbuhan ataupun kehidupan jasadnya. 3.3 Pertumbuhan dan cara hidup mikroorganisme Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbedadan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya. Sedangkan kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air, sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh. Terdapat beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, antara lain: suhu, kelembapan, cahaya, pH, AW dan nutrisi. Apabila faktor-faktor abiotik tersebut memenuhi syarat, sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak. Bakteri juga memiliki batasan suhu tertentu dia bisa tetap bertahan hidup, ada tiga jenis bakteri berdasarkan tingkat toleransinya terhadap suhu lingkungannya: 1. Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin, dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 20oC. 2. Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada suhu yang sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20oC sampai 50oC 3. Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC, bakteri jenis ini dapat hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas 8
  • 12. bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-94oC. 3.4 Tempat ditemukaannya mikroorganisme Mikroorganisme dijumpai dimana-mana, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada dalam tanah; lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai pada lautan; dan atmosfer. Keadaan lingkungan setempat menentukan ciri-ciri populasi mikroba. Mereka dapat ada dalam jumlah yang luar biasa besarnya dan dalam keragaman yang luas. Pencarian mikroorganisme ekstraterestial (luar bumi) . para ilmuwan, ahli filsafat, dan penulis telah berspekulasi tentang kemungkinan adanya kehidupan ditempat lain dialam semesta ini. Ketika para astronot mendarat di bulan pada tahun 1969, disiapkan fasilitas yang teliti untuk pemeriksaan mikrobilogis contoh-contoh tanah bulan dibawa mereka kembali ke bumi. Akan tetapi , pada pemeriksaan yang ekstensif menyingkap bahwa tidak ditemukannya jasad renik. Dan begitu juga yang terjadi di planet Mars. 3.5 Peran mikroorganisme di bidang pertanian Salah satu kriteria yang menjadi syarat pertanian organik adalah tidak menggunakan bahan artifisial seperti pupuk buatan, insektisida, herbisida, fungisida, hormon tumbuh pada tanah dan ekosistem(Sharma,2002). Dilain pihak untuk menghasilkan produktivitas tanaman yang tinggi sebagian besar petani masih menggantungkan harapannya pada pupuk buatan yang diketahui cepat menunjukkan respon seperti yang diharapkan. Walaupun pupuk buatan dan pestisida mampu meningkatkan produksi tanaman secara nyata tetapi juga berdampak negatif terhadap pencemaran lingkungan antara lain kesuburan tanah menurun dengan cepat, pencemaran air dan tanah, bahaya residu pestisida, penurunan keanekaragaman hayati (biodiversity), dan ketergantungan pada energy yang tidak dapat diperbaharui meningkat. Menurut Sharma (2002) upaya mengatasi masalah di atas dapat dilakukan dengan meningkatkan peran mikroba tanah yang bermanfaat melalui berbagai aktivitasnya yaitu: - Meningkatkan kandungan beberapa unsur hara di dalam tanah. - Meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara. - Menekan mikroba tular tanah patogen melalui interaksi kompetisi. 9
  • 13. - Memproduksi zat pengatur tumbuh yang dapat meningkatkan perkembangan system perakaran tanaman. - Meningkatkan aktivitas mikroba tanah heterotrof yang bermanfaat melalui aplikasi bahan organik. 3.5.1 Peran Mikroba Tanah Dalam Penyediaan dan Penyerapan Unsur Hara Tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar atau melalui daun. Sebagian besar unsur hara diserap dari dalam tanah, hanya sebagian kecil yaitu unsur C dan O diambil tanaman dari udara melalui stomata. Tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah umumnya dalam bentuk ion (NH4 +, NO3-, H2PO4-, K+,Ca2 +, dll). Unsur hara tersebut dapat tersedia di sekitar akar tanaman melalui aliran massa, difusi dan intersepsi akar. Sistem perakaran sangat penting dalam penyerapan unsur hara karena sistem perakaran yang baik akan memperpendek jarak yang ditempuh unsur hara untuk mendekati akar tanaman. Bagi tanaman yang sistem perakarannya kurang berkembang, peran akar dapat ditingkatkan dengan adanya interaksi simbiosis dengan Jamur mikoriza (Douds and Millner, 1999). Selain itu juga menurut Lugtenberg and Kravchenko (1999) mikroba tanah akan berkumpul di dekat perakaran tanaman (rhizosfer) yang menghasilkan eksudat akar dan serpihan tudung akar sebagai sumber makanan mikroba tanah. Bila populasi mikroba di sekitar rhizosfir didominasi oleh mikroba yang menguntungkan tanaman, maka tanaman akan memperoleh manfaat yang besar dengan hadirnya mikroba tersebut. Tujuan tersebut dapat tercapai hanya apabila kita menginokulasikan mikroba yang bermanfaat sebagai inokulan di sekitar perakaran tanaman. Sebagian besar penyebab kekurangan unsur hara didalam tanah adalah karena jumlah unsur hara (makro) sedikit atau dalam bentuk tidak tersedia yaitu diikat oleh mineral liat atau ion-ion yang terlarut dalam tanah. Untuk meningkatkan kuantitas unsur hara makro terutama N dapat dilakukan dengan meningkatkan peran mikroba penambat N simbiotik dan non simbiotik. Ketersediaan P dapat ditingkatkan dengan menanfaatkan mikroba pelarut P, karena masalah pertama P adalah sebagian besar P dalam tanah dalam bentuk tidak dapat diambil tanaman atau dalam bentuk mineral anorganik yang sukar larut seperti C32HPO4. Jamur mikoriza dapat pula meningkatkan penyerapan sebagian besar unsur hara makro dan mikro terutama unsur hara immobil yaitu P dan Cu(Sharma,2002). 10
  • 14. Mikroba tanah juga menghasilkan metabolit yang mempunyai efek sebagai zat pengatur tumbuh. Bakteri Azotobacter selain dapat menambat N juga menghasilkan thiamin, riboflavin, nicotin indol acetic acid dan giberelin yang dapat mempercepat perkecambahan bila diaplikasikan pada benih dan merangsang regenerasi bulu-bulu akar sehingga penyerapan unsur hara melalui akar menjadi optimal. Metabolit mikroba yang bersifat antagonis bagi mikroba lainnya seperti antibiotik dapat pula dimanfaatkan untuk menekan mikroba patogen tular tanah disekitar erakaran tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mikroba tanah melakukan immobilisasi berbagai unsur hara sehingga dapat mengurangi hilangnya unsur hara melalui pencucian. Unsur hara yang diimobilisasi diubah sebagai massa sel mikroba dan akan kembali lagi tersedia untuk tanaman setelah terjadi mineralisasi yaitu apabila mikroba mati. 2.5.2 Mikroba Tanah yang Bermanfaat Peran mikroba tanah dalam siklus berbagai unsur hara di dalam tanah sangat penting, sehingga bila salah satu jenis mikroba tersebut tidak berfungsi maka akan terjadi ketimpangan dalam daur unsur hara di dalam tanah. Ketersediaan unsur hara sangat berkaitan dengan aktivitas mikroba yang terlibat di dalamnya. 2.5.3 Mikroba penambat N Beberapa reaksi redox dari nitrogen terjadi secara alami hampir eksklusif oleh mikroorganisme, dan keterlibatan mikrobia di dalam siklus nitrogen mempunyai arti penting. Secara termodinamis, gas nitrogen, N2, adalah bentuk stabil dari nitrogen, dan itu akan menjadi bentuk bolak-balik dari nitrogen di bawah kondisi keseimbangan. Dijelaskan bahwa reservoir utama untuk nitrogen di atas bumi ini adalah di atmospir. Ini berbeda dengan karbon, di mana atmospir adalah suatu reservoir minor secara relatif (CO2, CH4). Hanya suatu jumlah relative kecil mikroorganisme bisa menggunakan N2, prosesnya disebut fiksasi nitrogen, pendauran ulang nitrogen di atas bumi melibatkan sejumlah perubahan bentuk, amoniak dan nitrat. Bagaimanapun, sebab N2 betul-betul reservoir nitrogen yang terbesar tersedia untuk mikroorganisme hidup, kemampuan untuk menggunakan N2 arti penting ekologis. Fiksasi nitrogen dapat juga terjadi secara kimiawi di dalam atmospir, melalui petir, dan suatu jumlah tertentu fiksasi nitrogen terjadi di dalam industry produksi pupuk nitrogen, sekitar 85% fiksasi 11
  • 15. nitrogen di atas bumi berasal dari proses biologi, sekitar 60% fiksasi nitrogen biologi terjadi di daratan, dan yang 40% fiksasi nitrogen biologi terjadi di samudra. Di bawah kebanyakan kondisi, hasil akhir dissimilatory reduksi nitrat adalah N2 atau N2O, dan konversi nitrat ke gas bahan campuran nitrogen disebut denitrifikasi. Proses ini dibentuk dari gas N2 secara biologi, dan sebab N2 sangat sedikit digunakan oleh mikroorganisme dibandingkan nitrat sebagai sumber nitrogen, denitrifikasi adalah suatu proses merugikan karena memindahkan fiksasi nitrogen dari lingkungan . Amoniak diproduksi selama dekomposisi dari bahan nitrogen organic (ammonifikasi) dan terjadi pada pH netral sebagai ion ammonium (NH4). Dibawah kondisi anaerob amoniak adalah stabil, dan itu bentuk nitrogen mendominasi di dalam sedimen paling anaerob. Di dalam tanah, sebagian besar amoniak yang dilepaskan oleh dekomposisi aerobik dengan cepat didaur ulang dan dikonversi ke asam amino didalam tumbuhan. Sebab amoniak mudah menguap, beberapa kehilangan dapat terjadi dari tanah (terutama tanah sangat bersifat alkali) dengan penguapan, dan hilangnya amoniak utama pada atmospir terjadi di dalam areal populasi binatang padat (sebagai contoh, peternakan lembu). Pada suatu basis global, amoniak hanya sekitar 15% nitrogen dilepaskan ke atmospir, kebanyakan nitrogen dalam wujud N2 atau N2O (berasal dari denitrifikasi). Di dalam lingkungan oxic, amoniak dapat dioksidasi ke nitrogen oksida dan nitrat, tetapi amoniak adalah suatu bahan campuran agak stabil dan katalisator atau agen mengoksidasi kuat pada umumnya diperlukan untuk reaksi kimia. Bagaimanapun, suatu kelompok khusus bakteri, bakteri nitrifikasi, adalah katalisator biologi, mengoksidasi amoniak ke nitrat di dalam suatu proses yang disebut nitrifikasi. Nitrifikasi adalah suatu proses aerobik utama yang terjadi dengan baik pada tanah pH netral; dapat dihambat oleh kondisi anaerob atau di dalam tanah sangat asam; bagaimanapun, nitrifikasi dapat terjadi kondisi anaerob jika tingkat nitrat tinggi. Jika material nitrogen tinggi dalam protein, seperti limbah atau pupuk, ditambahkan kedalam tanah, tingkat nitrifikasi menjadi meningkat. Walaupun nitrat siap berasimilasi dengan tumbuhan, tapi mudah larut dalam air dan dengan cepat tercuci dari tanah apabila curah hujan tinggi. Amoniak anhydrous digunakan secara ekstensif sebagai pupuk nitrogen , bahan kimia yang biasanya ditambahkan kedalam pupuk, menghalangi proses nitrifikasi. Salah satu penghambat nitrifikasi umum adalah suatu bahan campuran pengganti pyridine disebut nitrapyrin (2-chloro-6- trichloromethylpyridine). Nitrapyrin secara spesifik menghalangi langkah pertama dalam 12
  • 16. nitrifikasi, yaitu oksidasi NH3 ke NO2, secara efektif menghambat kedua langkah dalam proses nitrifikasi. Penambahan penghambat nitrifikasi dapat meningkatkan efisiensi pemupukan dan membantu mencegah polusi dari pelepasan nitrat dari tanah yang dipupuk. Komponen utama nitrogen di atas bumi adalah N2, yang mana dapat digunakan sebagai nitrogen sumber oleh bakteri pengfiksasi nitrogen. Amoniak yang dihasilkan oleh fiksasi nitrogen atau oleh ammonifikasi dari nitrogen bahan campuran organik dapat berasimilasi ke bahan organik atau dapat dioksidasi ke nitrat oleh bakteri nitrifikasi. Hilangnya nitrogen dari biosphere terjadi sebagai hasil denitrifikasi, di mana nitrat dikompersikan kembali ke N2 . (Madigan et al.2000). Di dalam tanah kandungan unsur N relatif kecil (<2%), sedangkan di udara kandungan N berlimpah. Hampir 80% kandungan gas di udara adalah gas N2. Sebagian besar tanaman tidak dapat memanfaatkan N langsung dari udara, hanya sebagian kecil tanaman legum yang bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang dapat memanfaatkan sumber N yang berlimpah dari udara. Tanaman non legume masih dapat memanfaatkan N dari udara apabila diinokulasi dengan mikroba penambat N nonsimbiotik. Tabel di bawah ini merangkum jenis mikroba penambat N non simbiotik yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman non legum. Faktor yang mempengaruhi aktivitas bakteri penambat N : - Ketersediaan senyawa nitrogen : amonium, nitrat dan senyawa nitrogen organik dapat dimanfaatkan teiapi dapat menghambat fiksasi nitrogen. - Ketersediaan nutrisi anorganik : molibdenum, besi, kalsium, dan kobalt. - Sumber energi: heterotrof: gula sederhana, selulosa, jerami dan sisa tanaman. autotrof: cahaya matahari - pH : Azotobacter, Sianobakteri peka terhadap pH<6 Beijerinckia dapat tumbuh pada pH 3-9. - Kelembaban : Kelembaban yang tinggi menjadi kondisi anaerob - Suhu : penambatan N optimum pada suhu sedang 2.5.4. Mikroba Pelarut Fosfat Mikroba peiarut fosfat terdiri dari golongan bakteri dan Jamur. Kelompok bakteri pelarut fosfat adalah: Pseudomonas, Bacillus, Escherichia, Brevibacterium dan Seralia, sedangkan dari golongan Jamur adalah : Aspergillus, Penicillium, Culvularia, Humicola dan Phoma. Mikroba 13
  • 17. pelarut fosfat bersifat menguntungkan karena mengeluarkan berbagai macam asam organik seperti asam formiat, asetat, propional, laktat, glikolat, fumarat, dan suksinat. Asam-asam organik ini dapat membentuk khelat organik (kompleks stabil) dengan kation Al, Fe atau Ca yang mengikat P sehingga ion H2PO4 2-, menjadi bebas dari ikatannya dan tersedia bagi tanaman untuk diserap. Bakteri pengoksidasi sulfur (Thiobacillus) dan pengoksidasi ammonium (Nitrosomonas) dapat pula mengeluarkan asam anorganik (asam sulfat dan asam nitrit) yang dapat mengkhelat kation Ca dari Ca3(P04)2- menjadi HPO4 2- yang dapat diserap tanaman. Beberapa spesies jamur dari genus Aspergillus mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam melarutkan fosfat terikat dibandingkan dengan bakteri. Hal ini memberi peluang yang baik untuk dikembangkan di daerah tropis yang tanahnya masam, karena jamur menyukai lingkungan pertumbuhan yang bersifat masam. 2.5.5. Jamur Mikoriza Arbuskula (CMA) Mikoriza yang secara harfiah berarti "jamur akar" dan mengacu pada asosiasi yang simbiotik yang ada antara jamur dan akar tumbuhan. Mungkin akar dari mayoritas dari tumbuhan terestrial adalah mycorrhizal. Ada dua kelas umum mikoriza; ektomikoriza, di mana sel jamur membentuk suatu bungkus pelindung luas di sekitar bagian luar dari akar dengan hanya sedikit penetrasi ke dalam jaringan akar dan ericoid mikoriza, di mana miselium jamur ditempelkan di dalam jaringan akar. Ektomikoriza ditemukan sebagian besar di dalam pohon hutan terutama pohon jarum, pohon besar dan pohon oak yang banyak dikembangkan pada hutan daerah temperata. Di dalam suatu hutan, hampir setiap akar pohon memiliki mikoriza. Sistem perakaran dari suatu pohon yang ada mikorizanya dapat menginfeksi akar yang pendek dan akar yang panjang, Akar pendek memiliki karakteristik cabang dikotom, menunjukkan tipe pelindung jamur sedangkan akar panjang pada umumnya tidak terkena infeksi. Kebanyakan jamur mikoriza tidak menyerang selulosa dan serasah daun tetapi sebagai gantinya menggunakan karbohidrat sederhana untuk pertumbuhan dan pada umumnya mempunyai kebutuhan akan satu atau lebih vitamin, mereka memperoleh nutrisi dari sekresi akar. Mikoriza jamur tidak pernah ditemukan secara alami kecuali bersama-sama akar dan karenanya dapat dipertimbangkan symbiosis obligat. Jamur ini menghasilkan substansi pertumbuhan tanaman dengan induksi perubahan morfologi di dalam 14
  • 18. akar, menyebabkan dibentuk akar bercabang dikotom pendek. Di samping hubungan erat antara jamur dan akar, ada sedikit spesifik jenis dilibatkan, satu jenis cemara dapat membentuk mikoriza dengan lebih dari 40 jenis jamur. Efek yang diuntungkan pada tumbuhan dari jamur mikoriza, terbaik diamati pada lahan miskin, di mana pohon yang tumbuh dengan subur ada mikoriza, tetapi tidak ada mikroriza tidak ada pertumbuhan. Kapan pohon ditanam di padang rumput yang luas, yang mana biasanya kekurangan suatu inokulum jamur, pohon yang secara artifisial diinokulasi pada saat penanaman, tumbuh jauh lebih dengan cepat dibanding pohon yang tidak diinokulasi. Mikoriza tumbuhan bisa menyerap nutrisi dari lingkungannya lebih efisien di banding dengan pengerjaan non-mikoriza. Penyerapan nutrisi dapat ditingkatkan dengan semakin besar area permukaan yang disajikan oleh miselium jamur (Madigan et al., 2000). CMA menginfeksi hampir 95 % semua tanaman (crop plant). Simbiosis ini bersifat mutualistik, jamur mendapatkan karbohidrat dari tanaman dimana aliran nutrisi diregulasi oleh tanaman inang. Fotosintat tanaman inang diabsorpsi jamur, khususnya pada arbuskula yang mempunyai luas permukaan kontak yang besar antara jamur dengan tanaman inang. Fungsi CMA dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah : sebagai fasilitator dalam penyerapan berbagai unsur hara, pengendali hayati penyakit tular tanah, penekan stress abiotik (kekeringan, salinitas, logam berat) dan sebagai penstabil tanah (stabilator agregat tanah). CMA yang menginfeksi akar tanaman akan membentuk hifa internal di dalam sel epidermis dan korteks akar, arbuskula terbentuk di dalam korteks akar, dan hifa eksternal berada di luar akar tanaman. Genus Glomus dan Acaulospora membentuk vesikula yang terbentuk pada hifa interkalar atau apikal yang mengandung lemak dan berfungsi sebagai cadangan makanan. Jamur Gigaspora dan Scutellospora tidak membentuk vesikula. Hifa eksternal sangat penting dalam penyerapan unsur hara karena panjang hifa eksternal dapat mencapai beberapa kali panjang akar sehingga memperluas permukaan akar dalam menyerap larutan nutrisi dalam tanah (Douds and Millner, 1999). 2.5.6. Strategi Keberhasilan Pemanfaatan Mikroba Tanah Keberhasilan peningkatan peran mikroba tanah yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil suatu tanaman perlu ditunjang langkah berikut: 15
  • 19. 1. Seleksi isolat unggul. Isolat yang diperoleh harus diseleksi keunggulannya dengan menguji efektivitas terhadap pertumbuhan tanaman. Seleksi bakteri penambat N dapat melalui uji kuantitas N yang ditambatnya dengan metode reduksi asetilen. Mikroba pelarut fosfat diseleksi berdasarkan pelarutan P tidak larut secara kualitatif (zona bening) dan kuantitatif (jumlah P tersedia/terlarut). CMA diseleksi berdasarkan besarnya derajat infeksi pada akar atau peningkatan serapan P tanaman dibanding kontrol. 2. Perbanyakan isolat yang unggul sebagai inokulan dalam carrier /pembawa yang cocok. Populasi mikroba yang akan digunakan sebagai produk inokulan harus tinggi (>108 CFU/ g media) atau inokulan mikoriza mengandung spora >50 buah/gram carrier. 3. Viabilitas mikroba tetap tinggi pada saat diaplikasikan. Kontrol viabilitas perlu dilakukan selama masa penyimpanan produk inokulan. Pada umumnya kualitas inokulan yang sudah dikemas akan menurun setelah masa simpan 6 bulan. 4. Aplikasi dilapangan harus tepat baik waktu, dosis dan caranya. Inokulasi mikroba yang bermanfaat akan lebih efektif bila dilakukan bersamaan dengan penanaman benih sehingga mikroba tersebut akan segera mengkolonisasi benih yang berkecambah. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan anjuran pada kemasannya. Dosis yang tepat dapat mendukung keberhasilan dominasi mikroba introduksi di rhizosfer tanaman. Cara pemberian inokulan selain bersamaan dengan benih (seed inoculation) dapat pula dilakukan di pembibitan (seedling inoculation). 16
  • 20. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Peran mikroba tanah yang bermanfaat pada bidang pertanian melalui berbagai aktivitasnya yaitu, meningkatkan kandungan beberapa unsur hara di dalam tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara, menekan mikroba tular tanah patogen melalui interaksi kompetisi, memproduksi zat pengatur tumbuh yang dapat meningkatkan perkembangan system perakaran tanaman, meningkatkan aktivitas mikroba tanah heterotrof yang bermanfaat melalui aplikasi bahan organik. 2. Mikroba tanah juga menghasilkan metabolit yang mempunyai efek sebagai zat pengatur tumbuh. Bakteri Azotobacter selain dapat menambat N juga menghasilkan thiamin, riboflavin, nicotin indol acetic acid dan giberelin yang dapat mempercepat perkecambahan bila diaplikasikan pada benih dan merangsang regenerasi bulu-bulu akar sehingga penyerapan unsur hara melalui akar menjadi optimal. 3. Mikroba pelarut fosfat terdiri dari golongan bakteri dan Jamur. Mikroba pelarut fosfat bersifat menguntungkan karena mengeluarkan berbagai macam asam organik seperti asam formiat, asetat, propional, laktat, glikolat, fumarat, dan suksinat. 4. Fungsi CMA dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah : sebagai fasilitator dalam penyerapan berbagai unsur hara, pengendali hayati penyakit tular tanah, penekan stress abiotik (kekeringan, salinitas, logam berat) dan sebagai penstabil tanah (stabilator agregat tanah). 5. Mikroba tanah bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil suatu tanaman. 17
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Douds D.D and Patricia D Millner. 1999. Biodiversity Of Arbuscular Mycorrhizal Fungi In Agroecosystems. Agriculture, Ecosystems and Environment. Vol 74. Hal 77-93 Iqbal Ali, 2008. Peran Mikroorganisme Dalam Kehidupan. Penerbit Angkasa Bandung: Bandung Irianto, Koes. 2012. Menguak dunia mikroorganisme jilid I. Penerbit Yrama Widya. Bandung Lugtenberg B.J.J and Lev V Kravchenko. 1999. Tomato Seed And Root Exudate Sugars: Composition, Utilization By Pseudomonas Biocontrol Strains And Role In Rhizosphere Colonization. Enviromental Microbiology. Vol 1 (5). Hal 439-446. Madigan, M.T; J.M. Martinko and J. Parker.,2000. Biology of Microorganisms. Eighth edition. Prentice Hall. International. Inc. Sharma, A. K.2002. Organic farming. Central Arid Zone Research institute Jodhpur. Agrobios. India Suriawiria, Unus. 1985. Pengantar mikrobiologi umum. Penerbit Angkasa Bandung: Bandung 18