SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
1.1 Latar Belakang 
Tersedianya lapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasi peningkatan 
penawaran tenaga kerja merupakan salah satu target yang harus dicapai dalam 
pembangunan ekonomi nasional. Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui 
peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya investasi langsung (direct 
investment) pada sektor-sektor yang bersifat padat karya, seperti konstruksi, 
infrastruktur maupun industri pengolahan. Sementara pada sektor jasa, misalnya 
melalui perdagangan maupun pariwisata. Tenaga kerja adalah orang yang siap 
masuk dalam pasar kerja sesuai dengan upah yang ditawarkan oleh penyedia 
pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dihitung dari penduduk usia produktif (umur 15thn– 
65 thn) umur pekerja dan pencari kerja,usia yang masuk kategori angkatan kerja 
(labourforce). 
Jumlah usia produktif tersebut sebagian besar bekerja disektor informal dan 
informal. Kebanyakan pekerja usia produktif tersebut adalah tenaga kerja yang 
tingkat pendidikanya adalah mengah dan pendidikan dasar,dilihat dari kasus 
kecelkaan kerja yang banyak terjadi mayoritas pekerja yang banyak mengalami 
kecelkaan kerja adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau pendidikan 
menengah dan dasar. 
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia 
secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati 
posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. 
Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di 
dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar 
global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas 
kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu 
tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu 
memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan 
Kesehatan Kerja.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku 
tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu 
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa 
antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa 
Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan 
masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu 
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam 
lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu 
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. 
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian 
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi 
secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada 
masyarakat luas. 
Untuk mengetahui proses dan identifikasi kecelakaan kerja di tempt kerja 
maka penulis mengambil judul analisis penggunaan JSA proses penguliran pada 
mesin Bubut. 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Apa yang dimaksud dengan JSA ? 
2. Apa Fungsi Penggunaan JSA? 
3. Apa Manfaat Penggunaan JSA? 
4. Bagaimana tahapan pembuatan JSA ? 
5. Bagaimana JSA membantu SOP dalam pekerjaan Membubut ulir? 
1.3 Tujuan Penulisan. 
1. Untuk mengetahui pengertian JSA 
2. Untuk mengetahui Fungsi JSA 
3. Untuk mengetahui manfaat penggunaan JSA 
4. Untuk mengetahui pembuatan JSA 
2
3 
1.4 Manfaat Penulisan 
 Untuk penulis : 
Makalah ini dapat menambah wawasan penulis dalam pembuatan JSA 
Job Safety Analysis,sehingga dapat mengaplikasikanya dalam hal analisis 
resiko kecelakaan baik itu di tempat kerja maupun di tempat lain. 
 Untuk Pembaca : 
Dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang JSA,sebagai salah satu 
tools dalam mengidentifikasi resiko kecelakaan kerja,sehingga dapat 
mengurangi potensial hazard dalam bekerja.
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
4 
2.1 Landasan teori 
2.1.1 Pengertian JSA 
• Menurut NOSA (1999), JSA merupakan salah satu usaha dalam 
menganalisa tugas dan prosedur yang ada di suatu industri. 
• JSA didefinisikan sebagai metode mempelajari suatu pekerjaan untuk 
mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang berhubungan dengan 
setiap langkah, mengembangkan solusi yang dapat menghilangkan dan 
mengkontrol bahaya serta incident. 
2.1.2 Fungsi JSA 
Fungsi yang dapat diperoleh dari pelaksanaan JSA, adalah : 
• Sebagai upaya pencegahan kecelakaan 
• Sebagai alat kontak safety (safety training) terhadap tenaga kerja baru 
• Melakukan review pada Job prosedur setelah terjadi kecelakaan 
• Memberikan pre job intruction pada pekerjaan yang baru 
• Memberikan pelatihan secara pribadi kepada karyawan 
• Dapat Meninjau ulang SOP 
2.1.3 Manfaat Penggunaan JSA 
 Memberikan pengertian yang sama terhadap setiap orang tentang apa yang 
dilakukan untuk mengerjakan pekerjaan dengan selamat 
 Suatu alat pelatihan yang efektif untuk para pegawai baru 
 Elemen yang utama dapat dimasukkan dalam daftar keselamatan, 
pengarahan sebelum memulai pekerjaan, observasi keselamatan, dan 
sebagai topik pada rapat keselamatan 
 Membantu dalam penulisan prosedur keselamatan untuk jenis pekerjaan 
yang baru maupun yang dimodifikasi 
 Suatu alat yang efektif untuk mengendalikan kecelakaan pada pekerjaan 
yang dilakukan tidak rutin
5 
2.1.4 Tahapan Pembuatan JSA 
Analisis Keselamatan Pekerjaan atau tugas-tugas harus dilakukan secara 
berurutan dan teliti dari setiap tahapan proses kerja dalam sistem kerja secara 
keseluruhan. Secara garis besar, langkah-langkah dasar analisis keselamatan 
pekerjaan dapat diuraikan sebagai berikut : 
Langkah 1 : Pembuatan Daftar Pekerjaan 
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat dan meninjau 
daftar pekerjaan yang ada di setiap Unit kerja. mencatat semua pekerjaan/tugas 
yang dikerjakan pada setiap bagian proses kerja pada masing-masing unit kerja. 
Buat daftar dan letakan pekerjaan/tugas yang paling berbahaya pada urutan paling 
atas. Untuk menentukan pekerjaan/tugas yang akan dianalisis terlebih dahulu, maka 
sebagai bahan pertimbangan dapat digunakan riwayat kecelakaan pada tugas 
tersebut. 
Langkah 2 : Penentuan Jenis Pekerjaan yang akan dianalisis 
Jenis-jenis pekerjaan/tugas yang akan dianalisis, terlebih dahulu perlu 
dibuat skala prioritas berdasarkan urgensi potensi bahayanya dengan melihat 
criteria-kriteria penentuan sebagai berikut : 
 Tingkat frekuensi kecelakaan tinggi 
 Tingkat keparahan kecelakaan tingi 
 Potensi bahaya yang mempunyai resiko kecelakaan tinggi 
 Terdapat pekerjaan/tugas-tugas baru, pekerjaan tidak rutin atau terdapat 
perubahan pola pekerjaan 
 Pekerjaan/tugas-tugas yang bersifat rutin 
 Menggunakan sistem rangking atau tingkat resiko bahaya.
Gambar 1 : pembuatan jenis identifikasi bahaya 
Langkah 3 : Mengurai Tugas ke dalam langkah-langkah dasar 
Setelah dibuat daftar jenis pekerjaan/tugas dan ditentukan jenis pekerjaan 
mana yang akan dianalisis, langkah selanjutnya adalah menguraikan pekerjaan 
tersebut menjadi langkah-langkah dasar. Setiap langkah dasar yang diuraikan harus 
dapat menggambarkan tentang apa yang akan dikerjakan. Dengan demikian, uraian 
pekerjaan tersebut harus dibuat secara berurutan sdebagaimana pada saat pekerjaan 
dilakukan. Untuk memudahkan dalam menguraikan pekerjaan ke dalam langkah-langkah 
dasar, maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : 
Tulis setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dan selanjutnya dapat 
dibuat penyempurnaan bila diperlukan. 
Amati setiap perubahan proses kerja, arah atau perubahan tersebut untuk 
menentukan dimana tahapan awal dan mana tahapan akhir pekerjaan.Untuk 
mengurai tahapan pekerjaan gunakan kata kerja operasional yang sederhana dan 
mudah dimengerti seperti; memotong; mengelas; mengelas; menggergaj i, dll. 
Konsultasikan dengan tenaga kerja untuk klarifikasi uraian pekerjaan,Amati apa 
yang dilakukan oleh pekerja dan bukan bagaimana pekerja melakukan 
pekerjaan,Buat kesepakatan dengan tenaga kerja hal-hal yang terkait dengan uraian 
pekerjaan tersebut. 
6
Langkah 4 : Identifikasi Potensi Bahaya pada setiap langkah dasar 
Tujuan analisis pada langkah ini adalah untuk mengenali atau 
mengidentifikasi dan mencatat sumber-sumber bahaya yang ada pada setiap 
tahapan proses kerja. Dari identifikasi potensi bahaya ini, akan dapat diketahui 
berbagai jenis potensi bahaya yang mungkin timbul dan beresiko terjadinya 
kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Di dalam mengidentifikasi potensi bahaya 
pada setiap tahapan proses kerja pergunakan daftar periksa potensi bahaya . 
Gambar 2 :Pembuatan identifikasi bahaya disetiap langkah dasar 
Langkah 5 : Pelaksanaan Analisis Keselamatan Pekerjaan 
Untuk melaksanakan analisis keselamatan pekerjaan perlu dilakukan 
pengamatan secara terencana di lapangan (Job Safety Observation). Analisis 
keselamatan pekerjaan yang telah disetujui harus dijelaskan dan dikonsultasikan 
kepada tenaga kerja yang terkait di pabrik untuk mendapatkan masukan. Tenaga 
kerja perlu ditanya tentang potensi bahaya apa saja yang mungkin timbul di tempat 
kerjanya yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan sehari-hari. Dan setelah 
dilakukan observasi ada yang perlu dilakukan perbaikan, kembali ke langkah 4 
untuk dibuatkan revisinya. 
7
BAB III 
PEMBAHASAN 
3.1 Pengetahuan mesin Bubut 
Proses bubut adalah proses permesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin 
(komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin 
Bubut. 
3.2 Identifikasi Kecelakaan kerja dalam Proses penguliran mesin bubut 
Kecelakaan yang terjadi pada mesin bubut pada proses ulir,hampir 
semuanya terjadi karena kelalaian atau ketidak tahuan operator dalam melakukan 
prinsip dasar kerja mesin bubut,terutama operator dari mesin bubut itu sendiri yang 
kurang menguasai teknik-teknik dari pekerjaan pembubutan yang baik. 
Berikut kami tampilkan identifikasi bahaya sesuai format JSA : 
No Tahapan Kerja Bahaya Kecelakaan Control Hazard 
1 Siapkan benda kerja sesuai 
8 
dengan diameter luar ulir 
luka lecet 
Penggunaan APD 
,sarung tangan 
2 Pasang benda kerja dengan 
baik 
luka tergores 
Penggunaan APD 
,sarung tangan 
terjatuh 
Pake helm,cek 
lantai 
3 Setel pahat ulir dan eretan Tangan terjepit Gunakan APD
4 
menjalangkan mesin 
kesetrum listrik 
Cek sumber listrik 
5 mengecek kecepatan potong 
luka teriris atau 
9 
terpotong 
gunakan APD 
sarung tangan 
6 Tentukan kedalaman 
pemotongan ulir 
percikan serpihan 
logam yang ulir 
gunakan APD 
safety glass 
7 pemberian cairan pendingin 
pada benda kerja 
cipratan air pendingin 
ke mata 
gunakan APD 
safety glass 
8 jika posisi penguliran dalam 
muncul asap 
cipratan air pendingin 
ke mata 
gunakan masker 
dan safety glass 
9 membuka / melepaskan 
benda kerja 
luka tergores 
Penggunaan APD 
,sarung tangan 
Table 2 : Format identifikasi bahaya JSA 
3.3 Bagaimana JSA membantu SOP dalam pekerjaan Membubut ulir. 
JSA adalah salah satu bagian penting dalam penyusunan SOP khususnya 
keselamatan berikut fungsi dari SOP mesin bubut. 
• Standard operational prosedur SOP dalam menggunakan mesin bubut 
merupakan salah satu ketentuan yang paling penting di dalam operasional 
penggunaan mesin dan peralatan. SOP juga bertujuan agar hasil dari setiap 
proses pengerjaan sesuai dengan spesifikasi benda kerjayang diulir. 
• Setiap SOP mesin bubut selalu berbeda satu dengan yang lainya tergantung 
jenis pembubutan yang digunakan,serta tergantung dari jenis mesin kerja 
yang digunakan.setiap operator harus memahami mentaati dan menguasai 
SOP ini,apabila ada kesulitan atau kekeliruan dalam memahami SOP maka 
operator harus segera mengkonsultasikan dengan pengawas sebelum 
memulai pekerjaan. 
Jadi JSA sangat membantu identifikasi dan resiko dalam setiap langkah kerja 
dalam proses membubut khususnya mengulir.
10 
3.4 Review Ulang pelaksanaan JSA 
Bila prosedur kerja ditetapkan,maka harus ditinjau secara periodik untuk 
menetukan prosedur tersebut adalah yang terbaru .peninjauan tersebut adalah 
berdasarkan prosedur yang telah ada,dengan maksud untuk mengembangkan cara 
yang lebih baik untuk melaksanakan pekerjaan yg mengalami perubahan berikut: 
 Sewaktu ada perubahan tata ruang atau lay out pabrik, gedung 
penempatan mesin, perlalatan dan kegiatan kerja. 
 Karena adanya bahaya baru sewaktu diadakan kegiatan. 
 Adanya bahaya akibat perubahan proses kerja/peralatan/mesin. 
 Penggantian personil.
BAB IV 
PENUTUP 
11 
4.1 Kesimpulan 
Dengan adanya Job Safety Analysis JSA maka strategi perencanaan resiko 
kecelakaan kerja dan potensial hazard dapat dengan mudah dikurangi,ini juga 
dapat menjadi SOP standard Operational Pekerjaan Sehingga setiap pengawas 
keselamatan dan pekerja dapat bersinergi menjadikan JSA sebagai landasan pokok 
dalam bekerja sesuai kaidah keselamatan dan kesehatan kerja khususnya di tempat 
kerja. 
4.2 Saran 
Dengan adanya JSA maka penulis memberikan saran khususnya untuk 
pekerja sebelum memulai oprasi mesin bubut sebagai berikut : 
1.Pastikan pekerja adalah yang mengetahui proses kerja (SOP) mesin bubut 
termasuk resiko dan bahaya ketika melakukan pekerjaan. 
2.Pastikan lingkungan kerja dalam keadaan aman. 
3.Pastikan sebelum bekerja diadakan safety talk. 
4.Pastikan pekerja sudah menggunakan APD baik dan benar. 
5 Pastikan bahwa kondisi fisik pekerja siap untuk bekerja.
DAFTAR PUSTAKA 
Cahyana Asrina 6 februari 2011,artikel analisis keselamatan kerja,Balikpapan. 
Muhammad Wahid Muslim artikel tahapan analisis keselamatan pekerjaan. 
Arizona Toni,November 2010,pengembangan SOP dan JSA. 
IndoHSE, kesalahan terbanyak dalam menyusun JSA. 
Pranoto Adhi ,2010, K3 Mesin Bubut,smk Muhammadiyah 1 Klaten Utara. 
Maisyaroh Siti,Skripsi,Implementasi JSA sebagai upaya penanggulangan 
kecelakaan kerja di PT Trypolyta Indonesia Tbk,2010,Surakarta. 
Paryanto Mpd,Proses Pembubutan Logam,Jur Teknik Mesin FT UNY 
12

More Related Content

What's hot

Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjanamakuguten
 
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanPerencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanHamid Abdillah
 
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaPenyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Bondan Winarno
 
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinuanalisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinustellaandikmarini
 
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJAPengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJAJohan19931106
 
01 pengantar ergonomi
01 pengantar ergonomi01 pengantar ergonomi
01 pengantar ergonomiArif Rahman
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Mokh Afifuddin
 
Materi k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smawMateri k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smawDiki Falyana
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)Herry Prakoso
 
Dasar dasar k3 (1)
Dasar  dasar k3 (1)Dasar  dasar k3 (1)
Dasar dasar k3 (1)Satrio Adi
 
Keamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanKeamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanulioktaviana
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaJoko Isnanto
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
 
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&Eaanansor
 

What's hot (20)

Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanPerencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
 
Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerjaKecelakaan kerja
Kecelakaan kerja
 
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaPenyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
 
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinuanalisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJAPengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
 
PPT K3.pptx
PPT K3.pptxPPT K3.pptx
PPT K3.pptx
 
01 pengantar ergonomi
01 pengantar ergonomi01 pengantar ergonomi
01 pengantar ergonomi
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
Materi k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smawMateri k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smaw
 
K3 presentation
K3 presentationK3 presentation
K3 presentation
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 
Dasar dasar k3 (1)
Dasar  dasar k3 (1)Dasar  dasar k3 (1)
Dasar dasar k3 (1)
 
Keamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanKeamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawan
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan Kerja
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
 

Viewers also liked

Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubut
Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubutAspek aspek keselamatan kerja dalam membubut
Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubutTresna Hikmawan
 
Modul mesin bubut 7 (15)
Modul mesin bubut 7 (15)Modul mesin bubut 7 (15)
Modul mesin bubut 7 (15)Eko Supriyadi
 
Bab 6 -penggunaan-peralatan-dan-perlengkapan-perbaikan-siap-cetak
Bab 6 -penggunaan-peralatan-dan-perlengkapan-perbaikan-siap-cetakBab 6 -penggunaan-peralatan-dan-perlengkapan-perbaikan-siap-cetak
Bab 6 -penggunaan-peralatan-dan-perlengkapan-perbaikan-siap-cetakSlamet Setiyono
 
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)Satria Anugerah Suhendra
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksiLaporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksiMira Syafanurillah
 
Standard Operating Practices (SOPs) and Standard Maintenance Practices (SMPs)...
Standard Operating Practices (SOPs) and Standard Maintenance Practices (SMPs)...Standard Operating Practices (SOPs) and Standard Maintenance Practices (SMPs)...
Standard Operating Practices (SOPs) and Standard Maintenance Practices (SMPs)...Bimal Chandra Das
 
Overhead crane risk assessment
Overhead crane risk assessmentOverhead crane risk assessment
Overhead crane risk assessmentSimba Zhao
 
Type mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanType mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanWanaco Indo Niaga
 
Job safety Analysis
Job safety Analysis Job safety Analysis
Job safety Analysis Deepu Rajan
 

Viewers also liked (15)

Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubut
Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubutAspek aspek keselamatan kerja dalam membubut
Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubut
 
Hazop
HazopHazop
Hazop
 
Modul mesin bubut 7 (15)
Modul mesin bubut 7 (15)Modul mesin bubut 7 (15)
Modul mesin bubut 7 (15)
 
Okpr10 012 b
Okpr10 012 bOkpr10 012 b
Okpr10 012 b
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
 
Bab 6 -penggunaan-peralatan-dan-perlengkapan-perbaikan-siap-cetak
Bab 6 -penggunaan-peralatan-dan-perlengkapan-perbaikan-siap-cetakBab 6 -penggunaan-peralatan-dan-perlengkapan-perbaikan-siap-cetak
Bab 6 -penggunaan-peralatan-dan-perlengkapan-perbaikan-siap-cetak
 
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksiLaporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
 
Standard Operating Practices (SOPs) and Standard Maintenance Practices (SMPs)...
Standard Operating Practices (SOPs) and Standard Maintenance Practices (SMPs)...Standard Operating Practices (SOPs) and Standard Maintenance Practices (SMPs)...
Standard Operating Practices (SOPs) and Standard Maintenance Practices (SMPs)...
 
Overhead crane risk assessment
Overhead crane risk assessmentOverhead crane risk assessment
Overhead crane risk assessment
 
Keselamatankerja
KeselamatankerjaKeselamatankerja
Keselamatankerja
 
Type mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanType mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasan
 
Job safety Analysis
Job safety Analysis Job safety Analysis
Job safety Analysis
 
Metode perawatan mesin
Metode perawatan mesinMetode perawatan mesin
Metode perawatan mesin
 
Machine Safety
Machine Safety Machine Safety
Machine Safety
 

Similar to Makalah jsa mesin bubut

job safey analisis dan job safety observasi
job safey analisis dan job safety observasijob safey analisis dan job safety observasi
job safey analisis dan job safety observasibedjo2
 
JSA & JSO PUBLIC.ppt
JSA & JSO PUBLIC.pptJSA & JSO PUBLIC.ppt
JSA & JSO PUBLIC.pptSeptianHuda
 
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni ManaluBab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni ManaluEarly Yuni Manalu
 
4. Job Safety Analys (JSA) Diklat POP.pptx
4. Job Safety Analys (JSA) Diklat POP.pptx4. Job Safety Analys (JSA) Diklat POP.pptx
4. Job Safety Analys (JSA) Diklat POP.pptxrahmatullah646150
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)Eko Supriyadi
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaDewi Izza
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Dwi D'affaires
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (2)Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (2)Eko Supriyadi
 
Job safety analysis For working at the company.pptx
Job safety analysis For working at the company.pptxJob safety analysis For working at the company.pptx
Job safety analysis For working at the company.pptxArdinoPutraPerbawa1
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)Eko Supriyadi
 
Bekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat beratBekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat beratheru khoeruman
 

Similar to Makalah jsa mesin bubut (20)

job safey analisis dan job safety observasi
job safey analisis dan job safety observasijob safey analisis dan job safety observasi
job safey analisis dan job safety observasi
 
JSA & JSO PUBLIC.ppt
JSA & JSO PUBLIC.pptJSA & JSO PUBLIC.ppt
JSA & JSO PUBLIC.ppt
 
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni ManaluBab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
 
JSA_Imelda.pdf
JSA_Imelda.pdfJSA_Imelda.pdf
JSA_Imelda.pdf
 
4. Job Safety Analys (JSA) Diklat POP.pptx
4. Job Safety Analys (JSA) Diklat POP.pptx4. Job Safety Analys (JSA) Diklat POP.pptx
4. Job Safety Analys (JSA) Diklat POP.pptx
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)
 
Tugas plh
Tugas plhTugas plh
Tugas plh
 
Jurnal Kreesna BBS K3 2012 C
Jurnal Kreesna BBS K3 2012 CJurnal Kreesna BBS K3 2012 C
Jurnal Kreesna BBS K3 2012 C
 
K3
K3K3
K3
 
Zzzz
ZzzzZzzz
Zzzz
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (1)
 
JSA_Wahadi.pdf
JSA_Wahadi.pdfJSA_Wahadi.pdf
JSA_Wahadi.pdf
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (2)Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (2)
 
Job safety analysis For working at the company.pptx
Job safety analysis For working at the company.pptxJob safety analysis For working at the company.pptx
Job safety analysis For working at the company.pptx
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)
 
Bekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat beratBekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat berat
 
56 220-1-pb
56 220-1-pb56 220-1-pb
56 220-1-pb
 
keselamatan kerja
keselamatan kerjakeselamatan kerja
keselamatan kerja
 

More from Muhammad Arham

Perhitungan kalori harian arham
Perhitungan kalori harian arhamPerhitungan kalori harian arham
Perhitungan kalori harian arhamMuhammad Arham
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMuhammad Arham
 
Studi ergonomi karyawan lg electronics indonesia
Studi ergonomi karyawan lg electronics indonesiaStudi ergonomi karyawan lg electronics indonesia
Studi ergonomi karyawan lg electronics indonesiaMuhammad Arham
 

More from Muhammad Arham (7)

Perhitungan kalori harian arham
Perhitungan kalori harian arhamPerhitungan kalori harian arham
Perhitungan kalori harian arham
 
Paparan pp 50 2012
Paparan pp 50  2012Paparan pp 50  2012
Paparan pp 50 2012
 
Csms 1999
Csms 1999Csms 1999
Csms 1999
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerja
 
Studi ergonomi karyawan lg electronics indonesia
Studi ergonomi karyawan lg electronics indonesiaStudi ergonomi karyawan lg electronics indonesia
Studi ergonomi karyawan lg electronics indonesia
 
Sarung sutera mandar
Sarung sutera mandarSarung sutera mandar
Sarung sutera mandar
 
muskoskeletal
muskoskeletalmuskoskeletal
muskoskeletal
 

Makalah jsa mesin bubut

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Tersedianya lapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasi peningkatan penawaran tenaga kerja merupakan salah satu target yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional. Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya investasi langsung (direct investment) pada sektor-sektor yang bersifat padat karya, seperti konstruksi, infrastruktur maupun industri pengolahan. Sementara pada sektor jasa, misalnya melalui perdagangan maupun pariwisata. Tenaga kerja adalah orang yang siap masuk dalam pasar kerja sesuai dengan upah yang ditawarkan oleh penyedia pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dihitung dari penduduk usia produktif (umur 15thn– 65 thn) umur pekerja dan pencari kerja,usia yang masuk kategori angkatan kerja (labourforce). Jumlah usia produktif tersebut sebagian besar bekerja disektor informal dan informal. Kebanyakan pekerja usia produktif tersebut adalah tenaga kerja yang tingkat pendidikanya adalah mengah dan pendidikan dasar,dilihat dari kasus kecelkaan kerja yang banyak terjadi mayoritas pekerja yang banyak mengalami kecelkaan kerja adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau pendidikan menengah dan dasar. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
  • 2. Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Untuk mengetahui proses dan identifikasi kecelakaan kerja di tempt kerja maka penulis mengambil judul analisis penggunaan JSA proses penguliran pada mesin Bubut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan JSA ? 2. Apa Fungsi Penggunaan JSA? 3. Apa Manfaat Penggunaan JSA? 4. Bagaimana tahapan pembuatan JSA ? 5. Bagaimana JSA membantu SOP dalam pekerjaan Membubut ulir? 1.3 Tujuan Penulisan. 1. Untuk mengetahui pengertian JSA 2. Untuk mengetahui Fungsi JSA 3. Untuk mengetahui manfaat penggunaan JSA 4. Untuk mengetahui pembuatan JSA 2
  • 3. 3 1.4 Manfaat Penulisan  Untuk penulis : Makalah ini dapat menambah wawasan penulis dalam pembuatan JSA Job Safety Analysis,sehingga dapat mengaplikasikanya dalam hal analisis resiko kecelakaan baik itu di tempat kerja maupun di tempat lain.  Untuk Pembaca : Dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang JSA,sebagai salah satu tools dalam mengidentifikasi resiko kecelakaan kerja,sehingga dapat mengurangi potensial hazard dalam bekerja.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian JSA • Menurut NOSA (1999), JSA merupakan salah satu usaha dalam menganalisa tugas dan prosedur yang ada di suatu industri. • JSA didefinisikan sebagai metode mempelajari suatu pekerjaan untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang berhubungan dengan setiap langkah, mengembangkan solusi yang dapat menghilangkan dan mengkontrol bahaya serta incident. 2.1.2 Fungsi JSA Fungsi yang dapat diperoleh dari pelaksanaan JSA, adalah : • Sebagai upaya pencegahan kecelakaan • Sebagai alat kontak safety (safety training) terhadap tenaga kerja baru • Melakukan review pada Job prosedur setelah terjadi kecelakaan • Memberikan pre job intruction pada pekerjaan yang baru • Memberikan pelatihan secara pribadi kepada karyawan • Dapat Meninjau ulang SOP 2.1.3 Manfaat Penggunaan JSA  Memberikan pengertian yang sama terhadap setiap orang tentang apa yang dilakukan untuk mengerjakan pekerjaan dengan selamat  Suatu alat pelatihan yang efektif untuk para pegawai baru  Elemen yang utama dapat dimasukkan dalam daftar keselamatan, pengarahan sebelum memulai pekerjaan, observasi keselamatan, dan sebagai topik pada rapat keselamatan  Membantu dalam penulisan prosedur keselamatan untuk jenis pekerjaan yang baru maupun yang dimodifikasi  Suatu alat yang efektif untuk mengendalikan kecelakaan pada pekerjaan yang dilakukan tidak rutin
  • 5. 5 2.1.4 Tahapan Pembuatan JSA Analisis Keselamatan Pekerjaan atau tugas-tugas harus dilakukan secara berurutan dan teliti dari setiap tahapan proses kerja dalam sistem kerja secara keseluruhan. Secara garis besar, langkah-langkah dasar analisis keselamatan pekerjaan dapat diuraikan sebagai berikut : Langkah 1 : Pembuatan Daftar Pekerjaan Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat dan meninjau daftar pekerjaan yang ada di setiap Unit kerja. mencatat semua pekerjaan/tugas yang dikerjakan pada setiap bagian proses kerja pada masing-masing unit kerja. Buat daftar dan letakan pekerjaan/tugas yang paling berbahaya pada urutan paling atas. Untuk menentukan pekerjaan/tugas yang akan dianalisis terlebih dahulu, maka sebagai bahan pertimbangan dapat digunakan riwayat kecelakaan pada tugas tersebut. Langkah 2 : Penentuan Jenis Pekerjaan yang akan dianalisis Jenis-jenis pekerjaan/tugas yang akan dianalisis, terlebih dahulu perlu dibuat skala prioritas berdasarkan urgensi potensi bahayanya dengan melihat criteria-kriteria penentuan sebagai berikut :  Tingkat frekuensi kecelakaan tinggi  Tingkat keparahan kecelakaan tingi  Potensi bahaya yang mempunyai resiko kecelakaan tinggi  Terdapat pekerjaan/tugas-tugas baru, pekerjaan tidak rutin atau terdapat perubahan pola pekerjaan  Pekerjaan/tugas-tugas yang bersifat rutin  Menggunakan sistem rangking atau tingkat resiko bahaya.
  • 6. Gambar 1 : pembuatan jenis identifikasi bahaya Langkah 3 : Mengurai Tugas ke dalam langkah-langkah dasar Setelah dibuat daftar jenis pekerjaan/tugas dan ditentukan jenis pekerjaan mana yang akan dianalisis, langkah selanjutnya adalah menguraikan pekerjaan tersebut menjadi langkah-langkah dasar. Setiap langkah dasar yang diuraikan harus dapat menggambarkan tentang apa yang akan dikerjakan. Dengan demikian, uraian pekerjaan tersebut harus dibuat secara berurutan sdebagaimana pada saat pekerjaan dilakukan. Untuk memudahkan dalam menguraikan pekerjaan ke dalam langkah-langkah dasar, maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : Tulis setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dan selanjutnya dapat dibuat penyempurnaan bila diperlukan. Amati setiap perubahan proses kerja, arah atau perubahan tersebut untuk menentukan dimana tahapan awal dan mana tahapan akhir pekerjaan.Untuk mengurai tahapan pekerjaan gunakan kata kerja operasional yang sederhana dan mudah dimengerti seperti; memotong; mengelas; mengelas; menggergaj i, dll. Konsultasikan dengan tenaga kerja untuk klarifikasi uraian pekerjaan,Amati apa yang dilakukan oleh pekerja dan bukan bagaimana pekerja melakukan pekerjaan,Buat kesepakatan dengan tenaga kerja hal-hal yang terkait dengan uraian pekerjaan tersebut. 6
  • 7. Langkah 4 : Identifikasi Potensi Bahaya pada setiap langkah dasar Tujuan analisis pada langkah ini adalah untuk mengenali atau mengidentifikasi dan mencatat sumber-sumber bahaya yang ada pada setiap tahapan proses kerja. Dari identifikasi potensi bahaya ini, akan dapat diketahui berbagai jenis potensi bahaya yang mungkin timbul dan beresiko terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Di dalam mengidentifikasi potensi bahaya pada setiap tahapan proses kerja pergunakan daftar periksa potensi bahaya . Gambar 2 :Pembuatan identifikasi bahaya disetiap langkah dasar Langkah 5 : Pelaksanaan Analisis Keselamatan Pekerjaan Untuk melaksanakan analisis keselamatan pekerjaan perlu dilakukan pengamatan secara terencana di lapangan (Job Safety Observation). Analisis keselamatan pekerjaan yang telah disetujui harus dijelaskan dan dikonsultasikan kepada tenaga kerja yang terkait di pabrik untuk mendapatkan masukan. Tenaga kerja perlu ditanya tentang potensi bahaya apa saja yang mungkin timbul di tempat kerjanya yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan sehari-hari. Dan setelah dilakukan observasi ada yang perlu dilakukan perbaikan, kembali ke langkah 4 untuk dibuatkan revisinya. 7
  • 8. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengetahuan mesin Bubut Proses bubut adalah proses permesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. 3.2 Identifikasi Kecelakaan kerja dalam Proses penguliran mesin bubut Kecelakaan yang terjadi pada mesin bubut pada proses ulir,hampir semuanya terjadi karena kelalaian atau ketidak tahuan operator dalam melakukan prinsip dasar kerja mesin bubut,terutama operator dari mesin bubut itu sendiri yang kurang menguasai teknik-teknik dari pekerjaan pembubutan yang baik. Berikut kami tampilkan identifikasi bahaya sesuai format JSA : No Tahapan Kerja Bahaya Kecelakaan Control Hazard 1 Siapkan benda kerja sesuai 8 dengan diameter luar ulir luka lecet Penggunaan APD ,sarung tangan 2 Pasang benda kerja dengan baik luka tergores Penggunaan APD ,sarung tangan terjatuh Pake helm,cek lantai 3 Setel pahat ulir dan eretan Tangan terjepit Gunakan APD
  • 9. 4 menjalangkan mesin kesetrum listrik Cek sumber listrik 5 mengecek kecepatan potong luka teriris atau 9 terpotong gunakan APD sarung tangan 6 Tentukan kedalaman pemotongan ulir percikan serpihan logam yang ulir gunakan APD safety glass 7 pemberian cairan pendingin pada benda kerja cipratan air pendingin ke mata gunakan APD safety glass 8 jika posisi penguliran dalam muncul asap cipratan air pendingin ke mata gunakan masker dan safety glass 9 membuka / melepaskan benda kerja luka tergores Penggunaan APD ,sarung tangan Table 2 : Format identifikasi bahaya JSA 3.3 Bagaimana JSA membantu SOP dalam pekerjaan Membubut ulir. JSA adalah salah satu bagian penting dalam penyusunan SOP khususnya keselamatan berikut fungsi dari SOP mesin bubut. • Standard operational prosedur SOP dalam menggunakan mesin bubut merupakan salah satu ketentuan yang paling penting di dalam operasional penggunaan mesin dan peralatan. SOP juga bertujuan agar hasil dari setiap proses pengerjaan sesuai dengan spesifikasi benda kerjayang diulir. • Setiap SOP mesin bubut selalu berbeda satu dengan yang lainya tergantung jenis pembubutan yang digunakan,serta tergantung dari jenis mesin kerja yang digunakan.setiap operator harus memahami mentaati dan menguasai SOP ini,apabila ada kesulitan atau kekeliruan dalam memahami SOP maka operator harus segera mengkonsultasikan dengan pengawas sebelum memulai pekerjaan. Jadi JSA sangat membantu identifikasi dan resiko dalam setiap langkah kerja dalam proses membubut khususnya mengulir.
  • 10. 10 3.4 Review Ulang pelaksanaan JSA Bila prosedur kerja ditetapkan,maka harus ditinjau secara periodik untuk menetukan prosedur tersebut adalah yang terbaru .peninjauan tersebut adalah berdasarkan prosedur yang telah ada,dengan maksud untuk mengembangkan cara yang lebih baik untuk melaksanakan pekerjaan yg mengalami perubahan berikut:  Sewaktu ada perubahan tata ruang atau lay out pabrik, gedung penempatan mesin, perlalatan dan kegiatan kerja.  Karena adanya bahaya baru sewaktu diadakan kegiatan.  Adanya bahaya akibat perubahan proses kerja/peralatan/mesin.  Penggantian personil.
  • 11. BAB IV PENUTUP 11 4.1 Kesimpulan Dengan adanya Job Safety Analysis JSA maka strategi perencanaan resiko kecelakaan kerja dan potensial hazard dapat dengan mudah dikurangi,ini juga dapat menjadi SOP standard Operational Pekerjaan Sehingga setiap pengawas keselamatan dan pekerja dapat bersinergi menjadikan JSA sebagai landasan pokok dalam bekerja sesuai kaidah keselamatan dan kesehatan kerja khususnya di tempat kerja. 4.2 Saran Dengan adanya JSA maka penulis memberikan saran khususnya untuk pekerja sebelum memulai oprasi mesin bubut sebagai berikut : 1.Pastikan pekerja adalah yang mengetahui proses kerja (SOP) mesin bubut termasuk resiko dan bahaya ketika melakukan pekerjaan. 2.Pastikan lingkungan kerja dalam keadaan aman. 3.Pastikan sebelum bekerja diadakan safety talk. 4.Pastikan pekerja sudah menggunakan APD baik dan benar. 5 Pastikan bahwa kondisi fisik pekerja siap untuk bekerja.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Cahyana Asrina 6 februari 2011,artikel analisis keselamatan kerja,Balikpapan. Muhammad Wahid Muslim artikel tahapan analisis keselamatan pekerjaan. Arizona Toni,November 2010,pengembangan SOP dan JSA. IndoHSE, kesalahan terbanyak dalam menyusun JSA. Pranoto Adhi ,2010, K3 Mesin Bubut,smk Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Maisyaroh Siti,Skripsi,Implementasi JSA sebagai upaya penanggulangan kecelakaan kerja di PT Trypolyta Indonesia Tbk,2010,Surakarta. Paryanto Mpd,Proses Pembubutan Logam,Jur Teknik Mesin FT UNY 12