Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus atau racun. Terdapat beberapa jenis hepatitis antara lain hepatitis A, B, C, D, dan E yang menyebabkan gejala seperti demam, nyeri hati, dan kuningnya kulit. Penanganannya meliputi istirahat, hindari alkohol dan obat-obatan, serta edukasi mencegah penularan.
1. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Hepatitis”. Makalah ini
dibuat sebagai tugas Orientasi mahasiswa Baru. Makalah ini berisi tentang Pengertian,
Etiologi dan Epidemologi, Tanda dan Gejala, Patologi, Manifestasi dan Gambaran Kliis,
Patofisiologi, Komplikasi, Pengobatan.
Demikian semoga makalah ini bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa.
Saya sadar bahwa makalah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah
berikutnya bisa lebih sempurna.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Terima
kasih.
Palu, September 2012
penulis
2. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono
Hadi, 1999). Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis
virus merupakan jenis yang paling dominan. Luka pada organ liver dengan peradangan bisa
berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi,
ingesti, atau pemberian obat secara parenteral (IV) . Toxin dan Drug induced Hepatitis
merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti : industri toxins,
alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya
dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat
tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G.
Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik
(hepatitis B,C) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ).
hepatitis yang biasanya disebabkan oleh obat-obatan, alkohol (hepatitis alkoholik), dan
obesitas serta gangguan metabolisme yang menimbulkan nonalkoholik
steatohepatitis (NASH) disebut Hepatitis Nonvirus.
2.2 Epidemologi
Insiden hepatitis virus yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang
tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang
lama. 60% sampai 90% kasus–kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa
dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus–
kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan
yang kurang dari keadaan sebenarnya. Meskipun kurang lebih 50% orang dewasa di Amerika
Serikat telah memilki antibodi terhadap virus hepatitis A, banyak orang tidak mengingat
kembali episode atau kejadian sebelumnya yang memperlihatkan gejala hepatitis
3. 2.3 etiologi
1. Virus hepatitis A, B, C, D, E dan G yang masing-masing menyebabkan tipe hepatitis
yang berbeda.
2. Alkohol
3. Keracunan Obat-obatan
2.4 Klasifikasi
1. Virus Hepatitis yang Ditularkan secara Parenteral dan Seksual
Hepatitis B
Hepatitis B adalah virus yang sering dipelajari karena dapat diuji, prevalensi dari penyakit.
Morbiditas dan mortalitas berhubungan dengan penyakit.
Infeksi hepatitis B terdapat diseluruh dunia, menyebabkan 250.000 kematian per tahun. Sejak
1982, vaksin efektif dari hepatitis B tersedia dan adanya kampanye penurunan penyakit akan
memungkinkan penurunan dampak penyakit ini di masa depan.
Penularan. Daerah dimana penyakit ini endemik ( Kutub, Afrika, Cina, Asia Selatan dan
Amazon ), bentuk penularan yang sering adalah secara perinatal dari ibu terinfeksi pada
bayinya. Di Negara berkembang dengan prevalensi penyakit lebih rendah, rute utama
penularan adalah seksual dan parenteral. Di Amerika Serikat, populasi risiko tinggi meliputi
laki – laki homoseksual, pengguna obat intravena, petugas perawatan kesehatan dan mereka
yang mendapat transfusi darah.
Patofisiologi. Virus harus dapat masuk ke aliran darah dengan inokulasi langsung, melalui
mebran mukosa atau merusak kulit untuk mencapai hati. Di hati, replikasi perlu inkubasi 6
minggu sampai 6 bulan sebelum penjamu mengalami gejala. Beberapa infeksi tidak terlihat
untukmereka yang mengalami gejala, tingkat kerusakan hati, dan hubungannya dengan
demam yang diikuti ruam, kekuningan, arthritis, nyari perut, dan mual. Pada kasus yang
ekstrem, dapat terjadi kegagalan hati yang diikuti dengan ensefalopati. Mortalitas dikaitkan
dengan keparahan mendekati 50%..
Vaksin. Vaksin hepatiis B dihasilkan dengan menggunakan antigen hepatitis B untuk
menstimulasi produksi antibodi dan untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi,
keamanan, dan keefektifannya mendekati 90% dari vaksinasi. Karena virus hepatitis B
mudah ditularkan dengan jarum suntik di area perawatan kesehatan. Penurunan infeksi
perinatal dan risiko penularan terjadi setelah kelahiran, vaksin hepatitis B diberikan secara
4. rutin pada bayi setelah lahir. Vaksinasi individual ( yang sebelumnya tidak terinfeksi ) akan
memiliki serologi hepetitis B yang positif hanya pada HBsab. Ini menjamin kekebalan yang
dihasilkan olah vaksin yang dapat dibedakan dari produksi alami, saat inti antbodi juga ada.
Hepatitis C
Sampai saat ini, hepatitis Non- A, Non- B menunjukan gambaran virus hepatitis yang
bukan hepatitis A, B atau agens penyebab lain. Banyak dari hepatitis Non- A, Non- B
ditularkan melalui parenteral. Hal ini sebelumnya tidak diketahui dan virus ini juga tidak
diketahui dan sekarang teridentifikasidan disebut hepatitis C. Kemudian, tes antibodi untuk
memeriksa pasien terhadap agens ini telah tersedia.
Patofisiologi. Hepatitis C sekarang diperkirakan dapat menginfeksi sekitar 150.000 orang
per tahun di Amerika Serikat. Hal ini dianggap menjadi penyakit yang ditularkan hampir
selalu melalui transfusi darah. Namun, ada bukti bahwa virus ditularkan melalui cara
perenteral lain ( menggunakan bersama jarun yang terkontaminasi oleh pengguna obat
intravena dan tusukan jarum yang tidak disengaja dan cedera lain pada petugas kesehatan ).
Terdapat bukti lanjut dimana virus ditularkan melalui kontak seksual.
Diagnosis. Tes serologik saat bisa dilakukan untuk mendeteksi virus hepatitis C dengan
antibodi yang diinterpretasi secara terbatas. Banyak pasien yang memiliki gejala klinik dari
virus hepatitis perlu dilakukan tes.
Tes fungsi hati digunakan untuk mendapat status hepatitis. Penyakit ini tidak terlalu
dipahami pada saat ini, tapi peningakatan dan biasanya ditemukan penurunan berulang enzim
hati. Dengan informasi ini dan tanda klinis lain, dipercaya bahwa sebanyak separuh dari
semua pasien mengalami infeksi hepatitis C yang berkembang menjadi infeksi kronik. Hal ini
telah menunjukan penyebab utama penyakit hati kronik dan sirosis di Amerika Serikat.
Penatalaksanaan. Saat ini, tidak diketahui terapi, vaksin atau agens profilaktik pasca
pemajananyang diakui untuk hepatitis C. Petugas perawatan kesehatan harus mengikuti
prinsip kewaspadaan umum untuk meminimalkan risiko penularan karena pekerjaan. Prinsip
ini didasarkan pada pemahaman bahwa populasi yang terinfeksi adalah carrier penyakit ini.
Perhatian terhadap jarum dan kewaspadaan yang tepat harus digunakan pada semua pasien.
Hepatitis D
Hepatitis D adalah virus yang bergantung pada virus hepatitis B yang lebih kompleks
untuk bertahan. Hepatitis D hanya merupakan risiko untuk mereka yang mempunyai antigen
permukaan hepatitis B positif
5. Hepatitis D dicurigai ketika pasien sakit akut dengan gejala baru atau berulang dan
sebelumnya telah mengalami hepatitis B atau sebagai carrier hepatitis B.
Tidak ada tindakan spesifik untuk hepatitis. Pencegahan untuk virus ini dicapai sebagai
keuntungan sekunder dari vaksin hepatitis B. Perilaku preventif terhadap virus darah ini (
tidak menggunakan jarum bergantian dan menggunakan kondom pada saat berhubungan
seksual ) harus ditekankan pada orang yang terinfeksi hepatitis B yang tidak terinfeksi
hepatitis D.
2. Virus hepatitis yang Ditularkan melalui Rute Fekal – Oral
Hepatitis A
Hepatitis A adalah virus yang hampir selalu ditularkan melalui rute fekal – oral. Virus ini
menimbulkan hepatitis akut tanpa keadaan kronik atau menetap seperti yang ditunjukan oleh
virus hepatitis darah.
Pada anak,penyakit ini sering tidak dikenali atau tampak dengan keluhan tidak parah. Gejala
lebih terlihat pada orang dewasa dan dapat berupa kelemahan sampai dengan demam, ikterik,
mual dan muntah. Penyakit ini baisanya berlangung 1 sampai 3 minggu. Pasien jarang
membutuhkan perawatan di rumah sakit dan pada saat gejala timbul, sangat kecil
kemungkinan menular pada orang lain.
Karena dapat ditularkan dengan makanan dan air yang terkontaminasi, hepatitis A dapat
menjadi potensi epidemic di Negara dengan penanganan yang buruk. Petugas penyiapan
makanan yang terinfeksi mempunyai potensi penularan penyakit pada orang lain jika
kebersihan diri tidak dilakukan dengan baik.
Tes antibodi hepatitis A yang tersedia mendeteksi IgM yang menunjukan infeksi akut atau
yang baru terjadi.atau IgG yang menunjukan infeksi yang sudah sembuh.
Hepatitis E
Hepatitis E adalah infeksi virus yang menyebar melalui kontaminasi makanan dan air
melalui jalur fekal – oral. Sampai dengan saat ini, infeksi disebut dengan hepatitis enteric
Non- A Non- B. Diagnosa dibuat dengan menyingkirkan hepatitis A, B, dan C dan
menentukan yang paling mungkin dari sumber makanan atau air yang terkontaminasi.
Sekarang tes untuk antibodi untuk hepatitis E telah tersedia, studi epidemologi akan sangat
terfasilitasi
6. Hepatitis E telah jarang ditemukan di Amerika Serikat, tetapi berhubungan dengan
epidemic dari air yang terkontaminasi di Asia, Afrika, dan Republik Soviet. Di Amerika
Serikat, hepatitis E harus dipertimbangkan pada beberapa orang yang telah melakukan
perjalanan keluar negeri dan mempunyai gejala virus hepatitis tetapi serologic negative untuk
virus hepatitis lain.
5. Gambaran klinis
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit
mencolok, kegagalan hati dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis:
stadium prodromal, stadium ikterus, dan periode kovalensasi (pemulihan)
1. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas
virus selesai dan pasien mulai memperlhatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini
disebut praikterus karena ikterus belum muncul. Individu akan sangat infeksius pada
stadium ini. Antibody terhadap virus biasanya belum dijumpai. Stadium ini
berlangsung 1-2 minggu ditandai oleh :
Rasa lelah
Gejala-gejala infeksi saluran napas atas
Mialgia (nyeri otot)
Keengganan terhadap sebagian besar makanan
2. Stadium ikterus adalah stadium kedua hepatitis virus, dan dapat berlangsung 2-3
minggu atau lebih. Pada sebagian besar orang, stadium ini ditandai oleh, seperti
diisyaratkan oleh namanya, timbulnya ikterus. Manifestasi lain adalah :
Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodormal
Pembesaran dan nyeri hati
Splenimogali
Mungkin gatal (pruritus) di kulit
3. Stadium pemulihan dalah stadium ketiga hepatitis virus dan biasanya timbul dalam4
bulan untuk hepatitis B dan C dan dalan 2-3 bulan untuk hepatitis A. Selama periode
ini :
7. Gejala-gejala mereda, termasuk ikterus
Nafsu makan pulih
2.6 Patofisiologi
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada
hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel
perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati,
sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan
empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga
meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan
kulit hapatoceluler jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala
ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat
bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat
permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan
sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker
hati.
2.8 Penatalaksanaan
Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif dan mencangkup :
Istirahat sesuai keperluan
Pendidikan mengenai menghindari pemakaian alcohol atau obat lain
Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra seksual dan anggota keluarga
Keluarga dan pasien hepatitis ditawarkan untuk menerima gama globulin murni yang
spesifik terhadap HAV atau HBV yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap
infeksi. Imunitas ini bersifet sementara
Baru-baru ini FDA memberikan izin untuk penberian vaksin hepatitis A. vaksin ini
dibuat dari virus hepatitis inaktif. Penelitian-penelitian menunjukan bahwa vaksin ini
96% efektif setelah pemberian satu dosis.
Tersedia vaksin untuk HBV, Karena sifat virus yang sangat menular dan berpotensi
menyebabkan kematian, maka sangat dianjurkan bahwa semua individu yang
8. termasuk dikelompoknya beresiko tinggi, termasuk para tenaga keshatan atau orang-
orang yang terpajan ke produk darah, vaksinasi. Yang juga dianjurkan untuk
divaksinasi dalah orang-orang yang beresiko terhadap virus, termasuk kaum
homoseksual atau heteroseksual yang aktif secara seksual, pecandu oabat bius, dan
bayi.
Vaksinasi terhadap HBV dihasilkan melalui penyuntikan intramuskulus DNA
rekombinaan sebanyak tiga kali pada interval –interval yang telah ditentukan. Dosis
pertama dan kedua diberikan terpisah satu bulan, dan dosis ketiga diberikan 6 bulan
setelah dosis ke dua. Vaksinasi ini 85% efektif dalam membentuk kekebalan.