SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kompleks atau senyawa koordinasi, menurut definisi klasik, diakibatkan dari
mekanisme donor - akseptor atau reaksi asam-basa Lewis antara dua atau lebih
konstituen kimia yang berbeda. Obat yang diberikan kepada pasien, mengalami
banyak proses sebelum tiba pada tempat aksi atau jaringan sasaran.
Faktor lain yang penting dalam distribusi obat adalah ikatan dengan makro
molekul. Ikatan senyawa kompleks tersebut akan berdisosiasi hingga bentuk obat
bebas tersebut dapat diekskresikan.
Beberapa obat ada yang membentuk senyawa kompleks untuk mempermudah
kelarutannya sehingga mudah diabsorbsi dalam tubuh, misalnya iodium dengan
kalium iodida membentuk kompleks yang larut yaitu kalium triiodida. Namun ada
juga pembentukan kompleks yang justru menghambat absorbsi obat dalam tubuh,
misalnya ion Ag, Fe, Mg, dan Ca menghambat absorbsi tetrasiklin karena
terbentuk ikatan khelat (tipe bentuk senyawa kompleks) yang mempengaruhi efek
kelarutan tetrasiklin.
Sebagian obat didalam darah diikat secara reversible (dapat balik) pada protein
plasma. Pengikatan protein dapat dianggap sebagai suatu cara untuk menyimpan
obat karena bagian yang terikat tidak dirombak atau diekskresi. Distribusi obat ke
berbagai kompartimen cairan dan jaringan terhambat oleh pengikatan protein,
karena molekul besar seperti kompleks protein sukar sekali melintasi membran
sel.
Oleh karena itu perlu dipelajari pembentukan kompleks obat (bentuk ion maupun
senyawa) dan permasalahan tentang ikatan protein dari segi farmasi fisiknya.

1
B. TUJUAN
1. Sebagai pemenuhan tugas makalah farmasi fisik.
2. Mahasiswa/i mampu memahami mengenai kompleksasi dan ikatan protein.

2
BAB II
ISI

A. KOMPLEKSASI
1. Pengertian
Kompleksasi adalah terbentuknya suatu senyawa baru akibat dari adanya
interaksi antara dua atau lebih konstituen atau unsur kimia yang berbeda atau
dengan kata lain, kompleksasi adalah adanya penggabungan dua unsur kimia
yang membentuk senyawa baru yang kompleks.
Ikatan antara molekul yang terlibat dalam pembentukan kompleks adalah:
a. Ikatan ion adalah ikatan yang dihasilkan oleh daya tarik menarik
elektrostatik antara ion-ion yang muatannya berlawanan.
b. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk apabila ada dua atom saling
menggunakan sepasang elektron secara bersamaan.
c. Ikatan van der waals merupakan kekuatan tarik menarik antara molekul
atau atom yang tidak bermuatan dan letaknya berdekatan.
d. Ikatan hidrofob adalah penggabungan rantai - rantai non polar molekul
obat dan reseptor biologis.
e. Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan antara atom H yang mempunyai
muatan positif dengan atom lain yang bersifat elektronegatif dan
mempunyai sepasang elektron bebas.

2. Pengelompokkan kompleks
a. Kompleks Ion Logam
Suatu pengertian yang memuaskan dan kompleksasi logam didasarkan
pada pemahaman akan struktur atom dan gaya molekuler.

3
1) Kompleks anorganik
Kelompok ini terdiri dari kompleks anorganik sederhana yang pertama
kali ditemukan oleh Werner dalam tahun 1891.
2) Kelat
Suatu zat yang mengandung dua atau lebih gugus donor dapat
digabung dengan logam membentuk tipe kompleks khusus yang
dikenal dengan kelat. Beberapa ikatan dalam kelat dapat berupa ionik
atau tipe kovalen primer, sedang yang lain adalah rantai kovalen
koordinat. Dalam proses pengasingan, zat pengkelat dan ion logam
membentuk senyawa yang larut dalam air. EDTA banyak digunakan
untuk mengasingkan dan menghilangkan ion kalsium dari air sadah.
3) Kompleks Logam – Olefin
Larutan air dari ion logam tertentu sepeti platina dapat dibuat untuk
menyerap olefin seperti etilena utuk menghasilkan kompleks yang
larut dalam air. Kompleks-kompleks ini digunakan sebagai katalis
dalam polimerisasi hidrokarbon tidak jenuh dalam polimerisasi
hidrokarbon tidak jenuh dan proses industri lainnya.
4) Tipe aromatik
a) Kompleks ikatan Pi aromatis
Sejumlah senyawa aromatis dapat dilarutkan dalam larutan perak
nitrat dalam air untuk membentuk kompleks yang larut.
b) Kompleks ikatan sigma aromatis
Senyawa koordinasi ini sangat reaktif dan sulit diisolasi.
c) Senyawa “sandwich”
Senyawa ini relatif stabil berupa padatan Kristal berwarna orange
dengan bau seperti camphor.

4
b. Kompleks Organik Molekuler
Suatu senyawa organik koordinasi atau kompleks molekuler terdiri dari
konstituen yang terikat bersama-sama oleh ikatan lemah tipe donorakseptor atau ikatan hidrogen.
1) Kompleks kuinhidron
Dibentuk

dengan

mencampurkan

larutan

alkohol

dari

baenzokuinhidron dan kuinhidron dalam jumlah molar yang sama.
2) Kompleks asam pikrat
Greenstein mengemukakan bahwa kestabilan kompleks yang terbentuk
antara zat penyebab kanker dan asam pikrat dihubungkan dengan
keaktifan penyebab kanker, dan setiap substitusi pada molekul
penyebab kanker yang menghalangi kompleksasi pikrat juga
mengurangi kerja penyebab kanker.
3) Kompleks obat
4) Kompleks polimer
Polietilena glikol, polistirena, karboksimetil-selulosa, dan polimer
sejenis yang mengandung oksigen nukleofilik dapat membentuk
kompleks dengan berbagai obat.

c. Senyawa Inklusi
Kelompok senyawa tambahan yang dikenal sebagai senyawa inklusi atau
oklusi lebih banyak dihasilkan dari arsitektur molekul daripada afinitas
kimia. Salah satu konstituen dari kompleks terperangkap dalam kisi - kisi
terbuka atau struktur kristal seperti perangkap dari yang lain untuk
menghasilkan susunan yang stabil.
1) Tipe kisi-kisi saluran
Kristal dari asam deoksikolat tersusun membentuk saluran ke dalam
mana molekul kompleks dapat cocok. Kekhususan ruang seperti ini
akan memperbolehkan pemisahan isomer optik. Urea dan tiourea juga
5
merupakan struktur kristal seperti saluran yang memperbolehkan
masuknya paraffin yang tidak bercabang, alkohol, keton, asam
organik, dan senyawa lainnya.
2) Tipe lapisan
Beberapa senyawa seperti clay, montmorillonite, konstituen utama
dari bentonit, dapat mengurung hidrokarbon, alkohol, dan glikol
diantara lapisan-lapisan dari kisi - kisinya.
3) Clathrates
Clathrates mengkristal dalam bentuk kisi - kisi seperti perangkap
dimana senyawa koordinasi terperangkap. Ikatan kimia tidak terlibat
dalam kompleks ini dan hanya ukuran molekuler komponen terkurung
yang penting. Kestabilan clathrate disebabkan oleh kekuatan struktur,
yaitu tingginya energi yang harus dikeluarkan untuk menguraikan
senyawa.
4) Senyawa inklusi monomolekuler
Senyawa monomolekuler melibatkan penangkapan molekul asing
tunggal dalam ruang dari satu molekul tuan rumah.
5) Saringan molekuler
Senyawa inklusi makro molekuler atau umumnya disebut saringan
molekuler meliputi, zeolit, dekstrin, silica gel dan zat-zat yang sejenis.
Atom - atom disusun dalam tiga dimensi untuk menghasilkan
perangkap dan saluran.

d. Metode analisis
Beberapa metode penting untuk memperoleh perbandingan stoichiometris
dari ligand pada logam atau donor pada akseptor dan persamaan tetapan
kestabilan untuk pembentukan kompleks, antara lain:

6
1) Metode Variasi Kontinu
Jika sifat dari dua zat cukup berbeda dan jika tidak terjadi interaksi
apabila komponen-komponen dicampur, maka harga sifat itu dijadikan
berat rata - rata dari zat yang terpisah dalam campuran.
2) Metode titrasi pH
Merupakan metode kompleksasi yang diikuti dengan perubahan pH.
3) Metode distribusi
Merupakan metode pendistribusian zat terlarut diantara dua pelarut tak
tercampur yang dapat digunakan untuk menentukan tetapan kestabilan
untuk beberapa kompleks. Kompleksasi iodium oleh kalium iodida
dapat digunakan sebagai contoh untuk menggambarkan metode ini.
4) Metode kelarutan
Menurut metode ini, sejumlah besar obat ditempatkan dalam wadah
yang tertutup baik bersama-sama dengan larutan zat pengompleks
dalam berbagai konsentrasi, dan botol dikocok dalam bak pada
temperatur konstan sampai tercapai kesetimbangan.
5) Spektroskopi
Merupakan metode absorbsi dalam daerah spektrum cahaya tampak
dan ultraviolet umumnya digunakan untuk menyelidiki kompleksasi
donor - akseptor atau kompleksasi perpindahan muatan. Tetapan
kompleksasi K dapat diperoleh dengan menggunakan spektroskopi
sinar tampak dan sinar ultraviolet. Asosiasi diantara donor D dan
akseptor A diperlihatkan sebagai berikut:
D + A k1 DA
k-1
dimana K = k1 adalah tetapan keseimbangan untuk kompleksasi
k-1
(tetapan kestabilan) dan k1 dan k-1 adalah tetapan laju interaksi.

7
e. Kompleksasi dan kerja obat
Hubungan kompleksasi pada absorbsi dan distribusi obat dalam tubuh dan
cara kompleksasi mempengaruhi onset dan lama kerja obat. Pengikatan
oleh ion logam secara nyata dapat mempengaruhi kerja biologis dari obat.
Menurut Albert, zat pengikat logam yang memperlihatkkan keaktifan
kemoterapi dibagi dalam:
1) Zat yang dapat digunakan sebagai anti racun dalam keracunan logam
dengan menghilangkan logam dari jaringan,
2) Zat yang dapt bertindak sebagai zat anti bakteri dengan memasukkan
logam dalam jumlah yang cukup besar supaya terjadi penguraian
susunan metabolisme bakteri.

B. IKATAN PROTEIN
1. Pengertian
Protein (protos yang berarti ”paling utama”) adalah senyawa organik
kompleks yang mempunyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida.
Pengikatan obat pada protein yang terdapat dalam tubuh dapat mempengaruhi
kerja dalam beberapa cara. Protein dapat:
a. Mempermudah distribusi obat ke seluruh tubuh.
b. Menonaktifkan obat dengan tidak memberikan kemungkinan konsentrasi
obat bebas yang cukup untuk berkembang pada tepat reseptor.
c. Menunda ekskresi suatu obat.
Interaksi suatu obat dengan protein-protein dapat menyebabkan:
a. Pemindahan hormon - hormon tubuh atau agen yang dijalankan bersama
b. Perubahan konfigurasi dalam protein, yang mampu mengikat agen yang
dijalankan bersama
8
c. Pembentukan kompleks obat – protein yang merupakan zat aktif biologi.

2. Ketimbangan ikatan
Interaksi antara suatu gugus atau reseptor bebas P dalam protein dan molekul
obat D ditulis:
P+D

PD

(1)

Tetapan kesetimbangan, tanpa memperlihatkan perbedaan antara keaktifan
dan konsentrasi adalah:
K = [PD]
[P][D]

(2)

Atau
K [P][D] = [PD]

(3)

Dimana K adalah tetapan asosiasi, [P] adalah konsentrasi protein dalam
bentuk tempat pengikatan bebas, [D] adalah konsentrasi obat, [PD] adalah
konsentrasi kompleks protein - obat.
Jika konsentrasi protein total disimbolkan [Pt], dapat ditulis:
[Pt] = [P] + [PD]
Atau
[P] = [Pt] – [PD]

(4)

Substitusi persamaan [P]dari (4) ke (3) memberikan:
[PD] = K [D] ( [ Pt] – [PD] )

(5)

[PD] + K [D] [PD] = K [D] [Pt]

(6)

[PD] =

[K[D]]

[Pt]

1+K[D]

(7)

Misalkan r adalah jumlah mol obat yang terikat [PD] per mol protein total
[Pt];

9
Maka r = [PD] / [P] atau
r=

K [D]
1 + K [D]

(8)

Perbandingan r dapat juga dinyatakan dalam dimensi lain, misalnya milligram
obat yang terikat x, per gram protein m. persamaan (8) adalah salah satu
bentuk absorbsi Langmuir. Walaupun persamaan ini cukup berguna untuk
menyatakan data ikatan protein, tetapi tidak harus disimpulkan bahwa
kepatuhan akan rumus ini memaksakan bahwa ikatan protein harus berupa
gejala adsorpsi.
Persamaan (8) dapat diubah dalam bentuk linear yang mudah untuk diplot
dengan membalikkannya:
1 = 1
r

+1

KD

(9)

Jika v adalah tempat pengikatan yang bebas tersedia, pernyataan r persamaan
(8), semata-mata v kali tempat tunggal, atau:
r = V K [D]
1 + K [D]

(10)

Dan persamaan (9) menjadi
1= 1
r

1 + 1

vK [D]

v

(11)

Cara lain dalam menuliskan persamaan (10) adalah menyusun kembali
menjadi
r + rK [D] = vK [D]

(12)

dan kemudian menjadi
= vK – rK

r
[D]

(13)

Data yang disajikan menurut persamaan (13) dikenal sebagai plot Scatchard.

10
Persamaan (11) dan (13) tidak dapat digunakan untuk analisis data yaitu jika
sifat dan jumlah data protein dalam sistem percobaan tidak diketahui. Dalam
keadaan ini, Sandberg dan Rosenthal menyetujui bentuk

modifikasi dari

persamaan (13).
[Db] = - K [Db] + v K [Pt]
[D]

(14)

Dimana Db adalah konsentrasi obat yang terikat. Persamaan (14) diplot
sebagai perbandingan [Db] / [D] terhadap [D], dan dalam hal ini K, ditentukan
dari kemiringan sedang vK [Pt] ditentukan dari intersep.
Plot Scatchard menghasilkan garis lurus apabila hanya satu kelompok ikatan
yang ada. Seringkali dalam penelitian ikatan obat, ada n kelompok tempat
tersedia, tiap kelompok I mempunyai tempat v1 dengan tetapan asosiasi untuk
K1. Dalam hal ini plot r / [D] terhadap r tidak linear tetapi memperlihatkan
bentuk lengkung yang menandakan adanya lebih dari satu kelompok tempat
ikatan yang memudahkan.
Persamaan (10) kemudian ditulis
r = v1K1[D] + v2K2[D] + … + vnKn[D]
1 + K1[D]

1 + K2[D]

1+ Kn[D]

(15)

Seperti telah ditulis terdahulu hanya v dan K yang perlu dievaluasi apabila
tempat-tempat semua dari satu kelompok. Tetapan ikatan Kn dalam bentuk
sebelah kanan adalah kecil, menunjukkan afinitas obat yang sangat lemah
terhadap tempat, tetapi kelompok ini dapat mempunyai banyak tempat
sehingga diperkirakan tidak dapat dijenuhkan. Kelompok tempat jenis ini
menghasilkan suatu asimtot yang hampir horizontal pada slot Scatchard r /
[D] terhadap r yang dapat ditemukan dalam kompleksasi obat makromolekul.
r
[D]

=

v1K1[D] + v2K2[D] + v3K3
1 + K1[D] 1 + K2[D]

11

(16)
Dimana bentuk terakhir biasanya dinyatakan sebagai parameter C, yang dapat
disesuaikan.
Jadi, r dinyatakan dalam bentuk lima parameter, v1, v2, K1, K2, C. Bentuk
terakhir C adalah tempat ikatan simtot horizontal pada plot Scatchard dan
merupakan kelompok yang tidak dapat dijenuhkan. Dalam beberapa kasus,
ternyata data cukup sesuai dengan tiga parameter dari bentuk:
r =
[D]

v1K1

+C

1+K1[D]

(17)

Yang diselesaikan dengan menggunakan program computer kuadrat terkecil
(least square) nonlinear.
Plot Scatchard untuk ikatan metal paraben pada larutan 10% b/v Polisorbat 80
menggambarkan plot nonlinear dan asimtot horizontal C. Persamaan (16) atau
(17)

diperlukan

untuk

menghasilkan

data

secara

tepat.

Blanchard

mengemukakan bahwa pengawet metal paraben diikat pada dua daerah misel
surfaktan , yang pertama harga K tinggi (afinitas tinggi) dan v kecil (kapasitas
rendah) dan kelompok kedua dengan afinitas rendah dan kapasitas ikatan yang
besar atau tidak dapat dijenuhkan. Kelompok pertama adalah tempat khusus,
mungkin pada inti hidrokarbon atau rantai polietilena dari surfaktan.
Kelompok kedua melibatkan tarik-menarik tidak spesifik dari metil paraben
dalam daerah polioksitielen dari misel surfaktan.

3. Dialisis kesetimbangan
Prosedur kesetimbangan disempurnakan oleh Klotz untuk mempelajari
kompleksasi antara ion logam atau molekul kecil dan makromolekul yang
tidak dapat lewat melalui membran semipermeabel.
Menurut metode dialisis kesetimbangan, serum albumin (atau protein lain
yang sedang diamati), ditempatkan dalam tabung selulosa Visking atau
membrane dialisis yang sejenis. Tabung diikat kuat dan digantung dalam
bejana yang mengandung obat dalam berbagai konsentrasi. Kekuatan ion dan
12
kadang-kadang konsentrasi ion hidrogen diatur pada harga tertentu, lalu
larutan control dan larutan blanko disiapkan untuk memperhitungkan adsorpsi
obat dan protein pada membran.
Jika ikatan terjadi, konsentrasi obat dalam kantung yang berisi protein lebih
besar pada kesetimbangan daripada konsentrasi obat dalam bejana di luar
Kantung. Sampel dikeluarkan dan dianalisis untuk mendapatkan konsentrasi
obat bebas dan obat terkompleks.
Dengan menggunakan

metode ini, Klotz dan kawan-kawan menyelidiki

ikatan metal oranye dan asosulfatiazol oleh serum albumin bovin. Klotz dan
Lo Ming belakangan mengamati bahwa molekul organik kecil, yang biasanya
tidak diikat oleh protein, membentuk kompleks yang kuat oleh protein jika
terdapat ion logam yang cocok. Logam mungkin bertindak sebagai penengah
atau jembatan antara molekul organik kecil dan protein. Peneliti ini juga
menemukan bahwa etil ester dari glisin, yang diperkirakan memberikan tarikmenarik tambahan yang diperlukan, dengan cepat mengkompleks tembaga.

4. Dialisis Dinamik
Meyer dan Guttman mengembangkan metode kinetik untuk menentukan
konsentrasi obat yang terikat dalam larutan protein. Metode telah digunakan
pada tahun-tahun terakhir karena relatif cepat, ekonomis dalam jumlah protein
yang dibutuhkan, dan dengan cepat digunakan untuk meneliti penghambatan
kompetitif dari ikatan protein.
Metode ini didasarkan pada laju hilangnya obat dari sel dialisis yang
sebanding dengan konsentrasi obat yang terikat. Peralatannya terdiri dari satu
gelas piala berjaket 400 ml (temperatur terkontrol), ke dalam mana 200 ml
larutan dapar ditempatkan. Suatu kantung dialisis selofan yang berisi selofan
yang berisi 7 ml obat atau larutan obat - protein, digantung dalam larutan
dapar. Kedua larutan diaduk secara kontinu. Sampel larutan di luar kantung

13
dialysis dikeluarkan secara periodik dan dianalisis secara spektrofotometri,
dan sejumlah ekuivalen larutan dapar dikembalikan ke dalam larutan luar.
Proses dialisis mengikuti hukum kecepatan:
-d (Dt) = k(Df)
dt

(18)

Dt merupakan konsentrasi obat total. Df adalah konsentrasi obat bebas atau
tidak terikat dalam kantung dialysis, -d(Dt) / dt adalah laju hilangnya obat dari
kantung, dan k adalah tetapan laju orde pertama yang menggambarkan proses
difusi. Faktor K dapat juga dianggap sebagai tetapan laju permeabilitas nyata
untuk hilangnya obat dari kantung. Konsentrasi obat yang tidak terikat, Df,
dalam kantung pada konsentrasi obat total, Dt, dihitung dengan menggunakan
persamaan (18) dengan mengetahui laju k dan laju –d(Dt) / dt pada
konsentrasi obat utama Dt. Konstanta lajuk diperoleh dari kemiringan plot
semilogaritmik Dt terhadap waktu bila percobaan dilakukan tanpa adanya
protein.

5. Interaksi Hidrofobik
Ikatan hidrofobik, yang pertama diajukan oleh Kauzmann, tentunya bukan
pembentukan ikatan semata-mata, tetapi bahkan kecenderungan molekul
hidrofobik dari molekul untuk menghindari air karena ikatan ini tidak mudah
ditempatkan dalam struktur ikatan hidrogen dari air. Zat yang sangat
hidrofobik seperti protein, menghindari molekul air dalam larutan air sejauh
mungkin dengan berasosiasi dalam struktur seperti misel dimana bagian
nonpolar menghadap ke bagian dalam dari misel, ujung yang polar
menghadap ke molekul air. Tarik - menarik dari zat hidrofobik, dihasilkan
dari penerimaannya yang tidak dikehendaki dalam air, dikenal sebagai
interaksi hidrofobik. Ini melibatkan gaya Van Der Waals, ikatan hidrogen dari
molekul air dalam struktur tiga dimensi, dan interaksi lain. Interaksi terjadi
secara termodinamik karena kenaikan gangguan atau entropi molekul air
14
yang menyertai asosiasi molekul nonpolar, yang menekan air keluar. Protein
globular diperkirakan membangun struktur seperti bola dalam air karena
pengaruh hidrofobik.
Nagwekar dan Kostenbauder meneliti pengaruh hidrofobik dalam ikatan obat
dengan menggunakan model protein suatu kopolimer dari vinilpiridin dan
vinilpirolidon. Lien menyelidiki peran ikatan hidrofobik dalam penghambatan
enzim oleh berbagai obat. Penghambatan karbonik anhidrase oleh
sulfonamide ternyata berhubungan koefisien partisi obat dalam campuran
oktanol-air, dan sifat elektroniknya seperti yang diukur tetapan sigma
Hammet. Kristian meneliti pengaruh pelarut organik dalam menurunkan
pembentukan kompleks antara molekul organik kecil dalam larutan air.
Mereka menyebut interaksi zat organik member andil yang bermakna karena
ikatan hidrofobik dan pengaruh unik dari struktur air. Mereka mengusulkan
bahwa beberapa mekanisme nonklasik “donor - akseptor” dapat dikerjakan
untuk meminjamkan kestabilan pada kompleks yang terbentuk.

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kompleks merupakan kombinasi antara dua atau lebih ion atau molekul obat yang
tidak terikat dengan ikatan kovalen atau ionik, tetapi terikat dengan ikatan ikatan
intermolekuler, ikatan hidrogen,ikatan van der waals, dll.
Sifat fisika kimia bentuk kompleks pada umumnya berbeda dengan bentuk zat
aktif. Perbedaan tersebut menyebabkan bentuk kompleks tidak dapat melintasi
membrane sehingga tidak mempunyai aktivitas biologic. Namun terkadang
bentuk kompleks tersebut lebih larut dari senyawa bebasnya. Pembentukkan
kompleks dapat meningkatkan laju penyerapan dari senyawa yang sukar larut,
karena terjadi interaksi yang menghasilkan kompleks bersifat reversible cairan
biologic.
Pembentukan kompleks dapat digunakan untuk meningkatkan atau mengurangi
penyerapan dengan perubahan kelarutan zat aktif. Penggunaan larutan suatu
kompleks kadang-kadang lebih efektif (atau lebih toksik) dibandingkan dengan
suspensi zat aktif karena diasosiasi kompleks terjadi lebih cepat dibandingkan
dengan pelarutan zat aktif yang lebih cepat.
Pengikatan obat pada protein yang terdapat dalam tubuh dapat mempengaruhi
kerja dalam beberapa cara, antara lain:
1. Mempermudah distribusi obat ke seluruh tubuh
2. Menonaktifkan obat dengan tidak member kemungkinan konsentrasi obat
bebas yang cukup untuk berkembang pada reseptor.
3. Menunda ekresi suatu obat.

16
B. SARAN
Kompleksasi dan ikatan protein perlu diketahui agar dapat memaksimalkan kerja
dan efek terapeutis obat dan mengetahui mekanisme pengikatannya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Alfred Martin, dkk. 1990. Farmasi Fisik edisi III. Universitas Indonesia Press:
Jakarta

18

More Related Content

What's hot

Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotionzipiklan
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
sisabihi
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
uus17F
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriFransiska Puteri
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)muhlisun_azim
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
Cholid Maradanger
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: SuppositoriaFormulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Annisa Listyaindra
 
Laporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitasLaporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitas
Mina Audina
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
Rani Ye
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
anandajpz
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
Luluh Armaningtyas
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
Nur Kasim
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
Sapan Nada
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamSiti Zulaikhah
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
irmalawai
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Mina Audina
 
SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA
Robby Candra Purnama
 

What's hot (20)

Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotion
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: SuppositoriaFormulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
 
Laporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitasLaporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitas
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
 
SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 

Viewers also liked

Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
Abulkhair Abdullah
 
Nisrina muslihin farmasi
Nisrina muslihin farmasiNisrina muslihin farmasi
Nisrina muslihin farmasi
Nis Muslihin
 
1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol1 alkohol dan fenol
Makalah dna dan protein
Makalah dna dan proteinMakalah dna dan protein
Makalah dna dan protein
Septian Muna Barakati
 
Contoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasi
Contoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasiContoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasi
Contoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasi
Kirana Abna Hanibi
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasihusnul khotimah
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
aprijal_99
 
Makalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atletMakalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atletvedro agasi
 

Viewers also liked (14)

Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Nisrina muslihin farmasi
Nisrina muslihin farmasiNisrina muslihin farmasi
Nisrina muslihin farmasi
 
1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol
 
Makalah protein nabati
Makalah protein nabatiMakalah protein nabati
Makalah protein nabati
 
Makalah dna dan protein
Makalah dna dan proteinMakalah dna dan protein
Makalah dna dan protein
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
Contoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasi
Contoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasiContoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasi
Contoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasi
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasi
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Makalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atletMakalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atlet
 

Similar to Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein

Susunan kimia
Susunan kimiaSusunan kimia
Susunan kimia
ali asanuddin
 
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptMEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
marwatiiechuby
 
Kompleksn
KompleksnKompleksn
Kompleksn
Restina Bemis
 
Materi UTS Biokimia.pdf
Materi UTS Biokimia.pdfMateri UTS Biokimia.pdf
Materi UTS Biokimia.pdf
nurhasanah334414
 
Makalah Ikatan Kimia II
Makalah Ikatan Kimia IIMakalah Ikatan Kimia II
Makalah Ikatan Kimia II
AdePratama34
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
shintya febriza
 
Ppt ikatan kovalen
Ppt ikatan kovalenPpt ikatan kovalen
Ppt ikatan kovalenzakiahidris
 
Rangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan davidRangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan david
PTPN VI
 
bilkor
bilkorbilkor
bilkor
AmatullahAulia
 
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...yustinatyas
 
BAB 4 Ikatan Kimia.pptx
BAB 4 Ikatan Kimia.pptxBAB 4 Ikatan Kimia.pptx
BAB 4 Ikatan Kimia.pptx
VitaYuningsih1
 
Ikatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdfIkatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdf
CHakun1999
 
Materi ikatan kimia doc
Materi ikatan kimia docMateri ikatan kimia doc
Materi ikatan kimia doc
Mimi Yeni
 
Ppt ikatan kimia ok
Ppt ikatan kimia okPpt ikatan kimia ok
Ppt ikatan kimia ok
s4nny
 
Makalah ikatan kimia dan struktur molekul
Makalah ikatan kimia dan struktur molekulMakalah ikatan kimia dan struktur molekul
Makalah ikatan kimia dan struktur molekul
Angga Oktyashari
 
Laporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin airLaporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin airSalminah Saleh
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
Operator Warnet Vast Raha
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
Warnet Raha
 
Unsur Transisi
Unsur TransisiUnsur Transisi
Unsur Transisi
AlifSarkol
 

Similar to Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein (20)

Susunan kimia
Susunan kimiaSusunan kimia
Susunan kimia
 
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptMEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
 
Kompleksn
KompleksnKompleksn
Kompleksn
 
Materi UTS Biokimia.pdf
Materi UTS Biokimia.pdfMateri UTS Biokimia.pdf
Materi UTS Biokimia.pdf
 
Makalah Ikatan Kimia II
Makalah Ikatan Kimia IIMakalah Ikatan Kimia II
Makalah Ikatan Kimia II
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
Ppt ikatan kovalen
Ppt ikatan kovalenPpt ikatan kovalen
Ppt ikatan kovalen
 
Rangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan davidRangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan david
 
bilkor
bilkorbilkor
bilkor
 
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...
 
BAB 4 Ikatan Kimia.pptx
BAB 4 Ikatan Kimia.pptxBAB 4 Ikatan Kimia.pptx
BAB 4 Ikatan Kimia.pptx
 
Ikatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdfIkatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdf
 
Materi ikatan kimia doc
Materi ikatan kimia docMateri ikatan kimia doc
Materi ikatan kimia doc
 
Ppt ikatan kimia ok
Ppt ikatan kimia okPpt ikatan kimia ok
Ppt ikatan kimia ok
 
Makalah ikatan kimia dan struktur molekul
Makalah ikatan kimia dan struktur molekulMakalah ikatan kimia dan struktur molekul
Makalah ikatan kimia dan struktur molekul
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Laporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin airLaporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin air
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
 
Unsur Transisi
Unsur TransisiUnsur Transisi
Unsur Transisi
 

Recently uploaded

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 

Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kompleks atau senyawa koordinasi, menurut definisi klasik, diakibatkan dari mekanisme donor - akseptor atau reaksi asam-basa Lewis antara dua atau lebih konstituen kimia yang berbeda. Obat yang diberikan kepada pasien, mengalami banyak proses sebelum tiba pada tempat aksi atau jaringan sasaran. Faktor lain yang penting dalam distribusi obat adalah ikatan dengan makro molekul. Ikatan senyawa kompleks tersebut akan berdisosiasi hingga bentuk obat bebas tersebut dapat diekskresikan. Beberapa obat ada yang membentuk senyawa kompleks untuk mempermudah kelarutannya sehingga mudah diabsorbsi dalam tubuh, misalnya iodium dengan kalium iodida membentuk kompleks yang larut yaitu kalium triiodida. Namun ada juga pembentukan kompleks yang justru menghambat absorbsi obat dalam tubuh, misalnya ion Ag, Fe, Mg, dan Ca menghambat absorbsi tetrasiklin karena terbentuk ikatan khelat (tipe bentuk senyawa kompleks) yang mempengaruhi efek kelarutan tetrasiklin. Sebagian obat didalam darah diikat secara reversible (dapat balik) pada protein plasma. Pengikatan protein dapat dianggap sebagai suatu cara untuk menyimpan obat karena bagian yang terikat tidak dirombak atau diekskresi. Distribusi obat ke berbagai kompartimen cairan dan jaringan terhambat oleh pengikatan protein, karena molekul besar seperti kompleks protein sukar sekali melintasi membran sel. Oleh karena itu perlu dipelajari pembentukan kompleks obat (bentuk ion maupun senyawa) dan permasalahan tentang ikatan protein dari segi farmasi fisiknya. 1
  • 2. B. TUJUAN 1. Sebagai pemenuhan tugas makalah farmasi fisik. 2. Mahasiswa/i mampu memahami mengenai kompleksasi dan ikatan protein. 2
  • 3. BAB II ISI A. KOMPLEKSASI 1. Pengertian Kompleksasi adalah terbentuknya suatu senyawa baru akibat dari adanya interaksi antara dua atau lebih konstituen atau unsur kimia yang berbeda atau dengan kata lain, kompleksasi adalah adanya penggabungan dua unsur kimia yang membentuk senyawa baru yang kompleks. Ikatan antara molekul yang terlibat dalam pembentukan kompleks adalah: a. Ikatan ion adalah ikatan yang dihasilkan oleh daya tarik menarik elektrostatik antara ion-ion yang muatannya berlawanan. b. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk apabila ada dua atom saling menggunakan sepasang elektron secara bersamaan. c. Ikatan van der waals merupakan kekuatan tarik menarik antara molekul atau atom yang tidak bermuatan dan letaknya berdekatan. d. Ikatan hidrofob adalah penggabungan rantai - rantai non polar molekul obat dan reseptor biologis. e. Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan antara atom H yang mempunyai muatan positif dengan atom lain yang bersifat elektronegatif dan mempunyai sepasang elektron bebas. 2. Pengelompokkan kompleks a. Kompleks Ion Logam Suatu pengertian yang memuaskan dan kompleksasi logam didasarkan pada pemahaman akan struktur atom dan gaya molekuler. 3
  • 4. 1) Kompleks anorganik Kelompok ini terdiri dari kompleks anorganik sederhana yang pertama kali ditemukan oleh Werner dalam tahun 1891. 2) Kelat Suatu zat yang mengandung dua atau lebih gugus donor dapat digabung dengan logam membentuk tipe kompleks khusus yang dikenal dengan kelat. Beberapa ikatan dalam kelat dapat berupa ionik atau tipe kovalen primer, sedang yang lain adalah rantai kovalen koordinat. Dalam proses pengasingan, zat pengkelat dan ion logam membentuk senyawa yang larut dalam air. EDTA banyak digunakan untuk mengasingkan dan menghilangkan ion kalsium dari air sadah. 3) Kompleks Logam – Olefin Larutan air dari ion logam tertentu sepeti platina dapat dibuat untuk menyerap olefin seperti etilena utuk menghasilkan kompleks yang larut dalam air. Kompleks-kompleks ini digunakan sebagai katalis dalam polimerisasi hidrokarbon tidak jenuh dalam polimerisasi hidrokarbon tidak jenuh dan proses industri lainnya. 4) Tipe aromatik a) Kompleks ikatan Pi aromatis Sejumlah senyawa aromatis dapat dilarutkan dalam larutan perak nitrat dalam air untuk membentuk kompleks yang larut. b) Kompleks ikatan sigma aromatis Senyawa koordinasi ini sangat reaktif dan sulit diisolasi. c) Senyawa “sandwich” Senyawa ini relatif stabil berupa padatan Kristal berwarna orange dengan bau seperti camphor. 4
  • 5. b. Kompleks Organik Molekuler Suatu senyawa organik koordinasi atau kompleks molekuler terdiri dari konstituen yang terikat bersama-sama oleh ikatan lemah tipe donorakseptor atau ikatan hidrogen. 1) Kompleks kuinhidron Dibentuk dengan mencampurkan larutan alkohol dari baenzokuinhidron dan kuinhidron dalam jumlah molar yang sama. 2) Kompleks asam pikrat Greenstein mengemukakan bahwa kestabilan kompleks yang terbentuk antara zat penyebab kanker dan asam pikrat dihubungkan dengan keaktifan penyebab kanker, dan setiap substitusi pada molekul penyebab kanker yang menghalangi kompleksasi pikrat juga mengurangi kerja penyebab kanker. 3) Kompleks obat 4) Kompleks polimer Polietilena glikol, polistirena, karboksimetil-selulosa, dan polimer sejenis yang mengandung oksigen nukleofilik dapat membentuk kompleks dengan berbagai obat. c. Senyawa Inklusi Kelompok senyawa tambahan yang dikenal sebagai senyawa inklusi atau oklusi lebih banyak dihasilkan dari arsitektur molekul daripada afinitas kimia. Salah satu konstituen dari kompleks terperangkap dalam kisi - kisi terbuka atau struktur kristal seperti perangkap dari yang lain untuk menghasilkan susunan yang stabil. 1) Tipe kisi-kisi saluran Kristal dari asam deoksikolat tersusun membentuk saluran ke dalam mana molekul kompleks dapat cocok. Kekhususan ruang seperti ini akan memperbolehkan pemisahan isomer optik. Urea dan tiourea juga 5
  • 6. merupakan struktur kristal seperti saluran yang memperbolehkan masuknya paraffin yang tidak bercabang, alkohol, keton, asam organik, dan senyawa lainnya. 2) Tipe lapisan Beberapa senyawa seperti clay, montmorillonite, konstituen utama dari bentonit, dapat mengurung hidrokarbon, alkohol, dan glikol diantara lapisan-lapisan dari kisi - kisinya. 3) Clathrates Clathrates mengkristal dalam bentuk kisi - kisi seperti perangkap dimana senyawa koordinasi terperangkap. Ikatan kimia tidak terlibat dalam kompleks ini dan hanya ukuran molekuler komponen terkurung yang penting. Kestabilan clathrate disebabkan oleh kekuatan struktur, yaitu tingginya energi yang harus dikeluarkan untuk menguraikan senyawa. 4) Senyawa inklusi monomolekuler Senyawa monomolekuler melibatkan penangkapan molekul asing tunggal dalam ruang dari satu molekul tuan rumah. 5) Saringan molekuler Senyawa inklusi makro molekuler atau umumnya disebut saringan molekuler meliputi, zeolit, dekstrin, silica gel dan zat-zat yang sejenis. Atom - atom disusun dalam tiga dimensi untuk menghasilkan perangkap dan saluran. d. Metode analisis Beberapa metode penting untuk memperoleh perbandingan stoichiometris dari ligand pada logam atau donor pada akseptor dan persamaan tetapan kestabilan untuk pembentukan kompleks, antara lain: 6
  • 7. 1) Metode Variasi Kontinu Jika sifat dari dua zat cukup berbeda dan jika tidak terjadi interaksi apabila komponen-komponen dicampur, maka harga sifat itu dijadikan berat rata - rata dari zat yang terpisah dalam campuran. 2) Metode titrasi pH Merupakan metode kompleksasi yang diikuti dengan perubahan pH. 3) Metode distribusi Merupakan metode pendistribusian zat terlarut diantara dua pelarut tak tercampur yang dapat digunakan untuk menentukan tetapan kestabilan untuk beberapa kompleks. Kompleksasi iodium oleh kalium iodida dapat digunakan sebagai contoh untuk menggambarkan metode ini. 4) Metode kelarutan Menurut metode ini, sejumlah besar obat ditempatkan dalam wadah yang tertutup baik bersama-sama dengan larutan zat pengompleks dalam berbagai konsentrasi, dan botol dikocok dalam bak pada temperatur konstan sampai tercapai kesetimbangan. 5) Spektroskopi Merupakan metode absorbsi dalam daerah spektrum cahaya tampak dan ultraviolet umumnya digunakan untuk menyelidiki kompleksasi donor - akseptor atau kompleksasi perpindahan muatan. Tetapan kompleksasi K dapat diperoleh dengan menggunakan spektroskopi sinar tampak dan sinar ultraviolet. Asosiasi diantara donor D dan akseptor A diperlihatkan sebagai berikut: D + A k1 DA k-1 dimana K = k1 adalah tetapan keseimbangan untuk kompleksasi k-1 (tetapan kestabilan) dan k1 dan k-1 adalah tetapan laju interaksi. 7
  • 8. e. Kompleksasi dan kerja obat Hubungan kompleksasi pada absorbsi dan distribusi obat dalam tubuh dan cara kompleksasi mempengaruhi onset dan lama kerja obat. Pengikatan oleh ion logam secara nyata dapat mempengaruhi kerja biologis dari obat. Menurut Albert, zat pengikat logam yang memperlihatkkan keaktifan kemoterapi dibagi dalam: 1) Zat yang dapat digunakan sebagai anti racun dalam keracunan logam dengan menghilangkan logam dari jaringan, 2) Zat yang dapt bertindak sebagai zat anti bakteri dengan memasukkan logam dalam jumlah yang cukup besar supaya terjadi penguraian susunan metabolisme bakteri. B. IKATAN PROTEIN 1. Pengertian Protein (protos yang berarti ”paling utama”) adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Pengikatan obat pada protein yang terdapat dalam tubuh dapat mempengaruhi kerja dalam beberapa cara. Protein dapat: a. Mempermudah distribusi obat ke seluruh tubuh. b. Menonaktifkan obat dengan tidak memberikan kemungkinan konsentrasi obat bebas yang cukup untuk berkembang pada tepat reseptor. c. Menunda ekskresi suatu obat. Interaksi suatu obat dengan protein-protein dapat menyebabkan: a. Pemindahan hormon - hormon tubuh atau agen yang dijalankan bersama b. Perubahan konfigurasi dalam protein, yang mampu mengikat agen yang dijalankan bersama 8
  • 9. c. Pembentukan kompleks obat – protein yang merupakan zat aktif biologi. 2. Ketimbangan ikatan Interaksi antara suatu gugus atau reseptor bebas P dalam protein dan molekul obat D ditulis: P+D PD (1) Tetapan kesetimbangan, tanpa memperlihatkan perbedaan antara keaktifan dan konsentrasi adalah: K = [PD] [P][D] (2) Atau K [P][D] = [PD] (3) Dimana K adalah tetapan asosiasi, [P] adalah konsentrasi protein dalam bentuk tempat pengikatan bebas, [D] adalah konsentrasi obat, [PD] adalah konsentrasi kompleks protein - obat. Jika konsentrasi protein total disimbolkan [Pt], dapat ditulis: [Pt] = [P] + [PD] Atau [P] = [Pt] – [PD] (4) Substitusi persamaan [P]dari (4) ke (3) memberikan: [PD] = K [D] ( [ Pt] – [PD] ) (5) [PD] + K [D] [PD] = K [D] [Pt] (6) [PD] = [K[D]] [Pt] 1+K[D] (7) Misalkan r adalah jumlah mol obat yang terikat [PD] per mol protein total [Pt]; 9
  • 10. Maka r = [PD] / [P] atau r= K [D] 1 + K [D] (8) Perbandingan r dapat juga dinyatakan dalam dimensi lain, misalnya milligram obat yang terikat x, per gram protein m. persamaan (8) adalah salah satu bentuk absorbsi Langmuir. Walaupun persamaan ini cukup berguna untuk menyatakan data ikatan protein, tetapi tidak harus disimpulkan bahwa kepatuhan akan rumus ini memaksakan bahwa ikatan protein harus berupa gejala adsorpsi. Persamaan (8) dapat diubah dalam bentuk linear yang mudah untuk diplot dengan membalikkannya: 1 = 1 r +1 KD (9) Jika v adalah tempat pengikatan yang bebas tersedia, pernyataan r persamaan (8), semata-mata v kali tempat tunggal, atau: r = V K [D] 1 + K [D] (10) Dan persamaan (9) menjadi 1= 1 r 1 + 1 vK [D] v (11) Cara lain dalam menuliskan persamaan (10) adalah menyusun kembali menjadi r + rK [D] = vK [D] (12) dan kemudian menjadi = vK – rK r [D] (13) Data yang disajikan menurut persamaan (13) dikenal sebagai plot Scatchard. 10
  • 11. Persamaan (11) dan (13) tidak dapat digunakan untuk analisis data yaitu jika sifat dan jumlah data protein dalam sistem percobaan tidak diketahui. Dalam keadaan ini, Sandberg dan Rosenthal menyetujui bentuk modifikasi dari persamaan (13). [Db] = - K [Db] + v K [Pt] [D] (14) Dimana Db adalah konsentrasi obat yang terikat. Persamaan (14) diplot sebagai perbandingan [Db] / [D] terhadap [D], dan dalam hal ini K, ditentukan dari kemiringan sedang vK [Pt] ditentukan dari intersep. Plot Scatchard menghasilkan garis lurus apabila hanya satu kelompok ikatan yang ada. Seringkali dalam penelitian ikatan obat, ada n kelompok tempat tersedia, tiap kelompok I mempunyai tempat v1 dengan tetapan asosiasi untuk K1. Dalam hal ini plot r / [D] terhadap r tidak linear tetapi memperlihatkan bentuk lengkung yang menandakan adanya lebih dari satu kelompok tempat ikatan yang memudahkan. Persamaan (10) kemudian ditulis r = v1K1[D] + v2K2[D] + … + vnKn[D] 1 + K1[D] 1 + K2[D] 1+ Kn[D] (15) Seperti telah ditulis terdahulu hanya v dan K yang perlu dievaluasi apabila tempat-tempat semua dari satu kelompok. Tetapan ikatan Kn dalam bentuk sebelah kanan adalah kecil, menunjukkan afinitas obat yang sangat lemah terhadap tempat, tetapi kelompok ini dapat mempunyai banyak tempat sehingga diperkirakan tidak dapat dijenuhkan. Kelompok tempat jenis ini menghasilkan suatu asimtot yang hampir horizontal pada slot Scatchard r / [D] terhadap r yang dapat ditemukan dalam kompleksasi obat makromolekul. r [D] = v1K1[D] + v2K2[D] + v3K3 1 + K1[D] 1 + K2[D] 11 (16)
  • 12. Dimana bentuk terakhir biasanya dinyatakan sebagai parameter C, yang dapat disesuaikan. Jadi, r dinyatakan dalam bentuk lima parameter, v1, v2, K1, K2, C. Bentuk terakhir C adalah tempat ikatan simtot horizontal pada plot Scatchard dan merupakan kelompok yang tidak dapat dijenuhkan. Dalam beberapa kasus, ternyata data cukup sesuai dengan tiga parameter dari bentuk: r = [D] v1K1 +C 1+K1[D] (17) Yang diselesaikan dengan menggunakan program computer kuadrat terkecil (least square) nonlinear. Plot Scatchard untuk ikatan metal paraben pada larutan 10% b/v Polisorbat 80 menggambarkan plot nonlinear dan asimtot horizontal C. Persamaan (16) atau (17) diperlukan untuk menghasilkan data secara tepat. Blanchard mengemukakan bahwa pengawet metal paraben diikat pada dua daerah misel surfaktan , yang pertama harga K tinggi (afinitas tinggi) dan v kecil (kapasitas rendah) dan kelompok kedua dengan afinitas rendah dan kapasitas ikatan yang besar atau tidak dapat dijenuhkan. Kelompok pertama adalah tempat khusus, mungkin pada inti hidrokarbon atau rantai polietilena dari surfaktan. Kelompok kedua melibatkan tarik-menarik tidak spesifik dari metil paraben dalam daerah polioksitielen dari misel surfaktan. 3. Dialisis kesetimbangan Prosedur kesetimbangan disempurnakan oleh Klotz untuk mempelajari kompleksasi antara ion logam atau molekul kecil dan makromolekul yang tidak dapat lewat melalui membran semipermeabel. Menurut metode dialisis kesetimbangan, serum albumin (atau protein lain yang sedang diamati), ditempatkan dalam tabung selulosa Visking atau membrane dialisis yang sejenis. Tabung diikat kuat dan digantung dalam bejana yang mengandung obat dalam berbagai konsentrasi. Kekuatan ion dan 12
  • 13. kadang-kadang konsentrasi ion hidrogen diatur pada harga tertentu, lalu larutan control dan larutan blanko disiapkan untuk memperhitungkan adsorpsi obat dan protein pada membran. Jika ikatan terjadi, konsentrasi obat dalam kantung yang berisi protein lebih besar pada kesetimbangan daripada konsentrasi obat dalam bejana di luar Kantung. Sampel dikeluarkan dan dianalisis untuk mendapatkan konsentrasi obat bebas dan obat terkompleks. Dengan menggunakan metode ini, Klotz dan kawan-kawan menyelidiki ikatan metal oranye dan asosulfatiazol oleh serum albumin bovin. Klotz dan Lo Ming belakangan mengamati bahwa molekul organik kecil, yang biasanya tidak diikat oleh protein, membentuk kompleks yang kuat oleh protein jika terdapat ion logam yang cocok. Logam mungkin bertindak sebagai penengah atau jembatan antara molekul organik kecil dan protein. Peneliti ini juga menemukan bahwa etil ester dari glisin, yang diperkirakan memberikan tarikmenarik tambahan yang diperlukan, dengan cepat mengkompleks tembaga. 4. Dialisis Dinamik Meyer dan Guttman mengembangkan metode kinetik untuk menentukan konsentrasi obat yang terikat dalam larutan protein. Metode telah digunakan pada tahun-tahun terakhir karena relatif cepat, ekonomis dalam jumlah protein yang dibutuhkan, dan dengan cepat digunakan untuk meneliti penghambatan kompetitif dari ikatan protein. Metode ini didasarkan pada laju hilangnya obat dari sel dialisis yang sebanding dengan konsentrasi obat yang terikat. Peralatannya terdiri dari satu gelas piala berjaket 400 ml (temperatur terkontrol), ke dalam mana 200 ml larutan dapar ditempatkan. Suatu kantung dialisis selofan yang berisi selofan yang berisi 7 ml obat atau larutan obat - protein, digantung dalam larutan dapar. Kedua larutan diaduk secara kontinu. Sampel larutan di luar kantung 13
  • 14. dialysis dikeluarkan secara periodik dan dianalisis secara spektrofotometri, dan sejumlah ekuivalen larutan dapar dikembalikan ke dalam larutan luar. Proses dialisis mengikuti hukum kecepatan: -d (Dt) = k(Df) dt (18) Dt merupakan konsentrasi obat total. Df adalah konsentrasi obat bebas atau tidak terikat dalam kantung dialysis, -d(Dt) / dt adalah laju hilangnya obat dari kantung, dan k adalah tetapan laju orde pertama yang menggambarkan proses difusi. Faktor K dapat juga dianggap sebagai tetapan laju permeabilitas nyata untuk hilangnya obat dari kantung. Konsentrasi obat yang tidak terikat, Df, dalam kantung pada konsentrasi obat total, Dt, dihitung dengan menggunakan persamaan (18) dengan mengetahui laju k dan laju –d(Dt) / dt pada konsentrasi obat utama Dt. Konstanta lajuk diperoleh dari kemiringan plot semilogaritmik Dt terhadap waktu bila percobaan dilakukan tanpa adanya protein. 5. Interaksi Hidrofobik Ikatan hidrofobik, yang pertama diajukan oleh Kauzmann, tentunya bukan pembentukan ikatan semata-mata, tetapi bahkan kecenderungan molekul hidrofobik dari molekul untuk menghindari air karena ikatan ini tidak mudah ditempatkan dalam struktur ikatan hidrogen dari air. Zat yang sangat hidrofobik seperti protein, menghindari molekul air dalam larutan air sejauh mungkin dengan berasosiasi dalam struktur seperti misel dimana bagian nonpolar menghadap ke bagian dalam dari misel, ujung yang polar menghadap ke molekul air. Tarik - menarik dari zat hidrofobik, dihasilkan dari penerimaannya yang tidak dikehendaki dalam air, dikenal sebagai interaksi hidrofobik. Ini melibatkan gaya Van Der Waals, ikatan hidrogen dari molekul air dalam struktur tiga dimensi, dan interaksi lain. Interaksi terjadi secara termodinamik karena kenaikan gangguan atau entropi molekul air 14
  • 15. yang menyertai asosiasi molekul nonpolar, yang menekan air keluar. Protein globular diperkirakan membangun struktur seperti bola dalam air karena pengaruh hidrofobik. Nagwekar dan Kostenbauder meneliti pengaruh hidrofobik dalam ikatan obat dengan menggunakan model protein suatu kopolimer dari vinilpiridin dan vinilpirolidon. Lien menyelidiki peran ikatan hidrofobik dalam penghambatan enzim oleh berbagai obat. Penghambatan karbonik anhidrase oleh sulfonamide ternyata berhubungan koefisien partisi obat dalam campuran oktanol-air, dan sifat elektroniknya seperti yang diukur tetapan sigma Hammet. Kristian meneliti pengaruh pelarut organik dalam menurunkan pembentukan kompleks antara molekul organik kecil dalam larutan air. Mereka menyebut interaksi zat organik member andil yang bermakna karena ikatan hidrofobik dan pengaruh unik dari struktur air. Mereka mengusulkan bahwa beberapa mekanisme nonklasik “donor - akseptor” dapat dikerjakan untuk meminjamkan kestabilan pada kompleks yang terbentuk. 15
  • 16. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kompleks merupakan kombinasi antara dua atau lebih ion atau molekul obat yang tidak terikat dengan ikatan kovalen atau ionik, tetapi terikat dengan ikatan ikatan intermolekuler, ikatan hidrogen,ikatan van der waals, dll. Sifat fisika kimia bentuk kompleks pada umumnya berbeda dengan bentuk zat aktif. Perbedaan tersebut menyebabkan bentuk kompleks tidak dapat melintasi membrane sehingga tidak mempunyai aktivitas biologic. Namun terkadang bentuk kompleks tersebut lebih larut dari senyawa bebasnya. Pembentukkan kompleks dapat meningkatkan laju penyerapan dari senyawa yang sukar larut, karena terjadi interaksi yang menghasilkan kompleks bersifat reversible cairan biologic. Pembentukan kompleks dapat digunakan untuk meningkatkan atau mengurangi penyerapan dengan perubahan kelarutan zat aktif. Penggunaan larutan suatu kompleks kadang-kadang lebih efektif (atau lebih toksik) dibandingkan dengan suspensi zat aktif karena diasosiasi kompleks terjadi lebih cepat dibandingkan dengan pelarutan zat aktif yang lebih cepat. Pengikatan obat pada protein yang terdapat dalam tubuh dapat mempengaruhi kerja dalam beberapa cara, antara lain: 1. Mempermudah distribusi obat ke seluruh tubuh 2. Menonaktifkan obat dengan tidak member kemungkinan konsentrasi obat bebas yang cukup untuk berkembang pada reseptor. 3. Menunda ekresi suatu obat. 16
  • 17. B. SARAN Kompleksasi dan ikatan protein perlu diketahui agar dapat memaksimalkan kerja dan efek terapeutis obat dan mengetahui mekanisme pengikatannya. 17
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Alfred Martin, dkk. 1990. Farmasi Fisik edisi III. Universitas Indonesia Press: Jakarta 18