Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
makalah FILSAFAT, IPTEK DAN BUDAYA.docx1
1. MAKALAH
“FILSAFAT, IPTEK DAN BUDAYA”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK :
1. NURFADILA
2. NURHASANAH HESTIANTI
3. FEBRIANTI
4. ATUN SRI ENDANG
5. RINA ASTUTI
6. FITRAHMAN RAMADHAN
7. CICI NOVITA SARI
DOSEN PENGAMPU: AIDIN, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP AL AMIN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
2. ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala karunia nikmat-
Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
yang berjudul “Filsafat, Iptek Dan Budaya”.
Makalah ini berisi tentang Filsafat, Iptek Dan Budaya. Dalam penyusunannya
penulis melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih atas segala dukungan yang diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan
masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat
mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.
Dompu, 5 Desember 2023
(Penulis)
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian filsafat, iptek dan budaya ...........................................................3
2.2 Hubungan dan kaitan filsafat, iptek dan budaya ..........................................4
2.3 Dampak dan problematika ...........................................................................6
2.4 Peran Filsafat dalam Iptek dan budaya ........................................................7
2.5 intergrasi pemikiran filsafat dalam iptek dan budaya ..................................8
2.6 intergrasi Filsafat, Iptek dan budaya ............................................................9
2.7 Paradigma filsafat dalam iptek dan budaya ...............................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini berjalan
sangat pesat seiring dengan era globalisasi. Kemajuan IPTEK membawa banyak
kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun di sisi lain, kemajuan IPTEK juga
berdampak terhadap nilai dan budaya masyarakat yang mulai mengalami
pergeseran.
Dalam menyikapi fenomena tersebut, filsafat hadir sebagai kritik rasional
untuk melakukan kajian yang mendalam. Filsafat diperlukan untuk meninjau ulang
perilaku manusia dalam penerapan iptek serta mengkaji apakah telah sesuai etika
dan nilai luhur yang ideal bagi kemanusiaan. Diskursus filsafat diharapkan dapat
menjembatani antara kemajuan iptek dengan nilai-nilai budaya yang positif.
Namun saat ini, masih terdapat ketimpangan hubungan antara filsafat, iptek,
dan budaya. Penerapan iptek terkadang kurang mempertimbangkan nilai etika dan
kearifan lokal sehingga berdampak negatif pada tradisi dan budaya setempat.
Sementara sudut pandang filosofis dan kritik rasional belum optimal digunakan
sebagai filter. Padahal perspektif filosofis sangat dibutuhkan agar iptek berkembang
secara bijak dan bermanfaat bagi kemanusiaan sejalan dengan pelestarian budaya.
Perkembangan iptek di era 5.0 ditandai dengan kemunculan berbagai
teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, robotika, hingga teknologi edit
genetika manusia. Hal ini semakin memunculkan dilema etika dan nilai
kemanusiaan yang perlu didiskusikan dari sudut pandang filsafat.
Persoalan yang muncul akibat perkembangan iptek antara lain isu
kesenjangan digital, penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin/robot, hingga
“budaya instan” di masyarakat. Diperlukan filsafat guna menelaah persoalan-
persoalan pelik ini secara rasional dan mendalam.
1.2 Rumusan Masalah
5. 2
1. Apa Definisi dari Filsafat, IPTEK Dan Budaya?
2. Bagaimana hubungan dan keterkaitan antara filsafat, perkembangan iptek, dan
nilai-nilai budaya masyarakat?
3. Apa saja dampak dan problematika yang timbul dari penerapan iptek terhadap
nilai-nilai budaya?
4. Bagaimana peran filsafat dalam menjembatani kemajuan iptek berkelanjutan
dengan pemeliharaan nilai budaya yang positif di masyarakat?
5. Mengapa diperlukan integrasi pemikiran filosofis agar penerapan iptek selaras
dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan lokal dalam budaya masyarakat?
6. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan filsafat, iptek,
dan budaya agar saling melengkapi satu sama lain?
7. Bagaimana paradigma dan kerangka berpikir filosofis yang tepat dalam
menyikapi perkembangan iptek serta meminimalisir dampak negatifnya
terhadap nilai-nilai budaya?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Definisi dari Filsafat, IPTEK Dan Budaya
2. Mendeskripsikan hubungan dan keterkaitan antara filsafat, iptek, dan budaya
3. Menganalisis berbagai dampak dan problem yang ditimbulkan oleh penerapan
iptek terhadap nilai-nilai budaya masyarakat
4. Merumuskan peran filsafat dalam menjembatani kemajuan iptek dan pelestarian
budaya yang bersifat membangun umat manusia
5. Menjelaskan urgensi integrasi filsafat dan iptek agar selaras dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan kearifan lokal dalam suatu budaya
6. Merumuskan berbagai upaya untuk mengintegrasikan filsafat, iptek dan budaya
secara bijaksana
7. Merumuskan paradigma filosofis yang tepat dalam menyikapi laju perkembangan
iptek di tengah dinamika perubahan nilai-nilai budaya masyarakat
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi dari Filsafat, IPTEK dan Budaya
Filsafat adalah aktivitas berpikir reflektif dan mendalam mengenai
segala sesuatu yang ada, baik alam, manusia, pengetahuan, nilai, hingga
tujuan hidup manusia. Filsafat bertujuan untuk mencapai pemahaman
yang lebih dalam mengenai kebenaran dan hakikat segala sesuatu.
IPTEK merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
IPTEK mencakup seluruh disiplin ilmu pengetahuan, baik ilmu alam,
ilmu terapan, ilmu sosial, dan berbagai turunannya. IPTEK ditujukan
untuk memahami, mengembangkan, dan menerapkan berbagai teori,
metode, dan teknik guna menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
Budaya adalah keseluruhan cara berpikir, nilai, norma, sikap, dan
perilaku dalam kehidupan sosial masyarakat yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Budaya tidak hanya mencakup seni dan
adat istiadat, namun mencakup seluruh pola hidup yang melekat pada
suatu kelompok masyarakat.
Itulah definisi singkat dari Filsafat, IPTEK, dan Budaya yang saling terkait
satu sama lain dalam peradaban manusia.
7. 4
2.2.Hubungan keterkaitan antara filsafat dan perkembangan iptek
Filsafat memberikan fondasi konseptual dan kerangka berpikir kritis
yang melahirkan perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai inovasi teknologi guna memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Sementara itu, nilai-nilai moralitas dan kearifan
lokal yang tertanam dalam suatu budaya masyarakat berperan penting sebagai
penyaring agar penerapan iptek tetap berada dalam rel kemanusiaan dan tidak
mengikis identitas budaya. Oleh karena itu, integrasi ketiga bidang filsafat,
iptek, dan budaya sangat diperlukan agar kemajuan peradaban manusia
senantiasa berjalan selaras, serasi dan bermartabat.
Adapun hubungan dan keterkaitan antara filsafat, perkembangan
iptek, dan nilai-nilai budaya masyarakat adalah:
1. Filsafat memberikan kerangka konseptual, cara pandang, dan
metode berpikir kritis-rasional yang mendasari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa filsafat, iptek akan kehilangan
landasan fundamentalnya.
2. Perkembangan iptek merupakan implementasi dan turunan praktis
dari pemikiran-pemikiran filosofis. Filsafat melahirkan ilmu
pengetahuan, ilmu pengetahuan menciptakan teknologi. Jadi filsafat
menjadi akar dari kemajuan iptek.
3. Nilai-nilai yang tertanam dalam suatu budaya masyarakat, seperti
nilai moral, etika, kearifan lokal, dan lainnya menjadi filter bagi laju
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak bertentangan
dengan harkat kemanusiaan.
4. Filsafat harus menjadi jembatan yang mengintegrasikan antara
keluasan ilmu pengetahuan beserta implementasi teknologinya,
dengan kedalaman nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan budaya
masyarakat agar keduanya selaras dan saling melengkapi satu sama
lain demi kemajuan peradaban manusia.
8. 5
5. Negara dan pemerintah harus membuat kebijakan dan regulasi yang
mewajibkan setiap pengembangan iptek mengedepankan analisis
dampak filosofis, sosio-kultural dan etika agar tidak merusak nilai-
nilai budaya positif masyarakat.
6. Lembaga-lembaga kajian filsafat iptek perlu didirikan dan
diberdayakan untuk senantiasa mengawal agar penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak keluar dari rel kemanusiaan dan
kearifan lokal masyarakat.
7. Para filsuf dan pemerhati iptek perlu terus mengingatkan
masyarakat akan bahaya dehumanisasi akibat penerapan teknologi
digital yang berlebihan agar kemajuan iptek tetap dalam rel
kemanusiaan.
Itulah hubungan saling melengkapi antara filsafat, iptek dan budaya
yang perlu terus dibina agar kemajuan peradaban manusia tetap
bermartabat.
2.3. Dampak dan problematika yang timbul dari penerapan iptek terhadap
nilai-nilai budaya
Beberapa dampak dan problematika yang timbul dari penerapan iptek
terhadap nilai-nilai budaya adalah:
1. Abrasi nilai dan identitas budaya lokal Penerapan iptek tanpa filter
budaya lokal dapat mengikis nilai dan identitas budaya yang sudah
melekat pada masyarakat, seperti hilangnya bahasa daerah, kesenian
tradisional, adat istiadat, dan lainnya.
2. Memudarnya interaksi sosial Kecanggihan iptek menyebabkan semakin
berkurangnya interaksi sosial langsung dan digantikan interaksi maya.
Hal ini melemahkan hubungan kekeluargaan dan silaturahmi.
3. Dehumanisasi dan pelanggengan privasi Penggunaan teknologi yang
berlebihan dapat menimbulkan dampak dehumanisasi seperti
komunikasi yang dingin dan tanpa empati. Juga pelanggaran privasi
akibat pencurian data pribadi lewat piranti iptek.
9. 6
4. Konsumerisme dan budaya instan Teknologi dan informasi yang
berlebihan kerap melahirkan gaya hidup konsumerisme dan budaya
instan yang bertentangan dengan nilai kesederhanaan dan kebersahajaan
dalam budaya Timur.
5. Ketergantungan teknologi yang berlebihan Iptek yang semakin canggih
dan memudahkan segala hal dapat menyebabkan ketergantungan
berlebihan pada teknologi, hingga lupa akan keterampilan dan cara
manual yang esensial.
Itulah beberapa contoh problematika dampak iptek pada budaya yang
memerlukan penyeimbangan melalui nilai-nilai filosofis agar manusia tetap
menjalani kehidupan yang selaras, harmonis dan bermartabat.
2.4. Peran filsafat dalam menjembatani kemajuan iptek dan pemeliharaan
nilai budaya yang positif di masyarakat
Filsafat ilmu diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan
IPTEK yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan.
Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, maka para ilmuwan akan
menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap
arogansi intelektual.
Adapun peran filsafat dalam menjembatani kemajuan iptek dan
pemeliharaan nilai budaya positif di masyarakat antara lain:
1. Memberikan kerangka berpikir kritis dan rasional dalam setiap
penerapan iptek, sehingga selalu mempertimbangkan dampaknya
terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan budaya masyarakat.
2. Mengintegrasikan nilai-nilai etika dan moralitas universal serta
kearifan lokal yang telah tertanam dalam budaya masyarakat ke
dalam setiap inovasi iptek yang dikembangkan.
3. Menempatkan manusia yang bermartabat sebagai tujuan utama dari
seluruh kemajuan iptek, bukan sekadar kepentingan ekonomi-politik
semata.
10. 7
4. Memberikan paradigma berpikir jangka panjang dalam setiap
kemajuan iptek, bukan hanya berorientasi jangka pendek untuk
kepentingan sesaat.
5. Menjaga keseimbangan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan nilai-nilai spiritualitas serta kearifan tradisional
yang terkandung dalam suatu budaya masyarakat.
6. Melakukan kajian mendalam atas problematika dan isu-isu
kontroversial akibat perkembangan iptek kontemporer agar
senantiasa selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan.
7. Merumuskan panduan etika dan protokol yang mengatur penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak bertentangan dengan
nilai-nilai moralitas dan kearifan budaya masyarakat.
8. Senantiasa mengkritisi setiap pelanggaran hak asasi manusia,
dehumanisasi, dan abrasi budaya akibat penerapan iptek yang tanpa
kontrol.
Dengan peran filsafat tersebut, diharapkan kemajuan iptek dapat terus
berlanjut tanpa mengikis nilai-nilai budaya positif yang telah tertanam
dalam peradaban manusia, bahkan justru memperkuat budaya-budaya
konstruktif tersebut.
2.5. integrasi pemikiran filosofis agar penerapan iptek selaras dengan nilai-
nilai kemanusiaan dan kearifan lokal dalam budaya
Integrasi pemikiran filosofis dalam penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) dapat membantu memastikan bahwa perkembangan dan
penerapan iptek dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan
dan kearifan lokal dalam budaya masyarakat. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa integrasi ini diperlukan:
1. Konteks Budaya dan Sosial:
Masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma tertentu yang
tercermin dalam budaya mereka. Integrasi pemikiran filosofis membantu
memahami konteks budaya dan sosial di mana iptek akan diaplikasikan.
2. Etika dan Moral:
11. 8
Pemikiran filosofis seringkali membahas masalah etika dan moral.
Dengan mempertimbangkan aspek-aspek ini, penerapan iptek dapat
diarahkan untuk memastikan bahwa pengembangan dan penggunaan
teknologi tidak melanggar norma-norma etika atau nilai-nilai moral
masyarakat.
3. Keterlibatan dan Partisipasi Masyarakat:
Integrasi pemikiran filosofis memungkinkan keterlibatan
masyarakat dalam proses pengembangan iptek. Melibatkan masyarakat
dalam proses ini dapat membantu mengidentifikasi nilai-nilai yang
penting bagi mereka, sehingga teknologi yang dikembangkan lebih sesuai
dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
4. Keberlanjutan dan Pertumbuhan Berkelanjutan:
Pemikiran filosofis seringkali mencakup konsep keberlanjutan dan
pertumbuhan berkelanjutan. Dengan memasukkan prinsip-prinsip ini
dalam penerapan iptek, dapat diupayakan agar teknologi yang
dikembangkan mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial.
5. Penghindaran Konflik Nilai:
Penerapan iptek yang tidak mempertimbangkan nilai-nilai lokal
dapat memicu konflik nilai antara masyarakat dan pihak yang
mengembangkan teknologi. Integrasi pemikiran filosofis membantu
mengurangi potensi konflik tersebut dengan memahami dan menghargai
nilai-nilai setempat.
6. Inklusivitas dan Diversitas:
Pemikiran filosofis dapat membantu mempromosikan inklusivitas
dan mengakui keberagaman nilai-nilai dalam masyarakat. Hal ini penting
untuk memastikan bahwa teknologi yang dikembangkan dapat melayani
berbagai kelompok dalam masyarakat.
12. 9
2.6. Upaya mengintegrasikan filsafat, iptek, dan budaya agar saling
melengkapi satu sama lain
Integrasi pemikiran filosofis membantu menciptakan lingkungan di mana
pengembangan dan penerapan iptek dapat berlangsung dengan lebih bijaksana,
sesuai dengan kebutuhan dan konteks masyarakat yang bersangkutan. Ini juga
mendukung terciptanya teknologi yang lebih berkelanjutan, etis, dan sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Integrasi filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dan budaya
merupakan suatu langkah penting untuk menciptakan pengembangan dan
penerapan iptek yang lebih berkelanjutan, etis, dan sesuai dengan nilai-nilai
masyarakat. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
mengintegrasikan ketiga aspek ini agar saling melengkapi satu sama lain:
1. Dialog Antardisiplin Ilmu:
Mendorong dialog dan kolaborasi antara ahli filsafat,
ilmuwan iptek, dan perwakilan budaya. Pertukaran pemikiran
antardisiplin dapat membantu memahami berbagai perspektif dan
menciptakan pemahaman bersama.
2. Pendidikan yang Holistik:
Menerapkan pendekatan pendidikan holistik yang mencakup
aspek filsafat, iptek, dan budaya. Ini dapat dilakukan dengan
menyusun kurikulum yang mencakup mata pelajaran filsafat, etika
ilmu pengetahuan, dan pemahaman budaya lokal.
3. Partisipasi Masyarakat:
Melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan iptek.
Pemahaman nilai-nilai lokal dan kebutuhan masyarakat dapat
diperoleh melalui keterlibatan aktif masyarakat dalam penelitian,
pengembangan, dan pengambilan keputusan terkait iptek.
4. Analisis Dampak Sosial dan Budaya:
Melibatkan analisis dampak sosial dan budaya dalam
pengembangan teknologi. Ini melibatkan pemahaman tentang
bagaimana teknologi dapat memengaruhi masyarakat dan budaya
13. 10
setempat, serta mengidentifikasi potensi dampak negatif dan
positifnya.
5. Komitmen terhadap Nilai-Nilai Etis:
Menetapkan komitmen terhadap nilai-nilai etis dalam
pengembangan iptek. Ini melibatkan penekanan pada
pengembangan teknologi yang diarahkan pada manfaat positif bagi
masyarakat dan lingkungan, serta menghindari dampak negatif yang
mungkin timbul.
6. Kajian Filsafat Etika:
Melakukan kajian filsafat etika yang mendalam terkait
dengan perkembangan iptek. Hal ini mencakup pertimbangan etika
dalam pengembangan dan penggunaan teknologi, serta penerapan
prinsip-prinsip moral dalam setiap tahap pengembangan.
7. Penghargaan terhadap Kearifan Lokal:
Menghargai dan mengakui kearifan lokal dalam budaya
masyarakat. Ini termasuk penggalian nilai-nilai tradisional yang
mungkin dapat memperkaya pemahaman kita terhadap teknologi
dan dampaknya.
8. Forum Diskusi dan Konferensi:
Menyelenggarakan forum diskusi dan konferensi yang
melibatkan para ahli dari berbagai bidang untuk membahas isu-isu
terkait integrasi filsafat, iptek, dan budaya.
Melalui upaya-upaya ini, diharapkan dapat tercipta keselarasan yang
lebih baik antara perkembangan iptek dengan nilai-nilai kemanusiaan dan
kearifan lokal dalam budaya masyarakat.
2.7. Paradigma dan kerangka berpikir filosofis yang tepat dalam menyikapi
perkembangan iptek dan nilai-nilai budaya
Dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
serta meminimalisir dampak negatifnya terhadap nilai-nilai budaya,
diperlukan paradigma dan kerangka berpikir filosofis yang tepat. Berikut
14. 11
adalah beberapa paradigma dan kerangka berpikir filosofis yang dapat
digunakan:
1. Humanisme:
Paradigma ini menempatkan manusia sebagai pusat
perhatian. Filosofi humanisme menekankan pada martabat manusia,
hak asasi manusia, dan kebebasan individual. Dalam konteks iptek,
humanisme dapat mengarahkan pengembangan teknologi agar lebih
menghargai nilai-nilai kemanusiaan, menghindari penyalahgunaan,
dan memastikan pemanfaatan teknologi untuk kesejahteraan umum.
2. Etika:
Pemikiran etis mengarahkan kita untuk mempertimbangkan
konsekuensi moral dari pengembangan dan penggunaan teknologi.
Filsafat etika dapat memberikan kerangka berpikir untuk
mengevaluasi apakah suatu teknologi sesuai dengan nilai-nilai
moral dan etika masyarakat.
3. Ekologisme:
Paradigma ini fokus pada keseimbangan ekosistem dan
hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam konteks iptek,
filsafat ekologisme dapat membimbing pengembangan teknologi
yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta meminimalisir
dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya lokal.
4. Multikulturalisme:
Pendekatan multikultural menghargai keberagaman budaya
dan mengakui bahwa setiap budaya memiliki nilai-nilai uniknya.
Dalam pengembangan iptek, paradigma ini dapat mengingatkan kita
untuk mempertimbangkan keanekaragaman budaya dan
menyesuaikan teknologi agar sesuai dengan kebutuhan dan nilai-
nilai setiap kelompok masyarakat.
5. Feminisme:
Perspektif feminis menyoroti peran gender dan menekankan
kesetaraan gender. Dalam konteks iptek, kerangka berpikir ini dapat
15. 12
digunakan untuk memastikan bahwa pengembangan teknologi tidak
menciptakan atau memperpetuasi ketidaksetaraan gender dan
mendukung inklusi masyarakat secara menyeluruh.
6. Kritisisme Teknologi:
Filsafat kritisisme teknologi mengajak kita untuk tidak hanya
merayakan teknologi baru, tetapi juga secara kritis mengevaluasi
dampak sosial, budaya, dan politiknya. Hal ini melibatkan
pertanyaan kritis terhadap perkembangan teknologi dan
mempertimbangkan implikasi jangka panjangnya.
7. Keberlanjutan:
Filsafat keberlanjutan menekankan pada tanggung jawab
kita terhadap generasi mendatang. Dalam pengembangan iptek, hal
ini dapat mendorong pemikiran jangka panjang dan memastikan
bahwa teknologi yang dikembangkan tidak hanya memberikan
manfaat saat ini, tetapi juga untuk masa depan.
Menggabungkan beberapa paradigma dan kerangka berpikir
ini dapat membentuk pendekatan filosofis yang komprehensif dalam
menyikapi perkembangan iptek dan meminimalisir dampak
negatifnya terhadap nilai-nilai budaya. Integrasi filsafat dapat
membimbing kita dalam mempertimbangkan konsekuensi etis,
sosial, dan budaya dari inovasi teknologi.
16. 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kesimpulan untuk makalah "Filsafat, IPTEK, dan Budaya. Terlihat adanya
keterkaitan yang erat antara filsafat, iptek, dan budaya masyarakat. Filsafat memberi
kerangka berpikir kritis, iptek adalah implementasi praktisnya, dan budaya mewakili
nilai yang dianut masyarakat. Penerapan iptek terkadang berdampak abrasi nilai luhur
dan identitas budaya lokal akibat kurangnya pertimbangan etika. Maka integrasi
pemikiran filosofis diperlukan dalam pengembangan iptek agar selaras dengan nilai
kemanusiaan dan kearifan budaya masyarakat. Dengan paradigma filsafat yang tepat,
iptek dapat membawa kemajuan yang sejalan dengan pelestarian budaya yang
konstruktif bagi peradaban manusia. Upaya konkret yang disarankan antara lain
peningkatan literasi filsafat-iptek, penguatan etika dalam iptek, dan optimalisasi peran
budaya lokal sebagai filter.
3.2 Saran
Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.
17. 14
DAFTAR PUSTAKA
Sardar, Z. (2010). Welcome to Postnormal Times. Futures, 42(5), 435–444.
Capra, F. (2002). Titik Balik Peradaban: Sains, Masyarakat dan Kebangkitan Kebudayaan.
Yogyakarta: Bentang Budaya.
Prasetya, I. (2018). Kultur Digital dan Tantangannya bagi Kemanusiaan. Jurnal Filsafat,
28(1), 56-67
Rahardjo, T. (2017). Membangun Sinergi antara Iptek dan Nilai Humaniora dalam
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Vol 3, No 1 (2017).
Kemendikbudristek. (2021). Gerakan Literasi Nasional. https://gln.kemdikbud.go.id
UNESCO. (2021). Ethics of Science and Technology.
https://en.unesco.org/themes/ethics-science-and-technology
Jujun S. Suriasumantri
1999 Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Tim Dosen Filsafat Ilmu 2003 Filsafat Ilmu. Fakultas Filsafat Ilmu UGM:
Yogyakarta
http://ciget.info/?p=370 Sabtu, 28 April 2012 | Label: Makalah by Jaka Billal
http://jakabillal.blogspot.com/2012/04/filsafat-ilmu-ilmu-teknologi-dan.html
https://mawarputrijulica.wordpress.com/2011/03/07/filsafat-ilmu-hubungan-iptek-
agama-budaya/
https://journal.stkipsubang.ac.id/index.php/didaktik/article/view/554
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/762788/mod_resource/content/1/9.%20Ilmu
%2C%20Teknologi%2C%20Kebudayaan%2C%20Filsafat.pdf