SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu hingga sekarang, masih berlangsung kontroversi luas dan sengit tentang pokok
persoalan distribusi pendapatan antar berbagai golongan rakyat disetiap Negara demokratis
di dunia. Hal ini disebabkan kesejahteraan ekonomi rakyat sangat tergantung pada cara
distribusi seluruh pendapatan nasional. Dikemukakan bahwa teori distribusi hendaknya dapat
mengatasi masalah distribusi pendapatan di antara berbagai kelas rakyat. Teori ekonomi
modern mengenai distribusi merupakan suatu teori yang menetapkan harga jasa produksi.
Teori distribusi factorial, atau fungsional membantu kita untuk menentukan harga jasa yang
diberikan oleh bermacam-macan faktor produksi.
Adapun perbedaan dalam kehidupan manusia merupakan ketetapan Allah. Dengan perbedaan
inilah manusia mempunyai peran lebih diantara makhluk lain di kehidupan ini. Disamping itu
perbedaan ini membawa pentingnya makna kerja sama antara satu orang dengan orang lain
dalam memenuhi kepentingan hidupnya. Perbedaan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan, tetapi dengan perbedaan ini bukan menjadi alasan manusia antara satu orang
dengan orang lain untuk melegitimasi kedudukannya di hadapan Allah sebagai makhluk
mulia atau hina.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yakni:
1. Apa pengertian dari Distribusi itu sendiri?
2. Apa saja macam-macam dari teori-teori Distribusi?
3. Dalil-dalil apa sajakah yang berkaitan dengan Distribusi?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui tujuan dari distribusi.
2. Untuk mengetahui macam-macam teori-teori distribusi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dalil yang berkaitan dengan distribusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dstribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan
para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi
tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.
Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat di
dalamnya yaitu:
1. Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution/marketing
channel).
2. Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution).[1]
Sedangkan menurut Afandi, secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai
kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang
dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).[2] Pihak yang melakukan
kegiatan distribusi disebut sebagai distributor. [3]
Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat
merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-
fisik.
Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara lembaga-
lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut
meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi,
arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerapkali harus bekerja sama
dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi (distribution channel) untuk
menawarkan produknya ke pasar.[4]
Saluran Distribusi
Menurut Winardi (1989:299) yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah sebagai berikut
:
“ Saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama
lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli.“
Sedangkan menurut Sedangkan Philip Kotler (1997:140) mengemukakan bahwa :
“ Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat
dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau
dikonsumsi “.
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen
dan konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu ;
Pedagang perantara dan Agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta
proses negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut.
1. Pedagang Perantara
Pada dasarnya, pedagang perantara (merchant middleman) ini bertanggung jawab terhadap
pemilikan semua barang yang dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak
atas kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara, yaitu
; pedagang besar dan pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa produsen juga
dapat bertindak sekaligus sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga
memperdagangkannya.
2. Agen Perantara
Agen perantara (Agent middle man) ini tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang
mereka tangani.
Distribusi Fisik
Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka menjadikan suatu produk
tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat.
Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional Amerika Serikat mendefinisikan distribusi fisik
sebagai berikut : “ Suatu rangkaian aktivitas yang luas mengenai pemindahan barang jadi
secara efisien dari akhir batas produksi kepara konsumen, serta didalam beberapa hal
mencakup pemindahan bahan mentah dari suatu pembekal keawal batas produksi “.[5]
Sistem Distribusi
Sistem distribusi bertujuan agar benda-benda hasil produksi sampai kepada konsumen dengan
lancar, tetapi harus memperhatikan kondisi produsen dan sarana yang tersedia dalam
masyarakat, dimana sistem distribusi yang baik akan sangat mendukung kegiatan produksi
dan konsumsi.
Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan
beberapa jenis sistem distribusi yang dapat dikelompokkan:
1. Distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada
konsumen.
2. Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke
konsumen melalui badan perantara milik produsen itu sendiri.[6]
Dalam hal ini, islam menjadikan distribusi sebagai koridor bagi produksi. Adapun gagasan
mengenai hubungan ini diantaranya, yaitu:
1. Sistem ekonomi Islam memandang hukum-hukum (norma-norma) yang dibawahnya
sebagai hukum yang permanen, tetap, serta valid disetiap zaman dan disegala tempat.
2. Islam memandang proses produksi yang dijalankan oleh pekerja sebagai sebuah fase
dimana berlaku hukum umum distribusi. Penggalian mata air, penebangan kayu di hutan,
penambangan mineral, semua itu adalah proses produksi.
3. Ketika level dan potensi produksi meningkat, dominasi manusia atas alam pun
meningkat. Lalu akan tiba saatnya dimana manusia dengan kemampuan produksinya
mengeksploitasi alam dengan skala yang lebih besar dan jangkauan yang lebih luas.[7]
B. Teori-Teori Distribusi
Konsep dasar kapitalis dalam permasalahan distribusi adalah kepemilikan (private) pribadi.
Makanya permasalahan yang timbul adalah adanya perbedaan mencolok pada kepemilikan,
pendapatan harta pusaka peninggal leluhurnya masing-masing. Milton H. Spencer (1977),
menulis bukunya contemporary Economics. “Kapitalisme merupakan sebuah system
organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik private (individu) atas alat-alat produksi
dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik, jalan-jalan kereta api, dan sebagainya) dan
pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi-kondisi yang sangat kompetitif .[8]
Teori Keadilan Distribusi
1. Teori Egalitarianisme
Teori Egalitarianisme didasarkan atas prinsip pertama. Mereka berpendapat bahwa kita baru
membagi dengan adil bila semua orang yang mendapat bagian yang sama ( Equal ). Membagi
dengan adil berarti sama rata. Jika karena alasan apa saja tidak semua orang mendapat bagian
yang sama menurut egalitarianisme pembagian itu tidak adil betul.
2. Teori Sosialistis
Teori Sosialistis tentang keadilan distributive memilih prinsip kebutuhan sebagai dasarnya.
Menurut mereka masyarakat diatur dengan adil, jika kebutuhan semua warga terpenuhi,
seperti kebutuhan akan sandang, pangan, papan. Secara konkret, sosialisme terutama
memikirkan masalah–masalah perkerjaan bagi kaum buruh dalam konteks industrialisasi.
3. Teori Liberalistis
Liberalisme justru menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai tidak adil. Karena
manusia adalah makhluk bebas, kita harus membagi menurut usaha–usaha bebas dari
individu–individu bersangkutan. Yang tidak berusaha tak mempunyai hak pula untuk
memperoleh sesuatu. Liberalisme menolak sebagai sangat tidak etis sikap Free Rider benalu
yang menumpang hidup pada usaha lain tanpa mengeluarkan air keringat sendiri.
Lembaga hak milik swasta merupakan elemen paling pokok dari kapitalisme. Para individu
memperoleh perangsang agar aktiva mereka dimanfaatkan seproduktif mungkin. Hal tersebut
sangat mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan karena individu-individu
diperkenankan untuk menghimpun aktiva dan memberikannya kepada ahli waris secara
mutlak apabila mereka meninggal dunia.
1. Sewa
Sewa menurut Ricardo adalah bagian hasil tanah yang dibayar kepada tuan tanah untuk
penggunaan kekayaan tanah asli dan tak dapat merusak. Menurut dia sewa adalah surplus
diferensial.
2. Upah
Teori upah yang pada umumnya diterima adalah teori produk menejerial. Menurut teori ini
upah ditentukan keseimbangan antara kekuatan permintaan dan persediaan.
Pengisapan terhadap buruh oleh para majikan dilarang dalam islam. Dalam hal ini adalah
membesarkan hati untuk mengutip pernyataan Nabi Muhammad SAW bahwa :
“ Manusia tidak brhak atas bagian yang tidak diberikan tuhan kepadanya, tuhan
memberikan kepada setiap orang haknya, oleh karena itu jangan mengganggu apa yang
dimiliki oleh orang lain”.
3. Mekanisme Pasar
Dalam konsep ekonomi islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan kekuatan pasar, yaitu
kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Dalam konsep islam pertemuan permintaan
dengan penawaran tersebut haruslah terjadi secara rela sama rela, tadak ada pihak yang
merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut.
4. Zakat
Zakat merupakan pukulan hebat bagi kapitalisme. Sayangnya, terjadi kesalahpahaman
mengenai zakat. Beberapa dari mereka menganggapnya sebagai suatu amal pribadi, padahal
zakat adalah pajak wajib atas tabungan dan harta benda berdasarkan suku yang berbeda beda,
mulai dari dua sampai dua puluh persen.
Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan dampak kegiatan zakat didalam suatu
perekonomian dewasa ini belum banyak berkembang. Karena unsur zakat dalam system
ekonomi konvensional bukan merupakan suatu variabel utama dalam struktur teori yang ada.
Dalam struktur ekonomi konvensional unsure utama dalam kebijakan fiscal adalah unsure-
unsur yang berasal dari berbagai jenis pajak sebagai sumber penerimaan pemerintah dan
unsure-unsur yang berkaitan dengan variabel pengeluaran pemerintah.[9]
C. Dalil-Dalil Tentang Distribusi
Alquran adalah sumber ajaran Islam. Kitab Suci ini menempati posisi sentral, bukan saja
dalam perkembangan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga merupakan
inspirator, pemandu dan pemadu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad
sejarah umat ini. Jika demikian halnya, maka pemahaman terhadap ayat-ayat Alquran melalui
penafsiran-penafsirannya, mempunyai peranan yang sangat besar bagi maju-mundurnya
umat. Sekaligus, penafsiran-penafsiran itu dapat mencerminkan perkembangan serta corak
pemikiran para mufasir.
1. Distribusi Harta (al-mâl)
Kata al-mâl dalam Alquran disebut tidak kurang dari 86 kali.[7] Kata ini disebutkan Alquran
dalam dua bentuk. Pertama, dalam bentuk tidak disandarkan kepada kataganti (ghair mudhâf
ilâ dlâmir), seperti al-mâl, mâlan, al-amwâl dan amwâlan (32 kali). Kedua, disandarkan
kepada kataganti, seperti mâluhu, mâliyah, amwâlukum dan amwâluhum (54 kali).
Ayat-ayat tentang harta yaitu:
Qs. Al-Fajr (89): 20

Artinya:
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.”
Qs. Al-Kahfi (18): 34



Artinya:
“Dan dia mempunyai kekayaan besar, Maka ia Berkata kepada Kawannya (yang mukmin)
ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-
pengikutku lebih kuat"
Dari sekian ayat yang secara tersurat menyatakan kata al-mâl, kiranya kita dapat menarik
beberapa benang merah yang dapat kita nilai sebagai pandangan Alquran yang harus
mendasari segenap aktivitas pendistribusian harta. Pandangan itu antara lain:
a. Harta adalah Milik Allah (al-mâl mâl Allâh)
Dalam Alquran hanya sekali kata al-mâl yang secara tegas dinisbahkan kepada Allah (mâl
Allâh), yaitu dalam Qs. al-Nûr ayat 33:
É#Ïÿ‚ètGó¡uŠø9urtûïÏ%©!$#Ÿwtbr߉Ågs†%·n%s3ÏR4Ó®LymãNåkuŽÏZøóãƒ
ª!$#`ÏB¾Ï&Î#ôÒsù3tûïÏ%©!$#urtbqäótGö6tƒ|=»tGÅ3ø9$#$£JÏBôMs3n=tB
öNä3ãZ»yJ‚ƒr&öNèdqç7Ï?%s3sù÷bÎ)öNçGôJÎ=tæöNÍkŽÏù#ZŽö•yz(
Nèdqè?#uäur`ÏiBÉA$¨B«!$#ü“Ï%©!$#öNä38s?#uä4Ÿwur(#qèdÌ•õ3è?
öNä3ÏG»uŠtGsù’n?tãÏä!$tóÎ7ø9$#÷bÎ)tb‚Šu‘r&$YY•ÁptrB(#qäótGö;tGÏj9
uÚt•tãÍo4quŠptø:$#$u‹‚R‘‰9$#4`tBur£`‘gd̍õ3ヨbÎ*sù©!$#.`ÏBω‚èt/
£`ÎgÏdºt•ø.Î)Ö‘qàÿxîÒO‹Ïm§‘ÇÌÌÈ
Artinya:
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya,
sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan budak-budak yang kamu
miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika
kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian
dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. dan janganlah kamu paksa budak-budak
wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, Karena
kamu hendak mencari keuntungan duniawi. dan barangsiapa yang memaksa mereka, Maka
Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka)
sesudah mereka dipaksa itu.”
b. Perintah dan Anjuran Menyangkut Distribusi Kekayaan
Perintah Al-Qur’an menyangkut distribusi harta di antaranya adalah mengeluarkan zakat.
Firman-Nya dalam Qs. al-Taubah ayat 103 yang artinya “Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk
mereka…”
Pandangan bahwa harta adalah milik Allah akan melahirkan sejumlah prinsip yang secara
langsung ada kaitannya dengan pemanfaatan kekayaan dan semangat sosialisme. Prinsip-
prinsip itu antara lain :
a. Benda-benda ekonomi adalah harta kekayaan milik Allah yang kemudian dititipkan
kepada manusia yang dijadikannya menjadi amanat yang harus dijaga. Hal ini sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Anfaal ayat 28.
b. Harta yang halal itu setiap tahun harus dibersihkan dengan zakat. Firman Allah dalam
Surat AL-Lail ayat 18.
c. Orang-orang miskin mempunyai hak yang pasti dalam hartanya orang-orang kaya.
Surat Ad-Dzaryiat ayat 19 yang berbunyi:


Artinya:
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin
yang tidak mendapat bagian.”
d. Kejahatan tertinggi terhadap kemanusian ialah menumpukan kekayaan pribadi tanpa
memberinya fungsi social.
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Humazah ayat 2-3 :


e. Manusia tidak akan memperoleh kebajikan sebelum mendistribusikan harta yang
dicintainya.
Keterangan ini terdapat dalam Surat Ali Imran ayat 92 :




Artinya:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”
f. Penerima amanat harta tidak boleh menggunakan harta semaunya dan untuk
kepentingan diri sendiri, melainkan harus dengan timbang rasa supaya tidak menyinggung
rasa keadilan umum, tidak kikir dan juga tidak boros. Firman Allah dalam Surat al-Furqon
ayat 67.[10]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Distribusi adalah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa dari produsen ke
konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia. Pihak yang melakukan kegiatan distribusi
disebut sebagai distributor.
Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan
beberapa jenis sistem distribusi yang dapat dikelompokkan:
1. Distribusi langsung,
2. Distribusi semi langsung,
Teori Keadilan Distribusi
1. Teori Egalitarianisme
2. Teori Sosialistis
4. Teori Liberalistis
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang berkenaan dengan materi ini. Kritik dan saran yang membangun juga sangat dibutuhkan
penulis dalam perkembangan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http/Abualitya.wordpress.com/2010/02/03/menentukan-arah-baru-study
Baqir Ash Shadir Muhammad, Buku Induk Ekonomi Islam, Jakarta : Zahra, 2008
http://devoav1997.webnode.com/tags/pengertian distribusi dan saluran distribusi
http://id.wordpress.com/tag/manajement/ekonomi
http://inspirasiku.blogspot.com/search/label/distribusi
Mannan M.A., Ekonomi Islam,Jakarta : Intermasa, 1992
Sudarsono Heri, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Ekonisia, Yogyakarta :2004
Wasana Jaka, kirbrandoko, Pengantar Mikroekonomi, Jakarta : Erlangga, 1990
[1] Heri Sudarsono, konsep Ekonomi Islam suatu pengantar, Ekonisia:Yogyakarta, 2004, h.
234
[2] http://Abualitya.wordpress.com/2010/02/03/menentukan-arah-baru-study
[3] Ibid h. 235
[4] Drs. Jaka Wasana Dkk, Pengantar Mikroekonomi, Erlangga : Jakarta 1990 h. 129
[5] http://id.wordpress.com/tag/manajement/ekonomi
[6] http://devoav1997.webnode.com/tags/pengertian distribusi dan saluran distribusi
[7] Muh. Baqir Ash Shadr, buku Induk Ekonomi Islam, Zahra: Jakarta. 2008, h. 434
[8] ibid
[9] M.A. Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek, Intermasa : Jakarta. 1992, h.114
[10] http://inspirasiku.blogspot.com/search/label/distribusi

More Related Content

Similar to Makalah distribusi

Inisiasi 1 3fee00a28748c4db40b6537d726706dc
Inisiasi 1 3fee00a28748c4db40b6537d726706dcInisiasi 1 3fee00a28748c4db40b6537d726706dc
Inisiasi 1 3fee00a28748c4db40b6537d726706dc
Setyo Hadi
 
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
xjnbrkrx64
 
Masalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomiMasalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomi
halsi
 
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Ekonomi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: EkonomiRingkasan Materi UAN SMA IPS: Ekonomi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Ekonomi
Iswi Haniffah
 
Kegiatan,Poduksi,distribusi,konsumsi Kel 6 (ekonomi).pptx
Kegiatan,Poduksi,distribusi,konsumsi Kel 6 (ekonomi).pptxKegiatan,Poduksi,distribusi,konsumsi Kel 6 (ekonomi).pptx
Kegiatan,Poduksi,distribusi,konsumsi Kel 6 (ekonomi).pptx
AkhmadFauzan28
 

Similar to Makalah distribusi (20)

Inisiasi 1 3fee00a28748c4db40b6537d726706dc
Inisiasi 1 3fee00a28748c4db40b6537d726706dcInisiasi 1 3fee00a28748c4db40b6537d726706dc
Inisiasi 1 3fee00a28748c4db40b6537d726706dc
 
Materi Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.ppt
Materi Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.pptMateri Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.ppt
Materi Lengkap Hakikat Ekonomi dan Bisnis 3.ppt
 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.pptPENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
 
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
 
Aktivitas ekonomi
Aktivitas ekonomiAktivitas ekonomi
Aktivitas ekonomi
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Ppt ekonomi islam bab 3 & 4
Ppt ekonomi islam bab 3 & 4Ppt ekonomi islam bab 3 & 4
Ppt ekonomi islam bab 3 & 4
 
Ringkasan Pengantar Bisnis bab 1-6
Ringkasan Pengantar Bisnis bab 1-6Ringkasan Pengantar Bisnis bab 1-6
Ringkasan Pengantar Bisnis bab 1-6
 
Masalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomiMasalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomi
 
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Ekonomi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: EkonomiRingkasan Materi UAN SMA IPS: Ekonomi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Ekonomi
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Bab 14 distribusi
Bab 14  distribusiBab 14  distribusi
Bab 14 distribusi
 
Pengantar Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis
Pengantar Sejarah Pemikiran  dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan SosialisPengantar Sejarah Pemikiran  dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis
Pengantar Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis
 
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdfTUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KEL12.pdf
 
Definisi ilmu ekonomi
Definisi ilmu ekonomiDefinisi ilmu ekonomi
Definisi ilmu ekonomi
 
Kegiatan,Poduksi,distribusi,konsumsi Kel 6 (ekonomi).pptx
Kegiatan,Poduksi,distribusi,konsumsi Kel 6 (ekonomi).pptxKegiatan,Poduksi,distribusi,konsumsi Kel 6 (ekonomi).pptx
Kegiatan,Poduksi,distribusi,konsumsi Kel 6 (ekonomi).pptx
 
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
 
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptxEkonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
 
PERTEMUAN 1 new.pdf
PERTEMUAN 1 new.pdfPERTEMUAN 1 new.pdf
PERTEMUAN 1 new.pdf
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah distribusi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dahulu hingga sekarang, masih berlangsung kontroversi luas dan sengit tentang pokok persoalan distribusi pendapatan antar berbagai golongan rakyat disetiap Negara demokratis di dunia. Hal ini disebabkan kesejahteraan ekonomi rakyat sangat tergantung pada cara distribusi seluruh pendapatan nasional. Dikemukakan bahwa teori distribusi hendaknya dapat mengatasi masalah distribusi pendapatan di antara berbagai kelas rakyat. Teori ekonomi modern mengenai distribusi merupakan suatu teori yang menetapkan harga jasa produksi. Teori distribusi factorial, atau fungsional membantu kita untuk menentukan harga jasa yang diberikan oleh bermacam-macan faktor produksi. Adapun perbedaan dalam kehidupan manusia merupakan ketetapan Allah. Dengan perbedaan inilah manusia mempunyai peran lebih diantara makhluk lain di kehidupan ini. Disamping itu perbedaan ini membawa pentingnya makna kerja sama antara satu orang dengan orang lain dalam memenuhi kepentingan hidupnya. Perbedaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, tetapi dengan perbedaan ini bukan menjadi alasan manusia antara satu orang dengan orang lain untuk melegitimasi kedudukannya di hadapan Allah sebagai makhluk mulia atau hina. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yakni: 1. Apa pengertian dari Distribusi itu sendiri? 2. Apa saja macam-macam dari teori-teori Distribusi? 3. Dalil-dalil apa sajakah yang berkaitan dengan Distribusi? C. Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui tujuan dari distribusi. 2. Untuk mengetahui macam-macam teori-teori distribusi. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis dalil yang berkaitan dengan distribusi.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Dstribusi Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat di dalamnya yaitu: 1. Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution/marketing channel). 2. Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution).[1] Sedangkan menurut Afandi, secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).[2] Pihak yang melakukan kegiatan distribusi disebut sebagai distributor. [3] Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu: 1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan. 2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non- fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara lembaga- lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan. Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerapkali harus bekerja sama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi (distribution channel) untuk menawarkan produknya ke pasar.[4] Saluran Distribusi Menurut Winardi (1989:299) yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah sebagai berikut : “ Saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli.“
  • 3. Sedangkan menurut Sedangkan Philip Kotler (1997:140) mengemukakan bahwa : “ Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi “. Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu ; Pedagang perantara dan Agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta proses negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut. 1. Pedagang Perantara Pada dasarnya, pedagang perantara (merchant middleman) ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak atas kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara, yaitu ; pedagang besar dan pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat bertindak sekaligus sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga memperdagangkannya. 2. Agen Perantara Agen perantara (Agent middle man) ini tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang mereka tangani. Distribusi Fisik Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka menjadikan suatu produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat. Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional Amerika Serikat mendefinisikan distribusi fisik sebagai berikut : “ Suatu rangkaian aktivitas yang luas mengenai pemindahan barang jadi secara efisien dari akhir batas produksi kepara konsumen, serta didalam beberapa hal mencakup pemindahan bahan mentah dari suatu pembekal keawal batas produksi “.[5] Sistem Distribusi Sistem distribusi bertujuan agar benda-benda hasil produksi sampai kepada konsumen dengan lancar, tetapi harus memperhatikan kondisi produsen dan sarana yang tersedia dalam masyarakat, dimana sistem distribusi yang baik akan sangat mendukung kegiatan produksi dan konsumsi. Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan beberapa jenis sistem distribusi yang dapat dikelompokkan: 1. Distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada konsumen. 2. Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke konsumen melalui badan perantara milik produsen itu sendiri.[6]
  • 4. Dalam hal ini, islam menjadikan distribusi sebagai koridor bagi produksi. Adapun gagasan mengenai hubungan ini diantaranya, yaitu: 1. Sistem ekonomi Islam memandang hukum-hukum (norma-norma) yang dibawahnya sebagai hukum yang permanen, tetap, serta valid disetiap zaman dan disegala tempat. 2. Islam memandang proses produksi yang dijalankan oleh pekerja sebagai sebuah fase dimana berlaku hukum umum distribusi. Penggalian mata air, penebangan kayu di hutan, penambangan mineral, semua itu adalah proses produksi. 3. Ketika level dan potensi produksi meningkat, dominasi manusia atas alam pun meningkat. Lalu akan tiba saatnya dimana manusia dengan kemampuan produksinya mengeksploitasi alam dengan skala yang lebih besar dan jangkauan yang lebih luas.[7] B. Teori-Teori Distribusi Konsep dasar kapitalis dalam permasalahan distribusi adalah kepemilikan (private) pribadi. Makanya permasalahan yang timbul adalah adanya perbedaan mencolok pada kepemilikan, pendapatan harta pusaka peninggal leluhurnya masing-masing. Milton H. Spencer (1977), menulis bukunya contemporary Economics. “Kapitalisme merupakan sebuah system organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik private (individu) atas alat-alat produksi dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik, jalan-jalan kereta api, dan sebagainya) dan pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi-kondisi yang sangat kompetitif .[8] Teori Keadilan Distribusi 1. Teori Egalitarianisme Teori Egalitarianisme didasarkan atas prinsip pertama. Mereka berpendapat bahwa kita baru membagi dengan adil bila semua orang yang mendapat bagian yang sama ( Equal ). Membagi dengan adil berarti sama rata. Jika karena alasan apa saja tidak semua orang mendapat bagian yang sama menurut egalitarianisme pembagian itu tidak adil betul. 2. Teori Sosialistis Teori Sosialistis tentang keadilan distributive memilih prinsip kebutuhan sebagai dasarnya. Menurut mereka masyarakat diatur dengan adil, jika kebutuhan semua warga terpenuhi, seperti kebutuhan akan sandang, pangan, papan. Secara konkret, sosialisme terutama memikirkan masalah–masalah perkerjaan bagi kaum buruh dalam konteks industrialisasi. 3. Teori Liberalistis Liberalisme justru menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai tidak adil. Karena manusia adalah makhluk bebas, kita harus membagi menurut usaha–usaha bebas dari individu–individu bersangkutan. Yang tidak berusaha tak mempunyai hak pula untuk memperoleh sesuatu. Liberalisme menolak sebagai sangat tidak etis sikap Free Rider benalu yang menumpang hidup pada usaha lain tanpa mengeluarkan air keringat sendiri. Lembaga hak milik swasta merupakan elemen paling pokok dari kapitalisme. Para individu memperoleh perangsang agar aktiva mereka dimanfaatkan seproduktif mungkin. Hal tersebut
  • 5. sangat mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan karena individu-individu diperkenankan untuk menghimpun aktiva dan memberikannya kepada ahli waris secara mutlak apabila mereka meninggal dunia. 1. Sewa Sewa menurut Ricardo adalah bagian hasil tanah yang dibayar kepada tuan tanah untuk penggunaan kekayaan tanah asli dan tak dapat merusak. Menurut dia sewa adalah surplus diferensial. 2. Upah Teori upah yang pada umumnya diterima adalah teori produk menejerial. Menurut teori ini upah ditentukan keseimbangan antara kekuatan permintaan dan persediaan. Pengisapan terhadap buruh oleh para majikan dilarang dalam islam. Dalam hal ini adalah membesarkan hati untuk mengutip pernyataan Nabi Muhammad SAW bahwa : “ Manusia tidak brhak atas bagian yang tidak diberikan tuhan kepadanya, tuhan memberikan kepada setiap orang haknya, oleh karena itu jangan mengganggu apa yang dimiliki oleh orang lain”. 3. Mekanisme Pasar Dalam konsep ekonomi islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Dalam konsep islam pertemuan permintaan dengan penawaran tersebut haruslah terjadi secara rela sama rela, tadak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut. 4. Zakat Zakat merupakan pukulan hebat bagi kapitalisme. Sayangnya, terjadi kesalahpahaman mengenai zakat. Beberapa dari mereka menganggapnya sebagai suatu amal pribadi, padahal zakat adalah pajak wajib atas tabungan dan harta benda berdasarkan suku yang berbeda beda, mulai dari dua sampai dua puluh persen. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan dampak kegiatan zakat didalam suatu perekonomian dewasa ini belum banyak berkembang. Karena unsur zakat dalam system ekonomi konvensional bukan merupakan suatu variabel utama dalam struktur teori yang ada. Dalam struktur ekonomi konvensional unsure utama dalam kebijakan fiscal adalah unsure- unsur yang berasal dari berbagai jenis pajak sebagai sumber penerimaan pemerintah dan unsure-unsur yang berkaitan dengan variabel pengeluaran pemerintah.[9] C. Dalil-Dalil Tentang Distribusi Alquran adalah sumber ajaran Islam. Kitab Suci ini menempati posisi sentral, bukan saja dalam perkembangan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga merupakan inspirator, pemandu dan pemadu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad sejarah umat ini. Jika demikian halnya, maka pemahaman terhadap ayat-ayat Alquran melalui
  • 6. penafsiran-penafsirannya, mempunyai peranan yang sangat besar bagi maju-mundurnya umat. Sekaligus, penafsiran-penafsiran itu dapat mencerminkan perkembangan serta corak pemikiran para mufasir. 1. Distribusi Harta (al-mâl) Kata al-mâl dalam Alquran disebut tidak kurang dari 86 kali.[7] Kata ini disebutkan Alquran dalam dua bentuk. Pertama, dalam bentuk tidak disandarkan kepada kataganti (ghair mudhâf ilâ dlâmir), seperti al-mâl, mâlan, al-amwâl dan amwâlan (32 kali). Kedua, disandarkan kepada kataganti, seperti mâluhu, mâliyah, amwâlukum dan amwâluhum (54 kali). Ayat-ayat tentang harta yaitu: Qs. Al-Fajr (89): 20  Artinya: “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” Qs. Al-Kahfi (18): 34    Artinya: “Dan dia mempunyai kekayaan besar, Maka ia Berkata kepada Kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut- pengikutku lebih kuat" Dari sekian ayat yang secara tersurat menyatakan kata al-mâl, kiranya kita dapat menarik beberapa benang merah yang dapat kita nilai sebagai pandangan Alquran yang harus mendasari segenap aktivitas pendistribusian harta. Pandangan itu antara lain: a. Harta adalah Milik Allah (al-mâl mâl Allâh) Dalam Alquran hanya sekali kata al-mâl yang secara tegas dinisbahkan kepada Allah (mâl Allâh), yaitu dalam Qs. al-Nûr ayat 33: É#Ïÿ‚ètGó¡uŠø9urtûïÏ%©!$#Ÿwtbr߉Ågs†%·n%s3ÏR4Ó®LymãNåkuŽÏZøóムª!$#`ÏB¾Ï&Î#ôÒsù3tûïÏ%©!$#urtbqäótGö6tƒ|=»tGÅ3ø9$#$£JÏBôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ‚ƒr&öNèdqç7Ï?%s3sù÷bÎ)öNçGôJÎ=tæöNÍkŽÏù#ZŽö•yz( Nèdqè?#uäur`ÏiBÉA$¨B«!$#ü“Ï%©!$#öNä38s?#uä4Ÿwur(#qèdÌ•õ3è? öNä3ÏG»uŠtGsù’n?tãÏä!$tóÎ7ø9$#÷bÎ)tb‚Šu‘r&$YY•ÁptrB(#qäótGö;tGÏj9 uÚt•tãÍo4quŠptø:$#$u‹‚R‘‰9$#4`tBur£`‘gd̍õ3ヨbÎ*sù©!$#.`ÏBω‚èt/ £`ÎgÏdºt•ø.Î)Ö‘qàÿxîÒO‹Ïm§‘ÇÌÌÈ Artinya:
  • 7. “Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, Karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. dan barangsiapa yang memaksa mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu.” b. Perintah dan Anjuran Menyangkut Distribusi Kekayaan Perintah Al-Qur’an menyangkut distribusi harta di antaranya adalah mengeluarkan zakat. Firman-Nya dalam Qs. al-Taubah ayat 103 yang artinya “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka…” Pandangan bahwa harta adalah milik Allah akan melahirkan sejumlah prinsip yang secara langsung ada kaitannya dengan pemanfaatan kekayaan dan semangat sosialisme. Prinsip- prinsip itu antara lain : a. Benda-benda ekonomi adalah harta kekayaan milik Allah yang kemudian dititipkan kepada manusia yang dijadikannya menjadi amanat yang harus dijaga. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Anfaal ayat 28. b. Harta yang halal itu setiap tahun harus dibersihkan dengan zakat. Firman Allah dalam Surat AL-Lail ayat 18. c. Orang-orang miskin mempunyai hak yang pasti dalam hartanya orang-orang kaya. Surat Ad-Dzaryiat ayat 19 yang berbunyi:   Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” d. Kejahatan tertinggi terhadap kemanusian ialah menumpukan kekayaan pribadi tanpa memberinya fungsi social. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Humazah ayat 2-3 :   e. Manusia tidak akan memperoleh kebajikan sebelum mendistribusikan harta yang dicintainya.
  • 8. Keterangan ini terdapat dalam Surat Ali Imran ayat 92 :     Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” f. Penerima amanat harta tidak boleh menggunakan harta semaunya dan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan harus dengan timbang rasa supaya tidak menyinggung rasa keadilan umum, tidak kikir dan juga tidak boros. Firman Allah dalam Surat al-Furqon ayat 67.[10] BAB III PENUTUP A. Simpulan Distribusi adalah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia. Pihak yang melakukan kegiatan distribusi disebut sebagai distributor. Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan beberapa jenis sistem distribusi yang dapat dikelompokkan: 1. Distribusi langsung, 2. Distribusi semi langsung, Teori Keadilan Distribusi
  • 9. 1. Teori Egalitarianisme 2. Teori Sosialistis 4. Teori Liberalistis B. Saran Penulis berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkenaan dengan materi ini. Kritik dan saran yang membangun juga sangat dibutuhkan penulis dalam perkembangan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA http/Abualitya.wordpress.com/2010/02/03/menentukan-arah-baru-study Baqir Ash Shadir Muhammad, Buku Induk Ekonomi Islam, Jakarta : Zahra, 2008 http://devoav1997.webnode.com/tags/pengertian distribusi dan saluran distribusi http://id.wordpress.com/tag/manajement/ekonomi http://inspirasiku.blogspot.com/search/label/distribusi Mannan M.A., Ekonomi Islam,Jakarta : Intermasa, 1992 Sudarsono Heri, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Ekonisia, Yogyakarta :2004 Wasana Jaka, kirbrandoko, Pengantar Mikroekonomi, Jakarta : Erlangga, 1990 [1] Heri Sudarsono, konsep Ekonomi Islam suatu pengantar, Ekonisia:Yogyakarta, 2004, h. 234 [2] http://Abualitya.wordpress.com/2010/02/03/menentukan-arah-baru-study [3] Ibid h. 235 [4] Drs. Jaka Wasana Dkk, Pengantar Mikroekonomi, Erlangga : Jakarta 1990 h. 129 [5] http://id.wordpress.com/tag/manajement/ekonomi [6] http://devoav1997.webnode.com/tags/pengertian distribusi dan saluran distribusi [7] Muh. Baqir Ash Shadr, buku Induk Ekonomi Islam, Zahra: Jakarta. 2008, h. 434 [8] ibid [9] M.A. Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek, Intermasa : Jakarta. 1992, h.114