Makalah ini membahas tentang Ahlul Bait, dimulai dengan mendefinisikan siapa yang termasuk Ahlul Bait, kemudian membahas tentang keutamaan dan kedudukan Ahlul Bait menurut agama Islam. Makalah ini juga menjelaskan bahwa ahlusunnah memiliki sikap yang menghormati dan menyayangi Ahlul Bait sesuai dengan wasiat Nabi Muhammad SAW.
1. MAKALAH AHLUL BAIT
Dosen pembimbing : Bpk. Jerri Ardiansa M.Pd
Oleh :
1. Lalu Muhammad Riandi (2204060023)
2. M. Fatoni Ashidiqqi (2204060010)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NTB
2023
2. KATA PENGANTAR
Bismillah. Dengan Ridho Allah subhanahu wata’ala, penulis dapat menyelesaikan
makalahdengan judul “ Makalah Ahlul Bait ” untuk memenuhi tugas mata kuliah.
Pendidikan Agama Islam. Terima kasih kepada bapak dosen yang telah memberi
kesempatankepada penulis untuk membuat makalah ini. penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauhdari kata sempurna. penulis berharap semoga makalah ini bisa dimengerti
dan dipahami olehkita yang mempelajari dan membacanya serta dapat di jadikan sebagai
sumber referensi untuk para pembaca. oleh karena itu saran dan kritik penulis harapkan demi
kesempurnaan dalammembuat makalah keperawatan medical bedah ini. Semoga bermanfaat
bagi kita semua,Jazakumullah khoiron.
3. DAFTAR ISI
HALAMAN
COVER .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 4
1. Latar belakang ...................................................................................... 4
2. Rumus masalah ...................................................................................... 4
3. Tujuan .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5
1. Mengenal Ahlul Bait .............................................................................. 5
2. Keutamaaan ahlul bait ......................................................................... 5
3. Sikap ahlul bait menurut ahlisunnah ...................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 9
1. Kesimpulan ............................................................................................. 9
2. Saran ....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di antara bukti keimanan seseorang muslim adalah mencintai ahlul bait Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena mencintai ahlul bait merupakan pilar
kesempurnaan iman seorang muslim. Pernyataan cinta kepada ahlul bait Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sekarang tidak hanya datang dari kalangan ahlus Sunnah
semata, akan tetapi juga didengungkan oleh beberapa kelompok Ahlul bid’ah seperti
Syiah dan yang sealiran dengan mereka, mereka lakukan hal itu dalam rangka
mengelabui dan menipu umat Islam sehingga mereka bingung dan tidak mengenal
kebejatan dan kebencian mereka terhadap Ahulul bait, khususnya Syiah yang tidak
kalah hebatnya dalam mempropagandakan pernyataan cinta mereka kepada ahlul bait
sehingga seakan-akan merekalah satu-satunya kelompok yang paling mencintai Ahlul
bait.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dirumuskan dalam makalahini
adalah :
a. Bagaimana mengenal Ahlul Bait ?
b. Bagaimana Keutamaan ahlul bait ?
c. Bagaimana Sikap ahlusunnah terhadap ahlul bait ?
C. Tujuan
a. Dapat mengetahui bagaimana mengenal Ahlul Bait
b. Dapat mengetahui Bagaimana Keutamaan ahlul bait
c. Dapat mengetahui Bagaimana Sikap ahlusunnah terhadap ahlul bait
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenal Ahlul Bait
Nasab ahli bait/ahlul bait merupakan nasab yang mulia, karena mereka terlahir
dari keturunan orang-orang pilihan, manusia terbaik yang ada di muka bumi. Namun
kemuliaan nasab ini janganlah membuat kita lupa daratan kepada mereka, semisal
terlalu berlebihan alias ghuluw atau menganggap mereka ma’shum dari dosa, dan lain
-lain. Untuk lebih jelasnya bagaimana loyalitas yang benar terhadap ahli bait, cermati
pembahasan berikut ini. AllahulMuwaffiq.SIAPAKAH AHLI BAIT?Telah terjadi
silang pendapat di kalangan ulama tentang siapakah ahli bait Nabi Shallallahu‘alaihi
wa sallam. Pendapat yang shahih, ahli bait Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
yang diharamkan bagi mereka shodaqoh. Mereka adalah istri-istri Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan keturunannya, serta seluruh kaum muslimin dan muslimah dari
keturunan Abdul Muthalib dan keturunan Bani Hasyim bin Abd Manaf, Allahu a’lam.
Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkata : “Telah terlahir Syaibah untuk
Hasyim bin Abd Manaf dan dia adalah Abdul Muthalib, pada dirinyalah patokan
kemuliaan. Tidak tersisaketurunan dari BaniHasyim kecuali dari Abdul Mutholib
saja” [Jamharoh Ansab Al-Arob hal.14] [1]
Dan yang termasuk dalam kata gori Ahlul bait adalah sebagai berikut:
1. Keluarga Ali yaitu mencakup sahabat Ali sendiri, Fathimah (putrinya) Hasan
dan Husain beserta Anak turunnya.
2. Keluarga Aqil Yaitu mencakup Aqil sendiri dan Anaknya yaitu muslim bin
Aqil beserta Anakcucunya.
3. Keluarga Ja’far bin Abu Tholib yaitu mencakup Ja’far sendiri berikut anak -
anaknya yaituAbdullah, Aus dan Muhammad.
4. Keluarga Abbas bin Abdul Muttolib yaitu mencakup Abbas sendiri dan
sepuluh putranya yaituAbdullah, Abdurrahman, Qutsam, Al-harits, ma’bad,
katsir, Aus, Tamam, dan puteri-puteri beliau juga termasuk di dalamnya.
5. Keluarga Hamzah bin Abdul Muttalib yaitu mencakup Hamzah sendiri dan
tiga orang anaknya yaitu Ya’la, ‘Imaroh, dan Umamah.
6. Para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salalm tanpa kecuali
B. Keutamaan Ahlul Bait
Allah Telah Menyucikan Mereka Imam Muslim telah meriwayatkan dari jalan
Aisyah Radhiyallahu ‘anha. Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar,
kemudian datang Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhuma dan memasukkannya
bersamanya, kemudian datang Husain dan beliau memasukkanya pula, kemudian
datang Fathimah Radhiyallahu ‘anhuma dan beliaumemasukkan bersamanya,
kemudian datang Ali Radiyallahu ‘anhuma dan belia umemasukkannya pula,
kemudian beliau membaca ayat.
6. “Artinya : … Sesungguhnya Allah bermaksud untuk menghilangkan dosa dari kamu,
haiahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” [Al-Ahzab : 33]
Pilihan Allah Nasab ahlul bait merupakan nasab yang paling mulia, karena
dari keturunan orang-orang pilihan. Cermatilah hadits berikut.
“Artinya : Dari Watsilah bin Asyqo Radhiyallahu ‘anhu berkata : Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah memilih
Kinanah dari keturunan Isma’il dan Allah memilih Quraisy dari keturunan
Kinanah.Allah memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan Allah memilih aku dari
keturunan Bani Hasyim” [HR Muslim : 2276]
Berhak Mendapat Seperlima Harta Ghonimah Dan Harta Fa’i[3] Allah berfirman.
“Artinya : Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, kerabat rasul,
anak-anakyatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil” [Al-Anfal : 41] Firman Allah
tentang harta fa’i.
“Artinya : Apa saja harta rampasan fa’i yang diberikan Allah kepada rasul-Nya yang
berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, rosul, kerabat rosul, anak-
anak yatim, orang-orangmiskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan…[Al-Hasyr :
7].
T idak Halal Meneriman ShadaqahBerdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim bahwasanya Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya shadaqah itu tidak pantas bagi keluarga Muhammad,
hanyalahshadaqah itu untuk orang-orang yang kotor”[4] [HR Muslim : 1072]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Berwasiat Kepada Mereka Imam Muslim
telah meriwayatkan dari jalan Yazid bin Hayyan dia berkata : Aku pernah pergi
bersama Husain bin Sabroh dan Umar bin Muslim menuju rumah Zaid bin Arqom
Radhiyallahu‘anhu. Tatkala kami telah duduk di sisinya, Husain berkata : “Wahai
Zaid, sungguh engkau telah meraih kebaikan yang banyak, engkau telah melihat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar hadits-hadits beliau, pernah
berperang bersama beliau, dan shalat dibelakang beliau.Sungguh engkau telah meraih
kebaikan yang banyak, ceritakanlah kami hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam wahai Zaid!”. Zaid Radhiyallahu ‘anhu menjawab : “Wahai anak saudaraku,
demi Allah aku sekarang sudah tua, masaku telah lewat, aku pun telah lupa sebagian
yang aku hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaih wa sallam maka apa yang aku
ceritakan kepadamu terimalah, dan apa yang tidak aku ceritakan maka janganlah
kalian mebebaniku”.Kemudian Zaid berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah berkhutbah di hadapan kami pada suatu hari, beliau memuji Allah, menasehati,
dan setelah itu beliau bersabda : “Ketahuilah wahai sekalian manusia, aku hanyalah
7. manusia biasa, hampir datang seorang utusan Rabbku dan aku akan memenuhinya,
aku tinggalkan kalian dua pedoman, yang pertamaKitabullah, didalamnya terdapat
petunjuk dan cahaya, maka ambilah Kitabullah itu, berpegang teguhlah. Lalu beliau
melanjutkan : “Dan terhadap ahli baitku, aku ingatkan kalian kepada Allahtentang ahli
baitku”, beliau mengulang ucapannya sampai tiga kali”. Husain berkata : “Siapa ahli
bait Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, wahai Zaid? Bukankah istri-istrinya termasuk
ahli baitnya?” Zaid Radhiyallahu ‘anhu menjawab : “Ya, istri-istri beliau termasuk
ahli bait Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi ahli baitnya adalah orang-
orang yang haram menerima shadaqah setelahnya” [HR Muslim : 2408]
Nasab Mereka Tidak Terputus Hingga Hari KiamatBerdasarkan hadits.
“Artinya : Semua sebab dan nasab akan terputus pada hari Kiamat kecuali sebabku
dan nasabku”[HR Thobari dalam Mu’jam Kabir 3/129/1, Harowi dalam Dzammul
Kalam 2/108. Syaikh Al-Albani berkata dalam Ash-Shohihah 5/64 : Kesimpulannya,
hadits ini dengan keseluruhan jalan- jalannya adalah shahih] [5]
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “Tidak perlu diragukan wasiat untuk
berbuat baik kepada ahli bait dan pengagungan kepada mereka, karena mereka dari
keturunan yang suci,terlahir dari rumah yang paling mulia di muka bumi ini secara
kebanggaan dan nasab. Lebih-lebih apabila mereka mengikuti sunnah nabawiyyah
yang shahih, yang jelas, sebagaimana yangtercermin pada pendahulu mereka seperti
Al-Abbas dan keturunannya, Ali dan keluarga sertaketurunannya, semoga Allah
meridhoi mereka semua” [Tafsir Ibnu Katsir 4/113] dianamakan fa’i.
C. Sikap ahlusunnah terhadap ahlul bait
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah sebagai salah seorang tokoh
terkenal Ahlus Sunnah, mengatakan bahwa : “Ahlus Sunah menyintai dan
memberikan pembelaan kepada AhluBait Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
serta memelihara wasiat Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam tentang keharusan
menyintai Ahlul Bait yang disampaikan di Ghadir Khum”, kemudian beliau
memaparkan dalil-dalilnya. [22]
Imam Muslim dalam Kitab Shahihnya meriwayatkan hadits dari Zaid bin
Arqam Radhiyallahu‘anhu ketika di tanya oleh Hushain bin Sabrah (seorang Tabi’i).
Zaid bin Arqam mengatakan :
“ Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhotbah di hadapan kami,
disamping sebuah mata air di suatu tempat yang disebut Khum, (terletak) di antara
Mekah danMadinah. Maka beliau membaca hamdalah dan memuji Allah. Beliau
memberikan nasihat dan memberikan peringatan. Kemudian beliau bersabda : “Amma
ba’du : Ketahuilah wahai manusia! Saya hanyalah seorang manusia, siapa tahu utusan
Rabbku segera datang memanggilku laluakupun menyambutnya. Saya tinggalkan
kepada kalian dua hal besar : Yang pertama : Kitab Allah. Di dalamnya terdapat
8. petunjuk dan cahaya. Maka ambillah Kitab Allah itu dan pegangilah ia dengan kuat”.
Maka beliau menekankan untuk berpegang pada Kitabullah dan mendorong untuk
bersemangat berpegang padanya. Kemudian beliau berkata lagi : “Dan Ahli Baitku,
saya ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahli Baitku, saya ingatkan kalian kepada
Allah tentangAhli Baitku, saya ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahli Baitku”.
Kemudian Hushain (binSabrah) berkata kepada Zaid (bin Arqam) : “Siapakah Ahli
Baitnya?, Wahai Zaid, bukankah isteri-isteri beliau termasuk Ahli Baitnya?” Zaid
menjawab : “Isteri-isteri beliau memangtermasuk Ahli Baitnya, namun Ahli baitnya
(yang dimaksudkan-pen) ialah orang yang diharamkan shadaqah (zakat) bagi mereka
sepeninggal Nabi”. Hushain bertanya : Siapakahmereka?. Zaid menjawab : Mereka
ialah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas. Hushain
bertanya : Mereka semua diharamkan menerima shadaqah?. Zaid menjawab : Ya.
[Shahih Muslim, Syarh Nawawi. Tahqiq Khalil Ma’mun Syiha XV/174-175]
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin (juga seorang tokoh Ulama Ahlu
Sunnahzaman sekarang yang telah meninggal dunia) rahimahullah, ketika
menjelaskan perkatanSyeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Aqidah al-Wasithiyah
tentang sikap Ahlu Sunnahterhadap Ahlul Bait, mengatakan :
“Di antara prinsip Ahlu Sunnah wal Jama’ah ialah bahwa mereka menyintai Ahli Bait
RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam. Ahlu Sunnah menyintai Ahlil Bait karena
dua hal :
1. Karena Keimanan Ahlul Bait
2. karena kekerabatannya dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka kita tegaskan, bahwa kita bersaksi dihadapan Allah, sesungguhnya kita
menyintai Ahli Bait dan keluarga dekat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita
mencintai merekadalam rangka cinta kepada Allah dan kepada Rasul-Nya” [23]
9. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan Saikh Al Albany kita dapat mengambil dua kesimpulan yang
mendasar yaitu:
1. Bahwa yang di maksud dengan Ahlul bait di sini adalah mereka yang mengerti
sunnahRasulullah Shallallaahu alaihi was allam dan perjalanan hidup beliau dan
orang-orangyang komitmen di dalam berpegang teguh dengan sunnahnya.
2. Setelah jelas bagi kita siapa yang di maksud dengan Ahlul di sini, maka
penyaebutanmerela bergandengan dengan penyebutan kitabullah itu
kedudukannya seperti penyebutansunnah khulafaurrosyidin beriringan dengan
sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalalm, sedangkan kita mengetahui
bahwa bahwa penyebutan sunnah mereka dengansunnah Rasul adalah karena
mereka tidak pernah beramal kecali dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa salam sehingga penisbatan suannah kepda mereka tidak berarti individu-
individu mereka itu ma’shumm.
B. Saran
Semoga dengan makalah ini bisa mempertebal keimanan kita.