SlideShare a Scribd company logo
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN PROGRAMPENGAJARAN FISIKA
MODEL PEMBELAJARAN
O
L
E
H
KELOMPOK IV
ADELYNA OKTAVIA NASUTION/ 4123321001
ANDI PUTRA NAINGGOLAN / 4123321004
DEWI RATNA PERTIWI SITEPU / 4123321013
M. FADLI SURIADI / 4123321029
PRODI/KELAS : PENDIDIKAN FISIKA EKS A 2012
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
~ i ~
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Model Pembelajaran”
untuk tugas mata kuliah Pengembangan Program Pengajaran Fisika.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas Pengembangan Program Pengajaran Fisika.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami
sungguh terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Tuhan YME memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah.
Medan, April 2015
Penulis
~ ii ~
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Pembelajaran.....................................................................................3
2.2 Model Pembelajaran Langsung......................................................................................3
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif....................................................................................5
2.3.1 Jenis – Jenis Model Pembelajaran Kooperatif.....................................................7
2.3.1.1 Tipe STAD..............................................................................................7
2.3.1.2 Tipe Jigsaw..............................................................................................8
2.3.1.3 Tipe Group Investigation.........................................................................10
2.3.1.4 Tipe Think Pair Share (TPS) ..................................................................11
2.4 Model Pengajaran Berdasarkan Masalah.......................................................................11
2.5 Model Pembelajaran Inkuiri...........................................................................................12
2.5 Model Pembelajaran Kontekstual..................................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................19
~ 1 ~
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan
pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah
demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan
tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab
seperti dikatakan Reber, belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah
proses mendapatkan pengetahuan.
Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut.
Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-
banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar
ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah
hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya. Sudah barang tentu pengertian belajar seperti
ini secara esensial belum memadai. Perlu Anda pahami, perolehan pengetahuan maupun
upaya penambahan pengetahuan hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju
terbentuknya keperibadian seutuhnya.
Persoalan lain yang menunjukan aspek kompetitif dan individualistik dalam pendidikan
kita adalah model pembelajaran langsung (model pembelajaran konvensional). Pada
pembelajaran konvensional, guru menjadi pusat pembelajaran, berperan mentransfer dan
meneruskan (transmit) informasi sehingga siswa tidak perlu mengkonstruksi ide-idenya.
Tingkat partisipasi siswa sangat terbatas karena arus interaksi didominasi oleh guru. Bentuk
penugasan dalam pembelajaran ini bersifat individual. Sebagai konsekuensinya, evaluasi
yang diterapkan dikelaspun juga individual.
Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan
pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada
lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan
dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa, diantaranya adalah
kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah model pembelajaran.
~ 2 ~
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini aalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari model pembelajaran?
2. Bagaimana yang dikatakan model pengajaran langsung?
3. Bagaimana yang dikatakan model pembelajaran kooperatif?
4. Apa saja yang termasuk kedalam jenis – jenis model pembelajaran kooperatif?
5. Bagaimana yang dikatakan model pengajaran berdasarkan masalah?
6. Apa itu model pembelajaran inkuiri?
7. Bagaimana yang dikatakan model pembelajaran kontekstual?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian model pembelajaran
2. Mengetahui model pengajaran langsung
3. Mengetahui model pembelajaran kooperatif
4. Mengetahui jenis – jenis model pembelajaran kooperatif
5. Mengetahui model pengajaran berdasarkan masalah
6. Mengetahui model pembelajaran inkuiri
7. Mengetahui model pembelajaran kontekstual
~ 3 ~
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencenaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, flim, komputer,
kurikulum, dan lain-lain. Model Pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain
pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran
tercapai. (Joyce dalam Trianto, 2011: 22)
Adapun Soekanto, dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar
mengajar. (Trianto. 2011:22)
2.2 Model Pengajaran Langsung
Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan
baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”.
Sejalan dengan Widaningsih, Dedeh (2010:150) bahwa pengetahuan prosedural yaitu
pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan
deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu.
Teori pendukung pembelajaran langsung adalah teori behaviorisme dan teori belajar
sosial. Berdasarkan kedua teori tersebut, pembelajaran langsung menekankan belajar sebagai
perubahan perilaku. Jika behaviorisme menekankan belajar sebagai proses stimulus-respon
bersifat mekanis, maka teori belajar social beraksentuasi pada perubahan perilaku bersifat
organis melalui peniruan.
~ 4 ~
Fase dan Peran Guru dalam Model Pembelajaran Langsung
No Fase Peran Guru
1 Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran dan mempersiapkan
siswa
Menjelaskan Tujuan, Materi Prasyarat,
memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa
2 Mendemonstrasikan Pengetahuan
dan Keterampilan
Mendemonstrasikan keterampilan atau
menyajikan informasi tahap demi tahap
3 Membimbing Pelatihan Guru memberi latihan terbimbing
4 Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
Mengecek kemampuan siswa dan memberikan
umpan balik
5 Memberikan latihan dan
penerapan konsep
Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan
menerapkan konsep yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari.
Kelebihan dan kekurangan model pengajaran langsung adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Model Pengajaran Langsung
1) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa
yang harus dicapai oleh siswa.
2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3) Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4) Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual
yang sangat terstruktur.
5) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
b. Kekurangan Model Pengajaran Langsung
1) Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan
informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua
~ 5 ~
siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya
kepada siswa.
2) Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa.
3) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4) Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran
ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya
diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran mereka akan terhambat.
5) Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi
dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung,
dapat berdampak negatif terhadapkemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan
keingintahuan siswa.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didalamnya
mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk
membantu satu sama lain dalam belajar.
Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting model
pembelajaran kooperatif. Konstruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan
dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris.
Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan
memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial
memberikanmekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik.
Didalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen yang berkaitan. Menurut
Lie ( 2004 ):
1. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar
siswa merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut dengan saling ketergantungan
positif yang dapat dicapai melalui : saling ketergantungan mencapai tujuan, saling
~ 6 ~
ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling
ketergantungan peran, saling ketergantungan hadiah.
2. Interaksi tatap muka
Dengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka sehingga mereka akan
berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi dengan teman sebaya juga karena
biasanya siswa akan lebih luwes, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya.
3. Akuntabilitas individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian
ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual.
Hasil penilaian ini selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua
kelompok mengetahui siapa kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat
memberikan bantuan,maksudnya yang dapat mengajarkan kepada temannya. Nilai kelompok
tersebut harus didasarkan pada rata-rata, karena itu anggota kelompok harus memberikan
kontribusi untuk kelompnya. Intinya yang dimaksud dengan akuntabilitas individual adalah
penilaian kelompok yang didasarkan pada rata-rata penguasaan semua anggota secara
individual.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan sosial dalam menjalin hubungan antar siswa harus diajarkan. Siswa
yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga
siswa lainnya.
Sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase, yaitu sebagai berikut:
FASE – FASE PERILAKU GURU
Fase 1 : present goals and set
Menyampaikan tujuan dan memper
siapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap
belajar.
Fase 2 : present information
Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada
paserta didik secara verbal.
Fase 3 : organize students into Memberikan penjelasan kepada
~ 7 ~
learning teams
Mengorganisir peserta didik ke
dalam tim – tim belajar
peserta didik tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan
transisi yang efisien.
Fase 4 : assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim- tim belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya.
Fase 5 : test on the materials
Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi
pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
Fase 6 : provide recognition
Memberikan pengakuan atau
penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun
kelompok.
2.3.1 Jenis – Jenis Model Pembelajaran Kooperatif
2.3.1.1 Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat
orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang
materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative
Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi
yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru
kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
~ 8 ~
FASE KEGIATAN GURU
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar
Fase 2
Menyajikan/menyampaikan
informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja
dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas mereka
Fase 5
Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
diajarkan atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6
Memberikan penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok
2.3.1.2 Tipe Jigsaw
Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s
dari Umiversitas Texas, USA.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu jenis pembelajaran
kooperatif dimana siswa membentuk kelompok yang bertanggungjawab dari materi yang
ditugaskan guru kemudian siswa mengajarkannya kepada anggota lain dalam kelompoknya.
~ 9 ~
Konsep jigsaw merupakan pembelajaran tutor sebaya. Pembelajaran jigsaw diharapkan dapat
meningkatkan siswa untuk bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikannya. Penerapan
model jigsaw dikelas adalah sebagai berikut:
1. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok
2. Tiap kelompok terdiri atas 5-6 orang yang bersifat heterogen
3. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
4. dari masing-masinh kelompok diambil seorang anggota untuk membentuk kelompok
pakar
5. kelompok pakar kemudian kembali kekelompok semula untuk mengajari anggota
kelompoknya
6. guru berperan sebagai fasilitator dan motivator
7. tiap munggu atau dua minggu guru melaksanakan evaluasi
8. Bagi siswa dan kelompok siswa yang mendapat nilai hasil belajar yang sempurna diberi
penghargaan
Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif jigsaw adalah
sebagai berikut:
Kelebihan Model Pembelajaran tipe Jigsaw :
a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada tim ahli yang bertugas
menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
b. Pemerataan materi dapat dicapai dalam waktu yang singkat.
c. Melatih siswa untuk berbicara dan berpendapat.
Kelemahan model pembelajaran tipe Jigsaw :
a. Prinsif utama pembelajaran ini adalah peer teaching,pembelajaran oleh teman sendiri, ini
akan menjadi kendala, karena perbedaan persepsi memahami konsep yang akan
didiskusikan bersama siswa lain.
b. Tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi
kepada temannya.
c. Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini
diterapkan.
~ 10 ~
Data siswa tentang nilai, kepribadian,perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru, dan
butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe masing-masing siswa.
d. Model pembelajaran ini sulit diterapkan pada kelas yang memiliki siswa banyak (>40)
2.3.1.3 Tipe Group Investigation
Model ini dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh Sharn. Dalam metode ini
siswa dilibatkan sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun mempelajari
melalui investigasi. Dalam metode ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam komunikasi dan proses memiliki kelompok. Sintaks dari model pembelajaran group
investigation adalah sebagai berikut:
Fase Kegiatan Guru
Mempusatkan perhatian
siswa.
a) Memotivasi siswa (memfokuskan perhatian siswa)
dengan cara Tanya jawab berkaitan dengan materi dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengidentifikasi topic dan
membagi siswa ke dalam
kelompok
a) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
memberikan kontribusi apa yang akan mereka selidiki
b) Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas
Merencanakan tugas Mempersiapkan dan menata sumber belajar sebagai sarana
siswa berfantasi agar dapat berinvestigasi secara optimal
Membuat penyelidikan Memfasilitasi, membimbing serta mengawasi siswa yang
sedang berfantasi dan berinvestigasi agar setiap kelompok
dapat bekerja optimal
Mempresentasikan tugas
akhir
a) Memberikan reinforcement pada kelompok yang
penampilannya baik dan memberikan motivais pada
kelompok yang kurang baik
b) Memberikan penegasan terhadap masing-masing bahasan
dari setiap kelompok
Evaluasi pembelajaran a) Membantu siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dipelajari yang telah dipelajat
sekali
b) Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
c) Mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dengan
menggunaka tes hasil belajar
~ 11 ~
2.3.1.4 Tipe Think Pair Share (TPS)
Seperti namanya ”Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan
pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru
memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya.
Selanjutnya, ”Pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-
pasangan. Beri kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi. Diharapkan
diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui
intersubjektif dengan pasangannya.
Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan
pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan ”Sharing”. Dalam kegiatan ini diharapkan
terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengkonstruksian pengetahuan secara integratif.
Peseta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.
2.4 Model Pengajaran Berdasarkan Masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah model
pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik dimana masalah
tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari peserta didik. Selanjutnya peserta
didik menyeleseikan masalah tersebut untuk menemukan pengetahuan baru.
Hasil belajar dari pembelajaran berbasis masalah adalah peserta didik memiliki
keterampilan penyelidikan. Peserta didik mempunyai keterampilan mengatasi masalah.
Peserta didik mempunyai kemampuan mempelajari peran orang dewasa. Peserta didik dapat
menjadi pembelajar yang mandiri dan indipenden. Simtaks dari model pembelajaran berbasis
masalah adalah sebagai berikut:
FASE – FASE PERILAKU GURU
Fase 1 :
Memberikan orientasi tentang
permasalahannya
kepada peserta didik
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik
penting dan memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah
Fase 2 :
Mengorganisasikan peserta didik
untuk meneliti
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar terkait
dengan permasalahannya
Fase 3 :
Membantu investigasi mandiri
Guru mendorong peserta didik untuk
mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan
~ 12 ~
dan kelompok eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi
Fase 4 :
Mengembangkan dan
mempresentasikan artefak
dan exhibit
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak
yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan
model-model serta membantu mereka untuk
menyampaikannya kepada orang lain
Fase 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah
Guru membantu peserta didik melakukan refleksi
terhadap investigasinya dan proses-proses yang
mereka gunakan
2.5 Model Pembelajaran Inkuiri
Gulo (2002), menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analistis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1)
keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan
secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya
diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri
Trianto (2011:168-172) menyatakan, bahwa kemampuan melaksanakan pembelajaran
inkuiri adalah sebagai berikut :
a. Mengajukan Pertanyaan Atau Permasalahan
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pernyataan atau permasalahan diajukan. Untuk
meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis,
kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
b. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat
diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan
mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu
hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan
c. Mengumpulkan Data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan
dapat berupa tabel, matrik, atau grafik
~ 13 ~
d. Analisi Data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis
data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran
‘benar’ atau ‘salah’. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat
menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak,
siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya
e. Membuat Kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara
berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Tabel 2.1. Tahap Pembelajaran Inkuiri
No. Fase Perilaku Guru
1. Menyajikan pertanyaan
atau masalah
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan
masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa
dalam kelompok
2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah
pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing
siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan
permasalahan dan memprioritaskan hipotesis yang menjadi
prioritas penyelidikan.
3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menetukan
langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan
dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-
langkah percobaan.
4. Melakukan percobaan
untuk memperoleh
informasi
Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui
percobaan
5. Mengumpulkan dan
menganalisis data
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk
menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
~ 14 ~
2.6 Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi
pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yakni :
kontruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyaraka
belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian
autentik (authentic assessment). 5 (lima) elemen yang harus yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran kontekstual, yaitu :
1. Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
2. Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagian secara khusus
(dari umum ke khusus)
3. Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara (a) menyusun konsep
sementara, (b) melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang
lain, dan (c) merevisi dan mengembangkan konsep
4. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung apa yang
dipelajari.
5. Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang
dipelajari.
Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dikelas antara lain :
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
Tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut:
1. Kontruktivisme (Contructivism)
~ 15 ~
Kontruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam
struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut kontruktivisme, pengetahuan
memang berasal dari luar tetapi dikontruksi dalam diri seseorang, oleh sebab itu pengetahuan
terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan
kemampuan subyek untuk mengintrepretasi obyek tersebut (Sugiyanto: 2009: 17).
Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, diperluas melalui konteks yang
terbatas dan tidak sekonyong – konyong, pengetahuanbukanlah seperangkat fakta-fakta,
konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
2. Menemukan (Inquiri)
Inquiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui
proses berfikir secara sistematis (Sugiyanto: 2009: 17). Inquiri merupakan inti dari
pembelajaran berbasis CTL, pengetahuan dan keterampilan yangdiperoleh siswa hasil dari
menemukan sendiri.Kegiatan inquiri merupakan sebuah siklus, siklus tersebut terdiri dari
langkah – langkah sebagai berikut :
 Merumuskan masalah (dalam mapel apapun)
 Mengajukan hipotesa
 Mengumpulkan data melalui observasi
 Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, table, dan
karya lainnya (menguji hipotesa).
 Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, , teman sekelas, atau
audiens yang lain (membuat kesimpulan).
3. Bertanya (Question)
Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan,
jantung dari pengetahuan, dan aspek penting dari pembelajaran. Dalam pembelajaran model
CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa dengan
bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri (Sugiyanto: 2009: 17).
Pengembangan keterampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan, hal ini penting karena
pertanyaan guru menjadikan pembelajaran lebih produktif, yaitu berguna untuk :
 Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan pembelajaran
 Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
 Merangsang keinginan siswa terhadap sesuatu
 Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan
~ 16 ~
 Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
 Menyegarkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa
4. Masyarakat belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran didapat dari hasil kerja
sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok,
dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar akan berjalan baik jika terjadi
komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat aktif dalam komunikasi
pembelajaran saling belajar. (Rusman: 2010)
Manfaatnya yaitu melatih siswa untuk bekerjasama, memberi, dan meminta informasi,
prakteknya di kelas terwujud dalam :
a. Pembentukan kelompok kecil
b. Pembentukan kelompok besar
c. Mendatangkan nara sumber atau ahli
d. Bekerja dengan kelas sederajad
e. Bekerja dengan sekolah diatasnya
f. Bekerja kelompok dengan kelas diatasnya
g. Bekerja dengan masyarakat
5. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang
dapat ditiru oleh siswa, contohnya membaca berita, membaca lafal bahasa, mengoperasikan
instrumen memerlukan contoh agar siswa dapat mengerjakan dengan benar (Sugiyanto: 2009:
19).
Dalam pembelajaran ada model yang ditiru (Bagaimana cara belajar), misalnya cara
membaca peta, cara menemukan kata kunci. Guru bukan satu-satunya model, bisa dari siswa
atau narasumber
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya dengan cara
mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah
dilaluinya untuk mendapatkan pengalaman yang dicapai, baik yang bernilai positif atau yang
bernilai negatif (Sugiyanto: 2009: 19).
Refleksi juga merupakan cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir
tentang apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu, realisasi refleksi antara lain:
a. Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh pada hari tersebut
~ 17 ~
b. Catatan atau jurnal di buku siswa
c. Kesan atau saran siswa mengenai hal tersebut
d. Diskusi
e. Hasil karya
7. Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assesment)
Adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa. Karakteristik Authentic Assesment antara lain :
a. Diselenggarakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
b. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
c. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
d. Berkesinambungan
e. Terintegrasi
f. Dapat digunakan sebagai feed back
~ 18 ~
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Penggunaan kata pembelajaran sering dihubungkan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
(1) pendekatan pembelajaran (2) strategi pembelajaran, (3) Metode pembelajaran, (4)
teknik pembelajaran, (5) Taktik pembelajaran, dan (6) Model Pembelajaran.
2. Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah
3. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didalamnya
mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama didalam kelompok-kelompok kecil
untuk membantu satu sama lain dalam belajar.
4. Jenis – Jenis Model Pembelajaran Kooperatif
 Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
 Tipe Jigsaw
 Tipe Group Investigation
 Tipe Think Pair Share (TPS)
5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah model
pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik dimana
masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari peserta didik.
6. strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analistis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri.
7. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi
pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
~ 19 ~
DAFTAR PUSTAKA
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi. Surabaya
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Jakarta: Kencana
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara
Tim Dosen. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan: UNIMED Press

More Related Content

What's hot

Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtre_devan
 
Artikel mastery learning
Artikel mastery learningArtikel mastery learning
Artikel mastery learning
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
Ali Akbar TA
 
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonEko Supriyadi
 
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
Noer RindHu DicHayank
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
fahmi rhazak
 
1
11
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranPENJAGA HATI
 
Strategi pembelajaran gabungan
Strategi pembelajaran gabunganStrategi pembelajaran gabungan
Strategi pembelajaran gabunganMamat Jemi
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Ppt tekpen sukma
Ppt tekpen sukmaPpt tekpen sukma
Ppt tekpen sukma240108
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
Terry Brengost
 
Proposal ptk ekonomi
Proposal ptk ekonomiProposal ptk ekonomi
Proposal ptk ekonomi
Suparman Elkampary
 
53 151-1-pb(1)
53 151-1-pb(1)53 151-1-pb(1)
53 151-1-pb(1)
Zahra Zakira
 
Rancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaranRancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaran
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi
Andri Tampani
 
Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkmasyasinpunya
 

What's hot (20)

Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
 
Artikel mastery learning
Artikel mastery learningArtikel mastery learning
Artikel mastery learning
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
 
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
 
Ptk akuntansi
Ptk akuntansiPtk akuntansi
Ptk akuntansi
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
1
11
1
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaran
 
Strategi pembelajaran gabungan
Strategi pembelajaran gabunganStrategi pembelajaran gabungan
Strategi pembelajaran gabungan
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Ppt tekpen sukma
Ppt tekpen sukmaPpt tekpen sukma
Ppt tekpen sukma
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
 
Proposal ptk ekonomi
Proposal ptk ekonomiProposal ptk ekonomi
Proposal ptk ekonomi
 
53 151-1-pb(1)
53 151-1-pb(1)53 151-1-pb(1)
53 151-1-pb(1)
 
Rancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaranRancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaran
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi
 
Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran think
 

Similar to Makalah 8

Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikel
ike ikram
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
zulfawardi S.Pd.I., MA
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
Melly PMI
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)Susi Yanti
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaNIKAPUTRIMUSTIKADEVI
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranNURHAENI
 
Modul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practiceModul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practice
NasrudinPGMI10
 
Modul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practiceModul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practice
Abdul_Hakim21
 
Modul pembelajaran Drill Practice
Modul pembelajaran Drill PracticeModul pembelajaran Drill Practice
Modul pembelajaran Drill Practice
Muhammad_Fajar21
 
Modul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practiceModul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practice
Parno_M
 
Tugas uas kurikulum
Tugas uas kurikulumTugas uas kurikulum
Tugas uas kurikulumhuzaipah
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Tgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumTgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumHanie Mutzz
 
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranMetode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Ukhty Nicken
 

Similar to Makalah 8 (20)

Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikel
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Karya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniahKarya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniah
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nika
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Deri
DeriDeri
Deri
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Modul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practiceModul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practice
 
Modul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practiceModul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practice
 
Modul pembelajaran Drill Practice
Modul pembelajaran Drill PracticeModul pembelajaran Drill Practice
Modul pembelajaran Drill Practice
 
Modul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practiceModul pembelajaran drill practice
Modul pembelajaran drill practice
 
Tugas uas kurikulum
Tugas uas kurikulumTugas uas kurikulum
Tugas uas kurikulum
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Tgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumTgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulum
 
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranMetode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
 

Recently uploaded

Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 

Makalah 8

  • 1. MATA KULIAH : PENGEMBANGAN PROGRAMPENGAJARAN FISIKA MODEL PEMBELAJARAN O L E H KELOMPOK IV ADELYNA OKTAVIA NASUTION/ 4123321001 ANDI PUTRA NAINGGOLAN / 4123321004 DEWI RATNA PERTIWI SITEPU / 4123321013 M. FADLI SURIADI / 4123321029 PRODI/KELAS : PENDIDIKAN FISIKA EKS A 2012 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2015
  • 2. ~ i ~ KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Model Pembelajaran” untuk tugas mata kuliah Pengembangan Program Pengajaran Fisika. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas Pengembangan Program Pengajaran Fisika. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami sungguh terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga Tuhan YME memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Medan, April 2015 Penulis
  • 3. ~ ii ~ DAFTAR ISI Kata Pengantar.................................................................................................................. i Daftar Isi............................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2 1.3 Tujuan............................................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Model Pembelajaran.....................................................................................3 2.2 Model Pembelajaran Langsung......................................................................................3 2.3 Model Pembelajaran Kooperatif....................................................................................5 2.3.1 Jenis – Jenis Model Pembelajaran Kooperatif.....................................................7 2.3.1.1 Tipe STAD..............................................................................................7 2.3.1.2 Tipe Jigsaw..............................................................................................8 2.3.1.3 Tipe Group Investigation.........................................................................10 2.3.1.4 Tipe Think Pair Share (TPS) ..................................................................11 2.4 Model Pengajaran Berdasarkan Masalah.......................................................................11 2.5 Model Pembelajaran Inkuiri...........................................................................................12 2.5 Model Pembelajaran Kontekstual..................................................................................14 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................19
  • 4. ~ 1 ~ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Reber, belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak- banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya. Sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai. Perlu Anda pahami, perolehan pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya keperibadian seutuhnya. Persoalan lain yang menunjukan aspek kompetitif dan individualistik dalam pendidikan kita adalah model pembelajaran langsung (model pembelajaran konvensional). Pada pembelajaran konvensional, guru menjadi pusat pembelajaran, berperan mentransfer dan meneruskan (transmit) informasi sehingga siswa tidak perlu mengkonstruksi ide-idenya. Tingkat partisipasi siswa sangat terbatas karena arus interaksi didominasi oleh guru. Bentuk penugasan dalam pembelajaran ini bersifat individual. Sebagai konsekuensinya, evaluasi yang diterapkan dikelaspun juga individual. Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa, diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah model pembelajaran.
  • 5. ~ 2 ~ 1.2 Rumusan Masalah Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini aalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari model pembelajaran? 2. Bagaimana yang dikatakan model pengajaran langsung? 3. Bagaimana yang dikatakan model pembelajaran kooperatif? 4. Apa saja yang termasuk kedalam jenis – jenis model pembelajaran kooperatif? 5. Bagaimana yang dikatakan model pengajaran berdasarkan masalah? 6. Apa itu model pembelajaran inkuiri? 7. Bagaimana yang dikatakan model pembelajaran kontekstual? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian model pembelajaran 2. Mengetahui model pengajaran langsung 3. Mengetahui model pembelajaran kooperatif 4. Mengetahui jenis – jenis model pembelajaran kooperatif 5. Mengetahui model pengajaran berdasarkan masalah 6. Mengetahui model pembelajaran inkuiri 7. Mengetahui model pembelajaran kontekstual
  • 6. ~ 3 ~ BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencenaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, flim, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Model Pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. (Joyce dalam Trianto, 2011: 22) Adapun Soekanto, dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. (Trianto. 2011:22) 2.2 Model Pengajaran Langsung Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”. Sejalan dengan Widaningsih, Dedeh (2010:150) bahwa pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu. Teori pendukung pembelajaran langsung adalah teori behaviorisme dan teori belajar sosial. Berdasarkan kedua teori tersebut, pembelajaran langsung menekankan belajar sebagai perubahan perilaku. Jika behaviorisme menekankan belajar sebagai proses stimulus-respon bersifat mekanis, maka teori belajar social beraksentuasi pada perubahan perilaku bersifat organis melalui peniruan.
  • 7. ~ 4 ~ Fase dan Peran Guru dalam Model Pembelajaran Langsung No Fase Peran Guru 1 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan mempersiapkan siswa Menjelaskan Tujuan, Materi Prasyarat, memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa 2 Mendemonstrasikan Pengetahuan dan Keterampilan Mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap 3 Membimbing Pelatihan Guru memberi latihan terbimbing 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik 5 Memberikan latihan dan penerapan konsep Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari. Kelebihan dan kekurangan model pengajaran langsung adalah sebagai berikut: a. Kelebihan Model Pengajaran Langsung 1) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil. 3) Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan. 4) Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur. 5) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan- keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah. b. Kekurangan Model Pengajaran Langsung 1) Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua
  • 8. ~ 5 ~ siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa. 2) Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. 3) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka. 4) Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat. 5) Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadapkemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa. 2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting model pembelajaran kooperatif. Konstruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikanmekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik. Didalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen yang berkaitan. Menurut Lie ( 2004 ): 1. Saling ketergantungan positif Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut dengan saling ketergantungan positif yang dapat dicapai melalui : saling ketergantungan mencapai tujuan, saling
  • 9. ~ 6 ~ ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran, saling ketergantungan hadiah. 2. Interaksi tatap muka Dengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka sehingga mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi dengan teman sebaya juga karena biasanya siswa akan lebih luwes, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya. 3. Akuntabilitas individual Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian ini selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua kelompok mengetahui siapa kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan,maksudnya yang dapat mengajarkan kepada temannya. Nilai kelompok tersebut harus didasarkan pada rata-rata, karena itu anggota kelompok harus memberikan kontribusi untuk kelompnya. Intinya yang dimaksud dengan akuntabilitas individual adalah penilaian kelompok yang didasarkan pada rata-rata penguasaan semua anggota secara individual. 4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi Keterampilan sosial dalam menjalin hubungan antar siswa harus diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga siswa lainnya. Sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase, yaitu sebagai berikut: FASE – FASE PERILAKU GURU Fase 1 : present goals and set Menyampaikan tujuan dan memper siapkan peserta didik Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar. Fase 2 : present information Menyajikan informasi Mempresentasikan informasi kepada paserta didik secara verbal. Fase 3 : organize students into Memberikan penjelasan kepada
  • 10. ~ 7 ~ learning teams Mengorganisir peserta didik ke dalam tim – tim belajar peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien. Fase 4 : assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Membantu tim- tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya. Fase 5 : test on the materials Mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok- kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6 : provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok. 2.3.1 Jenis – Jenis Model Pembelajaran Kooperatif 2.3.1.1 Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
  • 11. ~ 8 ~ FASE KEGIATAN GURU Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase 2 Menyajikan/menyampaikan informasi Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Fase 5 Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6 Memberikan penghargaan Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok 2.3.1.2 Tipe Jigsaw Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s dari Umiversitas Texas, USA. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif dimana siswa membentuk kelompok yang bertanggungjawab dari materi yang ditugaskan guru kemudian siswa mengajarkannya kepada anggota lain dalam kelompoknya.
  • 12. ~ 9 ~ Konsep jigsaw merupakan pembelajaran tutor sebaya. Pembelajaran jigsaw diharapkan dapat meningkatkan siswa untuk bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikannya. Penerapan model jigsaw dikelas adalah sebagai berikut: 1. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok 2. Tiap kelompok terdiri atas 5-6 orang yang bersifat heterogen 3. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan 4. dari masing-masinh kelompok diambil seorang anggota untuk membentuk kelompok pakar 5. kelompok pakar kemudian kembali kekelompok semula untuk mengajari anggota kelompoknya 6. guru berperan sebagai fasilitator dan motivator 7. tiap munggu atau dua minggu guru melaksanakan evaluasi 8. Bagi siswa dan kelompok siswa yang mendapat nilai hasil belajar yang sempurna diberi penghargaan Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif jigsaw adalah sebagai berikut: Kelebihan Model Pembelajaran tipe Jigsaw : a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada tim ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya. b. Pemerataan materi dapat dicapai dalam waktu yang singkat. c. Melatih siswa untuk berbicara dan berpendapat. Kelemahan model pembelajaran tipe Jigsaw : a. Prinsif utama pembelajaran ini adalah peer teaching,pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala, karena perbedaan persepsi memahami konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain. b. Tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi kepada temannya. c. Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini diterapkan.
  • 13. ~ 10 ~ Data siswa tentang nilai, kepribadian,perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru, dan butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe masing-masing siswa. d. Model pembelajaran ini sulit diterapkan pada kelas yang memiliki siswa banyak (>40) 2.3.1.3 Tipe Group Investigation Model ini dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh Sharn. Dalam metode ini siswa dilibatkan sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun mempelajari melalui investigasi. Dalam metode ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam komunikasi dan proses memiliki kelompok. Sintaks dari model pembelajaran group investigation adalah sebagai berikut: Fase Kegiatan Guru Mempusatkan perhatian siswa. a) Memotivasi siswa (memfokuskan perhatian siswa) dengan cara Tanya jawab berkaitan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari. b) Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengidentifikasi topic dan membagi siswa ke dalam kelompok a) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan kontribusi apa yang akan mereka selidiki b) Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas Merencanakan tugas Mempersiapkan dan menata sumber belajar sebagai sarana siswa berfantasi agar dapat berinvestigasi secara optimal Membuat penyelidikan Memfasilitasi, membimbing serta mengawasi siswa yang sedang berfantasi dan berinvestigasi agar setiap kelompok dapat bekerja optimal Mempresentasikan tugas akhir a) Memberikan reinforcement pada kelompok yang penampilannya baik dan memberikan motivais pada kelompok yang kurang baik b) Memberikan penegasan terhadap masing-masing bahasan dari setiap kelompok Evaluasi pembelajaran a) Membantu siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dipelajari yang telah dipelajat sekali b) Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran c) Mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunaka tes hasil belajar
  • 14. ~ 11 ~ 2.3.1.4 Tipe Think Pair Share (TPS) Seperti namanya ”Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya, ”Pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang- pasangan. Beri kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan ”Sharing”. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengkonstruksian pengetahuan secara integratif. Peseta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya. 2.4 Model Pengajaran Berdasarkan Masalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik dimana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari peserta didik. Selanjutnya peserta didik menyeleseikan masalah tersebut untuk menemukan pengetahuan baru. Hasil belajar dari pembelajaran berbasis masalah adalah peserta didik memiliki keterampilan penyelidikan. Peserta didik mempunyai keterampilan mengatasi masalah. Peserta didik mempunyai kemampuan mempelajari peran orang dewasa. Peserta didik dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan indipenden. Simtaks dari model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: FASE – FASE PERILAKU GURU Fase 1 : Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahannya Fase 3 : Membantu investigasi mandiri Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan
  • 15. ~ 12 ~ dan kelompok eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi Fase 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model serta membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah Guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan 2.5 Model Pembelajaran Inkuiri Gulo (2002), menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analistis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri Trianto (2011:168-172) menyatakan, bahwa kemampuan melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut : a. Mengajukan Pertanyaan Atau Permasalahan Kegiatan inkuiri dimulai ketika pernyataan atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. b. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan c. Mengumpulkan Data Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik
  • 16. ~ 13 ~ d. Analisi Data Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya e. Membuat Kesimpulan Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa. Tabel 2.1. Tahap Pembelajaran Inkuiri No. Fase Perilaku Guru 1. Menyajikan pertanyaan atau masalah Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok 2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis yang menjadi prioritas penyelidikan. 3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menetukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah- langkah percobaan. 4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan 5. Mengumpulkan dan menganalisis data Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. 6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
  • 17. ~ 14 ~ 2.6 Model Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yakni : kontruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyaraka belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment). 5 (lima) elemen yang harus yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu : 1. Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik. 2. Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagian secara khusus (dari umum ke khusus) 3. Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara (a) menyusun konsep sementara, (b) melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain, dan (c) merevisi dan mengembangkan konsep 4. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung apa yang dipelajari. 5. Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari. Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dikelas antara lain : 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4. Ciptakan masyarakat belajar. 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara Tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut: 1. Kontruktivisme (Contructivism)
  • 18. ~ 15 ~ Kontruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut kontruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikontruksi dalam diri seseorang, oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk mengintrepretasi obyek tersebut (Sugiyanto: 2009: 17). Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong – konyong, pengetahuanbukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. 2. Menemukan (Inquiri) Inquiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis (Sugiyanto: 2009: 17). Inquiri merupakan inti dari pembelajaran berbasis CTL, pengetahuan dan keterampilan yangdiperoleh siswa hasil dari menemukan sendiri.Kegiatan inquiri merupakan sebuah siklus, siklus tersebut terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut :  Merumuskan masalah (dalam mapel apapun)  Mengajukan hipotesa  Mengumpulkan data melalui observasi  Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, table, dan karya lainnya (menguji hipotesa).  Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, , teman sekelas, atau audiens yang lain (membuat kesimpulan). 3. Bertanya (Question) Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan, jantung dari pengetahuan, dan aspek penting dari pembelajaran. Dalam pembelajaran model CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri (Sugiyanto: 2009: 17). Pengembangan keterampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan, hal ini penting karena pertanyaan guru menjadikan pembelajaran lebih produktif, yaitu berguna untuk :  Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan pembelajaran  Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar  Merangsang keinginan siswa terhadap sesuatu  Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan
  • 19. ~ 16 ~  Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu  Menyegarkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa 4. Masyarakat belajar (Learning Community) Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran didapat dari hasil kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar akan berjalan baik jika terjadi komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat aktif dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. (Rusman: 2010) Manfaatnya yaitu melatih siswa untuk bekerjasama, memberi, dan meminta informasi, prakteknya di kelas terwujud dalam : a. Pembentukan kelompok kecil b. Pembentukan kelompok besar c. Mendatangkan nara sumber atau ahli d. Bekerja dengan kelas sederajad e. Bekerja dengan sekolah diatasnya f. Bekerja kelompok dengan kelas diatasnya g. Bekerja dengan masyarakat 5. Pemodelan (Modeling) Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa, contohnya membaca berita, membaca lafal bahasa, mengoperasikan instrumen memerlukan contoh agar siswa dapat mengerjakan dengan benar (Sugiyanto: 2009: 19). Dalam pembelajaran ada model yang ditiru (Bagaimana cara belajar), misalnya cara membaca peta, cara menemukan kata kunci. Guru bukan satu-satunya model, bisa dari siswa atau narasumber 6. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pengalaman yang dicapai, baik yang bernilai positif atau yang bernilai negatif (Sugiyanto: 2009: 19). Refleksi juga merupakan cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu, realisasi refleksi antara lain: a. Pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh pada hari tersebut
  • 20. ~ 17 ~ b. Catatan atau jurnal di buku siswa c. Kesan atau saran siswa mengenai hal tersebut d. Diskusi e. Hasil karya 7. Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assesment) Adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Karakteristik Authentic Assesment antara lain : a. Diselenggarakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung b. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif c. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta d. Berkesinambungan e. Terintegrasi f. Dapat digunakan sebagai feed back
  • 21. ~ 18 ~ BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Penggunaan kata pembelajaran sering dihubungkan dengan istilah-istilah sebagai berikut: (1) pendekatan pembelajaran (2) strategi pembelajaran, (3) Metode pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, (5) Taktik pembelajaran, dan (6) Model Pembelajaran. 2. Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah 3. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. 4. Jenis – Jenis Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe Student Team Achievement Division (STAD)  Tipe Jigsaw  Tipe Group Investigation  Tipe Think Pair Share (TPS) 5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik dimana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari peserta didik. 6. strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analistis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 7. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
  • 22. ~ 19 ~ DAFTAR PUSTAKA Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi. Surabaya Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Jakarta: Kencana Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara Tim Dosen. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan: UNIMED Press