Ada 7 jenis marfuatul asma yaitu fail, naibul fail, mubtada, khabar, isim kana dan saudaranya, khabar inna dan saudaranya, serta ta'bi seperti naat, athaf, tawkid, dan badal. Fail adalah nama yang berada setelah kata kerja untuk menunjukkan pelaku, sedangkan naibul fail menunjukkan yang menerima akibat kata kerja.
Tafsir merujuk pada makna harfiah dalam Al-Quran, sedangkan takwil mengacu pada makna lain yang masih dapat dikandung berdasarkan dalil. Tafsir memberikan penjelasan makna secara harfiah, sedangkan takwil memberikan penjelasan makna lain dengan mengandalkan dalil. Kedua istilah tersebut memiliki perbedaan dalam ruang lingkup makna, namun sama-sama bertujuan memahami ajaran Al-Quran
makalah yang menjelaskan tentang 'AM dan KHASH, guna memenuhi tugas mata kuliah ULUMUL QUR'AN 2.
untuk lebih lengkapnya kunjungi blog saya di khusnulsawo.blogspot.com \(^o^)/
Dokumen ini membahas tentang pengertian, faedah, dan hukum ilmu tajwid. Tajwid adalah ilmu yang mengajarkan cara membaca Al-Quran dengan benar, seperti pengucapan huruf dan mad. Mempelajari tajwid berguna untuk mencegah kesalahan saat membaca Al-Quran. Hukumnya adalah wajib bagi umat Islam untuk mempelajari dan mempraktikkannya. Ada beberapa metode membaca Al-Quran sesuai dengan t
1. Bab 1 membahas unsur-unsur hadis yaitu sanad, matan, dan rawi. Sanad adalah rantai para periwayat, matan adalah isi pesan hadis, dan rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis.
2. Bab 2 membahas jenis-jenis hadis berdasarkan bentuknya, yaitu qauliyah (berupa ucapan Nabi), fi'liyah (perbuatan Nabi), taqririyah (penetapan tertentu di depan Nabi tanpa sangg
Tafsir merujuk pada makna harfiah dalam Al-Quran, sedangkan takwil mengacu pada makna lain yang masih dapat dikandung berdasarkan dalil. Tafsir memberikan penjelasan makna secara harfiah, sedangkan takwil memberikan penjelasan makna lain dengan mengandalkan dalil. Kedua istilah tersebut memiliki perbedaan dalam ruang lingkup makna, namun sama-sama bertujuan memahami ajaran Al-Quran
makalah yang menjelaskan tentang 'AM dan KHASH, guna memenuhi tugas mata kuliah ULUMUL QUR'AN 2.
untuk lebih lengkapnya kunjungi blog saya di khusnulsawo.blogspot.com \(^o^)/
Dokumen ini membahas tentang pengertian, faedah, dan hukum ilmu tajwid. Tajwid adalah ilmu yang mengajarkan cara membaca Al-Quran dengan benar, seperti pengucapan huruf dan mad. Mempelajari tajwid berguna untuk mencegah kesalahan saat membaca Al-Quran. Hukumnya adalah wajib bagi umat Islam untuk mempelajari dan mempraktikkannya. Ada beberapa metode membaca Al-Quran sesuai dengan t
1. Bab 1 membahas unsur-unsur hadis yaitu sanad, matan, dan rawi. Sanad adalah rantai para periwayat, matan adalah isi pesan hadis, dan rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis.
2. Bab 2 membahas jenis-jenis hadis berdasarkan bentuknya, yaitu qauliyah (berupa ucapan Nabi), fi'liyah (perbuatan Nabi), taqririyah (penetapan tertentu di depan Nabi tanpa sangg
Makalah ini membahas tentang manthuq dan mafhum dalam tafsir Al-Qur'an. Manthuq didefinisikan sebagai arti yang ditunjukkan oleh lafaz, sedangkan mafhum adalah arti yang dipahami dari ayat meskipun tidak secara langsung. Makalah ini menjelaskan pengertian dan macam-macam dari manthuq dan mafhum serta mafhum muwafaqah dan mukhalafah.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang makhraj (tempat keluarnya) huruf-huruf hijaiyah dalam bahasa Arab. Terdapat empat bagian makhraj utama yaitu al-jauf (rongga mulut dan tenggorokan), al-halq (tenggorokan), al-lisan (lidah), dan al-syafatin (bibir). Setiap bagian dijelaskan huruf-huruf apa saja yang keluar dari tempat tersebut beserta penjelasan teknis pelafalannya
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahjuniska efendi
Tafsir, ta'wil, dan terjemahan merupakan tiga konsep penting dalam memahami Al-Quran. Tafsir berarti menjelaskan makna teks Al-Quran, ta'wil berarti mengungkap makna tersembunyi, sedangkan terjemahan berarti menerjemahkan teks Al-Quran ke bahasa lain. Ada beberapa metode tafsir seperti tafsir bil ma'tsur yang bersumber dari sumber-sumber syarak dan tafsir bir ra'i yang b
Aliran Asyariyah (Aswaja), Mata kuliah Tauhid Ilmu kalam annisa berliana
Aliran Asy'ariyah adalah aliran yang didirikan oleh Abu al-Hasan al-Asy'ari setelah ia meninggalkan aliran Mu'tazilah. Asy'ari mengambil jalan tengah antara rasionalisme Mu'tazilah dan literalisme Salafi dengan mengeksploitasi akal secara maksimal tetapi tetap memegang teguh dalil-dalil naqli. Aliran ini mendapat dukungan mayoritas kaum Muslimin karena kemampuannya mengin
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiKhusnul Kotimah
Dokumen ini merangkum presentasi tentang urutan surat dan ayat Al-Quran. Ia menjelaskan pengertian ayat dan surat, serta proses pengelompokan ayat dan surat menurut Rasulullah. Dokumen ini juga membahas penjelasan ulama tentang basmallah pada surat At-Taubah dan Al-Anfal, serta larangan mengurangi isi Al-Quran.
Makalah ini membahas tentang pelaku pekerjaan (al-fa'il) dan pengganti pelaku (naib al-fa'il) dalam bahasa Arab. Al-fa'il adalah kata benda yang menjadi pelaku tindakan setelah kata kerja. Ada dua jenis al-fa'il yaitu al-fa'il yang jelas dan al-fa'il yang tersirat. Naib al-fa'il adalah kata benda yang menjadi pelaku bila pelaku sebenarnya tidak disebutkan.
Makalah ini membahas tentang manthuq dan mafhum dalam tafsir Al-Qur'an. Manthuq didefinisikan sebagai arti yang ditunjukkan oleh lafaz, sedangkan mafhum adalah arti yang dipahami dari ayat meskipun tidak secara langsung. Makalah ini menjelaskan pengertian dan macam-macam dari manthuq dan mafhum serta mafhum muwafaqah dan mukhalafah.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang makhraj (tempat keluarnya) huruf-huruf hijaiyah dalam bahasa Arab. Terdapat empat bagian makhraj utama yaitu al-jauf (rongga mulut dan tenggorokan), al-halq (tenggorokan), al-lisan (lidah), dan al-syafatin (bibir). Setiap bagian dijelaskan huruf-huruf apa saja yang keluar dari tempat tersebut beserta penjelasan teknis pelafalannya
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahjuniska efendi
Tafsir, ta'wil, dan terjemahan merupakan tiga konsep penting dalam memahami Al-Quran. Tafsir berarti menjelaskan makna teks Al-Quran, ta'wil berarti mengungkap makna tersembunyi, sedangkan terjemahan berarti menerjemahkan teks Al-Quran ke bahasa lain. Ada beberapa metode tafsir seperti tafsir bil ma'tsur yang bersumber dari sumber-sumber syarak dan tafsir bir ra'i yang b
Aliran Asyariyah (Aswaja), Mata kuliah Tauhid Ilmu kalam annisa berliana
Aliran Asy'ariyah adalah aliran yang didirikan oleh Abu al-Hasan al-Asy'ari setelah ia meninggalkan aliran Mu'tazilah. Asy'ari mengambil jalan tengah antara rasionalisme Mu'tazilah dan literalisme Salafi dengan mengeksploitasi akal secara maksimal tetapi tetap memegang teguh dalil-dalil naqli. Aliran ini mendapat dukungan mayoritas kaum Muslimin karena kemampuannya mengin
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiKhusnul Kotimah
Dokumen ini merangkum presentasi tentang urutan surat dan ayat Al-Quran. Ia menjelaskan pengertian ayat dan surat, serta proses pengelompokan ayat dan surat menurut Rasulullah. Dokumen ini juga membahas penjelasan ulama tentang basmallah pada surat At-Taubah dan Al-Anfal, serta larangan mengurangi isi Al-Quran.
Makalah ini membahas tentang pelaku pekerjaan (al-fa'il) dan pengganti pelaku (naib al-fa'il) dalam bahasa Arab. Al-fa'il adalah kata benda yang menjadi pelaku tindakan setelah kata kerja. Ada dua jenis al-fa'il yaitu al-fa'il yang jelas dan al-fa'il yang tersirat. Naib al-fa'il adalah kata benda yang menjadi pelaku bila pelaku sebenarnya tidak disebutkan.
Makalah ini membahas tentang Amil Nawasikh dalam bahasa Arab, yang merupakan kata yang dapat mempengaruhi atau merusak i'rob (kedudukan) dari mubtada dan khobar dalam suatu kalimat. Terdapat tiga jenis Amil Nawasikh yaitu Inna, Kaana, dan Dzonna beserta contoh-contoh penggunaannya.
Teks tersebut membahas tentang kategori dan fungsi kalimat nominal Arab, termasuk kategori nomina yang dapat menjadi mubtada' seperti mashdar, isim fa'il, dan isim maf'ul, serta fungsi jumlah ismiyah dan fungsi mubtada' dan khabar ketika kemasukan kana wa akhawatuha, inna wa akhawatuha, dan dzanna wa akhawatuha."
Isim mufrad adalah isim tunggal yang dapat mempengaruhi fiil atau amil yang terkait. Terdapat beberapa jenis isim mufrad berdasarkan gender, akhiran kata, dan penerimaan tanwin. Jamak taksir adalah bentuk jamak yang diubah dari bentuk tunggal melalui penambahan, pengurangan, atau perubahan harkat huruf. Isim maushul berfungsi untuk menghubungkan kalimat, setara dengan kata 'yang' dalam
Dokumen tersebut membahas tentang i'rab atau perubahan akhiran kata dalam bahasa Arab. Terdapat empat jenis i'rab yaitu rafa', nashab, khafadh, dan jazm. Setiap kata benda dan kata kerja memiliki aturan tersendiri dalam penerapan i'rab berdasarkan tanda-tanda tertentu seperti harakat, huruf, atau penghapusan huruf.
Dokumen tersebut membahas tentang naibul fa'il, yaitu posisi kalimat yang menggantikan tempat fa'il setelah dibuang. Terdapat empat jenis posisi kalimat yang dapat menjadi naibul fa'il, yaitu maf'ul bih, masdar, jer majrur, dan dhorof. Namun hanya maf'ul bih yang selalu dapat menjadi naibul fa'il. Dokumen juga menjelaskan cara membentuk kata kerja majhul dan conto
1. Fi'il dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan zamannya: fi'il madhi (masa lampau), fi'il mudhari' (sedang atau akan datang), dan fi'il amar (perintah). 2. Dhomir terbagi menjadi munfasil (terpisah) dan muttashil (bersambung). Dhomir juga dapat berupa bariz (jelas) atau mustatir (tersirat).
1. Fi'il dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan zamannya: fi'il madhi (masa lampau), fi'il mudhari' (sedang atau akan datang), dan fi'il amar (perintah). 2. Dhomir terbagi menjadi munfasil (terpisah) dan muttashil (bergabung), serta bariz (jelas) dan mustatir (tersirat). 3. Hukum bacaan fi'il madhi, mudhari', dan amar berbeda-beda berdasarkan z
Dokumen tersebut membahas tentang dhomir dalam bahasa Arab. Dhomir adalah kata ganti untuk pembicara, lawan bicara, dan orang ketiga. Dhomir terbagi menjadi dhomir nashab yang berfungsi sebagai objek dan terikat dengan kata lain, serta dhomir al-bariz dan dhomir al-mustatir. Dhomir digunakan dalam fi'il madhy, fi'il mudhari', dan fi'il amr dengan mengalami perubahan bentuk sesuai
Makalah ini membahas tentang Manshubatul Asma’ (Maf’ul Liajlih & Maf’ul ma’ah). Maf’ul Liajlih adalah isim yang dinashab yang dinyatakan sebagai penjelasan penyebab terjadinya fi'il, sedangkan Maf’ul ma’ah adalah isim yang dinashab untuk menjelaskan zat yang menyertai dilakukannya fi'il. Makalah ini juga menjelaskan syarat-syarat dan contoh Maf’ul L
1. Uraian Materi
A. Pengertian Marfuatul Asma
Marfuatul asma adalah kumpulan isim (kata benda) yang berada dalam
kondisi marfu dalam i’rabnya. Penyebab marfu’nya adalah dikarenakan
adanya ‘amil (pemarkah) yang berada di depan isim tersebut.
Marfuatul asma termasuk kelompok isim Mu’rab, yaitu kelompok
kata yang berubah-ubah kondisi akhirnya mengikuti kaidah i’rab.
Perubahan kata dalam Bahasa Arab terbagi menjadi empat.
Empat macam i’rab ini didasari oleh 4 harakat dalam Bahasa
Arab, yaitu dhammah, fathah, kasrah, dan sukun. Adapunmarfuatulasma
termasuk kelompok isim rafa’ atau dhammah.
B. Macam-macam Marfuatul Asma
إسم و ،خربه و ،املبتدأ و ،هُلاعَف َّمَسُي مل ذيَّلا ُاملفعول و ،ُاعلَفال : وهي ،سبعة املرفوعات-كان-
خرب و ،اهتاوأخ و-ّنإ-و ،ُفْطَالع و ،ُتَّْع:الن أشياء بعةرأ وهو ،للمرفوع َُّابعتال و اهتاوأخ و
ُلَدَالب و ،ُكيدَّوتال.
Ada 7 macam marfuatul asma, yaitu: fail, naibul fail, mubtada, khabar, isim
kana dan saudaranya, khabar inna dan saudaranya, dan ta’bi yaitu naat,
athaf, tawkid, dan badal.
1. Fail
Fail adalah isim marfu yang terletak setelah fiil ma’lum untuk menunjukkan
makna pelaku dari suatu pekerjaan, contoh :
َبْلَكْلا ٌّيِلَع َبَرَض Ali telah memukul anjing
َسَّْرالد ٌدَّمَُُم ُبُْتكَي Muhammad sedang menulis pelajaran
Ketentuan-Ketentuan Fa’il:
1. Fa’il adalah isim yang marfu’
Contoh: اًدَّمَُُم ٌدْيَز َرَصَن (Zaid menolong Muhammad) ٌدْيَز adalah sebagai
fa’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu ’اًدَّمَُُم bukan sebagai fa’il
karena dia manshub قْوُّالس ََلِإ ُلُجَّالر َبَهَذ Laki-laki itu pergi ke pasar ُلُجَّالر
adalah sebagai fai’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu, dan
kata ’السِق ْو bukan sebagai fa’il karena dia majrur.
2. 2. Fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak
di depan atau sebelum fi’il maka dia bukan fa’il Contoh َس َّْردال ُبُتْكَي ٌدَّمَحُم :
Muhammad sedang menulis pelajaran. ٌدَّمَحُم bukan sebagai fa’il. Hal ini
karena ia terletak di depan fi’il.
Fa’ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi’il ُبُتْكَي
yang taqdirnya adalahُوه
3. Fi’il yang dipakai adalah fi’il ma’lum. Apabila ada isim mar’fu’ yang
terletak setelah fi’il majhul, maka ia bukan sebagai fa’il .Contoh: َب ُِرض
ٌّيِلَع Ali dipukul ٌّيِلَع bukanlah sebagai fa’il karena fi’il yang dipakai
adalah fi’il majhul.
4. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod Contoh ُمِلْسُمْال ََبتَك :
َس َّْردال Seorang muslim itu menulis pelajaran.
َس َّْردال ِانَمِلْسُمْال ََبتَك Dua orang muslim itu menulis pelajaran.
َس َّْردال َن ْوُمِلْسُمْال ََبتَك Orang-orang muslim itu menulis pelajaran
5. Bila fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrod mudzakkar. Bila failnya
muannats maka fi’ilnya mufrod muannats .Contoh:
َنَبَّلال ٌدَّمَحُم َب َِرش Muhammad telah minum susu
َنَبَّلال ُمَي ْرَم ْتَب َِرش Maryam telah minum susu
َنَبَّلال ٌدَّمَحُم ُب َرْشَي Muhammad sedang minum susu
َنَبَّلال ُمَي ْرَم ُب َرْشَت Maryam sedang minum susu
2. Naibul Fa’il
Naibul fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il majhul untuk
menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan.
Contoh:
ُبَْلكْال َب ُِرض (Anjing itu telah dipukul),
ُس َّْردال ُبَتْكُي (Pelajaran sedang ditulis)
Ketentuan-ketentuan naibul fa’il
1. Naibul fa’il merupakan isim marfu’. Asal dari na’ibul fa’il adalah
sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala
failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang
mempunyai I’rob rofa’.
Contoh: ًادَّمَحُم ٌدْيَز َرَصَن (Zaid menolong Muhammad)
Ketika fa’ilnya dihapus, menjadi: ٌدَّمَحُم َر ِصُن (Muhammad ditolong)
2. Naibul fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang
terletak di depan atau sebelum fi’il maka dia bukan naibul fa’il.
3. Contoh: َر ِصُن ٌدَّمَحُم (Muhammad ditolong), ٌدَّمَحُم bukan naibul fa’il. Hal
ini karena ia terletak di depan fi’il.
Naibul fa’ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi’il
َر ِصُن yang taqdirnya adalah َُوه
3. Fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul.
Contoh:
َرَقَبْال ٌدَّمَحُم َحَبَذ (Muhammad menyembelih sapi)
ٌدَّمَحُم bukan sebagai na’ibul fail karena fi’il yang dipakai bukan fi’il
majhul.
4. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod
Contoh:
ِلتُقَكْالُِرفا (Seorang kafir itu telah dibunuh)
ِان َِرفَاكْال َلِتُق (Dua orang kafir itu telah dibunuh)
َن ْوُِرفَاكْال َلِتُق (Orang-orang kafir itu telah dibunuh)
5. Bila naibul fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrod mudzakkar. Bila
naibul failnya muannats maka fi’ilnya mufrod muannats.
Contoh:
ٌدَّمَحُم َر ِصُن ُمَي ْرَم ْتَر ِصُن
ٌدَّمَحُم ُب َْرضُي ُمَي ْرَم ُب َْرضُت
6. Apabila susunan sebelum fa’ilnya dihapus menpunyai dua maf’ul bih
(obyek), maka setelah failnya dihapus, maf’ul bih pertama menjadi
naibul fail sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf’ul
bih.
Contoh:
اًماَعَط َْريِقَفْال ٌدَّمَحُم َحَنَم(Muhammad memberi orang fakir itu makanan)
Tatkala fa’ilnya dihapus, maka fi’ilnya harus dirubah menjadi bentuk
majhul. Kemudian maf’ul bih pertama ( yaitu َْريِقَفْال) berubah menjadi
naibul fail, sehingga I’robnya menjadi rofa’. Adapun maf’ul bih ke dua
(yaitu اًماَعَط)tetap manshub sebagai maf’ul bih. اًماَعَط ُْريِقَفْال َحِنُم(Orang fakir
itu diberi makanan)
Catatan Na’ibul Fa’il:
1. Ketentuan na’ibul fa’il mirip dengan ketentuan yang ada pada fa’il.
2. Naibul fa’il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya.
Contoh: ُق َِّارسال ِقْي ِرَّالط ِىف ُضَبْقُي(Pencuri itu ditangkap di jalan)
4. 3. Apabila na’ibul fa’il tidak terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya,
maka untuk na’ibul fa’il yang muannats, fi’ilnya boleh mufrod
muannats atau mufrod mudzakkar.
Contoh: ُمَي ْرَم ِلْصَفْال ِىف ْتَر ِصُن(Maryam ditolong di dalam kelas) atau
ِلْصَفْلا ِىف َر ِصُنُمَي ْرَم (Maryam ditolong didalam kelas)
4. Apabila na’ibul fa’ilnya berupa jamak taksir, maka fi’ilnya boleh
berbentuk mufrod mudzakkar atau mufrod muannats.
Contoh: ُذْيِتاَسَ ْاْل َلِئُس(Para ustadz ditanya) Atau َ ْاْل ْتَلِئُسُذْيِتاَس (Para ustadz
ditanya)
5. Terkadang, na’ibul fa’il berupa isim mabni
Contoh: َس ْوُلُفْال َقَرَس ِىذَّلا َضِبُق(Telah ditangkap orang yang mencuri uang)
ُابَبْال اَذَه ُحَتْفُي(Pintu ini dibuka) ُِرفَاكْال َلِتُق(Orang kafir itu dibunuh) َكْنُتُح
(Orang itu dinikahi) ا ُْوب ُِرض(Mereka dipukul)
3. Mubtada’ dan Khobar
Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat
(Subyek)
Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada’
(Predikat)
Contoh: ٌْبيِبَط ٌدَّمَحُم(Muhammad adalah seorang dokter)
ٌْضي ِرَم ُذَاتْسُ ْاْل(Ustadz itu sakit)
Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khobar
1. Mubtada’ dan khobar merupakan isim-isim marfu’
Contoh: ٌْطيِشَن ُدَل َوْال(Anak itu rajin)
ٌِرهاَم َك ُْوبَأ(Bapakmu adalah orang yang pandai)
ٌلِداَع ى ِاضَقْال(Hakim itu adil)
2. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.
Contoh: ٌر ِاضَح ُمِلْسُمْال(Seorang muslim itu hadir)
ِان َر ِاضَح ِانَمِلْسُمْال(Dua orang muslim itu hadir)
َن ْوُر ِاضَح َن ْوُمِلسُمْال(Orang-orang muslim itu hadir)
3. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.
Contoh: ٌحِلاَص ُمِلْسُمْال(Orang muslim itu sholeh)
ٌةَحِلاَص ُةَمِلْسُمْال(Orang muslimah itu sholihah)
َن ُْودِهَتْجُم َن ْوُنِمْؤُمْال(Para lelaki mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)
ٌاتَدِهَتْجُم َُاتنِمْؤُمْال(Para perempuan mu’min itu orang yang bersungguh-
sungguh)
5. Macam-Macam Mubtada’
1. Mubtada’ yang berupa isim mu’rob
Contoh: ٌمْيِلَع ُهللَأ(Allah Maha Mengetahui)
ِانَدِهَتْجُم ِانَدَل َوْال(Dua anak laki-laki itu orang yang bersungguh-sungguh)
ٌلِداَع ُرَمُع(Umar adalah seorang yang adil)
2. Mubtada’ yang berupa isim mabni
Contoh: ٌدْيِدَج ُابَتِكْال اَذَه(Buku ini baru)
ٌدِهَتْجُم َُوه(Dia seorang yang bersungguh-sungguh)
ٌِبلاَط َانَأ(Saya seorang mahasiswa)
َِربَخْلا ُعا َوْنَأ
(Macam-Macam Khobar)
1. Khobar Mufrod
Khobar mufrod adalah khobar yang bukan berupa jumlah maupun
syibhul jumlah.
Contoh: ٌر ِاضَح ُلِامَعْال(Seorang pekerja itu hadir)
ِان َر ِاضَح ِنَالِامَعْال(Dua orang pekerja itu hadir)
َن ْوُر ِاضَح ُلاَّمُعْال(Para pekerja itu hadir)
2. Khobar Murokkab
Khobar murokkab adalah khobar yang berupa jumlah atau syibhul
jumlah.
a. Khobar yang berupa jumlah
1) Jumlah Ismiyah
Contoh: ٌدْيِدَج ُهُبَاتِك ُدَل َوْال(Anak laki-laki itu bukunya baru)
ٌر ِاضَح ُه ُْوبَأ ُدَل َوْال(Anak laki-laki itu bapaknya hadir)
َرَضَح اَهُس ِِّرَدُم ُةَس َْردَمْال(Sekolahan itu pengajarnya telah hadir)
2) Jumlah Fi’liyah
Contoh: ُه ُْوبَأ َرَضَح ُدَل َوْال(Anak itu telah hadir bapaknya)
ِِّرَدُمْالَرَضَح ُس (Seorang pengajar itu telah hadir)
ا ْوُرَضَح َن ْوُس ِِّرَدُمْال(Para pengajar itu telah hadir)
b. Khobar yang berupa syibhul jumlah
1) Jer dan Majrur
Contoh: ِتْيَبْال ِىف ٌدَّمَحُم(Muhammad di dalam rumah)
ِبَتْكَمْال ىَلَع ُابَتِكْال(Buku itu di atas meja)
2) Dhorof dan Mudhof ilaih
6. Contoh: ِتْيَبْال َامَمَأ ٌدَّمَحُم(Muhammad di depan rumah)
ِبَتْكَمْال َتْحَت ُة َّرِهْال(Kucing itu di bawah meja)
4. Isim Kaana dan Saudaranya
I Kaana dan saudari-saudarinya merupakan fi’il-fi’il yang masuk pada
susunan mubtada’ dan khobar sehingga merofa’kan mubtada’ dan
menashobkan khobar.
Mubtada’ yang telah dirofa’kan oleh kaana dan saudari-saudarinya
dikenal dengan Isim Kaana
Khobar yang telah dinashobkan oleh kaana dan saudari-saudarinya
dikenal dengan Khobar Kaana
Contoh: اًمْيِلَع ُهللا َانَك : ٌمْيِلَع ُهللا ًادِهَتْجُم ٌدَّمَحُم َانَك : ٌدِهَتْجُم ٌدَّمَحُم
Isimnya كان
1. Isim Kaana yang berupa isim mu’rob
Contoh:
اًطْيِشَن ُدَل َوْال َانك ًةَحِلاَص ُةَشِئاَع َْتنَاك
ْال َانَكَْني ِِحلاَص َن ْوُمِلْسُم اتَحِلاَص ُاتَمِلْسُمْال ِتَنَاك
2. Isim Kaana yang berupa isim mabni
Contoh:
اًمِلاَع ُذَاتْسُ ْاْل اَذَه َانَك ًادْيِفُم ُابَتِكْال َِكلَذ َانَك
اًمِلْسُم ُتْنُك ْوُنَاكَْنيِِملْسُم ا
َانك ُْفي ِرْصَت
Contoh:
ٌمِلْسُم َُوهاًمِلْسُم َانَك :
: ِانَمِلْسُم اَمُهِْنيَمِلْسُم َانَاك
: ٌةَمِلْسُم ِتْنأًةَمِلْسُم ِتْنُك
Saudari-Saudari Kaana
1. َحَبْصَأ–ىَحْضَأ–َّلَض–ىَسْمَأ–َاتَب (Untuk menunjukkan waktu)
Contoh: اًمِئَان ُدَل َوْال َاتَب(Anak itu tidur di malam hari)
2. َْسيَل (Untuk penafian)
Contoh: ًالْهَس ُحاَجَّنال َْسيَل(Kesuksesan itu tidaklah mudah)
7. 3. َارَص (Untuk menunjukkan terjadinya perubahan)
Contoh: ًّابَاش ٌدَّمَحُم َارَص(Muhammad telah menjadi seorang pemuda)
4. َامَداَم (Untuk menunjukkan jeda waktu)
Contoh: ا ًرِْطمُم ُم ْوَيْال َامَداَم ْجُرَْخت َال(Jangan keluar selama hari masih hujan)
5. َح ِرَباَم–ََّكفْناَم–َئِتَفاَم–َلا َازَم (Untuk menunjukkan adanya
kesinambungan)
Contoh: اًِّرِدَكُم ُق ِارَسْال َلا َازَم(Pencuri itu senantiasa membuat resah)
ََانك َِربَخ ُعا َوْنَأ
(Macam-Macam Khobar Kaana)
1). Khobar Kaana yang berbentuk mufrod
Contoh: اًر ِاضَح ُلِامَعْال َانَك
2). Khobar Kaana yang berbentuk murokkab
Contoh: ٌدْيِدَج ُهُبَاتِك ُدَل َوْال َانَك ا ْوُرَضَح َن ْوُسِِّرَدُمْال َانك
ِتْيَبْال ِىف ٌدَّمَحُم َانَك ِتْيَبْال َامَمَأ ٌدَّمَحُم َانَك
Catatan Kana:
1). Apabila isim kaana berupa isim mu’rob, maka kaana selalu dalam
bentuk mufrodnya walaupun isim kaana tersebut berupa isim mutsanna
atau jamak.
Contoh: ًادِهَتْجُم ُمِلْسُمْال َانَك ِْنيَدِهَتْجُم ِانَمِلْسُمْال َانَك
َْنيِدِهَتْجُم َن ْوُمِلْسُمْال َانَك
2). Apabila isim kaana berupa isim mabni yang berupa dhomir, maka
kaana ditashrif sesuai dengan dhomirnya.
Contoh: ٌمِلْسُم َُوهاًمِلْسُم َانَك : : ِانَمِلْسُم اَمُهِْنيَمِلْسُم َانَاك
: ٌمِلْسُم َانَأاًمِلْسُم ُتْنُك
3). I’rob dari khobar kaana yang berbentuk murokkab adalah fii mahalli
nashbin ( بْصَن ِِّلَحَم ِىف )
5. Khabar Inna dan saudaranya
In Inna dan saudari-saudarinya merupakan huruf yang masuk pada
susunan mubtada dan khobar, sehingga menashabkan mubtada dan
merofa’kan khobar.
Mubtada’ yang telah dinashabkan oleh inna dan saudari-saudarinya
dikenal dengan Isim Inna.
8. Khobar yang telah dirofa’kan oleh inna dan saudari-saudarinya
dikenal dengan Khobar Inna.
Sehingga istilahnya menjadi berubah, dari mubtada menjadi isim inna
dan khobar menjadi khobar inna.
Contoh:
َهللا َّنِإٌمْيِكَح (Sesungguhnya Allah adalah Maha Bijaksana)
ٌّيِكَذ ًّايِلَع َّنِإ(Sesungguhnya Ali adalah Anak yang cerdas)
ٌْرسُي َِينِّدال َّنِإ(Sesungguhnya Agama ini mudah)
Perincian kalimat:
ٌمْيِكَح ُهللا—ٌمْيِكَح َهللا َّنِإ
ٌّيِكَذ ٌّيِلَع—َع َّنِإٌّيِكَذ ًّايِل
ٌْرسُي ُِّينِدال—ٌْرسُي َِّينِدال َّنِإ
Saudara-Saudara Inna:
1. نَأ ,َّنِإ = Untuk Taukid (Menguatkan sesuatu)
Contoh:
َْني ِرِباَّصال َعَم َهللا َّنِإ(Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar)
َرْصَّنال َّنَأ ا ْوُمَلْعا َوِْربَّصال َعَم (Ketahuilah sesungguhnya pertolongan itu
bersama kesabaran)
2. َْتيَل = Untuk berandai-andai
Contoh:
َةنَسَح َةَجْيِتَّنال َْتيَل(Seandainya nilainya baik)
3. َّنَأَك = Untuk Tasybih (Menyerupakan)
Contoh:
دَسَأ َرَمُع َّنَأَك(Seakan-akan Umar adalah singa)
4. َِّنكَل = Untuk Menyatakan kebalikan dari kalimat sebelumnya
Contoh:
ٌدْيِفُم ُهَّنِكَل ٌْريِغَص ُابَتِكْلَا(Kitab itu kecil akan tetapi berfaidah)
5. َّلَعَل = Untuk pengharapan
Contoh:
ِدَتْعُم َّوَجْال َّلَعَلٌل (Mudah-mudahan udaranya nyaman)
6. ِسْن ِجِْلل ُةْيِفاَّنال َال = Untuk meniadakan jenis
Contoh:
ِتْيَبْال ِيف َلُجَر َال(Tidak ada seorang lelaki pun di dalam rumah itu)
9. Tashrif Inna:
Isim Inna terbagi dua, yang berupa isim Mu’rob dan Mabni.
a. Isim Inna yang berupa isim mu’rob
Contoh:
ٌِسلاَج ًادَّمَحُم َّنِإ(Sesungguhnya Muhammad duduk)
ٌلْهَس َانَحِتْمِاإل َّنِإ(Sesungguhnya Ujian itu mudah)
َِانتَر ِاضَح ِْنيَتَأ ْرَمْال َّنِإ(Sesungguhnya dua wanita itu hadir)
ِجُم َْنيِبِعَّالال َّنِإَن ْود (Sesungguhnya para pemain itu bersungguh-sungguh)
b. Isim inna yang berupa isim mabni
Contoh:
ٌةَمِئاَق اَهَّنِإ(Sesungguhnya dia -perempuan- berdiri)
ٌذَاتْسُأ َكَّنِإ(Sesungguhnya kamu adalah seorang ustadz)
ٌِبلاَط يِِّنِإ(Sesungguhnya aku adalah seorang pelajar)
Catatan Khobar Inna:
1). Untuk menentukan mana isim inna dan khobarnya, terlebih dahulu
harus dicari mana mubtada dan khabarnya, sehingga apabila
didapatkan khobar di depan atau mubtada di belakang maka isim dan
khobar inna juga menyesuaikan.
Contohnya adalah kalimat:
ُلُجَّالر ِتْيَبْال ِيف(Seorang laki-laki itu di dalam rumah)
Maka kata ِتْيَبْال ِيفadalah khobar muqoddam, sedangkan ُلُجَّالرadalah
mubtada muakhkhor. Sehingga apabila kemasukan inna, kalimatnya
menjadi: َلُجَّالر ِتْيَبْال ِيف َّنِإ
2). Jika mubtada berbentuk dhomir maka isim inna menyesuaikan,
Contoh: َن ْوُمِلْسُم ْمُهMenjadi, َن ْوُمِلْسُم ْمُهَّنِإ
Contoh lain: ٌّيِكَذ َتْنَأMenjadi, ٌّيِكَذ َكَّنِإ
6. Attawabi lil marfu
I (Tabi’)
Tabi’ adalah kata yang mengikuti hukum kata sebelumnya ditinjau dari sisi
i’rab. Contoh: ٌمْي َِرك ٌلُجَر َءاَج(Seorang lelaki yang mulia telah datang)
اًمْي َِرك ًالُجَر ُْتيَأ َر(Aku telah melihat seorang lelaki yang mulia)
Istilahnya: ُع ُْوبْتَمْلَا= Kata yang diikuti ُعِباَّتلَا= Kata yang mengikuti
10. ُعِباََّوتلَا
(Tawabi’)
1. ُتْعَّنلَا—ٌت ْوُعْنَم / ٌتْعَن
2. ُفْطَعْلَا—ٌف ْوُطْعَم / ٌفْطَع
3. ُدْيِك ْوَّتلَا—ٌدَّكَؤُم / ٌدْيِك َْوت
4. ُلَدَبْلَا—ُهْنِم ٌلَدْبُم / ٌلَدَب
ُْتعَّنلَا
(Na’at)
Na’at adalah tabi’ yang menyifati isim sebelumnya. Na’at bisa disebut sifat.
Contoh: ٌلِداَع ٌماَمِإ َءاَج(Seorang imam yang adil telah datang)
ٌةَحِلاَص ٌةَمِلْسُم يِِّلَصُت(Seorang muslimah yang shalihah sedang shalat)
Ketentuan-Ketentuan Na’at:
1. Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi ta’yin (kejelasan) nya.
Contoh: ٌِرهاَم ٌِبلاَط َعَج َر(Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ُِرهاَمْال ُِبلاَّالط َعَج َر(Seorang mahasiswa yang pandai itu telah kembali)
2. Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi ‘adad (jumlah) nya.
Contoh: َط َعَج َرٌِرهاَم ٌِبلا (Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ِان َِرهاَم ِانَبِلاَط َعَج َر(Dua orang mahasiswa yang pandai telah kembali)
َن ْوُِرهاَم ٌبَّالُط َعَج َر(Para mahasiswa yang pandai telah kembali)
3. Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi nau’ (jenis) nya.
Contoh: ٌِرهاَم ٌِبلاَط َعَج َر(Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ٌةَِرهاَم ٌةَبِلاَط َعَج َر(Seorang mahasiswi yang pandai telah kembali)
Catatan:
1. Apabila man’ut berupa isim jama’ yang tidak berakal (ٌعْمَج اَع ِْريَغِلِلق )
maka na’atnya boleh berbentuk mufrod muannats atau jama’ muannats.
Contoh: ُةَيِلاَعْال ُلاَب ِجْال ِتَرَجَفْنِا(Gunung-gunung yang tinggi itu meletus)
ُاتَيِلاَعْال ُلاَب ِجْال ِت َرَجَفْنِا(Gunung-gunung yang tinggi itu meletus)
2. Setiap jumlah (kalimat) yang terletak setelah isim nakirah maka dia
dianggap sebagai na’at (sifat).
Contoh: ُدْيِفُي ٌلَمَع اَذَه(Ini adalah amalan yang berfaidah)
ٌص ِارَق ُهُد ْرَب ٌم ْوَي ىَضَم(Hari yang dinginnya menusuk telah berlalu)
11. ُفْطَعْلَا
(‘Athaf)
‘Athaf adalah tabi’ yang terletak setelah huruf-huruf athaf (huruf-huruf
penghubung / penyambung)
Contoh: ُانَمُْثع َو ُرَمُع َءاَج(Umar dan Utsman telah datang)
ٌّيِلَع َّمُث ٌدَّمَحُم ََامن(Muhammad tidur kemudian Ali)
Huruf-huruf ‘athaf ada lima, yaitu:
1. َو Digunakan untuk sekedar menggabungkan dua kata atau lebih ( ُقَلْطُم
ِعْمَجْ)ال Contoh: ٌدْيِعَس َو ٌنَسَح َو ٌدَّمَحُم َءاَج (Muhammad, Hasan dan Sa’id telah
datang)
2. َف Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara
berurutan dengan tanpa adanya jeda (ِبْيِت ْرَّتِلل ِبْيِقْعَّتال َعَم)
Contoh: ٌدْيِعَسَف ٌنَسَحَف ٌدَّمَحُم َءاَج(Muhammad datang, kemudian Hasan,
kemudian Sa’id)
Faidah:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: … ِّْرِبَكَف َةَلْبِقْال ِلِبْقَتْسا َّمُث
“…Kemudian hendaklah menghadap ke arah kiblat kemudian (langsung)
bertakbirlah.”
“Dalam hadits ini menyebutkan perbuatan langsung, setelah seseorang
menghadap kiblat, kemudian ia langsung bertakbir. Maka faidahnya,
tidak ada pengucapan niat dalam shalat.”
3. َّمُث
Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan
dengan disertai adanya jeda (ي ِاخ َرَّتال َعَم ِبْيِت ْرَّتِلل) Contoh: َّمُث ٌدَّمَحُم َد ِْجسَمْال َلَخَد
ٌنَسَح(Muhammad masuk masjid kemudian -beberapa saat kemudian-
Hasan)
4. ْوَأ
Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih untuk
menunjukkan sebuah pilihan atau untuk mengungkapkan keragu-
raguan.
Contoh: ِةَازَجِاإل ِم ْوَي ِيف ٌملَعَت ْوَأ ٌِبعَل ِبَالالط ِعْمَجِل ُحاَبُي(Dibolehkan bagi segenap
mahasiswa untuk bermain atau belajar pada hari libur) ٌّيِلَع ْوَأ ٌدَّمَحُم َرَبَخْال َلَقَن
(Yang menukil kabar adalah Muhammad atau Ali)
12. 5. ْمَأ
Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih guna menuntut
suatu kejelasan. Huruf ini biasanya terletak setelah huruf istifham “a” (َأ)
Contoh: ٌْبيِبَط ْمَأ ٌِسدْنَهُم َك ُْوبَأ َْله(Apakah Bapakmu seorang Insinyur ataukah
Dokter?)
ُدْيِك َّْوتلَا
(Taukid)
Taukid adalah tabi’ yang disebutkan di dalam kalimat untuk menguatkan
atau menghilangkan keragu-raguan dari si pendengar.
Contoh: ُهُسْفَن ُذَاتْسُاْل َءاَج(Ustadz itu telah datang)
ْمُهلُك ُبَّالالط َرَضَح(Para Mahasiswa semuanya telah datang)
1. ٌّيِظْفَل ٌدْيِك َْوت
Taukid yang disebutkan dalam suatu kalimat dengan cara mengulang
lafazh yang hendak dikuatkan.
Contoh: ٌنَسَح ٌنَسَح َاتَم(Hasan Hasan telah meninggal)
ٌّيِلَع ٌّيِلَع َلِتُق(Ali Ali telah dibunuh)
2. ٌّيِوَنْعَم ٌدْيِك َْوت
Yaitu taukid yang disebutkan dalam suat kalimat dengan cara
menambahkan lafazh-lafazh khusus (ِدْيِك ْوَّتال ُظَافْل ََ)
Catatan:
Alfazhuzh taukid harus bersambung dengan dhomir-dhomir yang sesuai
dengan dengan kata yang ingin dikuatkan.
Diantara lafazh-lafazh taukid adalah:
1. ُسْفَن Contoh: ُهُسْفَن ٌدَّمَحُم َامَص
2. ُنْيَع Contoh: هاُنْيَع ُمَي ْرَم َْتئاَج
3. ِكَال Contoh: ِةَّنَجْال ِيف اَمُهَالِك ٌّيِلَع َو ُانَمُْثع
4. َاتِْلك Contoh: اَمُهَاتِْلك َِانتَسِِّرَدُم ْتَرَضَح
5. ُةَماَع ,ُعْيِمَج ,لُك Contoh: ْمُهُعْيِمَج ُبَّالالط َعَج َر
Faidah Tambahan:
Apabila ditemukan kata yang bentuknya adalah mufrad akan tetapi secara
makna mempunyai anggota bagian maka ia dikuatkan dengan lafazh taukid
jamak.
Contoh: ُهُعْيِمَج ُْشيَجْال اءَج ٌد ِاح َو ٌبْلَق اَهُعْيِمَج ُةَّيِمَالْسِاإل ُةَّمُْلَا
13. ُلَدَبْلَا
(Badal)
Badal adalah tabi’ yang disebutkan di dalam suatu kalimat untuk mewakili
kata sebelumnya, baik mewakili secara keseluruhan ataupun sebagiannya
saja.
Contoh: ٌدَّمَحُم ُذَاتْسُاْل ُِسلْجَي(Ustadz Muhammad sedang duduk)
ُهُلْج ِر ٌيِلَع َب ُِرض(Ali dipukul kakinya)
Badal bisa dikenal dengan menambahkan kata “yaitu” pada terjemah kata
yang digantikan.
1. ٌقِباَطُم ٌلَدَب
Yaitu badal yang menggantikan kata sebelumnya (mubdal minhu)
secara utuh. Contoh: ٌحِلاَص ٌلُجَر ُدَمْحَأ ُماَمِإلَا(Imam Ahmad adalah seorang
lelaki yang shalih)
2. َبِِّلُكْال َنِم ِضْعَبْال ُلَد
Badal yang mewakili anggota bagian dari kata sebelumnya. Contoh: َمَدَهْنِا
ُهُارَد ِج ُْتيَبْال(Rumah itu dindingnya roboh)
3. ِلاَمِتْشِالا ُلَدَب
Badal yang mewakili sebagian sifat dari kata sebelumnya. Contoh: ُب ِجْعُيِين
ُهُتَفاَظَن ُْتيَبْال(Kebersihan rumah itu mengagumkanku)
Catatan:
1. Badal ba’dhi minal kulli dan badal isytimal harus bersambung dengan
dhomir yang sesuai dengan mubdal minhu nya.
2. Biasanya badal ditemukan dalam suatu kalimat setelah:
a. Nama orang atau gelar
Contoh: ِبلاَط يِبَأ ُنْب ِيلَع َلاَق(Ali bin Abi Thalib berkata)
ًةَدِيفُم ًةَلاَس ِر ٌدَّمَحُم ُخْيَشال ََبتَك(Syaikh Muhammad menulis sebuah risalah
yang berfaidah)
b. Isim Isyarat
Contoh: ٌدْيِفُم ُابَتِكْال اَذَه(Kitab ini berfaidah)
ٌْفيَِظن ُْتيَبْال َِكلَذ(Rumah itu bersih)
c. Pembagian
Contoh: ٌةَثَالَث ِةَمِلَكْال ُمَسْقَأ ٌف ْرَح َو ٌلْعِف َو ٌمْسِا :(Kalimat terbagi tiga: Isim, Fi’il
dan Huruf) َُرغْصَأ َو ُرَبْكَأ :ِانَع َْون ُك ْرِِّشال(Syirik terbagi dua: Besar dan Kecil)
14. Catatan Khusus:
لَبَج ُنْب ُذاَمعُ
Apabila badal berupa lafadz ,ابن maka mubdal minhu (yang dibadali/kata
yang terletak sebelumnya) tidak boleh ditanwin, sedangkan lafadz ابن
dihilangkan alifnya (menjadi )بن dan kata yang terletak setelahnya
dimajrurkan sebagai mudhaf ilaih. Contoh: