Dokumen tersebut membahas tentang lembaga-lembaga independen di Indonesia seperti KPU, KOMNAS HAM, TNI, Kepolisian, dan Bank Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut memiliki peran yang berbeda-beda namun sama-sama independen sesuai ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.
Materi Produk Hukum Daerah ini merupakan bahan perkenalan untuk selayang pandang mengenai jenis dan prosedur pembentukan Produk Hukum Daerah sebagaimana telah dipresentasikan dihadapan Mahasiswa STIA Al Gazali Barru pada Latihan Kepemimpinan Dasar 14 Agustus 2019
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada negara. Organisasi negara mencakup bagaimana kedudukan organisasi dalam negara, hubungan, hak dan kewajiban serta tugas-tugasnya masing-masing.
Pengertian yang dibuat oleh Scholten ini mengandung kelemahan karena tidak mencakup ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia serta ketentuan mengenai Kewarganegaraanya.
Materi Produk Hukum Daerah ini merupakan bahan perkenalan untuk selayang pandang mengenai jenis dan prosedur pembentukan Produk Hukum Daerah sebagaimana telah dipresentasikan dihadapan Mahasiswa STIA Al Gazali Barru pada Latihan Kepemimpinan Dasar 14 Agustus 2019
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada negara. Organisasi negara mencakup bagaimana kedudukan organisasi dalam negara, hubungan, hak dan kewajiban serta tugas-tugasnya masing-masing.
Pengertian yang dibuat oleh Scholten ini mengandung kelemahan karena tidak mencakup ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia serta ketentuan mengenai Kewarganegaraanya.
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan semata-mata. Maka dari itu, Indonesia membutuhkan yang namanya sebuah hukum yang hidup atau yang berjalan, dengan hukum itu diharapkan akan terbentuk suasana yang tentram dan teratur bagi kehidupan masyarakan Indonesia. Tak lepas dari itu, hukum tersebut juga butuh ditegakkan, demi membela dan melindungi hak-hak setiap warga Negara.
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana Negara dengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk memidana atau membebaskan pidana. Hukum Acara Pidana mengatur bagai mana cara dan proses pengambilan putusan oleh hakim, mengenai aspek ini dimulai melalui tahap pemeriksaan didepan persidangan yakni mulai tahap pemeriksaan identitas terdakwa, pembacaan catatan/ dakwaan oleh jaksa/penuntut umum, kemudian diberi kesempatan terdakwa/penasihat hukumnya untuk mengajukan keberatan/eksepsi, dilanjutkan acara pembuktian, acara tuntutan, pembelaan, replik dan duplik serta pemeriksaan dianggap selesai dan dilanjutkan musyawarah dalam pengambilan putusan oleh hakim (majelis) serta penjatuhan/pengucapan putusan dalam sidang yang terbuka untuk umum (Bab XVI Pasal 145 sampai dengan Pasal 232 KUHAP).
Peraturan hukum yang mengatur juga tentang tahapan pelaksanaan terhadap putusan hakim yang telah diambil, dalam hal ini dapat dibedakan apabila putusan tersebut belum “inkracht van gewijsde’’ dapat dimungkinkan oleh terdakwa atau penasihat hukumnya serta jaksa/ Penuntut Umum melakukan banding, kemudian kasasi dan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung RI (Bab XVIII Pasal 233 sampai dengan Pasal 269 KUHAP) serta apabila putusan telah “ inkracht van gewijsde” dan terpidana tidak melakukan upaya grasi kepada Presiden selaku Kepala Negara, putusan dapat dilaksanakan oleh jaksa dan Lembaga Pemasyarakatan dengan pengawasan dan pengamatan oleh Ketua Pengadilan Negri (Bab XIX Pasal 270 sampai dengan 283 KUHAP) sedangkan terpidana masih melakukan upaya grasi, putusan tersebut ditunda terlebih dahulu pelaksanaannya menunggu upaya grasi tersebut turun.
Dari tahapan-tahapan proses Hukum acara Pidana diatas ada yang disebut dengan pembacaan dakwaan, dimana dakwaan merupakan surat tuntutan yang dibuat oeleh jaksa yang ditarik dan disimpulkan dari hasil pemeriksaan penyidikan dan merupakan dasar bagi hakim dalam memeriksa dimuka pangadilan, Maka dari itu penulis akan menulis suatu makala yang akan membahas tentang Surat Dakwaan.
Berdasarkan http://www.slideshare.net/audiniaudi/makalah-sistem-pemerintahan-indonesia-32882801
SEMESTER II
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2013/2014
Dibuat oleh kelompok 1 dengan berbagai sumber.
Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan termasuk dasar hubungan kerjasama antara negara dan masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan semata-mata. Maka dari itu, Indonesia membutuhkan yang namanya sebuah hukum yang hidup atau yang berjalan, dengan hukum itu diharapkan akan terbentuk suasana yang tentram dan teratur bagi kehidupan masyarakan Indonesia. Tak lepas dari itu, hukum tersebut juga butuh ditegakkan, demi membela dan melindungi hak-hak setiap warga Negara.
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana Negara dengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk memidana atau membebaskan pidana. Hukum Acara Pidana mengatur bagai mana cara dan proses pengambilan putusan oleh hakim, mengenai aspek ini dimulai melalui tahap pemeriksaan didepan persidangan yakni mulai tahap pemeriksaan identitas terdakwa, pembacaan catatan/ dakwaan oleh jaksa/penuntut umum, kemudian diberi kesempatan terdakwa/penasihat hukumnya untuk mengajukan keberatan/eksepsi, dilanjutkan acara pembuktian, acara tuntutan, pembelaan, replik dan duplik serta pemeriksaan dianggap selesai dan dilanjutkan musyawarah dalam pengambilan putusan oleh hakim (majelis) serta penjatuhan/pengucapan putusan dalam sidang yang terbuka untuk umum (Bab XVI Pasal 145 sampai dengan Pasal 232 KUHAP).
Peraturan hukum yang mengatur juga tentang tahapan pelaksanaan terhadap putusan hakim yang telah diambil, dalam hal ini dapat dibedakan apabila putusan tersebut belum “inkracht van gewijsde’’ dapat dimungkinkan oleh terdakwa atau penasihat hukumnya serta jaksa/ Penuntut Umum melakukan banding, kemudian kasasi dan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung RI (Bab XVIII Pasal 233 sampai dengan Pasal 269 KUHAP) serta apabila putusan telah “ inkracht van gewijsde” dan terpidana tidak melakukan upaya grasi kepada Presiden selaku Kepala Negara, putusan dapat dilaksanakan oleh jaksa dan Lembaga Pemasyarakatan dengan pengawasan dan pengamatan oleh Ketua Pengadilan Negri (Bab XIX Pasal 270 sampai dengan 283 KUHAP) sedangkan terpidana masih melakukan upaya grasi, putusan tersebut ditunda terlebih dahulu pelaksanaannya menunggu upaya grasi tersebut turun.
Dari tahapan-tahapan proses Hukum acara Pidana diatas ada yang disebut dengan pembacaan dakwaan, dimana dakwaan merupakan surat tuntutan yang dibuat oeleh jaksa yang ditarik dan disimpulkan dari hasil pemeriksaan penyidikan dan merupakan dasar bagi hakim dalam memeriksa dimuka pangadilan, Maka dari itu penulis akan menulis suatu makala yang akan membahas tentang Surat Dakwaan.
Berdasarkan http://www.slideshare.net/audiniaudi/makalah-sistem-pemerintahan-indonesia-32882801
SEMESTER II
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2013/2014
Dibuat oleh kelompok 1 dengan berbagai sumber.
Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan termasuk dasar hubungan kerjasama antara negara dan masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Otonomi daerah orde lama, orde baru, reformasi, keistimewaan Yogyakarta, Aceh...Aulia Faris Humam
mempresentasikan mengenai otonomi daerah di era orla, orba dan reformasi, serta di lengkapi pula dengan pembahasan mengenai keistimewaan Yogyakarta dan Aceh, kemudian pembahasan Otonomi Khusus Papua
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. PASAL 1 UU
NO 12 / 2003
K
KPU ADALAH LEMBAGA YG BERSIFAT
NASIONAL , TETAP DAN MANDIRI UNTUK
MENYELENGGARAKAN PEMILU.
P BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENYELENGGARAAN PEMILU
LAPORAN TAHAP-TAHAP PEMILU DISAMPAIKAN KE PRESIDEN DAN DPR.
U
5. TUGAS &
WEWENANG
1. MERENCANAKAN PEMILU
K
2. MENETAPKAN ORGANISASI&TATA CARA PEMILU
3. MENGOORDINASIKAN, MENYELENGGARAKAN &
MENGENDALIKAN PEMILU
4. MENETAPKAN PESERTA PEMILU
P 5.
6.
MENETEPAKAN DAERAH PEMILIHAN&JUMLAH
KURSI
MENETAPKAN WAKTU, TANGGAL TATA CARA
U
PELAKSANAAN KAMPANYE&PEMUNGUTAN
SUARA
7. MENETAPKAN HASIL&MENGUMUMKAN CALON
TERPILIH
8. MELAKUKAN EVALUASI&PELAPORAN
9. MELAKSANAKAN TUGAS&KEWENANGAN DIATUR
UU
6. TAP MPR NO XVII/MPR1998
MENGATUR TENTANG HAM
LEMBAGA-LEMBAGA TINGGI NEGARA DAN SELURUH APARATUR
K PEMERINTAH HARUS MENGHORMATI, MENEGAKKAN, DAN
O MENYEBARLUASKAN PEMAHAMAN HAM KEPADA SELURUH
M MASYARAKAT, SERTA NEGARA MERATIFIKASI BERBAGAI INSTRUMEN
PBB TENTANG HAM SEPANJANG TDK BERTENTANGAN DGN PANCASILA
N DAN UUD 1945
A
S
UU 39/1999
H MEMBUKA AKSES KPD MASYARAKAT YG MEMILIKI
A ALASAN KUAT BAHWA HAK ASASINYA TELAH DILANGGAR
UTK MENGAJUKAN LAPORAN DAN PENGADUAN
M LISAN/TERTULIS KEPADA KOMNAS HAM.
7. PASAL 1 KEPPRES NO 50/1993 “DALAM RANGKA MENINGKATKAN
PELAKSANAAN HAM DI INDONESIA, DIBENTUK SUATU KOMISI YG
K BERSIFAT NASIONAL DAN DIBERI NAMA KOMISI NASIONAL HAK ASASI
MANUSIA, YG SELANJUTNYA DALAM KEPUTUSAN PRESIDEN INI
O DISEBUT KOMISI NASIONAL”
M
N
A
S PASAL 97 UU NO 39/1999
H KOMNAH HAM WAJIB MENYAMPAIKAN LAPORAN TAHUNAN
A PELAKSANAAN FUNGSI TUGAS & WEWENANGA SERTA KONDISI
HAM, PERKARA-PERKARA YG DITANGANI KPD DPR-RI & PRESIDEN
M DGN TEMBUSAN KPD MA
8. T
N
I UUD 1945 DALAM PASAL 30 AYAT 3 DAN 4
&
TNI KEPOLISIAN NEGARA
K ANGKATAN DARAT, ANGKATAN LAUT & ALAT NEGARA YG MENJAGA
ANGKATAN UDARA KEAMANAN & KETERTIBAN
E ALAT NEGARA YG MASYARAKAT BERTUGAS
P MEMPERTAHANKAN, MELINDUNGI, MELINDUNGI, MENGAYOMI,
O MEMELIHARA KEUTUHAN DAN MELAYANI MASYARAKAT SERTA
KEDAULATAN NEGARA MENEGAKKAN HUKUM.
L
I
S BIDANG PERTAHANAN
BIDANG KEAMANAN DAN
I KETERTIBAN MASYARAKAT
A
N
9. PASAL 23D UUD 1945 MENGENAI
BANK SENTRAL
“NEGARA MEMILIKI SUATU BANK SENTRAL YG SUSUNAN, KEDUDUKAN,
KEWENANGAN, TANGGUNG JAWAB, DAN INDEPEDENSINYA DIATUR UU”
B
UU NO 3/2004 TENTANG BANK
INDONESIA
I 1.
2.
BANK INDONESIA ADALAH BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA NEGARA INDEPENDEN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
WEWENANG, BEBAS CAMPUR TANGAN PEMERINTAH/PIHAK LAIN
KECUALI UNTUK HAL2 DALAM UU
3. BI ADALAH BADAN HUKUM BERDASARKAN UU
10. UU NO 3/2004
PASAL 47
LARANGAN ANGGOTA / DEWAN
GUBERNUR :
1. MEMPUNYAI KEPENTINGAN KEPADA PERUSAHAAN
MANAPUN.
B
2. MERANGKAP JABATAN PADA LEMBAGA LAIN, KECUALI
KARENA KUDUDKANNYA WAJIB MEMANGKU JABATAN TSB.
I APABILA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR MELAKUKAN SALAH SATU /
LEBIH LARANGAN TERSEBUT MAKA WAJIB MENGUNDURKAN DIRI