SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
SKENARIO 4
BLOK TID
LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana pencegahan dari penyakit tersebut, serta
peran pemerintah terhadap pencegahan?
2. Penulisan resep untuk obat filariasis
3. DD selain Filariasis Nematoda darah dan jaringan
4. Farmakokinetik obat filariasis
SKENARIO
1. BAGAIMANA PENCEGAHAN DARI PENYAKIT
TERSEBUT, SERTA PERAN PEMERINTAH
TERHADAP PENCEGAHAN?
Pencegahan Massal
Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis (depkes RI)
Pencegahan Individu
Kontak dengan nyamuk terinfeksi dapat dikurangi melalui
penggunaan obat oles anti nyamuk, kelambu, atau insektisida
PEMBERIAN OBAT MASSAL
PENCEGAHAN (POMP) FILARIASIS
Tujuan  eliminasi filariasis
Cara  menghilangkan kejadian penularan dari penderita kepada
calon penderita filariasis
Bersifat  public health approach & blanket approach
Dietil Carbamazin Citrate (DEC) + Albendazol  dosis tunggal
sekali setahun selama lima tahun
DEC  6 mg/kgBB per oral p.c
Albendazol  400 mg per oral perut kosong
KETENTUAN POMP FILARIASIS
Pada Semua penduduk di wilayah endemis Filariasis wajib dilakukam
POMP filariasis
Penduduk usia 2 tahun hingga usia 70 tahun
POMP filariasis tidak dilakukan atau ditunda pemberiannya:
 Ibu hamil;
 Penderita gangguan fungsi ginjal & hati;
 Penderita epilepsy, penyakit cardio vascular;
 Penduduk sakit berat;
 Penderita filariasis klinis kronis sedang mengalami serangan akut; dan atau
 Anak dengan marasmus atau kwashiorkor.
REFERENCE
Purwantyastuti. 2010. Buletin Jendela Epidemiology Filariasis di
Indonesia: Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis.
2. PENULISAN RESEP UNTUK OBAT
FILARIASIS
dr. Muhammad Caesario L
Praktek Umum
SIP : 1618011113
Alamat : Jln. Tanggamus 2, No.24 Rajabasa Pemuka
Bandar Lampung, 17-10-2017
R/ Paracetamol 500 mg tab no. IX
∫ 3dd tab. 1 pc p.r.n
R/ Albendazole 400mg tab No. X
∫ 2dd tab. 1 dc
R/ Dietilcarbamazine 100 mg tab No. X
∫ 3 dd tab. 1 pc
Nama: Tn. Budi
Umur: 29 tahun
Alamat: Pahoman, Bandar Lampung
3. DD SELAIN FILARIASIS NEMATODA
DARAH DAN JARINGAN
ONCHOCERCIASIS
LOIASIS
DRACUNCULIASIS
ONCHOCERCIASIS
Etiology
Filarial nematoda  O. volvulus
Vektor  lalat hitam (Simuliidae)
Larva infektif pada kulit oleh vector  di kulit (membentuk
onchocermata) menjadi dewasa  gravid female rilis mikrofilaria 
mikrofilaria berkumpul di dermis  vector menggigit penderita 
infected vector  infeksi orang lain
Masa hidup cacing dewasa sampai 18 tahun, dengan rerata 9 tahun
Epidemiology
Diperkirakan telah menginfeksi 37 juta jiwa di 35 negara
Mayoritas individu terinfeksi tinggal di garis ekuator Afrika
meluas dari pantai atlantis hingga laut merah.
Di Amerika  Mexico, Guatemala, Colombia, Ecuador,
Venezuela, and Brazil
Juga ditemukan di Yemen
Lalat hitam berkembang biak mengikuti aliran sungai,
dengan jangkauan terbang beberapa kilometer dari
sarangnya.
PATHOLOGY
Mempengaruhi kulit, mata, dan nodus limfe
Tidak seperti filariasis limfatik, pathology disebabkan oleh mikrofilaria bukan cacing
dewasanya
Inflamasi kronis  kehilangan serabut elastis, atrofi, & fibrosis
Jaringan fibrosa di kelilingi cacing dewasa dengan cincin sel radang dikelilingi sel endotel
 nodul di subkutan
Mata  neovascular & pembentukan parut kornea  kebutaan
Inflamasi pada camera occuli anterior maupun posterior  uveitis, chorioretinitis, and optic
atrophy
MANIFESTASI KLINIS
Skin
Pruritus, rash, eksim lokal, onchodermatitis (hipereaktif imun)
Onchocercomata
Nodul subkutan yang dapat terlihat dan di palpasi, mengandung cacing dewasa. Dari
semua nodul terpalpasi terdapat empat nodul tak terpalpasi.
Jaringan ocular
Biasanya pada infeksi sedang hingga berat
punctate keratitis reaksi inflamasi akut mengelilingi mikrofilaria mati.
Sclerosing keratitis  kebutaan
Nodus limfatik
Lymphadenopathy ringan hingga sedang.
Umumnya daerah inguinal & paha.
Pembesaran bisa menggantung ke bawah.
Manifestasi sistemik
Beberapa individu terinfeksi berat  cachexia (kehilangan jar. Adiposa dan massa otot)
Kebutaan pada orang dewasa meningkatkan resiko kematian
Diagnostik
Pemotongan nodul  cacing
dewasa
Potongan kulit  mikrofilaria
PCR  deteksi antibody spesifik
dan DNA dari cacing. Bersifat
sangat spesifik dan sensitive
LOIASIS
Etiology & Epidemiology
Disebabkan Loa loa yang ada pada Afrika Barat maupun
Tengah
Vektor  lalat genus Chrysops
Cacing dewasa tinggal jaringan subkutan
Mikrofilaria sirkulasi di darah secara durnal periodic
memuncak pada pukul 12.00 dan 14.00
Pathology
Patogenesis kurang dimengerti
Reaksi hipersensitif terhadap antigen cacing
dewasa  calabar swellings
Manifestasi Klinis
Penduduk endemis  asimptomatik, migrasi
cacing dewasa subkonjungtival, episodic calabar
swelling
Nonendemic  gejala alergik, amicrofilaremic,
calabar swelling lebih sering, esinofilik dan
peningkatan antibodi
DIAGNOSIS
Darah perifer  mikrofilaria
Isolasi cacing dewasa dari mata atau dari sediaan biopsy
subkutan terjadi pembengkakan setelah pengobatan
PCR  sangat sensitive & spesifik
Non endemic  amikrofilaria  periksa eosinophil &
antibodi antifilaria (IgE), hypergammaglobulinemia, and
peningkatan leukocyte
DRACUNCULIASIS
Etiology
Disebabkan  Dracunculus medinensis
Epidemiology
Insiden dracunculiasis menurun dramatis karena eradikasi global.
Sekarang hanya endemic pada Chad, Ethiopia, Mali, and
Sudan Selatan.
Vektor  crustacean genus Cyclops
PATHOGENESIS
MANIFESTASI & DIAGNOSIS
Terbentuknya blister
Demam, gejala alergi (periorbital edema,
wheezing, & urtikari)
Kemunculan cacing diikuti sakit local &
pembengkakan
Jika blister pecah & cacing dewasa rilis
larva-rich fluid  simpton mereda
Terbentuk ulcer
Terkadang, cacing dewasa tidak muncul, namun terjadi kapsulisasi dan
kalsifikasi
REFERENCE
Nutman. Thomas B, Weller. 2015. Peter F. Harrison‘s Principles of Internal
Medicine: Filarial and Related Infections. 19th Ed. New York. McGraw-
Hill Education.
4. FARMAKOKINETIK OBAT FILARIASIS
Albendazole
DIETHYLCARBAMAZINE CITRATE
IVERMECTIN
ALBENDAZOLE
Merupakan benzimidazole carbamate
Menghambat pengumpulan mikrotubul & block
uptake glukosa secara irreversible
Bersifat teratogenic  Kontra indikasi bagi ibu hamil
Parasit yang terkena obat dikeluarkan Bersama feces
FARMAKOKINETIK
Administrasi: per oral 400 mg dosis tunggal , perut kosong
Absorbsi: tak menentu (meningkat dengan intake lemak)
Distribusi: Mencapai konsentrasi plasma maksimum yang
bervariasi setelah sekitar tiga jam 400 mg per oral
Metabolism: dengan cepat mengalami first-pass metabolism
Eliminasi: eksresi melalui urine
DIETHYLCARBAMAZINE CITRATE
Membunuh microfilaria & kerja melawan cacing dewasa
Dapat mempercepat kebutaan & reaksi mazzotti pada
pasien dengan onchocerciasis
Efek Samping  demam, mual, muntah, arthralgia,
pusing
Dapat digunakan untuk terapi pencegahan
FARMAKOKINETIK
Administrasi: per oral 6 mg/kgBB p.c
Absorbsi: cepat diserap traktus GI
Distribusi: kadar plasma memuncak dalam 1-2 jam. Obat
cepat ter equilibrasi ke semua jaringan kecuali lemak
Metabolisme: tidak mengalami perubahan
Eliminasi: melalui urine
IVERMECTIN
Membunuh mikrofilaria tetapi tidak ada kerja terhadap cacing
dewasa
Ivermectin target kanal reseptor glutamate-gated chloride
Chloride influx enhanced  terjadi hyperpolarization 
paralysis dan
kematian cacing
Tidak menembus blood-brain barrier
Kontra indikasi : wanita hamil
FARMAKOKINETIK
Administrasi: hanya per oral 12 mg
Absorbsi: cepat
Distribusi: konsentrasi plasma maksimum setelah 4 jam.
Distribusi jaringan yang luas
Metabolisme: dimetabolisme di hati
Eliminasi: melalui feses
REFERENCE
Rosenthal. Philip J. 2015. Basic and Clinical Pharmacology. 13th Ed. New
York. McGraw-Hill Education

More Related Content

Similar to Learning Objective Tropical Infectious Disease

Similar to Learning Objective Tropical Infectious Disease (20)

Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Infeksi Parasit
Infeksi ParasitInfeksi Parasit
Infeksi Parasit
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOKBakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
 
Askep elephantiasis
Askep elephantiasisAskep elephantiasis
Askep elephantiasis
 
Filariasis (Ricky).pptx
Filariasis (Ricky).pptxFilariasis (Ricky).pptx
Filariasis (Ricky).pptx
 
Ankilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasisAnkilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasis
 
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariae
 
Pembekakan Tungkai Kiri
Pembekakan Tungkai Kiri Pembekakan Tungkai Kiri
Pembekakan Tungkai Kiri
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Malaria presentation
Malaria presentationMalaria presentation
Malaria presentation
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

Learning Objective Tropical Infectious Disease

  • 2. LEARNING OBJECTIVE 1. Bagaimana pencegahan dari penyakit tersebut, serta peran pemerintah terhadap pencegahan? 2. Penulisan resep untuk obat filariasis 3. DD selain Filariasis Nematoda darah dan jaringan 4. Farmakokinetik obat filariasis
  • 4. 1. BAGAIMANA PENCEGAHAN DARI PENYAKIT TERSEBUT, SERTA PERAN PEMERINTAH TERHADAP PENCEGAHAN? Pencegahan Massal Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis (depkes RI) Pencegahan Individu Kontak dengan nyamuk terinfeksi dapat dikurangi melalui penggunaan obat oles anti nyamuk, kelambu, atau insektisida
  • 5. PEMBERIAN OBAT MASSAL PENCEGAHAN (POMP) FILARIASIS Tujuan  eliminasi filariasis Cara  menghilangkan kejadian penularan dari penderita kepada calon penderita filariasis Bersifat  public health approach & blanket approach Dietil Carbamazin Citrate (DEC) + Albendazol  dosis tunggal sekali setahun selama lima tahun DEC  6 mg/kgBB per oral p.c Albendazol  400 mg per oral perut kosong
  • 6. KETENTUAN POMP FILARIASIS Pada Semua penduduk di wilayah endemis Filariasis wajib dilakukam POMP filariasis Penduduk usia 2 tahun hingga usia 70 tahun POMP filariasis tidak dilakukan atau ditunda pemberiannya:  Ibu hamil;  Penderita gangguan fungsi ginjal & hati;  Penderita epilepsy, penyakit cardio vascular;  Penduduk sakit berat;  Penderita filariasis klinis kronis sedang mengalami serangan akut; dan atau  Anak dengan marasmus atau kwashiorkor.
  • 7. REFERENCE Purwantyastuti. 2010. Buletin Jendela Epidemiology Filariasis di Indonesia: Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis.
  • 8. 2. PENULISAN RESEP UNTUK OBAT FILARIASIS
  • 9. dr. Muhammad Caesario L Praktek Umum SIP : 1618011113 Alamat : Jln. Tanggamus 2, No.24 Rajabasa Pemuka Bandar Lampung, 17-10-2017 R/ Paracetamol 500 mg tab no. IX ∫ 3dd tab. 1 pc p.r.n R/ Albendazole 400mg tab No. X ∫ 2dd tab. 1 dc R/ Dietilcarbamazine 100 mg tab No. X ∫ 3 dd tab. 1 pc Nama: Tn. Budi Umur: 29 tahun Alamat: Pahoman, Bandar Lampung
  • 10. 3. DD SELAIN FILARIASIS NEMATODA DARAH DAN JARINGAN ONCHOCERCIASIS LOIASIS DRACUNCULIASIS
  • 11. ONCHOCERCIASIS Etiology Filarial nematoda  O. volvulus Vektor  lalat hitam (Simuliidae) Larva infektif pada kulit oleh vector  di kulit (membentuk onchocermata) menjadi dewasa  gravid female rilis mikrofilaria  mikrofilaria berkumpul di dermis  vector menggigit penderita  infected vector  infeksi orang lain Masa hidup cacing dewasa sampai 18 tahun, dengan rerata 9 tahun
  • 12. Epidemiology Diperkirakan telah menginfeksi 37 juta jiwa di 35 negara Mayoritas individu terinfeksi tinggal di garis ekuator Afrika meluas dari pantai atlantis hingga laut merah. Di Amerika  Mexico, Guatemala, Colombia, Ecuador, Venezuela, and Brazil Juga ditemukan di Yemen Lalat hitam berkembang biak mengikuti aliran sungai, dengan jangkauan terbang beberapa kilometer dari sarangnya.
  • 13. PATHOLOGY Mempengaruhi kulit, mata, dan nodus limfe Tidak seperti filariasis limfatik, pathology disebabkan oleh mikrofilaria bukan cacing dewasanya Inflamasi kronis  kehilangan serabut elastis, atrofi, & fibrosis Jaringan fibrosa di kelilingi cacing dewasa dengan cincin sel radang dikelilingi sel endotel  nodul di subkutan Mata  neovascular & pembentukan parut kornea  kebutaan Inflamasi pada camera occuli anterior maupun posterior  uveitis, chorioretinitis, and optic atrophy
  • 14. MANIFESTASI KLINIS Skin Pruritus, rash, eksim lokal, onchodermatitis (hipereaktif imun) Onchocercomata Nodul subkutan yang dapat terlihat dan di palpasi, mengandung cacing dewasa. Dari semua nodul terpalpasi terdapat empat nodul tak terpalpasi. Jaringan ocular Biasanya pada infeksi sedang hingga berat punctate keratitis reaksi inflamasi akut mengelilingi mikrofilaria mati. Sclerosing keratitis  kebutaan
  • 15. Nodus limfatik Lymphadenopathy ringan hingga sedang. Umumnya daerah inguinal & paha. Pembesaran bisa menggantung ke bawah. Manifestasi sistemik Beberapa individu terinfeksi berat  cachexia (kehilangan jar. Adiposa dan massa otot) Kebutaan pada orang dewasa meningkatkan resiko kematian
  • 16. Diagnostik Pemotongan nodul  cacing dewasa Potongan kulit  mikrofilaria PCR  deteksi antibody spesifik dan DNA dari cacing. Bersifat sangat spesifik dan sensitive
  • 17. LOIASIS Etiology & Epidemiology Disebabkan Loa loa yang ada pada Afrika Barat maupun Tengah Vektor  lalat genus Chrysops Cacing dewasa tinggal jaringan subkutan Mikrofilaria sirkulasi di darah secara durnal periodic memuncak pada pukul 12.00 dan 14.00
  • 18. Pathology Patogenesis kurang dimengerti Reaksi hipersensitif terhadap antigen cacing dewasa  calabar swellings Manifestasi Klinis Penduduk endemis  asimptomatik, migrasi cacing dewasa subkonjungtival, episodic calabar swelling Nonendemic  gejala alergik, amicrofilaremic, calabar swelling lebih sering, esinofilik dan peningkatan antibodi
  • 19. DIAGNOSIS Darah perifer  mikrofilaria Isolasi cacing dewasa dari mata atau dari sediaan biopsy subkutan terjadi pembengkakan setelah pengobatan PCR  sangat sensitive & spesifik Non endemic  amikrofilaria  periksa eosinophil & antibodi antifilaria (IgE), hypergammaglobulinemia, and peningkatan leukocyte
  • 20. DRACUNCULIASIS Etiology Disebabkan  Dracunculus medinensis Epidemiology Insiden dracunculiasis menurun dramatis karena eradikasi global. Sekarang hanya endemic pada Chad, Ethiopia, Mali, and Sudan Selatan. Vektor  crustacean genus Cyclops
  • 22. MANIFESTASI & DIAGNOSIS Terbentuknya blister Demam, gejala alergi (periorbital edema, wheezing, & urtikari) Kemunculan cacing diikuti sakit local & pembengkakan Jika blister pecah & cacing dewasa rilis larva-rich fluid  simpton mereda Terbentuk ulcer Terkadang, cacing dewasa tidak muncul, namun terjadi kapsulisasi dan kalsifikasi
  • 23.
  • 24. REFERENCE Nutman. Thomas B, Weller. 2015. Peter F. Harrison‘s Principles of Internal Medicine: Filarial and Related Infections. 19th Ed. New York. McGraw- Hill Education.
  • 25. 4. FARMAKOKINETIK OBAT FILARIASIS Albendazole DIETHYLCARBAMAZINE CITRATE IVERMECTIN
  • 26. ALBENDAZOLE Merupakan benzimidazole carbamate Menghambat pengumpulan mikrotubul & block uptake glukosa secara irreversible Bersifat teratogenic  Kontra indikasi bagi ibu hamil Parasit yang terkena obat dikeluarkan Bersama feces
  • 27. FARMAKOKINETIK Administrasi: per oral 400 mg dosis tunggal , perut kosong Absorbsi: tak menentu (meningkat dengan intake lemak) Distribusi: Mencapai konsentrasi plasma maksimum yang bervariasi setelah sekitar tiga jam 400 mg per oral Metabolism: dengan cepat mengalami first-pass metabolism Eliminasi: eksresi melalui urine
  • 28. DIETHYLCARBAMAZINE CITRATE Membunuh microfilaria & kerja melawan cacing dewasa Dapat mempercepat kebutaan & reaksi mazzotti pada pasien dengan onchocerciasis Efek Samping  demam, mual, muntah, arthralgia, pusing Dapat digunakan untuk terapi pencegahan
  • 29. FARMAKOKINETIK Administrasi: per oral 6 mg/kgBB p.c Absorbsi: cepat diserap traktus GI Distribusi: kadar plasma memuncak dalam 1-2 jam. Obat cepat ter equilibrasi ke semua jaringan kecuali lemak Metabolisme: tidak mengalami perubahan Eliminasi: melalui urine
  • 30. IVERMECTIN Membunuh mikrofilaria tetapi tidak ada kerja terhadap cacing dewasa Ivermectin target kanal reseptor glutamate-gated chloride Chloride influx enhanced  terjadi hyperpolarization  paralysis dan kematian cacing Tidak menembus blood-brain barrier Kontra indikasi : wanita hamil
  • 31. FARMAKOKINETIK Administrasi: hanya per oral 12 mg Absorbsi: cepat Distribusi: konsentrasi plasma maksimum setelah 4 jam. Distribusi jaringan yang luas Metabolisme: dimetabolisme di hati Eliminasi: melalui feses
  • 32. REFERENCE Rosenthal. Philip J. 2015. Basic and Clinical Pharmacology. 13th Ed. New York. McGraw-Hill Education