MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELINGAlexandria Madinah
Sudah tidak asing lagi , setiap individu punya berbagai macam permasalahan baik karena faktor internal dalam diri individu sendiri maupun faktor eksternal lingkungan individu tersebut. Bahkan dalam lingkup yang lebih luas lagi, yang namanya permasalahan itu tetap muncul. Baik di perusahaan – perusahaan maupun di instansi – instansi pemerintahan. Maka dari itu, sebuah bimbingan dan konseling menjadi keniscayaan bagi mereka – mereka yang ingin terbantukan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang kadang kala membuat stres bagi kalangan tertentu.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di tingkat Perguruan Tinggi. Mengingat Mahasiswa adalah agent of change, maka mempelajari mata kuliah bimbingan konseling adalah sebuah kebutuhan yang nantinya bisa dijadikan bekal ketika terjun ke masyarakat.
Dalam presentasi makalah ini, kami akan menguraikan tentang tujuan, fungsi dan ruang lingkup bimbingan dan konseling. Hal itu sangat penting, supaya kita mengetahui kemana arah tujuan bimbingan dan konseling, seberapa bergunanya bimbingan dan konseling itu , dan apa saja cakupan bimbingan konseling tersebut.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELINGAlexandria Madinah
Sudah tidak asing lagi , setiap individu punya berbagai macam permasalahan baik karena faktor internal dalam diri individu sendiri maupun faktor eksternal lingkungan individu tersebut. Bahkan dalam lingkup yang lebih luas lagi, yang namanya permasalahan itu tetap muncul. Baik di perusahaan – perusahaan maupun di instansi – instansi pemerintahan. Maka dari itu, sebuah bimbingan dan konseling menjadi keniscayaan bagi mereka – mereka yang ingin terbantukan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang kadang kala membuat stres bagi kalangan tertentu.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di tingkat Perguruan Tinggi. Mengingat Mahasiswa adalah agent of change, maka mempelajari mata kuliah bimbingan konseling adalah sebuah kebutuhan yang nantinya bisa dijadikan bekal ketika terjun ke masyarakat.
Dalam presentasi makalah ini, kami akan menguraikan tentang tujuan, fungsi dan ruang lingkup bimbingan dan konseling. Hal itu sangat penting, supaya kita mengetahui kemana arah tujuan bimbingan dan konseling, seberapa bergunanya bimbingan dan konseling itu , dan apa saja cakupan bimbingan konseling tersebut.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Biografi dan Pandangan Pendidikan Islam Imam Syafi'i serta Implikasinya Terha...Nurul Safiqa
Tulisan ini mengungkap pemikiran Imam Syafi’i tentang pendidikan. Imam Syafi’i
lebih dikenali sebagai ulama fiqh, namun beliau memberi sumbangan yang tidak kurang
hebatnya dalam bidang pendidikan. Beliau lebih mengedepankan masalah adab/akhlak dalam
kurikulum pendidikannya. Hal ini terlihat dari berbagai syair beliau yang mengedepankan
masalah adab bagi para penuntut ilmu. Ada tiga sumbangan besar Imam Syafi’i dalam
pendidikan, yaitu: konsep ilmu, menuntut ilmu harus memiliki landasan (hujjah) dan etika
dalam menuntut ilmu. Maka beliau menegaskan bahwa kesuksesan dalam menuntut ilmu akan
didapatkan bila kita para penuntut ilmu memiliki 6 ciri di antaranya: (1) kecerdasan, (2)
semangat, (3) bersungguh-sungguh, (4) dirham (kesediaan keluarkan uang), (5) bersahabat
dengan ustadz, (6) memerlukan waktu yang lama.
1. KARAKTER KEPEMIMPINAN IMAM ASY-SYAFI’I
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Leadership
Dosen Pengampu : Suaha Bahtiar
Oleh :
Biyah Siti Murbiyyah
NIM:00501018
SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) AL- ISHLAH
CIREBON
2011
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segenap puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT atas limpahan karunia ide dan buah pikiran yang menuntun penulis
meyelesaikan penyusunan makalah ini proses demi proses. Karena
kemurahan-Nyalah, makalah ini sampai di tangan pembaca semua.
Shalawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan bagi seluruh umat islam
umumnya dan juga menjadi inspirasi tersendiri bagi penulis pada khususnya,
mengingat sejarah beliau sebagai seorang pedagang sukses dengan berbagai
keterampilannya berniaga.
Selanjutnya, dalam kesempatan ini penulis ingin megucapkan terima
kasih yang sebesar- besarnya kepada beberapa pihak yang telah memberi
sokongan terhadap penyelsaian makalah ini, diantaranya:
Drs. Eben Sahlan M.Si, selaku ketua STEI AL-ISHLA H
Dra. Endah Nurhawaeny, selaku ketua prodi
Ir. Suaha Bahtiar M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Leadership
Rekan – rekan mahasiswa STEI AL –ISHLAH
Ayahanda dan ibunda di rumah yan selalu men-suport setiap usaha
dan langkah penulis.
Penulis sadar, bahwa makalah ini masih mengandung banyak
kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
menantikan saran dan kritik yang konstrukif bagi penyusunan makalah
berikutnya.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini menjadi salah satu rekreasi
membaca yang menyenangkan dan dapat menambah wawasan kita semua.
Selamat berekreasi.
Cirebon, Februari 2011
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ·················································································· i
DAFTAR ISI ······························································································ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang ··············································································· 1
2.
Tujuan ··························································································· 1
3.
Sistematika Penulisan ···································································· 3
BAB II KEPEMIMPINAN IMAM ASY-SYAFI’I ··············································· 4
1.
Riwayat Singkat Imam Asy-Syafi’i ··················································· 4
2.
Gagasan Imam Asy-Syafi’i tentang Leadership ································ 2
3.
Karakter Kepemimpinan Imam asy-Syafi’i······································· 5
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan ···················································································· 11
2.
Saran ···························································································· 11
DAFTAR PUSTAKA ················································································· 12
4. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kepemimpinan atau leadership adalah suatu seni untuk
mempengaruhi orang lain agar melakukan sesuatu yang kita kehendaki.
Kepemimpinan adalah sebuah keahlian, kepiawaian mengatur keadaan,
keterampilan mengatasi permasalahan menyangkut sebuah organisasi
atau perkumpulan, serta kesanggupan untuk menjadi corong utama dari
sebuah tindakan nyata.
Dikatakan sebagai seni, karena teori kepemimpinan meskipun
dapat dipelajari secara klasikal, tetapi tidak demikian dalam prakteknya.
Kenyataan di lapangan adalah, teori kepemimpinan yang tercatat dalam
buku tidak serta merta bersinergi dengan kondisi real di lapangan , tetapi
akan selalu berbenturan dengan keadaan atau sekelompok orang yang
dipimpin. Hal ini wajar mengingat entitas yang dipimpin adalah terdiri
dari beberapa komponen heterogen dengan berbagai kepentingan yang
heterogen pula. Hal lainnya adalah, teori kepemimpinan yang dipelajari
secara kasikal lebih cenderung berisi deskripsi mengenai karakter
kepemimpinan yang telah ditemukan dan dilakukan oleh para pemimpin
yang sukses dari pada ide-ide segar tentang cara memimpin yang baik.
Kepemimpinan merupakan keahlian yang bisa saja hadir
seperti adanya ( Taken For Granted) dikarenakan talenta yang dimiliki
seseorang. Meskipun demikian, tetap saja jiwa kepemimpian selalu
didukung oleh beberapa factor internal pemimpin itu sendiri. Factor –
faktor tersebut dapat berupa pengalaman, keahlian di bidang tertentu,
riwayat pendidikan, lingkungan, dan tingkat pengetahuan serta keilmuan
sang pemimpin.
Seperti yang kita kenal, Imam Asy-Syafi’I adalah salah satu
tokoh ulama yang fatwanya hingga sekarang masih diikuti sebagian umat
5. islam. Kharisma ketokohannya yang Faqih dan berperan sebagai Decision
Maker dalam bidang ilmu Fiqih sudah tidak diragukan lagi.
Akan tetapi, dalam hal kepemimpinan, tidak banyak literature
yang mengupas secara tuntas dan gamblang tentang karakter
kepemimpinan Imam Asy-Syafi’i. Namun bukan berarti Imam Asy-Syafi’I
tidak memiliki kepakaran di bidang ini. Hal ini lebih disebabkan pada
spesifikasi fiqih yang beliau geluti mendominasi bidang yang lainnya.
Atas dasar pemikiran itulah penulis mencoba mengupas
sekelumit saja dari karakter kepemimpinan Imam Asy-Syafi’i dalam
makalah ini.
2. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui seperti
apakah karakter kepemimpinan Imam Ay-syafi’i dengan sudut pandang
beliau sebagai seorang Decision maker dalam bidang ilmu fiqih.
3. Sistematika Penulisan
Makalah ini diawali dengan pendahuluan yang menjelaskan
garis besar ini malalah pada Bab I, dilanjutkan dengan Bab II yang
menjelaskan karakter Kepemimpinan Imam Asy-syafi’I dan ditutup
dengan Bab III yang menguraikan kesimpulan dan saran berdasarkan
uraian makalah di awal
6. BAB II
KEPEMIMPINAN IMAM ASY-SYAFI’I
1.
Riwayat Singkat Imam Asy-Syafi’i
Beliau dilahirkan di desa Gaza, masuk kota ‘Asqolan pada tahun
150 H. Saat beliau dilahirkan ke dunia oleh ibunya yang tercinta,
bapaknya
tidak
sempat
membuainya,
karena
ajal
Allah
telah
mendahuluinya dalam usia yang masih muda. Lalu setelah berumur dua
tahun, paman dan ibunya membawa pindah ke kota kelahiran nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, Makkah Al Mukaramah.
Beliau tumbuh dan berkembang di kota Makkah, di kota tersebut beliau
ikut bergabung bersama teman-teman sebaya belajar memanah dengan
tekun dan penuh semangat, sehingga kemampuannya mengungguli
teman-teman lainnya. Beliau mempunyai kemampuan yang luar biasa
dalam bidang ini, hingga sepuluh anak panah yang dilemparkan, sembilan
di antaranya tepat mengenai sasaran dan hanya satu yang meleset.
Setelah itu beliau mempelajari tata bahasa arab dan sya’ir sampai beliau
memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan dan menjadi orang yang
terdepan dalam cabang ilmu tersebut. Kemudian tumbuhlah di dalam
hatinya rasa cinta terhadap ilmu agama, maka beliaupun mempelajari dan
menekuni serta mendalami ilmu yang agung tersebut, sehingga beliau
menjadi pemimpin dan Imam.
Kecerdasan adalah anugerah dan karunia Allah yang diberikan
kepada hambanya sebagai nikmat yang sangat besar. Di antara hal-hal
yang menunjukkan kecerdasannya:
1. Kemampuannya menghafal Al-Qur’an di luar kepala pada usianya
yang masih belia, tujuh tahun.
2. Cepatnya menghafal kitab Hadits Al Muwathta’ karya Imam Darul
Hijrah, Imam Malik bin Anas pada usia sepuluh tahun.
7. 3. Rekomendasi para ulama sezamannya atas kecerdasannya, hingga
ada yang mengatakan bahwa ia belum pernah melihat manusia yang
lebih cerdas dari Imam Asy-Syafi`i.
4. Beliau diberi wewenang berfatawa pada umur 15 tahun.
Beliau mengatakan tentang menuntut ilmu, “Menuntut ilmu
lebih afdhal dari shalat sunnah.” Dan yang beliau dahulukan dalam
belajar setelah hafal Al-Qur’an adalah membaca hadits. Beliau
mengatakan, “Membaca hadits lebih baik dari pada shalat sunnah.”
Karena itu, setelah hafal Al-Qur’an beliau belajar kitab hadits karya
Imam Malik bin Anas kepada pengarangnya langsung pada usia yang
dini.
Beliau mengawali mengambil ilmu dari ulama-ulama yang
berada di negerinya, di antara mereka adalah:
1. Muslim bin Khalid Az-Zanji mufti Makkah
2. Muhammad bin Syafi’ paman beliau sendiri
3. Abbas kakeknya Imam Asy-Syafi`i
4. Sufyan bin Uyainah
5. Fudhail bin Iyadl, serta beberapa ulama yang lain.
Demikian juga beliau mengambil ilmu dari ulama-ulama
Madinah di antara mereka adalah:
1. Malik bin Anas
2. Ibrahim bin Abu Yahya Al Aslamy Al Madany
3.Abdul Aziz Ad-Darawardi, Athaf bin Khalid, Ismail bin Ja’far dan
Ibrahim bin Sa’ad serta para ulama yang berada pada tingkatannya
Beliau juga mengambil ilmu dari ulama-ulama negeri Yaman di
antaranya;
1.Mutharrif bin Mazin
2.Hisyam bin Yusuf Al Qadhi, dan sejumlah ulama lainnya.
Dan di Baghdad beliau mengambil ilmu dari:
8. 1.Muhammad
bin
Al
Hasan,
ulamanya
bangsa
Irak,
beliau
bermulazamah bersama ulama tersebut, dan mengambil darinya ilmu
yang banyak.
2.Ismail bin Ulayah.
3.Abdulwahab
Ats-Tsaqafy,
serta
yang
lainnya.
Beliau mempunyai banyak murid, yang umumnya menjadi
tokoh dan pembesar ulama dan Imam umat islam, yang paling
menonjol adalah:
1. Ahmad bin Hanbal, Ahli Hadits dan sekaligus juga Ahli Fiqih dan
Imam Ahlus Sunnah dengan kesepakatan kaum muslimin.
2. Al-Hasan bin Muhammad Az-Za’farani
3. Ishaq bin Rahawaih,
4. Harmalah bin Yahya
5. Sulaiman bin Dawud Al Hasyimi
6. Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al Kalbi dan lain-lainnya banyak
sekali
Beliau mewariskan kepada generasi berikutnya sebagaimana
yang diwariskan oleh para nabi, yakni ilmu yang bermanfaat. Ilmu
beliau banyak diriwayatkan oleh para murid- muridnya dan
tersimpan rapi dalam berbagai disiplin ilmu. Bahkan beliau pelopor
dalam menulis di bidang ilmu Ushul Fiqih, dengan karyanya yang
monumental Risalah. Dan dalam bidang fiqih, beliau menulis kitab AlUmm yang dikenal oleh semua orang, awamnya dan alimnya. Juga
beliau menulis kitab Jima’ul Ilmi.
Benarlah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam,
“Barangsiapa yang mencari ridha Allah meski dengan dibenci
manusia, maka Allah akan ridha dan akhirnya manusia juga akan
ridha kepadanya.” (HR. At-Tirmidzi 2419 dan dishashihkan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ 6097).
9. Begitulah keadaan para Imam Ahlus Sunnah, mereka menapaki
kehidupan ini dengan menempatkan ridha Allah di hadapan mata
mereka, meski harus dibenci oleh manusia. Namun keridhaan Allah
akan mendatangkan berkah dan manfaat yang banyak. Imam AsySyafi`i yang berjalan dengan lurus di jalan-Nya, menuai pujian dan
sanjungan dari orang-orang yang utama. Karena keutamaan hanyalah
diketahui oleh orang-orang yang punya keutamaan pula.
Qutaibah bin Sa`id berkata: “Asy-Syafi`i adalah seorang Imam.” Beliau
juga berkata, “Imam Ats-Tsauri wafat maka hilanglah wara’, Imam
Asy-Syafi`i wafat maka matilah Sunnah dan apa bila Imam Ahmad bin
Hambal wafat maka nampaklah kebid`ahan.”
Imam Asy-Syafi`i berkata, “Aku di Baghdad dijuluki sebagai
Nashirus Sunnah (pembela Sunnah Rasulullah).”
Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Asy-Syafi`i adalah manusia
yang paling fasih di zamannya.”
Ishaq bin Rahawaih berkata, “Tidak ada seorangpun yang
berbicara dengan pendapatnya -kemudian beliau menyebutkan AtsTsauri, Al-Auzai, Malik, dan Abu Hanifah,- melainkan Imam Asy-Syafi`i
adalah yang paling besar ittiba`nya kepada Nabi shalallahu ‘alaihi
wassalam, dan paling sedikit kesalahannya.”
Abu Daud As-Sijistani berkata, “Aku tidak mengetahui pada
Asy-Syafi`i satu ucapanpun yang salah.”
Ibrahim bin Abdul Thalib Al-Hafidz berkata, “Aku bertanya
kepada Abu Qudamah As-Sarkhasi tentang Asy-Syafi`i, Ahmad, Abu
Ubaid, dan Ibnu Ruhawaih. Maka ia berkata, “Asy-Syafi`i adalah yang
paling faqih di antara mereka.”
Beliau wafat pada hari Kamis di awal bulan Sya’ban tahun 204
H dan umur beliau sekita 54 tahun (Siyar 10/76). Meski Allah
memberi masa hidup beliau di dunia 54 tahun, menurut anggapan
manusia, umur yang demikian termasuk masih muda. Walau
10. demikian, keberkahan dan manfaatnya dirasakan kaum muslimin di
seantero belahan dunia, hingga para ulama mengatakan, “Imam AsySyafi`i
diberi
umur
pendek,
namun
Allah
menggabungkan
kecerdasannya dengan umurnya yang pendek.”
Ada
kata
–kata
hikmah
dari
beliau
yang
berbunyi:
“Kebaikan ada pada lima hal: kekayaan jiwa, menahan dari menyakiti
orang lain, mencari rizki halal, taqwa dan tsiqqah kepada Allah. Ridha
manusia adalah tujuan yang tidak mungkin dicapai, tidak ada jalan
untuk selamat dari (omongan) manusia, wajib bagimu untuk
konsisten dengan hal-hal yang bermanfaat bagimu”.
(Sumber:
Majalah
As-Salam
Pernah
dimuat
di
www.Ahlussunnah-jakarta.org, diposting oleh Abu Amr di milis
Artikel_salafy@yahoogroups.com, dengan perubahan)
2.
Gagasan Imam Asy-Syafi’i tentang Leadership
Bagi Imam Asy-Syai’i, pemimpin adalah tugas yang sangat
berat. Pemikiran beliau tentang kepemimpinan dapat dilihat dari
beberapa Staement beliau Bahwa Selain beratnya beban menjadi
seorang pemimpin, ketika menjadi pemimpin nyaris tidak ada waktu
untuk menuntut ilmu, seperti perkataan Imam Asy-Syafi’i berikut ini
(yang artinya) :
“Tidak akan beruntung orang yang menuntut ilmu, kecuali
orang yang menuntutnya dengan keadaan serba kekurangan. Aku
dahulu
untuk
mencari
sehelai
kertas
pun
sangat
sulit.”
Dalam perkataannya yang lain, Imam Syafi’I menyatakan bahwa :
“Tidak mungkin seorang menuntut ilmu dengan keadaan serba ada
dan (dengan) harga diri yang tinggi, lalu ia beruntung. Akan tetapi,
seseorang menuntut ilmu dengan tunduk, kesempitan hidup, rendah
hati, dan berkhidmat dengan ilmu. Pahamilah sebelum engkau
menjadi pemimpin. Jika kamu telah memimpin, tidak ada lagi
11. jalan untuk mendalami ilmu. Barangsiapa yang menuntut ilmu,
haruslah mendalam agar hal-hal terkecil dari ilmu itu tidak hilang
darinya. Siapa yang tidak mencintai ilmu, tidak ada kebaikan padanya.
Maka, janganlah kamu berteman atau berkenalan dengannya.”
(Tahdzib Al-Asma’ wa Al-Lughaat (I/75))
Kepemimpinan adalah suatu tugas yang memiliki konsekuensi
dan pertanggungjawaban yang besar di dunia dan akhirat. Disamping
itu, beliau berpendapat, bahwa selamanya sikap dan tindakan seorang
pemimpin akan selalu bersinergi dengan satu golongan manusia di
satu sisi dan berbenturan dengan golongan manusia lainnya. Hal ini di
mata beliau adalah sebuah sunnatullah seperti yang terbersit dalam
pernyataannya: Ridha manusia adalah tujuan yang tidak mungkin
dicapai, tidak ada jalan untuk selamat dari (omongan) manusia, wajib
bagimu untuk konsisten dengan hal-hal yang bermanfaat bagimu”.
Untuk menyikapi hal ini, Imam Asy-Syafi’i memberikan solusi
untuk tetap konsisten dengan hal-hal yang bermanfaat dalam
memimpin dan tdak terpengaruh oleh berbagai reaksi masyarakat
yang menentang selama tindakan memimpin tersebut berada dalam
kerangka yang benar.
3.
Karakter Kepemimpinan Imam asy-Syafi’i
Riwayat hidup dan gagasan pemikiran Imam asy-Syafi’I adalah
cermin dari karakter kepemimpinan beliau. Seperti telah dipaparkan
sebelumnya, dalam usia yang relative muda, beliau sudah dipercaya
menjadi seorang pemimpin agama. Alasan pengangkatan beliau
adalah karena keunggulan beliau dalam bidang ilmu agama,
kefasihannya, dan keshalihan prilakunya. Beliau adalah tipe pemimpin
yang gemar belajar dan sangat menghormati ilmu.
12. Imam Asy-Syafi’i adalah sosok berilmu yang memiliki banyak
guru, dengan demikian pola pikirnya menjadi lebih moderat dan peka
terhadap berbagai persoalan di sekelilingnya.
Dalam menyelesaikan
permasalahan
yang
terjadi
pada
umatnya, beliau selalu memberikan pemecahan yang disesuaikan
dengan kondisi umat yang bermasalah tersebut. Sehingga sangat
wajar jika beberapa ulama terkemuka pada zamannya dan zaman
sesudahnya
mengakui
keunggulan
kebijaksanaannya dalam memimpin.
dan
kepakarannya,
serta
13. BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari uraian di bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
karakter kepemimpinan imam asy-Syafi’I adalah sebagai berikut :
Tipe kepemimpinan Kharismatik, dengan pengangkatan berdasarkan
keunggulan ilmu (expert) dan system kepemimpinan Parental
demokratis, dengan prinsip kebenaran pada nilai- nilai keilahian.
2. Saran
Mendalami dan mempelajari serta mempraktekan gaya
kepeimpinan
imam
asy-Syafi’I
dapat
menjadi
solusi
bagi
permasalahan bangsa Indonesia saat ini. Dengan bercermin pada
tokoh –tokoh salafushalih , kita dapat mengambil hikmah dan
pelajaran berharga untuk mengatasi berbagai konflik permanen yang
menggerogoto bangsa Indonesia dari tahun ke tahun.