SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Laporan Praktikum|1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan mahkluk hidup yang mempunyai habitat di air,baik air
tawar, payau, maupun asin. Ikan adalah salah satu hewan poikiloterm, yaitu
hewan yang mampu hidup dengan menyesuaikan temperatur atau suhu di
tempat hidupnya. Ikan bernafas dengan cara mengambil oksigen dari dalam
air dengan menggunakan insang yang terdapat di kanan dan kiri bagian
kepala.Ikan akan mengambil oksigen ke permukaan air jika oksigen yang
terlarutdalam air tidak mencukupi. Ikan juga mengambil oksigen dari dalam
air dan mengeluarkan zat sisa karbondioksida yang sudah tidak berguna dalam
sistem pernapasannya.Sehingga kadar oksigen di dalam larutan termasuk
faktor yang mempengaruhi proses pernapasan ikan.
Mekanisme pernafasan pada ikan yang memiliki operculum terdiri dari
dua tahap, yaitu :
1. Inspirasi : dimulai dari rongga mulut, kemudian masuk ke rongga insang,
setelah rongga ionsang mengembang air akan masuk ke dalam rongga
mulut.
2. Ekspirasi: dimulai dari menutupnya rongga mulut, kemudian rongga
insang akan menyempit, celah insang terbuka dan akhirnya air bergerak
dari rongga mulut ke rongga insang untuk keluar dari celah insang.
Dengan demikian, di dalam praktikum ini kita akan mengamati
pengaruh jenis larutan khususnya dalam hal perbedaan tingkat kandungan
kadar oksigen di dalam larutan terhadap frekuensi gerak membuka dan
menutupnya operkulum ikan serta pengaruhnya terhadap perubahan tingkah
laku ikan.
Laporan Praktikum|2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh jenis larutan terhadap frekuensi aktivitas gerak
membuka dan menutup operkulum (tutup insang) ikan platy?
C. Tujuan
Praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh jenis larutan terhadap frekuensi aktivitas gerak membuka dan
menutup operkulum (tutup insang) ikan platy, serta mempelajari perubahan
tingkah laku ikan platy saat berada di dalam larutan yang berbeda khususnya
berbeda pada tingkat kadar oksigennya.
Laporan Praktikum|3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biologi Ikan Platy
 Klasifikasi Ikan Platy
Platy memiliki banyak bentuk varian warna seperti dari jenis
spotted, gold comet, red wag, black, blue coral, leopard, mickey mouse,
dan lainnya.
Berdasarkan Marie (2010), klasifikasi ikan Platy secara lengkap adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cyprinodontiformes
Famili : Poeciliidae
Genus : Xiphophorus
Spesie : Xiphophorus maculates
Gambar 2.1 ikan Platy
Laporan Praktikum|4
 Morfologi Ikan Platy
Gambar 2.2 morfologi ikan platy
Platy biasanya berwarna merah. Akibat kawin silang dan mutasi,
Platy yang ada sekarang sangat beragam dalam bentuk tubuh dan warna.
Platy jantan dapat dikenali karena memiliki gonopodium (berupa
tonjolan di belakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal
menjadi sirip yang panjang, bentuk tubuhnya ramping, warnanya lebih
cerah sirip punggung lebih panjang dan mempunyai kepala yang besar.
Sementara betina bentuk ekor dan sirip perut membulat seperti kipas dan
lebih gemuk, warnanya kurang cerah sirip punnggung biasa dengan
kepala yang agak runcing. Platy termasuk ikan yang mudah beradaptasi
dengan berbagai kondisi air. Platy dapat tumbuh hingga 5 cm dan mampu
hidup antara 3-5 tahun.
 Kebiasaan Hidup di Alam
Ikan ini memiliki sifat yang ramah dan tidak agresif, oleh karena
itu sangat cocok digunakan sebagai ikan hias pada aquascaping. Ikan
platy dapat hidup pada pH 7,0 – 8,0, pada suhu 20 – 26 °C. ikan Platy
dapat diberi pakan buatan maupun alami. Platy memiliki banyak sekali
bentuk varian warna seperti dari jenis spotted, gold comet, red wag,
Laporan Praktikum|5
black, blue coral, leopard, mickey mouse, dan lainnya Ikan ini sangat
mudah beradaptasi dan memiliki toleransi yang baik dalam berbagai
kondisi lingkungan tempat hidupnya. Platy menyukai habitat dengan
banyak tanaman, karena ikan ini cenderung berenang dan berkembang
biak diantara tetanaman. Ikan ini menyukai arus sedang (Anonim 2010).
 Penyebaran Ikan Platy
Ikan Platy (Xiphophorus maculates) berasal dari Amerika Tengah
dan Utara (Clidad Veracruz, Meksiko Utara Belize). Ikan Platy adalah
jenis livebearing dan milik keluarga Poecilliidae. Ikan ini berasal dari
Amerika, tetapi ikan liar Poecilliidae hari ini ditemukan di perairan tropis
dan subtropis di banyak bagian dunia.
B. Oksigen (O2)
 Sumber Oksigen (O2)
Oksigen (O2) merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan
oleh semua mahluk hidup, khususnya didalam perairan. Dalam perairan
oksigen merupakan gas terlarut yang kadarnya bervariasi yang
tergantung pada suhu dan salinitas. Oksigen dapat bersumber dari difusi
oksigen yang terdapat diatmosfer dan aktifitas fotosintesis tumbuhan air
maupun fitoplankton dengan bantuan energi matahari. Difusi juga dapat
terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang
atau ombak dan air terjun (Effendi, 2003).
Menurut Khiatuddin (2003), oksigen juga dapat berasal dari
oksidasi karbohidrat sebagai sumber energi dalam metabolisme tubuh
dan pembakaran karbohidrat tersebut mengeluarkan kembali
karbondioksida dan air, yang sebelumnya digunakan dalam proses
pembentukan karbohidrat melalui proses fotosintesis.
 Kadar Oksigen (O2)
Dalam perairan, khususnya perairan tawar memiliki kadar
oksigen (O2) terlarut berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0oC dan 8 mg/l
Laporan Praktikum|6
pada suhu 25oC. Kadar oksigen (O2) terlarut dalam perairan alami
biasanya kurang dari 10 mg/l (Efendi, 2003).
Menurut Boyd (1990) dalam Caca dan Polong (2009), besarnya
oksigen yang diperlukan oleh suatu organisme perairan tergantung
spesies, ukuran, jumlah pakan yang dimakan, aktivitas, suhu,
dan sebagainya. Konsentrasi oksigen (O2) yang rendah dapat
menyebabkan stress dan kematian pada ikan. Lebih lanjut dikatakan oleh
Hanafiah (2005), Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar oksigen (O2)
dalam perairan secara umum merupakan konsekuensi terhambatnya
aktivitas akar tumbuhan dan mikrobia, serta difusi yang menyebabkan
naiknya kadar CO2 dan turunnya kadar O2.
 Peranan Oksigen (O2) Dalam Perairan
Menurut Zonnelved (1991) dalam Kordi (2004) kebutuhan
oksigen mempunyai dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies
tertentu dan kebutuhan komsutif yang tergantung pada keadaan
metabolisme suatu organisme. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu
lingkungan bagi spesies tertentu disebabkan oleh adanya perbedaan
molekul sel dari organisme yang mempengaruhi hubungan antara
tekanan parsial oksigen dalam air dan derajat kejenuhan oksigen dalam
sel darah.
Organisme dalam air membutuhkan oksigen guna pembakaran
bahan bakarnya (makanan) untuk menghasilkan aktivitas, seperti
aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi, dan sebagainya. Beberapa
jenis organisme air mampu bertahan hidup pada perairan dengan
konsenterasi oksigen 3 ppm, namun konsenterasi minimum yang masih
dapat diterima sebagian besar organisme air untuk hidup dengan baik
adalah 5 ppm. Pada perairan dengan konsenterasi oksigen dibawah 4 ppm
organisme masih mampu bertahan hidup, akan tetapi nafsu makan mulai
menurun (Kordi, 2004).
Laporan Praktikum|7
BAB III
METODE ILMIAH
A. Jenis Penelitian
 Jenis Penelitian
1. Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya.
2. Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode
baru karena popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan
postpositivistik Karena berlandaskan pada filsafat post positifisme.
Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, Karena proses
penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan disebut metode
interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.
B. Waktu dan Tempat
 Waktu : Selasa, 15 September 2015
Pukul 14.40-16.35 WIB
 Tempat : Laboratorium Biologi Unesa Gedung C2 Lantai 2
C. Variabel
 Variabel Kontrol : Jenis Ikan, Jumlah Larutan
 Variabel Bebas : Jenis Larutan
 Variabel Terikat : Jumlah Gerak Membuka dan Menutup Operkulum
(Tutup Insang) Ikan Platy
Laporan Praktikum|8
D. Alat dan Bahan
 Alat :
1. Tempat Pengamatan/Gelas Aqua (4 buah)
2. Gelas Ukur (1 buah)
3. Pipet (2 buah)
4. Tabung Ukur (2 buah)
5. Jaring Kecil (1 buah)
6. Stopwatch dan Kamera
7. Spidol
 Bahan :
1. Ikan Platy (3 ekor)
2. Air Biasa (400 ml)
3. Larutan Garam 5% (10ml)
4. Larutan Asam 5% (10 ml)
E. Prosedur
1. Menyiapkan semua alat dan bahan.
2. Tuangkan air biasa sebanyak 100 ml ke dalam ke 4 gelas aqua.
3. Beri label di setiap gelas aqua, gelas 1 air biasa, gelas 2 larutan
garam 5% dan gelas 3 larutan asam 5%. Gelas 4 tidak perlu diberi
label, karena gelas 4 berisi air biasa sebagai wadah ikan platy
sebelum dan sesudah ikan digunakan sebagai bahan pengamatan di
gelas 1,2 dan 3.
4. Mengambil tiga ekor ikan platy dan sementara dimasukkan ke
dalam gelas 4.
5. Meneteskan larutan garam 5% sebanyak 10 ml ke dalam gelas 2 dan
meneteskan larutan asam 5% ke dalam gelas 3.
6. Tiga anggota kelompok masing-masing memegang gelas 1,2,3 dan
memasukkan ikan platy ke dalam gelas masing-masing secara
bersamaan serta mengamati aktifitas ikan platy tersebut selama
Laporan Praktikum|9
waktu yang ditentukan.Satu anggota lainnya memegang stopwatch
dan satunya bertugas mendokumentasikan tahapan praktikum
beserta mencatat hasil pengamatan sementara.
7. Amati dan hitung frekuensi aktifitas gerak membuka dan menutup
operkulum ikan platy di masing-masing larutan serta amati aktifitas
gerak ikan platy di masing-masing larutan.Amati selama 5 menit.
8. Setelah 5 menit angkat ikan platy dari masing-masing gelas dan
masukkan ke dalam gelas 4 dengan tujuan menetralisasikan keadaan
ikan platy.
9. Catat hasil pengamatan di hasil pengamatan sementara.
10. Lakukan langkah 6-9 sebanyak 3 kali.
F. Rancangan Penelitian
Gb. Rancangan Praktikum
Ikan dalamair biasa Ikan dalamlar. Garam5% Ikan dalamlar. asam5%
Laporan Praktikum|10
Gb. Skema Praktikum
Ulangi kegiatan pengamatan sebanyak tiga kali
Mengembalikan ikan platy ke dalam gelas 4
Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan sementara
Mengamati gerak operculum ikan platy di masing-masing gelas selama 5
menit
Memasukkan ikan platy ke dalam gelas 1, 2, dan 3 secara bersamaan
Meneteskan larutan garamdan larutan asam5% sebanyak 10 ml masing-
masing ke dalam gelas 2 dan 3
Menyiapkan 3 ekor ikan platy dalamsebuah gelas (Gelas 4)
Memberi label pada gelas (air, larutan garam, dan larutan asam)
Menuangkan air ke dalamtiap gelas @100ml
Menyiapkan alat dan bahan
Laporan Praktikum|11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Hasil Eksperimen Pengaruh Jenis Larutan terhadap Frekuensi
Aktivitas Gerak Membuka dan Menutup Operkulum (Tutup Insang) Ikan
Platy
B. Analisis
Hipotesis atau dugaan sementara kami dalam praktikum pengaruh jenis
larutan terhadap frekuensi aktivitas gerak membuka dan menutup
operkulum (tutup insang) ikan platy adalah apabila di dalam larutan
Pembeda Kontrol
Larutan Garam
5%
Larutan Asam
5%
Jumlah
Membuka dan
Menutup
Operkulum
1. 352 kali 1. 450 kali 1. 332 kali
2. 294 kali 2. 468 kali 2. 360 kali
3. 357 kali 3. 515 kali 3. 360 kali
Gerak Ikan
1.Normal/Biasa
1. Aktif berputar-
putar.
1.Berputar-putar
dan muncul-
muncul ke
permukaan larutan.
2.Normal/Biasa
2. Aktif berputar-
putar, sedikit
tenang.
2.Bergerak
perlahan, lalu
semakin cepat
(tidak stabil).
3.Normal/Biasa 3. Tenang
berputar-putar.
3.Berputar-putar,
muncul ke
permukaan larutan.
Laporan Praktikum|12
larutan garam 5% dan larutan asam 5% (larutan berkadar oksigen rendah)
maka frekuensinya akan lebih besar dibanding dengan berada di dalam
larutan air biasa yang berkadar oksigen normal.Setelah praktikum
hipotesis tersebut terbukti.Faktanya pada ke tiga percobaan yang kami
lakukan rata-rata frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum ikan
platy di larutan 5% garam dan larutan asam 5% lebih besar dibandingkan
dengan frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum ikan platy di
dalam air biasa.Hal ini terjadi karena pada dasarnya ikan bernapas dengan
insang sehingga ketika kadar oksigen di lingkungan hidupnya rendah
maka secara otomatis gerak insang ikan tersebut akan semakin cepat dan
frekuensi geraknya semakin sering demi untuk memperoleh oksigen sesuai
dengan kebutuhannya.
C. Pembahasan
Pada percobaan 5 menit pertama pada praktikum, kami peroleh
frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum ikan platy di dalam
larutan asam 5% (larutan berkadar oksigen rendah) lebih kecil dibanding
dengan frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum ikan platy di
dalam larutan air biasa (larutan berkadar oksigen normal)biasa).Padahal
seharusnya diperoleh frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum
ikan platy di dalam larutan berkadar oksigen rendah (larutan asam 5%)
lebih besar dibanding dengan frekuensi gerak membuka dan menutup
operkulum ikan platy di dalam larutan berkadar oksigen normal (air
biasa).Adapun kemungkinan hasil diskusi dari kelompok kami, yang
menyebabkan hal ini adalah kadar oksigen di gelas dengan larutan asam
5% masih dalam keadaan normal yakni larutan asam 5% sebanyak 10 ml
belum secara langsung bercampur dengan air biasa sebanyak 100 ml
secara keseluruhan, sehingga kadar oksigen di dalam larutan ini masih
cukup tinggi. Akibatnya frekuensi gerak operkulum ikan platy di dalam
larutan ini relatif normal bahkan berada di bawah frekuensi gerak
operkulum ikan platy di dalam air biasa dengan kadar normal.
Laporan Praktikum|13
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin banyak kadar oksigen yang terkandung dalam lingkungan hidup
ikan maka gerakan operculum ikan akan semakin sedikit. Sebaliknya
semakin sedikit kadar oksigen yang terkandung dalam lingkungan hidup
ikan maka gerakan operculum ikan akan semakin banyak.
2. Ketika ikan sedang dalam keadaan stress makan akan mempengaruhi
bukaan operculum, dimana bukaan operculum ikan akan menjadi lebih
cepat dari biasanya.
B. Saran
Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam melihat hasil
pengamatan dan kelincahan praktikan dalam mengoperasikan alat. Selain
itu, sebaiknya menggunakan benih ikan yang ukurannya lebih besar agar
praktikan lebih mudah melihat gerakan operkulum ikan.
Laporan Praktikum|14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/7492497/LAPORAN_PRAKTIKUM_EKOTOKSIKO
LOGI_LINGKUNGAN_JURUSAN_TEKNIK_LINGKUNGAN_FAKULTAS_
TEKNIK
http://www.daengaswar.com/2012/11/laporan-praktikum-oksigen-terlarut-
do.html
http://download14.dokumen.tips/uploads/check_up14/322015/55721117497959f
c0b8e52c9.pdf
http://ikanmania25.blogspot.co.id/2012/10/biologi-ikan-platy.html
Laporan Praktikum|15

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase DaPiDaBi
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan KecambahPengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan KecambahDiah Dwi Ammarwati
 
Praktikum Pembuatan Lubang Biopori
Praktikum Pembuatan Lubang BioporiPraktikum Pembuatan Lubang Biopori
Praktikum Pembuatan Lubang BioporiHariyatunnisa Ahmad
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiWaidatin Azizah
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangYasinta Surya
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
 
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12   laporan praktikum enzim katalaseBiologi 12   laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalaseNisa 'Icha' El
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanLaporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanmusa alfatah
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 

What's hot (20)

Bukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti EvolusiBukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti Evolusi
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan KecambahPengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
 
Praktikum Pembuatan Lubang Biopori
Praktikum Pembuatan Lubang BioporiPraktikum Pembuatan Lubang Biopori
Praktikum Pembuatan Lubang Biopori
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12   laporan praktikum enzim katalaseBiologi 12   laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
 
Laporan kimia konsentrasi
Laporan kimia konsentrasiLaporan kimia konsentrasi
Laporan kimia konsentrasi
 
Pengenalan Alat
Pengenalan AlatPengenalan Alat
Pengenalan Alat
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanLaporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
 
Aves (Burung)
Aves (Burung)Aves (Burung)
Aves (Burung)
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 

Similar to Pengaruh Larutan

INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANGAmos Pangkatana
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoAlfarico Rico
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok molluscaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok molluscaFauzan Ardana
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalamfariz90
 
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)winda dwi
 

Similar to Pengaruh Larutan (20)

Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok molluscaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
 
Cumi
CumiCumi
Cumi
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalam
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
Bab i udangku
Bab i udangkuBab i udangku
Bab i udangku
 
Biodiversiti
BiodiversitiBiodiversiti
Biodiversiti
 
Biodiversiti
BiodiversitiBiodiversiti
Biodiversiti
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Osmoregulasi
OsmoregulasiOsmoregulasi
Osmoregulasi
 
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
 
Ekofisiologi zooplankton
Ekofisiologi zooplanktonEkofisiologi zooplankton
Ekofisiologi zooplankton
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Recently uploaded (10)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

Pengaruh Larutan

  • 1. Laporan Praktikum|1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan mahkluk hidup yang mempunyai habitat di air,baik air tawar, payau, maupun asin. Ikan adalah salah satu hewan poikiloterm, yaitu hewan yang mampu hidup dengan menyesuaikan temperatur atau suhu di tempat hidupnya. Ikan bernafas dengan cara mengambil oksigen dari dalam air dengan menggunakan insang yang terdapat di kanan dan kiri bagian kepala.Ikan akan mengambil oksigen ke permukaan air jika oksigen yang terlarutdalam air tidak mencukupi. Ikan juga mengambil oksigen dari dalam air dan mengeluarkan zat sisa karbondioksida yang sudah tidak berguna dalam sistem pernapasannya.Sehingga kadar oksigen di dalam larutan termasuk faktor yang mempengaruhi proses pernapasan ikan. Mekanisme pernafasan pada ikan yang memiliki operculum terdiri dari dua tahap, yaitu : 1. Inspirasi : dimulai dari rongga mulut, kemudian masuk ke rongga insang, setelah rongga ionsang mengembang air akan masuk ke dalam rongga mulut. 2. Ekspirasi: dimulai dari menutupnya rongga mulut, kemudian rongga insang akan menyempit, celah insang terbuka dan akhirnya air bergerak dari rongga mulut ke rongga insang untuk keluar dari celah insang. Dengan demikian, di dalam praktikum ini kita akan mengamati pengaruh jenis larutan khususnya dalam hal perbedaan tingkat kandungan kadar oksigen di dalam larutan terhadap frekuensi gerak membuka dan menutupnya operkulum ikan serta pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku ikan.
  • 2. Laporan Praktikum|2 B. Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh jenis larutan terhadap frekuensi aktivitas gerak membuka dan menutup operkulum (tutup insang) ikan platy? C. Tujuan Praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jenis larutan terhadap frekuensi aktivitas gerak membuka dan menutup operkulum (tutup insang) ikan platy, serta mempelajari perubahan tingkah laku ikan platy saat berada di dalam larutan yang berbeda khususnya berbeda pada tingkat kadar oksigennya.
  • 3. Laporan Praktikum|3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Ikan Platy  Klasifikasi Ikan Platy Platy memiliki banyak bentuk varian warna seperti dari jenis spotted, gold comet, red wag, black, blue coral, leopard, mickey mouse, dan lainnya. Berdasarkan Marie (2010), klasifikasi ikan Platy secara lengkap adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Cyprinodontiformes Famili : Poeciliidae Genus : Xiphophorus Spesie : Xiphophorus maculates Gambar 2.1 ikan Platy
  • 4. Laporan Praktikum|4  Morfologi Ikan Platy Gambar 2.2 morfologi ikan platy Platy biasanya berwarna merah. Akibat kawin silang dan mutasi, Platy yang ada sekarang sangat beragam dalam bentuk tubuh dan warna. Platy jantan dapat dikenali karena memiliki gonopodium (berupa tonjolan di belakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal menjadi sirip yang panjang, bentuk tubuhnya ramping, warnanya lebih cerah sirip punggung lebih panjang dan mempunyai kepala yang besar. Sementara betina bentuk ekor dan sirip perut membulat seperti kipas dan lebih gemuk, warnanya kurang cerah sirip punnggung biasa dengan kepala yang agak runcing. Platy termasuk ikan yang mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi air. Platy dapat tumbuh hingga 5 cm dan mampu hidup antara 3-5 tahun.  Kebiasaan Hidup di Alam Ikan ini memiliki sifat yang ramah dan tidak agresif, oleh karena itu sangat cocok digunakan sebagai ikan hias pada aquascaping. Ikan platy dapat hidup pada pH 7,0 – 8,0, pada suhu 20 – 26 °C. ikan Platy dapat diberi pakan buatan maupun alami. Platy memiliki banyak sekali bentuk varian warna seperti dari jenis spotted, gold comet, red wag,
  • 5. Laporan Praktikum|5 black, blue coral, leopard, mickey mouse, dan lainnya Ikan ini sangat mudah beradaptasi dan memiliki toleransi yang baik dalam berbagai kondisi lingkungan tempat hidupnya. Platy menyukai habitat dengan banyak tanaman, karena ikan ini cenderung berenang dan berkembang biak diantara tetanaman. Ikan ini menyukai arus sedang (Anonim 2010).  Penyebaran Ikan Platy Ikan Platy (Xiphophorus maculates) berasal dari Amerika Tengah dan Utara (Clidad Veracruz, Meksiko Utara Belize). Ikan Platy adalah jenis livebearing dan milik keluarga Poecilliidae. Ikan ini berasal dari Amerika, tetapi ikan liar Poecilliidae hari ini ditemukan di perairan tropis dan subtropis di banyak bagian dunia. B. Oksigen (O2)  Sumber Oksigen (O2) Oksigen (O2) merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan oleh semua mahluk hidup, khususnya didalam perairan. Dalam perairan oksigen merupakan gas terlarut yang kadarnya bervariasi yang tergantung pada suhu dan salinitas. Oksigen dapat bersumber dari difusi oksigen yang terdapat diatmosfer dan aktifitas fotosintesis tumbuhan air maupun fitoplankton dengan bantuan energi matahari. Difusi juga dapat terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang atau ombak dan air terjun (Effendi, 2003). Menurut Khiatuddin (2003), oksigen juga dapat berasal dari oksidasi karbohidrat sebagai sumber energi dalam metabolisme tubuh dan pembakaran karbohidrat tersebut mengeluarkan kembali karbondioksida dan air, yang sebelumnya digunakan dalam proses pembentukan karbohidrat melalui proses fotosintesis.  Kadar Oksigen (O2) Dalam perairan, khususnya perairan tawar memiliki kadar oksigen (O2) terlarut berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0oC dan 8 mg/l
  • 6. Laporan Praktikum|6 pada suhu 25oC. Kadar oksigen (O2) terlarut dalam perairan alami biasanya kurang dari 10 mg/l (Efendi, 2003). Menurut Boyd (1990) dalam Caca dan Polong (2009), besarnya oksigen yang diperlukan oleh suatu organisme perairan tergantung spesies, ukuran, jumlah pakan yang dimakan, aktivitas, suhu, dan sebagainya. Konsentrasi oksigen (O2) yang rendah dapat menyebabkan stress dan kematian pada ikan. Lebih lanjut dikatakan oleh Hanafiah (2005), Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar oksigen (O2) dalam perairan secara umum merupakan konsekuensi terhambatnya aktivitas akar tumbuhan dan mikrobia, serta difusi yang menyebabkan naiknya kadar CO2 dan turunnya kadar O2.  Peranan Oksigen (O2) Dalam Perairan Menurut Zonnelved (1991) dalam Kordi (2004) kebutuhan oksigen mempunyai dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan komsutif yang tergantung pada keadaan metabolisme suatu organisme. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu lingkungan bagi spesies tertentu disebabkan oleh adanya perbedaan molekul sel dari organisme yang mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam air dan derajat kejenuhan oksigen dalam sel darah. Organisme dalam air membutuhkan oksigen guna pembakaran bahan bakarnya (makanan) untuk menghasilkan aktivitas, seperti aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi, dan sebagainya. Beberapa jenis organisme air mampu bertahan hidup pada perairan dengan konsenterasi oksigen 3 ppm, namun konsenterasi minimum yang masih dapat diterima sebagian besar organisme air untuk hidup dengan baik adalah 5 ppm. Pada perairan dengan konsenterasi oksigen dibawah 4 ppm organisme masih mampu bertahan hidup, akan tetapi nafsu makan mulai menurun (Kordi, 2004).
  • 7. Laporan Praktikum|7 BAB III METODE ILMIAH A. Jenis Penelitian  Jenis Penelitian 1. Penelitian Kuantitatif Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. 2. Penelitian Kualitatif Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan. B. Waktu dan Tempat  Waktu : Selasa, 15 September 2015 Pukul 14.40-16.35 WIB  Tempat : Laboratorium Biologi Unesa Gedung C2 Lantai 2 C. Variabel  Variabel Kontrol : Jenis Ikan, Jumlah Larutan  Variabel Bebas : Jenis Larutan  Variabel Terikat : Jumlah Gerak Membuka dan Menutup Operkulum (Tutup Insang) Ikan Platy
  • 8. Laporan Praktikum|8 D. Alat dan Bahan  Alat : 1. Tempat Pengamatan/Gelas Aqua (4 buah) 2. Gelas Ukur (1 buah) 3. Pipet (2 buah) 4. Tabung Ukur (2 buah) 5. Jaring Kecil (1 buah) 6. Stopwatch dan Kamera 7. Spidol  Bahan : 1. Ikan Platy (3 ekor) 2. Air Biasa (400 ml) 3. Larutan Garam 5% (10ml) 4. Larutan Asam 5% (10 ml) E. Prosedur 1. Menyiapkan semua alat dan bahan. 2. Tuangkan air biasa sebanyak 100 ml ke dalam ke 4 gelas aqua. 3. Beri label di setiap gelas aqua, gelas 1 air biasa, gelas 2 larutan garam 5% dan gelas 3 larutan asam 5%. Gelas 4 tidak perlu diberi label, karena gelas 4 berisi air biasa sebagai wadah ikan platy sebelum dan sesudah ikan digunakan sebagai bahan pengamatan di gelas 1,2 dan 3. 4. Mengambil tiga ekor ikan platy dan sementara dimasukkan ke dalam gelas 4. 5. Meneteskan larutan garam 5% sebanyak 10 ml ke dalam gelas 2 dan meneteskan larutan asam 5% ke dalam gelas 3. 6. Tiga anggota kelompok masing-masing memegang gelas 1,2,3 dan memasukkan ikan platy ke dalam gelas masing-masing secara bersamaan serta mengamati aktifitas ikan platy tersebut selama
  • 9. Laporan Praktikum|9 waktu yang ditentukan.Satu anggota lainnya memegang stopwatch dan satunya bertugas mendokumentasikan tahapan praktikum beserta mencatat hasil pengamatan sementara. 7. Amati dan hitung frekuensi aktifitas gerak membuka dan menutup operkulum ikan platy di masing-masing larutan serta amati aktifitas gerak ikan platy di masing-masing larutan.Amati selama 5 menit. 8. Setelah 5 menit angkat ikan platy dari masing-masing gelas dan masukkan ke dalam gelas 4 dengan tujuan menetralisasikan keadaan ikan platy. 9. Catat hasil pengamatan di hasil pengamatan sementara. 10. Lakukan langkah 6-9 sebanyak 3 kali. F. Rancangan Penelitian Gb. Rancangan Praktikum Ikan dalamair biasa Ikan dalamlar. Garam5% Ikan dalamlar. asam5%
  • 10. Laporan Praktikum|10 Gb. Skema Praktikum Ulangi kegiatan pengamatan sebanyak tiga kali Mengembalikan ikan platy ke dalam gelas 4 Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan sementara Mengamati gerak operculum ikan platy di masing-masing gelas selama 5 menit Memasukkan ikan platy ke dalam gelas 1, 2, dan 3 secara bersamaan Meneteskan larutan garamdan larutan asam5% sebanyak 10 ml masing- masing ke dalam gelas 2 dan 3 Menyiapkan 3 ekor ikan platy dalamsebuah gelas (Gelas 4) Memberi label pada gelas (air, larutan garam, dan larutan asam) Menuangkan air ke dalamtiap gelas @100ml Menyiapkan alat dan bahan
  • 11. Laporan Praktikum|11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tabel 1. Hasil Eksperimen Pengaruh Jenis Larutan terhadap Frekuensi Aktivitas Gerak Membuka dan Menutup Operkulum (Tutup Insang) Ikan Platy B. Analisis Hipotesis atau dugaan sementara kami dalam praktikum pengaruh jenis larutan terhadap frekuensi aktivitas gerak membuka dan menutup operkulum (tutup insang) ikan platy adalah apabila di dalam larutan Pembeda Kontrol Larutan Garam 5% Larutan Asam 5% Jumlah Membuka dan Menutup Operkulum 1. 352 kali 1. 450 kali 1. 332 kali 2. 294 kali 2. 468 kali 2. 360 kali 3. 357 kali 3. 515 kali 3. 360 kali Gerak Ikan 1.Normal/Biasa 1. Aktif berputar- putar. 1.Berputar-putar dan muncul- muncul ke permukaan larutan. 2.Normal/Biasa 2. Aktif berputar- putar, sedikit tenang. 2.Bergerak perlahan, lalu semakin cepat (tidak stabil). 3.Normal/Biasa 3. Tenang berputar-putar. 3.Berputar-putar, muncul ke permukaan larutan.
  • 12. Laporan Praktikum|12 larutan garam 5% dan larutan asam 5% (larutan berkadar oksigen rendah) maka frekuensinya akan lebih besar dibanding dengan berada di dalam larutan air biasa yang berkadar oksigen normal.Setelah praktikum hipotesis tersebut terbukti.Faktanya pada ke tiga percobaan yang kami lakukan rata-rata frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum ikan platy di larutan 5% garam dan larutan asam 5% lebih besar dibandingkan dengan frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum ikan platy di dalam air biasa.Hal ini terjadi karena pada dasarnya ikan bernapas dengan insang sehingga ketika kadar oksigen di lingkungan hidupnya rendah maka secara otomatis gerak insang ikan tersebut akan semakin cepat dan frekuensi geraknya semakin sering demi untuk memperoleh oksigen sesuai dengan kebutuhannya. C. Pembahasan Pada percobaan 5 menit pertama pada praktikum, kami peroleh frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum ikan platy di dalam larutan asam 5% (larutan berkadar oksigen rendah) lebih kecil dibanding dengan frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum ikan platy di dalam larutan air biasa (larutan berkadar oksigen normal)biasa).Padahal seharusnya diperoleh frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum ikan platy di dalam larutan berkadar oksigen rendah (larutan asam 5%) lebih besar dibanding dengan frekuensi gerak membuka dan menutup operkulum ikan platy di dalam larutan berkadar oksigen normal (air biasa).Adapun kemungkinan hasil diskusi dari kelompok kami, yang menyebabkan hal ini adalah kadar oksigen di gelas dengan larutan asam 5% masih dalam keadaan normal yakni larutan asam 5% sebanyak 10 ml belum secara langsung bercampur dengan air biasa sebanyak 100 ml secara keseluruhan, sehingga kadar oksigen di dalam larutan ini masih cukup tinggi. Akibatnya frekuensi gerak operkulum ikan platy di dalam larutan ini relatif normal bahkan berada di bawah frekuensi gerak operkulum ikan platy di dalam air biasa dengan kadar normal.
  • 13. Laporan Praktikum|13 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Semakin banyak kadar oksigen yang terkandung dalam lingkungan hidup ikan maka gerakan operculum ikan akan semakin sedikit. Sebaliknya semakin sedikit kadar oksigen yang terkandung dalam lingkungan hidup ikan maka gerakan operculum ikan akan semakin banyak. 2. Ketika ikan sedang dalam keadaan stress makan akan mempengaruhi bukaan operculum, dimana bukaan operculum ikan akan menjadi lebih cepat dari biasanya. B. Saran Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam melihat hasil pengamatan dan kelincahan praktikan dalam mengoperasikan alat. Selain itu, sebaiknya menggunakan benih ikan yang ukurannya lebih besar agar praktikan lebih mudah melihat gerakan operkulum ikan.