Sistem air kotor Gedung Perkantoran Wisma Kalla Makassar menggunakan sistem terpusat dimana air kotor dari seluruh unit dialirkan ke tangki septic sebelum diolah lebih lanjut. Sistem ini menggunakan pipa PVC dan pompa untuk mengalirkan air kotor secara gravitasi menuju tangki septic.
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
LAPORAN WISMA KALLA KLMPK 2.pdf
1. SISTEM AIR KOTOR
GEDUNG PERKANTORAN WISMA KALLA MAKASSAR
( Di buat untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Utilitas Bangunan )
Dosen Pengampuh Citra Amalia Amal, ST.,MT
Oleh
AWALUDIN DAPUBEANG 105831102320
SYAHRUL MULIARTA 105831102420
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2022
2. ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan serta kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan lapora ini sesuai dengan waktu yang di tentukan. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan bisa menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tidak lupa
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di dunia dan akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas besar dari mata kuliah
Utilitas Bangunan dengan judul “Sistem Air Kotor Gedung Perkantoran Wisma Kalla Makassar”.
Saya selaku penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk laporan ini, agar laporan ini nantinya bisa menjadi laporan yang lebih
baik lagi. Demikian, apabila ada kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini.
Demikian, semoga laporan ini bermanfaat. Terima kasih.
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LATA BELAKANG .......................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................2
C. TUJUAN KEGIATAN....................................................................................................2
BAB II SISTEM UTILITAS..................................................................................................3
A. PENGERTIAN SISTEM AIR KOTOR..........................................................................3
B. JENIS AIR KOTOR........................................................................................................4
C. SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR.......................................................................4
D. PERALATAN SANITER ...............................................................................................10
E. PERHITUNGAN KEBUTUHAN PERALATAN SANITER........................................12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................16
A. KESIMPULAN...............................................................................................................16
B. SARAN ...........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
4. iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sistem Air Kotor Gedung Bertingkat ...............................................................3
Gambar 2. Sistem Pembuangan Air Kotor Gravitasi .........................................................5
Gambar 3. Pipa Pembuangan (PVC)....................................................................................6
Gambar 4. Pipa Ven ...............................................................................................................6
Gambar 5. Perangkap ............................................................................................................7
Gambar 6. Penangkap............................................................................................................7
Gambar 7. Tangki Septic .......................................................................................................7
Gambar 8. Model Tangki Septic ...........................................................................................8
Gambar 9. Bak Penampung Limbah Berbahaya ................................................................8
Gambar 10. Saluran Air Di Taman Dan Jalan....................................................................8
Gambar 11. Saluran Air Di Tempat Wudhu........................................................................9
Gambar 12. Resapan Air Hujan Dan Air Dari Tempat Wudhu........................................9
Gambar 13. Closet ..................................................................................................................10
Gambar 14. Urinoir ................................................................................................................10
Gambar 15. Wastafel Meja....................................................................................................11
Gambar 16. Jet Washer..........................................................................................................11
Gambar 17. Kran Air .............................................................................................................12
Gambar 18. Floor Drain.........................................................................................................12
Gambar 19. Denah Lantai 6...................................................................................................13
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang sangat berharga. Menjaga Kesehatan
dapat dimulai dengan menjaga kesehatan lingkungan, baik lingkungan kerja maupun lingkungan
pemukimannya. Dalam hal ini fasilitas dalam gedung harus direncanakan dengan baik, termasuk
fasilitas sanitasi, mengingat aspek-aspek lingkungan harus diperhatikan agar tercapai lingkungan
yang sehat.
Untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana guna memberikan kenyamanan dan
kepuasan kepada pengguna gedung dimana dalam kondisi normal penggunanya tidak memberikan
bahaya potensial pada kesehatan manusia maka salah satu upayanya adalah dengan merancang
sistem plambing yang baik pada bagian dalam gedung dan lingkungan gedung tempat bekerja
maupun pemukiman yang meliputi sistem penyediaan air minum, sistem penyaluran air buangan
dan sistem pencegah kebakaran dan sistem penyaluran air hujan (Soufyan M. Noerbambang dan
Takeo Morimura; 1991).
Gedung dan lingkungannya dirancang dan harus dilihat sebagai kesatuan yang memberikan
daya tarik, keakraban serta digunakan dan dirawat dengan baik. Perlengkapan gedung semakin
canggih serta harus dapat memenuhi kebutuhan serta menjamin keamanan dan keselamatan para
penggunanya. Demikianlah hal tersebut berlaku bagi sistem plambing yang jika tidak dirancang
dengan baik, selain mahal, tidak efektif serta memberikan banyak masalah operasi dan perawatan,
beberapa hal yang prinsip perlu diketahui dan dipertimbangkan dalam setiap perancangan
(Wiranto Arismunandar, 1993).
Sistem plumbing merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam pembangunan
gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan plambing harus dilakukan secara
bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri
dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung
serta peralatan lainnya yang ada dalam gedung perkantoran Wisma Kalla Makassar dengan tinggi
6. 2
sekitar 70 meter yang dibangun di atas lahan 5.363 meter persegi. Bangunan yang terdiri dari 14
lantai. Demi mendukung kapasitas serta fungsinya, maka persediaan air dengan kualitas dan
kuantitas yang baik, pembuangan air kotor dan air hujan yang tiada hambatan, serta sistem
pencegah kebakaran yang memadahi mutlak diperlukan. Hal ini diharapkan dapat memberikan
kepuasan bagi pengguna gedung sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan reputasi gedung
itu sendiri.
Adapun laporan Sistem Air Kotor Gedung Perkantoran Wisma Kalla Makassar ini disusun
sebagai Tugas Besar Mata Kuliah Utilitas Bangunan khususnya pada Studi Lapangan. Studi
Lapangan ini merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari kesatuan proses pembelajaran
mengenai Utilitas Bangunan. Pada laporan ini akan dijelaskan bagaimana sistem air kotor pada
Gedung Perkantoran Wisma Kalla Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem air kotor?
2. Bagaimana penerapan Sistem Air Kotor pada Gedung Perkantoran Wisma Kalla?
3. Bagaimana hasil rancangan Sistem Air Kotor Gedung Perkantoran Wisma Kalla?
C. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari laporan ini, yaitu:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan sistem air kotor.
2. Mengidentifikasi penerapan Sistem Air Kotor pada Gedung Perkantoran Wisma Kalla.
3. Mendokumentasikan hasil rancangan Sistem Air Kotor Gedung Perkantoran Wisma Kalla.
7. 3
BAB II
SISTEM AIR KOTOR
A. Pengertian Sistem Air Kotor
Sistem Air kotor adalah sistem pengelolaan limbah cair yang mana tidak memenuhi
persyaratan kesehatan untuk untuk kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi.
Gambar 1. Sistem Air Kotor Gedung Bertingkat (construction.pages)
Sarana pengaliran air kotor pada umumnya berupa pemipaan. Bahan pipa yang
digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
▪ Tidak, mudah bocor
▪ Tahan terhadap asam
▪ Tahan terhadap cuaca, untuk pipa yang diletakan di luar bangunan gedung
Air kotor merupakan air limbah dari sisa produksi aktifitas manusia. Air dapat dikatakan
kotor jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
▪ Secara fisik : berbau, warnanya keruh, berasa jika diminum.
▪ Secara kimia : memiliki kadar pH tinggi, memiliki kandungan mineral yang
tinggi/miskin kandungan mineral
▪ Secara mikrobiologi : terkontaminasi bakteri pantogen.
8. 4
B. Jenis Air Kotor
Jenis limbah Cair yang terdapat pada Gedung Perkantoran Wisma Kalla Makassar adalah;
air kotoran, air bekas, dan air hujan.
▪ Air kotoran : air buangan yang mengandung kotoran mariusia.
▪ Air bekas : air buangan yang berasal dari alat-alat plumbing lainnya,
seperti bak mandi (termasuk both tub), bak cuci yang tangan,
bak cuci dapur, dan lainnya yang tidak mengandung kotoran
manusia
▪ Air kotor : air buangan yang terdiri dari air kotoran dan air bekas.
▪ Air hujan : air yang jatuh dari atas (langit)
C. Sistem Pembuangan Air Kotor
a. Jenis Sistem Pembuangan
Jenis pembuangan dalam Sistem Instalasi Air Kotor pada bangunan Gedung
Perkantoran Wisma Kalla Makassar, yaitu sistem individu atau sistem terpusat (off site).
Sistem terpusat atau off site system yaitu sistem pembuangan air kotor dari tiap-tiap
bangunan yang nantinya dialirkan bersama menuju unit pengolahan air kotor pada suatu
kawasan.
b. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Air Bunagan
• Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran
manusia dari alat plambing lainnya (black water).
• Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water). Untuk suatu
daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat
di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu.
9. 5
• Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan
sistem terpisah dari sistem pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di
campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir
balik masuk ke alat plambing yang terendah.
• Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang mengandung gas,
racun, lemak, dan lainnya yang bersifat khusus.
c. Sistem Pengaliran Air
Sistem pengaliran air kotor dalam bangunan Gedung Perkantoran Wisma Kalla
Makassar dapat dijelaskan sebagai berikut :
"Air kotor yang dibuang melalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa pembuangan
air kotor ke tempat pengolahan air kotor (septic tank atau unit pengolahan air kotor)".
Gambar 2. Sistem Pembuangan Air Kotor Gravitasi (www.ilmutekniksipil.com)
Pada umumnya air kotor mengalir secara gravitasi, penggunaan pompa hanya untuk
memompa air kotor dari bak penampung air kotor yang berlokasi di bagian bawah bangunan
(basement) ke unit pengolahan air kotor.
10. 6
d. Komponen Sistem Pembuangan Air
Bagian-bagian yang penting dalam sistem plumbing air kotor diantaranya
adalah
sebagai berikut :
1. Pipa-pipa pembuangan.
Pipa pembuangan memakai pipa pvc yang mengalirkan air limbah dengan
sistem gravitasi yang nantinya akan di teruskan ke tangki septic maupun bak
penampung
Gambar 3. Pipa Pembuangan (PVC) (dokumentasi pribadi)
2. Pipa Ven.
Gambar 4. Pipa ven (www.ilmutekniksipil.com)
11. 7
3. Perangkap dan penangkap (interceptor).
Gambar 5. perangkap (www.ilmutekniksipil.com)
Gambar 6. penangkap (www.ilmutekniksipil.com)
4. Bak Penampung Dan Tangki Septic.
a. Tangki Septic
Gambar 7. Tangki septic (dokumentasi pribadi)
12. 8
Gambar 8. Model Tangki septic (www.ilmutekniksipil.com)
b. Bak Penampung
Digunakan untuk menampung limbah berbahaya seperti racun dan
sebagainya
Gambar 9. Bak Penampung Limbah Berbahaya (dokumentasi pribadi)
5. Saluran Air Dan Resapan
a. Saluran Air
Gambar 10. Saluran Air di taman dan jalan (dokumentasi pribadi)
13. 9
Gambar 11. Saluran Air di tempat wudhu (dokumentasi pribadi)
b. Resapan
Sebagai jalur resapan air hujan dan air dari tempat wudhu yang selanjutnya akan
di teruskan di pipa pvc sebagai pipa pembuangan yang mana nantinya akan ditruskan
lagi menuju tangki septic.
Gambar 12. Resapan Air Hujan Dan Air dari tempat wudhu (dokumentasi pribadi)
14. 10
D. Peralatan Saniter
1. Closet
Closet merupakan peralatan sanitair yang berfungsi sebagai tempat pembuangan air besar. Secara
garis besar. Closet yang dipakai adalah closet duduk.
Gambar 13. Closet (dokumentasi pribadi)
2. Urinoir
Urinoir merupakan peralatan sanitair yang berfungsi sebagai tempat pembuangan air
kecil bagi pria. Umumnya pemasangan urinoir digantung pada dinding. Jika urinoirnya lebih
dari satu biasanya antar urinoir dipasang sekat/partisi urinoir.
Gambar 14. Urinoir (dokumentasi pribadi)
15. 11
3. Wastafel
Wastafel merupakan peralatan sanitair yang berfungsi sebagai tempat mencuci tangan.
Secara umum wastafel dibedakan menjadi 2, yaitu wastafel gantung dan wastafel meja.
Gambar 15. Wastafel meja (dokumentasi pribadi)
4. Jet Washer
Jet washer merupakan salah satu accesories closet duduk yang berfungsi sebagai
tempat mengeluarkan air. untuk closet jongkok biasanya tidak menggunakan jet washer.
Gambar 16. Jet Washer (dokumentasi pribadi)
5. Kran Air
Kran air merupakan peralatan sanitair yang berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam
pipa.
16. 12
Gambar 17. Kran Air (dokumentasi pribadi)
6. Floor Drain
Floor drain ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai saringan dalam saluran
pembuangan air bekas di kamar mandi.
Gambar 18. Floor Drain (dokumentasi pribadi)
E. Perhitungan Kebutuhan Peralatan Saniter
Saniter adalah suatu alat kelengkapan dari suatu pembuangan air pada suatu bangunan
sederhana maupun bertingkat ataupun tidak bertingkat yang mana berhubungan langsung dengan
sistem sanitasi yang banyak terdapat di kamar mandi.
Kelengkapan saniter pada kamar mandi dibedakan dari besar kecilnya kamar mandi dari
tingkat kehidupan penghuninya.
17. 13
Secara garis besar perlengkapan kamar mandi terdari dari kloset dan saluran-saluran
pembungan air limbah.
Maka dari itu jumlah alat sanitair pada suatu bangunan harus diperhitungkan dengan
banyaknya jumlah penghuni yang menempati bangunan tersebut sesuai dengan standar-standar
yang telah ditetapkan.
Berikut perhitungan jumlah sanitair pada Gedung Perkantoran Wisma Kalla Makassar
terkhusunya pada lantai 6 (lantai tipikal).
Gambar 19. Denah Lantai 6 (arsip Wisma Kalla Makassar)
Jumlah penghuni/pekerja pada lantai 6 Gedung Perkantoran Wisma Kalla Makassar adalah
sebagai berikut:
1. Laki-laki : 35 orang
2. Prempuan : 40 orang
Berikut perhitungan jumlah sanitair pada lantai 6 dan kesesuaiannya dengan standar jumlah
kebutuhan peralatan untuk plambing.
a. Perhitungan kebutuhan closet
• Laki-laki
Jumlah Laki-laki = 35 orang
Standar jumlah closet untuk bangunan perkantoran dengan jumlah penghuni 16-35
adalah 2 buah
18. 14
Jumlah closet yang dibutuhkan penghuni/pekerja laki-laki pada lantai 6 = 2 buah
• Perempuan
Jumlah Perempuan = 40 orang
Standar jumlah closet untuk bangunan perkantoran dengan jumlah penghuni 36-55
adalah 3 buah
Jumlah closet yang dibutuhkan penghuni/pekerja prempuan pada lantai 6 = 3 buah
b. Perhitungan Kebutuhan Urinoir
• Jumlah Laki-laki = 35 orang
• Standar jumlah urinoir untuk bangunan perkantoran adalah sama dengan jumlah closet
• Jumlah closet yang dibutuhkan penghuni/pekerja laki-laki pada lantai 6 = 2 buah
• Maka kebutuhan urinoir pada lantai 6 adalah 2 buah
c. Perhitungan Kebutuhan Wastafel
• Laki-laki
Jumlah Laki-laki = 35 orang
Standar jumlah wastafel untuk bangunan perkantoran dengan jumlah penghuni 16-35
adalah 2 buah
Jumlah wastafel yang dibutuhkan penghuni/pekerja laki-laki pada lantai 6 = 2 buah
• Perempuan
Jumlah Perempuan = 40 orang
Standar jumlah wastafel untuk bangunan perkantoran dengan jumlah penghuni 36-60
adalah 3 buah
Jumlah wastafel yang dibutuhkan penghuni/pekerja prempuan pada lantai 6 = 3 buah
d. Kesesuaian Kebutuhan Sanitair Dan Jumlah Di Lapangan
Berdasaikan perhitungan sesuai dengan standar kebutuhan sanitair pada gedung
perkantoran, didapatkan data sebagai berikut:
19. 15
• Closet
Laki-Laki = 2 buah
Prempuan = 3 buah
• Urinoir
Jumlah Urinoir = 2 buah
• Wastafel
Laki-laki = 2 buah
Perempuan = 3 buah
Berdasaikan survei sanitair pada gedung perkantoran, didapatkan data sebagai
berikut:
• Closet
Laki-Laki = 2 buah
Prempuan = 3 buah
• Urinoir
Jumlah Urinoir = 3 buah
• Wastafel
Laki-laki = 2 buah
Perempuan = 2 buah
Dari data standar kebutuhan dan jumlah sanitair pada gedung perkantoran,
didapatkan bahwa beberapa jumlah alat sanitair pada gedung wisma kalla sudah sesuai
dengan standar perhitungan kebutuhan sanitair. Namun ada 2 yang berbeda yaitu:
Data Kebutuhan Data Lapangan
Urinoir 2 Buah Urinoir 2 Buah
Wastafel WC Prempuan 3 Buah Wastafel WC Prempuan 2 Buah
20. 16
BAB III
KESIIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sistem Air kotor adalah sistem pengelolaan limbah cair yang mana tidak memenuhi
persyaratan kesehatan untuk untuk kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi.
Jenis sistem pembuangan Air kotor yang digunakan pada studi kasus Gedung Perkantoran
Wisma Kalla adalah sistem individu atau terpusat (off site system) yaitu sistem pembuangan air
kotor dari tiap-tiap bangunan yang nantinya dialirkan bersama menuju unit pengolahan air kotor
pada suatu kawasan.
Dengan menggunakan sistem pembuangan air kotor gravitasi, air kotor akan mengalir
secara gravitasi, air kotor yang dibuang melalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa
pembuangan air kotor ke tempat pengolahan air kotor (septic tank atau unit pengolahan air kotor).
Dari standar kebutuhan dan jumlah sanitair pada gedung perkantoran wisma kalla
terkhususnya lantai 6, didapatkan bahwa beberapa jumlah alat sanitair pada gedung wisma kalla
sudah sesuai dengan standar namun masih ada 2 perhitungan yang berbeda.
B. Saran
Apabila sistem plumbing air kotor ingin bekerja optimal dan tanpa ada terjadinya
penyumbatan. Pastikan seluruh komponen plumbing air kotor selalu dalam perawatan atau
maintenance secara berkala. Sistem plumbing air kotor yang terawat dengan baik menjadikan
seluruh sistem kerjanya berjalan lancar. Tak ada lagi hambatan atau penyumbatan dan lain
sebagainya.
Kami selaku penyusun Laporan Studi Lapangan ini sangat menganjurkan staff Gedung
Wisma Kalla untuk konsisten melakukan pemeriksaan dan perawatan secara berkala bagian-
bagian penting dari sistem plumbing air kotor. Karena banyak gangguan yang diakibatkan dari
ketidak telitian dalam perawatan, disebabkan tidak mengikuti prosedur yang benar atau tidak
mengikuti petunjuk yang diberikan.
21. 17
Ada baiknya jumlah alat sanitair di sesuaikan lagi dengan standar perhitungan kebutuhan
plumbing air kotor pada bangunan gedung perkantoran, sebab masih terdapat jumlah alat sanitair
yang berbeda dengan hasil perhitungan standar kebutuhan plumbing air kotor.
22. 18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Santoso. 2007. Sistem Plambing dan Sanitasi. Jakarta : Dinas Pendidikan
Klasifikasi Sistem Pembuangan Air Kotor ( www.ilmutekniksipil.com )
Noerbambang, SM dan Morimura T. 2000.Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing.
Jakarta : Pradnya Paramita.
Simangunsong Sergius dan Daryanto, 2003. Teknologi Plambing. Malang: Bayumedia Publishing.
Sistem Penyaluran Air Limbah ( http://www.rundawateknik.co.id/ )
Sistem Instalasi Air Kotor Pada Bangunan ( www.ilmuteknik.id )
Wisma Kalla ( https://id.wikipedia.org/ )