SlideShare a Scribd company logo
1 
I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat 
penting bagi kehidupan manusia dan orgaisme hidup lainnya. Dengan perannya 
yang sangat penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi atau 
komponen lainnya. Menurut Hendrawan (2005), pemanfaatan air untuk 
menunjang seluruh kehidupan organisme jika tidak dibarengi dengan tindakan 
bijaksana dalam pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumberdaya 
air. Rusaknya sumber daya air ini dapat disebabkan oleh adanya pencemaran, baik 
itu substansi yang bersifat toksik maupun non-toksik. 
Perairan yang tercemar dapat mengakibatkan penurunan kualitas air yang 
berdampak pada kehidupan organisme yang ada disekitarnya. Pencemaran air 
pada umumnya diakibatkan oleh kegiatan manusia. Besar kecilnya pencemaran 
tergantung dari jumlah dan kualitas limbah yang dibuang ke sungai, baik limbah 
padat maupun cair. salah satu penyebab pencemaran air adalah limbah rumah 
tangga yaitu berupa sisa detegjen dan pemutih pakaian. Pada bahan tersebut 
mengandung bahan kimia yang lebih tahan dan tidak berubah dalam berbaga 
media (Matoa, 2008). Darmono (2001) menambahkan bahan kimia organik seperti 
minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih, detergen dan masih banyak lagi 
bahan organik terlarut yang digunakan oleh manusia dapat menyebabkan 
kematian pada ikan maupun organisme air lainnya. Lebih dari 700 bahan kimia 
organik ditemukan dalam jumlah relatif sedikit pada permukaan air tanah. Dari 
uraian di atas, kami ingin meneliti LD50 dan LD100 detergen dan pemutih pakaian 
terhadap ikan guppy (Poecilla reticulata). 
1.2 Tujuan 
1.2.1 Mengetahui LD50 detergen dan pemutih pakaian terhadap ikan guppy 
(Poecilla reticulata). 
1.2.2 Mengetahui LD100 detergen dan pemutih pakaian terhadap ikan guppy 
(Poecilla reticulata).
2 
1.3 Manfaat 
Laporan praktikum ini diharapkan mampu menambah wawasan dan 
pengetahuan mahasiswa mengenai toksisitas detergen dan pemutih pakaian pada 
ikan.
3 
II METODOLOGI 
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 02 Desember 2014 di 
Laboraturium Kering (B 205) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas 
Airlangga. Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah pipet tetes, gelas ukur 
80 ml, gelas aqua dan stopwatch. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini 
ialah detergen cair, pemutih pakaian, ikan guppy (Poecilla reticulata) dan air. 
Pada praktikum ini dilakukan dua perlakuan (detergen cair dan pemutih pakaian) 
dengan 9 kali pengulangan. 
Langkah kerja dalam praktikum ini terbagi dalam beberapa tahap dan 
diantaranya adalah tahap persiapan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang 
dibutuhkan, membersihkan gelas aqua yang akan digunakan, menyiapkan ikan 
guppy (Poecilla reticulata) sebanyak 16 (enam belas) ekor yang ukurannya 
hampir sama. Tahap pendahuluan yaitu mengisi dua gelas aqua dengan air dan 
memasukkan ikan dengan masing-masing gelas sebanyak 8 ekor, masing-masing 
gelas diberi label sesuai perlakuan (larutan pemutih pakaian dan larutan detergen 
cair). Membuat larutan detergen cair dengan kadar 50 % dan larutan pemutih 
pakaian dengan kadar 20 %. Kemudian tahap eksperimental yaitu menentukan 
LD50 dan LD100 dengan memasukkan 2-3 tetes larutan pemutih pakaian ke dalam 
gelas perlakuan pemutih pakaian setiap satu menit, mengamati dan mencatat 
jumlah tetesan dan waktu mortalitas 50% dan 100% dari jumlah ikan di dalam 
gelas. Memasukkan 2-3 tetes larutan detergen cair ke dalam gelas perlakuan 
detergen cair setiap satu menit, mengamati dan mencatat jumlah tetesan dan 
wajktu mortalitas 50% dan 100% dari jumlah ikan di dalam gelas.
4 
III PEMBAHASAN 
Toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian tentang hakikat dan 
mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia terhadap makhluk 
hidup dan system ,biologik lainnya. Ia dapat juga membahas penilaian kuantitatif 
tentang berat dan kekerapan efek tersebut sehubungan dengan terpejannya 
(exposed) makhluk tadi (Wirasuta, 2006). lkan guppy (Poecilia reticulata) 
merupakan salah satu dari sekian banyak jenis ikan hias air tawar tropis yang 
sudah populer. Guppy juga dikenal sebagai ikan seribu dan ikan ini cukup mudah 
untuk dipijahkan. Sebagai ikan hias yang menarik, guppy mempunyai ciri 
tersendiri yang tidak sama dengan ikan hias lainnya. lkan guppy memiliki tubuh 
yang berwarna indah dan sirip ekornya yang lebar sehingga harus dipertahankan 
supaya kualitasnya tetap terjaga dengan baik (Muslim, 2010). Huwoyon dkk 
dalam Dwi, 2012 menambahkan ikan Guppy (Poecilia reticulata, Peters 1860) 
merupakan ikan hias yang mempunyai nilai komersil tinggi baik untuk pasar 
dalam negeri maupun luar negeri. Variasi warna yang menarik dan corak sirip 
yang beragam, sehingga guppy banyak diminati dan memiliki nilai penjualan 
sekitar 25% dari pasar dunia. 
Air yang terkena larutan detergen cair dan lautan pemutih pakaian disebut 
sebagai air tercemar karena mengalami perubahan bau, warna dan rasa air. 
Menurut UU No. 4 tahun 1982 bahwa yang dimaksud dengan pencemaran adalah 
masuknya atau dimasukannya organisme, energi, zat, dan atau komponen lain ke 
dalam lingkungan oleh aktivitas manusia atau alam menyebabkan kualitas 
menurun pada titik tertentu sehingga tidak sesuai lagi peruntukannya. Pencemaran 
air dapat didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukannya organisme, energi, 
zat, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan perairan oleh aktivitas manusia 
atau alam menyebabkan kualitas menurun pada titik tertentu sehingga tidak 
sesuai lagi peruntukannya. Pada praktikum ini, ikan guppy dijadikan sebagai 
bioindikator karena menurut Natsir, 2013 mengatakan bahwa ikan dapat 
digunakan sebagai bioindikator karena mempunyai kemampuan merespon adanya 
bahan pencemar. Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air
5 
maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi 
tertentu. Reaksi yang dimaksud antara lain adanya perubahan aktivitas pernafasan, 
aktivitas dan gerakan renang, warna tubuh ikan dan sebagainya. Ikan guppy 
diberi perlakuan dengan ditetesi larutan detergen cair dan pemutih pakaian untuk 
mengetahui LD50 dan LD100 larutan-larutan tersebut. 
Detergen adalah suatu bahan kimia organic sintetis yang dapat bereaksi 
dengan air dan menyebabkan pembentukan busa serta pengaruh lainnya yang 
memungkinkan untuk membersihkan atau mencuci, baik dalam industry ataupun 
untuk tujuan rumah tangga. Dtergen meneimbulkan buih-buih pada permukaan 
air. Buih-buih tersebut, baik dari jenis Linier Alkyl Sulfonate (LAS) yang 
biodegradable maupun jenis Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) yang non-biodegradable 
tersebut dipastikan dapat mengganggu kehidupan organism yang 
ada di bawahnya misalnya ikan (Lehninger, 1190). 
Dengan pemberian larutan detergen cair dan pemutih pakaian kadar 
detergen cair ke dalam air yang menyebabkan nilai pH air semakin besar. Hal ini 
disebabkan pada rantai karbon surfaktan berupa Linier Alkyl Benzene Sulfonate 
(LAS) pada sisi hidrofobiknya mampu mengikat oksigen dari udara masuk ke 
dalam air sehingga kandungan oksigen terlarut dalam air semakin meningkat. 
Oleh karena itu oksigen tersebut bersifat toksik bagi ikan karena telah berikatan 
dengan surfaktan pada detergen dan pemutih pakaian. 
Ikan guppy mengalami mortalitas setelah diberi tetesan larutan detergen 
disebabkan oleh kandungan aktif yang ada dalam detergen salah satunya yaitu 
surfaktan (Surface Active Agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai 
ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). 
Sementara pada susunan rantai kimia surfaktan terdapat formulasi bahwa semakin 
panjang dan bercabang rantai surfaktan, akan semakin keras detergen tersebut. 
Sedangkan dari gugus fungsi sulfonat bersifat lebih keras dibandingkan gugus 
fungi karboksilat (Andang dalam Kamiswari, 2013). 
Kandungan surfaktan di dalam detergen adalah sebesar 15-25%. Pengaruh 
dari konsentrasi surfaktan yang tidak mematikan antara lain menghambat 
pertumbuhan ikan dan tumbuhan serta merusak epitelium pernafasan insang ikan.
6 
Kerusakan yang disebabkan detergen biasanya hanya pada lokasi tertentu seperti 
insang, saluran pencernaan dan perkembangan gonad tetapi tidak mempengaruhi 
rasa daging ikan (Schassman dalam Warlina, 2004). Komarawidjaja (2004) 
menambahkan bahwa konsentrasi detergen dalam perairan mampu menurunkan 
kemampuan filtrasi dan merusak sel insang kerang, anak-anak ikan serta 
menurunkan kemampuan alga dalam proses fotosintesis. 
Keberadaan detergen dan pemutih pakaian dalam suatu badan air dapat 
merusak insang dan organ pernafasan ikan. Kerusakan insang dan organ 
pernafasan ikan ini menyebabkan toleransi ikan terhadap badan air yang 
kandungan oksigen terlarutnya rendah menjadi menurun. Padahal keberadaan 
busa-busa di permukaan air diduga menyebabkan menurunnya oksigen terlarut 
dalam air tidak bisa bertambah karena hubungan dengan udara bebas tertutup. 
Dengan demikian, organisme dalam badan air akan mati bukan karena keracunan, 
namun kombinasi kerusakan organ pernafaasan dan kekurangan oksigen. 
Di dalam air, ikan akan hidup normal jika pada kondisi lingkungan 
perairan yang sesuai, misalnya dengan nilai oksigen terlarut (DO), pH, suhu dan 
faktor-faktor lain yang sesuai sehingga tidak menimbulkan stress pada ikan. 
Dalam praktikum ini, ikan guppy diberi perlakuan dengan larutan detergen dan 
pemutih pakaian. Penambahan larutan deterjen dan pemutih pakaian bersifat basa 
menyebabkan peningkatan pH dalam air sehingga mengganggu sistem respirasi 
ikan. Ikan yang pada umumnya hidup di dalam air memiliki aktivitas respirasi. 
Pada aktivitas respirasi, ikan memompa air dari mulut kemudian oksigen terlarut 
disaring dan diserap oleh insangnya, selanjutnya air tersebut dikeluarkan lagi. Jika 
air dalam kondisi yang tidak menguntungkan atau air mengandung zat-zat toksik 
tertentu, maka akan mempengaruhi aktivitasnya dan dapat menyebabkan 
kematian. Semua zat atau materi dapat berpotensi toksik bagi makhluk hidup, 
dalam hal ini zat yang terkandung di dalam deterjen adalah surfaktan. Surfaktan 
diabsorpsi oleh ikan melalui pernafasan dan pencernaannya. Surfaktan yang larut 
dalam air masuk ke dalam mulut ikan, lalu pada sistem pernafasan. Surfaktan 
diabsopsi secara bersamaan dengan oksigen oleh insang dan kemudian dialirkan 
keseluruh tubuh melalui sistem transportasi tubuh ikan.
7 
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada hasil rerata 
detergen cair menyebabkan mortalitas 50% ikan hanya dengan 2 ml larutan dalam 
waktu 9 menit dan pemutih pakaian menyebabkan mortalitas 50% dengan 1 ml 
larutan dalam waktu 8 menit. Sedangkan detergen cair menyebabkan mortalitas 
100% dengan 3 ml larutan dalam waktu 15 menit dan pemutih pakaian 
menyebabkan mortaitas 100% dengan 2 ml larutan dalam waktu 18 menit. Jika 
hasil tersebut dibandingkan, maka larutan pemutih pakaian lebih toksik daripada 
larutan detergen cair meskipun kadar detergen cair lebih besar yaitu 50% 
dibandingkan dengan kadar pemutih pakaian yang hanya 20%. Hal ini disebabkan 
karena kandungan surfaktan dalam pemutih pakaian lebih tinggi dibandingkan 
kandungan surfaktan dalam detergen cair.
8 
IV PENUTUP 
4.1 Kesimpulan 
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu LD50 detergen cair dan pemutih 
pakaian masing-masing adalah 2 ml dan 1 ml. Sedangkan LD100 detergen cair dan 
pemutih pakaian masing-masing adalah 3 ml dan 2 ml. 
4.2 Saran 
Sebaiknya menggunakan 2 buah pipet tetes agar pipet tetes yang 
digunakan untuk mengambil larutan detergen cair tidak tercampur dengan 
pemutih pakaian. Selain itu, gelas ukur yang digunakan sebaiknya gelas ukur 100 
ml agar lebih mudah mengetahui atau mengukur sisa larutan saat menentukan 
LD50 dan LD100
9 
DAFTAR PUSTAKA 
Esmiralda, Zulkarnaini, Rahmadona. 2012.Pengaruh COD dan Surfaktan dalam 
Limbah Cair Laundri terhadap nilai LC50. Jurnal Teknik Lingkungan 
UNPAD 9 (1) :110-114 
Kamiswari, Rizky. 2013. Pengaruh Pemberian Detergen terhadap Mortalitas Ikan 
Platty sp. Lentera Bio Vol. 2 No. 1 Januari 2013:139-142. 
Lehninger, A. L. 1990. Dasar-Dasar Biokimia jilid2. Erlangga. Jakarta. 
Pratiwi, Yuli. 2012. Uji Toksisitas Limbah Cair Laundry Sebelum dan Sesudah 
Diolah dengan Tawas dan Karbon Aktif terhadap Bioindikator (Cyprinus 
carpio L). Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi 
(SNAST) Periode III. Yogyakarta. 
Muslim. 2010. Penigkatan Persentase Ikan Guppy (Poecilla reticulate) Jantan 
dengan Perendaman Induk Bunting dalam Larutan Hormon 17α-Metil 
Testosteron Dosis 2 mg/l dengan Lama Perendaman Berbeda. Klorofil V- 
2:61-66. 
Natsir, M. Ikhsan. 2013. Uji Toksisitas Pewangi Pakaian terhadap Efek Subletal 
Tilapia nilotica dengan metode LC50. (Online) Diakses melalui 
http://ranngerone.blogspot.com/2013/08/pencemaran-terhadap-air.html. 
Pada tanggal 5 Desember 2014 
Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak dan 
Penanggulangannya. Intitut Pertanian Bogor. (Online) Diakses melalui
10 
http://PENCEMARAN-AIR-Sumober Dampak-dan-Penanggulangannya.htm. 
Pada tanggal 5 Desember 2014. 
Wirasuta, I Made Agus G. 2006. Toksikologi Umum. Buku Ajar. Jurusan 
Farmasi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas 
Udayana

More Related Content

What's hot

Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifNur Rahayu Setiawati
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
ariindrawati2
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
Syahrir Ghibran
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Rukmana Suharta
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
Amphie Yuurisman
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Rukmana Suharta
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
Raden Saputra
 
Protein
ProteinProtein
ProteinMardiana
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitFaradina Kusumasdiyanti
 
Parameter fisika air
Parameter fisika airParameter fisika air
Parameter fisika air
Lalu Firman
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Rukmana Suharta
 
Laporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 MammaliaLaporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 Mammalia
Selly Noviyanty Yunus
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Okta Yosiana Dewi
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
audya nurfadillah
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
Apriana Syafitri
 

What's hot (20)

Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
 
Parameter fisika air
Parameter fisika airParameter fisika air
Parameter fisika air
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Laporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 MammaliaLaporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 Mammalia
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 

Similar to Laporan toksikologi

Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
bahriah imam
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
roniirama
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
Google
 
Bioremediasi air
Bioremediasi airBioremediasi air
Bioremediasi air
Dhinny Rizky Amalia
 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
Laily Mastika
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
AbdullahFaqih26
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
marufmuhammad27
 
Sanitasi Air
Sanitasi AirSanitasi Air
Sanitasi Air
Maretia Ahadya
 
2 bl00848
2 bl008482 bl00848
2 bl00848
Eka Agustina
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widyaWidya Wirandika
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Ammar Ahmad
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
MuhammadSatarKusumaS
 
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
AndiInna2
 
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).pptPENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).ppt
TIRASBALYO
 
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPHRespon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Dian Novi. L
 
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
innaya18
 
KULIAH_PENCEMARAN_Lingk.pdf
KULIAH_PENCEMARAN_Lingk.pdfKULIAH_PENCEMARAN_Lingk.pdf
KULIAH_PENCEMARAN_Lingk.pdf
dedivernanda1
 

Similar to Laporan toksikologi (20)

Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
1 elmu aer
1   elmu aer1   elmu aer
1 elmu aer
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Bioremediasi air
Bioremediasi airBioremediasi air
Bioremediasi air
 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Sanitasi Air
Sanitasi AirSanitasi Air
Sanitasi Air
 
2 bl00848
2 bl008482 bl00848
2 bl00848
 
Pencemaran
PencemaranPencemaran
Pencemaran
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
 
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).pptPENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).ppt
 
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPHRespon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
 
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
 
KULIAH_PENCEMARAN_Lingk.pdf
KULIAH_PENCEMARAN_Lingk.pdfKULIAH_PENCEMARAN_Lingk.pdf
KULIAH_PENCEMARAN_Lingk.pdf
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 

More from Uswatun Khasanah

Penerapan HACCP pada pengalengan rajungan di PT. PAN PUTRA SAMUDARA Rembang, ...
Penerapan HACCP pada pengalengan rajungan di PT. PAN PUTRA SAMUDARA Rembang, ...Penerapan HACCP pada pengalengan rajungan di PT. PAN PUTRA SAMUDARA Rembang, ...
Penerapan HACCP pada pengalengan rajungan di PT. PAN PUTRA SAMUDARA Rembang, ...
Uswatun Khasanah
 
Kinetika enzim
Kinetika enzimKinetika enzim
Kinetika enzim
Uswatun Khasanah
 
Ppt tugas fermentasi
Ppt tugas fermentasiPpt tugas fermentasi
Ppt tugas fermentasi
Uswatun Khasanah
 
Kecap dtpi
Kecap dtpiKecap dtpi
Kecap dtpi
Uswatun Khasanah
 
Surimi dtpi
Surimi dtpiSurimi dtpi
Surimi dtpi
Uswatun Khasanah
 
Pengantar oceanografi up welling
Pengantar oceanografi up wellingPengantar oceanografi up welling
Pengantar oceanografi up welling
Uswatun Khasanah
 

More from Uswatun Khasanah (6)

Penerapan HACCP pada pengalengan rajungan di PT. PAN PUTRA SAMUDARA Rembang, ...
Penerapan HACCP pada pengalengan rajungan di PT. PAN PUTRA SAMUDARA Rembang, ...Penerapan HACCP pada pengalengan rajungan di PT. PAN PUTRA SAMUDARA Rembang, ...
Penerapan HACCP pada pengalengan rajungan di PT. PAN PUTRA SAMUDARA Rembang, ...
 
Kinetika enzim
Kinetika enzimKinetika enzim
Kinetika enzim
 
Ppt tugas fermentasi
Ppt tugas fermentasiPpt tugas fermentasi
Ppt tugas fermentasi
 
Kecap dtpi
Kecap dtpiKecap dtpi
Kecap dtpi
 
Surimi dtpi
Surimi dtpiSurimi dtpi
Surimi dtpi
 
Pengantar oceanografi up welling
Pengantar oceanografi up wellingPengantar oceanografi up welling
Pengantar oceanografi up welling
 

Recently uploaded

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 

Recently uploaded (20)

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 

Laporan toksikologi

  • 1. 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan orgaisme hidup lainnya. Dengan perannya yang sangat penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi atau komponen lainnya. Menurut Hendrawan (2005), pemanfaatan air untuk menunjang seluruh kehidupan organisme jika tidak dibarengi dengan tindakan bijaksana dalam pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumberdaya air. Rusaknya sumber daya air ini dapat disebabkan oleh adanya pencemaran, baik itu substansi yang bersifat toksik maupun non-toksik. Perairan yang tercemar dapat mengakibatkan penurunan kualitas air yang berdampak pada kehidupan organisme yang ada disekitarnya. Pencemaran air pada umumnya diakibatkan oleh kegiatan manusia. Besar kecilnya pencemaran tergantung dari jumlah dan kualitas limbah yang dibuang ke sungai, baik limbah padat maupun cair. salah satu penyebab pencemaran air adalah limbah rumah tangga yaitu berupa sisa detegjen dan pemutih pakaian. Pada bahan tersebut mengandung bahan kimia yang lebih tahan dan tidak berubah dalam berbaga media (Matoa, 2008). Darmono (2001) menambahkan bahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih, detergen dan masih banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan oleh manusia dapat menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air lainnya. Lebih dari 700 bahan kimia organik ditemukan dalam jumlah relatif sedikit pada permukaan air tanah. Dari uraian di atas, kami ingin meneliti LD50 dan LD100 detergen dan pemutih pakaian terhadap ikan guppy (Poecilla reticulata). 1.2 Tujuan 1.2.1 Mengetahui LD50 detergen dan pemutih pakaian terhadap ikan guppy (Poecilla reticulata). 1.2.2 Mengetahui LD100 detergen dan pemutih pakaian terhadap ikan guppy (Poecilla reticulata).
  • 2. 2 1.3 Manfaat Laporan praktikum ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai toksisitas detergen dan pemutih pakaian pada ikan.
  • 3. 3 II METODOLOGI Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 02 Desember 2014 di Laboraturium Kering (B 205) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah pipet tetes, gelas ukur 80 ml, gelas aqua dan stopwatch. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah detergen cair, pemutih pakaian, ikan guppy (Poecilla reticulata) dan air. Pada praktikum ini dilakukan dua perlakuan (detergen cair dan pemutih pakaian) dengan 9 kali pengulangan. Langkah kerja dalam praktikum ini terbagi dalam beberapa tahap dan diantaranya adalah tahap persiapan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, membersihkan gelas aqua yang akan digunakan, menyiapkan ikan guppy (Poecilla reticulata) sebanyak 16 (enam belas) ekor yang ukurannya hampir sama. Tahap pendahuluan yaitu mengisi dua gelas aqua dengan air dan memasukkan ikan dengan masing-masing gelas sebanyak 8 ekor, masing-masing gelas diberi label sesuai perlakuan (larutan pemutih pakaian dan larutan detergen cair). Membuat larutan detergen cair dengan kadar 50 % dan larutan pemutih pakaian dengan kadar 20 %. Kemudian tahap eksperimental yaitu menentukan LD50 dan LD100 dengan memasukkan 2-3 tetes larutan pemutih pakaian ke dalam gelas perlakuan pemutih pakaian setiap satu menit, mengamati dan mencatat jumlah tetesan dan waktu mortalitas 50% dan 100% dari jumlah ikan di dalam gelas. Memasukkan 2-3 tetes larutan detergen cair ke dalam gelas perlakuan detergen cair setiap satu menit, mengamati dan mencatat jumlah tetesan dan wajktu mortalitas 50% dan 100% dari jumlah ikan di dalam gelas.
  • 4. 4 III PEMBAHASAN Toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia terhadap makhluk hidup dan system ,biologik lainnya. Ia dapat juga membahas penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek tersebut sehubungan dengan terpejannya (exposed) makhluk tadi (Wirasuta, 2006). lkan guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu dari sekian banyak jenis ikan hias air tawar tropis yang sudah populer. Guppy juga dikenal sebagai ikan seribu dan ikan ini cukup mudah untuk dipijahkan. Sebagai ikan hias yang menarik, guppy mempunyai ciri tersendiri yang tidak sama dengan ikan hias lainnya. lkan guppy memiliki tubuh yang berwarna indah dan sirip ekornya yang lebar sehingga harus dipertahankan supaya kualitasnya tetap terjaga dengan baik (Muslim, 2010). Huwoyon dkk dalam Dwi, 2012 menambahkan ikan Guppy (Poecilia reticulata, Peters 1860) merupakan ikan hias yang mempunyai nilai komersil tinggi baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Variasi warna yang menarik dan corak sirip yang beragam, sehingga guppy banyak diminati dan memiliki nilai penjualan sekitar 25% dari pasar dunia. Air yang terkena larutan detergen cair dan lautan pemutih pakaian disebut sebagai air tercemar karena mengalami perubahan bau, warna dan rasa air. Menurut UU No. 4 tahun 1982 bahwa yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuknya atau dimasukannya organisme, energi, zat, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh aktivitas manusia atau alam menyebabkan kualitas menurun pada titik tertentu sehingga tidak sesuai lagi peruntukannya. Pencemaran air dapat didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukannya organisme, energi, zat, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan perairan oleh aktivitas manusia atau alam menyebabkan kualitas menurun pada titik tertentu sehingga tidak sesuai lagi peruntukannya. Pada praktikum ini, ikan guppy dijadikan sebagai bioindikator karena menurut Natsir, 2013 mengatakan bahwa ikan dapat digunakan sebagai bioindikator karena mempunyai kemampuan merespon adanya bahan pencemar. Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air
  • 5. 5 maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Reaksi yang dimaksud antara lain adanya perubahan aktivitas pernafasan, aktivitas dan gerakan renang, warna tubuh ikan dan sebagainya. Ikan guppy diberi perlakuan dengan ditetesi larutan detergen cair dan pemutih pakaian untuk mengetahui LD50 dan LD100 larutan-larutan tersebut. Detergen adalah suatu bahan kimia organic sintetis yang dapat bereaksi dengan air dan menyebabkan pembentukan busa serta pengaruh lainnya yang memungkinkan untuk membersihkan atau mencuci, baik dalam industry ataupun untuk tujuan rumah tangga. Dtergen meneimbulkan buih-buih pada permukaan air. Buih-buih tersebut, baik dari jenis Linier Alkyl Sulfonate (LAS) yang biodegradable maupun jenis Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) yang non-biodegradable tersebut dipastikan dapat mengganggu kehidupan organism yang ada di bawahnya misalnya ikan (Lehninger, 1190). Dengan pemberian larutan detergen cair dan pemutih pakaian kadar detergen cair ke dalam air yang menyebabkan nilai pH air semakin besar. Hal ini disebabkan pada rantai karbon surfaktan berupa Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS) pada sisi hidrofobiknya mampu mengikat oksigen dari udara masuk ke dalam air sehingga kandungan oksigen terlarut dalam air semakin meningkat. Oleh karena itu oksigen tersebut bersifat toksik bagi ikan karena telah berikatan dengan surfaktan pada detergen dan pemutih pakaian. Ikan guppy mengalami mortalitas setelah diberi tetesan larutan detergen disebabkan oleh kandungan aktif yang ada dalam detergen salah satunya yaitu surfaktan (Surface Active Agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Sementara pada susunan rantai kimia surfaktan terdapat formulasi bahwa semakin panjang dan bercabang rantai surfaktan, akan semakin keras detergen tersebut. Sedangkan dari gugus fungsi sulfonat bersifat lebih keras dibandingkan gugus fungi karboksilat (Andang dalam Kamiswari, 2013). Kandungan surfaktan di dalam detergen adalah sebesar 15-25%. Pengaruh dari konsentrasi surfaktan yang tidak mematikan antara lain menghambat pertumbuhan ikan dan tumbuhan serta merusak epitelium pernafasan insang ikan.
  • 6. 6 Kerusakan yang disebabkan detergen biasanya hanya pada lokasi tertentu seperti insang, saluran pencernaan dan perkembangan gonad tetapi tidak mempengaruhi rasa daging ikan (Schassman dalam Warlina, 2004). Komarawidjaja (2004) menambahkan bahwa konsentrasi detergen dalam perairan mampu menurunkan kemampuan filtrasi dan merusak sel insang kerang, anak-anak ikan serta menurunkan kemampuan alga dalam proses fotosintesis. Keberadaan detergen dan pemutih pakaian dalam suatu badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan. Kerusakan insang dan organ pernafasan ikan ini menyebabkan toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigen terlarutnya rendah menjadi menurun. Padahal keberadaan busa-busa di permukaan air diduga menyebabkan menurunnya oksigen terlarut dalam air tidak bisa bertambah karena hubungan dengan udara bebas tertutup. Dengan demikian, organisme dalam badan air akan mati bukan karena keracunan, namun kombinasi kerusakan organ pernafaasan dan kekurangan oksigen. Di dalam air, ikan akan hidup normal jika pada kondisi lingkungan perairan yang sesuai, misalnya dengan nilai oksigen terlarut (DO), pH, suhu dan faktor-faktor lain yang sesuai sehingga tidak menimbulkan stress pada ikan. Dalam praktikum ini, ikan guppy diberi perlakuan dengan larutan detergen dan pemutih pakaian. Penambahan larutan deterjen dan pemutih pakaian bersifat basa menyebabkan peningkatan pH dalam air sehingga mengganggu sistem respirasi ikan. Ikan yang pada umumnya hidup di dalam air memiliki aktivitas respirasi. Pada aktivitas respirasi, ikan memompa air dari mulut kemudian oksigen terlarut disaring dan diserap oleh insangnya, selanjutnya air tersebut dikeluarkan lagi. Jika air dalam kondisi yang tidak menguntungkan atau air mengandung zat-zat toksik tertentu, maka akan mempengaruhi aktivitasnya dan dapat menyebabkan kematian. Semua zat atau materi dapat berpotensi toksik bagi makhluk hidup, dalam hal ini zat yang terkandung di dalam deterjen adalah surfaktan. Surfaktan diabsorpsi oleh ikan melalui pernafasan dan pencernaannya. Surfaktan yang larut dalam air masuk ke dalam mulut ikan, lalu pada sistem pernafasan. Surfaktan diabsopsi secara bersamaan dengan oksigen oleh insang dan kemudian dialirkan keseluruh tubuh melalui sistem transportasi tubuh ikan.
  • 7. 7 Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada hasil rerata detergen cair menyebabkan mortalitas 50% ikan hanya dengan 2 ml larutan dalam waktu 9 menit dan pemutih pakaian menyebabkan mortalitas 50% dengan 1 ml larutan dalam waktu 8 menit. Sedangkan detergen cair menyebabkan mortalitas 100% dengan 3 ml larutan dalam waktu 15 menit dan pemutih pakaian menyebabkan mortaitas 100% dengan 2 ml larutan dalam waktu 18 menit. Jika hasil tersebut dibandingkan, maka larutan pemutih pakaian lebih toksik daripada larutan detergen cair meskipun kadar detergen cair lebih besar yaitu 50% dibandingkan dengan kadar pemutih pakaian yang hanya 20%. Hal ini disebabkan karena kandungan surfaktan dalam pemutih pakaian lebih tinggi dibandingkan kandungan surfaktan dalam detergen cair.
  • 8. 8 IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum ini yaitu LD50 detergen cair dan pemutih pakaian masing-masing adalah 2 ml dan 1 ml. Sedangkan LD100 detergen cair dan pemutih pakaian masing-masing adalah 3 ml dan 2 ml. 4.2 Saran Sebaiknya menggunakan 2 buah pipet tetes agar pipet tetes yang digunakan untuk mengambil larutan detergen cair tidak tercampur dengan pemutih pakaian. Selain itu, gelas ukur yang digunakan sebaiknya gelas ukur 100 ml agar lebih mudah mengetahui atau mengukur sisa larutan saat menentukan LD50 dan LD100
  • 9. 9 DAFTAR PUSTAKA Esmiralda, Zulkarnaini, Rahmadona. 2012.Pengaruh COD dan Surfaktan dalam Limbah Cair Laundri terhadap nilai LC50. Jurnal Teknik Lingkungan UNPAD 9 (1) :110-114 Kamiswari, Rizky. 2013. Pengaruh Pemberian Detergen terhadap Mortalitas Ikan Platty sp. Lentera Bio Vol. 2 No. 1 Januari 2013:139-142. Lehninger, A. L. 1990. Dasar-Dasar Biokimia jilid2. Erlangga. Jakarta. Pratiwi, Yuli. 2012. Uji Toksisitas Limbah Cair Laundry Sebelum dan Sesudah Diolah dengan Tawas dan Karbon Aktif terhadap Bioindikator (Cyprinus carpio L). Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III. Yogyakarta. Muslim. 2010. Penigkatan Persentase Ikan Guppy (Poecilla reticulate) Jantan dengan Perendaman Induk Bunting dalam Larutan Hormon 17α-Metil Testosteron Dosis 2 mg/l dengan Lama Perendaman Berbeda. Klorofil V- 2:61-66. Natsir, M. Ikhsan. 2013. Uji Toksisitas Pewangi Pakaian terhadap Efek Subletal Tilapia nilotica dengan metode LC50. (Online) Diakses melalui http://ranngerone.blogspot.com/2013/08/pencemaran-terhadap-air.html. Pada tanggal 5 Desember 2014 Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak dan Penanggulangannya. Intitut Pertanian Bogor. (Online) Diakses melalui
  • 10. 10 http://PENCEMARAN-AIR-Sumober Dampak-dan-Penanggulangannya.htm. Pada tanggal 5 Desember 2014. Wirasuta, I Made Agus G. 2006. Toksikologi Umum. Buku Ajar. Jurusan Farmasi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Udayana