SlideShare a Scribd company logo
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas air pada suatu wilayah perairan seperti sungai, danau, atau
waduk sangat mudah berubah baik secara alami maupun buatan yang
diakibatkan oleh kegiatan manusia. Namun secara umum, ditinjau dari
intensitas perubahan yang terjadi, terdapat kecenderungan perubahan
kualitas air diakibatkan oleh kegiatan manusia yang lebih dominan
dibandingkan dengan perubahan secara alami. Banyak kasus dimana
terjadi perubahan kualitas air pada wilayah perairan yang terjadi di sekitar
pusat-pusat kegiatan dari manusia, seperti pemukiman, industri,
pertanian, peternakan, perkebunan, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan
air semakin lama semakin meningkat akibat jumlah dan beragam jenis
kegiatan dari manusia. Sehingga kuantitas air yang dituntut sangat tinggi
namun tidak diiringi dengan peningkatan kualitas air itu sendiri.
Suatu air dikatakan tercemar apabila perubahan kualitas air tersebut
mencapai titik dimana dapat mengganggu pemanfaatan air. Menurut UU
RI No. 4 Tahun 1982, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya mahkluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Sungai merupakan media yang mudah sebagai tempat masuknya zat-
zat pencemar, baik yang berasal dari industri, domestik, maupun organik
dari pertanian, sehingga tidak mengherankan apabila saat ini hampir
semua sungai di wilayah tengah hingga menuju hilir mengalami
penurunan kualitas dan peningkatan zat pencemar yang tinggi. Pada
masa sekarang pengaliran zat pencemar ke dalam badan sungai sangat
umum dilakukan. Dengan adanya zat pencemar ke dalam sungai dapat
menyebabkan perubahan kualitas perairan dan mempengaruhi
keseimbangan flora dan fauna pada wilayah sungai hingga perairan
waduk. Masuknya zat pencemar ke dalam sungai tentu akan terbawa
hingga ke hilir sungai tersebut. Dalam proses distribusi zat pencemar
tersebut, zat pencemar juga memasuki wilayah waduk yang terletak
membentang pada badan sungai.
Danau adalah badan air alami berukuran besar yang dikelilingi oleh
daratan dan tidak berhubungan dengan laut, kecuali melalui sungai.
Danau bisa berupa cekungan yang terjadi karena peristiwa alam yang
kemudian menampung dan menyimpan air yang berasal dari hujan, mata
air, rembesan, dan air sungai (Kementrian Lingkungan Hidup, 2004).
Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang
berpotensi sangat besar serta dapat dikembangkan dan didayagunakan
bagi pemenuhan berbagai kepentingan (Irianto, 2011). Salah satu sumber
daya alam yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya
adalah ikan. Tidak kurang dari 7.000 spesies ikan terdapat di perairan
Indonesia dan sekitar 2.000 spesies diantaranya merupakan jenis air
tawar (Subani, 1978).
Salah satunya adalah danau yang berada di Samarinda yaitu Danau
Folder Air Hitam yang menjalankan fungsinya sebagaimana badan air
lentik lainnnya, diantaranya fungsi ekologis sebagai habitat biota
perairan dan sebagai sarana rekreasi dan pendidikan bagi warga
sekitar. Kualitas manfaat yang diberikan tersebut, diantaranya sangat
tergantung pada kondisi kualitas airnya. Kesuburan perairan menjadi
salah satu indikator masuknya unsur hara yang berasal dari aktifitas
masyarakat yang ada di daerah tangkapan air. Tingkat kesuburan
perairan dapat ditentukan dari konsentrasi klorifil-a yang merupakan
penunjuk konsentrasi mikro alga di perairan tersebut dan konsentrasi
unsur hara fosfat yang memicu kesuburan alga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan status kesuburan pada perairan?
2. Bagaimana tingkat kualitas air di perairan tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara perhitungan status kesuburan perairan
2. Untuk mengetahui tingkat kualitas air di suatu perairan
D. Manfaat
Berikut beberapa manfaat penting dari praktikum perhitungan
kesuburan perairan adalah sebagai berikut :
1. Memahami kualitas perairan
2. Dapat mengembangkan strategi pengelolaan yang tepat untuk
memastikan penggunaan yang berkelanjutan dan pelestarian
sumberdaya perairan
3. Dapat membantu dalam melakukan pemantauan lingkungan yang
rutin
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perairan Situ
Menurut Puspita et al. (2005), situ merupakan salah satu ekosistem
perairan tergenang yang umumnya berair tawar dan berukuran relatif
kecil. Situ adalah wadah genangan air di atas permukaan tanah yang
terbentuk secara alami maupun secara buatan. Situ buatan yaitu situ yang
berasal dari dibendungnya suatu cekungan (basin), sedangkan situ alami
yaitu situ yang terbentuk secara alami karena kondisi topografi yang
memungkinkan terperangkapnya sejumlah air (Suryadiputra, 2003).
Menurut Roemantyo et al. (2003), situ memiliki fungsi yang sangat
penting. Fungsi utama situ ialah sebagai penampung, penyimpan, atau
penyedia air, serta sebagai tempat konservasi lahan. Apabila situ dikelola
dengan baik, maka dapat meningkatkan fungsi lahan tersebut menjadi
sebagai tempat rekreasi, wisata alam, kolam ikan dan untuk pengairan
sawah atau kebun secara optimal.
B. Status Trofik
Menurut Soeprobowati dan Suedy (2010), status trofik perairan dapat
diindikasikan sebagai kesuburan perairan yang berhubungan sangat erat
dengan kandungan klorofil fitoplankton. Semakin tinggi pasokan nutrien
yang masuk ke dalam perairan maka hal tersebut akan berakibat dalam
meningkatknya kesuburan perairan.
Menurut Effendi (2003) eutrofikasi didefinisikan sebagai pengayaan air
oleh unsur hara berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan
dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan.
Pada umumnya zat hara tersebut berupa nitrat dan fosfat. Beberapa
elemen seperti silikon, manga, dan vitamin merupakan faktor pembatas
bagi pertumbuhan alga, akan tetapi elemen-elemen ini tidak dapat
menjadikan perairan mengalami eutrofikasi meskipun memasuki badan air
dalam jumlah yang cukup banyak. Gambaran status trofik suatu perairan
dapat diperoleh salah satunya dengan menghitung konsentrasi total fosfor
(zat penting bagi pertumbuhan alga), konsentrasi klorofil-a (gambaran
jumlah kehadiran alga di perairan) serta tingkat kecerahan air. Metode lain
untuk mengklasifikasikan tingkat kesuburan adalah dengan menghitung
kandungan nitrat dan fosfat serta kelimpahan plankton (Zulfia dan Aisyah,
2013).
Kesuburan perairan dapat terbagi menjadi tiga kategori yaitu
oligotrofik, mesotrofik dan eutrofik. Perairan oligotrofik merupakan
perairan dengan unsur hara dan produktivitas yang rendah, perairan
mesotrofik merupakan peralihan antara oligotrofik dan eutrofik sedangkan
eutrofik yaitu perairan dengan kadar unsur hara tinggi serta memiliki
tingkat kecerahan dan kadar oksigen terlarut yang rendah (Effendi, 2003).
Fitoplankton adalah golongan plankton yang mempunyai klorofil di
dalam tubuhnya. Daerah hidup fitoplankton adalah di lapisan yang masih
dapat terkena sinar matahari. Fitoplankton dapat membuat makanannya
sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik
melalui proses fotosintesis dengan menggunakan bantuan sinar matahari
(Mulyanto 1992).
Klorofil-a fitoplankton adalah suatu pigmen aktif dalam sel tumbuhan
yang mempunyai peranan penting di dalam proses berlangsungnya
fotosintesis diperairan. Semua sel berfotosintesis mengandung satu atau
beberapa pigmen berklorofil (hijau coklat, merah atau lembayung),
sementara itu dalam mata rantai makanan (food chain) di perairan,
fitoplankton mempunyai fungsi sebagai produsen primer dimana
organisme ini mampu mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik
melalui proses fotosintesis, untuk itu maka kandungan klorofil-a digunakan
sebagai standing stock fitoplankton yang dapat dijadikan produktivitas
primer suatu perairan (Pugesehan, 2010).
Pugesehan, D. J. 2010. Analisis Klorofil-A Fitoplankton (Produktivitas Primer) di Perairan
Pantai Netsepa Kabupaten Maluku Tengah. Politeknik Perdamaian Halmahera. Tobelo. J.
Agroforestri, V (4): 272- 278.
C. Trophic State Index (TSI)
TSI merupakan dasar penentuan status trofik (kesuburan perairan)
dengan menggunakan biomassa alga (Carlson, 1977). TSI adalah indeks
yang sederhana karena membutuhkan data yang sedikit dan umumnya
mudah dipahami. Pendugaan biomassa alga juga dilakukan dengan
melakukan pengukuran terhadap tiga parameter, yaitu diantaranya ialah
klorofil-a, kedalaman secchi, dan fosfat total. Nilai TSI berkisar dari 0-100
(Carlson, 1977).
Dapus
Alam, A. S. N. (2009). Kajian Sumberdaya Setu Babakan Untuk
Pengelolaan Dan Pengembangan Ekowisata DKI Jakarta. Skripsi).
Bogor: Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pugesehan, D. J. 2010. Analisis Klorofil-A Fitoplankton (Produktivitas
Primer) Di Perairan Pantai Netsepa Kabupaten Maluku Tengah.
Politeknik Perdamaian Halmahera. Tobelo. J. Agroforestri, V (4): 272-
278.
Purnomosutji Dyah Prinajati, P., & Ira Mulyawati, I. (2017). Laporan
Penelitian: Pengelolaan Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan Sebagai Strategi Daya Dukung Lingkungan.
Suminar, M. R. Kualitas Air Situ Cikaret Kabupaten Bogor Tahun 2017-
2022 Berdasarkan Indeks Pencemaran (Bachelor's Thesis, Fakultas
Sains Dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
a. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran nilai kandungan Fosfor (mg/L) maka
wilayah penelitian termasuk pada golongan Hypereutrophic,
Supereutrophic, Eutrophic. Nilai yang di dapatlan memiliki rata-rata
60,16 di tandai dengan status Eutrophic, ada pun nilai tertinggi
yang di dapat sebesar 60,32 di tandai dengan status
Hypereutrophic, dan nilai terendah yang di dapat sebesar 58,58 di
tandai dengan status Supereutrophic. Data yang di dapat pada
analisis tingkat kesuburan perairan di dapatkan hasil bahwasannya
pada tanggal 6 oktober periran mengalami kesuburan di atas rata-
rata pada tanggal selanjutnya nilai TSI mengalami penurunan satu
angka namun jika di lihat perairan tetap subur, begitupun pada
tanggal selnjutnya hinggal menuju bukan November. Kesuburan di
perairan mulai meningkat lagi pada tanggal 5 November sampai
dengan 15 November kesuburannya tetep terjaga. Masuk pada
bukan pertengahan November kesuburan di perairan mengalami
penurunan hingga di angka 56,16 mg/L, namun tidak di posisi
terendah dari status TSI, pada awal Desember hingga akhir
Desember kualitas kesuburan di periran perlahan-lahan meningkat
hingga mencapai angka 59,81 mg/L.

More Related Content

Similar to BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx

Pengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan PerairanPengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan Perairan
Fretty Aigawati Sianturi
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
Google
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
agung_mabol
 
Pendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaPendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaHapsari Titi
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
UNESA
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamgio_simamora
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
gio_simamora
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamgio_simamora
 
Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2
aswar hamzah
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
PT. SASA
 
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdfKelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
AlyaRizqiNabilah
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Ammar Ahmad
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Universitas Maritim Raja Ali Haji
 
Ppt biomon
Ppt biomonPpt biomon
Terjemahan Jurnal 2
Terjemahan Jurnal 2 Terjemahan Jurnal 2
Terjemahan Jurnal 2
Citra Utami
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
roniirama
 
Bab ii tinjauan pustaka
Bab ii tinjauan pustakaBab ii tinjauan pustaka
Bab ii tinjauan pustakaHabib Baihaqi
 

Similar to BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx (20)

Pengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan PerairanPengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan Perairan
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Pendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaPendahuluan Pencela
Pendahuluan Pencela
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
 
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdfKelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Lingkungan alam dan buatan
Lingkungan alam dan buatanLingkungan alam dan buatan
Lingkungan alam dan buatan
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
 
Ppt biomon
Ppt biomonPpt biomon
Ppt biomon
 
Terjemahan Jurnal 2
Terjemahan Jurnal 2 Terjemahan Jurnal 2
Terjemahan Jurnal 2
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Bab ii tinjauan pustaka
Bab ii tinjauan pustakaBab ii tinjauan pustaka
Bab ii tinjauan pustaka
 
SDA (Air) Presentasi
SDA (Air) PresentasiSDA (Air) Presentasi
SDA (Air) Presentasi
 
makalah biologi laut
makalah biologi lautmakalah biologi laut
makalah biologi laut
 

Recently uploaded

ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 

Recently uploaded (20)

ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 

BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx

  • 1. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas air pada suatu wilayah perairan seperti sungai, danau, atau waduk sangat mudah berubah baik secara alami maupun buatan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Namun secara umum, ditinjau dari intensitas perubahan yang terjadi, terdapat kecenderungan perubahan kualitas air diakibatkan oleh kegiatan manusia yang lebih dominan dibandingkan dengan perubahan secara alami. Banyak kasus dimana terjadi perubahan kualitas air pada wilayah perairan yang terjadi di sekitar pusat-pusat kegiatan dari manusia, seperti pemukiman, industri, pertanian, peternakan, perkebunan, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan air semakin lama semakin meningkat akibat jumlah dan beragam jenis kegiatan dari manusia. Sehingga kuantitas air yang dituntut sangat tinggi namun tidak diiringi dengan peningkatan kualitas air itu sendiri. Suatu air dikatakan tercemar apabila perubahan kualitas air tersebut mencapai titik dimana dapat mengganggu pemanfaatan air. Menurut UU RI No. 4 Tahun 1982, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Sungai merupakan media yang mudah sebagai tempat masuknya zat- zat pencemar, baik yang berasal dari industri, domestik, maupun organik dari pertanian, sehingga tidak mengherankan apabila saat ini hampir semua sungai di wilayah tengah hingga menuju hilir mengalami penurunan kualitas dan peningkatan zat pencemar yang tinggi. Pada masa sekarang pengaliran zat pencemar ke dalam badan sungai sangat umum dilakukan. Dengan adanya zat pencemar ke dalam sungai dapat menyebabkan perubahan kualitas perairan dan mempengaruhi keseimbangan flora dan fauna pada wilayah sungai hingga perairan waduk. Masuknya zat pencemar ke dalam sungai tentu akan terbawa
  • 2. hingga ke hilir sungai tersebut. Dalam proses distribusi zat pencemar tersebut, zat pencemar juga memasuki wilayah waduk yang terletak membentang pada badan sungai. Danau adalah badan air alami berukuran besar yang dikelilingi oleh daratan dan tidak berhubungan dengan laut, kecuali melalui sungai. Danau bisa berupa cekungan yang terjadi karena peristiwa alam yang kemudian menampung dan menyimpan air yang berasal dari hujan, mata air, rembesan, dan air sungai (Kementrian Lingkungan Hidup, 2004). Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang berpotensi sangat besar serta dapat dikembangkan dan didayagunakan bagi pemenuhan berbagai kepentingan (Irianto, 2011). Salah satu sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya adalah ikan. Tidak kurang dari 7.000 spesies ikan terdapat di perairan Indonesia dan sekitar 2.000 spesies diantaranya merupakan jenis air tawar (Subani, 1978). Salah satunya adalah danau yang berada di Samarinda yaitu Danau Folder Air Hitam yang menjalankan fungsinya sebagaimana badan air lentik lainnnya, diantaranya fungsi ekologis sebagai habitat biota perairan dan sebagai sarana rekreasi dan pendidikan bagi warga sekitar. Kualitas manfaat yang diberikan tersebut, diantaranya sangat tergantung pada kondisi kualitas airnya. Kesuburan perairan menjadi salah satu indikator masuknya unsur hara yang berasal dari aktifitas masyarakat yang ada di daerah tangkapan air. Tingkat kesuburan perairan dapat ditentukan dari konsentrasi klorifil-a yang merupakan penunjuk konsentrasi mikro alga di perairan tersebut dan konsentrasi unsur hara fosfat yang memicu kesuburan alga. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara menentukan status kesuburan pada perairan? 2. Bagaimana tingkat kualitas air di perairan tersebut? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui cara perhitungan status kesuburan perairan
  • 3. 2. Untuk mengetahui tingkat kualitas air di suatu perairan D. Manfaat Berikut beberapa manfaat penting dari praktikum perhitungan kesuburan perairan adalah sebagai berikut : 1. Memahami kualitas perairan 2. Dapat mengembangkan strategi pengelolaan yang tepat untuk memastikan penggunaan yang berkelanjutan dan pelestarian sumberdaya perairan 3. Dapat membantu dalam melakukan pemantauan lingkungan yang rutin
  • 4. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perairan Situ Menurut Puspita et al. (2005), situ merupakan salah satu ekosistem perairan tergenang yang umumnya berair tawar dan berukuran relatif kecil. Situ adalah wadah genangan air di atas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun secara buatan. Situ buatan yaitu situ yang berasal dari dibendungnya suatu cekungan (basin), sedangkan situ alami yaitu situ yang terbentuk secara alami karena kondisi topografi yang memungkinkan terperangkapnya sejumlah air (Suryadiputra, 2003). Menurut Roemantyo et al. (2003), situ memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi utama situ ialah sebagai penampung, penyimpan, atau penyedia air, serta sebagai tempat konservasi lahan. Apabila situ dikelola dengan baik, maka dapat meningkatkan fungsi lahan tersebut menjadi sebagai tempat rekreasi, wisata alam, kolam ikan dan untuk pengairan sawah atau kebun secara optimal. B. Status Trofik Menurut Soeprobowati dan Suedy (2010), status trofik perairan dapat diindikasikan sebagai kesuburan perairan yang berhubungan sangat erat dengan kandungan klorofil fitoplankton. Semakin tinggi pasokan nutrien yang masuk ke dalam perairan maka hal tersebut akan berakibat dalam meningkatknya kesuburan perairan. Menurut Effendi (2003) eutrofikasi didefinisikan sebagai pengayaan air oleh unsur hara berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan. Pada umumnya zat hara tersebut berupa nitrat dan fosfat. Beberapa elemen seperti silikon, manga, dan vitamin merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan alga, akan tetapi elemen-elemen ini tidak dapat menjadikan perairan mengalami eutrofikasi meskipun memasuki badan air dalam jumlah yang cukup banyak. Gambaran status trofik suatu perairan dapat diperoleh salah satunya dengan menghitung konsentrasi total fosfor
  • 5. (zat penting bagi pertumbuhan alga), konsentrasi klorofil-a (gambaran jumlah kehadiran alga di perairan) serta tingkat kecerahan air. Metode lain untuk mengklasifikasikan tingkat kesuburan adalah dengan menghitung kandungan nitrat dan fosfat serta kelimpahan plankton (Zulfia dan Aisyah, 2013). Kesuburan perairan dapat terbagi menjadi tiga kategori yaitu oligotrofik, mesotrofik dan eutrofik. Perairan oligotrofik merupakan perairan dengan unsur hara dan produktivitas yang rendah, perairan mesotrofik merupakan peralihan antara oligotrofik dan eutrofik sedangkan eutrofik yaitu perairan dengan kadar unsur hara tinggi serta memiliki tingkat kecerahan dan kadar oksigen terlarut yang rendah (Effendi, 2003). Fitoplankton adalah golongan plankton yang mempunyai klorofil di dalam tubuhnya. Daerah hidup fitoplankton adalah di lapisan yang masih dapat terkena sinar matahari. Fitoplankton dapat membuat makanannya sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis dengan menggunakan bantuan sinar matahari (Mulyanto 1992). Klorofil-a fitoplankton adalah suatu pigmen aktif dalam sel tumbuhan yang mempunyai peranan penting di dalam proses berlangsungnya fotosintesis diperairan. Semua sel berfotosintesis mengandung satu atau beberapa pigmen berklorofil (hijau coklat, merah atau lembayung), sementara itu dalam mata rantai makanan (food chain) di perairan, fitoplankton mempunyai fungsi sebagai produsen primer dimana organisme ini mampu mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis, untuk itu maka kandungan klorofil-a digunakan sebagai standing stock fitoplankton yang dapat dijadikan produktivitas primer suatu perairan (Pugesehan, 2010). Pugesehan, D. J. 2010. Analisis Klorofil-A Fitoplankton (Produktivitas Primer) di Perairan Pantai Netsepa Kabupaten Maluku Tengah. Politeknik Perdamaian Halmahera. Tobelo. J. Agroforestri, V (4): 272- 278. C. Trophic State Index (TSI)
  • 6. TSI merupakan dasar penentuan status trofik (kesuburan perairan) dengan menggunakan biomassa alga (Carlson, 1977). TSI adalah indeks yang sederhana karena membutuhkan data yang sedikit dan umumnya mudah dipahami. Pendugaan biomassa alga juga dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap tiga parameter, yaitu diantaranya ialah klorofil-a, kedalaman secchi, dan fosfat total. Nilai TSI berkisar dari 0-100 (Carlson, 1977). Dapus Alam, A. S. N. (2009). Kajian Sumberdaya Setu Babakan Untuk Pengelolaan Dan Pengembangan Ekowisata DKI Jakarta. Skripsi). Bogor: Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pugesehan, D. J. 2010. Analisis Klorofil-A Fitoplankton (Produktivitas Primer) Di Perairan Pantai Netsepa Kabupaten Maluku Tengah. Politeknik Perdamaian Halmahera. Tobelo. J. Agroforestri, V (4): 272- 278. Purnomosutji Dyah Prinajati, P., & Ira Mulyawati, I. (2017). Laporan Penelitian: Pengelolaan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Sebagai Strategi Daya Dukung Lingkungan. Suminar, M. R. Kualitas Air Situ Cikaret Kabupaten Bogor Tahun 2017- 2022 Berdasarkan Indeks Pencemaran (Bachelor's Thesis, Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). a. Pembahasan Berdasarkan hasil pengukuran nilai kandungan Fosfor (mg/L) maka wilayah penelitian termasuk pada golongan Hypereutrophic, Supereutrophic, Eutrophic. Nilai yang di dapatlan memiliki rata-rata 60,16 di tandai dengan status Eutrophic, ada pun nilai tertinggi yang di dapat sebesar 60,32 di tandai dengan status Hypereutrophic, dan nilai terendah yang di dapat sebesar 58,58 di tandai dengan status Supereutrophic. Data yang di dapat pada
  • 7. analisis tingkat kesuburan perairan di dapatkan hasil bahwasannya pada tanggal 6 oktober periran mengalami kesuburan di atas rata- rata pada tanggal selanjutnya nilai TSI mengalami penurunan satu angka namun jika di lihat perairan tetap subur, begitupun pada tanggal selnjutnya hinggal menuju bukan November. Kesuburan di perairan mulai meningkat lagi pada tanggal 5 November sampai dengan 15 November kesuburannya tetep terjaga. Masuk pada bukan pertengahan November kesuburan di perairan mengalami penurunan hingga di angka 56,16 mg/L, namun tidak di posisi terendah dari status TSI, pada awal Desember hingga akhir Desember kualitas kesuburan di periran perlahan-lahan meningkat hingga mencapai angka 59,81 mg/L.