Penerapan teaching factory di sekolah diharapkandapat meningkatkan kemampuan siswa, sehinggakedepannya sekolah dapat mendidik siswa sesuaidengan bakatnya dan menumbuhkan bakat-bakatyang mumpuni. Selain mencetak tenaga kerja yangmumpuni di bidangnya masing-masing, TeachingFactory juga berharap dapat menumbuhkan jiwawirausaha siswa. Menciptakan lapangan kerja sendiriatau memulai usaha menjadi salah satu tolak ukurkeberhasilan proyek Teaching Factory. SMK n 3Baturaja Oku berperan dalam mengembangkanteaching factory sebagai wadah pembelajaran yangdapat membangkitkan semangat kewirausahaan
2. DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI SUMATER SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2024
IDENTITAS SEKOLAH
Nama Sekolah : SMKN 3 BATURAJA OKU
NPSN : 10604741
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMK
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 0597/0/1985
Tanggal SK Pendirian : 1985-11-22
SK Izin Operasional : 0597/0/1985
Tanggal SK Izin Operasional : 1985-11-22
Alamat Sekolah : Jl. MS. Oeding No.695,
Air Paoh, Kec. Baturaja
Timur
Kode Pos : 32124
Kecamatan : Kec. Baturaja Timur
Kabupaten/Kota : Kab. Ogan Komering Ulu
Provinsi : Prov. Sumatera Selatan
IDENTITAS KEPALA SEKOLAH
1. Nama Lengkap : Berkat Hanapi, S.Pd
2. NIP. : 19670216 198803 1 002
3. Pangkat/Golongan : Pembina IV/a
4. Jabatan : Kepala SMKN 3
BATURAJA OKU
5. Nomor Hp :
6. E-mail Ka. SMK :
3. Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Baturaja Oku
Berkat Hanafi, S.Pd
NIP. 19670216 198803 1 002
Baturaja, 8 Februari 2024
Guru Wali Kelas / Tefa
Waita Rachmi Achir, S.Pd
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah melalui proses koordinasi dan kolaborasi oleh
TIM TeFa Program TEACHING FACTORY PROJEK KREATIF
DAN KEWIRAUSAHAAN dan hasil pembelaran praktik di
SMK Negeri 3 Baturaja Oku, maka TEACHING FACTORY
PROJEK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN untuk tahun
pelajaran 2023/2024 ditetapkan dan disahkan laporan
Pembina TeFa TEACHING FACTORY PROJEK KREATIF
DAN KEWIRAUSAHAAN di SMK Negeri 3 Baturaja Oku
4. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis
sehingga laporan ini dapat terselesaikan Laporan
Teaching Factory Program kreatif dan kewirausahaan
di SMK Negeri 3 Baturaja berjalan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan
teaching factory proyek kewirausahaan kreatif ini
tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan
semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala
Sekolah SMK N 3 Baturaja Oku, Bapak Berkat
Hanafi, atas izin saya melakukan kegiatan
pembelajaran TEFA .
1.
Siswa dan Siswi SMK Negeri 3 Baturaja Oku
2.
Teman-teman semua, khususnya guru-guru saya
di SMK Negeri 3 BATURAJA, saling memberi
semangat dan memberikan informasi.
3.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan rahmat
atas kebaikan yang diberikan. Penulis berharap
semoga “LAPORAN TEFA KREATIF DAN
KEWIRAUSAHAAN” ini dapat bermanfaat bagi Saya
pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
PRAKATA
Baturaja, 8 Februari 2024
Guru Wali Kelas / Tefa
Waita Rachmi Achir, S.Pd
5. PENDAHULUAN
Pendidikan kejuruan bertujuan menghasilkan tenaga kerja
dalam pekerjaan yang terampil, kompetitif dan mampu sejak
usia dini. Jadi, di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai
banyak keterampilan Siswa yang memiliki kompetensi yang
mempersiapkan mereka untuk bekerja dan berkompetisi
berdasarkan lapangan. Sekolah kejuruan mendidik siswanya
menjadi pekerja kelas menengah. Menumbuhkan lulusan yang
berdaya saing tentu memerlukan kerja keras Meningkatkan
mutu pendidikan sekolah kejuruan. Oleh karena itu, hal ini perlu
Fokus pada dan meningkatkan sumber daya manusia,
infrastruktur, kursus.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan
perlunya peningkatan jenjang pendidikan vokasi Infrastruktur
yang ada sedang diperbaiki dan staf pengajar dipekerjakan
Menumbuhkan talenta-talenta yang mampu di bidangnya
masing-masing dan meningkatkan kualitas lulusan.
Sekolah kejuruan punya Terdapat lima unsur kompetensi
pada SMK berdasarkan potensi kerja yang dibutuhkan
Berdasarkan kebutuhan di lapangan, seperti kebutuhan
masyarakat, kebutuhan dunia kerja, kebutuhan, generasi
mendatang dan kebutuhan ilmu pengetahuan.
Kursus pendidikan kejuruan harus selaras dengan
persyaratan dunia kerja, bukan persyaratan pemerintah. Oleh
karena itu, pendidikan vokasi harus berpegang pada kebijakan
“link and match”, yaitu menyediakan sumber daya manusia,
wawasan masa depan, wawasan mutu, wawasan keunggulan,
wawasan profesional, wawasan nilai tambah, dan wawasan
ekonomi dalam pendidikan, khususnya pendidikan vokasi.
SMK N 3 Baturaja merupakan salah satu SMK yang
menerapkan kurikulum tersebut dan menganut kebijakan Link
and Match. SMK N 3 Baturaja menyelenggarakan program
pembelajaran keterampilan secara lengkap. Selain itu, dalam
dua tahun terakhir memiliki prestasi Sekolah Pencetak
Wirausaha. SMK N 3 Baturaja dalam Bidang Keahlian Kriya
membuat batik garpu dan sudah mendapat hak cipta, prestasi
lain dalam membuat lilin dari limbah minyak jelata memperoleh
juara 1 (pertama) di even kreativitas siswa se-Sumsel di Lahat
Juli Tahun 2023, terus membuat pewarna kain dari buah Hok
Duhok pewarna kain SMK Negeri 3 memperoleh nilai terbaik.
a
6. Dan Masih banyak lagi kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam pembelajaran TEACHING
FACTORY PROJEK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN di
SMK N 3 Baturaja.
Penerapan teaching factory di sekolah diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan siswa, sehingga
kedepannya sekolah dapat mendidik siswa sesuai
dengan bakatnya dan menumbuhkan bakat-bakat
yang mumpuni. Selain mencetak tenaga kerja yang
mumpuni di bidangnya masing-masing, Teaching
Factory juga berharap dapat menumbuhkan jiwa
wirausaha siswa. Menciptakan lapangan kerja sendiri
atau memulai usaha menjadi salah satu tolak ukur
keberhasilan proyek Teaching Factory. SMK n 3
Baturaja Oku berperan dalam mengembangkan
teaching factory sebagai wadah pembelajaran yang
dapat membangkitkan semangat kewirausahaan
7. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan satuan pendidikan
kejuruan formal yang menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan
untuk memasuki dunia kerja dan kewirausahaan. Pada prinsipnya mata
pelajaran SMK dibagi menjadi tiga kategori, yaitu mata pelajaran
normatif, mata pelajaran adaptif, dan mata pelajaran produktif. SMK
harus mampu melaksanakan pembelajaran secara maksimal, namun
praktek menunjukkan bahwa tidak semua SMK dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara maksimal karena kurangnya fasilitas
pendukung kegiatan praktik dan penerapan model pembelajaran yang
optimal. Hal ini tidak diterima oleh siswa, maka diperlukan upaya untuk
mengatasi keadaan tersebut, salah satunya dengan mengembangkan
model pembelajaran yang tepat. Dapat dilihat bahwa pendidikan
menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah yang menitikberatkan pada pembinaan kemampuan peserta
didik untuk melakukan pekerjaan pada bidang tertentu, kemampuannya
beradaptasi dengan lingkungan kerja, kemampuannya melihat peluang
kerja, dan kemampuan untuk mengembangkan diri di masa depan. .
8. KONSEP TEACHING FACTORY
Teaching factory dapat diartikan sebagai model
pembelajaran (produk dan jasa) berbasis industri
yang bekerjasama dengan DUDI melalui
sekolah untuk mencetak lulusan yang mampu
sesuai kebutuhan pasar. Model pembelajaran
industri berarti setiap produk praktis yang
dihasilkan bermanfaat, mempunyai nilai
ekonomi atau daya jual, dan diterima pasar.
Kolaborasi SMK dengan industri menjadi kunci
utama keberhasilan teaching factory, Teaching
factory akan menjadi sarana penghubung
kerjasama antara sekolah dan industri.
9. Meningkatkan kesiapan kerja lulusan SMK,
mengadaptasi kompetensi dan
mengembangkan lulusan SMK sesuai
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri
(DUDI) melalui proses pembelajaran
berbasis produk/jasa dalam lingkungan,
suasana (Rekayasa Alat Pembelajaran)
Disposisi Kerja DUDI atau Tata Kelola dan
Aturan Standar di Tempat
Kerja/Perusahaan.
TUJUAN TEACHING FACTORY
DI SMK
10. 1Melatih lulusan SMK menjadi pekerja dan wirausaha.
1.
Menyiapkan lulusan SMK untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi.
2.
Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai denganmampuannya.
3.
Tunjukkan bahwa “belajar sambil melakukan” penting bagi efektivitas
pendidikan dan pengajaran Kembangkan kreativitas.
4.
Tentukan keterampilan yang dibutuhkan dalam bidang pekerjaan.
5.
Memperluas cakupan rekrutmen lulusan SMK.
6.
Bagaimana membantu siswa SMK mempersiapkan diri untuk
berwirausaha Membangun kolaborasi dalam dunia kerja nyata.
7.
Memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih
keterampilannya Keputusan dapat diambil mengenai karir yang akan
dipilihnya.
8.
Memberikan kesempatan kepada guru SMK untuk memperluas wawasan
mengajarnya.
9.
Memberikan kesempatan kepada guru SMK untuk membangun jembatan
pengajaran Keterhubungan antara ruang kelas dan dunia kerja
memungkinkan siswa menjadi lebih termotivasi secara mandiri.
10.
MAKSUD DAN TUJUAN
11. DASAR HUKUM TEACHING
FACTORY
Dasar hukum pelaksanaan Teaching Factory adalah
sebagai berikut:
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
2.
.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.
3.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah.
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
6.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015
tentang Pembangunan Sumber Daya Industri.
7.
14. •Tuang semua minyak ke dalam
panci stainless steel.panaskan
hingga suhu mencapai 43°C.
•Jika tidak ada panci stainless
steel, bisa menggunakanpanci
lain, setelah itu minyak dituang ke
dalamwadah yang terbuat dari
plastik / ember plastik.
•Tuang larutan NaOH ke dalam
minyak.
CARA KERJA
15. Aduk dengan menggunakan stick
blender ataumixer
Bagi pemula, usahakan jangan terlalu
kental / liat,nanti akan menyulitkan
proses pencetakan, larutancukup
encer saja, yang penting sudah
berubahwarna dari kuning jernih
menjadi keruh (sepertipada gambar).
BUKTI DOKUMEN:
16. Saatnya menambahkan pewangi ke
dalam larutansabun.
Gunakan sendok plastik atau spatula
untukmengaduk.
Aduk selama kurang lebih 4 detik
sampai pewangibenar—benar merata
(jangan terlalu lama)
Pastikan cetakan sudah disiapkan
tidak jauh darilarutan sabun.
Sabun siap untuk dituang .
17. Tuang sabun ke dalam cetakan yang sudah
disiapkan.
Tutup atasnya dengan menggunakan
plastik.
Tutup lagi / selimuti dengan menggunakan
handukatau kain tebal selama 24 jam.
Pastikan sabun ditutupsecara menyeluruh.
Setelah 24 jam keluarkan dari cetakan dan
potong-potong sesuai selera dan diamkan
selama 4minggu untuk proses curing.
Setelah 4 minggu sabun siap digunakan.
18. PEMBUATAN BATIK ECOPRINT
TEKNIK POUNDING (TUMBUK) PADA
BAHAN KAIN RAYON
KETENTUAN UMUM DAN PETUNJUK
Bahan- bahan :
1. Kain katun/rayon putih atau baju kaos putih
2. Palu / pukul
3. Tawas dan air panas
4. Daun – daun segar ( pewarna alami )
5. Plastic
Cara membuat :
Bentangkan kain
1.
Susun bahan pewarna alami atau daun – daun
sesuai keinginan diatas plastic
2.
Tutupi daun dengan kain, lalu tutup dengan
plastic lagi agar kain tidak kotor
3.
Pukul daun menggunakan palu
4.
Setelah selesai angkat plastic dan daun yg
menempel di kain, diamkan tunggu kering
5.
Rendam kain kedalam air tawas dan air panas
agar tawas Larut, selama +30 menit
6.
Bilas, jemur dibawah sinar matahari
7.
Cuci lagi dengan deterjen lalu bilas keringkan
8.
Catatan :
Daun – daun yang biasa digunakan antara lain daun
belimbing, daun papaya, daun jati, daun mangga,
daun jambu, daun melati, daun paku, daun
singkong, daun kenikir, dll
Bunga –bunga yang biasadigunakanantara lain
bungamawar, bungabogenvill, bungakamboja, ,dll.
28. Sebagai guru pembina Tefa Program Teaching
Factory Projek Kreatif Dan Kewirausahaan dan
hasil pembelaran praktik di SMK Negeri 3
Baturaja Oku ,saya menghadapi sejumlah
tantangan yang perlu diatasi untuk
meningkatkan efektivitas dan kualitas kegiatan
Tefa Program Teaching Factory Projek Kreatif
Dan Kewirausahaan dan hasil pembelaran
praktik di SMK Negeri 3 Baturaja Oku
di sekolah ini. Berikut adalah narasi tentang
tantangan yang dihadapi, beserta rencana
tindak lanjut yang akan diimplementasikan:
TANTANGAN
DAN RENCANA
TINDAK LANJUT
29. TANTANGAN:
Sekolah hendaknya meningkatkan kemampuannya
dalam menentukan strategi pemasaran,
mengembangkan jaringan pasar dan distribusi produk
dengan cara mempromosikan hasil pabrik pengajaran
kepada masyarakat. Selain itu juga harus dapat
meningkatkan kemampuan dalam menentukan
anggaran pelaksanaan teaching factory berbasis unit
produksi.
Guru atau pengurus hendaknya dapat melakukan
evaluasi dan peningkatan hasil pembelajaran teaching
factory secara berkala baik bulanan maupun tahunan
untuk mengetahui hal-hal mana yang menjadi kendala
dan mana yang perlu diperbaiki, diperbaiki dan
ditingkatkan dalam pelaksanaannya. Kemudian
pelaksanaan teaching factory akan mengalami kemajuan
secara bertahap disertai evaluasi dan perbaikan.
Bagi Siswa, hendaknya dapat meningkatkan semangat
belajar dan memaksimalkan bakat yang dimiliki melalui
pembelajaran teaching factory berbasis unit produksi
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu
mencetak wirausaha yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan industri.
30. Proses produksi dilakukan dengan menggunakan sistem
pembagian tugas. Karena belum ada strategi pemasaran
produk yang spesifik, maka proses pemasarannya pun
belum optimal. Proses evaluasi sedang berlangsung.
Hasilnya siswa menjadi lebih percaya diri dan berjiwa
wirausaha. Media pembelajaran yang digunakan dalam
pelaksanaan teaching factory memenuhi standar
operasional. Perlengkapan dan peralatan yang dimiliki SMK
N 3 Baturaja memadai, dimanfaatkan dengan baik dan
terawat.
Pelaksanaan Pembelajaran Teaching Factory, Program Tefa
Program Teaching Factory Projek Kreatif Dan
Kewirausahaan dan hasil pembelaran praktik di SMK Negeri
3 Baturaja Oku direncanakan sesuai dengan RPP dan
penggunaan kurikulum dengan melibatkan langsung siswa.
SMK N 3 Baturaja kedepannya harus berkolaborasi dengan
beberapa dunia usaha dan industri. Penyelenggaraan
teaching factory bertujuan untuk membekali siswa dengan
pengalaman kerja dan keterampilan.
RENCANA TINDAK LANJUT: