LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
Laporan kemajuan
1. LAPORAN KEMAJUAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
“ HEATER SPON SEPATU DAN SANDAL SEMI OTOMATIS “
BIDANG KEGIATAN :
PKM -T
Diusulkan Oleh:
Putra Nada 12050524230 2012
Muhammad Ichsan Khofi 15050524042 2015
Anggi Fristamarsha 15050524024 2015
Ivan Ardi Permana Putra 15050523048 2015
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
S U R A B A Y A
2016
l
2. LAPORAN AKHIR
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
“ HEATER SPON SEPATU DAN SANDAL SEMI OTOMATIS “
BIDANG KEGIATAN :
PKM -T
Diusulkan Oleh:
Putra Nada 12050524230 2012
Muhammad Ichsan Khofi 15050524042 2015
Anggi Fristamarsha 15050524024 2015
Ivan Ardi Permana Putra 15050523048 2015
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
S U R A B A Y A
2016
ll
4. RINGKASAN
Industri kecil yang menjadi mitra dalam usulan kegiatan program PKMT ini
adalah home industri milik Bapak Buamin dari Kelurahan Jambangan, Kecamatan
Jambangan, Kota Surabaya, Propinsi Jawa Timur. Home industri ini bergerak di
bidang usaha pembuatan Sepatu dan sandal dengan target penjualan 700 pasang per
minggu dengan dua karyawan yang harus memiliki waktu lembur tiap hari
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh tim
pengusul kegiatan ini dengan UKM mitra diperoleh bahwa selama ini proses
pengepresan sepatu dan sandal mengalami kendala yang cukup signifikan. Hal ini
dikarenakan proses pemanasan dilakukan secara manual yaitu dengan
menggunakan kompor dan Ukuran pelat ini 30 x 30 centimeter ( sesuai ukuran spon
1 pasang sandal pada umumnya ), sedangkan tepal pelat 1.8 centimeter. Dan tidak
terdapatindikator suhu yang stabil sehingga akan berimbas pada lengkuan bentuk
sandal yang tidak merata, karena menggunakan kompor gas bias. Kegiatan PKMT
yang dilakukan pada UKM pengrajin sepatu berupa penerapan alat pemanas
sponsandal/sepatu otomatis pada UKM mitra, dilengkeapi ECU (Electric Control
Unit).Alat pemanas ini dirancang dengan luas alas plat 30 x 30 cm, tebal 2 mm
bahan besi. Alat pemanas ini dikombinasikan dan diatur sedemikian rupa hingga
dapat dikendalikan dengan satu langkah. ECU (Electric Control Unit) digunakan
sebagai pengatur suhu rata-rata 70˚C di dalam ruang oven yang memiliki kapasitas
2 rak sehingga dengan alat ini dapat memerlukan waktu hanya 1 menit semula
memerlukan 30 menit pemanasan untuk pasang sandal / sepatu. Tim pengusul
kegiatan ini juga membantu mengatasi proses pemanasan dengan merancang,
mendesain, dan menerapkan alat pemanasan matras sandal / sepatu otomatis untuk
menunjang efektivitas dan efisiensi proses pemanasan, pengepresan maupun
pemilihan model dan jenis sepatu yang akan diproduksi.
Kata Kunci: pemanas sepatu, otomatis, produktivitas, UKM, ECU.
IV
5. DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................I
HALAMAN JUDUL ........................................................................................II
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................III
RINGKASAN...................................................................................................IV
DAFTAR ISI....................................................................................................V
DAFTAR GAMBAR........................................................................................VI
DAFTAR TABEL.............................................................................................VI
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................2
1.4 Luaran yang Diharapkan......................................................................2
1.5 Manfaat Program.................................................................................2
II TARGET LUARAN
Target Luaran Mesin Heater Sandal Sistem Hidrolik................................2
III METODE PELAKSANAAN
3.1 Studi Literatur.......................................................................................3
3.2 Perancangan Alat.................................................................................3
3.3 Pengumpulan Alat dan Bahan..............................................................3
3.4 Pembuatan Alat....................................................................................3
3.5 Uji Coba Alat.......................................................................................4
3.6 Evaluasi................................................................................................4
3.7 Pembuatan Laporan Akhir ...................................................................4
IV HASIL YANG DICAPAI
4.1 Program yang telah Dilaksanakan........................................................6
4.2 Kinerja Tim..........................................................................................6
4.3 Ketercapaian Target Luaran.................................................................6
4.4 Permasalahan dan Penyelesaian...........................................................8
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...........................................................................................10
5.2 Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11
V
6. LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 LAMPIRAN PENGGUNAAN DANA………………………12
LAMPIRAN 2 BUKTI PENDUKUNG KEGIATAN………………………..14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Alur Pengerjaan Heater Spon Sepatu dan Sandal..........3
Gambar 3.1 Diagram Alur Pengerjaan Heater Spon Sepatu dan Sandal..........4
Gambar 4.1 Desain Heater Spon Sepatu Dan Sandal.......................................7
Gambar 4.2 Komponen Yang Digunakan Dalam Merancang Alat ..................7
Gambar 4.3 Mesin Heater yang Telah Sesuai dengan Perhitungan ..................8
DAFTAR TABEL
Tabel.1 ketercapaian target luaran ....................................................................6
VI
7. I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sandal atau sendal adalah salah satu model alas kaki yang terbuka pada
bagian jari kaki atau tumit pemakainya. Bagian alas (sol) dihubungkan dengan tali
atau sabuk yang berfungsi sebagai penjepit (penahan) di bagian jari, punggung
kaki, atau pergelangan kaki agar sandal tidak terlepas dari kaki pemakainya.
Sandal dengan penutup di bagian punggung dan jemari, tetapi terbuka di bagian
tumit dan pergelangan kaki disebut selop. Bagian alas bisa dibuat dari karet,
plastik, kayu, ban bekas, anyaman tali, atau anyaman rumput.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Sandal).
Sandal dan sepatu merupakan alas kaki yang banyak digunakan oleh seluruh
masyarakat di Indonesia. Sehingga banyak berdiri pabrik-pabrik dan usaha kecil
menengah yang memproduksi sepatu dan sandal. Salah satunya yaitu Usaha Kecil
dan Menengah Sepatu dan Sandal milik Bapak Buamin di daerah Jambangan Kota
Surabaya. Namun, dalam proses pembuatan sepatu sandal tersebut didapatkan
permasalahan pada saat pemanasan alas sepatu dan sandal yang memiliki kendala
cukup signifikan yaitu masih menggunakan pemanas manual tanpa adanya
pengatur suhu, sehingga hasil bentuk struktur alas sandal tidak merata karena suhu
yang dihasilkan tidak stabil.
Melihat adanya permasalahan diatas, telah dilakukan sebuah observasi serta
penelitian untuk membantu masyarakat terutama usaha kecil menengah. Sehingga
terciptalah suatu ide perencanaan mesin yaitu “HEATER SPON SEPATU DAN
SANDAL SEMI OTOMATIS”. Dalam mesin heater ini, proses pemanasan spon
sebagai alas sepatu dan sandal diharapkan mampu menekan waktu produksi dan
meningkatan kapasitas produksi karena dalam satu kali proses pemanasan mampu
menghasilkan sepasang spon alas sepatu dan sandal dalam waktu 10 detik.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan yang dibahas dalam Program Kreatifitas Mahasiswa ini adalah :
Bagaimana membuat mesin heater spon sepatu dan sandal semi otomatis yang
dilengkapi pengatur suhu sehingga membantu dalam proses pemanasan spon
sepatu atau sandal yang mana dapat mempermudah dalam memproduksi sepatu
dan sandal.
Dengan permasalahan tersebut maka kita mempunyai beberapa yang keluar
yaitu:
a. Bagaimana cara merancang mesin heater spon sepatu dan sandal?
b. Bagaimana menentukan besar suhu panas yang dihasilkan dan
menghitung elemen-elemen mesin heater spon sepatu dan sandal yang
digunakan?
c. Berapa waktu yang diperlukan oleh mesin heater spon sepatu dan sandal
dalam proses memproduksi sepatu dan sandal?
1
8. d. Bagaimana mekanisme kerja mesin heater spon sepatu dan sandal
sehingga dapat meningkatkan produktifitas di UKM sepatu dan sandal
semi otomatis di Jambangan Surabaya ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari Program Kreatifitas Mahasiswa ini adalah
sebagai berikut :
a. Menciptakan suatu mesin untuk memanaskan spon sepatu dan sandal
secara semi otomatis dilengkapi pengatur suhu yang mudah dioperasikan
dan memiliki tingkat keamanan saat pengoperasian.
b. Merancang mesin guna tidak memakan waktu banyak dalam proses
memproduksi sepatu dan sandal serta memiliki produktivitas yang tinggi.
1.4 Luaran yang Diharapkan
a. Luaran yang diharapkan dari Program Kreatifitas Mahasiswa ini adalah
sebagai berikut : Terciptanya suatu produk mesin untuk mesin heater
spon sepatu dan sandal semi otomatis yang mudah dioperasikan dan
bermanfaat bagi UKM sepatu dan sandal di Jambangan Surabaya.
b. Mendapatkan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menjadi
pedoman bagi para pengrajin sepatu dan sandal.
c. Paten alat dengan judul “Heater Spon Sepatu dan Sandal Semi
Otomatis”.
d. Mendapatkan Artikel ilmiah yang akan dipublikasikan pada seminar
nasional instrumentasi dengan judul : “Heater Spon Sepatu dan Sandal
Semi Otomatis"
1.5 Manfaat Program
Manfaat dari Program Kreatifitas Mahasiswa ini adalah : Sebagai bentuk
kontribusi mahasiswa dalam memajukan dan mengenalkan IPTEK kepada
masyarakat dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi pada
proses pemanasan spon alas sepatu dan sandal.
2
9. II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Control Suhu tipe TZ4ST-R4C
Pada proses nitridasi suhu dalam ruang bejana nitridasi berkisar pada
suhu 350 oC sampai 590oC. Suhu operasi yang optimal perlu ditentukan untuk
setiap aplikasi yang berbeda.Pada suhu lebih tinggi, lapisan keras yang
dihasilkan dapat lebih dalam namun dengan resiko terjadi perubahan dimensi
dan penurunan kekerasan maksimum yang dapat dicapai. Plasma nitrogen yang
diperlukan untuk proses nitridasi dapat dibangkitkan dengan tegangan tinggi
DC 0,5-1kV(1). Untuk menunjang proses operasi nitridasi plasma, maka
diperlukan sebuah alat pengkondisi sinyal yaitu berfungsi mendeteksi besaran
suhu menjadi sinyal listrik (tegangan). Alat pengkondisi suhu yang digunakan
pada perangkat nitridasi plasma adalah alat kendali suhu (temperature controller)
tipe TZ4ST-R4C buatan Autonic.
2.2 Termokopel
Sebuah termokopel terdiri dari dua konduktor dari bahan yang berbeda
(biasanya paduan logam) yang menghasilkan tegangan di sekitar titik di mana
dua konduktor dalam kontak. Termokopel digunakan secara luas sebagai sensor
suhu baik untuk pengukuran maupun sistem kendali dan dapat digunakan untuk
mengkonversi gradien suhu menjadi listrik(2). Tersedia konektor dalam bentuk
standar dan dapat digunakan untuk mengukur suhu dalam jangkau yang lebar.
Sebuah termokopel tipe K ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2.1 Foto termokopel
Sebuah termokopel tipe K terdiri chromel (90% nikel dan 10% chromium) dan
alumel (95% nikel, 2% mangan, 2% aluminium dan 1% silicon), merupakan
termokopel yang paling umum dengan tingkat sensitif sekitar 41 µV/oC.
2.3 Konduktivitas termal
Merupakan ukuran kemampuan zat menghantaran kalor , makin besar
nilai k makin cepat perpindahan kalor Dengan persamaan:
……… …… … … … (2.1)
H = laju aliran kalor (J/s atau watt) 3
10. Q = kalor yang dipindahkan (joule)
t = waktu (s)
k = konduktivitas termal zat (W/mK)
A = luas penampang melintang (m2)
∆t = perubahan suhu (°C atau K)
l = tebal penghantar (m)
Tabel 2.1 konduktivitas termal zat
(W/mK)
Bahan k
Besi 80
III. METODE PELAKSANAAN
Agar tercapainya kesuksesan fungsi dan tujuan pembuatan, maka metode yang
kami gunakan dalam pembuatan mesin heater spon sepatu dan sandal semi
otomatis pada pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa ini meliputi :
3.1 Studi Literatur
Studi literatur berisi serangkaian kegiatan pencarian dan pengkajian sumber-
sumber yang relevan dan terpercaya dalam pengumpulan materi dan menjadi
acuan dalam penulisan PKM ini. Literatur yang kami pakai berupa buku
Fundamentals of Heat and Mass Transfer dan system control. Dalam tahap ini
didapatkan referensi desain, cara kerja, dan sistem keamanan dalam pembuatan
Heater spon sepatu dan sandal semi otomatis.
3.2 Perancangan Alat
Berdasarkan hasil studi literatur, guna mendapatkan desain yang sesuai
dengan mekanisme kerja heater spon sepatu danm sandal semi otomatis yaitu
menentukan indikator suhu pemanas yang sesuai, pengontrol suhu dan timer yang
tepat serta kami mendesain model kerangka yang berdasarkan prinsip ergonomi.
Desain mesin pada lampiran.
3.3 Pengumpulan Alat dan Bahan
Pendataan kebutuhan alat dan bahan sesuai tingkat kebutuhan. Pemilihan
komponen ditinjau dari segi harga dan kualitas barang yang digunakan sehingga
hasil yang dicapai nantinya sesuai dengan target awal dan menyesuaikan alokasi
dana yang tersedia.
3.4 Pembuatan Alat
Setelah melakukan pendesainan dan perencanaan heater tersebut kemudian
melakukan pembuatan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh
karena itu, pembuatan heater harus dilakukan secara teliti dan menggunakan
standard yang telah ditentukan untuk menghasilkan alat heater yang terbaik
terutama pada perancangan pemanas yang dapat sinkron dengan mekanisme kerja
heater spon sepatu dan sandal semi otomatis.
4
11. 3.5 Uji Coba Alat
Pengujian ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa kinerja masing–
masing komponen dari hasil pembuatan heater dapat berfungsi sesuai yang
diharapkan. Pengujian akan dilakukan di tempat mitra kami UKM sepatu dan
sandal di Jambangan Kota Surabaya.
3.6 Evaluasi
Tahap evaluasi dan penyempurnaan alat heater dilakukan setelah pengujian
alat dilakukan. Pada tahap ini akan dinilai sistem kerja dari heater, baik dari besar
kecil tekanan, suhu pemanas dan bentuk kesempurnaan hasil pemanasan. Apabila
alat tidak sesuai dengan harapan maka akan dilakukan kembali tahap
perancangan, pembuatan dan pengujian alat.
3.7 Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan dilakukan setelah semua tahap terselesaikan sehingga
hasil yang diperoleh dari pembuatan alat heater spon sepatu dan sandal semi
otomatis dapat dijelaskan secara rinci sesuai dengan data yang diperoleh.
Start
Studi literatur
Pengumpulan alat dan
bahan dari Heater
Perancangan Heater
Pembuatan Heater
Uji coba Heater
TIDAK
YA
Evaluasi
Finish
Gambar 3.1 Diagram Alur Pengerjaan Mesin Heater Spon Sepatu dan
Sandal Semi Otomatis
5
12. IV HASIL YANG DICAPAI
4.1 Progam Yang Telah Dilaksanakan
a. Study Literatur dan Observasi
Dari studi literature yang dilakukan, telah dihitung dan direncanakan
konsep serta mekanisme kerja Heater spon sepatu dan sandal semi otomatis. Dari
lapangan didapat data observasi meliputi : Dimensi spon alas sepatu atau sandal,
waktu pemanasan yang dibutuhkan, rata- rata suhu pemanas, kapasitas mesin
pemanas, dan dimensi mesin pemanas. Berdasarkan data – data diatas
disimpulkan bahwa mesin pemanas spon sepatu dan sandal masih menggunakan
kompor biasa tanpa pengatur suhu, yang hasil pemanasannya tidak merata
karena suhu yang tidak stabil.
b. Perencanaan Alat dan Komponen
Konsep dari mesin Heater spon sepatu dan sandal semi otomatis adalah
dengan menghidupkan ECU kemudian menyalakan kompor pemanas, setelah
suhu yang dibutuhkan tercapai lalu memasukkan spon ditiap laci rak pemanas,
suhu dan waktu pemanasan diatur oleh ECU. Hasil perhitungan awal dari Heater
spon diperoleh suhu panas mencapai 120ºC dan menghasilkan satu pasang
sandal atau sepatu dalam waktu 10 detik. Komponen-komponen yang digunakan
dalam pembuatan heater spon sepatu dan sandal semi otomatis ini adalah sebagai
berikut:
1. PLAT BESI 7. SELANG GAS
2. SIKU BAJA 8. ECU (PENGONTROL SUHU)
3. BESI PIPA PERSEGI 9. REGULATOR
4. MUR dan BAUT 10. RAMP WIRE
5. KOMPORKERAMIK 11. HANDLE LACI
6. TABUNG LPG
c. Tahap Pembuatan Mesin
Pembuatan mesin dilakukan dengan langkah awal membuat kerangka heater,
membuat rak yang berisi dua laci pemanas, tempat komponen penunjang dan
rangka penyangga bagian bawah rak. Setelah itu melakukan pemasangan
komponen penunjang berupa ECU, kompor pemanas, tabung LPG serta
komponen-komponen penunjang lain dapat dilihat pada halaman Logbook.
d. Pengujian Alat
Pengujian alat dilakukan sebanyak 3 kali hingga didapat mekanisme dan kerja
mesin heater spon yang sesuai dengan perhitungan efisiensi terhadap waktu
pemanasan dan kebutuhan suhu panas se-efisien mungkin. Proses pengujian
dilakukan di bengkel jurusan Teknik Mesin sebanyak 2 kali dan satu kali di mitra
UKM Sepatu dan Sandal Bapak Buamin di Jambangan Kota Surabaya.
6
13. e. Analisa Kekurangan dan Saran Mitra
Hasil analisa yang didapat setelah proses pengujian diantaranya :
- lubang ventilasi udara pada ruang pemanasan yang kurang besar sehingga
perlu dilakukan pembuatan lubang ventilasi sehingga proses awal penyalaan
kompor mudah dilakukan.
4.2 Kinerja Tim
Progam dan perealisasian mesin tepat jadwal sesuai jadwal pelaksanaan yang
dibuat, serta pembagian tugas untuk pelaksanaan PKM-T ini sebagai berikut:
a. Putra Nada sebagai ketua yang memimpin kelompok, mengawasi kegiatan,
membagi jobdesk, dan bertanggung jawab atas semua proses kegiatan.
b. Muhammad Ichsan Khofi sebagai anggota.yang bertanggung jawab pada
proses administrasi.
c. Anggi Fristamarsyah sebagai anggota yang bertanggung jawab unttuk proses
dokumentasi dan pengadaan alat dan bahan untuk proses manufaktur.
d. Ivan A.P sebagai anggota yang bertanggung jawab untuk proses manufaktur
rancang bangun mesin.
4.3 Ketercapaian Target Luaran
Tabel 4.1 Ketercapaian Target
Luaran
No. Tujuan program IKJP
Mendapatkan desain dan Mendapatkan skala pembanding dan
1. mekanisme kerja Heater konsep mekanisme kerja yang tepat
Mendapatkan komponen yang Sesuai dengan perhitungan yang telah
2. sesuai dengan kebutuhan dilakukan untuk menentukan
komponen yang akan dipakai
3. Menguji dan memastikan Sesuai dengan konsep dan perhitungan
kerja mesin heater
4. Mendapatkan mesin heater Sesuai dengan harapan tim PKM-T
spon sepatu dan sandal dan Mitra UKM
a. Mendapatkan desain heater spon sepatu dan sandal semi otomatis yang
sesuai dengan kebutuhan usaha kecil menengah atau home industry yang
selama ini masih menggunakan kompor biasa tanpa pengatur suhu.
IKJP : Mendapatkan skala pembanding untuk alat yang diciptakan dengan
keadaan nyata dan konsep mekanisme kerja mesin yang sesuai.
Hasil yang Diperoleh :
Berdasarkan besarnya dana yang didanai oleh KEMENRISTEK DIKTI
sebesar Rp 7.500.000,00 dengan estimasi pembuatan alat sebesar Rp 7.500.000,00.
Maka rancang bangun yang dapat dibuat terdapat dalam gambar di bawah ini :
7
14. 11
2
3
4
5
6
7
GAMBAR 4.2 Desain mesin heater spon
KETERANGAN :
1) KOMPOR PEMANAS
2) PENYANGGA RAK
3) ECU (ELECTRIC CONTROL UNIT)
4) TEMPAT PEMANAS ( 2 LACI )
5) SELANG GAS
6) REGULATOR
7) TABUNG GAS LPG
b. Mendapatkan komponen – komponen mesin heater spon sepatu dan sandal
semi otomatis yang sesuai dengan kebutuhan dan perhitungan yang telah
dilakukan.
IKJP : Mendapatkan diameter dan panjang tempat pemanasan, tekanan gas,
kompor keramik, ECU, tabung gas LPG, regulator dan selang gas.
Hasil yang diperoleh :
( a ) ( b ) ( c )
Gambar 4.2 Contoh komponen yang digunakan : (a) ECU , (b) Regulator,
Tabung Gas, Selang Gas (c) Kompor Keramik Pemanas
8
15. c. Menguji dan memastikan kerja mesin Heater spon menggunakan spon
ukuran 20 mm dan dimasukkan ke dalam heater yang menghasilkan satu
spon dalam waktu 10 detik.
IKJP : Heater spon sepatu dan sandal semi otomatis yang sudah sesuai dengan
perhitungan efisiensi dibangdingkan mesin pemanas biasa.
Hasil yang diperoleh :
Gambar 4.3 Mesin Heater spon yang mekanisme kerjanya sesuai dengan
perhitungan.
Dengan adanya sistem pengovenan pada heater maka proses pemanasan
akan lebih cepat. UKM Mitra dalam sekali pemanasan membutuhkan waktu 20
detik sedangkan pada mesin heater hanya membutuhkan waktu 10 detik. Selain
itu terdapat ECU sebagai pengontrol suhu sehingga suhu panas yang dihasilkan
lebih merata dan stabil.
4.4 Permasalahan dan Penyelesaian
1. Teknis
Permasalahan yang ada pada heater adalah ketika proses awal penyalaan
kompor pemanas dikarenakan kurangnya lubang ventilasi udara. Penyeselesaian
dari masalah tersebut ialah pembuatan lubang ventilasi udara yang lebih banyak.
2. Organisasi Pelaksanaan
Dikarenakan jadwal perkuliahan yang berbeda-beda menjadikan observasi,
pembelian komponen, tahap pembuatan dan pengujian menjadi terhambat pada
dokumentasi dan administrasi. Untuk menanggulanginya dengan cara seluruh
anggota wajib mencatat pengeluaran dan mendokumentasikan apa saja yang
berkenaan dengan program ini, dan akan dilaporkan pada anggota yang
bertanggung jawab saat kumpul anggota.
3. Keuangan
Kurangnya dana talangan dan waktu turunnya termin yang lama untuk
kebutuhan mengadakan material dan komponen – komponen pendukung alat
sehingga perlu memcari dan meminjam dana dari sumber lain.
9
16. V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Telah terciptanya Mesin Tempa Mekanik yang mempunyai keunggulan:
1. Memiliki bentuk rangka yang kokoh dan kuat
2. Waktu yang dibutuhkan untuk menempa bisa enam kali lebih cepat
daripada tempa tradisional
3. Tenaga manusia yang dibutuhkan lebih kecil
4. Dapat meningkatkan hasil dan kapasitas produksi terutama bagi UKM
sandal dan sepatu.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan suatu pengembangan alat agar dapat digunakan untuk
menempa plat dengan ukuran yang lebih besar .
2. Perlu adanya penambahan system pada sistem pada penggerak Mesin
Tempa Mekanik agar bisa bekerja secara otomatis.
10
17. DAFTAR PUSTAKA
Google. 2015. Pengertian Sandal. Dikutip pada tanggal 15 Oktober 2015 dari :
https://id.wikipedia.org/wiki/Sandal
Google. 2015. Macam-macam Sandal. Dikutip pada tanggal 15 Oktober 2015
dari :sandalbagussare.blogspot.com
BiegeI, J.E. 1998. Pengendalian Produksi, Suatu Pendekatan Kuantitatif.
Terjemahan. Tarsito Bandung.
Fuad, Ahmadi. 2001.Karakteristik Teknologi Tepat Guna balam Industri Skala
Usaha Kecil dan Menengah di Jawa Timur. Makalah yang disampaikan
dalam rangka pelatihan produktivitas usaha kecil di Unesa.Tanggal 26 Juli
tahun 2001.
Haryono, dkk. 1999. Buku Panduan Materi KuIiah Kewirausahaan. Unipres
Unesa Surabaya.
Wikipedia, 2011-a, Thermocouple, http://en.wikipedia.org/wiki/Thermocouple, 5
Oktober 2011, diakses 8 Oktober 2011.Spesifikasi teknik, Manual
temperature controller tipe TZ4ST-R4C, Autonics.
11
18. LAMPIRAN 1 : PENGGUNANAN DANA
Uraian Jml Satuan Harga Satuan
Biaya
(Rp.)
(Rp.)
1 Pembelian Komsumsi
Kegiatan Diskusi 10 Bungkus 10000 100000
Rapat koordinasi 30 Bungkus 10000 300000
Proses manufaktur 60 Bungkus 10000 600000
Sub total 1.000.000
2 Pembelian ATK
Kertas HVS A4 4 Rim 20000 80000
Kwitansi 1 Slop 6000 6000
Lem Kertas 1 Buah 5000 5000
Stabillo 2 Buah 4000 8000
Tipp ex 2 Buah 2500 5000
Stopmap Plastik 1 Pak 27000 27000
Bolpoint 1 Dos 20000 20000
Sub total 151.000
3 Pembelian Peralatan
Palu besi 1 Buah 60000 60000
Kertas gosok halus 1 Pack 40000 40000
Kertas gosok kasar 1 Pack 50000 50000
Kunci ring 1 Box 300000 300000
Gergaji besi 2 Buah 25000 50000
Palu Karet 1 Buah 120000 120000
Gerindra tangan 1 Buah 290000 290000
Mata bor 1 Box 125000 125000
Bor tangan 1 Buah 330000 330000
Kuas 2 Buah 15000 30000
Mata Gerinda 2 Buah 20000 40000
Mata Gergaji Besi 2 Buah 12000 24000
ECU 1 Unit 700000 700000
printer 1 buah 500000 500000
Tinta printer 2 Botol 32000 64000
Sub total 2.723.000
4 Pembelian Bahan
Habis
Siku baja 6x6 cm 3 Buah 60000 180000
Plat Besi 1,7 cm 10 Lembar 13000 130000
Elektroda rb 26 2 Box 75000 150000
Saklar 1 Buah 15000 15000
Kabel 4 Meter 10000 40000
Mata bor 10 mm 3 Buah 30000 90000
12
19. SAMBUNGAN
Plat stainless steel 2 Plat 310000 620000
Bearing 4 Buah 90000 360000
Mata gerindra 3 Buah 45000 135000
LPG 3kg 1 Buah
Mur & baut 20 Biji 1500 30000
Mur & baut 25 mm 4 Biji 1500 6000
Kertas gosok 10 Lembar 3500 35000
Cat meni besi 1 kg 50000 50000
Scew 1 Buah 125000 125000
Besi silinder 1 Buah 120000 120000
Thinner cat besi 1 Kg 15000 15000
Cat besi 1 Kg 45000 45000
Bearing 2 Buah 90000 180000
Pahat milling 1 Set 300000 300000
Pahat bubut 1 set 300000 300000
Sub total 3.026.000
5 Perjalanan
Biaya akomodasi 5 Hari 120000 600000
Sub total 600.000
Jumlah 7.500.000
13
20. Gambar 1. Bukti-bukti kwitansi pembelian alat dan bahan
LAMPIRAN 2 : BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN
Gambar 1.
Foto ketika survey ke UKM sandal dan sepatu di Jambangan Kota Surabaya
Gambar 2.
Foto kegiatan diskusi anggota kelompok PKM-T 13
21. Gambar 3.
Foto kegiatan proses manufaktur alat yaitu pembuatan rangka, proses pengelasan,
pengeboran dan pemasangan komponen kompor pemanas.
14
22. Gambar 4.
Proses revisi mesin heater yaitu pembuatan lubang ventilasi dan
perbaikan regulator serta selang gas.
Gambar 5.
Foto proses pengecatan mesin heater spon sepatu dan sandal
15