Laporan kasus ini membahas kasus hipokalemia pada seorang pria dewasa. Pasien mengeluh lemas dan keram pada kaki selama dua hari. Pemeriksaan menunjukkan penurunan kekuatan otot dan refleks pada ekstremitas bawah serta kadar kalium serum rendah 2,5 mmol/L. Diagnosis hipokalemia ringan ditegakkan dan pasien diberi suplemen kalium secara oral dan infus.
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
Pasien perempuan berusia 52 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan bibir mencong ke kanan dan mata kiri tidak bisa tertutup rapat. Pemeriksaan menemukan gangguan pada saraf wajah (Nervus Facialis) sebelah kiri. Diagnosisnya adalah parese nervus facialis tipe perifer sehingga didiagnosis menderita Bell's palsy. Pengobatan yang diberikan antara lain prednison dan antivirus.
Pasien wanita berusia 51 tahun dengan keluhan utama nyeri kepala dan riwayat hipertensi. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi, anemia, dan komplikasi hipertensi seperti CKD stadium IV, HHD, serta hipertensi urgensi. Rencana tindakan meliputi manajemen CKD, hipertensi, dan komplikasinya dengan obat, diet, dan monitoring.
Edema serebri adalah akumulasi cairan di otak yang meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraseluler. Gejalanya antara lain nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan pernapasan. Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat menunjukkan lokasi dan sebab edema. Penatalaksanaannya meliputi posisi kepala, analgesia, ventilasi, penanganan tekanan darah dan cairan, serta
Laporan kasus ini membahas kasus hipokalemia pada seorang pria dewasa. Pasien mengeluh lemas dan keram pada kaki selama dua hari. Pemeriksaan menunjukkan penurunan kekuatan otot dan refleks pada ekstremitas bawah serta kadar kalium serum rendah 2,5 mmol/L. Diagnosis hipokalemia ringan ditegakkan dan pasien diberi suplemen kalium secara oral dan infus.
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
Pasien perempuan berusia 52 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan bibir mencong ke kanan dan mata kiri tidak bisa tertutup rapat. Pemeriksaan menemukan gangguan pada saraf wajah (Nervus Facialis) sebelah kiri. Diagnosisnya adalah parese nervus facialis tipe perifer sehingga didiagnosis menderita Bell's palsy. Pengobatan yang diberikan antara lain prednison dan antivirus.
Pasien wanita berusia 51 tahun dengan keluhan utama nyeri kepala dan riwayat hipertensi. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi, anemia, dan komplikasi hipertensi seperti CKD stadium IV, HHD, serta hipertensi urgensi. Rencana tindakan meliputi manajemen CKD, hipertensi, dan komplikasinya dengan obat, diet, dan monitoring.
Edema serebri adalah akumulasi cairan di otak yang meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraseluler. Gejalanya antara lain nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan pernapasan. Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat menunjukkan lokasi dan sebab edema. Penatalaksanaannya meliputi posisi kepala, analgesia, ventilasi, penanganan tekanan darah dan cairan, serta
Dokumen tersebut membahas lokasi dan pola gangguan pergerakan yang disebabkan oleh berbagai jenis lesi sistem saraf pusat dan perifer. Lesi pada Upper Motor Neurone, Lower Motor Neurone, Neuromuscular Junction, otot, basal ganglia dan cerebellum dapat menyebabkan kelemahan, gangguan pergerakan, dan gangguan sensasi dengan karakteristik yang berbeda untuk setiap lokasi lesi. Dokumen ini berguna untuk mendiagnosis lokasi le
Buku ini membahasi manajemen syok pada anak, termasuk patofisiologi, klasifikasi, tanda-tanda, dan pengobatan syok pada anak. Syok dibagi menjadi beberapa jenis seperti hipovolemik, kardiogenik, obstruktif, distributif, dan disosiatif. Buku ini juga membahas pendekatan terapi seperti resusitasi cairan, pemberian obat, dan monitoring pasien.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen tersebut membahas tentang cedera kepala, meliputi definisi, anatomi, mekanisme, klasifikasi, gejala, penatalaksanaan awal, dan tindakan keperawatan untuk cedera kepala. Topik utama yang dibahas adalah anatomi otak dan kepala, jenis-jenis cedera kepala beserta penyebabnya, penilaian awal korban cedera kepala, serta langkah-langkah dasar dalam menangani korban ced
Tugas Sistem Neurobehavior Fakultas Keperawatan UNSRIT Semester V 2015, tentang Trauma tumpul, macam-macam luka akibat trauma tumpul, cara menghentikan perdarahan, diagnosa dan intervensi keperawatan pada trauma tumpul
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
1. Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin Clostridium tetani yang memunculkan gejala kekakuan otot. Penyakit ini disebabkan oleh masuknya spora Clostridium tetani lewat luka dan berubah menjadi bentuk vegetatif yang menghasilkan toksin.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia, termasuk definisi anatomi regional dan fungsional, sistem tubuh utama seperti muskuloskeletal, pernafasan, pencernaan, dan lainnya, serta istilah-istilah anatomi yang relevan."
This document discusses cervical lesions and cervical cancer prevention. It describes cervical intraepithelial neoplasia (CIN) grades 1-3, which are precancerous lesions identified through Pap smear screening. CIN1 has a low risk of progression while CIN2-3 have a higher risk, with 5-40% potentially progressing to cancer if left untreated. The document recommends treatment over observation for most women with CIN2-3 to prevent cancer development.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
Pasien berusia 3 tahun dirawat dengan diagnosis bronkopneumonia dan status gizi baik. Pasien mengeluhkan demam dan batuk yang sudah berlangsung 3 minggu. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi pernapasan akut dan gambaran paru bronkopneumonia. Diagnosis kerja adalah bronkopneumonia dengan status gizi baik.
Dokumen tersebut membahas lokasi dan pola gangguan pergerakan yang disebabkan oleh berbagai jenis lesi sistem saraf pusat dan perifer. Lesi pada Upper Motor Neurone, Lower Motor Neurone, Neuromuscular Junction, otot, basal ganglia dan cerebellum dapat menyebabkan kelemahan, gangguan pergerakan, dan gangguan sensasi dengan karakteristik yang berbeda untuk setiap lokasi lesi. Dokumen ini berguna untuk mendiagnosis lokasi le
Buku ini membahasi manajemen syok pada anak, termasuk patofisiologi, klasifikasi, tanda-tanda, dan pengobatan syok pada anak. Syok dibagi menjadi beberapa jenis seperti hipovolemik, kardiogenik, obstruktif, distributif, dan disosiatif. Buku ini juga membahas pendekatan terapi seperti resusitasi cairan, pemberian obat, dan monitoring pasien.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen tersebut membahas tentang cedera kepala, meliputi definisi, anatomi, mekanisme, klasifikasi, gejala, penatalaksanaan awal, dan tindakan keperawatan untuk cedera kepala. Topik utama yang dibahas adalah anatomi otak dan kepala, jenis-jenis cedera kepala beserta penyebabnya, penilaian awal korban cedera kepala, serta langkah-langkah dasar dalam menangani korban ced
Tugas Sistem Neurobehavior Fakultas Keperawatan UNSRIT Semester V 2015, tentang Trauma tumpul, macam-macam luka akibat trauma tumpul, cara menghentikan perdarahan, diagnosa dan intervensi keperawatan pada trauma tumpul
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
1. Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin Clostridium tetani yang memunculkan gejala kekakuan otot. Penyakit ini disebabkan oleh masuknya spora Clostridium tetani lewat luka dan berubah menjadi bentuk vegetatif yang menghasilkan toksin.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia, termasuk definisi anatomi regional dan fungsional, sistem tubuh utama seperti muskuloskeletal, pernafasan, pencernaan, dan lainnya, serta istilah-istilah anatomi yang relevan."
This document discusses cervical lesions and cervical cancer prevention. It describes cervical intraepithelial neoplasia (CIN) grades 1-3, which are precancerous lesions identified through Pap smear screening. CIN1 has a low risk of progression while CIN2-3 have a higher risk, with 5-40% potentially progressing to cancer if left untreated. The document recommends treatment over observation for most women with CIN2-3 to prevent cancer development.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
Pasien berusia 3 tahun dirawat dengan diagnosis bronkopneumonia dan status gizi baik. Pasien mengeluhkan demam dan batuk yang sudah berlangsung 3 minggu. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi pernapasan akut dan gambaran paru bronkopneumonia. Diagnosis kerja adalah bronkopneumonia dengan status gizi baik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang stunting pada anak, yang didefinisikan sebagai kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dari standar usia akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada seribu hari pertama kehidupan.
2. Beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi stunting adalah meningkatkan asi eksklusif, suplemen zat besi dan vitamin A, serta memantau pertumbuhan dan gizi anak
Dokumen tersebut membahas tentang kasus bayi perempuan berusia 6 hari dengan keluhan utama tampak kuning. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium didiagnosis dengan hiperbilirubinemia Kramer III dan neonatus cukup bulan. Tindakan yang direncanakan adalah pemberian ASI, fototerapi, dan pemantauan kondisi serta kadar bilirubin pasien.
Ibu hamil usia 32-34 minggu mengeluh sering terjaga di malam hari karena sering buang air kecil dan khawatir dengan keadaan bayinya. Perawat merencanakan tindakan untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan kenyamanan ibu melalui komunikasi, edukasi, dan dukungan keluarga.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kasus pasien laki-laki berusia 12 tahun dengan diagnosa gagal jantung kongestif dan efusi pericardium akibat penyakit jantung rematik dan malnutrisi;
(2) Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda gagal jantung dan malnutrisi berat dengan berat badan sangat rendah;
(3) Terapi yang diberikan meliputi obat-obatan jantung, manajemen nutris
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxImamMunandar38
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengasuhan keluarga sehat khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak. Dokumen ini juga menjelaskan peran keluarga dan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, serta dampak jangka pendek dan panjang bila pengasuhan tidak dilakukan dengan baik.
Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan kurang dari standar WHO akibat faktor gizi buruk, infeksi, dan lingkungan yang tidak mendukung selama 1000 hari pertama kehidupan. Stunting berdampak jangka pendek seperti peningkatan kematian dan biaya kesehatan, serta jangka panjang seperti postur tubuh lebih pendek dan produktivitas kerja rendah. Upaya pencegahan stunting meliputi pemantauan
Dokumen ini berisi laporan kasus seorang anak laki-laki berumur 20 bulan yang mengalami kejang demam kompleks. Anak tersebut sebelumnya mengalami demam selama 2 hari disertai batuk dan pilek, kemudian mengalami kejang selama kurang dari 15 menit sebelum dirujuk ke rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium, didiagnosis menderita kejang demam dan ISPA dengan gizi yang baik.
Stunting merupakan masalah kesehatan nasional di Indonesia yang disebabkan oleh faktor multidimensional seperti praktik pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai. Stunting dapat dicegah dengan menjamin kesehatan dan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan melalui program intervensi gizi spesifik dan sensitif secara terpadu.
Audit stunting merupakan upaya identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya, khususnya sebagai penapisan kasus-kasus yang sulit termasuk mengatasi masalah mendasar pada kelompok sasaran audit berisiko stunting, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui/nifas dan baduta/balita
Dokumen tersebut membahas pentingnya pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Dokumen juga menyebutkan angka AKI dan AKB di Indonesia serta Samarinda pada tahun tertentu. Berdasarkan latar belakang tersebut, sangat penting bagi bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas.
MENU BERGIZI BAGI BADUTA DAN BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (1).pptxMiftahulHuda476813
Menu bergizi untuk balita dalam upaya pencegahan stunting. Dokumen menjelaskan tentang masalah stunting di Indonesia dan penyebabnya, serta memberikan contoh menu makanan bergizi untuk balita yang dapat mencegah stunting. Menu tersebut meliputi makanan pendamping ASI untuk berbagai kelompok usia balita dan resep-resep makanan lokal Indonesia.
Dokumen ini berisi pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil fisiologis pada Ny. S di laboratorium kampus Pelita Ibu Kendar. Dokumen mencatat identitas pasien, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, penilaian kehamilan yang normal, dan rencana tindak lanjut untuk perawatan selanjutnya.
Similar to Laporan Kasus Stunting-Kiki Fricila.pdf (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
Laporan Kasus Stunting-Kiki Fricila.pdf
1. LAPORAN KASUS
"STUNTING"
disusun oleh :
dr. Kiki Fricila
diajukan kepada
pembimbing program
dokter internship
puskesmas manis jaya :
dr. Rinalco Franky Saragih
2. Namalengkap : An. NS
Tanggal Lahir : 08-08-2014
Umur : 9th
Alamat : Kp. Pabuaran RT 2 RW 1 Kelurahan Manis Jaya
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
IDENTITAS PASIEN
3. Nama Ayah : Tn. S
Usia : 46 tahun
Pendidikan Terakhir: SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Ny. S
Usia : 39 tahun
Pekerjaan : karyawan swasta
Pendidikan : SMA
IDENTITAS ORANG TUA PASIEN
4. Dilakukan anamnesis secara langsung bersama anak NS dan allo
anamnesis bersama ayah dan ibunya, ibu mengatakan benar dulu
anak NS mengalami kekurangan gizi tetapi ibu tdk tahu bahwa os
stunting
ANAMNESIS
5. RIWAYAT
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
RIWAYAT ALERGI MAKANAN/OBAT
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ibu mengaku anak tidak pernah sakit berat dan jarang sakit
terkadang hanya batuk pilek biasa dan tidak lama
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada, Hipertensi, diabetes, ashma dll disangkal
6. RIWAYAT KEHAMILAN
RIWAYAT PERSALINAN
RIWAYAT PASCA LAHIR
Selama kehamilan, ibu rutin memeriksakan kandungannya ke rs dinda dan
beberapa kali ke bidan, bb ibu ketika hamil naik, ibu pasien mengaku
mengkonsumsi makanan seperti pada umumnya yg berisi nasi, lauk pauk serta
sayur.
Riwayat merokok dan konsumsi alcohol disangkal, tidak ada Riwayat penyakit
hipertensi, diabetes atau penyakit berat lainnya selama kehamilan
Pasien dilahirkan secara normal dikampung (lampung) dengan kandungan cukup
bulan dengan berat badan ketika lahir 3 kg dan panjang badan ketika lahir
48cm. Bayi langsung menangis ketika lahir
Tidak ada
RIWAYAT
7. RIWAYAT NUTRISI
0-6 bulan : Minum ASI tidak sampai 6 bulan dan diberikan
susu formula (Lactogen)
6 bulan hingga sekarang :Anak makan dengan makanan keluarga, ibu
mengaku anak susah makan dulu, kebiasaan makan hanya 2x sehari makan
utama yang berisi hanya 2-3 sdm, setelah diberikan suplemen makanan anak
sudah tidak susah makan, jenis lauk hewani yang biasa dimakan ikan
lele,kembung, ayam dan telur ayam, jenis lauk nabati yang dimakan tempe
anak tidak suka sayur dan jarang makan sayur dan buah hingga sekarang.
cemilan berupa ciki-ciki beng-beng dan jajanan yg sering lewat depan
rumahnya
9. 0-7 : HbO (+)
1 Bulan : BCG (+), Polio 0 (+)
2 Bulan : DPT/Hib 1 (+), Hep B1 (+), Polio 1 (+)
3 Bulan : DPT/Hib 2 (+), Hep B2 (+), Polio 2 (+)
4 Bulan : DPT/Hib 3 (+), Hep B3 (+), Polio 3 (+)
9 Bulan : Campak (+)
dan imunisasi bias disekolah (+)
RIWAYAT IMUNISASI
10. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tampak sehat
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda vital :
a. Tekanan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Nadi : 86x/menit
c. Respirasi : 24x/menit
d. Suhu : 35,4°C
PEMERIKSAAN FISIK
11. STATUS GENERALISATA
Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan simetris, iga dan sela iga:
retraksi sub costae (-/-), penggunaan otot bantu intercostal (-)
pelebaran sela iga (-)
Palpasi : Massa (-) integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan,
ekspansi simetris
Perkusi : Normal
Auskultasi : Bunyi napas normal vesikuler, tidak ada bunyi
tambahan
·Kepala : Kesan normal, bentuk dan ukuran normal,deformitas (-)
·Mata : Normal : simteris kanan dan kiri, konjungtiva anemis (-) sklera
ikterik (-)
·Telinga : Normal, bentuk dan fungsi normal, serumen (+/-)
·Hidung : Normal, bentuk, fungsi normal, secret (-/-)
·Mulut : Bibir bentuk simetris, sianosi (-), edem (-), stomatitis (-)
Gigi : dbn
Gusi : hiperemia, edema (-), perdarahan (-), Mukosa: normal,
Lidah : glossitis (-), atrofi papil lidah (-), faring: Hiperemia (-)
·Leher : pembesaran KGB (-)
·Thorax
12. STATUS GENERALISATA
Jantung
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kgb : Tidak ditemukan pembesaran KGB
1) Inspeksi : Iktus kordis terlihat
2) Palpasi : Iktus kordis teraba
3) Perkusi : Batas jantung normal
4) Auskultasi : SI-II reguler, murmur (-), gallop (-)
•Abdomen : Bentuk datar, bising usus (+) normal, nyeri
tekan (-), hepatosplenomegali (-).
•Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, tidak edema.
13. STATUS GIZI UMUR 9 TAHUN
BB : 36 kg
TB: 125 cm
LK : 60cm
LP: 70cm
Lila : 31 cm
BB/U : P90 = BB normal
TB/U : P10 = TB normal
14. STATUS GIZI UMUR 9 TAHUN
BB : 36 kg
TB: 125 cm
LK : 60cm
LP: 70cm
Lila : 31 cm
BMI : 23 Gemuk (p>85)
15. STATUS GIZI UMUR 4 TAHUN
BB : 13 kg
TB: 92 cm
BBL: 3kg
PBL: 48cm
BB/TB: 0,1 Normal
16. STATUS GIZI UMUR 4 TAHUN
BB : 13 kg
TB: 92 cm
BBL: 3kg
PBL: 48cm
BB/U: -2SD = kurang
17. STATUS GIZI UMUR 4 TAHUN
BB : 13 kg
TB: 92 cm
BBL: 3kg
PBL: 48cm
TB/U: -3SD = Sangat
Pendek
18. RIWAYAT PERKEMBANGAN
>>menggambar,bermain lompat-lompat
>> cuci tangan sebelum makan
>>mudah bergaul dan bermain
dg teman sebaya disekolahnya
>> membantu ibunya didpur c/ menyiapkan
makanan kedalam piring
>>Peringkat 5 besar dikelasnya
19. ANALISIS KASUS
Defisiensi zat gizi : anak tidak suka sayur dan jarang konsumsi
buah, ASI tdk eksklusif
Status Ekonomi : Riw. Ibu bekerja sbg karyawan swasta shg pola
pengasuhan tdk tepat, kurangnya ketersediaan waktu, dan
pengetahuan tentang gizi seimbang
Pemberian suplemen multivitamin
Kontrol rutin posyandu
Faktor penyebab masalah:
1.
2.
Penyelesaian/solusi
1.
2.
20. DIAGNOSIS
Status Gizi pada saat 4 tahun:
BB/U : Kurang
BB/TB : Gizi baik
TB/U: Sangat Pendek
Status Gizi sekarang :
BB/U : P90 = BB normal
TB/U : P10 = TB normal
BMI : 23 Gemuk (p>85)
23. DEFINISI
Balita pendek ( Stunting) adalah masalah kurang gizi kronis
yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu
cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi
Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB / U
atau TB / U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi
anak, hasil pengukuran tersebut ada pada ambang batas (Z – Score )
< 2 SD sampai dengan – 3 SD ( pendek / stunted ) dan < -3 SD
( sangat pendek/ severely stunted ) (Trihono,dkk, 2015 ).
27. Pendek dan kurus
Gangguan perkembangan
Kekebalan Tubuh Rendah
Tanda Pubertas Terlambat
Pertumbuhan gigi terlambat
Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam serta tidak
banyak melakukan kontak mata
Pertumbuhan tinggi melambat: dan
Wajah tampak lebih muda dari usianya
Manifestasi
Klinis
28. Antropometri
Berat Badan Menurut Umur
(BB/U)
Tinggi Badan Menurut Umur
(TB/U)
Berat Badan Menurut Tinggi
Badan (BB/TB)
1.Penilaian status gizi pada anak
usia 1-5tahun
2. Klasifikasi zat gizi
Diagnosis
29. Jangka Panjang
Mudah sakit, munculnya penyakit diabetes, penyakit jantung dan
pembuluh darah, kegemukan, kanker, stroke, disabilitas pada usia
tua, dan kualitas kerja yang kurang baik sehingga membuat
produktivitas menjadi rendah
Jangka Pendek
Terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik, kecerdasan,
dan gangguan metabolisme pada tubuh
Komplikasi
30. Tatalaksana
Penangan stunting dilakukan melalui Intervensi Spesifik
dan Intervensi Sensitif pada sasaran 1.000 hari pertama
kehidupan seorang anak sampai berusia 6 tahun
31. 1.Sasaran Ibu Hamil dan bersalin
- Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan;
- Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu
- Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan;
- Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori protein, dan
mikronutrien (TKPM);
- Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); Pemberantasan kecacingan
- meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA
- Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ASI eksklusif
- Penyuluhan dan pelayanan KB
Intervensi Gizi Spesifik
32. Pemantauan pertumbuhan balita;
Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
untuk balita
Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak
Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
2. Balita
Intervensi Gizi Spesifik
33. 3. Anak Usia Sekolah
- Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah(UKS);
- Menguatkankelembagaan Tim Pembina UKS
- Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS)
- Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba
4. Remaja
- Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok,dan mengonsumsi narkoba;
- Pendidikan kesehatan reproduksi.
Intervensi Gizi Spesifik
34. 5. Dewasa Muda
- Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB);
- Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);
- Meningkatkanpenyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang
- tidak merokok/mengonsumsi narkoba( Kemenkes RI,2018).
Intervensi Gizi Spesifik
35. 1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih.
2. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi.
3. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan.
4. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga
Berencana (KB).
5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
7. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua.
8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal.
9. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.
10. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta Gizi
pada Remaja.
11. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin.
12. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.
Intervensi Gizi Sensitif