3. REFERENSI
• Hardiyatmo, Christandy H. 2018. Mekanika
Tanah Edisi keenam. Yogyakarta : UGM Press.
• Hardiyatmo, Christandy H. 2015. Tanah Expansif.
Yogyakarta : UGM Press.
• Hardiyatmo, Christandy H. 2015. Tanah Longsor
dan Erosi : Kejadian dan Penanganan.
Yogyakarta : UGM Press.
• E. Sutarman. 2013. Konsep dan Aplikasi
Mekanika Tanah. Yogyakarta : Andi.
5. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kepadatan maksimum
suatu jenis tanah melalui cara tumbukan,
yaitu mengetahui hubungan antara kadar air
dan kepadatan tanah, dapat digunakan
Standard Proctor atau Modified Proctor.
6. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
- Bahan yang digunakan pada praktikum pemadatan tanah :
a. Sampel tanah tidak asli
(undisturbed) seberat 15 kg
b. Air bersih 5000 cc
c. Kantong plastik
7. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
- Alat yang digunakan pada praktikum pemadatan tanah :
a. Mold standard diameter 4″ yang terdiri dari :
Plat dasar Mold Collar (leher penahan tanah)
Hammer 2,5kg
standar proctor
Hammer 2,5kg
modified proctor
Pan segi empat /
talam
8. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
a. Sendok pengaduk tanah
b. Palu karet
c. Gelas ukur 1000 cc
d. Pisau pemotong
e. Saringan no.4 (4,75mm)
f. Timbangan kapasitas 1kg
g. Container
h. Kantong plastic 6 buah
i. Karung plastic / karung goni
j. Oven
k. Kain lap atau sikat baja
9. PROSEDUR PENGUJIAN
a. Menambahkan air :
1) Mengambil tanah seberat kira – kira 15 kg dengan
menggunakan karung goni / karung plastik dan
menjemurnya bila masih basah.
2) Menghancurkan tanah yang menggumpal setelah kering
dengan palu karet atau meremasnya dengan tangan.
3) Mengayak butiran tanah dengan menggunakan ayakan no.
4.
4) Memisahkan butiran yang lolos saringan no. 4 menjadi 6
bagian dan menimbangnya seberat 2,5 kg untuk setiap
plastik dan mengikatnya rapat – rapat.
5) Mengambil sebagian butir tanah yang mewakili sample
tanah untuk menentukan kadar air mula – mula.
Menggunakan 1 container hingga butiran tanah dapat
mewakili seluruh sample tanah dalam plastik. Melakukan
seperti pengujian kadar air.
10. PROSEDUR PENGUJIAN
6) Menentukan perkiraan kadar air optimum, dengan cara
sebagai berikut :
a)Menyemprotkan atau menambahkan air pada bagian
sample yang tidak terpakai (sisa tanah lolos saringan no. 4
tetapi tidak terpakai). Menambahkan air sedikit demi
sedikit ke dalam sample tanah tersebut sampai merata.
Akan didapat suatu campuran yang apabila dikepalkan
dengan tangan, bila tangan dibuka tidak hancur dan tidak
lengket di tangan. Mengambil sebagian untuk mengetahui
perkiraan kadar air optimum.
b)Mengambil tanah seberat 2,5 kg dan menambahkan air
sedikit demi sedikit sambil mengaduknya sampai rata.
Setelah merata, mengepalkannya dengan tangan, bila
tangan dibuka, tanah tidak hancur dan tidak lengket di
tangan. Setelah mendapatkan campuran tanah, mencatat air
yang ditambahkan.
12. PROSEDUR PENGUJIAN
7) Setelah mendapatkan perkiraan kadar air optimum, maka
menyiapkan penambahan air untuk setiap plastik.
Penambahan dilakukan dengan selisih 3 % untuk setiap
plastik, dimana 3 sampel di bawah dan 3 sampel di atas
perkiraan kadar air optimum.
8) Menambahkan air setiap plastik di atas talam atau pan,
mengaduknya secara merata dengan sendok pengaduk.
Memasukkan kembali ke dalam plastik, mengikatnya rapat –
rapat dan menyimpannya selama 24 jam agar di dapatkan
kadar air yang merata.
14. PROSEDUR PENGUJIAN
a. Memadatkan tanah :
1) Menimbang mold standart diameter 4″ beserta
alasnya (tanpa collar atau leher penahan pada
mold) dengan ketelitian 1 gr.
2) Memasang mold dengan collar, mengencangkan
mor penjepit dan meletakkannya pada tempat
yang kokoh (mold di atas papan atau balok agar
tidak pecah).
3) Mengambil salah satu sample tanah dari dalam
plastik yang telah disiapkan (dimulai dari
sample tanah dengan kadar air rendah).
Meletakkan di atas talam dan membagi menurut
metode pemadatan.
15. PROSEDUR PENGUJIAN
a) Bila menggunakan proctoe standard, membagi
tanah menjadi 3 bagian. Memasukkan bagian
pertama ke dalam mold ± setinggi 2/3 dari
tinggi mold (tanpa collar) kemudian
menumbuknya sebanyak 25 kali secara
merata. Memasukkan tanah bagian ketiga
setinggi collar, dan menumbuknya sebanyak
25 kali secara merata.
b) Bila menggunakan modified proctor, membagi
tanah menjadi 5 bagian. Memasukkan bagian
pertama ke dalam mold, menumbuknya
sebanyak 25 kali secara merata.
Melakukannya lagi untuk bagian ke dua, ke
tiga, ke empat dan ke lima, sehingga bagian
ke lima mengisi sebagian collar (berada sedikit
di atas mold).
16. PROSEDUR PENGUJIAN
4) Melepaskan collar dan meratakan permukaan tanah
pada mold dengan pisau pemotong. Bila ada rongga
tanah yang kosong, meratakan dengan tanah yang
kelebihan hingga mold menjadi rata.
5) Menimbang mold berikut alas dan tanah yang berada
di dalamnya dengan ketelitian 1 gram.
6) Mengeluarkan tanah dari mold dengan dongkrak.
Mengambil bagian tanah (atas, tengah dan bawah)
dengan menggunakan 2 container untuk pemeriksaan
kadar air (yang digunakan untuk perhitungan hanya 1
container dan 1 lagi untuk mengecek bila ada
kesalahan). Melakukan seperti pengujian kadar air.
7) Mengulangi langkah kerja b.2 sampai langkah kerja
b.6 untuk sample tanah yang lain.
8) Membersihkan alat – alat praktikum.
4
5
6
24. PERHITUNGAN DATA (CONTOH RUMUS)
LAKUKAN PERHITUNGAN UNTUK KE
SEMUA SAMPEL, MISAL SAMPEL ADA 5,
BERARTI KELIMANYA DIHITUNG SEPERTI
YANG DICONTOHKAN!!
26. KESIMPULAN DARI HASIL PERHITUNGAN
a. Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1).Nilai kadar air optimum yang didapat ialah sebesar 19,2940 %.
2).Nilai berat volume kering optimum ialah sebesar 1,6975
gr/cm3
3).Pada percobaan uji pemadatan tanah, terjadi penyusutan
volume yang diakibatkan oleh tumbukan (beban vertikal) yang
diberikan pada lapisan tanah tersebut. Penyusutan tersebut
terjadi akibat keluarnya air pori tanah dan berkurangnya rongga
udara dari dalam tanah, sehingga dapat menyebabkan kepadatan
tanah semakin meningkat dan kualitas tanah menjadi semakin
baik.
27. KESIMPULAN DARI HASIL PERHITUNGAN
4).Nilai zero air void (ZAV) dipengaruhi oleh kadar air, semakin
kecil kadar air maka nilai ZAV akan semakin besar dan juga
sebaliknya jika semakin besar kadar air maka nilai ZAV akan
semakin kecil.
5).Ukuran kepadatan tanah adalah hubungan antara berat volume
kering dengan kadar air, oleh karena itu percobaan dilakukan
dengan 5 sampel yang berbeda kadar airnya agar dapat terlihat
perbedaannya.
6). Dari grafik yang diperoleh, grafik memotong garis ZAV. Hal
ini dikarenakan nilai kadar air pada hasil percobaan lebih besar
dibandingkan nilai ZAV, jadi tanah yang digunakan pada saat
percobaan tergolong tanah buruk.