Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
JUDUL
1. i
LAPORAN AKTUALISASI
LATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
FORMASI UMUM GOLONGAN III
PENINGKATAN PENGETAHUAN PEGAWAI
DALAM PENERAPAN E-COURT
DI PENGADILAN AGAMA JAMBI KELAS 1 A
Oleh:
ERPAN ZULKARNAEN
NIP. 198408112019031006
Peserta Pelatihan Dasar CPNS Formasi Umum Golongan III
Angkatan CIV NDH: 25
PEMERINTAH PROVINSI SUMATRA SELATAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CIV
BEKERJASAMA DENGAN BALITBANG DIKLAT KUMDIL
MAHKAMAH AGUNG RI
TAHUN 2019
2. ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
PENINGKATAN PENGETAHUAN PEGAWAI
DALAM PENERAPAN E-COURT
DI PENGADILAN AGAMA JAMBI KELAS 1 A
Oleh:
ERPAN ZULKARNAEN
NDH: 25
Telah Disetujui pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Tempat : BPSDMD Provinsi Sumatra Selatan
COACH,
Dr. Ir. Hj. Eva Novaria, M.Si.
Widyaiswara Ahli Madya
NIP. 1967111998032002
MENTOR,
Dra. Hj. Rosliani, S.H., M.A.
Ketua Pengadilan Agama Jambi
NIP 19631008.198903.2.003
3. iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
PENINGKATAN PENGETAHUAN PEGAWAI
DALAM PENERAPAN E-COURT
DI PENGADILAN AGAMA JAMBI KELAS 1 A
Oleh:
ERPAN ZULKARNAEN
NDH: 25
Telah Diseminarkan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Tempat : BPSDMD Provinsi Sumatra Selatan
Disetujui Oleh:
An. Kepala BPSDMD Provinsi Sumatera Selatan
Kepala Bidang PK Manajerial
Hj. Holijah, S.H., M.H
NIP. 196909071996032004
COACH,
Dr. Ir. Hj. Eva Novaria, M.Si.
Widyaiswara Ahli Madya
NIP. 1967111998032002
MENTOR,
Dra. Hj. Rosliani, S.H., M.A.
Ketua Pengadilan Agama Jambi
NIP 19631008.198903.2.003
4. iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
atas limpahan rahmat serta hidayah nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil
Negara (ASN) dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Pegawai Dalam
Menerapkan E-Court di Pengadilan Agama Jambi Kelas I A”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada
umatnya sampai akhir zaman.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat diangkat menjadi PNS
di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya laporan
aktualisasi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Yang Mulia Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia;
2. Kapuslitbang Mahkamah Agung RI beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi pelaksanaan pelatihan dasar CPNS Golongan III
Mahkamah Agung RI;
3. Ibu Dra. Hj. Rosliani, S.H,.M.A, Ketua Pengadilan Agama Jambi
sekaligus mentor beserta Wakil Ketua, Drs.H. Efrizal, S.H.,M.H dan
seluruh pejabat struktural dan fungsional Pengadilan Agama Jambi,
terima kasih atas support dan bimbingannya;
4. Bapak Drs. H. Paet Hasibuan, S.H, M.A sebagai mentor yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan rancangan
aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan III;
5. Ibu Hj. Tarbiyah, S.Pd, M.M, Kepala BPSDMD provinsi Sumsel beserta
jajarannya yang telah memfasilitasi pelaksanaan pelatihan dasar
CPNS Golongan III Mahkamah Agung RI;
5. v
6. Ibu Dr. Ir. Hj. Eva Novaria, M.Si sebagai coach yang telah
membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi penulis dalam
penyusunan laporan aktualisasi kegiatan selama pelatihan dasar
CPNS;
7. Bapak dan Ibu Widyaiswara dan pelatih yang telah memberikan
ilmu tentang implementasi dan internalisasi nilai-nilai ANEKA, peran
dan kedudukan ASN selama pelatihan dasar CPNS.
8. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Formasi
Umum Golongan III Angkatan CIV Tahun 2019, BPSDMD Sumsel dan
Balitbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung.
9. Teristimewa Istri tercinta, Nova Indah Purnama dan anak-anak serta
keluarga yang telah memberi support dan do’a untuk penulis selama
ini.
10.Rekan-rekan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Formasi Umum
Golongan III Angkatan CIV Mahkamah Agung RI Tahun 2019 yang
sangat luar biasa dan mendukung penulis selama menjalani seluruh
kegiatan Latsar CPNS.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
laporan aktualisasi ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk kesempurnaan laporan aktualisasi ini. Semoga laporan
aktualisasi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Palembang, 3 Oktober 2019
Penulis,
Erpan Zulkarnaen, S.IP
6. vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat............................................................ 4
C. Ruang Lingkup.................................................................... 6
Bab II RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)........................... 7
A. Deskripsi Organisasi........................................................... 7
1. Profil Organisasi ........................................................... 7
2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi..................................... 10
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik ....................................... 12
C. Analisis Isu.......................................................................... 14
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih ........................ 16
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS .............................................. 17
F. Matrik Rancangan............................................................... 28
G. Jadwal Kegiatan ................................................................. 36
H. Kendala dan Antisipasi ....................................................... 40
BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI.............................................. 41
A. Pendalaman Core Isu Terpilih dan Analisis Dampak.......... 41
B. Capaian Kegiatan Habituasi ............................................. 108
BAB IV PENUTUP.............................................................................. 110
A. Kesimpulan....................................................................... 110
B. Rekomendasi.................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 112
LAMPIRAN............................................................................................ 113
7. vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penggolongan Isu..................................................................... 13
Tabel 2 Identifikasi isu berdasarkan Kriteria AKPK............................ 14
Tabel 3 Analisis Isu Menggunakan USG.............................................. 15
Tabel 4 Nilai Dasar Akuntabilitas.......................................................... 18
Tabel 5 Nilai Dasar Nasionalisme......................................................... 21
Tabel 6 Nilai Dasar Etika Publik............................................................ 22
Tabel 7 Nilai Dasar Komitmen Mutu..................................................... 24
Tabel 8 Nilai Dasar Anti-Korupsi .......................................................... 24
Tabel 9 Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan............................... 30
Tabel 10 Kendala dan Antisipasi dalam habituasi .............................. 40
8. viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Organisasi Pengadilan Agama Jambi....................... 8
Gambar 2 Diagram Mip Map Isu Terpilih.............................................. 16
Gambar 3 Konsultasi dan memohon persetujuan Ketua PA Jambi
untuk mengadakan Rakor .................................................. 54
Gambar 4 Konsultasi dan memohon persetujuan waka PA Jambi untuk
mengadakan Rakor............................................................. 54
Gambar 5 Berkoordinasi dengan admin e-court atau pejabat terkait
(panmud permohonan)....................................................... 54
Gambar 6 Berkoordinasi dengan Kassubag Kepegawaian & Ortala
Dalam Pembuatan Undangan ............................................ 55
Gambar 7 Capture hasil pencarian bahan e-court .............................. 55
Gambar 8 Scan Surat Undangan Rakor yang ditandatangani ketua PA
Jambi ................................................................................... 55
Gambar 9 Staff umum menginput nomor surat undangan secara
elektronik............................................................................. 56
Gambar 10 Screenshoot nomor surat undangan secara elektronik.. 56
Gambar 11Pelaksanaan Rapat Koordinasi sharing pengetahuan e-
court dihadiri pimpinan dan stakeholder.......................... 57
Gambar 12 Scan rekap daftar hadir peserta rapat koordinasi ........... 57
Gambar 13 Melaporkan hasil rapat dan dituangkan dalam notulen
rapat..................................................................................... 58
Gambar 14 Scan notulen rapat koordinasi .......................................... 58
Gambar 15 Konsultasi dan koordinasi dengan kassubag Perencanaan,
TI dan Pelaporan mengenai konsep pembuatan berita
kegiatan rapat koordinasi................................................... 66
Gambar 16 Membuka halaman admin dan login untuk menguloap
berita.................................................................................... 66
Gambar 17 Mengkonsep berita melalui halaman admin .................... 67
Gambar 18 Menguload berita kegiatan rapat koordinasi.................... 67
9. ix
Gambar 19 Hasil Upload /rilis berita mengenai layanan e-court........ 67
Gambar 20 Konsultasi dan memohon persetujuan Ketua PA Jambi
untuk mengadakan Sosialisasi.......................................... 78
Gambar 21 Berkoordinasi dengan admin e-court atau pejabat terkait
(panmud )............................................................................. 78
Gambar 22 Berkoordinasi dengan Kassubag Kepegawaian & Ortala
Dalam Pembuatan Undangan ............................................ 78
Gambar 23 Surat Undangan Sosialisasi .............................................. 79
Gambar 24Staff umum menginput nomor surat undangan secara
elektronik............................................................................. 79
Gambar 25Capture nomor surat undangan secara elektronik .......... 79
Gambar 26Capture Panduan Penggunaan E-learning ....................... 80
Gambar 27 Sosialisasi E-Court melalui E-Learning............................ 80
Gambar 28Melaporkan hasil rapat dan dituangkan dalam notulen
rapat..................................................................................... 81
Gambar 29 Notulen hasil rapat............................................................. 81
Gambar 31 Konsultasi dan koordinasi dengan atasan (Kassubag
Kepegawaian dan Ortala)................................................... 91
Gambar 32 Membuat naskah kuisioner jenis kebutuhan diklat secara
elektronik............................................................................. 91
Gambar 33Surat Permohonan Pengisian Kuesioner ......................... 92
Gambar 34 Meminta bantuan staff umum untuk memberi nomor surat
elektronik............................................................................. 92
Gambar 35 Menyebarkan dan memandu responden dalam pengisian
kuesioner............................................................................. 93
Gambar 36 Hasil kuesioner................................................................... 93
Gambar 37 Hasil analisis kebutuhan pelatihan berdasarkan hasil
kuesioner............................................................................. 94
Gambar 38 Melaporkan hasil analisis kepada pimpinan (sekretaris) 94
Gambar 39 Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Panitera
(salah satu pimpinan satker)............................................ 102
10. x
Gambar 40 Membuat naskah kuisioner secara elektronik. ............. 102
Gambar 41 Memohon bantuan kepada staff umum untuk menginput
nomor surat secara elektronik......................................... 103
Gambar 42 Menyebar dan memandu responden dalam pengisian
kuesioner........................................................................... 103
Gambar 43 Hasil kuesioner................................................................. 104
Gambar 44 Melaporkan hasil kuesioner kepada pimpinan Pengadilan
Agama Jambi..................................................................... 104
11. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, perlu dibangun aparatur
sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara
belum berdasarkan pada perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi
yang diperlukan oleh jabatan dengan kompetensi dan kualifikasi yang
dimiliki calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi
pada jabatan sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik.
Perbaikan kinerja aparatur sipil saat ini merupakan suatu
keharusan jika dikaitkan dengan perkembangan dan tuntutan good
governance, yaitu profesionalisme, akuntabilitas, penegakan etika dan
moral dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Pada dasarnya, Good
governance diarahkan untuk mengimplementasikan tata kelola
pemerintahan yang ideal. Keberadaan Pegawai Negeri Sipil dalam hal ini
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus bersikap professional yang berkarakter
yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap dan perilaku disiplin PNS,
nilai-nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai pelayan
masyarakat. Oleh karena itu diperlukannya Sumber Daya Manusia yang
unggul demi Indonesia maju. Untuk mewujudkan aparatur sipil negara
sebagai bagian dari reformasi birokrasi, perlu ditetapkan aparatur sipil
negara sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola dan
12. 2
mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya
dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen aparatur
sipil negara.
Untuk membentuk Aparatur Sipil Negara yang mampu
menyelenggarakan pelayanan publik dan menjalankan peran sebagai
perekat persatuan dan kesatuan NKRI, perlu adanya UU yang mengatur
tentang ASN. Sebagai tindak lanjut, pemerintah dalam pengembangan
sumber daya manusia aparatur negara agar memiliki profesionalitas kinerja,
Pemerintah mengeluarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negeri sebagai pengganti UU No 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian telah diubah dengan UU No 43 Tahun 1999 Tentang
Perubahan atas UU No 8 Tahun 1974 yang sudah tidak sesuai dengan
tuntutan nasional dan tantangan global.
Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan
prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin
meningkatkan kepercayaan publik. Apabila setiap lembaga pemerintah
dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat maka akan
menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Dewasa ini tengah
berkembang sebuah era baru yang dikenal dengan era Revolusi Industri
4.0 (RI 4.0). Era ini merupakan revolusi keempat dari dunia perindustrian.
Birokrasi harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
perubahan. Birokrasi harus mengubah cara bekerja agar tidak “terlindas”
oleh perkembangan teknologi informasi.
Namun, saat ini lembaga administrasi negara telah mengeluarkan
pedoman pengembangan kompetensi ASN bagi instansi pemerintah. Hal
ini diatur melalui Peraturan LAN Nomor 10/2018 tentang Pengembangan
Kompetensi ASN. Diterbitkannya pedoman ini menjadi momen penting bagi
pengembangan kompetensi ASN di Indonesia. Peraturan tersebut bisa
menjadi pedoman bagi instansi pemerintah dalam mengembangkan
kompetensi ASN. Dengan begitu, ke depan pengembangan kompetensi
ASN diharapkan menjadi sesuatu yang diperhatikan serius oleh instansi
13. 3
pemerintah serta dalam pelaksanaannya bisa dilakukan lebih terencana
dan tersistematis. Layaknya sebuah sistem manajemen, pengembangan
kompetensi ASN harus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Proses ini merupakan sebuah siklus, karena hasil evaluasi nanti
akan menjadi input dalam perencanaan tahun selanjutnya. Namun, dalam
pelaksanaannya, tentu proses tersebut membutuhkan kolaborasi dan
keseriusan banyak pihak.
Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan
umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara
juga bertekad untuk memiliki PNS yang menjiwai kode etik, kode perilaku
dan nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab serta dalam melaksanakan pelayanan publik kepada para
pencari keadilan.
Berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat (4) Undang-undang No. 48
Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman menyebutkan peradilan
dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan. Untuk mewujudkan
hal tersebut perlu dilakukan pembaruan guna mengatasi kendala dan
hambatan dalam proses penyelenggaraan peradilan. Maka dari itu
Mahkamah Agung RI sebagai lembaga tinggi Negara melakukan trobosan
baru yang dipadukan dengan kecanggihan teknologi zaman sekarang.
Sistem online lah menjadi trobosan baru dalam penyelenggaraan peradilan.
Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi berupa jaringan internet
maka dapat membuat sistem dalam bentuk aplikasi yang di sebut E-Court.
Dengan sistem pengoprasian online maka orang yang mencari keadilan
tidak perlu mendaftar dengan datang langsung ke pengadilan agama.
Mahkamah Agung telah mengeluarkan peraturan tentang
administrasi perkara secara elektronik yaitu PERMA RI No. 3 Tahun 2018
tentang Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik. Maksud
adanya peraturan ini tertera pada pasal 2 PERMA RI No. 3 Tahun 2018
tentang Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik yaitu sebagai
14. 4
landasan hukum penyelenggaran administrasi perkara di pengadilan
secara elektronik untuk mendukung terwujudnya tertib administrasi perkara
yang profesional, transparan, akuntanbel, efektif, efisien, dan modern.
E-Court sendiri adalah sebuah instrumen Pengadilan sebagai bentuk
pelayanan terhadap masyarakat dalam hal pendaftaran perkara secara
online, pembayaran secara online, mengirim dokumen persidangan (Replik,
Duplik, Kesimpulan, Jawaban) dan Pemanggilan secara online . Aplikasi e-
court perkara diharapkan mampu meningkatkan pelayanan dalam
fungsinya menerima pendaftaran perkara secara online dimana masyarakat
akan menghemat waktu dan biaya saat melakukan pendaftaran perkara.
Pendaftaran Perkara Online dalam aplikasi e-court untuk saat ini baru
dibuka jenis pendaftaran untuk perkara gugatan dan akan terus
berkembang.
Setiap CPNS wajib untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya pada satuan kerja masing-
masing. Sebelum mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut, peserta
menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS dalam proses latihan dasar,
hal ini merupakan penerapan kurikulum baru sesuai dengan peraturan
kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 38 tahun 2014 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan CPNS
Golongan III. Sistem ini menuntut setiap peserta latsar untuk dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS, yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, komitmen mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat
menjadi ANEKA dengan isu “Peningkatan Pengetahuan Pegawai Dalam
Menerapkan E-Court di Pengadilan Agama Jambi Kelas I A”.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum adalah mengidentifikasikan Nilai-nilai Dasar Profesi
PNS, Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI serta
mengaktualisasikannya. Aktualisasi merupakan cerminan dari ide-ide
yang ada dalam fikiran seorang ASN. Aktualisasi tentunya diharapkan
15. 5
mampu mewadahi nilai-nilai dari ANEKA yang menjadi nilai dasar ASN
untuk dapat diinternalisasikan dalam ruang lingkup kerja. Dalam laporan
aktualisasi ini penulis mengajukan sebuah fenomena yakni masih
minimnya pengetahuan pegawai dalam penerapkan e-court di Pengadilan
Agama Jambi Kelas I A. Oleh karena itu, penulis mengidentifikasi ada
beberapa tujuan dari aktualisasi yang diusulkan yaitu:
1. Tujuan Untuk Individu
Mengaktualisasikan Nilai-nilai dasar ANEKA, peran dan kedudukan
ASN dalam kegiatan pemecahan isu dan meningkatkan kompetensi
dan Profesionalisme dalam menjalankan tugas penulis sebagai Analis
Kepegawaian di Pengadilan Agama Jambi.
2. Tujuan Untuk Masyarakat para pencari keadilan
Mengoptimalisasikan aplikasi e-court di pengadilan Agama Jambi
dengan meningkatkan pengetahuan pegawai sebagai salah satu solusi
terwujudkan pelayanan prima kepada masyarakat
3. Tujuan Untuk Pengadilan Agama Jambi
Terwujudnya visi dan misi Pegadilan Agama Jambi serta nilai-nilai
organisasi.
Manfaat dari kegiatan ini adalah
1. Bagi Individu
Dapat memahami Nilai-nilai dasar ANEKA, peran dan kedudukan ASN
dalam kegiatan pemecahan isu dan memberikan sumbangsih dalam
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan profesionalisme pegawai
dalam penerapan E- Court di Pengadilan Agama Jambi
2. Bagi Masyarakat Para Pencari Keadilan
Optimalisasi aplikasi e-court di pengadilan Agama Jambi dengan
meningkatkan pengetahuan pegawai dapat memberikan pengaruh
terhadap meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
Pengadilan Agama Jambi.
3. Bagi Pengadilan Agama Jambi
16. 6
Meningkatkan efektivitas, efesiensi, inovasi serta mutu pelayanan
terhadap masyarakat dalam hal pendaftaran perkara secara online,
pembayaran secara online, mengirim dokumen persidangan (Replik,
Duplik, Kesimpulan, Jawaban) dan Pemanggilan secara online di
Pengadilan Agama Jambi yang sesuai dengan visi dan misi serta nilai-
nilai organisasi.
4. Bagi Stakeholder
Meningkatkan kualitas Pengadilan Agama sesuai dengan harapan
pemerintah.
C. Ruang Lingkup
Latsar CPNS merupakan kegiatan pelatihan yang inovatif dan
terintegrasi antara pembelajaran klasikal (tempat pelatihan) dan non-
klasikan (instansi kerja). Pola ini bertujuan untuk membuka kesempatan
bagi peserta untuk menginternalisasikan konsep PNS ideal dan
kemudian mengaktualisasikannya di Pengadilan Agama Jambi. Proses
ini merupakan pembelajaran habituasi, yaitu proses pembelajaran
melalui penanaman kebiasaan, sehingga karakter PNS yang
profesional akan melekat. Pelaksanaan Latsar CPNS Formasi Umum
Golongan III Mahkamah Agung RI tahun 2019 bekerjasama dengan
BPSDMD Provinsi Sumatera Selatan dan instansi terkait. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus sampai dengan 4 Oktober 2019
yang terbagi dengan fase on-off campus.
17. 7
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
1.a. Sejarah Organisasi
Eksistensi Peradilan Agama sudah ada sebelum Indonesia
merdeka, namun kewenangannya hanya sebatas mengadili Perkara
dalam ruang lingkup Hukum keluarga diantara orang-orang pribumi
yang beragama Islam. Eksistensi Peradilan Agama yang tercantum
dalam Undang-Undang No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman menegaskan bahwa kedudukan dan tugas Peradilan
Agama sebagai Kekuasaan Kehakiman sejajar dengan Pengadilan lain
yang ada,dikarenakan Peradilan Agama sebagai salah satu Badan
Peradilan Negara disamping tiga Badan Peradilan lainnya (Peradilan
Umum, Militer dan Tata Usaha Negara ) di Negara Republik Indonesia
ini.
Pengadilan Agama Jambi yang berada di wilayah Yuridiksi
Pengadilan Tinggi Agama Jambi yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957 tentang Pembentukan
PengadilanAgama/Mahkamah Syar’iyah diluar Jawa dan Madura yang
kemudian diiringi dengan Penetapan Menteri Agama RI Nomor 58
tahun 1957 tanggal 13 Nopember 1957 tentang Pembentukan
Pengadilan Agama /Mahkamah Syar’iyah di Sumatera. Didirikan pada
tanggal 31 Agustus 1958 berdasarkan Keputusan Menteri Agama
Nomor : B/I/32/1622. Gedung yang ditempati pada waktu itu adalah
bekas kantor Kodim dibelakang Kantor lama Walikota Jambi di depan
rumah sakit Polisi Jalan Raden Mattaher Kota Jambi (menurut suatu
sumber berkantor di Kantor Urusan Agama Batanghari yang terletak di
Kebun Bungo). Kemudian pernah menempati gedung disamping Kantor
Departemen Agama yang sekarang berada di Jl. Prof Dr Hamka
18. 8
simpang Mutiara Kota Jambi dan pada tahun 1977, Pengadilan Agama
Jambi menempati gedung yang dibangun di Jl. Ade Irma Suryani
dibelakang Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jambi di
Komplek Telanaipura dengan biaya PELITA tahun anggaran
1977/1978, kemudian tahun 1998 Pengadilan Agama Jambi pindah dan
menempati gedung sendiri di Jl. Jakarta Kotabaru Kota Jambi.
Selanjutnya Pengadilan Agama Jambi mendapat dana melalui DIPA
Pengadilan Agama Jambi untuk pembangunan Kantor dengan luas
tanah 3500 M2 lantai.
1.b Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Jambi Kelas IA
19. 9
1.c Tugas Pokok dan Fungsi
Pengadilan Agama Jambi merupakan Pengadilan Tingkat Pertama
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Islam dibidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang
dilakukan berdasarkan hukum Islam, serta wakaf, shadaqah dan
ekonomi syariah, sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Undang-undang
Nomor 50 Tahun 2010 tentang Peradilan Agama.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pengadilan Agama
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi
kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan
eksekusi;
2. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding,
kasasi dan peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya;
3. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di
lingkungan Pengadilan Agama (umum, kepegawaian dan keuangan
kecuali biaya perkara);
4. Memberikan Keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum
Islam pada Instansi Pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta
sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-Undang Nomor 50
Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama;
5. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan
pembagian harta peninggalan diluar sengketa antara orang-orang
yang beragama Islam yang dilakukan berdasarkan hukum Islam
sebagaimana diatur dalam Pasal 107 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama;
6. Waarmerking Akta Keahliwarisan di bawah tangan untuk
pengambilan deposito/ tabungan, pensiunan dan sebagainya;
20. 10
7. Pelaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan
hukum, pelaksanaan hisab rukyat, pelayanan riset/penelitian dan
sebagainya.
2. Visi, Misi dan Nilai-nilai Organisasi
Visi :
"Terwujudnya Pengadilan Agama Jambi yang Agung"
Misi :
1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Agama Jambi
2. Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkeadilan Kepada Pencari
Keadilan
3. Meningkatkan Kualitas Pimpinan Pengadilan Agama Jambi
4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Pengadilan Agama
Jambi
Nilai-nilai utama badan peradilan
Nilai-nilai inilah yang akan menjadi dasar perilaku seluruh warga badan
peradilan dalam upaya mencapai visinya adalah:
1. Kemandirian Kekuasaan Kehakiman (Pasal 24 ayat (1) UUD 1945)
a. Kemandirian Institusional:
Badan Peradilan adalah lembaga mandiri dan harus bebas dari
intervensi oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman (Pasal
ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman).
b. Kemandirian Fungsional:
Setiap hakim wajib menjaga kemandirian dalam menjalankan
tugas dan fungsinya (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman). Artinya, seorang
Hakim dalam memutus perkara harus didasarkan pada fakta dan
dasar hukum yang diketahuinya, serta bebas dari pengaruh,
21. 11
tekanan, atau ancaman, baik langsung ataupun tak langsung,
dari manapun dan dengan alasan apapun juga.
2. Integritas dan Kejujuran (Pasal 24A ayat (2) UUD 1945;
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman) Perilaku hakim harus dapat menjadi teladan
bagi masyarakatnya. Perilaku hakim yang jujur dan adil dalam
menjalankan tugasnya, akan menumbuhkan kepercayaan
masyarakat akan kredibilitas putusan yang kemudian dibuatnya.
Integritas dan kejujuran harus menjiwai pelaksanaan tugas aparatur
peradilan.
2. Akuntabilitas (Pasal 52 dan Pasal 53 Undang-Undang No. 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)
Hakim harus mampu melaksanakan tugasnya menjalankan
kekuasaan kehakiman dengan profesional dan penuh tanggung
jawab. Hal ini antara lain diwujudkan dengan memperlakukan pihak-
pihak yang berperkara secara profesional, membuat putusan yang
didasari dengan dasar alasan yang memadai, serta usaha untuk
selalu mengikuti perkembangan masalah-masalah hukum aktual.
Begitu pula halnya dengan aparatur peradilan, tugas-tugas yang
diemban juga harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
dan profesional.
4. Responsibilitas (Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5 UndangUndang No. 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)
Badan Peradilan harus tanggap atas kebutuhan pencari keadilan,
serta berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk
dapat mencapai peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya 20
ringan. Selain itu, hakim juga harus menggali, mengikuti, dan
memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
masyarakat.
22. 12
5. Keterbukaan (Pasal 28D ayat (1) UUD 1945; Pasal 13 dan Pasal 5
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman)
Salah satu upaya badan peradilan untuk menjamin adanya
perlakuan sama di hadapan hukum, perlindungan hukum, serta
kepastian hukum yang adil, adalah dengan memberikan akses
kepada masyarakat untuk memperoleh informasi. Informasi yang
berkaitan dengan penanganan suatu perkara dan kejelasan
mengenai hukum yang berlaku dan penerapannya di Indonesia.
6. Ketidakberpihakan (Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)
Ketidakberpihakan merupakan syarat utama terselenggaranya
proses peradilan yang jujur dan adil, serta dihasilkannya suatu
putusan yang mempertimbangkan pendapat/kepentingan para pihak
terkait. Untuk itu, aparatur peradilan harus tidak berpihak dalam
memperlakukan pihak-pihak yang berperkara.
7. Perlakuan yang sama di hadapan hukum (Pasal 28D ayat (1) UUD
1945; Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 52 UU No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman)
Setiap warga negara, khususnya pencari keadilan, berhak mendapat
perlakuan yang sama dari Badan Peradilan untuk mendapatkan
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sah.
B. Deskripsi Isu/Situasi Prolematik Pengadilan
Setelah melakukan pengamatan dan analisis mengenai
permasalahan di tempat bekerja yakni di Pengadilan Agama Jambi
dilanjutkan dengan konsultasi dengan Coach dan Mentor, maka terpilih
beberapa isu aktual yaitu sebagai berikut:
23. 13
1. Belum ditetapkannya uraian jabatan untuk pengelola aplikasi e-
court di Pengadilan Agama Jambi Kelas I A.
2. Masih minimnya pengetahuan pegawai dalam penerapkan e-
court di Pengadilan Agama Jambi Kelas I A.
3. Belum Optimalnya sosialisasi tentang pelaksanaan E-court di
Pengadilan Agama Jambi Kelas I A.
4. Kurangnya pemenuhan sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan e-court di Pengadilan Agama Jambi Kelas I A.
5. Minimnya SDM pegawai dalam pelaksanaan E-court di
Pengadilan Agama Jambi Kelas I A
Isu-isu di atas dapat digolongkan berdasarkan peran dan kedudukan
ASN yang meliputi; Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of
Government.
Tabel 1. Penggolongan Isu
No. Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
1. Manajemen ASN Belum ditetapkannya uraian jabatan
untuk pengelola aplikasi e-court di
Pengadilan Agama Jambi.
Pengelola aplikasi e-court yang ada di
Pengadilan Agama Jambi belum
memiliki uraian jabatan sehingga saat ini
pengelola aplikasi e-court dalam
melaksanakan tugas nya hanya
berdasarkan dari rincian unit tugas di
unit kerja masing masing.
2. Manajemen ASN dan
Pelayanan Publik
Masih minimnya pengetahuan
pegawai dalam menerapkan e- court
di Pengadilan Agama Jambi.
Pengetahuan pegawai berguna untuk
menentukan penempatan pegawai
berdasarkan kompetensi yang dimiliki
masing-masing individu, namun saat ini
belum optimal nya penempatan yang
ada di Pengadilan Agama Jambi sesuai
dengan kompetensi.
3. Pelayanan Publik dan
Whole of Government
Belum Optimalnya sosialisasi
tentang pelaksanaan E-court di
Pengadilan Agama Jambi Kelas I
A.
E-Court sendiri adalah sebuah
instrumen Pengadilan sebagai
bentuk pelayanan terhadap
masyarakat dalam hal pendaftaran
perkara secara online, pembayaran
secara online, mengirim dokumen
persidangan (Replik, Duplik,
Kesimpulan, Jawaban) dan
Pemanggilan secara online . E-
court merupakan pelayanan public
yang memberikan kemudahan bagi
masyarakat yang sangat
berpengaruh pada pelayanan public
dan tentunya adanya whole of
government.
24. 14
4. Pelayanan Publik,
Manajemen SDM, Whole
of Government
Kurangnya pemenuhan sarana
dan prasarana dalam
pelaksanaan e-court di di
Pengadilan Agama Jambi Kelas I
A.
Dalam penerapan E-court di
Pengadilan Agama perlu didukung
sarana dan prasarana yang
memadai seperti jaringan internet,
computer dsb. Tentu hal ini
mengoptimalkan pelaksanaan E-
court.
5. Manajemen SDM,
Pelayanan Publik
Minimnya SDM pegawai dalam
pelaksanaan E-court di
Pengadilan Agama Jambi Kelas I
A
SDM adalah hal yang sangat
penting dalam mengoptimalkan
aplikasi E-Court. Terdapat
rangkaian kegiatan dalam
pelaksanaan E-court dimana
memerlukan jumlah SDM yang
cukup untuk mengantisipasi
tumpeng tindih pekerjaan.
C. Analisis Isu
Dari isu aktual yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan
proses pemilihan isu terpilih dengan analisis kriteria Aktual,
Kekhalayakan Problematik dan Kelayakan (AKPK).
Tabel 2. Identifikasi isu berdasarkan Kriteria AKPK.
NO. ISU A
(1-
5)
K
(1-5)
P
(1-5)
K
(1-5)
JL
H
PERINGKAT
1.
Belum ditetapkannya uraian jabatan
untuk pengelola aplikasi e-court di
Pengadilan Agama Jambi.
4 3 2 3 12 2
2.
Masih minimnya pengetahuan pegawai
dalam menerapkan aplikasi e-court di
Pengadilan Agama Jambi.
4 3 4 4 15 1
3.
Belum Optimalnya sosialisasi tentang
pelaksanaan E-court di Pengadilan
Agama Jambi Kelas I A.
4 3 2 3 12 3
4.
Kurangnya pemenuhan sarana dan
prasarana dalam pelaksanaan e-court di
di Pengadilan Agama Jambi Kelas I A.
4 3 2 2 11 4
5.
Minimnya SDM pegawai dalam
pelaksanaan E-court di Pengadilan
Agama Jambi Kelas I A
4 3 2 2 11 5
Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut kemudian
diambil tiga nilai tertinggi yaitu:
1. Belum ditetapkannya uraian jabatan untuk pengelola aplikasi e-
court di Pengadilan Agama Jambi.
25. 15
2. Masih minimnya pengetahuan pegawai dalam menerapkan
aplikasi e-court di Pengadilan Agama Jambi.
3. Belum optimalisasi sosialisasi tentang pelaksanaan E-court di
Pengadilan Agama Jambi Kelas I A.
Dari ketiga kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut
kemudian dilkaukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan
alat analisis USG.
USG (kualitas isu) yakni:
1. Urgency: seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti
2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan
rentang nilai 1 sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai menunjukkan
bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera
ditangani
Analisis kualiatas isu dengan menggunakan alat analisis USG.
Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG
NO.
Penilaian
Masalah
Kreteria
JLH PERINGKAT
U
(1-5)
S
(1-5)
G
(1-5)
1.
Belum ditetapkannya uraian jabatan untuk
pengelola aplikasi e-court di Pengadilan
Agama Jambi.
3 3 3 9 3
2.
Masih minimnya pengetahuan pegawai
dalam menerapkan aplikasi e-court di
Pengadilan Agama Jambi.
4 5 4 13 1
3.
Belum optimalnya sosialisasi tentang
pelaksanaan E-court di Pengadilan Agama
Jambi Kelas I A.
3 3 4 10 2
26. 16
Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG maka
tergambar ranking tertinggu yang merupakan isu final yang perlu
dicarikan pemecahan masalahnya yaitu: Masih minimnya
pengetahuan pegawai dalam menerapkan aplikasi e-court di
Pengadilan Agama Jambi
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih
Setelah melewati proses identifikasi isu menggunakan kriteria AKPK
dan USG didapatkan 1 isu prioritas yang akan yang akan dicari
penyelesaiannya, yaitu:
“Masih minimnya pengetahuan pegawai dalam menerapkan aplikasi
e-court di Pengadilan Agama Jambi”.
Untuk mencari akar permasalahan dari isu prioritas diatas, maka
dilakukan teknik analisis isu dengan ,menggunakan mind map.
Gambar 2.Diagram Mind Map Isu terpilih
Isu :
Masih minimnya pengetahuan pegawai dalam
menerapkan aplikasi e-court di Pengadilan Agama Jambi.
Masih belum fahamnya
pegawai dalam
mengoperasikan
aplikasi e-court di
Pengadilan Agama
Jambi
Belum terlaksananya secara optimal
PERMA RI No. 3 Tahun 2018 tentang
Administrasi Perkara di Pengadilan
Secara Elektronik
Solusi :
Peningkatan pengetahuan pegawai dalam menerapkan
aplikasi e-court di Pengadilan Agama Jambi.
27. 17
Dari hasil analisa mengunakan diagram Mind Map, akar
permasalahan dari isu yang terpilih terdapat permasalahan yang
menyebabkan terjadinya isu yaitu .masih kurangnya pengetahuan
pegawai dalam menerapkan aplikasi e-court di Pengadilan Agama
Jambi.
Hal-hal yang menjadi pertimbangan, yakni :
1. Sosialisasi kepada kuasa hukum dan masyarakat telah
dilakukan baik secara langsung maupun melalui banner, website
atau media social
2. Sarana dan prasana e-court telah memadai dengan adanya
jaringan internet yang kuat, perangkat computer dsb
3. Uraian jabatan telah dibuat untuk masing-masing petugas atau
pegawai yang terkait, sehingga masing-masing sudah
mengetahui job describes nya.
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS
Nilai-nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ANEKA)
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas penting untuk dijaga oleh semua institusi dan unit di
dalamnya. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu
menjadi insan yang bertanggungjawab atas amanah jabatan yang
telah diberikan. Peningkatan akuntabilitas individu akan berdampak
pada peningkatan akuntabilitas instansi. PNS bertugas untuk
mewujudkan nilai-nilai publik. Nilai-nilai tersebut seperti:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
28. 18
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku
pada setiap unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada
atasannya.
Adapun nilai-nilai dasar akuntabilitas yaitu:
Tabel 4 Nilai Dasar Akuntabilitas
Nilai Dasar Akuntabilitas
• Kepemimpinan
• Transparansi
• Integritas
• Tanggungjawab
• Keadilan
• Kejelasan
• Keseimbangan
• Kejelasan
• Konsistensi
Akuntabilitas mengharuskan pejabat suatu jabatan menjalankan tugas
dan fungsinya dengan baik. Salah satu indikatornya adalah dengan
melaporkan keseluruhan kegiatan yang dilakukannya secara berkala
sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Aspek-aspek
akuntabilitas mencakup antara lain sebagai berikut :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan. ASN bekerja atas regulasi
dan SOP (Standard of Procedure) yang berlaku. Dalam
menjalankan tugasnya, ASN harus bisa memastikan hubungan
antara dirinya dengan atasan dan masyarakat berjalan dengan
baik.
29. 19
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil. Akuntabilitas mengarahkan
ASN untuk menjadi insan yang bertanggungjawab dan inovatif.
ASN harus mampu berkontribusi positif demi kemajuan bangsa
yang berujung pada kesejahteraan.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan. Perwujudan dari rasa
tanggung jawab adalah adanya laporan kinerja.
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi. Setiap kinerja ASN akan
menghasilkan konsekuensi. Akuntabilitas memastikan ASN akan
mendapatkan reward jika produktif, memberikan punishment
ketika menyimpang dari aturan yang berlaku.
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja. Akuntabilitas bertujuan untuk
memperbaiki sistem kerja ASN dari waktu ke waktu. Dewasa ini
kemajuan teknologi informasi memberikan peluang bagi
terciptanya e-Government yang mengedepankan pemerintah yang
dinamis dan transparan. Sehingga proses-proses
penyelenggaraan negara menjadi lebih baik.
2. Nasionalisme
Salah satu fungsi dari ASN sesuai dengan pasal 10
UndangUndang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
adalah pelaksana kebijakan. ASN memiliki peran untuk mendukung
pemerintah yang sedang berjalan sesuai dengan konstitusi negara.
Nasionalisme berkaitan erat dengan rasa cinta terhadap negara.
Nasionalisme. Nasionalisme juga meliputi seperangkat nilai yang
mengandung cita-cita kemerdekaan suatu bangsa. Cita-cita
Indonesia telah tertuang dalam Pembukaan Undang Undang Dasar
1945 yang secara umum menginginkan terciptanya kemakmuran
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
30. 20
Patologi birokrasi mesti dihindari karena dapat mengakibatkan
ASN menjadi individualis, mempertahankan status quo, tertutup
terhadap perubahan, dan melakukan pemusatan serta berpotensi
menyalahgunakan wewenang yang diberikan. ini membuat birokrasi
juga dapat memiliki kecenderungan mengutamakan kepentingan
sendiri, mempertahankan status quo dan resisten terhadap
perubahan serta melakukan pemusatan kekuasaan. Patologi
birokrasi ini tentunya akan mengikis rasa nasionalisme akibat stigma
buruk masyarakat terhadap birokrasi. ASN harus mengedepankan
etika publik dalam menjalankan tugasnya. Masyarakat tentunya akan
lebih nyaman ketika dilayani oleh ASN yang bertutur kata sopan dan
menunjukkan keikhlasan dalam bekerja daripada oleh ASN yang
hanya mengedepankan materi atas apa yang ia kerjakan. Dalam UU
No 5 tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika
diangkat menjadi PNS, disana dinyatakan bahwa PNS akan
senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa menjunjung tinggi
martabat PNS serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara
dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan”.
Pengucapan sumpah tersebut merupakan bentuk janji dan loyalitas
ASN kepada negara. ASN merupakan unit pendukung terciptanya
cita-cita negara sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Pancasila, UUD 1945, dan NKRI adalah hal yang tidak bisa ditawar
sebagai semangat bangsa. Maka dari itu, seorang ASN harus
mengorbankan jiwa dan raga untuk mempertahankan keutuhan
negara dan bangsa. Nilai-nilai dasar nasionalisme adalah sebagai
berikut.
31. 21
Tabel 5 Nilai Dasar Nasionalisme
Nilai Dasar Nasionalisme
• Menghormati Pendapat
Orang Lain (Sila ke-4)
• Cinta Tanah Air (Sila ke
3)
• Tidak Diskriminatif (Sila
ke 3)
• Tenggang Rasa (Sila ke
2)
• Rela Berkorban (Sila ke 3)
• Kepentingan Bersama (Sila
ke 3)
• Disiplin ( Sila ke 2)
• Membela Kebenaran (Sila
ke 2)
• Musyawarah Mufakat (Sila
ke 4)
• Menggunakan Bahasa
Indonesia Yang Baik dan
Benar
3. Etika Publik
Etika dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar
atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang
baik atau benar. Keterkaitan dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik
atau buruk serta benar atau salahnya perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, antara lain :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
32. 22
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10.Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11.Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
12.Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
14.Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
Tabel 6 Nilai Dasar Etika Publik
Nilai Dasar Etika Publik
• Jujur
• Tanggap
• Cepat
• Santun
• Tepat
• Akurat
• Profesional
• Netralitas/Mandiri
• Kesetaraan
• Kebaikan
• Sabar
• Disiplin
• Transparansi
• Integritas
• Akuntabilitas
• Efektif
• Efisien
• Efektivitas
• Kebenaran
• Keadilan
• Religius
• Kebijaksanaan
• Kepemimpinan
• Komunikasi
• Konsultasi
• Kerjasama
• Pencapaian Hasil
4. Komitmen Mutu
Nilai komitmen mutu dibentuk dari beberapa konsep seperti
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu. Mutu menurut Edward
Deming adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Sedangkan menurut Crossby, mutu merupakan nihil
cacat, kesempurnaan, dan kesesuaian terhadap persyaratan (Yamit,
2010). Mutu dapat diartikan sebagai nilai keunggulan dari suatu
produk barang atau jasa. Mutu tentunya juga menjadi daya tarik bagi
konsumen ketika akan membeli suatu produk barang atau jasa.
Semakin baik mutunya, maka semakin besar barang atau jasa
tersebut digunakan oleh konsumen. Suatu organisasi harus
berfokus pada bagaimana meningkatkan mutu yang dimilikinya.
Terdapat berbagai cara untuk meningkatkan mutu salah satunya
dengan memberikan uraian tugas (job description) yang jelas bagi
33. 23
setiap orang yang bertugas dalam organisasi tersebut. Zulian Yamit
(2010) menyatakan bahwa ada beberapa instrumen untuk
meningkatkan mutu yaitu: “brainstorming, motivating, nominal group
technique (NGT), chart, cause and effect and effect diagram, data
collection, pareto chart, histogram, scatter diagram, and control
chart” Karakteristik nilai dasar orientasi mutu dalam suatu layanan
seperti:
1. Komitmen bagi kepuasan masyarakat
2. Pemberian layanan yang cepat, tepat, dan dengan senyum
ramah
3. Pemberian layanan yang menyentuh hati, tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan sehingga meskipun
dengan fasilitas seadanya namun tetap dapat memberikan
kepuasan bagi masyarakat
4. Pemberian layanan yang dapat memberikan perlindungan
kepada publik, terutama ketika terjadi perubahan, baik tuntuan
kebutuhan pelanggan, perkembangan teknologi, maupun
sebagai dampak dari lahirnya kebijakan baru
5. Penggunaan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan
6. Upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara
seperti: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi, dan benchmark.
Pelayanan yang prima berbanding lurus kualitas mutu yang ada.
Mutu akan meningkatkan ketertarikan pengguna jasa (user). Dalam
konteks layanan, kepuasan user menjadi sangat penting sebagai
pembuktian perubahan sistem ke arah yang lebih baik dari waktu ke
waktu. dengan Inti dari pelayanan adalah memberi sesuatu kepada
pihak lain.
34. 24
Tabel 7 Nilai Dasar Komitmen Mutu
Nilai Dasar Komitmen Mutu
• Cepat
• Cermat
• Efisien
• Efektif
• Tepat Waktu
• Profesional
• Teliti
• Upaya Perbaikan
• Kreatif
• Responsif
• Inovatif
• Akurat
5. Anti-Korupsi
Korupsi menjadi permasalahan yang telah mengakar dan sulit
diselesaikan secara total. Korupsi berkaitan erat dengan moralitas
individu. Korupsi tidak hanya merugikan diri sendiri karena bisa
tersangkut kasus hukum, namun juga merugikan masyarakat karena
berkurangnya anggaran yang seharusnya bisa membangun berbagai
wilayah di Indonesia terkhususnya di wilayah pinggiran.
Korupsi mencederai banyak nilai yang dianut oleh ASN. ASN yang
koruptif sudah pasti tidak akan menjadi ASN yang akuntabel. Para
koruptor selalu menghindari transpansi. Transparansi merupakan hal
penting dalam mencapai institusi yang akuntabel dan kredibel. Di
daerah, perilaku koruptif cenderung sering terjadi. Kondisi ini jarak
daerah dan pusat yang jauh sehingga pengawasan yang dilakukan oleh
pusat terhadap daerah semakin melemah.
Tabel 8 Nilai Dasar Anti-Korupsi
Nilai Dasar Anti Korupsi
• Jujur
• Peduli
• Mandiri
• Disiplin
• Tanggungjawab
• Kerja keras
• Sederhana
• Berani
• Adil
35. 25
Nilai-nilai Dasar Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Manajemen PNS
Manajemen ASN berkaitan dengan pengembangan karir,
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pola karir, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan.
Adapun peran dari PNS yaitu sebagai perencana, pelaksana,
dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Nilai-nilai dasar Manajemen ASN meliputi :
1. Profesionalitas
2. Proporsionalitas
3. Keterpaduan
4. Delegasi
5. Netralitas
6. Menghindari Konflik
7. Melaksanakan Tugas Sesuai Perintah
2. Pelayanan Publik
Salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik. Pelayan
publik harus mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan
pribadi. Pelayan publik juga harus dapat memberikan layanan yang
prima kepada pelanggan atau user. Salah satu bukti terciptanya
layanan prima adalah dengan meningkatkan kepuasan pelanggan yang
dapat dibuktikan dengan kuesioner atau secara umum tidak terjadi
36. 26
penolakan dari lingkungan. Tolak ukur dalam melaksanakan pelayanan
publik adalah dengan tersedianya layanan prima yang memiliki dimensi
waktu, dimensi biaya, dimensi kualitas dan dimensi moral.
Berdasarkan UU REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009
TENTANG PELAYANAN PUBLIK. Dalam pasal 4 dijelaskan tentang
asas/nilai-nilai penyelenggaraan pelayanan publik yaitu :
1. kepentingan umum; yaitu Pemberian pelayanan tidak boleh
mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan.
2. kepastian hukum; yaitu Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban
dalam penyelenggaraan pelayanan.
3. kesamaan hak; yaitu Pemberian pelayanan tidak membedakan
suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi
4. keseimbangan hak dan kewajiban; yaitu Pemenuhan hak harus
sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh
pemberi maupun penerima pelayanan
5. keprofesionalan; yaitu Pelaksana pelayanan harus memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.
6. partisipatif; yaitu Peningkatan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan, dan harapan masyarakat.
7. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; yaitu Setiap warga
negara berhak memperoleh pelayanan yang adil.
8. keterbukaan; yaitu Setiap penerima pelayanan dapat dengan
mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai
pelayanan yang diinginkan.
9. akuntabilitas; yaitu Proses penyelenggaraan pelayanan harus
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
37. 27
10.fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; yaitu
Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga
tercipta keadilan dalam pelayanan.
11.ketepatan waktu; yaitu Penyelesaian setiap jenis pelayanan
dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan.
12.kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Yaitu Setiap jenis
pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.
3. Whole of Government
Whole of Government (WoG) memiliki arti sebagai pola interaksi
yang dilakukan oleh institusi untuk menciptakan model pendektan
integratif satu atap untuk memecahkan masalah yang timbul secara
bersama. Setiap permasalahan punya cirinya masing-masing sehingga
butuh langkah yang memenuhi unsur Koordinasi, Integrasi, Simplifikasi,
dan Sinkronisasi (KISS) Inti dari WoG menurut Haligan (2011) adalah
koordinasi- kolaborasi secara integratif serta manajemen berbagai
tugas dan fungsi-fungsi di dalam organisasi tanpa adanya kontrol
hierarkis di antara sesama partisipan yang ditujukan untuk memperoleh
suatu hasil (outcome) yang tidak dapat dicapai apabila bekerja sendiri.
Nilai – nilai dasar Whole of Government adalah :
a. Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan
efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan
b. Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar
lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh
c. Singkronisasi
38. 28
Singkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang
berasal dari berbagai sumber , dengan menyingkronkan seluruh
sumber tersebut.
d. Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait
data/proses disuatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga
dan biaya.
F. Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Pengadilan Agama Jambi
Identifikasi Isu
:
Isu yang diangkat :Masih minimnya pengetahuan pegawai
dalam penerapkan e-court di Pengadilan
Agama Jambi Kelas I A.
1. Belum ditetapkannya uraian jabatan untuk
pengelola aplikasi e-court di Pengadilan
Agama Jambi Kelas I A.
2. Masih minimnya pengetahuan pegawai
dalam penerapkan e-court di Pengadilan
Agama Jambi Kelas I A.
3. Belum Optimalnya sosialisasi tentang
pelaksanaan E-court di Pengadilan Agama
Jambi Kelas I A.
4. Kurangnya pemenuhan sarana dan
prasarana dalam pelaksanaan e-court di
Pengadilan Agama Jambi Kelas I A.
5. Minimnya SDM pegawai dalam pelaksanaan
E-court di Pengadilan Agama Jambi Kelas I
A
39. 29
Gagasan pemecahan Isu :
1. Mengadakan Rapat Koordinasi antar stakeholder untuk berbagi
pengetahuan tentang e-court di Pengadilan Agama Jambi
2. Merilis berita kegiatan rapat ke website Pengadilan Agama Jambi
3. Sosialisasi e-court dengan e-learning di Pengadilan Agama Jambi
4. Menganalisis kebutuhan pelatihan teknis pegawai yang
berhubungan dengan aplikasi e-court di Pengadilan Agama Jambi
5. Membuat Kuesioner Online untuk monitoring pelaksanaan e-court
di Pengadilan Agama Jambi.
40. 30
Keterkaitan kegiatan-kegiatan tersebut dengan Nilai dasar ANEKA tercantum pada formulir 1 sebagai berikut
Tabel 9 Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan (Formulir 1 )
No Kegiatan Tahapan Output/ Hasil
Keterkaitan Nilai-nilai
Profesi PNS
Kontribusi
Terhadap Visi
Misi
Organisasi
Penguatan
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Mengadakan Rapat
Koordinasi antar
stakeholder untuk
menyampaikan
pengetahuan tentang
e-court
.
a. Melakukan konsultasi dengan
Ketua Pengadilan Agama Jambi
(sekaligus mentor) dan Wakil Ketua
serta meminta persetujuan untuk
mengadakan rapat koordinasi
dalam rangka sharing pengetahuan
tentang e-court.
b. Berkoordinasi dengan admin e-
court atau pejabat terkait dalam
pelaksanaan kegiatan.
c. Menyiapkan bahan materi tentang
e-court dari sumber web badan
litbang mahkamah Agung RI dan
sumber lain yang telah ada di
Pengadilan Agama Jambi.
d. Menyiapkan surat undangan tertuju
kepada Hakim, Jajaran
Kepaniteraan dan Kesekretariatan
yang ditandatangani pimpinan
yang telah berkoordinasi dengan
Kassubag Kepegawaian & Ortala
a) Capture sumber
informasi bahan
e-court
b) Surat Undangan
c) Capture nomor
surat keluar
elektronik
d) Dokumen daftar
hadir peserta
e) Dokumen
notulen hasil
rapat koordinasi
f) Foto Kegiatan
• Akuntabilitas:
Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab,
Keadilan, Kepercayaan,
Keseimbangan, Kejelasan
dan Konsisten
• Nasionalisme:
Kepentingan bersama,
tidak diskriminatif,
Musyawarah mufakat,
menghormati pendapat
orang lain, dan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar.
• Etika Publik : Ramah,
Sopan,
• Komitmen Mutu: Inovasi,
responsive, efektif
Mengadakan
Rapat koordinasi
antar stakeholder
untuk
menyampaikan
gagasan dan
berbagi
pengetahuan
tentang e-court
sesuai dengan visi
dan misi yakni
1. Menjaga
Kemandirian
Pengadilan
Agama Jambi
2. Meningkatkan
Kualitas
1. Integritas dan
Kejujuran
2. Akuntabilitas
3. Responsibiltas
4. Keterbukaan
5. Ketidakberpihakan
41. 31
e. Memohon bantuan kepada staff
umum untuk menginput nomor
surat Undangan secara elektronik
f. Menyiapkan daftar hadir yang
diketahui Ketua Pengadilan
g. Pelaksanaan rapat koordinasi
h. Membuat Notulen hasil rapat yang
disetujui Ketua Pengadilan Agama
Jambi
• Anti Korupsi: Tanggung
jawab, adil, peduli
• Manajemen ASN
:Profesional, netral,
keterpaduan,
menghindari konflik,
• Pelayanan Publik: :
Pembaharuan, lebih baik
• WoG :
Integrasi, Koordinasi,
kolaborasi
Pimpinan
Pengadilan
Agama Jambi
3. Meningkatkan
Kredibilitas
dan
Transparansi
Pengadilan
Agama Jambi
2. Merilis atau upload
berita kegiatan rapat ke
Website Pengadilan
Agama Jambi
a Melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan Kassubag
Perencanaan, TI dan Pelaporan
setiap berita yang akan diupload.
b Membuka halaman admin dan
login
c Membuat konsep berita yang akan
diupload via halaman admin
d Mengupload atau merilis berita
kegiatan kedalam website
• Capture login
administrator
Website
• Capture konsep
pembuatan
berita di
halaman admin
• Capture Hasil
rilis berita
website tentang
rapat koordinasi
• Foto Kegiatan
• Akuntabilitas:
Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab,
Keadilan, Kepercayaan,
Keseimbangan,
Kejelasan dan Konsisten
• Nasionalisme:
Kepentingan bersama,
tidak diskriminatif,
Musyawarah mufakat,
menghormati pendapat
orang lain, dan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar.
• Etika Publik : Ramah,
Sopan,
Mengadakan
Kegiatan ini
sesuai dengan visi
dan misi yakni
1. Menjaga
Kemandirian
Pengadilan
Agama Jambi
2. Meningkatkan
Kualitas
Pimpinan
Pengadilan
Agama Jambi
3. Meningkatkan
Kredibilitas
1. Integritas dan
Kejujuran
2. Akuntabilitas
3. Responsibiltas
4. Keterbukaan
5. Ketidakberpihakan
42. 32
• Komitmen Mutu:
Inovasi, responsive,
efektif
• Anti Korupsi: Tanggung
jawab, adil, peduli
• Manajemen ASN
:Profesional, netral,
keterpaduan,
menghindari konflik,
• Pelayanan Publik: :
Pembaharuan, lebih baik
• WoG :
Integrasi, Koordinasi,
kolaborasi
dan
Transparansi
Pengadilan
Agama Jambi
3. Sosialisasi e-court
dengan e-learning
a. Konsultasi dengan Ketua
Pengadilan Agama Jambi
(sekaligus mentor) meminta
persetujuan untuk mengadakan
sosialisasi e-court melalui e-
learning.
b. Berkoordinasi dengan admin e-
court atau pejabat terkait
c. Menyiapkan surat undangan yang
ditandatangani pimpinan
• Surat Undangan
• Capture nomor
surat keluar
elektronik
• Capture hasil
pencarian
panduan
penggunaan e-
learning dan
• Akuntabilitas:
Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab,
Keadilan, Kepercayaan,
Keseimbangan,
Kejelasan dan Konsisten
• Nasionalisme:
Kepentingan bersama,
tidak diskriminatif,
Musyawarah mufakat,
menghormati pendapat
orang lain, dan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar.
Mengadakan
Kegiatan ini
sesuai dengan visi
dan misi yakni
1. Menjaga
Kemandirian
Pengadilan
Agama Jambi
2. Meningkatkan
Kualitas
Pimpinan
Pengadilan
Agama Jambi
1. Integritas dan
Kejujuran
2. Akuntabilitas
3. Responsibiltas
4. Keterbukaan
5. Ketidakberpihakan
43. 33
d. Memohon bantuan kepada staff
umum untuk menginput nomor
surat Undangan secara elektronik
e. Menyiapkan dokumen panduan
penggunaan e-learning yang telah
di download dari www. e-
learning.mahkamahagung.go.id
f. Melaksanakan kegiatan sosialisasi
e-court dengan e-learning
g. Menyiapkan daftar hadir yang
diketahui Ketua Pengadilan
h. Membuat Notulen hasil rapat yang
disetujui Ketua Pengadilan Agama
Jambi
pembelajaran e-
court.
• Dokumen daftar
hadir peserta
• Dokumen
notulen hasil
sosialisasi
• Foto Kegiatan
• Etika Publik : Ramah,
Sopan,
• Komitmen Mutu:
Inovasi, responsive,
efektif
• Anti Korupsi: Tanggung
jawab, adil, peduli
• Manajemen ASN
:Profesional, netral,
keterpaduan,
menghindari konflik,
• Pelayanan Publik: :
Pembaharuan, lebih baik
• WoG :
Integrasi, Koordinasi,
kolaborasi
3. Meningkatkan
Kredibilitas
dan
Transparansi
Pengadilan
Agama Jambi
4. Analisis Kebutuhan
pelatihan teknis
pegawai yang
berhubungan dengan
aplikasi e-court di
Pengadilan Agama
Jambi.
a. Melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan atasan
(Kassubag Kepegawaian dan
Ortala).
b. Membuat naskah kuisioner jenis
kebutuhan diklat secara elektronik
dimana susunan pertanyaannya
dari berbagai sumber yang
berhubungan dengan diklat.
c. Menentukan responden kuesioner
dalam hal ini terdapat minimal 10
a. Naskah
kuisioner
elektronik
b. Surat
Permohonan
Pengisian
Kuesioner
c. Capture nomor
surat
d. Hasil Kuesioner
Elektronik
• Akuntabilitas:
Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab,
Keadilan, Kepercayaan,
Keseimbangan,
Kejelasan dan Konsisten
• Nasionalisme:
Kepentingan bersama,
tidak diskriminatif,
Musyawarah mufakat,
Mengadakan
kegitan ini sesuai
dengan visi dan
misi yakni
1. Menjaga
Kemandirian
Pengadilan
Agama Jambi
2. Meningkatkan
Kualitas
1. Integritas dan
Kejujuran
2. Akuntabilitas
3. Responsibiltas
4. Keterbukaan
5. Ketidakberpihakan
44. 34
responden yang mewakili masing-
masing lini kerja.
d. Membuat surat permohonan
pengisian kuesioner kepada
pegawai yang ditandatangani
pimpinan.
e. Memohon bantuan staff umum
untuk menginput nomor surat
secara elektronik.
f. Menyebarkan dan memandu
responden dalam pengisian
kuesioner
g. Menganalisis kebutuhan pelatihan
berdasarkan hasil kuesioner
terutama berkaitan dengan aplikasi
e-court
h. Melaporkan hasil analisis kepada
pimpinan (sekretaris).
e. Hasil analisis
kebutuhan
pelatihan
f. Foto Kegiatan
menghormati pendapat
orang lain, dan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar.
• Etika Publik : Ramah,
Sopan,
• Komitmen Mutu:
Inovasi, responsive,
efektif
• Anti Korupsi: Tanggung
jawab, adil, peduli
• Manajemen ASN
:Profesional, netral,
keterpaduan,
menghindari konflik,
• Pelayanan Publik: :
Pembaharuan, lebih baik
• WoG :
Integrasi, Koordinasi,
kolaborasi
Pimpinan
Pengadilan
Agama Jambi
3. Meningkatkan
Kredibilitas
dan
Transparansi
Pengadilan
Agama Jambi
5. Melakukan evaluasi
pelaksanaan e-court
a Melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan Panitera (salah
satu pimpinan satker).
b Membuat naskah kuisioner secara
elektronik dan menentukan
responden
a. Naskah
kuisioner
elektronik
b. Permohonan
Pengisian
Kuesioner
c. Capture Nomor
Surat Elektronik
• Akuntabilitas:
Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab,
Keadilan, Kepercayaan,
Keseimbangan,
Kejelasan dan Konsisten
Mengadakan
Kegiatan ini
sesuai dengan visi
dan misi yakni
1. Menjaga
Kemandirian
1. Integritas dan
Kejujuran
2. Akuntabilitas
3. Responsibiltas
4. Keterbukaan
5. Ketidakberpihakan
45. 35
c Membuat surat permohonan
pengisian kuesioner kepada
seluruh responden.
d Memohon bantuan kepada staff
umum untuk menginput nomor
surat secara elektronik
e Menyebar dan memandu
responden dalam pengisian
kuesioner
f Melaporkan hasil kuesioner kepada
pimpinan Pengadilan Agama
Jambi.
-
d. Hasil Kuesioner
Elektronik
e. Foto Kegiatan
• Nasionalisme:
Kepentingan bersama,
tidak diskriminatif,
Musyawarah mufakat,
menghormati pendapat
orang lain, dan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar.
• Etika Publik : Ramah,
Sopan,
• Komitmen Mutu:
Inovasi, responsive,
efektif
• Anti Korupsi: Tanggung
jawab, adil, peduli
• Manajemen ASN
:Profesional, netral,
keterpaduan,
menghindari konflik,
• Pelayanan Publik: :
Pembaharuan, lebih baik
• WoG :
Integrasi, Koordinasi,
kolaborasi
Pengadilan
Agama Jambi
2. Meningkatkan
Kualitas
Pimpinan
Pengadilan
Agama Jambi
3. Meningkatkan
Kredibilitas
dan
Transparansi
Pengadilan
Agama Jambi
46. 36
G. Jadwal Kegiatan
Jadwal aktualisasi yang akan dilaksaanakan saat habituasi di
Pengadilan Agama Jambi.
No Kegiatan Tahapan
Time
Schedule
(Penjadwal
an)
1 2 3 4
1. Mengadakan Rapat
Koordinasi antar
stakeholder untuk
menyampaikan
pengetahuan
tentang e-court
a. Melakukan konsultasi
dengan Ketua
Pengadilan Agama
Jambi (sekaligus
mentor) dan Wakil
Ketua serta meminta
persetujuan untuk
mengadakan rapat
koordinasi dalam
rangka sharing
pengetahuan tentang e-
court.
b. Berkoordinasi dengan
admin e-court atau
pejabat terkait dalam
pelaksanaan kegiatan.
c. Menyiapkan bahan
materi tentang e-court
dari sumber web badan
litbang mahkamah
Agung RI dan sumber
lain yang telah ada di
Pengadilan Agama
Jambi.
d. Menyiapkan surat
undangan tertuju
kepada Hakim, Jajaran
Kepaniteraan dan
Kesekretariatan yang
ditandatangani
pimpinan yang telah
berkoordinasi dengan
Kassubag
Kepegawaian & Ortala
Minggu I
47. 37
e. Memohon bantuan
kepada staff umum
untuk menginput nomor
surat Undangan secara
elektronik
f. Menyiapkan daftar hadir
yang diketahui Ketua
Pengadilan
g. Pelaksanaan rapat
koordinasi
h. Membuat Notulen hasil
rapat yang disetujui
Ketua Pengadilan
Agama Jambi
2. Merilis atau upload
berita kegiatan
rapat ke Website
Pengadilan Agama
Jambi
a Melakukan konsultasi
dan koordinasi dengan
Kassubag
Perencanaan, TI dan
Pelaporan setiap berita
yang akan diupload.
b Membuka halaman
admin dan login
c Membuat konsep berita
yang akan diupload via
halaman admin
d Mengupload atau
merilis berita kegiatan
kedalam website
Minggu I
3. Sosialisasi e-court
dengan e-learning
a. Konsultasi dengan
Ketua Pengadilan
Agama Jambi (sekaligus
mentor) meminta
persetujuan untuk
mengadakan sosialisasi
e-court melalui e-
learning.
b. Berkoordinasi dengan
admin e-court atau
pejabat terkait
c. Menyiapkan surat
undangan yang
ditandatangani
pimpinan
Minggu II
48. 38
d. Memohon bantuan
kepada staff umum
untuk menginput nomor
surat Undangan secara
elektronik
e. Menyiapkan dokumen
panduan penggunaan
e-learning yang telah di
download dari www. e-
learning.mahkamahagu
ng.go.id
f. Melaksanakan kegiatan
sosialisasi e-court
dengan e-learning
g. Menyiapkan daftar hadir
yang diketahui Ketua
Pengadilan
h. Membuat Notulen hasil
rapat yang disetujui
Ketua Pengadilan
Agama Jambi
4. Analisis Kebutuhan
pelatihan teknis
pegawai yang
berhubungan
dengan aplikasi e-
court di Pengadilan
Agama Jambi.
a. Melakukan konsultasi
dan koordinasi dengan
atasan (Kassubag
Kepegawaian dan
Ortala).
b. Membuat naskah
kuisioner jenis
kebutuhan diklat secara
elektronik dimana
susunan pertanyaannya
dari berbagai sumber
yang berhubungan
dengan diklat.
c. Menentukan responden
kuesioner dalam hal ini
terdapat minimal 10
responden yang
mewakili masing-
masing lini kerja.
d. Membuat surat
permohonan pengisian
kuesioner kepada
pegawai yang
Minggu III
49. 39
ditandatangani
pimpinan.
e. Memohon bantuan staff
umum untuk menginput
nomor surat secara
elektronik.
f. Menyebarkan dan
memandu responden
dalam pengisian
kuesioner
g. Menganalisis
kebutuhan pelatihan
berdasarkan hasil
kuesioner terutama
berkaitan dengan
aplikasi e-court
h. Melaporkan hasil
analisis kepada
pimpinan (sekretaris).
5. Melakukan
evaluasi
pelaksanaan e-
court
a Melakukan konsultasi
dan koordinasi dengan
Panitera (salah satu
pimpinan satker).
b Membuat naskah
kuisioner secara
elektronik dan
menentukan responden
c Membuat surat
permohonan pengisian
kuesioner kepada
seluruh responden.
d Memohon bantuan
kepada staff umum
untuk menginput nomor
surat secara elektronik
e Menyebar dan
memandu responden
dalam pengisian
kuesioner
f Melaporkan hasil
kuesioner kepada
pimpinan Pengadilan
Agama Jambi.
-
Minggu IV
50. 40
H. Kendala dan Antisipasi
Adapun kendala dan antisipasinya, yaitu sesuai dengan tabel
berikut:
Tabel 10 Tabel kendala dan antisipasi dalam habituasi
No Kendala yang Mungkin Terjadi Antisipasi
1. Waktu untuk melaksanakan
kegiatan aktualisasi sangat
singkat
Menggunakan waktu
seefektif mungkin
2. Pada saat akan melaksanakan
kegiatan aktualisasi yang sudah
direncanakan, ada tugas
mendadak dari kepala
organisasi.
Mengganti jadwal kegiatan
pada hari yang tidak ada
jadwal rancangan aktualisasi
3. Susahnya berkoordinasi dengan
mentor dan coach.
Mencari contoh-contoh
laporan aktualisasi dari media
internet untuk dijadikan
panduan.
51. 41
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI (HABITUASI)
A. Pendalaman Core Issue Terpilih dan Analisis Dampak
Dalam rangka menyelesaikan tahap akhir laporan kegiatan
aktualisasi yang dilaksanakan selama 30 hari di Pengadilan Agama
Jambi Kelas I A, beberapa kegiatan pemecahan masalah sesuai core
issu terpilih “Peningkatan Pengetahuan Pegawai Dalam Menerapkan
E-Court di Pengadilan Agama Jambi Kelas I A” telah dilaksanakan.
Pengetahuan pegawai sangat mempengaruhi pelaksanaan e-court.
Tujuan organisasi akan dapat tercapai dengan baik apabila para
pegawai mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Menurut
Subagyo (dalam Mangkunegara,2000:46), “Pengetahuan pegawai
merupakan segala sesuatu yang mereka ketahui tentang obyek tertentu
yang merupakan pengetahuan umum yang dilaksanakan secara
langsung atau mempengaruhi pelaksanaan tugas pegawai”.
Dengan mengangkat core issu tersebut diharapkan kedepannya
penerapan aplikasi e-court di Pengadilan Agama Jambi lebih optimal
sehingga tercapainya peradilan berbasis teknologi informasi yang pada
akhirnya memberikan dampak pada peningkatan pelayanan kepada
masyarakat. Tentunya hal ini menjadi prioritas dikarenakan e-court
merupakan aplikasi baru dapat memberikan kemudahan, kecepatan
dan biaya murah bagi masyarakat pencari keadilan. Pola Pelayanan
Elektronik yang dikembangkan Mahkamah Agung RI di Pengadilan
Agama Jambi tersebut merupakan pelayanan regulative dimana
pelayanan tersebut dapat didekati oleh pendekatan Whole Of
Government (WoG) dengan nilai-nilai koordinasi, integrasi,
kolaborasi.
SDM Pengadilan Agama Jambi merupakan pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara. Teknologi e-court memliki
52. 42
peran penting dalam memberikan pelayanan publik. Oleh karena itu
sebagai aparatur negara harus mengenal prinsip-prinsip pelayanan
publik yang baik. Peningkatan pengetahuan sebagai salah prinsip
pelayanan prima dalam pengembangan pegawai. Pengetahuan
pegawai harus ditingkatkan dalam hal prosedur, penggunaan teknologi,
tata cara aplikasi e-court sehingga SDM pengadilan mampu sosialisasi
dan mengimplementasi e-court sebagai sarana pengadilan.
Core issu tersebut merupakan salah satu hak ASN dalam
pengembangan kompetensi yang perlu diperhatikan sehingga dapat
mengoptimalkan peran ASN dalam melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai ketentuan
perundang-undangan dan memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas. Hal ini sebagai aktualisasi dari mata
pelatihan Manajemen ASN.
Menyadari bahwa core isu ini bersifat complicated, sehingga
diusulkan beberapa kegiatan pemecahan masalah sebagai satu
rangkaian kegiatan besar, kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan
isu adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan Rapat Koordinasi antar stakeholder untuk berbagi
pengetahuan tentang e-court di Pengadilan Agama Jambi
2. Merilis berita kegiatan rapat ke website Pengadilan Agama Jambi
3. Sosialisasi e-court dengan e-learning di Pengadilan Agama Jambi
4. Menganalisis kebutuhan pelatihan teknis pegawai yang berhubungan
dengan aplikasi e-court di Pengadilan Agama Jambi
5. Membuat Kuesioner Online untuk monitoring pelaksanaan e-court di
Pengadilan Agama Jambi.
Melalui kegiatan habituasi ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan dalam optimalisasi aplikasi e-court sehingga terwujudnya
pelayanan prima di Pengadilan Agama Jambi. Beberapa uraian yang
terdiri atas penjelasan kegiatan secara umum, pemahaman nilai-nilai
53. 43
dasar profesi PNS, deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan, serta
kontribusi kegiatan terhadap visi dan misi organisasi akan diuraikan dari
masing-masing kegiatan tersebut.
Kegiatan 1 : Mengadakan Rapat Koordinasi antar stakeholder untuk
berbagi pengetahuan tentang e-court di Pengadilan
Agama Jambi
Tanggal Kegiatan 29 Agustus-2 September 2019
Output Output dari kegiatan ini adalah :
1. Capture sumber informasi bahan e-court
2. Surat Undangan
3. Capture nomor surat keluar elektronik
4. Dokumen daftar hadir peserta
5. Dokumen notulen hasil rapat koordinasi
6. Foto Kegiatan
Gambaran Umum Kegiatan
Kegiatan ini penting dilakukan untuk menghasilkan kesepakatan dan
komitmen di antara para stakeholder terhadap isu strategis, program,
kegiatan dan anggaran penerapan apliklasi e-court di lingkungan
Pengadilan Agama Jambi. Rapat Koordinasi ini merupakan forum
perencanaan bagi pemangku kepentingan yang difasilitasi dan dikoordinasi
oleh pimpinan Pengadilan Agama Jambi. Kegiatan ini juga dimaksudkan
untuk mengetahui persepsi dan saran dari seluruh pejabat dan pegawai
yang terkait atas usulan-usulan rancangan pedoman pelaksanaan aplikasi
e-court. Dengan adanya kegiatan ini, peningkatan pengetahuan pegawai
dalam menerapkan e-court dapat terwujud. Hal ini sejalan dengan
substansi mata pelatihan agenda yang telah dipelajari.
54. 44
Agenda II
Keterkaitan Kegiatan dengan Mata Pelatihan (Nilai Dasar PNS)
1.1 Akuntabilitas
Pada saat pelaksanaan rapat koordinasi, penulis telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas dengan orientasi
teknik :
a. Transparansi bertujuan :
- Mendorong komunikasi dan kerjasama antar stakeholder dalam
melakukan kegiatan rapat koordinasi menghasilkan output
sasaran undangan yang tepat dan hasil notulen yang baik.
- Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
secara keseluruhan dengan senantiasa berkonsultasi kepada
atasan dalam hal menggambarkan proses kegiatan sesuai
dengan rencana.
b. Integritas
Dengan memperhatikan aspek integritas, kegiatan ini dijadikan
sebagai suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
aturan yang berlaku dalam melakukan kegiatan sehingga dapat
mewujudkan akuntabilitas dalam memberikan kepercayaan
kepada stakeholder.
c. Tanggung Jawab (responsibilitas)
Tanggung Jawab memberikan kewajiban kepada penulis bahwa
adanya konsekuensi dari kegiatan rapat koordinasi yang telah
dilakukan dan keputusan yang diambil sehingga penulis berupaya
merealisasikan kegiatan ini sebaik-baiknya dengan melibatkan
konstituen yang tepat yakni pimpinan dan jajaran yang terkait
dalam mengimplementasikan e-court.
d. Keadilan
Aspek keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas yakni
dengan berkoordinasi, melibatkan seluruh stakeholder dalam
55. 45
pelaksanaan rapat koordinasi sehingga output undangan tepat
sasaran.
e. Kepercayaan
Aspek kepercayaan bersumber dari rasa keadilan yang telah
penulis aktualisasikan dalam kegiatan sehingga tercapainya
kegiatan sesuai dengan rencana. Hal ini memberikan kepercayaan
kepada stakeholder.
f. Keseimbangan
Hasil rapat koordinasi bertujuan mewujudkan kinerja yang baik
masing-masing lini kerja dalam menerapkan e-court juga harus
disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian masing-masing pegawai.
g. Kejelasan
Dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawab
mengadakan kegiatan ini, penulis mengetahui gambaran tujuan
yang jelas dan hasil yang diharapkan. Kejelasan ini merupakan
elemen untuk menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas.
h. Konsisten
Penulis berusaha konsisten dalam melaksanakan kegiatan ini
dimana penerapan konsisten kegiatan iemiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan yang akuntabel dan menguatnya
komitmen kredibilitas pegawai.
1.2 Nasionalisme
Nilai-nilai dasar akuntabilitas diatas akan menjawab tuntutan seluruh
pemangku kepentingan dengan mengedepankan kepentingan
bersama dan tidak diskriminatif (tercermin dalam butir sila ke 3).
Disamping itu, dalam pelaksanaan rapat koordinasi selalu
mengedepankan musyawarah untuk mufakat dan menghormati
pendapat orang lain (tercermin dalam butir sila ke 4) sehingga
mendapatkan hasil sesuai dengan harapan penulis dan organisasi.
56. 46
Dalam pembuatan undangan dan penulisan hasil notulen wajib
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku)
sebagai aktualisasi dari mata pelatihan Nasionalisme.
1.3 Etika Publik
Nilai etika publik yang terkandung dalam kegiatan mengadakan rapat
koordinasi yaitu (1) Menjalankan pelaksanaan rapat koordinasi secara
profesional dan tidak berpihak, (2) membuat keputusan
mengadakan rapat koordinasi berdasarkan prinsip keahlian/tupoksi,
(3) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur dengan
sopan dan santun dalam berkonsultasi dan koordinasi dengan pihak-
pihak terkait, (4) menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
dengan berbagai lini kerja sehingga banyak informasi yang diperoleh,
(5) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan dengan adanya
koordinasi untuk mengetahui beban kerja masing-masing petugas
terkait.
1.4 Komitmen Mutu
Rapat koordinasi bertujuaan untuk meningkatkan pengetahuan
pegawai dalam menerapkan e-court perlu dilakukan secara berkala
yang berorientasi mutu (mengedepankan komitmen antar pegawai
dari hasil rapat koordinasi, mendorong setiap pegawai untuk
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dimana pimpinan/role
model yang berperan dalam aktivitas ini) sehingga menggambarkan
adanya efektifitas proses dan efisiensi waktu pelayanan kepada
masyarakat pencari keadilan sebagai aktualisasi dari Komitmen Mutu.
1.5 Anti Korupsi
Secara substansi kegiatan rapat koordinasi ini dilakukan dengan
penuh tanggung jawab, jujur, disiplin dalam melaksanakan setiap
tahapan kegiatan, adil dengan melibatkan setiap lini kerja, kepedulian
57. 47
dalam pelaksanaan tugas jabatan atas berbagai keluhan yang selama
ini muncul, hal tersebut merupakan aktualisasi nilai dasar pada mata
pelatihan anti korupsi.
Deskripsi Proses
Media yang digunakan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
sebagaimana dijelaskan diatas dilakukan pada tahapan-tahapan kegiatan
sebagai berikut :
1. Melakukan konsultasi dengan Ketua Pengadilan Agama Jambi
(sekaligus mentor) dan Wakil Ketua serta meminta persetujuan
untuk mengadakan rapat koordinasi dalam rangka sharing
pengetahuan tentang e-court.
2. Berkoordinasi dengan admin e-court atau pejabat terkait dalam
pelaksanaan kegiatan.
3. Menyiapkan bahan materi tentang e-court dari sumber web badan
litbang mahkamah Agung RI dan sumber lain yang telah ada di
Pengadilan Agama Jambi.
4. Menyiapkan surat undangan tertuju kepada Hakim, Jajaran
Kepaniteraan dan Kesekretariatan yang ditandatangani pimpinan
yang telah berkoordinasi dengan Kassubag Kepegawaian & Ortala
5. Memohon bantuan kepada staff umum untuk menginput nomor surat
Undangan secara elektronik
6. Menyiapkan daftar hadir yang diketahui Ketua Pengadilan
7. Pelaksanaan rapat koordinasi
8. Membuat Notulen hasil rapat yang disetujui Ketua Pengadilan
Agama Jambi
Dengan mengadakan Rapat Koordinasi antar stakeholder untuk berbagi
pengetahuan tentang e-court di Pengadilan Agama Jambi maka kualitas
pelaksanaan kerja akan teridentifikasi dengan baik.
58. 48
Agenda III
Nilai-Nilai Dasar Manajemen ASN
Nilai-nilai dasar Manajemen ASN yang diaktualisasikan dalam kegiatan
rapat koordinasi yakni :
a. Profesionalitas, dimana kualitas sikap penulis terhadap pekerjaan
serta derajat pengetahuan dan keahlian yang dimiliki untuk melakukan
kegiatan rapat koordinasi.
b. Proporsionalitas, mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban pegawai dalam melaksanakan rapat koordinasi.
c. Netralitas dimana penulis berupaya tidak berpihak dari segala bentuk
pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun.
d. Menghindari Konflik.
Rapat koordinasi dimaksudkan untuk mengetahui persepsi dan saran
dari seluruh pejabat dan pegawai yang terkait atas usulan-usulan
rancangan pedoman pelaksanaan aplikasi e-court. Dengan adanya
rapat koordinasi dapat menghasilkan kesepakatan bersama yang
tentunya dapat menghindari konflik.
e. Melaksanakan Tugas Sesuai Perintah
Kegiatan ini pada dasarnya tidak dapat dilakukan mandiri, oleh karena
itu penulis perlu bertanya (konsultasi) dan berkomunikasi dengan
pimpinan dimana pimpinan akan memberikan arahan yang bisa
bersifat perintah sehingga harus dilaksanakan.
Nilai-Nilai Dasar Pelayanan Publik
Nilai-nilai dasar Pelayanan Publik yang diaktualisasikan dalam kegiatan
rapat koordinasi yakni :
59. 49
a. Kepentingan umum; yaitu nilai dasar ini sangat perlu diaktualisasikan
dalam tahapan kegiatan rapat koordinasi dengan tidak boleh
mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan.
b. Kesamaan hak; yaitu nilai dasar dengan tidak membedakan jabatan
dan status kepegawaian dalam pelaksanaan kegiatan. Semua
pejabat/pegawai terlibat dan pendapat ditampung untuk mencapai
hasil maksimal.
c. Keprofesionalan; yaitu hasil rapat koordinasi menyimpulkan setiap
pegawai terkait harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan
bidang tugas.
d. Partisipatif; yaitu peningkatan peran serta setiap pegawai dalam
pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan,
dan harapan stakeholder.
e. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; yaitu setiap pegawai
terkait/stakeholder berhak mengikuti kegiatan rapat koordinasi.
f. keterbukaan; yaitu setiap pegawai terkait/stakeholder dapat dengan
mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai kegiatan ini
dengan adanya surat undangan yang diberi nomor surat secara
online.
g. Akuntabilitas; yaitu proses penyelenggaraan rapat koordinasi harus
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Hasil kegiatan dilaporkan dengan pimpinan dengan
melampirkan dokumentasi kegiatan berupa undangan, daftar hadir,
dan notulen.
h. Ketepatan waktu; yaitu penyelesaian setiap tahapan kegiatan
dilakukan tepat waktu sesuai dengan rancangan aktualisasi.
60. 50
i. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. yaitu setiap tahapan
kegiatan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.
Nilai-Nilai Dasar Whole of Government
Nilai-nilai dasar Whole of Government yang diaktualisasikan dalam
kegiatan rapat koordinasi yakni :
a Koordinasi sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan Pengadilan
Agama Jambi dengan cara menjalin komunikasi dan kerjasama
dengan pihak terkait sebelum memulai kegiatan untuk mencapai tujuan
kegiatan rapat koordinasi ini.
b Kolaborasi sebagai suatu bentuk nilai kerjasama antar lini kerja untuk
mencapai hasil yang diinginkan sangat perlu diaktualisasikan kedalam
tahapan kegiatan rapat koordinasi yakni selalu berkoordinasi dengan
pejabat terkait dan melibatkan peran pejabat dan pegawai dalam
setiap tahapan kegiatan ini.
Kontribusi Kegiatan terhadap Visi dan Misi Organisasi
Mengadakan rapat koordinasi antar stakeholder untuk menyampaikan
gagasan dan berbagi pengetahuan tentang e-court maka pelaksanaan e-
court akan teridentifikasi optimal sehingga mendukung pencapaian Visi
Terwujudnya Pengadilan Agama Jambi yang Agung dan Misi
Pengadilan Agama Jambi yakni :
1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Agama Jambi dalam aktualisasi
bersikap netral dan adil
2. Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkeadilan Kepada Pencari
Keadilan
3. Meningkatkan Kualitas Pimpinan Pengadilan Agama Jambi
4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Pengadilan Agama Jambi
Kontribusi Kegiatan terhadap Penguatan Nilai Organisasi
61. 51
Mengadakan rapat koordinasi antar stakeholder terkait pengetahuan
pegawai dalam penerapan e-court sebagai langkah awal untuk
peningkatan pengetahuan pegawai terkait aplikasi e-court yang selama ini
dianggap kurang optimal dalam mewujudkan pelayanan prima kepada
masyarakat sehingga menjadi jelas dan terukur akan menguatkan nilai-nilai
organisasi Mahkamah Agung pada umumnya dan Pengadilan Agama
Jambi pada khususnya yaitu :
1. Adanya kemandirian, bebas dari intervensi oleh pihak manapun
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
2. Integritas dan Kejujuran yakni perilaku yang jujur dan adil dalam
menjalankan tugasnya, akan menumbuhkan kepercayaan pimpinan
dan stakeholder akan kredibilitas kegiatan dibua. Integritas dan
kejujuran harus menjiwai pelaksanaan tugas aparatur peradilan.
3. Akuntabilitas yakni harus mampu melaksanakan tugas profesional
dan penuh tanggung jawab.
4. Responsibilitas yakni perilaku tanggap atas kegiatan ini serta
berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat
terlaksananya kegiatan ini.
5. Keterbukaan yakni salah satu upaya kegiatan untuk menjamin
adanya perlakuan sama dalam setiap tahapan kegiatan dan
senantiasa melibatkan pegawai terkait dalam tahapan kegiatan.
6. Ketidakberpihakan atas tahapan kegiatan yang jujur dan adil, serta
dihasilkannya suatu putusan yang mempertimbangkan
pendapat/kepentingan para pihak terkait.
7. Perlakuan yang sama yang merupakan nilai yang diaktualisasi
dengan memberi kesempatan kepada stakeholder dalam
menyampaikan ide atau gagasan serta berbagi pengetahuan untuk
menyamakan visi dan misi Pengadilan Agama.
62. 52
Analisis Dampak
Dampak hasil kegiatan yakni :
• Adanya sharing pengetahuan, persepsi dan saran dari seluruh
pejabat dan pegawai yang terkait atas usulan-usulan rancangan
pedoman pelaksanaan aplikasi e-court. Dengan adanya berbagai
pendapat dan pengetahuan dapat menambah wawasan di level
individu sehingga memberikan dampak positif dalam peningkatan
kualitas SDM yang berpengaruh pada level organisasi dalam
meningkatkan efektivitas, efesiensi, inovasi serta mutu pelayanan
terhadap masyarakat dalam hal pendaftaran perkara secara online,
pembayaran secara online, mengirim dokumen persidangan
(Replik, Duplik, Kesimpulan, Jawaban) dan Pemanggilan secara
online di Pengadilan Agama Jambi yang sesuai dengan visi dan misi
serta nilai-nilai organisasi.
• Menghasilkan kesepakatan dan komitmen di antara para
stakeholder terhadap isu strategis, program, kegiatan dan anggaran
penerapan apliklasi e-court di level organisas.i
Jika kegiatan ini tidak dilakukan, maka :
• Tidak mampu memahami Nilai-nilai dasar ANEKA, peran dan
kedudukan ASN dalam kegiatan pemecahan isu
• Tidak dapat memberikan sumbangsih dalam peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan profesionalisme pegawai dalam
penerapan E- Court di Pengadilan Agama Jambi
• Petugas atau pejabat masing-masing atau satuan-satuan organisasi
berselisih menurut suatu wewenang atau bidang kerja yang masing-
masing mengaggap sebagai termasuk dalam yurisdiksinya
• Terdapat saling pelemparan tanggung jawab, karena masing-
masing merasa bahwa sesuatu wewenang atau bidang kerja tidak
masuk dalam lingkupannya
63. 53
• Adanya suatu keputusan yang ternyata dibuat dengan kurang
sempurna karena tidak terhimpun secara lengkap segenap
keterangan pada satuan-satuan organisasi yang bersangkutan (dari
tingkat bawahannya)
64. 54
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 3. Konsultasi dan memohon persetujuan Ketua PA Jambi untuk mengadakan Rakor
Gambar 4. Konsultasi dan memohon persetujuan waka PA Jambi untuk mengadakan Rakor
Gambar 5. Berkoordinasi dengan admin e-court atau pejabat terkait(panmud permohonan)
65. 55
Gambar 6. Berkoordinasi dengan Kassubag Kepegawaian & Ortala Dalam Pembuatan Undangan
Gambar 7. Capture hasil pencarian bahan e-court via
https://bldk.mahkamahagung.go.id/index.php/unduh-materi/download/76-2019/1319-bahan-sosialisasi-e-
court-untuk-pelatihan-dasar-cpns-tahun-2019
Gambar 8. Scan Surat Undangan Rakor yang ditandatangani ketua PA Jambi
66. 56
Gambar 9. Staff umum menginput nomor surat undangan secara elektronik
Gambar 10. Screenshoot nomor surat undangan secara elektronik
67. 57
Gambar 11. Pelaksanaan Rapat Koordinasi sharing pengetahuan e-court dihadiri pimpinan dan
stakeholder
Gambar 12. Scan rekap daftar hadir peserta rapat koordinasi
68. 58
Gambar 13. Melaporkan hasil rapat dan dituangkan dalam notulen rapat
Gambar 14. Scan notulen rapat koordinasi
69. 59
Kegiatan 2 : Merilis atau upload berita kegiatan rapat ke
Website Pengadilan Agama Jambi
Tanggal Kegiatan 2 September 2019
Output dari kegiatan ini adalah :
1. Capture login administrator Website
2. Capture konsep pembuatan berita di
halaman admin
3. Capture Hasil rilis berita website tentang
rapat koordinasi
4. Foto Kegiatan
Gambaran Umum Kegiatan
Website Pengadilan Agama Jambi ditujukan untuk menyediakan
informasi yang berhubungan dengan Pengadilan Agama Jambi. Website
ini memang sengaja dikhususkan untuk Pengadilan Agama Jambi karena
di dalam website ini akan diliput segala hal tentang Pengadilan Agama
Jambi yaitu dari segi Profil Pengadilan, Pelayanan Publik, Layanan
hukum dan berita yang disajikan. Berita yang disajikan dalam website ini
akan terus terupdate setiap harinya. Selain itu di dalam website ini
terdapat arsip terhadap berita-berita yang pernah di upload melalui
website ini. Sehingga bagi para pengunjung yang ingin melihat berita-
berita sudah lama tetap masih dapat dilihat melalui website ini. Pada
halaman admin digunakan untuk mengubah, menghapus dan menambah
berita. Disinilah tugas penulis untuk mengkonsep dan merilis berita setiap
kegiatan Pengadilan Agama yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
pengadilan.
70. 60
Agenda II
Keterkaitan Kegiatan dengan Mata Pelatihan (Nilai Dasar PNS)
1.1 Akuntabilitas
Kegiatan merilis berita kegiatan Pengadilan Agama Jambi
mengandung nilai-nilai :
a. Transparansi
- Kegiatan ini mendorong komunikasi dan kerjasama penulis
dengan Kasussubag Perencanaan, TI dan Pelaporan.
- Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
secara keseluruhan dengan senantiasa berkonsultasi dengan
atasan dan menjalankan proses kegiatan sesuai dengan
rencana.
b. Integritas
Adanya kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi aturan
yang berlaku dalam mengkonsep berita sehingga dapat
memberikan kepercayaan kepada atasan.
c. Tanggung Jawab memberikan kewajiban kepada penulis bahwa
adanya konsekuensi dari kegiatan mengupload berita yang telah
dilakukan dan keputusan yang diambil sehingga penulis
berupaya merealisasikan kegiatan ini sebaik-baiknya dengan
melibatkan konstituen yang tepat yakni Kassubag Perencanaan,
TI dan Pelaporan .
d. Keseimbangan
Dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian penulis
dalam mengoperasikan aplikasi.
e. Kejelasan
Dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawab
mengadakan kegiatan ini memiliki gambaran tujuan yang jelas
dan hasil yang diharapkan yakni sebagai arsip dan informasi
kepada masyarakat.
71. 61
f. Konsisten
Penerapan konsisten dari prosedur kegiatan ini memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan yang akuntabel
dan menguatnya komitmen kredibilitas penulis.
1.2 Nasionalisme
Nilai-nilai dasar akuntabilitas diatas akan menjawab tuntutan seluruh
pemangku kepentingan dengan mengedepankan kepentingan
bersama (tercermin dalam butir sila ke 3) sehingga mendapatkan
hasil sesuai dengan harapan penulis dan organisasi. Dalam
pembuatan undangan dan penulisan berita wajib menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku) sebagai
aktualisasi dari mata pelatihan Nasionalisme.
1.3 Etika Publik
Nilai etika publik yang terkandung dalam kegiatan merilis berita yaitu
(1) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak, (2)
membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian/tupoksi, (3)
Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur dengan sopan
dan ramah dalam berkonsultasi dan koordinasi dengan Kassubag
Perencanaan, TI, dan Pelaporan
1.4 Komitmen Mutu
• Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk meningkatkan informasi
berita yang berkualitas kepada masyarakat.
• Dalam proses pembuatan/merilis berita dilakukan secara
Efektif (tepat guna) dan Efisien (berdaya guna) hanya melalui
website online yang mudah diakses masyarakat.
72. 62
1.5 Anti Korupsi
Secara substansi kegiatan merilis berita ini dilakukan dengan
penuh tanggung jawab, jujur, disiplin dalam melaksanakan setiap
tahapan kegiatan, kepedulian dalam pelaksanaan tugas jabatan
atas berbagai keluhan yang selama ini muncul, hal tersebut
merupakan aktualisasi nilai dasar pada mata pelatihan anti korupsi.
Deskripsi Proses
Media yang digunakan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
sebagaimana dijelaskan diatas dilakukan pada tahapan-tahapan
kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kassubag
Perencanaan, TI dan Pelaporan setiap berita yang akan diupload.
2. Membuka halaman admin dan login
3. Membuat konsep berita yang akan diupload via halaman admin
4. Mengupload atau merilis berita kegiatan kedalam website
Dengan mengadakan Merilis atau upload berita kegiatan rapat ke
Website Pengadilan Agama Jambi maka kualitas pelaksanaan kerja
akan teridentifikasi dengan baik.
Agenda III
Nilai-Nilai Dasar Manajemen ASN
Nilai-nilai dasar Manajemen ASN yang diaktualisasikan dalam kegiatan
merilis berita kedalam website yakni :
a. Profesionalitas, mengedepankan kualitas sikap penulis terhadap
pekerjaan serta derajat pengetahuan dan keahlian yang dimiliiki
untuk melakukan tugas-tugas.
73. 63
b. Netralitas dimana dalam mengkonsep dan merilis berita penulis tidak
berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak
kepada kepentingan siapapun.
c. Menghindari Konflik dengan berkonsultasi dengan atasan dan
menghadirkan berita berdasarkan fakta dilapangan
d. Melaksanakan Tugas Sesuai Perintah
Kegiatan ini pada dasarnya tidak dapat dilakukan mandiri, oleh
karena itu penulis perlu bertanya (konsultasi) dan berkomunikasi
dengan pimpinan dimana pimpinan akan memberikan arahan yang
bisa bersifat perintah sehingga harus dilaksanakan.
Nilai-Nilai Dasar Pelayanan Publik
Nilai-nilai dasar Pelayanan Publik yang diaktualisasikan dalam kegiatan
ini yakni :
a. Kepentingan umum; yaitu nilai dasar ini sangat perlu
diaktualisasikan dalam tahapan kegiatan merilis berita dengan
tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau
golongan.
b. Keprofesionalan; yaitu hasil rilis berita menyimpulkan informasi
berita yang dirilis harus bermanfaat pada khalayak.
c. Keterbukaan; yaitu setiap pegawai terkait/stakeholder dapat
dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai
kegiatan ini.
d. Akuntabilitas; yaitu Proses upload berita harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Ketepatan waktu; yaitu penyelesaian setiap tahapan kegiatan
dilakukan tepat waktu sesuai dengan rancangan aktualisasi.
f. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. yaitu setiap tahapan
kegiatan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.
74. 64
Nilai-Nilai Dasar Whole of Government
Nilai-nilai dasar Whole of Government yang diaktualisasikan dalam
kegiatan ini yakni :
a Koordinasi sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan rilis berita antara
penulis dan atasan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
kegiatan ini.
b Kolaborasi sebagai suatu bentuk nilai kerjasama untuk mencapai
hasil yang diinginkan sangat perlu diaktualisasikan kedalam tahapan
kegiatan upload berita.
Kontribusi Kegiatan terhadap Visi dan Misi Organisasi
Mengupload berita tentang kegiatan pengadilan merupakan
keterbukaan informasi publik sehingga mendukung pencapaian Visi
Terwujudnya Pengadilan Agama Jambi yang Agung dan Misi
Pengadilan Agama Jambi yakni :
1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Agama Jambi
2. Meningkatkan Kualitas Pimpinan Pengadilan Agama Jambi
3. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Pengadilan Agama
Jambi
Kontribusi Kegiatan terhadap Penguatan Nilai Organisasi
1. Adanya kemandirian, bebas dari intervensi oleh pihak manapun
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
2. Integritas dan Kejujuran yakni perilaku yang jujur dan adil dalam
menjalankan tugasnya, akan menumbuhkan kepercayaan pimpinan
dan stakeholder akan kredibilitas kegiatan dibuatnya. Integritas dan
kejujuran harus menjiwai pelaksanaan tugas aparatur peradilan.
3. Akuntabilitas yakni harus mampu melaksanakan tugas profesional
dan penuh tanggung jawab.
75. 65
4. Responsibilitas yakni perilaku tanggap atas kegiatan ini serta
berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat
terlaksananya kegiatan ini.
5. Keterbukaan yakni salah satu upaya tahapan kegiatan untuk
menjamin adanya informasi berita yang benar.
6. Ketidakberpihakan atas tahapan kegiatan yang jujur dan adil, serta
dihasilkannya suatu putusan yang mempertimbangkan
pendapat/kepentingan para pihak terkait.
Analisis Dampak
Dampak dari hasil kegiatan:
Level Organisasi
- Dapat memudahkan akses informasi yang cepat kepada masyarakat
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada
organisasi (level organisasi)
Level Individu
- Dengan adanya kejujuran dalam merilis berita akan memberikan
kepercayaan kepada pimpinan (level individu)
Bila kegiatan ini tidak dilakukan, maka
- Bagi Individu
Tidak mampu memahami Nilai-nilai dasar ANEKA, peran dan
kedudukan ASN dalam kegiatan pemecahan isu
- Bagi Organisasi
Adanya suatu keputusan merilis berita yang ternyata dibuat dengan
kurang sempurna/melanggar kode etik karena tidak terhimpun secara
lengkap dapat mengurangi kepercayaan public kepada Pengadilan
Agama Jambi.
76. 66
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 15. Konsultasi dan koordinasi dengan kassubag Perencanaan, TI dan Pelaporan
mengenai konsep pembuatan berita kegiatan rapat koordinasi
Gambar 16. Membuka halaman admin dan login untuk menguloap berita
77. 67
Gambar 17. Mengkonsep berita melalui halaman admin
Gambar 18. Menguload berita kegiatan rapat koordinasi
Gambar 19. Hasil Upload /rilis berita mengenai layanan e-court
78. 68
Kegiatan 3 : Sosialisasi e-court dengan e-learning di Pengadilan
Agama Jambi
Tanggal Kegiatan 4-9 September 2019
Output Output dari kegiatan ini adalah :
1. Surat Undangan
2. Capture nomor surat keluar elektronik
3. Capture hasil pencarian panduan
penggunaan e-learning dan pembelajaran e-
court.
4. Dokumen daftar hadir peserta
5. Dokumen notulen hasil sosialisasi
6. Foto Kegiatan
Gambaran Umum Kegiatan
Sistem e-learning yang dirancang khusus, atau lebih dikenal sebagai
ELMARI (Elearning Mahkamah Agung), telah diluncurkan oleh Ketua
Mahkamah Agung RI, Bapak Hatta Ali, pada tanggal 9 Mei 2014 di
Jakarta. Berdasarkan petunjuk Ketua Mahkamah Agung, Mahkamah
Agung telah menambah bahan materi agar pengadilan-pengadilan dapat
mengadopsi kultur belajar secara mandiri guna meningkatkan kapasitas
seluruh hakim dan staf pengadilan. Penulis mencoba berkonsultasi
dengan pimpinan dan staf bertujuan mencari informasi tentang panduan
atau pembelajaran e-court memalui e-learning (ELMARI). Penulis
berpendapat bahwa e-learning salah satu cara pembelajaran jarak jauh
yang dapat digunakan hakim dan staf dengan cepat, efektif dan efisien
dalam meningkatkan pengetahuan. Oleh karena itu, dianggap perlu untuk
dilakukan sosialisasi kembali pentingnya belajar e-court melalui e-learning
yang telah menjadi bahan materi ELMARI. Pelaksanaan sosialisasi e-
Court melalui e-learning di Pengadilan Agama Jambi dilakukan sebagai
bentuk Komunikasi tatap muka. Komunikasi dilakukan agar informasi