SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
PEMANFAATAN DAN
PENGELOLAAN PESTISIDA
bagian
Pertemuan I
PENDAHULUAN
AGRO-PESTISIDA DALAM
PENGELOLAAN PENYAKIT
TUMBUHAN
Tinjauan Singkat tentang Pengendalian Terpadu
Penyakit Tanaman
• Produksi Tanaman dan Kehilangan Hasil Karena Penyakit
– Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan dan Kehilangan Hasil
dalam Pertanian, kehutanan dan aktivitas lingkungan
• Faktor abiotik
• Faktor biotik
– Faktor biotik sebagai kompetitor bagi manusia dalam
produksi tanaman pertanian adalah organisme pengganggu
tanaman (OPT)
•
– Satu kelompok organisme di antara berbagai OPT adalah
patogen :
• Cendawan, FLO, bakteri, nematode, algae
• Virus, viroid, molikut, benalu
PENGENDALIAN OPT
– Pengendalian Alamiah
– Aplikasi Pengendalian non alamiah
– Pestisida hayati
– Pestisida nabati
– Pestisida kimiawi sintetis
PESTISIDA
umum
Klasifikasi menurut Tipe OPT yang Dikendalika
• Adulticide
• Akaricie
• Algicide
• Arboricide
• Avicide
• Bactericide
• Blasticide
• Fungicide
• Insecticide
• Ixodicide
• Larvicide
• Miticide
• Molluscicide
• Nematicide
• Ovicide
• Piscicide
• Predacide
• Rodenticide
• Silvicide
• Termicide
PESTISIDA (umum)
Klasifikasi menurut Pengaruhnya terhadap OPT
• Antifidan: Menghambat makan, meyebabkan serangga
lapar sampai mati
• Anti-transpiran: Meredukasi taranspirasi
• Attraktan: Memikat hama, atraktan seks
• Kemosterilan: Mengganggu kemampuan reproduksi
• Defolian: Merontokkan bagian tanaman yang tidak
dikehendaki tanpa mematikan tanaman
• Desikan: Pengering bagian tanaman dan serangga
• Disinfektan: Merusak menginaktifkan organisme
berbahaya
PESTISIDA (umum)
Klasifikasi menurut Pengaruhnya terhadap OPT
• Feeding stimulant : Menyebabkan serangga makan lebih
bersemangat
• Zat pengatur tumbuh: Menghentikan, mempercepat atau
meperlambat proses pertumbuhan tanaman atau serangga
• Repelen: Mengusir atau menghalau hama dari obyek yang
diberi perlakuan
• Semiokemikal: Feromon, alomon dan kairomon; senyawa
yang dipancarkan oleh tumbuhan atau hewan, yang
mengambat atau menstimulir aktivitas perilaku serangga
• Sinergi: Meningkatkan keefektifan suatu agens aktif
• Antisporulan : mencegah pembentukan spora cendawan
• Nematostat : mnginaktifkan nematoda
FUNGISIDA
Klasifikasi Berdasarkan Tipenya
Ada 3 tipe :
 Protektan (protectant)
 Memberikan proteksi pada tempat aplikasi
 Eradikan (eradicant)
 Penyembuh infeksi pada tempat aplikasi
 Sistemik (systemic)
 Dapat mencegah perkembangan penyakit pada tempat yang tidak
diaplikasi; ada translokasi
Perbedaan 3-tipe tersebut berdasar :
Waktu aplikasi relatif terhadap infeksi
Penyerapan dan mobilitas dalam jaringan tanaman
FUNGISIDA (FS)
Klasifikasi Menurut Sifat atau Asal Bahan
FS Inorganik
• Belerang
• Tembaga
• Merkuri
• Timah
FS Organik
• Dithiocarbamates (Ditiokarbamat)
• Ftalimid (Phtalimides)
• Sulphamides (Sulfamid)
• Triazines (Triazin)
• Chlorophenyls (Klorofenil)
• Quinones (Kuinon)
• Nitroparaffins (Nitroparafin)
• Quinoxalines (Kuinoksalin)
FUNGISIDA (FS)
Klasifikasi Menurut Sifat atau Asal Bahan
Kimianya
• Produk Berasal Dari Sumberdaya Alam
– Fenilpirol
– Strobilurin
– Biosintesis ootridial
FUNGISIDA (FS)
Klasifikasi Menurut Sifat atau Asal Bahan
Kimianya
Produk-Produk
Fermentasi
• Griseofulvin
• Mildiomisin
• Validamisin
• Polioksin
• Blastisidin
• Kasugamisin
• Natamisin
• Prumisin
• Irumamisin
FUNGISIDA (FS)
Klasifikasi Menurut Cara Kerja (Mode of Action)
Biokimianya terhadap Cendawan Patogen
• Inhibitor multi site (inhibitor fungsi sel umum)
• Inhibitor Spesifik i
• Cara Kerja Yang Tidak Teridentifikasi
FUNGISIDA (FS)
Klasifikasi Menurut Cara Kerja (Mode of Action)
Biokimianya terhadap Cendawan Patogen
Inhibitor Spesifik
– Gangguan Fungsi Membran Sel
– Gangguan Proses-proses Nukleus
– Pengaruh Pada Fungsi Dinding Sel
– Penghambatan Sintesis Protein
– Penghambatan Respirasi
– Gangguan Nonspesifik pada Integritas Membran Sel
– Penghambatan Biosintesis Poliamin
BAKTERISIDA (BS)
Klasifikasi Menurut sifat bahannya
– Kimiawi
• BS inorganik tradisionil
• BS sintetik
– Antibiotik
NEMATISIDA (NS)
Klasifikasi Menurut sifat bahannya
– Volatil (Fumigans)
• Hidrokarbon alifatik berhalogen
• Senyawa-senyawa prekursor methyl isothio-sianate
•
– Nonvolatil
• Fosfat organik (organophosphates)
• Oksim-karbamat (oxime-carbamates)
NEMATISIDA (NS)
Klasifikasi Menurut cara kerjanya
• General toksikan mematikan telur dan larva -
dewasa
– Hidrokarbon alifatik berhalogen
– Senyawa-senyawa prekursor methyl isothio-sianate
• Nematostat
– Fosfat organik (organophosphates)
– Oksim-karbamat (oxime-carbamates)
FUNGISIDA - I
PENDAHULUAN, DEFINISI DAN
NOMENKLATUR, SEJARAH
I. Pendahuluan
# Difinisi dan Nomenklatur Fungisida (FS)
 Difinisi fungisida
Fungus (cendawan) – caedo (to kill; pembunuh)
Secara harfiah :
Agens (Agents) Pembunuh cendawan
Dalam praktik pertanian :
Tidak hanya yang membunuh
Fungistat
Antisporulan
Senyawa peningkat ketahanan tanaman thd cendawan
Juga digolongkan FS
Pengertian Praktis Menjadi :
۞ Fungisida (FS) adalah Berbagai Agens
 Dari Alam (Mikroba, Virus, tumbuhan Dll)
 Dari Bahan Sintetis (Kimiawi)
Yang dapat melindungi tanaman
 Dari Invasi Cendawan (Pra-Infeksi)
dan/atau
 Mengeradikasi Cendawan yang Telah Menginfeksi (Pasca-Infeksi)
Bagaimana dengan :
• Bakterisida
• Nematisida
• Algasida
• Benalusida (?)
• Virusida (?)
Preventif versus Kuratif
 Preventif atau propilaksis,
pencegahan infeksi dengan penghambatan patogen
sebelum terjadinya penetrasi
disebut FS protektif atau protektan
 Kuratif
Penyembuhan atau terapi, mengeliminasi patogen
setelah infeksi
Disebut fungisida kemoterapeutan atau kuratif
Pergerakan FS dalam jaringan tanaman
Cara aplikasi fungisida yang umum dilakukan :
 Kecuali injeksi (infus) ke dalam batang tanaman
 Pencelupan atau pembasahan benih
 Penyemprotan pada daun
 Penyiraman tanah di sekitar akar
Tidak dapat menyembuhkan infeksi internal
Hanya dapat digunakan sebagai protektan
Dapat sebagai kemoterapeutan untuk
Erysiphaceae, Meliolaceae
tidak mampu menerobos
ke dalam jaringan yang jauh dari tempat aplikasi
Hubungan antara mobilitas dalam tanaman
dan potensi FS dalam pengendalian penyakit
 Tidak terabsorbsi
 Terabsorbsi -tidak
ditranslokasi
 Terabsorbsi -
ditranslokasi
Protektan Terapeutan
untuk Patogen permukaan
Kemoterapeutan atau
eradikan untuk patogen
daun
Sistemik
Tingkat mobilitas Potensi FS
Keuntungan fungisida sistemik
 Dapat mencapai tempat yang tidak diaplikasi
 Tidak perlu aplikasi berulang-ulang
 Tidak mudah hilang oleh hujan atau angin
 Tidak mudah terdegradasi oleh cuaca
Bandingkan dengan FS non-sistemik
Tempat bekerja fungisida sistemik
Protektan atau Terapetan ?
 Aplikasi pada akar melindungi daun dari
 Perkecambahan spora (dimetirimol dan etirimol)
 perkembangan patogen setelah penetrasi
Cara translokasi sehubungan dengan aktivitas sistemik
 Sistemik lokal
aplikasi permukaan daun atas
melindungi permukaan bawah daun (difusi)
 Translokasi melalui silem, aplikasi akar melindungi daun
Cara Kerja Senyawa Sistemik
۞Aktivitas langsung
FS in vitro mempunyai aktivitas fungisidal
۞Aktivitas tidak langsung
Senyawa in vitro tidak memiliki aktivitas fungisidal
Secara in vivo dapat menekan aktivitas cendawan patogen
FS sistemik versus kemoterapeutan sistemik
Kebutuhan Fungisida
Dikondisikan oleh adanya:
Permasalahan penyakit tanaman
Peningkatan populasi dunia
Meningkatnya pendapatan
Keuntungan secara langsung
 Bagi petani
 rendahnya biaya produksi
peningkatan hasil
disertai peningkatan keuntungan
 Bagi konsumen
 peningkatan kualitas dan kuantitas produk
variasi pangan
rendahnya harga produk
Empat faktor dalam proses produksi tanaman :
 Tiap faktor dapat sebagai
Faktor dominan
Faktor pembatas
Tergantung
jenis tanaman,
praktik pertanian
kondisi setempat
a. Varietas tanaman
b. Nutrisi mineral
c. Suplai air
d. Pengelolaan tanaman
teknik budidaya
pengendalian OPT
Contoh :
 Irigasi (suplai air),
 faktor penentu dalam produktivitas tanaman
 Kombinasi irigasi dan varietas produksi tinggi
peningkatan hasil yang dramatis
tetapi harus disertai input pupuk kimia tinggi
 pasti akan diikuti oleh
pertumbuhan gulma
infestasi artropoda hama
infestasi berbagai macam patigen
Ancaman yang harus ditanggulangi
Diperlukan Pestisida !!!???
Produktivitas tanaman karena aplikasi FS
sekitar tiga kali dari biaya aplikasi
1970-an, pengendalian penyakit tepung pada barley
menningkatkan hasil sekitar 6.5 %
biaya perlakuan sekitar $ 7/ha (nilai 1972)
mendapat tambahan $ 21/ha
Penggunaan FS spektrum luas seperti strobilurin dan triazol
Peningkatan hasil lebih dari 15 %
equivalen dengan keuntugan $100/ha untuk biaya pengendalian
$25/ha, dengan rasio B/C 4:1
Penggunaan FS pada cerealia di Eropa Barat
 senilai 2-3 juta ton biji per tahun
 sama dengan $300 – 400 juta
 Pada varietas tanaman tertentu yang tidak dapat dibudidayakan tanpa
pengendalian penyakit
keuntungan yang diperoleh melalui penggunaan FS sangat signifikan
Akhir 1800-an, masalah penyakit karat kopi sering terjadi di India, Sri
Lanka dan Afrika
tingkat produksi menjadi tidak ekonomis
perubahan dari budidaya kopi menjadi teh
Industri kopi sampai saat ini masih sepe-nuhnya tergantung pada
penggunaan FS
Sejarah
Penggunaan Fungisida
Sejarah Penggunaan Fungisida
 Penderitaan manusia akibat penyakit Tanaman
 Penyakit karat pada gandum telah diketahui sejak jaman Romawi
dulu dianggap akibat kemarahan para dewa
pencegahan melalui upacara-upacara persem-bahan kepada
dewa Robigus dan Robigo
saat itu dewa tidak sepenuhnya dipercaya
pengendalian secara kimiawi juga dilakukan, dengan
belerang, yang saat itu masih misterius
Dampak kejadian lain dari penyakit tanaman :
۞ 943 penyakit cendawan di Eropa, yang disebut penyakit “St
Anthony’s fire” pada manusia
۞ dengan gejala “meratap dan kejang”
۞ kini diketahui akibat megkonsumsi biji rye yang terkontaminasi
alkaloid yang terdapat dalam Claviseps purpurea
۞ 1750, di Eropa penyakit-penyakit pada cerealia secara ekonomi
sangat merugikan
Akademi Seni dan Sain Perancis adakan sayembara untuk
tulisan terbaik mengenai penyebab dan pengendalian
penyakit smut (bunt) pada gandum solusi belum dite-
mukan hingga 10 tahun kemudian
10 tahun kemudian lebih dari setengah tanaman gandum di
Perancis gagal oleh Ustilago nuda
Seorang peneliti bernama Tillet
Menjelaskan penyebab penyakit bunt, diberi nama Tilletia
tritici
percobaan efikasi berbagai macam perlakuan terhadap T. tritici
tanaman diaplikasi dengan bahan campuran kapur atau urin
relativ terbebas dari penyakit bunt
Tillet perlakuan benih terhadapT. tritici perintis pertama
praktik perlakuan fungisi-da pada benih
 Faktor penyakit tanaman dalam keberlangsungan beberapa
industri
Industri anggur
 penyakit tepung, Uncinula necator, mula-mula di Belanda dalam 1845,
 diikuti oleh penyakit embun bulu, Plasmopara viticola akhir 1850-an
 Dalam periode ini juga tercatat sebagai awal penggunaan fungisida modern
 sulfur untuk pengendalian U. necator di Belanda
 belum didapat produk sulfur yang dapat diaplikasikan secara mudah
dalam area luas
Faktor penyakit tanaman dalam keberlangsungan beberapa
industri (lanjutan)
 1855, Bequerel memproduksi bentuk sulfur lembut (halus) dapat
diaplikasikan secara merata pada permukaan tanaman (bagaimana
proses pembuatannya ?)
 1885, campuran Bordeaux oleh Millardet (tembaga sulfat dan kapur)
untuk pengendalian P. viticola
 efektif terhadap penyakit hawar pada kentang
 Banyak versi campuran ini,
 tetapi campuran yang esensial sampai saat ini masih digunakan
untuk mengendalikan penyakit cendawan pada berbagai macam
tanaman
 Pengembangan FS thd penyakit pada anggur di Perancis, merangsang
penelitian FS internasional
 1886, percobaan di USA untuk evaluasi semua jenis FS unggulan di Perancis
terhadap :
 penyakit busuk hitam (Guignardia bidwellii) pada anggur
 kudis,Venturia inaequalis pada apel
 tepung, Sphaerotheca fuliginea pada anggur
 dan sejumlah patogen pada sayuran
 Kolaborasi USDA dan para pakar Perancis
 menguji hubungan dosis, biaya serta waktu optimum penyemprotan dan
fitotoksisitas
 produksi gandum sangat dibatasi penyakit karat, hingga datangnya fungisida
sistemik dalam pertengahan tahun 1960-an
Tanaman lainnya juga mengalami gangguan penyakit
karat
۞ 1869, pada kopi di Sri Lanka, dalam 10 tahun produktivitas
turun lebih dari 50 %
۞ Banyak perkebunan kopi diganti dengan teh
۞ Perkebunan kopi di Sri Lanka dan India saat ini sepenuhnya
tergantung pada fungisida
۞ Senyawa organik kompleks untuk perlakuan benih
pada gandum dalam pengendalian penyakit karat
۞Senyawa arsenik dan intermediat dyestuff dalam industri
farmasi, memicu fitopatologis German dalam penelitian yang
sama
 Hasilkan FS sintetik fenol yang mengandung unsur merkuri, tembaga dan
timah
 Ditemukan oleh Bayer senyawa bermerkuri dan fenol berklor,
mendorong pengembangan perlakuan benih dengan merkuri organik
 Produk yang pertama adalah :
Uspulum,
diintroduksi dalam 1915 oleh Bayer,
diikuti oleh Ceresan dari ICI (1929)
diikuti Agrosan G, juga dari ICI (1933)
Produk-produk merkuri, tembaga dan timah
Populer dan menyebar luas
Bayer, ICI berkembang menjadi perusahaan-perusahaan utama
dalam industri agrokimia dari akhir 1850-an
produk-produk berbasis merkuri dilarang dalam 1970-1980-an
karena mencemari tanah
FUNGISIDA NON-SISTEMIK
 tidak dapat mengendalikan patogen-patogen yang sudah mapan di dalam
jaringan tanaman
 aplikasi harus sebelum kolonisasi patogen
 Patogen berkembang pada jaringan baru yang terbebas dari deposit
fungisida
 Aplikasi harus berkali-kali
۞Namun FS-NS cara kerjanya non-spesifik
۞masih handal dalam pengendalian patogen minor
۞untuk mengatasi resistansi patogen terhadap FS-
sistemik
Berkembangnya FS sistemik
Sebelum dikembangkannya FS-S akhir 1960-an,
semua senyawa FS bersifat protektan non-sistemik
Fungisida sistemik (FS-S) telah merebut pasar FS
non-sistemik (FS-NS)
FS-S, pada daun dapat mengendalikan penyakit
dengan membunuh miselium cendawan tepung
atau lebih umum melalui pencegahan germinasi
spora
Sifat-sifat FS-S
Tingkat dan durasi pengendaliannya lebih baik
 Lebih fleksibel dalam penggunaannya
Namun gagal memberikan hasil pengendalian penyakit
secara sempurna
Karena itu, penelitian terus berlangsung untuk
mendapatkan produk yang lebih efektif
mendapatkan teknologi pengendalian yang lebih baik
Persyaratan penting yang diperlukan
Aman terhadap
pekerja pabrik
pengguna
konsumer tanaman yang diaplikasi
harus dijamin tidak mencemari lingkungan
Selain itu, fungisida harus memiliki sifat-sifat seperti dalam
Tabel 1.3.
Sifat
 Keananan
 Keragaan
 Penggunaan
 Biaya
Tipe produk yang diharapkan
Aman bagi pengguna
Diterima lingkungan
Aman terhadap konsemer produk yang diaplikasi
Memiliki spektrum pengendalian yang luas
Memiliki periode pengendalian yang cukup lama
Meningkatkan kepercayaan
Memiliki aktivitas anti resistan
Memperbaiki keamanan tanaman
Kompatibel dengan produk lainnya
Mudah dibuat formulasi
Aman diaplikasikan
Biaya tiap perlakuan murah karena hal sebagai berikut :
 Harga fungisida lebih murah
 Tingkat (dosis) penggunaan yang rendah
 Sedikit perlakuan tiap musimBiaya aplikasi lebih
 murah

More Related Content

Similar to Kuliah-I-Pendahuluan.pptKuliah-I-Pendahuluan.ppt

Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Ir. Zakaria, M.M
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
sumitrojait
 
Resistensi Fungisida.pdf
Resistensi Fungisida.pdfResistensi Fungisida.pdf
Resistensi Fungisida.pdf
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Plh biopestisida
Plh biopestisidaPlh biopestisida
Plh biopestisida
Py Bayu
 

Similar to Kuliah-I-Pendahuluan.pptKuliah-I-Pendahuluan.ppt (20)

Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
ppt organofosfat.pptx
ppt organofosfat.pptxppt organofosfat.pptx
ppt organofosfat.pptx
 
Tehnologi bioorganik di pertanian
Tehnologi bioorganik di pertanianTehnologi bioorganik di pertanian
Tehnologi bioorganik di pertanian
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Bahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptxBahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptx
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaMateri Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
Resistensi Fungisida.pdf
Resistensi Fungisida.pdfResistensi Fungisida.pdf
Resistensi Fungisida.pdf
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
 
Slide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultutaSlide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultuta
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
Petunjuk aplikasi biop2000z + pestisida alami
Petunjuk aplikasi biop2000z + pestisida alamiPetunjuk aplikasi biop2000z + pestisida alami
Petunjuk aplikasi biop2000z + pestisida alami
 
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
 
Bulai.pdf
Bulai.pdfBulai.pdf
Bulai.pdf
 
Plh biopestisida
Plh biopestisidaPlh biopestisida
Plh biopestisida
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
Peranan jamur
Peranan jamurPeranan jamur
Peranan jamur
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

Kuliah-I-Pendahuluan.pptKuliah-I-Pendahuluan.ppt

  • 4. Tinjauan Singkat tentang Pengendalian Terpadu Penyakit Tanaman • Produksi Tanaman dan Kehilangan Hasil Karena Penyakit – Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan dan Kehilangan Hasil dalam Pertanian, kehutanan dan aktivitas lingkungan • Faktor abiotik • Faktor biotik – Faktor biotik sebagai kompetitor bagi manusia dalam produksi tanaman pertanian adalah organisme pengganggu tanaman (OPT) • – Satu kelompok organisme di antara berbagai OPT adalah patogen : • Cendawan, FLO, bakteri, nematode, algae • Virus, viroid, molikut, benalu
  • 5. PENGENDALIAN OPT – Pengendalian Alamiah – Aplikasi Pengendalian non alamiah – Pestisida hayati – Pestisida nabati – Pestisida kimiawi sintetis
  • 6. PESTISIDA umum Klasifikasi menurut Tipe OPT yang Dikendalika • Adulticide • Akaricie • Algicide • Arboricide • Avicide • Bactericide • Blasticide • Fungicide • Insecticide • Ixodicide • Larvicide • Miticide • Molluscicide • Nematicide • Ovicide • Piscicide • Predacide • Rodenticide • Silvicide • Termicide
  • 7. PESTISIDA (umum) Klasifikasi menurut Pengaruhnya terhadap OPT • Antifidan: Menghambat makan, meyebabkan serangga lapar sampai mati • Anti-transpiran: Meredukasi taranspirasi • Attraktan: Memikat hama, atraktan seks • Kemosterilan: Mengganggu kemampuan reproduksi • Defolian: Merontokkan bagian tanaman yang tidak dikehendaki tanpa mematikan tanaman • Desikan: Pengering bagian tanaman dan serangga • Disinfektan: Merusak menginaktifkan organisme berbahaya
  • 8. PESTISIDA (umum) Klasifikasi menurut Pengaruhnya terhadap OPT • Feeding stimulant : Menyebabkan serangga makan lebih bersemangat • Zat pengatur tumbuh: Menghentikan, mempercepat atau meperlambat proses pertumbuhan tanaman atau serangga • Repelen: Mengusir atau menghalau hama dari obyek yang diberi perlakuan • Semiokemikal: Feromon, alomon dan kairomon; senyawa yang dipancarkan oleh tumbuhan atau hewan, yang mengambat atau menstimulir aktivitas perilaku serangga • Sinergi: Meningkatkan keefektifan suatu agens aktif • Antisporulan : mencegah pembentukan spora cendawan • Nematostat : mnginaktifkan nematoda
  • 9. FUNGISIDA Klasifikasi Berdasarkan Tipenya Ada 3 tipe :  Protektan (protectant)  Memberikan proteksi pada tempat aplikasi  Eradikan (eradicant)  Penyembuh infeksi pada tempat aplikasi  Sistemik (systemic)  Dapat mencegah perkembangan penyakit pada tempat yang tidak diaplikasi; ada translokasi Perbedaan 3-tipe tersebut berdasar : Waktu aplikasi relatif terhadap infeksi Penyerapan dan mobilitas dalam jaringan tanaman
  • 10. FUNGISIDA (FS) Klasifikasi Menurut Sifat atau Asal Bahan FS Inorganik • Belerang • Tembaga • Merkuri • Timah FS Organik • Dithiocarbamates (Ditiokarbamat) • Ftalimid (Phtalimides) • Sulphamides (Sulfamid) • Triazines (Triazin) • Chlorophenyls (Klorofenil) • Quinones (Kuinon) • Nitroparaffins (Nitroparafin) • Quinoxalines (Kuinoksalin)
  • 11. FUNGISIDA (FS) Klasifikasi Menurut Sifat atau Asal Bahan Kimianya • Produk Berasal Dari Sumberdaya Alam – Fenilpirol – Strobilurin – Biosintesis ootridial
  • 12. FUNGISIDA (FS) Klasifikasi Menurut Sifat atau Asal Bahan Kimianya Produk-Produk Fermentasi • Griseofulvin • Mildiomisin • Validamisin • Polioksin • Blastisidin • Kasugamisin • Natamisin • Prumisin • Irumamisin
  • 13. FUNGISIDA (FS) Klasifikasi Menurut Cara Kerja (Mode of Action) Biokimianya terhadap Cendawan Patogen • Inhibitor multi site (inhibitor fungsi sel umum) • Inhibitor Spesifik i • Cara Kerja Yang Tidak Teridentifikasi
  • 14. FUNGISIDA (FS) Klasifikasi Menurut Cara Kerja (Mode of Action) Biokimianya terhadap Cendawan Patogen Inhibitor Spesifik – Gangguan Fungsi Membran Sel – Gangguan Proses-proses Nukleus – Pengaruh Pada Fungsi Dinding Sel – Penghambatan Sintesis Protein – Penghambatan Respirasi – Gangguan Nonspesifik pada Integritas Membran Sel – Penghambatan Biosintesis Poliamin
  • 15. BAKTERISIDA (BS) Klasifikasi Menurut sifat bahannya – Kimiawi • BS inorganik tradisionil • BS sintetik – Antibiotik
  • 16. NEMATISIDA (NS) Klasifikasi Menurut sifat bahannya – Volatil (Fumigans) • Hidrokarbon alifatik berhalogen • Senyawa-senyawa prekursor methyl isothio-sianate • – Nonvolatil • Fosfat organik (organophosphates) • Oksim-karbamat (oxime-carbamates)
  • 17. NEMATISIDA (NS) Klasifikasi Menurut cara kerjanya • General toksikan mematikan telur dan larva - dewasa – Hidrokarbon alifatik berhalogen – Senyawa-senyawa prekursor methyl isothio-sianate • Nematostat – Fosfat organik (organophosphates) – Oksim-karbamat (oxime-carbamates)
  • 18. FUNGISIDA - I PENDAHULUAN, DEFINISI DAN NOMENKLATUR, SEJARAH
  • 19. I. Pendahuluan # Difinisi dan Nomenklatur Fungisida (FS)  Difinisi fungisida Fungus (cendawan) – caedo (to kill; pembunuh) Secara harfiah : Agens (Agents) Pembunuh cendawan Dalam praktik pertanian : Tidak hanya yang membunuh Fungistat Antisporulan Senyawa peningkat ketahanan tanaman thd cendawan Juga digolongkan FS
  • 20. Pengertian Praktis Menjadi : ۞ Fungisida (FS) adalah Berbagai Agens  Dari Alam (Mikroba, Virus, tumbuhan Dll)  Dari Bahan Sintetis (Kimiawi) Yang dapat melindungi tanaman  Dari Invasi Cendawan (Pra-Infeksi) dan/atau  Mengeradikasi Cendawan yang Telah Menginfeksi (Pasca-Infeksi) Bagaimana dengan : • Bakterisida • Nematisida • Algasida • Benalusida (?) • Virusida (?)
  • 21. Preventif versus Kuratif  Preventif atau propilaksis, pencegahan infeksi dengan penghambatan patogen sebelum terjadinya penetrasi disebut FS protektif atau protektan  Kuratif Penyembuhan atau terapi, mengeliminasi patogen setelah infeksi Disebut fungisida kemoterapeutan atau kuratif
  • 22. Pergerakan FS dalam jaringan tanaman Cara aplikasi fungisida yang umum dilakukan :  Kecuali injeksi (infus) ke dalam batang tanaman  Pencelupan atau pembasahan benih  Penyemprotan pada daun  Penyiraman tanah di sekitar akar Tidak dapat menyembuhkan infeksi internal Hanya dapat digunakan sebagai protektan Dapat sebagai kemoterapeutan untuk Erysiphaceae, Meliolaceae tidak mampu menerobos ke dalam jaringan yang jauh dari tempat aplikasi
  • 23. Hubungan antara mobilitas dalam tanaman dan potensi FS dalam pengendalian penyakit  Tidak terabsorbsi  Terabsorbsi -tidak ditranslokasi  Terabsorbsi - ditranslokasi Protektan Terapeutan untuk Patogen permukaan Kemoterapeutan atau eradikan untuk patogen daun Sistemik Tingkat mobilitas Potensi FS
  • 24. Keuntungan fungisida sistemik  Dapat mencapai tempat yang tidak diaplikasi  Tidak perlu aplikasi berulang-ulang  Tidak mudah hilang oleh hujan atau angin  Tidak mudah terdegradasi oleh cuaca Bandingkan dengan FS non-sistemik
  • 25. Tempat bekerja fungisida sistemik Protektan atau Terapetan ?  Aplikasi pada akar melindungi daun dari  Perkecambahan spora (dimetirimol dan etirimol)  perkembangan patogen setelah penetrasi Cara translokasi sehubungan dengan aktivitas sistemik  Sistemik lokal aplikasi permukaan daun atas melindungi permukaan bawah daun (difusi)  Translokasi melalui silem, aplikasi akar melindungi daun
  • 26. Cara Kerja Senyawa Sistemik ۞Aktivitas langsung FS in vitro mempunyai aktivitas fungisidal ۞Aktivitas tidak langsung Senyawa in vitro tidak memiliki aktivitas fungisidal Secara in vivo dapat menekan aktivitas cendawan patogen FS sistemik versus kemoterapeutan sistemik
  • 27. Kebutuhan Fungisida Dikondisikan oleh adanya: Permasalahan penyakit tanaman Peningkatan populasi dunia Meningkatnya pendapatan
  • 28. Keuntungan secara langsung  Bagi petani  rendahnya biaya produksi peningkatan hasil disertai peningkatan keuntungan  Bagi konsumen  peningkatan kualitas dan kuantitas produk variasi pangan rendahnya harga produk
  • 29. Empat faktor dalam proses produksi tanaman :  Tiap faktor dapat sebagai Faktor dominan Faktor pembatas Tergantung jenis tanaman, praktik pertanian kondisi setempat a. Varietas tanaman b. Nutrisi mineral c. Suplai air d. Pengelolaan tanaman teknik budidaya pengendalian OPT
  • 30. Contoh :  Irigasi (suplai air),  faktor penentu dalam produktivitas tanaman  Kombinasi irigasi dan varietas produksi tinggi peningkatan hasil yang dramatis tetapi harus disertai input pupuk kimia tinggi  pasti akan diikuti oleh pertumbuhan gulma infestasi artropoda hama infestasi berbagai macam patigen Ancaman yang harus ditanggulangi Diperlukan Pestisida !!!???
  • 31. Produktivitas tanaman karena aplikasi FS sekitar tiga kali dari biaya aplikasi 1970-an, pengendalian penyakit tepung pada barley menningkatkan hasil sekitar 6.5 % biaya perlakuan sekitar $ 7/ha (nilai 1972) mendapat tambahan $ 21/ha Penggunaan FS spektrum luas seperti strobilurin dan triazol Peningkatan hasil lebih dari 15 % equivalen dengan keuntugan $100/ha untuk biaya pengendalian $25/ha, dengan rasio B/C 4:1
  • 32. Penggunaan FS pada cerealia di Eropa Barat  senilai 2-3 juta ton biji per tahun  sama dengan $300 – 400 juta  Pada varietas tanaman tertentu yang tidak dapat dibudidayakan tanpa pengendalian penyakit keuntungan yang diperoleh melalui penggunaan FS sangat signifikan Akhir 1800-an, masalah penyakit karat kopi sering terjadi di India, Sri Lanka dan Afrika tingkat produksi menjadi tidak ekonomis perubahan dari budidaya kopi menjadi teh Industri kopi sampai saat ini masih sepe-nuhnya tergantung pada penggunaan FS
  • 34. Sejarah Penggunaan Fungisida  Penderitaan manusia akibat penyakit Tanaman  Penyakit karat pada gandum telah diketahui sejak jaman Romawi dulu dianggap akibat kemarahan para dewa pencegahan melalui upacara-upacara persem-bahan kepada dewa Robigus dan Robigo saat itu dewa tidak sepenuhnya dipercaya pengendalian secara kimiawi juga dilakukan, dengan belerang, yang saat itu masih misterius
  • 35. Dampak kejadian lain dari penyakit tanaman : ۞ 943 penyakit cendawan di Eropa, yang disebut penyakit “St Anthony’s fire” pada manusia ۞ dengan gejala “meratap dan kejang” ۞ kini diketahui akibat megkonsumsi biji rye yang terkontaminasi alkaloid yang terdapat dalam Claviseps purpurea ۞ 1750, di Eropa penyakit-penyakit pada cerealia secara ekonomi sangat merugikan Akademi Seni dan Sain Perancis adakan sayembara untuk tulisan terbaik mengenai penyebab dan pengendalian penyakit smut (bunt) pada gandum solusi belum dite- mukan hingga 10 tahun kemudian
  • 36. 10 tahun kemudian lebih dari setengah tanaman gandum di Perancis gagal oleh Ustilago nuda Seorang peneliti bernama Tillet Menjelaskan penyebab penyakit bunt, diberi nama Tilletia tritici percobaan efikasi berbagai macam perlakuan terhadap T. tritici tanaman diaplikasi dengan bahan campuran kapur atau urin relativ terbebas dari penyakit bunt Tillet perlakuan benih terhadapT. tritici perintis pertama praktik perlakuan fungisi-da pada benih
  • 37.  Faktor penyakit tanaman dalam keberlangsungan beberapa industri Industri anggur  penyakit tepung, Uncinula necator, mula-mula di Belanda dalam 1845,  diikuti oleh penyakit embun bulu, Plasmopara viticola akhir 1850-an  Dalam periode ini juga tercatat sebagai awal penggunaan fungisida modern  sulfur untuk pengendalian U. necator di Belanda  belum didapat produk sulfur yang dapat diaplikasikan secara mudah dalam area luas
  • 38. Faktor penyakit tanaman dalam keberlangsungan beberapa industri (lanjutan)  1855, Bequerel memproduksi bentuk sulfur lembut (halus) dapat diaplikasikan secara merata pada permukaan tanaman (bagaimana proses pembuatannya ?)  1885, campuran Bordeaux oleh Millardet (tembaga sulfat dan kapur) untuk pengendalian P. viticola  efektif terhadap penyakit hawar pada kentang  Banyak versi campuran ini,  tetapi campuran yang esensial sampai saat ini masih digunakan untuk mengendalikan penyakit cendawan pada berbagai macam tanaman
  • 39.  Pengembangan FS thd penyakit pada anggur di Perancis, merangsang penelitian FS internasional  1886, percobaan di USA untuk evaluasi semua jenis FS unggulan di Perancis terhadap :  penyakit busuk hitam (Guignardia bidwellii) pada anggur  kudis,Venturia inaequalis pada apel  tepung, Sphaerotheca fuliginea pada anggur  dan sejumlah patogen pada sayuran  Kolaborasi USDA dan para pakar Perancis  menguji hubungan dosis, biaya serta waktu optimum penyemprotan dan fitotoksisitas  produksi gandum sangat dibatasi penyakit karat, hingga datangnya fungisida sistemik dalam pertengahan tahun 1960-an
  • 40. Tanaman lainnya juga mengalami gangguan penyakit karat ۞ 1869, pada kopi di Sri Lanka, dalam 10 tahun produktivitas turun lebih dari 50 % ۞ Banyak perkebunan kopi diganti dengan teh ۞ Perkebunan kopi di Sri Lanka dan India saat ini sepenuhnya tergantung pada fungisida ۞ Senyawa organik kompleks untuk perlakuan benih pada gandum dalam pengendalian penyakit karat
  • 41. ۞Senyawa arsenik dan intermediat dyestuff dalam industri farmasi, memicu fitopatologis German dalam penelitian yang sama  Hasilkan FS sintetik fenol yang mengandung unsur merkuri, tembaga dan timah  Ditemukan oleh Bayer senyawa bermerkuri dan fenol berklor, mendorong pengembangan perlakuan benih dengan merkuri organik  Produk yang pertama adalah : Uspulum, diintroduksi dalam 1915 oleh Bayer, diikuti oleh Ceresan dari ICI (1929) diikuti Agrosan G, juga dari ICI (1933)
  • 42. Produk-produk merkuri, tembaga dan timah Populer dan menyebar luas Bayer, ICI berkembang menjadi perusahaan-perusahaan utama dalam industri agrokimia dari akhir 1850-an produk-produk berbasis merkuri dilarang dalam 1970-1980-an karena mencemari tanah
  • 43. FUNGISIDA NON-SISTEMIK  tidak dapat mengendalikan patogen-patogen yang sudah mapan di dalam jaringan tanaman  aplikasi harus sebelum kolonisasi patogen  Patogen berkembang pada jaringan baru yang terbebas dari deposit fungisida  Aplikasi harus berkali-kali ۞Namun FS-NS cara kerjanya non-spesifik ۞masih handal dalam pengendalian patogen minor ۞untuk mengatasi resistansi patogen terhadap FS- sistemik
  • 44. Berkembangnya FS sistemik Sebelum dikembangkannya FS-S akhir 1960-an, semua senyawa FS bersifat protektan non-sistemik Fungisida sistemik (FS-S) telah merebut pasar FS non-sistemik (FS-NS) FS-S, pada daun dapat mengendalikan penyakit dengan membunuh miselium cendawan tepung atau lebih umum melalui pencegahan germinasi spora
  • 45. Sifat-sifat FS-S Tingkat dan durasi pengendaliannya lebih baik  Lebih fleksibel dalam penggunaannya Namun gagal memberikan hasil pengendalian penyakit secara sempurna Karena itu, penelitian terus berlangsung untuk mendapatkan produk yang lebih efektif mendapatkan teknologi pengendalian yang lebih baik
  • 46. Persyaratan penting yang diperlukan Aman terhadap pekerja pabrik pengguna konsumer tanaman yang diaplikasi harus dijamin tidak mencemari lingkungan Selain itu, fungisida harus memiliki sifat-sifat seperti dalam Tabel 1.3.
  • 47. Sifat  Keananan  Keragaan  Penggunaan  Biaya Tipe produk yang diharapkan Aman bagi pengguna Diterima lingkungan Aman terhadap konsemer produk yang diaplikasi Memiliki spektrum pengendalian yang luas Memiliki periode pengendalian yang cukup lama Meningkatkan kepercayaan Memiliki aktivitas anti resistan Memperbaiki keamanan tanaman Kompatibel dengan produk lainnya Mudah dibuat formulasi Aman diaplikasikan Biaya tiap perlakuan murah karena hal sebagai berikut :  Harga fungisida lebih murah  Tingkat (dosis) penggunaan yang rendah  Sedikit perlakuan tiap musimBiaya aplikasi lebih  murah