SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
HUKUM DAN
STRUKTUR SOSIAL
Prof. Dr. Busyra Azheri, SH., M.Hum
sosial
agama
pendidikan
budaya
ekonomi
politik
hukum
SISTEM SOSIAL
HUKUM DAN SISTEM SOSIAL
• Teori Sibenertika Talcott Parson :
Sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai sub
sistem sosial yang saling mengalami ketergantuangan dan
keterkaitan.
• Adanya hubungan yang saling keterkaitan, interaksi dan saling
ketergantungan.
• Hukum dan politik saling dominan untuk menjadi yang paling
unggul/ dominan/ primer dalam konfigurasinya.
• Hukum dalam kehidupan sistem sosial seharusnya hukum
menjadi sus sistem yang menentukan.
• Salah satu sistem yang dominan akan diikuti oleh sistem yang
lainnya, demikian juga ketika terjadi supremasi hukum maka
aspek-aspek lain mengikuti.
Hukum sebagai Mekanisme Pengintegrasi
(Bredemeier)
Masukan dari
fungsi
Proses
Pengintegrasian
Bentuk Keluaran
Adaptasi
(Ekonomi)
Penataan kembali proses
produksi dalam masyarakat
Legalisasi dan konkretisasi
tujun-tujun masyarakat
Sistem Hukum
(Pengadilan)
Pengerjaan
Tujuan (politik)
Keadilan
Mempertahankan
pola (Budaya)
HUKUM DAN NORMA SOSIAL
• Sosial kontrol bertujuan  agar semua orang berperilaku
sesuai harapan yang menimbulkan konformitas sosial yaitu
pola perilaku yang sesuai dengan norma sehingga tercapai
tujuan diberlakukannya suatu kaidah sosial.
• Kenyataannya sering terjadi kondisi-kondisi unconformity,
sehingga kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau
kekuasaan negara tidak sesuai harapan yang ada.
• Kontrol sosial dapat dilakukan oleh masyarakat (social
control by society) maupun oleh Negara (social control by
government).
• Kontrol oleh masyarakat melalui kaidah social non formal
sementara oleh Negara dilakukan melalui kaidah social
bersifat formal.
Kaidah Sosial dan Hukum (Donald Black)
Kontrol sosial merupakan aspek normatif dari kehidupan sosial
• Kontrol sosial bertujuan agar perilaku masyarakat conform dengan
apa yang seharusnya (nilai ideal) yang terumuskan dalam norma
Donald Black (The Behavior of Law):
• Social control is a quantitative variable  variabel kuantitatif, tidak
konstan dan tidak ajeg
• Law is governmental social control  (Hk. adalah kontrol sosial yang
dilakukan pemerintah)
• Law varies inversely with other social control  (hukum bervariasi
secara terbalik dengan kontrol sosial lainnya)  Hubungan tolak tarik
• Law is stronger where other social control is weaker (hukum menguat
ketika kontrol sosial lain melemah)
• Law is weaker where other social control is stronger (hukum melemah
ketika kontrol sosial lain menguat).
• Kaidah sosial dan kaidah hukum sulit dibedakan :
– Karena keduanya beroperasi secara bersama dalam
masyarakat
– Keduanya mempunyai fungsi yang sama  sebagai alat
kontrol sosial
– Terjadi tolak tarik antara keduanya.
• Leopold Pospisil
Kaidah dapat disebut sebagai HUKUM jika berciri :
– Attribute of authority
– Attribute of intention of universal application
– Attribute of obligation
– Attribute of sanction
Hukum dan Politik
• Struktur Sosial membentuk kofigurasi lembaga kemasyarakatan
• Hukum dan politik berupaya menjadi yang paling unggul/ dominan/ primer
dalam konfigurasi lembaga kemasyarakatan.
• Supremasi hukum  hukum menjadi hal yang berpengaruh.
• Salah satu sistem yang dominan akan diikuti oleh sistem yang lainnya,
demikian juga ketika terjadi supremasi hukum maka aspek-aspek lain
mengikuti.
Daniel S. Lev.:
Politik adalah lembaga yang primer dan hukum sebagai variabel yang
mengikuti (ex : kehidupan negara berkembang/ negara bekas jajahan).
Ex. Indonesia :
-ORLA : Politik dominan dan hukum menyesuaikan.
-ORBA : Ekonomi dan hukum alat melegitimasi kepentingan penguasa.
-Orde Reformasi : Politik dominan  hukum mengikuti, walau agenda
awal reformasi untuk supremasi hukum.
Pengaruh konfigurasi politik terhadap
karakter produk hukum (Moh. Mahfud)
• Konfigurasi politik  Karakter produk hukum
Demokratis  Responsif/ otonom
Non demokratis/otoriter  Konservatif, ortodoks, represif
• Ciri-ciri demokratis:
-Peran serta publik dalam pembuatan kebijakan negara/ publik.
-Badan perwakilan menjalankan fungsi dalam pembuatan kebijakan.
-Pers bebas sebagai fungsi kontrol.
• Ciri-ciri hukum yang responsif atau otonom:
-Hukum memenuhi kebutuhan kepentingan individu dan masyarakat.
-Proses pembuatan hukum partisipatif.
-Fungsi hukum sebagai instrumen pelaksana kehendak rakyat.
-Interpretasi hukum dilakukan oleh yudikatif.
• Ciri-ciri konfigurasi Politik Otoriter :
- Pemerintah atau eksekutif dominan.
- Badan perwakilan sebagai alat justifikasi (tukang
stempel).
- Pers yang tidak bisa bebas.
• Ciri-ciri Hukum Konservatif/Ortodok/Reperesif:
- Hukum untuk memenuhi visi politik penguasa.
- Pembuatan hukum tidak partisipatif.
- Fungsi hukum sebagai legitimasi program penguasa.
- Hukum abstrak dan interpretasi penguasa sesuai
dengan visi politiknya.
1. HukumRepresif :
• Ditandai ditandai dengan adaptasi yang pasif dan oportunistik dari
institusi-institusi hukum terhadap lingkungan sosial dan politik.
• Institusi hukum secara langsung dapat diakses oleh kekuatan
politik.
• Kriminalisasi adalah bentuk yang paling disukai sebagai alay kontrol
yang resmi
• Tidak memperhatikan kepentingan orang yang diperintah
TIGATIPEHUKUM
(Philippe Nonet & Philip Selznick, 1978 : 13)
2. HukumOtonom :
• Merupakan reaksi menentang keterbukaan yang
serampangan.
• Tertib hukum dugunakan untuk menjinakkan represi.
• Pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan bukan
berdasarkan orang.
• Hukum terpisah dari politik, tertib hukum dan prosedur hukum
adalah jantung dari hukum.ahli hukum menjauhkan diri dari
pembentukan kebijakan publik.
3. HukumResponsif :
• Merupakan suatu tahapan evolusi yang lebih tinggi dibanding
hukum represif dan otonom.
• Ditandai adanya kapasitas yang yang bertanggungjawab
(selektif dan tidak serampangan).
• Merupakan bentuk dari reaalisme hukum yang responsif
terhadap kebutuhan sosial, tidak sekedar mempertahankan
prosedur hukum.
PERBANDINGAN TIGA TIPE HUKUM
(Philippe Nonet & Philip Selznick, 1978 : 13)
HK REPRESIF HK. OTONOM HK. RESPONSIF
TUJUAN HKM Ketertiban Legitimasi Kompetensi
LEGITIMASI
Ketahanan sosial
dan tujuan negara
Keadilan prosedural Keadilan Substantif
PERATURAN
Keras dan rinci
namun lemah
terhadap pembuat
hukum
Luas dan rinci,
mengikat penguasa
dan yang dikuasai
Subordinat dari prinsip
dan kebijakan
PERTIM-
BANGAN
Ad hoc:
memudahkan
mencapai tujuan dan
partikular
Sangat melekat pada
otoritas legal; rentan
thdp formalisme dan
legalisme
Purposif
(berorientasikan
tujuan), perluasan
kompetensi kognitif
DISKRESI
Sangat luas:
oportunuistik
Dibtasai oleh peratiran;
delegasi yang sempit
Luas tetapi tetap sesuai
tujuan
HK REPRESIF HK. OTONOM HK. RESPONSIF
PAKSAAN
Ekstensif: dibataai
secara lemah
Dikontrol oleh batasan-
batasan hukum
Pencarian positif bagi
berbagai alternatif, seperti
insentif, sistem kewajiban
yang mampu bertahan
sendiri
MORALITAS
Moralitas komunal;
moralisme hukum,
“moralitas
pembatasan”
Moralitas kelembagaan;
yakni dipenuhi dengan
integritas proses hukum
Moralitas sipil: “moralitas
kerjasama”
POLITIK
Hukum subordinatif
terhadap politik
kekuaasaan
Hukum independen dari
politik, pemisahan
kekuasaan
Terintegrasinya aspirasi
hukum dan politik;
keterpaduan kekuasaan
HARAPAN
KETAATAN
Tanpa syarat,
ketidaktaatan per se
dihukum sebagai
pembangkangan
Penyimpangan peraturan
yang dibenarkan, misalnya
untuk menguji validitas UU
atau perintah
Pembangkangan dilihat dari
aspek bahaya substantif,
dipandang sebagai gugatan
terhadap legitimasi
PARTISISIPASI
Pasif, kritik dilihat
sebagai
ketidaksetiaan
Akses dibatasi oleh
prosedur baku, munculnya
kritik atas hukum
Akses diperbesar dengan
integrasi advokasi hukum&
sosial
Kuliah 2 (struktur sosial).ppt

More Related Content

Similar to Kuliah 2 (struktur sosial).ppt

PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxPERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxIlyasAlbar
 
Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2dzakiaziz
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptxPMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptxmuhammadrezza14
 
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasional
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasionalBudaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasional
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasionalMuh Sudirman Sesse Albone
 
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUMSOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUMUnivers
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skillBagus Yoga
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skillBagus Yoga
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismIsnaldi Utih
 
Keadilan bangsa indonesia
Keadilan bangsa indonesiaKeadilan bangsa indonesia
Keadilan bangsa indonesiaRacmat Ridho
 
Tugas soft skill bab 4
Tugas soft skill bab 4Tugas soft skill bab 4
Tugas soft skill bab 4anamuno
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skillBagus Yoga
 
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahan
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahanAsas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahan
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahanswirawan
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukumKau Hatiku
 
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdfpenegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdfRendySahputra1
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptAndyWarnet99
 
Materi Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptxMateri Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptxNdodIswahyudi
 

Similar to Kuliah 2 (struktur sosial).ppt (20)

PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxPERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
 
Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2
 
Makalah rule of law
Makalah rule of lawMakalah rule of law
Makalah rule of law
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Hukum non doktrinal
Hukum non doktrinalHukum non doktrinal
Hukum non doktrinal
 
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptxPMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
 
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasional
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasionalBudaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasional
Budaya hukum dan implikasinya terhadap pembangunan hukum nasional
 
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUMSOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
 
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skill
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skill
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 
Keadilan bangsa indonesia
Keadilan bangsa indonesiaKeadilan bangsa indonesia
Keadilan bangsa indonesia
 
Tugas soft skill bab 4
Tugas soft skill bab 4Tugas soft skill bab 4
Tugas soft skill bab 4
 
Tugas soft skill
Tugas soft skillTugas soft skill
Tugas soft skill
 
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahan
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahanAsas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahan
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahan
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukum
 
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdfpenegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.ppt
 
Materi Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptxMateri Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptx
 

Recently uploaded

BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 

Recently uploaded (11)

BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 

Kuliah 2 (struktur sosial).ppt

  • 1. HUKUM DAN STRUKTUR SOSIAL Prof. Dr. Busyra Azheri, SH., M.Hum
  • 3. HUKUM DAN SISTEM SOSIAL • Teori Sibenertika Talcott Parson : Sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai sub sistem sosial yang saling mengalami ketergantuangan dan keterkaitan. • Adanya hubungan yang saling keterkaitan, interaksi dan saling ketergantungan. • Hukum dan politik saling dominan untuk menjadi yang paling unggul/ dominan/ primer dalam konfigurasinya. • Hukum dalam kehidupan sistem sosial seharusnya hukum menjadi sus sistem yang menentukan. • Salah satu sistem yang dominan akan diikuti oleh sistem yang lainnya, demikian juga ketika terjadi supremasi hukum maka aspek-aspek lain mengikuti.
  • 4. Hukum sebagai Mekanisme Pengintegrasi (Bredemeier) Masukan dari fungsi Proses Pengintegrasian Bentuk Keluaran Adaptasi (Ekonomi) Penataan kembali proses produksi dalam masyarakat Legalisasi dan konkretisasi tujun-tujun masyarakat Sistem Hukum (Pengadilan) Pengerjaan Tujuan (politik) Keadilan Mempertahankan pola (Budaya)
  • 5. HUKUM DAN NORMA SOSIAL • Sosial kontrol bertujuan  agar semua orang berperilaku sesuai harapan yang menimbulkan konformitas sosial yaitu pola perilaku yang sesuai dengan norma sehingga tercapai tujuan diberlakukannya suatu kaidah sosial. • Kenyataannya sering terjadi kondisi-kondisi unconformity, sehingga kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kekuasaan negara tidak sesuai harapan yang ada. • Kontrol sosial dapat dilakukan oleh masyarakat (social control by society) maupun oleh Negara (social control by government). • Kontrol oleh masyarakat melalui kaidah social non formal sementara oleh Negara dilakukan melalui kaidah social bersifat formal.
  • 6. Kaidah Sosial dan Hukum (Donald Black) Kontrol sosial merupakan aspek normatif dari kehidupan sosial • Kontrol sosial bertujuan agar perilaku masyarakat conform dengan apa yang seharusnya (nilai ideal) yang terumuskan dalam norma Donald Black (The Behavior of Law): • Social control is a quantitative variable  variabel kuantitatif, tidak konstan dan tidak ajeg • Law is governmental social control  (Hk. adalah kontrol sosial yang dilakukan pemerintah) • Law varies inversely with other social control  (hukum bervariasi secara terbalik dengan kontrol sosial lainnya)  Hubungan tolak tarik • Law is stronger where other social control is weaker (hukum menguat ketika kontrol sosial lain melemah) • Law is weaker where other social control is stronger (hukum melemah ketika kontrol sosial lain menguat).
  • 7. • Kaidah sosial dan kaidah hukum sulit dibedakan : – Karena keduanya beroperasi secara bersama dalam masyarakat – Keduanya mempunyai fungsi yang sama  sebagai alat kontrol sosial – Terjadi tolak tarik antara keduanya. • Leopold Pospisil Kaidah dapat disebut sebagai HUKUM jika berciri : – Attribute of authority – Attribute of intention of universal application – Attribute of obligation – Attribute of sanction
  • 8. Hukum dan Politik • Struktur Sosial membentuk kofigurasi lembaga kemasyarakatan • Hukum dan politik berupaya menjadi yang paling unggul/ dominan/ primer dalam konfigurasi lembaga kemasyarakatan. • Supremasi hukum  hukum menjadi hal yang berpengaruh. • Salah satu sistem yang dominan akan diikuti oleh sistem yang lainnya, demikian juga ketika terjadi supremasi hukum maka aspek-aspek lain mengikuti. Daniel S. Lev.: Politik adalah lembaga yang primer dan hukum sebagai variabel yang mengikuti (ex : kehidupan negara berkembang/ negara bekas jajahan). Ex. Indonesia : -ORLA : Politik dominan dan hukum menyesuaikan. -ORBA : Ekonomi dan hukum alat melegitimasi kepentingan penguasa. -Orde Reformasi : Politik dominan  hukum mengikuti, walau agenda awal reformasi untuk supremasi hukum.
  • 9. Pengaruh konfigurasi politik terhadap karakter produk hukum (Moh. Mahfud) • Konfigurasi politik  Karakter produk hukum Demokratis  Responsif/ otonom Non demokratis/otoriter  Konservatif, ortodoks, represif • Ciri-ciri demokratis: -Peran serta publik dalam pembuatan kebijakan negara/ publik. -Badan perwakilan menjalankan fungsi dalam pembuatan kebijakan. -Pers bebas sebagai fungsi kontrol. • Ciri-ciri hukum yang responsif atau otonom: -Hukum memenuhi kebutuhan kepentingan individu dan masyarakat. -Proses pembuatan hukum partisipatif. -Fungsi hukum sebagai instrumen pelaksana kehendak rakyat. -Interpretasi hukum dilakukan oleh yudikatif.
  • 10. • Ciri-ciri konfigurasi Politik Otoriter : - Pemerintah atau eksekutif dominan. - Badan perwakilan sebagai alat justifikasi (tukang stempel). - Pers yang tidak bisa bebas. • Ciri-ciri Hukum Konservatif/Ortodok/Reperesif: - Hukum untuk memenuhi visi politik penguasa. - Pembuatan hukum tidak partisipatif. - Fungsi hukum sebagai legitimasi program penguasa. - Hukum abstrak dan interpretasi penguasa sesuai dengan visi politiknya.
  • 11. 1. HukumRepresif : • Ditandai ditandai dengan adaptasi yang pasif dan oportunistik dari institusi-institusi hukum terhadap lingkungan sosial dan politik. • Institusi hukum secara langsung dapat diakses oleh kekuatan politik. • Kriminalisasi adalah bentuk yang paling disukai sebagai alay kontrol yang resmi • Tidak memperhatikan kepentingan orang yang diperintah TIGATIPEHUKUM (Philippe Nonet & Philip Selznick, 1978 : 13)
  • 12. 2. HukumOtonom : • Merupakan reaksi menentang keterbukaan yang serampangan. • Tertib hukum dugunakan untuk menjinakkan represi. • Pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan bukan berdasarkan orang. • Hukum terpisah dari politik, tertib hukum dan prosedur hukum adalah jantung dari hukum.ahli hukum menjauhkan diri dari pembentukan kebijakan publik. 3. HukumResponsif : • Merupakan suatu tahapan evolusi yang lebih tinggi dibanding hukum represif dan otonom. • Ditandai adanya kapasitas yang yang bertanggungjawab (selektif dan tidak serampangan). • Merupakan bentuk dari reaalisme hukum yang responsif terhadap kebutuhan sosial, tidak sekedar mempertahankan prosedur hukum.
  • 13. PERBANDINGAN TIGA TIPE HUKUM (Philippe Nonet & Philip Selznick, 1978 : 13) HK REPRESIF HK. OTONOM HK. RESPONSIF TUJUAN HKM Ketertiban Legitimasi Kompetensi LEGITIMASI Ketahanan sosial dan tujuan negara Keadilan prosedural Keadilan Substantif PERATURAN Keras dan rinci namun lemah terhadap pembuat hukum Luas dan rinci, mengikat penguasa dan yang dikuasai Subordinat dari prinsip dan kebijakan PERTIM- BANGAN Ad hoc: memudahkan mencapai tujuan dan partikular Sangat melekat pada otoritas legal; rentan thdp formalisme dan legalisme Purposif (berorientasikan tujuan), perluasan kompetensi kognitif DISKRESI Sangat luas: oportunuistik Dibtasai oleh peratiran; delegasi yang sempit Luas tetapi tetap sesuai tujuan
  • 14. HK REPRESIF HK. OTONOM HK. RESPONSIF PAKSAAN Ekstensif: dibataai secara lemah Dikontrol oleh batasan- batasan hukum Pencarian positif bagi berbagai alternatif, seperti insentif, sistem kewajiban yang mampu bertahan sendiri MORALITAS Moralitas komunal; moralisme hukum, “moralitas pembatasan” Moralitas kelembagaan; yakni dipenuhi dengan integritas proses hukum Moralitas sipil: “moralitas kerjasama” POLITIK Hukum subordinatif terhadap politik kekuaasaan Hukum independen dari politik, pemisahan kekuasaan Terintegrasinya aspirasi hukum dan politik; keterpaduan kekuasaan HARAPAN KETAATAN Tanpa syarat, ketidaktaatan per se dihukum sebagai pembangkangan Penyimpangan peraturan yang dibenarkan, misalnya untuk menguji validitas UU atau perintah Pembangkangan dilihat dari aspek bahaya substantif, dipandang sebagai gugatan terhadap legitimasi PARTISISIPASI Pasif, kritik dilihat sebagai ketidaksetiaan Akses dibatasi oleh prosedur baku, munculnya kritik atas hukum Akses diperbesar dengan integrasi advokasi hukum& sosial