Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi penyebab terjadinya proses persalinan kala II lama pada ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 sampai 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab utama kala II lama dan dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara dan studi dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kala II lama terb
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi penyebab terjadinya proses persalinan kala II lama pada ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 sampai 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab utama kala II lama dan dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara dan studi dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kala II lama terb
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna periode Juli 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling terhadap 53 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berdasarkan tingkat tahu sebesar 69,23% berada pada kategori cukup, tingkat paham sebesar 61,54% ber
Karya tulis ini membahas hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah di Puskesmas Wapunto, Kabupaten Muna tahun 2016. Kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan tekanan darah karena menyebabkan hipertropi jantung dan meningkatkan respons sistem renin-angiotensin. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah dengan menggunakan metode cross sectional pada 69 respon
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang identifikasi ibu hamil dengan abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan abortus memiliki paritas 1-4, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berumur 20-35 tahun.
Karya tulis ini membahas tentang identifikasi faktor-faktor penyebab ketuban pecah dini di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna periode 2011-2012. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan mengambil data sekunder pada register pasien. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor penyebab utama ketuban pecah dini adalah umur ibu, panggul sempit, dan persalinan prematur."
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan gizi masa nifas di Puskesmas Katobu. Ibu nifas memerlukan gizi yang memadai untuk pemulihan tubuh dan mencegah komplikasi. Kekurangan gizi dapat berdampak buruk pada ibu dan bayi.
Karya tulis ini membahas karakteristik ibu bersalin dengan postterm di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan 32 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin dengan postterm berdasarkan graviditas (31,2%) dan sebagian besar sisanya tidak masuk kategori umur, graviditas, atau paritas (34,3%).
Karya tulis ilmiah ini membahas faktor-faktor penyebab persalinan premature di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian menemukan bahwa umur ibu >35 tahun dan paritas ≥IV merupakan faktor risiko utama persalinan premature, selain kehamilan patologis seperti KPD dan plasenta previa.
Ibu nifas perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang teknik menyusui bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui di Puskesmas Mabodo. Penelitian menggunakan metode survei dengan sampel 31 ibu nifas. Hasilnya menunjukkan sebagian besar ibu nifas memiliki pengetahuan yang kurang tentang teknik menyusui.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum terhadap Ny. D umur 18 tahun P1 A0 6 jam post partum di BPS Hj. Kartini MS Bandar Lampung tahun 2015. Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah komplikasi selama masa nifas seperti infeksi yang dapat timbul dari luka perineum. Oleh karena itu, peraw
Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia pada ibu hamil, meliputi definisi, gejala, klasifikasi, dan etiologi preeklamsia. Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul selama kehamilan ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein dalam urine, yang dapat berakibat buruk bagi ibu dan janin. Penyebab pasti preeklamsia belum diketahui secara jelas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Tujuan utama perpustakaan perguruan tinggi adalah memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa dan dosen serta membantu menyelesaikan tugas dengan koleksi yang sesuai kurikulum
2) Perpustakaan digital berbeda dengan konvensional karena koleksinya berada di server yang dapat diakses lewat jaringan komputer
3) Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan sistem perpustakaan
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi alasan ibu hamil dalam memilih penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lasalepa Kabupaten Muna tahun 2016.
2. Penelitian menggunakan metode survei dengan kuesioner untuk mengumpulkan data primer dari 31 responden.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak rumah ibu ke tempat persalinan dan bi
Rumah Bersalin Cuma Cuma (RBC) adalah lembaga layanan kesehatan yang memberikan pelayanan persalinan secara gratis bagi ibu dan anak dari kalangan dhuafa secara profesional dan independen. RBC bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan kaum dhuafa dan menjadi rujukan utama dalam bidang kesehatan ibu dan anak.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Latar belakang masalah adalah angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah infeksi pada luka perineum. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka perineum.
Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta tumbuh terlalu rendah di rahim sehingga menutupi atau berada di dekat mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan berbahaya selama kehamilan akhir. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan USG dan konfirmasi lokasi implantasi plasenta. Penatalaksanaannya meliputi pengawasan ketat, istirahat, dan persalinan melalui vagina atau sesar secara terencana
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna periode Juli 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling terhadap 53 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berdasarkan tingkat tahu sebesar 69,23% berada pada kategori cukup, tingkat paham sebesar 61,54% ber
Karya tulis ini membahas hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah di Puskesmas Wapunto, Kabupaten Muna tahun 2016. Kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan tekanan darah karena menyebabkan hipertropi jantung dan meningkatkan respons sistem renin-angiotensin. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah dengan menggunakan metode cross sectional pada 69 respon
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang identifikasi ibu hamil dengan abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan abortus memiliki paritas 1-4, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berumur 20-35 tahun.
Karya tulis ini membahas tentang identifikasi faktor-faktor penyebab ketuban pecah dini di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna periode 2011-2012. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan mengambil data sekunder pada register pasien. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor penyebab utama ketuban pecah dini adalah umur ibu, panggul sempit, dan persalinan prematur."
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan gizi masa nifas di Puskesmas Katobu. Ibu nifas memerlukan gizi yang memadai untuk pemulihan tubuh dan mencegah komplikasi. Kekurangan gizi dapat berdampak buruk pada ibu dan bayi.
Karya tulis ini membahas karakteristik ibu bersalin dengan postterm di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan 32 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin dengan postterm berdasarkan graviditas (31,2%) dan sebagian besar sisanya tidak masuk kategori umur, graviditas, atau paritas (34,3%).
Karya tulis ilmiah ini membahas faktor-faktor penyebab persalinan premature di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian menemukan bahwa umur ibu >35 tahun dan paritas ≥IV merupakan faktor risiko utama persalinan premature, selain kehamilan patologis seperti KPD dan plasenta previa.
Ibu nifas perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang teknik menyusui bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui di Puskesmas Mabodo. Penelitian menggunakan metode survei dengan sampel 31 ibu nifas. Hasilnya menunjukkan sebagian besar ibu nifas memiliki pengetahuan yang kurang tentang teknik menyusui.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum terhadap Ny. D umur 18 tahun P1 A0 6 jam post partum di BPS Hj. Kartini MS Bandar Lampung tahun 2015. Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah komplikasi selama masa nifas seperti infeksi yang dapat timbul dari luka perineum. Oleh karena itu, peraw
Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia pada ibu hamil, meliputi definisi, gejala, klasifikasi, dan etiologi preeklamsia. Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul selama kehamilan ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein dalam urine, yang dapat berakibat buruk bagi ibu dan janin. Penyebab pasti preeklamsia belum diketahui secara jelas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Tujuan utama perpustakaan perguruan tinggi adalah memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa dan dosen serta membantu menyelesaikan tugas dengan koleksi yang sesuai kurikulum
2) Perpustakaan digital berbeda dengan konvensional karena koleksinya berada di server yang dapat diakses lewat jaringan komputer
3) Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan sistem perpustakaan
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi alasan ibu hamil dalam memilih penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lasalepa Kabupaten Muna tahun 2016.
2. Penelitian menggunakan metode survei dengan kuesioner untuk mengumpulkan data primer dari 31 responden.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak rumah ibu ke tempat persalinan dan bi
Rumah Bersalin Cuma Cuma (RBC) adalah lembaga layanan kesehatan yang memberikan pelayanan persalinan secara gratis bagi ibu dan anak dari kalangan dhuafa secara profesional dan independen. RBC bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan kaum dhuafa dan menjadi rujukan utama dalam bidang kesehatan ibu dan anak.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Latar belakang masalah adalah angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah infeksi pada luka perineum. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka perineum.
Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta tumbuh terlalu rendah di rahim sehingga menutupi atau berada di dekat mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan berbahaya selama kehamilan akhir. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan USG dan konfirmasi lokasi implantasi plasenta. Penatalaksanaannya meliputi pengawasan ketat, istirahat, dan persalinan melalui vagina atau sesar secara terencana
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi indikasi induksi persalinan pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini menemukan bahwa ketuban pecah dini merupakan indikasi induksi persalinan tertinggi dengan 42,55% kasus, diikuti kematian janin dalam rahim 23,40% dan kehamilan lewat waktu 34,04%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikasi yang
Sectio caesaria (SC) adalah tindakan bedah untuk melahirkan janin dengan membuat insisi pada dinding perut dan rahim. Terdapat beberapa jenis SC antara lain SC klasik, SC transperitoneal profunda, dan SC ekstraperitoneal. Indikasinya meliputi komplikasi kehamilan seperti CPD, PEB, KPD, dan kelainan letak janin. Teknik pembedahannya meliputi tahapan pembukaan rahim, pengeluaran janin, pen
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran kejadian rupture perineum tingkat III pada ibu bersalin primigravida di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar tahun 2014 berdasarkan berat badan lahir dan presentase janin. Penelitian menemukan bahwa kejadian rupture perineum tingkat III terjadi pada 65 ibu dengan berat badan bayi ≥3500 gram sebanyak 56 ibu dan berat badan <3500 gram sebanyak 9 ibu. Presentase
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Dokumen tersebut membahas pengembangan model media pembelajaran yang efektif dengan menggunakan software Macromedia Flash untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan tentang pendesainan model media pembelajaran yang optimal dan potensi Macromedia Flash dalam mendukung pembelajaran interaktif."
Makalah ini membahas tentang penyuluhan keputihan. Keputihan adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan pada alat kelamin wanita. Ada dua jenis keputihan, yaitu fisiologis dan patologis. Berbagai faktor seperti kebersihan, stress, dan penggunaan obat dapat menyebabkan keputihan. Gejala keputihan antara lain rasa gatal dan adanya cairan dari vagina. Wanita yang men
Studi ini mengidentifikasi penyebab kematian bayi di rumah sakit umum kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian deskriptif ini menggunakan sampel 59 bayi yang meninggal dan menemukan bahwa penyebab utama kematian adalah BBLR (75,48%), diikuti sepsis neonatorum (50,95%), gangguan pernafasan (37,74%), dan asfiksia (33,97%). Studi ini menyimpulkan bahwa tingkat kematian bayi di rumah sak
Karya tulis ilmiah ini membahas tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam hal tahu, pemahaman, dan aplikasi tentang pemberian MP-ASI. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat tahu ibu sudah baik, namun tingkat pemahaman dan apl
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang identifikasi ibu hamil dengan abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan abortus memiliki paritas 1-4, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berumur 20-35 tahun.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
INTRANATAL PADA NY. “H” DENGAN PRESENTASE BOKONG
DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FERA KABUPATEN MUNA
TANGGAL 25 S.D. 26 MARET 2015
Karya Tulis
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu post sectio caesarea tentang mobilisasi dini di RSUD Kabupaten Muna tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai mobilisasi dini berdasarkan tingkat tahu, pemahaman, dan aplikasi. Hanya sedikit responden yang memiliki pengetahuan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penget
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia sedang. Studi kasus dilakukan terhadap ibu bernama Ny. R di Puskesmas Lasalepa yang melahirkan pada tanggal 27 April 2015. Telaah ini menguraikan proses identifikasi masalah, perencanaan asuhan, implementasi, evaluasi, serta pendokumentasian yang dilakukan. Hasilnya, penulis mampu mengidentifikasi data dasar,
Karya tulis ilmiah ini mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin di ruang bersalin rumah sakit kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian menemukan bahwa penyebab utama gawat janin adalah persalinan postterm sebanyak 14 kasus (42,42%), diikuti preeklampsi sebanyak 7 kasus (21,21%), dan infeksi sebanyak 6 kasus (18,18%). Penelitian ini menggunakan
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...Warnet Raha
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi bernama M yang berusia 3 hari dengan diagnosis infeksi tali pusat di wilayah kerja Puskesmas Parigi, Kabupaten Muna selama periode 24-28 April 2015. Karya tulis ini membahas latar belakang masalah, tujuan studi, metode yang digunakan, hasil studi kasus, kesimpulan dan saran.
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. M berusia 3 hari dengan diagnosis infeksi tali pusat di Puskesmas Parigi, Muna. Karya tulis ini membahas latar belakang masalah, tujuan studi, metode yang digunakan, hasil studi kasus yang menunjukkan kondisi bayi membaik setelah menerima asuhan, serta kesimpulan dan saran.
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi akseptor KB implant yang mengalami efek samping di Desa Bangunsari, Kabupaten Muna tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efek samping yang dialami akseptor KB implant. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor mengalami efek samping peningkatan berat badan, n
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...Warnet Raha
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI
DENGAN KOMPLIKASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KAB. MUNA PERIODE JANUARI – JULI
TAHUN 2016
Karya Tulis
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi indikasi induksi persalinan pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini mendeskripsikan jumlah kasus induksi persalinan berdasarkan ketuban pecah dini, kematian janin dalam rahim, dan kehamilan lewat waktu. Hasilnya menunjukkan ketuban pecah dini sebagai indikasi tertinggi induksi persalinan.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TINGKAT II DI PUSKESMAS DANA KEC. WATOPUTE
TANGGAL 10 S.D 15 MEI 2015
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
1. i
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA
DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MUNA TAHUN 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Sitti Mayansari
PSW.B.2013.IB.0040
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
2. ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Analisis Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta di Ruang Kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana, SST La Ome, S.P.d., M.Pd
Mengetahui
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.kes
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Analisis Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta di Ruang Kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana, SST La Ome, S.P.d., M.Pd
Mengetahui
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.kes
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Analisis Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta di Ruang Kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana, SST La Ome, S.P.d., M.Pd
Mengetahui
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.kes
3. iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah ini Telah disetujui dan diperiksa Oleh Tim Penguji karya tulis
ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Tim Penguji
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (......................................................)
2. Rosdiana, SST (.................................................)
3. La Ome, S.P.d., M.Pd (.................................................)
Raha, 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana, SST La Ome, S.P.d., M.Pd
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.kes
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah ini Telah disetujui dan diperiksa Oleh Tim Penguji karya tulis
ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Tim Penguji
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (......................................................)
2. Rosdiana, SST (.................................................)
3. La Ome, S.P.d., M.Pd (.................................................)
Raha, 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana, SST La Ome, S.P.d., M.Pd
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.kes
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah ini Telah disetujui dan diperiksa Oleh Tim Penguji karya tulis
ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Tim Penguji
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (......................................................)
2. Rosdiana, SST (.................................................)
3. La Ome, S.P.d., M.Pd (.................................................)
Raha, 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana, SST La Ome, S.P.d., M.Pd
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.kes
4. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A.
B.
Identitas
Nama
Nim
Janis Kelamin
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
Suku / Bangsa
Status
Alamat
Riwayat Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Sitti Mayansari
Psw. 2013.IB.0040
Perempuan
Lamaeo, 13 November 1994
Islam
Muna / Indonesia
Mahasiswi
Jln. Lumba-Lumba
SD Negeri 2 Wakorsel Tamat Tahun 2007
SMP Negeri 1 Koholifano Tamat Tahun 2010
SMA Negeri 1 Raha Tamat Tahun 2013
4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa D3 Kebidanan di Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna Sejak Tahun 2013 Sampai Sekarang
5. v
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada
program studi DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dengan judul : “
Analisis Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta di Ruang Kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis sedikit menemui kendala,
namun atas bantuan dari berbagai pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Rosdiana,
SST selaku Pembimbing I dan La ome, S.P.d., M.Pd selaku pembimbing II yang
telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan,
masukan, kritikan serta petunjuk sehingga tersusunlah Karya Tulis Ilmiah ini.
Demikian pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes., selaku Penguji Karya Tulis Ilmiah sekaligus
sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Akademi Kebidanan Paramata
Raha, Kabupaten Muna.
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.kes., selaku direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha, Kabupaten Muna
3. Segenap Dosen dan Staf Program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha,
Kabupaten Muna yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
keterampilan selama penulis mengikuti pendidikan.
4. Kepada orang tua tercinta, ibunda Wa ode Lemo dan Almarhum ayahanda
La Ode Londe Usaha dengan penuh cinta mendidik, memberikan dukungan
moril maupum materi, do’a dan kasih sayang kepada penulis selama
menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan.
6. vi
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu penulis. Mudah-mudahan karya tulis
ilmiah ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Raha, Juli 2016
Penulis
7. vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................. i
Lembar Persetujuan ......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan.......................................................................................... iii
Riwayat hidup ................................................................................................... iv
Kata Pengantar ................................................................................................. v
Daftar Isi ............................................................................................................vii
Daftar Tabel....................................................................................................... ix
Daftar Lampiran............................................................................................... x
Intisari................................................................................................................ xi
BAB I Pendahuluan .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 2
BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................. 4
A. Telaah Pustaka ........................................................................................ 4
B. Landasan Teori........................................................................................ 15
C. Kerangka Konsep.................................................................................... 16
D. Hipotesis Penelitian................................................................................. 16
BAB III Metode Penelitian............................................................................... 18
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 18
B. Subyek Penelitian.................................................................................... 19
C. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. 19
D. Identifikasi Variabel Penelitian............................................................... 20
E. Variabel dan Defenisi Operasional ......................................................... 20
F. Instrumen Penelitian................................................................................ 21
G. Pengolahan dan Analisis Data................................................................. 21
H. Jalannya Penelitian.................................................................................. 22
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................... 23
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 26
8. viii
B. Pembahasan ............................................................................................ 29
BAB V Kesimpulan dan Saran ....................................................................... 33
A. Kesimpulan ............................................................................................ 33
B. Saran ....................................................................................................... 33
Daftar Pustaka................................................................................................... 34
Lampiran – lampiran
9. ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis faktor risiko paritas terhadap kejadian retensio plasenta
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2015.................................................................................... 27
Tabel 2. Analisis faktor risiko penolong persalinan terhadap kejadian
retensio plasenta di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2015......................................................... 27
Tabel 3. Distrubusi Sampel risiko paritas terhadap kejadian retensio
plasenta di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna Tahun 2015 28
Tabel 4. Distribusi sampel faktor risiko penolong persalinan terhadap
kejadian retensio plasenta di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015........................................... 29
10. x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
Lampiran 2. Master Tabel
Lampiran 3. Distribusi Sampel Faktor Risiko Paritas
Lampiran 4. Distribusi Sampel Faktor Risiko Penolong Persalinan
Lampiran 5. Surat Bukti Penelitian
Lampiran 6. Lembar Pernyataan
11. xi
INTISARI
SITTI MAYANSARI (PSW.IB.0040), Tinjauan Tentang Analisis Faktor
Risiko Kejadian Retensio Plasenta di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015 di bawah bimbingan Rosdiana dan
La Ome.
Latar Belakang : Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013
jumlah persalinan ibu hamil dengan persalinan retensio plasenta sebanyak 37 dari
392 jenis persalinan yang ada, tahun 2014 jumlah persalinan ibu hamil dengan
dengan retensio plasenta sebanyak 38 dari 242 jenis persalinan yang ada, dan
tahun 2015 jumlah persalinan ibu hamil dengan persalinan retensio plasenta
sebanyak 40 dari 145 jenis persalinan yang ada.
Metode Penelitian : jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik
dengan pendekatan case control study. Sampel sebanyak 80 orang yang terdiri
dari 40 orang sebagai sampel kasus dan 40 orang sebagai sampel kontrol
Hasil Penelitian : Paritas OR = 1,35 ,penolong persalinan OR = 2,71 terhadap
kejadian retensio plasenta.
Kesimpulan : Paritas merupakan faktor risiko terhadap kejadian retensio plasenta,
penolong persalinan oleh dukun merupakan faktor risiko terhadap kejadian
retensio plasenta.
Kata Kunci : Paritas, Penolong Persalinan, Retensio Plasenta.
Daftar pustaka : 11 literatur (2009-2014)
12. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retensio plasenta dapat menyebabkan perdaraha. perdarahan merupakan penyebab
kematian nomor satu kematian ibu melahirkan di Indonesia. Berdasarkan data kematian ibu
yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan di Indonesia adalah sebesar 43%.
Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu karena retensio plasenta dan
insidennya 0,8-1,2% untuk setiap kelahiran (Diah, 2012).
Retensio plasenta merupakan kasus yang banyak kita temui dalam kesehatan
terutama dalam kasus-kasus kebidanan, oleh karena itu retensio plasenta bisa menjadi
faktor pemicu terjadinya kematian pada ibu. Retensio plasenta adalah belum lepasnya
plasenta dengan melebihi waktu setengah jam. Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang
banyak, artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan tindakan
plasenta manual dengan segera (Diah, 2012).
Pelayanan kesehatan primer diperkirakan dapat menurunkan angka kematian ibu
sampai 20%, namun dengan system rujukan yang efektif, angka kematian ibu dapat ditekan
sampai 80%. Menurut UNICEF, 80% kematian ibu dan perinatal tarjadi di rumah sakit
rujukan. Walaupun kualitas pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal dipengaruhi oleh banyak faktor, namun kemampuan tenaga kesehatan (bidan,
dokter, dokter spesialis) merupakan salah satu faktor utama (Diah, 2012).
Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna, bahwa tahun 2013
jumlah persalinan ibu hamil dengan persalinan retensio plasenta sebanyak 37 dari 392 jenis
persalinan yang ada, dan tahun 2014 jumlah persalinan ibu hamil dengan retensio plasenta
sebanyak 38 dari 242 jenis persalinan yang ada, dan tahun 2015 jumlah persalinan ibu
hamil dengan persalinan retensio plasenta sebanyak 40 dari 145 jenis persalinan yang ada
13. 2
Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Analisis Faktor Risiko Kejadian Retensio plasenta di ruang
kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015”
B. Rumusan Masalah
Apakah umur, paritas, dan penolong persalinan berisiko terhadap kejadian Retensio
plasenta di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis beberapa faktor risiko terhadap kejadian retensio plasenta di
ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis faktor risiko umur terhadap kejadian retensio plasenta di ruang
Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015.
b. Untuk menganalisis faktor risiko paritas terhadap kejadian retensio plasenta menurut
paritas di ruang Kebidanan Rumah Sakit umum Daerah Kabupaten Muna Tahun
2015.
c. Untuk menganalisis faktor risiko penolong persalinan terhadap kejadian retensio
plasenta di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun
2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya
wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus.
14. 3
2. Manfaat Praktis
a. Bagi RSUD Kabupaten Muna
Penelitian ini dapat digunakan sebagai penilaian dan pemikiran terhadap analisis
faktor risiko kejadian retensio plasenta di ruang delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2015.
b. Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis
faktor risiko kejadian retensio plasenta dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan.
c. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian tentang analisis
faktor risiko kejadian retensio plasenta di ruang delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2015.
15. 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Konsep Dasar Retensio Plasenta
a. Pengertian.
1) Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam
setelah kelahiran bayi (Kaharu, 2014).
2) Retensio plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya plasenta hingga
atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir
(Kaharu, 2014).
3) Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir ½ jam sesudah anak lahir (Kaharu,
2014).
4) Retensio plasenta merupakan kegagalan pelepasan vili kotiledon fectal dari kripta
kurunkulae maternal. Sesudah fectus keluar chorda umbilicalis putus, tidak ada
darah yang mengalir vilifoetal dan vili tersebut berkerut dan mengendur. Uterus
terus berkontraksi dan sejumlah besar darah yang tadinya mengalir ke uterus
sangat berkurang. Karunkulae maternal mengecil karena suplai darah berkurang
dan kripta pada karunkulae berdilatasi. Pada retensio plasenta pemisahan dan vili
foetalis dari kripta maternal terganggu dan terjadi pertautan. Pada plasenta yang
mudah lepas, proses pelepasan disebabkan oleh autolisa vili chorionic (Kaharu,
2014).
b. Penyebab Retensio Plasenta.
Ada beberapa penyebab dari retensio plasenta sebagai berikut:
1) Sebab–sebab fungsional :
16. 5
a) His kurang kuat (sebab terpenting).
b) Plasenta sukar terlepas karena tempatnya insersi disudut tuba. Bentuknya, plasenta
membranacea, plasenta anularis, ukurannya plasenta yang sangat kecil, plasenta
yang sukar lepas karena sebab-sebab tersebut diatas disebut plasenta adhesive.
2) Sebab patologi-anatomi :
a) Plasenta akreta
b) Plasenta inkreta
c) plasenta perkreta
d) Jenis retensio plasenta
Jenis-jenis retensio plasenta pada bersalin sebagai berikut :
1) Plasenta adhesive adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
2) Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta sehingga memasuki
sebagian lapisan miometrium.
3) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta sehingga mencapai /
memasuki miometrium.
4) Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan
otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
5) Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di bawah kavum uteri yang di
sebabkan oleh kontraksi ostium uteri (Prabowo, 2012).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan plasenta
1) Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomaly dari uterus atau serviks, kelemahan dan
tidak efektifnya kontraksi uterus, kontraksi yang tertarik dari uterus serta
pembentukan constriction ring.
17. 6
2) Kelainan dari plasenta, misalnya plasenta letak rendah atau plasenta previa,
implantasi di cornu dan adanya plasenta akreta.
3) Kesalahan memanajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi dari uterus yang
tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta menyebabkan kontraksi yang
tidak ritmit, pemberian uterotonik yang tidak waktunya juga dapat menyebabkan
serviks kontraksi yang menahan plasenta serta pembeprian anastesi terutama yang
melemahkan kontraksi (Nugroho, 2010).
d. Plasenta akreta.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam penanganan retensio plasenta dengan
plasenta akreta yaitu dengan melihat tanda penting untuk diagnosis pada pemeriksaan
luar adalah ikutnya fonduskorpus apa bila tali pusat di tarik. Pada pemeriksaan dalam
sulit ditemukan karena implantasi yang dalam. Upaya yang dapat dilakukan pada
fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah menentukan diagnosis, stabilisasi pasien dan
rujuk kerumah sakit karena kasus ini memerlukan tindakan operatif.
e. Sisa Plasenta.
Penanganan retensio plasenta dengan sisa plasenta ada beberapa hal yang harus di
lakukan sebagai berikut:
1) Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan melakukan pemeriksaan
kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa plasenta dengan
perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagian besar pasien-pasien akan kembali lagi
ke tempat bersalin dengan keluhan perdarahan setelah 6-10 hari pulang ke rumah
dan sub involusi uterus.
2) Berikan antibiotic karena perdarahan juga merupakan gejala metritis. Antibiotika
yang dipilih adalah ampisilin dosis 19 1V disebut dengan 3x 1 g oral di
18. 7
kombinasikan dengan metronidazol 19 supositoria dilanjutkan 3x500 mg oral.
3) Dengan diberikan antibiotika tersebut, lakukan eksplorasi digital (bila serviks
terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan.
4) Bila kadar HB < 8 g % berikan tranfusi darah. Bila kadar 28 g%, berikan sulvas
ferosus 600 mg satu hari selama 10 hari.
Sebab-sebab plasenta belum lahir disebabkan oleh karena :
a) Plasenta belum lepas dari dinding uterus atau
b) Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan
Apabila plasenta lepas sebagian dan terjadi perdarahan yang merupakan indikasi
untuk mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena:
1) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta
(plasenta adhesive).
2) Plasenta melekat erat pada dinding uterus,oleh sebab vili korialis menembus
desidua sampai miometrium sampai dibawah peritoneum (plasenta akreta-
perkreta).
f. Patogenesis.
Patogenesis retensio plasenta setelah bayi dilahirkan, uterus secara spontan
berkontraksi. kontraksi dan retraksi otot-otot uterus menyelesaikan proses ini pada akhir
persalinan. Sesudah berkontraksi, sel miometrium tidak relaksasi, melainkan menjadi
lebih pendek dan lebih tebal. Dengan kontraksi yang berlangsung kontinyu, miometrium
menebal secara progresid, dan kavum uteri mengecil sehingga ukuran juga mengecil.
Pengecilan mendadak uterus ini disertai mengecilnya daerah tempat perlekatan plasenta
(Saifuddin, 2009).
19. 8
Ketika jaringan penyokong plasenta berkontraksi maka pelepasan berkontraksi
mulai terlepas dari dinding uterus. Tegangan yang ditimbulkan menyebabkan lapisan
dan desidua apongiosa yang longgar memberi jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di
tempat itu. Pembuluh darah yang terdapat di uterus berada diantara serat-serat otot
miometrium yang saling bersilangan. Kontraksi serat-serat otot ini menekan pembuluh
darah dan retraksi otot ini mengakibatkan pembuluh darah berhenti. Pengamatan
terhadap persalinan kala tiga dengan menggunakan pencitraan dengan ultrasonografi
secara dinamis telah membuka persfektif baru tentang mekanisme kala tiga persalinan.
Kala tiga yang nomal dapat dibagi ke dalam 4 fase, yaitu :
1) Fase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas dan tempat plasenta
melekat makin tipis
2) Fase kontraksi, ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat plasenta melekat
(dari ketebalan kurang 1 cm)
3) Fase pelepasan plasenta, fase dimana plasenta menyempurnakan pemisahannya dari
dinding uterus dan lepas. Tidak ada hamatom yang terbentuk antara dinding uterus
dengan plasenta. Terpisahnya plasenta di sebabkan oleh kekuatan antara plasenta
yang pasif dengan otot uterus yang aktif pada tempat melekatnya plasenta yang
mengurangi tempat melekatnya plasenta. Akibatnya sobek dilapisan sponginosa
4) Fase pengeluaan, dimana plasenta bergerak meluncur. Saat plasenta bergerak turun
daerah pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah kecil darah terkumul di dalam
rongga rahim. Ini menunjukan bahwa perdarahan selama pemisahan plasenta lebih
merupakan akibat, bukan sebab. Lama kala tiga pada persalinan normal ditentukan
oleh lamanya fase kontraksi. Dengan menggunakan ultrasonografi pada kala tiga 89
20. 9
% plasenta lepas dalam waktu satu menit dari tempat implantasinya (Saifuddin,
2009).
Tanda-tanda lepasnya plasenta adalah ada pancaran darah yang mendadak,
uterus menjadi globuler dan konsistensinya semakin padat, uterus meninggi kearah
abdomen karena plasenta yang telah berjalan turun masuk kevagina, serta tali pusat
yang keluar lebih panjang. Sesudah plasenta terpisah dari tempat melekatnya maka
tekanan yang di berikan oleh dinding uterus menyebabkan plasenta meluncur kearah
bagian bawah rahim atau atas vagina. Kadang-kadang plasenta dapat keluar dari
lokasi ini oleh adanya tekanan interabdominal. Namun, wanita yang berbaring dalam
posisi terlentang sering tidak dapat mengeluarkan plasenta secara spontan. Umumnya
di butuhkan tindakan artificial untuk menyempurnakan persalinan kala tiga. Metode
yang biasa dikerjakan adalah dengan menekan dan mengklovasi uterus, bersamaan
dengan tarikan ringan pada tali pusat.
g. Pemeriksaan Penunjang.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam pemeriksaan penunjang yaitu
sebagai berikut :
1) Hitung darah lengkap, untuk menentukan tingkat hemoglobin (HB) dan hematorkit
(HCt), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit. Pada keadaan yang
disertai dengan infeksi, leukosit biasanya meningkat.
2) Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung protrombin Time (PT) dan
activated partial Tromboplastin Time (Aptt) atau yang sederhana dengan clotting
Time (CT) atau bleeding Time (BT).
3) Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh faktor lain
(Saifuddin, 2009).
21. 10
h. Diagnosa Banding.
Pada retensio plasenta ada diagnosa banding harus diperhatikan meliputi plasenta
akreta yaitu suatu plasenta abnormal yang melekat pada miometrium tanpa garis
pembelahan fisiologis melalui garis spoon desidua (Saifuddin, 2009).
i. Penatalaksanaan.
Penatalaksanaan retensio plasenta ada beberapa hal yang harus dilakukan sebagai
berikut :
Penanganan retensio plasenta atau sebagian plasenta adalah :
1) Resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV line dengan kateter yang
berdiameter besar serta pemberian cairan kristatoid (sodium klorida isotonik atau
lamtam ringer laktat yang hangat,apabila m,emungkinkan). Monitor jantung, nadi,
tekanan darah dan saturasi oksigen . Tranfusi darah apabila diperlukan yang
dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan darah.
2) Drips oksitosin (oxytosin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan ringer laktat atau NACL
0,9 % (normal saline) Sampai uterus berkontraksi.
3) Plasenta coba dilahirkan dengan brandt Andwers, jika berhasil lanjutkan dengan
drips oksitosin untuk mempertahankan uterus.
4) Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta. indikasi manual
plasenta adalah perdarahan pada kala tiga persalinan.
5) Kurang lebih 400 cc, retensio plasenta 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan
yang sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, performasi, dan dibutuhkan untuk
eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus.
6) Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan
dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya
22. 11
pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di
rumah sakit dengan hati–hati karena dinding rahim relatife tipis dibandingkan dengan
kuretase pada abortus.
7) Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian
obat uterotonika melalui suntikan atau per oral
8) Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk pencegahan infeksi
sekunder (Nugroho, 2010).
j. Komplikasi.
Beberapa komplikasi yang akan terjadi dalam retensio plasenta sebagai berikut:
1) Komplikasi yang berhubungan tranfusi darah yang dilakukan
2) Multiple organ failure yang berhubungan dengan kolaps sirkulasi dan penurunan
perfusi organ
3) Sepsis
4) Kebutuhan terhadap histeroktomi dan hilangnya potensi untuk memiliki anak
selanjutnya (Nugroho, 2012).
2. Konsep dasar tentang faktor risiko
Risiko adalah ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya
sesuatu keadaan gawat yang tidak diinginkan dikemudian hari, misalnya terjadi
kematian, kesakitan, atau cacat pada ibu dan bayinya.
Faktor risiko adalah karateristik atau kondisi pada seseorang atau sekelompok ibu
hamil yang dapat menyebabkan peluang atau kemungkinan terjadinya kesakitan dan
kematian pada ibu dan bayinya.
Faktor risiko mempunyai ciri-ciri yang merupakan suatu mata rantai oleh proses
terjadinya risiko tertentu, dapat diamati atau dikenal sebelum peristiwa yang diramalkan
23. 12
akan terjadi dan beberapa faktor risiko pada individu yang sama dapat menyebabkan
peluang yang lebih besar pula akan hasil yang lebih jelek (Saifudin, 2009).
Faktor–faktor yang berisiko dengan kejadian retensio plasenta antara lain :
a. Paritas.
Paritas adalah jumlah persalinan yang telah dialami oleh ibu. Paritas II-III
merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal paritas 1 dan
paritas tinggi (>IV)mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi.Risiko pada
paritas I dapat ditangani dengan asuhan obstetric lebih baik ,sedangkan risiko pada
paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan Keluarga Berencana. Sebagian
kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Intan, 2011).
Setelah persalinan sering kali ibu akan mengalami perdarahan Salah satu penyebab
perdarahan pasca persalinan adalah retensio plasenta. Pada kehamilan cukup bulan,
kecepatan aliran darah yang masuk kerahim adalah 450 cc /menit. sehingga bila
perdarahan ini tidak cepat ditangani, dapat mengakibatkan kematian ibu dalam 10-15 menit
persalinan akibat kehabisan darah. Besar kecilnya resiko terkena komplikasi dipengaruhi
oleh usia, jumlah kehamilan yang mudah dialami (paritas) dan jarak waktu persalinan.
Resiko ini dipengaruhi juga pula oleh kesehatan ibu, status gizi dan fasilitas kesehatan
yang tersedia. Pada kehamilan kembar dan kehamilan dengan ketuban yang sangat banyak,
kehamilan lebih dari 5 kali, persalinan yang sangat cepat dan kekurangan kalsium (Intan,
2011).
Paritas 2–3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut perdarahaan pasca
persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas satu dan paritas lebih dari
tiga mempunyai angka kejadian perdarahaan pasca persalinan lebih tinggi. Pada paritas
yang rendah (Paritas satu), ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan yang pertama
24. 13
merupakan faktor penyabab ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani kompikasi yang
terjadi selama kehamilan persalinan dan nifas. Sementara terkait antenatal care,
dihubungkan dengan kesiapan mental dan fisik ibu serta anak selama dalam kehamilan,
persalinan dan nifas akan menurunkan angka morbiditas, mortalitas ibu dan anak, karena
pemeriksaan anternal yang baik dilengkapi fasilitas rujukan bagi kasus resiko tinggi,
terutama perdarahan yang selalu mungkin terjadi setelah persalinan, merupakan antisipasi
atau siaga dini (Intan, 2011).
b. Penolong Persalinan.
Dalam pemilihan tenaga penolong persalinan, keberadaan dukun bayi sebagai
tenaga penolong persalinan tidak dapat dinafikkan. Pencapaian pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas masih jauh dari target nasional yang
di harapkan pada tahun 2000 dimana cakupan peneolong persalinan oleh nakes
seharusnya mencapai 80 %.
Menurut makoto (2007) dalam kebijakan Ibu dan Anak di Indonesia menjelaskan
bahwa tempat kelahiran sebagian besar dirumah jauh lebih tinggi dari pada kelahiran di
fasilitas kesehatan. Pada setiap Dinas Kesehatan, pertolongan saat melahirkan dilakukan
oleh petugas kesehatan dan dukun terlatih yang dilaporkan untuk menentukan
pencapaian setiap tahun.
Angka tersebut tidaklah mampu menggambarkan kondisi yang sebenarnya dalam
arti, proses dari mulai rasa sakit persalinan dan pemotongan tali pusat. Jika tenaga
kesehatan bersama-sama dengan dukun terlibat dalam proses tersebut maka
diklasifikasikan sebagai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Sebaliknya dapat
dikatakan bahwa pengklasifikasian dukun hanya terjadi jika dukun tersebut melakukan
seluruh proses sendirian (Saifudin, 2009).
25. 14
c. Pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi seseorang
dalam pola hidupnya terutama dalam memotifitasi untuk berperan dalam pembanguan
kesehatan. makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menafsirkan
informasi sehingga menciptakan suatu hal yang baik atau sebaliknya, pendidikan yang
kurang akan menghambat penafsiran seseorang terhadap obyek-obyek baru yang
diperkenalkan (Blogerku, 2013).
Pendidikan adalah proses belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kematangan
intelektual seorang ibu. Tingkat pendidikan yang rendah sangat rentan dengan
timbulnya komplikasi pada saat persalinan. Hal ini disebabkan ketidaktahuan ibu untuk
melahirkan pada petugas kesehatan dan hanya mengandalkan jasa dukun dengan cara
tradisiaonal. Pendidikan adalah proses belajar yang bertujuan meningkatkan suatu daya
intelektual yang kehamilan dapat memicu terjadinya pendarahan post partum seperti
retensio plasenta (Blogerku, 2013).
d. Sosial Ekonomi.
Faktor ekonomi merupakan dasar yang paling banyak di kemukakan oleh ibu jika
terjadi suatu keadaan yang tidak diinginkan pada periode kehamilan, persalinan dan
nifas. Keadaan pendapatan yang tidak memadai menjadikan ibu enggan untuk
memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan. Hal ini menyebabkan ibu tidak
memperoleh pelayanan obstetrik yang memedai dan hanya mengandalkan jasa dukun
untuk memeriksakan kehamilannya dan pertolongan persalinannya.
26. 15
B. Landasan Teori
Retensio plasenta adalah tertahannya Plasenta atau belum lahirnya plasenta hingga
atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Kaharu, 2014).
Faktor-faktor yang berisiko dengan kejadian retensio plasenta antara lain :
1. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang telah dialami oleh ibu. Risiko pada paritas
I dapat ditangani dengan asuhan obstertik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas
tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan Keluarga Berencana. Sebagian kehamilan
pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Intan, 2011).
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut risiko kejadian
rensio plasenta yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas satu dan paritas
lebih dari tiga mempunyai risiko terjadinya retensio plasenta lebih tinggi. Pada paritas
yang rendah (paritas satu), ketidak siapan ibu dalam menghadapi persalinan yang
pertama merupakan faktor penyebab ketidak mampuan ibu hamil dalam menangani
komplikasi yang terjadi selama persalinan dan nifas. Sementara terkait anternal care,
dihubungkan dengan kesiapan mental dan fisik ibu serta anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas akan menurunkan angka morbiditas, mortalitas ibu
dan anak, karena pemeriksaan anternal yang baik dilengkapi fasilitas rujukan bagi
kasus risiko tinggi, terutama perdarahan yang selalu mungkin terjadi setelah
persalinan, merupakan antisipasi atau siaga dini (Intan, 2011).
2. Penolong Persalinan
Dalam proses pertolongan persalinan antara bidan dan dukun jelaslah terdapat
perbedaan, dimana seorang bidan dalam melakukan pertolongan persalinan harus
sesuai prosedur dan standar kewenangan bidan serta penatalaksanaan manajemen aktif
27. 16
kala III, sedangkan dukun dalam melakukan pertolongan persalinan hanya secara
alamiah saja dan tidak ada penatalaksanaan manajemen aktif kala III.
Sebelumnya tampak bahwa peran dukun pemeriksaan awal kehamilan sudah
nyaris digantikan sepenuhnya oleh bidan, akan tetapi kenyataan memperlihatkan
dukun masih merupakan sosok yang sangat dibutuhkan kehadirannya pada saat
persalinan (Saifudin, 2009).
C. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan gambar .1
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
= Variabel Penghubung
Gambar 1 : kerangka konsep penelitian
D. Hipotesis Penelitian
1. Ho : Tidak ada faktor risiko Paritas ibu dengan kejadian retensio plasenta
diruang kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun
2015
Ha : Ada faktor risiko Paritas ibu dengan kejadian retensio plasenta diruang
kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015
2 Ho : Tidak ada faktor risiko Penolong Persalinan ibu dengan kejadian
Paritas
Penolong Persalinan
kejadian retensio plasenta
28. 17
retensio plasenta diruang kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna tahun 2015
Ha : Ada faktor risiko Penolong Persalinan ibu dengan kejadian retensio
plasenta diruang kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna tahun 2015
29. 18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan case
control study yang dimaksud merupakan rancangan penelitian yang membandingkan
antara kelompok kasus dan kelompok kontrol untuk mengetahui proporsi kejadian
berdasarkan ada tidaknya paparan yang bersifat retrospektif yaitu rancang bangun dengan
melihat kebelakang dari suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadian kesehatan yang
diteliti (Ariani, 2014).
Rancangan Penelitian.
P
Gambar 2. Skema Rancangan Penelitian
Faktor resiko +
- Paritas 1 dan > 3
- Penolong Persalinan Oleh Dukun
Faktor resiko -
- Paritas 2 -3
- Penolong Persalinan Oleh Bidan /
Dokter
Faktor resiko +
- Paritas 1 dan >3
- Penolong Persalinan Oleh Dukun
Faktor resiko -
- Paritas 2-3
- Penolong Persalinan Oleh bidan /
Dokter
Kasus Ibu
dengan
Retensio
Plasenta
Kasus Ibu
dengan
Retensio
Plasenta
Populasi
Matching
umur
30. 19
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang bersalin normal di ruang
delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015 sebanyak 80 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitan ini adalah sebanyak 80 orang yang diambil dengan
perbandingan 1 : 1 yang terdiri dari :
a. Kasus.
Semua Ibu yang melahirkan dengan retensio plasenta yang tercatat dalam buku
register di ruang kebidanan rumah sakit umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015
sebayak 40 kasus yang diambil secara total sampling.
b. Kontrol.
Ibu yang melahirkan yang tidak mengalami retensio plasenta yang tercatat dibuku
register di ruang kebidanan rumah sakit umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015
sebanyak 40 orang dengan cara pengambilan sampel secara purposive sampling yang
di matching berdasarkan umur.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20-27 Juli Tahun 2016.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna.
31. 20
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel terikat yaitu kejadian retensio plasenta sedangkan variabel bebas yaitu
umur, paritas, dan penolong persalinan.
E. Defenisi Operasional
Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif :
1. Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir menurut diagnosis dokter dan tercatat di buku register
kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu yang tercatat dalam
buku register kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna, diukur dengan
skala nominal, dengan criteria objektif sebagai berikut :
a. Berisiko : Bila paritas 1 atau > 3
b. Tidak berisiko : Bila paritas 2-3
3. Penolong persalinan
Penolong persalinan adalah seorang yang melakukan pertolongan persalinan pada saat
melahirkan dirumah, ataupun ditempat praktek sesuai yang tercatat dalam buku register
kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna diukur dengan skala nominal
dengan criteria objektif sebagai berikut :
a. Berisiko : Bila persalinan ditolong oleh dukun
b. Tidak berisiko : Bila persalinan di tolong oleh bidan dan dokter
32. 21
E. Instrument Penelitian
Alat atau instrumen yang akan digunakan pada penelitian adalah lembar cheklist
dengan mengambil dari data register kebidanan yang berkaitan dengan variabel yang
diteliti diruang kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Tahun 2015.
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator dan
disajikan dalam bentuk tabel yang dipresentasekan dan diuraikan dalam bentuk narasi.
2. Analisis Data
a. Analisis univariat.
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara
mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan
melihat gambaran distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.
b. Analisis Bivariat.
Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat faktor resiko antara variabel bebas dan
variabel terikat, karena rancangan penelitian ini adalah studi kasus kontrol maka
dilakukan perhitungan Odds Ratio (OR). Dengan mengetahui besarnya OR dapat
diestimasi faktor resiko yang diteliti terhadap kejadian retensio plasenta dengan
perhitungan OR menggunakan tabel 2 x 2.
Nilai besarnya Odds ratio ditentukan dengan rumus :
0 =
a/b
c/d
=
ad
bc
Keterangan :
OR = Odss ratio resiko terhadap kejadian retensio plasenta.
a/b = Rasio antara banyaknya kasus yang terpapar dan kasus yang tak terpapar.
33. 22
c/d = Rasio antara banyaknya control yang terpapar dan control yang tak
terpapar (Ariani, 2014).
Estimasi Coefisien Interfal (CI) ditetapkan pada tingkat kepercayaan 95% dengan
interprestasi.
Jika OR> 1 : Faktor yang diteliti merupakan faktor resiko
Jika OR= 1 : Bukan merupan faktor resiko (tidak ada resiko)
Jika OR< 1 : Faktor yang diteliti merupakan faktor protektif terhadap kejadian
retensio plasenta.
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus surat izin penelitian
kepada institusi dan melapor kepada kepala badan Kesbang Pol Kabupaten Muna,
kemudian mengantar surat tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna dan Kepala Ruangan Kebidanan sebelum melakukan kegiatan penelitian
dilapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dengan mencatat semua jumlah ibu bersalin yang mengalami
retensio plasenta yang tercantum dalam buku register.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian di olah dan dianalisis dalam bentuk tabel kemudian
dinarasikan.
4. Tahap Penyelesaian Laporan
Pada tahap ini di susun suatu laporan sebagai tahap akhir dari penelitian.
34. 23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna terletak diibukota Kabupaten
tepatnya di jalan Sultan Hasanuddin No. 16 Raha, Kelurahan Laende,Kabupaten Muna.
Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau kendaraan umum dengan batas-
batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Jalan Basuki Rachmat
Sebelah Timur : Jalan Sultan Hasanuddin
Sebelah Selatan : Jalan La Ode Pulu
Sebelah Berat : Jalan Ir. Juanda
2. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa penjajahan
Belanda oleh mentri yang berkebangsaan Belanda. Pada masa itu mentri yang
berkebangsaan Belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan 2 orang perawat.
Setelah 11 tahun berlalu mentri tersebut pulang kembali kenegerinya dan tepat pada
tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo.
Masyarakat Muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter jawa. Beliau
tamatan dari sekolah Belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen Scool (NIAS).
Masa Kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama 7 tahun,
kemudian beliau digantikan oleh seorang dokter berkebangsaan Belanda yang bernama
dokter Hyaman. Selang 5 Tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang dokter
asal china yang bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinaan dokter
35. 24
Hyaman. Pada masa kepimimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai Masyarakat
Muna, sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan Masyarakat Muna pada masa itu.
Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintah Belanda kepemerintahan Republik
Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Ciang berakhir dan beliau diganti oleh
dokter berkebangsaan Belanda yang bernama dokter Post. Dokter Post mempunyai 2
orang asisten hingga sebagian besar pekerjaanya diserahkan kepada kadua asistenya.
Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung lama, beliau hanya satu tahun
lamanya. Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari
Belgia. Dokter Lemens memimpin salama 10 tahun, yakni pada tahun 1960 sampai
dengan tahun 1970. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitas yang diprakarsai oleh Bupati
muna La Ode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitas pertama selama Rumah Sakit
tersebut didirikan tahun 1965-1970. Rumah Sakit Kabupaten Muna dipimpin oleh
dokter Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinan Rumah Sakit Umum Kabupaten
Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin.
Saat ini Rumah Sakit Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu Rumah Sakit
yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi Mahasiswa Kebidanan Paramata
Raha Kabupaten Muna.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit
Tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna mengacu
pada perda No. 18 tahun 1999 tentang susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit
Umum Daerah adalah melaksanakan upaya Kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang di laksanakan secara serasi
terpadu dengan upaya meningkatkan serta pencegahan dan melaksanakan upaya
rujukan.
36. 25
Upaya melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna mempunyai fungsi yaitu :
a. Menyelenggarakan Pelayanan Medis.
b. Menyelengggarakan pelayanan penunjung medis.
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan .
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan.
e. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan.
f. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan.
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
4. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.
a. Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
1) Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Muna menjadi pusat rujukan pelayanan
Kesehatan di Kabupaten.
2) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna menjadi Rumah Sakit Kabupaten
terbaik di SulawesiTenggara.
b. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan profesional kepada lapisan
masyarakat.
2) Menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa rujukan merupakan hal yang
penting dalam pelayanan kesehatan dengan terpenuhinya empat keahlian dasar.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit.
4) Melaksankan pencatatan dan pelaporan yang tertib dan tepat waktu untuk semua
aktifitas pelayanan dan pelayanan lain yang terkait dalam pelayanan kesehatan
di lingkungan rumah sakit.
37. 26
c. Tujuan dan srategis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
1) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau serta
efektif dan efisien yang berorientasi pada sosial dan ekonomi. Pelayanan yang
diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna harus bermutu
serta yang dapat di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat
memperoleh keuntungan dari masyarakat dengan status ekonomi menengah
keatas tanpa mengabaikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kepada
keluarga miskin. Dalam memberikan pelayanan tersebut harus senantiasa
diperhatikan.
2) Mewujudkan rumah sakit yang aman, tertib, dan nyaman.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pelayanan rumah sakit.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis univariat
Berdasarkan data yang terkumpul, sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 orang
dengan kasus 40 orang bersalin dengan retensio plasenta dan kontrol 40 orang ibu
bersalin normal. Data yang diperoleh diolah dengan cara manual dengan menggunakan
kalkulator, selanjutnya hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel selanjunya
dinarasikan. Adapun hasil pengolahan data tersebut diuraikan sebagai berikut :
a. Paritas.
Distribusi frekuensi paritas terhadap kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin di
Rumah Sakit Umum daerah Kabupaten Muna Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 1.
38. 27
Tabel 1.
Analisis Faktor Risiko Paritas terhadap Kejadian Retensio Plasenta
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna
Tahun 2015
Paritas Frekuensi (f) Persentase (%)
Berisiko 24 60
Tidak berisiko 16 40
Jumlah 40 100
Sumber : data sekunder, 2015
b. Penolong persalinan.
Distribusi frekuensi penolong persalinan terhadap kejadian retensio plasenta
pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2.
Analisis Faktor Risiko Penolong Persalinan terhadap Kejadian
Retensio plasenta di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna
Tahun 2015
Penolong persalinan Ferkuensi (f) Persentase (%)
Beresiko 5 12,5
Tidak beresiko 35 87,5
Jumlah 40 100
Sumber : data sekunder, 2015
2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat risiko antara variabel independen
(umur,paritas, dan penolong persalinan). Untuk melihat risiko masing-masing kategori
dari tiap-tiap variabel kejadian ibu bersalin dengan retensio plasenta dilakukan uji Odds
Ratio (OR). Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut :
39. 28
a. Paritas.
Paritas ibu bersalin terhadap kejadian retensio plasenta di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel. 3
Distrubusi Sampel Risiko Paritas terhadap Kejadian Retensio Plasenta di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna
Tahun 2015
Paritas
Sampel
Jumlah OR
Kasus Control
n % n % n %
Beresiko
Tidak Beresiko
24
16
40
60
21
19
52.5
47.5
45
35
56.25
43.75
1.35
Jumlah 40 100 40 100 80 100
Sumber : Data Sekunder, 2015
Analisis lebih lanjut dengan Odds Ratio (OR) menunjukan paritas
I atau > III merupakan faktor risiko kejadian ibu bersalin dengan retensio sebesar
1.35 kali dibandingkan dengan yang melahirkan paritas II dan III. Karena Odds
Ratio (OR) > I maka paritas merupakan faktor risiko kejadian ibu bersalin dengan
retensio plasenta di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015.
b. Penolong persalinan
Penolong persalinan terhadap kejadian retensio plasenta di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.
40. 29
Tabel 4.
Distribusi Sampel Faktor Risiko Penolong Persalinan terhadap Kejadian
Retensio Plasenta di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna
Tahun 2015.
Penolong
Persalinan
Sampel
Jumlah
ORKasus Control
n % n % n %
Beresiko
Tidak Beresiko
5
35
12,5
87,5
2
38
5
95
7
73
8,75
91,25
2,71
Jumlah 40 100 40 100 80 100
Sumber : Data Sekunder, 2015
Analisis lebih lanjut dengan Odds Ratio (OR) menunjukan Penolong
persalinan merupakan faktor risiko kejadian ibu bersalin dengan retensio plasenta
sebesar 2,71 kali dibandingkan dengan yang melahirkan ditolong oleh bidan atau
dokter.
B. Pembahasan
Setelah dilakukan penelitian, dan data yang dikumpulkan dilakukan pengolahan mengenai
analisis faktor risiko kejadian retensio plasenta di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015 di temukan 40 orang ibu bersalin dengan retensio
plasenta. Untuk lebih jelasnya maka secara terperinci hasil penelitian tersebut dapat di
bahas berdasarkan variabel sebagai berikut
1. Kejadian Retensio Plasenta Berdasarkan Paritas.
Seperti halnya dengan umur paritas yang dianggap salah satu yang turut
berperan terhadap tingginya kecenderungan terjadinya retensio plasenta sebagai salah
satu keadaan yang berakibat patologi bagi wanita pasca persalinan.
Paritas I dan paritas > III mempunyai risiko yang lebih besar terhadap janin
dan ibunya. Ibu yang pertama kali melahirkan seringkali secara psikologis mentalnya
41. 30
belum siap sehingga hal ini akan memperbesar kemungkinan komplikasi. Sedangkan
ibu yang terlalu sering melahirkan fungsi organ reproduksi mengalami kemunduran
dan rahim akan semakin lemah dan kemungkinan akan mengalami komplikasi lebih
besar.
Paritas ibu lebih dari III sangat mempengaruhi suatu kejadian retensio plasenta
setelah persalinan. Dalam kurun reproduksi sehat seorang ibu tidak dianjurkan untuk
melahirkan pada paritas > 3 karena cenderung mempunyai faktor resiko tinggi untuk
terjadinya komplikasi persalinan (Intan, 2011).
Dari hasil penelitian terhadap 40 orang ibu bersalin dengan retensio plasenta di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015 ternyata
terbanyak pada ibu dengan paritas 1 dan >3 sebanyak 24 orang (60%). Sedangkan
pada kelompok kasusl sebanyak 21 orang yang memiliki faktor risiko dari analisis
dengan Odds Ratio (OR) diperoleh nilai sebesar 1.35 yang berarti bahwa ibu dengan
paritas 1 atau > 3 mempunyai risiko 1.35 kali untuk melahirkan dengan kejadian
retensio plasenta. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Intan,
2011) bahwa paritas 2 – 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut
maternal dan paritas 1 - > 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi.
Memperhatikan tingginya risiko kejadian retensio plasenta tersebut bisa saja
terjadi karena secara Epidemiologi perkembangan suatu masalah kesehatan dapat
dipengaruhi dari seberapa besarnya populasi tersebut. Dapat dipahami bahwa
persalinan dengan paritas 1 - > 3 dapat saja terjadi retensio plasenta karena semakin
tinggi paritas semakin tinggi risiko dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Berdsarakan hasil penelitian diatas, jelaslah bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, karena
paritas 2-3 merupakan faktor risiko untuk terjdinya retensio plasenta di Ruang
42. 31
Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015.
2. Kejadian Retensio Plasenta Berdasarkan Penolong Persalinan.
Dalam proses pertolongan persalinan antara dokter atau bidan dan dukun
jelaslah terdapat perbedaan dimana seorang dokter atau bidan dalam melakukan
pertolongan persalinan harus sesuai prosedur dan standar kewenangan yang
dimilikinya serta penatalaksanaan manajemen kala III. Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa kejadian retensio plasenta berdasarkan penolong persalinan
tertinggi ditolong oleh dokter atau bidan yaitu sebanyak 35 orang (87.5%) dan yang
terendah dilakukan oleh dukun sebanyak 5 orang (12.5%).
Dari analisis Odds Radio (OR) diperoleh nilai sebesar 2,71 berarti ibu yang
melahirkan ditolong oleh dukun mempunyai faktor risiko untuk melahirkan dengan
resiko kejadian retensio plasenta.
Dari hasil penelitian ini sejalan dengan teori (Intan, 2011) bahwa terdapat
hubungan antara adanya kematian ibu bersalin dan tingkat penolong persalinan dimana
didapatkan adanya pengaruh terhadap berbagai pernyakit-penyakit tertentu yang
dipengaruhi oleh sikap dan perilaku yang tidak sesuai perilaku hidup sehat. Sikap dan
perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip hidup sehat akan memudahkan terpapar atau
rentan terhadap penyakit karena kelalaian penolong persalinan terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya penyakit, seperti halnya juga pada ibu hamil dengan
retensio plasenta karena proses melahirkan ditolong oleh dukun merupakan faktor
penunjang terjadinya masalah saat melahirkan.
Tingkat keterampilan dan pemahaman yang baik dalam pertolongan persalinan
sangat menentukan dalam mengurangi kejadian retensio plasenta karena apabila
pertolongan persalinan tidak dilakukan secara trampil dan prosedur berdasarkan ilmu
43. 32
pengetahuan terutama manajemen aktif kala III, maka akan menimbulkan kejadian
fatal yaitu perdarahan dan kematian.
Berdasarkan hasil penelitian diatas jelaslah bahwa, H0 di tolak dan Ha di terima
karna ada faktor resiko penolong persalinan ibu dengan kejadian retensio plasenta di
Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015.
44. 33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa :
1. Paritas merupakan faktor risiko terhadap kejadian retensio plasenta di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015.
2. Penolong persalinan oleh dukun merupakan faktor risiko terhadap kejadian retensio
plasenta di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015.
B. Saran
Dengan melihat hasil penelitian ini, agar terwujud derajat kesehatan ibu dan anak dapat
tercapai untuk memperbaiki kualitas hidup dimasa yang akan datang, maka :
1. Untuk ibu hamil dianjurkan untuk rutin memeriksakan kehamilanya minimal 4 kali
selama kehamilanya dan merencanakan persalinanya pada bidan atau tenaga kesehatan.
2. Disarankan pada petugas kesehatan khususnya bidan untuk meningkatkan mutu
pelayanan antenatal care dan perlu memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai
pentingnya gizi yang seimbang agar status gizi ibu hamil sampai melahirkan tetap
dalam kondisi baik dalam upaya merunkan angka kejadian retensio plasenta.
3. Bagi pihak Rumah Sakit khususnya bagian kebidanan dan KIA agar lebih meningkatkan
mutu dan pelayanan dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai utamanya
SDM yang profesional dan bermutu untuk mencegah berbagai risiko kejadian retensio
plasenta.
45. 34
DAFTAR PUSTAKA
Ariani. A. P, (2014), Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika.
Blogerku. (2013), Retensio Plasenta. http://retensio-
plasenta.blogspot.co.id./2013/01/retensio-plasenta.html.diakses tanggal 17 Juli
2016
Diah, (2012), Retensio Plasenta. Jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-retensio-
plasenta.-html.diakses tanggal 17 Juli 2016.
Intan, (2011), Retensio Plasenta. http://bidan-intan.blogspot.co.id./2011/05/retensio-
plasenta.html.diakses tanggal 19 Juli 2016.
Kaharu. T. R, (2014), Askep Retensio Plasenta.
http://titinrestantikaharu.blogspot.co.id/2014/06/askep-retensio-plasenta.html.
Nugroho, T. (2010), Kasus Emergency Kebidanan Untuk Kebidanan Dan Keperawatan.
Yokyakarta : Nuha Medika.
Nugroho, T. (2012), Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Prabowo, E. (2012), Retensio Plasenta. http://www.pdf4free.com.
Saifuddin, A.B, (2009), Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifuddin, A.B, (2009), Buku Acuan Nasinal Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Utami, W.H, (2013), Makalah Retensio Plasenta.
http://wahyuhastutiutami.blogspot.co.id/2013/10/makalah-retensio-
plasenta.html.diakses tanggal 18 Juli 2016.
46. 35
Lampiran .1
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI
RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2015
No Nama Umur Paritas Penolong
Persalinan
1 NY. S 45 IX Bidan
2 NY. N 45 II Bidan
3 NY. L 31 VI Bidan
4 NY. M 31 II Bidan
5 NY.N 33 I Bidan
6 NY. M 33 V Bidan
7 NY. S 36 III Bidan
8 NY. I 36 I Bidan
9 NY. R 25 I Dokter
10 NY. M 25 I Dokter
11 NY. H 24 III Dukun
12 NY. R 24 I Bidan
13 NY. H 28 V Bidan
14 NY. S 28 IV Bidan
15 NY. M 25 I Dokter
16 NY. D 25 VI Bidan
17 NY. S 29 II Dokter
18 NY. Y 29 I Bidan
19 NY. B 23 III Dukun
20 NY. L 23 II Bidan
21 NY. S 24 V Dokter
22 NY. S 24 II Bidan
23 NY. M 32 I Dokter
24 NY. S 32 V Bidan
25 NY. M 39 II Dokter
26 NY.F 39 I Bidan
27 NY. S 20 I Bidan
28 NY. N 20 II Dokter
29 NY. K 29 VII Dokter
30 NY. W 29 I Bidan
31 NY. B 24 I Dokter
32 NY. T 24 II Bidan
33 NY. H 35 II Bidan
34 NY. W 35 I Dokter
35 NY. A 20 I Dokter
36 NY. W 20 II Dokter
37 NY. N 26 I Bidan
38 NY. H 26 I Dokter
39 NY. E 53 VI Dukun
47. 36
40 NY. S 53 I Dokter
41 NY. M 29 I Dukun
42 NY. N 29 III Dokter
43 NY. N 26 III Bidan
44 NY. Z 26 II Bidan
45 NY. D 39 VII Dokter
46 NY. W 39 I Bidan
47 NY. W 20 II Bidan
48 NY. W 20 IV Bidan
49 NY. W 38 III Bidan
50 NY. W 38 X Dukun
51 NY. R 39 I Bidan
52 NY. H 39 II Bidan
53 NY. R 28 I Dokter
54 NY. M 28 IX Dukun
55 NY. W 40 IV Bidan
56 NY. R 40 II Bidan
57 NY. H 31 II Dokter
58 NY. H 31 I Bidan
59 NY. M 26 IV Bidan
60 NY. A 26 III Bidan
61 NY. R 29 I Dokter
62 NY. S 29 II Bidan
63 NY. W 16 I Dokter
64 NY. S 16 V Bidan
65 NY. S 35 I Bidan
66 NY. M 35 II Bidan
67 NY. H 33 III Dokter
68 NY. M 33 II Bidan
69 NY. R 35 III Bidan
70 NY. Y 35 I Bidan
71 NY. S 27 II Bidan
72 NY. R 27 I Bidan
73 NY. W 42 V Bidan
74 NY. W 42 III Bidan
75 NY. H 23 II Bidan
76 NY. N 23 II Bidan
77 NY. A 32 III Bidan
78 NY. M 32 III Bidan
79 NY. D 31 II Bidan
80 NY. S 31 II Bidan
Keterangan :
1. Nomor Ganjil adalah kasus
2. Nomor Genap adalah kontrol
48. 37
Lampiran 2
Hasil Odds Ratio
Distrubusi Sampel risiko paritas terhadap kejadian retensio plasenta di Ruang
Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2015
Paritas
Sampel
Jumlah
ORKasus Control
n % n % n %
Beresiko
Tidak Beresiko
24
16
40
60
21
19
52.5
47.5
45
35
56.25
43.75 1.35
Jumlah 40 100 40 100 80 100
Sumber : Data Sekunder, 2015
Odds Ratio (OR) = = = 1,35
Nilai uji Odds Ratio (OR) > 1, dengan demikian paritas merupakan faktor risiko
terjadinya retensio plasenta di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna Tahun 2015
49. 38
Lampiran 3
Distribusi sampel faktor risiko penolong persalinan terhadap kejadian
retensio plasenta di Ruang Delima Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2015.
Penolong
Persalinan
Sampel
Jumlah
ORKasus Control
n % n % n %
Beresiko
Tidak Beresiko
5
35
12,5
87,5
2
38
5
95
7
73
8,75
91,25
2,71
Jumlah 40 100 40 100 80 100
Sumber : Data Sekunder, 2015
Odds Ratio (OR) = = 2,71
Nilai uji Odds Ratio (OR) > 1, dengan demikian penolong persalinan merupakan
faktor risiko terjadinya retensio plasenta di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2015.
50. 39
Lampiran 4
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi,
disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dan
tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacuh dalam naskah ini
dana disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
Penulis