Karya tulis ini membahas hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah di Puskesmas Wapunto, Kabupaten Muna tahun 2016. Kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan tekanan darah karena menyebabkan hipertropi jantung dan meningkatkan respons sistem renin-angiotensin. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah dengan menggunakan metode cross sectional pada 69 respon
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...Warnet Raha
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT PADA AKSEPTOR DI DESA WAWESA KECAMATAN BATALAIWORU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...Warnet Raha
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT PADA AKSEPTOR DI DESA WAWESA KECAMATAN BATALAIWORU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Kti wa ode rosmini
1. HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN
TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAPUNTO KEC. DURUKA
KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Wa Ode Rosmini
PSW.B.2013.IB.0100
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
2. LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing 1 Pembimbing II
Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes Asrini, SST
Mengetahui
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab.Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
3. LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Sartina, SST (…..……................…........…………)
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (…..…...............…….………..........…)
3. Asrini, S.ST (….…...............…..………................ )
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes Asrini, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab.Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
4. RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Nama : WAODE ROSMINI
Tempat tanggal lahir : Lapokainse, 13 Januari 1995
Suku/Bangsa : Muna
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
II. NAMA ORANG TUA
Ayah :La Ode Gambara
Ibu :Wa Ode Ando
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Lulus SD Negeri MIN Lapokainse : Tamat tahun 2007
2. Lulus SMP Negeri MTSS Lapokainse: Tamat tahun 2010
3. Lulus SMA Negeri MAN Raha : Tamat tahun 2013
4. Sejak Tahun 2013 mengikuti Pendidikan di Program Studi D3 Kebidanan
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai sekarang.
5. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah subuhanahuwata’la yang telah
memberikan kemudahan dan petunjuk dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiahini
yang berjudul “Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016”.Karya
tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna..
Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini, berbagai macam hambatan
dan kesulitan penulis hadapi. Namun atas bantuan, bimbingan dan kerja sama dari
berbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan tersebut itu dapat penulis atasi. Oleh
karenanya perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepadaPembimbing I Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes dan Ibu
Asrini, SST sebagai pembimbing II atas waktu, tenaga dan pikiran yang telah
diberikannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunankarya tulis ilmiah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan propasal pada
masa mendatang.Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Semoga amal baik dan
bantuan dari semua pihak mendapat pahala dari Allah SWT, “Amin”.
6. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada berbagai pihak yang
langsung maupun tidak langsung membantu penulis, terutama kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes., selaku Ketua Yayasan Pendidikan
sowite Akbid Paramata Raha.
2. Bapak L. M Haerun K. S.Kep selaku Kepala Puskesmas Wapunto
3. Segenap Dosen dan StafAkbid Paramata Raha yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan.
4. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis kepada kedua orang tua
Ayahanda La Ode Gambara dan Wa Ode Ando yang begitu setia dan penuh
kesabaran dalam mendidik, berkorban moril dan materi, serta mencurahkan cinta,
kasih sayang dan doanya kepada penulis agar penulis menjadi pribadi yang lebih
baik.
5. Sahabat-sahabat angkatan V tahun 2013 atas kerja sama.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua pihak yang
telah banyak membantu dan mendoakan penulis, sehingga penulisan hasil penelitian
ini dapat terselesaikan.
Raha, Agustus 2016
Penulis
7. DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata Pengantar ................................................................................................. v
DaftarIsi............................................................................................................ vii
Daftar Tabel .................................................................................................... ix
Daftar Gambar.................................................................................................. x
Intisari .............................................................................................................. xi
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................. 6
A. Telaah Pustaka............................................................................... 6
1. Kontrasepsi.............................................................................. 6
2. Metode Intra uterine Device (IUD)......................................... 8
3. Metode Operasi atau Sterilisasi............................................... 8
4. Klasifikasi Kontrasepsi Hormonal .......................................... 8
5. Efek Samping Kontrasepsi Hormonal..................................... 14
6. Tekanan Darah ........................................................................ 15
B. Landasan Teori.............................................................................. 17
C. Kerangka Konsep .......................................................................... 18
D. Hipotesis Penelitan ....................................................................... 19
Bab IIIMetode Penelitian .............................................................................. 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 20
B. Subjek Penelitian........................................................................... 20
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 21
D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 22
E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional .................................. 22
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 23
G. Cara Analisis Data......................................................................... 23
H. Jalannya Penelitian........................................................................ 25
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 26
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 26
B. Pembahasan................................................................................... 33
8. Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 36
A. Kesimpulan ................................................................................... 36
B. Saran ............................................................................................. 36
Daftar Pustaka................................................................................................ 37
Lampiran-lampiran
9. DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII. 15
Tabel 2 Distribusi Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun
2015
27
Tabel 3 Distribusi Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun 2015 28
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan umur di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
28
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
29
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
30
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
30
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alat Kontrasepsi di
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016
31
Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan DurukaKabupaten Muna Tahun
2016
32
Tabel 10 Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Dengan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016
32
10. DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konsep 18
Ganbar 2 Rancangan Penelitian Cross sectional 20
11. INTISARI
Wa Ode Rosmini (PSW.B.2013.IB.0100) “Hubungan Pemakaian Kontrasepsi
Hormonal DenganTekanan Darah di Puskesmas Wapunto KecamatanDuruka
Kabupaten Muna Tahun 2016”, dibimbing oleh Rosminah Mansyarif dan Asrini.
.
Latar Belakang :Penggunaan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah.Hal ini
disebabkan karena terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon presor
angiotensi II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System.Peningkatan atau
penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh.
Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam
arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah
yang menetap.Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah
gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil
metabolisme lainnya.
Metode :Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah cross sectionaldengan
jumlah populasi sebanyak202responden dan sampel sebanyak 69 responden dengan
tehnik simplerandom sampling.
Hasil : Hasil Penelitan bahwa dari 62 responden menggunakan kontrasepsi hormonal
terdapat 40 responden (57,59%) mengalamipeningkatan tekanan darah dan 22
responden (31,88%) tidak mengalami tekanan darah. Sedangkan dari 7 responden
yang menggunakan kontrasepsi non hormonal terdapat 2 responden (5,79%) yang
mengalami peningkatan tekanan darah dan 5 responden (7,24%) yang tidak
mengalami peningkatan tekanan darah.Berdasarkan hasil didapatkan X2
hitung
3,4lebih kecil dari X2
tabel, 3,841 maka Ho di terima dan Ha di tolak.
Kesimpulan: Tidakada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap
tekanan darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2016.
Kata kunci: Kontrasepsi hormonal, Tekanan Darah
Daftar Pustaka11 buku (2006-2013)
12. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berencana (KB) menurut Worl Health Organization (WHO) adalah
tindakan individu atau yang membantu suami istri untuk menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang di inginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suami istri dan menentukan jumlah kelahiran.
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T : Terlalu muda
melahirkan, Terlalu sering melahirkan, terlalu tua melahirkan. Keluarga
Berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu dan anak serta
perempuan. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur
jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah
Pasangan Usia Subur (PUS), yang lebih dititik beratkan pada Wanita Usia Subur
(WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun.
Namum demikian, terlepas dari berbagai keberhasilan dan keuntungan
Program KB ternyata kontrasepsi hormonal tidak terlepas dari berbagai
kekurangan terutama yangberhubungan dengan efeknyaterhadap kesehatan,
khususnya hormon yang terkandung dalam kontrasepsi tersebut bila digunakan
dalam jangka waktu yang lama ternyatadapat menimbulkan berbagaiefek
samping yang merugikansalah satunya adalah peningkatan tekanan
13. 2
darah.Walaupun perubahan ini reversible,tetapi kadang-kadang menetap
meskipun obat telah dihentikan.
Penggunaan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah.Hal ini
disebabkan karena terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon presor
angiotensi II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System (Pangaribuan,
2013).
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.
Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di
dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya
darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah
suatu aliran darah yang menetap.Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi,
maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan
hasil-hasil metabolisme lainnya. Terdapat dua macam kelainan tekanan darah,
antara lain yang dikenal sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi
atau tekanan darah rendah.Hipertensi telah menjadi penyakit yang menjadi
perhatian di banyak Negara di dunia, karena hipertensi seringkali menjadi
penyakit tidak menular di banyak Negara.
Hasil pemantauan peserta KB aktif melalui mini survei BKKBN tahun 2005
menunjukkan bahwa prevalensi peserta KB di Indonesia adalah (66,2%). Dimana
penggunaan kontrasepsi pil sebesar (17%). Menurut Riskesdas 2010, penggunaan
kontrasepsi pil sebesar (12,8%). Sedangkan hasil Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012, pengguna kontrasepsi pil sebesar (14%).
14. 3
Berdasarkan data dari BKKBN Sulawesi Tenggara dengan laju
pertumbuhan penduduk pada periode 2010-2015 rata-rata sebesar (2,18%).
Sedangkan antara Tahun 2015-2020 turun sebesar (1,97%) pertahun. Untuk PUS
sebanyak 431.255 jiwa dari akseptor aktif tercatat sebanyak 324.069 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi suntik sebanyak 125.988 jiwa, atau sebesar
(38,87%), pil sebanyak 115.430 jiwa atau sebesar (14,02%) implan sebanyak
45.452 jiwa atau sebesar (14,02%) kondom sebanyak 19.160 jiwa atau sebesar
(5,91%) IUD sebanyak 9.394 jiwa atau sebesar (2,89%) MOW sebanyak 7.011
jiwa atau sebesar (2,16%) MOP sebanyak 1.634 jiwa atau sebesar (0,50%).
Penggunaan kontrasepsi hormonal di wilayah Kabupaten Muna kontrasepsi
Pil sebanyak 10.688 jiwa, suntik sebanyak 8.379 jiwa, implan sebanyak 1.932
jiwa,IUD sebanyak 429 jiwa.
Berdasarkan data sekunder yang di peroleh di Puskesmas Wapunto pada
tahun 2015tercatat pengguna akseptor aktif pil sebanyak 160orang, suntik
sebanyak268orang, pengguna Implan sebanyak 6 orang dan pada tahun 2016 pada
bulan Juli tercatat pengguna Akseptor aktif suntik 130 orang, pil 66 orang dan
implan 6 orang.
Adanya peningkatan penggunaan kontrasepsi hormonal dalam masyarakat,
tentu berpengaruh pada tekanan darah oleh karena kandungan dari kontrasepsi
hormonal tersebut.Dari permasalahan ini, peneliti tertarik untuk meneliti
“Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Tekanan Darah di Wilayah
Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kab.Muna Tahun 2016’’.
15. 4
B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian yang
akan dilakukan adalah ‘’Adakah hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal
dengan tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kab. Muna Tahun 2016’’?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan
tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan
peningkatan tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Dengan adanya penelitian ini nantinya akan sangat diharapkan sebagai
penambah ilmu pengetahuan dan wawasan terhadap kontrasepsi hormonal
dengan tekanan darah yang nantinya dapat diterapkan didunia kerja dan
kehidupan sehari-hari.
16. 5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi
Puskesmas Wapunto guna perhatian lebih lanjut kepada pengguna
kontrasepsi hormonal hubungannya dengan tekanan darah pengguna.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan menjadi sumber bacaan bagi peneliti berikutnya dan
seluruh mahasiswa Akbid Paramata khususnya.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi
dan menambah wawasan mengenai hubungan kontrasepsi hormonal
dengan tekanan darah. Dan nantinya dapat dijadikan referensi terhadap
pembuatan karya tulis selanjutnya.
d. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan
ilmu dan cakrawala pengetahuan diri terhadap kontrasepsi hormonal
dengan tekanan dan bidang penelitian lapangan sehingga nantinya dapat
bermanfaatbagi masyarakat.
17. 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kontrasepsi
a. Defenisi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan,
upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Penggunaan kontrasepsi merupan suatu variabel yang mempengaruhi
fertilitas. Syarat-syarat kontrasepsi yang ideal sebagai berikut:
1) Dapat di percaya.
2) Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan.
3) Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan.
4) Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus.
5) Tidak memerlukan motivasi terus-menerus.
6) Mudah pelaksanaannya.
7) Murah harga sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masayarakat.
8) Dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan
(Wiknjosastro, 2007).
18. 7
b. Macam-macam Metoda Kontrasepsi
Macam-macam metode kontrasepsi yaitu sebagai berikut :
1) Kontrasepsi Sederhana
a) Kondom
Kondom adalah salah alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks,
berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya
tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma.
Kebanyakan kondom terbuat dari karet lateks tipis, tetapi ada yang
membuatnya dari jaringan hewan (usus kambing) atau plastik
(polietilen) (Niken, dkk, 2010).
b) Koitus Interuptus
Cara kerja koitus interuptus adalah dengan menarik penis yang
sedang ereksi dari vagina sebelum ejakulasi guna mencegah sperma
masuk ke vagina (Meyliya, 2009).
c) Metode Kalender
Pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender
merupakan salah satu cara/metode kontrasepsi sederhana yang dapat
dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan tidak
melakukan senggama pada masa subur (Niken, dkk, 2010).
d) Diafragma
Diagram adalah kap berbentuk cembung terbuat dari terbuat dari
lateks (karet) yang diinsersikan kedalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup servik (Arum, 2009).
19. 8
e) Spermisida
Cara kerja spermisida adalah supositoria berbentuk busa, jeli, krem
atau bentuk lain yang mengandung surfaktan yang dapat
menghancurkan integritas membran sperma (Meyliya, 2009).
2. AKDR
AKDR merupakan kontrsepsi yang dimasukkan melalui serviks dan
dipasang didalam uterus. AKDR memiliki benang yang menggantung sampai
liang vagina, hal ini dimasudkan agar keberadaanya bisa di periksa oleh
akseptor sendiri (Niken, dkk, 2008).
3. Metode Operasi atau Sterilisasi
Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopi
wanita sedangkan vasektomi pada kedua vas deferens pria yang
mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak dapat
menyebabkan kehamilan lagi (Wiknjosastro, 2007).
4. Metode Kontrasepsi Hormonal
Macam-macam kontrasepsi hormonal ialah kontrasepsi oral terdiri atas
dua yaitu kombinasi dan progestin, kontrasepsi suntikan/injeksi terdiri atas
dua yaitu suntikan kombinasi dan suntikan progestin, serta alat kontrasepsi
bawah kulit (AKBK) atau implan (Niken, dkk 2008).
5. Klasifikasi Kontrasepsi Hormonal
a. Kontrasepsi Pil
Pil kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang berisi hormon estrogen dan
progesteron yang biasa oleh wanita disebut dengan pil sedangkan yang
hanya berisi progestin biasa disebut dengan mini pil.
20. 9
1) Pil Kombinasi
Pil kombinasi berisi hormon estrogen dan progesteron. Pil ini
mencegah kehamilan dengan cara:
a) Menghambat ovulasi.
b) Membuat endometrium tidak mendukung untuk implantasi.
c) Membuat serviks tidak dapat ditembus oleh sperma.
Kerugian:
1) Perlu diminum secara teratur, secara cermat, dan konsisten.
2) Tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS)
dan HIV.
3) Peningkatan resiko gangguan sirkulasi.
4) Efek pada kanker payudara.
5) Tidak cocok untuk perokok berusia diatas 35 tahun.
Keutungan:
1) Dapat diandalkan dan reversible.
2) Mengurangi resiko anemia.
3) Menurunkan kista ovarium.
4) Penyakit radang panggul lebih sedikit.
5) Kehamilan ektopik lebih sedikit.
b) Mini Pil
Mini pil merupakan alat kontrasepsi yang kurang digunakan secara
luas karena hanya mengandung progestin saja dan tidak mengandung
estrogen. Efektifitas mini pil tergantung pada kemampuan wanita
minum pil setiap malam. Mekanisme kerja mini pil sebagai berikut:
21. 10
1) Mencegah tejadinya ovulasi dari beberapa siklus.
2) Perubahan dalam motilitas tuba.
3) Perubahan dalam fungsi corpus luteum.
4) Perubahan lendir serviks yang mengganggu mortilitas atau daya
hidup spermatozoa.
Keuntungan :
1) Dapat diberikan pada wanita yang menderita keadaan
tromboembolik.
2) Dapat diberikan pada wanita menyusui.
3) Cocok untuk wanita dengan keluhan efek samping yang
disebabkan oleh estrogen (sakit kepala,hipertensi, nyeri tungkai
bawah, cloasma,BB bertambah dan mual).
Kerugian:
1) Mini pil kurang efektif dalam mecegah kehamilan dibandingkan
pil kombinasi.
2) Karena tidak mengandung estrogen mini pil menambah insiden
dari perdarahan bercak (spotting), perdarahan menyerupai haid.
(Sukarni, 2013).
b. Kontasepsi Suntik
Terdapat dua jenis kontrasepsi hormon suntikan KB yaitu suntikan
progertin dan kombinasi
1) Suntikan progestin
Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang hanya
mengandungprogestin dan banyak di pakai sekarang ini adalah Depo
22. 11
Medroxyprogesterone Asetat (DMPA) atau Depo provera, diberikan
sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikkan secara
intramuscular di daerah bokong dan Norethindrone enanthare (NET-
EN) atau Noristerat: Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8
minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3 kali suntikan
pertama), kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu
a) Cara Kerja:
(1) Mencegah ovulasi
(2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
(3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi sehingga kurang
baik untuk implantasi ovum yang telah dibuahi.
(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Arum, 2009).
b) Efek Samping :
(1) Adanya gangguan haid, berupa:
(a) Siklus haid memenjang atau memendek.
(b) Perdarahan bayak atau sedikit.
(c) Perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan bercak.
(d) Tidak haid sama sekali.
(2) Pada penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estroge
sehingga dapat menyebabkan kekeringan vagina,
menurunkanlibido, gangguan emosi, sakit kepala, jerawat, dan
meningkatnyaresiko osteoporosis (Niken, dkk, 2008).
23. 12
2) Suntikan Kombinasi
Suntikan kombinasi yang beredar di pasaran Indonesia
adalahkombinasi antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg
estradiolsipinoat yang diberikan secara injeksi intramuskular sebulan
sekali(Cyclofem).
a) Cara Kerja:
(1) Menekan ovulasi.
(2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi
sperma terganggu.
(3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
terganggu.
(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
b) Keuntungan Kontrasepsi
(1) Sangat efektif, (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahunpertama.
(2) Resiko terhadap kesehatan kecil, efek samping sangat kecil.
(3) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
(4) Tidak perlu dilakukan periksa dalam.
(5) Jangka panjang.
c) Efek Samping
(1) Efek samping yang timbul sama perdarahan tidak teratur,
terjadi
(2) mengalami siklus menstruasi.
24. 13
(3) Efek samping lain yang sering muncul adalah nyeri tekan
payudara,
(4) peningkatan tekanan darah, timbul jerawat, dan peningkatan
berat
(5) badan Amenorea, mual/pusing/muntah, perdarahan/perdarahan
bercak(spotting), perubahan suasana hati, penurunan libido
(Arum, 2009).
c. Kontrasepsi Implant
1) Indikasi pemasangan Implant
a) Pemakaian KB ang jangka waktu lama.
b) Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara
kelahirannya tidak terlalu dekat.
c) Tidak dapat mamakai jenis KB yang lain.
2) Kontra indikasi pemasangan implant
a) Hamil atau diduga hamil, perdarahan vagina tanpa sebab.
b) Wanita dalam usia produktif
c) Telah atau memiliki anak.
d) Menginginkan kontrasepi jangka panjang.
e) Menyusui dan membutuh kontrasepsi.
f) Pasca keguguran.
3) Efek samping
a) Nyeri atau gatal pada tempat pemasangan.
b) Sakit kepala.
c) Mual.
25. 14
d) Muntah
e) Perubahan mood.
f) Perubahan berat badan.
g) Jerawat.
h) Nyeri dan nyeri tekan pada payudara.
i) Rambut rontok.
j) Vaginalis (Sukarni, 2013)
k) Efek Samping Kontrasepsi Hormonal
6. Efek Samping Kontrasepsi Hormonal
Efek samping samping komponen kontrasepsi hormonal paling sering
adalah gangguan haid, mual mungkin timbul pada awal penggunaan,
peningkatan tekanan darah, rasa sakit dikelenjar mammae, gangguan
toleransi glukosa pada diabetes, tromboemboli. Komponen progestin dapat
menyebabkan sakit kepala. Gangguan kardiovaskuler umumnya lebih
sering terjadi pada wanita usia lebih dari 35 tahun, perokok atau
mempunyai faktor risiko misal obesitas, diabetes yang terapinya kurang
baik atau hipertensi.
7. Tekanan Darah
a. Definisi
Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah kedinding arteri saat
darah dipompa keluar dari jantung (Palmer, 2007).
26. 15
b. Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-
rata dua kali atau lebih pengukuran pada dua kali atau lebih kunjungan
(Asari, 2014).
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi tekanan
darah
Tekanan darah sistolik
(mmHg)
Tekanan darah
diastolik (mmHg)
Normal <120 Dan < 80
Prehipertensi 120 –139 Atau 80 – 89
Hipertensi tahap I 140 –159 Atau 90 – 99
Hipertensi tahap II > 160 Atau >100
c. Pengukuran Tekanan Darah
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah
sphygmomanometer dan stethoscope yang telah dikalibrasi dengan tepat.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut ini:
1) Beritahu dan jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan.
2) Siapkan alat dan bahan, secara ergometris.
3) Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih.
4) Atur posisi pasien senyaman mungkin (duduk atau tidur).
5) Buka lengan baju atau gulung keatas.
6) Letakkan lengan sejajar dengan jantung, dengan cara diganjal bantal
atau buku. Telapak tangan menghadap keatas. Pastikan lengan atas
bebas dari pakaian untuk mencegah kontriksi dan memudahkan utnuk
memasang manset, agar pengukuran lebih akurat.
27. 16
7) Lakukan palpasi arteri, menggunakan dua ujung jari (telunjuk dan jari
tengah) untuk merasakan denyut kuat dibagian paha dengan siku.
8) Pasang manset ± 2,5 cm diatas arteri tersebut dan bagian tengah
baldder dipasang diatas arteri tersebut, pasang manset melingkar
lengan atas dan kaitkan ujungnya.
9) Letakkan manometer sejajar dengan mata pemeriksa agar pemeriksa
lebih akurat.
10) Gunakan stetoskop agar suara terdengar jelas dan bersih.
11) Pasang stetoskop dengan meletakkan bel atau diagfragma dari
stetoskop diatas arteri bracialis, untuk mendapatkan suara yng
maksimal.
12) Tutup katup dengan mengunci sampai rapat, lalo pompa bola
manometer sampai 30 mmhg diatas tekanan sistol.
13) Buka katup untuk mengeluarkan udara.
14) Buka manset dengan lengan pasien, beritahu hasil pemeriksaan
kepada pasien.
15) Rapikan pasien.
16) Bereskan alat dan cuci tangan.
17) Dokumentasi (Kusmiyati, 2011).
28. 17
A. Landasan Teori
Keluarga berencana (KB) menurut Worl Health Organization (WHO) adalah
tindakan individu atau yang membantu suami istri untuk menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang di inginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suami istri dan menentukan jumlah kelahiran.
Salah satu metode kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi pil .Pil
kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang berisi hormon estrogen dan
progesteron, dan pil hanya progesteron yang berisi hormon
progesteron.Penggunaan kontrasepsi dapat meningkatkan tekanan darah sehingga
dapat meningkatkan pula risiko stroke. Kontrasepsi hormonal akan menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan darah yang dihubungkan dengan hipertropi
jantung dan peningkatan respon presor angiotensin II dengan melibatkan jalur
Renin Angiotensin System(Pangaribuan, 2013).
Efek samping yang paling ditakuti pada pemakaian kontrasepsi hormonal pil
adalah timbulnya penyakit pada sistem kardiovaskuler, terutama pada pemakai pil
yang berumur lebih dari 35 tahun dan perokok. Pemakaian pil kontrasepsi juga
akan meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit tromboemboli, penyakit
jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler, serta hipertensi (Sukarni, 2013).
Berdasarkan penyebabnya, peningkatan tekanan darah dibagi dua golongan
yaitu hipertensi esensial yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi
sekunder yang diketahui penyebabnya seperti gangguan ginjal, gangguan hormon,
dan sebagainya.Untuk itu, hipertensi esensial lebih menuntut perhatian dalam
29. 18
upaya pencegahan dan pengobatanya.Hal ini disebabkan penderita hipertensi
esensial pada umumnya tidak merasakan adanya gejala.
B. Kerangka Konsep
Berbagai jenis kontrasepsi hormonal yaitu Pil, Suntik, dan Implant menjadi
pilihan utama bagi ibu yang ingin mengatur jarak kelahiran atau yang belum
menginginkan kelahiran. Melihat kandungan dari kontrasepsi hormonal yang
dapat meningkatkan tekanan darah, dimana salah satu faktor resiko peningkatan
tekanan darah adalah akibat dari kerja hormon estrogen dan juga progesteron
maka hal tersebut patut di perhatikan. Adapun kerangka konsep penelitian ini
dapat dilihat sebagai berikut:
Variabel Dependen (Bebas)
Variabel Independen (Terikat)
Gambar 1 . Kerangka Konsep Penelitian
Ibu pengguna
Kontrasepsi Hormonal :
1.Pil
2.Suntik
3.Implant
Peningkatan
Tekanan Darah
30. 19
C. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitin ini yaitu :
1. Ha: Ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan peningkatan
tekanan darah di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan duruka
Kabupaten Muna.
2. Ho: Tidak ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan
peningkatan tekanan darah di wilayah kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan duruka Kabupaten Muna.
31. 20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan metode penelitian survey analitik dengan
pendekatan Cross Sectional.Cross sectional adalah jenis penelitian yang
mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat,
(Notoatmodjo, 2010).
Gambar. 2 Rancangan Penelitian Cross Sectional
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan kelompok subjek, populasi terbatas bila
jumlahnya dapat dihitung, sedangkan bila jumlahnya tidak terhitung disebut
Populasi
Faktor risiko (+) Faktor risiko (-)
Efek (+) Efek (-) Efek (+) Efek (-)
Sampel
69
=231
32. 21
populasi tak terbatas. Populasi pada penelitian ini adalahsemua pasangan usia
subur yang menggunakan kontrasepsi hormonal yang tercatat dalam buku
register Puskesmas yaitu sebanyak 202 orang.
2. Sampel
Karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel
dalam penelitian ini menggunakan tehnik random sampling.sedangkan teknik
penarikan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin sebagai
berikut :
N
n =
N.d2
+ 1
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d2
= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
N 202 202
n = = = = 69 Responden
N.d2
+ 1 (202).0,12
+1 3,02
Adapun jumlah sampel dari penelitian ini yaitu sebanyak 69 responden
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Juli s.d 17 Juli tahun 2016. Dan
lokasi Penelitian bertempat di Puskesmas Wapunto.
33. 22
D. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel independent (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Adapun variabel bebas penelitian ini adalah ibu
pengguna kontrasepsi hormonal.
2. Variabel dependent (Terikat)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.Pada penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah tekanan darah ibu pemakai kontrasepsi hormonal.
E. Defenisi Operasional
1. Pengguna Kontrasepsi
Yang dimaksud dengan pengguna kontrasepsi hormonal dalam penelitian ini
adalah pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi hormonal baik
kontrasepsi Pil, suntik, dan Implant. Dan diukur menggunakan lembar
observasi yang telah peneliti sediakan.
Ya : Jika menggunakan kontrasepsi hormonal
Tidak : Jika tidak menggunakan kontrasepsi hormonal
2. Peningkatan tekanan darah
Yang dimaksud dengan meningkatnya tekanan darah pada penelitian ini
adalah terjadinya perbedaan ukuran tekanan darah responden setelah
beberapa waktu menggunakan kontrasepsi hormonal. Tekanan darah adalah
desakan darah yang dialami oleh responden yang di ukur dengan
menggunakan tensimeter dinyatakan dengan satuan mmHg .
34. 23
Kriteria Obyektif :
Tidak Meningkat : < 120 mmHg dan Diastol < 80
Meningkat : Bila sistolik >120mmHg dan diastole > 80 mmHg
F. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Hal ini didasarkan karena pada awal penelitian kualitatif permasalahannya
belum jelas dan pasti, sehingga peneliti sebagai instrumen dapat menyesuaikan
diri terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan/semua aspek keadaan
yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Selain itu, hanya manusia sebagai
instrument yang dapat berhubungan dengan informan dan mampu memahami
kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan, sehingga peneliti berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Dalam penelitian ini menggunakan Analisis univariat dilakukan secara
deskriptif dari masing-masing variabel dengan tabel distribusi frekuensi di
sertai penjelasan
P = x 100%
Keterangan :
P = Persentase
f = data yang ada
n = total sampel
35. 24
2. Analisa Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mencari atau melihat hubungan variabel
terikat dengan menggunakan uji statistik .Uji statistik dengan tingkat
kemaknaan/kepercayaan (α) 0,05. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-
Square dengan rumus :
= ∑
(0 − )
Keterangan:
X2
= chi square (hubungan variabel dependen dan variabel independen
∑ = jumlah data
0 = frekuensi yang diobservasi
E = frekuensi yang diharapkan dihitung (nilai sampel)
Penilaian :
1) Apabila x2
hitung > x2
tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
artinya ada hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen
2) Apabila X2
hitung < X2
tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen.
36. 25
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin
penelitian kepada institusi dena melaporkan sebelum memulai kegiatan
pengumpulan data dilapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh
dilapangan dengan menggunakan teknik simplerandom Sampling.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis, dan disajikan secara
analitik dalam bentuk narasi dan tabel.
4. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini di paparkan sebagai tahap akhir penulisan.
37. 26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Puskesmas Wapunto terletak di Kecamatan Duruka Kabupaten
Muna, Kecamatan Duruka merupakan salah satu kecamatan dari 33
kecamatan yang ada di Kabupaten Muna, berjarak 8 km dari kota Raha Ibu
kota Kabupaten Muna dan Wapunto sebagai ibu kota Kecamatan.
Kecamatan Duruka memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Kecamatan Katobu
2) Sebelah Selatan : Kecamatan Lohia
3) Sebelah Timur : Selat Buton
4) Sebelah Barat : Kecamatan Kontunaga
Luas wilayah Kecamatan Duruka adalah 11,52 km2
atau sekitar 0,24% dari
luas daratan Kabupaten Muna. Secara administratif Kecamatan Duruka
terdiri dari dua kelurahan dan lima desa. Dari 7 desa/kelurahan yang ada,
Desa Banggai adalah desa terluas dengan luas 2,65 km2
(23%), sedangkan
wilayah terkecil adalah Kelurahan Palangga dan Desa Ghonsume masing-
masing seluas 1,00 km2
(8,68%) dari luas Kecamatan Duruka.
b. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Duruka menurut hasil susenas tahun
2010 tercatat 11,701 jiwa mempunyai konstribusi 4,17% dari jumlah
38. 27
penduduk Kabupaten Muna. Dari 11,701 penduduk Kecamatan Duruka
terdapt laki-laki 5.946 jiwa dan perempuan 5.755 . disamping itu tercatat
jumlah rumah tangga 2.431, dengan demikian rata-rata jumlah jiwa dalam
rumah tangga adalah4 orang. Dengan luas wilayah 11,52 km2
berarti
kepadatan penduduk 901 jiwa/Km2
(Profil Puskesmas Wapunto).
c. Ketenagaan
Jenis tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wapunto seperti pada tabel.
Tabel 2. Distribusi Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun
2015
No. Jenis Tenaga Kesehatan Tahun 2015 %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dokter Gigi
Dokter Umum
SKM
Apoteker
Farmasi
Sanitarian
Nutrisioner
Analis Kesehatan
Perawat
Bidan Desa
1
1
5
2
1
5
2
-
28
11
1,78
1,78
8,92
3,57
1,78
8,92
3,57
-
50,00
19,64
Jumlah 56 100
Sumber : Data Primer, 2016
d. Fasilitas kesehatan
Jenis sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Wapunto adalah
se:bagai berikut:
39. 28
Tabel 3. Distribusi Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun
2015
No
.
Desa/Kelurahan Puskesmas/
pustu
Bakesra Pos obat
desa
Toko
obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Banggai
Lasunapa
Ghonsume
Wapunto
Ghonebalano
Lagasa
Palangga
-
-
-
1
-
1
-
1
-
1
-
1
-
-
1
1
1
1
1
1
1
-
-
-
1
-
-
-
Jumlah 2 3 7 1
Sumber : Data Primer, 2016
2. Karakteristik Responden
a. Umur
Distribusi responden menurut umur di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 4berikut.
Tabel 4.Distribusi Responden Berdasarkan umur di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
No Pendidikan Frekuensi (f) %
1. 20-35 Tahun 28 41,18
2. 36-40 Tahun 31 44,92
3. 41-45 Tahun 5 7,25
4. 46-50Tahun 5 7,25
Jumlah (n) 69 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan responden terbanyak berumur
36-40 sebanyak 30 responden (44,92%), umur antara 20-35 tahun
40. 29
sebanyak 28responden(41,18%),5responden (7,25%) berumur 41-45tahun,
umur 46-50 tahunsebanyak5 responden (7,25%).
b. Pendidikan
Distribusi responden menurut pendidikan di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 5berikut.
Tabel 5.Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
No Pendidikan Frekuensi (f) %
1. Pendidikan Dasar 25 36,23
2. Pendidikan
Menengah
42 60,23
3. Perguruan tinggi 2 2,89
Jumlah (n) 69 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa responden terbanyak
pada pendidikan menengah sebanyak 42 responden (60,86%), pendidikan
dasar sebanyak 25 responden (36,23%) dan perguruan tinggi sebanyak2
responden (2,89%).
c. Pekerjaan
Distribusi responden menurut pekerjaan di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada gambar berikut.
Distribusi responden menurut pekerjaan di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 6.
41. 30
Tabel 6.Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
No Pekerjaan Frekuensi (f) %
1. IRT 67 97,10
2. PNS 2 2,89
Jumlah (n) 69 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa responden terbanyak ibu
bekerja sebagai IRT sebanyak 67 responden (97,10%), dan PNS sebanyak
2 responden (2,89%).
d. Lama Penggunaan
Distribusi responden berdasarkan lama penggunaan di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7.Distribusi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan di
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
No Lama Penggunaan Frekuensi (f) %
1. <2 Tahun 14 20,28
2. >2 Tahun 55 79,71
Jumlah (n) 69 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 7, menunjukan bahwa responden terbanyak
padaibu yang menggunakan kontrasepsi selama >2 tahun sebanyak 55
orang (79,71%), dan ibu yang menggunakan kontrasepsi selama <2 tahun
sebanyak 14 orang (20,28%).
e. Analisis Univariat
42. 31
1) Pemakaian Kontrasepsi
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemakaian kontrasepsi di
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanAlat Kontrasepsi
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016
No Kontrasepsi Frekuensi (f) %
1. Hormonal 62 89,85
2. Metode Sederhana 7 10,14
Jumlah (n) 69 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa respondenyang
memakai kontrasepsi hormonal sebanyak 62 orang (89,85%), dan
responden yang memakai kontrasepsi metode sederhana sebanyak 7
orang (10,14%).
2) Peningkatan Tekanan Darah
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah di
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
dapat dilihat Tabel 9.
43. 32
Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2016
No Peningkatan Tekanan Darah Frekuensi (f) %
1. Meningkat 42 60,86
2. Tidak Meningkat 27 39,13
Jumlah (n) 69 100
Berdasarkan Tabel 9, responden yang mengalami peningatan
tekanan darah sebanyak 42 responden (60,86%), dan yang tidak
mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak 27 responden
(39,13%).
f. Analisis Bivariat
Analisis hubungan pemakaian kontrasepsi dengan tekanan darah
maka diperoleh hasil Tabel 10.
Tabel 10.Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Dengan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2016
Kontrasepsi
Tekanan Darah
Jumlah X2
Meningkat Tidak
Meningkat
F % f % n % Hit. Tab.
Hormonal 40 57,59 22 31,88 62 89,85
3,4 3,841Metode Sederhana 2 5,79 5 7,24 7 10,14
Jumlah (n) 42 63,38 27 39,12 69 100
Tabel 10, menunjukkan bahwa dari 62 responden menggunakan
kontrasepsi hormonal terdapat 40 responden (57,59%) yang mengalami
peningkatan tekanan darah dan 22 responden (31,88%) tidak mengalami
tekanan darah. Sedangkan dari 7 responden menggunakan metode
44. 33
sederhana terdapat 2 responden (5,79%) mengalami peningkatan tekanan
darah dan 5 responden (7,24%) tidak mengalami peningkatan tekanan
darah.
Berdasarkan hasil didapatkan X2
= 3,4, Oleh karena X2
hitung lebih
kecil dariX2
tabel, maka Ho di terima dan Ha di tolak. Hal ini menunjukkan
tidak ada hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan
darah.
B. Pembahasan
Keluarga berencana (KB) menurut Worl Health Organization (WHO)
adalah tindakan individu atau yang membantu suami istri untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang di inginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah kelahiran.
Penggunaan kontrasepsi dapat meningkatkan tekanan darah sehingga dapat
meningkatkan pula risiko stroke. Kontrasepsi hormonal akan menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan darah yang dihubungkan dengan hipertropi
jantung dan peningkatan respon presor angiotensin II dengan melibatkan jalur
Renin Angiotensin System (Pangaribuan, 2013)
Hasil Penelitan bahwa dari 62 responden menggunakan kontrasepsi
hormonal terdapat 40 responden (57,59%) mengalamipeningkatan tekanan darah
dan 22 responden (31,88%) tidak mengalami tekanan darah. Sedangkan dari 7
responden yang menggunakan kontrasepsi non hormonal terdapat 2 responden
(5,79%) yang mengalami peningkatan tekanan darah dan 5 responden (7,24%)
yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah.
45. 34
Berdasarkan hasil didapatkan X2
= 3,4, Oleh karena X2
hitung lebihh kecil
dari X2
tabel, maka Ho di terima dan Ha di tolak. Hal ini menunjukkan tidak ada
hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah.
Hasil penelitian tidak sejalan dengan teori bawa efek samping yang paling
ditakuti pada pemakaian kontrasepsi hormonal pil adalah timbulnya penyakit pada
sistem kardiovaskuler, terutama pada pemakai pil yang berumur lebih dari 35
tahun dan perokok. Pemakaian pil kontrasepsi juga akan meningkatkan risiko
terkena penyakit-penyakit tromboemboli, penyakit jantung iskemik, penyakit
serebrovaskuler, serta hipertensi.
Hal ini disebabkan karena pada wanita yang memakai kontrasepsi hormonal
dapat menyebabkan terjadinya perubahan tekanan darah. Perubahan tekanan darah
disebabkan adanya pengaruh hormon gonadotropin dan ptogesteron. Sehingga
dapat memompa jantung lebih kuat, arteri besar kehilangan kelenturannya dan
menjadi kaku dalam bersikulasi sehingga dapat meyebabkan tekanan darah
menjadi meningkat. Begitu pula sebaliknya aktivitas memompa jantung berkurang
dan arteri mengalami pelebaran dalam bersikulasi, maka dapat menyebabkan
tekanan darah menjadi menurun.
Hasil penelitan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Milawati (2012) “Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi HormonalTerhadap
Peningkatan Tekanan Darah WanitaAkseptor Kb Hormonal Di Puskesmas
KecamatanWonogiri Kabupaten Wonogiri’’ hasil Penelitian bahwa perhitungan
Ratio Prevalensi KB suntik menunjukkan bahwa KB suntiksebagai faktor resiko
meningkatkan tekanan darah 4,82 kali daripada kontrasepsiIUD, sedangkan Ratio
46. 35
Prevalensi KB oral menunjukkan bahwa KB oral sebagaifaktor resiko
meningkatkan tekanan darah 3,91 kali daripada kontrasepsi IUD.
47. 36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan pemakaian
kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap tekanan darah di
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka dapat disarankan bagi Bidan harus
meberikan Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada ibu yang akan
menggunakan kontrasepsi mulai dari macam-macam kontrasepsi, kontraindikasi,
indikasi dan efek samping yang akan terjadi sebelum menggunakan kontrasepsi
serta memberikan kesempatan kepada ibu untuk memilih kontrasepsi sesuai
dengan keinginan ibu dan menanyakan keluhan setiap kali kunjungan setelah
menggunakan kontrasepsi.
48. 37
DAFTAR PUSTAKA
Asari, Nika Putri. (2014). Proportion In Error (PRE) Dalam Mengukur Asosiasi
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Kejadian Hipertensi.
Universitas Negri Yogyakarta.
Arum, Dyah Noviwati, dan Sujiyatini. (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB
Terkini. Jogjakarta: Nuha Medika.
Milawati, Alfiana. (2012). Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Wanita Akseptor KB Hormonal.
Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Meyliya, Eny dan Esty Wahyuningsih. (2009). Buku Saku Kebidanan/ Constance
Sincliar. Jakarta: EGC
Niken, Meilani, Nanik, Setiyawati, Dwiani, Estiwidani, dan Suherni. (2010).
Pelayanan Keluarga berencana. Yogyakarta: Fitramaya.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Pangaribuan, lamrian, dan Dina Bisa Lolong. (2013). Hubungan Penggunaan
Kontrasepsi Pil Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia 15-49
Tahun Di Indonesia Tahun 2013 (Analisis Data Riskesdas 2013).
Palmer, Anna. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga.
Sukarni, Icemi, dan Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Yuni, Kusmiyati (2011). Penuntun Prktikum Asuhan kehamilan. Yogyakarta:
Fitramaya.
Wiknjosastro, Hanifa. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSP.
49.
50. Master Tabel
Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kontrasepsi
Lama Pengunaan Tekanan darah
Hormonal Non Hormonal Naik Tidak
1. Ny. S 49 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
2. Ny. H 37 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
3. Ny. M 32 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
4. Ny. N 32 Tahun SMP IRT - > 2Tahun -
5. Ny. N 33 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
6. Ny. H 40 Tahun SD IRT - >2 Tahun -
7. Ny. M 40 Tahun SMA IRT - <2 Tahun -
8. Ny. N 31 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
9. Ny. R 31 Tahun SMA IRT - <2 Tahun -
10. Ny. H 49 Tahun S1 PNS - >2 Tahun -
11. Ny. A 39 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
12. Ny. M 47 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
13. Ny. M 35 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
14. Ny. N 40 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
15. Ny. R 47 Tahun SMP IRT - > 2 Tahun -
16. Ny. R 31 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
17. Ny. S 37 Tahun SMP IRT - <2 Tahun -
18. Ny. S 39 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
19. Ny. J 37 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
20. Ny. A 34 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
21. Ny. J 36 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
51. 22. Ny. N 34 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
23. Ny. H 34 Tahun SMP IRT - <2 Tahun -
24. Ny. A 39 Tahun SMA IRT - <2 Tahun -
25. Ny. L 28 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
26. Ny. F 32 Tahun S1 PNS - >2 Tahun -
27. Ny. P 27 Tahun SD IRT - <2 Tahun -
28. Ny. B 40 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
29. Ny. S 40 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
30. Ny.U 45 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
31. Ny. J 28 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
32. Ny. I 30 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
33. Ny. M 36 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
34. Ny. O 36 Tahun SMA IRT - < 2 Tahun -
35. Ny. S 39 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
36. Ny. A 40 Tahun SD IRT - >2 Tahun -
37. Ny. W 42 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
38. Ny. E 28 Tahun SMA IRT - < 2 Tahun -
39. Ny. R 30 Tahun SMP IRT - < 2 Tahun -
40. Ny. S 31 Tahun SMP IRT - < 2 Tahun -
41. Ny. O 29 Tahun SMA IRT - < 2 Tahun -
42. Ny. R 36 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
43. Ny. D 37 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
44. Ny. M 40 Tahun SD IRT - >2 Tahun -
45. Ny. R 42 Tahun SD IRT - >2 Tahun -
46. Ny. D 38 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
47. Ny. A 43 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
48. Ny. A 41 Tahun SD IRT - >2 Tahun -
49. Ny. O 39 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
50. Ny. H 36 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
52. 51. Ny. B 29 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
52. Ny. D 28 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
53. Ny. D 36 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
54. Ny. N 37 Tahun SMP IRT - >2 Tahun -
55. Ny. E 33 Tahun SMA IRT - < 2 Tahun -
56. Ny. W 36 Tahun SMA IRT - < 2 Tahun -
57. Ny. R 29 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
58. Ny. S 39 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
59. Ny. D 27 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
60. Ny. O 48 Tahun SD IRT - >2 Tahun -
61. Ny. M 35 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
62. Ny. R 29 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
63. Ny. D 29 Tahun SMA IRT - < 2 Tahun -
64. Ny. D 37 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
65. Ny. S 38 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
66. Ny. A 32 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
67. Ny. R 40 Tahun SD IRT - >2 Tahun -
68. Ny. H 37 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -
69. Ny. M 32 Tahun SMA IRT - >2 Tahun -