Karya tulis ilmiah ini mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin di ruang bersalin rumah sakit kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian menemukan bahwa penyebab utama gawat janin adalah persalinan postterm sebanyak 14 kasus (42,42%), diikuti preeklampsi sebanyak 7 kasus (21,21%), dan infeksi sebanyak 6 kasus (18,18%). Penelitian ini menggunakan
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang identifikasi ibu hamil dengan abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan abortus memiliki paritas 1-4, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berumur 20-35 tahun.
Karya tulis ini membahas karakteristik ibu bersalin dengan postterm di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan 32 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin dengan postterm berdasarkan graviditas (31,2%) dan sebagian besar sisanya tidak masuk kategori umur, graviditas, atau paritas (34,3%).
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
Tiga faktor utama yang mempengaruhi terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna antara Januari hingga Juni 2016 adalah umur ibu muda atau tua, pekerjaan ibu yang berat, dan kehamilan ganda.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang identifikasi ibu hamil dengan abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan abortus memiliki paritas 1-4, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berumur 20-35 tahun.
Karya tulis ini membahas karakteristik ibu bersalin dengan postterm di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan 32 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin dengan postterm berdasarkan graviditas (31,2%) dan sebagian besar sisanya tidak masuk kategori umur, graviditas, atau paritas (34,3%).
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
Tiga faktor utama yang mempengaruhi terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna antara Januari hingga Juni 2016 adalah umur ibu muda atau tua, pekerjaan ibu yang berat, dan kehamilan ganda.
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...Warnet Raha
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT PADA AKSEPTOR DI DESA WAWESA KECAMATAN BATALAIWORU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Karya tulis ilmiah ini membahas faktor-faktor penyebab persalinan premature di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian menemukan bahwa umur ibu >35 tahun dan paritas ≥IV merupakan faktor risiko utama persalinan premature, selain kehamilan patologis seperti KPD dan plasenta previa.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY”F” DENGAN ...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu nifas bernama Ny. F yang mengalami anemia berat selama masa nifas hari ke-3 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Penulis menggunakan pendekatan manajemen 7 langkah Varney dan mendokumentasikan perkembangan ibu selama perawatan di rumah sakit. Hasil evaluasi menunjukkan kondisi ibu membaik dengan kadar hemoglobin yang
Karya tulis ilmiah ini mengkaji pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang menstruasi di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna tahun 2016. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan menemukan bahwa sebagian besar mahasiswi memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi, meskipun ada beberapa mahasiswi yang kurang paham mengenai topik tersebut. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pen
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang identifikasi ibu hamil dengan abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan abortus memiliki paritas 1-4, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berumur 20-35 tahun.
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi indikasi induksi persalinan pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini mendeskripsikan jumlah kasus induksi persalinan berdasarkan ketuban pecah dini, kematian janin dalam rahim, dan kehamilan lewat waktu. Hasilnya menunjukkan ketuban pecah dini sebagai indikasi tertinggi induksi persalinan.
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi indikasi induksi persalinan pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini menemukan bahwa ketuban pecah dini merupakan indikasi induksi persalinan tertinggi dengan 42,55% kasus, diikuti kematian janin dalam rahim 23,40% dan kehamilan lewat waktu 34,04%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikasi yang
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini meninjau efek samping kontrasepsi pil pada akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kelurahan Palangga periode Januari-April 2016. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor tidak mengalami efek samping seperti mual dan muntah, meskipun ada beberapa akseptor yang mengalami pendarahan dan kenaikan berat badan.
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...Warnet Raha
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu post sectio caesarea tentang mobilisasi dini di RSUD Kabupaten Muna tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai mobilisasi dini berdasarkan tingkat tahu, pemahaman, dan aplikasi. Hanya sedikit responden yang memiliki pengetahuan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penget
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...Warnet Raha
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI
DENGAN KOMPLIKASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KAB. MUNA PERIODE JANUARI – JULI
TAHUN 2016
Karya Tulis
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATO...Warnet Raha
Studi ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia di wilayah kerja Puskesmas Katobu periode Januari-Juni 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan subjek 30 ibu hamil. Hasilnya menunjukkan sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan rendah tentang anemia, hanya sedikit yang memiliki pengetahuan tinggi.
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...Warnet Raha
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT PADA AKSEPTOR DI DESA WAWESA KECAMATAN BATALAIWORU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Karya tulis ilmiah ini membahas faktor-faktor penyebab persalinan premature di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian menemukan bahwa umur ibu >35 tahun dan paritas ≥IV merupakan faktor risiko utama persalinan premature, selain kehamilan patologis seperti KPD dan plasenta previa.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY”F” DENGAN ...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu nifas bernama Ny. F yang mengalami anemia berat selama masa nifas hari ke-3 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Penulis menggunakan pendekatan manajemen 7 langkah Varney dan mendokumentasikan perkembangan ibu selama perawatan di rumah sakit. Hasil evaluasi menunjukkan kondisi ibu membaik dengan kadar hemoglobin yang
Karya tulis ilmiah ini mengkaji pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang menstruasi di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna tahun 2016. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan menemukan bahwa sebagian besar mahasiswi memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi, meskipun ada beberapa mahasiswi yang kurang paham mengenai topik tersebut. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pen
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang identifikasi ibu hamil dengan abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan abortus memiliki paritas 1-4, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berumur 20-35 tahun.
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi indikasi induksi persalinan pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini mendeskripsikan jumlah kasus induksi persalinan berdasarkan ketuban pecah dini, kematian janin dalam rahim, dan kehamilan lewat waktu. Hasilnya menunjukkan ketuban pecah dini sebagai indikasi tertinggi induksi persalinan.
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi indikasi induksi persalinan pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini menemukan bahwa ketuban pecah dini merupakan indikasi induksi persalinan tertinggi dengan 42,55% kasus, diikuti kematian janin dalam rahim 23,40% dan kehamilan lewat waktu 34,04%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikasi yang
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini meninjau efek samping kontrasepsi pil pada akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kelurahan Palangga periode Januari-April 2016. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor tidak mengalami efek samping seperti mual dan muntah, meskipun ada beberapa akseptor yang mengalami pendarahan dan kenaikan berat badan.
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...Warnet Raha
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu post sectio caesarea tentang mobilisasi dini di RSUD Kabupaten Muna tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai mobilisasi dini berdasarkan tingkat tahu, pemahaman, dan aplikasi. Hanya sedikit responden yang memiliki pengetahuan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penget
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...Warnet Raha
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI
DENGAN KOMPLIKASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KAB. MUNA PERIODE JANUARI – JULI
TAHUN 2016
Karya Tulis
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATO...Warnet Raha
Studi ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia di wilayah kerja Puskesmas Katobu periode Januari-Juni 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan subjek 30 ibu hamil. Hasilnya menunjukkan sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan rendah tentang anemia, hanya sedikit yang memiliki pengetahuan tinggi.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
INTRANATAL PADA NY. “H” DENGAN PRESENTASE BOKONG
DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FERA KABUPATEN MUNA
TANGGAL 25 S.D. 26 MARET 2015
Karya Tulis
Karya tulis ilmiah ini membahas tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam hal tahu, pemahaman, dan aplikasi tentang pemberian MP-ASI. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat tahu ibu sudah baik, namun tingkat pemahaman dan apl
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas analisis faktor risiko kejadian retensio plasenta di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan case control study terhadap 80 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas dan penolong persalinan oleh dukun merupakan faktor risiko terjadinya retensio plasenta.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Kti wa ode fitriyanti
1. IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN
PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 S.D 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh
WA ODE FITRIYANTI
PSW.B.2013.IB.0045
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
2. LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna.
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna.
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna.
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
3. LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilimah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. (. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . )
2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. (. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . ..)
3. Fitria Ningsih, S.ST (. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilimah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. (. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . )
2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. (. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . ..)
3. Fitria Ningsih, S.ST (. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilimah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. (. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . )
2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. (. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . ..)
3. Fitria Ningsih, S.ST (. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
4. RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Wa Ode Fitriyanti
2. Nim : 2013. IB. 0045
3. Tempat/ tanggal lahir : Lapolea, 02 Maret 1995
4. Agama : Islam
5. Suku/ kebangsaan : Muna/Indonesia
6. Alamat : Desa Lapolea, Kec. Barangka, Kab. Muna Barat
B. IDENTITAS ORANG TUA
1. Nama Ayah /Ibu : La Ode Tamisi / Wa Haluminda, S.Pd.
2. Pekerjaan : PNS / PNS
3. Alamat : Desa Lapolea, Kec. Barangka, Kab. Muna Barat
C. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 4 Barangka tamat tahun 2007
2. SMP Negeri 1 Barangka tamat tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Barangka tamat tahun 2013
4. Akademi Kebidanan Paramata Raha tahun 2013 sampai sekarang.
5. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT, karena hanya rahmat
dan ridhoNya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai tepat pada waktunya
dengan judul “Identifikasi Penyebab Terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menemui kesulitan
dan hambatan namun, berkat bimbingan dari selaku pembimbing I Wa Ode Siti
Asma, S.ST., M.Kes. dan Fitria Ningsih, S.ST selaku pembimbing II akhirnya karya
tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Laode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan sekaligus Penguji
Karya Tulis Ilmiah.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Kabupaten Muna.
3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi di Akademi Kebidanan Paramata
Kabupaten Muna.
4. Ibu Sitti Nurazizah, Am. Keb selaku Kepala Ruangan Delima Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna yang telah membantu penulis dalam
pengambilan data.
6. 5. Kepada Ayahandaku La ode Tamisi dan Ibundaku Wa Haluminda, S.Pd. yang
telah memberikan dukungan dan semangat pada penulis sehingga segala kendala
dapat saya hadapi.
6. Kakakku serta adikku yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengikuti Pendidikan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Angkatan 2013, serta pihak yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dorongan, semangat dan
kebersamaannya selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT. memberikan imbalan
yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua,
Aamiiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Raha, Juli 2016
Penulis
7. DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Lembar Persetujuan....................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ...................................................................................... iii
Riwayat Hidup .............................................................................................. iv
Kata Pengantar .............................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................ vii
Dafatar Tabel................................................................................................. ix
Intisari ........................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
1. Tujuan umum .............................................................................. 4
2. Tujuan khusus ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
1. Manfaat teoritis ........................................................................... 5
2. Manfaat praktis............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 6
A. Telaah Pustaka .................................................................................. 6
1. Persalinan.................................................................................... 6
2. Gawat Janin................................................................................. 9
B. Landasan Teori.................................................................................. 23
1. Persalinan.................................................................................... 23
2. Gawat Janin................................................................................. 23
3. Serotinus...................................................................................... 24
4. Partus lama.................................................................................. 25
5. Preeklampsi................................................................................. 26
6. Infeksi intrapartum...................................................................... 26
8. 7. Perdarahan................................................................................... 27
C. Kerangka Konsep.............................................................................. 28
D. Pertanyaan Penelitian........................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 30
A. Jenis Penelitian.................................................................................. 30
B. Subyek Penelitian.............................................................................. 30
C. Tempat dan waktu Penelitian............................................................ 30
D. Identifikasi Variabel Penelitian......................................................... 31
E. Variabel dan Definisi Operasional.................................................... 31
F. Instrument Penelitian ........................................................................ 32
G. Pengolahan dan Analisis Data........................................................... 32
H. Jalannya Penelitian............................................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 34
A. Gambaran Umum lokasi Penelitian .................................................. 34
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 37
C. Pembahasan....................................................................................... 38
1. Serotinus...................................................................................... 38
2. Partus lama.................................................................................. 39
3. Preeklampsi................................................................................. 40
4. Infeksi intrapartum...................................................................... 41
5. Perdarahan................................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 44
A. Kesimpulan ....................................................................................... 44
B. Saran.................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 45
Lampiran-lampiran
9. DAFTAR TABEL
Tabel 1: Variabel dan Devenisi Operasional……………………………………... 31
Tabel 2: Distribusi frekuensi kejadian gawat janin………………………………. 37
10. INTISARI
Wa Ode Fitriyanti, PSW.B.2013.IB.0045 “Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat
Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna Tahun 2014 s.d 2015” dibawah bimbingan oleh ibu Wa Ode Siti Asma dan ibu
Fitria Ningsih.
Latar belakang: Gawat Janin adalah denyut jantung janin diatas 160/menit atau di
bawah 100/menit, denyut jantung janin tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang
kental pada awal persalinan. Penyebab dari Gawat janin yaitu bila persalinan
berlangsung lama, induksi persalinan dengan oksitosin, ada perdarahan, infeksi,
insufisiensi plasenta, posterm dan preeklampsi. Angka kejadian gawat janin tahun
2014 s.d 2015 yaitu sebanyak 33 0rang.
Metode: penelitian deskriptif yaitu menggambarkan suatu kondisi atau fenomenan
yang terjadi pada suatu kelompok subjek tertentu dengan jumlah populasi 33 orang
dan sampelnya sebanyak 81 orang dengan tekhnik dengan pengambila sampel total
sampling
Hasil: Dari 33 orang yang mengalami gawat janin, Postterm sebanyak 14 orang
(42,42%), Partus lama sebanyak 3 orang (9,09%), Preeklampsi sebanyak 7 orang
(21,21%), Infeksi sebanyak 6 orang ( 18,18%), dan Perdarahan sebanyak 3 orang
(9,09%).
Kesimpulan: penyebab gawat janin terbanyak yaitu pada Possterm sebanyak 14
orang (42,42%) dan penyebab yang terendah yaitu Partus lama sebanyak 3 orang
(9,09%).
Kata kunci: Gawat Janin, Postterm, Infeksi
Daftar pustaka: 17 literatur (2006-2015)
11. PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan
tinggi, disepanjang sepengetahuan sayajuga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah dan tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
WA ODE FITRIYANTI
12. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir. Gawat janin adalah keadaan dimana janin tidak menerima
O2 cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam
jangka waktu lama) atau akut. Janin yang sehat adalah janin yang tumbuh normal,
dengan usia gestasi aterm dan presentase kepala. Gawat janin dapat terjadi dalam
persalinan bila persalinan berlangsung lama, induksi persalinan dengan oksitosin, ada
perdarahan atau infeksi, insufisiensi plasenta, posterm dan preeklampsi
(Prawirohardjo, 2009).
Berdasarkan WHO (2012), penyebab utama kematian bayi baru lahir atau
neonatal di dunia antara lain bayi lahir premature 29%, sepsis dan pneumonia 25%,
dan 23% bayi lahir dengan asfiksia dan trauma. Asfiksia bayi baru lahir menempati
penyebab kematian bayi ke-3 di dunia dalam periode awal kehidupan (Rahayu, Dkk,
2014).
Berdasarkan survey demografi dan kesehatan indonesiatahun 2007, setiap hari
lebih dari 400 bayi (0-11 bulan) meninggal di Indonesia dan angka kematian bayi
sebanyak 34/1000 kelahiran hidup, sebagian besar kematian bayi dan balita adalah
masalah yang terjadi pada bayi baru lahir atau neonatal (0-28 hari). Adapun masalah
13. neonatal yang terjadi meliputi asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi (Rahayu,
Dkk, 2014).
Dalam Kemenkes RI (2011) di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih
tinggi yaitu 34/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007-2008), sedangkan target MDGs
2015 adalah menurunkan Angka Kematian Bayi menjadi 23/1000 kelahiran hidup
(Herawati, 2013).
Jumlah kematian bayi di Sulawesi Tenggara tahun 2010-2012 cenderung
berfluktuasi. Pada tahun 2010 jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di Kabupaten
Muna 79 orang, Kabupaten Kolaka 67 orang dan Konawe Selatan 59 orang,
sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Konawe 5 orang. Tahun 2011 jumlah
kematian Bayi mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu mencapai jumlah
jumlah 1.166 kematia bayi yang bila dibandingkan dengan tahun 2010 hanya sebesar
587 kematian. Kematian bayi yang tertinggi pada tahun 2011 terdapat di Kabupaten
Muna sebanyak 197 orang, di susun Kabupaten Buton 172 orang, Kabupaten Konawe
Selatan 167 orang, sedangkan yang terendah di Kabupaten Konawe Utara 17 orang.
Di tahun 2012 jumlah kematian Bayi mengalami penuruanan yang cukup signifikan
(664 orang) dibandingkan tahun 2011 (1.166 orang), jumlah tertinggi terjadi di
Kabupaten Buton (142) dan Bombana (78), sedangkan terendah di Kota Kendari (28)
dan Wakatobi serta Konawe Utara masing-masing dengan 31 orang bayi mati.
Kematian Neonatal di Sulawesi Tenggara pada tahun 2012 yaitu sebanyak 484,
Kabupaten Muna menempati urutan pertama dengan jumlah kematianneonatal
sebanyak 89 dan yang paling sedikit adalah Kota Kendari yaitu sebanyak 18,
14. sedangkan penyebab ke matian neonatal tersebut yang terbanyak adalah lain-lain
yaitu sebanyak 244, BBLR 120, asfiksia 189, sepsis 9, dan tetanus 3 (Profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Muna tahun 2013 ada 4 orang,
tahun 2014 ada 1 orang dan pada tahun 2015 ada 2 orang. Sedangkan angka
kematian bayi (AKB) tahun 2013 sebanyak 39 0rang, tahun 2014 sebanyak 50
orang dan tahun 2015 sebanyak 35 orang. Sedangkan jumlah bayi lahir mati tahun
2013 sebanyak 70 orang, tahun 2014 sebanyak 66 orang dan tahun 2015 sebanyak
58 orang. Untuk jumlah kematian bayi tahun 2013 yaitu sebanyak 39 bayi, tahun
2014 sebanyak 50 bayi sedangkan tahun 2015 sebanyak 35 orang.
Berdasarkan Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
tahun 2014 sampai dengan 2015 jumlah kejadian gawat janin dalam persalinan
berjumlah 33 orang, yaitu pada tahun 2014 berjumlah 14 kasus dan 2015 berjumlah
19 kasus. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
identifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten muna Tahun 2014 sampai dengan 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Berapa persentase penyebab kejadian gawat janin
pada ibu bersalin Di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 sampai dengan 2015?
15. C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi penyebab kejadian gawat janin pada ibu bersalin di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014
sampai dengan 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin
dengan serotinus di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna tahun 2014 sampai dengan 2015.
b. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin
dengan partus lama di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna tahun 2014 sampai dengan 2015.
c. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin
dengan preeklampsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015.
d. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin
dengan infeksi dalam persalinan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015.
e. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin
dengan perdarahan di Ruang Delima Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna tahun 2014 sampai dengan 2015.
16. D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus dapat
dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan dengan identifikasi penyebab
terjadinya gawat janin.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam
upaya memperluas wawasan tentang gawat janin.
b. Bagi Profesi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi pembaca
untuk menambah pengetahuan dan berguna untuk penelitian lain sebagai
dasar atau pembanding untuk penelitian lain sebagai dasar atau pembanding
untuk penelitian tahap berikutnya.
c. Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai bahan literatur atau referensi pada pembuatan
proposal selanjutnya.
d. Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan informasi secara obyektif tentang gawat janin.
17. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2009).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan
keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan
ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah
memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu
bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin
(Prawirohardjo, 2009).
18. b. Tahapan Persalinan
1) Kala I
Kala I disebut juga kala pembukaan yaitu di mulai dari his persalinan yang
adekuat sampai pembukaan serviks menjadi lengkap (10 cm). pada kala I
his belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit dan tidak seberapa
mengganggu ibu, sehingga ia masih dapat berjalan. Lambat laun his
bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan
lebih lama. Proses pembukaan serviks sebagai akibat his di bagi dalam 2
fase:
a) Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat ialah 0 sanpai 3 cm.
b) Fase aktif : pada fase ini pembukaan lebih cepat. Pada fase ini dapat
dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu:
(1) Fase akselerasi (percepatan): dari pembukaan 3-4 cm yang dicapai
dalam waktu 2 jam.
(2) Fase dilatasi maksimal (kemajuan maksimal): dari pembukaan 4-9
cm yang di capai dalam waktu 2 jam.
(3) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan): dari pembukaan 9-10 cm
yang dicapai dalam waktu 2 jam.
His dalam fase ini lebih kuat dan perlangsungannya tidak boleh lebih
dari 7 jam. Fase-fase tersebut di jumpai pada primigravida, sedangkan
19. multigravida juga terjadi demikian akan tetapi fase laten dan fase aktif
terjadi lebih pendek.
2) Kala II
Kala II disebut juga kala pengeluaran yang dimulai dari saat pembukaan
serviks lengkap sampai bayi lahir. Pada kala II his menjadi lebih kuat,
kontraksinya selama 50-100 detik, datangnya tiap 2-3 menit sekali.
Karena biasanya kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada
his di rasakan tekanan dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,
yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan dan juga wanita
merasakan tekanan pada rectum, hingga buang air besar. Pada akhir kala II
sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai dasar panggul yaitu perineum
menonjol, vulva membuka, rektum membuka. Di puncak his, bagian kecil
dari kepala janin nampak dalam vulva, tetapi hilang lagi waktu his
berhenti. Kejadian ini disebut kepala membuka pintu. Maju dan surutnya
kepala berlangsung terus sampai lingkaran terbesar dari kepala terpegang
oleh vulva, sehingga tak dapat mundur lagi. Saat ini di sebut juga kepala
keluar pintu, karena pada his berikutnya disertai dengan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah
simpisis dan ubun-ubun besar, dahi, muka serta dagu melewati perineum.
Pada saat ini bagi primigravida, perineum biasanya tak dapat menahan
regangan yang kuat ini, sehingga robek pada pinggir depannya, setelah
kepala seluruhnya lahir dan istrahat sebentar, maka his mulai lagi untuk
20. mengeluarkan badan dan anggota bayi. Lamanya kala II untuk
primigravida kira-kira 120 menit, sedangkan multigravida kira-kira 60
menit.
3) Kala III
Kala III disebut juga kala uri yaitu dimulai dari saat bayi lahir sampai uri
(plasenta) lahir. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri
agak di atas pusat. Beberapa menit setelah bayi lahir, his timbul lagi yang
dinamakan his his pelepasan uri untuk melepaskan plasenta dari dinding
uterus. Biasanya plasenta lepas dari 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
4) Kala IV
Kala IV ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir. Petugas atau bidan harus
tinggal bersama ibu dan bayi baru lahir untuk memastikan bahwa
keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat
untuk melakukan stabilisasi (Tesno, 2006).
2. Gawat Janin
a. Pengertian Gawat Janin
Gawat janin adalah Denyut Jantung Janin kurang dari 100 per menit atau
lebih dari 180 permenit dan air ketuban hijau kental (Prawirohardjo, 2010).
Gawat janin adalah keadaan dimana janin tidak menerima O2 cukup,
sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka
21. waktu lama) atau akut. Janin yang sehat adalah janin yang tumbuh normal,
dengan usia gestasi aterm dan presentase kepala (Prawirohardjo, 2009).
Secara luas istilah gawat janin telah banyak di pergunakan, tapi definisi
istilah ini sangat miskin. Istilah ini biasanya menandakan kekhawatiran
obstetrik tentang keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio
sesarea atau persalinan buatan lainnya. Keadaan janin biasanya dinilai dengan
menghitung denyut jantung janin dan memeriksa kemungkinan adanya
mekonium di dalam cairan amnion. Sering dianggap DJJ yang abnormal,
terutama bila ditemukan mekonium, menandakan hipoksia dan asidosis.
Untuk kepentingan klinik perlu di tetapkan kriteria apa yang dimaksud dengan
gawat janin. Disebut gawat janin, bila ditemukan denyut jantung janin diatas
160/menit atau di bawah 100/menit, denyut jantung janin tidak teratur, atau
keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan (Prawirohardjo, 2011)
b. Penyebab Gawat Janin
1) Persalinan lama
Persalinan lama disebut juga distosia didefenisikan sebagai
persalinan yang abnormal atau sulit seba-sebabx dapat dibagi dalam 3
golongan yaitu kelainan tenaga (kelainan his), his yang tidak normal
dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir
yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga
persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Kelainan janin,
persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan
22. dalam letak atau dalam bentuk janin. Kelainan jalan lahir, kelainan dalam
ukuran atau atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan
atau menyebabkan kemacetan (Prawirohardjo, 2011).
Persalinan lama adalah Salah satu faktor yang sering menyebabkan
morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin terjadi apabila persalinan
berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada
multipara. Persalinan lama selalu memberikan risiko atau penyulit bagi
ibu dan janin yang sedang di kandungnya. Kontraksi rahim selama 24 jam
tersebut telah dapat menganggu aliran darah menuju janin, sehingga janin
dalam rahim menjadi dalam situasi berbahaya. beberapa keadaan yang
terjadi pada ibu yang mengalami partus macet atau partus lama bisa
menyebabkan kehabisan tenaga dan ibu bisa dehidrasi yang dapat
menyebabkan asfiksia pada bayi dikarenakan aliran darah ibu melalui
plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang (Dewi,
2011).
2) Serotinus
Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan
yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada
siklus haid teratur rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir
diketahui dengan pasti. Diagnose usia kehamilan lebih dari 42 minggu di
dapatkan dari perhitungan rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri
serial. Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan pada umumnya tidak
23. diketahui secara pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai benyebabnya
yaitu cacat bawaan atau ancefalus, defisiensi sulfatase plasenta,
pemakaian obat-obatan yang berpengaruh pula sebagai tokolik anti
prostaglandin seperti albutamol, progestin, asam mefenamat dan
sebagainya, penurunan kadar estrogen, factor hormonal yaitu kadar
progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan,
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang (Nugroho, 2012).
Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih dari 42 minggu)
berpengaruh terhadap janin, dalam hal ini ada janin yang lahir dengan berat
badan kurang dari semestinya atau meninggal dalam kandungan karena
kekurangan zat makanan dan oksigen (Gilang, Dkk, 2010).
Serotinus merupakan persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu persalinan yang ditaksir, janin disebut postmatur. Apabila janin
tidak segera dilahirkan akan menimbulkan masalah janin berupa
oligohidramnion. Dimana kelainan cairan amnion ini mengakibatkan
gawat janin, keluarnya mekonium, juga tali pusat tertekan sehingga
menyebabkan kematian janin mendadak (Hermawati, 2013).
3) Perdarahan
Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi
plasenta (letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau
pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta
sebelum bayi lahir. Perdarahan merupakan perdarahan pada kehamilan
24. diatas 22 minggu hingga menjelang persalinan (sebelum bayi di lahirkan)
(Prawirohardjo, 2009).
Perdarahan antepartum dapat disebabkan plasenta previa dan solutio
plasenta, yang dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara
otomatis menyebabkan penurunan oksigen parsial, turunnya oksigen
parsial terjadi perubahan metabolisme sehingga pembakaran glukosa tidak
sempurna dan meninggalkan hasil asam laktat dan asam piruvat.
Timbunan asam laktat dan asam piruvat ini tidak dapat dikeluarkan
melalui plasenta menyebabkan turunnya pH darah janin dari 7,20-7,15.
Perdarahan yang menggangu sirkulasi retroplasenta (Gilang, Dkk, 2010).
a) Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Gejala perdarahan awal plasenta previa, pada umumnya
hanya berupa perdarahan bercak atau ringan dan umumnya berhenti
secara spontan (Prawirohardo, 2009)
b) Solusio Plasenta
Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada uterus, sebelum janin di lahirkan.
Defenisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi di atas 22
minggu atau berat janin di atas 500 gram. Proses solusio plasenta di
25. mulai dengan terjadinya perdarahan dalam desisua basalis yang
menyebabkan hematoma retroplasenter (Prawirohardjo, 2009).
4) Induksi Oksitosin
Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang
belum inpartu, baik secara operatif maupun medicinal, untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim, sehingga terjadi persalinan berbeda dengan
akselerasi persalinan, dimana pada akselerasi persalinan tindakan-
tindakan tersebut di kerjakan pada wanita hamil yang sudah inpartu.
(Prawiroharjo, 2007).
Pemberian oksitosin yang tidak terpantau dan diawasi pemberiannya
sehingga his atau kontraksi yang ditimbulkan lebih kuat dan lebih lama.
Apabila kontraksi rahim yang terlalu lama dan kuat dapat terjadi gangguan
pada sirkulasi uteroplasenter yang dapat menghambat aliran darah dalam
pembuluh darah umbilicus terganggu dan menghambat pertukaran gas
antara ibu dan janin sehingga janin mengalami hipoksia. pada ibu yang
mengalami ketuban pecah dini dan kehamilan postmatur mempunyai
indikasi untuk dilakukan induksi persalinan pada saat pemberian oksitosin
terjadi perubahan sifat his yaitu meningkatnya tonus otot uterus yang
mengakibatkan komplikasi terjadinya hipoksia janin karena gangguan
sirkulasi uteroplasenter. Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu
hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi
persalinan.
26. Oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga
terjadi kontraksi otot rahim. Komplikasi yang penting diperhatikan pada
induksi persalinan dengan oksitosin adalah ketuban pecah pada
pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa dengan tanda
perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah segar, plolapsus bagian
kecil janin terutama tali pusat juga dapat terjadi. Terjadi gawat janin
karena gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetani uteri atau solusio
plasenta. Tetania uteri yaitu his yang yang terlalu kuat dan sering,
sehingga tidak terdapat kesempatan untuk relaksasi otot rahim (Ermawati,
2013).
5) Infeksi Intrapartum
Pada umumnya infeksi intrauterine merupakan infeksi yang menjalas
keatas setelah ketuban pecah, bakteri yang potensial pathogen masuk ke
dalam ketuban, diantaranya ialah streptokokim golongan B, eserikia koli,
stretokoki anaerob, dan sepsis bakteroides. Air ketuban mengandung
immunoglobulin yang dapat mengahambat pertumbuhan bakteri di dalam
rongga amnion. Apabila terjadi korio amnionitis, janin terinfeksi akibat
menelan atau aspirasi air ketuban, terutama pada kondisi gawat janin.
Oleh sebab itu sebagian besar pneumonia neonatorum dini atau sepsis,
terjadi intrauterine (terutama pada ibu malnutrisi).
Infeksi intrauterine (korioamnionitis, infeksi intraamnion,
amnionitis) merupakan infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan selaput
27. korioamnion yang di sebabkan oleh bakteri. Sekitar 25% infeksi
intrauterine di sebabkan oleh air ketuban pecah dini. Makin lama jarak
antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula risiko
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Vagina merupakan medium kultur
yang sangat baik bagi flora vagina selama kehamilan, menyebabkan
turunnya pertahanan alamiah terhadap infeksi (Prawiroharjo, 2009).
6) Preeklampsi
Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
pada penyakit trofoblas. Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi
kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau
lebih disertai protenuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih (Sujiyatini, Dkk, 2009).
Preeklmpsi akan mempengaruhi janin karena meningkatknya
tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan pembuluh darah
perifer akan mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan
ini menimbulkan gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan
berpengaruh pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan.
Menurut Winkjosastro, vasokonstriksi pembuluh darah mengakibatkan
kurangnya suplai darah ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin
(Gilang, Dkk, 2010).
28. 7) Insufisiensi Plasenta
Insufisiensi plasenta adalah ketidaksanggupan plasenta mencukupi
kebutuhan oksigenasi, zat-zat makanan, ekskresi, dan hormone bagi janin.
Sebagai akibatnya maka oksigenasi janin terganggu yang menimbulkan
hipoksia. Selain itu pemberian zat-zat makanan juga terganggu, akibatnya
pertumbuhan janin menjadi terhalang (intrauterine growth retardation),
maka berat badan lahir akan kecil (rendah) sampai 10% atau lebih dari
yang seharusnya, disebut small for date. Akibat yang lebih buruk lagi
adalah terjadinya kematian janin dalam rahim (KJDK) (Mochtar, 2012).
c. Tanda Gawat Janin
1) DJJ Abnormal
a) DJJ ireguler dalam persalinan sangat bervarisi dan dapat kembali
setelelah beberapa waktu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah
kontraksi, hal ini menunjukan adanya hipoksia.
b) Bradikardia yang terjadi di luar saat kontraksi, atau tidak menghilang
setelah kontraksi menunjukan adanya kegawatan janin.
Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya:
(1) Demam pada ibu
(2) Obat-obat yang menyebabkan takhikardi misalnya obat tokolitik)
(3) Amnionitis
Bila ibu tidak mengalami takhikardia, DJJ yang lebih dari 160 dpm
menunjukan adanya anval hipoksia.
29. 2) Mekonium
Cairan amnion yang hijau kental menunjukan bahwa air ketuban
jumlahnya sedikit. Kondisi ini mengharuskan adanya intervensi.
Intervensi tidak perlu di lakukan bila air ketuban kehijauan tanpa tanda
kegawatan lainnya, atau pada fase akhir suatu persalinan presentase
bokong (Prawirohardjo, 2009).
d. Patofisiologi
Adapun patofisiologi gawat janin yaitu:
1) Dahulu di perkirakan bahwa janin mempunyai tegangan oksigen yang
lebih rendah karena ia hidup di lingkungan hipoksia dan asidosis yang
kronik. Tetapi pemikiran itu tidak benar karena bila tidak ada tekanan
(stress), janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan dalam
kenyataannya konsumsi oksigen pergram berat badan sama dengan orang
dewasa. Meskipun tekanan oksigen parsial rendah, penyaluran oksigen
pada jaringan tetap memadai
2) Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglobin dan kapasitas angkut
oksigen pada janin lebi besar di bandingkan dengan orang dewasa.
Demikian juga halnya dengan curah jantung dan kecepatan arus darah lebi
besar dari pada orang dewasa. Dengan demikian penyaluran oksigen
melalui plasenta kepada janin dan jaringan parifer dapat terselenggara
dengan relative baik. Sebagai hasil metabolism oksigen akan terbentuk
asam piruvat, CO2 dan air di diekskresi melalui plasenta. Bila plasenta
30. mengalami penurunan fungsi akibat dari perfusi ruang intervili yang
berkurang, maka penyaluran oksigen dan ekskresi. Hipoksia yang
berlangsung lama menyebabkan janin harus mengolah glukosa menjadi
enersi melalui reaksi anerobik. Pada umumnya asidosis janin disebabkan
oleh gangguan arus darah atau arus darah tali pusat
3) Bradikardia janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan
jaringan akibat hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redistribusi
darah bilaterjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan
menerima penyaluran darah yang lebih banyak di bandingkan jaringan
parifer. Bradikardia mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar
jantung bekerja lebih efisien sebagai akibat hipoksia (Prawiroharjo, 2007).
e. Diagnosis
Diagnosis gawat janin saat persalinan di dasarkan pada denyut jantung
janin yang abnormal. Diagnosis lebih pasti jika di sertai air ketuban hijau dan
kental/ sedikit.
1) Denyut jantung janin
a) DJJ normal dapat melambat sewaktu his, dan segera kembali normal
setelah relaksasi
b) DJJ lambat (kurang dari 100 per menit) serta tidak ada his, menunjukan
adanya gawat janin
31. c) DJJ cepat (lebih dari 180 per menit) yang disertai takhiikardia ibu bisa
karena ibu demam, efek obat, hipertensi, atau amnionitis. Jika denyut
jantung ibu normal, denyut jantung janin yang cepat sebaiknya
dianggap sebagai tanda gawat janin.
2) Mekonium
a) Adanya mekonium pada cairan amnion lebih sering terlihat saat janin
mencapai maturitas dan dengan sendirinya bukan merupakan tanda-
tanda gawat janin. Sedikit mekonium tanpa di barengi dengan kelainan
pada denyut jantung janin merupakan suatu peringatan untuk
pengawasan lebih lanjut.
b) Mekonium kental merupakan tanda pengeluaran mekonium pada cairan
amnion yang berkurang dan merupakan indikasi perlunya persalinan
yang lebih cepat dan penanganan mekonium pada saluran napas atas
neonatus untuk mencegah aspirasi mekonium
c) Pada presentase sungsang, mekonium di keluarkan pada saat persalinan
akibat kompresimabdomen janin pada persalinan. Hal ini bukan
merupakan tanda kegawatan kecuali jika hal ini terjadi pada awal
persalinan (Prawirohardjo, 2010)
f. Klasifikasi Gawat Janin
Gawat janin diklasifikasikan sebagai gawat janin sebelum persalinan
dan selama persalinan yaitu sebagai berikut:
1) Gawat janin sebelum persalinan:
32. a) Gawat janin kronik
Gawat janin ini dapat timbul setelah periode yang panjang selama
periode antenatal bila status fisiologi dari ibu, janin dan plasenta yang
ideal dan normal terganggu.
b) Gawat janin akut
Suatu kejadian bencana yang tiba-tiba mempengaruhi oksigen janin.
2) Gawat Janin selama Persalinan:
a) Menunjukan hipoksia janin tanpa oksigenasi yang adekuat, denyut
jantung janin kehilangan varibilitas dasarnya dan menunjukan
deselerasi lanjut pada kontraksi uterus.
b) Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob menghasilkan asam laktat
dengan PH janin yang menurun (Rachma, 2014).
g. Penanganan Gawat Janin
1) Umum
a) Pasien di baringkan miring ke kiri
b) Berikan oksigen
c) Hentikan infuse oksitoksin (jika sedang di berikan).
2) Khusus
Jika denyut jantung janin di ketahui tidak normal, dengan atau tanpa
konyaminasi mekonium pada cairan amnion, lakukan hal seperti berikut:
a) Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah
penangan yang sesuai
33. b) Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap
abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan
dalam untuk mencari penyebab gawat janin:
(1) Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau
menetap, pikirkan kemungkinan solusio plasenta
(2) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, secret, vagina berbau
tajam) berikan antibiotik untuk amnionitis
c) Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda
lain gawat janin (mekonium kental pada cairan amnion),
rencanakanlah persalinan:
(1) Jika serviks telah berdilatasi dan kepala janin tidak lebih dari 1/5
di atas simpisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin pada
stasion 0, lakukan persalinan dengan ekstraksi vacuum
(2) Jika serviks tidak berdilatasi penuh dan kepala janin berada lebih
1/5 di atas simpisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin
berada di atas simpisis stasion 0, lakukan persalinan dengan seksio
sesaria (Prawirohardjo, 2010).
h. Prognosis
Prognosis gawat janin yaitu:
1) Bagi ibu: partus lama, perdarahan dan infeksi
2) Bagi janin: asfiksia dan kematian janin dalam kandungan (IUFD)
(Rachma, 2014).
34. B. Landasan teori
1. Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2009).
2. Gawat Janin
Secara luas istilah gawat janin telah banyak di pergunakan, tapi definisi
istilah ini sangat miskin. Istilah ini biasanya menandakan kekhawatiran
obstetrik tentang keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio sesarea
atau persalinan buatan lainnya. Keadaan janin biasanya dinilai dengan
menghitung denyut jantung janin dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium
di dalam cairan amnion. Sering dianggap DJJ yang abnormal, terutama bila
ditemukan mekonium, menandakan hipoksia dan asidosis. Untuk kepentingan
klinik perlu di tetapkan kriteria apa yang dimaksud dengan gawat janin. Disebut
gawat janin, bila ditemukan denyut jantung janin diatas 160/menit atau di bawah
100/menit, denyut jantung janin tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang
kental pada awal persalinan (Prawirohardo, 2011).
35. 3. Serotinus
Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang
telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur
rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. Diagnosa
usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan rumus neagle
atau dengan tinggi fundus uteri serial. Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan
pada umumnya tidak diketahui secara pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai
benyebabnya yaitu cacat bawaan atau ancefalus, defisiensi sulfatase plasenta,
pemakaian obat-obatan yang berpengaruh pula sebagai tokolik anti prostaglandin
seperti albutamol, progestin, asam mefenamat dan sebagainya, penurunan kadar
estrogen, faktor hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin
berkurang (Nugroho, 2012).
Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih dari 42 minggu) berpengaruh
terhadap janin, dalam hal ini ada janin yang lahir dengan berat badan kurang dari
semestinya atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan
oksigen (Herawati 2013).
Serotinus merupakan persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu
persalinan yang ditaksir, janin disebut postmatur. Apabila janin tidak segera
dilahirkan akan menimbulkan masalah janin berupa oligohidramnion. Dimana
kelainan cairan amnion ini mengakibatkan gawat janin, keluarnya mekonium,
36. juga tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian janin mendadak
(Hermawati, 2013).
4. Persalinan lama
Persalinan lama disebut juga distosia didefenisikan sebagai persalinan yang
abnormal atau sulit seba-sebabx dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu kelainan
tenaga (kelainan his), his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap
persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau
kemacetan. Kelainan janin, persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan
karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin. Kelainan jalan lahir,
kelainan dalam ukuran atau atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan
persalinan atau menyebabkan kemacetan (Prawirohardjo, 2011).
Persalinan lama adalah Salah satu faktor yang sering menyebabkan
morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin terjadi apabila persalinan berlangsung
lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. Persalinan
lama selalu memberikan resiko atau penyulit bagi ibu dan janin yang sedang di
kandungnya. Kontraksi rahim selama 24 jam tersebut telah dapat menganggu
aliran darah menuju janin, sehingga janin dalam rahim menjadi dalam situasi
berbahaya. beberapa keadaan yang terjadi pada ibu yang mengalami partus macet
atau partus lama bisa menyebabkan kehabisan tenaga dan ibu bisa dehidrasi yang
dapat menyebabkan asfiksia pada bayi dikarenakan aliran darah ibu melalui
plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang (Dewi, 2011).
37. 5. Preeklampsi
Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuriadan/atau
edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala
ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai protenuria dan/atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatini, Dkk, 2009).
Preeklampsi akan mempengaruhi janin karena meningkatknya tekanan
darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan pembuluh darah perifer akan
mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan ini menimbulkan
gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan berpengaruh pada
gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan. Menurut Winkjosastro,
vasokonstriksi pembuluh darah mengakibatkan kurangnya suplai darah ke
plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Akibat lanjut dari hipoksia janin adalah
gangguan pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida (Gilang, Dkk,
2010).
6. Infeksi Intrapartum
Pada umumnya infeksi intrauterine merupakan infeksi yang menjalas keatas
setelah ketuban pecah, bakteri yang potensial pathogen masuk ke dalam ketuban,
diantaranya ialah streptokokim golongan B, eserikia koli, stretokoki anaerob, dan
sepsis bakteroides. Air ketuban mengandung immunoglobulin yang dapat
mengahambat pertumbuhan bakteri di dalam rongga amnion. Apabila terjadi
38. korio amnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban,
terutama pada kondisi gawat janin. Oleh sebab itu sebagian besar pneumonia
neonatorum dini atau sepsis, terjadi intrauterine (terutama pada ibu malnutrisi).
Infeksi intrauterine (korioamnionitis, infeksi intraamnion, amnionitis)
merupakan infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan selaput korioamnion yang
di sebabkan oleh bakteri. Sekitar 25% infeksi intrauterine di sebabkan oleh air
ketuban pecah dini. Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan,
makin tinggi pula resiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Vagina
merupakan medium kultur yang sangat baik bagi flora vagina selama kehamilan,
menyebabkan turunnya pertahanan alamiah terhadap infeksi (Prawiroharjo,
2009).
7. Perdarahan
Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta
(letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada
selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir.
Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak
rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada
selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir.
(Prawirohardjo, 2009).
Perdarahan antepartum dapat disebabkan plasenta previa dan solutio
plasenta, yang dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara otomatis
menyebabkan penurunan oksigen parsial, turunnya oksigen parsial terjadi
39. perubahan metabolisme sehingga pembakaran glukosa tidak sempurna dan
meninggalkan hasil asam laktat dan asam piruvat. Timbunan asam laktat dan
asam piruvat ini tidak dapat dikeluarkan melalui plasenta menyebabkan turunnya
pH darah janin sampai 7,20-7,15. Perdarahan yang menggangu sirkulasi
retroplasenta (Gilang, Dkk, 2010).
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel dependen
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Dependent
: Hubungan Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak di teliti
Gambar 1: Kerangka Konsep
Gawat janin
1. Insufisiensi plasenta
2. Induksi oksitosin
1. Serotinus
2. Partus lama
3. Preeklampsi
4. Infeksi intrapartum
5. Perdarahan
40. D. Pertanyaan Penelitian
1. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat pada ibu bersalin dengan serotinus
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014
sampai dengan 2015?
2. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan
partus lama di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
tahun 2014 sampai dengan 2015?
3. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan
preeklampsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
tahun 2014 sampai dengan 2015?
4. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan
infeksi intrapartum di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna tahun 2014 sampai dengan 2015?
5. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan
perdarahan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
tahun 2014 sampai dengan 2015?
41. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan
untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan tujuan penelitian tentang sesuatu
keadaan secara obyektif.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan gawat janin yang
tercatat diregister Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014
sampai dengan 2015 sebnyak 33 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan gawat janin yang
tercatat diregister Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014
sampai dengan 2015 sebanyak 33 orang dan dilakukan dengan metode Total
Sampling yaitu keseluruhan dari jumlah populasi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna, dilaksanakan pada tanggal 15-17 Juli Tahun 2016.
42. D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dependen pada penlitian ini adalah gawat janin, variabel independen pada
penelitian ini adalah serotinus, partus lama, preeklampsi, infeksi dalam persalinan,
dan perdarahan.
E. Variabel dan Definisi Operasional
Untuk memberikan kemudaan di dalam mengidentifikasi variabel ditetapkan batasan-
batasan sebagai berikut:
Tabel 1
Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Variabel Defenisi Operasional Alat ukur
Dependen
Gawat janin Denyut jantung janin kurang dari 100 permenit
atau lebih dari 180 permenit sesuai dengan
diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik
Chek list
Independen
Serotinus Kehamilan yang telah berlangsung selama 42
minggu (294 hari) atau lebih sesuai dengan
diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik
Chek list
Partus lama Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam
pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi sesuai
dengan diagnosa dokter yang tercatat di rekam
medic
Chek list
Preklampsi Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan edema sesuai dengan
diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik
Chek list
Infeksi intrapartum Infeksi yang disebabkan oleh air ketuban pecah
dini sesuai dengan diagnosa dokter yang tercatat di
rekam medic
Chek list
Perdarahan Perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu
hingga menjelang persalinan sesuai dengan
diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik
Chek list
43. F. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah buku register
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang diperoleh akan diolah secara manual menggunakan kalkulator
2. Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan di interprestasikan. Penelitian ini menggunakan analisis
univariat untuk menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada secara
deskriftif dengan menghitung destribusi frekuensi untuk memberikan deskriftif
secara umum.
Rumus yang digunakan :
=
Keterangan :
P : Hasil Persentase Penelitian
f : frekuensi
n : Jumlah Sampel
K : Nilai Konstanta (100%) (Putri, 2014)
44. H. Jalannya Penelitian
1. Tahapan Persiapan
Pelaksanaan penelitian di mulai dengan mempersiapkan/mengurus izin penelitian
kepada institusi dan melaporkannya sebelum memulai kegiatan pengumpulan
data.
2. Tahap Pelaksanaa
Pelaksanaannya di mulai dengan pengambilan data di ruang delima rumah sakit
umum daerah kabupaten muna dengan teknik pengambilan sampel total sampling.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Data yang di kumpulkan kemudian diolah dan dianalisis untuk menyusun hasil
penelitian.
4. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir dari penelitian ini.
45. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi tenggara
terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir Kelurahan Laende
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini
mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai berikut:
Sebelah utara : Jl. Basuki Rahmat
Sebelah Timur : Jl. Sultan Hasanudin
Sebelah selatan : Jl. Laode Pandu
Sebelah Barat : Jl. Ir. Juanda
2. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa
penjajahan belanda oleh mantri yang berkebangsaan belanda. Pada saat itu mantri
berkebangsaan belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan dua orang
perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya
dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari jawa yang
bernama dokter Soeparjo. Masyarakat muna mengenal dokter Soeparjo dengan
sebutan dokter jawa. Beliau tamatan dari sekolah belanda yaitu Nederlandhes.
Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh
tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama
46. dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang
dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan
dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai
oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat
Muna pada saat itu.
Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan
Republik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Cian berakhir dan beliau
diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter Post
mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya diserahkan
pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung
lama, beliau hanya satu tahun lamanya.
Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari
Belgia. Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950
sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang di
prakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi
pertama selama Rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970. Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution.
Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu periode masa
kepemimpinan Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun
sekali memimpin.
Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah
satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi mahasiswa
47. Akademi Keperawatan Kabupaten Muna dan Mahasiswa Akademi Kebidanan
Paramata Kabupaten Muna.
3. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara berdiri
diatas lahan seluas 10.740 Ha.
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:
1) Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik
umum. Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi,
instalasi gawat darurat.
2) Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan, perawatan
bayi/ perinatologi dan perawatan umum.
3) Pelayanan medic yaitu fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik dan
instalasi gizi.
5. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini
adalah 562 orang (terdiri atas paramedis dan non paramedis). Dengan jumlah
bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yaitu sebanyak 144 orang,
yang bekerja di Ruang Delima sebanyak 38 orang dan terdapat 2 dokter ahli
kandungan.
48. B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan di rumah sakit umum daerah kabupaten
muna mengenai penyebab terjadinya gawat janin sebanyak 33 orang.
Data sekunder yang diperoleh dari register di rumah sakit umum daerah
kabupaten muna kemudian data diolah dengan cara manual dengan menggunakan
kalkulator yang disajikan dalam bentuk Tabel, selanjutnya akan dinarasikan.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kejadian Gawat Janin pada Ibu Bersalin berdasarkan
Serotinus, Partus lama, Preeklampsi, Infeksi intrapartum,
dan Perdarahan.
No Identifikasi penyebab Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Serotinus 14 42.42
2. Partus lama 3 9.09
3. Preeklampsi 7 21.21
4. Infeksi intrapartum 6 18.18
5. Perdarahan 3 9.09
Jumlah 33 100
Sumber: Data Sekunder Ruang Delima, Tahun 2014 s.d 2015
Berdasarkan Tabel 2. Dapat diketahui bahwa dari jumlah 33 kasus kejadian
gawat janin pada ibu bersalin di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten
muna tahun 2014 s.d 2015 penyebab kejadian gawat janin yang terbanyak yaitu
serotinus yaitu sebanyak 14 orang (42,42%), partus lama sebanyak 3 orang (9,09%),
preeklampsi sebanyak 7 orang (21,21%), infeksi sebanyak 6 orang (18,18%),
perdarahan sebanyak 3 orang (9,09%).
49. C. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang di
lakukan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014
s.d 2015 mengenai "Identifikasi Penyebab Terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d
2015" dari teori-teori yang peneliti uraikan dalam landasan teori. Adapun jumlah
sampelnya yaitu 33 kasus.
Variabel yang di teliti oleh peneliti yaitu Serotinus, Partus lama, Preeklampsi,
Infeksi, dan Perdarahan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari ruang kebidanan.
Peneliti akan membahas tentang Identifikasi Penyebab Terjadinya Gawat Janin
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
untuk mendapatkan persentase penyebab terjadinya gawat janin yaitu sebagai berikut:
1. Serotinus
Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang
telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur
rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. Diagnose
usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan rumus neagle
atau dengan tinggi fundus uteri serial.
Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih dari 42 minggu) berpengaruh
terhadap janin, dalam hal ini ada janin yang lahir dengan berat badan kurang dari
50. semestinya atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan
oksigen.
Kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu atau lebih menyebabkan
plasenta terus mengalami penuaan yang pada akhirnya berdampak pada penurunan
fungsi plasenta itu sendiri sehingga terjadi gangguan sirkulasi oksigen dari ibu
kejanin. Akibatnya dari kekurangan oksigen dari ibu maka janin akan buang air besar
dalam rahim. Pada saat janin lahir akan terjadi aspirasi (cairan terisap kedalam
saluran nafas).
Serotinus merupakan persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
waktu persalinan yang ditaksir, janin disebut postmatur. Apabila janin tidak
segera dilahirkan akan menimbulkan masalah janin berupa oligohidramnion.
Dimana kelainan cairan amnion ini mengakibatkan gawat janin, keluarnya
mekonium, juga tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian janin
mendadak.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin
distribusi frekuensi dengan posterm yaitu sebanyak 14 orang (42,42%).
Berdasarkan hasil penelitian kasus kejadian gawat janin dengan postterem sejalan
dengan teori yang ada, dimana dalam teori dikatakan bahwa possterm dapat
menyebabkan gawat janin.
2. Partus Lama
Persalinan lama disebut juga distosia didefenisikan sebagai persalinan yang
abnormal atau sulit seba-sebabx dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu kelainan
51. tenaga (kelainan his), his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap
persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau
kemacetan. Kelainan janin, persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan
karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin. Kelainan jalan lahir,
kelainan dalam ukuran atau atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan
persalinan atau menyebabkan kemacetan.
Persalinan lama adalah Salah satu faktor yang sering menyebabkan morbiditas
dan mortalitas pada ibu bersalin terjadi apabila persalinan berlangsung lebih dari 24
jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. Persalinan lama selalu
memberikan resiko/penyulit baik bagi ibunya atau janin yang sedang dikandungnya.
Kontraksi rahim selama 24 jam tersebut telah dapat menganggu aliran darah menuju
janin, sehingga janin dalam rahim menjadi dalam situasi berbahaya.
Hasil penelitian yang telah di lakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin
distribusi frekuensi dengan partus lama yaitu sebanyak 3 orang (9,09%).
Berdasarkan penelitian kejadian gawat janin dengan Persalinan lama, sejalan
dengan teori yang ada, dimana dalam teori dikatakan bahwa persalinan lama
dapat menyebabkan terjadinya gawat janin.
3. Preeklampsi
Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit
52. trofoblas. Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai protenuria dan
atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Preeklampsi yang diderita akan mempengaruhi janin karena
meningkatknya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan
pembuluh darah perifer akan mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik,
keadaan ini menimbulkan gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan
berpengaruh pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan. Menurut
Winkjosastro, vasokonstriksi pembuluh darah mengakibatkan kurangnya suplai
darah ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Akibat lanjut dari hipoksia janin
adalah gangguan pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin
dengan preeklampsi yaitu sebanyak 7 orang (21,21%). Berdasarkan penelitian
kejadian gawat janin dengan preeklampsi, sejalan dengan teori yang ada, dimana
dalam teori dikatakan bahwa preeklampsi dapat menyebabkan terjadinya gawat
janin.
4. Infeksi Intrapartum
Pada umumnya infeksi intrauterine merupakan infeksi yang menjalas
keatas setelah ketuban pecah, bakteri yang potensial pathogen masuk ke dalam
ketuban, diantaranya ialah streptokokim golongan B, eserikia koli, stretokoki
anaerob, dan sepsis bakteroides. Air ketuban mengandung immunoglobulin yang
dapat mengahambat pertumbuhan bakteri di dalam rongga amnion. Apabila
53. terjadi korio amnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban,
terutama pada kondisi gawat janin. Oleh sebab itu sebagian besar pneumonia
neonatorum dini atau sepsis, terjadi intrauterine (terutama pada ibu malnutrisi).
Infeksi intrapartum yaitu infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan
selaput korioamnion yang di sebabkan oleh bakteri. Sekitar 25% infeksi
intrauterine di sebabkan oleh air ketuban pecah dini. Makin lama jarak antara
ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula risiko morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin. Vagina merupakan medium kultur yang sangat baik bagi
flora vagina selama kehamilan, menyebabkan turunnya pertahanan alamiah
terhadap infeksi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin
dengan infeksi intrapartum yaitu 6 orang (18,18%). Berdasarkan penelitian,
kejadian gawat janin dengan infeksi intrapartum, sejalan dengan teori yang ada,
dimana dalam teori mengatakan bahwa infeksi intrapartum dapat menyebabkan
gawat janin.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Sudarmi (2013) yang
mengatakan bahwa ibu yang mengalami infeksi pada ibu bersalin dapat
menyebabkan terjadinya gawat janin yaitu 5 orang (33,3%) di Ruang Bersalin
RSUP di Nusa Tenggara Barat.
54. 5. Perdarahan
Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta
(letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada
selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. Perdarahan
pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan
plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion
(vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir.
Perdarahan dapat disebabkan plasenta previa dan solutio plasenta, yang dapat
menyebabkan turunnya tekanan darah secara otomatis menyebabkan penurunan
oksigen parsial, turunnya oksigen parsial terjadi perubahan metabolisme sehingga
pembakaran glukosa tidak sempurna dan meninggalkan hasil asam laktat dan
asam piruvat. Timbunan asam laktat dan asam piruvat ini tidak dapat dikeluarkan
melalui plasenta menyebabkan turunnya pH darah janin dari 7,20-7,15.
Perdarahan yang menggangu sirkulasi retroplasenta.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin
dengan perdarahan yaitu 3 orang (9,09%). Berdasarkan penelitian kejadian gawat
janin dengan perdarahan, sejalan dengan teori yang ada, dimana dalam teori teori
mengatakan bahwa perdarahan dapat menyebabkan gawat janin.
55. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap Identifikasi Penyebab terjadinya
Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 yaitu Persentase yang terbanyak penyebab
terjadinya gawat janin pada ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 yaitu Serotinus sebanyak 14 orang
(42,42%) dan Persentase terendah penyebab terjadinya gawat janin pada ibu Bersalin
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
yaitu Partus Lama sebanyak 3 orang (9,09%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk instansi pemerintah khususnya instansi kesehatan untuk membuat program
penyuluhan kepada ibu hamil dan masyarakat tentang penyebab terjadinya gawat
janin pada ibu bersalin serta pencegahannya agar masyarakat dapat
mengetahuinya.
2. Untuk instasi pendidikan untuk memperbanyak referensi khususnya tentang
gawat janin untuk digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus
bahan masukan pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
56. DAFTAR PUSTAKA
Dewi Eka S., (2011) Hubungan Persalinan Kala II Lama dengan Asfiksia Bayi Baru
Lahir Di RSUD Dr.H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2011
Dinas Kesehatan Kabupaten muna (2015) Profil Kesehatan Kabupaten muna
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara (2012) Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara
Ermawati Femi (2013) Hubungan antara induksi oksitosin drip dan kejadian asfiksia
neonatorum Di RSUD dr.H. Soewondo kabupaten Kendal
Gilang, Notoatmodjo H., Rakhmawatie, Maya D. (2010) Faktor-Fator yang
berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum (studi di RSUD tugorejo
semarang). Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah semarang
Herawati rika (2013) Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya Asfiksia
Neonatorum pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Rokan Hulu
Mochar Rustam. (2012) Sinopsis Obstetri:Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Ed.3.jakarta:EGC
Nugroho Taufan, (2012) Patologi Kebidanan. Yogyakarta:nuha medika
Prawirohardjo Sarwono, (2007) Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta:PT Bina Pustaka
Prawirohardjo Sarwono, (2009) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta:PT Bina Pustaka
Prawirohardjo Sarwono, (2010) Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal. PT
Bina Pustaka
Prawirohardjo Sarwono, (2011) Ilmu Kebidanan. Jakarta:PT Bina Pusaka
Putri Ariani D., (2014) Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi.Yogyakarta
Rachma viniezha (2014) gawat janin.
http://viniezharachma.wordpress.com/2014/11/15/gawat-janin/. Diakses
tanggal 8 juli 2016
57. Rahayu R., Amin S., Dera A., (2014) Faktor-Faktor yang berhubungan dengan
kejadian asfiksia pada neonatus di rumah sakit islam Kendal. Naskah
dipersentasekan dalam prosiding konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah
2014
Sujiyatini, mufdlilah, hidayat asri, (2009) Asuhan Patologi Kebidanan.
Yogyakarta:Nuha medika
Tesno fat, (2006) obstetri dan ginekologi, Dinkes Kendari
58. Lampiran
MASTER TABEL
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN DI RUANG BERSALIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 S.D 2015
No Nama ibu Postterm Partus lama Preeklampsi Infeksi perdarahan
1. Ny. S √
2. Ny. R √
3. Ny. S √
4. Ny. N √
5. Ny. I √
6. Ny. M √
7. Ny. S √
8. Ny. A √
9. Ny. Y √
10. Ny. S √
11. Ny. F √
12. Ny. K √
13. Ny. R √
14. Ny. L √
15. Ny. S √
16. Ny. R √
17. Ny. S √
18. Ny. L √
19. Ny. N √
20. Ny. S √
21. Ny. M √
22. Ny. L √
23. Ny. K √
24. Ny. S √
25. Ny. K √
26. Ny. S √
27. Ny. R √
28. Ny. W √
29. Ny. S √
30. Ny. Y √
31. Ny. A √
32. Ny. N √
33. Ny. K √
Jumlah 14 3 7 6 3