Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...Warung Bidan
Makalah Laporan Pendahuluan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Jiwa Dengan Menarik Diri Akibat Skizofrenia Residual
Selengkapnya : http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/konsep-dasar-asuhan-keperawatan-pada.html
Analisis kritis jurnal ini membahas konsep dan sejarah perkembangan aliran perenialisme, tokoh-tokohnya, serta implementasinya dalam pendidikan Islam, sekaligus menyoroti pentingnya bahasa ibu dalam proses pembelajaran dan perannya dalam perkembangan awal bahasa seseorang yang diperoleh dari lingkungan keluarga, terutama dari ibu.
Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...Warung Bidan
Makalah Laporan Pendahuluan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Jiwa Dengan Menarik Diri Akibat Skizofrenia Residual
Selengkapnya : http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/konsep-dasar-asuhan-keperawatan-pada.html
Analisis kritis jurnal ini membahas konsep dan sejarah perkembangan aliran perenialisme, tokoh-tokohnya, serta implementasinya dalam pendidikan Islam, sekaligus menyoroti pentingnya bahasa ibu dalam proses pembelajaran dan perannya dalam perkembangan awal bahasa seseorang yang diperoleh dari lingkungan keluarga, terutama dari ibu.
Analsis kritis jurnal ini diperoleh dari hasil membaca dan membandingkan jurnal yang berjudul Filsafat Pendidikan Dalam Pengembangan Sains
Berbasis Kearifan Lokal dan Manajemen kurikulum bahasa arab di madrasah: kajian problematika
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
Modul ini kami buat dengan teknis ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) . Modul ini sudah diterapkan oleh sekolah kami pada pelaksanaan P5 di kelas 5 semester 1 Tahun Ajaran 2023/2024.
Analisis kritis jurnal ini diperoleh dari hasil membaca dan membandingkan jurnal yang berjudul "The Philosophy of Existensialism: Individual Awareness in Indonesian Education" dan "Peranan Filsafat dan Bahasa sebagai Media Komunikasi"
Analisis kritis jurnal ini membahas peran filsafat pendidikan dalam pembentukan moralitas siswa, mengkaji hubungan antara bahasa dan filsafat dalam konteks filsafat bahasa, serta menyoroti pentingnya pendidikan karakter yang melibatkan peran aktif orang tua dan guru. Artikel ini juga menekankan kompleksitas bahasa sebagai sistem simbol yang memengaruhi persepsi kita tentang realitas, serta pentingnya analisis kritis terhadap bahasa dalam memahami konsep-konsep filosofis.
5. Gangguan Orientasi Realita :
Waham
Waham adalah merupakan keyakinan tentang isi pikir
yang tidak sesuai / salah dari realitas eksternal (Stuart,
2013).
Waham adalah suatu keyakinan yang salah,
dipertahankan secara kuat / terus menerus, namun tidak
sesuai dengan kenyataan, dan dipertahankan.
Waham muncul dari fisiologi di dalam otak seseorang,
rangsangan lingkungan saat ini, dan kerangka acuan
seseorang seseorang mengenai dunia (Stuart, 2013).
6. Masalah orientasi realita pada
waham
Orang (dirinya dan atau orang lain)
Tempat/lingkungan
Situasi
Waktu
7.
8.
9. Faktor Predisposisi
Faktor biologis
Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
Neurobiologis; Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
Neurotransmitter ; abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
Virus paparan virus influensa pada trimester III
Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal neonatus dan
kanak-kanak
Faktor psikologis
Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
Penolakan yang dirasakan dari pengasuh, ibu, atau teman yang bersifat dingin
cemas, tidak sensitif, atau bahkan terlalu melindungi
Pola asuh masa kanak-kanak tidak adekuat misalnya, tidak ada kasih sayang,
diwarnai kekerasan, ada kekosongan emosi
Konflik dan kekerasan dalam keluarga (pertengkaran orang tua, aniaya dan
kekerasan rumah tangga)
Faktor Sosial Budaya
Kemiskinan
Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan)
Kehidupan yang terisolasi disertai stres yang menumpuk
11. Tanda dan gejala
Klien berbicara kacau/inkoheren
Mudah tersinggung
Mudah curiga
Sukar berkonsentrasi
Tidak merasa dirinya sakit
Kontak mata kurang
Pemalu
Tidak kooperatif/sukar bekerja sama
Aktivitas meningkat
Mengatakan sedih, putus asa disertai perilaku apatis
Bicara berbelit-belit
Penampilan tidak sesuai dan berubah dari biasanya
Apatis
Menolak makan
Cemburu berlebihan
Merasa dirinya pandai, kaya, penguasa
Curiga atau klien yakin bahwa segala sesutu yang terjadi di
lingkungannya mempunyai arti khusus bagi dirinya
Pikiran yang aneh-aneh pada dirinya
12. 12
1. WAHAM AGAMA
2. WAHAM SOMATIK/ HIPOKONDRIK
3. WAHAM KEBESARAN
4. WAHAM CURIGA/ KEJARAN
5. WAHAM NIHILISTIK
6. WAHAM DOSA
7. WAHAM YANG BIZAR :
WAHAM SISIP PIKIR
WAHAM SIAR PIKIR
WAHAM KONTROL PIKIR
13. 13
JENIS - JENIS WAHAM
• WAHAM AGAMA: keyakinan klien yang bertema
agama/kepercayaan yang berlebihan.
• WAHAM SOMATIK/HIPOKONDRIK: keyakinan
klien terhadap tubuhnya ada sesuatu yg tidak beres
seperti ususnya busuk, otaknya mencair, di perut ada
kudanya.
• WAHAM KEBESARAN: keyakinan klien ter hadap
suatu kemampuan, kekuatan, pendidikan, kekayaan atau
kekuatan yang luar biasa.
14. 14
JENIS-JENIS WAHAM ……..
• WAHAM CURIGA: keyakinan klien terhadap
seseorang/kelompok secara berlebihan yg berusaha
merugikan mencederai, menganggu, mengancam, me
mata-matai & membicarakan kejelekan dirinya.
• WAHAM NIHILISTIK: keyakinan klien terhadap
dirinya/ orang lain/ dunia sudah hancur & sesuatunya
tidak ada lagi.
• WAHAM DOSA: keyakinan klien terhadap dirinya
telah/ selalu salah/ berbuat dosa & tidak dpt diampuni
lagi.
15. 15
JENIS-JENIS WAHAM ………..
WAHAM YANG BIZAR :
• WAHAM SISIP PIKIR: keyakinan klien terhadap suatu
pikiran orang lain disisipkan ke dalam pikirannya.
• WAHAM SIAR PIKIR/BROADCASTING: keyakinan
klien bahwa idenya dipakai oleh/ disampaikan pd orang
lain, ia mengetahui apa yg ia pikirkan meski ia tidak
pernah secara nyata mengatakan pd orang
• WAHAM KONTROL PIKIR/PENGARUH:
keyakinan klien bahwa pikiran, emosi & perbuatan
dikontrol/dipengaruhi kekuatan luar.
16. Pengkajian pada Proses Pikir
Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara
Arus pikir
Koheren : kalimat / pembicaraan dapat dipahami dengan baik
Inkoheren : kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit dipahami
Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan
Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan
Asosiasi longgar: pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat
lainnya, dan klien tidak menyadarinya
Flight of Ideas : pembicaraan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya masih
ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan
Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba berhenti tanpa gangguan eksternal
kemudian dilanjutkan kembali
Perseverasi : berulang-ulang menceritakan sesuatu ide, tema secara berlebihan
Logorea : pembicaraan cepat tidak terkontrol
Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum
Irelevansi : ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau
dengan hal yang sedang dibicarakan
Assosiasi bunyi : mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi
Main kata-kata : membuat sajak secara tidak wajar
Afasi : bisa sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang lain), motorik
(tidak bisa atau sukar berbicara)
17. Pengkajian pada isi pikir
Data didapatkan melalui wawancara
Obsesi : pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha
menghilangkannya
Phobia : ketakutan yang phatalogis / tidak logis terhadap obyek / situasi
tertentu
Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa
Fantasi : isi pikiran tentang sesuatu keadaan atau kejadian yang diinginkan
Bunuh diri : ide bunuh diri
Ideas of reference : pembicaraan orang lain, benda-benda atau sesuatu
kejadian yang dihubungkan dengan dirinya.
Pikiran Magis: keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-
hal yang mustahil / diluar kemampuannya
Preokupasi : pikiran yang terpaku pada satu ide
Alienasi : perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda, asing
Rendah diri : merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan diri sendiri
tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah dilakukan
Pesimisme : mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal dalam
hidupnya
18. Pengkajian pada bentuk pikir
Bentuk pikir
Realistik : cara berpikir sesuai kenyataan / realita
yang ada
Nonrealistik : cara berpikir yang tidak sesuai dengan
kenyataan
Autistik : cara berpikir berdasarkan
lamunan/fantasi/halusinasi/wahamnya sendiri
Dereistik : cara berpikir dimana proses mentalnya
tidak ada sangkut pautnya dengan
kenyataan, logika, atau pengalaman.
19. Komunikasi pada waham
Tidak menolak dan tidak mendukung terhadap wahamnya
Lakukan orientasi realita -> bawa ke situasi yg lebih
realistis saat ini
20. Strategi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan (SPTK) Waham
SP Pasien Kelurga
1 • Latih orientasi realita panggil nama, orientasi waktu,
orang, tempat dan lingkungan
• Mengenal masalah waham
• Mengenal cara merawat waham
2 • Latih mengontrol waham dengan minum obat (benar :
jenis, manfaat, dosis, frekwensi, cara, kontinyuitas
benar : jenis, manfaat, dosis, frekwensi, cara,
kontinyuitas)
• Diskusi manfaat manfaat minum obat dan kerugian
jika tidak minum obat
Melatih cara merawat waham
• Bantu orientasi realita
• Minum obat
• Memfasilitasi kebutuhan yang tak
terpenuhi
• Latih kemampuan positif
3 • Latih cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak
terpenuhi akibat wahamnya
• Identifikasi Kekambuhan
• Follow up ke Fasilitas Kesehatan
4 • Gali kemampuan positif yang dimiliki (buat daftar)
• Diskusikan kemampuan positif yang dimiliki
• Melatih kemampuan positif yang dipilih (dari tabel tsb)
21. Tahapan
Komunikasi
Prainteraksi
Orientasi
Kerja
Terminasi
• Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan
dan mengidentifikasi kecemasan perawat.
• Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat.
• Mengumpulkan data tentang klien.
• BHSP
• Evaluasi dan Validasi
• Kontrak (Topik, Waktu,Tempat)
• Penerapan SP (Strategi Pelaksanaan)
• Beri kesempatan klien bertanya
• Beri penjelasan dan praktikkan jika
mengajarkan tindakan
• Evaluasi Objektif &Subjektif pasien
• Rencana tindak lanjut
• Kontrak selanjutnya (Topik, Waktu,
Tempat)
22.
23.
24. Persepsi
Merupakan identifikasi dan interpretasi
stimulus berdasarkan pada informasi yang
diterima melalui panca indera
(Pengelihatan, Pendengaran, Pengecapan,
Penciuman, dan Perabaan)
25. Gangguan Persepsi sensori :
Halusinasi
Distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon
neurobiologis maladaptif. Klien sebenarnya
mengalami distorsi sensori sebagai hal yang nyata
dan meresponnya. (Stuart, 2013)
Pada halusinasi tidak ada stimulus eksternal atau
internal yang diidentifikasi. Halusinasi dapat
muncul dari salah satu panca indera.
27. Faktor Predisposisi
a.Biologis:
Herediter atau genetika, riwayat
penyakit, trauma kepala, dan riwayat
penggunaan NAPZA.
b. Psikologis
Kegagalan berulang, korban kekerasan,
kurangnya kasih sayang, atau
overprotektif.
c. Sosiobudaya dan lingkungan
Penolakan yang berulang, sosial ekonomi
rendah, perceraian, perpisahan, terisolasi
oleh lingkungan, dan tidak bekerja
28. Faktor Presipitasi
Riwayat penyakit infeksi, penyakit
kronis atau kelainan struktur otak
Kekerasan dalam keluarga
Kegagalan-kegagalan dalam hidup
Kemiskinan
Adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat
yang sering tidak sesuai dengan pasien
Konflik antar masyarakat.
29.
30. Fase Halusinasi
Fase Situasi
Menyenangkan Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang,
kesepian, rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus
pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di
sini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan
lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik
Menjijikkan Pada ansietas berat pengalaman sensori menjijikkan dan
menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk
mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan.
Halusinasi
menguasai
Pada ansietas berat, klien berhenti menghentikan perlawanan
terhadap halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Di
sini klien sukar berhubungan dengan orang lain
Rumit Terjadi pada panik, pengalaman sensori menjadi mengancam jika
klien tidak mengikuti perintah halusinasi. Di sini terjadi perilaku
kekerasan, agitasi (gelisah), dan menarik diri
Stuart, 2013
31. Pengkajian Pasien Halusinasi
Data penting yang perlu didapat:
1.Jenis halusinasi
2. Isi halusinasi
3.Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
4. Respon pasien terhadap halusinasi
32. Strategi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan (SPTK) Halusinasi
SP Pasien Kelurga
1 • Mengidentifikasi jenis, isi, waktu, frekwensi, situasi
dan respon halusinasi pasien
• Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
• Mengenal masalah
halusinasi
• Mengenal cara merawat
halusinasi
2 • Latih mengontrol halusinasi dengan obat (6 benar :
jenis, manfaat, dosis, frekwensi, cara, kontinyuitas)
• Diskusi manfaat manfaat minum obat dan kerugian
jika tidak minum obat
Melatih cara merawat
halusinasi
• Menghardik
• Obat
• Bercakap cakap
• Melakukan kegiatan
terjadwal
3 • Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain
• Identifikasi Kekambuhan
• Follow up ke Fasilitas
Kesehatan
4 • Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian (2 kegiatan yang biasa
dilakukan pasien)
33. Tahapan
Komunikasi
Prainteraksi
Orientasi
Kerja
Terminasi
• Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan
dan mengidentifikasi kecemasan perawat.
• Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat.
• Mengumpulkan data tentang klien.
• BHSP
• Evaluasi dan Validasi
• Kontrak (Topik, Waktu,Tempat)
• Penerapan SP (Strategi Pelaksanaan)
• Beri kesempatan klien bertanya
• Beri penjelasan dan praktikkan jika
mengajarkan tindakan
• Evaluasi Objektif &Subjektif pasien
• Rencana tindak lanjut
• Kontrak selanjutnya (Topik, Waktu,
Tempat)
34. Nursing Collaboration in psychopharmaca
Sindrom Psikosis terjadi berkaitan dengan aktifitas neurotransmitter
Peningkatan Dopamine. (Hiperaktifitas Dopaminergik sentral )
Mekanisme kerja Obat antipsikotik tipikal adalah memblokade
Dopamine pada reseptor pasca – sinaptik neuron di otak,
khususnya di sistim limbic dan sistim ekstra pyramidal ( Dopamin
D2 Receptor antagonists ) sehingga efektif untuk gejala POSITIF.
Sedangkan obat antipsikotik baru ( Atypikal) disamping berafinitas
terhadap “ Dopamin D2 Receptors” juga terhadap “ Serotonin 5 HT2
Receptors” ( Serotonin – Dopamin antagonists ), sehingga efektif
juga untuk gejala NEGATIF