Komunikasi dan konseling (Komunikasi Efektif)Indah Sari
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Tujuan Komunikasi Efektif
Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan. tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
sekedar penjelasan singkat untuk yang pingin tau, apa sih, bagaimana sih, dan gimana caranya sih cara menggunakan dan mengaplikasikan AUM PTSDL... yang dikenal sebagai salah satu instrumen non tes dalam bimbingan dan konseling...
Komunikasi dan konseling (Komunikasi Efektif)Indah Sari
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Tujuan Komunikasi Efektif
Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan. tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
sekedar penjelasan singkat untuk yang pingin tau, apa sih, bagaimana sih, dan gimana caranya sih cara menggunakan dan mengaplikasikan AUM PTSDL... yang dikenal sebagai salah satu instrumen non tes dalam bimbingan dan konseling...
Rpl Bimbingan dan Konseling tentang Penyesuaian Dirisayidatiasiyah
Penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungan.
Faktor-faktor yang menjadi kendala siswa dalam menyesuaikan diri di sekolah bisa melalui 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal biasanya berasal dari diri sendiri karena ketidakpercayaan diri, sifat yang pendiam, sukar bergaul dengan teman baru atau bisa saja karna dia takut. Faktor eksternal biasanya berasal dari lingkungan yang baru di masukinya, misalnya sekolah barunya, teman-teman baru dan guru-guru yang baru.
Disiplin merupakan sikap mental yang tecermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat yang berupa kepatuhan tepat waktu terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku.
Kesulitan belajar adalah suatu hambatan-hambatan yang berkaitan dengan belajar yang di alami oleh individu/siswa baik di rumah maupun di sekolah. Dengan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal yang berasal dari dalam individu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar. Kesulitan belajar menjadi salah satu alasan mengapa siswa sering tidak masuk kelas, menganggap ketidakmampuan dalam belajar yang menjadi penghambat baginya.
Komunikasi Efektif (Makul Dasar-dasar komunikasi)BEM FKM UNSRI
materi persentasi mata kuliah dasar-dasar komunikasi. smt I. fakultas kesehatan masyarakat. universitas sriwijaya palembang. tahun 2013-2014. created by : dhiahRF
Rpl Bimbingan dan Konseling tentang Penyesuaian Dirisayidatiasiyah
Penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungan.
Faktor-faktor yang menjadi kendala siswa dalam menyesuaikan diri di sekolah bisa melalui 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal biasanya berasal dari diri sendiri karena ketidakpercayaan diri, sifat yang pendiam, sukar bergaul dengan teman baru atau bisa saja karna dia takut. Faktor eksternal biasanya berasal dari lingkungan yang baru di masukinya, misalnya sekolah barunya, teman-teman baru dan guru-guru yang baru.
Disiplin merupakan sikap mental yang tecermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat yang berupa kepatuhan tepat waktu terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku.
Kesulitan belajar adalah suatu hambatan-hambatan yang berkaitan dengan belajar yang di alami oleh individu/siswa baik di rumah maupun di sekolah. Dengan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal yang berasal dari dalam individu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar. Kesulitan belajar menjadi salah satu alasan mengapa siswa sering tidak masuk kelas, menganggap ketidakmampuan dalam belajar yang menjadi penghambat baginya.
Komunikasi Efektif (Makul Dasar-dasar komunikasi)BEM FKM UNSRI
materi persentasi mata kuliah dasar-dasar komunikasi. smt I. fakultas kesehatan masyarakat. universitas sriwijaya palembang. tahun 2013-2014. created by : dhiahRF
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
1. Pengenalan
2. Definis Komunikasi
3. Komunikasi
4. Komunikasi Berkesan
5. Halangan Dalam Komunikasi
6. Halangan Komunikasi Berkesan
6.1 Persekitaran
6.2 Biologikal
6.3 Kosa Kata
6.4 Bahasa
6.5 Struktur / Susunan
6.6 Emosi
6.7 Sosial
7. Rumusan
8. Penutup
9. Rujukan
10. Lampiran
11. Daftar kata
Dengan harapan agar contoh tugasan Komunikasi Berkesan ini dapat memberikan sedikit sebanyak ilmu bermanfaat kepada semua. anda dipersilakan download.
if you like it, dont forget to click like and share.. subscribe me.. TQ
Jurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .docPuspaPramudita
Jurnal ini membahas tentang konflik akibat gaya berbusana pada remaja. Manusia dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Dalam interaksi anatar manusia dengan manusia lain terjadikomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai Miskomunikasi. Miskomunikasi atau Miscommunication, adalah kegagalan dua orang untuk dapat berkomunikasi secara memadai, di mana pesan atau kata yang disampaikan secara keliru diartikan oleh pendengar. Tujuan riset ini adalah mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang terjadi akibat konflik dalam aktivitas komunikasi yaitu konflik akibat gaya berbusana pada remaja.
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.docCarlaCQ
Jurnal ini membahas tentang konflik akibat gaya berbusana pada remaja. Manusia dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Dalam interaksi anatar manusia dengan manusia lain terjadikomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai Miskomunikasi. Miskomunikasi atau Miscommunication, adalah kegagalan dua orang untuk dapat berkomunikasi secara memadai, di mana pesan atau kata yang disampaikan secara keliru diartikan oleh pendengar. Tujuan riset ini adalah mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang terjadi akibat konflik dalam aktivitas komunikasi yaitu konflik akibat gaya berbusana pada remaja. Penelitian ini menggunakan metodologi paradigma yaitu pandangan mendasar mengenai pokok persoalan, tujuan, dan sifat dasar bahan kajian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan makna/persepsi, di mana penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna, yang juga tidak menolak informasi kuantitatif dalam bentuk angka maupun jumlah. dari jurnal di atas yang berjudul konflik akibat gaya berbusana pada remaja, menunjukan masih terjadinya konflik akibat gaya berbusana sampai sekarang, kemungkinan terjadinya konflik tersebut dari yang telah kami cari tahu karna mengikuti trend trend yang sedang berlaku sehingga sampai mengabaikan peraturan yang telah berlaku.
3. Hakikat Masalah
Masalah biasanya dartikan sebagai suatu
kesenjangan, ketidaksesuaian, atau ketidak cocokkan
antara ide dan kenyataan, antara yang seharusnya
dengan fakta yang ada, atau antara keinginan dan
harapan dengan realitas yang terjadi.
• Masalah biasanya dartikan sebagai suatu
kesenjangan, ketidaksesuaian, atau ketidak cocokkan
antara ide dan kenyataan, antara yang seharusnya
dengan fakta yang ada, atau antara keinginan dan
harapan dengan realitas yang terjadi, dengan kata lain
terjadinya sesuatu yang tidak dinginkan, seperti
dikemukakan oleh Arikunto, yaitu sesuatu yang tidak
beres, dalam arti tidak atau belum sesuai dengan
kondisi yang seharusnya
4. • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterangkan
bahwa masalah adalah sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan), soal, atau persoalan.
Apapun namanya, umumnya masalah itu terjadi
tidak dikehendaki dan bahkan menyakitkan, sehingga
bagi sebagian kita yang yang tidak mampu
mengenali hakikat masalah dan tidak tahu cara
menghadapinya dengan baik maka ia akan
mengganggu kesetabilan pribadi, dan terjadilah
pribadi bermasalah, malasuai, maladaptif, dan
sejenisnya.
5. Faktor Penghambat Komunikasi
Interpersonal dan Konseling.
• Dalam berkomunikasi tentu saja terdapat hal –
hal yang menghambat sehingga komunikasi
tidak dapt berlangsung seperti yang
diinginkan. Begitu pula dalam komunokasi
interpersonal yang melibatkan dua orang
bahkan beberpa orang.
• Adapun hambatan – hambatan yang biasa
terjadi disebabkan oleh beberapa hal, hal
tersebut adalah sebagai berikut :
6. A. Hambatan komunikasi secara
individu.
Yang menjadi hambatan pertama adalah factor
individu. Hambatan yang disebabkan factor individu
dikarenakan setiap individu memiliki tipe dan sifat
yang berbeda, selain itu factor sosiologis dan
psikologis setiap individu berbeda – beda.
– Pada umumnya individu dapat dibagi menjadi dua
tipe, yang pertama adalah gemeinschaft, gemeinschaft
adalah pergaulan individu yang bersifat
pribadi, statis, dan tak rasioanal, sebagai contohnya
keluarga.
– Yang kedua adalah gesellschaft, gesellschaft adalah
pergaulan individu yang bersifat tak pribadi, tidak
statis, dan rasional
7. B. Hambatan komunikasi secara
interaksi.
• Dalam pengenalan komunikan tentu saja terjadi
interaksi.Dalam interaksi inilah biasanya terjadi hambatan –
hambatan yang dapat menyebabkan suatu komunikasi tidak
berhasil dengan baik. Hambatan - hambatan yang biasa
terjadi
disebabkan
karena
adanya
ketidaksiapan
mental, waktu, dan psykologis seseorang. Contohnya, ketika
seseorang mengalami kesedihan atau kekecawaan tentu saja
tidak dapat melakukan komunikasi dengan baik sehingga
interaksi dalam berkomunikasi tidak berjalan lancer.
• Selain itu factor kurang percaya terhadap cerita atau pesan
yang disampaikan oleh komunikator juga menjadi
penghambat dalam interaksi berkomunikasi, dan pada
akhirnya proses penyampaian pesan tidak berhasil dengan
baik.
8. C. Hambatan komunikasi secara
situasional.
• Dalam berkomunikasi, seorang komunikator hendaknya memperhatikan
situasi. Hambatan yang terjadi yang disebabkan oleh factor situasi. Yaitu
apabila komunikan sedang berada pada kondisi yang sedang tidak ingin
mendengarkan sebuah informasi atau pesan.Selain itu seorang
komunikator harus memperhatikan situasi yang berhubungan dengan
kondisi seorang komunikan. Misalnya saja seorang komunikator
hendaknya tidak menyampaikan sebuah pesan yang bersifat
mengecewakan apabila situasi komunikannya sedang tidak sehat atau
sakit.
• Komunikadi yang efektif terjadi tidak hanya sekedar saat seorang telah
melekatklan arti tertentu terhadap prilaku orang lain, tetapi juga pada
persepsinya yang sesuai dengan pemberi pesan atau informasi.
• Salah satu cara untuk menjamin tidal terjdinya hambatan dalam
berkomunikasi adalah dengan menghindarkan pesan yang tidak jelas atau
spesifik serta dengan meningkatkan frekuensi umpan balik (feedback)
guna mengurangi tingkat ketidakpastian dan tanda Tanya.
9. • Hambatan-Hambatan Komunikasi Menurut
Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner
james, A.F dan Charles Wankel:
1. Perbedaan Persepsi
Setiap orang memiliki kemampuan yang tidak
sama dalam hal mengartikan sebuah pesan atau
ungkapan. Ada orang yang mengartikan
bentakan seseorang sebagai sebuah ketegasan.
Namun, ada juga orang yang mengartikan
bentakan tersebut sebagai sebuah kekejaman
dan tindak kekerasan. Perbedaan persepsi inilah
yang menjadi alasan mengapa dua pihak terlibat
konflik. Kadang, perkataan yang sama bisa
diartikan beda bila disampaikan pada orang
yang berbeda.
10. 2. Budaya
• Perbedaan budaya juga menjadi salah satu
penghambat dalam komunikasi, terlebih bila
masing-masing pihak tidak mengerti bahasa
yang dipergunakan. Meskipun demikian, hal
ini bukanlah masalah besar, tidak sebesar
alasan nomor satu karena bisa diakali dengan
cara menggunakan bahasa simbol atau saling
mempelajari kebudayaan masing-masing.
11. 3. Karakter Dasar
• Karakter dasar manusia pada dasarnya ada 4,
yaitu koleris, melankolis, plegmatis, dan
sanguinis. Keempatnya memiliki karakter yang
berseberangan. Koleris adalah karakter kuat
yang kadang suka menyinggung perasaan.
Melankolis adalah karakter yang lembut dan
perasa. Sanguinis adalah karakter yang santai.
Plegmatis adalah karakter yang suka
mengalah. Perbedaan karakter inilah yang
memang kadang-kadang menjadi penghambat
komunikasi.
12. 4. Kondisi
• Kondisi saat berkomunikasi dengan kawan bicara
juga menjadi sebab kesalahpahaman terjadi. Bisa
saja saat komunikasi antara dua pihak sedang
terjadi, pihak pertama sedang dalam
kondisi yang tidak enak. Akibatnya, kondisi yang
tidak enak tersebut mempengaruhi cara
menangkap pesan dari kawan bicara sehingga
terjadilah kesalahpahaman. Bila sudah tahu
hambatan-hambatan yang ada pada
komunikasi, kita akan tahu cara mengatasinya
13. Hambatan-Hambatan Komunikasi
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatanhambatan yang menyebabkan komunikasi tidak
efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1. Status effect
• Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang
dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan
status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan
patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka
karyawan tersebut tidak dapat atau takut
mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
14. 2. Semantic Problems
• Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan
komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran
komunikasi seorang komunikator harus benar-benar
memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan
pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat
menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau
penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).
Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah
penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi
menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
15. 3. Perceptual distorsion
• Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan
cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan
perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit
terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi
perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang
antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
• Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya
perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial.
Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan
bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata
yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh :
kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh,
tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu
jenis makanan berupa sup.
16. 5. Physical Distractions
• Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan
fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi.
Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan,
suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
• Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang
dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh
dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan
telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang
dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi,
huruf ketikan yang buram pada surat sehingga
informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan
jelas.
17. 7. No Feed back
• Hambatan tersebut adalah seorang sender
mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver
maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah
yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer
menerangkan suatu gagasan yang ditujukan
kepada para karyawan, dalam penerapan
gagasan tersebut para karyawan tidak
memberikan tanggapan atau respon dengan
kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang
manajer.
18. Faktor Penghambat Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi yang efektif terjadi sejauh mana
perserta komunikasi saling berbagi pengalaman.
Sedangkan komunikasi yang tidak efektif terjadi
sejauh mana para peserta komunikasi tidak
saling berbagi pengalaman. Maka dari
itu, komunikasi akan berhasil dengan baik jika
pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka
pengetahuan
dan
lingkup
pengalaman
komunikan. Demikian juga dengan pesan yang
disampaikan, harus sesuai juga dengan lingkup
pengalaman komunikan.
19. • Jalaluddin Rakhmad (2001:129-138)
mengemukakan beberapa faktor penghambat
komunikasi interpersonal, antara lain:
1. Sikap tidak percaya
– Tidak menerima artinya tidak menyetujui semua
perilaku orang lain, menilai pribadi orang lain
berdasarkan perilakunya yang tidak disenangi
– Tidak empati artinya tidak merasakan apa yang
dirasakan orang lain
– Tidak jujur artinya sering menyembunyikan pikiran
dan pendapat
20. 2.
Sikap tidak suportif
– Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain seperti
mengecam
– Kontrol artinya berusaha membantu orang lain, mengendalikan
perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya
– Strategi artinya penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi
untuk mempengaruhi orang lain
– Netralitas artinya memperlakukan orang lain tidak sebagai
personal meainkan sebagai objek
– Superioritas artinya sikap lebih tinggi lebih baik dari pada orang
lain karena status, kekuasaan, kemampuan
intelektual, kekayaan, kecantikan atau ketampanan.
– Kepastian artinya ingin menang sendiri dan melihat
pendapatnya sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat
diganggu gugat
3.
Sikap tertutup
21. Hakikat Klien
Konseli adalah orang yang perlu memperoleh
perhatiansehubungan dengan masalah yang
dihadapinya dan membutuhkanbantuan dari
pihak lain untuk memecahkannya, namun
demikiankeberhasilan dalam mengatasi
masalahnya itu sebenarnya sangatditentukan
oleh pribadi konseli itu sendiri
22. Konsop “Psychological Strength” atau
“Daya Psikologis”.
• need fulfillment merujuk pada kekuatan psikis
yang diperlukan untuk memenuhi seluruh
kebutuhan hidup agar dapat mencapai
kualitas kehidupan secara bermakna dan
bahagia.
• Interpersonal competencien (kompetensi
intrapribadi) yaitu kekuatan dalam dirinya
sendiri.
23. • Interpersonal competencien (kompetensi antar
pribadi), yaitu kekuatan psikis yang berkenaan
dengan hubungan bersama orang lain dalam
keseluruhan kehidupan dan interaksi dengan
lingkungannya
24. Pemenuhan Kebutuhan Klien dalam
Proses Konseling
• Memberi dan menerima kasih sayang
Untuk menacapai kelangsungan hidup yang
memuaskan, manusia memiliki kebutuhan untuk
memberi dan menerima kasih sayang dari pihak lain
meskipun dalam kenyataanya orang lebih merasakan
kebutuhan untuk menrima kasih sayang.
Dalam melakukan konseling, konselor harus
mampu memberikan kasih sayang kepada konseli, jika
kasih sayang yang diberikan oleh konselor dapat
dirasakan dengan baik oleh konseli, maka konseli akan
menerima kasih sayang tersebut sehingga konseling
dapat berjalan dengan baik.
25. • Kebebasan
– Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan
(keinginan) untuk melakukan pemilihan secara
bebas berdasarkan timbangan diri dan
bukan atas pertimbangan atau keinginan orang
lain. Konselor dapat membantu mereka
mengenal penyebab kekurangan bebasan dan
memahami bagaimana melindungi mereka dari
kecemasan. Konselor juga memberikan
kebebasan kepada konseli untuk
mengungkapkan apa yang dirasakannya sehingga
masalah konseli dapat terselesaikan dengan baik.
26. • Memiliki kesenangan
– Kesenangan merupakan kebutuhan yang
paling mendasar dan mempunyai peranan
erat terhadap kesehatan psikologis.
Kesenangan dan santai merupakan
pelumas berbagai hambatan yang
ditimbulkan stress. Proses konseling harus
berjalan dengan baik dan tidak
mebosankan agar konseli dapat memiliki
kesenangan dalam mengungkapkan
masalah tanpa ada perasaan takut dan
cemas.
27. • Menerima stimulasi (rangsangan)
– Pada dasarnya orang membutuhkan sejumlah
variasi dan perubahan yang sehat dalam
hidupnya. Mereka membutuhkan
pengalaman yang merangsang hubungan dan
tantangan baru untuk menjaga kehidupan
yang baik.
– Konselor harus memiliki keterampilan untuk
mengetahui masalah-masalah konseli.
Dengan cara memberikan rangsangan agar
konseli dapat menceritakan masalah yang
dialami oleh konseli.
28. • Perasaan mencapai prestsasi
– Orang membutuhkan untuk melihat hasil positif dari
usaha yang telah dilakukan. Bila orang melihat
dampak postif dari apa yagn dilakukannya, maka ia
akan merasakan kepuasan, dan sebaliknya apabila
rasa tidak berhasil dari usahanya dapat menimbulkan
kekecewaan, yang pada gilirannya dapat mengganggu
kesehatan psikologisnya.
– Dalam proses konseling, jika konseli mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki maka konselor
harus membrikan reward terhadap usaha-usaha yang
dilakukan oleh konseli, atau apabila konseli mampu
menyelesaikan masalahnya secara mandiri dan
tercapai kehidupan efektif sehari-hari maka sudah
seharusnya konselor memberikan pujian sehingga
konseli memiliki harga diri yang positif.
29. • Memilki harapan
– Orang membutuhkan harapan akan kemungkinan
yang dapat dicapai di kemudian hari. Bila orang
merasakan harapan dalam tugas-tugas
hidupnya, ia akan termotivasi untuk melanjutkan
upayanya dalam mendapatkan sesuatu yang lebih
baik. Dalam proses konseling konselor harus
menumbuhkan rasa optimistis pada diri konseli
agar memiliki harapan untuk melanjutkan
hidupnya menjadi lebih baik.
30. • Memiliki ketenangan
– Pada dasarnya berada dalam ketenangan
merupakan suatu kebutuhan dasar untuk
memperoleh kesehatan psikologis. Orang yang
tidak mengenal dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan ini, cenderung akan sibuk dalam
menghadapi berbagai tantangan terhadap dirinya.
– Dalam proses konseling, konselor harus mampu
membuat suasana menjadi terasa nyaman
sehingga konseli merasakan ketenangan dalam
mengungkapkan masalahnya dan proses konseling
dapat berjalan dengan baik karena masalah dapat
terselesaikan dengan baik.
31. • Memiliki tujuan hidup yang nyata
– Banyak orang yang tidak menyadari akan
kebutuhan mereka tentang tujuan hidup secara
nyata. Orang yang menyadari kebutuhan ini akan
mendapatkan makna hidup secara mendalam.
– Dalam proses konseling, konselor membantu
konseli untuk mengoptimalkan potensi dalam diri
konseli sehingga konseli memiliki tujuan hidup
yang nyata dan dapat direalisasikan dengan baik.
32. Kompetensi Intra-Pribadi
• Kompetensi intra pribadi adalah kecakapan yang dipelajari yagn
dapat membantu orang berhubungan secara baik dengan dirinya.
Tujuan kopetensi intra pribadi ini adlaah untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas pemenuhan kebutuhan pribadi.
• Hubungan intrapribadi berkenaan dengan tiga komponen yang
saling berkaitan, yaitu :
1.
Pengetahuan diri
Ketidak tahuan tentang diri sendiri, dapat menimbulkan
berbagai bentuk yang kurang efektif dan dapat berpengaruh pada
kondisi kesehatan psikologisnya. Orang yang kurang memahami
dirinya, disebabkan oleh proses pembelajaran dari pengalaman
menyembunyikan bagian dari dirinya untuk mencegah dan
mengurangi kecemasan.
33. 2. Pengarahan diri
• Orang Kurang memiliki rasa percaya diri, tidak
mempercayai kecakapan, persefsi, motif dan
timbangan dirinya. Hal itu disebabkan oleh proses
pembelajaran dan perlindungan yang berlebiah.
3. Harga diri
• Harga diri bermakna sebagai satu pandangan orang
umum bahwa dirinya bermanfaat, berkemampuan,
dan berkebijakan. Orang yang mengalami kurang
harga diri disebabkan oleh pengalaman di masa lalu
yang mengajarkan bahwa dia tidak kompeten
sehinggga membuat dia merasa diabaikan, tidak
penting dan lain sebagainya
34. Kompetensi Antar Pribadi
Kecakapan antar pribadi merupakan keacakapan yang
dipelajari, yang memungkinkan orang berhubungan dengan
orang lain dalam cara-cara saling memenuhi. Tujuannya
membantu klien dalam mengenal permasalahan yang
berkaitan dengan cara-cara berhubungan dengan orang
lain.Berikut beberapa kompetensi yang berhubungan
dengan kurangnya kompetensi antar pribadi:
1. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
• Menjadi peka terhadap orang lain mempunyai makna
bahwa orang memandang lebih dalam pikiran dan perasaan
terhadap sesuatu di balik kata-kata dan tindakan orang lain.
35. 2. Ketegasan diri
Orang yang asertif tidak akan membiarkan orang
lain menghalangi jalur pemenuhan
kebutuhannya, dan berkomunikasi dengan caracara yagn sopan dan baik sehingga orang lain
mengerti.
3. Menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang
lain
• Nyaman dengan diri sendiri dan orang lain
mempunyai makna sebagai suatu kondisi
psikologis yang bersifat transparan, yaitu
membiarkan diri sendiri dilihat oleh orang lain
dalam keadaan tertentu.
36. 4. Menjadi diri yang bebas
Orang yang bebas membiarkan orang lain menemukan
kebutuhannya dalam cara dan tempat yang mereka pilih.
5. Harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain
Dalam konseling, konselor dapat membantu klien untuk lebih
mengenal diri sendiri, dan orang lain secara tepat sesuai
dengan kenyataannya.
6. Perlindungan diri dalam situasi anatar pribadi
Orang yang memiliki kompetensi ini akan mampu mengahadapi
kejadian apapun dalam hubungan dengan orang lain.
Mereka akan mampu bertindak secara tepat, sehingga
mereka dalam berhubungan dengan orang lain tdak merasa
dirinya terancam dalam berhubungan dengan orang lain
37. Harapan Klien
Studi yang cukup detail tentang harapan konseling telah
dikemukakan oleh Denis P. Saccazzo (1978). Dalam penelitiannya
dijumpai bermacammacam harapan-harapan klien adalah sebagai
berikut:
– Untuk memperoleh kesempatan membebaskan diri dari
kesulitan
– Untuk mengetahui lebih jauh model terapi yang sesuai dengan
masalahnya.
– Mengetahui lebih jauh kesulitan atau masalah yang dialami
sebenarnya.
– Memperoleh ketenangan dan kepercayaan diri dari rasa
ketegangan dan rasa tidak menyenangkan .
– Mengetahui atau memahami alasan yang ada dibalik perasaan
dan perilakunnya.
– Mendapat dukungan tentang yang harus dilakukan.
38. – Untuk memperoleh kepercayaan dalam melakukan
sesuatu atau perilaku baru yang berbeda dengan orang
lain.
– Mengetahui perasaan-perasaan apa yang sebenarnya
sedang dialami dan bagaimana seharusnya melakukan.
– Untuk mendapatkan saran atau nasehat, bagaimana agar
hidupnya dapat bermakna dan berguna baik bagi dirinya
sendiri maupun orang lain.
– Agar dirinya lebih baik dalam melakukan kontrol dirinya.
– Agar memperoleh sesuatu secara langsung seperti yang
terpikirkan dan yang dirasakan.
– Melepaskan diri dari masalah-masalh khusus, dan lain-lain