Dokumen tersebut membahas tentang imunofarmokologi yang mencakup pengertian sistem imun, respons imun normal dan abnormal seperti hipersensitivitas dan autoimun, serta pengaturan sistem imun melalui imunosupresan dan imunostimulan.
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi dasar yang mencakup definisi, sistem imun, jenis respon imun, antibodi, antigen, dan sel-sel sistem kekebalan tubuh. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa kekebalan terbagi menjadi kekebalan bawaan dan diperoleh, sistem kekebalan humoral didukung oleh 5 jenis antibodi yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE, serta antibodi IgE bertanggung jawab
Dokumen tersebut membahas tentang imunofarmokologi yang mencakup pengertian sistem imun, respons imun normal dan abnormal seperti hipersensitivitas dan autoimun, serta pengaturan sistem imun melalui imunosupresan dan imunostimulan.
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi dasar yang mencakup definisi, sistem imun, jenis respon imun, antibodi, antigen, dan sel-sel sistem kekebalan tubuh. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa kekebalan terbagi menjadi kekebalan bawaan dan diperoleh, sistem kekebalan humoral didukung oleh 5 jenis antibodi yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE, serta antibodi IgE bertanggung jawab
Dokumen tersebut membahas tentang imunofarmokologi yang mencakup pengertian sistem imun, respons imun normal dan abnormal, serta penggunaan obat yang mempengaruhi sistem imun seperti imunosupresan, imunostimulan, dan vaksin.
Sistem imun manusia melindungi tubuh dari berbagai patogen seperti bakteri, virus, parasit, dan sel tumor. Terdiri atas sistem kekebalan non-spesifik yang melibatkan sel-sel dan molekul seperti makrofag, neutrofil, interferon, sel NK, dan sistem komplemen, serta sistem kekebalan spesifik yang melibatkan limfosit B untuk produksi antibodi dan limfosit T untuk respons seluler. Kedua sistem bekerja sama untuk mendeteksi, men
Sistem imun manusia melindungi tubuh dari berbagai patogen seperti bakteri, virus, parasit, dan sel tumor. Terdiri atas sistem kekebalan non-spesifik yang melibatkan sel-sel dan molekul seperti makrofag, neutrofil, interferon, sel NK, dan sistem komplemen, serta sistem kekebalan spesifik yang melibatkan limfosit B untuk produksi antibodi dan limfosit T untuk respons seluler. Kedua sistem bekerja sama untuk mendeteksi, men
Sistem imun melindungi tubuh dari invasi patogen dan menghilangkan sel dan jaringan yang rusak. Terdiri dari sistem kekebalan alami dan spesifik, yang bekerja melalui sel fagosit, sitokin, antibodi, dan sel T untuk mendeteksi dan menghancurkan patogen serta membersihkan debris sel. Gangguan sistem imun dapat berupa kekurangan respon, respon yang salah menyerang jaringan sendiri, atau respon berlebihan menyebabkan alergi.
Sistem imun melindungi tubuh dari invasi patogen dan menghilangkan sel dan jaringan yang rusak. Terdiri atas sistem kekebalan alami dan spesifik, yang bekerja melalui sel fagosit, sitokin, antibodi, dan sel T untuk mendeteksi dan menghancurkan patogen serta membersihkan debris sel. Gangguan sistem imun dapat berupa kekurangan respon, respon yang salah menyerang jaringan sendiri, atau respon berlebihan menyebabkan alergi.
1. Sistem komplemen adalah kumpulan protein plasma yang berperan melengkapi sistem pertahanan tubuh dengan mengikat, mengaktifkan, dan membentuk kompleks pada permukaan patogen untuk difagositosis atau dilisisi.
2. Terdiri dari 9 komponen utama (C1-C9) yang dapat diaktifkan lewat jalur klasik, alternatif, atau lektin untuk memicu respons inflamasi dan membentuk kompleks serangan membran.
3. Berperan dalam op
Sistem imun merupakan sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari sel darah putih, sistem makrofag jaringan, dan jaringan limfoid untuk mencegah infeksi dengan menghancurkan agen penyerang dan membentuk antibodi. Sistem ini terdiri dari respon imun spesifik dan non-spesifik yang melibatkan berbagai sel seperti sel B, T, makrofag, dan sel NK beserta sitokin sebagai mediator.
Sistem imun membentuk sistem pertahanan tubuh terhadap bahan asing seperti mikroorganisme dan sel-sel tidak normal. Sistem ini terdiri atas sistem imun bawaan dan diperoleh, dimana sistem imun bawaan bereaksi secara non-spesifik sedangkan sistem imun diperoleh bereaksi secara spesifik terhadap antigen. Kedua sistem ini bekerja sama untuk melindungi tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang toleransi imun, perkembangan autoimun, mekanisme dan tipe autoantibodi, serta patogenesis penyakit autoimun. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa toleransi imun terjadi untuk membedakan antigen asing dan diri, autoimun disebabkan kegagalan toleransi terhadap antigen diri, dan penyakit autoimun dapat terjadi pada organ tertentu atau secara sistemik akibat respon imun yang berlebihan ter
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang sistem imun dan komponennya. Sistem imun terdiri dari sel-sel dan organ yang bekerja sama untuk melindungi tubuh dari patogen seperti virus, bakteri, dan parasit. Sistem ini dapat membedakan antara benda asing dan jaringan tubuh sendiri, serta memberikan perlindungan melalui antibodi dan memori imun.
Sistem imun bertugas melindungi tubuh dari patogen seperti bakteri dan virus serta menghilangkan sel-sel abnormal. Terdiri atas sistem kekebalan non-spesifik yang memberikan respon awal dan sistem kekebalan spesifik yang memberikan respon lebih tepat sasaran. Keduanya bekerja sama untuk menghancurkan patogen dan menjaga kesehatan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang imunofarmokologi yang mencakup pengertian sistem imun, respons imun normal dan abnormal, serta penggunaan obat yang mempengaruhi sistem imun seperti imunosupresan, imunostimulan, dan vaksin.
Sistem imun manusia melindungi tubuh dari berbagai patogen seperti bakteri, virus, parasit, dan sel tumor. Terdiri atas sistem kekebalan non-spesifik yang melibatkan sel-sel dan molekul seperti makrofag, neutrofil, interferon, sel NK, dan sistem komplemen, serta sistem kekebalan spesifik yang melibatkan limfosit B untuk produksi antibodi dan limfosit T untuk respons seluler. Kedua sistem bekerja sama untuk mendeteksi, men
Sistem imun manusia melindungi tubuh dari berbagai patogen seperti bakteri, virus, parasit, dan sel tumor. Terdiri atas sistem kekebalan non-spesifik yang melibatkan sel-sel dan molekul seperti makrofag, neutrofil, interferon, sel NK, dan sistem komplemen, serta sistem kekebalan spesifik yang melibatkan limfosit B untuk produksi antibodi dan limfosit T untuk respons seluler. Kedua sistem bekerja sama untuk mendeteksi, men
Sistem imun melindungi tubuh dari invasi patogen dan menghilangkan sel dan jaringan yang rusak. Terdiri dari sistem kekebalan alami dan spesifik, yang bekerja melalui sel fagosit, sitokin, antibodi, dan sel T untuk mendeteksi dan menghancurkan patogen serta membersihkan debris sel. Gangguan sistem imun dapat berupa kekurangan respon, respon yang salah menyerang jaringan sendiri, atau respon berlebihan menyebabkan alergi.
Sistem imun melindungi tubuh dari invasi patogen dan menghilangkan sel dan jaringan yang rusak. Terdiri atas sistem kekebalan alami dan spesifik, yang bekerja melalui sel fagosit, sitokin, antibodi, dan sel T untuk mendeteksi dan menghancurkan patogen serta membersihkan debris sel. Gangguan sistem imun dapat berupa kekurangan respon, respon yang salah menyerang jaringan sendiri, atau respon berlebihan menyebabkan alergi.
1. Sistem komplemen adalah kumpulan protein plasma yang berperan melengkapi sistem pertahanan tubuh dengan mengikat, mengaktifkan, dan membentuk kompleks pada permukaan patogen untuk difagositosis atau dilisisi.
2. Terdiri dari 9 komponen utama (C1-C9) yang dapat diaktifkan lewat jalur klasik, alternatif, atau lektin untuk memicu respons inflamasi dan membentuk kompleks serangan membran.
3. Berperan dalam op
Sistem imun merupakan sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari sel darah putih, sistem makrofag jaringan, dan jaringan limfoid untuk mencegah infeksi dengan menghancurkan agen penyerang dan membentuk antibodi. Sistem ini terdiri dari respon imun spesifik dan non-spesifik yang melibatkan berbagai sel seperti sel B, T, makrofag, dan sel NK beserta sitokin sebagai mediator.
Sistem imun membentuk sistem pertahanan tubuh terhadap bahan asing seperti mikroorganisme dan sel-sel tidak normal. Sistem ini terdiri atas sistem imun bawaan dan diperoleh, dimana sistem imun bawaan bereaksi secara non-spesifik sedangkan sistem imun diperoleh bereaksi secara spesifik terhadap antigen. Kedua sistem ini bekerja sama untuk melindungi tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang toleransi imun, perkembangan autoimun, mekanisme dan tipe autoantibodi, serta patogenesis penyakit autoimun. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa toleransi imun terjadi untuk membedakan antigen asing dan diri, autoimun disebabkan kegagalan toleransi terhadap antigen diri, dan penyakit autoimun dapat terjadi pada organ tertentu atau secara sistemik akibat respon imun yang berlebihan ter
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang sistem imun dan komponennya. Sistem imun terdiri dari sel-sel dan organ yang bekerja sama untuk melindungi tubuh dari patogen seperti virus, bakteri, dan parasit. Sistem ini dapat membedakan antara benda asing dan jaringan tubuh sendiri, serta memberikan perlindungan melalui antibodi dan memori imun.
Sistem imun bertugas melindungi tubuh dari patogen seperti bakteri dan virus serta menghilangkan sel-sel abnormal. Terdiri atas sistem kekebalan non-spesifik yang memberikan respon awal dan sistem kekebalan spesifik yang memberikan respon lebih tepat sasaran. Keduanya bekerja sama untuk menghancurkan patogen dan menjaga kesehatan tubuh.
Similar to KOMPLEMEN DAN SITOKIN dalam immunologi.ppt (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. OUTLINE
1. Definition of Complement
2. The complement pathways
3. Definition of sitokin
4. The kinds of sitokin
3. COMPLEMENT
Definisi : series of heat-labile serum proteins
Site : serum and all tissue fluids except urine and CSF
Synthesis : in liver
Function : Responsible for certain aspects of immune
response and inflammatory response
4. COMPLEMENT SYSTEM
• Complement system opsonizes antigens for
phagocytosis and can promote direct lysis of some
bacteria
• All the C’ components pre-exist in an inactive form in the
blood (mostly made in the liver); C3 is the most
abundant
• When a C’ component is cleaved, the larger ‘b’ fragment
is chemically labile and becomes covalently bound to
nearby surfaces; the smaller ‘a’ fragment is soluble and
can diffuse away
5. nomenclature
C1 – C1q, C1r, C1s
C4, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9
Many referred to as ‘zymogens’
‘a’ and ‘b’ – added in to denote cleavage products.
‘b’ – larger fragment
Complement receptors:- named according to ligand
(eg C6 receptor) or using CD system.
9. CLASSICAL PATHWAY
Classical pathway:
- Complement is activated by antigen –antibody
complex (IgM or IgG)
- Fc portion of the antibody form a binding site for
C1q
- The numerical sequence of the complement factors
in the classic pathway is:
C1q,r,s , C4, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9
10. CLASSICAL PATHWAY
The reaction sequence divided into three stages:
1) Recognition stage:
- C1q act as the recognition element
- It binds to Fc portion of IgM or IgG
- The activated C1 molecule can cleave many C4 molec.
2) Activation stage:
The complement components C4, C2, C3, C5, C6, C7,
C8, C9 participate in that order
3) Membrane attack stage:
Complement components C5, C6, C7, C8, C9 participate
where cell membrane damage and cell lysis occur
11. Alternative pathway
This pathway is initiated by:
* Bacterial endotoxin, polysaccharide capsule,
aggregates of IgE and properdin
* It starts at C3 then C5, C6, C7, C8, C9
* The complement component. C1, C4, C2 are by-
passed
12.
13. CLASSICAL & ALTERNATIVE PATHWAY
Classic Pathway Alternative pathway
* Specific acquired immunity * Non-specific innate immunity
* Initiated by antibody * Bacterial endotoxin, capsule
* Interaction of all components * C1, C4, C2 are by-passed
14. Biological Effects of Complement
Beneficial effects:
1) Cytolysis:
- activated complement proteins polymerize on cell
- surfaces of bacteria or erythrocyte to form pores
in its membrane (killing by osmotic lysis)
2). Opsonization:
- binding of complement proteins opsonin (C3b) to
surfaces of foreign organisms or particles
- Phagocytic cells express specific receptors for
opsonins, so promote phagocytosis
15. 3) Inflammatory response :
Small fragments released during complement
activation have several inflammatory actions:
a) C5a is chemotactic and attract neutrophiles and
macrophages
b) C5a activate phagocytes and neutrophils
C) C3,C4 and C5 are anaphylatoxins
Cause degranulation of mast cells and release of
histamine and other inflammatory mediators
16. 4.-Enhancement of antibody production:
- Binding of C3b to its receptors on activated B cell
(CR2) greatly enhances antibody production
- Patient who are deficient in C3b produce much les
antibody than normal individuals and more
susceptible to pyogenic infection
17. C5a, C3a and C4a also known asAnaphylatoxins
-> induce mast cell and basophil mediator release
(when occurring systemically, can cause anaphylactic
shock)
18. • Berbagai mediator yang dilepas pada waktu komplemen
diaktifkan :
– C1qrs meningkatkan permeabilitas kapiler
– C2 mengaktifkan kinin
– C3a dan C5a bersifat kemotaksis mengerahkan leukosit dan
sebagai anafilatoksin yang dapat mempengaruhi mastosit sehingga
dapat melepaskan histamin dan lisosom
– C3b berfungsi sebagai opsonin dan adherens imun
– C4b berfungsi sebagai opsonin
– C5-6-7 bersifat kemotaksis
– C8-9 ikut diaktifkan melepas sitolisin, yang dapat menghancurkan
sel
19. Sitokin adalah peptida yang diproduksi dan dilepas banyak
jenis sel sebagai respon terhadap antigen dan berperan
sebagai mediator, mengatur reaksi imun, inflamasi dan
hematopoesis, BM kecil (5-20 kDa)
. Sitokin merupakan messenger kimia atau perantara dalam
komunikasi interselular, aktif pada kadar yang sangat rendah
(10-10 - 10-15 mol/l dapat merangsang sel sasaran).
• Kerja : mengikat reseptor-reseptor membran spesifik,
membawa sinyal ke sel melalui second messenger (tirosin
kinase), untuk mengubah aktivitasnya (ekspresi gen)
SITOKIN
20. • Sitokin adalah nama umum, nama yang lain diantaranya
limfokin (sitokin yang dihasilkan limfosit), monokin (sitokin
yang dihasilkan monosit), kemokin (sitokin dengan
aktivitas kemotaktik), dan interleukin (sitokin yang
dihasilkan oleh satu leukosit dan beraksi pada leukosit
lainnya).
21. Peranan Sitokin
Sitokin bekeria seperti hormon yaitu melalui reseptor pada
permukaan sel sasaran sebagai berikut :
Langsung:
Lebih dari 1 efek thd bbg jenis sel (pleiotrophy) 2).
autoregulasi /bekerja pada sel yang mensekresi (autokrin) 3).
terhadap sel yang letaknya tidak jauh (parakrin)
Tidak langsung :
1). menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin lain atau
bekerja sama dengan sitokin lain dalam merangsang sel
(sinergisme)
2). mencegah ekspresi reseptor atau produksi sitokin
(antagonisme)
22. KARAKTERISTIK SITOKIN
• Diproduksi oleh sel-sel yang terlibat dalam respon imun
spesifik dan non spesifik.
• Sekresinya singkat dan terbatas.
a. Sitokin tidak disimpan sebagai bentuk pre-molekul.
b. Sintesisnya diinisiasi oleh transkripsi gena baru yang
hidupnya singkat.
• c. Produksinya dilakukan jika diperlukan.
24. • SITOKIN dalam Respon Imun Non Spesifik : respon
inflamasi (fever, swelling, pain, and cellular infiltrates
into damaged tissues).
• Cytokines involved in triggering this response are IL-
1,TNF-α, IL-6,TGF-β, IFN-α, IFN-β.
25. Tumor Necrosis Factor (TNF), IL-1
a. diproduksi oleh makrofag yang diaktifkan
b. sebagai mediator inflamasi akut dalam responnya terhadap bakteri
Gram-negatif dan mikroba infeksius lainnya
c. beraksi pada hipotalamus untuk memproduksi demam
Khemokin (sitokin-khemotaktik)
a. merupakan kelompok besar senyawa (lebih dari 50) diproduksi oleh
sel leukosit dan sel jaringan
b. b. mengumpulkan leukosit pada tempat terjadinya infeksi
26. • Interleukin-10
a. diproduksi oleh makrofag yang diaktifkan
b. beraksi sebagai inhibitor makrofag yang diaktifkan,dengan
menghambat produksi TNF
27. • Sitokin dalam Respon imun spesifik : increase acute
phase reactants and to recruit white cells to the area of
infection.
• Sitokin yang terlibat : IL-4, IL-10, IL-12, IFN-γ
31. Sitokin bekerja pada sel-sel targetnya dengan mengikat
reseptor-reseptor membran spesifik
• kelompok berdasarkan struktur dan aktivitasnya. :
1. Reseptor sitokin tipe 1 ( Haemopoitin Growth Factor family )
memiliki motif tertentu pada ekstraseluler asam-amino domain.
Contoh, IL-2 reseptor memiliki rantai –γ
2. Reseptor sitokin tipe 2 ( Interferon)
Reseptor-reseptor kelompok interferon memiliki sistein residu : IFNα, IFNβ, IFNγ.
3. Reseptor sitokin tipe 3 ( Tumor Necrosis Factor family )
sistein-ekstraseluler yang umumnya banyak mengikat domain, dan termasuk beberapa
non-sitokin lain seperti CD40, CD27, dan CD30, selain yang diberi nama (TNF).
32. 4. Reseptor kemokin
Memiliki tujuh transmembran heliks dan berinteraksi
dengan G protein : IL-8, MIP-1
5. Reseptor kemokin
Contoh : Immunoglobulin (Ig) superfamili
6. Reseptor TGF beta
transformasi faktor pertumbuhan beta superfamili, :
TGF-β1, TGF-β2, TGF-β3.
33. Sitokin
• Sitokin pro inflammatory : menghancurkan mo yang
menginfeksi. Contoh : tumor necrosis factor (TNF)-α,
IFN, IL-1β, IL-3, IL-5, IL-6, IL-8
• Sitokin Anti–inflamasi : mengontrol respon sitokin
proinflamasi. Contoh : IL-4, IL-10, IL-11, dan IL-13
34. APLIKASI SITOKIN
1. Mengembalikan Defisiensi seluler
disebabkan oleh khemoterapi atau radioterapi,
dengan memberikan faktor pertumbuhan (misal
G- atau GM-CSF).
Pengobatan dengan faktor pertumbuhan
hematopoitik ini, meningkatkan rekonstitusi
alarm keadaan garis penurunan sel
hematopoitik.
35. 2. Pengobatan Imunodefisiensi
dengan meningkatkan aktivasi sel T.
Beberapa sitokin telah digunakan contoh :
IL-2, IFN-γ, dan TNF-α.
3. Pengobatan Kanker
Menggunakan sel LAK (lymphokine-
activated killer). Dengan cara kultur, sel
NK atau sel T sitotoksik dengan
penambahan konsentrasi tinggi IL-2,
menurunkan sel efektor dengan aktivitas
anti-tumor yang potensial.
36. 4. Pengobatan Alergi
• sel Th2, dan khususnya peran sitokin
spesifik yang diproduksinya (IL-4, IL-13)
dalam produksi IgE
Sistem pelengkap memperbaharui antigen untuk fagositosis dan dapat mempromosikan lisis langsung pada beberapa bakteri
Semua komponen C ada sebelumnya dalam bentuk tidak aktif dalam darah (kebanyakan dibuat di hati); C3 adalah yang paling melimpah
Ketika komponen C dibelah, fragmen ‘b larger yang lebih besar labil secara kimiawi dan menjadi terikat secara kovalen ke permukaan yang berdekatan; fragmen ‘a smaller yang lebih kecil larut dan dapat berdifusi
Jalur klasik:
- Komplemen diaktifkan oleh antigen –antibody complex (IgM atau IgG)
- Bagian Fc dari antibodi membentuk situs pengikatan untuk C1q
- Urutan numerik dari faktor komplemen dalam jalur klasik adalah:
C1q, r, s, C4, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9
Tahap pengakuan:
- C1q bertindak sebagai elemen pengakuan
- Ini mengikat bagian Fc dari IgM atau IgG
- Molekul C1 yang diaktifkan dapat memecah banyak molekul C4
Tahap aktivasi:
Komponen komplemen C4, C2, C3, C5, C6, C7,
C8, C9 berpartisipasi dalam urutan itu
Tahap serangan membran:
Komponen pelengkap C5, C6, C7, C8, C9 berpartisipasi di mana kerusakan membran sel dan lisis sel terjadi
Jalur ini diprakarsai oleh:
* Endotoksin bakteri, kapsul polisakarida, agregat IgE dan properdin
* Dimulai dari C3 lalu C5, C6, C7, C8, C9
* Komponen pelengkap. C1, C4, C2 dilewati
Efek menguntungkan:
1) Sitolisis:
- protein komplemen yang diaktifkan terpolimerisasi pada sel
- permukaan bakteri atau eritrosit untuk membentuk pori-pori di membrannya (terbunuh oleh lisis osmotik)
2). Opsonisasi:
- Pengikatan protein komplemen opsonin (C3b) ke permukaan organisme atau partikel asing
- Sel fagositik mengekspresikan reseptor spesifik untuk opsonin, jadi promosikan fagositosis
) Respons peradangan:
Fragmen kecil yang dilepaskan selama aktivasi komplemen memiliki beberapa aksi inflamasi:
a) C5a bersifat kemotaktik dan menarik neutrofil dan
makrofag
b) C5a mengaktifkan fagosit dan neutrofil
C) C3, C4 dan C5 adalah anafilatoksin
Menyebabkan degranulasi sel mast dan pelepasan
histamin dan mediator inflamasi lainnya
4. -Peningkatan produksi antibodi:
- Mengikat C3b ke reseptornya pada sel B teraktivasi (CR2) sangat meningkatkan produksi antibodi
- Pasien yang kekurangan C3b menghasilkan banyak antibodi les dibandingkan individu normal dan lebih rentan terhadap infeksi piogenik.