SlideShare a Scribd company logo
KOMPLEMEN DAN
SITOKIN
DAHLIATUL QOSIMAH
IMUNOLOGI VETERINER
FKH UB
2020
OUTLINE
1. Definition of Complement
2. The complement pathways
3. Definition of sitokin
4. The kinds of sitokin
COMPLEMENT
Definisi : series of heat-labile serum proteins
Site : serum and all tissue fluids except urine and CSF
Synthesis : in liver
Function : Responsible for certain aspects of immune
response and inflammatory response
COMPLEMENT SYSTEM
• Complement system opsonizes antigens for
phagocytosis and can promote direct lysis of some
bacteria
• All the C’ components pre-exist in an inactive form in the
blood (mostly made in the liver); C3 is the most
abundant
• When a C’ component is cleaved, the larger ‘b’ fragment
is chemically labile and becomes covalently bound to
nearby surfaces; the smaller ‘a’ fragment is soluble and
can diffuse away
nomenclature
C1 – C1q, C1r, C1s
C4, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9
Many referred to as ‘zymogens’
‘a’ and ‘b’ – added in to denote cleavage products.
‘b’ – larger fragment
Complement receptors:- named according to ligand
(eg C6 receptor) or using CD system.
Complement pathways:
Classical pathway
 Alternative pathway
 Lectin pathway
Complement proteins
 Classical pathway
C1q C1r C1s C4 C2
 Alternative pathway
D C3 B
 Lectin pathway
MBL MASP-1 MASP-2
 Membrane attack complex(MAC)
C5 C6 C7 C8 C9
 Membrane regulatory proteins
CD55 CD46 CD59
CLASSICAL PATHWAY
Classical pathway:
- Complement is activated by antigen –antibody
complex (IgM or IgG)
- Fc portion of the antibody form a binding site for
C1q
- The numerical sequence of the complement factors
in the classic pathway is:
C1q,r,s , C4, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9
CLASSICAL PATHWAY
The reaction sequence divided into three stages:
1) Recognition stage:
- C1q act as the recognition element
- It binds to Fc portion of IgM or IgG
- The activated C1 molecule can cleave many C4 molec.
2) Activation stage:
The complement components C4, C2, C3, C5, C6, C7,
C8, C9 participate in that order
3) Membrane attack stage:
Complement components C5, C6, C7, C8, C9 participate
where cell membrane damage and cell lysis occur
Alternative pathway
This pathway is initiated by:
* Bacterial endotoxin, polysaccharide capsule,
aggregates of IgE and properdin
* It starts at C3 then C5, C6, C7, C8, C9
* The complement component. C1, C4, C2 are by-
passed
CLASSICAL & ALTERNATIVE PATHWAY
Classic Pathway Alternative pathway
* Specific acquired immunity * Non-specific innate immunity
* Initiated by antibody * Bacterial endotoxin, capsule
* Interaction of all components * C1, C4, C2 are by-passed
Biological Effects of Complement
Beneficial effects:
1) Cytolysis:
- activated complement proteins polymerize on cell
- surfaces of bacteria or erythrocyte to form pores
in its membrane (killing by osmotic lysis)
2). Opsonization:
- binding of complement proteins opsonin (C3b) to
surfaces of foreign organisms or particles
- Phagocytic cells express specific receptors for
opsonins, so promote phagocytosis
3) Inflammatory response :
Small fragments released during complement
activation have several inflammatory actions:
a) C5a is chemotactic and attract neutrophiles and
macrophages
b) C5a activate phagocytes and neutrophils
C) C3,C4 and C5 are anaphylatoxins
Cause degranulation of mast cells and release of
histamine and other inflammatory mediators
4.-Enhancement of antibody production:
- Binding of C3b to its receptors on activated B cell
(CR2) greatly enhances antibody production
- Patient who are deficient in C3b produce much les
antibody than normal individuals and more
susceptible to pyogenic infection
C5a, C3a and C4a also known asAnaphylatoxins
-> induce mast cell and basophil mediator release
(when occurring systemically, can cause anaphylactic
shock)
• Berbagai mediator yang dilepas pada waktu komplemen
diaktifkan :
– C1qrs meningkatkan permeabilitas kapiler
– C2 mengaktifkan kinin
– C3a dan C5a bersifat kemotaksis  mengerahkan leukosit dan
sebagai anafilatoksin yang dapat mempengaruhi mastosit sehingga
dapat melepaskan histamin dan lisosom
– C3b berfungsi sebagai opsonin dan adherens imun
– C4b berfungsi sebagai opsonin
– C5-6-7 bersifat kemotaksis
– C8-9 ikut diaktifkan melepas sitolisin, yang dapat menghancurkan
sel
Sitokin adalah peptida yang diproduksi dan dilepas banyak
jenis sel sebagai respon terhadap antigen dan berperan
sebagai mediator, mengatur reaksi imun, inflamasi dan
hematopoesis, BM kecil (5-20 kDa)
. Sitokin merupakan messenger kimia atau perantara dalam
komunikasi interselular, aktif pada kadar yang sangat rendah
(10-10 - 10-15 mol/l dapat merangsang sel sasaran).
• Kerja : mengikat reseptor-reseptor membran spesifik,
membawa sinyal ke sel melalui second messenger (tirosin
kinase), untuk mengubah aktivitasnya (ekspresi gen)
SITOKIN
• Sitokin adalah nama umum, nama yang lain diantaranya
limfokin (sitokin yang dihasilkan limfosit), monokin (sitokin
yang dihasilkan monosit), kemokin (sitokin dengan
aktivitas kemotaktik), dan interleukin (sitokin yang
dihasilkan oleh satu leukosit dan beraksi pada leukosit
lainnya).
Peranan Sitokin
Sitokin bekeria seperti hormon yaitu melalui reseptor pada
permukaan sel sasaran sebagai berikut :
Langsung:
Lebih dari 1 efek thd bbg jenis sel (pleiotrophy) 2).
autoregulasi /bekerja pada sel yang mensekresi (autokrin) 3).
terhadap sel yang letaknya tidak jauh (parakrin)
Tidak langsung :
1). menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin lain atau
bekerja sama dengan sitokin lain dalam merangsang sel
(sinergisme)
2). mencegah ekspresi reseptor atau produksi sitokin
(antagonisme)
KARAKTERISTIK SITOKIN
• Diproduksi oleh sel-sel yang terlibat dalam respon imun
spesifik dan non spesifik.
• Sekresinya singkat dan terbatas.
a. Sitokin tidak disimpan sebagai bentuk pre-molekul.
b. Sintesisnya diinisiasi oleh transkripsi gena baru yang
hidupnya singkat.
• c. Produksinya dilakukan jika diperlukan.
KARAKTERISTIK SITOKIN
• SITOKIN dalam Respon Imun Non Spesifik : respon
inflamasi (fever, swelling, pain, and cellular infiltrates
into damaged tissues).
• Cytokines involved in triggering this response are IL-
1,TNF-α, IL-6,TGF-β, IFN-α, IFN-β.
Tumor Necrosis Factor (TNF), IL-1
a. diproduksi oleh makrofag yang diaktifkan
b. sebagai mediator inflamasi akut dalam responnya terhadap bakteri
Gram-negatif dan mikroba infeksius lainnya
c. beraksi pada hipotalamus untuk memproduksi demam
Khemokin (sitokin-khemotaktik)
a. merupakan kelompok besar senyawa (lebih dari 50) diproduksi oleh
sel leukosit dan sel jaringan
b. b. mengumpulkan leukosit pada tempat terjadinya infeksi
• Interleukin-10
a. diproduksi oleh makrofag yang diaktifkan
b. beraksi sebagai inhibitor makrofag yang diaktifkan,dengan
menghambat produksi TNF
• Sitokin dalam Respon imun spesifik : increase acute
phase reactants and to recruit white cells to the area of
infection.
• Sitokin yang terlibat : IL-4, IL-10, IL-12, IFN-γ
FUNGSI BIOLOGIS SITOKIN
Sitokin bekerja pada sel-sel targetnya dengan mengikat
reseptor-reseptor membran spesifik
• kelompok berdasarkan struktur dan aktivitasnya. :
1. Reseptor sitokin tipe 1 ( Haemopoitin Growth Factor family )
memiliki motif tertentu pada ekstraseluler asam-amino domain.
Contoh, IL-2 reseptor memiliki rantai –γ
2. Reseptor sitokin tipe 2 ( Interferon)
Reseptor-reseptor kelompok interferon memiliki sistein residu : IFNα, IFNβ, IFNγ.
3. Reseptor sitokin tipe 3 ( Tumor Necrosis Factor family )
sistein-ekstraseluler yang umumnya banyak mengikat domain, dan termasuk beberapa
non-sitokin lain seperti CD40, CD27, dan CD30, selain yang diberi nama (TNF).
4. Reseptor kemokin
Memiliki tujuh transmembran heliks dan berinteraksi
dengan G protein : IL-8, MIP-1
5. Reseptor kemokin
Contoh : Immunoglobulin (Ig) superfamili
6. Reseptor TGF beta
transformasi faktor pertumbuhan beta superfamili, :
TGF-β1, TGF-β2, TGF-β3.
Sitokin
• Sitokin pro inflammatory : menghancurkan mo yang
menginfeksi. Contoh : tumor necrosis factor (TNF)-α,
IFN, IL-1β, IL-3, IL-5, IL-6, IL-8
• Sitokin Anti–inflamasi : mengontrol respon sitokin
proinflamasi. Contoh : IL-4, IL-10, IL-11, dan IL-13
APLIKASI SITOKIN
1. Mengembalikan Defisiensi seluler
disebabkan oleh khemoterapi atau radioterapi,
dengan memberikan faktor pertumbuhan (misal
G- atau GM-CSF).
Pengobatan dengan faktor pertumbuhan
hematopoitik ini, meningkatkan rekonstitusi
alarm keadaan garis penurunan sel
hematopoitik.
2. Pengobatan Imunodefisiensi
dengan meningkatkan aktivasi sel T.
Beberapa sitokin telah digunakan contoh :
IL-2, IFN-γ, dan TNF-α.
3. Pengobatan Kanker
Menggunakan sel LAK (lymphokine-
activated killer). Dengan cara kultur, sel
NK atau sel T sitotoksik dengan
penambahan konsentrasi tinggi IL-2,
menurunkan sel efektor dengan aktivitas
anti-tumor yang potensial.
4. Pengobatan Alergi
• sel Th2, dan khususnya peran sitokin
spesifik yang diproduksinya (IL-4, IL-13)
dalam produksi IgE
• REFERENSI :
1.Clinical Immunology & serology. A laboratory Perspective. 3
Ed. Christine Dorresteyn Stevens. 2010
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR

More Related Content

Similar to KOMPLEMEN DAN SITOKIN dalam immunologi.ppt

imunofarmakologi-230315010728-a6936eb0.pptx
imunofarmakologi-230315010728-a6936eb0.pptximunofarmakologi-230315010728-a6936eb0.pptx
imunofarmakologi-230315010728-a6936eb0.pptx
SyarifahNurulMaulida1
 
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemenOperator Warnet Vast Raha
 
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemenOperator Warnet Vast Raha
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
Cahya
 
06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdf06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdf
ChanKyoto
 
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
Niko Satria
 
Sistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptxSistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptx
KlinikHanin
 
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan SelulerDiscussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Catatan Medis
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
stvitania08
 
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuhBahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
desiaulia7
 
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuhBahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
desiaulia7
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
Abulkhair Abdullah
 
(1) sistem imun
(1) sistem imun(1) sistem imun
(1) sistem imun
Siti Aliana
 
IMUNOLOGI DASAR.pptx
IMUNOLOGI DASAR.pptxIMUNOLOGI DASAR.pptx
IMUNOLOGI DASAR.pptx
ZackyA3
 
580003629-Sitokin-pada manusia dan fungsinya.pdf
580003629-Sitokin-pada manusia dan fungsinya.pdf580003629-Sitokin-pada manusia dan fungsinya.pdf
580003629-Sitokin-pada manusia dan fungsinya.pdf
ssuser21aed8
 
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for AudioDiagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Salsabila Azzahra
 
Sistem imun kel 7
Sistem imun kel 7Sistem imun kel 7
Sistem imun kel 7
Yusnita Arisanti
 
Discussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - AutoimunDiscussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - Autoimun
Catatan Medis
 
IMUNOLOGI ASAS
IMUNOLOGI ASASIMUNOLOGI ASAS
IMUNOLOGI ASAS
Muhammad Nasrullah
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
AgusMardiyanto3
 

Similar to KOMPLEMEN DAN SITOKIN dalam immunologi.ppt (20)

imunofarmakologi-230315010728-a6936eb0.pptx
imunofarmakologi-230315010728-a6936eb0.pptximunofarmakologi-230315010728-a6936eb0.pptx
imunofarmakologi-230315010728-a6936eb0.pptx
 
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
 
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
 
06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdf06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdf
 
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
 
Sistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptxSistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptx
 
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan SelulerDiscussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuhBahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
 
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuhBahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
(1) sistem imun
(1) sistem imun(1) sistem imun
(1) sistem imun
 
IMUNOLOGI DASAR.pptx
IMUNOLOGI DASAR.pptxIMUNOLOGI DASAR.pptx
IMUNOLOGI DASAR.pptx
 
580003629-Sitokin-pada manusia dan fungsinya.pdf
580003629-Sitokin-pada manusia dan fungsinya.pdf580003629-Sitokin-pada manusia dan fungsinya.pdf
580003629-Sitokin-pada manusia dan fungsinya.pdf
 
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for AudioDiagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
 
Sistem imun kel 7
Sistem imun kel 7Sistem imun kel 7
Sistem imun kel 7
 
Discussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - AutoimunDiscussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - Autoimun
 
IMUNOLOGI ASAS
IMUNOLOGI ASASIMUNOLOGI ASAS
IMUNOLOGI ASAS
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 

Recently uploaded

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 

Recently uploaded (20)

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 

KOMPLEMEN DAN SITOKIN dalam immunologi.ppt

  • 2. OUTLINE 1. Definition of Complement 2. The complement pathways 3. Definition of sitokin 4. The kinds of sitokin
  • 3. COMPLEMENT Definisi : series of heat-labile serum proteins Site : serum and all tissue fluids except urine and CSF Synthesis : in liver Function : Responsible for certain aspects of immune response and inflammatory response
  • 4. COMPLEMENT SYSTEM • Complement system opsonizes antigens for phagocytosis and can promote direct lysis of some bacteria • All the C’ components pre-exist in an inactive form in the blood (mostly made in the liver); C3 is the most abundant • When a C’ component is cleaved, the larger ‘b’ fragment is chemically labile and becomes covalently bound to nearby surfaces; the smaller ‘a’ fragment is soluble and can diffuse away
  • 5. nomenclature C1 – C1q, C1r, C1s C4, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9 Many referred to as ‘zymogens’ ‘a’ and ‘b’ – added in to denote cleavage products. ‘b’ – larger fragment Complement receptors:- named according to ligand (eg C6 receptor) or using CD system.
  • 6. Complement pathways: Classical pathway  Alternative pathway  Lectin pathway
  • 7.
  • 8. Complement proteins  Classical pathway C1q C1r C1s C4 C2  Alternative pathway D C3 B  Lectin pathway MBL MASP-1 MASP-2  Membrane attack complex(MAC) C5 C6 C7 C8 C9  Membrane regulatory proteins CD55 CD46 CD59
  • 9. CLASSICAL PATHWAY Classical pathway: - Complement is activated by antigen –antibody complex (IgM or IgG) - Fc portion of the antibody form a binding site for C1q - The numerical sequence of the complement factors in the classic pathway is: C1q,r,s , C4, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9
  • 10. CLASSICAL PATHWAY The reaction sequence divided into three stages: 1) Recognition stage: - C1q act as the recognition element - It binds to Fc portion of IgM or IgG - The activated C1 molecule can cleave many C4 molec. 2) Activation stage: The complement components C4, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9 participate in that order 3) Membrane attack stage: Complement components C5, C6, C7, C8, C9 participate where cell membrane damage and cell lysis occur
  • 11. Alternative pathway This pathway is initiated by: * Bacterial endotoxin, polysaccharide capsule, aggregates of IgE and properdin * It starts at C3 then C5, C6, C7, C8, C9 * The complement component. C1, C4, C2 are by- passed
  • 12.
  • 13. CLASSICAL & ALTERNATIVE PATHWAY Classic Pathway Alternative pathway * Specific acquired immunity * Non-specific innate immunity * Initiated by antibody * Bacterial endotoxin, capsule * Interaction of all components * C1, C4, C2 are by-passed
  • 14. Biological Effects of Complement Beneficial effects: 1) Cytolysis: - activated complement proteins polymerize on cell - surfaces of bacteria or erythrocyte to form pores in its membrane (killing by osmotic lysis) 2). Opsonization: - binding of complement proteins opsonin (C3b) to surfaces of foreign organisms or particles - Phagocytic cells express specific receptors for opsonins, so promote phagocytosis
  • 15. 3) Inflammatory response : Small fragments released during complement activation have several inflammatory actions: a) C5a is chemotactic and attract neutrophiles and macrophages b) C5a activate phagocytes and neutrophils C) C3,C4 and C5 are anaphylatoxins Cause degranulation of mast cells and release of histamine and other inflammatory mediators
  • 16. 4.-Enhancement of antibody production: - Binding of C3b to its receptors on activated B cell (CR2) greatly enhances antibody production - Patient who are deficient in C3b produce much les antibody than normal individuals and more susceptible to pyogenic infection
  • 17. C5a, C3a and C4a also known asAnaphylatoxins -> induce mast cell and basophil mediator release (when occurring systemically, can cause anaphylactic shock)
  • 18. • Berbagai mediator yang dilepas pada waktu komplemen diaktifkan : – C1qrs meningkatkan permeabilitas kapiler – C2 mengaktifkan kinin – C3a dan C5a bersifat kemotaksis  mengerahkan leukosit dan sebagai anafilatoksin yang dapat mempengaruhi mastosit sehingga dapat melepaskan histamin dan lisosom – C3b berfungsi sebagai opsonin dan adherens imun – C4b berfungsi sebagai opsonin – C5-6-7 bersifat kemotaksis – C8-9 ikut diaktifkan melepas sitolisin, yang dapat menghancurkan sel
  • 19. Sitokin adalah peptida yang diproduksi dan dilepas banyak jenis sel sebagai respon terhadap antigen dan berperan sebagai mediator, mengatur reaksi imun, inflamasi dan hematopoesis, BM kecil (5-20 kDa) . Sitokin merupakan messenger kimia atau perantara dalam komunikasi interselular, aktif pada kadar yang sangat rendah (10-10 - 10-15 mol/l dapat merangsang sel sasaran). • Kerja : mengikat reseptor-reseptor membran spesifik, membawa sinyal ke sel melalui second messenger (tirosin kinase), untuk mengubah aktivitasnya (ekspresi gen) SITOKIN
  • 20. • Sitokin adalah nama umum, nama yang lain diantaranya limfokin (sitokin yang dihasilkan limfosit), monokin (sitokin yang dihasilkan monosit), kemokin (sitokin dengan aktivitas kemotaktik), dan interleukin (sitokin yang dihasilkan oleh satu leukosit dan beraksi pada leukosit lainnya).
  • 21. Peranan Sitokin Sitokin bekeria seperti hormon yaitu melalui reseptor pada permukaan sel sasaran sebagai berikut : Langsung: Lebih dari 1 efek thd bbg jenis sel (pleiotrophy) 2). autoregulasi /bekerja pada sel yang mensekresi (autokrin) 3). terhadap sel yang letaknya tidak jauh (parakrin) Tidak langsung : 1). menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin lain atau bekerja sama dengan sitokin lain dalam merangsang sel (sinergisme) 2). mencegah ekspresi reseptor atau produksi sitokin (antagonisme)
  • 22. KARAKTERISTIK SITOKIN • Diproduksi oleh sel-sel yang terlibat dalam respon imun spesifik dan non spesifik. • Sekresinya singkat dan terbatas. a. Sitokin tidak disimpan sebagai bentuk pre-molekul. b. Sintesisnya diinisiasi oleh transkripsi gena baru yang hidupnya singkat. • c. Produksinya dilakukan jika diperlukan.
  • 24. • SITOKIN dalam Respon Imun Non Spesifik : respon inflamasi (fever, swelling, pain, and cellular infiltrates into damaged tissues). • Cytokines involved in triggering this response are IL- 1,TNF-α, IL-6,TGF-β, IFN-α, IFN-β.
  • 25. Tumor Necrosis Factor (TNF), IL-1 a. diproduksi oleh makrofag yang diaktifkan b. sebagai mediator inflamasi akut dalam responnya terhadap bakteri Gram-negatif dan mikroba infeksius lainnya c. beraksi pada hipotalamus untuk memproduksi demam Khemokin (sitokin-khemotaktik) a. merupakan kelompok besar senyawa (lebih dari 50) diproduksi oleh sel leukosit dan sel jaringan b. b. mengumpulkan leukosit pada tempat terjadinya infeksi
  • 26. • Interleukin-10 a. diproduksi oleh makrofag yang diaktifkan b. beraksi sebagai inhibitor makrofag yang diaktifkan,dengan menghambat produksi TNF
  • 27. • Sitokin dalam Respon imun spesifik : increase acute phase reactants and to recruit white cells to the area of infection. • Sitokin yang terlibat : IL-4, IL-10, IL-12, IFN-γ
  • 28.
  • 30.
  • 31. Sitokin bekerja pada sel-sel targetnya dengan mengikat reseptor-reseptor membran spesifik • kelompok berdasarkan struktur dan aktivitasnya. : 1. Reseptor sitokin tipe 1 ( Haemopoitin Growth Factor family ) memiliki motif tertentu pada ekstraseluler asam-amino domain. Contoh, IL-2 reseptor memiliki rantai –γ 2. Reseptor sitokin tipe 2 ( Interferon) Reseptor-reseptor kelompok interferon memiliki sistein residu : IFNα, IFNβ, IFNγ. 3. Reseptor sitokin tipe 3 ( Tumor Necrosis Factor family ) sistein-ekstraseluler yang umumnya banyak mengikat domain, dan termasuk beberapa non-sitokin lain seperti CD40, CD27, dan CD30, selain yang diberi nama (TNF).
  • 32. 4. Reseptor kemokin Memiliki tujuh transmembran heliks dan berinteraksi dengan G protein : IL-8, MIP-1 5. Reseptor kemokin Contoh : Immunoglobulin (Ig) superfamili 6. Reseptor TGF beta transformasi faktor pertumbuhan beta superfamili, : TGF-β1, TGF-β2, TGF-β3.
  • 33. Sitokin • Sitokin pro inflammatory : menghancurkan mo yang menginfeksi. Contoh : tumor necrosis factor (TNF)-α, IFN, IL-1β, IL-3, IL-5, IL-6, IL-8 • Sitokin Anti–inflamasi : mengontrol respon sitokin proinflamasi. Contoh : IL-4, IL-10, IL-11, dan IL-13
  • 34. APLIKASI SITOKIN 1. Mengembalikan Defisiensi seluler disebabkan oleh khemoterapi atau radioterapi, dengan memberikan faktor pertumbuhan (misal G- atau GM-CSF). Pengobatan dengan faktor pertumbuhan hematopoitik ini, meningkatkan rekonstitusi alarm keadaan garis penurunan sel hematopoitik.
  • 35. 2. Pengobatan Imunodefisiensi dengan meningkatkan aktivasi sel T. Beberapa sitokin telah digunakan contoh : IL-2, IFN-γ, dan TNF-α. 3. Pengobatan Kanker Menggunakan sel LAK (lymphokine- activated killer). Dengan cara kultur, sel NK atau sel T sitotoksik dengan penambahan konsentrasi tinggi IL-2, menurunkan sel efektor dengan aktivitas anti-tumor yang potensial.
  • 36. 4. Pengobatan Alergi • sel Th2, dan khususnya peran sitokin spesifik yang diproduksinya (IL-4, IL-13) dalam produksi IgE
  • 37. • REFERENSI : 1.Clinical Immunology & serology. A laboratory Perspective. 3 Ed. Christine Dorresteyn Stevens. 2010

Editor's Notes

  1. Sistem pelengkap memperbaharui antigen untuk fagositosis dan dapat mempromosikan lisis langsung pada beberapa bakteri Semua komponen C ada sebelumnya dalam bentuk tidak aktif dalam darah (kebanyakan dibuat di hati); C3 adalah yang paling melimpah Ketika komponen C dibelah, fragmen ‘b larger yang lebih besar labil secara kimiawi dan menjadi terikat secara kovalen ke permukaan yang berdekatan; fragmen ‘a smaller yang lebih kecil larut dan dapat berdifusi
  2. Jalur klasik:         - Komplemen diaktifkan oleh antigen –antibody complex (IgM atau IgG)         - Bagian Fc dari antibodi membentuk situs pengikatan untuk C1q         - Urutan numerik dari faktor komplemen dalam jalur klasik adalah:        C1q, r, s, C4, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9
  3. Tahap pengakuan:     - C1q bertindak sebagai elemen pengakuan     - Ini mengikat bagian Fc dari IgM atau IgG     - Molekul C1 yang diaktifkan dapat memecah banyak molekul C4 Tahap aktivasi:      Komponen komplemen C4, C2, C3, C5, C6, C7,       C8, C9 berpartisipasi dalam urutan itu Tahap serangan membran:     Komponen pelengkap C5, C6, C7, C8, C9 berpartisipasi di mana kerusakan membran sel dan lisis sel terjadi
  4. Jalur ini diprakarsai oleh:    * Endotoksin bakteri, kapsul polisakarida, agregat IgE dan properdin    * Dimulai dari C3 lalu C5, C6, C7, C8, C9    * Komponen pelengkap. C1, C4, C2 dilewati
  5. Efek menguntungkan:    1) Sitolisis:         - protein komplemen yang diaktifkan terpolimerisasi pada sel           - permukaan bakteri atau eritrosit untuk membentuk pori-pori di membrannya (terbunuh oleh lisis osmotik) 2). Opsonisasi:         - Pengikatan protein komplemen opsonin (C3b) ke permukaan organisme atau partikel asing         - Sel fagositik mengekspresikan reseptor spesifik untuk opsonin, jadi promosikan fagositosis
  6. ) Respons peradangan:       Fragmen kecil yang dilepaskan selama aktivasi komplemen memiliki beberapa aksi inflamasi:        a) C5a bersifat kemotaktik dan menarik neutrofil dan             makrofag b) C5a mengaktifkan fagosit dan neutrofil C) C3, C4 dan C5 adalah anafilatoksin            Menyebabkan degranulasi sel mast dan pelepasan            histamin dan mediator inflamasi lainnya
  7. 4. -Peningkatan produksi antibodi:     - Mengikat C3b ke reseptornya pada sel B teraktivasi (CR2) sangat meningkatkan produksi antibodi - Pasien yang kekurangan C3b menghasilkan banyak antibodi les dibandingkan individu normal dan lebih rentan terhadap infeksi piogenik.