Dokumen tersebut merupakan agenda pembelajaran tentang peningkatan mutu pelayanan publik melalui inovasi. Terdiri dari tujuh agenda pembelajaran yang mencakup bela negara, nilai-nilai PNS, peran PNS, habituasi, dan evaluasi. Agenda tersebut dilaksanakan menggunakan berbagai metode seperti ceramah, diskusi, studi kasus, dan presentasi.
Komitmen mutu. Pelayanan publik Mengaktualisasikan tindakan yang menghargai efektivitas, efesiensi, inovatif, dan kinerja yang berorientasi mutu, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
Menjelaskan
tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
Memberikan contoh
memberikan contoh sikap perilaku kinerja kreatif dan inovatif yang berorientasi mutu dan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
Menganalisis Kasus Nilai Komitmen Mutu
Komitmen Mutu Prajabatan Pola Baru gol III & IIWibowo Anane
Salah satu Mata Diklat di Prajabatan Pola baru Gol III & II ini menjadi sangat menarik untuk dipelajari oleh peserta, mengingat perihal yang berkaitan dengan mutu adalah nafas kebutuhan manusia untuk lebih maju lagi.
Komitmen mutu prajabatan gol III 2015 Wibowo Anane
Komitmen Mutu Mata diklat yang harus dipahami dan dihayati oleh peserta Prajabatan Gol III Pola baru yang dilaksankan tahun 2015. Silahkan di download untuk dipelajari bagi peserta dan diajarkan bagi Widyaiswara.
Komitmen mutu. Pelayanan publik Mengaktualisasikan tindakan yang menghargai efektivitas, efesiensi, inovatif, dan kinerja yang berorientasi mutu, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
Menjelaskan
tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
Memberikan contoh
memberikan contoh sikap perilaku kinerja kreatif dan inovatif yang berorientasi mutu dan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
Menganalisis Kasus Nilai Komitmen Mutu
Komitmen Mutu Prajabatan Pola Baru gol III & IIWibowo Anane
Salah satu Mata Diklat di Prajabatan Pola baru Gol III & II ini menjadi sangat menarik untuk dipelajari oleh peserta, mengingat perihal yang berkaitan dengan mutu adalah nafas kebutuhan manusia untuk lebih maju lagi.
Komitmen mutu prajabatan gol III 2015 Wibowo Anane
Komitmen Mutu Mata diklat yang harus dipahami dan dihayati oleh peserta Prajabatan Gol III Pola baru yang dilaksankan tahun 2015. Silahkan di download untuk dipelajari bagi peserta dan diajarkan bagi Widyaiswara.
berfikir kreatif dalam pelayanan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas BBPK CilotoLuqmanSuyanto
Selamat Datang di Materi Berpikir Kreatif dalam Pelayanan..
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu berpikir kreatif dan menghasilkan rancangan strategi inovasi pelayanan publik pada unit organisasi instansinya.
"Embrio Membangun Sistem Inovasi Pemerintah Daerah"
Disampaikan pada FGD “Inovasi Pelayanan Publik Menjamin Terwujudnya Pelayanan Prima”
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI
JAKARTA. 2 AGUSTUS 2016
Oleh: Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara
LAN-RI Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://inovasi.lan.go.id
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM INOVASI PELAYANAN PUBLIK: Sebuah Aktualisasi Revolus...Tri Widodo W. UTOMO
Disampaikan pada “Pelatihan Revolusi Mental Membangun Karakter Kepemimpinan yang Melayani Masyarakat”, diselenggarakan oleh Pusdiklat Teknis Fungsional LAN-RI,
Jakarta, 30 September 2015
Disampaikan untuk Rapat Koordinasi dengan Tema “Penyamaan Persepsi dan Pelaksanaan Inovasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah”
Balitbangda Provinsi Sumatera Barat, 17 Mei 2017
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
http://inovasi.lan.go.id
Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dalam menyusun kegiatan organisasi melalui pembelajaran konsepsi, prinsip dan strategi berpikir kreatif dan inovatif terkait dengan program organisasi. Mata Dikiat mi disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, diskusi, dan praktik. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya menginovasi kegiatan organisasi.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu mewujudkan pelayanan yang berkepemimpinan berorientasi pelayanan yang optimal dalam menjalankan tugas dan fungsi jabatannya dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai pemimpin jenjang pengawas sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal.
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...Dr. Zar Rdj
1. Indikator kualitas laporan hasil audit pada variabel efektivitas kerja memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan karena auditor dalam melaksanakan audit kurang memahami bisnis proses yang ada pada auditan sehingga tingkat responsifitas auditor dalam membaca kebutuhan auditan kurang maksimal, dimana auditor lebih fokus kepada aspek kepatuhan saja. Maka disarankan agar auditor dapat mengeskplorasi lebih secara holistik proses bisnis yang dimiliki auditan serta perlu didukungnya peran lebih dari manajemen terhadap auditor untuk dapat terlibat dalam berbagai rangkaian proses bisnis auditan, sehingga auditor dapat memberikan informasi secara oversight, insight dan foresight.
2. Indikator sikap bijaksana & tanggung jawab pada variabel integritas memiliki nilai terendah 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena banyaknya pertimbangan yang dimiliki auditor dalam mengungkap permasalahan secara seksama dan kurangnya tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang diberikan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki sumber yang cukup sebelum menentukan keputusan serta diperlukannya dukungan dari manajemen atas sikap independen auditor dalam menjalankan tugas.
3. Indikator keahlian khusus pada variabel kompetensi memiliki nilai terendah di 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena kepemilikan auditor terhadap kampuan atau keterampilan yang dimiliki secara pribadi atau spesifik masih berlum merata sebaranya di masing-masing tim audit. Maka disarankan agar auditor secara inisiatif memiliki keahlian khusus yang biasanya dibutuhkan dalam penugasan serta perlu dilakukannya training needs analysis oleh manajemen, sehingga pembangunan kompetensi auditor sejalan dengan kebutuhan yang diperlukan.
4. Indikator perhatian terhadap bawahan pada variabel leadership memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan dimana perhatian terhadap penyelesaian tugas, tingkat kesejahteraan, bagaimana pola mendiskusikan masalah dan tanggapan atas keluhan yang dirasakan auditor masih belum memadai. Maka disarankan perlunya peran dan keterlibatan nyata dari manajemen terhadap auditor dalam penyelesaian tugas, peningkatan kesejahteraan dan penjaminan karir atas sikap indenpensi yang dilakukan dalam menerima tugas.
5. Indikator idea exploration pada variabel perilaku kerja inovatif memiliki nilai terendah di 2.05 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan dimana auditor belum maksimal dalam memberikan informasi foresight atas sebuah kesempatan atau masalah yang akan dihadapi auditan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki inovasi lebih atau alternatif lain dalam mencari cara mengembangkan output yang berkaitan dengan kinerjanya.
berfikir kreatif dalam pelayanan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas BBPK CilotoLuqmanSuyanto
Selamat Datang di Materi Berpikir Kreatif dalam Pelayanan..
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu berpikir kreatif dan menghasilkan rancangan strategi inovasi pelayanan publik pada unit organisasi instansinya.
"Embrio Membangun Sistem Inovasi Pemerintah Daerah"
Disampaikan pada FGD “Inovasi Pelayanan Publik Menjamin Terwujudnya Pelayanan Prima”
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI
JAKARTA. 2 AGUSTUS 2016
Oleh: Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara
LAN-RI Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://inovasi.lan.go.id
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM INOVASI PELAYANAN PUBLIK: Sebuah Aktualisasi Revolus...Tri Widodo W. UTOMO
Disampaikan pada “Pelatihan Revolusi Mental Membangun Karakter Kepemimpinan yang Melayani Masyarakat”, diselenggarakan oleh Pusdiklat Teknis Fungsional LAN-RI,
Jakarta, 30 September 2015
Disampaikan untuk Rapat Koordinasi dengan Tema “Penyamaan Persepsi dan Pelaksanaan Inovasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah”
Balitbangda Provinsi Sumatera Barat, 17 Mei 2017
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
http://inovasi.lan.go.id
Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dalam menyusun kegiatan organisasi melalui pembelajaran konsepsi, prinsip dan strategi berpikir kreatif dan inovatif terkait dengan program organisasi. Mata Dikiat mi disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, diskusi, dan praktik. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya menginovasi kegiatan organisasi.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu mewujudkan pelayanan yang berkepemimpinan berorientasi pelayanan yang optimal dalam menjalankan tugas dan fungsi jabatannya dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai pemimpin jenjang pengawas sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal.
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...Dr. Zar Rdj
1. Indikator kualitas laporan hasil audit pada variabel efektivitas kerja memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan karena auditor dalam melaksanakan audit kurang memahami bisnis proses yang ada pada auditan sehingga tingkat responsifitas auditor dalam membaca kebutuhan auditan kurang maksimal, dimana auditor lebih fokus kepada aspek kepatuhan saja. Maka disarankan agar auditor dapat mengeskplorasi lebih secara holistik proses bisnis yang dimiliki auditan serta perlu didukungnya peran lebih dari manajemen terhadap auditor untuk dapat terlibat dalam berbagai rangkaian proses bisnis auditan, sehingga auditor dapat memberikan informasi secara oversight, insight dan foresight.
2. Indikator sikap bijaksana & tanggung jawab pada variabel integritas memiliki nilai terendah 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena banyaknya pertimbangan yang dimiliki auditor dalam mengungkap permasalahan secara seksama dan kurangnya tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang diberikan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki sumber yang cukup sebelum menentukan keputusan serta diperlukannya dukungan dari manajemen atas sikap independen auditor dalam menjalankan tugas.
3. Indikator keahlian khusus pada variabel kompetensi memiliki nilai terendah di 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena kepemilikan auditor terhadap kampuan atau keterampilan yang dimiliki secara pribadi atau spesifik masih berlum merata sebaranya di masing-masing tim audit. Maka disarankan agar auditor secara inisiatif memiliki keahlian khusus yang biasanya dibutuhkan dalam penugasan serta perlu dilakukannya training needs analysis oleh manajemen, sehingga pembangunan kompetensi auditor sejalan dengan kebutuhan yang diperlukan.
4. Indikator perhatian terhadap bawahan pada variabel leadership memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan dimana perhatian terhadap penyelesaian tugas, tingkat kesejahteraan, bagaimana pola mendiskusikan masalah dan tanggapan atas keluhan yang dirasakan auditor masih belum memadai. Maka disarankan perlunya peran dan keterlibatan nyata dari manajemen terhadap auditor dalam penyelesaian tugas, peningkatan kesejahteraan dan penjaminan karir atas sikap indenpensi yang dilakukan dalam menerima tugas.
5. Indikator idea exploration pada variabel perilaku kerja inovatif memiliki nilai terendah di 2.05 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan dimana auditor belum maksimal dalam memberikan informasi foresight atas sebuah kesempatan atau masalah yang akan dihadapi auditan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki inovasi lebih atau alternatif lain dalam mencari cara mengembangkan output yang berkaitan dengan kinerjanya.
KONSEP PELAYANAN (KUALITAS PELAYANAN - KELOMPOK 6).pdfEddisPutri
ARTIKEL MENGENAI KONSEP PELAYANAN
(CREATED BY GRUP 6 )
DOSEN PENGAMPU: DEIVY ZULYANTI NASUTION, M.Par
(S1- PAR REG A - SEMESTER 2 (INSTITUT PARIWISATA TRISAKTI))
2. TAHAPAN PEMBELAJARAN
1
Agenda I : BELA NEGARA
(4 hari)
1. Wasbang & Nilai BN
2. Analisis Linstra
Kesiapsiagaan BN
Agenda II : Nilai-nilai
Dasar PNS (ANEKA)
2 3
Studi Lapangan
Agenda III : Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI
4
Studi Lapangan
5
Agenda IV : Habituasi
6
Evaluasi Akhir
7
1. Komitmen Mutu
PNS profesinal
yang berkarakter
sebagai pelayan
masyarakat
5. Konsep
Efektivitas dan
Efisiensi
BAB II
Efisien =
Hemat Biaya
Efektif =
Tepat Waktu
Efektivitas:
Organisasi memberikan barang/jasa
yang dihargai oleh pelanggan.
(Kuantitas maupun kualitas)
Efisiensi:
Jumlah sumber daya yang digunakan
untuk menghasilkan barang/jasa.
(waktu, biaya, tenaga & pemikiran)
18. Konsep Dasar dan
Pengertian Mutu
BAB II
“Mengacu pada
KEPUASAN
PELANGGAN”
mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/ jasa yang
diberikan kepada pelanggan
21. Manajemen Mutu
BAB III
NILAI-NILAI DASAR
ORIENTASI MUTU
manajemen mutu harus
dilaksanakan secara
terintegrasi, dengan
melibatkan seluruh
komponen organisasi
22. Nilai-Nilai Dasar
Orientasi Mutu
BAB III
Karakteristik Nilai Dasar Orientasi Mutu
1. komitmen bagi kepuasan masyarakat.
3. menyentuh hati, tanpa cacat, tanpa
kesalahan,
4. memberi perlindungan kepada publik
5.pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan
6. upaya perbaikan secara berkelanjutan
2. pemberian layanan yang cepat, tepat,
dan dengan senyuman ramah
23. Implementasi Mutu
Dalam Layanan
Publik
BAB III
NILAI-NILAI DASAR
ORIENTASI MUTU
Standar pelayanan pelanggan:
Ganti rugi pelanggan
(customer redress)
Jaminan mutu:
Audit mutu:
Penanganan Keluhan Pelanggan
Ombudsman
25. Pendekatan Inovatif
Dalam
Penyelenggaraan
Pemerintahan
BAB IV
PENDEKATAN IN
DALAM
PENYELENGGA
PEMERINTAH
Inovasi produk Inovasi proses Inovasi paradigma
(1) Ambisi Pimpinan;
(2) Keterbukaan terhadap pembaharuan;
(3) Pemberdayaan pegawai dan stakeholder;
(4) Ruang untuk berpikir kreatif;
(5) Penggunaan informasi secara efektif.
29. Rasionalitas yang dibangun
atas dasar ekonomi pasar
Rasionalitas resmi dari negara
Untuk memaksimalkan keuntungan
dan memperkuat posisi dalam pasar
Implementasi kebijakan bagi peningkatan
kesejahteraan dan demokrasi
Nilai pemegang saham
Diatur oleh pasar
Mekanisme pasar melalui
pembelian produk
Tumbuh dan bertahan hidup dalam
pasar
Keterbatasan pengetahuan akan
kondisi pasar
Kepentingan publik
Hambatan organisasi dan budaya.
Untuk menemukan solusi bagi kondisi
saat ini dan permasalahan baru
Sebagai pelanggang & juga hubungan
ketergantungan sebagai client.
Diatur oleh masyarakat
PERBEDAAN SEKTOR PUBLIK DAN SWASTA
Sektor Swasta Sektor Publik
Rasionalitas
Tujuan
Nilai
Isu terkait
Pengaturan
Hubungan Dengan
Pengguna
Motivas untuk
berinovasi
Hambatan inovasi
33. Best Practices
Inovasi Dalam
Pelayanan
MEMBANGUN
KOMITMEN
MUTU MELALUI
INOVASI
Pelayanan publik
itu telah
memberikan nilai
tambah kepada
masyarakat
maupun
pemangku lainnya
Peran PNS
Dalam
Membangun
Inovasi
Pelayanan
(1) senantiasa merasa butuh
untuk terus
mengembangkan
kemampuan;
(2) bersifat dinamis dan
berpikir kritis terhadap
situasi yang berkembang;
(3) selalu menjadikan
keterbatasan sebagai
sarana untuk melakukan
kreativitas dan inovasi.