Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...ssuser8d0437
tb adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis (Mtb)( gram +, tahan asam, pewarnaan ZN/BTA bakteri tahan asam, aerob suka oksigen di apeks
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...ssuser8d0437
tb adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis (Mtb)( gram +, tahan asam, pewarnaan ZN/BTA bakteri tahan asam, aerob suka oksigen di apeks
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. pendahuluan
Tuberkulosis merupakan 40% infeksi oportunistik
pada ODHA (Orang Dengan HIV AIDS)
Sekitar 40 % - 50 % kematian ODHA akibat
tuberculosis
Tuberkulosis pada ODHA terutama TB ekstra paru
dan hasil pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam)
negative sehingga tidak terdeteksi dini dan
terlambat pengobatan TB (OAT)
3. Tujuan kolaborasi TB HIV
• Kolaborasi program TB dan HIV/AIDS
• Menurunkan beban TB pada ODHA
• Menurunkan beban HIV pada pasien TB
4. Kegiatan kolaborasi TB HIV
Membentuk kelompok kerja TB HIV di semua
lini (strata kesehatan tk pratama ataupun
rujukan lanjut)
Melaksanakan survailance HIV pada pasien TB
Melaksanakan perencanaan, monitoring dan
evaluasi bersama TB-HIV
Intensif temuan kasus TB pada klinik KTS
(Klinik Tes sukarela/VCT)
Menyediakan konseling dan tes hiv di klinik
DOTS
Pencegahan HIV dan IMS
PPK dan infeksi oportunistik lain serta PDP ARV
untuk HIV AIDS
5. Skala prioritas pelaksanaan kolaborasi
TB HIV
Tingkat epidemi HIV AIDS
Meluas (generalized) prevalensi HIV ≥ 1% di
populasi umum atau ibu hamil
Terkonsentrasi (concentrated) prevalensi HIV <
1 % di populasi umum atau ibu hamil dan
prevalensi HIV secara konsisten > 5% pada sub
populasi tertentu ( Kebumen – jawa tengah)
Rendah (low) prevalensi HIV dalam sub
populasi tertentu ≤ 5 %
6. Tempat pelaksanaan kolaborasi TB HIV
di wilayah epidemic terkonsentrasi
Semua sarana kesehatan dengan klinik VCT
atau KTS (Klinik Tes Sukarela
Rumah sakit dengan klinik DOTS
Puskesmas dengan masalah TB besar, memiliki
komitmen kolaborasi TB HIV serta ada klinik
KTS
unit pelayanan kesehatan pada Rutan/Lapas
serta panti rehabilitasi penggunaan napza
suntik
7. 10 % Infeksi TB laten bukan ODHA jadi sakit TB
60 % infeksi TB laten ODHA jadi sakit TB
Droplet
Mengandung
Kuman TB
Kuman hidup
terhirup
Infeksi TB
Imunitas baik
Infeksi TB laten
Sakit TB
TB Pulmo
Imunitas
buruk akibat
• HIV
• Keganasan
• CRF
• DM
• Gizi buruk
Tb ekstra
pulmo
9. Penegakan diagnosis TB paru
Gejala
• Batuk 2- 3 minggu
• Dahak bercampur darah atau batuk darah
• Keringat malam hari tanpa aktivitas
• Demam dan malaise (lemas, pusing, badan terasa sakit pegal)
• Berat badan menurun cepat
• Sesak nafas dan nyeri dada
Tanda
• Suara tambahan paru berupa rales, suara bronkial, suara amforik,
wheezing
• Perkusi redup pada seluruh hemitorak maupun lokasi tertentu
• Retraksi dada atau kerja otot bantu nafas
Pemeriksaan penunjang
• Sputum SPS (sewaktu pagi sewaktu)
• Biakan sputum
• X foto dada
10. TB pulmo BTA (+)
Bila memenuhi salah satu unsur dibawah ini
• 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasil BTA (+)
• 1 spesimen dahak BTA (+) dan biakan kuman
TB (+) (Butuh waktu 6 – 8 minggu)
• 1 spesimen dahak BTA (+) dan x foto
diintepretasikan gambaran TB
• 1 atau lebih spesimen pemeriksaan dahak SPS
ulangan BTA (+) setelah sebelumnya hasil BTA
(-) dan diberikan pengobatan pneumonia
unspesifik dengan antibiotic non OAT tidak ada
perbaikan
11. TB Pulmo BTA (-)
Harus memiliki syarat
• Hasil ketiga spesimen dahak SPS BTA (-)
• X foto diintepretasikan gambaran tuberculosis
• Dan dengan pengobatan antibiotic non spesifik
OAT tidak ada perbaikan
• Ketiga kategori diatas merupakan satu rangkaian
yang tidak terpisahkan
12. Penegakan TB pulmo pada ODHA
Skrining TB pada ODHA yang berkunjung ke
KTS/VCT
Rujukan internal ke klinik DOTS
Dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter
spesimen dahak SPS dan biakan dahak
Pemeriksaan x foto dada
Pemeriksaan histopatologi atau bekteriologi pada
jaringan tubuh yang terkena (kasus TB
ekstrapulmo)
13. Rekomendasi WHO penegakan diagnose TB
pada ODHA
TB pulmo BTA (+)
Satu sediaan dahak BTA (+) dengan tes HIV (+) serta
tanda klinis HIV yang jelas
TB pulmo BTA (-)
Sediaan dahak BTA (-) dan gambaran radiologis
mendukung TB dan tes HIV (+)
BTA (-) dengan hasil kultur (+)
TB ekstraparu (pemeriksaan histopatologi dan
bakteriologi pada jaringan yang terkena selain
parenkim paru terdapat kuman TB atau gambaran TB
organ)
14. Tipe pasien TB
Kasus baru
Kasus kambuh
Kasus pengobatan ulang setelah putus obat
Kasus pengobatan ulang setelah gagal terapi
Kasus pindahan
15. Panduan OAT kategori I
Pasien baru TB pulmo BTA (+)
Pasien baru TB pulmo BTA (-) foto torax (+)
Pasien baru TB ektra pulmo
Panduan terapi OAT
Tahap awal (fase intensife)
• Terdiri atas 4 hingga 5 macam obat diberikan setiap hari selama
2 atau 3 bulan
Tahap lanjutan
• Terdiri atas 2 hingga 3 macam obat diberikan 3 kali
seminggu selama 4 hingga 5 bulan (membunuh kuman
dorman)
16. Panduan OAT kategori II
Diberikan pada pasien BTA (+) yng telah diobati
sebelumnya tetapi
1. Pasien kambuh
2. Pasien putus obat
3. Pasien gagal terapi
Panduan terapi OAT kategori II :
2 (RHZE)S/RHZE/4(RH)3E3
17. Fixed dose combination (FDC) atau kombinasi dosis tetap
(KDT)
Tablet 4 KTD berisi H 75 mg R=150mg Z=400mg
E=275mg
Tablet 2 KTD berisi H=150 mg R=150mg
Berat badan Tahap intensif selama 2 bulan
( 8minggu x 7 hari)
RHZE
Tahap lanjutan selama 4 bulan ( 3 x
seminggu x 16 mingu) RH
30-37 kg 2 tablet 4 KTD 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4KTD 3 tablet 2 KTD
55-70 kg 4 tablet 4 KTD 4 tablet 2 KTD
>71 kg 5 tablet 4 KTD 5 tablet 2 KTD
18. Pemeriksaan diagnosis HIV
Pasal 24
Ayat 7 “pada wilayah epidemi terkonsentrasi dan
epidemi rendah, TIPK dilakukan pada semua orang
dewasa, remaja, dan anak yang memperlihatkan
tanda dan gejala yang mengindikasikan infeksi
HIV,termasuk tuberkulosis, serta anak dengan
riwayat terpapar HIV pada masa perinatal , pada
pemerkosaan dan kekerasan seksual yang lain.
19. Pasal 24
Ayat 8 “TIPK sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
terutama diselenggarakan pada
a. Pelayanan IMS
b. Pelayanan kesehatan bagi populasi kunci/orang
yang berperilaku risiko tinggi
c. Fasilitas pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan pemeriksaan ibu hamil, persalinan
dan nifas
d. Pelayanan tuberkulosis
21. Pengobatan ARV
Pasal 32
Ayat 1 “pengobatan HIV bertujuan untuk
mengurangi risiko penularan HIV, menghambat
perburukan infeksi oportunistik dan meningkatkan
kualitas hidup pengidap HIV”
Ayat 2 “ pengobatan HIV sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus dilakukan bersamaan dengan
penapisan dan terapi infeksi
oportunistik,pemberian kondom dan konseling
Ayat 3 “ pengobatan AIDS bertujuan untuk
menurunkan sampai tidak terdeteksi jumlah virus
HIV dalam darah dengan menggunakan kombinasi
ARV
22. Pengobatan ARV
Pasal 34
Ayat 2 “pengobatan ARV sebagaimana dimaksud
harus diindikasikan bagi
a. Penderita HIV yang telah menunjukkan
stadium klinis 3 atau 4 atau jumlah sel
limfosit T CD4 kurang atau sama dengan 350
b. Ibu hamil dengan HIV
c. Penderita HIV dengan tuberkulosis
23. Strategy use of ART
Penawaran tes
hiv
ART tanpa
hitung CD4
Tingkatkan
retensi ART
Ibu hamil
Pasien IMS
Pasangan
ODHA
Pasien TB
Pasien
hepatitis B & C
Populasi kunci
Anak gizbur
Ibu hamil HIV
HIV stadium 3
dan 4
Co infeksi TB
HIV
Coinfeksi
hepatitis B HIV
Pasangan
ODHA dengan
tes HIV (+)
Obat dengan
kombinasi
dosis tetap
PMO
(pengawas
minum obat)
24. Stadium klinis 3 HIV
Berat badan turun >10 kg
Kandidiasis mulut
Diare kronis kadang intermiten
Demam tanpa sebab yang jelas kadang intermiten
Pneumonia spesifik TB atau non spesifik
Anaemia
Lekosit < 500
trombositopenia